Date post: | 05-Jul-2019 |
Category: | Documents |
View: | 220 times |
Download: | 0 times |
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN Halaman 1 dari 29
P U T U S A NNomor : 296 / PDT / 2015 / PT.MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), sebuah badanhukum berbentuk Yayasan yang didirikan
berdasarkan hukum Negara Republik
Indonesia yang didasari Akta Notaris Dr.
Irawan Soerodjo, SH, M.Si, Nomor 186 tanggal
19 Oktober 2011, berkedudukan di Jalan
Diponegoro No. 74, Menteng, Jakarta Pusat,
dan selanjutnya sesuai dengan Pasal 13
Anggaran Dasar tersebut dalam hal ini diwakili
oleh ALVON KURNIA PALMA, selaku Badan
Pengurus untuk bertindak atas nama Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) ;
Dalam hal ini diwakili oleh 1. SURYA
ADINATA, SH, M.Kn, 2. YURIKA N, SH, 3.
ANGGUN RIZAL PRIBADI, SH, 4. ISMAIL
HASAN KOTO, SH, 5. JUPENRIS SIDAURUK,
SH, 6. JULIADI, SH, 7. SEPTIAN F.
CHANIAGO, 8. RENI LORENSA, SH, 8.
INDRA KURNIA SINULINGGA, SH, 9.
ARMADA SIHITE, SH, 9. MARGANDA
SITORUS, SH, 10. MAS ANGGA
WICAKSANA, SH, 11. ANDRY SYAFRIZAL
TANJUNG, SH, 12. AIDIL A. ADITYA, SH, 13.
IRVAN SAPUTRA, SH, 14. MUHAMMAD
ARRASYID RIDHO, SH, 15. IVAN DUNA
HUSADA, SH, 16. M. ALINAFIAH
MATONDANG, SH, M.Hum, 17.RAJA LIOLA
GURUSINGA, SH, 18. YUSNA WULAN SARI
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN Halaman 2 dari 29
TANJUNG, SH, 19. RUTH OKTAVIA P, SH
dan 20. MEILISA BANGUN, SH, kesemuanya
adalah Warga Negara Indonesia yang
berprofesi sebagai Advokat, Pengacara Publik,
dan Pengabdi Bantuan Hukum yang tergabung
dalam YAYASAN LEMBAGA BANTUANHUKUM INDONESIA - LEMBAGA BANTUANHUKUM MEDAN (YLBHI - LBH Medan) yangberalamat di Jalan Hindu Nomor : 12 Medan
20111, Telp. (061) 451 5340, Fax. (061) 458
9749, E-mail [email protected],
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal
04 Juli 2014 Selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT sekarang PEMBANDING ;
L A W A N
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA, beralamat di JalanKomodor Laut Yos Sudarso No. 284, Medan
20115, telp. (061) 6615155, Fax : (061)
6613789, E-mail :
[email protected], Selanjutnya
disebut sebagai TERGUGAT sekarangTERBANDING ;
Pengadilan Tinggi tersebut ;Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA :
Mengutip serta memperhatikan surat gugatan Penggugat tanggal 23
Juli 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan pada tanggal 23 Juli 2014 dalam Register Perkara
Nomor.361/Pdt.G/2014/PN.Mdn telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN Halaman 3 dari 29
Adapun dasar-dasar dan alasan-alasan diajukannya gugatan ini adalah
sebagai berikut:
I. KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PENGGUGAT1. Bahwa Penggugat merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat
(Non Government Organisation) yang memiliki kedudukan dan
kepentingan hukum dalam mengajukan hak gugatnya sebagai salah
satu organisasi yang konsern terhadap penegakan hokum yang mana
dalam melaksanakan kegiatannya Penggugat selalu membela hak-hak
masyarakat melalui langkah-langkah hukum;
2. Bahwa Penggugat sebagai badan hukum yang berbentuk Yayasan
berdasarkan Pasal 1 Akta Nomor 186 tanggal 19 Oktober 2011 yang
dibuat oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., yang dalam
menjalankan kegiatannya bertujuan untuk kepentingan publik yang
didasari dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga yaitu :
Pasal 3 Ayat 2 : salah satu maksud dan tujuan dari YLBHI adalah
menumbuhkan, mengembangkan dan memajukan pengertian dan
penghormatan terhadap nilai-nilai negara hukum dan martabat serta
hak-hak asasi manusia pada umumnya dan meninggikan kesadaran
hukum dalam masyarakat pada khususnya, baik kepada pejabat
maupun warga negara biasa, agar supaya mereka sadar akan hak-hak
dan kewajiban sebagai subyek hukum;
Pasal 3 Ayat 3 : berperan aktif dalam proses pembentukan hukum,
penegakan hukum dan pembaruan hukum sesuai dengan konstitusi
yang berlaku dan Deklarasi Umum Hak-hak Asasi Manusia (Universal
Declaration of Human Rights);
Pasal 18 : Ketua mewakili Yayasan di dalam maupun di luar pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian dengan hak untuk dan atas
nama Yayasan;
3. Bahwa sejak berdirinya Penggugat pada tahun 1970, Penggugat telah
diakui secara luas dan nyata dalam melaksanakan kegiatannya dengan
mewujudkan tegaknya hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia,
maka untuk itu Penggugat memiliki hak gugat dalam perkara aquo;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN Halaman 4 dari 29
II. FAKTA HUKUM
II.I LATAR BELAKANG
4. Bahwa berdasarkan Pasal 2 Undang-undang Nomor 30 tahun 2009
tentang ketenagalistrikan yang berbunyi:
(1) Pembangunan ketenagalistrikan menganut asas:
a. manfaat;
b. efisiensi berkeadilan;
c. berkelanjutan;
d. optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi;
e. mengandalkan pada kemampuan sendiri;
f. kaidah usaha yang sehat;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian fungsi lingkungan; dan
i. otonomi daerah.
(2) Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin
ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang
baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;
5. Bahwa didalam Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tantang
ketenagalistrikan pada pasal 29 ayat 1 huruf (a-e) menjelaskan
hakkonsumen untuk mendapat pelayanan yang baik, mendapat tenaga
listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik,
memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang
wajar, mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan
tenaga listrik dan mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang
diakibatkan kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik sesuai syarat yang
diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN Halaman 5 dari 29
6. Bahwa didalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, pada Pasal 26 ayat (2)
Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik secara terus menerus
dengan mutu keandalan yang baik;
7. Bahwa selain itu didalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 pada
Pasal 4 huruf (h) menyatakan Hak konsumen adalah hak untuk
mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya, selanjutnya pada Pasal 19 ayat (1)
menyatakan Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi
atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan, kemudian pada ayat (2)-nya juga menyebutkan :
ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang
sejenis atau setara nilainya atau perawatan kesehatan dan/atau
pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8. Bahwa kemudian merujuk lagi pada ketentuan pada Pasal 4 huruf a
Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen menyatakan : Hak konsumen hak atas
kenyamanankeamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa ; selanjutnya pada huruf c menyatakan hak konsumen
adalah hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;
Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 menyatakan
: setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha
melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara
konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di
lingkungan peradilan umum. Selanjutnya ayat (2) menyatakan :
penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan
atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang
bersengketa;
Putusan Nomor: 296/PDT/2015/PT.MDN Halaman 6 dari 29
9. Bahwa berdasarkan peraturan-peraturan seperti tersebut diatas telah
jelas menerangkan bahwa Tergugat sebagai perpanjangan tangan dari
Negara yang merupakan pelaksana utama usaha penyediaan tenaga
listrik yang tetap memegang hak untuk mendapatkan prioritas utama
(first right of refusal) dalam penyediaan tenaga listrik untuk Kepentingan
Umum;
10. Bahwa oleh karena listrik telah menjadi kebutuhan pokok bagi
seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-
hari baik untuk menghasilkan sesuatu yang ingin dicapai oleh
masyarakat, untuk itu sudah sepatutnya pemerintah harus
memperhatikan ketersediaan listrik yang dibutuhkan masyarakat
tersebut sebagaimana kewajiban penjual kepada pembeli.
11. Bahwa selanjutnya karena listrik merupakan sesuatu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak yang memiliki sifat fungsi sosial,
maka pemeliharaan ketersediaan listrik merupakan priorita
Click here to load reader