Top Banner
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pap Smear 1. Pengertian Pap smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kaelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007). Pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem alat kandungan wanita (Lestadi, 2009). 2. Tujuan tes pap smear menurut Sukaca 2009 adalah: a. Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks. b. Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker. c. Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim. d. Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks. 3. Manfaat pap smear menurut Lestadi 2009 yaitu: a. Evaluasi sitohormonal Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaanya adalah sekret vagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian atas.
25

pap smear 5

Feb 14, 2015

Download

Documents

May Maghdalena
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pap smear 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pap Smear

1. Pengertian

Pap smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah

dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kaelainan

yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007).

Pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari

sistem alat kandungan wanita (Lestadi, 2009).

2. Tujuan tes pap smear menurut Sukaca 2009 adalah:

a. Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat

berkembang menjadi kanker serviks.

b. Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi

seseorang yang belum menderita kanker.

c. Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel

kanker leher rahim.

d. Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks.

3. Manfaat pap smear menurut Lestadi 2009 yaitu:

a. Evaluasi sitohormonal

Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui

pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaanya adalah sekret

vagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian

atas.

Page 2: pap smear 5

b. Mendiagnosis peradangan

Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapat

didiagnosa dengan pemeriksaan pap smear . Baik peradangan akut

maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaran

perubahan sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan

organisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang ada pula

organisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan

pap smear.

c. Identifikasi organisme penyebab peradangan

Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman yang

sebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagi

organ tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradangan

pada vagina dan serviks, sulit diidentifikasi dengan pap smear,

sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut, dapat

diperkirakan organisme penyebabnya.

d. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan

kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)

pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai

alat pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker

leher rahim.Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat

skrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat

diagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh dengan

ketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik

Page 3: pap smear 5

sitologi tidak dapat mengantikan diagnostik histopatologik sebagai

alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnosik sitologi

kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan

histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan

tindakan sebelumya.

e. Memantau hasil terapi

Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas atau

gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus

kanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantau

adanya kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi,

memantau hasil terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yang

telah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pap smear menurut Fitria (2007)

a. Umur

Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering

ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat

untuk menderita kanker leher rahim. Semakin tua umur seseorang

akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses

kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja, tetapi pada

seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran,

sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit (Fitria,

2007).

Page 4: pap smear 5

b. Sosial ekonomi

Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi

keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak

mampuan melakukan pap smear secara rutin (Fitria, 2007).

c. Paritas

Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau

jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap

timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim. Jika

jumlah anak menyebabkan perubahan sel abnormal dari epitel pada

mulut rahim yang dapat berkembang pada keganasan (Fitria,

2007).

d. Usia wanita saat nikah

Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami

perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda

sel-sel rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak

rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala

macam perubahanya, jika belum matang, bisa saja ketika ada

rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dan sel yang mati,

sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat menjadi sel kanker

(Fitria, 2007).

Page 5: pap smear 5

5. Wanita yang dianjurkan tes pap smear

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear

biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya. Namun tidak

menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas

seksualnya memeriksakan diri, berikut ini adalah wanita-wanita

sasaran tes pap smear (Sukaca, 2009) yaitu:

a. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah

atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.

b. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan

seksual atau pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin.

c. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun.

d. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.

e. Pap tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.

f. Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan

bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap

smear.

g. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal

sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker

maupun kanker serviks.

Page 6: pap smear 5

6. Tempat pemeriksaan pap smear menurut Sukaca 2009 dapat

dilakukan di:

a. Rumah sakit pemerintah.

b. Rumah sakit swasta.

c. Laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau.

d. Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear.

Bila hasil pada pasien pap smear ternyata positif, maka harus

dilanjutkan dengan pemeriksaan biobsy terarah dan patologi. Pap

smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih

ada tingkat pra kanker (stadium dini). Dengan pemeriksaan ini bisa

memberikan harapan kesembuhan 100%. Sebaliknya pada penderita

yang datang terlambat, harapan untuk sembuhpun terlampau sulit.

7. Syarat Pengambilan Bahan

Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis

lesi prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan

interprestasi sitologi yang akurat bila memenuhi syarat (Romauli dan

Vindari , 2011) yaitu:

a. Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.

b. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa

haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa

pramenstruasi.

Page 7: pap smear 5

c. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan

dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear

harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.

d. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai

selesai pengobatan.

e. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina

(pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui

vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24

jam, sebaiknya 48 jam.

f. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan

saja.

8. Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)

Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia yang

bersedia melakukan pemeriksaan pap smear banyak kendala. hal

tersebut terjadi antara lain:

a. Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.

b. Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.

c. Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.

d. Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga

ahli sitologi.

9. Syarat Pendeteksian Pap Smear

Page 8: pap smear 5

Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan saat melakukan

pap smear menurut (Sukaca, 2009) yaitu:

a. Pengambilan dimulai minimal dua minggu setelah dan sebelum

menstruasi sebelumnya.

b. Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas

mengenai aktivitas seksualnya.

c. Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 1 hari sebelum

pengambialn bahan pemeriksaan.

d. Pembilasan vagina dengan bahan kimia tidak boleh dilakukan

dalam 24 jam sebelumnya.

e. Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak menunjang

pemeriksaan pap smear.

10. Langkah-langkah Pengambilan pap smear (Romauli dan Vindari,

2011) yaitu:

a. Persiapan pasien

1) Melakukan informent concent.

2) Menyiapkan lingkungan sekitar klien, tempat tidur ginekologi

dan lampu sorot.

3) Menganjurkan klien membuka pakaian bagian bawah.

4) Menganjurkan klien berbaring ditempat tidur ginekologi

dengan posisi litotomi.

b. Pesiapan alat

Page 9: pap smear 5

1) Menyiapkan perlengkapan/bahan yang diperlukan seperti

hanscun, speculum cocor bebek, spatula ayre yang telah

dimodifikasi, lidi kapas atau cytobrush, kaca objek glass, botol

khusus berisi alkohol 95%, cytocrep atau hair spray, tampon

tang, kasa steril pada tempatnya, formuler permintaan

pemeriksaan sitologi pap smear, lampu sorot, waskom berisi

larutan klorin 0,5%, tempat sampah, tempat tidur ginekologi,

sampiran.

2). Menyusun perlengkapa/bahan secara ergonomis.

c. Pelaksanaan

1) Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan

metode tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk

kering dan bersih.

2) Mengunakan hanscun steril.

3) Melakukan vulva higyene.

4) Memperhatikan vulva dan vagina apakah ada tanda-tanda

infeksi.

5) Memasang speculum dalam vagina.

6) Masukkan spatula ayre kedalam mulut rahim, dengan ujung

spatula yang berbentuk lonjong, apus sekret dari seluruh

permukaan porsio serviks dengan sedikit tekanan dengan

mengerakkan spatel ayre searah jarum jam, diputar

melingkar 3600.

Page 10: pap smear 5

7) Ulaskan secret yang telah diperoleh pada kaca object glass

secukupnya, jangan terlalu tebal dan jangan terlalu tipis.

8) Fiksasi segera sediaan yang telah dibuat dengan cara:

a) Fiksasi Basah

Fiksasi basah dibuat setelah sediaan diambil, sewaktu

secret masih segar dimasukkan kedalam alkohol 95%.

Setelah difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat

diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan

keringterfiksasi atau dapat pula sediaan dikirim dalam

keadaan terendam cairan fiksasi didalam botol.

b) Fiksasi Kering

Fiksasi kering dibuat setelah sediaan selesai diambil,

sewaktu secret masih seger disemprotkan cytocrep atau

hair spray pada object glass yang mengandung asupan

secret tersebut dengan jarak 10-15 cm dari kaca object

glass, sebanyak 2-4 kali semprotkan. Kemudian

keringkan sediaan dengan membiarkannya diudara

terbuka selama 5-10 menit. Setelah kering sediaan siap

dikirimkan ke laboratorium sitologi untuk diperiksa

bersamaan dengan formulir permintaan.

9) Bersihkan porsio dan dinding vagina dengan kasa steril

dengan menggunakan tampon tang.

10) Keluarkan speculum dari vagina secara perlahan-lahan.

Page 11: pap smear 5

11) Beritahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan.

12) Rapikan ibu dan rendam alat-alat dan melepaskan sarung

tangan (merendam dalam larutan clorin 0,5%).

13) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan

metode tujuh langkah.

14) Temui klien kembali.

15) Mencatat hasil tindakan dalam status.

10 Pengelompokan pap smear

Pengelompokan atau Pengklasifikasian pap smear (Sukaca, 2009)

yaitu:

a. Kelas I

Pada kelas I identik dengan normal smear, pemeriksaan ulang 1

tahun lagi.

b. Kelas II

Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik,

terkadang disertai dengan kuman atau virus tertentu, disertai pula

dengan kariotik ringan.Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi.

Pengobatanya disesuaikan dengan penyebabnya. Bila ada radang

bernanah maka akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah

pengobatan.

c. Kelas III

Kelas III dapat ditemukan sel diaknostik sedang keradangan berat,

periksa ulang dilakukan setelah pengobatan.

Page 12: pap smear 5

d. Kelas IV

Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang telah mencurigakan dan

ganas.

e. Kelas V

Ditemukan sel-sel ganas.

11. Faktor-faktor yang mempengaruhi (Sukaca, 2009) antara lain:

a. Cara pengambilan cairan yang tepat

Pengambilan cairan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

yaitu bisa terjadi kegagalan skrining (15%), interpretasi (23%), dan

angka positif palsu (3-15%).

b. Petugas kesehatan

Kadang kala petugas kesehatan dapat salah tafsir dalam

menginterprestasikan data. Kesalahan tersebut diantaranya:

1) Kadang kala petugas kesehatan tidak mampu memberikan

pelayanan dan memberikan jawaban yang baik.

2) Petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan tes abnormal

pap smear.

3) Petugas tidak dapat mengindikasikan sel abnormal.

c. Laboratorium

Di dalam laboratorium juga dapat terjadi kesalahan, kasalahan

yang lazim dilakukan dalam laboratorium adalah sebagai berikut:

Page 13: pap smear 5

1) Laboratorium gagal dalam mendeteksi sel abnormal.

2) Kegagalan dalam melaporkan kualitas cairan yang tidak

memuaskan.

3) Laboratoriun tidak mau melakukan pengulangan.

4) Cairan fiksasi tidak menggunakan alcohol 95%.

5) Cairan terlalu kering dan tipis.

d. Petugas Laboratorium

Terkadang petugas laboratorium juga melakukan suatu kesalahan

antara lain:

1) Cara petugas laboratoriunm tidak sesuai dengan prosedur.

2) Reagen yang dipakai sudah kadaluarsa.

3) Petugas tidak cakap dalam membacakan hasil pemeriksaan.

4) Ketrampilan dan ketelitian petugas diragukan

e. Waktu pengambilan yang tepat

Waktu pemeriksaan pap smear yang tepat adalah saat anda telah

menikah. Begitu halnya pada wanita yang memiliki tingkat

seksualitas yang tinggi. Tes ini dianjurkan agar wanita dapat

terbebas dari penyakit kanker leher rahim yang ganas.

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Page 14: pap smear 5

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindaraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo,

2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yaitu menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut.

Di sini sikap objek mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

d. Trial (percobaan), sikap dimana subjek mulai mencoba

melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki dengan

stimulus.

Page 15: pap smear 5

e. Adoption (menerima) dimana subyek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap

stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

meliputi 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003) adalah sebagai berikut:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Page 16: pap smear 5

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

satu sruktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian tehadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian di dasarkan pada suatu kritiria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi,

dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat

menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan

sebagainya.

Page 17: pap smear 5

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor sebagai berikut:

a. Faktor internal

Meliputi :

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah keadaan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondisi efektif dan konatif individu.

b. Faktor Eksternal

Meliputi:

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan merasa peroleh

dari gagasan tersebut.

b) Paparan media massa

Melalui bermacam-macam media baik cetak maupun elektronik

berbagai informasi dapat diterima, sehingga seseorang yang

Page 18: pap smear 5

lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi

yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak

terpapar informasi, media massa mempengaruhi tingkat

pengetahuan yang dimiliki seseorang.

c) Status ekonomi

Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan.

Dimana dalam mempengaruhi kebutuhan primer maupun

sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini juga berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan

sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah mahkluk sosial dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi

secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sementara

faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut

model komunikasi media.

e) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari

lingkungan kehidupan dalam proses perkembanganya, misalnya

Page 19: pap smear 5

seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan mendidik, seperti

seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas

pengalaman karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut.

4. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur di subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut

(Notoadmodjo, 2003).

Cara pengukuran tingkat pengetahuan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penelitian. Kemudian

digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, dan kurang (Nursalam,

2000).

Untuk mengukur pengetahuan diperhitungkan dengan

menggunakan rumus segagai berikut:

Keterangan :

P : Prosentase

f : jumlah jawaban yang benar

n : jumlah skor maximal

Skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam

mengkategorikan jenjang atau peringkat dalam penelitian tentang

pengetahuan biasanya ditulis dalam prosentase:

X 100%

Page 20: pap smear 5

a. Baik, bila total skor benar dari kuesioner 76-100%.

b. Cukup, bila total skor benar dari kuesioner 56-75%.

c. Kurang, bila total skor benar dari kuesioner < 56% (Nursalam, 2001).

5. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut (Notoatmojo, 2003)

dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Cara tradisional

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukan metode penemuan secara sistematik

dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain:

1) Cara Coba-Salah (Trial and eror)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, apabila

menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahanya

dilakukan dengan coba-coba.

2) Cara kekuasaan atau Otoritas

Cara ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai

kebenaranya yang mutlak sumber pengetahuan tersebut dapat

berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Page 21: pap smear 5

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dengan memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikiranya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

b. Cara modern

Mengadakan pengalaman langsung terhadap gejala-gejala alam atau

kemasyarakatan. Kemudian hasil pengetahuanya tersebut

dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan

umum.

C. Sikap

1. Pengertian

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang tidak senang,setuju tidak setuju, baik tidak baik,

dan sebagainya) ( Notoatmodjo, 2005).

Sikap itu tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

Page 22: pap smear 5

bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Sikap itu merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai

suatu penghayatan terhadap objek.

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari tiga komponen

pokok (Notoatmodjo, 2005) yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek,

artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran

seseorang terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (tegandung didalamnya faktor emosi) orang

tersebut didalam objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) , artinya sikap

adalah merupakan komponen yang mandahului tindakan atau

perilaku terbuka.

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang

Page 23: pap smear 5

utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang

peranan penting.

3. Tingkat-tingkatan sikap

sikap berdasarkan intensitasnya (Notoatmodjo, 2005) sebagai

berikut:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya

dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau

menganjurkan orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatanya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah

mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinanya, dia harus

berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohnya

atau adanya resiko lainya.

Page 24: pap smear 5

D. Wanita usia subur

1. Pengertian WUS

Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ

reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun

(Ekasari, 2009).

WUS yang sudah pernah menikah atau memiliki pasangan yang

memungkinkan dirinya untuk terjadi kehamilan. Pada wanita usia

subur yang sudah menikah ini, puncak kesuburan ada pada rentang usia

20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk

hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan

memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%.

Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk

hamil (Ekasari,2009).

Page 25: pap smear 5

E. Kerangka Teori

Sumber : Fitria (2007).

Bagan 2.1 Kerangka teori

F. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 kerangka konsep penelitian

1. Pengetahuan wanita usia subur mengenai deteksi dini kanker leher rahim

degan pap smear

2. Sikap wanita usia subur mengenai deteksi dini kanker leher rahim dengan

pap smear

Umur

Sosial ekonomi

Paritas

Usia wanita saat nikah

Perilaku pap

smear