Top Banner
PENERAPAN PSAK No.1 dan PSAK No.2 pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Oleh : Rian Tri Widianto 2012410945 D3 Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2013
33

Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Dec 12, 2015

Download

Documents

asea
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

PENERAPAN PSAK No.1 dan PSAK No.2 pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.

Oleh :

Rian Tri Widianto

2012410945

D3 Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2013

Page 2: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... I

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... II

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 1 1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3

2.1. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................................................... 3 2.2. PSAK 1 (REVISI 2009) ........................................................................................................ 5 2.3. PSAK 2 (REVISI 2009) ........................................................................................................ 6

BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................................... 10

3.1. PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................................................... 10 3.1.1. Sekilas Tentang PT. Adhi Karya (Persero) Tbk ....................................................... 10 3.1.2. Visi dan Misi ............................................................................................................ 11

3.2. PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 12 3.2.1. Waktu Penerapan PSAK No.1 & No.2 revisi 2009 Pada PT. Adhi Karya

(Persero) Tbk ............................................................................................................ 12

3.2.2. Perbedaan Saat Sebelum dan Sesudah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

Menerapkan PSAK No.1 & No.2 (revisi 2009) Tentang Laporan Keuangan .......... 13

3.2.2.1. Perbedaan Secara Umum PSAK No.1 (revisi 2009) dengan PSAK No.1

(revisi 1998) ........................................................................................................... 13 3.2.2.2. Laporan Posisi Keuangan ....................................................................................... 17 3.2.2.3. Laporan Laba Rugi Komprehensif ......................................................................... 19 3.2.2.4. Laporan Perubahan Ekuitas .................................................................................... 21 3.2.2.5. Laporan Arus Kas .................................................................................................. 22 3.2.2.6. Catatan Atas Laporan Keuangan ............................................................................ 23

3.2.3. Penjelasan Mengenai Perubahan PSAK No.1 & No.2 (revisi 2009) Pada PT.

Adhi Karya (Persero) Tbk ........................................................................................ 24 3.2.3.1. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan ............................................... 24 3.2.3.2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ................................................. 26 3.2.3.3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) ................................................. 26 3.2.3.4. Pencabutan Standar Akuntansi ............................................................................... 27

BAB 4 KESIMPULAN ............................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... III

Page 3: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Thn 2011 dan 2009 ...... 19 Gambar 1.2 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Thn 2011 dan 2009 .................. 21 Gambar 1.3 : Laporan Perubahan Ekuitas Thn 2011 dan 2009 ............................. 22 Gambar 1.4 : Laporan Perubahan Arus Kas Thn 2011 dan 2009 .......................... 23 Gambar 1.5 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun 2011 ............................... 25

Page 4: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak tahun 1994 hingga sekarang, buku Standar Akuntansi (SAK) terus

mengalami penyempurnaan baik penambahan maupun pembaharuan yang direvisi

hingga sedemikian rupa dalam penentuan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak

6 kali, pada tahun 2006 dalam kongres IAI ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS

akan di selesaikan. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Dalam IFRS

adanya perubahan dalam istilah yaitu neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan,

Laporan Laba Rugi menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan tambahan Laporan

Posisi Keuangan Awal.

Secara umum, laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar

maupun yang berskala kecil untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha

perusahaan ke depan (going concern). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari

proses pencatatan, penggabungan, pengikhtisaran semua transaksi yang di lakukan oleh

perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa

penting yang terjadi di dalam perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi

tentang posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar,

transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya

ataupun antar perusahaan sejenis. Adanya kenyataan bahwa Laporan Keuangan yang

disusun oleh perusahaan tidak sepenuhnya berdasarkan standar dan prinsip akuntansi

yang berlaku, tetapi Laporan keuangan pada perusahaan hanya mengacu kepada standar

dan prinsip akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangannya. Begitu juga sebaliknya

jika Laporan Keuangan yang disusun tidak berdasarkan standar dan prinsip yang berlaku

maka akan dipertanyakan tingkat keandalan dan relevansinya serta akan menyesatkan

penggunanya.

Page 5: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 2

Era globalisasi dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya

perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan sehingga mendorong perusahaan

untuk lebih efisien dan selektif dalam beroperasi sehingga tujuan perusahaan dalam

mencapai laba yang tinggi dalam jangka panjang bisa terwujud. Perusahaan sebagai

organisasi profit oriented untuk selalu meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya

sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai. Sebagai pihak manajemen dituntut

untuk mengantisipasi kondisi seperti ini dengan selalu mengintrospeksi kondisi

perusahaan terutama dari segi financialnya, karena hal tersebut memegang kunci hidup

matinya perusahaan.1

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang konstruksi dan bangunan sebagai peranan penting dalam menunjang

pembangunan infrastruktur di Indonesia dan sebagai bentuk semakin berkembangnya

perekonomian bangsa kita. Tujuan utama pengembangan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

adalah menggalakkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu stimulus bagi

pemulihan perekonomian bangsa.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk membuat paper ekonomi dan

menuangkan hasilnya yang berjudul “Penerapan PSAK 1 & 2 Pada PT. Adhi Karya

(persero) Tbk”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan

masalah yaitu :

1. Kapan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk menerapkan PSAK No.1 & No.2 ?

2. Apakah perbedaan saat sebelum dan sesudah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

menerapkan PSAK No.1 & No.2 (Laporan Keuangan) ?

3. Bagaimana PT. Adhi Karya (Persero) Tbk menjelaskan perubahan PSAK No.1

& No.2 tersebut ?

1 Jurnal Penerapan PSAK No.1 & 2 oleh Titin Sukma Tanjung, Yosi Yulia, SE, MM, Ak , Dessy Haryani, SE, MM,Ak

Page 6: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Rizki Rezwan, dalam postingan Blog-nya mengemukakan PSAK adalah standar

yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai

pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. 2

Penelitian yang dilakukan oleh Titin Sukma Tanjung, Yosi Yulia, SE, MM,

Ak, dan Dessy Haryani, SE, MM yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK NO. 1

Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. PLN (Persero) Area

Padang“ menyimpulkan bahwa Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang

telah disajikan sesuai dengan ukuran-ukuran yang normatif untuk mewujudkan

transparansi dan akuntabilitas kepada pihak-pihak yang terkait, meskipun ada perkiraan-

perkiraan akuntansi tertentu yang tidak sesuai dengan PSAK No. 1. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kualitatif dengan metode analisis

deskriptif yaitu analisa yang membandingkan dua segi yang berbeda antara teori dan

praktek perlu dipertemukan agar dapat diketahui perbedaannya, sejauh apa perbedaan

tersebut, apakah bersifat prinsipil.

Pada penelitian Annisarah Imam (2013) dalam penelitiannya terhadap “Analisa

Survei Penerapan SAK IFRS Untuk PSAK 1 Dan 2 (Studi Empiris Perusahaan

Manufaktur Yang Di Listing BEI)” tersebut menggunakan metode purposive sampling

dengan menganalisa 60 perusahaan yang berbeda sebagai sampel. Dimana hasil

penelitiannya adalah hasil survei perusahaan yang sudah mengadopsi PSAK konvergen

IFRS revisi terbaru dan penjelasan bagaimana perbedaan dalam hal istilah, komponen

laporan keuangan, pengukuran serta penyajian dan pengungkapan PSAK 1 dan 2 revisi

2009 dalam perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

2 http://rezwan-rizki.blogspot.com

Page 7: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 4

tahun 2011. Dan telah diterangkan pula bahwa masih ada beberapa perusahaan yang

sudah menerapkan PSAK konvergen IFRS revisi terbaru dan masih ada pula sebagian

perusahaan yang masih belum mengadopsi PSAK konvergen IFRS revisi terbaru

dikarenakan ada suatu hal yang berdampak langsung terhadap jalannya suatu perusahaan

tersebut sesuai dengan catatan atas laporan keuangan yang berada pada annual report

perusahaan masing-masing.

Ada beberapa standar akuntansi keuangan yang sudah konvergen terhadap IFRS

yakni PSAK 1 mengenai Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 2: Laporan Arus Kas.

PSAK 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan

keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan

mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan PSAK 1

adalah untuk memastikan informasi yang dapat diperbandingkan dengan menyajikan

laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan dengan menyajikan laporan keuangan

entitas lainnya.

PSAK 2 : Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi

tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas dengan kategori

(aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan) untuk suatu periode tertentu. Melalui

laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas

menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. (Ankarath, 2012). Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas terdiri paragraph 1-53.

PSAK 2 (revisi 2009) dilengkapi dengan lampiran yang bukan merupakan bagian dari

PSAK 2 (revisi 2009). Seluruh paragraph tersebut memiliki kekuatan mengatur yang

sama. PSAK 2 (revisi 2009) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan

Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan.3

3 Jurnal Analisis Survei Penerapan SAK IFRS untuk PSAK No.1 dan PSAK No.2 oleh Annisarah Imam

Page 8: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 5

2.2. PSAK 1 (revisi 2009)

Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,

catatan atas laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode. Laporan

keuangan bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk menjamin para pemakai

laporan keuangan bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan standar

akuntansi keuangan. Para pemakai laporan keuangan tersebut meliputi investor,

karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,

pemerintah dan masyarakat.

Tujuan PSAK No. 1 adalah untuk memastikan penyajian informasi yang dapat di

perbandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan

dengan menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun

berdasarkan atas kelangsungan hidup usaha, jika manajemen tidak bermaksud untuk

melikuidasi atau menghentikan perdagangan. Suatu entitas menyusun laporan

keuangannya, kecuali untuk informasi arus kas.

1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca

Laporan posisi keuangan atau neraca adalah suatu daftar yang menunjukan

posisi keuangan, yaitu komposisi dan jumlah asset, liabilitas, dan ekuitas dari

suatu entitas tertentu pada suatu tanggal tertentu. Entitas biasanya menyajikan

laporan posisi keuangan dengan memisahkan asset lancer dan liabilitas lancer

dari asset tidak lancer dan liabilitas tidak lancar.

2. Laporan Laba-Rugi Komprehensif

PSAK No. 1 memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yaitu laporan

yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan

perubahan pada jumlah ekuitas entitas yang bukan berasal dari transaksi dengan

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran modal atau

pembagian dividen laba rugi komprehensif tediri atas :

a. Laba Rugi.

b. Pendapatan Komprehensif Lain.

Page 9: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 6

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk suatu entitas usaha berbentuk badan hokum perseroan terbatas (PT), laba

yang ditahan dan tidak dibagikan sebagai dividen disajikan dalam neraca sebagai

bagian dari ekuitas.

4. Laporan Arus Kas

Infomasi kas dan setara kas serta arus penerimaan dan pengunaan dana kas dan

setara kas adalah informasi yang sangat penting dan penggunaan dana kas dan

setara kas adalah informasi yang sangat penting dan berguna untuk di laporkan

kepada pada pemangku kepentingan. Penyusunan arus kas dapat dilakukan

berdasarkan metode langsung maupun metode tidak langsung.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan

atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan

komprehensif, laporan laba rugi terpisah, laporan perubahan ekuitas dan laporan

arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau

rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan

informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuh criteria pengakuan dalam

laporan keuangan.4

2.3. PSAK 2 (revisi 2009)

a. Tujuan PSAK 2

Tujuan pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai

perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas

yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun

pendanaan (financing) selama satu periode.

4 Dwi Marthani. 2009. Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1. Blog Staff UI [online]. Softcopy Ikatan Akuntansi

Indonesia

Page 10: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 7

b. Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas harus

memastikan bahwa terdapat konsistensi di dalam klasifikasi arus kas. Klasifikasi

tersebut menurut aktivitas , membantu pengguna memahami dampak aktivitas tersebut

pada posisi keuangan dari entitas dan pada jumlah kas dan setara kas.

a) Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama

untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang

cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas,

membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber

pendanaan dari luar. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah penerimaan

kas dari penjualan barang dan pemberian jasa, penerimaan kas dari royalti,

pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, pemberian kas untuk

karyawan, pembayaran pajak penghasilan,dsb. Arus kas dari aktivitas operasi

dapat dilaporkan dengan metode langsung,dimana kelompok utama dari

penerimaan kas dan pembayaran kas kotor diungkapkan, atau dengan metode

tidak langsung, dimana laba atau rugi disesuaikan untuk dampak transaksi yang

bersifat non-kas, penerimaan atau pembayaran kas dari operasi masa depan yang

ditangguhkan.

b) Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari investasi perlu dilakukan

sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk

sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa

depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah pembayaran

kas untuk pembelian aset tetap, aset tidak berwujud, penerimaan kas dari

penjualan tanah , bangunan, peralatan, pembayaran kas untuk pembelian

instrumen utang, kas yang diterima dari penjualan instrumen utang , uang muka

Page 11: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 8

dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain, penerimaan kas dari pelunasan

uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.

c) Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting

dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan

oleh para penyedia modal entitas. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas

pendanaan adalah penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal

lainnya, pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham

entitas, penerimaan kas dari emisi obligasi, pelunasan pinjaman, pembayaran kas

oleh penyewa untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa

pembiayaan.

d) Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih

Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini

dapat disajikan menurut arus kas bersih yakni penerimaan dan pengeluaran kas

untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan

aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas dan penerimaan serta pengeluaran

kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar, dan dengan

jangka waktu singkat.

e) Arus Kas dalam Mata Uang Asing

Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing harus dibukukan dalam

mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang asing

tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang asing

pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan

berdasarkan nilai tukar antara antara mata uang fungsional dengan mata uang

asing pada tanggal transaksi arus kas.

f) Pengungkapan Bunga Dividen

Arus kas dari bunga dan deviden yang diterima dan dibayarkan, masing-masing

harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing harus diklasifikasikan secara

konsisten antar periode sebagai salah satu dari aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan. Bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang diterima oleh

lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena

Page 12: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 9

mempengaruhi laba atau rugi. Sebagai alternatif bunga yang dibayar dan bunga

serta deviden yang diterima dapat diklasifikasi masing-masing sebagai arus kas

pendanaaan dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber

daya keuangan atau sebagai hasil investasi.

g) Pengungkapan Pajak Penghasilan

Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan secara

terpisah dan diklasifikasi sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali jika

secara spesifik dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.

h) Pengungkapan kas dan setara kas

Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan

rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang

disajikan dalam laporan posisi keuangan. Manajemen harus mengungkapkan

jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang dimiliki oleh entitas yang

tidak tersedia untuk penggunaan oleh kelompok.

PSAK 2 tidak mempunyai dampak yang cukup signifikan dalam mempengaruhi

penyusunan laporan arus kas perusahaan. Dalam hal penyajian laporan arus kas entitas

sudah melaporkan arus kas selama periode satu tahun dan entitas sudah

mengklasifikasikan kegiatan pendanaannya ke dalam tiga aktivitas yakni aktivitas

operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Entitas juga melaporkan arus kas

dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode yakni metode langsung

hal ini terdapat dalam catatan laporan keuangan “ Laporan arus kas konsolidasian yang

disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan”.5

5 Dwi Marthani. 2009. Laporan Arus Kas PSAK 2. Blog Staff UI [online]. Softcopy Ikatan Akuntansi Indonesia

Page 13: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 10

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Profil Perusahaan

3.1.1. Sekilas Tentang PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

Kiprah ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan

Umum menetapkan Architecten-Ingenicure-en Annnemersbedrijf “Associatie

Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.), salah satu

perusahaan milik Belanda yang dinasionalisasi,menjadi PN Adhi

Karya.Nasionalisasi ini ditujukan untuk memacu pembangunan infrastruktur di

Indonesia.

Status ADHI berubah menjadi sebuah Perseroan Terbatas pada tanggal 1

Juni 1974 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman. ADHI

100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sampai pada akhir tahun 2003

saat Negara Republik Indonesia melalui Menteri Negara BUMN, selaku Kuasa

Pemegang Saham, melepas 49% kepemilikannya atas saham ADHI untuk

ditawarkan kepada masyarakat melalui Initial Public Offering (IPO). Keputusan

tersebut diikuti oleh pendaftaran saham ADHI di Bursa Efek Jakarta (sekarang

BEI) yang sekaligus menjadikan ADHI sebagai BUMN konstruksi pertama yang

terdaftar pada bursa.

Memantapkan Bidang Usaha

Mencermati kondisi eksternal termasuk kebutuhan dan keinginan

konsumen serta perkembangan kemampuan Perseroan dari waktu ke waktu,

maka setelah melalui kajian yang panjang, Perseroan menetapkan visi dan misi

barunya. Sejalan dengan itu ADHI menambah bidang usaha EPC yang

merupakan extended business dan bidang investasi sebagai expanded

businessnya. Namun demikian, jasa konstruksi tetap menjadi core business

ADHI. Dalam mengembangkan bisnisnya, ADHI selalu membatasi area

Page 14: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 11

pengembangannya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki.

Hal ini dilakukan agar komitmen untuk selalu memberikan kualitas pelayanan

terbaik dapat dipertahankan. Dalam kegiatan operasionalnya. ADHI didukung

oleh sembilan divisi yang tersebar di seluruh Indonesia dan Luar Negeri. Dimana

beberapa divisi diarahkan sebagai divisi spesialis, yaitu spesialis gedung,

spesialis infrastruktur dengan teknologi tinggi, dan spesialis EPC. ADHI

mengelompokkan proyek proyek Jasa Konstruksi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Proyek Infrastruktur

Terdiri dari proyek-proyek infrastruktur seperti jalan dan jembatan,

pengairan, pembangkit listrik, pelabuhan, dan lain-lain.

2. Proyek Bangunan

Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan gedung

bertingkat seperti hotel dan perkantoran; pembangunan fasilitas umum

seperti rumah sakit dan sekolah; bangunan komersial; perumahan;

kawasan industri dan manufaktur; pekerjaan mekanikal dan elektrikal

pada gedung dan industri, transmisi kelistrikan dan gardu induk,

otomatisasi bangunan, pembangkit listrik, tata udara dan tata suara, radio,

telekomunikasi, dan instrumentasi serta pemipaan.

3.1.2. Visi dan Misi

I. Visi

Menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi dan mitra pilihan dalam

bisnis jasa perekayasaan dan investasi infrastruktur di Indonesia dan beberapa

negara terpilih.

II. Misi

Membangun sebuah Great Infrastructure Enterprise dengan:

1. Menciptakan nilai yang berkesinambungan kepada pelanggan, karyawan,

pemegang saham, dan berbagai pihak lain yang berkepentingan.

Page 15: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 12

2. Memperkokoh kompetensi inti dalam jasa konstruksi, memperluas

kapabilitas dalam jasa perekayasaan, serta mengembangkan kapabilitas

dalam jasa investasi secara selektif.

3. Berkecimpung aktif dalam program-program Public-Private-Partnership

(PPP) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, menjalankan inisiatif-

inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka

pengembangan kemanusiaan.

Visi dan Misi tersebut disusun dengan pertimbangan bahwa pasar jasa

konstruksi masih mempunyai prospek yang bagus sehingga ADHI bertekad

untuk menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi. Bidang EPC ke depan akan

semakin berkembang demikian pula dengan bidang Investasi. Pemerintah telah

menerbitkan beberapa peraturan perundangan yang mendukung kerja sama

investasi (skema Public-Private-Partnership) di bidang infrastruktur, sehingga

tidak berlebihan jika ADHI menetapkan visinya menjadi mitra pilihan di bidang

EPC dan Investasi. ADHI menyadari bahwa untuk menjamin kelangsungan

usaha tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sehingga ADHI akan berperan

aktif dalam program CSR.

3.2. Pembahasan Rumusan Masalah

3.2.1. Waktu Penerapan PSAK No.1 & No.2 revisi 2009 Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

Perubahan atas standar akuntansi (laporan keuangan) diterapkan untuk

pertama kali untuk tahun buku yang dimulai adalah pada tanggal 1 Januari 2011. PT.

Adhi Karya (Persero) Tbk mulai menerapkan PSAK No.1 (revisi 2009) pada tahun

2011. Hal itu dapat diliat pada hasil gambar 1.1 sampai gambar 1.5 yang

menunjukkan adanya perbedaan yang sangat jelas antara tahun 2010 dengan tahun

2011. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk masih

menggunakan “Neraca Konsolidasian dan Laporan Laba Rugi Konsolidasian PSAK

No.1 (revisi 1998)” atau dengan kata lain masih belum menggunakan hasil revisi

2009.

Page 16: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 13

3.2.2. Perbedaan Saat Sebelum dan Sesudah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Menerapkan PSAK No.1 & No.2 (revisi 2009) Tentang Laporan Keuangan

3.2.2.1. Perbedaan Secara Umum PSAK No.1 (revisi 2009) dengan PSAK

No.1 (revisi 1998)

Sebagai bentuk implementasi dari konvergensi IFRS, Dewan Standar

Akuntansi Keuangan (DSAK) telah mensahkan PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang

Penyajian Laporan Keuangan pada tanggal 15 Desember 2009. PSAK No. 1 (revisi

2009): Penyajian Laporan Keuangan merupakan PSAK diadopsi seluruhnya dari

IAS 1: Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2009. PSAK No. 1 (revisi

2009) diterapkan oleh entitas untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau

setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK ini salah satunya menggantikan PSAK No. 1

(revisi 1998): Penyajian Laporan Keuangan. Terdapat beberapa perbedaan dalam

PSAK No. 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan. 6

Beberapa perbedaan adalah sebagai berikut: Pertama, terdapat perbedaan

beberapa istilah yang digunakan dalam PSAK No. 1 (revisi 2009): Penyajian

Laporan Keuangan. Beberapa istilah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Istilah “Kewajiban” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) dirubah menjadi “Liabilitas”

pada PSAK No.1 (Revisi 2009).

2. Istilah “Aktiva” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) dirubah menjadi “Aset” pada

PSAK No. 1 (Revisi 2009).

3. Istilah “Neraca” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) dirubah menjadi “Laporan

Posisi Keuangan” pada PSAK No. 1 (Revisi 2009).

4. Istilah “Hak Minoritas” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) dirubah menjadi

“Kepentingan Non Pengendali” pada PSAK No. 1 (Revisi 2009).

6 Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan

(softcopy edition). Jakarta.

Page 17: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 14

Selain adanya perubahan istilah, pada PSAK No. 1 (Revisi 2009) par. 07

juga dicantumkan beberapa istilah yang sebelumnya tidak diungkapkan dalam

PSAK No. 1 (Revisi 1998). Beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Catatan Atas Laporan Keuangan

2. Laba Atau Rugi

3. Laporan Keuangan Bertujuan Umum

4. Material

5. Pemilik

6. Pendapatan Komprehensif Lain

7. Penyesuaian Reklasifikasi

8. Standar Akuntansi Keuangan

9. Tidak Praktis

10. Total Laba Rugi Komprehansif

Kedua, perbedaan mencakup komponen laporan keuangan lengkap. Menurut

PSAK No. 1 (Revisi 2009) par. 10, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

4. Laporan arus kas selama periode;

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

informasi penjelasan lain; dan

6. Laporan posisi keuangan awal periode periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat

penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangannya.

Sementara komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK No. 1

(revisi 1998) mencakup:

1. Neraca

Page 18: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 15

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Perbedaan signifikan dari komponen laporan keuangan lengkap menurut

kedua PSAK adalah sebagai berikut:

1. PSAK No. 1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun laporan laba

rugi komprehensif, yang terdiri dari informasi laba rugi yang biasa dilaporkan

dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No. 1 (revisi 1998) ditambah

dengan informasi pendapatan komprehensif lain.

2. PSAK No. 1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun Laporan

Posisi Keuangan awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Sementara PSAK No. 1

(revisi 1998) tidak mensyaratkan laporan tersebut.

Ketiga, perbedaan mencakup informasi yang harus disajikan dalam laporan

keuangan. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009), par. 9, laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai entitas yang meliputi aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan

beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas. Sementara menurut

PSAK No. 1 (revisi 1998), par. 5, suatu laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai perusahaan yang meliputi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban,

serta arus kas.

Keempat, perbedaan dalam hal penyajian laporan laba rugi komprehensif.

Sebelumnya menurut PSAK No. 1 (revisi 1998), perusahaan hanya diwajibkan untuk

menyusun laporan laba rugi. Sementara menurut PSAK No. 1 (revisi 2009),

perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif. Untuk itu,

Page 19: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 16

perusahaan wajib mencantumkan komponen pendapatan komprehensif lain dalam

laporan laba rugi komprehensif yang disusunnya. Pendapatan komprehensif berarti

seluruh perubahan ekuitas pemilik perusahaan diluar dari transaksi kontribusi atau

distribusi dari dan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagaimana pemilik

perusahaan. Sebelum dikeluarkannya PSAK No. 1 (revisi 2009), informasi mengenai

pendapatan komprehensif lain disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Dengan

adanya perubahan ini, maka para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui

semua informasi yang berkaitan dengan perubahan ekuitas pemilik yang bukan

berasal dari kontribusi dan distribusi pemilik dalam laporan laba rugi komprehensif.

Komponen pendapatan komprehensif lain sebagaimana tercantum dalam PSAK No.

1 (revisi 2009) par. 07 mencakup:

a) Perubahan dalam surplus revaluasi (PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan

PSAK 19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)

b) Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui

sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja)

c) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan

dari entitas asing (PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar

Valuta Asing)

d) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang

dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (PSAK 55 (Revisi 2006):

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)

e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas (PSAK 55 (Revisi 2006): Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran).

Kelima, perbedaan dalam hal penyajian pos luar biasa (extraordinary items).

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009), par. 84, entitas tidak diperkenankan menyajikan

pos-pos penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi

komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau catatan atas laporan

keuangan. Namun demikian, tidak dijelaskan alasan mengapa pos luar biasa tersebut

tidak lagi diperkenankan untuk disajikan. Sementara menurut PSAK No. 1 (revisi

Page 20: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 17

1998) par. 56, pos luar biasa merupakan salah satu pos yang ada dalam laporan laba

rugi.

Keenam, perbedaan dalam hal pengaturan waktu dikeluarkannya laporan

keuangan. Menurut PSAK No. 1 (revisi 1998) par. 38, suatu perusahaan sebaiknya

mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal

neraca. Sementara dalam PSAK No. 1 (revisi 2009) tidak diatur kapan entitas

sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya.

3.2.2.2. Laporan Posisi Keuangan

Selain definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak

Minoritas menjadi Kepentingan Nonpengendali (non-controlling interest),

entitas mempunyai perubahan istilah dalam menyajikan pos-pos atau komponen

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. sesuai

standar akuntansi yang sudah ditentukan, seperti berikut :

I. Pada sisi Aset :

1) Istilah “Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa” (PSAK No.1

(revisi 1998)) berubah menjadi “Pihak Yang Berelasi” (PSAK No.1 (revisi

2009))

2) Istilah “Properti Investasi” (PSAK No.1 (revisi 2009)) yang sebelumnya

tidak ada dalam istilah pos PSAK No.1 (revisi 1998).

3) Istilah “Aset Real Estate” dan “Tanah Yang Belum Dikembangkan”

(PSAK No.1 (revisi 2009)) yang sebelumnya masuk menjadi satu pos dalam

istilah “Aset Lain-lain” pada PSAK No.1 (revisi 1998).

4) Istilah “Piutang Lain-lain Kepada Pihak Ketiga” (PSAK No.1 (revisi

2009)) yang sebelumnya menjadi satu dalam istilah pos “Piutang Lain-lain”

PSAK No.1 (revisi 1998).

5) Istilah “Setoran Dana Kerjasama Operasi” (PSAK No.1 (revisi 1998))

berubah menjadi “Investasi pada Entitas Asosiasi” (PSAK No.1 (revisi

2009)).

Page 21: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 18

II. Pada sisi Liabilitas :

1) Istilah pada Liabilitas Jangka Pendek seperti :

a. “Hutang Bank” yang sebelumnya hanya ada satu pos pada PSAK No.1

(revisi 1998), namun pada PSAK No.1 (revisi 2009) telah

diklasifikasikan menjadi dua bagian lagi yaitu “Utang Pihak-pihak

Berelasi” dan “Utang Pihak Ketiga” .

b. “Uang Muka Kontrak” (PSAK No.1 (revisi 1998)) berubah menjadi

“Uang Muka Diterima Jangka Pendek” (PSAK No.1 (revisi 2009)).

c. “Hutang Lainnya” (PSAK No.1 (revisi 1998)) berubah menjadi

“Liabilitas Lancar Lainnya” (PSAK No.1 (revisi 2009)).

2) Istilah pada Liabilitas Jangka Panjang seperti :

a. “Utang Kepada Pihak Berelasi”; “Utang Bank Jangka Panjang

Kepada Pihak Berelasi”; “Utang Retensi”; “Utang Jaminan

Penyewa”; “Uang Muka Diterima Jangka Panjang” dan “Utang

Lain-lain Kepada Pihak Ketiga” (PSAK No.1 (revisi 2009)) yang

sebelumnya masuk menjadi satu pos dalam istilah “Kewajiban Jangka

Panjang Lainnya” pada PSAK No.1 (revisi 1998).

b. “Kewajiban Imbalan Kerja” (PSAK No.1 (revisi 1998)) berubah

menjadi “Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja” (PSAK No.1

(revisi 2009)).

c. “Uang Jaminan Penyewa” dan “Uang Muka Diterima Jangka

Panjang” (PSAK No.1 (revisi 2009)) yang sebelumnya masuk menjadi

satu pos dalam istilah “Kewajiban Imbalan Kerja” pada PSAK No.1

(revisi 1998).

III. Pada sisi Ekuitas :

1) Istilah “Dicadangkan” (PSAK No.1 (revisi 1998)) berubah menjadi

“Ditentukan Penggunanya” (PSAK No.1 (revisi 2009)).

Page 22: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 19

2) Istilah “Selisih Restrukturisasi Entitas Sepengendali” (PSAK No.1 (revisi

1998)) berubah menjadi “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali” (PSAK No.1 (revisi 2009)).

3) Istilah “Modal Saham” yang sebelumnya hanya ada satu pos pada PSAK

No.1 (revisi 1998), namun pada PSAK No.1 (revisi 2009) telah

diklasifikasikan menjadi dua bagian lagi yaitu “Modal Dasar” dan “Modal

Ditempatkan dan Disetor Penuh”.

4) Istilah “Total Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas

Induk” (PSAK No.1 (revisi 2009)) yang sebelumnya tidak ada dalam

istilah pos PSAK No.1 (revisi 1998).

Gambar 1.1 : Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Thn 2011 dan 2009

3.2.2.3. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Dalam kaitannya dengan format laporan laba rugi komprehensif, entitas

dapat menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode

dengan memilih salah satu format sebagaimana tercantum dalam PSAK No. 1 (revisi

2009) par.78 berikut:

1) Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

2) Dalam bentuk dua laporan:

a. Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi

terpisah); dan ;

Page 23: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 20

b. Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen

pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

Jika laporan laba rugi disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian

dari komponen laporan keuangan yang lengkap dan disajikan sebelum laporan laba

rugi komprehensif. Dalam kaitannya dengan total laba rugi periode berjalan atau

“bottom line” laporan, dalam laporan laba rugi (PSAK No. 1 (revisi 1998)), total

laba rugi merupakan komponen laba yang menjadi hak entitas induk, sementara

komponen laba untuk kepentingan nonpengendali (dahulu istilahnya minority

interests atau hak minoritas) merupakan pengurang total laba.

Dalam laporan laba rugi komprehensif (PSAK No. 1 (revisi 2009)),

komponen laba untuk kepentingan nonpengendali tidak lagi disajikan sebagai

pengurang laba. Setelah penyajian informasi total laba entitas, maka entitas wajib

menyajikan informasi mengenai bagian laba yang dapat diatribusikan kepada

pemilik entitas induk dan bagian laba yang dapat diatribusikan kepentingan

nonpengendali.

Dalam kaitannya dengan penyesuaian reklasifikasi, entitas dapat menyajikan

informasi tersebut dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan

keuangan. Menurut PSAK No.1 (revisi 2009) par. 90, penyesuaian reklasifikasi

mencakup jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain

direklasifikasi ke laba rugi. Dengan kata lain, penyesuaian reklasifikasi merupakan

jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya

diakui sebagai pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode

sebelumnya. Penyesuaian reklasifikasi terjadi akibat dari pelepasan kegiatan usaha

di luar negeri, penghentian pengakuan aset keuangan “tersedia untuk dijual”, dan

ketika suatu lindung nilai atas perkiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi.

Dalam kaitannya dengan pajak penghasilan dari komponen pendapatan

komprehensif lain, entitas mengungkapkan informasi pajak penghasilan dari setiap

komponen pendapatan komprehensif lain baik dalam laporan laba rugi komprehensif

atau catatan atas laporan keuangan. PSAK No. 1 (revisi 2009), par. 88 menyatakan

Page 24: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 21

bahwa entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain sebesar:

(a) jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau (b) jumlah sebelum dampak pajak

terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait dengan komponen

tersebut.

Berdasarkan ketentuan tersebut, bahwa entitas wajib menyajikan informasi

pajak yang terkait dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain dimana

penyajiannya dapat berupa jumlah neto dari jumlah pajak terkait atau jumlah

sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait

dengan komponen pendapatan komprehensif lain tersebut ( lihat gambar 1.2 ).

Gambar 1.2 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Thn 2011 dan 2009

3.2.2.4. Laporan Perubahan Ekuitas

Seperti halnya Laporan Laba Rugi Komprehensif, pada Laporan

Perubahan Ekuitas PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. juga mengenal istilah “Laba

Bersih” yang berubah menjadi “Laba Komprehensif Periode Berjalan” dan

seperti halnya yang terdapat pada Laporan Posisi Keuangan dimana “Modal

yang Diperoleh Kembali” menjadi “Perubahan Kepemilikan Pada Entitas”,

namun juga memiliki perbedaan dalam istilah dan makna seperti istilah

“Pembinaan Usaha Kecil Koperasi dan Bina Lingkungan” (PSAK No.1 (revisi

1998)) berubah menjadi “Program Kemitraan dan Bina Lingkungan” (PSAK

No.1 (revisi 2009)).

Page 25: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 22

Gambar 1.3 : Laporan Perubahan Ekuitas Thn 2011 dan 2009

3.2.2.5. Laporan Arus Kas

Secara umum perbedaan antara PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas

dengan PSAK 2 (1994): Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:

Perihal PSAK 2 (1994) PSAK 2 (revisi 2009

Arus kas yang

berasal dari

beberapa transaksi

serta keuntungan

atau kerugian dari

transaksi tersebut.

Tidak Diatur Secara

Eksplisit

Arus kas dari beberapa

transaksi, misalnya penjualan

peralatan pabrik diakui sebagai

arus kas investasi.

Arus kas dari keuntungan atau

kerugian dari transaksi di atas

diakui sebagai arus kas operasi.

Metode Tidak

Langsung

Penyesuaian atas laba

rugi termasuk berasal

dari hak minoritas

dalam laba/rugi

konsolidasi

Dihilangkan

Arus Kas dan Pos

Luar Biasa

Terdapat pengaturan

mengenai arus kas

dari pos luar biasa

Dihilangkan

Arus Kas dan

Kepemilikan pada

Entitas Anak yang

Tidak

Mengakibatkan

Hilangnya

Pengendalian

Tidak Ada Pengaturan Arus kas dan transaksi tersebut

diakui sebagai arus kas pendanaan.

Page 26: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 23

Namun, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 hingga sekarang

tidak menerapkan perubahan Laporan Arus Kas sesuai PSAK No.2 (revisi 2009),

karena menurut catatan perusahaan, perubahan dari standar akuntansi pada

Laporan Arus Kas pada PSAK No.2 (revisi 2009) akan menyebabkan ketidak-

relevan-an dan menyebabkan salah saji material sehingga berdampak negatif

bagi perusahaan itu sendiri. Hal tersebut bisa dilihat pada istilah komponen atau

pos-pos arus kas yang masih menggunakan istilah yang sama pada periode

sebelum adanya penerapan PSAK terbaru.

Jadi, pada Laporan Arus Kas PT. Adhi Karya (Persero) Tbk tidak

mempunyai perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah adanya

penerapan standar akuntansi yang baru (PSAK No.2 (revisi 2009)). Lihat

gambar 1.4

Gambar 1.4 : Laporan Perubahan Arus Kas Thn 2011 dan 2009

3.2.2.6. Catatan Atas Laporan Keuangan

Secara umum, catatan atas laporan keuangan suatu entitas berisi

mengenai hal-hal atau penjelasan mengenai komponen laporan keuangan yang

tidak ditemukan pada bagian laporan keuangan manapun beserta pos-pos tiap

komponen secara singkat, jelas dan padat serta sistematis. Dan ada pula

penyajian dasar penyusunan akuntansi dan kebijakan akuntansi, sehingga para

pengguna laporan keuangan akan dapat dengan mudah memahami asal-usul dan

makna laporan keuangan itu sendiri tanpa membutuhkan waktu yang lama.

Page 27: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 24

I. Pengungkapan lain :

a. Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan sebelum penyelesaian

laporan keuangan.

b. Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.

II. Pengungkapan berikut (jika tidak diungkapkan) di bagian manapun dalam

informasi yang dipublikasi bersama Laporan Keuangan :

a. Domisili dan bentuk hukum, negara pendirian, alamat kantor dan lokasi

utama kantor

b. Keternagaan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama

c. Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok

usaha

d. Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur

entitas.

Dalam kaitannya dengan PSAK No.1, hal ini juga tak kalah berperan

penting dalam bagian laporan keuangan itu sendiri. Namun sampai sekarang

tidak adanya pembaharuan dalam penyusunan catatan atas laporan keuangan itu

sendiri.

3.2.3. Penjelasan Mengenai Perubahan PSAK No.1 & No.2 (revisi 2009) Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

3.2.3.1. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan

PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”. Entitas

dapat memilih menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif atau dua

laporan laba rugi komprehensif.

Dalam hal ini Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu

laporan laba rugi komprehensif (lihat gambar 1.3).

Page 28: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 25

7

Gambar 1.5 : Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun 2011

Pada gambar diatas, entitas menyajikan laba rugi periode berjalan dan

pendapatan komprehensif lain periode berjalan dalam satu Laporan Laba Rugi

Komprehensif (tidak adanya pemisahan antara laporan laba rugi dengan laporan

laba rugi komprehensif).

PSAK 1 mensyaratkan kepentingan non pengendali (sebelumnya hak

minoritas) disajikan sebagai komponen ekuitas. Perubahan ini merupakan

reklasifikasi, dan oleh karenanya, Perusahaan menyajikan laporan keuangan

konsolidasian pada awal periode komparatif yang disajikan.

Berikut adalah standar baru, perubahan standar dan interpretasi standar yang

wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari

2011, namun tidak relevan atau berdampak material terhadap Perusahaan :

7 Annual Report. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2011

Total Laba Rugi

Pendapatan

Biaya Keuangan

Beban Pajak

Pendapatan Komprehensif Lain

Laba Periode Berjalan

Page 29: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 26

3.2.3.2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

1) PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”.

2) PSAK No.3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”.

3) PSAK No.4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan

Laporan Keuangan Tersendiri”.

4) PSAK No.5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”.

5) PSAK No.7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.

6) PSAK No.8 (Revisi 2010) ”Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.

7) PSAK No.12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”.

8) PSAK No.15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”.

9) PSAK No.19 (Revisi 2010) “Aset Tak Berwujud”.

10) PSAK No.22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis”.

11) PSAK No.23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”.

12) PSAK No.25 (Revisi 2009) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Kesalahan”.

13) PSAK No. 48 (Revisi 2009) ”Penurunan Nilai Aset”.

14) PSAK No. 57 (Revisi 2009) ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset

Kontinjensi”.

15) PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar Dimiliki Untuk Dijual

dan Operasi yang Dihentikan”.

3.2.3.3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)

1) ISAK No. 7 (Revisi 2009) “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus”.

2) ISAK No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi

dan Liabilitas Serupa”.

3) ISAK No. 10 “Program Liabilitas Pelanggan”.

4) ISAK No. 11 “Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik”.

5) ISAK No. 12 “Pengendalian Bersama Entitas – Kontribusi Nonmoneter

oleh Venturer”.

6) ISAK No. 14 “Aset Tak Berwujud – Biaya Situs”.

7) ISAK No. 17 “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.

Page 30: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 27

3.2.3.4. Pencabutan Standar Akuntansi

Pencabutan atas standar akuntansi dan interpretasinya berikut ini yang

penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun

tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:

1) PSAK No. 6 “Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap

Pengembangan”.

2) PSAK No. 21 “Akuntansi Ekuitas” (PPSAK 6).

3) PSAK No. 40 “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan atau

Perusahaan Asosiasi” (Pencabutan melalui PSAK No. 15 Revisi 2009).

4) ISAK No. 1 “Penentuan Harga Pasar Dividen” (PPSAK 6)

5) ISAK No. 2 “Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada

Pemesan Saham” (PPSAK 6)

6) ISAK No. 3 “Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan.

Page 31: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

Akuntansi Keuangan Menengah I 28

BAB 4

KESIMPULAN

1) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk mulai menerapkan PSAK No.1 (revisi 2009) yang

pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.

Karena pada tahun 2010 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk masih menggunakan

PSAK No.1 (revisi 1998) dan masih belum ada perubahan diantara komponen

atau pos-pos laporan keuangan yang telah disusun.

2) Beberapa perbedaan antara PSAK No. 1 (Revisi 1998) dan PSAK No. 1 (revisi

2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan mencakup perbedaan beberapa

istilah yang digunakan, perbedaan dalam komponen laporan keuangan lengkap,

perbedaan dalam hal informasi yang disajikan dalam laporan keuangan,

perbedaan dalam hal laporan laba rugi komprehensif, perbedaan dalam hal

penyajian pos luar biasa, dan perbedaan dalam hal pengaturan waktu sebaiknya

dikeluarkan laporan keuangan.

3) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk menyajikan Laporan Laba Rugi Komprehensif

dalam bentuk tunggal dimana laba rugi periode berjalan dan pendapatan

komprehensif periode berjalan disajikan dalam satu laporan laba rugi

komprehensif.

4) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk tidak menerapkan standar PSAK No.2 (revisi

2009) dan tetap menggunakan Laporan Arus Kas biasa (PSAK No.2 (revisi

1994)) dikarenakan apabila perusahaan menggunakan standar aturan tersebut,

maka akan menimbulkan dampak material dan tidak relevan.

5) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk menerapkan beberapa standar akuntansi (laporan

keuangan) seperti PSAK No.6, No.21, No.40; ISAK No.1, No.2 dan No.3 sebab

walaupun perusahaan menggunakan standar dan aturan tersebut, tidak akan

menimbulkan dampak material namun masih tetap tidak relevan.

Page 32: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

iii

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penerapan PSAK No.1 & 2 oleh Titin Sukma Tanjung, Yosi Yulia, SE, MM,

Ak , Dessy Haryani, SE, MM,Ak .Diakses pada hari Rabu, 18 Desember 2013

Jurnal Analisis Survei Penerapan SAK IFRS untuk PSAK No.1 dan PSAK No.2 oleh

Annisarah Imam Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1

(Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan (softcopy edition). Jakarta. Diakses pada

hari Kamis, 19 Desember 2013

Dwi Marthani. 2009. Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1. Blog Staff UI [online].

Softcopy Ikatan Akuntansi Indonesia. Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013

Dwi Marthani. 2009. Laporan Arus Kas PSAK 2. Blog Staff UI [online]. Softcopy

Ikatan Akuntansi Indonesia. Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013.

Annual Report. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2011. Diakses pada hari Rabu,

18 Desember 2013

Annual Report. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2010. Diakses pada hari Rabu,

18 Desember 2013

Annual Report. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2009. Diakses pada hari Rabu,

18 Desember 2013

http://www.duniainvestasi.com/bei/sectors/properti_dan_real_estate/konstruksi_banguna

n .Diakses pada hari Rabu, 18 Desember 2013

http://www.duniainvestasi.com/bei/summaries/ADHI.

Diakses pada hari Rabu, 18 Desember 2013

Page 33: Paper Economy of PT. Adhi Karya Tbk. Repaired

iv

http://adhi.co.id/main/downloads/Annual%20Report/laporan_tahunan_2011.pdf.

Diakses pada hari Rabu, 18 Desember 2013

http://adhi.co.id/main/downloads/Annual%20Report/ar2010ina_-_final_cover2.pdf

Diakses pada hari Rabu, 18 Desember 2013

http://adhi.co.id/main/downloads/Annual%20Report/adhi_ar09ind_nw.pdf

Diakses pada hari Rabu, 18 Desember 2013

http://www.ilmu-ekonomi.com/2012/03/pengertian-standar-akuntansi-keuangan.html

Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-2-Laporan-Arus-Kas1.pdf

Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013

http://dedsur.blogspot.com/2013/04/download-psak-1-sd-35-exposure-draft.html

Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013

http://ebookbrowsee.net/ps/psak-1-revisi-2009#.UrT_YdIW1GM

Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013

http://rezwan-rizki.blogspot.com/2012/11/laporan-laba-rugi-komprehensif.html

Diakses pada hari Kamis, 19 Desember 2013