Top Banner

of 42

Otto Referat Akalasia Ppt

Jun 04, 2018

Download

Documents

Isa Bagus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    1/42

    Referat

    AKALASIA ESOFAGUS

    Pembimbing :

    Dr. Heru Seno Wibowo, Sp.B (K) BD

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    2/42

    Pendahuluan

    Secara klinis, akalasia mulai dikenal oleh ThomasWillis pada tahun 1672. Mula-mula didugapenyebabnya adalah sumbatan di esofagus distalsehingga dia melakukan dilatasi dengan tulang

    ikan paus dan mendorong makanan masuk kelambung. Pada tahun 1908, Henry Plummermelakukan dilatasi dengan kateter balon. Padatahun 1913, Heller melakukan pembedahan

    dengan cara kardiomiotomi, cara yang terusdianut sampai sekarang (Sjamsuhidajat dkk,2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    3/42

    Arti dari istilah achalasiaadalah kegagalan untukrelaksasi, yang mana dikatakan beberapa

    sphincter yang tersisa dalam tonus yang konstandengan periode relaksasi. Sangat baik dimengertisebagai gangguan motolitas esofagus. Insiden6/100.000 orang/tahun dan terlihat pada wanita

    muda dan pria paruh baya dan begitu jugawanita. Patogenesisnya diduga idiopatik ataudegenerasi neurogenik yang infeksius. Beberapastres emosional, trauma, penurunan berat badan

    yang drastis, dan penyakit Chagas (infeksi parasitdengan Trypanosoma cruzi) telah terjadi. Tanpamemandang penyebab, otot dari esofagus danLES terkena.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    4/42

    Teori yang paling berlaku mendukung model

    bahwa destruksi saraf terhadap LES adalah

    patologi primer dan bahwa degenerasi sekunder

    dari fungsi neuromuskular dari corpus esofagus.Degenerasi ini mengakibatkan hipertensi dari LES

    dan kegagalan LES untuk relax pada penelanan

    faring, sebaik tekanan dari esofagus, pelebaran

    esofagus, dan kehilangan resultan dari peristalsis

    yang preogresif (Townsend et al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    5/42

    Semua terapi akalasia bersifat paliatif karena

    proses peristalsis tidak dapat kembali. Tujuan

    utama penatalaksanaannya adalah

    menurunkan tahanan sfingter esofagus bagian

    bawah, sehingga bolus makanan dapat turun

    ke dalam lambung karena gravitasi.

    Penurunan tahanan sfingter dapat dicapaidengan dilatasi balon dan bedah esofagotomi

    (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    6/42

    Anatomi Esofagus

    Esofagus merupakan tabung muskular, kuranglebih 25 cm panjangnya dengan rata-ratadiameter 2 cm, yang memanjang dari faring

    sampai lambung. Esofagus: Mengikuti kecembungan dari kolumna vertebra

    sebagaimana esofagus turun melalui leher danmediastinum.

    Melewati hiatus esofagus eliptikal dalam otot kruskanan diafragma, hanya ke sebelah kiri dari bidangmedian pada tingkat vertebra thorakalis T10.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    7/42

    Terminasi pada esophagogastric junction, dimanabenda-benda yang tercerna memasuki orificiumkardia dari lambung terletak pada sebelah kiri darigaris tengah pada tingkaty kartilago kosta kiri yang ke-

    7 dan vertebra thorakalis T11; esofagus adalahretroperitoneal selama gambaran abdominalnya yangpendek.

    Esofagus sirkular dan lapisan longitudinal ekterna

    otot. Pada superior ke-3, lapisan eksternal terdiri atasotot striata volunter, inferior ke-3 tersusun atas otothalus, dan sepertiga tengah terbentuk dari kedua tipeotot (Moore et al, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    8/42

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    9/42

    Bagian abdomen dari esofagus memiliki:

    Suplai arteri dari arteri gastrica sinistra, cabang daritrunkus celiaca, dan arteri frenikus inferior sinistra.

    Drainase vena secara primer pada sistem vena portalmelalui vena gastrica sinistra, sementra bagianthoracic proximal dari esofagus mendrainaseutamanya kepada sistem vena sistemik melalui venaesofagus yang melewati vena azygos. Meskipun

    demikian, vena dari dua bagian esofagusberhubungan dan memberikan sebuah anastomosissistemik portal yang penting secara klinis.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    10/42

    Drainase limfatik ke dalam nodul limfatikus

    gastrica sinistra, yang mana berbalik mendrainase

    utamanya ke nodus limfatikus celiacus.

    Inervasi dari trunkus vagal (menjadi anterior dannervus gastricus posterior), trunkus simpatikus

    thoracica via nervus splanchnicus mayor

    (abdominopelvis), dan plexus periarterial disekitar

    arteri gastrica sinistra dan arteri frenikus inferiorsinistra (Moore et al, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    11/42

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    12/42

    Fisiologi Esofagus

    Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanansecara cepat dari faring ke lambung, dan gerakannya diatursecara khusus untuk fungsi tersebut. Normalnya, esofagusmemperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik: peristaltikprimer dan peristaltik sekunder. Peristaltik primer hanya

    merupakan kelanjutan dari gelombang peristaltik yangdimulai di faring dan menyebar ke esofagus selama tahapfaringeal dari proses menelan. Gelombang ini berjalan darifaring ke lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10 detik.Makanan yang ditelan seseorang pada posisi tegak biasanya

    dihantarkan ke ujung bawah esofagus bahkan lebih cepatdaripada gelombang persitaltik itu sendiri, sekitar 5 sampai8 detik, akibat adanya efek gravitasi tambahan yangmenarik makanan ke bawah (Guyton, 2008).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    13/42

    Jika gelombang peristaltik primer gagal mendorongsemua makanan yang telah masuk esofagus ke dalamlambung, terjadi gelombang peristaltik sekunder yangdihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan

    yang tertahan, gelombang ini terus berlanjut sampaisemua makanan dikosongkan ke dalam lambung.Gelombang peristaltik sekunder ini sebagian dimulaioleh sirkuit saraf intrinsik dalam sistem sarafmienterikus dan sebagian oleh refleks-refleks yang

    dimulai pada faring lalu dihantarkan ke atas melaluiserabut-serabut aferen vagus ke medula dan kembalilagi ke esofagus melalui serabut-serabut saraf eferenglosofaringeal dan vagus (Guyton, 2008).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    14/42

    Susunan otot dinding faring dan sepertiga bagian atasesofagus adalah otot lurik. Karena itu, gelombangperistaltik di daerah ini diatur oleh sinyal saraf rangka

    dari saraf glosofaringeal dan saraf vagus. Pada duapertiga bagian bawah esofagus, susunan ototnyamerupakan otot polos, namun bagian esofagus ini jugasecara kuat diatur oleh saraf vagus yang bekerjamelalui perhubungan dengan sistem saraf mienterikus

    esofageal. Sewaktu saraf vagus yang menuju esofagusdipotong, setelah beberapa hari pleksus sarafmienterikus esofagus menjadi cukup terangsang untukmenimbulkan gelombang peristaltik sekunder yangkuat bahkan tanpa bantuan dari refleks vagal. Karena

    itu, bahkan sesudah paralisis refleks penelanan batangotak, makanan yang dimasukkan melalui selang ataudengan cara lain ke dalam esofagus tetap siapmemasuki lambung (Guyton, 2008).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    15/42

    Bila gelombang peristaltik esofagus mendekat kearah lambung, timbul suatu gelombang relaksasi,yang dihantarkan melalui neuron penghambatmienterikus, mendahului persitaltik. Selanjutnya,

    seluruh lambung dan, dalam jumlah yan glebihsedikit, bahkan duodenum menjadi terelaksasisewaktu gelombang ini mencapai bagian akhiresofagus dan dengan demikian mempersiapkan

    lebih awal untuk menerima makanan yangdidorong ke esofagus selama proses menelan(Guyton, 2008).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    16/42

    Pada ujung bawah esofagus, meluas ke atas sekitar tigasentimeter di atas perbatasan dengan lambung, ototsirkular esofagus berfungsi sebagai sfingter esofagusbawah yang lebar, atau disebut juga sfingtergastroesofageal. Normalnya, sfingter ini tetapberkonstriksi secara tonik dengan tekanan intraluminalpada titik ini di esofagus sekitar 30 mmHg, berbedadengan bagian tengah esofagus yang normalnya tetapberelaksasi. Sewaktu gelombang peristaltik penelananmelewati esofagus, terdapat relaksasi reseptif darisfingter esofagus bagian bawah yang mendahuluigelombang peristaltik, yang mempermudah

    pendorongan makanan yang ditelan ke dalam lambung.Kadang sfingter tidak berelaksasi dengan baik, sehinggamengakibatkan keadaan yang disebut akalasia (Guyton,2008).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    17/42

    Sekresi lambung bersifat sangat asam danmengandung banyak enzim proteolitik. Mukosaesofagus, kecuali pada seperdelapan bagian

    bawah esofagus, tidak mampu berlama-lamamenahan kerja percernaan dari sekresi lambung.Untungnya, konstriksi tonik dari sfingter esofagusbagian bawah akan membantu untuk mencegah

    refluks yang bermakna dari isi lambung ke dalamesofagus kecuali pada keadaan sangat abnormal(Guyton, 2008).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    18/42

    Akalasia Esofagus

    Definisi:

    Akalasia adalah gangguan motilitas berupahilangnya peristalis esofagus dan gagalnya

    sfingter esofagokardia berelaksasi sehinggamakanan tertahan di esofagus. Akibatnya,terjadi hambatan masuknya makanan kedalam lambung sehingga esofagus berdilatasimembentuk megaesofagus (Sjamsuhidajatdkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    19/42

    Etiologi

    Dasar penyebab akalasia adalah tidak efektifnya

    peristalsis esofagus bagian distal serta gagalnya

    relaksasi sfingter bawah. Penelitian menunjukkanadanya kelainan persarafan parasimpatis berupa

    hilangnya sel ganglion di dalam plexus Auerbach,

    yang disebut juga pleksus mienterikus, yangdiduga terjadi akibat proses autoimun atau infeksi

    kronis (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    20/42

    Patogenesis

    Patogenesis dari akalasia diduga terjadidegenerasi neurogenik, yang mana idiopatik atau

    karena infeksi. Pada binatang eksperimen,penyakit ini telah direproduksi oleh destruksinucleus ambiguus dan nucleus motor dorsalisdari nervus vagus. Pada pasien dengan penyakit

    ini, perubahan degeneratif telah ditunjukkan olehnervus vagus dan pada ganglia dalam pleksusmienterikus dari esofagus itu sendiri. Degenerasiini mengakibatkan hipertensi dari LES (loweresophageal sphincter), sebuah kegagalan sfingteruntuk merelaksasikan penelanan, peningkatandari tekanan esofagus intraluminal, dilatasiesofagus, dan kehilangan berikutnya dariperistalsis yang progresif pada corpus esofagus.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    21/42

    Dilatasi esofagus mengakibatkan kombinasi darisfingter yang tidak berelaksasi, yang manamenyebabkan perubahan anatomis yang terlihat padastudi radiografis, seperti sebagai sebuah esofagus yang

    terdilatasi dengan bentukan lonjong/lancip,penyempitan seperti birds beak pada akhir distal.Ada tingkat air fluid levelpada esofagus dari makanandan saliva yang terentensi, ketinggian yang manamerefleksikan derajat resistensi yang dipaksakan oleh

    sfingter yang tidak relaksasi. Sebagai progres daripenyakit, esofagus menjadi terdilatasi dan berkelok-kelok secara masif (Brunicardi et al, 2010).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    22/42

    Gambaran Klinis

    Akalasia biasanya dimulai pada dewasa mudawalaupun ada juga yang ditemukan pada bayi dan

    sangat jarang pada usia lanjut. Gejala utamaakalasia adalah disfagia, regurgitasi, rasa nyeriatau tidak enak di belakang sternum dan beratbadan menurun. Lama timbulnya gejala sangat

    bervariasi, dari beberapa hari sampai bertahun-tahun, dan gejala lambat laun semakin berat(Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    23/42

    Trias klasik dari gejala-gejala yang tampak terdiri atasdisfagia, regurgitasi, dan penurunan berat badan.

    Meskipun demikian, heartburn, tersedak setelahmakan (postprandial choking), dan batuk nokturnaladalah umum terlihat. Disfagia yang pasien alami mulaidengan cairan dan berlanjut ke padat. Kebanyakanpasien menggambarkan makan sebagai sebuah proses

    yang membutuhkan banyak tenaga. Mereka makansecara perlahan dan menggunakan volume air yangbesar untuk membantu menghempaskan makanan kebawah dalam lambung. Saat air memperkuat tekanan,nyeri dada retrosternal dialami dan dapat memberat

    sampai LES terbuka, yang mana memberika rasa legayang cepat. Regurgutasi makanan-makanan yang taktercerna, dan berbau busuk adalah umum dan denganprogresifnya penyakit, aspirasi dapat menjadimengancam jiwa.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    24/42

    Pneumonia, abscess paru, dan bronchiectasissering merupakan hasil dari long standingachalasia. Disfagia berlanjut secara perlahan

    bertahun-tahun dan pasien beradaptasi padapola hidupnya untuk mengakomodasiketidaknyamanan yang menyertai penyakit ini.Pasien sering tidak mencari perhatian medis

    sampai gejala-gejala mereka berlanjut danakan hadir dengan peregangan yang nyata dariesofagus. (Townsend et al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    25/42

    Diagnosis

    Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan

    kelainan yang berarti. Dengan anamnesis

    sebetulnya sudah dapat diduga adanya

    akalasia, walaupun demikian tetap harus

    dipikirkan diagnosis banding penyakit

    keganasan, stenosis, atau benda asingesofagus (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    26/42

    Pada esofagografi terdapat penyempitan daerahbatas esofagogaster dan dilatasi bagianproksimalnya. Jika proses akalasia sudah lama,bentuk esofagus berubah menjadi berkelok danakhirnya berbentuk huruf S. Dengan pemeriksaanesofagoskopi dapat disingkirkan kelainan

    penyempitan karena striktur atau keganasan.Pada akalasia, terdapat gangguan kontraksidinding esofagus sehingga pengukuran tekanan didalam lumen esofagus dengan manometri sangat

    menentukan diagnosis. Tekanan di dalam sfingteresofagogaster meninggi dan tekanan di dalamlumen esofagus lebih tinggi daripada tekanan didalam lambung (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    27/42

    Pemeriksaan esofagografi menggunakan kontras padakurang lebih 90% pasien yang dicurigai menderitaakalasia menunjukkan adanya pelebaran esofagus danbentuk klasik gambaran paruh burung. Tetapi padapasien yang menjalani pemeriksaan ini, hanya 50-58%pasien menunjukkan adanya gambaran radiologis yangmendukung diagnosis akalasia, sementara sisanya

    perlu menjalani pemeriksaan manometri untukmenegakkan diagnosis. Jadi, esofagografi dengankontras kurang sensitif sebagai pemeriksaan penunjangtunggal untuk kasus akalasia (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

    Pada tahap yang lebih lanjut dari penyakit, dilatasiesofagus yang masif, kelokan, dan esofagus sigmoidal(megaesophagus) terlihat (Townsend et al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    28/42

    Foto Roentgen dada memiliki sensitivitas dan spesifisitasyang rendah dalam menegakkan diagnosis akalasia,sehingga perlu dilakukan konfirmasi tes radiografik lainnya

    seperti fluoroskopi kontras barium, endoskopi, danmanometri. Beberapa penyakit dapat memberikangambaran menyerupai akalasia pada foto Roentgen dadamaupun barium kontras, seperti adenokarsinoma,keganasan esofagus, keganasan lambung, keganasan paru

    non-sel kecil, skleroderma, amiloidosis, penyakit kolagenvaskular, dan limfoma (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

    Endoskopi konvensional, manometri, dan foto kontrasesofagus dapat membedakan akalasia dari pseudoakalasia.

    Penggunaan ultrasonografi memiliki kehandalan yang baik,yakni sekitar 82-100% dalam membedakan antara akalasiamurni dan psudoakalasia (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    29/42

    Manometri merupakan uji baku emas (gold standard)untuk diagnosis dan akan membantu mengeliminasigangguan motilitas esofagus yang potensial lainnya. Dalamakalasia tipikal, penelusuran manometri menunjukkan lima

    penemuan klasik, dua kelainan dari LES, dan tiga daricorpus esofagus. LES akan menjadi hipertensif, dengantekanan yang biasanya lebih tinggi dari 35 mmHg tetapi,lebih penting lagi, akan gagal untuk relaksasi dengandeglutisi (menelan).

    Corpus esofagus akan memiliki tekanan diatas dasar(penekanan pada esofagus) dari evakuasi undara yang tidaksempurna, simultaneous mirrored contractiondengan tidakada bukti dari peristalsis yang progresif, dan bentuk

    gelombang beramplitudo rendah mengindikasikankurangnya tonus otot. Lima penemuan ini memberikandiagnosis akalasia. Endoskopi dilakukan untukmengevaluasi mukosa sebagai bukti dari esofagus ataukanker. Jika tidak endoskopi akan berkontribusi kecil pada

    diagnosis akalasia (Townsend et al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    30/42

    Penatalaksanaan

    Ada pilihan pengobatan bedah dan nonbedah

    untuk pasien dengan akalasia; semua

    diarahkan pada penurunan obstruksi yang

    disebabkan oleh LES. Karena tidak dari mereka

    menyatakan hasil dari penurunan motilitaspada corpus esofagus, mereka seluruhnya

    merupakan pengobatan paliatif (Townsend et

    al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    31/42

    Diet dan obat-obatan untuk menghilangkan ataumengurangi kontraksi sfingter esofagus dan otot polosdinding esofagus dianjurkan pada tahap awal penyakit.Tindakan ini biasanya disertai dengan dilatasi yangbertujuan membuat sfingter esofagus bagian bawahterbuka sehingga otot-ototnya rusak (Sjamsuhidajat dkk,2007). Pilihan pengobatan nonbedah meliputi obat-obatandan intervensi endoskopi tetapi biasanya hanya merupakansolusi jangka pendek untuk sebuah masalah yang abadi.

    Pada tahap awal dari penyakit, pengobatan medis dengannitrogliserin sublingual, nitrat, atau calcium channelblockers(CCB) dapat menawarkan berjam-jampengurangan tekanan dada sebelum atau setelah makan.Bougie dilationsampai 54 Fr dapat menawarkan beberapa

    bulan sebagai pereda tetapi memerlukan dilatasi berulanguntuk dapat bertahan (Townsend et al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    32/42

    Injeksi botulinum toxin (Botox) secara langsung kedalam LES mengeblok pelepasan asetilkolin, mencegahkontraksi otot halus, dan secara efektif merelaksasikan

    LES. Dengan pengobatan berulang, Botox dapatmenawarkan pereda gejala selama bertahun-tahun,tetapi gejala-gejala timbul lagi lebih dari 50% dalamwaktu enam bulan (Townsend et al, 2012). Toksinbotulinum yang disuntikkan dengan bantuan endoskopadalah toksin yang bekerja menghambat pengeluaranasetilkolin di prasinaps pada serabut syaraf sehinggadapat menurunkan tonus sfingter esofagus. Meskipundemikian, terapi ini hanya berhasil pada dua pertigapasien. Selain itu pula, boyulinum hanya efektif untukjangka pendek sehingga harus dilakukan penyuntikanulang (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    33/42

    Dilatasi dengan Gruntzig-type balloon(volume terbatas,kontrol tekanan) adalah efektif pada 60% pasien danmemiliki sebuah risiko perforasi kurang dari 4%; meskipundemikian, perforasi mengancam jiwa dan harusdititikberatkan secara hati-hati pada pasien yang tidak

    sehat (Townsend et al, 2012). Dilatasi yang dilakukandengan dilator yang terdiri atas sonde dengan balon yangdapat diisi dengan udara atau air bertekanan tinggisehingga otot sirkuler teregang dan robek. Dilatasi ini harusdiulang sewaktu timbul gejala kembali. Angka keberhasilan

    cara dilatasi 70% dengan komplikasi perforasi 1.4% dankematian 0.3%. massalah yang sering timbul adalah refluks,yang terjadi pada 22% kasus (Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    34/42

    Bedah esofagotomi terdiri atas memotong

    otot esofagus pada arah sumbu esofagus

    sepanjang sfingter bawah, di luar mukosa.Tindakan ini dapat dikerjakan secara terbuka

    (torakotomi atau laparotomi), torakoskopik,

    atau laparoskopik. Hasil operasi ini cukup

    memuaskan. Tingkat keberhasilannya

    dikatakan mencapai 80-90%, bergantung pada

    keterampilan operator.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    35/42

    Bukti penelitian yang kuat menyimpulkan bahwaindikasi esofagomiotomi adalah pasien yang

    (1) masih berusia muda, (2) mengalami kegagalan terapi farmakologis atau

    dilatasi balon,

    (3) berisiko tinggi mengalami perforasi pada teknikdilatasi, yaitu pasien dengan esofagus yang berkelok-kelok atau divertikula, atau telah menjalanipembedahan untuk kelainan lain sebelumnya, dan

    (4) ingin menghindari prosedur terapi berulang.Esofagomiotomi memberikan hasil yang memuaskan

    pada 95% kasus, dengan lama perawatan rumah sakithanya tiga hari bila dikerjakan secara laparoskopik(Sjamsuhidajat dkk, 2007).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    36/42

    Esofagotomi dipertimbangkan dalam beberapa pasiensimptomatis dengan esofagus yang berkelok-kelok(megaesofagus), esofagus sigmoid, kegagalan lebih darisatu myotomi, atau sebuah striktur refluks yang tidakdapat berdilatasi. Lebih sedikit dari 60% pasien yangmenjalani keunggulan myotomi berulang dari operasi,dan fundoplikasi untuk pengobatan striktur refluksbahkan memiliki hasil yang lebih buruk. Terlebih lagiuntuk mengobati secara tepat akalasia tahap akhir,

    reseksi esofagus juga mengeliminasi risiko untukkarsinoma. Sebuah transhiatal esophagotomydenganatau tanpa pemeliharaan nervus vagus menawarkanhasil jangka panjang yang baik (Townsend et al, 2012).

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    37/42

    Kesimpulan

    Akalasia adalah gangguan motilitas berupahilangnya peristalis esofagus dan gagalnyasfingter esofagokardia berelaksasi sehinggamakanan tertahan di esofagus. Dasar penyebab

    akalasia adalah tidak efektifnya peristalsisesofagus bagian distal serta gagalnya relaksasisfingter bawah. Penelitian menunjukkan adanyakelainan persarafan parasimpatis berupa

    hilangnya sel ganglion di dalam plexus Auerbach,yang disebut juga pleksus mienterikus, yangdiduga terjadi akibat proses autoimun atau infeksikronis.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    38/42

    Patogenesis dari akalasia diduga terjadi degenerasineurogenik, yang mana idiopatik atau karena infeksi.

    Degenerasi ini mengakibatkan hipertensi dari LES(lower esophageal sphincter), sebuah kegagalansfingter untuk merelaksasikan penelanan, peningkatandari tekanan esofagus intraluminal, dilatasi esofagus,dan kehilangan berikutnya dari peristalsis yangprogresif pada corpus esofagus. Dilatasi esofagusmengakibatkan kombinasi dari sfingter yang tidakberelaksasi, yang mana menyebabkan perubahananatomis yang terlihat pada studi radiografis, seperti

    sebagai sebuah esofagus yang terdilatasi denganbentukan lonjong/lancip, penyempitan seperti birdsbeak pada akhir distal.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    39/42

    Trias klasik dari gejala-gejala yang tampak terdiriatas disfagia, regurgitasi, dan penurunan beratbadan. Meskipun demikian, heartburn, tersedaksetelah makan (postprandial choking), dan batuk

    nokturnal adalah umum terlihat. Padaesofagografi terdapat penyempitan daerah batasesofagogaster dan dilatasi bagian proksimalnya.Esofagogram akan menunjukkan esofagus yang

    berdilatasi dengan penyempitan distal yangdisebut sebagai gambaran paruh burung klasik(classic birds beak) dari esofagus yang terisibarium.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    40/42

    Endoskopi konvensional, manometri, dan fotokontras esofagus dapat membedakan akalasiadari pseudoakalasia. Penggunaan

    ultrasonografi memiliki kehandalan yang baik,yakni sekitar 82-100% dalam membedakanantara akalasia murni dan psudoakalasia.Manometri merupakan uji baku emas (gold

    standard) untuk diagnosis dan akanmembantu mengeliminasi gangguan motilitasesofagus yang potensial lainnya.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    41/42

    Semua terapi akalasia bersifat paliatif karena

    proses peristalsis tidak dapat kembali. Tujuan

    utama penatalaksanaannya adalah

    menurunkan tahanan sfingter esofagus bagianbawah, sehingga bolus makanan dapat turun

    ke dalam lambung karena gravitasi.

    Penurunan tahanan sfingter dapat dicapaidengan dilatasi balon dan bedah esofagotomi.

  • 8/13/2019 Otto Referat Akalasia Ppt

    42/42

    TERIMA KASIH