MAKALAH Tentang PANCASILA SEBAGAI LANDASAN NASIONALISME (disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum PANCASILA) KELOMPOK 8 Oleh : Rastra Ardani I/FAKULTAS HUKUM (Ketua ) (120710101324) Jefri Husairi/FAKULTAS HUKUM (120710101300) Hudalila Safitri/FAKULTAS EKONOMI (120810301108) Ponti Primastuti A.N/FAKULTAS EKONOMI (120810301130) Ratna Hapsari E.P/FKIP FISIKA (120210102103)
Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila Universitas Jember
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
Tentang
PANCASILA SEBAGAI LANDASAN NASIONALISME
(disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum PANCASILA)
KELOMPOK 8
Oleh :
Rastra Ardani I/FAKULTAS HUKUM (Ketua ) (120710101324)
Jefri Husairi/FAKULTAS HUKUM (120710101300)
Hudalila Safitri/FAKULTAS EKONOMI (120810301108)
Ponti Primastuti A.N/FAKULTAS EKONOMI (120810301130)
Ratna Hapsari E.P/FKIP FISIKA (120210102103)
Kholifatul Hasanah/FKIP PGSD (120210204014)
Farida Roudlotul J./FKIP PGSD (120210204044)
Yonika/FKIP PGSD (120210204093)
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, atas segala karunia yang dilimpahkan kepada kami,sehingga atas ijin dan kekuatan-NYA kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Dosen pembimbing kami.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Dosen Pembimbing MKU kita Bpk.Kasim Sembiring,dan juga rekan-rekan kami yang telah membantu kami demi terselesaikannya makalah ini.
Kami sangat berharap,semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu sang pembaca untuk lebih memahami dan menambah wawasan tentang mata kuliah umum khususnya Pancasila yang salah satu materinya yakni Pancasila sebagai landasan Nasionalisme.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kritik,saran,masukan yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati.
Jember,29 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PANDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar belakang....................................................................................... 1
Indonesia adalah sebuah negara yang terbentang luas dari sabang sampai
merauke dimana didalamnya terdiri dari beribu- ribu macam pulau, suku,
budaya, etnis, dan bahasa. Kini telah ada 360 etnis, 450 bahasa daerah, 6
agama besar, 300 agama lokal, dan ratusan aliran/ kepercayaan yang tersebar
± di 13.000 pulau. Bisa dibayangkan betapa beragammnya bangsa kita.
Begitu indahnya keanekaragaman yang kita miliki.Namun apalah arti semua
itu jika kita saling terpecah belah satu sama lain. Maka dari itu, kita perlu
mengikat tali persaudaraan dengan rasa nasionalisme yang tinggi, guna
menciptakan rasa perdamaian diantara kita. Biarpun berbeda- beda tetapi
tetap satu jua atau yang sering kita sebut Bhineka Tunggal Ika. Untuk
menciptakan rasa nasionalisme yang tinggi diantara kita, maka bangsa ini
butuh landasan yang bisa mewujudkan cita-cita itu. Kemudian pada tanggal
29 Mei 1945 pada sidang BPUPKI tercetuskan lima dasar negara oleh
Muh.Yamin hingga Bung Karno mengemukakan nama Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia, pada tangga l 1 juni 1945 dan sampai sekarang
diperingati sebagai hari Lahirnya Pancasila. Dengan adanya Pancasila sebagai
dasar negara maka diharapkan Pancasila bisa menjadi perekat yang kuat
untuk dijadikan sebagai landasan nasional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah lahirnya Pancasila?
2. Bagaimana cara mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari
– hari ?
3. Apa pengaruh globalisasi terhadap Nasionalisme?
4. Apa pengertian dari nasionalisme?
5. Makna apa yang terkandung dalam Pancasila sebagai landasan
nasionalisme?
6. Bagaimana prinsip nasionalisme Pancasila?
7. Bagaimana munculnya nasionalisme di Indonesia?
8. Mengapa harus ada landasan nasionalime?
9. Bagaimana peranan generasi muda dalam membina persatuan dan
kesatuan bangsa?
10. Bagaimana sila sila Pancasila saling mengkualifikasi ?
11. Apa bentuk – bentuk nasionalisme ?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui makna dari Pancasila sebagai landasan nasionalisme
2. Mengetahui tentang peraanan generasi muda dimasa sekarang
3. Menambah wawasan lebih tentang pancasila sebagai landasan
nasionalisme
BAB II
ISI
2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila
Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma”
karya empu tantular yang ditulis pada jaman Majapahit (abad 14). Dalam
buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang
jumlahnya lima (Pancasila Karma) dan berisi lima larangan untuk:(1)
(1) Melakukan kekerasan
(2) Mencuri
(3) Berjiwa dengki
(4) Berbohong
(5) Mabuk akibat minuman keras
Selanjutka istilah “sila” dapat diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan
yang menurut adab (sopan santun) ; dasar adab ; akhlah ; dan moral.
Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno
pada tanggal 1 juni 1945 dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Mrnurut beliau istilah
pancasila tersebut diperoleh dari para sahabanya yang merupakan ahli bahasa.
Rumusan pancasila yang dikemukakan tersebut terdiri atas: (1)
(1) Kebangsaan Indonesia
(2) Internasional atau Kemanusiaan
(3) Mufakat atau Demokrasi
(4) Kesejahteraan sosial
(5) Dan ketuhanan yang berkemanusiaan
Pada tanggal 22 juni 1945 tokoh tokoh BPUPKI yang diberi nama panitia
sembilan mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta asal usul
mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang BPUPKI.
Dalam pembahasan tersebut disusunlah sebuah piagam yang diberi nama
1(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
piagam jakarta, yang didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila
sebagai berikut: (2)
(1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
(3) Persatian Indonesia
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (2)
Panitia sembilan tersebut adalah :
Ir. Soekarno
Drs. Moh. Hatta
Mr. A.A. Maramis
Abi Koesno Tjokrosoejoso
Abdoel Kaharmudzakar
Hj. Agus Salim
Mr. Ahmad Soebardjo
Kh. Wachid Hasjim
Dan Mr. Moh. Yamin
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
(1) secara historis pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945.
(2) secara yuridis pancasila lahir tanggal 18 Agustus 1945.
2.2 Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat
Memahami implementasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat sangat
penring dilakukan agar setiap warga negara dalam berpikir dan bertindak
berdasarkan etika yang bersumber dari Pancasila. Pancasila bagi bangsa
Indonesia merupakan pandangan hidup dan dasar negara. Pancasila sebagai
pandangan hidup mempunyai arti setiap warga negara dalam kehidupan
sehari hari menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka
mencapai daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun
2(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
batin. Pemahaman implementasi Pancasila diharapkan akan adanya tata
kehidupan yang serasi dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.(3)
Implementasi sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini menghendaki setiap warga
negara untuk menjungjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai
keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia berserta
isinya. Keyakinan akan tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk
agama serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka
menjalankan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga
negara yaitu :
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab. (3)
Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan kepercayaan masing
masing. Pengertian percaya adalah setiap warga negara menerima
sesuatu yang berasal dari tuhan sebagai kebenaran dan menganutny.
Sedangkan pengertian takwa adalah adanya kepatuhan setiap pemeluk
agama dengan adanya kesadaran dan iman untuk melaksanakan segala
perintah tuhan dan menjauhkan semua larangan-Nya. (3)
Pemahaman percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiap
pemeluk agama dan kepercayaan harus memahami ajaran agama dan
melaksanakan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda beda sehingga terbina kerukunan
hidup.(4)
3(?)Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta 4(?)Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
Pancasila sesuai dengan butir kedua sila pertama menghendaki
adanya kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan untuk
mencapai kerukunan hidup umat bersama. Bekerja sama diartikan
bahwa setiap pemeluk agama melakukan pekerjaan secara bersama
sama menurut kesepakatan sehingga terjadi persatuan dalam suatu
wilayah. Seperti diketahui bahwa agama dan kepercayaan setiap
warga negara adalah berbeda, namun demikian setiap warga negara
diharapkan dapat bekerja sama untuk urusan sosial dan
kemasyarakatan sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama. (4)
c. Saling menghormati dan kebebasan menjalakan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
Setiap pemeluk agama dan kepercayaan dapat menjalakan ibadah
sesuai dengan agamanya dengan perasaan bebas, aman, dan nyaman.
Penganut agama islam dapat beriabadah di masjid, umat kristen dan
khatolik beribadah di gereja, umat budha di wihara, umat hindu di
pura dan bermacam tempat beribadah lainnya. Setiap warga negara
harus bekerjasama agara setiap pemeluk agama dapat beribadah sesuai
agamanya. (4)
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Ketakwaan mengharuskan penerimaan kebenaran Tuhan kepada umat
manusia sesuai agama dan kepercayaannya. Dalam masyarakat
dengan jumlah agama dan kepercayaan lebih dari satu, tidak boleh ada
pemaksaan agama dari satu agama ke agama lain dengan cara apapun
oleh sebab itu, toleransi beragama harus dikembangkan sejak dini.
Keyakinan bahwa “Agamaku adalah Agamaku”, “Agamamu adalah
Agamamu” harus ditekankan dalam setiap warga negara.
Implementasi sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila kedua pancasila ini mengandung makna warga negara
Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat
adalah manusia memiliki, kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan
harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakuak
nsesama manusia secara adil dan beradab. (5)
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa
d. Tidak semena mena terhadap orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
f. Gemar melakukan kegiatam kemanusiaan seperti donor darah dan
menyantuni anak yatim
g. Berani membela kebenaran dan keadilan
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia karena itu dikembangkan sikap saling menghormati dengan
bangsa lain. (5)
Implementasi sila ketiga : persatuan Indonesia
Sila persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan
tidak terpecah belah atau bersatunya bermacam macam perbedaan suku,
agama, dan lain lain yang berada diwilayah Indonesia. Persatuan ini
terjadi karena didorong keinginan untuk mencapai kehidupan kebangsaan
yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat,
memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta mewujudkan perdamaian abadi. Butir implementasi sila ketiga :
a. Menempatkan persatuan kesatuan kepentingan serta keselamatan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Butir ini
menghendaki warga negara Indonesia menempatkan kepentingan
negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh sebab itu ,
perang antar suku, dan agama tidak perlu terjadi, kita harus saling
menghormati dan bersatu demi Indonesia pemain politik dan ekonomi
5(?)Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya
sendiri. (6)
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir ini
menghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai
wujus kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat
dilakukan dengan menjadi militer suka rela menjaga keamanan
lingkungan , menegakkan disiplin, dan bagi sebagian besar warga
negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak
sebagai kewajiban warga negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warga negara
mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara memiliki rasa
keindoneisaan. Kecintaan akan Indonedia dapat mengagungkan nama
Indonesia dalam berbagai kegiatan seperti olimpiade olah raga
maupun ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
d. Bangsa sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini
menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari
setiap warga negara Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia,
mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal hal yang menjadi milik
bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukkan dengan berani dan
percaya diri menunjukkan identitas sebagai warga negara Indonesia
baik lewat budaya, perilaku, dan teknologi yang berkembang di
Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa bangga
bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan.
Hubungan baik ekonomi, politi, dan budaya antar suku, pulau dan
agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun damai dan makmur.
Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama, adan
pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi, dan hal ini juga
6(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
bermanfaat bagi yang lain, sehingga tukat menukar ini akan
meningkatkan nilai kesejarhteraan bagi manusia. (7)
Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat ini mepmpunyaimakna bahwa kekuasaan ada di tangan
rakyat dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan
sistem perwakilan (rakyat memilih wakil wakilnya melalui pemilihan
umum) dan keputusan keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan
musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis,
serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang
diwakilinya. Butir butir implementasi sila keempat adalah sebagai
berikut: (7)
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir ini
menghendaki bahwa masyarakat harus mengawal wakil rakyat yanh
dipilih lewat pemilu, agar setiap keputusan wakil rakyat
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir ini
menghendaki setiap warga negara untuk tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain, menghormati setiap perbedaan, dan dengan akal
sehat melakukan kompromi.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama. Butir ini menghendaki musyawarah yaitu
pembahasan secara bersama sama atas suatu penyelesaian suatu
masalah. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan mengenai suatu
masalah harus melibatkan pihak pihak lain yang berkepentingan dan
memecahkan secara bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan. Butir ini menghendaki agar pengambilan keputusan
7(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
secara bersama sama didasarkan semangat kekeluargaan yaitu
hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar di masyarakat.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat
martabat manusia serta nilai- nilai kebenaran dan keadilan. (8)
Implementasi Sila kelima: Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan
perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan,
dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil
dan makmur. Butir- butir Implementasi sila kelima adalah sebagai
berikut :
a. Mengembangkan perbuatan- perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyonyan.
b. Bersikap adil
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak- hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersikap boros
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang
umum. (8)
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai karya orang lain.
8(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta
l. Bersama- sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
2.3 Pengaruh Globlalisasi Terhadap Nilai – Nilai Nasionalisme
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh
bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama
dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa bangsa di seluruh dunia. (9)
Menurut pendapat Kresna pengaruh globalisasi terhadap pluralisme
kebudayaan manusia di negara berkembang. Sebagai proses, globalisasi
berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
ruang dan dimensi waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
dipersingkat dalam unteraksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung disemua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain lain. Teknologi
informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.
Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. (9)
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu
9(?) Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember
pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai
bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya
dan lain lain akan mempengaruhi nilai nilai nasionalisme terhadap bangsa. (9)
PENGARUH POSITIF GLOBALISASI TERHADAP NILAI NILAI
NASIONALISME
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintah dijalankan secara terbuka
dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagiandari suatu
negara, jika pemerintahan dijalankan secara juur, bersih dan dinamis
tentunya akan mendapat tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. (10)
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.
Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. (10)
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang
baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari bangsa
lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang
pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kitat terhadap bangsa.
PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI TERHADAP NILAI
NILAI NASIONALISME
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga
tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tersebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang.
2. Dari globalisai aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc
Donald, Coca Cola, Pia Hut, dll) membanjiri di Indonesia. Dengan
10(?) Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukkan
gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap
bangsa Indonesia.
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya
cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.
4. Mngakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang
kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional
bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka
orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh pengaruh diatas memang tidak secar langsung berpengaruh
terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan
rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab
globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang
diluar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat untuk
diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis.
Bila di penuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan
dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu
stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.(11)
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI
NASIONALISME DI KALANGAN GENERASI MUDA
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat
terutama dikalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda
jugabegitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak
11(?)Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember
anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan gejala gejala yang munclu dalam kehidupan
sehari hari hari anak muda sekarang.(11)
Dari cara berpakaian banyak remaja remaja kita yang berdandan
seperti selebritis yang cenderung kebudaya barat. Mereka menggunakan
pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas jelas
tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut
mereka dicat beraneka wrna. Pendek kata kata orang lebih suka jika
menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya tidak banyak
remaja yang mau melestasrikan budaya bangsa dengan mengenaka
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.(12)
Teknologi internet mrupakan teknologi yang memberikan
informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi
anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari hari. Jika
diguanakan secra semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang
ini, banyak pelajar dan dan mahasiswa yang menggunakannya tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs situs porno. Bukan hanya nternet
saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial
terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih
sibuk dengan menggunakan handphone.(12)
Dilihat dari sikap banya anak muda yang tingkah lakunya tidak
kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.(12)
ANTISIPASI PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI
TERHADAP NILAI NASIONALISME
Langkah langkah untuk mengantisispasi dampak negatif globalisasi
terhadap nilai nilai nasionalisme antara lain yaitu :
12(?)Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal
semangat mencintai produk dalam negeri
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dengan
sebaik baiknya
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik
baiknya.
4. Mewujudkan supermasi hukum, menerapkan dan menegakkan
hukum arti sebenar benarnya dan seadil adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,
ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan
mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai
nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan
kepribadian bangsa.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara ( dalam bahasa inggri “
nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para nasioanlis menganggap negara adalah
berdasarkan beberapa “kebenaran politik”. Bersumber dari teori
romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat,
atau gabungan dari kedua teori itu.(13)
Ikatan Nasionalisme tumbuh ditengah masyarakat saat pola
pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu
naluri mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan ini, yang
notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam
dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau
13(?) Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember
menakhlukan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan
musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasioanlisme merujuk kepada amalan
politik dan ketentaraan yang berladasan nasionalisme secara etnik serta
keagamaan.
2.4 Makna Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata ‘nation’ (Inggris) yang berarti bangsa.
Makna Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk
merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,
bangsa dan negaranya. (14)
Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan
mencintai bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita
terhadap bangsa dan negara tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih
unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki semangat
nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi kita harus
mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerja sama
dengan bangsa-bangsa lain.
Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian Nasionalisme.
14(?) Miftahudin (2012)
Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu
dan bernegara.
Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai
atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari
adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme
adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional
berbangsa dan bernegara sendiri.
Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang
dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan
rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam
suatu bangsa.
Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History
and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
(1) Hasrat untuk mencapai kesatuan.
(2) Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
(3) Hasrat untuk mencapai keaslian.
(4) Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Jadi Nasionalisme dapat diartikan: (15)
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain.
2.5 Landasan Nasionalisme
Landasan nasionalisme bangsa Indonesia adalah pancasila. Landasan
nasionalisme sangat diperlukan guna menciptakan rasa nasionalisme yang
15(?) Maswin (2011)
tinggi diantara beragamnya suku,budaya, dan bahasa serta keanekaragaman
yang lainnya. Dengan adanya Pancasila maka diharapkan negara ini bisa
menjadi bangsa yang hebat karena dengan berlandasan pancasila sebagai
landasan nasionalisme maka jiwa kita akan mempunyai nafsu untuk saling
bersatu sehingga tumbuhlah rasa nasionalisme diantara beragamnya suku,
budaya, dan bahasa.
Yang perlu ditekankan bahwa dalam sejarah Indonesia khususnya,
memang nasionalisme cukup penting, misalnya, sebagai ideologi pemersatu
untuk melawan penjajah Belanda, atau Jepang. Bisa jadi, kalau orang-orang
di kepulauan Nusantara ini tersebar terus dan tidak ada ideologi yang
mempersatukan, tentu saja dengan mudah Belanda menguasai terus
kepulauan ini. Demikian pula, sangat mungkin orang-orang di kepulauan
Nusantara justru saling berperang sendiri. Apalagi, ketika politik Belanda
terus menerus memompakan permusuhan dan konflik-konflik.
Pada akhirnya, tinjauan sejarah politik sampai kepada kesimpulan bahwa
dorongan nasionalisme yang sekian lama dipupuk dan diperjuangkan berhasil
menciptakan sebuah bangsa, sebagai sebuah kesatuan yang membedakan diri
dari kesatuan politik lain, dan sebuah negara, sebagai sebuah lembaga
kekuasaan. Tinjauan sejarah sosial-kultural dapat pula memperlihatkan bahwa
kekuatan daya dorong nasionalisme, yang dilahirkan dalam suasana
kebudayaan bazar dari “komunitas orang-orang asing” akhirnya menciptakan
sebuah komunitas bangsa. Inilah “komunitas yang dibayangkan” oleh “para
perantau” yang pernah secara konseptual menjadi penghuni “ komunitas
orang-orang asing”. Jadi dapat dilihat bahwa proses pembentukan bangsa dan
negara Indonesia adalah sebagai pergumulan munculnya nasionalisme yang
lain membentuk sebuah bangsa dalam wadah negara yang berdaulat.
Selanjutnya, nasionalisme Indonesia melahirkan Pancasila sebagai
ideologi negara. Perjuangan yang lama untuk mencapai kemerdekaan kini
telah terwujud. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sebagai
puncak perjuangan, dan sekaligus pertanda bahwa Indonesia menyatakan
sebagai negara yang berdaulat, merdeka, dan mandiri. Untuk memperkuat itu
semua, disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus,
yang menjadi simbol kekuasaan besar yang revolusioner yang mengandung
persamaan dan persaudaraan, suatu tanda hari cerah setelah digulingkannya
kekuasaan asing. Demikian pula, dengan disahkannya UUD1945, semangat
dan jiwa Proklamasi, yaitu Pancasila, memperoleh bentuk dan dasar
hukumnya yang resmi sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. (16)
Saat ini nasionalisme sudah menjadi rapuh, tentu kita harus mulai
menghidupkan kembali spirit dan etika nasionalisme sebagai sebuah praktek
politik negara dan masyarakat dalam konteks Indonesia kekinian di tengah-
tengah arus milenium ke-3. Memang saat ini sumber dari kekuatan ideologi
nasionalis belum ditemukan oleh banyak orang Indonesia sehingga kita
mencari arus apa yang seharusnya berada di depan kita sebagai energi yang
bisa menuntun kemajuan nasional negara dan masyarakat kita yang seringkali
bimbang dan gelap. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan ini, sebuah
organisasi politik harus mampu menemukan sumber ideologi nasionalisme.(17)
Namun sungguh ironis sekali ketika melihat para generasi muda saat ini
yang saling terpecah belah satu sama lain. Seperti tawuran antar pelajar
hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Memang sungguh sedih dan
memalukan sekali jika hal itu terus berlanjut. Didalam Pancasila tertuang
sila- sila yang mana bisa dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan
persatuan guna mencapai perdamaian. Dengan adanya Pancasila sebagai
landasan nasional, maka kita sebagai warga negara yang baik janganlah saling
terpecah belai karena hal- hal yang tidak berguna.