PENGADILAN TIN PENGADILAN TINGGI MEDAN AN TINGGI MEDAN Halaman 1 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN P U T U S A N Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : PEMBANDING SEMULA TERGUGAT L A W A N TERBANDING SEMULA PENGGUGAT Pengadilan Tinggi Tersebut ; Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN tanggal 15 Nopember 2018 Tentang Penunjukan Majelis dan mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp, tanggal 21 Agustus 2018 dan segala surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUKNYA PERKARA : Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 19 April 2018, yang diterima dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada tanggal 20 April 2018 di bawah register No. 82/Pdt.G/2018/PN Lbp yang pada pokoknya telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 05 November tahun 2011 di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), di Pariksabungan dan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan aturan gereja dan adat istiadat orang batak maupun tradisi yang berlaku; 2. Bahwa selanjutnya, pernikahan tersebut telah pula dicatatkan pada instansi yang berwenang untuk itu sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, yaitu di catatkan pada Kantor Catatan Sipil sebagaimana termaksud dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 477.2/856/2011 tertanggal 25 November tahun 2011 yang dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun;- 3. Bahwa dengan dilaksanakan Perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat menurut agama dan adat istiadat yang diterima di Indonesia, dan telah pula
24
Embed
P U T U S A N PENGADILAN TINGGI MEDANPENGADILAN … filedengan aturan gereja dan adat istiadat orang batak maupun tradisi yang berlaku; 2. Bahwa selanjutnya, pernikahan tersebut telah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
P U T U S A N
Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara
perdata pada peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara :
PEMBANDING SEMULA TERGUGAT
L A W A N
TERBANDING SEMULA PENGGUGAT
Pengadilan Tinggi Tersebut ;
Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor
411/Pdt/2018/PT MDN tanggal 15 Nopember 2018 Tentang Penunjukan Majelis
dan mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor
82/Pdt.G/2018/PN Lbp, tanggal 21 Agustus 2018 dan segala surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 19 April
2018, yang diterima dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Lubuk Pakam pada tanggal 20 April 2018 di bawah register No. 82/Pdt.G/2018/PN
Lbp yang pada pokoknya telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah melangsungkan pernikahan
pada tanggal 05 November tahun 2011 di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), di Pariksabungan dan selanjutnya dilaksanakan sesuai
dengan aturan gereja dan adat istiadat orang batak maupun tradisi yang
berlaku;
2. Bahwa selanjutnya, pernikahan tersebut telah pula dicatatkan pada instansi
yang berwenang untuk itu sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Perkawinan No. 1 tahun 1974, yaitu di catatkan pada Kantor Catatan Sipil
sebagaimana termaksud dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 477.2/856/2011
tertanggal 25 November tahun 2011 yang dicatatkan di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun;-
3. Bahwa dengan dilaksanakan Perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat
menurut agama dan adat istiadat yang diterima di Indonesia, dan telah pula
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
dicatat pada Kantor Catatan Sipil yang berwenang untuk itu, maka secara
hukum dan ketentuan yang berlaku maka perkawinan tersebut sah secara
hukum sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974, tentang Perkawinan;
4. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat, telah dikaruniai 1 (satu) anak
perempuan yang bernama Anak yang telah berusia 5 (lima) tahun,
sebagaimana termaksud dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 1208-LT-
23052013-0290, tertanggal 23 Mei 2013, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun;
5. Bahwa pada awal pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat, kehidupan
rumah tangga telah berjalan dengan baik dan rukun, sebagaimana didambakan
oleh setiap insan manusia dalam membina keharmonisan suatu rumah tangga
yang harmonis dan sejahtera, akan tetapi karena Tergugat tidak memiliki
kepribadian yang baik selayaknya istri yang dapat melayani, dapat
menghormati suami atau setidak-tidaknya patuh pada suami dan bukan pada
orang tua Tergugat atau terutama ibu Tergugat;
6. Bahwa pada awal pernikahan, Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal
di Sei Rampah selama kurang lebih setahun, dan kemudian atas permintaan
Tergugat pindah ke Pematang Siantar, dan di Pematang Siantar tinggal selama
kurang lebih 2 (dua) tahun, dan atas permintaan Tergugat pindah lagi dan
menyewa rumah di daerah deli serdang (amplas) yang dekat dengan rumah
orang tua Tergugat, agar Tergugat bisa tinggal di rumah orang tuanya setiap
hari dan tidak perduli terhadap suaminya walaupun sudah pulang kerja;
7. Bahwa sebenarnya sejak menikah dan tinggal di Sei Rampah, Penggugat dan
Tergugat sudah sering terjadi keributan yang diawali dengan hal-hal yang
sepele namun menjadi masalah yang besar dan berlanjut, namun Penggugat
selalu saja mengalah dan berharap Tergugat dapat berubah nantinya sebagai
istri yang baik dan dapat menghormati suaminya;
8. Bahwa karena di Sei Rampah Penggugat dengan Tergugat memang masih
menyewa rumah, maka Penggugat berpikir agar dapat hidup dengan tenang
tanpa ada gangguan dari ibu mertua Penggugat, namun demikian tetap tidak
seperti yang diharapkan oleh Penggugat, karena Tergugat tetap masih lebih
suka kerumah orang tuanya daripada tinggal bersama suaminya;
9. Bahwa kemudian kembali pindah ke pematang Siantar, agar lebih jauh lagi dari
keluarga Tergugat kurang lebih dua tahun saja, dan kembali Tergugat pulang
kerumah orang tuanya di Jl. Pertahanan, Patumbak kampung, Deli Serdang
dan tetap bertahan sampai sekarang di Patumbak;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
10. Bahwa ternyata, meskipun sudah tinggal di kampung sendiri di Pematang
Siantar, Penggugat tidak bisa merasakan kebahagiaan dengan Tergugat
karena selalu yang ditemui adalah ketidakharmonisan yang ditandai dengan
seringnya terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berlangsung secara terus
menerus (onhellbare tweespalt) antara suami istri dimana rumah tangga
Penggugat dengan Tergugat, hampir setiap hari selalu ada keributan, dengan
alasan yang sepele dan tidak jelas, serta anak sendiri pun ikut memusuhi
ayahnya (Penggugat) akibat pengaruh Tergugat;
11. BahwaTergugat juga memiliki karakter yang kasar dan emosi yang tidak
terkendali, sebab Tergugat jika sudah mulai marah-marah, Tergugat selalu
menarik kerah baju Tergugat dan kemudian melakukan pemukulan selayaknya
laki-laki, namun Penggugat tetap bersikap tenang dan tidak mengadakan
perlawanan atau membalas perlakuan Tergugat tersebut, biasanya laki-laki
yang memukul perempuan atau istri, akan tetapi hal ini terbalik, jadi istri yang
memukul suami;
12. Bahwa oleh karena itu, Penggugat dengan Tergugat memiliki perbedaan
pandangan hidup yang sangat mencolok sehingga menyebabkan jurang
pemisah yang dalam, dimana Penggugat sangat menginginkan hidup rumah
tangga yang mampu mandiri tanpa banyak intervensi dari siapapun terutama
dari orang tua istri (ibu tergugat), akan tetapi Tergugat justru sangat patuh
terhadap semua kata ibu Tergugat dan bahkan lebih dekat kepada ibunya
secara fisik dan psikis, daripada suaminya sendiri, sementara Tergugat sudah
berumah tangga dan mengucapkan janji suci di Gereja;
13. Bahwa Tergugat tiba-tiba minggat atau pergi kerumah orang tua Tergugat di
Patumbak (Deli Serdang) pada bulan Agustus 2014 tanpa persetujuan
Penggugat sebagai kepala rumah tangga, Tergugat pergitanpa ijin katanya
mau berobat, akan tetapi dibawa kedokter tidak mau dan lebih memilih
“berobat kampung”. Sementara Penggugat sudah berulang kali membujuk
Tergugat agar mau berobat atau kerumah sakit, dan bahkan orang tua
Penggugat sampai datang untuk membujuk Tergugat untuk berobat, namun
Tergugat pergi begitu saja meninggalkan Penggugat dirumah;
14. Bahwa selanjutnya justru Tergugat mengikuti perintah ibunya agar “berobat
kampung” dan tidak menghormati suami maupun mertuanya yang telah susah
payah datang dari kampung hanya untuk membujuk Tergugat agar mau dirawat
di rumah sakit, dan pada saat Tergugat minggat kerumah orang tuanya,
Tergugat juga sekaligus membawa surat-surat penting lainnya seperti Akte
Lahir, Kartu Keluarga..dll;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
15. Bahwa Penggugat kembali mengalah,mengikuti istrinya untuk tinggal di dekat
rumah mertua bersama istri dan anaknya sejak bulan Agustus tahun 2014
dengan menyewa rumah yang dekat dengan rumah orang tua Terggugat,
dengan harapan dan keyakinan barangkali Tergugat dapat berubah dan hidup
layaknya keluarga sejahtera, namun ternyata karakter Tergugat dan sikap yang
ditunjukkan justru semakin parah, dimana Tergugat sudah tidak pernah
memasak dirumah untuk suami dan anak, bahkan selalu pulangnya larut
malam, dan tidak bisa ditanya kenapa pulang larut malam dan jika sudah
dirumah selalu mencari keributan dengan cara teriak-teriak;
16. Bahwa patut diketahui Penggugat sejak awal menikah dengan Tergugat
seluruh gaji berikut tunjangan langsung diberikan Penggugat, sebab ATM
maupun buku rekening atas nama Penggugat ada sama Tergugat, oleh
karenanya Penggugat sangat bingung jika alasan Penggugat untuk memulai
keributan diawali dengan masalah keuangan, ternyata uangnya juga banyak
diberikan sama orang tuanya tanpa setahu Penggugat;
17. Bahwa puncaknya pada tanggal 3 Maret 2015 yang lalu, Penggugat tiba-tiba
pulang kerumah pada malam hari dan langsung membentak Tergugat dengan
menanyakan gaji Penggugat yang agak terlambat cair dari kantor. Kemudian
Penggugat mencoba menenangkan Tergugat agar mau duduk dan tenang
supaya bisa mendengarkan penjelasan Penggugat. Namun Tergugat sudah
terlebih dahulu dilanda emosi dan tidak terkendali sampai “memukul Penggugat
dibagian kepala beberapa kali, menarik kerah baju penggugat, mendorong
Penggugat kedinding dan kepintu rumah, Tergugat juga mengobrak-abrik isi
dirumah, tas berisi laptop Penggugat di lempar ke halaman rumah, menendang
sepeda motor hingga terjatuh, menumpahkan seluruh isi beras serta memukul
dan menendang mobil sampai penyok dan lain-lain”.;
18. Bahwa Tergugat juga langsung menghubungi keluarga Penggugat yaitu
Inangtua dan Inanguda Penggugat, untuk dikumpulkan semua keluarga karena
Tergugat ingin mengakhiri hubungan rumah tangga Penggugat dengan
Tergugat pada malam itu juga, tetapi tidak berapa lama ibu Tergugat tiba-tiba
datang menambah kekacauan di dalam dan diluar rumah, sebab malam itu
tetangga sudah banyak berkerumun menyaksikan keribuatan yang terjadi,
sementara Penggugat hanya bisa diam dan pasrah melihat yang terjadi.
Karena ibu Tergugat tidak kalah ganas dan emosi seperti putrinya (Tergugat);
19. Bahwa ditambah lagi malam itu ibu Tergugat berulang-ulang menyatakan
bahwa dialah (ibu Tergugat) yang memisahkan anaknya dengan Penggugat
dan seketika Terggugat dan ibunya pergi meninggalkan Penggugat dengan
kondisi rumah berantakan;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
20. Bahwa malam itu juga keluarga Penggugat akhirnya tiba dari kampung sekitar
jam 12 malam dirumah Penggugat, dan langsung menghubungi Tergugat
maupun keluarganya sekaligus mendatangi rumah orang tua Tergugat, namun
tidak mendapat respon apapun dari Tergugat maupun keluarga Tergugat,
bahkan pintu dan lampu rumah sengaja dimatikan, dan akhirnya Penggugatpun
kembali ke Pematang Siantar, sebab Penggugat berpikir tidak ada lagi artinya
jika tetap tinggal bersama jika kondisinya tidak dapat diperbaiki kembali, dan
sejak saat itu Penggugat dengan Tergugat tidak pernah tinggal serumah lagi
hingga gugatan ini diajukan di Pengadilan;
21. Bahwa sebelum gugatan ini daftarkan bahwa Penggugat juga telah pernah
mengajukan gugatan cerai kepada tergugat, akan tetapi gugatannya
mengandung cacat formil (N.O) karena bukti surat ijin cerai Penggugat dari
atasan Penggugat kurang lengkapdan terlambat dikeluarkan, sekarang ijin
cerai dari atasan Penggugat sudah lengkap;
22. Bahwa melihat fakta diatas dimana setiap saat, sikap dan perbuatan Tergugat
yang tidak dapat menghargai Penggugat sebagai suami dengan bersikap
arogan dan mau menang sendiri, bahkan Tergugat sering memperlihatkan
sikap dan perilaku dalam bentuk kekejaman terhadap mental (mental cruelty) yang melukai perasaan (wounds the feeling) dan tekanan batin yang membawa penderitaan (mental distress and suffering) terhadap
Penggugat ;
23. Bahwa meskipun sikap tindakan dan perbuatan Tergugat yang tidak pernah
menunjukkan tanggung jawab maupun kewajiban sebagai seorang ibu rumah
tangga, Penggugat beserta Keluarga besar tetap mengupayakan untuk
berdamai, namun yang didapat justru penolakan dan caci maki dari orang tua
Tergugat terhadap Penggugat dan keluarga;
24. Bahwa ditambah lagi permasalahan ini sudah menjadi berita yang sudah
diketahui oleh khayalayak umum, khususnya dikantor Penggugat bekerja yaitu
Dinas Ketenagakerjaan Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Serdang
Bedagai, sebab Tergugat jika ada masalah sedikit dengan Penggugat,
langsung membuat laporan tertulis kepada PEMKAB SERDANG BEDAGAI
dimana Penggugat bekerja, sehingga membuat Penggugat sering merasa malu
akibat tindakan Tergugat tersebut, akibatnya Penggugat tidak nyaman lagi
hidup bersama dengan Tergugat;
25. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut, maka atasan Penggugat yang
mewakili Pemkab Serdang Bedagai, yaitu Kepala Dinas Ketenagakerjaan,
Koperasi dan Usaha Mikro, sudah berulang kali mengadakan mediasi dengan
Tergugat terkait masalah diatas, namun tidak pernah ada solusi atau titik temu
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
yang tercapai,oleh karenanya Kepala Dinas Ketenagakerjaan, koperasi dan
Usaha mikro Pemerintah Serdang Bedagai yang merupakan atasan Penggugat
telah menyetujui dan memberi izin untuk bercerai sebagaimana yang
diamanatkan oleh ketentuan ”Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun
1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1983
tentang izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil”
26. Bahwa oleh karenanya, rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat
tidak mungkin hidup rukun dan dapat bersatu lagi sebagaimana yang
diamanatkan Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No.1 Tahun 1974, maka patut
kiranya Majelis Hakim menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan
Tergugat dinyatakan putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya;
27. Bahwa ditambah lagi Tergugat juga telah meninggalkan Penggugat dari rumah
telah pergi kerumah orangtua Tergugat di Deli Serdang, Desa Patumbak
Kampung,dan Tergugat juga kembali meninggalkan Penggugat tanggal 03
Maret 2015, oleh karena itu, hal tersebut sesuai dengan 19 huruf b Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 yang
berbunyi “salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal
lain diluar kemampuannya;
28. Bahwa oleh Tergugat telah meninggalkan Penggugat selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa ijin Penggugat, maka patut kiranya Penggugat dinyatakan
tidak berhak untuk menuntut biaya hidup kepada Penggugat, baik sebelum
putusan ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat maupun sesudah memiliki
kekuatan hukum yang mengikat (incraht van gewijsde), karena Tergugat juga
sudah memiliki pekerjaan yaitu pegawai di RS. Putri Hijau di Medan (RUMKIT
TK. II PUTRI HIJAU KESDAM I BB);
29. Bahwa hingga saat ini anak hasil perkawinan antara Penggugat dengan
Tergugat yaitu Anak masih tinggal bersama dengan Tergugat, namun
Penggugat khawatir dengan masa depan dan psikologi anak tersebut
dikarenakan Tergugat memiliki temperamen yang tinggi dan bertindak
emosional tanpa alasan yang jelas, yang jelas akan berpengaruh terhadap
kejiawaan anak, oleh karenanya demi masa depan anak hasil perkawinan
Penggugat dengan Tergugat yang bernama Anak berada dibawah pengasuhan
Penggugat sebagai ayah kandungnya;
30. Bahwa oleh karena perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah
dinyatakan putus karena Perceraian dengan segala akibat hukumnya, maka
Penggugat juga mohon agar Majelis memerintahkan jurusita Pengadilan, untuk
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
mengirimkan satu set putusan kepada Kantor Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun;
31. Bahwa selanjutnya memerintahkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Simalungun mencatatkan perceraian tersebut di buku yang dibuat
untuk itu, agar perceraian antara penggugat dengan tergugat juga telah tercatat
secara administrasi di Kantor Catatan Sipil;
32. Bahwa karena perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah putus
karena perceraian dan telah pula dicatatkan pada instansi yang berwenang
untuk itu, maka sangat beralasan pula apabila Majelis Hakim yang
menyidangkan perkara ini menyatakan bahwa Akta Perkawinan No.
477.2/856/2011 tertanggal 25November 2011 dinyatakan tidak berlaku lagi
atau setidak-tidaknya tidak memiliki kekuatan hukum atas perkawinan
Penggugat dengan Tergugat;
33. Bahwa oleh karena gugatan ini telah berdasarkan bukti-bukti yang cukup
eksepsionil dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, maka patut dan
beralasan kiranya Majelis Hakim menyatakan putusan ini dapat dijalankan
terlebih dahulu, meskipun ada upaya banding, kasasi maupun verzet (uit
voerbaar bij voorraad) ;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian dan fakta-fakta diatas, dengan ini dimohonkan
kepada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, untuk memanggil pihak-pihak yang
terkait untuk hadir pada sidang yang ditentukan untuk itu serta menjatuhkan amar
putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah secara hukum perkawinan antara Penggugat dengan
Tergugat sesuai dengan Akta Perkawinan No. 477.2/856/2011 tertanggal 25
November 2011;
3. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat putus karena
Perceraian dengan segala akibat hukumnya;
4. Menyatakan Akta Perkawinan No. 477.2/856/2011 tertanggal 25 November
2011 dinyatakan tidak berlaku lagi atau setidak-tidaknya tidak berkekuatan
hukum;
5. Memerintahkan Panitera agar mengirimkan Putusan Perceraian tersebut
kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun;
6. Memerintahkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun mencatatkan perceraian tersebut di buku yang dibuat untuk itu;
7. Menyatakan hak perwalian jatuh kepada Penggugat atas anak dari Penggugat
dengan Tergugat yang bernama Anak lahir pada tanggal 15 Agustus 2012;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
8. Menyatakan Penggugat tidak berhak untuk menuntut biaya hidup, baik
sebelum putusan ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat maupun
sesudah memiliki kekuatan hukum yang mengikat (incraht van gewijsde);
9. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada upaya
banding, kasasi maupun verzet (uit voerbaar bij voorraad);
10. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya dalam perkara ini
Atau
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya Ex
Aequo et Bono;
Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut Tergugat telah mengajukan
eksepsi dan jawaban dalam pokok perkara secara tertulis dipersidangan tertanggal
2 Juli 2018 yang pada pokoknya sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSIE
A. Diskualifikasi In Person
Bahwa Penggugat adalah merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang mana dalam nelakukan tindakan hukum yang berakibatkan hukum
haruslah berpedoman sesuai dengan peraturan Perundang - Undangan yang
bila tidak dilaksanakan akan menyandang Cacat Formil atas pelanggaran
yang berakibat Gugatan Tidak Sah yang akhirnya Gugatan Tidak Dapat
diterima (in Admissible).
Bahwa dalam point ke 21 dalil-dalil Gugatan Penggugat yang
menyatakan bahwa Penggugat telah memiliki Ijin Cerai dari atasan
Penggugat. Dapat dijelaskan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dan
sesuai dengan PP No. 45 tahun 1990 bahwa seorang Atasan dari seorang
Aparatur Sipil Negara (ASN) hanya boleh mengeluarkan Surat Izin Cerai
dengan Alasan :
1. Salah satu pihak berbuat Zinah yang dibuktikan dengan keputusan
pengadilan, pernyataan 2 (dua) orang saksi yang melihat perzinahan yang
diketahui serendah- rendahnya oleh Camat atau tertangkap tangan waktu
berzinah dengan segera membuat laporan.
2. Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat, dan penjudi yang sukar
disembuhkan,yang dibuktikan dengan adanya Surat Pernyataan dari 2
(dua) orang saksi yang telah dewasa yang mengetahui perbuatan itu, yang
diketahui oleh pejabat yang berwenang minimal camat, dan juga Surat
Keterangan Dokter atau Polisi yang menerangkan bahwa yang
bersangkutan menjadi pemabok, pemadat atau penjudi.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
3. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-
turut tanpa ijin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain
diluar kemampuannya yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan dari
Kepala Kelurahan / Kepala Desa yang disahkan oleh Pejabat yang
berwajib serendah-rendahnya Camat.
4. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman
yang lebih berat yang dibuktikan dengan keputusan Pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
5. Salah satu Pihak melakukan kejahatan atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak lain yang dibuktikan dengan VISUM et Repertum
dari Dokter Pemerintah.
6. Antara Suami dan Istri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah
tangga, yang dibuktikan dengan Surat Penryataan dari Kelurahan / Kepala
Desa yang disahkan oleh Pejabat yang berwajib serendah-rendahnya
Camat.
Dari 6 (enam) point diatas, diduga tak ada satupun yang bisa dapat
dibuktikan oleh Atasan Penggugat (Kepala Dinas Tenaga Kerja Kab.
Serdang Bedagai). Oleh karena itu turut dapat diduga bahwa Atasan
Penggugat telah menyalahgunakan wewenang dan jabatan dikarenakan
kedekatan yang sangat dekat antara Penggugat dan Kepala Dinas dimana
sampai saat ini Kepala Dinas Tenaga Kerja Kab. Serdang Bedagai tetap
membiarkan serta tidak pernah menegur bahkan maupun memberi
peringatan secara tertulis atas perbuatan saudara Irpan Hariono Saragih
yang diduga telah menelantarkan Istri dan Anak (telah dilapor ke Polres
sergai, Inspektorat, Kementrian Perempuan dan Anak, serta Bupati Sergai)
yang hanya memberi nafkah istri Rp.300.000 (tiga ratus ribu rupiah) - Rp.
600.000,- (enam ratus ribu rupiah) perbulan sudah selama 32 (tiga puluh
dua) bulan lebih.
Akibat keberpihakan atasan Penggugat dengan mengeluarkan surat ijin
cerai tanpa melalui proses yang berkeadilan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, maka turut di duga Atasan penggugat telah melanggar
Pasal 3 UU No. 28 tahum 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 tentang
Penyelenggara Negara yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan
Nepotisme meliputin a. Azas kepastian hukum, b. Azas tertib Penyelenggara
Negara, c. Azas kepentingan umum, d. Azas keterbukaan, e. Azas
Proporsionalitas, f. Azas Profesional dan g. Azas Akuntabilitas.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
Bahwa untuk menguji bahwa Atasan Penggugat benar benar telah
menjalankan PP No. 45 tahun 1990 dengan mengeluarkan Surat Ijin Cerai
kepada Penggugat, maka kami memohon kepada Ketua Majelis Hakim yang
terhormat agar meminta kepada Penggugat untuk mengeluarkan bukti-bukti
yang akurat sesuai dengan peraturan PP No. 45 tahun 1990.
Apabila Surat Ijin Cerai Atasan benar dan sah secara menyakinkan
dikeluarkan tanpa melalui proses yang benar sesuai PP No. 45 tahun 1990
maka dapat disimpulkan bahwa Surat Ijin Cerai dari atasan ini adalah Cacat
Hukum sehingga tidak dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk
melakukan Gugatan cerai oleh Penggugat.
Bahwa dengan demikian Penggugat adalah orang yang belum
memenuhi syarat (diskualifikasi) dikarenakan Penggugat belum mempunyai
hak seutuhnya dalam mengajukan Perkara perceraian yang disengketakan,
gugatan Penggugat haruslah ditolak dan atau setidaknya tidak dapat diterima
secara hukum.
B. Tentang ObscurLibel (Gugatan Kabur)
Bahwa gugatan penggugat tidak terang, formulasi gugatan tidak jelas
sehingga tidak "nemenuhi syarat Formil Gugatan. Adapun Gugatan yang
diajukan Penggugat tidak jelas adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Gugatan Penggugat telah keliru menentukan tempat tergugat
sebagai dasar Gugatan akibatnya adalah Gugatan tidak tepat sasaran.
Pada pokok perkara Perceraian sangat jelas ditentukan bagaiman cara
untuk menentukan subjek gugatan dan menentukan domisili proses
pemanggilan dan tata cara pemanggilan.
Bahwa penggugat dengan menentukan tempat tinggal tergugat ditujukan
beralamat di Jln. Pertanahan Dusun I No. 148 kelurahan Patumbak
Kampung, kecamatan Patumbak, Sumatera Utara. Bahwa alamat ini
adalah alamat orang tua tergugat yang mana tergugat tidak tinggal di
rumah orang tuanya sejak penggugat dan tergugat menikah. Sampai saat
sekarang ini Tergugat masih Istri yang sah dari penggugat yang memiliki
KTP dan Kartu Keluarga yang beralamat di Parik Sabungan Desa/Kel.
Parik Sabungan Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun.
2. Bahwa bila dicermatin dari ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-
undang no. 1 tahun 1974 menyebutkan :
1) Gugatan Perceraian diajukan oleh suami atau istri atau Kuasanya
kepada Pengadilan yang didaerah hukumnya meliputi tempat kediaman
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
tergugat.
2) Dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak dapat
diketahui atau tidak mempunyai tempat kediaman tetap, Gugatan
Percerai diajukan kepada Pengadilan ditempat kediaman Penggugat.
3) Dalam hal tergugat bertempat kediaman di luar negeri...dst
Pasal 21
(1) Gugatan Perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 19 huruf b
diajukan kepada pengadilan di tempat kediaman penggugat.
Bahwa dengan demikian Gugatan Penggugat yang berdsarkan
gugatannya pada tempat tinggal dan bukan pada tempat kediaman adalah
Gugatan yang keliru dan kabur, sehingga gugatan demikian haruslah
ditolak dan atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
3. Bahwa Gugatan Penggugat telah menentukan 2 (dua) dasar gugatan dan
2 (dua) alternative kewenangan untuk mengadili pada tempat kediaman
sehingga bila dikaitkan dengan gugatan penggugat pada point 27 Gugatan
Penggugat pada pokonya gugatan penggugat adalah:
a. Salah satu pihak meninggalkan Pihak Lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut pasal 19 huruf b
b. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam
rumah tangga pasal 19 huruf f.
Bahwa dengan tidak disebutkan dasar hukum kewenangan dari penggugat
untuk memilih wilayah kewenangan hukum maka adalah patut gugatan
dinyatakan kabur dan haruslah di tolak dan setidaknya gugatan tidak dapat
diterima.
II. DALAM POKOK PERKARA
Adapun dalam Pokok Perkara bahwa tergugat menyampaikan jawaban sebagai
berikut:
1. Bahwa tergugat menyangkal seluruh dalil dari Penggugat kecuali apa yang
diakuin dengan tegas
2. Bahwa apa yang telah diuraikan dalam eksepsi, melalui jawaban pokok
perkara ini dinyatakan eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari jawaban pada pokok perkara tergugat.
3. Bahwa tergugat sebagai Ibu Rumah Tangga telah berupaya keras untuk
menjaga Rumah Tangga yang bahagia tanpa ada tekanan dan paksaan
namun tergugat tidak menyangka kalau penggugat menginginkan Mahligai
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
Rumah Tangga yang selama ini terbangun dengan baik harus diputuskan
tanpa sebab, untuk meninggalkan tergugat bersama dengan anak hasil
Perkawinan bernama Mikha Hartanti Saragih.
4. Bahwa tergugat bertekad bersatu kembali agar segala permasalahan dapat
diatasin apabila tergugat dan penggugat bersama-sama untuk mengarungi
Bahtera Rumah Tangga, tetapi Penggugat memiliki Niat Lain dan
bagaimana Penggugat tidak lagi memberi nafkah yang cukup kepada istri
dan anaknya selama 32 (tiga puluh dua ) bulan, Penggugat hanya memberi
nafkah Rp. 300.000,- s/d Rp. 600.000,- per bulan.
5. Bahwa belum lagi selama Penggugat meningalkan tergugat, anak
perempuan kami yang bernama Anak berapa kali masuk rumah sakit,
sedangkan tergugat harus merawat, menjaga diri sendiri, membiayai
perawatan dan pendidikan yang keseluruhannya adalah berkat kuasa dari
Tuhan mengingat gaji tergugat hanya sebagai honor di Rumah sakit masih
dibawah UMR Kota Medan, sementara biaya nafkah yang diberi oleh
penggugat sangat-sangat tidak cukup. Sehingga tak jarang tergugat harus
lebih sedikit kerja keras dan mencari tambahan lain yang halal sesuai
keahlian penggugat yaitu Ahli Madya Komputer.
6. Bahwa gugatan yang diajukan Penggugat terhadap Tergugat pada
pokoknya menyangkut pandangan hidup yang sangat mencolok (Point 12
gugatan). Ini sangat-sangat mengada- ngada dan sangat kelihatan Bohong
Besar. Bagaimana mungkin dikatakan perbedaan Pandangan hidup sangat
mencolok, sementara Penggugat dan tergugat menjalin kasih dan asmara
yang cukup lama sekitar 3 (tiga) tahun dan merupakan teman satu kuliah.
Apakah seorang lelaki berani menikahin seorang wanita yang memilikin
perbedaan pandangan hidup yang sangat mencolok ? Jadi apa artinya
selama ini Penggugat berpacaran dengan tergugat selama 3 (tiga) tahun ? .
7. Bahwa gugatan yang diajukan penggugat pada pokoknya menyangkut
tergugat yang dikatakan tiba-tiba minggat ( Point 13 Gugatan ). Sekali lagi
penggugat memberikan alasan yang tidak masuk diakal dan terkesan
berbohong hanya untuk memuluskan tujuan penggugat untuk bercerai dan
diduga untuk menikah lagi dengan pujaan hatinya yang baru.
Pada saat itu tergugat sedang sakit parah dan hampir lumpuh, mengingat di
Kota Medan lebih lengkap peralatan Medisnya dan ada yang merawat
tergugat dan anaknya yaitu keluarga tergugat serta supaya tidak
merepotkan kerjaan Pengugat, maka tergugat minta ijin dan permisi kepada
Penggugat agar diijinkan berobat. Apakah permintaan ijin kepada suami
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
untuk berobat dengan tujuan baik agar penanganan penyakit tergugat lebih
baik dan ada perawatan yang lebih baik dapat dikatakan tiba-tiba minggat ?.
Dimana Hati kemanusian Penggugat ? Melihat Istri yang sudah hampir
lumpuh tidak dikasih ijin berobat ke medan yang lebih menyakitkan lagi
bahwa Penggugat tidak mengantar tergugat ke Medan. Apakah rasa cinta
dan sayang kepada Istri penggugat sudah hilang ? Apakah penggugat
sengaja menahan tergugat di siantar dengan kurang perawatan serta
pelayanan medis yang lengkap agar cepat dipanggil Yang Maha Kuasa ?.
Hanya Penggugat dan Tuhan yang tahu apa isi hati sebenarnya .
8. Bahwa gugatan yang diajukan penggugat pada pokonya menyangkut
tergugat tentang seluruh gaji berikut tunjangan langsung diberikan
Penggugat ( Point 16 Gugatan ). Dapat dijelaskan bahwa sewaktu baru
menikah, Penggugat telah resmi jadi seorang ASN / PNS, dan pada waktu
baru menikah bahwa tergugat juga lulus sebagai calon Pegawai Bank
Rakyat Indonesia (BRI). Namun dengan gagahnya dan percaya dirinya
bahwa Penggugat melarang tergugat untuk mengikuti Pendidikan calon
pegawai BRI dengan alasan Penggugat akan memberi semua gaji kepada
tergugat. Sehingga tergugat mengikutin perintah suami dan membatalkan
cita citanya untuk menjadi seorang pegawai BRI. Namun ternyata janji
Penggugat akan memberi seluruh gaji kepada penggugat hanya bertahan
selama kurang lebih 2 ( dua ) tahun saja, dan Petaka menimpa tergugat
ketika mulai terjadi keributan kecil ketika jabatan Penggugat menjadi
Bendahara dan ketika tergugat mengetahui bahwa ada wanita lain yang
merupakan diduga teman wanita khusus penggugat dan satu kantor serta
merupakan anak buah penggugat di Kantor Dinas Tenaga Kerja. Karena
penggugat merupakan bendahara dan teman sangat dekat kepala dinas
tenaga kerja, maka dengan seenaknya dan tanpa hati nurani selama 32
(tiga puluih dua ) bulan ini, Penggugat mengambil sendiri gajinya dan
tunjangan istri serta anak ( melanggar janji awal waktu mau menikah ) dan
dengan merasa tidak bersalah dan tidak berdosa hanya memberi nafkah
Rp.300.000- s/d Rp. 600.000,- per bulan. Apakah ini layak ? seorang
Tukang becak aja bisa menyisihkan pendapatanya untuk anak dan istrinya
sebesar Rp. 40.000,- per hari berarti Rp.1.200.000 per bulan. Ini seorang
bendahara di dinas, seorang Sarjana sosial tega memberi nafkah hanya Rp.
300.000,- s/d Rp.600.000,- per bulan ? Dimana rasa kemanusian dan
keadilan bagi tergugat dan anaknya dimana pemerintah telah menghitung
secara baik dan benar agar istri dan anak dari keluarga ASN / PNS bisa
hidup layak dan sejahtera.
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
9. Bahwa penggugat dalam gugatannya (point 24 gugatan) merasa malu
dikantor tempat kerja penggugat. Hal yang sangat-sangat wajar sekali serta
sangat manusiawi apabila ada seorang wanita yang lemah dan memiliki
seorang anak BALITA tidak dinafkahi selama 32 (tiga puluh dua) bulan baik
secara materi maupun batin mendatangi suami. Dan setelah di datangi
serta disomasi oleh pengacara Tergugat, tetap saja saudara penggugat
tidak mau peduli dan tidak mau bermediasi kepada penggugat. Sehingga
wajar sekali tergugat melaporkan perbuatan penggugat ini ke Seketaris
daerah Sergai, Inspektorat Sergai, Bupati Sergai, Kementrian Perempuan
dan anak serta Polres Sergai. Dengan harapan penggugat jangan
menelantarkan Istri dan Anaknya dan mau mmberikan nafkahyang layak
kepada Istri dan anaknya sebesar Rp. 3.000.000,- per bulan.
10. Bahwa berdasarkan Surat edaran Mahkamah Agung Nomor 3 tahun 1981
" Penyebab perselisihan tidak mungkin dapat meminta cerai berdasarkan
pasal 19 huruf f Peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1975 karena
perkawinan adalah perjanjian yang mengikat dan sacral yang
menyatukannya dari berbagai keluarga dan memutuskannya tidak boleh
diukur dengan pertengkaran biasa dari salah satu pihak saja".
11. Bahwa Tergugat memohon kepada Yang Mulia majelis hakim yang
menyidangkan Perkara ini, sesuai dengan Pasal 24 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan agar selama
berlangsungnya Gugatan cerai ini ( Ini merupakan Gugatan Cerai yang
ke 3 dari penggugat ), Yang Mulia Majelis hakim menentukan dan
memerintahkan saudara penggugat memberi nafkah layak diberikan kepada
tergugat yang mana setelah dihitung dengan biaya sewa rumah, makan,
sekolah anak, biaya transport, biaya listrik, biaya asuransi dan biaya sosial
lainnya sekitar Rp. 3.000.000,- (tiga juta per bulan ) terlebih dahulu, hal ini
disebabkan merupakan tanggung jawab penggugat dan hak dasar bagi
tergugat.
12. Bahwa demikian pula anak hasil perkawinan antara Penggugat dan
tergugat bernama Anak yang selama ini dirawat, dipelihara dan dijamin
kesehatannya oleh tergugat patutlah tetap dibawah asuhan tergugat dan
pernyataan penggugat akan dibawah pengasuhannya akan menambah
penderitaan bagi anak tergugat sebab prilaku penggugat tidak patut
diteladani sebagai contoh untuk masa depan anak.
13. Bahwa menurut Putusan Mahkamah agung Nomor. 126 K/Pdt/2001 tanggal
28 Agustus 2003 menyebutkan : Anak yang masih dibawah umur
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
pemeliharaannya seyogiannya diserahkan kepada orang terdekat dan akrab
dengan si anak yaitu IBU".
Dari apa yang terurai diatas maka berdasarkan apa yang telah tertuang pada
Eksepsi dan jawaban ini, Tergugat memohon dengan hormat sudilah kiranya yang
mulia Majelis hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memberi keputusan
PRIMAR
DALAM EKSEPSI
- Menerima Eksepsie dari Tergugat
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat
menerima GugatanPenggugat ;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini
Dan atau : Apabila Pengadilan Negeri Lubuk Pakam berpendapat lain, maka
Mohon Keadilan yang seadil adilnya.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, Mohon Putusan yang seadil-adilnya ( Ex
aequo et bono)
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor
82/Pdt.G/2018/PN Lbp tanggal 21 Agustus 2018 amarnya adalah sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
1. Menolak eksepsi tergugat tersebut
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian;
2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang
dilangsungkan pada tanggal pada tanggal 05 November tahun 2011 di Gereja
Kristen Protestan Simalungun (GKPS), di Pariksabungan dan perkawinan
tersebut sudah didaftarkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Simalungun seperti tertuang di dalam Kutipan Akta Perkawinan No.
477.2/856/2011 tertanggal 25 November tahun 2011adalah sah secara hukum;
3. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang
dilangsungkan pada tanggal pada tanggal 05 November tahun 2011 di Gereja
Kristen Protestan Simalungun (GKPS), di Pariksabungan dan perkawinan
tersebut sudah didaftarkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Simalungun seperti tertuang di dalam Kutipan Akta Perkawinan No.
477.2/856/2011 tertanggal 25 November tahun 2011, putus karena perceraian
dengan segala akibat hukumnya ;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
4. Memerintahkan kepada Panitera pada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam atau
Pejabat yang ditunjuk untuk itu, untuk mengirimkan satu helai salinan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, tanpa materai, kepada Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun untuk dicatat
pada bagian pinggir dari daftar catatan perkawinan dan satu helai lagi salinan
putusan tersebut dikirimkan pula ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Deli Serdang untuk didaftarkan dalam sebuah daftar yang
diperuntukkan untuk itu;
5. Memerintahkan kepada Penggugat dan Tergugat untuk melaporkan perceraian
tersebut ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli
Serdang paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak putusan Pengadilan tentang
perceraian tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap;
6. Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk membayar segala biaya yang
timbul dalam perkara secara tanggung renteng sebesar Rp. 586.000,- (lima
ratus delapan puluh enam ribu rupiah) ;
7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Menimbang bahwa berdasarkan Akte Banding Nomor 26/2018 tertanggal 31
Agustus 2018 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Lubuk Pakam,
Pembanding semula Tergugat telah mengajukan banding terhadap putusan
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp tanggal 21
Agustus 2018 dan permohonan banding tersebut telah diberitahukan secara sah
dan patut kepada Kuasa Hukum Terbanding semula Penggugat pada tanggal 4
Oktober 2018;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat telah menyerahkan
memori bandingnya pada tanggal 20 September 2018 dan telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada tanggal 20 September 2018
serta memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa
Hukum Terbanding semula Penggugat pada tanggal 4 Oktober 2018;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding semula Penggugat telah
menyerahkan kontra memori bandingnya pada tanggal 30 Oktober 2018 dan telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada tanggal 16
Nopember 2018;
Menimbang bahwa Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Lubuk Pakam
telah menyerahkan Relas Pemberitahuan untuk mempelajari Berkas Perkara dan
putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp tanggal
21 Agustus 2018 yang disampaikan melalui Pembanding semula Tergugat pada
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
tanggal 20 September 2018 dan kepada Kuasa Hukum Terbanding semula
Penggugat pada tanggal 8 Oktober 2018, yang isinya menerangkan bahwa dalam
tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut
kepada kedua belah pihak berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa
dan mempelajari berkas perkara tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi
Medan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding
semula Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara
serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Undang-Undang, oleh karenanya
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat telah mengajukan
memori banding tertanggal 20 September 2018, yang pada pokoknya sebagai
berikut :
- Bahwa perkara gugatan yang dilakukan oleh Penggugat / Terbanding kepada
Tergugat / Pembanding sebelumnya telah pernah disidangkan di Pengadilan
Negeri Simalungun dan telah diputus dengan ditolaknya gugatan Penggugat /
Terbanding;
- Bahwa terhadap gugatan ini, Tergugat / Pembanding telah menyampaikan
dalam eksepsinya bahwa tempat tinggal Tergugat / Pembanding bukanlah di
Dusun I Jl. Pertahanan No. 148 Kelurahan Patumbak Kampung, Kecamatan
Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, karena itu adalah merupakan tempat
tinggal dari orang tua Tergugat / Pembanding, sehingga Pengadilan Negeri
Lubuk Pakam tidak berwenang mengadili Perkara Gugatan Nomor
82/Pdt.G/2018/PN Lbp;
- Bahwa adapun Majelis Hakim dalam pertimbangannya mengenai eksepsi
kompetensi relatif ini mendasarkan pada relas panggilan yang diserahkan
kepada Kepala Desa Patumbak Kampung yang mana kemudian Tergugat /
Pembanding dapat hadir di persidangan dengan menunjuk Kuasa Hukum
adalah merupakan pertimbangan yang keliru, dimana seharusnya Jurusita
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam lebih teliti untuk mengecek di Kantor Lurah /
Desa Patumbak Kampung apakah memang Tergugat / Pembanding berdomisili
didaerah tersebut atau kah tidak, bukan kah juga hal tersebut telah disampaikan
oleh Tergugat / Pembanding dalam Eksepsi, mengapa Majelis Hakim tidak
cermat untuk memperhatikan hal tersebut, padahal itu merupakan hal yang fatal
karena menyangkut hal kewenangan mengadili (kompetensi relatif), sehingga
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
Majelis Hakim pemeriksa Perkara Perdata Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp telah
melampaui wewenangnya dalam mengadili perkara tersebut;
- Bahwa Tergugat / Pembanding sebelumnya tinggal di Kabupaten Simalungun,
kemudian dalam beberapa tahun belakangan ini telah pindah dan bekerja di
Medan, diluar kewenangan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam untuk mengadili
perkara perdata yang menyangkut diri Tergugat / Pembanding;
- Bahwa berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas, Tergugat / Pembanding
memohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi Medan u/p Majelis Hakim Tingkat
Banding yang mengadili perkara ini untuk membatalkan Putusan Perkara
Perdata Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp tersebut karena telah menyalahi
ketentuan Hukum Acara yang berlaku, atau apabila Majelis Hakim berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Terbanding semula Penggugat telah
mengajukan kontra memori banding tertanggal 30 Oktober 2018, yang pada
pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa permohonan banding yang diajukan oleh pembanding didalam perkara
ini telah diberitahukan kepada terbanding pada hari Kamis tanggal 04 Oktober
2018 yang lalu sesuai dengan “Relas Pemberitahuan Dan Penyerahan Memori
Banding Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp,tertanggal 04Oktober 2018”;
2. Bahwa sedangkan akta Memori Banding ditanda tangani tertanggal 20
September 2018 oleh pembanding didalam perkara ini juga telah diserahkan
Memori Banding kepada terbanding pada hari Kamis tanggal 04 Oktober 2018
sesuai dengan “Relas Pemberitahuan Dan Penyerahan Memori Banding
Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp,tertanggal 04 Oktober 2018”;
3. Bahwa Terbanding juga telah mengajukan “Kontra Memori Banding” dalam
Perkara Aquo ini sebagaimana ditentukan dan menurut cara-cara yang
ditetapkan oleh undang-undang untuk itu, sehingga patut dan beralasan
kiranya menurut hukum apabila “Kontra Memori Banding yang diajukan oleh
Terbanding dinyatakan dapat diterima.”;
4. Bahwa Terbanding/Penggugat dengan ini menyatakan menolak dengan tegas
dan membantah semua dalil dan pendapat pembanding yang diajukan oleh
pembanding dalam memori bandingnya tertanggal 20 September 2018.;
5. Bahwa selanjutnya Terbanding/Penggugat menyatakan menerima putusan
judex factie Pengadilan Negeri Lubuk Pakam tertanggal 20 Agustus 2018,
yang amar putusannya berbunyi sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
− Menolak eksepsi Tergugat.;
Dalam Pokok Perkara :
− Mengabulkan Gugatan Penggugat Sebahagian ;
− Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang
dilangsungkan pada tanggal 05 November tahun 2011 di Gereja Kristen
Protestan Simalungun (GKPS), di pariksabungan dan perkawinan tersebut
sudah di daftarkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun seperti tertuang di dalam kutipan Akta Perkawinan No.
477.2/856/2011 tertanggal 25 November tahun 2011 adalah Sah Secara
Hukum. ;
− Menyatakan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang
dilangsungkan pada tanggal 05 November tahun 2011 di Gereja Kristen
Protestan Simalungun (GKPS), di pariksabungan dan perkawinan tersebut
sudah di daftarkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun seperti tertuang di dalam kutipan Akta Perkawinan No.
477.2/856/2011 tertanggal 25 November tahun 2011, Putus karena
Perceraian dengan segala akibat hukumnya ;
− Memerintahkan kepada Panitera pada Pengadilan Negeri Lubuk Pakam
atau Pejabat yang di tunjuk untuk itu, untuk mengirimkan satu helaian
salinan putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, tanpa materai,
kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Simalungun untuk di catat pada bagian pinggir dari daftar catatan
Perkawinan dan satu helai lagi salinan putusan tersebut dikirimkan pula ke
Kantor dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang
untuk di daftarkan dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu ;
− Memerintahkan Kepada Penggugat dan Tergugat untuk melaporkan
perceraian tersebut ke Kantor Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil
Kabupaten Deli Serdang Paling lambat 60 (enam Puluh) hari sejak putusan
Pengadilan tentang perceraian tersebut memeperoleh kekuatan hukum
tetap ;
− Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk membayar segala biaya
perkara yang timbul dalam perkara secara tanggung renteng sebesar
Rp.586.000,-(lima ratus delapan puluh enam ribu rupiah) ;
6. Bahwa Penggugat/Terbanding menolak dengan tegas argumentasi dari
Tergugat/Pembanding yang menyatakan dirinya tidak beralamat di Jalan
Pertahanan No.140 Kelurahan Patumbak kampong Kec. Patumbak Kab.Deli
Serdang, dan mengatakan itu adalah rumah orang tuanya, hal mengenai letak
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
rumah orang tuanya di alamat tersebut memang benar, akan tetapi
Tergugat/Pembanding juga tinggal sama dengan orang tua nya, terbukti
bahwa Surat panggilan yang disampaikan oleh juru sita Pengadilan sampai
dan diterima oleh Pembanding/ Tergugat ;
7. Bahwa kemudian Pembanding/Tergugat juga telah datang ke Pengadilan
bersama dengan Kuasa Hukum untuk menghadiri mediasi di Pengadilan
Negeri Lubuk Pakam, dan benar bahwa Perkara ini memang pernah diajukan
di Pengadilan Negeri simalungun, pada saat itu Tergugat masih beralamat di
Pematang Siantar, sekarang Tergugat/Pembanding telah tinggal di Patumbak
di rumah orang tuanya.;
8. Bahwa memang benar Penggugat/Terbanding pernah mengajukan Gugatan
Cerai ke Pengadilan Negeri Simalungun, akan tetapi Gugatan Penggugat
diputus (N.O)/Niet Ontvankelijke Verklaard, dikarenakan Surat izin dari atasan
Penggugat pada saat itu kurang lengkap dan dianggap cacat formil,
sedangkan Gugatan di Pengadilan Negeri Lubuk pakam dalam Perkara
No.82.Pdt.G/2018/PN-Lbp, Permohonan izin cerai dari Penggugat/Terbanding
sudah lengkap dan telah disetujui oleh atasan ;
9. Bahwa Perkara aquo ini sudah diajukan Eksepsi tentang Kompetensi relative
dalam Perkara No.82.Pdt.G/2018/PN-Lbp, akan tetapi Pengadilan menolak
Eksepsi Tergugat/Pembanding tersebut karena Gugatan yang diajukan oleh
Penggugat/Terbanding adalah di alamat Tergugat atau ditempat domisili
Tergugat/Pembanding, untuk itu yang berhak dan berwenang mengadili
Perkara perceraian adalah Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, oleh karena itu
Pengadilan Lubuk Pakam berwenang untuk mengadili dan memutus Perkara
Aquo ini, untuk itu wajar dan pantas Eksepsi Tergugat di tolak ;
10. Bahwa pada Poin 1 (pertama) dalam Memori Banding jika
Pembanding/Tergugat cermat, hal tersebut sudah Terbanding/Penggugat
jawab dengan jelas sebelumnya dalam jawaban atau Kesimpulan pada
Persidangan sebelumnya, perihal gugatan Terbanding/Penggugat di
Pengadilan Negeri Simalungun dengan Nomor 43/Pdt.G/2017/PN.Sim,
gugatannya mengandung cacat formil (N.O) karena bukti surat ijin cerai
Terbanding/Penggugat dari atasan Terbanding/Penggugat kurang lengkap dan
terlambat dikeluarkan, dan pada saat mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri Lubuk Pakam dengan Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp ijin cerai dari
atasan Terbanding/Penggugat sudah lengkap dan telah diajukan sesuai
dengan aturan dan tata cara izin perceraian dari atasan, apabila Pegawai
Negeri Sipil ;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
11. Bahwa pada poin ke 2 (dua) pada pokoknya Pembanding/Tergugat
mendalilkan tentang alamat Pembanding/Tergugat, dimana Pembanding
menyatakan bahwa Pembanding/Tergugat tidak tinggal di ditempat orang
tuanya di Dusun I Jl. Pertanahan No.148 Kelurahan Patumbak Kampung,
Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, namun faktanya
Pembanding/Tergugat telah datang dan menghadiri persidangan dalam proses
gugatan aquo, dan bahkan secara inpersoon telah menghadiri secara
langsung proses mediasi di Pengadilan beberapa waktu yang lalu;
12. Bahwa dalam poin ke 3 (tiga) dan Ke 4 (empat) tidak benar dalil-dalil
Pembanding/Tergugat yang selalu mengatakan Pembanding/Tergugat tidak
tinggal di Dusun I Jl. Pertanahan No.148 Kelurahan Patumbak Kampung,
Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang sehingga Juru Sita dianggap
keliru dan Pihak Majelis Hakim dianggap Melampaui wewenang adalah dalil-
dalil yang Mengada-ada, maka seharusnya dengan di tanda tangani relaas
panggilan persidangan oleh kepala desa patumbak kampung, kemudian
disampaikan kepala desa kepada Tergugat/Pembanding sudah sah, kemudian
secara inpersoon Penggugat/Terbanding menghadiri secara langsung proses
mediasi di Pengadilan beberapa waktu yang lalu ;
13. Bahwa kemudian dalam persidangan perkara tersebut Pembanding/Tergugat
sudah menunjuk kuasa hukumnya guna mewakili kepentingan hukumnya,
artinya bahwa Pembanding/Tergugat berdomisili di alamat tersebut sehingga
Pembanding/Tergugat tahu ada gugatan yang diajukan ke
Pembanding/Tergugat di Pengadilan Negeri Lubuk Pakam;
14. Bahwa tidaklah dapat diterima dan harus ditolak serta dikesampingkan, karena
tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada dan terungkap selama proses
persidangan, dalil-dalil alasan keberatan yang diajukan oleh Pembanding
didalam memori bandingnya tertanggal 20 September 2018;
15. Bahwa selain itu, dalil mengenai alamat domisili Pembanding/Tergugat tidak
tinggal di rumah orang tuanya adalah dalil yang mengada-ada, Pernyataan
Pembanding/Tergugat sendiri pada saat proses perkara di Pengadilan Negeri
Simalungun dengan Nomor : 43/Pdt.G/2017/PN.Sim yang lalu, dimana
Pembanding/Tergugat mencantumkan dan Menyatatakan alamatnya tidak lain
adalah alamat rumah orang tuanya di Dusun I Jl. Pertanahan No.148
Kelurahan Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli
Serdang yang berada wilayah Hukum dari Pengadilan Negeri Lubuk Pakam.;
16. Bahwa oleh karena di depan persidangan Pembanding/Tergugat telah tidak
mampu membuktikan dalil-dalil atau fakta-fakta hukumnya, maka Majelis
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
Hakim tingkat pertama mempertimbangkan nilai-nilai yuridis sudah tepat, Maka
dari itu sungguh dalil yang terlalu mengada-ada dan memaksakan kehendak
pribadi mengatakan Majelis Hakim tingkat pertama yang menyalahi ketentuan
Hukum Acara yang berlaku, maka alangkah bijaknya jika
Pembanding/Tergugat yang harus lebih banyak membaca dan mempelajari
sehingga lebih paham tentang Hukum Acara yang berlaku.;
17. Bahwa dengan demikian penggugat/Terbanding sangat sependapat Putusan
Judex Factie dalam Perkara ini, karena telah sesuai dengan proses Hukum
Acara, baik pada tingkat mediasi, maupun pada tingkat pemeriksaan Perkara
di Pengadilan ;
Bahwa berdasarkan fakta dan uraian tersebut diatas, jelas adanya judex facti
tidaklah keliru dan tidak salah mengabulkan gugatan Terbanding/Penggugat
dalam perkara ini;
Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas, dimohonkan kepada Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi yang memeriksa dan mengadili perkara ini, agar kiranya
berkenan mengambil dan menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
Menolak Permohonan Banding yang diajukan oleh Pembanding yang
sebelumnya adalah Tergugat;
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam tertanggal 20 Agustus
2018Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp;
Menghukum Pembanding/Tergugat untuk membayar biaya-biaya yang timbul
dalam pemeriksaan perkara ini;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah membaca, meneliti dan
mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara ini, serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam
Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp tanggal 21 Agustus 2018, serta memori banding
dari Pembanding semula Tergugat dan kontra memori banding dari Kuasa Hukum
Tergugat semula Penggugat yang ternyata tidak ada hal-hal yang dapat
membatalkan putusan Hakim tingkat pertama oleh karenanya tidak perlu
dipertimbangkan lebih lanjut, Pengadilan Tinggi menilai atau menyetujui dan
sependapat terhadap pertimbangan-pertimbangan Hukum yang telah memuat dan
menguraikan dengan tepat dan benar berdasarkan fakta-fakta dipersidangan, serta
alasan-alasan yang menjadi dasar dalam Putusan Majelis Hakim Tingkat pertama
, oleh karena itu dianggap telah tercantum pula dalam Putusan ditingkat banding
ini ;
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN
Menimbang, bahwa dengan demikian maka pertimbangan hukum Majelis
Hakim tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan dasar dan pertimbangan
putusan Pengadilan Tinggi sendiri, sehingga putusan Pengadilan Negeri Lubuk
Pakam Nomor 82/Pdt.G/2018/PN Lbp tanggal 21 Agustus 2018 dapat
dipertahankan dalam peradilan tingkat Banding dan oleh karena itu haruslah
dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Pembanding semula Tergugat tetap
dipihak yang kalah, baik dalam Peradilan Tingkat Pertama maupun dalam
Peradilan Tingkat Banding, maka semua biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan tersebut dibebankan kepada Pembanding semula Tergugat, yang dalam
tingkat banding ditentukan dalam amar putusan nanti;
Mengingat dan memperhatikan Pasal 125 HIR / 149 RBg, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dengan
perkara ini ;
M E N G A D I L I
1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding semula
Tergugat;
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor
82/Pdt.G/2018/PN Lbp tanggal 21 Agustus 2018 yang dimohonkan banding;
3. Menghukum Pembanding semula Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat Peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan
sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Medan pada hari Kamis tanggal 3 Januari 2019 oleh kami : H. Dasniel, S.H.,
M.H., sebagai Hakim Ketua, Sumartono, S.H., M.Hum., dan Aroziduhu Waruwu,
S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk
memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding,
putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Senin
tanggal 7 Januari 2019 oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim
Anggota serta Nirwan Sembiring, SH., M.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan
Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding/Kuasa Hukum;
Hakim Anggota Hakim Ketua
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
PENGADILAN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 24 Putusan Nomor 411/Pdt/2018/PT MDN