Top Banner
OSLO OPERA HOUSE. NORWEGIA Studio Perancangan Arsitektur 4 ABDUL GAFUR F 221 09 061
7

Oslo Opera House

Aug 12, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Oslo Opera House

OSLO OPERA HOUSE.

NORWEGIA

Studio Perancangan Arsitektur 4

ABDUL GAFUR

F 221 09 061

Page 2: Oslo Opera House

Filosofi bentuk

Sebuah bangunan putih yang terlihat beku di semenanjung Bjørvika,

Norwegia. Bangunan ini mengusung konsep yang terinspirasi oleh alam.

Lantai dan atapnya miring menyerupai bibir pantai yang landai dan bisa

diakses oleh pengunjung.Dinding-dinding kacanya miring hingga bangunan

terlihat seperti bongkahan es yang melebur perlahan dengan air laut.

opera house ini tak larut ke dalam euforia untuk membuat bangunan raksasa yang ‘melahap’ bangunan-bangunan di sekelilingnya. Karena itulah rasa monumental diterjemahkan bukan lewat volume gigantis atau garis vertikal yang kuat, melainkan dengan bidang horisontal yang menyatu dengan lansekap bumi.

Analogi Biologik atau bentuk organik. image dasar bentuk

analogi biologik adalah dari bentuk-bentuk yang ada dalam

alam baik yang organik maupun non-organik seperti :

bentuk keong, batu karang, daun dan lain-lainnya. Sumber

bentuk dari alam ini sangat banyak dan menunggu daya

kreasi arsitek untuk mengolahnya menjadi sebuah bentuk

bangunan arsitektur.

Ide bentuk terinsipirasi dari bongkahan Es di Samudra

Oslo Opera House terletak di Semenanjung Bjrvika menghadap

Fjord Oslo di atas lahan seluas 38.500 m2

Page 3: Oslo Opera House

Mengombinasikan materi marmer italia, granit putih dan kaca, eksterior gedung dirancang berbentuk bongkahan es yang mengapung di atas permukaan air. pada bagian atap terkesan ‘seolah sedang berada dalam taman di pesisir.

Operahouse adalah realisasi dari tiga elemen yang menjelaskan konsep dasar bangunan yaitu : kayu untuk “dinding gelombang”, logam sebagai “pabrik” dan Batu putih untuk “karpet”.

1.Dinding GelombangSemenanjung Bjørvika merupakan bagian dari kota pelabuhan, yang secara historis titik pertemuan dengan seluruh dunia. Garis pemisah antara tanah dan air adalah baik nyata dan ambang batas simbolik. Ambang ini diwujudkan sebagai dinding besar di garis pertemuan antara daratan dan lautan, Norwegia dan dunia, seni dan kehidupan sehari-hari. Ini adalah ambang batas di mana masyarakat memenuhi seni. bahan dari dinding ini yaitu Kayu Oak.

Page 4: Oslo Opera House

2. PabrikAluminium dipilih karena estetika, umur panjang, kelenturan dan kemungkinan membuat panel sangat datar. Panel yang ditinju dengan segmen bola cembung dan cekung bentuk kerucut. Pola yang dikembangkan oleh para seniman didasarkan pada teknik tenun tua. Delapan panel yang berbeda memberikan efek terus berubah tergantung pada intensitas, sudut dan warna cahaya pada mereka.

3. KarpetGedung Opera menjadi monumental. Untuk mencapai monumentalitas Opera diakses dalam arti seluas mungkin, dengan meletakkan sebuah "Karpet" permukaan horisontal dan miring di atas bangunan. "Karpet" ini telah diartikulasikan, yang berkaitan dengan pemandangan kota. Monumentalitas dicapai melalui perluasan horisontal dan tidak vertikalitas. Bahan khusus, warna ,tekstur, dan suhu merupakan hal penting untuk desain bangunan.

kira-kira. 18.000 m2

Page 5: Oslo Opera House

Kajian Struktur

Struktur yang digunakan pada bangunan ini yaitu Beton bertulang & Space Frame

Sebanyak 35.000 bidang marmer Carara dari Italia dipakai sebagai pelapis atap putihnya. Sementara granit Norwegia dipakai sebagai pelapis vertikal pada dirding utaranya

Page 6: Oslo Opera House

alasan menggunakan kayu Oak adalah padat, mudah dibentuk, stabil dan taktil. Oak telah diperlakukan dengan amonia untuk memberikan nada gelap.

Page 7: Oslo Opera House