Pikiran Rakyat o Se/asa o Rabu 0 Kamis • Jumat 0 Sabtu 0 Minggu 456 20 21 7 8 9 10 11 @) 13 14 15, 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr o Mei 0 Jun 0 Jul 0 Ags 0 Sep 0 Okt • Nov 0 Des Vaksin untuk Pencegahan Pneumonia Oleh CISSY B. KARTASASMITA S ETIAP tahun diperki- rakan terjadi lebih dari 150 juta episode pneu- monia pada balita di negara berkembang. Menurut Organi- sasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun antara 11-20 juta anak yang sakit pneumonia harus dirawat dan 2 juta di an- taranya akan meninggal, ber- arti 1 dari 5 balita di dunia meninggal. Pneumonia menye- babkan kematian lebih tinggi dibandingkan dengan total ke- matian akibat AIDS, malaria, dancampak. Menurut catatan WHO, In- donesia menduduki urutan enam setelah India, Cina, Nige- ria, Pakistan, dan Bangladesh, dengan jumlah kejadian pneu- monia pada enam juta balita. Survei Kesehatan Rumah Tang- ga dari Departemen Kesehatan 1992,1995, dan 2001 menun- jukkan pneumonia mempunyai kontribusi besar terhadap ke- matian bayi dan anak. Semen- tara pada penelitian kesehatan dasar (Riskesdas) 2007, pneu- monia menduduki temp at ke dua sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare, dan tempat ketiga sebagai penyebab kematian pada neonatus. Faktorrisiko Faktor risiko adalah yang dapat meningkatkan risiko un- tuk sakit pneumonia dan berat- nya pneumonia. Bila faktor risiko dihindari atau dihilang- kan, kemungkinan sakit akan menurun. Yang termasuk fak- tor risiko adalah: gigi kurang, peinberian ASI tidak benar ·(tidak eksklusif sampai usia enam bulan), kekurangan vita- min A, berat badan lahir ku- rang, umur muda, kepadatan hunian, cuaca dingin atau ti- dak baik, terpapar polusi udara seperti asap rokok, asap sam- pall, obat nyamuk, polusi udara lingkungan lainnya, jumlah ku- man yang "tinggal" di nasofar- ing (tenggorokan) tinggi, dan imunisasi tidak lengkap. Untuk melaksanakan pence- gahan pneumonia selain deng- an menghindarkan atau me- ngurangi faktor risiko,beberapa pendekatan dapat dilakukan yaitu pendidikan kesehatan di komunitas, perbaikan gizi, pe- latihan petugas kesehatan da- lam hal memanfaatkan pedo- man diagnosis dan pengobatan pneumonia, penggunaan an- tibiotika yang benar dan efektif, serta waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi ka- sus yang sakit berat. Pening- katan gizitermasuk pemberian ASI eksklusif dan asupan zing, dapat juga peningkatan caku- pan imunisasi dan mengurangi polusi udara di dalam ruangan. Penelitian terkini menyimpul- kan, mencuci tangan dapat me- ngurangi kejadian pneumonia, Vaksinasi yang tersedia un- tuk mencegah secara langsung pneumonia adalah vaksin per- tussis (ada dalam DTP), cam- pak, Hib (Haemophilus in- fluenzae type b), dan Pneumo- coccus (Pev). Dua vaksin di antaranya yaitu pertussis dan campak telah masuk ke pro- gram imunisasi nasional berbagai negara, termasuk In- donesia. Vaksinasi kedua vaksin bisa didapat secara cuma-cuma di layanan kese- hatan premerintah termasuk di posyandu dan puskesmas. Sementara Hib dan pneumokokus sudah dian- jurkan WHO untuk dima- sukkan ke dalam program imunisasi nasional untuk bali- ta di negara berkembang. Menurut laporan WHO, ked- ua vaksin ini dapat mencegah Kliping Humas Unpad 2010