Top Banner
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NILAI YANG FUNDAMENTAL I. Pengertian Pancasila sebagai nilai Secara harfiah nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. II. Nilai-nilai Fundamental Yang Terkandung di dalam Pancasila A. PENGERTIAN NILAI Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
47

Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Jan 19, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NILAI YANG FUNDAMENTAL

I. Pengertian Pancasila sebagai nilaiSecara harfiah nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.II. Nilai-nilai Fundamental Yang Terkandung di dalam Pancasila

A. PENGERTIAN NILAI

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

B. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan

Page 2: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Makna Nilai dalam Pancasila

a. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.

b. Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

c. Nilai Persatuan

Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..

d. Nilai Kerakyatan

Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

e. Nilai Keadilan

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Page 3: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai luhur dan mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dan dasar negara. Nilai-nilai Pancasila secara bertahap harus benar-benar diwujudkan dalam perilaku kehidupan negara dan masyarakat.Di dalam tatanan nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.a. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat nilai kultural.b. Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud norma sosial atau norma hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu. Nilai instrumental, meskipun lebih rendah daripada nilai dasar, tetapi tidak kalah penting karena nilai ini mewujudkan nilai umum menjadi konkret serta sesuai dengan zaman. Nilai instrumental merupakan tafsir positif terhadap nilai dasar yang umum.c. Nilai praksis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Semangatnya nilai praksis ini seyogyanya sama dengan nilai dasar dan nilai instrumental. Nilai inilah yang sesungguhnya merupakan bahan ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak.Hubungan ketiga nilai tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: nilai dasar yang merupakan nilai objektif, positif, intrinsik, dan transenden itu dikonkretkan menjadi nilai instrumental. Selanjutnya nilai instrumental diimplementasikan lebih lanjut dalam wujud yang lebih konkret dan menjadi nilai praksis. Dengan demikian, nilai instrumental dapat dikatakan sebagai dasar perwujudan suatu praksis.Dalam kehidupan bangsa yang mengacu kepada Pancasila ada beberapa nilai fundamental yang terkandung di dalamnya seperti; nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis, nilai positif, nilai logis, nilai etis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius atau keagamaan. Apabila dari nilai-nilai tersebut dijabarkan ke dalam rumusan yang terkandung dalam Pancasila, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religius antara lain:a) Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci lain sebagainya.b) Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nyac) Nilai Sila I ini juga meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV dan V2. Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung nilai-nilai kemanusiaan antara lain:a) Pengakuan terhadap adanya martabat manusiab) Perlakuan yang adil terhadap sesama manusiac) Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, dan karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.d) Nilai sila II meliputi dan menjiwai sila III, IV dan V.

Page 4: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

3. Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa antara lain:a) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mencakup seluruh wilayah Indonesiab) Persatuan Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesiac) Pengakuan terhadap ke-“Bhineka Tunggal Ika”-an suku bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan kesatuan bangsad) Nilai sila III meliputi dan menjiwai sila IV dan V.4. Dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/keadilan terkandung nilai kerakyatan antara lain:a) Kedaulatan negara adalah ditangan rakyatb) Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehatc) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang samad) Musyawarah dan mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyate) Nilai sila IV meliputi dan menjiwai sila V5. Dalam Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial antara lain:a) Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesiab) Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasionalc) Cita-cita masyarakat adil dan makmur secara material dan spiritual yang merata bagi seluruh rakyat Indonesiad) Keseimbangan antara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang laine) Cinta akan kemajuan dan pembangunanf) Nilai sila V ini diliputi dan dijiwai sila I,II,III dan IV.

III. Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Fundamental dan Terbuka Menjawab Persoalan Hidup Berbangsa dan BernegaraDalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini kita menemukan banyak sekali persoalan-persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Persoalan yang ada datang dalam berbagai bentuk dan ragamnya, mulai dari persoalan sosial, ekonomi, budaya dan bahkan persoalan hankam. Dalam kehidupan sosial, diantara sesama rakyat Indonesia dapat terlihat dengan jelas terkait adanya kemerosotan moral, di mana korupsi yang seharusnya menjadi hal yang sangat tabu bagi pelakunya, berubah menjadi semacam gaya hidup dikalangan masyarakat, mulai dari pejabat kelas atas hingga lingkungan RT sekalipun. Dalam persoalan ekonomi dapat kita jumpai masih banyak diantara penduduk Republik ini yang hidup berada di bawah garis kemiskinan dan cenderung tidak diperhatikan oleh pemerintah. Dalam persoalan budaya juga terlihat jelas ketika banyak hasil budaya bangsa Indonesia yang seharusnya menjadi hak milik bangsa ini diklaim oleh bangsa lain sehingga membuat Indonesia seakan-akan kehilangan muka di hadapan dunia internasional. Dalam persoalan keamanan, akhir-akhir ini bangsa Indonesia seakan-akan dihantui oleh aksi-aksi terorisme yang hampir ada di mana-mana. Faham radikal yang dianut oleh kelompok-kelompok tertentu menyebabkan gangguan keamanan yang serius bagi negara ini dan bisa berdampak buruk bagi citra bangsa Indonesia sendiri dalam pandangan dunia internasional.

Page 5: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Dari setiap permasalahan yang telah diungkapkan di atas, sesungguhnya bukanlah merupakan bukti bahwa ideologi Pancasila itu gagal ataupun Pancasila itu sudah tidak relevan lagi. Ada banyak bukti yang dapat menggugurkan pernyataan-pernyataan yang sifatnya negatif terhadap Pancasila tersebut misalnya saja, selain sebagai nilai fundamental bagi pelaksanaan kehidupan bernegara, Pancasila juga merupakan ideologi yang terbuka.Pancasila sebagai Ideologi yang terbuka dengan artian bahwa Pancasila mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa harus ada pengubahan nilai dasarnya (nilai Fundamental). Pancasila sebagai sumber filsafat nilai yang fundamental dan terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri. Berkaca kepada kalimat yang mengatakan bahwa pengegembangan Pancasila harus memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia memiliki arti bahwa dalam usaha menciptakan keselarasan antara Pancasila dan kondisi masa kini haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati, agar pengembangan yang dilakukan tidak melenceng dari nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.Dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih banyak berupa persoalan-persoalan yang pelik dalam berbagai sendi kehidupan, masyarakat Indonesia harus memahami bahwa untuk menghadapi polemik tersebut sesungguhnya Pancasila telah memberikan orientasi ke depan yang mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segala bidang. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai nila yang bersifat sistematis Fundamental dan menyeluruh. Maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh hierarkhis dan sistematis. Dalam pengrtian inlah maka sila-sila pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Konsekuensinya kelima silabukan terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang utuh.Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara repubilk indonesia mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai keutuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemsyarakatan,yang merupakan masyarakat hukum. Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makluk yang berbudaya atau makluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidup manusia terus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Konsekuensinya dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Maka negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama, maka dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga, sehingga unuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu perinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial) (hakikat silakelima). Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.

Page 6: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kita semua tau bahwa dasar Negara kita adalah pancasila, seperti kita semua ketahui bahwa dasar adalah suatu penopang yang haruslah kuat untuk menampung hal-hal yang berada di atasnya, ibaratkan sebuah gedung yang besar maka memerlukan dasar yang kuat, landasan atau dasar itu harus kuat dan kokoh agar gedung yang berdiri di atasnya akan tegak sentosa untuk selama-lamanya, landasan ituharus pula tahan uji , nah, dalam makalah ini akan mencoba menguraikan tentang pancasila adalah dasarnegara Indonesia yang kuat dan kokoh.

TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan dari makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila yang diberikan dosen pengasuh kami, juga agar bangsa Indonesia mengetahui lebih dalam tentang pancasila sebagai dasar neagara dan bangsa iindonesia,terutama bagi mahasiswa yang merupakan generasi penerus dan calon pemimpin bangsa ini.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah:

1. DASAR FILOSOFIS PANCASILA

2. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR FUNDAMENTALNEGARA

INDONESIA

3. PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA SUMBER HUKUM NEGARA

INDONESIA

4. PANCASILA SEBNAGAI JATI DIRI BANGSA INDONESIA

BAB II

PEMBAHASAN

1. DASAR FILOSOFIS PANCASILA

Page 7: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Pancasila sebagai dasr filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsan Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan NegaraIndonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap maspek kehidupan kebangsaan, kemasyaraktan dan kengaraan harus bardasarkan nilai-nilai ketuhanan,kemanusiaa, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatau pandangan bahwa Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hokum (legal society).

Selain itu secara kualitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah bersifat objektif. Artinya esensi nilai-nilai pancasilaadalah bersifat universal yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sehingga dapatditerapkan pada Negara lain walaupun barangkali namanya bukan pancasila.[1]

Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rumusan sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukan adanya sifat umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

2. inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Inonesia dan mungkinjuga pada bangsa lain.

3. pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmuhukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental Negara sehingga merupakan suatu sumber hokum positif di Indonesia.

Sebaliknya nilai-nilai subjektif pancasila dapat diartikan bahwa keberadan nilai itu bergantung atau terletak pada bangsa Indonesia sendiri. Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pancasila timbil dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa matterialis

2. nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga merupakan jatidiri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

3. nilai-nilai pancasila di dalamnya terkadung ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estesis dan nilai religius, yang manifestasinya sesuai dengan budi nirani bangsa Indonesiakarena bersumber pada kepribadian bangsa (lihat Darmodihardjo, 1996).

nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan.

Page 8: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

2. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASA FUNDAMENTAL NEGARA INDONESIA

Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesiapada hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sumber hokum dalam Negara Indonesia. Sebagai sumber dari segala sumber hokum secara objektif merupakan pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hokum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia.

Nilai-nilai pancasilla terkandung dalam UUD 1945 secara yuridis mamiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental. Adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai pancasila mengandung empat pokok pikiran yang bilamana dianalisis makna yang terkndung di dalamnya tidak lain adalah merupakan devirasiatau penjabarn pancasila.[2]

Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa Negara Indonesiaadalah Negara persatuan.

Pokok pikiran kedua bahwa Negara hendak mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat.

Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa, Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hal itu dapat disimpulkan bahwa keempat pokok pikiran tersebut tidak lain merupakan perwujudan dari sila-sila pancasila. Pokok pikiran ini sebagai dasar fundamental dalam pendirian Negara, yang realisai berikutnya oerlu diwujudkan atau dijelmakan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945.

3. PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA SUMBER HUKUMINDONESIA

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukumindonesia, yang berwujud di dalam tertib hukumnya. Sebagai sumber di sini ialah sebagai asl, tempat setiap pembentuk hukum di imndonesia mengambil atau menimba unsur-unsur dasar yang diperlukan untuk yugasnya itu, dan merupakan tempat untuk menemukan ketentua-ketetuan yang akan menjadi sisi dari peraturan yang akan dibuat, serta sebagai dasar ukuran (maatstaf), untuk meguji apakah isi suatu peraturan hukum yang berlaku itu, sungguh-sungguh merupakan suatu hukum yang mengarah kepada tujuan hukum negara Indonesia.[3]

4. PANCASILA SEBAGAI JATI DIRI INDONESIA

Page 9: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Kita melihat bajwa kata jati diri menunujuk kepada kesatuan yang utuh dan seimbang dari suatu masyarakat atau seorang manusia. Kesatuan itu merangkum tiga aspek, yaitu:

1. Pancasila Sebagai Kepriadian Bangsa Indonesia

Di dalam proses terbentuknya dedinitif pancasila, terdapat rumusan-rumusan yang berbeda. Perjalanan pancasila tidaklah mudah dan mulus. Setiap kali dicoba untuk merumuskan secara berbeda, yang dianggap sesuai dengan tujuan negara. Namun akhirnya disepakati bahwa pancasila sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 merupakan perumusan yangterbaik diantara kemungkinan yang ada. Pancasila inilah yang menjadi rumusan kepribadan Indonesia.

2. Pancasila Sebagai Identitas Diri Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan hasil intraksi dari masyarakat yang hidup di bumi indonesia selama-berabad-abad, bukannya muncul sbagai pengolahan teoretis yang tidak ada sangkut pautnya dengan ‘ the way of life’ dari masyarakat Indonesiayang komkret dan real.

3. Pancasila Sebagai Keunikan Bangsa Indonesia

Seringkali kita mendengar kata ‘weltanschauung’ untuk menjelaskan pentingnya pancasila sebagai pedoman hidup konkret bangsa Indonsia. Kata weltanschauung’ berarti ideologi atau pandangan hidup. Setelah kita melihat pancasila sebagai hasil perumusan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat indonsia di masa lampau dan kemudian pancasila dijadikan kepribadian dan dentits diri bengsa Indonesia, maka pancasila ini juga merupakan ciri khas bangs Indonesia dalam pergaulannya dengan masyarakat dunia atau bangsa lain di dunia ini. Dengan demikian, pancasila merupakan keunikan bangsa Indonesia.

5. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA INDONESIA

Pancasila merupakan jiwa bangsa indonesia karena pancasila memberikan corak yangkhas kepada bangsaindonesia dan tak dapat dipisahkn dari bangsa indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat mambedakan bangsaindonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa yang lain. Akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjad ciri khas bangsa indonesia. Hal ini berkaitan dengan pancasila merupakan keununikan bangsa indonesia, nah keunikan itulah yang membuat merupakn jiwa bangsa indonesia.

BAB III

Page 10: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari jabaran makalah kami ini kita dapat menarik kesimpulan

1. Bahwa pancasila merupakan dasar negara indonesia

2. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa indonesia

3. Pancasila merupakan jiwa bagsa indonesia

4. Pancasla merupakan kepribadian bangsa indonesia

5. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia

PENDAPAT PENULIS

Menurut pendapat kami sebagai penulis makalah ini bahwa panasila merupakan suatu yang tepat untuk dijadikan dasar negara indonesia karena pancasila memiliki nilai yang sangat bagus untuk dijadikan suatu landasan, namun apakah negara kita sekarang ini mengamalkan sekaligus mematuhi serta mencapai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri, sepertinya belum maka dari itu mari kita sebagai bangsa indonesia yang baik mulai sekarang kita coba untuk melaksanakan apa yang ada dalam pancasila, terutama kita para mahasiswacalon pemimpin negeri ini.

BAB 1PENDAHULUAN

A.    Latar  BelakangSetiap warga Negara dituntut untuk dapat hidup berfilsafat dan berguna bagi Negara,

mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya, Negara dan bangsanya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan berfilsafat dan berfikir filsafat yang berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai-nilai kemanusiaan dan filsafat serta nilai-nilai budaya bangsa.

Nilai-nilai tersebut sebagai panduan dan nilai budaya bangsa serta pegangan hidup bagi setiap warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B.   TujuanTujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. 

Page 11: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

BAB IIPEMBAHASAN

A.    Pengertian FilsafatSecara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philein” yang artinya ‘cinta’ dan

“sophos” artinya ‘kebijakan’. Secara harfiah filsafat berarti cinta kebijakan.      Arti filsafat dikelompokkan menjadi dua macam:

1.      Filsafat sebagai produk, mencakup:a.       Jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang

lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme dan pragmatisme.

b.      Jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas filsafat.

2.      Filsafat sebagai suatu prosesDalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses

pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

Cabang- cabang Pokok Filsafat:1.      Metafisika, membahas tentang hal- hal yang bereksistensi di balik fisis, yang meliputi:a.       Ontologi, mempelajari tentang teori sifat dasar dan ragam kenyataan.b.      Kosmologi, membicarakan teori umum mengenai proses kenyataan.

c.       Antropologi, mempelajari tentang kebudayaan manusia.3.      Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.4.      Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.5.      Logika, berkaitan tentang aturan- aturan berfikir agar dapat mengambil rumusan atau

kesimpulan yang benar.6.      Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.7.      Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

B.    Rumusan Kesatuan Sila- sila Pancasila Sebagai Suatu SistemCiri- ciri Sistem:

a.       Suatu kesatuan bagian- bagian yang mempunyai fungsi tersendiri.b.      Saling berhubungan dan saling ketergantungan.c.       Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.d.      Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

1.      Susunan Kesatuan Sila- sila Pancasila yang Bersifat OrganisKesatuan Sila- sila Pancasila yang bersifat organis bersumber pada hakikat

dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti. Isi dari sila- sila pancasila, yaitu:a.       Hakikat manusia ‘monopluratis’ yang memiliki unsur- unsur.b.      Susunan kodrat jasmani rohani.

Page 12: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

c.       Sifat kodrat individu- makhluk sosiald.      Kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri- makhluk Tuhan yang Maha Esa.

2.      Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk PiramidalDalam hal ini, Pancasila digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila

Pancasila dalam urutan-urutan luas (kuantitas), dan dalam hal isi sifatnya (kualitas). Jika dilihat dari intinya urutan-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya.            Kesatuan sila- sila Pancasila yang memiliki susunan hierarkhis pyramidal ini, maka sila Ketuhanan yang Maha Esa menjadi basis dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.              Secara ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan sila- sila Pancasila, yaitu: Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.            Hakikat dan inti sila- sila Pancasila meliputi:

1.      Sila pertama Ketuhanan adalah sifat-sifat dan keadaan Negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan.

2.      Sila kedua Kemanusiaan adalah sifat-sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan hakikat manusia.

3.      Sila ketiga Persatuan adalah sifat-sifat dan keadaan Negara harus sesuai dengan hakikat satu.4.      Sila keempat Kerakyatan adalah sifat-sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan

hakikat rakyat.5.      Sila kelima Keadilan adalah sifat-sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan hakikat

adil.Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian antara hakikat nilai-nilai sila-sila pancasila

dengan Negara, dalam pengertian kesesuaian sebab dan akibat. Makna kesesuaian tersebut adalah:

“Bahwa hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (sebagai sebab hakikat sila 1 dan 2) yang membentuk persatuan mendirikan Negara dan persatuan manusia dalam suatu wilayah disebut rakyat (hakikat sila 3 dan 4), yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yaitu suatu keadilan dalam suatu persekutuan hidup masyarakat Negara (keadilan sosial, hakikat sila 5).

Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal1.      Sila 1, mendasari dan menjiwai sila- sila 2, 3, 4 dan 5.2.      Sila 2, diliputi dan dijiwai oleh sila 1, meliputi dan menjiwai sila 3, 4 dan 5.3.      Sila 3, diliputi dan dijiwai sila 1 dan 2, meliputi dan menjiwai sila 4 dan 5.4.      Sila 4, diliputi dan dijiwai oleh sila- sila 1, 2 dan 3 serta meliputi dan menjiwai sila 5.5.      Sila 5, diliputi dan dijiwai oleh sila- sila 1, 2, 3 dan 4.

                             

3.      Rumusan Hubungan Kesatuan Sila- sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi

Menurut Notonegoro, rumusan- rumusan kesatuan sila- sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi adalah sebagai berikut:

Page 13: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Sila Ketuhanan yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

1.      Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah berketuhanan yang Maha Esa, berpersatuan Indonesia, Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.      Sila Persatuan Indonesia, adalah berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan dan keadila social bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.      Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia dan berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

4.      Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesi, adalah Berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

C.   Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

1.      Ontologis,mempelajari tentang keberadaan sesuatu.2.      Epistemologis,mempelajari tentang sumber-sumber,syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu

pengetahuan.3.      Aksiologis,mempelajari pengertian jenis,tingkat,sumber dan hakikat nilai secara kesemestaan.

D.    Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia

1.      Dasar Filosofis      Dasar filosofis yang terkandung dalam sila-sila pancasila:

“Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara RI, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan dan keadilan.”            Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan,yang merupakan masyarakat hukum (Legal Society).Adapun Negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga Negara dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.            Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai Tuhan yang Maha Esa pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau makhluk yang baradab.Untuk mewujudkan tujuan-tujuan bersama,maka dalam hidu kenegaraa harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga,sehingga untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama.            Secara kausalitas nilai-nilai pancasila bersifat objektif dan subjektif.Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah baraifat universal sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain,walaupun barangkali namanya bukun pancasila.Artinya jikalau suatu Negara menggunakan

Page 14: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

filosofi maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat  dari nilai sila-sila pancasila.                                                                                                                                                                                                                

Nilai objektif pancasila meliputi:

1.      Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya menunjukan adanya sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak karena merupakan suatu nilai.

2.      Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kanegaraan maupun keagamaan.

3.      Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum   memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental Negara, sehingga marupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia.

Nilai-nilai subjektif pancasila dapat diartikan sebagai berikut:

1.      Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia.2.      Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia.3.      Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerohanian, yaitu kebenaran, keadilan,

kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religious.

2.      Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara             Nilai-nilai pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental yang didalamnya memuat nilai-nilai pancasila yang mengandung empat pokok fikiran yang bilamana di analisis  makna yang mengandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan penjabaran dari nilai-nilai pancasila.Keempat pokok fikiran tersebut meliputi :

a.       Pokok fikiran pertama menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara persatuan yang merupakan penjabaran sila ketiga.

b.      Pokok fikiran kedua menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan penjabaran sila kelima.

c.       Pokok fikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat yang merupakan penjabaran sila keempat.

d.      Pokok fikiran keempat menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.Hal ini merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.

E.   Inti Isi Sila-sila PancasilaSebagai suatu dasar filsafat Negara, maka sila-sila pancasila merupakan suatu sistem

nilai. Oleh karena itu, sila-sila pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Sila Ketuhanan yang Maha EsaDalam sila ini terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengenjawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

2.       Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Page 15: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.

3.      Persatuan IndonesiaDalam sila persatuana Indonesia terkandung nilai bahwa Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan sosial.

4.      Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya yaitu bahwa hakikat Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial.

5.      Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam sila ini terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama, yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat, bangsa dan Negara serta hubungan manusia dengan Tuhan-Nya.

Page 16: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

BAB IIIKESIMPULAN

            Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila mempunyai kedudukan dan peran utama sebagai dasar filsafat Negara. Dengan kedudukannya, Pancasila mendasari dan menjiwai semua proses penyelenggaraan Negara dalam berbagai bidang serta menjadi rujukan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.            Pancasila memberikan suatu arah dan criteria yang jelas mengenai layak atau tidaknya suatu sikap dan tindakan yang dilakukan oleh setiap warga Negara Indonesia dalam kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.            Proses kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa dilepaskan dari dimensi kehidupan politik, akan tetapi kehidupan politik di setiap Negara tentu saja berbeda. Salah satu penyebabnya adalah faktor perbedaan ideologi.            Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai Pancasila yang merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Berkaitan dengan hal tersebut, proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di Negara kita ini harus diarahkan pada proses implementasi sistem politik Pancasila yang handal.

PANCASILA: NILAI FUNDAMENTAL SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

PANCASILA: NILAI FUNDAMENTAL SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, suatu negara harus memiliki identitas sebagai pijakan dalam menjalin hubungan dengan subyek yang lainnya, baik itu negara lain, organisasi maupun warga negara itu sendiri. Identitas disini merupakan ciri-ciri khusus untuk menandai sebuah subyek, baik itu berupa benda maupun subyek manusia. Identitas dapat berbentuk identitas fisik maupun non-fisik serta dapat berbentuk individu maupun kolektif, dimana satu identitas akan dimiliki beberapa subyek secara kolektif. Identitas dapat memiliki tiga arti harafiah yakni sebagai ciri-ciri yang melekat pada manusia atau benda, dapat juga sebagai penggambaran atas pribadi seseorang serta dapat diartikan sebagai pemahaman manusia terhadapa dirinya sendiri. Makna di atas tentunya tercipta dari beberapa sumber diantaranya, norma sosial yang mengarahkan tingkah laku dan sejarah hidup individu atau dapat juga dari derajat penilailan orang baik dari luar maupun dalam diri individu itu sendiri (Dashefsky : 5).

Identitas seperti makna di atas memiliki komponen berupa atribut yang secara signifikan memberikan kesan berbeda dalam tiap diri subyeknya, sehingga orang lain mudah untuk mengenalinya. Atribut sendiri dibagi dalam dua jenis yaitu, atribut yang tidak dapat dimanipulasi (bersifat given atau primordial) dan atribut yang dapat dimanipulasi tergantung dari kepentingan pragmatis para subyeknya. Atribut-atribut yang menjelma menjadi identitas inilah yang lalu diperlukan sebagai penentu status dan peran individu dalam lingkungan sosial ketika menjalin interaksi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa identitas muncul dari proses interaksi dalam hubungan antarindividu masyarakat dalam upaya mencari pengakuan tas keberadaannya.

Melihat makna dan pentingnya sebuah identitas bagi aktor yang akan berinteraksi, maka sebuah negara sebagai peran dominan hubungan domestik maupun internasional mutlak untuk memiliki identitas

Page 17: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

nasional yang mewakili kepribadian bangsanya. Setiap negara akan memiliki identitas yang berbeda dengan negara lain, hal ini disebabkan karena national identity itu sendiri diserap dari nilai-nilai luhur, cita-cita bangsa, budaya dan agama yang dipercaya dalam tiap negara. Selain itu identitas nasional kebanyakan muncul karena faktor sejarah yang merasa senasib sepenangguan, sehingga memunculkan kemungkinan terjalinnya kerjasama antarkelompok identitas yang saling bertoleransi hingga lahirnya kesatuan konsep identitas nasional. Identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang hingga kini tetap dipertahankan sebagai dasar negara adalah Pancasila yang memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia.

Sebagai dasar negara, Pancasila menekankan lima asas yang fundamental. Salah satu diantaranya adalah persatuan dan kesatuan. Hal ini disebabkan karena kekayaan Indonesia akan pluralitas suku, budaya, agama dan bahasa yang memiliki idealism masing-masing (Suryadinata, 1999: 150). Pluralitas suku adalah beragamnya golongan sosial yang memiliki atribut identitas yang sama dan diperoleh dari kelahiran secara mutlak, sehingga idntitas ini akan melekat untuk seumur hidup. Keberagaman agama merupakan ciri yang mencolok di Indonesia karena adanya enam keyakinan akan Tuhan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Kedua hal di atas merupakan keberagaman yang berpotensi tinggi menjadi konflik, salah satu solusinya adalah dengan menciptakan komunikasi dan rasa saling menghormati antarumat beragama dan berlainan suku (Suseno, 1995: 174). Sementara Indonesia juga bersifat multikultur dan multibahasa. Budaya merupakan suatu prinsip mengenai nilai-nilai adat istiadat yang termanifestasikan oleh masyarakat Indonesia (Masinambow, 1999). Sementara itu multibahasa dalam etnis yang sering menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi diselesaikan sengan pengukuhan bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia, tanpa menghilangkan bahasa daerah itu sendiri. Satu lagia tribut Indonesia yakni pembagian tingkatan kelas dan kasta dalam agama Hindu (Laeyendecker 1991: 331).

Segala macam atribut dari identitas di atas didasari oleh sebuah ideologi yang dalam hal ini juga dipegang oleh Pancasila. Ideologi merupakan suatu landasan sistem nilai yang digunakan masyarakat untuk mengatur tingkah laku agar tetap dalam koridor yang benar (Lowenstein dalam Ramanathan, 1988: 73). Ideologi memiliki tiga dimensi untuk memaknainya. Yang pertama ideologi dipandang sebagai sejauh mana penilaian masyarakat pada kondisi internalnya sendiri. Yang kedua kemampuan untuk memprediksi masa depan yang lebih baik bagi sekelompok golongan (futorologi). Dan yang terakhir dipandang sebagai kemampuan untuk beradaptasi pada perkembangan masyarakat secara ideologis.

Dalam menanggapi konsep dasar negara, ideologi, dan identitas Indonesia yang dirangkap oleh Pancasila, berbagai penstudi mulai memberi tanggapan. Diantaranya adalah Daniel Bell, Francis Fukuyama dan S. Hutington serta Sastrapratedja.

Daniel Bell beranggapan bahwa Pancasila dirancang sebagai sintesis ideologi Liberalisme dan Marxisme yang saling berlawanan. Menurut Bell, Liberalisme dan Marxisme sudah mencapai titik akhir ketika prinsipnya tidak murni lagi karena menampung berbagai kritikan dan sulit direlevansikan pada kenyataan (Bell, 2000). Sebagai akibatnya, Pancasila membutuhkan rekonstruksi terhadap nilai-nilainya agarchaos dapat dimatangkan menjadi cosmos.

Page 18: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Berbeda dengan Bell, Fukuyama justru berargumen bahwa fenomena tersebut merupakan akhir dari sebuah sejarah, dimana demokrasi liberal yang menjadi perameternya. Namun disini argument Fukuyama masih ambivalen. Di satu sisi Fukuyama optimis ilmu dan teknologi yang didukung oleh pemerintahan yang bebas akan mendorong cita-citanya tersebut. Namun di sisi lain dia merasa pesimis ketika dihadapkan persoalan moralitas manusia dan sulit adanya konsensus mengenai makna demokrasi liberal. Dalam halini, Pancasila telah menjawab keraguan Fukuyama. Konsep Pancasila tidak sepenuhnya bebas tanpa moral dan Pancasila merupakan konsensus yang sifatnya mutlak di Indonesia.

Sebagai tanggapan dari kedua argumen di atas, Hutington mengatakan bahwa akan ada benturan antara peradaban non-Barat yang telah mendapatkan kemerdekaannya dengan negara-negara Barat yang telah menjajahnya. Hutington berfikir bahwa peradabanlah yang berpotensi konflik. Disini Pancasila hadir sebagai negara yang mengadopsi konsep managemen negara Barat yang disesuaikan dengan nilai luhur Indonesia, sehingga Pancasila tidak terkhianati.

Melihat begitu strategisnya posisi yang Indonesia ambil, Sastrapratedja merumuskan dua fungsi Pancasila secara manifest. Pertama Pancasila sebagai Politik Identitas Nasional, yakni sejauh mana proses konstruksi budaya politik yang memiliki komponen sejarah, ingatan kolektif, geografi, bahasa, hukum dan lainnya. Maka Politik Identitas Nasional akan mengurus tentang kewarganegaraan. Kedua, kontribusi Pancasila bagi ilmu pengetahuan. Pancasila dijadikan dasar ilmu pengetahuan, dan sifatnya sangat kokoh. Pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan pancasila antara lain pertama akan menekankan bahwa ilmu pengetahuan menghormati keyakinan religious masyarakat. Kedua ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan. Segala sesuatu yang dapat kita lakukan tidak berarti harus kita lakukan. Ketiga, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur yang menhomogenesasikan budaya, maka juga merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar masyarakat. Keempat, prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah merata ke masyarakat. Kelima, kesenjangan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dipersempit terus-menerus sehingga semakin merata. Pancasila juga dapat menjadi dasar ilmu etika kecuali sebagai orientasi science policy, namun tentunya tidak dapat dikatakan pancasila sebagai model ilmu pengetahuan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan nilai yang paling fundamental bagi bangsa Indonesia sehingga asasnya termaktub dalam dasar, Ideologi, dan identitas negara. Tugas masyarakat Indonesia adalah mengimplementasikan nilai luhurnya dengan tepat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB III

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Page 19: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

A. PENGANTAR

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan.

Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan

pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan

suatu nilai yang menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma

hukum, norma moral maupun norma kenegaran lainnya. Di samping itu,

terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional,

sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah

suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi

manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau

kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan

dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu

meliputi :

1. Norma Moral

Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari

sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila.

2. Norma Hukum

Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu

tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam

pengertian itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber

hukum.

Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu

pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan

suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.

Page 20: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

PENGERTIAN ETIKA

Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas

bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua

kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang

ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang

membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran

tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai

ajaran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut :

1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan

manusia.

2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya

dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual)

maupun mahluk sosial (etika sosial)

B. PENGERTIAN NILAI, NORMA DAN MORAL

1. Pengertian Nilai

Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu

benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan

menarik minat seseorang atau kelompok. Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah

sifat dan kualitas yang melekat pada suatu obyeknya. Dengan demikian, maka

nilai itu adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan

lainnya.

Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain kemudian untuk selanjutnya

diambil keputusan. Keputusan itu adalah suatu nilai yang dapat menyatakan

berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, dan

seterusnya. Penilaian itu pastilah berhubungan dengan unsur indrawi manusia

sebagai subjek penilai, yaitu unsur jasmani, rohani, akal, rasa, karsa dan

kepercayaan.

Page 21: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Dengan demikian, nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna,

memperkaya bathin dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya.

Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan

(motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan

salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. Oleh karena

itu, Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan

masyarakat pada enam macam, yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai estetika,

nilai sosial, nilai politik dan nilai religi.

2. Hierarkhi Nilai

Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang

individu – masyarakat terhadap sesuatu obyek. Misalnya kalangan materialis

memandang bahwa nilai tertinggi adalah nilai meterial. Max Scheler menyatakan

bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan luhurnya. Menurutnya nilai-

nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :

1. nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang

memunculkan rasa senang, menderita atau tidak enak,

2. nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni : jasmani,

kesehatan serta kesejahteraan umum,

3. nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran,

keindahan dan pengetahuan murni,

4. nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai dari

yang suci.

Sementara itu, Notonagoro membedakan menjadi tiga, yaitu :

1. nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani

manusia,

2. nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk

mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan,

3. nilai kerokhanian yaitu segala sesuatu yang bersifat rokhani manusia

yang dibedakan dalam empat tingkatan sebagai berikut :

Page 22: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

a. nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber pada rasio, budi, akal

atau cipta manusia.

b. nilai keindahan/estetis yaitu nilai yang bersumber pada perasaan

manusia

c. nilai kebaikan atau nilai moral yaitu nilai yang bersumber pada

unsur kehendak manusia

d. nilai religius yaitu nilai kerokhanian tertinggi dan bersifat mutlak

Dalam pelaksanaanya, nilai-nilai dijabarkan dalam wujud norma, ukuran

dan kriteria sehingga merupakan suatu keharusan anjuran atau larangan, tidak

dikehendaki atau tercela. Oleh karena itu, nilai berperan sebagai pedoman yang

menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani,

kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber

pada berbagai sistem nilai.

3. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan,

tabiat atau kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang

menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.

Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan

norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar

secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak

bermoral.

Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-

prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan,

kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat,

bangsa dan negara.

4. Pengertian Norma

Kesadaran manusia yang membutuhkan hubungan yang ideal akan

menumbuhkan kepatuhan terhadap suatu peraturan atau norma. Hubungan ideal

yang seimbang, serasi dan selaras itu tercermin secara vertikal (Tuhan),

horizontal (masyarakat) dan alamiah (alam sekitarnya)

Page 23: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya,

sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur

yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu, norma dalam

perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan,

norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena

adanya sanksi.

5. Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis

a. Nilai Dasar

Sekalipun nilai bersifat abstrak yang tidak dapat diamati melalui panca

indra manusia, tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah

laku atau berbagai aspek kehidupan manusia dalam prakteknya. Setiap nilai

memiliki nilai dasar yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang

dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar itu bersifat universal karena

menyangkut kenyataan obyektif dari segala sesuatu. Contohnya : hakikat Tuhan,

manusia, atau mahluk lainnya. Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat

Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak karena Tuhan adalah kausa prima

(penyebab pertama). Segala sesuatu yang diciptakan berasal dari kehendak

Tuhan. Bila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat manusia maka nilai-nilai itu

harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang dijabarkan dalam norma

hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Apabila nilai

dasar itu berdasarkan kepada hakikat suatu benda ((kuantitas, aksi, ruang dan

waktu) maka nilai dasar itu dapat juga disebut sebagai norma yang direalisasikan

dalam kehidupan yang praksis, namun nilai yang bersumber dari kebendaan

tidak boleh bertentangan dengan nilai dasar yang merupakan sumber

penjabaran norma itu. Nilai dasar yang menjadi sumber etika bagi bangsa

Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

b. Nilai Instrumental

Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari

nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum

memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila

nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan

Page 24: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

sehari-hari maka nilai itu akan menjadi norma moral. Namun jika nilai

instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau negara, maka nilai

instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi yang

bersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai

instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

Dalam kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai

instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal undang-undang dasar yang

merupakan penjabaran Pancasila.

c. Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental

dalam kehidupan yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan

pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental. Oleh

karena itu, nilai praksis dijiwai kedua nilai tersebut diatas dan tidak bertentangan

dengannya. Undang-undang organik adalah wujud dari nilai praksis, dengan kata

lain, semua perundang-undangan yang berada di bawah UUD sampai kepada

peraturan pelaksana yang dibuat oleh pemerintah.

6. Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan yang

seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia.

Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa

dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang.

Sebagaimana tersebut di atas maka nilai akan berguna menuntun sikap

dan tingkah laku manusia bila dikongkritkan dan diformulakan menjadi lebih

obyektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas

sehari-hari. Dalam kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan

norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat kepribadian

itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu, hubungan

antara moral dan etika kadang-kadang atau seringkali disejajarkan arti dan

maknanya. Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak berwenang

menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenang

itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.

Page 25: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

C. PANCASILA SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Dasar Filosofis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup

bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang bersifat

sistematis. Oleh karena itu sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang

bulat, hirarkhis dan sistematis. Dalam pengertian itu maka Pancasila merupakan

suatu sistem filsafat sehingga kelima silanya memiliki esensi makna yang utuh.

Dasar pemikiran filosofisnya adalah sebagai berikut : Pancasila sebagai

filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai makna bahwa dalam

setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus

berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan

Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah negara adalah suatu persekutuan

hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia.

Nilai-nilai obyektif Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya, hakikatnya,

maknanya yangterdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum,

universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

b.Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam

kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain dalam

adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan

keagamaan.

c.Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu

hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental

sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena

itu, dalam hierarkhi tata tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai

tertib hukum tertinggi dan tidak dapat diubah secara hukum sehingga

terlekat pada kelangsungan hidup negara.

Page 26: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Sebaliknya nilai-nilai subyektif Pancasila dapat diartikan bahwa

keberadaannya bergantung dan atau terlekat pada bangsa Indonesia sendiri. Hal

itu dijelaskan sebagai berikut :

a. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa

Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil

pemikiran, penilaian kritik serta hasil refleksi filosofis bangsa

Indonesia.

b. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa

Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini

sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan

kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

c. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai

kerokhanian yaitu nilai-nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,

kebijaksanaan, estetis dan religius yang manifestasinya sesuai

dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada

kepribadian bangsa.

Nilai-nilai Pancasila tersebut bagi bangsa menjadi landasan, dasar serta

motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

kehidupan kenegaraan. Dengan kata lain, bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan

das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu

kenyataan atau das sein.

2. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Negara

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas

humanisme. Oleh karena itu, Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa

saja. Meskipun Pancasila mempunyai nilai universal tetapi tidak begitu saja

dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta

sejarah bahwa nilai Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi

satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral

bangsa. Dengan kata lain, bahwa Pancasila milik khas bangsa Indonesia dan

Page 27: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa

Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara

yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.

Adapun Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila

mengandung empat pokok pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran

dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah

negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun

perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran sila ketiga.

Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan

suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara

berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini adalah

penjabaran dari sila kelima.

Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat,

berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran

ini menunjukkan bahwa negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan

rakyat. Hal ini sesuai dengan sila keempat.

Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila pertama dan kedua.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa Pancasila dan

Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara

yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai

berikut.

a. Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara,

asas politik negara (negara Indonesia republik dan

Page 28: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

berkedaulatan rakyat) dan asas kerohanian negara

(Pancasila).

b. Ketentuan diadakannya Undang – Undang Dasar 1945,

yaitu, ”.....maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara

Indonesia.” Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.

Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan

kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum

apa pun tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945

memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang

didalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi

perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dalam pengertian seperti itulah maka dapat disimpulkan bahwa

Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi negara Indonesia terutama

dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Di samping itu, nilai-nilai

Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan

kenegaraan. Hal itu ditegaskan dalam pokok pikiran keempat yang menyatakan

bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar atas

kemanusiaan yang adil dan beradab. Konsekuensinya dalam penyelenggaraan

kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara, pembangunan

negara, pertahanan-keamanan negara, politik negara serta pelaksanaan

demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral ketuhanan dan

kemanusiaan.

3. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia

merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing

silanya. Hal ini dikarenakan apabila dilihat satu per satu dari masing-masing sila,

dapat saja ditemukan dalam kehidupan bangsa lain. Makna Pancasila terletak

pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu kesatuan yang tidak dapat

diputarbalikkan letak dan susunannya. Namun demikian, untuk lebih memahami

Page 29: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila Pancasila, maka berikut ini

kita uraikan :

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai

keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang

didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang

Maha esa.

Konsekuensi yang muncul kemudian adalah realisasi kemanusiaan

terutama dalam kaitannya dengan hak-hak dasar kemanusiaan (hak asasi

manusia) bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memeluk

agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan kepercayaannya

masing-masing. Hal itu telah dijamin dalam Pasal 29 UUD. Di samping itu, di

dalam negara Indonesia tidak boleh ada paham yang meniadakan atau

mengingkari adanya Tuhan (atheisme).

b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu mahluk yang berbudaya

dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang

mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang tinggi yang menyadari

nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat-sifat

khas manusia sesuai dengan martabat. Adil berarti wajar yaitu sepadan dan

sesuai dengan hak dan kewajiban seseorang. Beradab sinonim dengan sopan

santun, berbudi luhur, dan susila, artinya, sikap hidup, keputusan dan tindakan

harus senantiasa berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran budi, kesopanan, dan

kesusilaan. Dengan demikian, sila ini mempunyai makna kesadaran sikap dan

perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam

hubungan dengan norma-norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri

sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam dan hewan.

Hakikat pengertian diatas sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea

Pertama :”bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai

Page 30: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan ...”. Selanjutnya dapat dilihat

penjabarannnya dalam Batang Tubuh UUD.

c. Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata satu artinya tidak terpecah-pecah. Persatuan

mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka

ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini

mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan

keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami seluruh

wilayah Indonesia. Yang bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan

kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa

Indonesia dan bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan

Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, serta kemanusiaan yang

adil dan beradab. Oleh karena itu, paham kebangsaan Indonesia tidak sempit

(chauvinistis), tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme Indonesia mengatasi

paham golongan, suku bangsa serta keturunan. Hal ini sesuai dengan alinea

keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, ” Kemudian daripada itu untuk

membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia...”. Selanjutnya dapat

dilihat penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD 1945.

d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu sekelompok manusia yang

berdiam dalam satu wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti bahwa

bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan rakyat di

posisi tertinggi dalam hirarki kekuasaan.

Page 31: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Hikmat kebijasanaan berarti penggunaan ratio atau pikiran yang sehat

dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan

rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta

didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani. Permusyawaratan adalah

suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau

memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai

keputusan yang bulat dan mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem, dalam arti,

tat cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam

kehidupan bernegara melalui lembaga perwakilan.

Dengan demikian sila ini mempunyai makna bahwa rakyat dalam

melaksanakan tugas kekuasaanya ikut dalam pengambilan keputusan-

keputusan. Sila ini merupakan sendi asas kekeluargaan masyarakat sekaligus

sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia sebagaimana

dinyatakan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :”...

maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan

rakyat ...”

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala

bidang kehidupan, baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia

berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia.

Pengertian itu tidak sama dengan pengertian sosialistis atau

komunalistis karena keadilan sosial pada sila kelima mengandung makna

pentingnya hubungan antara manusia sebagai pribadi dan manusia sebagai

bagian dari masyarakat. Konsekuensinya meliputi :

1. Keadilan distributif yaitu suatu hubungan keadilan antara negara dan

warganya dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam

bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi

serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan

kewajiaban.

Page 32: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

2. Keadilan legal yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap

negara, dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan

dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

negara

3. Keadilan komutatif yaitu suatu hubungan keadilan antara warga atau dengan

lainnya secara timbal balik. Dengan demikian, dibutuhkan keseimbangan dan

keselarasan diantara keduanya sehingga tujuan harmonisasi akan dicapai.

Hakikat sila ini dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu :”dan

perjuangan kemerdekaan kebangsaan Indonesia ... Negara Indonesia yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

2. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASA FUNDAMENTAL NEGARA INDONESIA

Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesiapada hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sumber hokum dalam Negara Indonesia. Sebagai sumber dari segala sumber hokum secara objektif merupakan pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hokum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia.

Nilai-nilai pancasilla terkandung dalam UUD 1945 secara yuridis mamiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental. Adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai pancasila mengandung empat pokok pikiran yang bilamana dianalisis makna yang terkndung di dalamnya tidak lain adalah merupakan devirasiatau penjabarn pancasila.[2]

Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa Negara Indonesiaadalah Negara persatuan.

Pokok pikiran kedua bahwa Negara hendak mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat.

Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa, Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hal itu dapat disimpulkan bahwa keempat pokok pikiran tersebut tidak lain merupakan perwujudan dari sila-sila pancasila. Pokok pikiran ini sebagai dasar fundamental dalam pendirian Negara, yang realisai berikutnya oerlu diwujudkan atau dijelmakan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945.

1     Jelaskanlah pancasila sebagai nilai fundamental bangsa ?

Page 33: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

Jawab :

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa indonesia

pada hakikatnya merupakan suatu nilai nila yang bersifat sistematis Fundamental

dan menyeluruh. Maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat

dan utuh hierarkhis dan sistematis. Dalam pengrtian inlah maka sila-sila pancasila

merupakan suatu sistem filsafat. Konsekuensinya kelima silabukan terpisah-pisah

dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi serta makna yang

utuh.

     Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagai

berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara repubilk indonesia

mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,

kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai keutuhan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari

suatu pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup

manusia atau organisasi kemsyarakatan,yang merupakan masyarakat hukum.

Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa

manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan

kodrat manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama).

Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makluk Tuhan Yang

Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat

manusia sebagai makluk yang berbudaya atau makluk yang beradab (hakikat sila

kedua). Untuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidup manusia

terus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga).

Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat sebagai suatu

bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Konsekuensinya dalam hidup

kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal

mula kekuasaan negara. Maka negara harus bersifat demokratis, hak serta

kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai individu maupun secara bersama

(hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama,

maka dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi

seluruh warga, sehingga unuk mewujudkan tujuan seluruh warganya harus dijamin

Page 34: Pancasila Sebagai Filsafat Nilai Yang Fundamental

berdasarkan suatu perinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama

( kehidupan sosial) (hakikat silakelima). Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu

nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.