ASAL-USUL PANCASILA
Ada tiga teori yang mengkaji asal-usul Pancasila. TEORI PERTAMA
menyatakan, Pancasila berasal dari bumi Indonesia, lahir akibat
proses kebudayaan bangsa Indonesia yang beragam, kemudian
dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini sejak zaman penjajah Jepang
bercokol di Indonesia.Pancasila, menurut teori ini, merupakan
ramuan yang mencakup semua ajaran agama yang hidup di Indonesia,
pandangan hidup yang diwarisi dari nenek moyang dan gagasan
pemikiran modern yang diperoleh dari para sarjana Indonesia didikan
Barat pada masa penjajahan Belanda.Berdasarkan sumberdaya semacam
itulah Indonesia merdeka dibangun, di atas perpaduan yang harmonis
dalam menampung segala macam keyakinan agama, ideologi perjuangan,
dan paham kemasyarakatan yang tumbuh di seluruh wilayah Indonesia,
selama masa perjuangan melawan penjajah Belanda dan
Jepang.Perpaduan ini mengambil prinsip-prinsip yang dianggap
mewakili cita-cita semua golongan bangsa Indonesia yang
memperjuangkan negara Indonesia merdeka, termasuk di dalamnya
cita-cita umat Islam Indonesia.Menurut teori ini, dalam merumuskan
Pancasila, Soekarno telah berhasil memadukan aspirasi para pemimpin
Islam ketika itu, yang berhasrat menjadikan Islam sebagai ideologi
dan dasar negara, dengan cara memasukkan ke-Tuhan-an sebagai salah
satu silanya.Dalam ide pokok konsepsi ini, agaknya Pancasila ingin
berdiri sebagai wakil kepercayaan seluruh umat beragama di negeri
ini. Dalam perkembangan berikutnya, penguasa ingin mencari
kepastian hukum atas keinginan tersebut, yang pada gilirannya
melahirkan doktrin azas tunggal, dengan tujuan pokoknya
Mempancasilakan Umat Beragama.TEORI KEDUA menyatakan, Pancasila
yang dikemukakan oleh beberapa orang pemimpin pergerakan Indonesia
di dalam rapat BPUPKI dalam sidangnya pada bulan Juni 1945, adalah
pengaruh dari kode moral ajaran Budha yang telah menjadi tuntunan
dan tatanan hidup sehari-hari di dalam masyarakat, terutama
masyarakat Jawa.TEORI KETIGA menyatakan, Pancasila yang digagas
oleh Mohamad Yamin, Soepomo,dan Ir. Soekarno adalah kepanjangan
dari doktrin zionis yang telah dipropagandakan oleh tokoh-tokoh
freemasonry di Asia pada umumnya, dan Asia Tenggara pada
khususnya.Teori ketiga ini dikemukakan oleh Abdullah Patani dalam
risalah kecil berjudul Freemasonry di Asia Tenggara. Untuk
membuktikan kebenaran teorinya itu, Abdullah Patani telah
menunjukkan adanya persamaan antara sila-sila Pancasila dengan
Khams Qanun Zionis, dan azas-azas ideologi negara yang dikemukakan
oleh Nehru di India, Dr. Sun Yat Sen di Cina, Pridi Banoyong di
Thailand, dan Andres Bonivasio di Filipina.Adanya persamaan
sila-sila yang lima tersebut, Abdullah Patani menyimpulkan, bahwa
hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sekedar persamaan
gagasan secara kebetulan, melainkan pasti terdapat pengaruh kuat
doktrin zionisme para tokoh-tokoh tersebut.Soekarno dalam suatu
pidato yang disampaikan di hadapan rapat BPUPKI (tanggal 1 Juni
1945) dengan terus terang mengakui bahwa ia terpengaruh oleh
pemikiran Dr. Sun Yat Sen yang telah merumuskan dasar ideologinya
dengan nama San Min Chu I. Soekarno juga mengakui, semasa berumur
16-17 tahun telah mendapat ajaran tentang paham internasionalisme
dari seorang guru Belanda di Surabaya bernama A. Baars.Abdullah
Patani menyatakan, ideologi yang diambil oleh Dr. Sun Yat Sen
berasal dari doktrin zionisme melalui gagasan Freemasonry Asia,
dimana Sun Yat Sen termasuk anggotanya.Soekarno pernah mengatakan,
Pancasila merupakan dasar dan ideologi yang menampung semua aliran
dan paham yang hidup di dalam masyarakat Indonesia. Namun Soekarno
tidak menjelaskan bagaimana kongkritnya pelaksanaan sila-sila
tersebut agar benar-benar dapat mewujudkan tatanan yang dikehendaki
oleh masing-masing paham dan agama yang ada di Indonesia.Soekarno
jugaa sering melontarkan semboyan, bahwa semua agama itu sama,
karena semua agama bertujuan mencapai kebaikan hidup. Semboyan itu,
menurut Abdullah Patani, sama persis dengan doktrin freemasonry
yang biasa disebut dengan floatisme.Floatisme bertujuan
mengambangkan keyakinan semua umat beragama, sehingga setiap
pemeluk agama tidak boleh menyatakan keyakinannya secara khusus di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap
pemeluk agama harus mencari titik persamaan agar kehidupan
berbangsa dan bernegara tidak didominasi oleh satu ajaran agama
tertentu saja.Bukan hanya Soekarno yang menganut floatsime (doktrin
freemasonry) juga Mr. Mohamad Yamin, Mr. Soepomo, bahkan Haji Agus
Salim.
1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Negara
Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup
sehari-hari, dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai penunjuk
arah semua kegiatan atau aktivitas hidup di segala bidang. Tingkah
laku dan tindakan perbuatan setiap warga negara Indonesia harus
dilandasi dari semua sila Pancasila, karena Pancasila adalah satu
kesatuan dan tidak dapat dilepas-pisahkan dari yang satu dengan
yang lain. Pancasila yang harus dihayati dan dijadikan pandangan
hidup bangsa dan negara adalah Pancasila sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, dengan demikian jiwa beragama (sila
pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa berkebangsaan
(sila ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang
menjunjung tinggi keadaan sosial (sila kelima).
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila dalam hal ini sering
disebut dengan Dasar Filsafat Negara. Pancasila digunakan dasar
dalam mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar mengatur
penyelenggaraan Negara. Pengetian Pancasila sebagai dasar negara
ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang berbunyi ...maka
disusunlah Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada:.. Fungsi pokok dari Pancasila sebagai dasar negara adalah
sesuai dengan pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum. Hal ini tertuang dalam
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996 (jo. Ketetapan MPR No. V/MPR/1973
dan Ketetapan MPRS No.IX/MPR/1978). Di dalamnya dijelaskan bahwa
sumber tertib hukum Negara Indonesia adalah pandangan hidup,
kesadaran, cita-cita hukum, dan cita-cita moral. Adapun perwujudan
sumber dari segala sumber hukum bagi Negara Indonesia
adalah:a)Proklamasi 17 Agustus 1945.b)Dekrit Presiden 5 Juli
1959.c)Undang-undang Dasar Proklamasi, terutama perwujudan tujuan
Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam pembukaan UUD 1945 dan batang
tubuhnya.d)Surat perintah 11 Maret 1966.3. Pancasila sebagai
Ideologi Negara Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah
kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh
tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial
dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi negara menyatakan suatu
cita-cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup
nilai-nilai yang menjadi dasar serta pedoman negara dan
kehidupannya. Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan
segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun semua yang
behubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam hal titik
tolak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan
pancasila. Dengan menyatukan cita-cita yang ingin dicapai ini maka
dasarnya adalah sila kelima, ingin mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, yang dijiwai oleh sila-sila yang lainnya
sebagai kesatuan.
4. Pancasila sebagai Pemersatuan Bangsa Dalam kehidupan bangsa
Indonesia yang beraneka ragam adat dan budaya, pada dasarnya setiap
adat budaya telah mengamalkan juga kelima unsur Pancasila sehingga
dapat dinyatakan berpancasila dalam adat budaya. Di samping itu, di
dalam kehidupan beragamapun telah mengamalkan juga kelima unsur
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Setiap agama di Indonesia
pada dasarnya mengajarkan berketuhanan, mengajarkan juga tentang
kemanusiaan dan menumbuhkan rasa persatuan dan keadilan. Jadi semua
bentuk agama apapun di Indonesia telah mengamalkan Pancasila
sehingga dalam kehidupan beragama ada rasa persatuan dan saling
menghormati antar umat beragama. Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai macam-macam suku pun bukan menjadi suatu pembeda bagi
warga negara Indonesia, justru ini dijadikan nilai positif bagi
Indonesia sebagai negara yang beragam suku dan budaya. Semboyan
Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap
satu jua adalah prinsip kuat bangsa Indonesia walaupun Indonesia
adalah bangsa majemuk yang multi agama, multi bahasa, multi budaya
dan multi ras.
Ideologi Pancasila
Secara etimologis, istilahIdeologiberasal dari kata idea yang
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, pemikiran,
dan kata logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasa
Yunani, yaitu edos yang berarti bentuk. Pengertian ideologi secara
umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok
manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan.Pada dasarnya
ideologi terbagi dua bagian, yaitu Ideologi Tertutup dan Ideologi
Terbuka. Ideologi Tertutup merupakan suatu pemikiran tertutup.
Sedangkan Ideologi Terbuka merupakan suatu sistem pemikiran
terbuka. Ideologi tertutup dapat dikenali dari beberapa ciri
khasnya. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang
mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbarui masyarakat.
Sedangkan Ideologi Terbuka memiliki ciri khas yaitu nilai-nilai dan
cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
sendiri. Ideologi terbuka diciptakan oleh Negara melainkan digali
dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
Ideologi terbuka merupakan milik semua masyarakat dalam menemukan
dirinya dan kepribadiannya dalam Ideologi tersebut.Pancasila
sebagai suatu Ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi
bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan
bahwaIdeologi pancasilabesifat aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), serta dinamika perkembangan
aspirasi masyarakat. Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka
maka secara structural Pancasila memiliki tiga dimensi sebagai
berikut:1. Dimensi idealis. Merupakan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat
nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila : Ketuanan,
kemanusiaa, persatuan, kerakyatan dan keadilan.2. Dimensi normatif.
Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan tinggi yang di
dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV.3. Dimensi realitas.
Merupakan suatu Ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, selain
memiliki dimensi nilai-nilai ideal dan normative, pancasila juga
harus mampu dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata,
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan
Negara.Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh pancasila sebagai
Ideologi terbuka, maka sifat Ideologi pancasila tidak bersifat
utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari
kehidupan sehari-hari secara nyata. Pancasila juga bukan merupakan
Ideologi pragmatis yang hanya menekankan segi praktisi belaka tanpa
adanya aspek idealisme.Ideologi Pancasilayang bersifat terbuka
hakikatnya nilai-nilai dasar yang bersifat unviversal dan tetap.
Adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara
dinamis-reformatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai
dengan dinamika aspirasi masyarakat
FUNGSI DAN PERAN SERTA UNSUR-UNSUR IDIOLOGI PANCASILAA.PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARAPancasila sebagai falsfah negara (philosohische
gronslag) dari negara, ideology negara, dan statside. Dalam hal ini
Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau
penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD
1945, yang dengan jelas menyatakan ..maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu udang-undang dasar negara
Indonesia yang terbentuk dalam suat susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada..
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia
mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu:1. Pancasila dasar negara
sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada hakikatnya adalah
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum.
Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan
ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978.
merupakan pengertian yuridis ketatanegaraan2. Pancasila sebagai
pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan pengertian
Pancasila yang bersifat sosiologis).3. Pancasila sebagai pengatur
tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran
(merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan
filosofis)
B. PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARASebagai filsafat dan
pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila telah menjadi obyek
aneka kajian filsafat. Antara lain terkenallah temuan Notonagoro
dalam kajian filsafat hukum, bahwa Pancasila adalah sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Sekalipun nyata bobot dan latar
belakang yang bersifat politis, Pancasila telah dinyatakan dalam
GBHN 1983 sebagai satu-satunya azas dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara. Tercatat ada pula sejumlah naskah tentang Pancasila
dalam perspektif suatu agama karena selain unsur-unsur lokal (milik
dan ciri khas bangsa Indonesia) diakui adanya unsur universal yang
biasanya diklim ada dalam setiap agama. Namun rasanya lebih tepat
untuk melihat Pancasila sebagai obyek kajian filsafat politik, yang
berbicara mengenai kehidupan bersama manusia menurut pertimbangan
epistemologis yang bertolak dari urut-urutan pemahaman (ordo
cognoscendi), dan bukan bertolak dari urut-urutan logis (ordo
essendi) yang menempatkan Allah sebagai prioritas utama.Pancasila
sebagai falsafah kategori pertama adalah perwujudan bentuk bangunan
yang diangan-angankan dalam penggambaran di atas kertas, dan
Pancasila sebagai falsafah. Kategori yang kedua adalah adanya
lokasi serta tingkat ketersediaan bahan-bahan untuk merealisasikan
bangunan yang dicita-citakan. Pancasila sebagai falsafah yang
dimaksudkan adalah tiap sila di dalamnya yang oleh karena
perkembangan sejarah masih tetap berfungsi sebagai landasan
ideologis, maupun nilai-nilai filsafat yang dapat kita masukkan
kedalamnya adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Persatuan
Indonesia.Pancasila tidak dapat diragukan lagi dalam naskah
Pembukaan UUD 1945 dan dalam kata Bhinneka Tunggal Ika dalam
lambang negara Republik Indonesia. Dalam naskah Pembukaan UUD 1945
itu, Pancasila menjadi defining characteristics = pernyataan jati
diri bangsa = cita-cita atau tantangan yang ingin diwujudkan =
hakekat berdalam dari bangsa Indonesia. Dalam jati diri ada unsur
kepribadian, unsur keunikan dan unsur identitas diri.Sesungguhnya
dalam kata Bhinneka Tunggal Ika terdapat isyarat utama untuk
mendapatkan informasi tentang arti Pancasila, dan kunci bagi
kegiatan merumuskan muatan filsafat yang terdapat dalam Pancasila.
Dalam konteks itu dapatlah diidentifikasikan mana yang bernilai
universifal dan mana yang bersifat lokal = ciri khas bangsa
Indonesia. Secara harafiah Bhinneka Tunggal Ika identik dengan E
Pluribus Umum pada lambang negara Amerika Serikat. Demikian pula
dokumen Pembukaan UUD 1945 memiliki bobot sama dengan Declaration
of Independence negara tersebut. Suatu kajian atas Pancasila dalam
kacamata filsafat tentang manusia menurut aliran eksistensialisme
disumbangkan oleh N Driyarkara. Menurut Driyarkara, keberadaan
manusia senantiasa bersifat ada-bersama manusia lain. Oleh karena
itu rumusan filsafat dari Pancasila adalah sebagai berikut:Aku
manusia mengakui bahwa adaku itu merupakan
ada-bersama-dalam-ikatan-cintakasih (liebendes Miteinadersein)
dengan sesamaku.Perwudjudan sikap cintakasih dengan sesama manusia
itu disebut Perikemanusiaan yang adil dan beradab.Perikemanusiaan
itu harus kujalankan dalam bersama-sama menciptakan, memiliki dan
menggunakan barang-barang yang berguna sebagai syarat-syarat,
alat-alat dan perlengkapan hidup.Penjelmaan dari perikemanusiaan
ini disebut keadilan sosial.Perikemanusiaan itu harus kulakukan
juga dalam memasyarakat. Memasyarakat berarti mengadakan kesatuan
karya dan agar kesatuan karya itu betul-betul merupakan pelaksanaan
dari perikemanusiaan, setiap anggota harus dihormati dan diterima
sebagai pribadi yang sama haknya.Itulah demokrasi = kerakyatan yang
dipimpin .Perikemanusiaan itu harus juga kulakukan dalam hubunganku
dengan sesamaku yang oleh perjalanan sejarah, keadaan tempat,
keturunan, kebudayaan dan adat istiadat, telah menjadikan aku
manusia konkrit dalam perasaan, semangat dan cara berfikir.Itulah
sila kebangsaan atau persatuan Indonesia.Selanjutnya aku meyakini
bahwa adaku itu ada-bersama, ada-terhubung, serba-tersokong, serba
tergantung. Adaku tidak sempurna, tidak atas kekuatanku sendiri.
Adaku bukan sumber dari adaku. Yang menjadi sumber adaku hanyalah
Ada-Yang-Mutlak, Sang Maha Ada, Pribadi (Dhat) yang mahasempurna,
Tuhan yang Maha Esa.Itulah dasar bagi sila pertama: Ketuhanan yang
Maha Esa.
C. NILAI LUHUR BANGSADalam menjalankan kehidupan berbangsa
diperlukan adanya pelaksanaan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila, agar nilai norma dan sikap yang dijabarkan
benar-benar menjadi bagian yang utuh dan dapat menyatu dengan
kepribadian setiap manusia Indonesia, sehingga dapat mengatur dan
memberi arah kepada tingkah laku dan tidak tanduk manusia itu
sendiri.Pancasila dibahas, dirumuskan dan disepakati sebagai dasar
dan tujuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap
gerak, arah dan cara kita juga harus senantiasa dijiwai oleh
Pancasila. Pancasila yang bulat dan utuh akan memberikan kita
keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagiaan
hidup akan tercapai apabila didasarkan atas keserasian dan
keselarasan serta keseimbangan. Baik dalam hubungan manusia dengan
Tuhan, manusia dengan masyarakat, manusia dengan alam maupun dalam
mengejar kemajuan lahiriah dan batiniah.Bangsa kita tidak akan bisa
maju jika kita sendiri belum bisa memahami dan dapat memecahkan
watak dan moral manusia Indonesia sekarang ini, antara lain:1.
Hipokrit; senang berpura-pura, lain dimuka, lain dibelakang. Serta
menyembunyikan yang dikehendaki karena takut ganjaran yang
merugikan dirinya.2. Segan dan enggan bertanggung jawab atas
perbuatan, atau sering memindahkan tanggung jawab tentang suatu
kesalahan dan kegagalan kepada orang lain.3. Berjiwa feodalis
senang memperhamba pihak yang lemah, senang dipuji, dan tidak suka
dikritik.4. Mempunyai watak yang lemah serta kuat mempertahankan
keyakinannya.5. Kurang sabar, dengki, cemburu.6. Melakukan korupsi,
kolusi dan nepotismeKarena itu perlu didorong dan dituntun oleh
pandangan hidup yang luhur sedini mungkin, sebab tantangan dimasa
depan akan semakin sulit dan semakin berat yang menuntut kita untuk
meningkatkan sumber daya manusia tanpa meninggalkan nilai
luhur-luhur dari ideologi bangsa kita yaitu PANCASILA.Pancasila
sebagai moral bangsa sangat dibutuhkan, sebab Pancasila mempunyai
fungsi meliputi:1. Keharmonisan hubungan sosial, karena moral
memberikan landasan kepercayaan kepada sesama, percaya atas itikad
baik setiap kebaikan orang.2. Menjamin landasan kesabaran untuk
dapat bertahan terhadap naluri dan keinginan nafsu memberi daya
tahan dalam menunda dorongan rendah yang mengancam harkat dan
martabat.3. Menjamin kebahagiaaan rohani dan jasmani.4. Memberikan
motivasi dalam setiap sikap dan tidakan manusia untuk berbuat
kebaikan dan kebajikan yang berlandaskan moral.5. Memberikan
wawasan masa depan, baik konsekuensi maupun sangsi sosial terutama
yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan
akhirat.Pengamalan semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai
kesatuan yang utuh, yaitu:1. Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, yang antara lain mencakup tanggung jawab bersama dari semua
golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan meletakkan
landasan spritual, moral dan etika yang kukuh bagi moral bangsa.2.
Pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yaitu mencakup
peningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi manusia,
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka
bumi.3. Pengamalan sila Persatuan Indonesia, mencakup pembinaan
bangsa di kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam rangka memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa.4. Pengamalan sila Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan,
yaitu mencakup upaya makin menumbuhkan dan mengembangkan sistem
politik demokrasi yang makin mampu memelihara stabilitas nasional
yang dinamis.5. Pengamalan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, yaitu mencakut upaya mengembangkan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan menuju
terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.Kita sebagai bangsa Indonesia, hendaknya dapat
menjalankan nilai-nilai dalam Pancasila secara seutuhnya. Jika kita
sudah menjalankannya, mungkin tidak akan ada lagi pertikaian antar
sesama, seperti yang kita lihat akhir-akhir ini.
D.KEPRIBADIAN BANGSASebagai bangsa Indonesia, kita berkeyakinan
bahwa pancasila yang kini menjadi dasar Negara, adalah falsafah
Negara, pandangan hidup dan sebagai jiwa bangsa.
Pancasila yang menjadi dasar Negara sebagai mana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
dapat dijadikan dasar dalam motivasi dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk
mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan berbangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa
dan Negara agar dapat berdiri dengan kokoh. Selain itu, pancasila
sabagai identitas diri bangsa akan terus melekat pada di jiwa
bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya di gali dari masa lampau
atau di jadikan kepribadian bangsa waktu itu, tetatapi juga
diidealkan sebagai kepribadian bangsa sepanjang masa.
E. SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUMUpaya mewujudkan Pancasila
sebagai sumber nilai adalah dijadikannya nilai nilai dasar menjadi
sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Operasionalisasi
dari nilai dasar pancasila itu adalah dijadikannya pancasila
sebagai norma dasar bagi penyusunan norma hukum di Indonesia.
Negara Indonesia memiliki hukum nasional yang merupakan satu
kesatuan sistem hukum. Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan
berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara. Pancasila
berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau
staatfundamentalnorm (norma fondamental negara) dalam jenjang norma
hukum di Indonesia.Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan
dalam berbagai peraturan perundangam yang ada. Perundang-undangan,
ketetapan, keputusan, kebijaksanaan pemerintah, program-program
pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan
nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar
pancasila.Sistem hukum di Indonesia membentuk tata urutan peraturan
perundang-undangan.Tata urutan peraturan perundang-undangan
sebagaimana diatur dalam ketetapan MPRNo. III/MPR/2000 tentang
sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan. Dalam
Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan
perundang-undangan juga menyebutkan adanya jenis dan hierarki
peraturanperundang-undangan. Pasal 2 Undang-undang No. 10 Tahun
2004 menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum negara. Hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai dasar
(filosofis) negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945
Alinea IV.
F. IDEOLOGI NEGARASebagai suatu ideologi bangsa dan negara
Indonesia maka Pancasila pada hakekatnya bukan hanya merupakan
suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila
diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan
unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain
diangkat dari pandangan hidup Masyrakat sendiri, sehingga bangsa
ini merupakan kuasa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur- unsur
Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan okeh para
pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar
negara dan ideologi bangsa negara Indonesia. Dengan demikian
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada
pandangan hidup dan budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau
mengambil ideology dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga
bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja
yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu,
melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh
bangsa sehingga Pancasila pada hake katnya untuk seluruh lapisan
serta unsur-unsur bangsa secara komperensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
G.PERTUMBUHAN BUDAYA MANUSIA DAN BANGSA INDONESIAKeberagaman
menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari seluruh
prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu
ekonomi, politik, hukum, dan sosial. Hak asasi manusia memperoleh
tempat terhormat di dunia, hak memperoleh kehidupan, kebebasan dan
kebahagiaan yang dirumuskan oleh MPR, dan ketika amandemen UUD `45,
pasal 28, ditambah menjadi 10 ayat dengan memasukkan substansi hak
pencapaian tujuan di dalam pembukaan UUD `45. Pancasila yang digali
dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah rasionalitas
yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai
sebuah bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi
budaya, dan multi ras yang bernama Indonesia.Dalam sila Persatuan
Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan
sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku,
ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena
perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri
khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara
adalah beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu
persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan
bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan
diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan
bersama.Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras,
indvidu, maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan
wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya.
Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras,
maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam
kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan
negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan
seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam
kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk
mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial.Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik
mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang
bermartabat, yang berdiri tegak di atas moral dan etika bangsa kita
sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk menjaga
kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan harus ditolak, pada saat yang sama segala
sesuatu yang mengancam moral kebhinekaan harus diberantas. Karena
kebhinekaan yang bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah
menjunjung eksistensi dan martabat manusia berbeda.
ApakahPancasila Sebagai Idiologi Terbuka?Ya,Pancasila adalah
suatu idiologi yang terbuka,Karena,Pancasilatelahmemenuhi
syarat-syaratsebagai idiologi terbuka,yaitu:
1.Memiliki nilai dasar yaitu suatu nilai yang bersumber pada
masyarakat atau realita bangsaIndonesiaseperti Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan danKeadilan.Atau
nilai-nilainyatidak dipaksakan dari luar atau bukan pembe-berian
negara.
2.Memiliki nilai instrumental yaitu suatu nilai yang bertujuan
untuk melaksanakan nilai dasar, Nilai instrument contohnya yaitu
:seperti UUD ' 45,UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR,
dll
3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai
instrumental. NilaiPraksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari
yaitu bagaimana cara kitamelaksanakan nilai Pancasila dalam hidup
sehari-hari, seperti toleransi,gotong-royong, musyawarah, dll.
Pengertian Idiologi terbuka :Idiologi terbuka adalahidiologi
yang tidak beku/kaku/tertutup dan juga tidak dimutlakkan dimana
nilainya tidak dipaksakan dari luar, bukan paksaan / pemberian
negara tetapi merupakan realita yang diambil dan berasal dari
masyaramasyarakat itu sendiri.
Ciri-cirinya Idiologi terbuka :a. Merupakan kekayaan rohani,
budaya ,masyarakat.b. Nilainya tidak diciptakan oleh negara, tapi
digali dari hidup masyarakat itu.c. Isinya tidak instan atau
operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya menurut
zamannya.d. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.e.
Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima
olehberbagai latar belakang agama atau budaya.
ApakahPancasila Sebagai Idiologi Terbuka?Ya, Pancasila adalah
suatu idiologi yang terbuka,Karena,Pancasilatelahmemenuhi
syarat-syaratsebagai idiologi terbuka,yaitu:
1.Memiliki nilai dasar yaitu suatu nilai yang bersumber pada
masyarakat atau realita bangsa Indonesiaseperti Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan danKeadilan.Atau
nilai-nilainyatidak dipaksakan dari luar atau bukan pemberian
negara.
2.Memiliki nilai instrumental yaitu suatu nilai yang bertujuan
untuk melaksanakan nilai dasar, Nilai instrument contohnya yaitu
:seperti UUD ' 45,UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR,
dll
3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai
instrumental. NilaiPraksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari
yaitu bagaimana cara kitamelaksanakan nilai Pancasila dalam hidup
sehari-hari, seperti toleransi,gotong-royong, musyawarah, dll.
Pengertian Idiologi terbuka :Idiologi terbuka adalahidiologi
yang tidak beku/kaku/tertutup dan juga tidak dimutlakkan dimana
nilainya tidak dipaksakan dari luar, bukan paksaan / pemberian
negara tetapi merupakan realita yang diambil dan berasal dari
masyaramasyarakat itu sendiri.
Ciri-cirinya Idiologi terbuka :a. Merupakan kekayaan rohani,
budaya ,masyarakat.b. Nilainya tidak diciptakan oleh negara, tapi
digali dari hidup masyarakat itu.c. Isinya tidak instan atau
operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya menurut
zamannya.d. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.e.
Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima
olehberbagai latar belakang agama atau budaya.
Keterbukaan Ideologi PancasilaCiri khas ideologi ialah bahwa
nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan
digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak
diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat
sendiri.Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi
dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal.
Sumber ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan
Umum UUD 1945 yang menyatakan terutama bagi negara baru dan negara
muda, lebih bBaik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan
pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara
membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya.Selanjutnya dinyatakan,
yang penting dalam pemrintahan dan dalam hidupnya bernegara ialaha
semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para
pemimpin pemerintahan.Faktor yang mendorong pemikiran mengenai
keterbukaan ideologi Pancasila adalah :1.Kenyataan dalam proses
pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara
cepat.2.Kenyataan menunjukkan, bahwa hilangnya ideologi yang
tertutup dan beku dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan
dirinya.3.Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar
Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara
kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan
nasional.Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam
penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual
dalam dunia modern memiliki tiga nilai, yaitu nilai dasar yang
tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai
dasar yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa
pelaksaan secara nyata yang sesungguhnya.Fungsi Pancasila untuk
memberikan orientasi ke depan telah menuntu bangsa Indonesia untuk
menyadari situasi yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu
pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan sarana komunikasi yang
semakin modern membuat dunia semakin kecil dan menguatnya
interpendensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia. Bangsa Indonesia
yang sedang sibuk membangun dan berupaya memecahkan masalah
kemiskinan dan kesenjangan sosial, mau tidak mau harus terlibat
dalam jaringan politik dunia yang semakin dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan ekonomi raksasa.Globalisasi ekonomi jelas
memberikan dampak yang cukup luas baik dalam bentuk ancaman
kebergantungan yang mempersulit usaha bangsa menuju kemandirian,
maupun dalam bentuk pemupukan modal dikalangan elit yang tidak
sejalan dengankebijaksanaan pemerataan kesejahetraan. Hal itu
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan, yaitu
tantangan untuk meiliki cara hidup serta tingkat kehidupan yang
wajar secara manusiawi dan adil.Dalam menjawab tantangan tersebut
Pancasila harus tampil sebagai ideologi terbuka karena ketertutupan
hanya membawa pada kemandegan. Keterbukaan bukan berarti mengubah
nila-nilai Pancasila, melainkan mengeksplisitkan wawasannya secara
lebih konkret sehingga memiliki kemamuan untuk memecahkan
masalah-masalah baru
Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi Liberalisme,
Komunisme, Sosialisme.
IDEOLOGIASPEKLIBERALISMEKOMUNISMESOSIALISMEPANCASILA
POLITIK HUKUM
EKONOMI
AGAMA
PANDANG-AN TERHADAP INDIVIDU DAN MASYARA-AT
CIRI KHAS-Demokrasi liberal-Hukum untuk melindungi
individu-Dalam politik mementingkan individu
-Peran negara kecil-Swasta
mendominasi-Kapitalisme-Monopolisme-Persaingan bebas
-Agama urusan pribadi-Bebas beragamaBebas memilih agamaBebas
tidak beragama
-Individu lebih penting dari pada masyarakat-Masyarakat
diabdikan bagi individu
-Penghargaan atas HAM-Demokrasi-Negara hokum-Reaksi terhadap
apsolutisme-Demokrasi rakyat-Berkuasa mutlak satu parpol-Hukum
untuk melanggengkan komunis
-Peran negara dominan-Demi kolektivitas berarti demi
negara-Monopoli negara
-Agama candu masyarakat-Agama harus dijauhkan dari
masyarakat
-Individu tidak penting-Masyarakat tidak penting-Kolektivitas
yang dibentuk negara lebih penting
-Atheisme-Dogmatis-Otoriter-Ingkar HAM-Reaksi terhadap
liberalesme dan kapitalisme-Demokrasi untuk kolektivitas-Diutamakan
kebersamaan-Masyarakat sama dengan negara
-Peran negara ada untuk pemerataan-Keadilan distributif yang
diutamakan
-Agama men dorong perkembangan-nya kebersama-an
-Masyarakat lebih penting dari individu
-Kebersamaan-Akomodasi-Jalan tengah-Demokrasi Pancasila-Hukum
untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaban individu dan
masyarakat
-Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli, yang dirugikan
rakyat
-Bebas memilih salah satu agama-Agama harus menjiwai dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
-Individu diakui keberadaanya
-Masyarakat diakui keberadaannya
-Individu akan punya arti apabila hidup di tengah masyarakat
-Keselarasan keseimbangan, dan keserasian dalam setiap aspek
kehidupan
SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pada waktu Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia,Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningratmembuka
sidang pada tanggal 1 Juni 1945, mengemukakan bahwa di antara yang
perlu difikirkan oleh para anggota sidang adalah mengenai dasar
negara bagi negara yang akan didirikan. OlehBung Karnodiartikan
sebagai dasarnya Indonesia Merdeka (dalam bahasa
Belandaphilosofische grondslag), yang dalam pidato Bung Karno pada
tanggal 1 Juni 1945 disebutnya Pancasila.Dalam sidang-sidang
berikutnya yang dilanjutkan dalam Sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia disepakati oleh para anggota bahwa dasar
negara tersebut adalah Pancasila, meskipun tidak disebut secara
eksplisit, tetapi rumusan sila-silanya dicantumkan dalam Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia. Begitu penting kedudukan dasar
negara bagi cwarga negara dalam hidup berbangsa dan bernegara, oleh
karena itu perlu difahami dengan secara mendalam masalah
dimaksud.Dalam perkembangan lebih lanjut, bahwa Pancasila
dinyatakan sebagai ideologi terbuka tidaklah diragukan lagi
kebenarannya. Sebagai ideologi terbuka Pancasila diharapkan selalu
tetap komunikatif dengan perkembangan masyarakatnya yang dinamis
dan sekaligus mempermantap keyakinan masyarakat terhadapnya. Dengan
demikian, sudah seharusnya Pancasila dibudayakan dan diamalkan,
sehingga akan menjiwai serta memberi arah proses pembangunan dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.Dengan memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, maka
bagi setiap warga negara Indonesia sudah seharusnya mengambil sikap
positif terhadap kebenaran Pancasila sebagai ideologi terbuka
dengan menunjukkan sikap/perilkau positif sebagai berikut:1.Sikap
dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai KetuhananBahwa setiap
warga negara Indonesia sudah seharusnya memiliki pola pikir, sikap
dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa. Dengan menempatkan Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka
setiap warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih dan
menentukan sikap dalam memeluk salah satu agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia. Sikap dan perilaku positif nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa sehubungan dengan Pancasila sebagai
ideologi terbuka dapat ditunjukkan antara lain :1.Melaksanakan
kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.2.Membina kerja sama dan tolong
menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi dan
kondisi di lingkungan masing-masing.3.Mengembangkan toleransi antar
umat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang.4.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain, dan lain-lain.2.Sikap dan
Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai KemanusiaanDalam menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan sifat ideologi
Pancasila yang terbuka, maka sikap dan perilaku kita harus
senantiasa mendudukkan manusia lain sebagai mitra sesuai dengan
harkat dan martabatnya. Hak dan kewajibannya dihormati secara
beradab. Dengan demikian tidak akan terjadi penindasan atau
pemerasan. Segala aktivitas bersama berlangsung dalam keseimbangan,
kesetaraan dan kerelaan. Sikap dan perilaku positif menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan sehubungan dengan Pancasila sebagai
ideologi terbuka dapat ditunjukkan antara lain :1.Memperlakukan
manusia/orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.2.Mengakui persamaan derajat,
hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan
sebagainya.3.Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.4.Gemar
melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti : menolong orang lain,
memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir,
dan lain-lain.3.Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai
Persatuan IndonesiaMenjunjung tinggi nilai-nilai persatuan
Indonesia sesuai dengan sifat idelogi Pancasila yang terbuka,
mengharuskan setiap warga negara Indonesia agar tetap
mempertahankan keutuhan dan tegak-kokohnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kita menyadari bahwa negara kesatuan ini memiliki
berbagai keanekaragaman (ke-Bhinneka Tunggal Ika-an) dari segi
agama, adat, budaya, ras, suku dan sebagainya yang harus didudukkan
secara proporsional. Oleh sebab itu, jika terjadi masalah atau
konflik kepentingan maka sudah seharusnya kepentingan bangsa dan
negara diletakkan di atas kepentingan pribadi, kelompok dan
daerah/golongan. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi
nilai-nilai persatuan Indonesia sehubungan dengan Pancasila sebagai
ideologi terbuka dapat ditunjukkan antara lain :1.Sanggup dan rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara jika suatu saat
diperlukan.2.Bangga dan cinta tanah air terhadap bangsa dan negara
Indonesia.3.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.4.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa, dan lain sebagainya.4.Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi
Nilai-nilai Permusyawaratan/PerwakilanNilai-nilai
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna bahwa hendaknya kita
dalam bersikap dan bertingkahlaku menghormati dan mengedepankan
kedaulatan negara sebagai perwujudan kehendak seluruh rakyat.
Rakyatlah yang sesungguhnya memiliki kedaulatan atau kedudukan
terhormat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sesuai dengan sifat ideologi Pancasila yang terbuka, maka dalam
memaknai nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan, aspirasi rakyat
menjadi pangkal tolak penyusunan kesepakatan bersama dengan cara
musyawarah/perwakilan. Apabila dengan musyawarah tidak dapat
tercapai kesepakatan, dapat dilakukan pemungutan suara. Setiap
keputusan hasil kesepakatan bersama mengikat sedua pihak tanpa
kecuali, dan semua pihak wajib melaksanakannya. Sikap dan perilaku
positif menjunjung tinggi nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan
sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat
ditunjukkan antara lain :1.Mengutamakan musyawarah mufakat dalam
setiap mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.2.Tidak boleh
memaksakan kehendak, intimidasi dan berbuat anarkhis (merusak)
kepada orang/barang milik orang lain jika kita tidak
sependapat.3.Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.4.Memberikan kepercayaan
kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan
musyawarah dan menjalakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, dan lain
sebagainya.5.Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai
Keadilan SosialDengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial
bagi seluruh rakuat Indonesia yang sesuai dengan sifat Pancasila
sebagai ideologi terbuka, hal ini akan mengarah pada terwujudnya
kesejahteraan lahir dan batin yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia tanpa kecuali. Kesejahteraan harus dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat dan merata di seluruh daerah.
Dengan demikian, dapat dihindari terjadinya kesenjangan yang
mencolok baik dibidang politik, ekonomi maupun sosial budaya. Sikap
dan perilaku positif menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial
bagi seluruhIndonesiasehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi
terbuka dapat ditunjukkan antara lain :1.Mengembangkan sikap gotong
royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat
sekitar.2.Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan
kepentingan orang lain/umum, seperti : mencoret-coret tembok/pagar
sekolah atau orang lain, merusak sarana sekolah/umum, dan
sebagainya.3.Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan
keluar (solusi) masalah-masalah pribadi, masyarakat, bangsa dan
negara.4.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial melalui karya nyata, seperti :
melatih tenaga produktif untuk trampil dalam sablon, perbengkelan,
teknologi tepat guna, membuat pupuk kompos, dan sebagainya.
Pentingnya Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka, sangat mungkin mampu
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Namun demikian faktor manusia baik penguasa maupun
rakyatnya, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah
ideologi dalam menyekesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuah
ideologi tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik,
hanyalahutopiaatau angan-angan belaka.Implementasi ideologi
Pancasila bersifatfleksibeldaninteraktif(bukandoktriner). Hal ini
karena ditunjang oleh eksistensi ideologi Pancasila yang memang
semenjak digulirkan oleh parafounding fathers(pendiri negara) telah
melalui pemikiran-pemikiran yang mendalam sebagaikristalisasiyang
digali dari nilai-nilai sosial-budaya bangsa Indonesia
sendiri.Fleksibelitasideologi Pancasila, karena mengandung
nilai-nilai sebagai berikut:1)Nilai DasarMerupakan nilai-nilai
dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat di dalam
Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial), akan
dijabarkan lebih lanjut menjadi nilaiinstrumentaldan
nilaipraxisyang lebih bersifatfleksibel, dalam bentuk norma-norma
yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.2)Nilai InstrumentalMerupakan nilai-nilai lebih lanjut
dari nilai-nilai dasar yang dijabarkan secara
lebihkreatifdandinamisdalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan Peraturan
perundang-undangan lainnya.3)Nilai PraxisMerupakan nilai-nilai yang
sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Nilaipraxisyang abstrak (misalnya : menghormati, kerja sama,
kerukunan, dan sebagainya), diwujudkan dalam bentuk sikap,
perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari. Dengan de mikian
nilai-nilai tersebut nampak nyata dan dapat kita rasakan
bersama.
Batas Keterbukaan Ideologi PancasilaSuatu ideologi apapun
namanya, memiliki nilai-nilai dasar atau instrinsik dan nilai
instrumental.Nilai instrinsikadalah nilai yang dirinya sendiri
merupakan tujuan (an end-in-itself). Seperangkat nilai instrinsik
(nilai dasar) yang terkandung di dalam setiap ideologi berdaya
aktif. Artinya ia memberi inspirasi sekaligus energi kepada para
penganutnya untuk mencipta dan berbuat. Dengan demikian, bahwa
tiapnilai instrinsikniscayabersifat khasdan tidak ada duanya.Dalam
ideologi Pancasila, nilai dasar atau nilai instrinsik yang dimaksud
adalah nilai-nilaiKetuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
dan Keadilan Sosialyang menjadi jatidiri bangsa Indonesia.
Nilai-nilai inilah yang oleh bangsa Indonesia dinyatakan hasil
kesepakatan untuk menjadi dasar negara, pandangan hidup, jatidiri
bangsa dan ideologi negara yang tidak akan dapat dirubah oleh
siapapun, termasuk MPR hasil pemilu.Sedangkan nilai instrumental
atau diistilahkan dambaan instrumental, adalah didamba berkatefek
aktualatau sesuatu yangdapat diperkirakanakan terwujud.Nilai
instrumentalmenurutRichard B. Brandt, adalah nilai yang niscaya
dibutuhkan untuk mewujudkan nilai instrinsik, berkat efek aktual
yang dapat diperhitungkan akan dihasilkannya. Nilai isnstrumental
adalahpenentubentuk amalan dari nilai instrinsik untuk masa
tententu.Bahwa dengan sifat terbukanya ideologi, hal ini berarti
disatu sisi nilai instrumental itu bersifat dinamik, yaitu dapat
disesuaikan dengan tuntutan kemajuan jaman, bahkan dapat diganti
dengan nilai instrumental lain demi terpeliharanya relevansi
ideologi dengan tingkat kemajuan masyarakat. Namun di sisi lain,
penyesuaian diri maupun penggantian tersebut tidak boleh berakibat
meniadakan nilai dasar atau instrinsiknya. Dengan kata lain, bahwa
keterbukaan ideologi itu ada batasnya. Batas jenis pertama :Bahwa
yang boleh disesuaikan dan diganti hanya nilai instrumental,
sedangkan nilai dasar atau instrinsiknya mutlak dilarang. Nilai
instrumental dalam ideologi Pancsila adalah nilai-nilai lebih
lanjut dari nilai-nilai dasar atau instrinsik yang dijabarkan
secara lebihkreatifdandinamisdalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan
Peraturan perundang-undangan lainnya. Bahkan dalam mewujudkan
nilai-nilai instrumental yang lebih kreatif dan dinamis sehingga
dengan mudah dapat diimplementasikan oleh masyarakat, dapat
dituangkan dalam bentuknilai praxis.Nilai praxis, merupakan
nilai-nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata
sehari-hari (living reality) baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, maupun bernegara. Nilai praxisyang bersifat abstrak,
seperti : menghormati, kerja sama, kerukunan, gotong royong,
toleransi dan sebagainya, diwujudkan dalam bentuk sikap, perbuatan,
dan tingkah laku sehari-hari. Batas jenis kedua,yaitu terdiri dari
2 (dua) buah norma :1)Penyesuaian nilai instrumentalpada tuntutan
kemajuan jaman, harus dijaga agar daya kerja dari nilai
instrumental yang disesuaikan itu tetap memadai untuk mewujudkan
nilai instrinsik yang bersangkutan. Sebab jika nilai instrumental
penyesuaian tersebut berdaya kerja lain, maka nilai instrinsik yang
bersangkutan tak akan pernah terwujud.2)Nilai instrumental
pengganti, tidak boleh bertentangan antaralinea rectadengan nilai
instumental yang diganti. Sebab bila bertentangan, berarti
bertentangan pula dengan nilai instrinsiknya yang berdaya
meniadakan nilai instrinsik yang bersangkutan.
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Sehari-hariPancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan.
Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.
Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari
kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk
mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Kita
juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita dapat
mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Kita dapat memulai dari hal-hal kecil dalam
keluarga. Misalnya melakukan musyawarah keluarga. Setiap keluarga
pasti mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan
terselesaikan dengan baik melalui musyawarah. Kalian dapat belajar
menyatukan pendapat dan menghargai perbedaan dalam keluarga.
Biasakanlah melakukannya dalam keluarga.Dalam lingkungan sekolah
pun kita harus membiasakan bermusyawarah. Hal ini penting karena
teman-teman kita berbeda-beda. Pelbagai perbedaan akan lebih mudah
disatukan bermusyawarah. Permasalahan yang berat pun akan terasa
ringan. Keputusan yang diambil pun menjadi keputusan bersama. Hal
itu akan mempererat semangat kebersamaan di sekolah. Tanpa
musyawarah, perbedaan bukannya saling melengkapi. Tetapi, justru
akan saling bertentangan. Oleh karena itu, kita harus terbiasa
bermusyawarah di sekolah. Kerukunan hidup di lingkungan sekolah
akan terjaga. Dengan demikian, kalian tidak akan kesulitan
menghadapi dalam lingkungan yang lebih luas. Berawal dari keluarga
kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.1.
Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai PerbedaanPancasila
dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam
sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi
hambatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu
merupakan sikap yang harus kita tiru. Pada waktu itu bangsa
Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh
telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka
bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar
negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila
sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti
selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan
seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi
rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki
dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai
perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari
bahwa negara kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku
Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku bangsa
dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru
perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti
Pancasila.2. Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap
ToleransiMengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
(falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan pancasila dalam
kehidupan sehari-hari , menggunakan pancasila sebagai petunjuk
hidup sehari-hari , agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan
dan kebahagian lahir dan batin.
Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah
sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata
kehidupan yang serasi (harmonis).
Bahwa pengamalan pancasila secara utuh (5 sila) tersebut adalah
merupakan menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita
kehidupan berbangsa dan bernegara.BUTIR-BUTIR PENGAMALAN
PANCASILA1. ketuhanan Yang Maha Esa1. Bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.2.
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.4.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.5. Agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.6.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.7. Tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab2. Mengakui
dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.2. Mengakui persamaan derajad,
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.2.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.2.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.2.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.2.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.2. Gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan.2. Berani membela kebenaran dan keadilan.2.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.2. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.1. Persatuan Indonesia3. Mampu menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.3. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah
air dan bangsa.3. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.3. Memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.3.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.3. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.1.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
KebijaksanaandalamPermusyawaratan/Perwakilan4. Sebagai warga negara
dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama.4. Tidak boleh memaksakan kehendak
kepada orang lain.4. Mengutamakan musyawarahdalammengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.4. Musyawarah untuk mencapai
mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.4. Menghormati dan
menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.4. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.4. Didalammusyawarah
diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.4. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.4. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.4. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil
yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.1. Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia5. Mengembangkan perbuatan yang
luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.5. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.5.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.5. Menghormati hak
orang lain.5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.5. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.5. Tidak menggunakan
hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.5. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.5. Suka bekerja keras.5. Suka menghargai
hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.5. Suka melakukan kegiatandalamrangka
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.