PERBAIKAN PRODUKTIVITAS MADU DARI LEBAH MADU LOKAL (Apis sp) UNTUK MENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT DR.IR. NI WAYAN SITI, MSI. IR. NI NYOMAN CANDRAASIH K, M.S IR. NI WAYAN SUNITI MS PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBAIKAN PRODUKTIVITAS MADU DARI LEBAH MADU
LOKAL (Apis sp) UNTUK MENUNJANG EKONOMI
MASYARAKAT
DR.IR. NI WAYAN SITI, MSI.
IR. NI NYOMAN CANDRAASIH K, M.S
IR. NI WAYAN SUNITI MS
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iv
DAFTAR ISI iii
BAB 1. PENDAHULUAN 5
BAB 2. TARGET DAN LUARAN 10
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 11
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 16
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI 17
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 24
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28
RINGKASAN
Kegiatan KKN PPM tematik Peningkatan produksi madu dari lebah madu lokal
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran melalui peningkatan
produktivitas dan pemasaran madu.
Metode yang diterapkan pada kegiatan ini meliputi beberapa pendekatan
yaitu teknologi transfer seperti pengenalan teknik budidaya lebah yang baik, teknik
pembbuatan stup, teknik panen dan pemasaran; etrepreneurship capacity building
melalui perbaikan manajemen dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dan
participatory rural approach yaitu dengan melibatkan masyarakat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi
:Penyuluhan dan koordinasi pada kelompok tani lebah madu; Penanaman tanaman
hutan lokal Sanda sebagai penghasil bunga; Pelatihan manajemen (administrasi dan
akuntansi) beternak madu, Pelatihan pembuatan stup dan teknik budidaya lebah
madu lokal yang benar., Pendampingan budidaya madu yang benar pada kelompok
tani lebah madu lokal, Pelatihan panen, packaging dan pemasaran madu, Evaluasi
secara berkelanjutan terhadap kemajuan yang diperoleh.
Kata Kunci :produktivitas, madu, lemah madu lokal
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Potensi Unggulan atau Masalah di Masyarakat
Kelompok tani lebah madu lokal (Apis Cerana) di di desa Sanda Pupuan
Tabanan, Bali berlokasi 25 km dari pusat kota Tabanan. Kelompok tani lebah madu
lokal tersebut rata-rata beranggotakan 15 orang dan mengembangkan budiaya lebah
madu lokal sejak 2000. Mereka bersemangat mengembangkan lebah madu lokal
krena lokasinya berada di daerah hutan yang ditanami kopi dengan potensi sumber
daya alam untuk lebah madu berupa ketersediaan bunga vegetasi hutan dan bunga
kopi yang melimpah pada waktu mmusim berbunga. Pilihan mereka pada lebah
madu lokal karena rasa madunya lebih manis dan khas serta harganya sangat tinggi
(Rp. 200.00-Rp. 300.000 per liter).
Hasil kajian oleh tim LPPM Universitas Udayana (2012) di lokasi kegiatan
menunjukkan bahwa kelompok tani lebah madu lokal di Kecamatan Lebah tersebut
akhir-akhir ini menghadapi masaah utama sebagai berikut:
1. Frekwensi panen madu lokal yang relatif lama, yakni 2-6 bulan. Jika frekwensi
panen ditingkatkan, maka bisa panen tiap 2-3 bulan.
2. Kualitas madu yang belum maksimal yang meliputi rasa, aroma dan warna
madunya, sehingga harganya berkisar Rp. 100.000 per liter, jika kualitas
madunya sangat baik, maka harganya bisa mencapai RP. 300.000 per liter.
3. Kuantitas produksi madu lokal yang belum optimal, yakni tiap kotak lebah
hanya 0,5 liter madu. Jika produksi madu lokal tersebut bisa ditingkatkan, maka
tiap kotak lebah mampu menghasilkan 1-1,5 liter madu.
1.2 Usulan Penyelesaian Permasalahan, dan Cara Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani lebah madu
lokal di desa Sanda tersebut maka Tim LPPM Universitas Udayana akan
menyelenggarakan kegiatan KKN PPM di tempat tersebut dengan melibatkan
kelompok mitra lebah madu lokal (15 tani), 2 dosen pembimbing lapangan, dan 30
mahasiswa yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terkait. Dengan
mempertimbangkan permasalahan tersebut di atas akan lebih mudah diatasi jika
melibatkan beberapa disiplin ilmu, sehingga semangat pengembangan madu lokal
semakin meningkat.
Usulan penyelesaian masalah utama tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi masalah frekwensi panen madu lokal yang relative lama, yakni
2-6 bulan, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengatur lokasi penempatan stup agar berdekatan dengan lokasi tanaman
yang sedang berbunga. Jika di lokasi sedang tidak ada tanaman yang sedang
berbunga, maka kotak lebahnya perlu dipindahkan sementara dan didekatkan
pada pertanaman yang sedang berbunga sampai beberapa waktu (1-2 bulan).
b. Memberi makanan tambahan seperti air gula atau stimulan makanan lebah
buatan bila sepi musim berbunga tanaman.
2. Untuk mengatasi masalah kualitas madu yang belum maksimal yang meliputi
rasa, aroma dan warna madunya, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengatur temperature udara (diatas 25°C), yakni dataran yang cocok untuk
beternak lebah madu lokal adalah di lereng pegunungan atau dataran tinggi
yang bersuhu normal.
b. Menjaga kebersihan dan keamanan stup (kotak lebah), karena lebah madu
sangat rentan (mudah mati) terhadap bau pestisida (bahan kimia beracun),
asap pembakaran, udara kotor, jamur, semut, ngengat, caplak lebah, capung,
burung, amphibi, musang madu, dan reptilia (cecak, kadal, tokek).
c. Menggunakan stup (kotak lebah) sesuai anjuran yaitu: (a) dasar stup,
panjang=34 cm, lebar=18 cm, tinggi=7,5 cm, tebal papan=1,5 cm. (b) bingkai
(tempat sisiran madu/frame), panjang bagian atas dengan tonjolannya= 43
cm, panjang bagian bawah= 30 cm, lebar= 2 cm, tinggi= 13 cm, tebal kayu
penggantung= 1,5 cm, tebal kayu penguat= 0,5 cm (abib abdilah, 2008)
3. Untuk mengatasi masalah kuantitas produksi madu lokal yang belum optimal,
maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menerapkan teknik budidaya lebah yang baik yaitu, dalam 1 stup harus ada 3
jenis lebah yang mengelola koloninya, yaitu lebah pekerja (betina), lebah
pejantan dan lebah betina (ratu) yang berada dalam jumlah yang memadai,
sehat dan bisa berkembang normal.
b. Melakukan pengendalian hama dan penyakit lebah, dalam hal ini hama lebah