Top Banner
P E R T A N I A N
202

P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Mar 10, 2019

Download

Documents

vuongdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

P E R T A N I A N

Page 2: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 3: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 4: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 5: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

B AB VI

PERTANIAN

Page 6: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa Repelita II mengutamakan pembangunan sektor pertanian dengan meningkatkan produksi, pertanian, memperluas kesempatan kerja dan menaikkan pendapatan petani. Selanjutnya ditetapkan bahwa di samping memanfaatkan hasil-hasil hutan akan diusahakan pula penertiban penebangan hutan, penanaman kembali hutan-hutan bekas tebangan, hutan-hutan yang rusak serta konversi sebagian hutan-hutan alam menjadi hutan buatan. Di samping itu ditetapkan pula bahwa akah dilaksanakan reha-bilitasi tanah-tanah kritis.

Untuk melaksanakan ketetapan-ketetapan tersebut dalam Repe-lita II ditentukun kebijaksanaan dan langkah-langkah untuk: (1) me- ningkatkan kemampuan berproduksi, (2) memelihara kelangsungan peningkatan produksi pangan, (3) meningkatkan produksi bahan pertanian yang hasilnya dapat diekspor, (4) mengurangi penganggur-an di desa, (5) meningkatkan produksi bahan pertanian yang dapat membantu perkembangan industri dalam negeri, dan (6) meningkat-kan potensi sumber alam yang ada dan menjaga kelestariannya.

Dalam Repelita II selanjutnya disusun program peningkatan produksi-padi, palawija dan hortikultura, program peningkatan produksi perkebunan, program peningkatan produksi peternakan, program peningkatan produksi perikanan dan program peningkatan pro- duksi kehutanan. Di bahwa ini akan diuraikan secara singkat bagaimana hasil pelaksanaan program-program tersebut sebagai keseluruhan.

Page 7: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Selama Repelita I produksi beras telah meningkat rata-rata dengan 4,6% setiap tahun. Dalam Repelita II usaha peningkatan produksi beras terus ditingkatkan. Usaha tersebut dilaksanakan dengan

353

Page 8: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

jalan meningkatkan produksi per usaha tani yang sekaligus merupakan pula usaha untuk meningkatkan pendapatan petani.

Kecuali untuk tahun 1975 produksi beras selama periode 1972- 1977 secara absolut telah meningkat. Tetapi laju peningkatan rata-rata produksi beras selama periode tersebut hanya mencapai 3,9% per tahun. Tingkat laju perkembangan ini ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laju perkembangan rata-rata selama. Repelita I yang mencapai 4,6% per tahun. Realisasi produksi beras pada tahun 1973 dan 1974 telah melampaui perkiraan Repelita II. Tetapi dalam tahun 1975, 1976 dan tahun 1977, produksi yang dicapai lebih rendah dari perkiraan Repelita II.

Perbedaan tersebut disebabkan, oleh faktor-faktor yang belum diketahui pada waktu menyusun Repelita II. Sejak akhir tahun 1974 telah, timbul hama wereng yang merusak tanaman padi, terutama padi varietas unggul. Pada waktu mempersiapkan Repelita II hama tersebut belum diketahui keganasannya. Akibat dari serangan hama tersebut menyebabkan kurangnya kegairahan para petani baik dalam penggunaan varietas unggul maupun pemupukan. Hal tersebut meng-akibatkan areal panen intensifikasi tidak setinggi yang diperkirakan Repelita II, dan rendahnya penggunaan pupuk per usaha tani.

Di samping serangan hama yang mengganas tersebut pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan-telah dilanda bencana banjir pada waktu musim hujan dan kekeringan yang luar biasa pada waktu musim kemarau. Sebagai akibat terjadinya gangguan ter-sebut luas panen padi terutama di Jawa dalam tahun terakhir ini telah menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun

Page 9: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

sebelumnya. Luas areal yang puso (gagal panen) di Jawa pada tahun 1972 untuk periode januari-Agustus hanya 3,3% dari areal tanam, tetapi pada tahun 1976 dan 1977 meningkat menjadi masing-masing 7,6% dan 8,7%.

Produksi jagung, ubi kayu, kedele dan kacang tanah tidak menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Walaupun demikian pro-duksi palawija pada tahun 1977 tampak mulai membaik.

Perkembangan produksi perikanan laut selama Repelita II mem- perlihatkan kenaikan yang cukup menggembirakan. Meningkatnya pro-

354

Page 10: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

duksi perikanan laut terutama disebabkan oleh semakin berhasilnya motorisasi armada perikanan rakyat serta bertambahnya penggunaan kapal-kapal bermotor dan alat-alat penangkapan yang lebih berhasil guna oleh perusahaan-perusahaan perikanan besar dan sedang. Ber-beda dengan perikanan laut perkembangan produksi perikanan darat agak lambat. Kenaikan produksi yang terjadi pada perikanan darat terutama disebabkan oleh usaha intensifikasi budidaya tambak.

Produksi daging, telur dan susu telati melampaui perkiraan Repe-lita II. Bersamaan dengan meningkatnya produksi daging, populasi ternak menurun meskipun tingkat kematian telah dapat ditekan.

Kecuali untuk beberapa komoditi produksi hasil perkebunan sela- ma lima tahun terakhir menunjukkan hasil-hasil yang memuaskan. Perkembangan produksi yang memuaskan tersebut terutama terjadi di perkebunan-perkebunan besar. Untuk mengejar ketinggalan dalam bidang produksi perkebunan rakyat dikembangkan proyek Perkebunan Rayat dengan pola terpadu. Sesuai dengan pola ini telah dilaksanakan pemakaian tehnologi baru, seperti bibit unggul, pupuk, insektisida dan pengolahan hasil yang lebih baik. Sebagai hasil dari usaha tersebut areal rehabilitasi dan pertanaman baru perkebunan rakyat telah me-ningkat. Hasil dari rehabilitasi dan perluasan tersebut belum mempe-ngaruhi produksi karena tanaman perkebunan baru memproduksi setelah berumur 6 - 7 tahun seperti karet dan kelapa.

Perkembangan produksi kayu selama Repelita I menunjukkan laju peningkatan yang tinggi. Tetapi selama Repelita II produksinya menurun karena permintaan kayu di pasaran dunia menurun, yang disebabkan oleh terjadinya resesi dunia.

Page 11: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Produksi hasil-hasil hutan telah banyak memberikan sumbangan dalam pembangunan. Sementara itu perhatian pada pembinaan sum-ber-sumber alam hutan masih perlu ditingkatkan. Pengawasan terha-dap para pemegang HPH masih perlu diperkuat dan disempurnakan agar dengan demikian pemegang HPH benar-benar melaksanakan kewajiban-kewajibannya, misalnya penebangan hutan yang tertib, hutan-hutan bekas tebang harus ditanami kembali dan lain-lain. Demikian pula mereka harus melaksanakan kewajiban-kewajibannya untuk mendirikan industri hasil hutan, dan sebagainya.

355

Page 12: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI -1PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERTANIAN

TERPENTING,1972 - 1977 (ribuan ton)

Jenis Hasil 1972 1973 1974 1975 1976 ¹)

1977 ³)

1. Beras 13.18 14.607 15.27613.185 15.84 15.941 2. Jagung 2.25 3.690 3.011 2.903 2.512 2.796 2)

3. Ubi kayu 10.38 13.166 13.03112.546 12.46 10.483 4. Ubi jalar 2.06 2.381 2.469 2.433 2.418 2.4505. Kedele 518 541 589 59

0482 481

2)6. Kacang tanah 282 290 307 380 332 422 2)

7. Ikan laut 836 689 949 997 1.041 1.142 3)

8. Ikan darat 433 389 388 393 405 427 3)9. Daging 366 379 403 435 449 PM

10. Telur 78 81 98 112 116 PM11. Susu 4) 38 33 51 51 51 PM12. Karet 808 845 817 782 623 PM13. Kelapa sawit/minyak 270 289 348 397 439 PM14. Kelapa / kopra 1.31

11.237 1.341 1.373 1.527 PM

15. Kopi 214 150 149 160 179 PM16. T e h 51 67 65 70 73 PM17. Cengkeh 13 22 13 13 16 PM 18. Lada 18 29 27 23 23 PM19. Tembakau 79 80 77 82 p.n. PM20. Gula Tebu 1.10

51.010 1.237 1.227 1.392 PM

21. Kapas 1,5 6,7 5,2 4, FM22. Kayu jati 5) 59 676 620 593 480 PH23. Kayu rimba 5) 17.12

025.124 22.660

15.701

20.842 PH

1) Angka sementara, kecuali untuk beras tahun 1976 angka tetap

2) Angka Ramalan3) Angka realisasi sementara4) Dalam juta liter5) Dalam ribuan m3

Page 13: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

356

Page 14: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Rehabilitasi tanah kritis dilakukan dengan cara penghijauan dan reboisasi. Usaha-usaha penghijauan memberikan hasil-hasil yang memuaskan tetapi usaha-usaha reboisasi masih perlu ditingkatkan.

Dalam melaksanakan rehabilitasi tanah-tanah kritis, diusahakan juga agar pengertian masyarakat dan para pengusaha bertambah baik untuk mencegah bertambah luasnya tanah kritis yang harus dihijaukan direhabilitasi.

Perkembangan hasil-hasil produksi pertanian lainnya dapat diikuti dari Tabel VI – 1.

TABEL VI – 2VOLUME EKSPOR HASIL PERTANIAN TERPENTING,

1972 – 1976(ribuan ton)

1) Angka realisasi sementara2) Dalam ribu ekor3) Dalam ribu m3

Page 15: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

357

Page 16: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Perkembangan volume ekspor hasil pertanian selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel VI-2. Pada tabel tersebut ternyata bahwa perkembangan ekspor beberapa komoditi pertanian dalam beberapa tahun ini menunjukkan penurunan. Tetapi dengan terjadinya peningkatan ekspor beberapa komoditi lainnya, seperti minyak sawit, kopi, hasil perikanan dan kayu, maka volume ekspor hasil pertanian secara keseluruhannyan menunjukkan peningkatan. Perkembangan tersebut antara lain disebabkan oleh adanya kebijaksana-an baru Pemerintah di bidang ekspor, dan membaiknya ekonomi dunia.

Demikianlah garis besar gambaran perkembangan produksi ha-sil komoditi pertanian selama periode 1972 1976. Perkembangan di masing-masing sub sektor akan diuraikan lebih terperinci di bawah ini.

B. PERTANIAN PANGAN

1. Padi/BerasDalam bidang pangan tugas pokok pertanian

adalah (1) meningkatkan pendapatan per kapita para petani dengan jalan mempertinggi produktivitas mereka dan (2) mengusahakan peningkatan produksi agar dapat mengimbangi kebutuhan.

Selama Repelita I produksi beras rata-rata telah meningkat dengan 4,6 % setiap tahun. Dalam Repelita II usaha peningkatan produksi beras terus disempurnakan berdasarkan pengalaman-pengalam- an selama Repelita I. Usaha tersebut dilaksanakan dengan jalan meningkatkan produksi per usaha tani, jadi sekaligus merupakan pula usaha untuk meningkatkan pendapatan petani.

Peningkatan intensifikasi selama Repelita II ini diusahakan de- ngan jalan memperluas penggunaan

Page 17: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

benih varietas unggul, diikuti dengan penggunaan pupuk secara optimal baik dalam arti tehnis maupun ekonomis, juga diusahakan agar para petani dapat meng-

358

Page 18: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

gunakan obat-obatan pemberantasan hama dan penyakit sehingga kerusakan panenan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit dapat ditekan sampai sekecil-kecilnya.

Perkembangan produksi beras selama priode 1972-1977 dapat diikuti dari Tabel VI-3 dan Grafik VI-I. Selama periode tersebut produksi beras telah meningkat dengan rata-rata 3,9% per tahun. Di Jawa laju peningkatannya hanya mencapai 2,9 % sedangkan di luar Jawa 5,6%.

Peningkatan produksi selama lima tahun terakhir, disebabkan karena meningkatnya luas areal panen dan hasil rata-rata per ha. Luas areal panen meningkat dengan rata-rata 1,24% per tahun. Pe-ningkatan ini terutama terjadi di daerah-daerah di luar Jawa yang setiap tahunnya meningkat dengan 2,36 % sedangkan di Jawa hanya meningkat 0,32% .(Tabel VI-4 dan Grafik VI-2).

TABEL VI – 3PRODUKSI BERAS, 1972 – 1977

(ribu ton)

1972 1973 1974 1975 1976 1977 %

Kenaikan 1972 - 1977

Jawa 8.106 8.864

9.438 9.330 9.562 9.317 2.92Luar Jawa 5.077 5.74

35.838 5.855 6.283 6.624 5.62

Indonesia 13.183 14.607

15.276

15.185

15.845

15.941 3,94

1) Angka tetap.2) Angka realisasi sementara.

Page 19: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

359

Page 20: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI - 4LUAS PANEN PADI, 1972 – 1977

(ribu ha)

1972 1973 1974

1975 1976 1)

1977 2)

% Kenaikan1972 -

J a w a 4.332 4.567 4.730 4.650 4.466 4.392 0,32

Luar Jawa 3.566 3.836 3.779 3.845 3.903 3.996 2,36Indonesia 7.898 8.403 8.509 8.495 8.369 8.388 1.24

1) Angka diperbaiki.2) Angka realisasi sementara

Peningkatan hasil rata-rata per ha dapat dilihat pada Tabel VI-5 dan Grafik VI-3. Untuk seluruh Indonesia hasil rata-rata per ha selama lima tahun terakhir meningkat dengan 2,64% par tahun. Laju peningkatan luar Jawa lebih tinggi dari di daerah-daerah di Jawa.

TABEL VI-5HASIL RATA-RATA BERAS PER HA, 1972-1977

Page 21: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(ribu ha)

1972 1973 1974 1975 1976 1977 2)% KenaikanRata-rata

1972-Jawa 1,87

1,94 2,00 2,01 2.14 2,12 2,57

Luar Jawa 1,42

1,49 1,54 1,521,61

1,66 3,20Indonesia 1,67

1,74 1,80 1,79 1,89 1,90 2,64

Page 22: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

360

Page 23: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 1PRODUKSI BERAS, 1972 – 1977

361

Page 24: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 2LUAS PANEN PADI, 1972 – 1977

(Ribu Ha)

362

Page 25: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 3HASIL RATA-RATA BERAS PER HA,

1972 – 1977

363

Page 26: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Perbedaan laju peningkatan luas areal panen dan hasil rata-rata untuk Jawa dan daerah-daerah luar Jawa tidak merubah pola pro-duksi padi menurut daerah secara berarti. Pada tahun 1972 sekitar 61,5 % produksi padi berasal dari Jawa, sedang pada tahun 1977 angka terpebut menjadi 58,4%.

Meskipun produksi beras selama lima tahun terakhir meningkat sejak tahun 1975 peningkatannya tidak setinggi yang diperkirakan dalam Repelita II. Hal ini terutama disebabkan karena hasil rata-rata per ha berada di bawah perkiraan Repelita II.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat hasil rata-rata per ha adalah luasnya areal panen intensifikasi. Pada Tabel VI-6 dan Grafik VI-4 dapat dilihat perkembangan program Bimas dan Inmas selama lima tahun terakhir. Dalam waktu lima tahun terakhir areal panen intensifikasi rata-rata setiap tahunnya meningkat dengan 6,65 %. Sebagai akibat dari peningkatan tersebut luas areal inten- sifikasi pada tahun 1977 mencakup areal seluas lebih dari 4,2 juta ha yang merupakan lebih dari 50% dari keseluruhan areal panen.

TABEL VI - 6AREAL FANEN INTENSIFIKASI, 1972 - 1977

(ribu ha)

Page 27: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

1) Angka realisasi sementara

364

Page 28: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 4AREAL PANEN INTENSIFIKASI,

1972 – 1977

365

Page 29: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 30: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Sambungan Grafik VI – 4)

366

Page 31: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Meskipun areal panen intensifikasi rata-rata meningkat tiap tahunnya, peningkatannya tidak setinggi yang diperkirakan dalam Repe-lita II. Perbedaan antara luas areal panen intensifikasi perkiraan Repelita II dan realisasi selama tahun-tahun 1974 sampai dengan 1977 makin bertambah besar. Perbedaan ini terutatna terjadi dalam reali- sasi areal panen intensifikasi baru yang jika dibandingkan dengan perkiraan Repelita II mencapai 88% pada tahun 1974, 80 % pada tahun 1975, 70% pada tahun 1976 dan 77% pada tahun 1977.

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan timbulnya perbedaan tersebut di atas. Sejak akhir tahun 1974 setiap tahun timbul hama wereng yang merusak tanaman padi, terutama. padi varietas unggul. Pada waktu mempersiapkan Repelita II hama tersebut belum diketa-hui keganasannya. Kerugian yang diakibatkan serangan hama tersebut telah menyebabkan kurangnya kegairahan para petani baik dalam penggunaan varietas unggul (Bimas Baru) maupun pemupukan.

Di samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda banjir dalam musim hujan dan dilanda kekeringan yang luar biasa dalam musim kemarau. Sebagai akibat terjadinya gangguan-gangguan terse-but maka luas panen padi sejak tahun 1975 sampai dengan 1977 lebih rendah dari luas uanen tahun 1974. Hal ini terjadi terutama di pulau Jawa.

Kerusakan areal tanam padi di Jawa dan Madura tampak dalam Tabel VI - 7 dan Grafik VI - 5.

Kalau pada tahun 1972 untuk periode Januari - Agustus areal yang gagal panen hanya 3,3% dari areal tanam, pada tahun 1977 areal yang gagal mencapai 8,7%. Dalam hubungan ini untuk meri-ngankan beban para petani peserta Bimas yang terkena puso ditempuh langkah kebijaksanaan pembebasan pembayaran kembali kredit. Sedangkan yang

Page 32: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

kerusakannya tidak sampai mengakibatkan puso dila kukan pembaharuan perjanjian kredit (rescheduling).

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor utama yang mengakibatkan rendahnya luas areal panen inten-sifikasi jika dibandingkan dengan perkiraan Repelita II adalah serang-an hama wereng dan keadaan iklim yang tidak menguntungkan.

367

Page 33: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TahunJumlah luas

Panen Bersih dan

Kerusakan(Ha)

Kerusakan(Ha)

%Kerusakan

1972 3.743.940 122.940 3,3

1973 3.670.422 123.422 3,7

1974 3.824.509 65.509 1,7

1975 3.904.631 130.631 3,3

1976 4.002.915 302.915 7,6

1977 ¹) 3.748.155 327.155 8,7TABEL VI – 7

LUAS PANE DAN KERUSAKAN PADI SAWAHJANUARI – AGUSTUS, DI JAWA – MADURA

1972 - 19771) Angka realisasi sementara

Di samping itu, meskipun hasil rata-rata per ha areal intensifikasi setiap tahunnya rata-rata meningkat, peningkatannya tidak setinggi sebagaimana diharapkan (Tabel VI - 8 dan Grafik VI 6).

TABEL VI-8HASIL RATA-RATA INTENSIFIKASI BERAS, 1972 - 1977

(ton per ha)

1972 1973 1974 1975 1976 1977 ¹)

Hasil rata-rata 2,26 2,20 2,27 2,22 2,33 2,26

1) Angka realisasi sementara

Page 34: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

368

Page 35: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI –5LUAS PANEN DAN KERUSAKAN PADI SAWAH

JANUARI – AGUSTUS, DI JAWA – MADURA,1972 – 1977

X) Angka panen bersih

369

Page 36: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 6HASIL RATA-RATA INTENSIFIKASI BERAS

1972 – 1977

Hal ini disebabkan karena rendahnya penggunaan pupuk per usaha tani dibandingkan dengan dosis yang dianjurkan dan mutu benih yang kurang murni. Yang terakhir ini, disebabkan terutama karena terlambatnya penggantian benih. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas hasil rata-rata per-ha tidakk mencapai tingkat yang

Page 37: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

370

Page 38: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

diperkirakan dalam Repelita II. Jadi meskipun areal panen melebihi sasaran Repelita II, tingkat produksi yang dicapai berada di bawah perkiraan Repelita II.

Meskipun ada serangan hama wereng yang ganas dan keadaan iklim yang tidak mengurangi ungkan hasil rata-rata per ha selama lima tahun terakhir telah meningkat dengan 2,64% per tahun. Banyak faktor yang memungkinkan peningkatan hasil rata-rata per ha ini, yaitu bertambah baiknya prasarana pengairan, meningkatnya daya guna dan hasil guna dari kegiatan penyuluhan, meningkatnya peng- gunaan insektisida, meningkatnya hasil guna dan daya guna lembaga- lembaga perkreditan, lembaga-lembaga pemasaran, sarana produksi, aparatur Pemerintah baik di Pusat maupun di daarah dan meluasnya peranan BUUD/KUD. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dengan faktor-faktor tersebut di atas adalah membaiknya struktur harga pada tingkat petani sesuai dengan kebijaksanaan harga yang ditempuh selama ini.

Dalam bidang pengairan, selama periode lima tahun terakhir telah diselesaikan perbadkan dan penyempurnaan irigasi seluas kurang lebih 700 ribu ha, jaringan irigasi baru yang telah diselesaikan meliputi areal kira-kira 390 ribu ha dan hasil dari pembukaan areal persawahan pasang surut dan lebak seluas masing-masing meliputi kurang lebih 105 ribu ha dan 14 ribu ha. Sebagian besar yang sudah diperbaiki dan disempurnakan tersebut berada di Jawa. Meskipun usaha perbaikan jaringan tertier dan kwarter belum seluruhnya selesai hasil perbaikan dan penyempurnaan tersebut telah memberi sumbangan yang tidak kecil terhadap usaha peningkatan produksi. Dengan adanya varietas padi unggul baru yang umurnya lebih pendek, ditambah dengan irigasi yang lebih baik, dibeberapa daerah petani menanam padi sebanyak 5 musim dalam 2 tahun. Hal tersebut jarang terjadi sebelumnya.

Page 39: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Pembangunan jaringan irigasi baru, di samping merubah sawah tadah hujan menjadi sawah pengairan, juga merubah tanah kering dan tanah yang belum menjadi tanah pertanian (bekas tanah alang- alang, tanah kosong dan sebagainya) menjadi sawah berpengairan Hal yang terakhir ini telah mengakibatkan bertambah luas areal

371

Page 40: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

pertanian khususnya sawah. Jaringan irigasi baru yang mencakup areal seluas 390 ribu ha tersebut memang belum seluruhnya afektif, mengingat saluran tertier atau kwarternya belum seluruhnya sempurna atau pencetakan sawahnya belum seluruhnya selesai. Pembangunan jaringan irigasi baru terutama dilakukan di luar Jawa. Demikian pula pembukaan sawah pasang surut dan lebak seluruhnya dilakukan di luar Jawa. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan laju peningkatan luas panen padi di luar Jawa lebih tinggi dari pada di Jawa, dan laju peningkatan produksinyapun di luar Jawa hampir dua kali di Jawa.

Dalam bidang penyuluhan, baik jumlah tenaga penyuluh maupun fasilitas-fasilitas kerjanya setiap tahun terus ditambah dan disempur-nakan. Kalau pada tahun 1972 jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan(PPL) yang langsung membimbing petani baru berjumlah 2.747 orang di 2.606 buah Wilayah Unit Desa, pada tahun 1977 sudah menjadi 8.311 orang di 6.829 Wilayah Unit Desa (Wilud). Jika jumlah PPL dan Wilud tersebut dibandingkan maka tampak bahwa jumlah Wilud vang memiliki 2 PPL meningkat. Fasilitas kendaraan bagi para PPL tersebut sebelum tahun 1976 hanya berupa sepeda. Pada saat sekarang khususnya PPL yang beroperasi di daerah-daerah terpencil atau me-layani, Wilayah Unit Desa yang luas sudah mulai diberi fasilitas sepeda motor. Perlu dikemukakan bahwa PPL-PPL ini bartugas khususmenyuluh para petani dalam rangka mengintroduksi tehnologi baru untuk meningkatkan produksi pangan (padi, palawija dan hortikultura), terutama padi.

Di samping PPL terdapat para spesialis yang dinamakan Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS). Masing-masing spesialis memiliki keahlian bidang pemberantasan Hama/Penyakit, Pemupukan Benih, Penggu- naan Air pada Tingkat Usaha Tani dan sebagainya. PPS-PPS tersebut ditempatkan ditingkat Propinsi Karesidenan atau Kabupaten dan merupakan

Page 41: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

kelompok yang terdir dari 2 - 3 bidang keahlian. Para Spesialis ini bertugas memberikan bimbingan tehnis pada PPL atau membaritu memecahkan sesuatu masalah di sesuatu daerah di dalam daerah kerjanya. Untuk tiap PPS disediakan sepeda motor, sedang akhir-akhir ini untuk tiap kelomppk disediakan sebuah jeep. Jumlah

372

Page 42: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

PPS pada tahun 1972 baru sebanyak 152 orang, pada tahun 1977 sudah bertambah menjadi 300 orang.

Baik PPL maupun PPS diberi perlengkapan-perlengkapan tehnis sesuai dengan fungsinya. Para PPL bertugas melaksanakan berbagai percontohan di daerah kerjanya seperti percontohan pemupukan, penggunaan obat-obat pemberantasan hama, percontohan pola tanam dan "multiple cropping" dan sebagainya. Juga PPL membantu menyeenggarakan Demonstrasi Benih Unggul (Dernbul) dalam menginstroduksikan varietas-varietas unggul baru. Para PPS, menyelenggarakan percobaan-percobaan atau "trials" seperti percobaam pemupukan, pemberantasan hama, varietas baru dan sebagainya.

Untuk memberi tempat pertemuan para. penyuluh dan dengan para PPS maka telah direhabilitasi sebanyak 36 buah "Balai-balai Penyuluhan Pertanian" (BPP), dan telah dibangun BPP baru sebanyak 131 buah di 9 propinsi penghasil utama padi. Pembangunan BPP ini akan diteruskan baik di 9 propinsi tersebut maupun di propinsi propinsi lainnya.

Dalam menambah pengetahuan dan keterampilan para PPL, PPS dan petugas-petugas pertanian lainnya telah selesai dan telah berfungsi 13 buah pusat-pusat latihan. Dalam rangka meningkatkan produksi bahan-bahan penyuluhan pada saat sekarang sedang dalam taraf penyelesaian 10 buah Pusat Informasi Pertanian, lengkap dengan peralatannya.

Di samping Iangsung oleh para PPL, kontak-kontak tani di desa- desa membantu aktif di daerahnya. Di samping kegiatan-kegiatan penyuluhan tersebut di atas, diselenggarakan pula kursus-kursus khu-sus terhadap para tani dewasa, pemuda tani dan wanita tani. Di samping kursus-kursus, media yang ada-seperti radio dan TV telah dipergunakan dalam penyuluhan. Juga penyebaran informasi pertanian dilakukan melalui majalah, lembaran penerangan (leaflet) dan brosur.

Dalam meningkatkan penggunaan benih unggul,

Page 43: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

peranan dari produsen benih penyalur benih dan usaha sertifikasi benih sangat penting. Dalam urutan produksi benih varietas unggul pertama-tama yang harus dihasilkan adalah benih dasar oleh Lembaga Penelitian Pertanian Pangan. Benih dasar ini menghasilkan. Benih pokok yang

373

Page 44: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

diperbanyak oleh kebun-kebun benih sentral dan Perum Sang Hyang Seri. Perbanyakan benih pokok menghasilkan. Benih sebar Produksi benih sebar dilakukan oleh Perum Sang Hyang Seri, Kebun-kebun Benih Sentral, kebun-kebun Benih dan Penangkar Benih.

Kemurnian benih sebar dapat dipertahankan untuk selama kira- kira 3 generasi. Setelah dtpergunakan selama generasi mutu benih tersebut menurun. Untuk mempertahankan produktivitas benih yang dipakai petani, benih benih yang mutunya telah menurun harus diganti dengan benih sebar baru.

Dari hal-hal tersebut tampak pentingnya peranan produsen benih dalam usaha produksi dan penggantian benih. Karena itu selama lima tahun yang terakhir telah dilakukan rehabilitasi dan pembangun-an kebun-kebun benih. Pada saat sekarang seluruh kebun benih sentral yang jumlahnya 9 buah sudah selesai direhabilitasi. Di sam-ping itu dari jumlah 379 balai benih telah selesai direhabilitasi sebanyak 323 buah. Tambahan pula telah mulai dibangun kebun benih baru di daerah-daerah transmigrasi.

Demikian pula produsen benih memegang peranan yang penting dalam, usaha penggantian varietas-varietas baru. Hal ini sangat penting dalam mencegah meluasnya hama wereng. Sebagaimana diketahui salah-satu cara untuk menanggulangi serangan hama wereng adalah menggantikan varietas-varietas yang ada dengan Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW). Untuk musim tanam 1976 telah berhasil disebarkan VUTW-1 untuk areal seluas 409.000 ha sedang pada musim tanam 1976/77 areal seluas 1,2 juta ha. Mengingat VUTW-1 tidak tahan terhadap hama wereng Biotipe-2 maka mulai musim tanam 1076/77 telah disebarkan pula VUTW-2 seluas 7.344 ha. Untuk musim tanam 1977 diperkirakan telah berhasil disebarkan VUTW-2 untuk areal seluas 128.000 ha.

Peranan penting lain Kebun-kebun Benih Sentral

Page 45: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

adalah mem-berikan sertifikasi benih dan melaksanakan penataran petugas benih.

Dalam rangka mendorong penggunaan benih unggul setiap ta-hunnya diselenggarakan 12.500 unit Demonstrasi Benih Unggul (Dembul). Unit ini terutama diselenggarakan di daerah-daerah di mana petani belum bisa menghargai manfaat benih unggul yang murni.

374

Page 46: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Baru setelah manfaat benih unggul dihargai, perkembangan penangkar-penangkar banih swasta dapat meningkat.

Proteksi tanaman dan pemberantasan hama penyakit merupakan kegiatan penting dalam usaha-usaha meningkatkan produksi padi. Sebagaimana diketahui kegiatan ini merupakan kewajiban petani sen-diri. Selama lima tahun yang terakhir banyak petani telah memiliki sprayer. Sprayer dan obat-obatan dapat dibeli melalui kredit. Di sam-ping itu dalam keadaan di mana serangan-serangan hama dan penya- kit mengganas (eksplosi) maka Pemerintah membantu petani dalam usaha-usaha pemberantasan hama dan penyakit tersebut.

Dalam rangka menanggulangi eksplosi hama oleh Pemerintah telah dibentuk unit-unit pengamatan yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang dinyatakan sebagai daerah hama atau daerah penyakit. Selama lima tahun terakhir pengamatan maka pada tahun 1977 sudah ada 546 unit yang tersebar di 25 Propinsi. Di samping itu telah dibentuk juga Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 62 unit dan tersebar di 25 Propinsi. Tambahan pula Satuan Udara Pertanian telah diperbesar dari 5 buah pesawat terbang pada tahun 1973 menjadi 18 buah pada dahwn 1977.

Penggunaan insektisida telah meningkat de-ngan-lebih dari 100% (Tabel VI-9 dan Grafik VI-7).

Peningkatan penggunaan insektisida tersobut terutama disebab- kan karena mengganasnya hama wereng. Dalam hubungan ini telah digunakan Satuan Udara Pertanian dan Brigade Proteksi Tanaman. Wa-laupun demikian pembcrantasan hama tersebut belum efektif benar karena berubahnya sifat imunitas hama, dengan adanya Biotipe 1 dan 2 dari hama wereng.

Di bidang perkreditan fasilitas penyaluran telah ditingkatkan. Kalau pada tahun 1972 BRI Unit Desa

Page 47: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

hanya mempunyai 1.300 unit pada tahun 1977 jumlah tersebut telah mencapai 3.270 unit. Di samping itu kredit yang disalurkan selama lima tahun terakhir telah me ningkat dengan lebih dari 700%, meskipun paket kredit hanya meningkat sebesar 230%, dari Rp. 14.000,- per ha pada Musim Tanam 1972 dan MT 1972/73 menjadi Rp. 34.440,- per ha pada MT 1976/77 (Paket A). Dalam periode yang sama jumlah petani yang

375

Page 48: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI - 9PENGGUNAAN PESTISIDA DAN RODENTISIDA

SEKTOR BAHAN MAKANAN,1972 – 1976

Tahun lnsektisida(ton)

RodentisidaZink Phosphide

(ton)Fungisida(kilo liter)

Lain-lain(ton)

1972 1.410,0 33,0 p.m. p.m.1973 1.104,2 116,0 743,04 73,421974 1.638,0 46,8 743,00 73,421975 2.464,0 84,0 520,80 21,30

1976 ¹)

3,300,0 149,5 188,20 33,701) Angka sementara

dilayani oleh BRI dalam rangka-meningkatkan produksi pangan telah meningkat dari 1.458.000 petani menjadi lebih dari 3 juta petani.

Di samping penyaluran kredit untuk petani peserta program intensifikasi produsen padi, BRI Unit Desa pun telah menyalurkan kredit khusus untuk produksi benih padi kepada para penangkar dan penyalur benih. Di samping itu kredit juga telah disalurkan kepada petani dan BUUD untuk membeli sprayer.

Di samping perbaikan-perbaikan fasilitas perkreditan juga telah dilaksanakan penyederhanann prosedur pembarian kredit kepada para petani. Tambahan pula persyaratari kredit telah diperingan. Sejak akhir tahun 1977, penunggak-penunggak kredit Bimas yang dikarena- kan kurang mampu belum dapat melunasi kreditnya masih diper- kenankari memperoleh "kredit Inmas". Besarnya kredit Inmas kirakira 50% dari besarnya paket kredit Bimas. Di samping itu, dalam hal petani mengalami gagal panen karena serangan hama panyakit atau bencana alam maka petani dibebaskan dari pembayaran kem-bali kredit jika panen mengalami kerusakan tetapi tidak sampai mengakibatkan puso maka kepada petani-petani tersebut dilakukan pembaharuan

Page 49: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

perjanjian kredit (rescheduling). Petani-petani yang termasuk kedua golongan tersebut diperkenankan memperoleh kredit.

376

Page 50: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI –7PENGGUNAAN PESTISIDA DAN RODENTISIDA

SEKTOR BAHAN MAKANAN,1972 – 1976

x) Angka sementara

377

Page 51: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Untuk membantu usaha-usaha meningkatkan produksi pangan maka sejak tahun 1973 / 74 dalam bidang pemasaran ditempuh dua langkah. Pertama, melaksanakan pengadaan sarana produksi dalam jumlah yang mencukupi, dan memperlancar penyalurannya. Kedua, menentukan harga dasar untuk hasil produksi pangan, terutama beras.

Hasil-hasil pengadaan pupuk selama tahun-tahun 1974 1.977 antara lain tercermin dalam jumlah yang tersedia selama tahun-tahun tersebut. Jumlah persediaan pupuk Urea dan TSP dalam tahun-tahun itu masing-masing adalah sebagai berikut bulan Agustus 1974 se-besar 192.100 ton dan 142.300 ton, bulan Agustus 1975 sebesar 1.583.900 ton dan 534.000 ton, bulan Agustus 1976 sebesar 1.446.700 ton dan 553.400 ton dan bulan Oktober 1977 sebesar. 785.300 ton dan 321.000 ton. Dengan meningkatnya kapasitas produksi pupuk di dalam negeri persediaan pupuk pada tahun terakhir dikurangi.

Pelancaran penyaluran pupuk terutama bertujuan agar petani dapat memperoleh pupuk pada waktu memerlukan dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Dalam usaha memperlancar pengadaan pupuk untuk produksi pangan dan mengingat terbatasnya persediaan pupuk pada waktu itu sejak tahun 1974 ditempuh kebijaksanaan penyalur-an yang mengutamakan petani-petani Bimas dan Inmas. Dalam penyaluran di desa-desa sejak tahun 1974 BUUD/KUD telah melaksanakan peranan yang penting.

Dalam tahun 1976 persediaan pupuk, terutama pupuk Urea, sangat meningkat. Dan sejak itu sistim penyaluran pupuk diper-longgar. Pelonggaran tersebut dimaksudkan agar para petani yang bukan peserta Bimas atau Inmas pun dapat memperoleh pupuk setiap saat mereka memerlukan dan pada tingkat harga yang sesuai dengan yang ditentukan Pemerintah.

Harga pupuk dan obat-obatan sangat ditentukan

Page 52: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

oleh biaya impor dan atau biaya produksi serta biaya pemasarannya. Mengingat biaya-biaya tersebut masih tinggi maka sampai sekarang Pemerintah masih mengeluarkan subsidi untuk pupuk dan obat-obatan.

Dalam rangka mendorong petani untuk menggunakan lebih banyak pupuk per usaha tani Pemerintah telah memberikan subsidi terhadap harga penjualan pupuk dan obat-obatan. Jumlah subsidi

378

Page 53: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

yang dikeluarkan selama lima tahun yang lalu adalah sebesar Rp. 36,2 milyar dalam tahun 1973/74, Rp. 222,9 milyar dalam tahun 1974/75, Rp. 131,4 milyar dalam tahun 1975/76, Rp. 95,3 milyar dalam tahun 1976/77 dan kurang lebih Rp. 31,8 milyar dalam taliun 1977/78.

Mengenai kebijaksanaan harga, dasar yang ditempuh diuraikan secara lebih terperinci dalam Bab VII, Pangan dan Perbaikan Gizi. Di sini cukup dikemukakan bahwa dengan adanya kebijaksanaan har-ga dasar tersebut diharapkan akan tercapai dua hal. Pertama, pening-katan produksi dan kedua peningkatan pendapatan para produsen.

Dengan adanya pasaran yang pasti dan harga yang wajar para petani akan terdorong untuk menambah sarana yang digunakan, ter-masuk pupuk, obat-obatan dan tenaga untuk meningkatkan produksi beras. Selanjutnya dengan adanya tambahan produksi yang diperoleh dan tingkat harga yang lebih tinggi dari sebelumnya para petani akan meinperoleh tambahan pendapatan nyata.

Sebagaimana disebutkan dalam Bab VII, sejak tahun 1972/73 harga dasar padi kering lumbung di desa telah ditingkatkan dengan 286,3 persen dan sejak tahun 1973/74 harga gabah kering lumbung di desa ditingkatkan dengan 184,8 persen. Sedang indeks biaya hidup sejak tahun 1972/73 telah meningkat dengan 213,5 persen dan sejak tahun 1973/74 dengan 159,8 persen.2. Palawija dan Hortikultura.

Palawija dan Hortikultura mempunyai peranan penting sebagai sumber bahan makanan dan sebagai sumber pendapatan petani di samping padi, terutama di daerah-daerah yang tidak mempunyai pengairan yang baik. Di samping itu pendapatan yang berasal dari produksi palawija dan hortikultura dapat menjaga stabilitas pendapatan para petani.

Page 54: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Perkembangan produksi palawija selama periode 1972 - 1977 dapat dilihat dalam Tabel VI-10 dan Grafik VI-B. Selama lima tahun yang terakhir perkembangan produksi palawija pada umumnya tidak menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Produksi jagung selama lima tahun yang terakhir terus menurun kecuali untuk tahun 1977. Demikian juga halnya dengan produksi kacang kedele. Pro-

379

Page 55: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI - 10PRODUKSI (ributon) DAN HASIL RATA-RATA (kw/ha) JAGUNG, UBI KAYU, KEDELE DAN KACANG TANAH,

1972 - 1977

Jagung Ubi-kayu K e d e 1 e Kacang tanah

Tahun Produksi Hasil Produksi Rata2

Hasil Rata

2

Produksi HasilRata2

Produksi

HasilRata2

1 9 7 2 2.254 10,44 10.385 70,7 518 7,43 282 7,971 9 7 3 3.690 10,76 11.186 78,0 541 7,28 290 6,98

1 9 7 4 3.011 11,28 13,013 88,0 589 7,67 307 7,48

1 9 7 5 2.903 11,87 12.546 89,0 590 7,85 380 8,00

1976 ¹) 2.512 12,17 12.468 92,0 482 7,58 332 8,08

1977 ¹)

2.796 10,21 10.483 77,6 481 6,80 422 8,631) Angka sementara

duksi ubi kaju setelah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti pada tahun 1974 terus menurun dalam tahun-tahun berikutnya. Yang menunjukkan peningkatan selama lima tahun terakhir adalah produksi kacang tanah.

Perkembangan produksi palawija tersebut di atas merupakan hasil dari perkembangan luas panen dan hasil rata-rata per ha. (Tabel VI-11 dan Grafik VI-9). Luas panen jagung setelah mencapai lebih dart 3,4 juta ha pada tahun 1973 terus menurun dan mencapai tingkat terendah pada tahun 1976. Luas panen tahun 1977 meningkat dengan lebih dari 32% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tetapi peningkatan ini tidak melampaui luas panen tahun 1973. Perkembangan hasil rata-rata per ha jagung menunjukkan gambaran yang berbeda jika dibandingkan dengan perkembangan luas panennya. Setelah meningkat secara terus menerus dari tahun 1972, hasil ratarata per ha jagung pada tahun 1977

Page 56: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

menurun dengan 16%.

380

Page 57: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 8HASIL RATA-RATA DAN PRODUKSI JAGUNG,

UBI KAYU, KEDELE DAN KACANG TANAH,1972 – 1977

381

Page 58: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Sambungan Grafik VI – 8)

382

Page 59: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI - 11LUAS PANEN PALAWIJA, 1972 – 1977

(Ribu Ha)

Tahun Jagung Ubi-kayu Kedele Kacang tanah

1972 2.160 1.468 697 3541973 3.433 3.429 743 4161974 2.667 1.509 768 4111975 2.445 1.410 752 475

1976 ¹) 2.064 1.356 636 411 1977 ¹) 2.739 1.351 707 489

1) Angka sementera

Luas panen palawija lainnya menunjukkan perkembangan yang hampir sama dengan perkembangan luas panen jagung. Setelah mencapai puncaknya pada tahun 1974, luas panen ubi kayu dan kedele terus menurun, kecuali kedele yang pada tahun 1977 menunjukkan kenaikan. Luas panen kacang tanah perkembangannya tidak merata meskipun pada tahun 1977 telah meningkat dengan 19% jika di- bandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perkembangan hasil rata-rata palawija lainnya, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel VI - 10, menunjukkan perkembangan yang memuaskan. Selama lima tahun terakhir, hasil rata-rata jagung, ubi kayu dan kedele terus meningkat kecuali untuk tahun 1977, sedang- kan untuk kacang tanah hasil rata-rata per ha sejak tahun 1973 terus meningkat. Menurunnya hasil rata-rata pada tahun 1977 disebabkan antara lain karena iklim yang kurang memuaskan.

Page 60: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perkembang- an produksi palawija yang kurang menggembirakan selama lima tahun terakhir disebabkan karena menurunnya luas panen. Mening-

383

Page 61: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

LUAS PANEN PALAWIJA, 1972 – 1977GRAFIK VI – 9

384

Page 62: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

katnya hasil rata-rata per ha selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa produktivitas petani palawija telah meningkat. Hal ini merupakan hasil dari ketrampilan petani, tersedianya pupuk dan obat-obatan serta penggunaannya yang lebih efisien dan usaha penyuluhan yang lebih intensif dan meluas.

Di samping itu semenjak tahun 1973 telah dimulai pelaksanaan program intensifikasi palawija. Program ini dimulai dalam skala yang relatif kecil, mengingat tehnologi yang tersedia masih terbatas. Namun demikian luas areal intensifikasi tersebut ditingkatkan dari tahun ke tahun secara bertahap. Sebagai hasil dari program tersebut areal intensifikasi meningkat dari 351.000 ha pada tahun 1974 men-jadi 1,2 juta ha pada tahun 1977.

Hasil-hasil program intensifikasi belum cukup untuk mening- katkan produksi palawija sebagaimana diperkirakan dalam Repe-lita II. Salah satu penghambatan dari program ini adalah belum tersedianya tehnologi baru yang dapat menjamin peningkatan produksi. Di samping itu kepastian pemasaran hasil-hasil produksi belum bisa juga dijamin, sehingga kegairahan petani untuk ikut serta dalam program intensifikasi juga terbatas.

Untuk memperbaiki keadaan tersebut di atas akhir-akhir ini telah dimulai suatu pilot project pemasaran jagung di Jawa Timur. Tujuan dari pada pilot project ini adalah menjamin petani memper- oleh harga yang wajar atas hasil produksinya. Pengaruh pilot project ini terhadap produksi dapat diharapkan akan baik meskipun hasil nyatanya belum diketahui.

Tabel VI - 12 dan Grafik VI - 10 menunjukkan perkem-bangan ekspor palawija selama periode 1972 - 1976. Dalam tabel tersebut tampak bahwa volume ekspor palawija menurun kecuali untuk gaplek. Hal

Page 63: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

ini terutama disebabkan oleh rendahnya produksi dan meningkatnya permintaan dalam negeri.

Usaha peningkatan produksi sayuran dan buah-buahan juga bertujuan mempertinggi pendapatan petani serta Mengurangi pengaruh musim terhadap pendapatannya.

385

Page 64: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI – 12EKSPOR PALAWIJA, 1972 – 1976

(Ribu ton)

1) Angka sementara

TABEL VI – 13LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA,

1972 – 1976

1) Angka sementara

386

Page 65: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 10EKSPOR PALAWIJA, 1972 – 1976

387

Page 66: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(lanjutan grafik VI – 10)

388

Page 67: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 11LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTUKULTURA,

1972 – 1976

389

Page 68: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Perkembangan produksi buah-buahan dan sayuran.tidak begitu menggembirakan. Tabel VI - 13 memperlihatkan bahwa produksi sayuran setelah mencapai puncaknya pada tahun 1973 terus menurun. Produksi buah-buahan pada tahun-tahun pertama meningkat dengan cepat, tetapi pada tahun 1976 menurun dengan 15%.

Perkembangan hasil rata-rata per ha sayuran dan buah-buahan selama periode 1972 1976 dapat dilihat pada Tabel VI - 13 dan Grafik VI - 11. Setelah tahun 1975 hasil rata-rata per ha sayuran menurun, meskipun masih berada di atas hasil terendah pada periode tersebut. Hasil rata-rata buah-buahan tahun 1975 menurun dengan 22% tetapi pada-tahun berikutnya meningkat dengan 24%.

Dari uraian di atas dan dari Tabel VI - 13 dapat dikatakan bah-wa penyebab utama perkembangan produksi yang kurang menggem-birakan adalah luas panen yang terua menurun.

Program intensifikasi sayuran dalam bentuk Inmas baru mulai dilaksanakan dalam tahun 1975/76 dan merupakan salah satu usaha untuk membantu petani sayuran memperoleh sarana produksi yang diperlukan, dengan harga yang sama dengan harga sarana intensifikasi padi dan palawija. Yang mendapat prioritas di dalam Inmas sayuran adalah komoditi-komoditi yang mempunyai prospek baik dalam pemasarannya. Pada musim tanam 1975/76. Inmas sayuran mencapai areal seluas 28.670 ha dan pada musim tanam 1976 naik menjadi 38.730 ha.C. PERKEBUNAN

Sebagai salah satu penghasil utama-devisa damsumber pendapatan berjuta-juta rakyat, perkebunan memegang peranan yang penting da-lam. pembangunan ekonami. Karena itu tujuan pembangunan perke- bunan

Page 69: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

adalah meningkatkan penghasilan devisa, meningkatkan pendapatan petani perkebunan, memperluas kesempatan bekerja dan me- nyediakan hasil-hasil perkebunan kepada sektor-sektor lain terutama sektor industri. Selama lima tahun terakhir usaha-usaha pembangunan menitik-beratkan pada peningkatan kemampuan produsen. perkebunan, memperluas jenis hasil produksi serta. meningkatkan mutunya dan memperluas areal perkebunan terutaman perkebunan rakyat.

390

Page 70: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Sebagai diketahui dalam subsektor ini terdapat perkebunan rak-yat, perkebunan swasta dan perkebunan negara. Selama periode 1973/ 74 – 1977/78 kebijaksanaan yang ditempuh.mengutarnakan perkebunan rakyat. Ini terutama mengingat kenyataan bahwa perkebunan rakyat merupakan sumber mata pencaharian terbesar bagi penduduk yang hidup dari sektor perkebunan. Di samping itu usaha budidaya perkebunan sebagian besar dilaksanakan dalam lingkungan perkebun-an rakyat. Sektor perkebunan rakyat terlebih-lebih memerlukan perhatian utama karena produksi per Ha dan mutu bahan yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat lebih rendah daripada yang dihasilkan oleh perkebunan besar.

Untuk memajukan sektor perkebunan rakyat sejak tahun 1973/74 terutama ditempuh langkah-langkah berikut. Sejak tahun 1973/74 telah dikembangkan proyek terpadu untuk pengembangan produksi karet, kelapa, kopi, cengkeh, lada.dan. sebagainya. Sampai dengan ta- hun 1976/77 pelaksanaan proyek tersebut telah meliputi sebanyak 357 unit. Di setiap unit dilakukan kegiatan penyuluhan dan pembinaan dalam bidang-bidang penanaman, pemetikan hasil, pengolahan dan pemasaran hasil. Di samping itu sejak tahun 1976/77 telah dimu-lai dilaksanakan cara pembinaan dengan menggunakan perkebunan besar milik negara sebagai perkebunan inti. Dalam rangka pelaksanaan cara ini perkebunan besar yang secara teknis, dan ekonomis sudah kuat ditugaskan untuk memberikan bimbingan kepada perkebunan rakyat di sekitarnya. Perkebunan besar yang ditugaskan menjadi perkebunan inti dijadikan pusat kegiatan penyuluhan, pusat pembinaan budidaya, pusat pengolahan hasil dan pusat pemasaran bagi perkebunan rakyat di sekitarnya.

Page 71: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Cara pengembartgan perkebunan rakyat tersebut di atas telah dilaksanakan di Aceh dan Sumatera Selatan. Di daerah tersebut ma- sing-masing PTP V dan PNP X ditunjuk sebagai perkebunan inti, dengan tugas melaksanakan penanaman dan rehabilitasi karet, kelapa sawit dan kelapa hibrida. Proyek yang berlokasi di Aceh akan dapat menampung 3.500.tenaga kerja, sedang proyek di Sumatera Selatan akan menampung 7.500 tenaga kerja.

391

Page 72: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dewasa ini sedang dipersiapkan proyek-proyek yang sama untuk daerah Riau, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Kegiatan proyek ini terutama adalah rehabilitasi karet rakyat.

Untuk pembinaan karet rakyat dilaksanakan proyek Peremajaan Karet Berbantuan dan proyek Pusat Koagulasi Karet. Sejak tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1976/77 dalam rangka pelaksanaan proyek peremajaan telah dikembangkan areal pembinaan seluas 112.500 Ha. Proyek-proyek tersebut tersebar di 13 Daerah Tingkat I penghasil karet di Sumatera, Kalimantan dan Jawa Barat. Sejak dilaksanakannya proyek tersebut sampai tahun 1977 untuk para petani perkebunan telah disediakan bibit unggul okulasi sejumlah 3,3 juta batang. Di samping itu proyek pengembangan perkebunan karet rakyat telah menghasilkan 10.500 Ha peremajaan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Dengan selesainya pembangunan 25 unit Pusat Koagulasi Karet untuk perbaikan pengolahan hasil maka petani telah mampu mening- katkan mutu karet yang dihasilkannya dari. olahan SLAB menjadi USS dan olahan USS menjadi RSS II.

Usaha peremajaan kelapa rakyat telah dilakukan sejak tahun 1975 /76 melalui proyek. Pusat Pembinaan Kelapa. Sampai dengan awal tahun 1977 telah dikembangkan 250 unit pembinaan yang selu-ruhztya meliputi areal pembinaan seluas 750.000 Ha. Lokasi unit-unit tersebut tersebar di seluruh daerah tingkat I di luar Jawa

Pengadaan bibit kelapa yang telah dilaksanakan sejak tahun 1974 sampai dengan tahun 1977 diperkirakan akan mencapai 44,5 juta bibit. Jumlah ini ekivalen dengan 296.000 Ha tanaman peremajaan.

Page 73: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dengan demikian peremajaan kelapa selama Repelita II diharapkan akan melampaui perkiraan Repelita II.

Bibit kelapa tersebut adalah bibit kelapa biasa. Peremajaan kelapa dengan menggunakan bibit kelapa hibrida diharapkan dapat dimulai pada awal Repelita III. Untuk menunjang usaha tersebut sejak awal Repelita II telah dibangun Kebun Induk Kelapa Hibrida di 6 daerah, yaitu di D.I. Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Lampung. Sebagian dari usaha pembibitan tersebut dilaksanakan oleh perkebunan negara, PNP VI dan PNP X. Pada ta-392

Page 74: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 75: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

hun 1977/78 mulai dilaksanakan penyelenggaraan bidang-bidang demonstrasi kelapa hibrida. Penyelenggaraan demontrasi hingga sekarang mencakup sebanyak 48 unit di 13 Daerah Tingkat I. Luas masingmasing unit adalah sekitar 3 Ha.

Usaha untuk meningkatkan produksi kopi rakyat dengan intensifi- kasi dilaksanakan dengan cara pemangkasan pohon kopi. Kegiatan ini dilaksanakan di Sumatera, jawa, Bali dan Sulawesi Selatan. Di sam-ping itu untuk meningkatkan mutu kopi yang dihasilkan telah diusahakan pula perbaikan dalam cara pengolahannya. Untuk ini telah dibangun 5 unit Pusat Pengolahan Kopi. Pembinaan kopi meliputi areal seluas 25.000 Ha.

Untuk meningkatkan produksi cengkeh, sampai dengan tahun 1977 telah dikembangkan 11 unit intensifikasi, masing-masing meli-puti 60.000 batang dan terdapat di daerah D.I. Aceh, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku. Di samping itu juga diusahakan perluasan areal tanaman. Untuk ini setiap tahun telah disalurkan sebanyak 6 - 8 juta bibit kepa-da petani. Perluasan tanaman cengkeh dilakukan pula dalam rangka diversifikasi tanaman kopi di Lampung yang meliputi areal seluas 3.300 Ha.

Peningkatan produksi lada diusahakan dengan meningkatkan kegiatan intensifikasi lada. Untuk ini di Lampung dan Bangka diba-ngun sebanyak 4 unit intensifikasi, masing.1masing meliputi 3.000 Ha. Intensifikasi tembakau dilaksanakan di jawa Timur dengan areal 1.000 Ha.

Dalam rangka pelaksanaan intensifikasi cengkeh, lada dan tem-bakau tersebut diusahakan agar petani yang bersangkutan dapat memperoleh Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP).

Peningkatan produksi kapas dalam Repelita II

393

Page 76: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

diusahakan dengan melaksanakan intensifikasi kapas di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lom- bok, Sulawesi Selatan dan Sumatra Selatan. Intensifikasi kapas meli-puti 3.416 ha dalam tahun 1973, 6.455 ha dalam tahun 1974, 7.400 ha dalam tahun 1975 dan 3.923 ha dalam tahun 1976. Produk-si rata-ratanya per ha pada setiap tahun masing-masing mencapai (dalam serat kapas) 455 kg, 546 kg, 360 kg dan 456 kg. Ternyata bahwa selama tahun-tahun tersebut tarjadi penurunan.

Page 77: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Untuk pengembangan perkebunan besar sWasta terutama ditempuh kebijaksanaan anemberi bantuan untuk melaksanakan rehabilitasi dan perluasan. Sedang dalam pengembangan perkebunan negara lang-kah yang telah ditempuh sejak tahun 1973/74 ditujukan untuk melaksanakan perbaikan dan peningkatan kapasitas pengolahan, untuk melaksanakan peremajaan serta perluasan areal tanaman dengn bibit unggul, memperluas jenis hasil produksi dan memperbaiki mutunya.

Dalam produksi gula lebu di samping langkah kabijaksanaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi, telah ditempuh kebijaksanaan Tebu Rakyat Intensifikasi. Kebijaksanaan ini ditempuh sejak tahun 1975 dengan maksud mengalihkan pengusahaan tanaman tebu untuk produksi gula di atas tanah sewa kepada pengusahaan tanaman tebu rakyat. Pengalihan ini mempunyai sasaran pokok mengembangkan para petani yang menyewakan tanahnya untuk ditanami tebu menjadi petani yang menanam tebu di atas tannahnya sendiri dan dengan demikian meningkatkan pendapatan mereka. Pengembangan TRI yang dilaksanakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur merupakan salah satu penterapan kebijaksanaan pengembangan perkebunan rakyat melalui perkebunan inti. Penyedia-an sarana produksi untuk tebu rakyat intensifikasi diusahakan oleh pabrik yang bersangkutan. Demikian juga pembinaan pertanaman dan pengolahannya.

Hasil-hasil yang tercapai di subsektor perkebunan selama tahuntahun 1973/74 - 1977/78 antara lain tercermin dalam perkembangan produksi selama periode tersebut. Dalam Tabel VI - 14 dan Grafik VI - 12 di bawah ini disajikan angka-angka yang menunjukkan perkembangan produksi tersebut.

Dari Tabel VI - 14 tampak bahwa selama tahun-

Page 78: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

tahun 1972 - 1976 produksi karet menurun rata-rata kurang lebih 5,8%. Dari uraian yang lebih terparinci di halaman-halaman berikut akan tampak bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan dalam produksi karet rakyat. Sebagai diketahui karet rakyat memberikan sumbangan yang sangat besar dalam Produksi karet sebagai keseluruhan.

Keculi karet produksi komoditi perkebunan terpenting selama tahun-tahun tersebut meningkat. Kelapa sawit misalnya, meningkat

394

Page 79: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI - 14PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL PERKEBUNAN PENTING,

1972 - 1976(Ribu ton)

Jenis Komoditi 1972

1973

1974

1975

1976 ¹)

1. Karet 808 845 817 782 623 2. Kelapa sawit/

minyak 270 289 348 397 439 3. Kelapa/Kopra 1.31

11,23

71.34

11.37

51.52

7 4. Kopi 214 150 149 160 179 5. Teh 51 67 65 70 73 6. Cengkeh 13 22 15 15 16 7. Lada 18 29 27 23 25 8. Tembakau 79 80 77 82 p.m 9. Gula 1.10

51.01

01.23

11.22

71.39

210. Kapas 1,5 2,7 6,7 5,2 4,81) Angka sementara.

rata-rata lebih dari 12%. Sedangkan produksi teh bertambah dengan. rata-rata lebih dari 9 %.

Mengenai kelapa/kopra dapat dikemukakan bahwa produksi yang tercapai tahun 1976 sesungguhnya telah melebihi perkiraan yang akan tereapai.pada tahun 1978. Peningkatan produksi kelapa/ kopra ini terlebih lebih menggembirakan karena hampir seluruhnya kelapa dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Walaupun demikian peningkatan produksi tersebut belum dapat memenuhi permintaan se- hingga akhir-akhir ini perlu diimpor.

Produksi gula tebu yang tercapai dalam. tahun 1976 juga telah melebihi perkiraan produksi tahun 1978. Walaupun demikian kita masih memerlukan impor gula. Ini menunjukkan bahwa konsumsi gula

Page 80: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

akhir-akhir ini sangat meniagkat.

395

Page 81: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI –12PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL PERKEBUNAN PENTING,

1972 – 1976

396

Page 82: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(lanjutan grafik VI – 12)

397

Page 83: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(lanjutan grafik VI – 12

398

Page 84: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Peningkatan produksi tebu, sebagai akan ternyata dalam penya-jian yang lebih terperinci, terutama dihasilkan oleh perkebunan Besar Negara. Peningkatan tersebut terutama diperoleh dengan perluasan areal pertanaman, baik areal yang diusahakan oleh pabrik sendiri maupun areal tebu rakyat dengan peningkatan produksi per Ha me- lalui intensifikasi, dengan pengembangan "ratoon-system", dan dengan rehabilitasi serta penambahan pabrik. Usaha memperluas tanaman tebu di tanah tegalan dan pabrik-pabrik gula di luar Jawa telah dirin- tis dengan percobaan penanaman tebu di Aceh, Sumatera Utara, Su- matera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Nusa Teng- gara Timur. Perluasan areal sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1976 meliputi kurang lebih 15,9 ribu Ha.

TABEL VI - 15

PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT, 1972 – 1976

(Ribu Ton)

Jenis 1972 1973 1974 1995 1976 ¹)

Karet 559 599 571 536 364

Kelapa/Kopra 1.308 1.233 1.335 1.370 1.521

T e h 7 14 14 14 16

K o p i 196 140 132 144 162

Cengkeh 13 22 15 15 16

Gula Tebu 219 199 250 223 250

L a d a 18 29 27 23 25

Tembakau 74 69 69 74 76

Page 85: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Kapas 1,5 2,7 6,7 5,2

4,8

1) Angka sementara

Page 86: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

399

Page 87: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 13PRODUKSI PERKEBUNAN RAKYAT,

1972 – 1976

400

Page 88: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(lanjutan grafik VI – 12)

401

Page 89: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(lanjutan grafik VI – 12)

402

Page 90: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Selama tahun-tahun tersebut produksi per Ha gula meningkat dari 821,4 kg per Ha dalam tahun 1973 menjadi 912,4 kg per Ha dalam tahun 1976.

Sekarang akan disajikan uraian mengenai perkembangan produk-si Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Besar Negara.

Perkembangan produksi perkebunan rakyat selama periode 19721976 dapat dilihat dalam Tabel VI - 15 dan Grafik VI - 13.

Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa produksi perkebunan rakyat kecuali untuk karet dan kopi sejak tahun 1973 pada umum-nya menunjukkan peningkatan. Peningkatan usaha pemberantasan hama tanaman kelapa dan kopi juga mendorong kenaikan produksi untuk kedua jenis komoditi tersebut Hasil dari kegiatan-kegiatan

TABEL VI - 16PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR SWASTA, 1972 1976

(ribu ton)

1) Angka sementara

Page 91: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

403

Page 92: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 14PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR SWASTA,

1972 – 1976

404

Page 93: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Sambungan Grafik VI – 14

405

Page 94: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

peremajaan tanaman perkebunan rakyat, seperti karet dan kelapa, belum tercermin dalami kenaikan produksi karena tanaman-tanaman tersebut baru menghasilkan setelah berumur 6 - 7 tahun.

Perkembangan produksi perkebunan besar swasta pada umum-nya menunjukkan peningkatan, kecuali untuk komoditi karet dan kopi. Tabel VI - 16 dan Grafik VI 14 memperlihatkan per-kembangan produkai perkebunan besar swasta selama periode 1972 - 1976.

Perkebunan besar awasta terdiri dari perkebunan-perkebunan milik swasta nasional dan swasta asing. Sejak tahun 1974/75 dalam kebanyakan perkebunan ini telah dilaksanakan usaha-usaha perbaikan. Dalam usaha tersebut antara lain telah diambil langkah-langkah untuk menciptakan iklim yang baik bagi para pengusaha. Dengan membaiknya iklim berusaha dan meningkatnya prasarana penunjang usaha perkebunan maka untuk beberapa komoditi produksinya mulai tampak meningkat.

TABEL VI- 17PRODUKSI PERKEBUNAN NEGARA (PNP/PTP).

1972-1976(ribu ton)

1) Angka sementara

Page 95: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

406

Page 96: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 15PRODUKSI PERKEBUNAN BESAR NEGARA (PNP/PTP)

1972 – 1976 1)

1) Angka sementara

407

Page 97: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Sambungan Grafik VI – 15)

408

Page 98: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Sambungan Grafik VI – 15)

409

Page 99: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Perkebunan negara pada umumnya mengalami kenaikan produksimantap. Tabel VI - 17 dan Grafik VI - 15 menunjukkan per-kembangan produksi perkebunan besar negara (PN/PTP) selama perlode 1972 - 1976. Dalam tabel tersabut dapat dilihat bahwa hampir aemua komoditi hasil perkebunan besar dari tahun ke tahun sejak tahun 1972 menunjukkan perkembangan yang menggembira-kan.

TABEL VI - 18

A R E A L T E B U R A K Y A T I N T E N S I F I K A S I , 1 9 7 5 / 7 6 - 1 9 7 6 / 7 7(ha)

TABEL VI- 19VOLUME EKSPOR KOMODITI PERKEBUNAN TERPENTING,

1972 - 1976(ribu -ton)

1) Angka sementara

Page 100: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

410

Page 101: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 16AREAL TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI,

1975/76 – 1976/77

411

Page 102: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 17VOLUME EKSPOR KOMODITI PERKEBUNAN TEROENTING,

1972 – 1976(ribu ton)

412

Page 103: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(sambungan grafik VI – 17

413

Page 104: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Peningkatan produksi perkebunan negara aojak tahun 1973/74 dilaksanakan dengan mengusahakan perbaikan dan peningkatan fasilitas pengolahan porkebunan. Usaha tersebut dikaitkan dengan me-ningkatnya areal produktif dan meningkatnya hasil rata-rata per Ha. Peningkatan areal produktif tersebut merupakan hasil dari usaha peremajaan dalam tahun-tahun yang lalu.

Sejak 1975 produksi gula tebu dilaksanakan melalui program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Perkebuaan negara dalam program ini bertindak sebagal perkebunan inti yang tugasnya menyediakan sarana produksi, memberikan bimbingan teknis pertanaman dan mengolah hasil-hasilnya. Hasil-hasil pelaksanaan kebijaksanaan dapat dilihat dari Tabel VI-18 dan Grafik VI-16. Dari tabel tersebut tampak bahwa selama dua tahun tersebut areal TRI telah meningkat hampir 3 kali.

Sebagai tampak dari Tabel VL19 dan Grafik VI-17, kecuali untuk minyak sawit dan kopi, dan juga teh, ekspor komoditi perke-bunan antara tahun 1973 dan tahun 1975 ternyata menurun secara sangat berarti. Resesi di pasaran dunia mempunyai pengaruh nyata sekali terhadap ekspor komoditi perkebunan. Untunglah dalam tahun 1976, kecuali untuk tembakau dan kopra, volume ekspor komoditi perkebunan telah mulai meningkat. Dibandingkan dengan tahun 1975 ekspor lada dan kopi masing-masing meningkat 69,1 persen dan 10,7 persen, minyak sawit dan tembakau meningkat dengan 6,7 persen dan 5,1 persen, sedang karet dan teh meningkat dengan 1,6 persen dan 1,9 persen. Sedangkan ekspor minyak sawit dan kopi selama periode 1973 - 1976 masing-masing telah meningkat dengan 57 persen dan 41 persen.

Kenaikan volume ekspor komoditi perkebunan

Page 105: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

dalam tahun 1976 terutama disebabkan oleh kenaikan harga pasar dunia yang cukup tinggi dan oleh kebijaksanaan Pemerintah dalam usaha pengembangan ekspor.

414

Page 106: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

D. PERIKANANGaris-garis Basar Haluan Negara menetapkan perlu

adanya program-program tersendiri yang akan dapat meningkatkan penghasilan kelompok-kelompok masyarakat yang memperoleh mata pencaharian dalam pekerjaan-pekerjaan. yang masih sangat rendah tingkat penghasilannya, seperti nelayan. Usaha-usaha peningkatan dan perluasan produksi hasil-hasil perikanan selain meningkatkan penghasilan petani ikan dan nelayan juga akan membantu pertambahan penyediaan pro- tein serta meningkatkan ekspor. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dalam Repelita II dinyatakan bahwa tujuan pembangunan per-ikanan adalah menaikkan kesejahteraan para petani pemelihara ikan dan nelayan dengan jalan menaikkan produksi rata-rata per keluarga per tahun untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor, memperluas la- pangan kerja dan membina kelestarian sumber-sumber perikanan.

Untuk mencapal tujuan tersebut maka perikanan rakyat akan dikembangkan dengan meningkatkan usaha rehabilitasi dan pemba- ngunan prasarana produksi dan pemasaran hasil-hasil perikanan, pe-ningkatan kegiatan latihan dan penyuluhan, meningkatkan usaha penyediaan kredit dan sarana produksi lainnya dengan persyaratan yang wajar dan peningkatan pengembangan koperasi perikanan.

Selama lima tahun terakhir perkembangan produksi perikanan terus meningkat (Tabel VI 20 dan Grafik VI - 18).

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir produksi perikanan meningkat dengan rata-rata sebesar lebih kurang 4,5% setahun. Perkembangan produksi perikanan darat pada tahun- tahun pertama menunjukkan penurunan tetapi sejak tahun 1975 terus meningkat. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kegiatan usaha

Page 107: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

intensifikasi budidaya tambak.Demikian pula usaha perikanan laut

memperiihatkan perkem- bangan yang menggembirakan dengan laju peningkatan rata-rata setiap tahun sebesar 5,62%. Hal ini terutama disebabkan oleh semakin banyaknya usaha-usaha perikanan yang menggunakan kapal motor yang diperlengkapi dengan alat-alat penangkap yang lebih berdaya

415

Page 108: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI 20PRODUKSI PERIKANAN, 1972 - 1977

(ribu ton)

Page 109: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Tahun Ikan Kenaikan Ikan Kenaikan Kenaikan

Laut Darat (%) Jumlah (%)

1972 836 433 1.269

1973 889 6,3 389 - 10,2 1.278 0,7

1974 949 6,7 388 - 0,3 1.337 4,6

1975 997 5,1 393 1,3 1.390 4,0

1976 1.043 4,6 405 3,1 1.448 4,2

1977 ¹) 1.142 9,4 427 5,4 1 569

8,3

1 ) Angka sementara

guna seperti trawl, purse seine dan gill net. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa usaha peningkatan produksi tersebut telah mencapai perkiraan Repelita II.

Perkembangan volume ekspor hasil hasit perikanann sangat tergaatung dari keadaan pasar di luar negeri. Perkembangan volume ekspor hasil-hasil perikanan selama periode 1972 sampai 1976 dapat dilihat dari Tabel VI – 21 dan Grafik VI - 19 berikut.

Untuk tahun 1977 volume ekspor hasil-hasil perikanan diperkirakan akan mencapai sebesar 55.983 ton. Keadaan resesi ekonomi dunia dan adanya beberapa komoditi hasil perikanan yang mendapat “claim” di pasaran dunia merupakan salah satu sebab dari tidak berkembang-nya ekspor hasil-hasil perikanan sebagaimana diharapkan.

Peningkatan produksi perikanan tersebuit merupakan hasil dari usaha pembangunan perikanan. Dalam bidang prasarana, selama lima tahun terakhir telah direhabilitasi dan dibangun Tempat Pendaratan

Page 110: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Ikan, Basis Operasi Perikanan, Balai Benih Ikan/Udang, Pasar Benih Ikan dan Laboratorium Bina Mutu Ikan.

416

Page 111: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 112: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 18PRODUKSI PERIKANAN, 1972 – 1977

417

Page 113: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dalam usaha perikanan laut telah direhabilitasi dan dibangun Tempat Pendaratan Ikan baru. Di tempat Pendaratan Ikan ini dibangun fasilitas-fasilitas yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha penangkapan dan pemasaran hasil-hasil perikanan seperti dermaga dan tempat pelelangan ikan. Di samping itu juga diadakan penerangan listrik dan pengadaan air bersih. Kegiatan ini terutama dilaksanakan di daerah-daerah yang cukup padat nelayannya seperti di pantai Timur Sumatera Utara dan pantai Utara Jawa sampai ke Selat Bali. Sampai dengan tahun 1977, sudah direhabilitasi dan di-bangun sebanyak lebih kurang 133 buah Tempat Pendaratan Ikan.

Dalam rangka ekstensifikasi usaha perikanan telah dibangun Basis Operasi Perikanan seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara. Fasilitas yang dibangun di tempat ini agak lebih besar daripada fasilitas yang dibangun di Tempat Pen- daratan Ikan. Karena letak dari Basis Operasi Perikanan ini umum- nya cukup jauh dari daerah pemasaran maka untuk mempertahankan niutu hasil-hasil perikanan yang ditangkap, di tempat-tempat itu disediakan pula ruang-ruang pendingin dan pabrik es. Sampai de- ngan tahun 1977 sudah dibangun sekitar 17 buah Basis Operasi Perikanan. Pembangunan basis-basis ini, selain untuk mengeksploitir daerah-daerah yang masih belum padat tangkap dan padat usaha bertujuan pula untuk menggiatkan usaha-usaha perikanan di daerah tersebut. Di samping itu, dengan pcmbangunan Basis operasi ini diharapkan adanya transmigrasi nelayan dari daerah-daerah penangkapan yang sudah padat.

Dalam usaha perikanan darat, kebutuhan benih ikan yang baik masih sangat dirasakan. Di samping

Page 114: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

itu, untuk meningkatkan pro- duksi udang perlu dibangun Balai Benih Udang. Mengembangnya pasaran udang di luar negeri telah menyebabkan adanya usaha penangkapan udang yang intensip di laut. Oleh sebab itu usaha pe rikanan udang di darat baik di tambak atau di kolam telah ditingkatkan. Sampai dengan tahun 1977 sudah dibangun sekitar 27 Balai Benih Ikan/Udang dan 2 buah Pasar Benih Ikan.

418

Page 115: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Untuk mengimbangi pembangunan prasarana tersebut, bidang latihan dan penyuluhan untuk para nelayan telah ditingkatkan pula. Untuk kegiatan perikanan laut telah direhabilitasi tempat-tempat la-tihan perikanan seperti di Tegal, Singaraja, Belawan, Air Tembaga dan Ambon. Di samping tempat-tempat latihan tersebut, di Tempat Pendaratan Ikan dan Basis Operasi Perikanan diadakan penyuluhan dan latihan-latihan ketrampilan bagi para nelayan. Jadi "Tempat Pen-daratan Ikan dan Basis Operasi Perikanan di atas selain berfungsi sebagai prasarana usaha perikanan. juga berfungsi sebagai tempat penyuluhan dan latihan ketrampilan sehingga dapat berkembang menjadi pusat-pusat pengembangan usaha. perikanan. Pelaksanaan penyuluhan dan latihan ketrampilan di tempat-tempat ini dilakukan oleh "Team Mobile Training" yang mendatangi tempat-tempat ter- sebut. Sampai dengan tahun 1977 sudah dibangun sekitar 14 buah kapal prototype usaha perikanan rakyat ukuran 5 - 7 GT.

TABEL VI - 21

VOLUME EKSPOR HASIL-HASIL PERIKANAN, 1972 - 1976

(ton)

Komoditi 1972 1973 1974 1975 1976 ¹)

Udang (segar danawetan) 23.411 28.787 32.721 24.079 30.054Ikan Segar 3.865 5.868 7.106 4.712 7.042K a t a k 867 2.867 1.182 1.553 3.160Ikan Hias 190 286 305 320 350Ubur-ubur (diasin) 782 1.935 2.411 2.028 1.671Lainlain 12.041 12.435 11.228 8.046 10.633

J u m l a h : 41.156 52.178 54.953 40.738 52.910

Page 116: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

1) Angka sementara.

419

Page 117: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 19VOLUME EKSPOR HASIL-HASIL PERIKANAN

1972 – 1976

420

Page 118: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Sambungan Grafik VI – 19)

421

Page 119: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Kegiatan penyuluhan dalam usaha perikanan darat lebih dileng-kapi lagi dengan unit-unit demonstrasi usahanya seperti usaha per-ikanan tambak, usaha perikanan kolam di air tawar dan usaha per-ikanan di perairan umum. Sampai dengan tahun 1977 sudah dire- habilitir/dibangun sekitar 6 unit Demonstrasi Kolam Tambak, 24 unit Demonstrasi Kolam Air Tawar, 12 unit Demonstrasi Kolam Udang Galah dan 3 unit "Pen System" (keramba ikan di perairan umum). Untuk melaksanakan semua kegiatan penyuluhan dan latihan ketrampilan tersebut sampai .

dengan tahun 1977 sudah terdapat sekitar 150 Penyuluh Perikanan Spesialis dan sekitar 288 Penyuluh Perikanan Lapangan.

Dalam memperkuat permodalan dari usaha perikanan rakyat, penyediaan kredit dengan persyaratan-persyaratan yang wajar telah pula ditingkatkan. Fasilitas kredit terhadap golongan ini telah di-berikan melalui Kredit Investasi Kecil (KIK), dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), baik untuk motorisasi perahu nelayan maupun untuk pengadaan peralatannya. Sebagian dari kredit ter- sebut dipergunakan oleh para nelayan untuk pengadaan kira-kira 350 buah kapal-kapal keoil ukuran 5 - 7 GT.

Koperasi perikanan yang-dianggap sebagai badan usaha untuk mengembangkan usaha perikanan dirasakan masih belum berkembang seperti apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena usaha per-ikanan rakyat merupikan masalah yang kompleks. Pada akhir-akhir ini usaha pengembangan koperasi perikanan dilaksanakan melalui pengembangan BUUD/KUD.

Walaupun pencapaian sasaran produksi hasil perikanan dapat dikatakan berhasil, tetapi pengaruhnya terhadap kesejahteraan petani pemelihara ikan dan

Page 120: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

nelayan, secara umum masih belum mencapai apa yang diharapkan. Peningkatan produksi perikanan tersebut ter-utama disebabkan oleh peningkatan produksi perikanan laut. Hasil itupun sebagian besar merupakan hasil produksi dari perikanan industri atau perusahaan-perusahaan perikanan yang sedang dan besar dengan teknologi dan peralatan, yang lebih maju. Malah kemajuan yang dicapai dalam usaha perikanan tersebut seperti penggunaan trawl atau lebih dikenal dengan nama pukat harimau telah menim-

422

Page 121: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

bulkan ketegangan-ketegangan sosial di beberapa daerah utama perikanan. Hal ini untuk sebagian dapat diatasi dengan mengadakan pembatasan daerah penangkapan antara nelayan-nelayan yang meng-gunakan peralatan yang lebih maju dengan-daerah penangkapan bagi nelayan-nelayan yang menggunakan peralatan yang masih tradisionil.E.KEHUTANAN

Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara pembangunan Ke- hutanan selama Repelita II diarahkan pada (a) usaha-usaha meningkatkan produksi kayu dan hasil lainnya, (b) mengusahakan agar ekspor kayu olahan semakin meningkat, (c) meningkatkan bagian pendapatan yang dapat diinvestasikan oleh negara, (d) memperluas kesempatan kerja dan menjaga kelestarian potensi sumber alam tanpa mengurangi kemungkinan untuk memanfaatkan sumber alam tersebut dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam usaha meningkatkan produksi kayu dan hasil hutan lain-nya peranan utama terletak pada usaha-usaha dari pihak swasta (para pengusaha Pemegang Hak Pengusahaan Hutan). rakyat sekitar hutan dan perusahaan-perusahaan negara. Demikian juga usaha-usaha peningkatan pengolahan kayu. Peranan aktip dari Pemerintah dalam hubungan ini adalah pemberian perizinan, pengawasan dan pembinaan.

Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan para pengusaha tersebut telah terlaksanakan pula usaha, menjaga kelestarian potensi sumber alam. Sebagai diketahui para pemegang HPH berkewajiban untuk melaksanakan sistem tebang pilih dan melakukan rehabilitasi tegakan untuk memperbaiki tegakan di hutan-hutan dalam areal Hak Pengusahaan

Page 122: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Hutan. Di samping usaha-usaha preventif yang dilakukan oleh para pengusaha, dalam usaha menjaga kelestarian potensi sumber alam Pemerintah memegang peranan yang aktif dengan melaksanakan program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air. 1. Perkembangan Produksi Kehutanan

Dalam rangka meningkatkan produksi hasil hutan tanpa melalaikan kelestarian sumber daya hutan telah diusahakan kegiatan

423

Page 123: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

inventarisasi dan pengukuhan hutan. Data dan keterangan yang diperoleh dari kegiatan ini digunakan untuk menyusun pola tata guna penyediaan, pengadaan dan penggunaan hutan secara lestari. Dalam penyusunan pola itu dapat ditetapkan daerah, hutan untuk hutan lindung, Suaka Alam, hutan wisata dan hutan produksi. Hutan yang telah disurvey dari tahun 1972 sampai dengan tahun 1975 meliputi suryey lapangan seluas 66.089.380 ha, survey udara mencapai 34.750.800 ha.

Perkembangan produksi dan ekspor kayu sejak tahun 1972 dapat dilihat dalam Tabel VI-22 dan Grafik VI-20. Mengingat sebagian besar produksi kayu diekspor, perkembangan produksi kayu ditentukan juga oleh perkembangan daya serap pasaran luar negeri.

TABEL VI - 22PERKEMBANGAN PRODUKSI EKSPOR KAYU INDONESIA,

1972 – 1977

Tahun Produksi Ekspor % Ekspor terha-dap produksi(ribu m³ r.e.)1)

1972 17.717 13.891 78,4

1973 25.800 19.488 75,5

1974 23.260 18.448 79,2

1975 16.296 13.921 85,94

1976 2) 23.822 28.521 77,7

25.000 20.250 81,01) Round wood equivalent 2) Angka diperbaiki 3) Angka sementara

Page 124: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

424

Page 125: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 20PERKEBUNAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU INDONESIA,

1972 – 1977

425

Page 126: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

425

Page 127: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dari tabel tersebut tampak bahwa produksi dan ekspor kayu Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 1973. Dalam tahun tersebut produksi berjumlah 25,8 juta M³, dan ekspornya mencapai 19,5 juta M3. Dengan terjadinya resesi ekonomi dunia, mulai tahun 1974 pro-duksi dan ekspor kayu menurun dan mencapai titik rendahnya pada tahun 1975. Pada tahun 1975 produksi kayu hanya mencapai 16,3 juta M3 dan ekspornya hanya 13,9 juta M³.

Pada tahun 1976 produksi dan ekspor kayu Indonesia meningkat lagi. Untuk tahun 1977 produksi kayu diperkirakan mencapai 25 juta M³, sedangkan ekspornya diperkirakan mencapai sasaran tahun terakhir dari Repelita II, yaitu 20 juta Ms.

Hanya sebagian kecil dari produksi kayu iati di ekspor. Produksi dan ekspor tertinggi kayu jati juga terjadi pada tahun 1973. Dalam tahun itu produksi kayu jati mencapai 676.000 M3 dan ekspornya sebesar 72.400 M³. Sejak tahun itu baik produksi maupun ekspornya terus menurun sehingga pada tahun 1977 produksi kayu jati hanya berjumlah 480.000 M3 dan ekspornya hanya 27.000 M³. Perkembangan produksi dan ekspor kayu jati untuk periode 1972 sampai dengan 1976 dapat dilihat dalam Tabel VI-23 dan Grafik VI21.

TABEL VI - 23PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU JATI,

1972 – 1976

Tahun Produksi (ribuan m³ r.e.) ¹)

Ekspor % Ekspor terhadapProduksi

1972

597 48,6 8,11973

676 72,4 10,71974

620 25,4 4,11975

595 40,0 6,71976

2) 480 27,0 5,6

Page 128: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

¹) Round wood equivalent²) Angka sementara

426

Page 129: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 21PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU JATI,

1972 – 1976

427

Page 130: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Perusahaan kayu hutan dan kayu jati yang dluraikan di atas pada umumnya dilakukan oieh perusahaan-perusahaan besar. Lain halnya dengan pengusahaan hasil hutan bukan kayu. Pengusahaan hasil hu- tan bukan kayu dilakukan oleh masyarakat setempat. Demikianlah pengusahaan hasil hutan bukan kayu di samping berperanan dalam peningkatan devisa bagi negara juga berperanan sebagai sumber pendapatan rakyat. Hasil hutan lainnya itu berupa rotan, kopal/damar, sutera alam, tengkawang, madu dan lilin lebah. Rotan dan kopal/ damar merupakan dua jenis komoditi hasil hutan bukan kayu yang banyak diekspor. Ekspor rotan pada tahun 1973 mencapai 43,3 ribu ton dan pada tahun 1976 meningkat menjadi 53,4 ribu ton.

Dalam rangka meningkatkan ekspor kayu diusahakan agar ke-anekeragaman jenis kayu yang di ekspor semakin besar. Hasil penga-nekaragaman tersebut dapat dilihat pada Tabe1 VI - 24 dan Grafik VI - 22.

TABEL VI 24PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU MENURUT KOMODITI, 1972 - 1976

(DALAM % TERHADAP SELURUH VOLUME AKSPOR KAYU)

Jenis Kayu 1972 1973 1974 1975 1976 ²)

1. Meranti 62,7 58,0 64,3 68,0 57,1

2. R a m i n 11,9 8,8 5,0 6,0 7 03. Agathis 2,5 3,9 6,0 3,0 2,04. J a t i 0,4 0,8 0,2 0,3 0, 25. Pulai 0,4 1,7 2,2 1,0 2,06. Kapur/Keruing 1,1 6,9 8,9 10,0. 10,07. Lain-lain 21,9 19,9

1¹) 15,2

¹)11,7 23,7

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Page 131: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

428

Page 132: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 22PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU MENURUT KOMODITI, 1972 – 1976

(DALAM % TERHADAP SELURUH VOLUME EKSPOR KAYU)

429

Page 133: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dari tabel tersebut ternyata bahwa peranan, jenis kayu meranti dan ramin untuk ekspor cenderung berkurang dengan timbulnya jenis- jenis lain, seperti jenis kapur dan keruing.

Di samping penganekaragaman dengan memperbanyak jenis kayu yang diekspor selama ini telah diusahakan pula pengurangan keter-gantungan ekspor kayu Indonesia pada suatu negara. Hasil usaha tersebut dapat dilihat pada Tabel VI - 25 dan Grafik V1 - 23.

Page 134: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 135: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI - 25PERKEMBANGAN EKBPOR KAYU INDONESIA KE BERBAGAI

NEGARA TUJUAN, 1972 - 1976(DALAM % TERHADAP SELURUH VOLUME EKSPOR KAYU)

1) Angka sementara

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ekspor ke Jepang cen- derung menurun, sedangkan ekspor ke Korea Selatan dan Taiwan, dan juga ke negara-negara 1ain,cenderung meningkat.

Dalam rangka meningkatkan nilai ekspor kayu dan memperluas industri pengolahan kayu di dalam negeri, yang sekaligus memperluas kesempatan kerja, maka baru-baru ini telah ditempuh kebijaksanaan untuk menaikkan pajak ekspor buat kayu glondongan sebesar dua kali lipat dari 10% menjadi 20%, serta menghapuskan pajak ekspor430

Page 136: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 23PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU INDONESIA KE BERBAGAI NEGARA TUJUAN,

1972 – 1976(DALAM % TERHADAP SELURUH VOLUME EKSPOR KAYU)

431

Page 137: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

bagi kayu yang tolah diproses (diolah). Di samnping itu pajak pen- jualan kayu glondongan yang dikenakan kepada industri pengolahan kayu yang memerlukan kayu glondongan tersebut sebagai bahan baku, jup dihapuskan. Perkembangan industri hasil hutan di luar pulp dan kertas sampai dengan akhir Juni 1977 terlihat dalam Tabel VI - 26.

TABEL VI - 28PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN,

TIDAK TERMASUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS, SAMPAI DENGAN AKHIR JUNI 1977

Jenis Industritaraf

perkembangan

M P H Non MPW JumlahUni

tKap Intake x)

Unit

Kap. Intake

Unit Kap. Intake

Sawmilla. Sudah berpro

duksi 82 2.336.600 56 2.744.27 649b. Dalam Konstruk-

si 18 474.600 18c. Taraf Rekomen-

dasi 60 60Veneer/Plywooda. Sudah berpro-

duksi 12 339.450 2 60.000 14b. Dalam Konstruk-

sic. Taraf Rekomen-

dasi 13 555.860 13Chip Milla. Sudah berproduk- 1 84.000 1b. Dalam Konstruk-

sic. Taraf Rekomen-

dasix) m³ logs ( kayu glondongan)

Page 138: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

432

Page 139: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Sehagai akibat. meningkatnya kegiatan industri pengolahan kayu akhir-akhir ini ekspor kayu konversi (jadi/setengah jadi) telah me- ningkat. Ini terlihat pada Tabel VI – 27 dan Grafik VI - 24. Pada tahun 1972/73 volume ekspor kayu konversi baru mencapai 176.100 M3. Pada tahun 1976/77 volume ekspor tersebut sudah mencapai 547.700 M3. Dengan demikian sebagai akibat meningkatnya peng- olahan dan ekspor kayu konversi, maka di samping nilai dan penerimaan dalam negeri meningkat, kesempatan kerja dalam negeripun bertambah pula.

TABEL VI - 27PERKEMBANGAN EKSFOR KAYU KONVERSI,

1972/73 - 1976/77

Tahun Volume(Ribu m³)

% Terhadap se-luruh Ekspor

Kayu

1972/73 176,0 1,181973/74 430,7 2,201974/75 361,4 1,951975/76 410,0 2,941976/77 ¹) 547,7 3,08

1) Angka sementara

Sebagaimana telah dikemukakan,di atas, produksi kayu di Indonesia khususnya di luar jawa, dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH), yang terdiri atas perusa- haan yang bermodal asing dan perusahaan dengan modal dalam negeri. Gambaran perkembangan pengusahaan hutan di seluruh Indonesia dari tahun 1972 - 1977 dapat dilihat pada Tabel VI - 28.

Sampai dengan Desember 1972 perusahaan-perusahaan yang telah mendapat Surat Keputusan Hak Pengusahaan Hutan (SK HPH) baru 101 unit dengan 47 unit perusahaan nasional, 30 unit Joint Entexprise, 16 unit investasi langsung dan 8 unit Perhutani.

Page 140: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

433

820112 – (28)

Page 141: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 142: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 24PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU KONVERSI,

1972/73 – 1976/77

1) Angka sementara

Page 143: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

434

Page 144: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

TABEL VI – 28PERKEMBANGAN PENGUSAHAAN HUTAN, 1972 – 1977

435

Page 145: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 146: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Usaha-usaha tersebut sepenuhnya meliputi luas areal pengusahaan 11,3 juta Ha dan jumlah. Investasi sebesar Rp. 746,4 juta dan U $ 520 juta. Jumlahnya tiap tahun bertambah. Sampai dengan bulan September 1977 perusahaan yang telah mendapat, SK HPH berjumlah 324 unit, dengan pengusahaan seluas 30,5 juta Ha. Laju pertumbuhan HPH yang tercepat adalah laju pertumbuhan HPH untuk perusahaan naslonal. Sampai dengan bulan September 1977 HPH untuk perusahaan nasional telah berjumlah 246 unit dan untuk Joint Enterprise 65 unit, Perhutani relatif tetap.

Berkembangnya pengumhaan hutan telah menyebabkan berkem- bangnya perusahaan-perusahaan penunjang seperti perusahaan peng- olahan kayu, pengangkutan dan jasa lain yang menciptakan beribu-ribu lapangan pekerjaan baru. Tahun 1974 kegiatan pengusahaan hutan secara langsung telah memberikan lapangan kerja bagi sekitar 50.125 crang, diantaranya 45.161 orang adalah tenaga-tenaga Indonesia. Sampai dengan tahun 1975 saja tenaga kerja bidang pengusahaan hutan telah melonjak menjadi 54.910 orang termasuk didalamnya 49.661 orang tenaga Indonesia.

2. Perkambangan usaha reboisasi dan penghijauan.

Masih berlangsungnya cara-cara yang sembarangan dari pene- bangan kayu hutan baik oleh masyarakat maupun oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan mempunyai akibat langsung yang merugikan bagi kelestarian potensi sumber alam. Di samping itu perladangan liar dan kebakaran hutan

Page 147: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

terutama di luar Jawa mengakibatkan kerusakan hutan. Di Jawa bahaya banjir dan kekeringan yang sela1u timbul tiap tahun disebabkan terutama pleh meluasnya tanah-tanah gundul yang kebanyakan adalah tanah milik rakyat.

Untuk menanggulangi meluasnya tanah-tanah kospng/kritis ter-sebut di atas telah dilakukan usaha-usaha gerakan, penghijauan pada tanah-tanah milik rakyat, dan reboisasi/rehabilitasi pada kawasan hutan. Dalam meningkatkan kegiatan tersebtit dilakukan pula per- baikan organisasi gerakan penghijauan nasional, dan peningkatan penyuluhan kepada masyarakat.

436

Page 148: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Selama lima tahun terakhir telah dapat dilaksanakan reboisasi tanah kasong seluas, 420,475 ha, reboisasi bekas tebang habis seluas 13.269 ha dan usaha penghijauan seluas 1.266.211 ha, sedangkan rehabilitasi tebang pilih oleh para pemegang HPH seluas 116.409 ha. (Tabel VI-29 dan Grafik VI-25).

TABEL VI - 29HASIL-HASIL XEGIATAN REBOISASI DAN PENGHIJAUAN,

1973/74 - 1978/79(ha)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Dalam usaha meningkatkan kegiatan tersebut, selama periode itu te1ah dilakukan penyempurnaan baik dalam organisasi maupun prosedurnya. Sampai dengan tahun kedua Repelita II usaha-usaha reboisasi dan penghifauan (alaksanakan secara sektoral. Sejak tahun 1976/77 usaha-usaha tersebut ditingkatkan melalui Program Bantuan lnstruksi Presiden. Satuan perencanaan penghijauan/reboisasi tetap doaksanakan dengan sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Dengan demikian walaupun ditangani oleh berbagai fihak, pelaksanaannya akan terarah. Reboisasi dan penghijauan dalam DAS antara lain di-maksudkan untuk melindungi hasil pembangunan di dalam lingkungan

437

Page 149: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 25HASIL-HASIL KEGIATAN REBOISASI DAN PENGHIJAUAN,

1973/74 – 1977/78

438

Page 150: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

438

Page 151: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

DAS, yang telah dilaksanakan dengan tingkat investasi yang tinggi, dan untuk meningkatkan kemampuan produksi dan sumber alam, air, tanah dan hutan.

Kegiatan reboisasi dan penghijauan ini mempunyai efek ganda, yaitu menjaga kelestarian alam menyelamatkan hasil-hasil usaha pembangunan seperti bangunan irigasi/dam, pemukiman, dan sebagainya, dan menambah produksi dan lapangan kerja. Pelaksanaan reboisasi yang dibiayai APBN selama periode 1973/74 sampai dengan 1977/78, yang belumlah 420.475 Ha, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 73,0 juta Hari Orang Kerja (HOK). Realisasi penghijauan dalam periode tersebut mencapai 1.266.211 ha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 66,1 juta HOK. Dengan demikian jumlah tenaga yang diserap oleh kegiatan reboisasi dan peenghijauan selama 5 tahun ini barjumlah 139,1 juta HOK.Lapangan,kerja baru diciptakan pula di sektor pertanian, industri, perdagangan dan lain-lain dalam usahausaha yang menunjang reboisasi dan penghijauan.

Selama Repelita II kepada pembangunan daerah suaka alam Leuser-Langkat, Sumatera Selatan I, Ujung Kulon, Meru Betiri, Pulau ewm do diberikan prioritas. Di samping itu pada akhir Repelita II akan dirintis juga pembangunan suaka alam di Barbak, Way Kambas, Tanjung Puting, Bali Barat, Lore Kalamanta, dan lain-lainnya untuk dikembangkan dalam Pelita II.

Di samping itu telah dimulai pula penelaahan dan pembangunan taman nasional di jawa dan Sumatera, terutama di wilayah-wilayah yang tingkat pembangunannya cukup tinggi. Sebagai langkah

Page 152: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

pertama ke arah pembangunan daerah suaka alam dan taman nasional selanjutnya maka pada tahun 1977 juga dilaksanakan persiapan tenaga terampil dan ahli pengelola wilayah melalui pendidikan khusus.

F. PETERNAKANMaksud dan tujuan dari pembangunan

peternakan adalah meningkatkan produktivitas peternak, meningkatkan populasi ternak dan meningkatkan produksi hasil-hasil ternak. Adapun sasaran akhirnya ialah untuk meningkatkan pendapatan peternak dan memperluas ke- sempatan kerja. 439

Page 153: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam Repelita II telah ditetap- kan suatu kebijaksanaan yaitu meningkatkan penyuluhan bagi peter-nak, meningkatkan pengamanan ternak, meningkatkan penyediaan dan penyebaran bibit ternak, meningkatkan produksi ransuman dan obat-batan, meningkatkan perbaikan fasilitas pengolahan dan me-ningkatkan usaha penyediaan kredit bagi ternak.

Cara pengembangan usaha peternakan rakyat dibedakan dari usaha peternakan menengah dan besar. Pengembangan peternakan rakyat dilakukan dengan cara pembinaan yang menyeluruh dan meliputi bidang-bidang penyuluhan, pengadaan bibit, dan penyediaan kredit. Di samping itu kegiatan vaksinasi dilakukan secara masal di desa-desa.

Usaha peternakan menengah dan besar dikembangkan melalui kebijaksanaan penanaman modal, perbaikan fasilitas pengolahan dan bimbingan tehnis. Pengembangan usaha peternakan ini dilakukan di daerah-daerah yang belum padat penduduknya. Usaha swasta diha- rapkan menjadi percontohan dan sumber bibit bagi peternakan rakyat sekitarnya.

Perkembangan produksi hasil-hasil ternak terpenting, seperti da-ging, telur dan susu untuk periode 1972 – 1976 digambarkan dalam Tabel VI – 30 dan Grafik VI – 26.

TABEL VI - 30PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU,

1972 – 1976

Jenis 1972 1973 1974 1975 1976

Page 154: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

1. Daging ²) 366,0 379,4 403,1 435,0 448,72. Telur ²) 78,0 81,4 98,1 112,2 115,6

3. Susu ³) 38,0 35,0 56,9 51,1 96,51) angka sementara2) Dalam ribuan ton3) Dalam ribu liter

440

Page 155: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 26PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU

1972 – 1976

Page 156: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

441

441

Page 157: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dari tabel tersebut terlihat bahwa produksi daging, telur dan susu selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat mengesankan. Sejak tahun 1972 produksi telah meningkat rata- rata setiap tahun sebesar 5,24% untuk daging, 10,57% untuk telur dan 13,76% untuk susu. Peningkatan produksi tersebut telah melampaui perkiraan Repelita II.

Perkembangan produksi hasil-hasil ternak tidak terlepas dari per kembangan, permintaan hasil-hasil tersebut. Meskipun produksi hasilhasil ternak sangat meningkat, ternyata konsumsi per kapita dari hasil-hasil ternak yang banyak mengandung protein masih rendah jika dibandingkan standard gizi minimal.

Berbeda dengan perkembangan produksi hasil-hasil ternak, perkembangan populasi ternak selama periode 1972 - 1976 belum seperti diharapkan, bahkan populasi sapi, kerbau, domba, kambing dan babi ternyata rata-rata jumlahnya menurun setiap tahun. (Tabel VI - 31 dan Grafik VI - 27).

TABEL VI – 31POPULASI TERNAK, 1972 – 1976

(ribu ekor)

Ternak/Unggas 1972 1973 1974 1975 1976 ¹)

Sapi 6.286 6.637 6.380 6.242 6.114

Kerbau 2.022 2.489 2.415 2.432 2.458Domba 2.996 3.547 3.403 3.374 3.20Kambing 7.189 6.793 6.517 6.315 6.112Kuda 693 645 600 627 649Babi 3.350 2.768 2.906 2.707 2.516Sapi perah 68 78 86 90 94Ajam bukan ras 79.627 82.20

789.65

094.572 97.504

Ayam ras 3.000 2.173 3.450 3.903 4.878

Page 158: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Itik 12.404 11.124

13.620

14.123 15.1432 1) Angka sementara

442

Page 159: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 27POPULASI TERNAK,

1972 – 1976

443

Page 160: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Lanjutan Grafik VI – 27)

444

Page 161: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Lanjutan Grafik VI – 27)

445

Page 162: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Masih rendahnya tingkat kelahiran dan jumlah pemotongan ternak yang semakin besar merupakan sebab utama daripada menurunnya populasi ternak. Rendahnya tingkat kelahiran adalah akibat masih rendahnya mutu ganetik ternak dan masih luasnya “Calving interval” dari ternak yang ada. Sedang semakin besarnya jumlah pemotongan ternak antara lain disebabkan karena usaha peningkatan produksi daging per satuan ternak belum memberikan hasil yang cukup besar. Peningkatan produk daging per satuan ternak belum memberikan hasil yang memadai karena terbatasnya persediaan makanan hijauan di pulau jawa.

Mengingat peternakan rakyat dengan luas usaha yang kecil merupakan bagian terbesar dari usaha peternakan yang ada maka sasaran utama kegiatan penyuluhan adalah peternakan rakyat. Untuk maksud tersebut penyuluhan telah ditingkatkan baik kegiatannya maupun sarananya. Taraf pertama adalah meningkatkan kegiatan melatih para petugas penyuluh. Selanjutnya pembangunan demplot di daerahdaerah, pengadaan bahan penyuluhan dan latihan bagi peternak juga terus ditingkatkan. Jumlah petugas panyuluhan yang dilatih dapat dilihat pada Tabel VI-32 dan Grafik VI-28.

TABEL VI - 32JUMLAH TENAGA PENYULUH DAN PETUGAS

INSEMINATOR, 1973 – 1976 ¹)(orang)

Jenis Kursus 1973 1974 1975 1976

SMS / PPS 24 69 5 184PPL dan Demonstrator 250 301 351 389Kader Peternak 702 949 1.784 2.694Inaemnator 26 44 65 14L.D. 14 25 45 96Vaksinator - - 160 930

1) Angka kumulatif

Page 163: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

446

Page 164: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 28JUMLAH TENAGA PENYULUH DAN PETUGAS INSEMINATOR,

1973 – 1978

447

Page 165: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Lanjutan Grafik VI – 28)

448

Page 166: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Dalam rangka mengembangkan peternakan rakyat yang masih tradisionil ke arah peternakan komersil, di samping kegiatan penyu-luhan tersebut di atas disediakan pula fasilitas kredit untuk membeli bibit, kandang, ransuman, dan obat-obatan. Penyediaan kredit untuk berbagai sarana tersebut menggunakan fasilitas kredit KIK dan KM KP. Kegiatan tersebut terkenal dengan Panca Usaha Ternak Potong untuk peternak sapi potong, Panca Usaha Sapi Perah untuk sapi perah dan Bimas Ayam untuk peternak ayam. Pelaksanaan kegiatan, tersebut merupakan suatu pendekatan yang bersifat menyeluruh. Dengan pendekatan yang bersifat menyeluruh itu diharapkan pengusahaan ternak semakin efisien.

Tanpa kegiatan Panca Usaha Ternak Potong, kenaikan berat badan per ekor per hari hanya 0,28 kilogram. Meskipun dengan kegiatan itu kenaikan berat badan telah dapat dicapai sebesar 0,5 kilogram per ekor per hari, tetapi belum mempunyai pengaruh cukup, besar terhadap total produksi daging setiap tahun. Hal ini disebabkan masih sedikitnya peternak yang ikut serta dalam kegiatan Panca Usaha Ternak Potong itu.

Dalam usaha memperbaiki mutu genetik dan meningkatkan popu- lasi ternak, sejak tahun 1973/74, dilaksanakan penyebaran bibit sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan domba (Tabel VI-33) dan Grafik VI-29.

Page 167: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Sejak tahun 1974 telah dilaksanakan kegiatan inseminasi buatan. Untuk monunjang kegiatan itu telah di bangun pusat-pusat produksi semen beku di Lembang, Bandung dan Surabaya. Di samping itu di daerah-daerah telah dibangun pula subsentra inseminasi buatan. Sejak itu rata-rata setiap tahun telah dilaksanakan inseminasi sebanyak 200.000 dosis. Dari inseminasi sebanyak itu diharapkan dapat di -hasilkan 66.000 ekor anak sapi.

Di samping usaha tersebut di atas untuk pembinaan makanan ternak, telah dbangun kebun-kebun bibit dan kebun penangkar hijau- an makanan ternak di daerah-daerah. Bibit hijauan tersebut disebar- kan kepada peternakan untuk ditanam di tanahnya masing-masing. Selain itu telah dimulai pula penanaman hijauan makanan ternak di tanah-tanah kosong/kritis.

449

Page 168: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda
Page 169: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Jenis Ternak 1973 1974 1975 1976 ¹)

Sapi Bali 3.102 4.083 7.036 10.80sapi Perah 79 41 17 965Sapi P.O. 1.282 530 358 1.500Sapi S.0. 1.100 1.150 1.440 1.000Sapi Madura 56 - - 300Kerbau 307 3,.098 1.333 1.260Kuda 403 795 265 2.000Babi - 20 15 1.510Kambing dan Domba 212 1.153 435 2.4501) Angka sementara

TABEL VI – 33PENYEBAB BIBIT TERNAK, 1973 – 1976

(ekor)

Dalam usaha mengembangkan peternakan, penyakit masih merupakan suatu penghambat. Kerugian yang timbul sebagai akibat penyakit menular dirasakan dalam bentuk kematian ternak, penurunan berat badan dan penurunan daya produksi. Karena itu kegiatan peng- amanan terriak terus ditingkatkan. Untuk menambah kemampuan operasionil pemberantasan penyakit, hewan dengan cara vaksinasi, telah dibangun dan atau direhabilitasi laboratorium penelitian penyakit di Denpasar, Ujung Pandang, Lampung, Medan, Lembaga Virologi Kehewanan di Surabaya, Lembaga Penelitian Penyakit Hewan di Bogor dan beberapa laboratorium lainnya. Selanjutnya dalam mengurangi penyebaran penyakit antar daerah telah dibangun pula karantina hewan di Sulawesi Selatan, Bali, Nusa, Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan di beberapa daerah lain.

Di samping itu dalam usaha pemberantasan penyakit, produksi vaksin telah ditingkatkan dari 21.415 ribu dosis pada tahun 1972 menjadi 29.560 ribu dosis pada 1976.

450

Page 170: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 29PENYEBARAN BIBIT TERNAK,

1973 – 1976

451

Page 171: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Lanjutan Grafik VI – 29)

452

Page 172: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

(Lanjutan Grafik VI – 29)

453

Page 173: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Peternakan unggas, karena penggunaan bibit unggul dan adanya bantuan untuk usaha-usaha pembibitan ayam, usaha produksi ransuman, usaha produksi obat-obatan dalam bentuk fasilitas kredit dan bimbingan, telah berkembang dengan pesat di kota-kota. Di samping itu di desa telah dikembangkan program yang sama meialui bantuan kredit, bibit, ransum makanan dan pemberantasan penyakit.

Selanjutnya perkembangan usaha-usaha di bidang ternak potong seperti sapi, berkat adanya kebijaksanaan penanaman modal, fasilitas kredit dan bimbingan bagi swasta menengah dan besar, maka ranchranch telah berkembang dengan baik di daerah-daerah yang jarang penduduk seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Saat ini terdapat sekitar 80 buah ranch. Sebaliknya untuk peternak sapi potong di daerahdaerah yang padat penduduknya produktivitas ternak meningkat terus karena semakin baiknya mutu genetik ternak.

Perkembangan usaha-usaha di bidang ternak sapi perah ternyata telah berkembang dengan baik terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur, karena penggunaan bibit unggul, kredit dan adanya kegiatan inseminasi buatan.

TABEL VI - 34VOLUME EKSPOR TERNAK DAIV HASIL.HASIL TERNAK,

1972 – 1976

Jenis ternak /hasil ternak 1972 1973 1974 1975 1976

Ternak (ribu ekor)

Sapi 52,6 51,1 45,0 31,9 24,5Kerbau 30,9 11,5 13,2 4,2 2,1

Page 174: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Kulit ternak(ribuan ton) 5,3 4,9 3,6 3,0 4 6

Tulang (ribuan ton) 9,5 5,6 9,2 7,2 9,5

454

Page 175: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

GRAFIK VI – 30VOLUME EKSPOR TERNAK DAN HASIL-HASIL TERNAK,

1972 – 1976

455

Page 176: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Peternakan selain menghasilkan bahan makanan yang memiliki gizi yang tinggi, juga memberikan sumbangan dalam menghasilkan devisa. Perkembangan ekspor hasil-hasil ternak dari tahun 1972 sampai dengan 1976 dapat dilihat dalam Tabel VI-34 dan Grafik VI-30.

Dari tabel itu terlihat bahwa sejak. tahun 1972 sampai dengan tahun 1976 ekspor sapi dan kerbau menurun setiap tahun. Penurunan ekspor tersebut disebabkan karena meningkatnya kebutuhan dalam negeri dan persaingan negara-negara lain seperti

456

Page 177: P E R T A N I A N - Kementerian PPN/Bappenas :: … · Web viewDi samping serangan hama wereng yang mengganas pada tahun 1976 dan 1977 sebagian dari areal persawahan telah dilanda

Australia di pasaran luar negeri. Begitu pula ekspor kulit menurun setiap tahun, karena meningkatnya permintaan dalam negeri.