Top Banner
TUGAS MAKALAH SEJARAH DUNIA “ORANG-ORANG EROPA DAN PEMBANTAIAN ABORIGIN 1803-1838” DISUSUN OLEH FIRDHA WIDYANTARI Ilmu Sejarah 0906635904 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN BUDAYA Sejarah Dunia Page 1
34

Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Jul 03, 2015

Download

Documents

fwidyantari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

TUGAS MAKALAH SEJARAH DUNIA

“ORANG-ORANG EROPA DAN PEMBANTAIAN ABORIGIN 1803-1838”

DISUSUN OLEH

FIRDHA WIDYANTARI

Ilmu Sejarah

0906635904

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

Sejarah Dunia Page 1

Page 2: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Australia yang merupakan benua terkecil dan terletak di selatan Indonesia memiliki iklim

yang ekstrim dan sulit untuk diprediksi sehingga pada saat orang-orang Belanda menemukan

pesisir utara dan barat benua ini, mereka sama sekali tidak menggunakan benua ini sebagai

pemukiman atau daerah jajahannya. Sampai sekitar tahun 1770, James Cook menemukan pesisir

timur benua ini dan tidak lama menempatinya sebagai tanah milik Inggris, tidak ada yang

menempati benua ini selain suku pribuminya, suku Aborigin yang dipercaya telah menempatinya

sejak zaman es.

Saat Kapten Cook menemukan benua ini pada tahun 1770, dia mengetahui bahwa dalam

benua ini telah ada yang menempati tetapi karena pengaruh darwinisme yang begitu kuat

melanda kawasan Eropa pada saat itu termasuk juga mempengaruhi Kapten Cook, dia tidak

menganggap bahwa suku Aborigin adalah penduduk pribumi tetapi menganggapnya sebagai

bagian dari alam Australia sehingga sewaktu ia kembali ke Inggris dan melaporkan

penemuannya ini, Inggris menganggap benua ini menjadi hak Inggris sepenuhnya termasuk

semua isi didalamnya dengan prinsip ‘terra nullius’1

Suku Aborigin sendiri selalu menganggap mereka adalah juru kunci bumi Australia,

dimana inti hubungan mereka dengan alamnya adalah hubungan spiritual2.Mereka tidak

mengambil apa yang alam Australia punya, mereka hanya memakan apa yang alam Australia

sediakan dari alam liarnya. Konsep kehidupan seperti ini sangat berbada dengan konsep

kehidupan orang-orang Eropa, sehingga pada saat orang-orang Eropa sampai pertama kalinya di

benua ini dan melihat suku Aborigin, mereka menganggap Aborigin adalah hewan yang hidup di

alam Australia.

1 Bumi yang bukan milik siapa-siapa

2 Suku Putihnya Asia .Ratih Hardjono. 1992. Hal 7.

Sejarah Dunia Page 2

Page 3: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Terlihat sekali dari pertemuan pertama mereka sudah tidak ada sikap saling menghargai

dari orang-orang Eropa ini begitu pula dengan Aborigin yang bersikap waspada terhadap orang-

orang ini. Konsep mana pemilik dan yang mana pendatang menjadi kabur bagi kedua belah

pihak sejak kapal pertama berlabuh di Botany Bay.

TUJUAN

Makalah “Orang-orang Eropa dan Pembantaian Aborigin 1803-1838” ini akan menitik

beratkan pada masalah penemuan benua Australia dan mengapa banyak terjadi pembantaian

orang-orang Aborigin oleh orang Eropa yang pada dasarnya adalah “tamu” di benua yang

mereka lebih dahulu tinggali ini.

Dari uraian diatas memang sudah terlihat ketidakcocokan antara kedua ras yang jauh

berbeda ini tetapi perbedaan seperti itu tentunya tidak bisa mendasari terjadinya berbagai

peristiwa pembantaian sejak tahun 1803-1838 yang menjadi puncak tragedy ini dengan

terjadinya peristiwa pembantaian di Myall Creek. Setelah tahun-tahun tersebut pun masih tetap

terjadi pembantaian terhadap Aborigin hingga sekitar abad ke 20 peristiwa-peristiwa semacam

ini sudah mulai berkurang.

SUMBER-SUMBER

Pemilihan judul ini pun didasari oleh masih sangat jarangnya pembahasan terperinci

mengenai peristiwa-peristiwa pembantaian tersebut. Oleh karena itu penulis banyak

menggunakan sumber online seperti :

http://www.absoluteastronomy.com/topics/Myall_Creek_massacre, yang merupakan

kumpulan artikel dan forum diskusi tentang pembantaian Myall Creek. Masih banyak pula

artikel-artikel online semacam ini yang membahas tentang berbagai pembantaian yang menimpa

Suku Aborigin. Ada pula beberapa sumber-sumber buku yang memang tidak membahas secara

keseluruhan tentang topic ini tetapi hanya beberapa rangkaian dari peristiwa tersebut seperti

Sejarah Dunia Page 3

Page 4: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

buku dengan judul “Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia mencari Jati Diri” karya Ratih

Hardjono tahun 1992.

Buku lainnya adalah kumpulan essay dari berbagai lulusan universitas ternama di

Australia yang membahas tentang kebudayaan di Australia dengan judul “Australian Cultural

History” dengan editor S.I. Goldberg and F.B. Smith dan diterbitkan oleh Cambridge University

Press 1988. Selain kedua buku tersebut masih ada beberapa buku lain yang sedikit-sedikit

membahas tentang penemuan Australia dan sebab peristiwa pembantaian Aborigin terjadi.

RUMUSAN MASALAH

Dari makalah “Orang-orang Eropa dan Pembantaian Aborigin 1803-1838” menimbulkan

satu permasalahan pokok yaitu :

Bagaimana orang-orang Eropa menemukan Australia dan bagaimana hubungan yang

sebenarnya dengan suku Aborigin sejak armada Inggris berlabuh pertama kali di Botany

Bay ?

Dari permasalahan pokok ini kita mendapatkan beberapa turunan masalah lainnya seperti:

1. Siapakah penemu Australia ?

2. Apa yang menyebabkan Australia ditempati oleh orang-orang Eropa ?

3. Siapakah suku Aborigin sebenarnya ?

4. Bagaimana hubungan Aborigin dan orang-orang Eropa sejak sampainya armada yang

pertama di Botany Bay ?

5. Apa sebab dari pembantaian yang pertama kali terjadi ?

6. Dimana dan kapan sajakah pembantaian seperti ini terjadi ?

7. Solusi apa yang ditempuh pemerintah Australia saat itu ?

Sejarah Dunia Page 4

Page 5: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

BAB II

PEMBAHASAN

Selama abad ke 15 dan 16 merupakan suatu masa dimana sebuah peristiwa besar terjadi.

Pada tahun-tahun ini, jalur laut mulai dibuka sebagai jalur perdagangan yang baru. Dengan

dibukanya jalur laut sebagai jalur utama , maka terbukalah jalur perdagangan yang lebih luas lagi

bagi orang-orang Eropa. Hal ini memicu pelayaran-pelayaran besar dalam sejarah. Pelayaran

pertama oleh orang Portugis bernama Bartholomew Diaz yang kapalnya mengitari Tanjung

Harapan pada 1486, dilanjutkan pada tahun 1497 dimana Vasco da Gama menemukan jalan ke

India melalui Lisabon mengikuti rute Diaz. Setelah kedua pelayaran ini, mulai bermunculan

pelayaran-pelayaran lain untuk mencari jalur baru guna mendapatkan komoditi yang dicari-cari

pasar Eropa.

Terlepas dari pelayaran yang bertujuan mencari komoditi untuk dipasarkan ini, pada

tahun 1769 diadakan pelayaran untuk mengabadikan sebuah fenomena alam yang jarang terjadi,

yaitu melintasnya orbit Venus melewati matahari. Pelayaran ini dilakukan oleh Angkatan Laut

Inggris dan Letnan James Cook terpilih sebagai pemimpinnya. Rute pelayaran yang dilakukan

adalah melewati Tahiti, Pasifik, agar dapat meneliti transitnya Venus3 lalu berlayar kembali

sekitar 40 derajat ke arah selatan Samudera Pasifik, itu berarti dia harus menemukan Terra

Australis4 untuk mengabadikan momen fenomena yang berikutnya. Apabila dia tidak

menemukan tempat ini, dia akan berlayar ke Selandia Baru.

Mereka melakukan pelayaran sejak 26 Agustus 1768 dan berhasil mengabadikan

keseluruhan fenomena Venus pada 1 Juni 1769. Setelah meninggalkan Selandia Baru pada 31

Maret 1770, Cook mmutuskan untuk berlayar ke timur New Holland yang tidak pernah dijelajahi

oleh Belanda. Pada 30 April 1770 waktu Greenwich saat ini (29 April dalam jurnal Cook)

mereka berlabuh di Botany Bay. Cook berlabuh di Possession Land pada 23 Agustus 1770 (22

Agustus dalam jurnal Cook) dan menamakan seluruh bagian tenggara daerah ini sebagai “New

3 A Short History of Australia: Chapter IV. Ernest Scott.

4 Terra Australia: Bumi Selatan

Sejarah Dunia Page 5

Page 6: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Wales” atau dalam salinan jurnal dan suratnya tertulis “New South Wales”5 dan langsung

melaporkan perjalanan dan penemuan ini sesampainya di Inggris.

Selain orang-orang Eropa, khususnya Belanda, yang pertama kali menjajaki bagian-

bagian dari Australia, sebenarnya orang Makassar pernah pula mendatangi benua ini bahkan

berinteraksi dengan penduduk Aborigin yang ada disana dengan cukup baik berbada dengan

pertemuan Belanda dengan Aborigin yang diwarnai kematian beberapa kru kapal Belanda6.

Orang Makassar tidak begitu jelas kapan pertama kalinya sampai di benua ini tetapi diperkirakan

sekitar tahun 1650 sampai 17507. Mereka biasanya berlayar sampai ke Australia Utara, yang

disebut Marege oleh orang Makassar, untuk mencari tripang. Interaksi yang terjadi antara orang

Makassar dan Aborigin adalah perdagangan dengan cara barter seperti tembakau, alcohol,

pakaian, biji-biji buah asam dari orang Makassar dan kulit penyu serta kulit mutiara dari

Aborigin.

Sekilas tentang penemuan orang Belanda tentang wilayah Australia, sekitar tahun 1606

Dufyken berlayar menuju New Guinea untuk mempelajari lebih lanjut tentang pulau ini, sebelum

kapal mereka berlayar melawati Selat Torres, Sembilan dari kru kapal mereka diserang oleh

penduduk pribumi yang diidentifikasikan sebagai penduduk yang liar, kejam dan berkulit hitam.

Karena kejadian ini Duyfken tidak masuk lebih jauh kedaerah ini, kapten kapal mereka

beranggapan bahwa bagian selatan New Guinea berhubungan dengan pesisir utara daratan ini.

Dan untuk beberapa tahun kedepan yang cukup lama anggapan ini dipercayai oleh orang-orang

Eropa.

5 ibid

6 Ibid, Chapter II

7The Voyage to Merege. C.C Macknight. 1976

Sejarah Dunia Page 6

Page 7: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Sekitar tahun 1616, kapal Belanda, Eendraght dengan Kapten Dirk Hartog mencoba rute

perjalanan baru yang berbeda dari rute Bouwer yang biasanya dipakai. Hartog berlayar lebih ke

timur dari rute Bouwer, setelah menempuh kurang lebih 4.000 mil, ia berlabuh di pesisir timur

Australia dan meletakan piringan timah sebagai penanda posnya, piringan ini ditemukan sekitar

delapan tahun setelah pelayaran Hartog oleh Kapten Vlaming. Daerah ini lalu dinamakan sebagai

“The Land of Eendragh” nama inilah yang pertama kali digunakan didalam peta-peta pelayaran

dunia yang dipublikasikan di Amsterdam8.

Beberapa tahun setelah pelayaran ini semakin banyak pelayaran serupa di pesisir barat

Australia tetapi belum pernah ada orang Belanda yang menjelajahi pesisir timur daratan ini.

Sampai sekitar tahun 1642, Abel Jansen Tasman memulai pelayarannya dan melewati pesisir

selatan Terra Australis dan menemukan pulau Tasmania disana, ia memasangkan bendera

Pangeran Frederick Henry sebagai symbol ialah yang memiliki pulau ini lalu menamakan pulau

ini sebagai Van Dieman’s Land. Sekitar tahun 1644 ia melakukan pelayaan yang kedua kalinya

dan mendapatkan bahwa terdapat lintasan atau jalan antara pesisir selatan New Guinea dan pulau

di selatan9, hal ini yang mematahkan anggapan awal bahwa pesisir selatan New Guinea

berhubungan dengan pesisir utara Australia. Setelah pelayaran Tasman yang terakhir tidak

didapatkan lagi bukti ada pelayaran lanjutan setelah itu ke Terra Australis sampai James Cook

menemukan pesisir timur daerah ini.

Dilain pihak, Inggris sedang mengalami masalah kriminalitas yang sangat tinggi sebagai

dampak dari Revolusi Industri yang tengah terjadi saat itu. Angka kriminalitas yang melonjak ini

mengakibatkan penuhnya daya tampung penjara-penjara di Inggris. Akhirnya diputuskan untuk

menggunakan New Holland, nama Australia sebelumnya yang diberikan oleh Belanda, sebagai

penjara terbuka bagi narapidana tersebut.

Diputuskan Arthur Phillip sebagai Gubernur pertama New South Wales sekaligus

memimpin perjalanan ini. Pada 13 Mei 1787, armada pertama berlayar dari Inggris, yaitu ; kapal

Sirius dan Supply, 3 kapal penyimpanan dan enam transportasi yang digunakan untuk membawa

8 A Short History of Australia. Ernest Scott. Chapter II

9 ibid

Sejarah Dunia Page 7

Page 8: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

para narapidana. Kapten Phillip berlabuh di Botani Bay pada 18 Januari 1788 diikuti dua hari

kemudian oleh keseluruhan konvoi tersebut.

Beredar kabar pada saat Kapten Phillip berlabuh di Botany Bay, kaum Aborigin yang

menetap didaerah Sydney adalah suku Eora, perlu diketahui suku Aborigin sendiri terpecah

menjadi beratus-ratus suku yang hidup didaerah berbeda dan jarang sekali terjadi interaksi

dengan suku yang lainnya selain keterlibatan dalam acara-acara adat atau upacara-upacara

spiritual. Diketahui ada dua orang pemuka Aborigin yang menyambut kedatangan rombongan

Kapten Phillip ini dengan cukup baik yaitu Pemulwuy dan Bennelong dan tidak lama setelah

kedatangan orang-orang Kapten Phillip, mereka dapat lancar berbahasa Inggris10.

Tetapi entah kenapa hubungan yang baik ini menjadi buruk dan mulai timbul banyak

pertikaian antara kedua belah pihak. Beberapa tahun kemudian, seorang bawahan Kapten Phillip,

John Macintyre melaporkan bahwa ia terluka akibat serangan tombak Pamulwuy, walaupun pada

akhirnya ia mengaku bahwa ialah yang memulai perang lebih dulu dengan suku Eora, tetapi

pengakuan ini terlambat karena Kapten Phillip telah mengutus pasukannya untuk menangkap

Pemulwuy.

Anggapan suku Aborigin menyambut baik kedatangan rombongan Kapten Phillip ini

ternyata hanyalah mitos belaka yang dipublikasikan agar Kerajaan Inggris tidak terlihat terlalu

kejam kepada suku Aborigin. Karena memang sedari awal ditetapkannya Australia sebagai

koloni Inggris, kesenjangan antara pendatang dan penduduk asli benar-benar berbeda dan tidak

pernah melihat titik temu, Inggris pun menganggap Australia adalah terra nullius11 yang berarti

secara langsung menganggap pula suku Aborigin adalah bagian dari alam bukan penduduk

setempat hal ini pun diperkuat dari jurnal pribadi Letnan Bradley yang mengatakan bahwa

acungan tombak menyambut kedatangan mereka dan Phillip sering meminta sepuluh kepala

orang-orang Bidjigal dari Eora12

10 Suku Putihnya Asia. Ratih Hardjono. 1992. Hal. 3

11 Terra nullius: bumi yang bukan milik siapa-siapa

12 Ibid, Hal. 4

Sejarah Dunia Page 8

Page 9: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Sejak pelayaran pertama, orang-orang Inggris mencitrakan suku Aborigin adalah

sekumpulan manusia yang liar. Bahkan para antropolog berfikiran suku Aborigin adalah mata

rantai yang hilang dalam teori evolusi Darwin, pandangan akademis ini dengan sendirinya

memasukan bahwa suku Aborigin adalah setengah hewan dan setengah manusia hal ini membuat

perburuan dan penelitian tentang Aborigin pada masa itu adalah hal yang menarik.

Terbukti dari kenang-kenangan yang diberikan oleh Gubernur New South Wales pada

saat itu kepada Joseph Banks, seorang ahli botani Kapten Cook, mendapat kepala Pemulwuy

yang telah diawetkan, hal ini terjadi sekitar tahun 180313. Koleksi-koleksi tengkorak orang-orang

Aborigin pun masih tersimpan di Museum Anatomi di Edinburgh sampai sekitar tahun 90-an14.

Jika kita melihat uraian diatas, tentu saja kita dapat memprediksi akan banyak terjadi

pertikaian bahkan pembantaian suku-suku Aborigin yang dilakukan oleh orang-orang putih

Australia pada tahun-tahun berikutnya. Pembantaian ini berawal dari sikap rasis kulit putih, pola

berfikir dan persaingan dalam menaklukan alam Australia.

BAB III

13 “Day of Reckoning for Darwin’s Bodysnatchers”. Sydney Morning Herald, 3 Maret 1990, hal 79.

14 Ibid

Sejarah Dunia Page 9

Page 10: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

PEMBAHASAN

Jika di bab sebelumnya telah dibahas tentang bagaimana reaksi orang Aborigin atas

kedatangan kapal Inggris yang pertama, di bab ini akan menyebutkan beberapa pembantaian

yang terjadi terhadap Aborigin dalam kurun 1803-1838 tetapi sebelumnya akan sedikit dibahas

tentang sejarah dan cara hidup suku Aborigin tersebut.

Suku Aborigin diperkirakan telah menempati benua ini sejak 400.000 tahun yang lalu

dimana zaman es masih terjadi dan benua ini merupakan bagian dari New Guinea. Ketika

Gubernur Phillip tiba di benua ini diperkirakan ada sekitar 800 kelompok Aborigin dengan 200

bahasa yang berbeda-beda. Kehidupan Aborigin sendiri sebelum kedatangan Inggris terpencar-

pencar dan terisolasi satu sama lain karena alam Australia yang sangat keras sering kali tidak

memungkinkan pertemuan antar suku ini kecuali dalam sebuah ritual atau perayaan.

Layaknya masyarakat yang masih sangat tradisional, masyarakat Aborigin biasanya

hidup mengelompok yang terdiri dari isteri dan anak-anak. Untuk kehidupan sehari-hari mereka

tergantung pada alam Australia sehingga tempat tinggalnya sering berpindah-pindah mencari

daerah yang diperkirakan subur. Perpindahan kelompok ini juga bertujuan untuk menjaga

keseimbangan dan kelestarian alam sehingga tidak mengherankan apabila kaum Aborigin sangat

paham dan bisa hidup berdampingan dengan alam Australia. Mungkin hal ini lah yang menjadi

salah satu penyebab timbulnya pembantaian-pembantaian saat orang Inggris bermukim di benua

ini, berusaha merebut alam Australia untuk bertahan hidup dan mengamalkan darwinisme, yang

kuatlah yang akan bertahan. Berikut beberapa kasus pembantaian yang terjadi pada awal-awal

kedatangan orang Inggris yaitu Black War, Convincing Ground dan Myall Creek.

1.Black War (1803-1830)

Sejarah Dunia Page 10

Page 11: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Pembantaian yang terjadi sekitar tahun 1803-1830 ini disebut sebagai Black War, bukan

karena terjadi pecah perang antara penduduk putih dan penduduk hitam di pulau Tasmania, tetapi

karena "Black War of Van Diemen's Land" ini adalah nama sebuah kampanye resmi untuk teror

langsung melawan orang-orang hitam di Tasmania15.

Penduduk Aborigin yang menempati Tasmania pertama kali berinteraksi dengan orang

Eropa sekitar Desember 1642 yaitu dengan Abel Jansen Tasman, seorang navigator Belanda,

yang namanya lalu dijadikan sebagai nama pulau ini. Tasman sendiri awalnya menamai pulau ini

sebagai Van Diemen's Land, seorang Gubernur Jenderal Perserikatan Dagang Hindia Timur,

namanya dipakai sebagai nama pulau ini sampai tahun 1855.

Pada 28 Januari 1777, Inggris berlabuh di pulau ini dan seperti New South Wales, pulau

ini pun dijadikan sebagai pemukiman narapidana Inggris pada 1803. Narapidana yang menetap

disini memiliki traumatis yang tinggi dan berkelakuan sangat brutal, lebih dari 65.000 narapidana

laki-laki dan perempuan tinggal ditempat ini termasuk juga para tentara, administrasi dan

misionaris. Mulai saat itulah penembakan, pembakaran hidup-hidup dan pembunuhan besar-

besaran terhadap orang Aborigin terjadi.

Pada awal 1804, terus berlanjut pembunuhan, penculikan dan perbudakan pada orang-

orang Aborigin ini. Pemerintah kolonial sendiri pada saat itu menganggap orang-orang Aborigin

Tasmania tidak sebagai manusia seutuhnya, para terpelajar pun menganggap kulit putih berada di

puncak hierarki dan kulit hitam berada dipaling bawah. Seperti kutipan seorang professor UCLA,

Jared Diamond :

"Tactics for hunting down Tasmanians included riding out on horseback to shoot them,

setting out steel traps to catch them, and putting out poison flour where they might find and eat

it. Sheperds cut off the penis and testicles of aboriginal men, to watch the men run a few yards

before dying. At a hill christened Mount Victory, settlers slaughtered 30 Tasmanians and threw

their bodies over a cliff. One party of police killed 70 Tasmanians and dashed out the children's

brains."16

15 Black War: The Destruction of Tasmanian Aborigines. Runoko Rashidi. 1 Agustus 2002. www.google.com

16 ibid

Sejarah Dunia Page 11

Page 12: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Dengan digunakannya deklarasi material law pada November 1828, disahkan lah

pembunuhan terhadap orang-orang kulit hitam. Walaupun dengan perlawanan yang dilakukan

Aborigin dengan tongkat-tongkat kayu dan tongkat tajam mereka tetap saja tidak bisa

mangalahkan kekuatan senjata api yang dimiliki kulit putih, hal ini semakin menyulitkan

Aborigin Tasmania saat itu.

Antara 1803 - 1830 ini, penduduk Aborigin Tasmania yang sebelumnya berjumlah 500

orang menjadi kurang dari 75 orang. Dilain pihak, untuk suatu keuntungan politik yang tidak

diketahui, diputuskan untuk mengirim orang-orang Aborigin ini ke suatu daerah khusus dan

mereka pun beranggapan ini akan menguntungkan orang-orang kulit hitam itu sendiri.

Pada 1830 diberangkatkanlah George Augustus Robinson, seorang misionaris Kristen

dan pemerhati Aborigin ke Pulau Flinders sekitar 30mil dari Tasmania, dia ditugaskan untuk

menjaga orang-orang Aborigin Tasmania ini. Pulau Flinders sendiri bukanlah pulau yang baik

untuk dihuni, tempatnya sangat berangin dan tidak memiliki persediaan air bersih seperti dalam

penjara. Kegiatan yang mereka lakukan ditempat yang baru ini adalah kegiata kegerejaan pada

umumnya tetapi bagaimanapun juga, makanan malnutrisi ala penjara dan pengaruh dari penyakit

yang diderita, menyebabkan kematian orang-orang Aborigin. Pada tahun 1869 hanya dua orang

wanita dan seorang laki-laki yang masih tetap hidup.

Dari pembantaian ini penyebabnya adalah karena orang-orang putih masih sangat

terpengaruh darwinisme dan menganggap Aborigin adalah setengah manusia dan setengah

hewan, mereka sangat membenci sekali orang-orang Aborigin ini sehingga terus melakukan

pembantaian sampai mereka benar-benar habis.

2.Convincing Ground (1833)

Convincing Ground adalah sebuah tempat reservasi sekarang di daerah Portland Bay,

Victoria disebelah barat daya Melbourne. Diketahui Aborigin yang tinggal didaerah ini adalah

Kilcarer Gundidj klan dari orang-orang Gunditjmara.

Sejarah Dunia Page 12

Page 13: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Pembantaian ini bermula dari perdebatan siapa yang memiliki daerah pantai ikan paus

ini. Sudah beratus-ratus tahun orang-orang Gunditjmara menegaskan kepemilikan mereka dan

menggunakan ikan paus sebagai makanan tradisional dan ketika kapal-kapal penangkap ikan

paus orang kulit putih berdatangan kesini dan menyatakan pantai tersebut merupakan kawasan

mereka, pendekatan agresif mulai terjadi.

Pada akhirnya orang-orang kulit putih yang menang, karena jika mereka mendapatkan

perlawanan dari Gunditjmara, mereka tinggal menggunakan senjata api yang mereka miliki

untuk menyudahi perdebatan ini. Seperti kutipan dari laporan resmi George Augustus Robinson

yang mengunjungi situs pembantaian ini pada 1841:

“Among the remarkable places on the coast, is the 'Convincing Ground', originating in a

severe conflict which took place in a few years previous between the Aborigines and the Whalers

on which occasion a large number of the former were slain. The circumstances are that a whale

had come on shore and the Natives who fed on the carcass claimed it was their own. The whalers

said they would 'convince them' and had recourse to firearms. On this spot a fishery is now

established”17

Diperkirakan sekitar 60-200 orang Gunditjmara terbunuh dalam kasus ini dan sama

dengan Black War tidak ada hukuman bagi orang-orang putih yang melakukan pembunuhan ini.

3.Myall Creek (1838)

Pembantaian yang terjadi di Myall Creek merupakan pembantaian pertama dimana para

tersangkanya diadili dan dihukum gantung. Pembantaian ini terjadi pada 10 Juni 1838. Berawal

dari perselisihan tentang lahan, orang kulit putih memaksa Aborigin untuk meninggalkan tanah

tersebut tetapi orang Aborigin ini melawan dan tidak mau menyerahkan tanah mereka.

17 Scars on the Landscape . A Register of Massacre sites in Western Victoria 1803-1859. Ian D.Clark. Aboriginal Studies Press, 1995

Sejarah Dunia Page 13

Page 14: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Sekitar 12 orang penggembala pada malam hari mendatangi pondok Aborigin di Myall

Creek dan menangkap sekitar 28 Aborigin yang ada disana termasuk laki-laki tua, wanita dan

anak-anak. Penggembala yang dipimpin oleh John Fleming ini mengikat ke 28 Aborigin tersebut

dan membawanya ke semak belukar dan mulai membunuhi mereka satu persatu dan membakar

tubuhnya.

Hampir tiga minggu setelah pembantaian tersebut, Frederick I. Foot, seorang pemilik

tanah di Myall Creek melaporkan kejadian ini kepada polisi Sydney tetapi tidak mendapat

tanggapan, ia pun lalu menuliskan laporan tentang pembantaian tersebut kepada Gubernur

George Gipps pada 4 Juli 1838.

Gubernur Gipps menanggapi laporan ini dan memerintahkan untuk memulai investigasi.

Banyak protes yang timbul dari masyarakat Sydney kulit putih akibat perintah Gubernur Gipps

ini ada pula yang mendukung tindakan Gubernur Gipps tetapi hanya sedikit orang saja.

Akhirnya sepuluh tersangka kasus pembantaian ini dapat diidentifikasi dan ditangkap.

Sayangnya 3 dari 10 yang tertangkap dinyatakan tidak bersalah karena hilangnya bukti-bukti

yang ada, tujuh lainnya dinyatakan bersalah atas pembunuhan seorang anak Aborigin. Pada 18

Desember 1838, ketujuh orang ini dihukum gantung dan untuk pertama kalinya dalam sejarah

Australia, orang kulit putih dihukum atas tindakannya membunuh Aborigin.

Sejarah Dunia Page 14

Page 15: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui bahwa sebelum Cook datang ke daerah

ini, orang Belanda telah lebih dulu menemukan pesisir-pesisir Australia. Dimulai dari Dayfken

pada 1606 melaporkan tentang pesisir utara Benua selatan yang menurutnya merupakan satu

kesatuan dengan pesisir selatan New Guinea. Ada pula laporan tentang orang Makassar yang

untuk pertama kalinya melakukan hubungan yang cukup baik dengan masyarakat Aborigin yang

ada di pesisir utara benua selatan ini. Beberapa tahun kemudian, sekitar 1642, Abel Jansen

Tasman membuat penemua baru yaitu sebuah pulau di selatan benua ini yang ia namakan Van

Diemen's Land dan pada pelayarannya yang kedua, ia menemukan bahwa terdapat lintasan yang

memisahkan selatan New Guinea dan pesisir utara Terra Australis, sayangnya Tasman tidak

melanjutkan pelayarannya hingga ke pesisir timur. Setelah pelayaran Tasman tidak ditemukan

lagi jurnal maupun bukti-bukti adanya pelayaran lanjutan dari orang belanda maupun Eropa yang

lain untuk waktu yang cukup lama

Sampai pada sekitar tahun 1770, James Cook untuk pertama kalinya menemukan pesisir

timur dari Terra Australia dan menamakannya New South Wales. Penemuan ini memecahkan

masalah yang tengah dihadapi Ppemerintah Inggris pada waktu itu yaitu meningkatnya jumlah

narapidana sehingga penjara pun tidak sanggup lagi menampung. Maka pada 1787 dibawah

Kapten Phillip berangkatlah armada yang pertama dan membawa sekitar 1000 orang penumpang

termasuk narapidana dan para petugas.

Sebelumnya Inggris telah mengetahui bahwa Australia tidak benar-benar kosong, ada

suku Aborigin yang telah menempati daerah ini sejak kurang lebih 400.000 tahun. Merekalah

penduduk asli benua ini. Sejak pertama kali melabuhkan kapalnya di Botany Bay, Gubernur

Phillip langsung disambut oleh acungan tombak dan seruan dari Aborigin setempat, suku Eora,

hal ini dikatakan oleh Letnan Bradley dari jurnalnya.

Sejarah Dunia Page 15

Page 16: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Sikap tidak senang yang telah ditunjukan Aborigin atas kedatangan armada pertama ini

tidak mampu dilawan oleh masyarakat Aborigin. Orang-orang Inggris yang tidak menyukai

Aborigin pun semakin menjadi mereka mulai melakukan berbagai pembantaian karena motif

rasis, pemanfaatan sumber daya alam dan perebutan lahan. Pembantaian ini menimpa hampir

seluruh Aborigin yang ada di Australia. Pembantaian seperti Black War dan Convincing Ground

didukung oleh pemerintah kolonial yang ada didaerah itu karena walaupun pembantaian ini

semakin terlihat tidak ada hukuman bagi para pelakunya. Keadilan baru terasa bagi Aborigin saat

pembantaian Myall Creek terjadi, untuk pertama kalinya, pemerintah setempat meninvestigasi,

menangkap dan menghukum para pelakunya.

Sejarah Dunia Page 16

Page 17: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku Teks dan Elektronik

Clark, D., Ian. 1995. Scars on The Landscape A Register of Massacre Sites in Western Victoria.

Aborigines Studies Press.

Goldberg, S.I & F.B Smith. 1988. Australian Cultural History. Cambridge University Press.

Hardjono, Ratih. 1992. Suku Putihnya Asia: Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya.

Gramedia Pustaka.

Macknight, C.C. 1976. The Voyage to Marege. Melbourne University Press.

Scott, Ernest. Published 2002. A Short History of Australia.

Sumber Artikel Online

Sydney Morning Herald

“Day of Reckoning For Darwin’s Bodysnatchers”, 3 Maret 1990.

http://www.google.co.id/search?

q=sydney+morning+herald+3+maret+1990&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en

4 Mei 2010, 7:21 PM.

The Global African Community

“Black War: The Destruction of Tasmanian Aborigines”, Agustus 2002.

http://www.google.co.id/search?q=black+war&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en 3 Mei 2010, 10:47 PM.

Sejarah Dunia Page 17

Page 18: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Sumber Online

http://www.creativespirits.info/aboriginalculture/history/massacres-Myall-Creek-1838.html

15 April 2010, 11:47 PM

http://www.google.co.id/search?q=convincing+ground+massacre&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en 5 Mei 2010, 11:00 PM

http://www.absoluteastronomy.com/topics/Myall_Creek_massacre 4 Mei 2010, 9:57 PM

Sejarah Dunia Page 18

Page 19: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

LAMPIRAN

Peta awal sebelum orang-orang Eropa banyak yang

Berlayar ke Asia (Robert Thorne’s Map, 1527)

Peta setelah pelayaran Duyfken dimana orang-orang Belanda mengira Australia adalah bagian dari New Guinea.

Sejarah Dunia Page 19

Page 20: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Abel Tasman’s Route

Red Line: 1st Voyage in 1642

Blue Line: 2nd Voyage in 1644

Peta rute James Cook, 1768-1771

Sejarah Dunia Page 20

Page 21: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Rute Pelayarang Bouwer

Piringan Dirk Hartog yang ditemukan di pesisir barat Australia

Sejarah Dunia Page 21

Page 22: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Potongan jurnal Kapten Cook, 16 Agustus 1770

Kapten Cook

Sejarah Dunia Page 22

Page 23: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Abel Jansen Tasman

Suku Aborigin

Sejarah Dunia Page 23

Page 24: Orang Eropa Dan Pembantaian Aborigin 1808-1838

Myall Creek’s Memorial

Sejarah Dunia Page 24