Top Banner
MAKALAH Tentang PANCASILA SEBAGAI LANDASAN NASIONALISME (disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum PANCASILA) KELOMPOK 8 Oleh : Rastra Ardani I/FAKULTAS HUKUM (Ketua ) (120710101324) Jefri Husairi/FAKULTAS HUKUM (120710101300) Hudalila Safitri/FAKULTAS EKONOMI (120810301108) Ponti Primastuti A.N/FAKULTAS EKONOMI (120810301130) Ratna Hapsari E.P/FKIP FISIKA (120210102103)
51

Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Oct 26, 2015

Download

Documents

Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila Universitas Jember
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

MAKALAH

Tentang

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN NASIONALISME

(disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum PANCASILA)

KELOMPOK 8

Oleh :

Rastra Ardani I/FAKULTAS HUKUM (Ketua ) (120710101324)

Jefri Husairi/FAKULTAS HUKUM (120710101300)

Hudalila Safitri/FAKULTAS EKONOMI (120810301108)

Ponti Primastuti A.N/FAKULTAS EKONOMI (120810301130)

Ratna Hapsari E.P/FKIP FISIKA (120210102103)

Kholifatul Hasanah/FKIP PGSD (120210204014)

Farida Roudlotul J./FKIP PGSD (120210204044)

Yonika/FKIP PGSD (120210204093)

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, atas segala karunia yang dilimpahkan kepada kami,sehingga atas ijin dan kekuatan-NYA kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Dosen pembimbing kami.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Dosen Pembimbing MKU kita Bpk.Kasim Sembiring,dan juga rekan-rekan kami yang telah membantu kami demi terselesaikannya makalah ini.

Kami sangat berharap,semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu sang pembaca untuk lebih memahami dan menambah wawasan tentang mata kuliah umum khususnya Pancasila yang salah satu materinya yakni Pancasila sebagai landasan Nasionalisme.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu kritik,saran,masukan yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati.

Jember,29 September 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PANDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar belakang....................................................................................... 1

Page 3: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

1.2 Rumusan masalah................................................................................. 1

1.3 Tujuan................................................................................................... 2

BAB II ISI..................................................................................................... 3

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila................................................................... 3

2.2 Implementasi Pancasila dalam Kehidupan masyarakat........................ 4

2.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nilai Nasionalisme.................... 11

2.4 Makna Nasionalisme............................................................................. 16

2.5 Landasan Nasionalisme........................................................................ 18

2.6 Prinsip Nasionalisme Pancasila............................................................ 20

2.7 Munculnya Nasionalisme di Indonesia................................................. 21

2.8 Peranan Generasi Muda........................................................................ 22

2.9 Kesatuan Pancasila Saling Mengkualifikasi......................................... 25

2.10 Beberapa Bentuk Nasionalisme............................................................ 27

BAB III. PENUTUP..................................................................................... 29

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 30

LAMPIRAN 1............................................................................................... 31

LAMPIRAN 2............................................................................................... 36

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara yang terbentang luas dari sabang sampai

merauke dimana didalamnya terdiri dari beribu- ribu macam pulau, suku,

budaya, etnis, dan bahasa. Kini telah ada 360 etnis, 450 bahasa daerah, 6

agama besar, 300 agama lokal, dan ratusan aliran/ kepercayaan yang tersebar

± di 13.000 pulau. Bisa dibayangkan betapa beragammnya bangsa kita.

Page 4: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Begitu indahnya keanekaragaman yang kita miliki.Namun apalah arti semua

itu jika kita saling terpecah belah satu sama lain. Maka dari itu, kita perlu

mengikat tali persaudaraan dengan rasa nasionalisme yang tinggi, guna

menciptakan rasa perdamaian diantara kita. Biarpun berbeda- beda tetapi

tetap satu jua atau yang sering kita sebut Bhineka Tunggal Ika. Untuk

menciptakan rasa nasionalisme yang tinggi diantara kita, maka bangsa ini

butuh landasan yang bisa mewujudkan cita-cita itu. Kemudian pada tanggal

29 Mei 1945 pada sidang BPUPKI tercetuskan lima dasar negara oleh

Muh.Yamin hingga Bung Karno mengemukakan nama Pancasila sebagai

dasar negara Indonesia, pada tangga l 1 juni 1945 dan sampai sekarang

diperingati sebagai hari Lahirnya Pancasila. Dengan adanya Pancasila sebagai

dasar negara maka diharapkan Pancasila bisa menjadi perekat yang kuat

untuk dijadikan sebagai landasan nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah lahirnya Pancasila?

2. Bagaimana cara mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari

– hari ?

3. Apa pengaruh globalisasi terhadap Nasionalisme?

4. Apa pengertian dari nasionalisme?

5. Makna apa yang terkandung dalam Pancasila sebagai landasan

nasionalisme?

6. Bagaimana prinsip nasionalisme Pancasila?

7. Bagaimana munculnya nasionalisme di Indonesia?

8. Mengapa harus ada landasan nasionalime?

9. Bagaimana peranan generasi muda dalam membina persatuan dan

kesatuan bangsa?

10. Bagaimana sila sila Pancasila saling mengkualifikasi ?

11. Apa bentuk – bentuk nasionalisme ?

Page 5: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

1.3 Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui makna dari Pancasila sebagai landasan nasionalisme

2. Mengetahui tentang peraanan generasi muda dimasa sekarang

3. Menambah wawasan lebih tentang pancasila sebagai landasan

nasionalisme

Page 6: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

BAB II

ISI

2.1 Sejarah Lahirnya Pancasila

Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma”

karya empu tantular yang ditulis pada jaman Majapahit (abad 14). Dalam

buku itu istilah Pancasila diartikan sebagai perintah kesusilaan yang

jumlahnya lima (Pancasila Karma) dan berisi lima larangan untuk:(1)

(1) Melakukan kekerasan

(2) Mencuri

(3) Berjiwa dengki

(4) Berbohong

(5) Mabuk akibat minuman keras

Selanjutka istilah “sila” dapat diartikan sebagai aturan yang

melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan

yang menurut adab (sopan santun) ; dasar adab ; akhlah ; dan moral.

Pancasila sebagai dasar negara pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno

pada tanggal 1 juni 1945 dihadapan sidang Badan Penyelidik Usaha Usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Mrnurut beliau istilah

pancasila tersebut diperoleh dari para sahabanya yang merupakan ahli bahasa.

Rumusan pancasila yang dikemukakan tersebut terdiri atas: (1)

(1) Kebangsaan Indonesia

(2) Internasional atau Kemanusiaan

(3) Mufakat atau Demokrasi

(4) Kesejahteraan sosial

(5) Dan ketuhanan yang berkemanusiaan

Pada tanggal 22 juni 1945 tokoh tokoh BPUPKI yang diberi nama panitia

sembilan mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta asal usul

mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang BPUPKI.

Dalam pembahasan tersebut disusunlah sebuah piagam yang diberi nama

1(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 7: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

piagam jakarta, yang didalamnya terdapat rumusan dan sistematika Pancasila

sebagai berikut: (2)

(1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk

pemeluknya

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

(3) Persatian Indonesia

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (2)

Panitia sembilan tersebut adalah :

Ir. Soekarno

Drs. Moh. Hatta

Mr. A.A. Maramis

Abi Koesno Tjokrosoejoso

Abdoel Kaharmudzakar

Hj. Agus Salim

Mr. Ahmad Soebardjo

Kh. Wachid Hasjim

Dan Mr. Moh. Yamin

Jadi dapat disimpulkan bahwa :

(1) secara historis pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945.

(2) secara yuridis pancasila lahir tanggal 18 Agustus 1945.

2.2 Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat

Memahami implementasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat sangat

penring dilakukan agar setiap warga negara dalam berpikir dan bertindak

berdasarkan etika yang bersumber dari Pancasila. Pancasila bagi bangsa

Indonesia merupakan pandangan hidup dan dasar negara. Pancasila sebagai

pandangan hidup mempunyai arti setiap warga negara dalam kehidupan

sehari hari menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka

mencapai daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun

2(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 8: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

batin. Pemahaman implementasi Pancasila diharapkan akan adanya tata

kehidupan yang serasi dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.(3)

Implementasi sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini menghendaki setiap warga

negara untuk menjungjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai

keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia berserta

isinya. Keyakinan akan tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk

agama serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka

menjalankan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga

negara yaitu :

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing masing menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab. (3)

Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama dan kepercayaan masing

masing. Pengertian percaya adalah setiap warga negara menerima

sesuatu yang berasal dari tuhan sebagai kebenaran dan menganutny.

Sedangkan pengertian takwa adalah adanya kepatuhan setiap pemeluk

agama dengan adanya kesadaran dan iman untuk melaksanakan segala

perintah tuhan dan menjauhkan semua larangan-Nya. (3)

Pemahaman percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiap

pemeluk agama dan kepercayaan harus memahami ajaran agama dan

melaksanakan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari.

b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan

penganut kepercayaan yang berbeda beda sehingga terbina kerukunan

hidup.(4)

3(?)Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta 4(?)Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 9: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Pancasila sesuai dengan butir kedua sila pertama menghendaki

adanya kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan untuk

mencapai kerukunan hidup umat bersama. Bekerja sama diartikan

bahwa setiap pemeluk agama melakukan pekerjaan secara bersama

sama menurut kesepakatan sehingga terjadi persatuan dalam suatu

wilayah. Seperti diketahui bahwa agama dan kepercayaan setiap

warga negara adalah berbeda, namun demikian setiap warga negara

diharapkan dapat bekerja sama untuk urusan sosial dan

kemasyarakatan sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama. (4)

c. Saling menghormati dan kebebasan menjalakan ibadah sesuai dengan

agama dan kepercayaannya.

Setiap pemeluk agama dan kepercayaan dapat menjalakan ibadah

sesuai dengan agamanya dengan perasaan bebas, aman, dan nyaman.

Penganut agama islam dapat beriabadah di masjid, umat kristen dan

khatolik beribadah di gereja, umat budha di wihara, umat hindu di

pura dan bermacam tempat beribadah lainnya. Setiap warga negara

harus bekerjasama agara setiap pemeluk agama dapat beribadah sesuai

agamanya. (4)

d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Ketakwaan mengharuskan penerimaan kebenaran Tuhan kepada umat

manusia sesuai agama dan kepercayaannya. Dalam masyarakat

dengan jumlah agama dan kepercayaan lebih dari satu, tidak boleh ada

pemaksaan agama dari satu agama ke agama lain dengan cara apapun

oleh sebab itu, toleransi beragama harus dikembangkan sejak dini.

Keyakinan bahwa “Agamaku adalah Agamaku”, “Agamamu adalah

Agamamu” harus ditekankan dalam setiap warga negara.

Implementasi sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sila kedua pancasila ini mengandung makna warga negara

Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat

adalah manusia memiliki, kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan

Page 10: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakuak

nsesama manusia secara adil dan beradab. (5)

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara

sesama manusia

b. Saling mencintai sesama manusia

c. Mengembangkan sikap tenggang rasa

d. Tidak semena mena terhadap orang lain

e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

f. Gemar melakukan kegiatam kemanusiaan seperti donor darah dan

menyantuni anak yatim

g. Berani membela kebenaran dan keadilan

h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia karena itu dikembangkan sikap saling menghormati dengan

bangsa lain. (5)

Implementasi sila ketiga : persatuan Indonesia

Sila persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan

tidak terpecah belah atau bersatunya bermacam macam perbedaan suku,

agama, dan lain lain yang berada diwilayah Indonesia. Persatuan ini

terjadi karena didorong keinginan untuk mencapai kehidupan kebangsaan

yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat,

memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

serta mewujudkan perdamaian abadi. Butir implementasi sila ketiga :

a. Menempatkan persatuan kesatuan kepentingan serta keselamatan

bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Butir ini

menghendaki warga negara Indonesia menempatkan kepentingan

negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh sebab itu ,

perang antar suku, dan agama tidak perlu terjadi, kita harus saling

menghormati dan bersatu demi Indonesia pemain politik dan ekonomi

5(?)Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 11: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya

sendiri. (6)

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir ini

menghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai

wujus kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat

dilakukan dengan menjadi militer suka rela menjaga keamanan

lingkungan , menegakkan disiplin, dan bagi sebagian besar warga

negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak

sebagai kewajiban warga negara.

c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warga negara

mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara memiliki rasa

keindoneisaan. Kecintaan akan Indonedia dapat mengagungkan nama

Indonesia dalam berbagai kegiatan seperti olimpiade olah raga

maupun ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan sumber daya

manusia, melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia.

d. Bangsa sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini

menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari

setiap warga negara Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia,

mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal hal yang menjadi milik

bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukkan dengan berani dan

percaya diri menunjukkan identitas sebagai warga negara Indonesia

baik lewat budaya, perilaku, dan teknologi yang berkembang di

Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa bangga

bertanah air Indonesia.

e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-

Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan.

Hubungan baik ekonomi, politi, dan budaya antar suku, pulau dan

agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun damai dan makmur.

Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama, adan

pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi, dan hal ini juga

6(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 12: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

bermanfaat bagi yang lain, sehingga tukat menukar ini akan

meningkatkan nilai kesejarhteraan bagi manusia. (7)

Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh

Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat ini mepmpunyaimakna bahwa kekuasaan ada di tangan

rakyat dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan

sistem perwakilan (rakyat memilih wakil wakilnya melalui pemilihan

umum) dan keputusan keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan

musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis,

serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang

diwakilinya. Butir butir implementasi sila keempat adalah sebagai

berikut: (7)

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir ini

menghendaki bahwa masyarakat harus mengawal wakil rakyat yanh

dipilih lewat pemilu, agar setiap keputusan wakil rakyat

mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir ini

menghendaki setiap warga negara untuk tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain, menghormati setiap perbedaan, dan dengan akal

sehat melakukan kompromi.

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama. Butir ini menghendaki musyawarah yaitu

pembahasan secara bersama sama atas suatu penyelesaian suatu

masalah. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan mengenai suatu

masalah harus melibatkan pihak pihak lain yang berkepentingan dan

memecahkan secara bersama.

d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan. Butir ini menghendaki agar pengambilan keputusan

7(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 13: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

secara bersama sama didasarkan semangat kekeluargaan yaitu

hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar di masyarakat.

e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur.

g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara

moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat

martabat manusia serta nilai- nilai kebenaran dan keadilan. (8)

Implementasi Sila kelima: Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat

Indonesia

Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan

perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan,

dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil

dan makmur. Butir- butir Implementasi sila kelima adalah sebagai

berikut :

a. Mengembangkan perbuatan- perbuatan yang luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

kegotongroyonyan.

b. Bersikap adil

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

d. Menghormati hak- hak orang lain.

e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

g. Tidak bersikap boros

h. Tidak bergaya hidup mewah.

i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang

umum. (8)

j. Suka bekerja keras.

k. Menghargai karya orang lain.

8(?) Srijanti, dkk (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha Ilmu ; Jakarta

Page 14: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

l. Bersama- sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

2.3 Pengaruh Globlalisasi Terhadap Nilai – Nilai Nasionalisme

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan

tidak mengenal batas wilayah.

Globalisasi yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh

bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama

dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa bangsa di seluruh dunia. (9)

Menurut pendapat Kresna pengaruh globalisasi terhadap pluralisme

kebudayaan manusia di negara berkembang. Sebagai proses, globalisasi

berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi

ruang dan dimensi waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin

dipersingkat dalam unteraksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi

berlangsung disemua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain lain. Teknologi

informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.

Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi

dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.

Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. (9)

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu

negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu

9(?) Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember

Page 15: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai

bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya

dan lain lain akan mempengaruhi nilai nilai nasionalisme terhadap bangsa. (9)

PENGARUH POSITIF GLOBALISASI TERHADAP NILAI NILAI

NASIONALISME

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintah dijalankan secara terbuka

dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagiandari suatu

negara, jika pemerintahan dijalankan secara juur, bersih dan dinamis

tentunya akan mendapat tanggapan positif tersebut berupa rasa

nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. (10)

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi

bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. (10)

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang

baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari bangsa

lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang

pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa

nasionalisme kitat terhadap bangsa.

PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI TERHADAP NILAI

NILAI NASIONALISME

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa

liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga

tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke

ideologi liberalisme. Jika hal tersebut terjadi akibatnya rasa

nasionalisme bangsa akan hilang.

2. Dari globalisai aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk

dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc

Donald, Coca Cola, Pia Hut, dll) membanjiri di Indonesia. Dengan

10(?) Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember

Page 16: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukkan

gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap

bangsa Indonesia.

3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan

identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya

cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia

dianggap sebagai kiblat.

4. Mngakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang

kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi

ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang

kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional

bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian

antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka

orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh pengaruh diatas memang tidak secar langsung berpengaruh

terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan

rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab

globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang

diluar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat untuk

diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis.

Bila di penuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan

dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu

stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.(11)

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI

NASIONALISME DI KALANGAN GENERASI MUDA

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat

terutama dikalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda

jugabegitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak

11(?)Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember

Page 17: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.

Hal ini ditunjukkan dengan gejala gejala yang munclu dalam kehidupan

sehari hari hari anak muda sekarang.(11)

Dari cara berpakaian banyak remaja remaja kita yang berdandan

seperti selebritis yang cenderung kebudaya barat. Mereka menggunakan

pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang

seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas jelas

tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut

mereka dicat beraneka wrna. Pendek kata kata orang lebih suka jika

menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya tidak banyak

remaja yang mau melestasrikan budaya bangsa dengan mengenaka

pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.(12)

Teknologi internet mrupakan teknologi yang memberikan

informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi

anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari hari. Jika

diguanakan secra semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang

berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang

ini, banyak pelajar dan dan mahasiswa yang menggunakannya tidak

semestinya. Misal untuk membuka situs situs porno. Bukan hanya nternet

saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial

terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih

sibuk dengan menggunakan handphone.(12)

Dilihat dari sikap banya anak muda yang tingkah lakunya tidak

kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap

lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan

sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.(12)

ANTISIPASI PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI

TERHADAP NILAI NASIONALISME

Langkah langkah untuk mengantisispasi dampak negatif globalisasi

terhadap nilai nilai nasionalisme antara lain yaitu :

12(?)Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember

Page 18: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal

semangat mencintai produk dalam negeri

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dengan

sebaik baiknya

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik

baiknya.

4. Mewujudkan supermasi hukum, menerapkan dan menegakkan

hukum arti sebenar benarnya dan seadil adilnya.

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,

ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan

mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai

nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan

kepribadian bangsa.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan

mempertahankan kedaulatan sebuah negara ( dalam bahasa inggri “

nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk

sekelompok manusia. Para nasioanlis menganggap negara adalah

berdasarkan beberapa “kebenaran politik”. Bersumber dari teori

romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang

menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat,

atau gabungan dari kedua teori itu.(13)

Ikatan Nasionalisme tumbuh ditengah masyarakat saat pola

pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup

bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu

naluri mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan

menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan ini, yang

notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam

dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau

13(?) Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember

Page 19: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

menakhlukan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan

musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.

Dalam zaman modern ini, nasioanlisme merujuk kepada amalan

politik dan ketentaraan yang berladasan nasionalisme secara etnik serta

keagamaan.

2.4 Makna Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata ‘nation’ (Inggris) yang berarti bangsa.

Makna Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional

yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk

merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai

pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,

bangsa dan negaranya. (14)

Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan

mencintai bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita

terhadap bangsa dan negara tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih

unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki semangat

nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi kita harus

mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerja sama

dengan bangsa-bangsa lain.

Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian Nasionalisme.

14(?) Miftahudin (2012)

Page 20: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu

dan bernegara.

Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai

atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.

Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari

adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme

adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional

berbangsa dan bernegara sendiri.

Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang

dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan

rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam

suatu bangsa.

Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History

and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:

(1) Hasrat untuk mencapai kesatuan.

(2) Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.

(3) Hasrat untuk mencapai keaslian.

(4) Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

Jadi Nasionalisme dapat diartikan: (15)

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan

bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana

mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu

dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut

chauvinisme.

Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa

cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati

bangsa lain.

2.5 Landasan Nasionalisme

Landasan nasionalisme bangsa Indonesia adalah pancasila. Landasan

nasionalisme sangat diperlukan guna menciptakan rasa nasionalisme yang

15(?) Maswin (2011)

Page 21: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

tinggi diantara beragamnya suku,budaya, dan bahasa serta keanekaragaman

yang lainnya. Dengan adanya Pancasila maka diharapkan negara ini bisa

menjadi bangsa yang hebat karena dengan berlandasan pancasila sebagai

landasan nasionalisme maka jiwa kita akan mempunyai nafsu untuk saling

bersatu sehingga tumbuhlah rasa nasionalisme diantara beragamnya suku,

budaya, dan bahasa.

Yang perlu ditekankan bahwa dalam sejarah Indonesia khususnya,

memang nasionalisme cukup penting, misalnya, sebagai ideologi pemersatu

untuk melawan penjajah Belanda, atau Jepang. Bisa jadi, kalau orang-orang

di kepulauan Nusantara ini tersebar terus dan tidak ada ideologi yang

mempersatukan, tentu saja dengan mudah Belanda menguasai terus

kepulauan ini. Demikian pula, sangat mungkin orang-orang di kepulauan

Nusantara justru saling berperang sendiri. Apalagi, ketika politik Belanda

terus menerus memompakan permusuhan dan konflik-konflik.

Pada akhirnya, tinjauan sejarah politik sampai kepada kesimpulan bahwa

dorongan nasionalisme yang sekian lama dipupuk dan diperjuangkan berhasil

menciptakan sebuah bangsa, sebagai sebuah kesatuan yang membedakan diri

dari kesatuan politik lain, dan sebuah negara, sebagai sebuah lembaga

kekuasaan. Tinjauan sejarah sosial-kultural dapat pula memperlihatkan bahwa

kekuatan daya dorong nasionalisme, yang dilahirkan dalam suasana

kebudayaan bazar dari “komunitas orang-orang asing” akhirnya menciptakan

sebuah komunitas bangsa. Inilah “komunitas yang dibayangkan” oleh “para

perantau” yang pernah secara konseptual menjadi penghuni “ komunitas

orang-orang asing”. Jadi dapat dilihat bahwa proses pembentukan bangsa dan

negara Indonesia adalah sebagai pergumulan munculnya nasionalisme yang

lain membentuk sebuah bangsa dalam wadah negara yang berdaulat.

Selanjutnya, nasionalisme Indonesia melahirkan Pancasila sebagai

ideologi negara. Perjuangan yang lama untuk mencapai kemerdekaan kini

telah terwujud. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sebagai

puncak perjuangan, dan sekaligus pertanda bahwa Indonesia menyatakan

sebagai negara yang berdaulat, merdeka, dan mandiri. Untuk memperkuat itu

Page 22: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

semua, disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus,

yang menjadi simbol kekuasaan besar yang revolusioner yang mengandung

persamaan dan persaudaraan, suatu tanda hari cerah setelah digulingkannya

kekuasaan asing. Demikian pula, dengan disahkannya UUD1945, semangat

dan jiwa Proklamasi, yaitu Pancasila, memperoleh bentuk dan dasar

hukumnya yang resmi sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia,

yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,

Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. (16)

Saat ini nasionalisme sudah menjadi rapuh, tentu kita harus mulai

menghidupkan kembali spirit dan etika nasionalisme sebagai sebuah praktek

politik negara dan masyarakat dalam konteks Indonesia kekinian di tengah-

tengah arus milenium ke-3. Memang saat ini sumber dari kekuatan ideologi

nasionalis belum ditemukan oleh banyak orang Indonesia sehingga kita

mencari arus apa yang seharusnya berada di depan kita sebagai energi yang

bisa menuntun kemajuan nasional negara dan masyarakat kita yang seringkali

bimbang dan gelap. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan ini, sebuah

organisasi politik harus mampu menemukan sumber ideologi nasionalisme.(17)

Namun sungguh ironis sekali ketika melihat para generasi muda saat ini

yang saling terpecah belah satu sama lain. Seperti tawuran antar pelajar

hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Memang sungguh sedih dan

memalukan sekali jika hal itu terus berlanjut. Didalam Pancasila tertuang

sila- sila yang mana bisa dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan

persatuan guna mencapai perdamaian. Dengan adanya Pancasila sebagai

landasan nasional, maka kita sebagai warga negara yang baik janganlah saling

terpecah belai karena hal- hal yang tidak berguna.

2.6 PRINSIP NASIONALISME PANCASILA

16(?) Yoehan Rianto Prasetyo (2012)17(?) Kasim Sembiring (2009)

Page 23: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham

kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang

didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang

diarahkan agar bangsa Indonesia selalu:

a. menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa

dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;

b. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;

c. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak

merasa rendah diri;

d. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama

manusia dan sesama bangsa;

e. menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;

f. mengembangkan sikap tenggang rasa;

g. tidak semena-mena terhadap orang lain;

h. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;

i. senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;

j. berani membela kebenaran dan keadilan;

k. merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat

manusia; dan

l. menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama

dengan bangsa lain.

2.7 Munculnya Nasionalisme di Indonesia

Munculnya Nasionalisme diakibatkan oleh hal- hal berikut ini :

a. Contoh Indonesia pernah memiliki

kejayaan pada masa Sriwijaya,

Mahapahit. Kejayaan menimbulkan

harga diri sehingga mereka akan

memberontak bila harga diri diganggu.

Page 24: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

b

.

Contoh Belanda yang menindas dan

membelenggu akibatnya timbul

perlawanan.

c. Contoh munculnya golongan

cendekiawan sehingga timbul

penggerak atau pemimpin pergerakan

Nasional.

d

.

Kemenangan Jepang atas Rusia 1905

mengakibatkan semangat bangsa Asia

terutama Indonesia untuk menentang

Imperialisme Barat. Contoh dengan

terbentuknya Budi Utomo (1908).

e. Kekuasaan pribumi pada saat itu

terkungkung oleh pengaruh politik

imperialis dan kolonial yang sangat

kejam sehingga terjadi praktek

penyalahgunaan kekuasaan dan

pelecehan hak asasi. Dalam bidang

ekonomi terjadi eksploitasi ekonomi,

dan dalam bidang budaya terjadi

pelecehan sehingga bangsa Indonesia

berusaha memperjuangkan aspirasi

Page 25: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

rakyat baik di bidang politik, ekonomi

atau pun budaya.

f. Mayoritas rakyat Indonesia adalah

kaum muslim. Dengan jumlah yang

demikian besar, ternyata Islam

merupakan satu unsur penting untuk

menumbuhkan semangat nasionalisme

Indonesia.

G Karena keturunan Cina mendirikan

perguruannya sendiri yakni Tionghoa

Hwee Kwan (1901) sehingga bangsa

bangkit. Para pedagang pribumi

mendirikan SDI (1911) atau Serikat

Dagang Islam.

2.8 Peranan Generasi Muda

Generasi muda pada prinsipnya adalah suatu kelompok manusia Indonesia

yang diharapkan mampu menjadi penerus kegiatan generasi tua yang dianggap

baik. Generasi muda adalah sosok penerus kepemimpinan bangsa di masa

depan yang lebih baik.

Peranan Generasi Muda Saat Ini

Masa kini adalah masa yang sedang kita nikmati bersama, tapi apa

yang sedang kita lakukan saat ini?

Page 26: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Masa kini disebut juga masa pembangunan, setelah peristiwa

G30S/PKI kemudian tumbangnya Orde Lama, lalu lahir Orde Baru. Dan di

masa Orde Baru itulah dalam upaya mengisi kemerdekaan bangsa

Indonesia melakukan pembangunan-pembangunan dalam berbagai aspek

kehidupan seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya dan lain

sebagainya, guna menata kehidupan yang lebih baik. Dimulai dari apa

yang dinamakan Pelita I (Pembangunan Lima Tahun I) sampai dengan

Pelita IV.

Kembali kepada kita, apa yang kita lakukan saat ini? Menurut

kami sungguh tepat jika kita melakukan yaitu mau belajar dengan

sungguh-sungguh, walaupun di SMU Terbuka. Sebab di tangan kitalah

wahai putra-putri harapan bangsa dipertaruhkan. Dengan demikian sebagai

generasi Reformasi hendaknya kita menghindari tindakan-tindakan yang

tidak sesuai dengan:

1) Tidak beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Berbuat tidak adil.

3) Berbuat di luar batas-batas kemanusiaan sehingga tidak menghormati

dan menjunjung tinggi hak-hak asasi.

4) Mementingkan diri pribadi, golongan di atas kepentingan bangsa dan

negara.

5) Memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, tidak dapat

mengendalikan diri sendiri.

Lalu apa yang dilakukan saat ini, tentu sama beratnya dengan

generasi terdahulu. Setelah badai krisis moneter yang berlarut-larut,

ditambah pula praktek-praktek KKN di segala bidang yang berakibat

hancurnya nilai-nilai kejujuran dan keadilan, etika politik, moral hukum,

dasar-dasar demokrasi dan sendi-sendi agama. Itu semua adalah kesalahan

pada pemerintahan Orde baru.

Dengan dipelopori mahasiswa, para dosen, praktisi, LSM, politisi

maupun mantan pejabat yang di era Orde Baru merasa dipinggirkan,

melakukan demonstrasi menyuarakan “Reformasi”.

Page 27: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Peranan Generasi Muda di Masa yang Akan Datang

Mungkin di masa yang akan datang kita masih bisa menikmati,

tetapi generasi terdahulu mungkin tinggal kenangan.

Memang sulit untuk membayangkan bagaimana keadaan Indonesia

nanti, apakah kita menjadi bangsa yang lebih maju serta modern, atau

sebaliknya kita menjadi hancur. Cobalah kita renungkan, betapa berat,

begitu banyak tantangan yang harus dihadapi.

Di era globalisasi, zaman milenium bila kita lihat dan amati begitu

cepat arus informasi yang masuk tanpa dibatasi lagi oleh ruang dan waktu,

tentu akan membawa dampak baik yang positif ataupun negatif.

Oleh karena itulah sebagai generasi muda untuk menghadapi masa

datang hendaknya:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

2. Belajar dengan tekun serta lebih giat lagi.

3. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari

penonjolan suku, agama atau golongan yang dapat menimbulkan

perpecahan.

5. Menghindari perbuatan yang merugikan negara seperti korupsi, kolusi

dan nepotisme.

2.9 Kesatuan Pancasila saling mengkualifikasi.

Sila- sila pancasila sebagai kesatuan keselutruhan itu disamping bersifat

organis dan bentuk susunannya hirarkhis piramidal, hubungan masing-

masing silanya adalah saling mengkualifikasikan atau saling mengisi dalam

rangka susunan hirarkhis piramidal. Kesatuan saling mengkualifikasikan ini

diartikan kesatuan saling mensifati yang tiap sila mengandung keempat sila

lainnya sehingga sila- sila pancasila itu merupakan satu- kesatuan tak

Page 28: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

terpisahkan. Rumusan Pancasila yang saling mengkualifikasi adalah sebagai

berikut (18)

Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang

berpersatuan Indonesia, yang beradab, yang

berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan dan yang berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah

Kemanusiaan yang berketuhanan Yang maha Esa,

yang berpersatuab Indonesia, yang berkerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaaan dalam

permusyawaratan perwakilan dan yang berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila ketiga : Persatuan indonesia adalah Persatuan yang

berketuhanan Yang maha Esa, yang berkemanusiaan

yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan dan yang berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan adalah

kerakyatan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang

berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah

Keadilan yang berketuhanan Yang maha Esa, yang

berkemanusian yang adil dan beradab, yang

18(?) Noor Ms Bakry (2001). Pancasila Yuridis Kenegaraan. Liberty;Yogyakarta

Page 29: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

berpersatuan Indonesia dan yang berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebikajaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

Dengan adanya rumusan Pancasila yang saling mengkualifikasikan ini.

Jelaslah bahwa tiap sila tidak dapat dipisahkan denga sila yang lain, selalu

berkait- kaitan, merupakan satu kesatuan yang utuh, yang biasa disebut

dengan istilah Majemuk Tunggal ( menurut Notonagoro ).(19)

Rumusan tiap sila yang berkaitan itu dapat dicontohkan faedah

praktisnya, bagaimana seharusnya menggunakan Pancasila itu sebagai dasar

negara untuk dilaksanakan dalam segala sesuatunya mengenai hidup

kenegeraan dalam rangka sebagi fundamen politik negara, yaitu khusus sila

ketiga sebagai dasar negara, sila keempat sebagai sistem negara, sila kelima

sebagai tujuan negara.

Faedah praktis rumusan berkaitan sebagai contoh pertama tentang

Nasionalisme Indonesia yang merupakan penjelmaan perwujudan dari sila

Persatuan Indonesia, Nasionalisme Indonesia ini adalah salah satu bentuk

nasionalisme dengan ciri khusus berketuhanan Yang Maha Esa,

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan ciri khusus yang demikian ini,

maka Nasionalisme Indonesia adalah Nasionalisme yang menerima bangsa

lain menjadi rakyat Indonesia sebagai kesatuan dan menghargai bangsa lain

sebagai sesama makhluk Tuhan, serta menghargai karya bangsa lain.

Nasionalisme ini disebut juga dengan Nasionalisme Pancasila. (20)

Mengenai kesatuan Pancasila ini, selain ditinjau dari sudut bentuk susunan

maupun hubungannya yang saling mengkualifikasi, dapat juga ditinjau dari

segi manusianya yang ber- Pancasila, karena yang menjadi titik- pangkal

Pancasila baik sudut filsafat maupun sudut kenegaran ialah manusia, khusus

manusia Indonesia. Manusia yang berkelompok menjadi satu kesatuan dan

19(?) Noor Ms Bakry (2001). Pancasila Yuridis Kenegaraan. Liberty;Yogyakarta

Page 30: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

mempunyai kehendak yang satu di dalam manifestasinya merupakan satu

kesatuan bangsa yaitu bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila.

Jadi, kita sebagai penerus bangsa jika ingin melihat bangsa ini terus maju

dan modern, hendaknya sejak dimulai dari sekarang, mulai memperkenalkan

anak cucu kita pada budaya- budaya yang dimiliki bangsa ini, sehingga

mereka tidak akan kehilangan identitas dirinya sebagai warga Indonesia yang

mencintai bangsanya karena telah tertanan rasa nasionalisme dalam dirinya

sejak kecil. Jadi betapa tergantungnya bangsa ini kepada kita. Kitalah yang

akan menentukan bagaimana bangsa ini kedepannya karena semua itu

tergantung pada kita sebagai penerus bangsa ini.(20)

2.10 Beberapa bentuk Nasionalisme

Nasionalisme dapat menonjolkan diriya sebagai sebagian paham

negara atau geraka ( bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat

warga negara, etnis, budaya, keagamaan, dan ideologi. Kategori tersebut

lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasioanlisme mencampuradukan

sebagian atau semua elemen tersebut. (21)

Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah

sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik

dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat” ; perwakilan

politik”.

Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah

masyarakat.

Nasionalisme romantik adalah bergantung pada perwujudan budaya

etnis yang menempati idealisme romantik.

Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya

“sifat keturunan“ seperti warna kulit, ras dan sebagainya.

20(?) Noor Ms Bakry (2001). Pancasila Yuridis Kenegaraan. Liberty;Yogyakarta

21(?)Kasim Sembiring, SH, M,Si (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Jember; Jember

Page 31: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Nasionalisme kenegaraan adalah variasi nasionalisme

kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

Nasionalisme agama adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah membuat makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa

Pancasila sebagai landasan nasional berperan penting dalam menghadapi

tantangan global yang terus meningkat di Era Globalisasi seperti saat ini guna

menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga dengan adanya

Page 32: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

Pancasila sebagai landasan nasional menunjukkan bahwa Pancasila sebagai

Azas Tunggal yang menunjukkan Identitas sendiri bagi bangsa Indonesia

dalam percaturan dunia. Oleh karena itu,kita sebagai warga negara Indonesia

yang baik hendaknya tetap berpegang teguh pada Pancasila.

Page 33: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme

DAFTAR PUSTAKA

Maswins,2011.Pengertian Nasionalisme

Http://www.maswins.com/2011/03/pengertian-nasionalisme- dan.html

(diakses tanggal 28 Oktober 2012)

Miftahudin,2012.System Penelitian.

Http://staff.uny.ac.id/ system/files/penelitian/Miftahudin,%20M.Hum.

(diakses tanggal 28 Oktober 2012)

Sembiring, SH, M, Si.Kasim. 2009. Pancasila Pemersatu Bangsa. Jember:

Universitas Jember.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/04/pancasila-sebagai-wajah-

nasionalisme-indonesia/

(diakses tanggal 14 Oktober 2012)

Srijanti, dkk .2009. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Graha

Ilmu; Jakarta.

Kasim Sembiring, SH, M,Si .2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas

Jember; Jember.

Noor Ms Bakry .2001. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Liberty;Yogyakarta

Page 34: Pancasila Sebagai Landasan Nasionalisme