PAPER DASAR TENAGA LISTRIK DISTRIBUSI LISTRIK TEGANGAN MENENGAH NAMA : REZKY AMALIA HAMKA NIM : D41115017 KELAS : ELEKTRO A TEKNIK ELEKTRO
PAPER DASAR TENAGA LISTRIK DISTRIBUSI LISTRIK TEGANGAN
MENENGAH
NAMA : REZKY AMALIA HAMKA
NIM : D41115017
KELAS : ELEKTRO A
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
PENDAHULUAN
Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi. Tegangan
generator pembangkit relatif rendah (6 kV – 24 kV). Maka tegangan ini dinaikkan
dengan transformator daya ke tegangan yang lebih tinggi antara 150 kV – 500 kV.
Tujuan peningkatan tegangan ini, selain mempebesar daya hantar dari saluran
(berbanding lurus dengan kuadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan
susut tegangan pada saluran transmisi. Penurunan tegangan dari jaringan tegangan
tinggi/ekstra tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua kali. Yang pertama
dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan tegangan dari 500 kV ke 150 kV atau
dari 150 kV ke 70 kV. Yang kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV
ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20kV.
Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai transformator
terakhir, sering disebut juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari transformator
terakhir, sampai konsumen terakhir disebut saluran distribusi atau saluran primer.
Ada dua macam saluran transmisi/distribusi yaitu saluran udara (overhead lines) dan
saluran kabel bawah tanah (underground cable). Kedua cara penyaluran tersebut
masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Dari segi estetik, saluran
bawah tanah lebih disukai dan juga tidak mudah terganggu oleh cuaca buruk: hujan,
petir, angin, dan sebagainya namun saluran bawah tanah jauh lebih mahal dibanding
saluran udara,tetapi saluran bawah tanah tidak cocok untuk daerah rawan banjir
karena bila terjadi gangguan akan berbahaya.
SISTEM TEGANGAN
Dalam dunia sehari-hari kita sangat sering mendengar kata low, medium, dan
high voltage. Namun, tidak semua mengetahui batasan pasti antara kelas-kelas
tegangan tersebut. Berbagai referensi pun terkadang memberikan batasan yang
berbeda. Pada artikel ini Penulis mencoba memberikan batas kelas tegangan yang
telah umum dipakai di dunia industri yang merujuk pada standart internasional IEEE
Std 141. Adapun kelas tegangan tersebut adalah :
Tegangan Rendah (Low Voltage)
Tegangan yang memiliki besar kurang dari 1000 V atau 1kV (V < 1 kV). Kelas
tegangan ini biasanya digunakan untuk menyuplai peralatan utilisasi.
Tegangan Menengah (Medium Voltage)
Tegangan yang memiliki besar lebih dari sama dengan 1000 V atau
1kV hingga kurang dari 100.000 V atau 100 kV(1 kV ≤ V < 100 kV). Kelas
tegangan ini biasa digunakan untuk saluran subtranmisi dan distribusi utama.
Tegangan pada besaran sekitar 13.800 V ke bawah juga sering digunakan
untuk menyuplai motor-motor listrik berskala besar.
Tegangan Tinggi (High Voltage)
Tegangan yang memiliki besar lebih dari sama dengan 100.000 V atau
100 kV hingga kurang dari 230.000 V atau 230 kV(100 kV ≤ V < 230 kV).
Jenis kelas ini digunakan untuk menyalurkan energi listrik dalam jumlah besar
antar transmisi substation.
Tegangan Ekstra Tinggi / Ultra Tinggi (Extra High Voltage)
Tegangan yang memiliki besar lebih dari sama dengan 230 kV (V ≥
230 kV). Pada dunia sehari-hari kita sering mendengar saluran transmisi PLN
yang disebut SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi). SUTET
adalah jenis kelas ini. Kelas ini juga menjadi saluran transmisi yang biasa
digunakan untuk mentransmisikan listrik dalam jumlah yang sangat besar dan
biasanya berjarak cukup jauh antara tempat pembangkitan dan tempat
bebannya.
Walaupun kelas-kelas tegangan telah terbagi seperti yang tertera di atas, pada
dunia industri sistem tegangan yang digunakan bukanlah sembarang. Misalnya, kita
akan susah menemukan sistem dengan tegangan 1. 750 V karena dengan sistem
tegangan tersebut kita akan susah untuk mendapatkan trafo, Circuit Breaker atau
peralatan listrik lain kecuali dengan pemesanan khusus (yang tentunya sangat
berimbas pada harga yang tinggi). Ini sama halnya dengan kita membeli mobil
dengan spesifikasi khusus yang berbeda dengan mobil lain sehingga supplier harus
membuatkan khusus untuk kita. Oleh karena itu, dibuatlah standard untuk tegangan
yang dipakai pada dunia industri. Berikut adalah klasifikasi tegangan berdasarkan
standart IEEE Std 141.
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik, yaitu:
Pembangkitan, Penyaluran (transmisi) dan distribusi seperti pada gambar berikut :
Tiga komponen utama dalam Penyaluran Tenaga Listrik
Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu
distribusi primer (20kV) dan distribusi sekunder (380/220V). Jaringan distribusi
20kV sering disebut Sistem Distribusi Tegangan Menengah dan jaringan distribusi
380/220V sering disebut jaringan distribusi sekunder atau disebut Jaringan Tegangan
Rendah 380/220V.
LISTRIK PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (MV)
Istilah tegangan menengah umumnya digunakan untuk sistem distribusi
dengan tegangan di atas 1 kV dan umumnya diterapkan sampai dengan 52 kV Untuk
teknis dan alasan ekonomi, tegangan nominal jaringan distribusi tegangan menengah
jarang melebihi 35 kV. Jaringan yang beroperasi pada 1000 V atau kurang disebut
sebagai jaringan tegangan rendah (LV), sementara jaringan yang membutuhkan
sebuah transformator step-down untuk jaringan tegangan rendah (LV) disebut
jaringan tegangan menengah (MV).
Karakteristik Listrik Pada Jaringan Tegangan Menengah
Karakteristik jaringan MV menentukan alat switching yang digunakan dalam
MV atau gardu MV/LV dan spesifik untuk masing-masing negara.Karakteristik ini
penting ketika menerjemahkan dan menerapkan koneksi.
Klasifikasi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah (MV) Menurut
Strukturnya
Koneksi ke jaringan radial MV: layanan Single-line
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti gambar adalah sistem
distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat
sebuah feeder yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial. Dalam
feeder tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu
distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau diletakkan diatas tiang. Keuntungan dari system ini
adalah system ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang
lain. Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan system
lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur
utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut
mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.
Jaringan radial ini mempunyai beberapa keunggulan diantaranya
adalah :
Pengontrolan tegangan lebih murah
Sedikit biaya pembuatan
Gangguan lebih mudah diketahui
Sedikit gangguan arus pada banyak rangkaian
Lebih mudah di prediksi
Konfigurasi Jaringan Radial
Koneksi ke loop MV: Layanan Ring-main
Gardu memiliki tiga unit modular tegangan menengah atau cincin
utama yang memiliki beberapa fungsi berikut:
2 panel masuk, masing-masing dengan saklar pemutus beban. Ini adalah
bagian dari loop dan terhubung ke busbar
1 transformator pengumpan terhubung ke busbar tersebut. Perlindungan
umum disediakan oleh switch pemutus beban,gabungan pemutus
beban/isolasitor switching atau pemutus sirkuit.
Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada gambar adalah suatu pola kombinasi
jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa feeder yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada
sebuah Gardu Hubung (GH). Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari
beberapa feeder aktif dan sebuah feeder cadangan (express) yang akan
dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada
jaringan tegangan menengah (MV) yang menggunakan kabel tanah/saluran
kabel tanah tegangan menengah. Namun pada pengoperasiannya, sistem
Spindel berfungsi sebagai system Radial. Di dalam sebuah feeder aktif terdiri
dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada
konsumen baik konsumen tegangan rendah (LV) atau tegangan menengah
(MV).
Konfigurasi Jaringan Spindel
Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line seperti gambar digunakan untuk pelanggan
penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain).
Konfigurasi jaringan hantaran penghubung
Sistem ini memiliki minimal dua feeder sekaligus dengan tambahan
Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap feeder
terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu feeder
mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke feeder lain.
Beberapa Masalah Praktis Tentang Jaringan Distribusi MV
Jaringan Overhead
Kondisi cuaca seperti angin dan es dapat membawa kabel ke dalam
kontak dan menyebabkan sirkuit pendek sementara (sebagai lawan permanen).
Bahan isolasi keramik atau kaca dapat rusak oleh puing-puing yang terbawa
angin atau senjata api yang dibuang sembarangan. Korslet ke bumi juga dapat
terjadi ketika bahan isolasi menjadi sangat kotor. Misalnya, bahan isolasi yang
rusak dapat terus berfungsi terdeteksi di lingkungan yang kering, meskipun
hujan deras mungkin akan menyebabkan flashover (sirkuit pendek
bertegangan tinggi) ke bumi (misalnya melalui struktur logam).
Jaringan Underground
Kesalahan kabel pada jaringan bawah tanah kadang-kadang dapat
disebabkan oleh kotak kabel yang diatur dengan buruk atau kabel diletakkan
dengan buruk. Untuk sebagian besar, bagaimanapun, kesalahan adalah hasil
dari kerusakan yang disebabkan oleh alat-alat seperti kapak dan alat bor atau
oleh tanaman pengerukan yang digunakan oleh publik lainnya.Kesalahan
isolasi kadang-kadang terjadi di kotak koneksi sebagai akibat dari tegangan
lebih, khususnya pada lokasi di mana jaringan MV terhubung ke jaringan
kabel bawah tanah. Dalam kasus tersebut, tegangan biasanya disebabkan oleh
kondisi atmosfer, dan efek pantulan gelombang elektromagnetik di box
junction (di mana sirkuit impedansi berubah dengan tajam) dapat
menghasilkan tegangan pada kotak kabel isolasi yang cukup sehingga
kesalahan terjadi.Peralatan untuk melindungi terhadap tegangan lebih, seperti
penangkal petir, sering dipasang di lokasi jaringan kabel.Jaringan bawah tanah
ini memiliki kerugian yang lebih kecil dibandingkan dengan jaringan
overhead, tetapi mereka yang melakukan terjadi adalah selalu tetap dan
memakan waktu lebih lama untuk mencari dan resolve.In hal kesalahan yang
mempengaruhi MV kabel lingkaran, pasokan dapat dengan cepat
dikembalikan ke pengguna setelah segmen kabel di mana kesalahan telah
terjadi.Dikatakan bahwa , jika kesalahan terjadi pada pengumpan untuk
pasokan radial, dapat memakan waktu beberapa jam untuk mencari dan
menyelesaikan masalah tersebut, dan semua pengguna terhubung dalam
susunan cabang jaringan ini akan terkena dampaknya.Dalam kasus ini di mana
kontinuitas layanan penting untuk semua atau sebagian dari instalasi yang
bersangkutan, penyediaan harus dibuat untuk suplai tambahan.
Remote control dan monitoring untuk jaringan MV
Remote control dan pemantauan feeder MV memungkinkan untuk
mengurangi hilangnya pasokan listrik akibat kesalahan kabel dengan
mendukung secara cepat dan efektif rekonfigurasi loop. Fasilitas ini
bergantung pada switching dengan kontrol listrik yang dilengkapi pada
sejumlah gardu dalam loop dan terkait dengan memodifikasi unit remote
control. Semua stasiun yang berisi peralatan ini telah dapat menerima pasokan
listrik dalam jarak jauh, sedangkan stasiun lainnya akan membutuhkan operasi
manual tambahan.
Nilai earth fault current untuk power supply MV
Nilai-nilai arus gangguan bumi pada jaringan distribusi tergantung
pada pembumian sistem gardu MV ini (atau sistem pembumian netral).
Mereka harus dibatasi untuk mengurangi dampaknya terhadap jaringan dan
membatasi kemungkinan peningkatan potensial pada frame gardu pengguna
yang disebabkan oleh kopling switch bumi (jaringan overhead), dan untuk
mengurangi flashover dengan sirkuit stasiun LV mampu menghasilkan tingkat
berbahaya di instalasi jaringan tegangan rendah.Dimana jaringan memiliki
elemen overhead dan bawah tanah, peningkatan nilai kapasitansi kabel
pembumian dapat menyebabkan nilai arus gangguan bumi meningkat dan
memerlukan langkah-langkah untuk mengimbangi fenomena ini. Impedansi
pembumian kemudian akan melibatkan reaktansi (resistor secara paralel
dengan induktor) sejalan dengan tingkat kebocoran: sistem pembumian netral
dikompensasi. Impedansi kompensasi memungkinkan untuk kedua:
Nilai arus earth fault saat ini, terlepas dari jumlah kabel dalam jaringan, dan
Menghilangkan sementara sebagian dan semi permanen kesalahan fase
tunggal secara alami dengan memfasilitasi perbaikan diri, sehingga
menghindari banyak kerugian jangka pendek
GARDU INDUK
Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan
dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan
melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada
dasarnya gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau
tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan
distribusi.
Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu
induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari
sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara
keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi
dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah.
Fungsi Gardu Induk
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi). Penyaluran
(transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Fungsi gardu induk secara umum :
a. Mentransformasikan daya listrik :
1. Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150
KV).
2. Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70
KV).
3. Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70
KV/20 KV).
4. Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50/60 Hertz).
b. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system tenaga
listrik.
c. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui
tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui
proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-feeder)
tegangan menengah yang ada di gardu induk.
d. Untuk sarana telekomunikasi yang kita kenal dengan istilah SCADA.
e. Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada
tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu
induk lain.
Klasifikasi Gardu Induk
Gardu induk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut dari
segi fungsi, segi pemasangan, dll. Berikut adalah jenis-jenis dari gardu induk :
Gardu induk (substations) berdasarkan dari pemasangan peralatan dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu Induk Pasang Luar (outdoor substation)
Gardu induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi
pasangan luar. Pasangan luar yang dimaksud adalah diluar gedung atau
bangunan. Walaupun ada beberapa peralatan yang lain berada di dalam
gedung, seperti peralatan panel kontrol, meja penghubung (switch board) dan
baterai. Gardu Induk jenis ini ini memerlukan tanah yang begitu luas namun
biaya kontruksinya lebih murah dan pendinginannya murah.
b. Gardu Induk Pasangan Dalam (indoor substation)
Disebut Gardu induk pasangan dalam karena sebagian besar
peralatannya berada dalam suatu bangunan. Peralatan ini sepertihalnya pada
gardu induk pasangan luar. Dari transformator utama, rangkaian switchgear
dan panel kontrol serta batere semuanya. Jenis pasangan dalam ini dipakai
untuk menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan untuk menghindari
bahaya kebakaran dan gangguan suara.
c. Gardu Induk Semi-Pasangan Luar (semi-out door substation)
Sebagian peralatan tegangan tingginya terpasang di dalam gedung dan
yang lainnya dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
lingkungan. Karena konstruksi yang berimbang antara pasangan dalam
dengan pasangan luar inilah tipe gardu induk ini disebut juga gardu induk
semi pasangan dalam.
d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah (underground substation)
Sesuai dengan namanya, gardu induk pasangan bawah tanah hampir
semua peralatanya terpasang dalam bangunan bawah tanah. Hanya alat
pendinginan biasanya berada diatas tanah, dan peralatan-peralatan yang tidak
memungkinkan untuk ditempatkan di bangunan bawah tanah. Gardu induk
jenis ini umumnya berada dipusat kota, karena tanah yang tidak memadai.
Gardu induk (substations) berdasarkan dari tegangan dapat diklasifikasikan
menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu induk transmisi
Yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk
kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota, dan sebagainya).
Gardu induk transmisi yang ada adalah tegangan tinggi 150 KV dan tegangan
tinggi 30 KV.
b. Gardu induk distribusi
Yaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi
dengan menurunkan tegangannya melalui transformator tenaga menjadi
tegangan menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV) untuk kemudian tegangan
tersebut diturunkan kembali menjadi tegangan rendah (127/220 V atau
220/380 V) sesuai dengan kebutuhan.
Gardu induk (substations) berdasarkan dari fungsinya dapat diklasifikasikan
menjadi bebarapa jenis, antara lain :
a. Gardu Induk Penaik Tegangan
Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan,
yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem.
Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output
voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada
jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan
menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
b. Gardu Induk Penurun Tegangan
Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan,
dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah
atau tegangan distribusi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban,
karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
c. Gardu Induk Pengatur Tegangan
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit
tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan
jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat
penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam
keadaan normal.
d. Gardu Induk Pengatur Beban
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang
beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik,
motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau
menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan
air kembali ke kolam utama.
e. Gardu Induk Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke
tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
Peralatan Dan Perlengkapan Gardu Induk
Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan
transmisi ke jaringan distribusi primer. Gardu induk dilengkapi komponen utama
sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas
untuk operasi dan pemeliharaan. , Secara umum perlatan dan perlengkapan pokok
yang ada di Gardu Induk terdiri dari :
Transformator Daya
Transformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke
tegangan menengah (200 KV) atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan).
Transformator Tegangan
Trafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang
berfungsi menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan
tegangan rendah, untuk sumber tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi.
Fungsi trafo tegangan (potensial transformer) :
1. Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi
besaran tegangan untuk system pengukuran atau proteksi.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer.
3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi
sekunder.
Transformator Arus
Trafo arus disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk
menurunkan arus besar pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan
rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman. Menurut tipe
kontruksinya :
a. Tipe Cincin (ring/window tipe)
b. Tipe Tangki Minyak
c. Tipe cor-coran Cast Resin (mounded cast resin tipe)
Transformator Bantu
Transformator bantu adalah trafo yang digunakan untuk membantu
beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Jadi merupakan
pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motormotor 3 fasa yang
digunakan sebagai motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor-
motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pasokan sumber
tenaga cadangan seperti sumber DC yang merupakan sumber utama jika
terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untukproteksi sehingga proteksi
tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC.
Busbar/ rel
Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga,
Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk
menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Bahan dari rel terbuat
dari bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor). Ada beberapa jenis
konfigurasi busbar yang digunakan hingga saat ini.
Aresster
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan
instalasi (peralatan listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang
diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu
penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini bersifat sebagai by-pass
disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat
sistem pentanahan sehingga akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi
dan tidakmerusak isolasi peralatan listrik.
Saklar Pemisah (PMS)
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain
atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya
pada rangkaian yang tidak berbeban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh
dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam keadaan berbeban.
Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan luar.
Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor, pneumatic atau
angin dan hidrolis.
Pemutus Tenaga
Pemutus tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk
menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai
dengan ratingnya. PMT memutuskan hubungan daya listrik bila terjadi
gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan proses
ini di lakukan dengan cepat. Pada waktu menghubungkan atau memutus
beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih
dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media
peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.
Sakelar Pentanahan
Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah /
bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/ mentanahkan tegangan induksi
pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu
sistem. Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam
keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).
Kompensator
Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula
alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran
transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula
dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat
tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah
kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer
adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.
Rele Proteksi dan Papan Alarm
Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk
mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau
mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi
daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan
memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan
yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan
nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine
pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui
rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.
Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber
tenaga kontrol dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari batery sangat
penting karena pada saat gangguan terjadi, batery sebagai sumber tenaga
untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang
digunakan pada gardu induk :
Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat
dibedakan atas dua, yaitu:
a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) : bahan elektrolitnya
adalah larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam
yaitu:
1. Lead-antimony
2. Lead-calcium
b. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan
alkali (patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu:
1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery).
2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).
Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah (MV)
Konstruksi jaringan Tenaga Listrik Tegangan Menengah dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam konstruksi sebagai berikut :
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai
konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama.
Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan
Menengah.Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang
yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan penghantar
telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait dengan
keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum yang harus
dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau dengan
bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia. Termasuk
dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila penghantar
yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half
insulated single core). Penggunaan penghantar ini tidak menjamin keamanan
terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi
resiko gangguan temporer khususnya akibat sentuhan tanaman.
Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran
tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi
setengah pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV,
dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh yang
dipilin.Isolasi penghantar tiap fase tidak perlu dilindungi dengan pelindung
mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan
kekuatan beban kerja tiang beton penopangnnya.
Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal
untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan
konstruksi isolasi penghantar per fase dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam
langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit atau
bahkan tunneling (terowongan beton). Penggunaan Saluran Kabel bawah
tanah Tegangan Menengah (SKTM) sebagai jaringan utama pendistribusian
tenaga listrik adalah sebagai upaya utama peningkatan kwalitas
pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM, penggunaan SKTM akan
memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor eksternal / meningkatkan
keamanan ketenagalistrikan. Secara garis besar, termasuk dalam kelompok
SKTM adalah :
1. SKTM bawah tanah – underground MV Cable.
2. SKTM laut – Submarine MV Cable
Selain lebih aman, namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk
penyaluran daya yang sama, sebagai akibat konstruksi isolasi penuh
penghantar per fase dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan sesuai
keamanan ketenagalistrikan. Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat
lepas dari instalasi Saluran Udara Tegangan Menengah sebagai satu kesatuan
sistem distribusi sehingga masalah transisi konstruksi diantaranya tetap harus
dijadikan perhatikan.
REFERENSI
Schneider Electric (2013), Electrical Installation Guide
Schneider Electric (2013), Medium Voltage Technical Guide
John D. McDonald (2003) Electric Power Substation Engginering CRC
Press London
Luces. M. (1996) Electric Power Distribution and Transmision Prantice
Hall New York