Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Penyakit Keturunan Kelainan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata – rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor – faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia. 1 Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan. Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil terutama diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. 1 Seluruh informasi yang diperlukan untuk perkembangan langsung dari organisme manusia diperoleh dari fusi antar telur 1
58

Osteogenesis Imperfekta (OI)

Jan 22, 2016

Download

Documents

M Wahyu Utomo

What's Osteogenesis Imperfekta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Osteogenesis Imperfekta (OI)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Penyakit Keturunan

Kelainan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum atau sifat

rata – rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya

faktor – faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.1

Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur,

fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan.

Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan

baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika

anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan. Semakin tua usia seorang

wanita ketika hamil terutama diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan

terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya.1

Seluruh informasi yang diperlukan untuk perkembangan langsung dari

organisme manusia diperoleh dari fusi antar telur dan benih yang dikode sebagai

genom. Pola dasar genetik adalah sebagai kesatuan fungsional dari gen yang

merupakan sintesis langsung fungsional dari gen yang merupakan sintesis langsung

dari 100.000 molekul protein yang berbeda pada tiap individu. Meskipun tiap sel tubuh

manusia mempunyai genom yang lengkap namun ekspresinya hanya merupakan

sebagian saja dari sifat fungsi gen tersebut. Sintesis yang selektif hanya merupakan

bagian dari protein total yang membentuk struktur khusus. Semua reaksi kimia dalam

1

Page 2: Osteogenesis Imperfekta (OI)

sel termasuk didalamnya pembentukan membran dan organel sel merupakan bagian

dari protein spesifik yang berada dalam sel.1

Suatu penyakit atau kelainan dikatakan menurun melalui autosom dominan

apabila kelainan atau penyakit tersebut timbul meskipun hanya terdapat satu gen yang

cacat dari salah satu orang tuanya. Sebagai perbandingan penyakit autosom resesif

akan muncul saat seorang individu memiliki dua kopi gen mutan.1

Penyembuhan luka, kerentanan terhadap infeksi, risiko kanker yang diinduksi

lingkungan, berbagai anemia dan gangguan metabolik juga efek samping obat-obatan,

semua terjadi dengan dengan sejumlah komponen genetik. Setiap sel tubuh

dikendalikan oleh kemampuan genetik dan pengaruh lingkungan serta kesempatannya.

Lebih dari 65.000 lokus gen spesifik dari 30.000 sampai 60.000 gen yang mungkin ada

pada genom manusia telah diidentifikasi. Malfungsi pada salah satu gen ini secara

teoritis mengakibatkan perkembangan penyakit. Kondisi-kondisi genetik merupakan

penyebab tersering penyakit akut dan kronis, onset penyakit dapat terjadi pada janin,

bayi, anak atau dewasa.1

1. 2 Penurunan Sifat / Hereditas

Mendel menyebutkan bahan keturunan ini merupakan faktor penentu. Tetapi kini

faktor penentu itu lebih dikenal dengan istilah gen. Dengan diketemukannya kromosom

oleh Wilhelm Roux (1883) maka ia berpendapat bahwa kromosom adalah pembawa

faktor keturunan. Pendapat ini diperkuat oleh eksperimen T. Boveri dan W. S. Sutton

(1902) yang membuktikan bahwa gen adalah bagian dari kromosom. Teori ini dikenal

2

Page 3: Osteogenesis Imperfekta (OI)

sebagai teori kromosom. Kemudian diketahui bahwa gen diwariskan dari orang tua

kepada keturunannya lewat gamet.3

Alel merupakan bentuk alternatif lain dari suatu gen. Ada gen yang yang hanya

memiliki 1 alel tetapi ada pula gen yang memiliki beberapa alel seperti gen golongan

darah dan gen HLA. Homozigot adalah istilah untuk suatu organisme yang memiliki

sepasang alel yang sama sedangkan heterozigot digunakan bila suatu organisme

memiliki sepasang alel yang berbeda. Genotip merupakan sebutan untuk struktur

genetik sedang fenotip merupakan sebutan untuk bentuk luar suatu organisme yang

merupakan manifestasi dari genotipnya. Alel dominan merupakan alel yang

diekspresikan baik dalam keadaan homozigot maupun heterozigot sehingga menutupi

ekspresi alel resesif sedangkan alel resesif merupakan alel yang hanya diekspresikan

dalam keadaan homozigot.1

Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis (sel tubuh kecuali sel kelamin)

mengandung satu stel kromosom yang diterimanya dari kedua induk/orang tua.

Kromosom-kromosom yang berasal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang

berasal dari induk jantan. Maka sepasang kromosom itu disebut kromosom homolog.

Karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin

(gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat di dalam sel

somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu stel

kromosom haploid dari suatu spesies dinamakan genom. Jumlah kromosom yang

dimiliki berbagai macam makhluk tidak sama seperti manusia 46, marmot 64, kucing

38, anjing 78,sapi 60, kera 48, lalat rumah 12, ayam 78, padi 24, jagung 20 dan ercis

3

Page 4: Osteogenesis Imperfekta (OI)

14. Tetapi jumlah kromosom yang dimiliki tiap makhluk pada umumnya tidak berubah

selama hidupnya.3

Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan kromosom kelamin

(kromosom seks). Kecuali beberapa hewan tertentu, maka kebanyakan makhluk

memiliki sepasang kromosom kelamin dan sisanya merupakan autosom. Lalat buah

(Drosophila melanogastar) yang sering digunakan untuk penyelidikan genetika

mempunyai 8 kromosom, terdiri dari 6 autosom dan 2 kromosom kelamin. Manusia

memiliki 46 kromosom kelamin, terdiri dari 44 autosom dan 2 kromosom kelamin.3

Kromosom ini tersusun atas nukleoprotein yaitu persenyawaan antara asam

nukleat (asam organik yang banyak terdapat di dalam ini sel) dan protein seperti histon

dan/atau protamin. Yang membawa keterangan genetik hanyalah asam nukleat saja.3

Suatu pita molekul ADN terdiri dari tiga persenyawaan kimia yaitu asam pospat,

gula deoksiribosa dan basa nitrogen. Tulang punggung asam pospat – deoksiribosa

dan basa nitrogen selalu sama untuk berbagai segmen dari molekul ADN. Tetapi basa

nitrogennya berbeda-beda. Berhubung dengan itu informasi genetik tergantung dari

urutan basa nitrogen yang menyusun segmen molekul ADN itu.3

Yang diketahui sampai sekarang dikenal 20 macam asam amino. Yang menjadi

masalah dari kode genetik itu ialah bagaimanakah empat basa nitrogen itu dapat

diterjemahkan ke 20 macam asam amino yang menjadi bahan dasar untuk protein.

Satu kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino dinamakan kodon.

Kemungkinan kode genetik yang paling sederhana ialah kode singlet, di mana sebuah

nukleotida memberi kode untuk sebuah asam amino .3

4

Page 5: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan

sebagai berikut :

1. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan autosomal

2. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif autosomal

3. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom

seks / kelamin

4. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi

kromosom2

Ada tiga mekanisme pewarisan dasar untuk keadaan gen tunggal. Tiga metode

pewarisan manusia adalah dominan, resesif, dan terkait-sex atau terkait-X. Kecuali

untuk gen pada kromosom X dan Y laki-laki, semua gen pada individu diploid normal

diduplikasi. Jika satu kopi gen (satu alel), ketika muncul mempunyai pengaruh yang

dapat di deteksi, keadaan ini dikatakan dominan. Jika pengaruh alel tidak tampak

ketika hanya ada satu alel, tetapi tampak jika ada dua alel yang identik secara

fungsional, keadaan ini disebut resesif. Jika satu individu mempunyai dua alel yang

identik, individu tersebut dikatakan homozigot untuk gen tersebut. Jika seseorang

mempunyai dua alel yang berbeda, orang tersebut heterizigot untuk gen yang

bersangkutan. Pengaruh keadaan resesif hanya terlihat pada orang-orang homozigot,

sedangkan pengaruh keadaan dominan terlihat pada individu heterozigot. Seseorang

yang heterozigot karena alel resesifnya tersembunyi digambarkan sebagai karier.2

5

Page 6: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Pada pewarisan gen dominan pada autosom, keabnormalan selalu tampak pada

tiap generasi. Setiap anak yang terinfeksi penyakit dari orang tua yang terinfeksi

memiliki peluang 50% untuk menurunkan penyakit tersebut.1

Gen lethal atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigotik

dapat menyebabkan kematian individu yang memilikinya. Ada gen letal yang bersifat

dominan ada pula yang bersifat resesif.3

Pola pewarisan autosom dominan adalah:

- Alel diekspresikan secara fenotip dalam keadaan homozigot dan heterozigot

- Frekuensi penderita sama antara pria dan wanita

- Diturunkan melalui pria dan wanita

- Penderita selalu mempunyai salah satu orang tua yang menderita penyakit

tersebut

- Penyilangan resiprokal memberikan hasil yang sama.1

Pola pewarisan autosom resesif

- Penderita umumnya dilahirkan oleh orang tua yang normal (carrier)

- Insidensi meningkat pada perkawinan antar saudara

- Mengenai pria maupun wanita

- Setelah kelahiran anak yang terkena penyakit, kemungkinan anak berikutnya

terkena penyakit tersebut adalah 25%.1

6

Page 7: Osteogenesis Imperfekta (OI)

BAB II

OSTEOGENESIS IMPERFEKTA

2. 1 Definisi

Displasia skeletal menunjukkan adanya keterlibatan epifisis, metafisis, atau

diafisis menyeluruh yang biasanya disertai dengan perawakan pendek yang tidak

proporsional sebelum dan/atau sesudah lahir. Sedangkan orang pendek yang

proporsional menderita kerdil (nanisme) atau jika sangat pendek disebut midget.

Kecuali untuk beberapa fenokopi yang diakibatkan oleh obat-obatan (misal, warfarin)

atau defisiensi vitamin (misal, vitamin K), semua displasia skleton tampak mempunyai

dasar genetik. 4,5

Beberapa displasia skeletal dapat didiagnosis pada awal masa prenatal dengan

ultrasonografi, pemeriksaan biokimia, dan tekhnik molekuler. Hampir sebagian anak

yang dilahirkan dengan displasia skletal dapat bertahan hidup dan mempunyai angka

harapan hidup normal. Masalah medis dan sosial memerlukan perhatian khusus untuk

menghindari efek merugikan.4,5

OI disebabkan mutasi dominan COL 1AI atau COL 1A2 gen yang di kode dari

tipe 1 kolagen. Penderita OI mempunyai sedikit kolagen dibandingkan orang normal

serta kualitasnya berkurang daripada orang normal. Kurang dari 10% kasus OI

disebabkan mutasi gen-gen resesif dalam kolagen pathway. OI adalah penyakit

heterogen dengan spektrum luas klinis disertai keanekaragaman genetik. Fenotip klinis

adalah konsekuensi dari keanekaragaman genetik dan faktor non genomik. Keragaman

genetik termasuk berbagai bentuk dari mutasi yang berbeda dalam gen untuk tipe I

7

Page 8: Osteogenesis Imperfekta (OI)

kolagen, tetapi tidak terbatas pada mutasi untuk gen ini. Konsekuensi dari abnormal

formasi tulang mengakibatkan massa tulang yang rendah dan meningkatkan resiko dari

fraktur. 6,7

Sejak abad 17 OI sudah dikenal dengan osteomalasia kongenital. Istilah

osteogenesis imperfekta diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Kelainan ini memiliki

subklasifikasi kongenital dengan manifestasi ringan atau berat yang dapat muncul pada

remaja muda. OI adalah kelainan genetik dengan manifestasi tulang yang rapuh

dengan gambaran hallmark yaitu tulang yang mudah patah. OI mempengaruhi sifat dan

massa tulang. Pasien dengan OI dapat memiliki sklera biru, dentinogenesis imperfekta,

kulit yang sangat lemah dan dan sendi yang sangat mudah bergerak. Tulang yang

saling tumpang tindih pada sutura tengkorak, tinggi badan yang pendek dan kelainan

pada tulang. Pada beberapa orang berat badan, pendengaran, kulit, pembuluh darah,

otot, dan tendon dapat dipengaruhi sampai keadaan lethal pada periode perinatal. Yang

membedakan osteomalasia dengan OI yaitu tidak memiliki gangguan serum kalsium

dan vitamin D dalam tingkat metabolitnya.6,7

Osteopenia (insufisiensi tulang) adalah tanda-tanda rontgenografi dari beberapa

gangguan yang diwariskan atau didapat pada masa anak, osteopenia ini merupakan

akibat dari penurunan produksi atau peningkatan pemecahan tulang atau keduanya.

Osteoporosis (sindroma klinis akibat dari osteopenia) ditandai oleh kerentanan terhadap

fraktur dan terutama terhadap fraktur vertebra. Setidak-tidaknya empat sindroma

genetik yang menimbulkan variasi pada osteogenesis imperfekta. Aktivitas alkali

fosfatase serum normal atau meningkat pada semua bentuk.5

8

Page 9: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Dalam dekade belakangan ini OI didefinisikan sebagai tipe I kollagenopathy

(Byers dan Steiner, 1992; Prockop et al.,1993). Ini berarti kebanyakan OI timbul dari

mutasi pada salah satu dari dua gen dari tipe I kolagen. Yang menjadi pertanyaan

kenapa mutasi yang berbeda disebabkan oleh gen tidak dapat menimbulkan fenotip

klinis yang sama. Oleh sebab itu definisi OI harus merupakan satu kesatuan klinis.

Dalam perkembangan genetik mendatang mungkin dapat dihasilkan subdivisi lebih

lanjut dari klasifikasi penyakit ini. 7

2. 2 Insidensi

Penderita OI diperkirakan 25.000 sampai 50.000 orang di Amerika Serikat. Di

Amerika Serikat diperkirakan OI terjadi 1 dalam 12.000 sampai 15.000 kelahiran. OI

terjadi dengan frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan dan dapat

menyilang dari ras dan kelompok etnis.6

Akurasi data insidensi dan prevalensi tidak ada yang akurat. Tapi dilaporkan 1

dari 10.000 sampai 1 per 20.000 kelahiran.8

2. 3 Klasifikasi

Sejak 1979 OI diklasifikasikan menurut jenis sesuai dengan skema yang disusun

oleh David Silence, MD. Sistem ini didasarkan pada pewarisan sifat, gambaran klinik,

dan gambaran radiologi. Deskripsi OI memberikan informasi kepada dokter dan

keluarga tentang prognosis seseorang. Yang perlu diingat bahwa tingkat keparahan OI

sangat berbeda secara signifikan diantara orang yang memiliki tipe yang sama. Dan

9

Page 10: Osteogenesis Imperfekta (OI)

pada kenyataannya OI merupakan satu kesatuan dari keparahan penyakit, walaupun

tidak mudah menggolongkan OI ke dalam satu kategori klinik. Klasifikasi OI terus

mengalami perkembangan. Dan klasifikasi OI terbaru adalah sebagai berikut: 6,7

Tabel I. Klasifikasi dari OI7

2. 4 Etiologi

OI adalah kelainan yang diwariskan karena mutasi gen COL1A1 atau COL1A2

pada rantai kode alpha1 dan alpha2 dari tipe 1 kolagen yang diproduksi oleh

osteoblas.10

Sebagian besar orang dengan OI memiliki mutasi dari satu atau dua gen

COL1A1 atau COL1A2 yang kemudian dikodekan ke tipe I kolagen. Lebih dari 800

10

Page 11: Osteogenesis Imperfekta (OI)

mutasi telah ditemukan dalam gen COL1A1 yang terletak pada kromosom 17 dan gen

COL1A2 yang terletak pada kromosom 7. Mutasi pada gen tersebut dapat

menyebabkan terjadinya abnormalitas produksi kolagen dan juga menyebabkan

penurunan pembentukan kolagen normal. Berbagai derajat OI disebabkan karena

manifestasi kedua faktor tersebut. OI yang ringan terutama disebabkan karena

terjadinya penurunan produksi kolagen yang normal, sedangkan OI yang berat

disebabkan oleh produksi kolagen yang abnormal. Abnormalitas tersebut bisa secara

dominan diturunkan atau sebagai hasil dari mutasi yang sporadis.6

Defek pada kolagen menghasilkan defek pada produksi osteoid dan

menghasilkan kalsifikasi langsung dalam kartilago dengan defisiensi berat dari

ossifikasi. Abnormal tulang pendek diperlihatkan dalam korteks yang tersusun dari

anyaman primitif tulang, kelebihan fibrosis dan susunan kalus pada tempat fraktur.9

Mutasi-mutasi ini bersifat khusus, contoh spesifik untuk sebuah keluarga atau

untuk seorang individu ketika mereka terjadi de novo.12

2. 5 Manifestasi Klinik

Gambaran klinik umum dari OI disertai dengan fraktur dengan sklera yang makin

gelap dari normal, dengan warna biru atau abu-abu. Sklera berwarna biru frekuensinya

dapat dilihat dari 50% kasus. Sklera biru dapat terjadi pada anak-anak diatas 18 bulan.

Sklera makin menguat warnanya pada umur lebih dari 2 tahun dan memerlukan

evaluasi lebih lanjut untuk OI.6

11

Page 12: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Destinogenesis imperfekta (dentin opalesens) merupakan karakteristik dengan

gigi menghitam dan mudah patah. Gigi ini mempunyai akar pendek dan sambungan

korona radikuler yang mengkerut. Hal ini diperlihatkan kira-kira 50% pada penderita OI,

bahkan sebagian memberikan bentuk yang berat. Kelainan gigi biasanya diperlihatkan

pada gigi yang pertama tumbuh. 5,6

Kelainan bentuk tulang dada yaitu pectus karinatum atau pectus excavatum.

Tulang panjang yang membengkok, kompresi vertebra, spinal yang membengkok,

skoliosis, kifosis ringan dan kelainan bentuk tulang kepala.6

Osteopenia dapat diperlihatkan dengan X-ray atau dengan tes densitas tulang.

Lingkar kepala dapat lebih besar dari rata-rata atau besar kepala diperlihatkan dari

besar relatif dengan badan yang kecil. Fontanel dapat tertutup lebih lambat dari

biasanya. Penyusupan tulang dapat diperlihatkan dari rata-rata 60% tulang kepala dari

penderita OI.6

Bentuk fasial segitiga merupakan bentuk yang sangat berat. Pendengaran dapat

berkurang di usia remaja dan jarang terjadi lebih cepat. Badan tidak proporsional

dengan panjang lengan dan/atau kaki tidak proporsional secara keseluruhan. Tinggi

badan lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Batang tubuh pada

anak-anak dapat lebih pendek dibandingkan dengan lengannya dan kedua kaki

sehingga dapat terjadi kompresi vertebra. Pada anak-anak dapat terjadi tulang dada

seperti tong (barrel chest).6

12

Page 13: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Pada bayi baru lahir dapat terjadi ketidak sesuaian antara berat badan dan umur.

Pada anak-anak yang lebih tua dapat terjadi kelebihan berat badan daripada

ukurannya.6

Kulit terasa lunak dan mudah memar. Sendi dapat goyang dan tidak stabil

dengan kaki yang rata. Banyak anak-anak dengan OI mempunyai penurunan otot

menjadi kurus yang kemudian terjadi kelemahan otot. Sensitif terhadap panas dan

dingin dengan peningkatan keringat yang dapat terjadi pada semua orang dengan OI.6

Perkembangan motorik mungkin tertunda karena patah tulang dan/atau

hipotonia. Keterlambatan perkembangan ini termasuk perawatan defisit terhadap diri

sendiri, keterlambatan bergerak dan kesulitan bergerak karena menggunakan kursi

roda. Tidak dijumpai retardasi mental. Sekitar 5% dari OI terjadi pembentukan kalus

yang mana biasanya diikuti fraktur.6

Gambar I. Manifestasi OI

Manifestasi OI berdasarkan tipenya adalah sebagai berikut :13

Page 14: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Tipe I

Osteogenesis ini ditandai oleh osteoporosis dan kerapuhan tulang berlebihan,

sklera khas berwarna biru dan tuli konduktif pada remaja dan dewasa. Pewarisan

bersifat autosom dominan. Penelitian mengenai kolagen yang disintesis oleh fibroblast

biakan kulit menunjukkan adanya pengurangan sintesis prokolagen tipe I. Terdapat

penggantian residu selain glisin pada tiga untai heliks ß (I).5

Varietas osteogenesis imperfekta yang paling lazim ini mempunyai insidens sekitar

1/30.000 kelahiran hidup. Tipe I OI adalah bentuk paling ringan dari OI bahkan dapat

menjadi normal. 5

Dentinogenesis imperfekta ditemukan. Dentinogenesis imperfekta membedakan

subkelompok penderita dengan OI tipe I dari subkelompok dengan gigi normal.5

Sekitar 10% bayi yang terkena mengalami fraktur pada saat lahir. Jumlah fraktur

pada neonatus menggambarkan banyaknya deformitas dan derajat kecacatan.

Penderita lain mengalami fraktur pertamanya sesudah umur 1 tahun.5

Biasanya perawakan anak normal atau sedikit lebih pendek dibandingkan

dengan anggota keluarga yang tidak menderita OI. Deformitas tungkai pada OI tipe I

terutama terjadi akibat fraktur. Dapat terjadi pembengkokan terutama pada tungkai

bawah. Dapat terjadi genu valgum dan kaki rata dengan metatarsus varus. Sekitar 20%

orang dewasa yang terkena menderita kifoskoliosis progresif berat. Kifosis lazim

dijumpai pada orang dewasa yang lebih tua dan jarang ditemukan pada anak. Biasanya

ada kelemahan yang berat pada ligamentum, terutama pada sendi tangan, kaki, dan

lutut tetapi tanda ini kurang nyata pada orang dewasa. 5,6

14

Page 15: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Pemeriksaan rontgenografi OI tipe I menunjukkan osteopenia menyeluruh, yang

membuktikan adanya fraktur sebelumnya, disertai pembentukan kalus normal pada

tempat fraktur yang baru. Deformitas biasanya akibat angulasi pada tempat fraktur

sebelumnya. 5

OI tipe I adalah tipe yang paling ringan dan paling umum. Diperkirakan berkisar

50% dari total populasi. Dislokasi bahu dan siku dapat terjadi dengan frekuensi lebih

sering pada anak penderita OI daripada anak yang sehat. Beberapa anak memiliki

tanda-tanda yang jelas dari OI atau fraktur. Beberapa yang lain mengalami fraktur

tulang panjang, fraktur kompresi dari vertebra, dan rasa nyeri yang kronis. Selang

waktu antara fraktur dapat sangat bervariasi. Setelah pertumbuhan selesai insiden

fraktur berkurang.6

OI tipe I lebih dominan diwariskan. Hal ini dapat diwariskan dari orang tua yang

menderita atau dalam keluarga yang sebelumnya tidak menderita.5

Tipe II

Dijumpai defek biokimia yang khas pada rantai α1(I) kolagen tipe I yang

mempunyai pengaruh umum mereduksi sintesis kolagen tipe I yang merupakan kolagen

utama pada tulang. Hal ini merupakan mutasi yang mengarah pada penggantian asam

amino seperti sistein atau arginin untuk glisin dengan gangguan pembentukan tripel

heliks.5

Sindrom mematikan ini ditandai dengan panjang badan pendek. Pewarisan

autosom resesif terjadi pada sebagian kecil kasus dengan sebagian besar keadaan

15

Page 16: Osteogenesis Imperfekta (OI)

menggambarkan mutasi autosom dominan. Keadaan ini mengenai sekitar 1 bayi dalam

60.000 kelahiran ibu.5

Sekitar 50% lahir mati dan sisanya meninggal segera sesudah lahir karena

insufisiensi pernafasan akibat kerangka toraks yang kurang sempurna sehingga paru-

paru tidak mengembang. Sklera biasanya berwarna biru gelap atau abu-abu. Memiliki

berat lahir yang rendah. Tengkorak melunak dan terdapat banyak tulang yang dapat

diraba. Wajah dapat menunjukkan tonjolan hidung dan tampak hipotelorisme, tungkai

sangat pendek, bengkok dan berubah bentuk. Paha lebar dan terfiksasi tegak lurus

pada batang tubuh. Kaki sering berada dalam posisi kaki katak. Kulit tipis dan rapuh

dan dapat robek selama persalinan. Makrocephali mungkin ada sedangkan

mikrocephali jarang ada.5,6

Tipe II OI adalah bentuk yang paling berat dari penyakit yang dapat

mengakibatkan kematian pada periode perinatal dan biasanya penderita tidak dapat

bertahan lebih dari beberapa hari. Pada intrauteri penderita menunjukkan banyaknya

tulang rusuk dan tulang panjang yang patah dan menunjukkan deformitas tulang yang

parah. Pada histologi tulang memperlihatkan penurunan dari ketebalan tulang kortikal

dan trabekular tulang.7

Gambaran radiologis dengan ciri khas dengan tidak adanya atau pembatasan

mineralisasi kalvaria, badan vertebra yang rata, sangat pendek, femur yang luas, tulang

rusuk yang pendek, dan adanya malformasi tulang panjang. Patah tulang intrauterin

akan tanpak jelas pada tengkorak, tulang panjang dan tulang belakang menunjukkan

16

Page 17: Osteogenesis Imperfekta (OI)

fraktur iga dan gambaran tulang panjang mengkerut seperti akordion terutama femur.

Dijumpai adanya osteopenia difus pada wajah dan tengkorak.5,6

Tipe III

Pemeriksaan gen kolagen dan biokimia protein menunjukkan rantai α2(I) kolagen

tipe I tidak dapat bergabung menjadi heliks normal dan tulang mengandung α1 (I)

trimer. Tipe ini memiliki karakteristik struktur yang tidak sempurna pada tipe I kolagen.

Hal ini disebabkan tidak adanya kualitas tipe I kolagen yang diperlihatkan dan

menurunnya jumlah dari matriks tulang.5,6

Sklera mungkin biru pada saat lahir dan semakin tua menjadi kurang biru.

Dentinogenesis imperfekta umumnya dijumpai. Pewarisannya secara autosom resesif

dengan variabilitas klinis menunjukkan heterogenitas genetik.5,7

Amat sedikit penderita dengan OI tipe III yang mencapai kehidupan dewasa tapi

biasanya dapat bertahan hidup pada periode perinatal. Bayi biasanya mempunyai berat

badan dan panjang badan lahir yang normal kemudian terjadi progesifitas deformitas

tulang yang parah dan sering dijumpai deformitas tungkai bawah sehingga sering harus

menggunakan kursi roda seumur hidupnya. Fraktur terdapat pada kebanyakan kasus

pada saat lahir dan sering terjadi selama masa anak. Kifoskoliosis berkembang selama

masa anak dan memburuk pada masa remaja. Deformitas tengkorak berat dengan

penggembungan temporal turut memberi gambaran segitiga kepala. Perawakan akhir

yang amat pendek. Gangguan pendengaran tidak dilaporkan. Sebagian besar penderita

meninggal karena komplikasi kardio respirasi pada masa bayi dan masa anak.5,6,7

17

Page 18: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Dapat terjadi fraktur multipel pada tulang panjang dan fraktur tulang iga pada

waktu lahir. Fraktur pada tulang panjang, tekanan otot pada tulang lunak dan gangguan

pada lempeng pertumbuhan mengakibatkan tulang belakang yang bengkok dan

kelainan progresif pada anak-anak. Biasanya memiliki tinggi badan yang pendek, pada

orang dewasa tingginya biasanya 3 kaki, 6 inci atau 102 sentimeter. kompresi fraktur

dari vertebra, skoliosis dan kelainan pada tulang dada. Terjadi perubah struktur dari

lempeng pertumbuhan yang memberikan gambaran seperti popcorn pada metaphisis

dan epiphisis. Kepala sering lebih besar daripada badan. Bentuk wajah segitiga dengan

adanya pertumbuhan yang berlebihan pada kepala dan perlambatan pertumbuhan dari

tulang wajah.6

Rontgenografi skleton pada OI tipe III menunjukkan osteopenia menyeluruh

dengan fraktur multipel tanpa tulang iga yang tertekan atau pengkerutan tulang panjang

seperti yang ditemukan pada OI tipe II. Osteopenia tampak progresif dengan

plastispondili dan vertebra codfish. Tengkorak menunjukkan osteopenia dan banyak

tulang tambahan.5

Tipe IV

Sindrom ini ditandai dengan osteoporosis yang mengarah pada kerapuhan

tulang. Pewarisan adalah autosom dominan dengan sklera dapat kebiruan saat lahir

tetapi kemudian dapat menjadi kurang biru. Gangguan pendengaran jarang terjadi.

Dentinogenesis imperfekta telah diamati pada beberapa keluarga dan menunjukkan

18

Page 19: Osteogenesis Imperfekta (OI)

heterogenitas dalam kelompok ini. OI tipe ini menyerupai OI tipe III tingkat

keparahannya. 5,6

Kejadian terjadinya fraktur bervariasi mulai lahir sampai kehidupan dewasa. Dan

terjadinya deformitas tulang panjang serta tulang belakang bervariasi. Pembengkokan

pada tungkai bawah pada saat lahir mungkin merupakan satu-satunya tanda sindrom

ini. Deformitas progresif tulang panjang dan tulang belakang telah dilaporkan tanpa

disertai terjadinya fraktur. Pada beberapa penderita semakin tua semakin berkurang

pembengkokannya. Seperti dengan OI tipe I, penderita OI tipe IV menunjukkan

perbaikan spontan pada pubertas walaupun bisa terjadi fraktur pada masa remaja dan

dewasa. Kebanyakan penderita mempunyai perawakan pendek. Secara rontgenografi

adanya osteopenia secara menyeluruh. Fraktur multiple dapat ditemukan pada saat

lahir dan terjadi selama hidupnya. Tetapi jika dibandingkan dengan bayi dengan

varietas osteogenesis imperfekta resesif, penderita ini memperlihatkan lebih sedikit

osteopenia dan fraktur. Ada berbagai titik mutasi dan delesi kecil dalam rantai α2(I) dan

jarangnya titik mutasi pada rantai α1(I). Tipe ini memiliki karakteristik dengan struktur

yang tidak sempurna pada tipe I kolagen. Dengan kuantitas tipe I kolagen yang tidak

ada, di perlihatkan dengan menurunnya jumlah matriks tulang.5,6

Tipe IV OI secara klinis merupakan kelompok yang paling beragam dalam

klasifikasi Sillence dan mencakup semua penderita yang tidak masuk dalam kriteria tipe

I-III OI. Fenotip dapat bervariasi mulai dari yang berat sampai yang ringan. Mulai yang

sangat parah pada penderita dengan fraktur waktu lahir sampai penderita dengan

19

Page 20: Osteogenesis Imperfekta (OI)

deformitas tulang dan memiliki tubuh yang relatif pendek. Fenotip yang bervariasi dalam

kelompok ini disebabkan kemungkinan besar karena adanya heterogenitas genetik.7

Terjadi pemendekan tulang humerus dan femur dan umumnya terjadi fraktur

pada tulang panjang, kompresi vertebra, skoliosis dan juga dapat dijumpai kelemahan

pada ligament. Pada anak-anak tidak akan terjadi fraktur sampai anak-anak tersebut

sering bergerak. Penderita OI tipe IV menderita gangguan pertumbuhan yang sedang

sampai yang berat, hal ini membedakan dengan penderita OI tipe I. Tulang panjang

biasanya membengkok, tetapi tingkat keparahannya lebih rendah daripada tipe III. 6

Tipe V

Tipe V OI diperlihatkan dengan adanya deformitas sedang serta memperlihatkan

kerapuhan tulang sedang sampai berat (Glorieux et al, 2000). Tidak dijumpai sklera biru

dan dentinogenesis imperfekta. Karakteristik pasien diperlihatkan dengan tiga ciri khas

yaitu: pembentukkan kalus hypertrophy di tempat fraktur dan dapat terjadi secara

spontan, kalsifikasi pada membran interosseous yang berada diantara tulang lengan

bawah, dan pada sinar X adanya radio opaque metaphyseal yang berdekatan dengan

lempeng pertumbuhan. Pada pemeriksaan histologi terlihat lamellar yang tidak teratur

yang mengatur tulang, yang berhubungan dengan pengaturan lamellar yang normal. 6,7

Kalsifikasi pada membran interosseous terjadi diantara radius dan ulna yang

membatasi rotasi lengan bawah dan dapat terjadi dislokasi dari caput radius.

Perempuan dengan OI tipe V pada kehamilan dapat diantisipasi dengan melihat adanya

20

Page 21: Osteogenesis Imperfekta (OI)

kalus hypertrophy pada tulang ilium. OI tipe V diwariskan secara dominan dan sekitar 5

% kasus menderita sedang sampai berat.6

Tipe VI

OI tipe VI jarang terjadi. Tipe VI OI memperlihatkan deformitas tulang yang

sedang sampai berat (Glorieux et al., 2002) dan tidak dijumpai sklera biru dan

dentinogenesis imperfekta. Gambaran yang khas pada pemeriksaan histologi adanya

sisik ikan seperti lamella tulang dan osteoid yang berlebihan. Meskipun akumulasi

osteoid menunjukkan cacatnya mineralisasi seperti pada osteomalasia, tetapi tidak

dijumpainya kelainan kalsium, phosphat, parathyroid hormon atau metabolisme vitamin

D, dan pertumbuhan lempeng mineralisasi yang normal.7

Bentuk yang sedang sampai berat sama dalam bentuk yang ditampilkan dengan

OI tipe IV, yang membedakan adanya defek karakteristik mineralisasi pada biopsi

tulang. Cara pewarisan mungkin secara resesif tetapi belum dapat diindentifikasi secara

pasti.6

Tipe VII

Tipe VII juga memperlihatkan deformitas tulang yang sedang sampai dengan

berat dan kerapuhan tulang. Jarang dijumpai sklera biru dan dentinogenesis imperfekta.

Gambaran khas yaitu pemendekan rhizomelik pada humerus dan femur (Ward et al.,

2002).7

21

Page 22: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Beberapa kasus dengan OI tipe VII menyerupai OI tipe IV dalam banyak aspek

yang diperlihatkan dan gejala yang sama. Kasus lain yang menyerupai OI tipe II,

kecuali bayi dengan sklera putih, kepala kecil dan muka yang bulat.6

Umumnya humerus dan femur pendek dengan tinggi badan yang pendek.

Dijumpai Coxa vara. OI tipe VII diwariskan secara resesif dari mutasi gen CRTAP.

Parsial (10 persen) ekspresi dari CRTAP menunjukkan dysplasia tulang yang berat.6

Type VIII

OI tipe VIII sama dengan OI tipe II atau III dalam penampilan dan gejala kecuali

untuk sklera putih. OI tipe VIII memiliki karakteristik gangguan pertumbuhan yang berat

dan perbedaan mineralisasi dari tulang. Hal ini disebabkan tidak adanya atau defisiensi

yang berat dari aktivitas prolyl 3-hydroxylase dan kemudian terjadi mutasi dalam gen

LEPRE1.6

2. 6 Patogenesis15

22

Page 23: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Kolagen adalah kelompok protein alami yang komponennya terutama terdiri

jaringan konektif, dan sekitar 25-35% protein dari keseluruhan tubuh. Kolagen bentuk

fibril yang memanjang yang banyak ditemukan pada jaringan fibrous seperti tendon,

ligamen, kulit dan juga banyak terdapat pada kornea, kartilago, tulang, pembuluh darah

dan usus. Fibroblas adalah bentuk umum yang merupakan hasil dari kolagen. Dalam

jaringan otot merupakan komponen utama dari endomysium.13

Kolagen dalam bentuk triple heliks, secara umum terdiri dari dua rantai yang

identik (α1) dan rantai tambahan yang berbeda sedikit komposisi kimianya dengan (α2).

Komposisi asam amino dari kolagen tidak teratur untuk protein, yang memperlihatkan

terdiri dari hydroxyproline. Bentuk yang umum dari rangkaian asam amino dari kolagen

adalah Glycine-Proline-X dan Glycine-X-Hydroxyproline, yang mana X adalah asam

amino dan yang lain adalah glycine, proline atau hydroxyproline. Rata-rata komposisi

asam amino diambil dari kulit ikan dan binatang.13

Terjadinya gangguan sintesis kolagen tipe I, yang merupakan suatu predominan

dalam matriks ekstraseluler jaringan lunak. Pada tulang defek pada matriks

ekstraseluler ini dapat menyebabkan osteoporosis, yang dapat meningkatkan tendensi

terjadinya fraktur. Selain pada tulang kolagen tipe I ini merupakan konstituen mayor dari

dentin, sklera, ligamen-ligamen, pembuluh darah, serta kulit, oleh karena itu penderita

OI bisa juga mengalami abnormalitas pada organ-organ di atas. Kolagen merupakan 1-

2 % dari jaringan otot, dan diperkirakan 6% dari berat dan kekuatan otot-otot tendon.

Gelatin digunakan dalam makanan dan industri, kolagen yang bersifat irreversibel

adalah hydrolyzed.13

23

Page 24: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Kolagen terjadi dalam banyak tempat dalam tubuh. Lebih dari 90% kolagen

terdapat dalam tubuh. Ada 28 tipe kolagen yang telah diidentifikasi dan dijelaskan. Ada

lima tipe umum yaitu :

Kolagen I : kulit, tendon, ligasi pembuluh darah, organ-organ, tulang (terutama

komponen dari organik bagian dari tulang)

Kolagen II : Kartilage (terutama komponen dari cartilage)

Kolagen III: reticular (terutama komponen dari jaringan reticular), umumnya

ditemukan dari tipe I.

Koagen IV: Bentuk dasar dari sel dasar membran

Kolagen V: permukaan sel, rambut dan plasenta

Kolagen berhubungan dengan penyakit yang merupakan defek atau

kekurangan nutrisi yang berpengaruh pada biosintesis, modifikasi postranslasi, sekresi,

atau proses yang lain yang berkaitan degan produksi kolagen yang normal.13

TIpe I-IV umumnya terkait dengan mutasi gen dari tipe I kolagen, sedangkan

sampai sekarang tidak ada tipe I kolagen gen mutasi yang terdeteksi di tipe V-VII OI.

Dalam kasus tipe VII OI sudah didapati dari keluarga penderita yaitu kelainan pada

kromosom 3p22-24.1 (Labuda et al., 2002). Lokus ini berada pada kromosom yang

berbeda dari tipe I gen kolagen, dan sampai saat ini tidak ada gen yang diidentifikasi di

tempat ini. 7

Karena besarnya jumlah dari exons dalam tipe I gen kolagen, teknik penyaringan

telah digunakan untuk mengidentifikasi daerah mana gen bermutasi serta untuk

memperlihatkan dan meminimalkan nukleotida sequencing yang diperlukan (Nollau dan

24

Page 25: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Wagener, 1977; Prosser, 1993). Dalam pelbagai teknik penyaringan mutasi yang

berbeda tekhnik ini telah dipergunakan, termasuk ketidak sesuaian pembelahan kimia

(CCM) (Bateman et al., 1993) dan konfirmasi sensitif gel elektroforesis (CSGE)

(Ganguly et al., 1993; korkko et al., 1998). Yang paling banyak digunakan tekhnik

CSGE, karena mudah, kecepatan aplikasi dan murah. Dibandingkan dengan tekhnik

penyaringan lain. Akan tetapi dapat terjadi hasil negatif palsu. Hal ini terutama

disebabkan oleh ketidakmampuan kondisi elektroforesis tunggal untuk memfasilitasi

dan menjaga perubahan konfirmasi di semua heteroduplexes. Sementara penggunaan

beberapa analisis dapat mengatasi masalah ini, mungkin lebih cepat untuk urutan

semua bagian dari gen pada individu-individu yang negatif pada pemeriksaan awal.

Pada teknik penyaringan terbaru dengan menggunakan perubahan kromatografi cair

(DPHLC), mungkin dapat mendeteksi semua mutasi, tetapi membutuhkan dana yang

tinggi untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. CSGE masih digunakan untuk

penyaring semua pasien OI untuk tipe I kolagen gen mutasi di rumah sakit. 7

25

Page 26: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Tabel II . Gen Mutasi Gabungan Dengan OI7

Tipe COL 1 Mutasi Karakteristik

I Ada Sering tidak ada atau perubahan COL1A1

II Ada Sering Gly hilang dalam COL1A1 atau COL1A2

III Ada Sering Gly hilang dalam COL1A1 atau COL1A2

IV Ada Sering Gly hilang dalam COL1A1 atau COL1A2

V Tidak Ada

VI Tidak Ada

VII Tidak Ada Resesif, kromosom 3p22-24.1

Sejumlah mutasi yang berbeda telah dijelaskan dalam dua tipe I kolagen

(COL1A1 dan COL1A2) dan di tabulasi dalam database mutasi kolagen manusia

(http://www.le.ac.uk/genetics/collagen) (Dalgleish, 1997). Mutasi dapat melibatkan

single nukleotida subsitusi atau insersi basa dan delesi, dengan kehilangan mutasi

mengubah sebuah kodon glisin di ekson pusat dari pengkodean gen protein ditujukan

untuk membentuk kolagen karakteristik tripel heliks yang paling umum. Penggantian

baik residu guanine (G) dalam glisin kodon (CGN) secara teoritis dapat menghasilkan

penggantian delapan asam amino (serine, cysteine, alanine, valine, asam aspartic,

asam glutamic, arginine dan tryptophan). Semua kemungkinan telah dijelaskan dan

semua mengakibatkan fenotip OI, meskipun frekuensi yang terjadi akibat mutasi yang

berbeda terjadi sangat bervariasi, dengan penggantian serine yang paling umum dan

penggantian tryptophan yang sangat langka.7

Mutasi yang lain termasuk tidak adanya subsitusi dalam arginin atau glutamine

kodon, kehilangan mutasi dalam carboxy propeptida, mengubah dan dalam insersi / 26

Page 27: Osteogenesis Imperfekta (OI)

penghapusan dalam coding yang berurutan, dan penghapusan dalam urutan coding,

dan berbagai mutasi intron yang mempengaruhi splicing. Dua gambaran dari mutasi

intron adalah ketidak adaannya. Yang pertama, tidak ada COL1A2 gen atau COL1A2

mutasi mempengaruhi ekson mengkode amino propeptida molekul I kolagen molekul

(exons 1-6) yang merupakan gabungan dengan OI, dan kedua tidak adanya subsitusi

dan perubahan mutasi gen COL1A2.7

Penelitian pada 101 pasien yang dirawat di rumah sakit yang menderita tipe I

mutasi kolagen mengungkapkan bahwa 74 memiliki mutasi yang diakibatkan subsitusi

glycine. Termasuk 49 dari 55 pasien dengan mutasi pada gen COL1A2. Sisa 6 orang

dengan COL1A2 mutasi dan memiliki splicing mutasi atau penghapusan / sisipan.

Untuk COL1A1 mutasi, hanya 25 dari 54 pasien yang terjadi subsitusi glycine. Ini

alasan rendahnya insidensi dengan tidak adanya atau perubahan mutasi.7

Banyak peneliti telah berusaha untuk mengkorelasikan tiga heliks tipe mutasi

glysin dengan lokasi yang dihubungkan dengan keparahan fenotip (Byers dan Steiner,

1992). Sangat sulit untuk membuktikan adanya hubungan antara jenis dan posisi

mutasi dalam heliks untuk fenotipnya. Meskipun beberapa hal memiliki kecendrungan

yang jelas. Seperti peningkatan keparahan fenotip dengan amino untuk orientasi

terminal carboxy, dengan subsitusi bermuatan asam amino yang besar, dan dengan

COL1A1 dibandingkan dengan COL1A2 mutasi. Ada sejumlah alasan untuk

menjelaskan variasi ini. Pertama, heliks kolagen tripel strukturnya tidak seragam dan

memperlihatkan perbedaan daerah dalam stabilitas dan kemampuan untuk

mengakomodasi mutasi. Hal ini mengakibatkan penyajian model regional untuk

27

Page 28: Osteogenesis Imperfekta (OI)

keparahan OI, tapi nilai penuh dari model seperti itu menunggu banyak identifikasi

mutasi lebih tepat untuk menentukan daerah yang berbeda. Kedua, konsekuensi

intrasellular dari mutasi tidak konstan, pesan mutan berbeda atau protein dapat

menunjukkan berbagai tingkat stabilitas terhadap katabolisme. Ini dapat mempengaruhi

proporsi kolagen mutan yang disekresikan oleh osteoblas dan juga mempengaruhi

sintesis produk gen lainnya. Akhirnya mutasi gen tidak terjadi dalam isolasi, tetapi

dalam latar belakang faktor lain yang dapat mempengaruhi kekuatan tulang. Faktor-

faktor ini mungkin karena genetik, nutrisi atau variasi lingkungan diantara individu yang

berbeda, dan mungkin fakta bahwa beberapa mutasi yang biasanya terlihat dapat

dikaitkan dengan beberapa fenotip.7

OI yang diwariskan secara resesif merupakan hasil dari mutasi dalam dua gen

akibat kolagen modifikasi posttranslasi Cartilage-associated protein gen (CRTAP),

Prolyl 3-hydroxylase 1 gen (LEPRE1).6

Pewarisan OI secara resesif mengakibatkan penderita meninggal, keparahan

penyakit. Tidak ada bukti yang memperlihatkan bentuk ringan pada OI yang resesif.

Bentuk OI yang resesif mungkin kurang dari 10% dari kasus OI.6

Orang tua dari anak dengan OI tipe resesif memiliki kemungkinan 25% memiliki

anak yang menderita OI. Saudara kandung yang tidak menderita memiliki kemungkinan

2 sampai 3 kali kemungkinan karier dari gen resesif.6

2. 7 Diagnosis

28

Page 29: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya bukti klinis. Sangat sulit untuk

membuat diagnosis klinis dari bentuk yang ringan mulai masa infant sampai masa

anak-anak. 6,16

Diagnosis harus diikuti beberapa langkah berikut:

Riwayat kesehatan, riwayat keluarga dan pemeriksaan fisik termasuk kehamilan

dan informasi anak yang dilahirkan.

Pemeriksaan USG

Osteogenesis imperfekta adalah salah satu dysplasia tulang yang sering

dideteksi sejak prenatal dengan USG. Kebanyakan kasus meliputi tipe II.

Ditemukan angulasi dan pembungkukan dari tulang-tulang panjang, adanya

deformitas dan fraktur, pemendekan dari tulang-tulang panjang, serta fraktur iga

multiple. 6,16

Pemeriksaan Radiologi

Segera lakukan pemeriksaan radiologi segera setelah lahir

osteopenia, fraktur, kompresi vertebra, dan tulang yang bertindih dari sutura

pada tulang kepala. Tulang tumpah tindih, adanya bagian-bagian tulang yang

terpisah pada tengkorak, hal ini dapat dijumpai kira-kira 60% dari penderita OI.

Dapat juga terjadi pada infant dengan kelainan yang berat.

Pada tipe I OI, gambaran berupa tipisnya tulang-tulang panjang dengan korteks

yang tipis. Tidak dapat diobservasi adanya deformitas pada tulang-tulang

panjang. Beberapa tulang wormian dapat ditemukan.

29

Page 30: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Pada kasus yang sangat berat seperti tipe II OI, terdapat gambaran tulang rusuk

yang rapuh dan seperti manik-manik, tulang yang lebar, dan beberapa fraktur

disertai dengan adanya deformitas pada tulang panjang. Platyspondylia juga

dapat ditemukan.

Pada kasus sedang dan berat seperti tipe III dan IV OI, didapatkan gambaran

kistik pada metafisis atau gambaran menyerupai pop corn pada kartilago

pertumbuhan. Tulang yang normal atau melebar ditemukan sejak dini dengan

tulang yang tipis ditemukan kemudian. Fraktur dapat menyebabkan deformitas

pada tulang panjang. Fraktur iga yang lama dapat ditemukan. Fraktur vertebra

juga sering ditemukan pada tipe ini.6,16

Pemeriksaan dengan CT Scan

Pemeriksaan CT Scan dapat digunakan sebagai pemeriksaan lanjut untuk

melihat adanya komplikasi invaginasi basiler, untuk mengevaluasi os petrosus

untuk melihat pelebaran telinga tengah atau otosklerosis, dan untuk mendukung

tes Bone Mineral Densitometry (BMD).6,16

Pemeriksaan MRI

MRI digunakan untuk mengetahui adanya komplikasi dari OI seperti invaginasi

Basiler. Walaupun CT Scan dan radigrafi spinal cervical dapat mendeteksi

kelainan ini dengan baik, tetapi MRI mempunyai keuntungan dengan mendeteksi

kompresi dari medulla spinalis. Invaginasi basiler biasanya berhubungan dengan

OI tipe IV. Kondisi lain yang dapat dilihat dengan baik oleh MRI dibanding foto

30

Page 31: Osteogenesis Imperfekta (OI)

radiologi polos antara lain syringohydromelia dan hydrocephalus, terutama bila

kondisi ini muncul setelah penutupan fontanella.6,16

Pemeriksaan laboratorium diagnostik tes meliputi:

Kolagen molekular tes – deoxyribonucleic acid (DNA) – analisa dasar dari

COL1A1 dan COL1A2 gen diambil dari darah dan saliva

Kolagen biochemical tes – analisa dasar protein yang di kultur dari fibroblast dari

sampel kulit.

Penelitian yang terpisah yang menggunakan biopsi kulit dari gen yang berasal

dari kartilago gabungan protein (CRTAP) dan prolyl 3 hydroxylase (LEPRE1)

sebagai tes untuk bentuk resesif dari OI.

Pengukuran Bone Mineral Density (BMD) dimana memberikan hasil yang rendah

pada anak-anak serta pada orang dewasa dengan OI

Diagnosa prenatal dengan chorionic villus sampling diantara 9 dan 16 minggu

kehamilan, dengan tes serum DNA, dan dengan level II ultrasound pada 15

minggu kehamilan.6, 9,16

Energi rangkap dua X-ray Absorptiometri (DXA). DXA adalah tes densitas

mineral tulang yang menyediakan informasi tentang kuantitas tulang bukan

kualitasnya.6

Biopsi tulang dapat dikerjakan dengan mudah, biopsi tulang ilium dapat

mengidentifikasi semua tipe OI. Biopsi tulang invasif membutuhkan general

anastesi. Harus dilakukan oleh tenaga terlatih untuk mengambil sampel dan

31

Page 32: Osteogenesis Imperfekta (OI)

membaca slide. Anak-anak harus berat di atas 22 pounds atau 10 kilogram. Biopsi

dapat dilakukan selama operasi ortopedi.6

Diagnosis prenatal yang pasti tidak bisa dilakukan pada semua tipe OI, tetapi

beberapa janin yang terkena OI tipe II berat dapat segera dikenali secara prenatal

melalui kombinasi ultrasonografi, rontgenografi, dan pemeriksaan biokimia.6

2. 8 Diagnosis Banding

Kondisi kesehatan yang lain yang memiliki gejala klinis yang sama dengan OI

seperti hypophosphatasia, penyakit juvenile Paget’s, rickets, idiopatik juvenile

osteoporosis, beberapa defek yang diwariskan dalam metabolisme vitamin D, penyakit

Cushing’s dan defisiensi kalsium dan malabsorpsi.6

Merupakan kondisi yang jarang, tetapi memiliki gambaran tulang yang rapuh

ditambah dengan gejala-gejala yang lain yaitu :

• Osteoporosis-Pseudoglioma Syndrom:

Sindrom ini merupakan bentuk yang parah dari OI dan juga dapat mengakibatkan

kebutaan. Hasil ini dari mutasi low density lipoprotein reseptor yang berhubungan

protein 5 (LRP5) gen.

• Cole-Carpenter Syndrom:

Sindrom ini menggambarkan OI dengan craniosynostosis dan okular proptosis.

32

Page 33: Osteogenesis Imperfekta (OI)

• Bruck Syndrom:

Sindrom ini menggambarkan OI dengan kongenital tulang sendi yang kontraktur. Hasil

ini dari mutasi procollagen-lysine, 2-oxoglutarate 5-dioxygenase 2 (PLOD2) gen yang

dikode dari spesifik tulang lysyl-hydroxylase. Pengaruh kolagen crosslinking.

• OI/Ehlers-Danlos Syndrom:

Indentifikasi yang terbaru gambaran sindrom tulang yang rapuh dan peningkatan

ligamen yang longgar. Pada anak-anak sindrom ini dapat berlangsung lebih cepat dan

tulang belakang membengkok.6

2. 9 Penatalaksanaan

Pengobatan difokuskan untuk meminimalkan fraktur, koreksi operasi dari

deformitas, meminimalkan tulang yang mudah rapuh dan meningkatkan densitas

tulang, meminimalkan sakit, memaksimalkan mobilitas dan memaksimalkan

kemandirian.7

Walaupun OI tidak dapat disembuhkan tetapi masih dimungkinkan untuk

memperbaiki kualitas hidupnya. Terapi harus disesuaikan dengan masing-masing

individu dan tergantung pada derajat berat ringannya penyakit juga usia penderita.

Penatalaksanaan OI meliputi tindakan non bedah dan tindakan pembedahan.

Terapi medikamentosa

- Terapi Bisphosphonate

Bisphosponate bukan obat untuk OI, bisphosponate hanya memperbaiki

kekuatan tulang dan meningkatkan kuantitas tulang, tetapi tidak memperbaiki kelainan

33

Page 34: Osteogenesis Imperfekta (OI)

gennya. Suatu studi sistematis telah mengemukakan bahwa bisphosphonate, terutama

Pamidronate merupakan suatu terobosan untuk mengatasi OI. Terapi Pamidronate

telah dibuktikan mengatasi nyeri pada tulang, meningkatkan BMD, serta memperbesar

ukuran dari vertebra. Selain itu, dapat juga mengurangi resiko terjadinya fraktur.

Preparat bisphosphonate tersedia dalam bentuk IV maupun oral (Alendronate

FosamaxR). Jadi secara medis meningkatkan kekuatan tulang. Di dalam darah

bisphosphonate berikatan dengan kristal hydroxyapatite dari tulang dan bertindak

sebagai anti resorptif agen dengan mengganggu aksi osteoklas. Dengan begitu ia dapat

mencegah hilangnya trabekular dan kortikal tulang dan mengakibatkan massa tulang

meningkat.7,14

Terapi bisphosphonate pada anak-anak tidak selalu dilihat sebagai proses yang

menguntungkan (Burr, 2002; Parfit et al., 1996; Srivastava dan Alon, 1999). Ada

kekhawatiran dengan penggunaan bisphosphonate jangka panjang pada kualitas tulang

ketika onset terus ditekan. Hal ini mungkin dapat mengganggu proses modeling tulang

yang terkait dengan fraktur penyembuhan atau osteotomy surgical. Sebagai renovasi

penurunan dapat mencegah perbaikan kerusakan mikro dari tulang. Akibatnya maka

pertumbuhan berhenti dan terjadi kepadatan mineral tulang. 7,14

Di rumah sakit telah dilakukan percobaan klinis menggunakan siklik administrasi

intravenous pamidronate untuk mengobati anak-anak dengan OI (Glorieux et al., 1998;

Plotkin et al., 2000; Rauch et all., 2002, 2003a,b; Zeitlin et all., 2003b). Pengobatan

bisphosphonate meningkatkan kepadatan mineral tulang dengan lebar tulang-tulang

kortikal. Sebagai konsekuensi menurunkan insidensi fraktur. Nyeri tulang yang kronik

34

Page 35: Osteogenesis Imperfekta (OI)

yang mereka alami menurun, memungkinkan peningkatan mobilitas dan perbaikan

kekuatan otot. Dan meningkatkan pertumbuhan yang terjadi pada pasien yang pendek.

Bisphosphonate dapat juga berperan sebagai analgesik untuk mengatasi rasa

nyeri pada tulang. 7

Untuk melindungi pasien OI dari trauma dan immobilisasi berulang yang

mengakibatkan fraktur yang terjadi akibat kekurangan vitamin D dan kalsium pada

anak-anak. Dosis yang digunakan 500-1000 mg Kalsium serta 400-800 IU Vit D.

Obat-obat analgesik yang lain dapat juga digunakan sesuai dengan gejala yang

menyertai. 7

Terapi Orthopedi

Rendahnya kualitas tulang pada pasien OI adalah hambatan yang utama untuk

meningkatkan kualitas hidup mereka, karena membatasi aktivitas fisik dan menghambat

koreksi operasi orthopedi (Cinman, 2001; Engelbert et al., 1998; Zeitilin et al., 2003a).

Pengobatan ortopedi meliputi manajemen skoliosis, rehabilitasi, terapi air dan aktivitas

fisik, adaptasi perlengkapan dan pertolongan ambulasi, manajemen berat badan. 7,14

Anjuran

Disarankan modifikasi gaya hidup untuk mencegah kondisi yang dapat

mengakibatkan fraktur. Mempersiapkan teknik untuk berdiri, dan duduk yang dapat

melindungi tulang belakang. Mencegah aktivitas yang mengganggu tulang belakang

seperti melompat-lompat.14

35

Page 36: Osteogenesis Imperfekta (OI)

Modifikasi lingkungan rumah dan sekolah untuk dapat mengakomodasi tinggi

badan yang pendek atau kelemahan dan memaksimalkan fungsi-fungsi tubuh supaya

dapat mandiri. Memelihara gaya hidup yang sehat dengan diet dan kebiasaan olahraga

untuk memaksimalkan peningkatan massa tulang, memelihara kekuatan otot dan

mencegah obesitas.14

Pengobatan yang dijumpai dan tidak efektif adalah vitamin C, sodium fluoride,

magnesium, anabolik steroids dan kalsitonin.14

Masalah perawatan yang penting dan sering muncul adalah keterlambatan

perkembangan motorik kasar, kelemahan sendi dan ligament dan ketidakstabilannya,

kelemahan otot, mencegah fraktur, dan perlunya perlindungan untuk tulang belakang.

Anak-anak dengan OI dan orang tua mereka akan membutuhkan dukungan emosional

pada setiap tahap perkembangan.6

2. 10 Prognosis

Prognosis untuk setiap individu dengan OI memiliki variasi ketergantungan yang

besar dalam jumlah dan keparahan penyakit. Kegagalan pernafasan merupakan

penyebab kematian pada penderita OI, diikuti dengan kecelakaan trauma. Orang

dengan OI memiliki masalah kesehatan sepanjang hidupnya, dan jarang memiliki

kesehatan yang baik dan hidup yang produktif. Seperti pada OI tipe II sering terjadi

kematian selama periode neonatal. Dan kelainan yang progresif OI tipe III dapat

menurunkan harapan hidup karena kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan

kompensasi kardiovaskular.6

36

Page 37: Osteogenesis Imperfekta (OI)

BAB III

RANGKUMAN

Osteogenesis imperfekta (OI) termasuk displasi skletal yang merupakan kelainan

genetik dengan manifestasi utama fraktur pada tulang.

OI disebabkan mutasi dari satu atau dua gen COL1A1 atau COL1A2 yang

kemudian dikodekan ke tipe I kolagen. Lebih dari 800 mutasi telah ditemukan dalam

gen COL1A1 yang terletak pada kromosom 17 dan gen COL1A2 yang terletak pada

kromosom 7. Mutasi tersebut menyebabkan terjadinya abnormalitas produksi kolagen.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat kesehatan, riwayat keluarga,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan CT Scan, pemeriksaan MRI,

pemeriksaan laboratorium diagnostik tes, dan biopsi tulang. Sedangkan diagnosis

prenatal yang pasti tidak tersedia pada semua tipe OI, tetapi beberapa janin yang

terkena OI dapat segera dikenali secara prenatal melalui kombinasi ultrasonografi,

pemeriksaan chorionic villus sampling diantara 9 dan 16 minggu kehamilan dengan tes

serum DNA.

Penatalaksanaan OI meliputi tindakan non bedah meliputi terapi medikamentosa

yaitu terapi Biphosphonate, vitamin D dan suplemen kalsium, analgesik. Sedangkan

tindakan pembedahan meliputi terapi orthopedi. Dan modifikasi gaya untuk mencegah

kondisi yang dapat mengakibatkan fraktur.

37

Page 38: Osteogenesis Imperfekta (OI)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastrawinata. Bioteknologi Molekuler Praktis dan Aplikasi Sitogenetika Dasar.

PT. Alumni, Bandung, 2008.

2. Riani S. Moeh H. Budianto AK.Genetic Disese Patterns Akondroplasia Distribution

In The Realm Of Population. 2011.

3. Suryo, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Gadjah Mada Unversity Press,

Oktober 2005.

4. Behrman RE. Kliegman RM. Abelson HT. Nelson Esensi Pediatri Edisi 4. EGC,

Jakarta 2010. 144 - 166.

5. Nelson, WE. Behrman RE. Kliegman R. et all. Nelson Textbook of Pediatrics.

EGC, 2005. 2397 - 2398.

6. Glorieux, F. ed. Guide to Osteogenesis Imperfekta For Pediatricians and Family

Practice Physicians. 2007.

7. Roughley, P. J. Raugh, F. Glorieux F.H. Osteogenesis Imperfekta – Clinical and

Molecular Diversity. Genetics Unit, Shriners Hospital for Children, Montreal,

Canada. European Cells and Materials Voll. 5. 2003 (pages 41-47).

8. Engelbert R.H. Prujis H.E. Beemer F.A. Osteogenesis imperfekta in chilhood:

treatment strategies. Arch Phys Med Rehabi 79 (1998), 1590-1594.

9. Barnes EG. Spicer DD. Embryo & Fetal Pathology Color with ultrasound

corellation Cambridge. 388 – 427.

10. Kuivaniemi H. Tromp G. and Prockop D. Mutations in Fibrilar Collagens (type I, II,

III, XI), fibril-associated collagen (type X) cause a spectrum of diseases of bone,

cartilage, and blood vessels. Human Mutat 9 (1997), pp. 300-315.

11. Coppin C. and Eeckhout Y. L’osteogenese imparfaite: des mutations aux

phenotypes. Medecine/Sciences 11 (1995), pp. 300-315.

38

Page 39: Osteogenesis Imperfekta (OI)

12. Osteogenesis Imperfecta, Doctor Guillaume Chevrel, October 2002, Service de

rheumatologie et de pathologies osseuses, CHU Hopital Edouard Herriot, 5 Place

d’Arsonval, 69437 Lyon Cedex 3, France

13. WWW. Osteogenesis Imperfekta\Heliks.com

14. Chevrel Guillaume. Osteogenesis Imperfekta, Service derhumatologie et de

pathologies osseuses, France, June 2004

15. Tahir, A.M. Peran polimorfisme gen Collagen type 1 alpha 1 (COL1A1) terhadap

penurunan densitas mineral tulang vertebra lumbal, akseptor KB suntik DMPA.

Departemen Obstetri dan Ginekologi.Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin/BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar

16. WWW: Osteogenesis imperfecta.mht

39