OPTIMALISASI PINJAMAN KEBAJIKAN (AL-QARDH) PADA BMT (Studi pada BMT UMJ, Ciputat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) Oleh AMALA SHABRINA NIM. 109046100156 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
112
Embed
OPTIMALISASI PINJAMAN KEBAJIKAN (AL-QARDH) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25077/1/Amala... · B. Visi dan Misi ... dan Badan Wakaf. Bahkan lembaga keuangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
OPTIMALISASI PINJAMAN KEBAJIKAN (AL-QARDH) PADA BMT
(Studi pada BMT UMJ, Ciputat)
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh
AMALA SHABRINA
NIM. 109046100156
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAHPROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1434 H/2013 M
ABSTRAK
Amala Shabrina. 109046100156. Optimalisasi Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh) pada BMT (Studi pada BMT UMJ, Ciputat). Konsentrasi Perbankan Syariah,Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, xiv+69 halaman+8 lampiran.
Masalah pokok penelitian ini adalah strategi yang digunakan BMT untukmenghimpuan dana, optimalisasi dana Al-Qardh, dan strategi mengoptimalkan danabaitul maal, khususnya untuk produk Al-Qardh. Tujuan penelitian ini adalah untukmenjelaskan strategi yang digunakan BMT UMJ untuk menghimpuan dana,optimalisasi dana Al-Qardh, dan strategi mengoptimalkan dana untuk produk Al-Qardh.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan/studi lapangan. Jenis datadalam penelitian ini terdiri atas dua sumber, yaitu data primer yang diperoleh denganteknik wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasidan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisisdeskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran dana Al-Qardh pada BMTUMJ pada periode 2010-2012 belum berjalan optimal. Hal ini dilihat dari pencapaianpenyaluran yang belum masuk pada nilai standar FDR, yaitu 85% - 110%, sedangkanpencapaian pada tahun 2010 sebesar 56,22%, naik menjadi 58,24% pada tahun 2011,dan menurun pada tahun 2012 menjadi 55,22%.
Kata kunci: Optimalisasi, Al-Qardh, dan BMT.
Pembimbing: Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A.
Daftar Pustaka: 1976 s.d. 2013.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya
kepada seluruh alam semesta. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan
kepada junjungan nabi besar, Muhammad saw. yang telah memberikan hidayahnya
kepada umat manusia.
Skripsi berjudul “OPTIMALISASI PINJAMAN KEBAJIKAN (AL-QARDH)
PADA BMT (STUDI PADA BMT UMJ, CIPUTAT)”, diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) dam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Syariah pada Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penulisan karya ini, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat dan Mukmin Rauf,
MA., Sekretaris Program Studi Mualamat.
3. Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A., dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan pikiran dan waktunya kepada penulis.
v
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu selama
masa perkuliahan.
5. BMT UMJ, Ciputat yang telah membantu dalam pengumpulan data dan
informasi terkait yang penulis butuhkan untuk penyusunan skripsi.
6. Seluruh staff Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang
telah memberikan fasilitas berupa referensi terkait tema skripsi.
7. Ayahanda dan Ibunda (Eddy Yanto dan Asnur Anas) tercinta yang tak henti-
hentinya memberikan dukungan, baik moril maupun materiil, serta kasih
sayang dan doa yang selalu penulis terima, kakak-kakak (Aziza Addina
Permata beserta suami dan Diaz Palestine) yang selalu memberikan semangat
dalam penyusunan skripsi ini, adik satu-satunya (Yamadika Okto Ahiro) yang
selalu menghibur di saat penulis menghadapi ujian dalam penyusunan skipsi
serta seluruh keluarga besar Alm. Esis dan Alm. Anas Sain atas segala doa,
dukungan, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan yang saling memberikan semangat dalam
penyusunan skripsi, khususnya PS E 2009 dan juga sahabat-sahabat: Nani,
antara lain: Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah, dan
Obligasi Syariah. Sedangkan lembaga keuangan syariah nirlaba yang saat ini
berkembang antara lain: Organisasi Pengelola Zakat, baik Badan Amil Zakat
maupun Lembaga Amil Zakat, dan Badan Wakaf. Bahkan lembaga keuangan
mikro syariah seperti BMT (Baitul Maal at-Tamwil) juga turut berkembang
sangat pesat di Indonesia.2
Konsep Baitul Maal at-Tamwil sebenarnya sudah ada sejak zaman
Nabi Muhammad Saw. Cikal bakal lembaga baitul maal yang telah dicetuskan
dan difungsikan oleh Rasulullah Saw. dan diteruskan oleh Abu Bakar ash-
Shiddiq, semakin dikembangkan fungsinya pada masa pemerintahan Khalifah
Umar bin Khattab sehingga menjadi lembaga yang regular dan permanen.3
Pendirian lembaga baitul maal ini dipusatkan di Madinah dengan pembukaan
cabang-cabangnya di tiap ibukota provinsi.
Di Indonesia sendiri, sejarah BMT dimulai tahun 1984 yang
dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan
lembaga pembiayaan berdasarkan syariah bagi usaha kecil. BMT secara resmi
sebagai lembaga keuangan syariah dimulai dengan disahkannya UU No. 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan yang mencantumkan kebebasan penentuan imbalan dan
2 Ibid. h.33.3 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Depok: Gramata Publishing, 2010), h.91.
3
sistem keuangan bagi hasil, juga dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72
Tahun 1992 yang memberikan batasan tegas bahwa bank diperbolehkan
melakukan kegiatan usaha dengan berdasarkan prinsip bagi hasil. Munculnya
BMT sebagai lembaga mikro keuangan Islam yang bergerak pada sektor riil
masyarakat bawah dan menengah menjadi salah satu lembaga mikro keuangan
Islam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.4
Tujuan umum yang ingin diketahui oleh Bappenas adalah untuk
memperbaiki sistem lembaga keuangan pedesaan sehingga dapat melayani usaha
kecil dari golongan masyarakat miskin pedesaan. Yaitu dengan membangun
hubungan antara Bank Syariah dengan kopontren yang berupa BMT.5
Baitul Maal at-Tamwil (BMT) atau disebut juga dengan Koperasi
Syariah merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan
menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya dalam skala mikro. BMT
terdiri dari dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitultamwil. Baitulmaal merupakan
istilah untuk organisasi yang berperan dalam mengumpulkan dan menyalurkan
dana non-profit, seperti zakat, infak, dan sedekah. Baitulmaal adalah lembaga
4 Ica Nende, “Baitul Mal Wat Tamwil (BMT),”http://acankende.wordpress.com/2010/11/28/baitul-mal-wat-tamwil-bmt/
5 Anonim, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistim Syari’ah: Perjalanan dan GerakanBMT di Indonesia (Baitul Maal wat Tamwil) (Jakarta: PINBUK, 2000), h. 259.
4
keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial).6
Baitultamwil merupakan istilah untuk organisasi yang mengumpulkan dan
menyalurkan dana komersial. Dengan demikian, BMT memiliki peran ganda,
yaitu fungsi sosial dan fungsi komersial. Dalam operasinya, BMT biasanya
menggunakan badan hukum koperasi. Oleh karena itu, BMT sering disebut
dengan koperasi jasa keuangan syariah.7
Pada tahun April 2008, berdirilah KSU BMT UMJ di Ciputat dengan
nomor badan hukum 770/BH/Meneg/.I/VI/2008. Visi dari BMT ini adalah
membangun koperasi jasa keuangan terkemuka, modern, dan Islami dalam
pengembangan ekonomi rakyat dengan salah satu misinya adalah
memperjuangkan peningkatan harkat sosial ekonomi anggota dan karyawan
koperasi serta masyarakat.
Dengan modal awal sebesar 117 juta rupiah, BMT UMJ telah
memiliki aset sebesar 1,4 milyar rupiah pada akhir tahun 2012. Hal ini
menunjukkan bahwa perekonomian tumbuh cukup pesat di BMT UMJ itu
sendiri. Artinya, BMT UMJ berhasil memberdayakan masyarakat sekitar dengan
produk-produk yang dimiliki.
6 Hertanto Widodo, dkk., PAS (Pedoman Akuntansi Syariat): Panduan Praktis OperasionalBaitul Mal Wat Tamwil (BMT) (Bandung: Mizan, 2000), h.81.
7 Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi PerbankanSyariah: Teori dan Praktik Kontemporer (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.22.
5
Salah satu produk dari BMT UMJ adalah Pinjaman Kebajikan.
Pinjaman ini merupakan bentuk dari kepedulian BMT terhadap pengusaha kecil
berpotensi dengan tidak membebankan jaminan terhadap pengusaha tersebut.
Pinjaman yang lebih sering dikenal dengan pinjaman al-qardh ini adalah
pembiayaan yang bersifat sosial, bukan komersial. Hal ini karena memang arti
dari akad al-qardh adalah akad pinjam-meminjam antara dua pihak dengan
pengembalian tanpa ada tambahan. Jadi, peminjam hanya mengembalikan pokok
pinjamannya saja. Menurut istilah para ahli fikih, al-qardh adalah memberikan
suatu harta kepada orang lain tanpa ada tambahan8 seperti mengutang uang Rp.
2,- akan dibayar Rp. 2,- pula.9 BMT akan memberikan dananya kepada nasabah
yang sudah memenuhi syarat untuk mengelola dana tersebut untuk kegiatan
produktif. Tentunya, tidak semua nasabah mendapatkan pinjaman ini. Hanya
nasabah miskin potensial yang bisa merasakan fasilitas ini.
Dalam pemberian pinjaman, BMT UMJ memperhatikan beberapa
prinsip pembiayaan yang dikenal dengan prinsip 5 C, yaitu character, capacity,
capital, collateral, dan condition. BMT juga tidak hanya memberikan dananya
kepada pengusaha kecil tersebut, tetapi BMT UMJ juga melakukan pembinaan
terhadap pengusaha peminjam. Hal ini dimaksudkan agar pengusaha-pengusaha
8 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syariah: Menjalin Kerja Sama Bisnis danMenyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam, terj. Fakhri Ghafur (Jakarta: Hikmah,2010), h.51.
9 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Jakarta: Attahiriyah, 1976), h.293.
6
kecil tersebut dapat mengelola dana tersebut dengan baik, agar pengusaha
menghasilkan laba yang optimal. Sampai tahun 2012, tercatat sebesar 32 juta
dana yang dikeluarkan untuk Pinjaman Al-Qardh ini. Kemudian timbul
permasalahan, apakah dengan angka 32 juta, BMT sudah mengoptimalkan
dananya untuk pembiayaan ini karena melihat BMT yang tidak memiliki modal
sebesar bank untuk dapat memberikan pembiayaan dengan akad al-qardh.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Optimalisasi Pinjaman Kebajikan (Al-
Qardh) pada BMT (Studi Kasus pada BMT UMJ, Ciputat)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah:
1. Banyak warga yang sulit mendapatkan modal tambahan untuk
mengembangkan usahanya.
2. Banyak pedagang kecil yang ingin mendapatkan pinjaman dari lembaga
keuangan tetapi tidak memiliki barang yang dapat dijadikan jaminan atas
pinjaman.
3. Strategi yang digunakan KSU BMT UMJ untuk menghimpun dana al-qardh,
mungkin dapat menjadi alternatif bagi masyarakat.
7
4. Optimalisasi Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh), sudah berjalan optimal atau
belum.
5. Strategi yang digunakan KSU BMT UMJ untuk mengoptimalkan Pinjaman
Kebajikan (Al-Qardh), mungkin menggunakan strategi khusus.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu
dilakukan pembatasan dan perumusan masalah agar tidak terjadi perluasan
makna. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Optimalisasi yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada jumlah dana
pinjaman pada BMT UMJ, Ciputat.
2. Objek yang diteliti dibatasi pada BMT UMJ, Jalan KH. Ahmad Dahlan,
Komplek Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang
Selatan.
3. Produk pembiayaan yang dimiliki BMT UMJ, yang diteliti dibatasi pada
produk Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh).
4. Data yang diteliti adalah data tiga tahun terakhir, yaitu tahun 2010-2012.
D. Perumusan Masalah
Rumusan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini
adalah:
8
1. Strategi apa sajakah yang digunakan BMT UMJ untuk menghimpun dana al-
qardh?
2. Bagaimana prestasi BMT UMJ dalam penyaluran dana Pinjaman Kebajikan
(Al-Qardh) selama tahun 2010-2012?
3. Bagaimana strategi yang digunakan oleh BMT UMJ untuk mengoptimalkan
Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Menjelaskan strategi yang dipakai oleh BMT UMJ, Ciputat dalam
menghimpun dana al-qardh.
2. Mendeskripsikan prestasi BMT UMJ dalam penyaluran dana Pinjaman
Kebajikan (Al-Qardh) selama tahun 2010-2012.
3. Menjelaskan strategi yang digunakan oleh BMT UMJ dalam
mengoptimalkan Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh).
Manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
perbankan syariah tentang pelaksanaan akad al-qardh.
9
b. Menambah literatur keilmuan yang dapat dijadikan sebagai referensi
untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kalangan praktisi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan antara pembiayaan-pembiayaan yang ada.
b. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan gambaran mengenai
pembiayaan dengan akad al-qardh yang dilaksanakan oleh BMT.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian deskriptif yang merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain.10
Menurut sifat dan jenis data, penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11
10 Ety Rochaety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, Metodologi Penelitian Bisnisdengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h.17.
11 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi (Jakarta: BumiAksara, 2007), h.92.
10
2. Jenis Penelitian
Jenis untuk penelitian ini adalah penelitian lapangan/studi lapangan.
Artinya, peneliti terjun langsung ke loksai penelitian untuk mengambil data
atau dengan kata lain studi langsung di tengah kehidupan nyata.
3. Kriteria Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama.12
Data ini diperoleh dari teknik observasi dan wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua
seperti laporan keuangan, data statistik dari badan tertentu, dan lain-lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data di mana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian. Di sini,
peneliti secara langsung melakukan pengamatan mengenai produk
Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh).
12 Ibid. h. 168-169.
11
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi
verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang
diinginkan.13 Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data
yang didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan.14
Wawancara dilakukan dengan karyawan BMT UMJ.
c. Studi Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis seperti laporan keuangan, arsip, teori, pendapat,
hukum, dan lain-lain.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menelaah buku-buku, catatan-catatan, literature-literatur, dan
laporan-laporan mengenai masalah yang dibahas. Studi pustaka dilakukan
untuk mendapatkan data tentang optimalisasi, al-qardh, dan BMT.
13 Ibid. h. 179.14 Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan (Jakarta: Kencana, 2011), h.172.
12
5. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BMT UMJ yang
bertempat di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Komplek Kampus Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Ciputat.
6. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah didapat kemudian diolah agar menjadi hasil penelitian
yang diinginkan. Pengolahan data dimulai dari menulis kembali hasil
wawancara ke lembar baru agar tersusun secara sistematis. Kemudian hasil
tersebut dirangkum agar mendapatkan poin-poin penting dari penelitian.
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang telah diolah.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif, yaitu cara analisis dengan mendeskripsikan data yang telah
terkumpul dalam bentuk kata-kata tanpa membuat kesimpulan yang berlaku
umum.
13
G. Review Kajian Terdahulu
1. Jurnal Ilmiah
Jurnal ilmiah pertama yang terkait dengan penelitian saat ini adalah
jurnal dengan judul “Ekonomi Sedekah” oleh Yusuf Wibisono dalam Jurnal
Ekonomi Islam. Kesimpulan dari jurnal ini adalah secara umum terdapat dua
ketentuan syariat Islam terkait sedekah atas harta. Pertama adalah sedekah
wajib yaitu zakat. Sedekah kedua adalah sedekah sunnah (sukarela). Sedekah
sunnah ini merupakan bentuk altruisme tertinggi dalam Islam karena ia
bersifat sukarela, tanpa paksaan, tanpa ketentuan, dilakukan dalam kondisi
susah ataupun senang, malam dan siang hari, sembunyi-sembunyi ataupun
terang-terangan. Dalam Islam, sedekah sukarela ini memiliki banyak bentuk
seperti infaq, sedekah jariyah, dan wakaf. Lebih dari itu, sedekah juga tidak
hanya berdimensi sosial, namun juga ekonomi-bisnis. Maka dalam skema
pembiayaan Islam kita mengenal qardhul hasan, di mana pemilik modal
dianjurkan untuk meminjamkan modal kepada pengusaha tanpa
mengharapkan bagi hasil. Bahkan jika yang orang berutang tersebut kesulitan
membayar, dianjurkan untuk memberi toleransi, bahkan merelakan sebagian
atau keseluruhan piutang tersebut.15
15 Yusuf Wibisono, “Ekonomi Sedekah,” Jurnal Ekonomi Islam (April, 2012).
14
Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah dalam fokus kajian.
Pada jurnal, hanya dijelaskan secara umum mengenai qardh, sedangkan
penelitian sekarang dipersempit mengenai optimalisasi dana qardh.
Jurnal kedua adalah jurnal oleh Firdaus Furywardana dengan judul
“Evaluasi Non Performance Loan (NPL) Pinjaman Qardhul Hasan (Studi
Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta)”. Kesimpulan dari jurnal ini
adalah qardhul hasan merupakan salah satu ciri pembeda bank syariah
dengan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, di
samping misi komersial. Misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan
citra bank dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah.
Qardhul hasan mengunakan penilaian 2 C dan 2 P pada pemberian pinjaman,
karena penerima qardhul hasan merupakan pengusaha golongan ekonomi
lemah yang terbatas modal, kurang ataupun tidak mempunyai pencatatan
secara baik dalam pengelolaan finansial maupun pengelolaan usahanya.16
Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah dalam bidang yang dikaji. Pada
jurnal, dibahas mengenai evaluasi NPF, sedangkan penelitian sekarang
membahas tentang optimalisasi. Selain itu, dari segi subjek penelitian, yang
16 Firdaus Furywardana, “Evaluasi Non Performance Loan (NPF) Pinjaman Qardul Hasan(Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta),” Jurnal Ekonomi Islam (Juli, 2008).
15
menjadi subjek penelitian terdahulu adalah bank, sedangkan subjek
penelitian sekarang adalah BMT.
2. Penelitian Lain
Penelitian pertama yang dijadikan review studi terdahulu adalah
penelitan yang dilakukan oleh Syahid Maulana dengan judul “Mekanisme
Pembiayaan Dana Qardhul Hasan di Bank BNI Syariah (Studi Kasus BNI
Syariah Kantor Cabang Pemuda, Jakarta Timur)”. Kesimpulan yang dapat
ditarik dari penelitian ini adalah BNI Syariah melakukan penghimpunan dana
qardhul hasan dari gaji karyawan sebesar 2,5% perbulan. Penyaluran dana
qardhul hasan disalurkan untuk dua pihak, yakni pihak internal (karyawan
BNI Syariah) dan pihak eksternal (bukan karyawan BNI Syariah).
Penyaluran dana ini dibagi lagi menurut kebutuhannya, yaitu untuk modal
kerja, bantuan pendidikan, dan infaq. Manajemen risiko yang dilakukan oleh
BNI Syariah Cabang Pemuda, Jakarta Timur ini adalah dengan memberikan
Surat Peringatan jika debitur tidak mengembalikan dana selama dua bulan
berturut-turut. Jika sudah mendapat tiga surat dan masih juga belum
membayar, maka akan dilakukan survey lapangan.17
17 Syahid Maulana, “Mekanisme Pembiayaan Dana Qardhul Hasan di Bank BNI Syariah(Studi Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Pemuda, Jakarta Timur),” (Skripsi Sarjana, Fakultas Syariahdan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009).
16
Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah dalam bidang yang
dikaji, penelitian terdahulu mengkaji mengenai mekanisme pembiayaan,
sedangkan penelitian sekarang membahas tentang optimalisasi. Selain itu,
dari segi subjek penelitian, yang menjadi subjek penelitian terdahulu adalah
bank, sedangkan subjek penelitian sekarang adalah BMT.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian dengan judul “Manajemen
Qardhul Hasan dalam Pembiayaan Usaha Kecil Menengah di BAZ Kota
Depok” oleh Suhendri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah langkah-
langkah dalam pemberian pembiayaan ini dilakukan dengan empat tahap,
yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(penggerakan), dan controlling (pengawasan). Penelitian ini juga dipaparkan
mengenai hambatan dalam pemberian pembiayaan, yaitu kurangnya
pemasukan yang menghambat program, kurang ketat dalam pelaksanaan
survey, peminjam yang menyalahgunakan kecercayaan BAZ, kurangnya
kesadaran peminjam dalam pengembalian dana, kurang maksimal dari segi
pengawasan, dan kurang pengalaman dari peminjam.18 Perbedaan dengan
penelitian sekarang adalah dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu
mengkaji mengenai manajemen pembiayaan, sedangkan penelitian sekarang
18 Suhendri, “Manajemen Qardhul Hasan dalam Pembiayaan Usaha Kecil Menengah di BAZKota Depok,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,2011).
17
membahas tentang optimalisasi. Selain itu, dari segi subjek penelitian, yang
menjadi subjek penelitian terdahulu adalah lembaga zakat, sedangkan subjek
penelitian sekarang adalah BMT.
Selanjutnya, penelitian yang terkait adalah penelitian yang dilakukan
oleh Maria Ulfha dengan judul penelitian “Efektifitas Pembiayaan Qardhul
Hasan pada BMT Bina Ummat Sejahtera Periode 2006-2010”. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari penelitian ini yakni konsep dari pembiayaan qardhul
hasan adalah pembiayaan yang bersifat nirlaba yang diberikan kepada
anggota atau mitra tanpa penetapan nisbah bagi hasil tetapi hanya dengan
mengembalian pokok pembiayaannya saja. Dari penelitian yang dilakukan
dalam periode 2006-2010, dana yang terkumpul selalu meningkat, ini dilihat
dari hasil data pertumbuhan pembiayaan dana qardhul hasan. Berdasarkan
laporan keuangan sederhana BMT BUS, setiap tahunnya BMT menyalurkan
dana kepada 8 asnaf. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan tersebut
tergolong efektif.19 Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah dalam
bidang yang dikaji, penelitian terdahulu mengkaji mengenai efektifitas
pembiayaan, sedangkan penelitian sekarang membahas tentang optimalisasi.
19 Maria Ulfha, “Efektifitas Pembiayaan Qardhul Hasan pada BMT Bina Ummat SejahteraPeriode 2006-2010,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,2012).
18
H. Sistematika Penulisan Penelitian
Sistematika yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
bab dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penelitian
ini, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai Latar Belakang
c. Modal yang disetor pada awal pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dapat berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan dapat ditambah
dengan hibah, modal penyertaan, dan simpanan pokok khusus.
52 Hertanto Widodo, dkk., PAS (Pedoman Akuntansi Syariat): Panduan Praktis OperasionalBaitul Mal Wat Tamwil (BMT) (Bandung: Mizan, 2000), h.85.
53 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKMdi Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 256.
43
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi
kantor BMT, yaitu54:
a. Lokasinya strategis, yakni lokasi berdekatan dengan pusat perdagangan,
usaha-usaha industri kecil dan rumah tangga, dan usaha ekonomi lainnya.
b. Berdekatan dengan masjid atau mushala karena BMT mengadakan
pengajian rutin dan pertemuan bisnis.
4. Ciri-ciri
Secara umum, ciri-ciri BMT dapat dijelaskan sebagai berikut55:
a. Usahanya dimaksud untuk mendorong sikap dan perilaku menabung dari
masyarakat banyak dengan menerima simpanan atas dasar balas jasa
berdasarkan bagi hasil.
b. Pengelolaannya secara profesional persis mengikuti administrasi
pembukuan dan prosedur perbankan (namun bukan lembaga perbankan)
dengan kekecualian tidak mengharuskan pakai jaminan uang atau harta
benda untuk jumlah pinjaman yang kecil.
c. Modal awal untuk mendirikan BMT, lebih kurang Rp 5.000.000 sampai
dengan Rp 10.000.000 (lebih besar tentu lebih baik) ditambah dengan
fasilitas sarana sekitar Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 1.500.000.
54 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (SebuahPengenalan) (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), h.187-188.
55 PINBUK, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistim Syari’ah: Petjalanan dan GerakanBMT di Indonesia (Baitul Maal wat Tamwil) (Jakarta: PINBUK, 2000), h.182-183.
44
d. Pendiri sebagai anggota inti. Terdapat sekelompok orang (20 sampai 40
orang) di sekitar lokasi tempat didirikan BMT yang menjadi anggota inti
yang diharapkan bersedia urunan modal awal yang diangsur dalam satu
atau beberapa kali.
e. Biaya operasional sangat rendah, antara lain karena kecilnya jumlah staf
dan dapat beroperasi pada kondisi yang tidak mewah.
f. Jaminannya adalah dengan mengutamakan kepercayaan, tokoh setempat
dan/atau tanggung renteng, saling kenal karena daerah operasinya tidak
terlalu luas.
g. Mitra operasi, terintegrasi dengan lembaga lokal.
Selain ciri utama di atas, BMT juga memiliki ciri khas sebagai
berikut56:
a. Staff dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan
produktif, tidak menunggu tetapi menjemput nasabah, baik sebagai
penyetor dana maupun sebagai penerima pembiayaan usaha.
b. Kantor dibuka dalam waktu tertentu dan ditunggui oleh sejumlah staf yang
terbatas, karena sebagian besar staf harus bergerak di lapangan untuk
56 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (SebuahPengenalan) (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), h.184-185.
45
mendapatkan nasabah penyetor dana, memonitor, dan mensupervisi usaha
nasabah.
c. BMT mengadakan pengajian rutin secara berkala yang waktu dan
tempatnya (biasanya di madrasah, masjid atau mushala) ditentukan sesuai
dengan kegiatan nasabah dan anggota BMT. Setelah pengajian biasanya
dilanjutkan dengan perbincangan bisnis dari para nasabah BMT.
d. Manajemen BMT diselenggarakan secara professional dan Islami.
BMT, dilihat dari fungsinya merupakan lembaga intermediasi
keuangan antara pemilik dana dan peminjam. BMT beroperasi berlandaskan
prinsip-prinsip ekonomi Islam yang pada intinya menerapkan bahwa dana
pada dasarnya merupakan salah satu alat produksi untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan kesejahteraan orang per-orang, BMT tumbuh
dari keinginan dan prakarsa masyarakat sendiri, sehingga BMT merupakan
salah satu jenis Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang bekerja dari,
oleh, dan untuk anggota. Dengan demikian, pada hakekatnya BMT bekerja
dalam lingkup terbatas pada anggota-anggotanya.57
57 Ibid. h. 254.
46
5. Keunggulan
Dalam memberdayakan pengusaha kecil dan kecil-bawah serta kaum
dhu’afa, BMT mempunyai beberapa keunggulan58:
a. Pemilihan sistem syariah sebagai syarat pokok pelasksanaan BMT
mempunyai kekuatan dalam masyarakat Islam.
b. Sistem manajemen dan pembukuan BMT yang mengadopsi manajemen
modern.
c. Hubungan pemodal dan pengusaha yang saling asah, asih, dan asuh.
Bantuan BMT tidak hanya terbatas pada permodalan, tetapi juga
bimbingan dan penyuluhan.
d. Pembiayaan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pengarahan dan pendidikan penggunaan pendapatan perlu dilakukan sejak
diniyakni sejak merumuskan kelayakan usaha dan kelayakan pembiayaan.
Ketika pengelola BMT harus mengarahkan agar pengusaha kecil membuat
perencanaan penggunaan keuntungan tersebut secara baik dan benar.
e. Kegiatan menabung sebagai indikator keberhasilan. Ini juga menjadi
indikator kemampuan masyarakat membuat perencanaan hidupnya.
f. Pembinaan keagamaan. Sebagai lembaga perekonomian Islam, BMT tidak
hanya melakukan pengembangan usaha, tapi juga melakukan pembinaan
58 Ibid. h. 276-279.
47
keagamaan terutama yang menyangkut akhlakul karimah, etika pengusaha
muslim, dan hubungan muamalah secara Islami.
g. Pengembangan usaha kecil bertumpu pada pengetahuan dan keterampilan
masyarakat setempat. BMT secara sistematis telah mendistribusikan
pengetahuan dan keterampilan pada anggota masyarakat.
h. Memperkuat modal dan posisi tawar masyarakat. Dengan pola koperasi di
mana keputusan ditentukan oleh anggota, maka posisi tawar masyarakat
makin kuat dan diharapkan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan
dari luar.
BAB III
PROFIL BMT UMJ, CIPUTAT
A. Sejarah Singkat
Pendirian Koperasi BMT-UMJ diawali dengan rapat pembentukan oleh 36
(tiga puluh enam) orang sekitar awal bulan April 2008. Selanjutnya, Akta
Pendirian Koperasi BMT UMJ dengan nomor 69 diterbitkan tanggal 14 April
2008 oleh Notaris yang ditunjuk Kementerian Koperasi dan UKM. Setelah itu,
Kementerian Koperasi dan UKM, mengesahkan Akta Pendirian dan sekaligus
memberikan nomor badan hukum : 770/BH/Meneg/.I/VI/2008 pada tanggal 6
Juni 2008.59
Dalam rangka mempersiapkan operasional BMT UMJ, pada awal bulan
Mei 2008, selama sebulan penuh tiga orang calon karyawan terseleksi telah
melaksanakan proses magang di BMT Mujahidin dan BMT Al-Munawarah.
Kemudian, BMT UMJ memulai kegiatan operasionalnya pada awal Juni 2008.
Saat ini, BMT UMJ menempati ruangan seluas kurang lebih 12 m2 di lantai dasar
samping gedung Rektorat UMJ, dengan alamat di Jalan KH. Ahmad Dahlan,
Komplek Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat. Perangkat kerja
59 Company Profile BMT UMJ, h. 1.48
49
cukup tersedia, mulai dari blanko/formulir untuk berbagai jenis transaksi sesuai
produk yang akan ditawarkan, brankas, tiga buah komputer, dan dua buah printer.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, modal BMT UMJ terdiri atas
modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri terbagi atas simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan, donasi, dan hibah. Modal luar atau modal pinjaman
berasal dari anggota, anggota luar biasa, calon anggota, koperasi lain, lembaga
keuangan (bank dan nonbank) dan sumber-sumber lain yang sah.
Per tanggal 18 Juni 2008, permodalan BMT UMJ yang tersedia adalah
sebesar Rp 117 juta. Permodalan dimaksud terdiri atas modal sendiri yang berasal
dari simpanan pokok 10 orang anggota/pendiri sebesar Rp 42 juta dan modal
pinjaman dalam bentuk modal penyertaan sebesar Rp 75 juta yang berasal dari
empat orang anggota/pendiri.
Dari modal awal sebesar Rp 117 juta, aset yang dimiliki BMT UMJ dalam
tiga tahun penelitian ini adalah Rp 631.588.239,66 pada tahun 2010, Rp
1.200.511.422,27 pada tahun 2011, dan Rp 1.391.339.347,83 pada tahun 2012.
Artinya BMT UMJ berhasil meningkatkan kinerja dengan tumbuhnya jumlah aset
dari tahun ke tahun.
50
B. Visi dan Misi
1. Visi60
Membangun Koperasi Serba Usaha terkemuka, modern, dan Islami
dalam mengembangkan ekonomi rakyat.
2. Misi61
a. Menigkatkan kualitas sumber daya insani yang bermartabat dan mandiri.
b. Memperjuangkan peningkatan harkat sosial ekonomi anggota dan
karyawan koperasi serta masyarakat.
c. Mengelola portofolio bisnis anggota dengan semangat kekeluargaan dan
berdaya saing.
d. Menjadi media efektif dalam membangun silaturahmi sesama anggota
KSU BMT UMJ dan para pihak yang terkait.
C. Produk Layanan
1. Penghimpunan Dana62
a. Tabungan Makkah (Manfaat Penuh Berkah)
1) Simapan (Simpanan Masa Depan)
60 Ibid, h. 2.61 Ibid, h. 2.62 Ibid, h. 5.
51
Produk ini merupakan tabungan dengan prinsip mudharabah
mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan selama jam buka kas di
kantor BMT UMJ.
2) Sahara (Simpanan Hari Raya)
Produk ini adalah simpanan yang direncanakan untuk
keperluan Idul Fitri dengan prinsip mudharabah mutlaqah. Penarikan
hanya dapat dilakukan satu kali menjelang Idul Fitri.
3) Sapitri (Simpanan Pendidikan Putra-putri)
Simpanan ini adalah bentuk simpanan yang alokasi dananya
diperuntukkan dana pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat
dilakukan dua kali, yaitu pada saat ajaran baru dan semester kedua di
tahun ajaran yang sama. Simpanan ini menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah.
4) Tafaqur (Tabungan Fasilitas Qurban)
Tabungan ini adalah tabungan yang dirancang untuk
memudahkan rencana pelaksanaan qurban dengan prinsip mudharabah
mutlaqah.
52
b. Deposito Madani
Produk ini adalah produk dengan tujuan investasi dengan jangka
waktu yang bermacam, yaitu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dengan
prinsip mudharabah.
2. Penyaluran Dana
a. Jual Beli63
1) Murabahah
Piutang murabahah akad jual beli barang antara mitra dengan
BMT dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/ harga pokok
ditambah keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak.
BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT
memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan
mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra
dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan
disepakati bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu.
63 Ibid, h. 5.
53
b. Sewa Jasa64
1) Ijarah Multijasa
Akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT dan mitra.
BMT menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa
yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu.
c. Kerjasama65
1) Mudharabah
Akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (shahibul
maal) dengan mitra selaku pengelola usaha (mudharib) untuk
mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak.
2) Musyarakah
Akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan
mitra di mana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak.
Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah Pihak sesuai dengan
porsi modal masing-masing.
64 Ibid, h. 5.65 Ibid, h. 5.
54
d. Pinjaman Kebajikan66
1) Al-Qardh
Akad pinjaman dari BMT dengan tujuan sosial yang wajib
dikembalikan dengan jumlah pinjaman pokoknya tanpa adanya
tambahan.
2) Hiwalah
Akad pengalihan hutang nasabah kepada BMT dari nasabah
yang lain.
D. Struktur Organisasi dan Pengelola
1. Struktur Organisasi67
a. Dewan Syariah
1) Ketua : Drs. Muchtar Lutfi, S.H.
2) Anggota : Prof. Dr. Hj. Masyitoh, M.Ag.
Prof. Dr. Sri Mulyani Soegiono
Drs. Fakhrurazi Reno S., M.A.
b. Pengawas
1) Ketua : Prof. Dr. Ir. Suhendar S., M.Si.
2) Anggota : Ir. Soebroto H.S., M.Si.
66 Ibid, h. 5.67 Ibid, h. 3.
55
Dr. Burhanuddin R., M.A.
c. Pengurus
1) Ketua : Dr. Nur Hidayah, S.E., M.M.
2) Sekretaris : Nur Azis Hakim, S.H., M.M., M.Kn.
3) Bendahara : Iskandar Zulkarnain, S.E., M.M.
2. Pengelola68
68 Ibid, h. 4.
Direktur Utama
Dina Febriani, S.E., M.M.
Manager Marketing
Mukhtiar, S.E.I.
Manager Sektor Riil
Juliana Veronica, S.E.
Saff: Syaiful Bahri, S.E.Sy.
Manager Keuangan
Romai Kurniawati, S.E.I.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Strategi Penghimpunan Dana Al-Qardh
BMT UMJ memiliki misi memperjuangkan peningkatan harkat sosial
ekonomi anggota dan karyawan koperasi serta masyarakat. Dari misi tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan keberadaan BMT UMJ ini tentu saja
ingin melibatkan masyarakat sekitar kantor operasional, tidak hanya cakupan
kampus saja. Hal ini sejalan dengan data mengenai jumlah anggota inti dan
anggota bukan inti. Anggota inti yang juga merupakan pendiri BMT tercatat
sejumlah 10 orang, sedangkan anggota bukan inti lebih dari 50 orang. Untuk
Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh) sendiri, anggota bukan inti pada tahun 2012
tercatat sebanyak 20 orang yang merupakan pengusaha-pengusaha mikro
(masyarakat luar kampus).
Produk Al-Qardh adalah produk yang bersifat sosial, artinya BMT
UMJ semata-mata memperjuangkan peningkatan ekonomi untuk pengusaha
56
57
mikro yang tidak memiliki kecukupan modal untuk mengembangkan
usahanya tanpa adanya keuntungan bagi BMT UMJ sendiri karena nasabah
hanya mengembalikan sebesar pinjamannya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sumber dana Al-Qardh
terdiri atas beberapa macam. Pertama, sumber yang berasal dari baitul maal,
yaitu infaq wajib yang dikenakan kepada setiap anggota yang dibayarkan
setiap kali anggota tersebut membayar angsuran kepada BMT. Sumber kedua
adalah dari penyisihan dari Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahun. Sumber
lainnya adalah dari dana hibah yang diberikan oleh Kementrian Koperasi
maupun dari donatur lain yang ingin menghibahkan dananya. Selain itu, ada
dana yang bersumber dari kegiatan-kegiatan Ramadhan, artinya BMT
menyisihkan sebagian dana untuk dimasukkan ke baitul maal.
BMT UMJ memiliki strategi tersendiri untuk menghimpun dana Al-
Qardh. Strategi yang dimaksud adalah membuat spanduk yang cukup besar di
depan kantor operasional yang menyatakan bahwa BMT menerima dan
menyalurkan dana ZIS (zakat, infaq, dan sedekah). Selain itu, BMT juga
menyebarkan proposal ke anggota maupun pihak luar. BMT juga membuka
stand di Fakultas Pasca UMJ untuk menjaring dana Al-Qardh. Untuk kegiatan
58
khusus, seperti Ramadhan, BMT melakukan kegiatan sembako murah dengan
harga yang sangat rendah.
Dari penelitian yang dilakukan, berikut adalah tabel penghimpunan
dana BMT untuk sisi baitul maal dan baitul tamwil.
Tabel 4.1
Penghimpunan Dana BMT UMJ Periode 2010-201269
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Mudharabah Rp 452.500.000,00 Rp 691.890.000,00 Rp 405.395.000,00
Musyarakah Rp 109.000.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp -
Murabahah Rp 749.837.631,00 Rp 1.791.852.861,00 Rp 1.718.895.422,00
Al-Qardh Rp 17.886.081,00 Rp 15.719.047,00 Rp 64.029.017,50
Total Rp 1.329.223.712,00 Rp 2.501.961.908,00 Rp 2.188.319.439,50
Sumber: Company Profile BMT UMJ dan neraca yang telah diolah
Dari data di atas, diketahui total penghimpunan dana pada tahun 2010
adalah Rp 1.329.223.712,00, tahun 2011 sebesar Rp 2.501.961.908,00, dan
69 Company Profile BMT UMJ, h. 5 dan neraca yang telah diolah.
59
pada tahun 2012 terhimpun sebesar Rp 2.188.319.439,50. Untuk dana al-
qardh, diketahui terhimpun sebesar Rp 17.886.081,00 pada tahun 2010, Rp
15.719.047,00 pada tahun 2011, dan Rp 64.029.017,50 pada tahun 2012. Jika
dipersentasekan, maka penghimpunan dana pada setiap akad adalah seperti di
bawah ini.
Tabel 4.2
Persentase Penghimpunan Dana BMT UMJ Periode 2010-2012
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Mudharabah 34% 28% 19%
Musyarakah 8% 0% 0%
Murabahah 56% 72% 79%
Al-Qardh 1% 1% 3%
Total 100% 100% 100%
Dari tabel di atas, diketahui bahwa dana uang dihimpun untuk baitul
maal, khususnya Al-Qardh, sebesar 1% pada 2010 dari total penghimpunan
dana, 1% pada tahun 2011 dari total penghimpunan dana, dan 3% pada tahun
2012 dari total penghimpunan dana. Untuk lebih jelas mengenai pertumbuhan
penghimpunan dana BMT UMJ, berikut grafiknya.
60
Gambar 4.1
Pertumbuhan Penghimpunan Dana BMT UMJ Periode 2010-2012
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan sedikit pada
penghimpunan dana Al-Qardh dari tahun 2010-2011. Kemudian terjadi
kenaikan pada tahun 2011-2012.
2. Optimalisasi Dana pada Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh)
Dana yang telah dihimpun oleh BMT kemudian disalurkan kepada
beberapa tujuan pinjaman. Tujuan itu berupa pelunasan hutang nasabah,
sebagai pengalihan hutang, dana pinjaman untuk kepentingan mendesak dari
nasabah, dan untuk usaha yang dijalankan pada sektor mikro.
Rp(500,000,000.00)
Rp-
Rp500,000,000.00
Rp1,000,000,000.00
Rp1,500,000,000.00
Rp2,000,000,000.00
0 1 2 3 4
Jum
lah
Peng
him
puna
n D
ana
Tahun
Mudharabah
Musyarakah
Murabahah
Al-Qardh
61
Pengajuan pinjaman dapat dilakukan dengan dua cara, dengan
pengajuan dari nasabah dan tawaran dari BMT. Pengajuan dari nasabah
diawali dengan penyebaran liflet oleh BMT mengenai Al-Qardh. Kemudian
calon nasabah yang membaca informasi tersebut mengajukan pinjaman ke
BMT. Sedangkan dengan tawaran dari BMT adalah BMT melakukan
pemantauan pada satu daerah dan menemukan calon nasabah yang dianggap
potensial dan butuh bantuan dana. Kemudian BMT menawarkan produk Al-
Qardh kepada calon nasabah. Setelah proses itu, calon nasabah melengkapi
persyaratan yang diperlukan. Kemudian, BMT melakukan analisis
pembiayaan 5C menjadi 2C, yaitu mengenai character dan capacity.
Character dinilai untuk mengetahui apakah calon nasabah tersebut dapat
dipercaya atau tidak. Sedangkan capacity untuk mengetahui apakah calon
nasabah tersebut dapat mengembalikan kembali pinjamannya. Setelah itu,
ditentukan diberikan atau tidaknya calon nasabah tersebut dengan maksimal
pinjaman sebesar Rp 500.000,00.
Setelah nasabah diberikan pinjaman, BMT tidak melepas begitu saja.
BMT melakukan pendampingan dalam bentuk pendatangan kepada usaha
nasabah tersebut setiap minggunya dan memberikan saran-saran kepada
nasabah agar usaha nasabah dapat berkembang.
62
Untuk pengembalian pinjaman, BMT menjemput langsung ke
nasabah. Jadi, nasabah tidak perlu menyetorkan angsuran pinjamannya ke
kantor operasional. Angsuran dapat dibayarkan dengan dua pilihan, angsuran
mingguan atau angsuran bulanan. Angsuran mingguan diberi jangka waktu 10
minggu, sedangkan angsuran bulanan diberi jangka waktu 5 bulan. Selain
nasabah mengembalikan pokok pinjaman, BMT mewajibkan nasabah tersebut
untuk menabung sebesar Rp 10.000,00. Jadi, selain melunasi pinjamannya,
nasabah juga mampunyai tabungan di BMT.
Nasabah Al-Qardh hanya diperbolehkan mengajukan pinjaman
sebanyak dua kali. Jika sudah dua kali dan ingin mengajukan kembali, maka
nasabah tersebut diarahkan ke pembiayaan komersil yang pinjamannya lebih
besar sehingga nasabah tersebut bisa mendapatkan tambahan modal lebih
besar.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penyaluran dana yang
dilakukan oleh BMT UMJ adalah sebagai berikut.
63
Tabel 4.3
Penyaluran Dana BMT UMJ Periode 2010-201270
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Mudharabah Rp 322.500.000,00 Rp 562.495.000,00 Rp 220.500.000,00
Musyarakah Rp 105.500.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp -
Murabahah Rp 399.111.000,00 Rp 1.025.540.668,00 Rp 810.894.031,00
Al-Qardh Rp 10.055.419,00 Rp 9.155.500,00 Rp 35.550.000,00
Total Rp 837.166.419,00 Rp 1.599.691.168,00 Rp 1.066.944.031,00
Sumber: Company Profile BMT UMJ
Tabel 4.3 menunjukan jumlah penyaluran dana BMT UMJ dari tahun
2010 sampai tahun 2012. Total penyaluran dana pada tahun 2010 adalah
sebesar Rp 837.166.419,00, total penyaluran pada tahun 2011 adalah Rp
1.599.691.168,00, dan total penyaluran pada tahun 2012 sebesar Rp
1.066.944.031,.00.
Untuk Al-Qardh, penyaluran dana pada tahun 2010 adalah Rp
10.055.419,00, kemudian menurun pada tahun 2011 menjadi Rp
9.155.500,00, dan kembali naik pada tahun 2012 menjadi Rp 35.550.000,00.
70 Company Proflie BMT UMJ, h. 5.
64
Untuk memperjelas persentase penyaluran dana yang dilakukan, berikut
tabelnya.
Tabel 4.4
Persentase Penyaluran Dana BMT UMJ Periode 2010-2012
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Mudharabah 39% 35% 21%
Musyarakah 13% 0% 0%
Murabahah 48% 64% 76%
Al-Qardh 1% 1% 3%
Total 100% 100% 100%
Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa dana untuk Al-Qardh disalurkan
sebesar 1% dari total penyaluran dana pada tahun 2010 dan 2011, kemudian
mengalami kenaikan pada tahun berikutnya, yaitu menjadi 3%. Untuk lebih
terlihat perkembangan penyaluran dana pada tiga tahun terakhir, berikut
grafiknya.
65
Gambar 4.2
Pertumbuhan Penyaluran Dana BMT UMJ Periode 2010-2012
Gambar 4.2 menunjukkan terjadi penurunan jumlah penyaluran dana
dari tahun 2010 sampai tahun 2011 dan mengalami kenaikan jumlah pada
tahun 2012.
Berbicara mengenai Pinjaman Kebajikan atau yang lebih dikenal
dengan Al-Qardh, BMT UMJ telah memiliki produk ini. Pada tahun-tahun
pertama berdiri, produk ini bukan menjadi produk unggulan karena banyak
masyarakat yang tidak mengenal. Namun, pada tahun 2012, produk ini mulai
berkembang. Untuk mengetahui sudah optimal atau belum penyaluran dana
Rp(200,000,000.00)
Rp-
Rp200,000,000.00
Rp400,000,000.00
Rp600,000,000.00
Rp800,000,000.00
Rp1,000,000,000.00
Rp1,200,000,000.00
0 1 2 3 4
Jum
lah
Peny
alur
an D
ana
Tahun
Mudharabah
Musyarakah
Murabahah
Al-Qardh
66
Al-Qardh, berikut adalah data mengenai penghimpunan dan penyaluran dana
untuk al-qardh.
Tabel 4.5
Jumlah Dana Pinjaman Kebajikan BMT UMJ Periode 2010-2012
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Penghimpunan Rp 17.886.081,00 Rp 15.719.047,00 Rp 64.029.017,50
Penyaluran Rp 10.055.419,00 Rp 9.155.500,00 Rp 35.550.000,00
Tabel 4.5 menunjukkan jumlah dana Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh)
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Diketahui terjadi penurunan dari
sisi penghimpunan dana maupun sisi penyaluran dana dari tahun 2010 ke
tahun 2011. Kemudian terjadi peningkatan pada sisi penghimpunan dana dan
penyaluran dana pada tahun 2012.
Gambar 4.3
Jumlah Dana Pinjaman Kebajikan BMT UMJ Periode 2010-2012
Rp-
Rp20,000,000.00
Rp40,000,000.00
Rp60,000,000.00
Rp80,000,000.00
0 1 2 3 4
Jum
lah
Dan
a
Tahun
Penghimpunan Dana
Penyaluran Dana
67
Gambar 4.3 adalah model grafik dari Tabel 4.5 yang menunjukkan
adanya penurunan jumlah dana di sisi penghimpunan dan penyaluran pada
periode 2010-2011 dan adanya kenaikan yang drastis pada periode 2011-
2012, baik sisi penghimpunan maupun penyaluran dana.
Tabel 4.6
Pertumbuhan Jumlah Dana Pinjaman Kebajikan
BMT UMJ Periode 2010-2012
2010-2011 2011-2012
Penghimpunan Rp (2.167.034,00) Rp 48.309.970,50
Penyaluran Rp (899.919,00) Rp 26.394.500,00
Dari Tabel 4.6 diketahui terjadi penurunan jumlah dana pada sisi
penghimpunan sebesar Rp 2.167.034,00 pada periode 2010-2011 dan terjadi
kenaikan sebesar Rp 48.309.970,50 pada periode 2011-2012. Sedangkan
pada sisi penyaluran dana, terjadi penurunan pada periode 2010-2011 sebesar
Rp 899.919,00 dan terjadi kenaikan sebesar Rp 26.394.500,00 pada periode
2011-2012.
68
Tabel 4.7
Persentase Pertumbuhan Jumlah Dana Pinjaman Kebajikan
BMT UMJ Periode 2010-2012
2010-2011 2011-2012
Penghimpunan -12% 307%
Penyaluran -9% 288%
Tabel 4.7 menunjukkan pertumbuhan jumlah dana Pinjaman
Kebajikan BMT UMJ dalam bentuk persentase. Periode 2010-2011 terjadi
penurunan pada sisi penghimpunan dana sebesar 12% dan naik pada periode
2011-2012 sebesar 307%. Pada sisi penyaluran, terjadi penurunan sebesar
9% pada periode 2010-2011 dan terjadi kenaikan sebesar 288% pada periode
2011-2012.
Tabel 4.8
Persentase Pencapaian Penyaluran Dana Pinjaman Kebajikan
BMT UMJ Periode 2010-2012
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Pencapaian 56.22% 58.24% 55.52%
69
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2010, BMT UMJ
menyalurkan 56.22% dana Al-Qardh yang telah dihimpun. Untuk tahun 2011,
BMT UMJ menyalurkan 58.24% dana Al-Qardh yang telah dihimpun, dan
tahun 2012 dana Al-Qardh yang disalurkan adalah sebesar 55.52%. Optimal
atau tidaknya suatu pembiayaan/pinjaman dilihat dari besarnya FDR
(Financing to Deposit Ratio) yang akan dibahas pada subbab berikutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi BMT UMJ dalam dalam
mengoptimalkan Pinjaman Kebajikan ini adalah dengan kerja sama yang kuat.
Hal ini dilakukan BMT agar sesama anggota kelompok dapat mengenal satu
sama lain dan BMT dapat mengetahui character untuk setiap nggota. Artinya,
75
BMT dapat menjadikan opini teman mitra sebagai penilaian dalam analisis
pembiayaan jika mitra tersebut mengajukan pinjaman berikutnya.
Strategi berikutnya adalah dengan menaikkan plafon untuk Pinjaman
Kebijakan. Hal ini akan dilakukan oleh BMT UMJ karena setelah dipasarkan,
ternyata tidak terlalu banyak orang yang membutuhkan pinjaman Rp
500.000,00. Orang-orang lebih membutuhkan pinjaman minimal Rp
1.000.000,00. Maka dari itu, BMT UMJ sedang berusaha untuk menaikkan
plafon untuk pinjaman ini agar memiliki pasar yang lebih luas.
Strategi lain yang akan dilakukan BMT UMJ adalah dengan ekspansi
wilayah. Hal ini berkaitan dengan peningkatan nasabah yang berujung pada
opini masyarakat tentang BMT UMJ. Dengan melakukan ekspansi ke wilayah
yang lebih luas, tidak hanya di sekitar Pamulang dan Ciputat, BMT dapat
menjaring nasabah baru yang tentunya berpotensi dengan tidak mengabaikan
tujuan dari Pinjaman Kebajikan itu sendiri, untuk usaha yang bersifat
produktif. Dengan menambah jumlah nasabah dan memberikan pelayanan
yang memuaskan, dengan sendirinya nasabah tersebut mempromosikan BMT
UMJ sehingga BMT tersebut dapat terus berkembang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi penghimpunan dana untuk produk Al-Qardh yang dilakukan oleh
BMT UMJ adalah dengan membuat spanduk di depan kantor operasional
yang menyatakan bahwa BMT menerima dan menyalurkan dana ZIS (zakat,
infaq, dan sedekah). Selain itu, BMT juga menyebarkan proposal kepada
anggota dan pihak luar. BMT juga membuka stand di Fakultas Pasca Sarjana
UMJ untuk menjaring dana Al-Qardh. Untuk kegiatan khusus, seperti
Ramadhan, BMT melakukan kegiatan penjualan sembako murah dengan
harga yang sangat rendah yang hasil penjualannya dikembalikan ke baitul
maal. Sumber dana untuk Al-Qardh pada BMT UMJ tidak bertentangan
dengan Fatwa DSN Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Qardh.
2. Dari ketiga tahun yang dijadikan penelitian, yaitu tahun 2010 sampai tahun
2012, tahun 2010 BMT UMJ menyalurkan dana sebesar 56,22%, tahun 2011
tercapai sebanyak 58,24%, dan pada tahun 2012 sebesar 55,52%. Hal ini
76
77
3. menunjukkan bahwa BMT UMJ belum optimal dalam menyalurkan dana Al-
Qardh dengan memakai FDR sebagai standar keoptimalan penyaluran dana,
yang seharusnya minimal mencapai 80% - 85%.
4. Strategi yang digunakan BMT UMJ untuk mengoptimalkan penyaluran dana
Al-Qardh adalah dengan bekerja sama secara kooperatif dengan nasabah,
menaikkan plafon untuk produk Al-Qardh sendiri, dan ekspansi wilayah,
artinya memperluas jaringan ke area yang lebih luas sehingga dapat
meningkatkan jumlah calon nasabah, tidak hanya sebatas pada daerah
Pamulang sampai Ciputat.
B. Saran-saran
Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran
yang ditujukan kepada pihak BMT UMJ dan peneliti selanjutnya.
1. Saran bagi BMT UMJ
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BMT UMJ belum optimal
dalam menyalurkan dana Al-Qardh. Oleh karena itu, disarankan agar BMT
dapat lebih menyalurkan dana Al-Qardh dengan memberdayakan masyarakat
yang lebih luas. Selain menaikkan plafon dan melakukan ekspansi wilayah,
BMT UMJ juga disarankan memiliki program khusus pemberdayaan wanita
dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga sekitar kantor
78
operasional yang keluarganya kekurangan penghasilan untuk dapat
mengingkatkan derajat ekonomi keluarganya. Pelatihan tersebut misalnya
pelatihan mengenai pemanfaatan barang bekas, pelatihan menjahit, ataupun
meronce yang pada akhirnya dapat dijadikan mata percaharian. Dengan
pelatihan tersebut, diharapkan ibu-ibu tersebut memiliki keahlian dan dapat
membuka lapangan kerja untuk dirinya sendiri. Untuk yang sudah menjadi
nasabah Al-Qardh, sebaiknya BMT UMJ juga memberikan pengetahuan
mengenai cara-cara pencatatan pemasukan dan pengeluaran dengan benar
walaupun hanya pencatatan sederhana agar arus kas terlihat jelas.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
Ada beberapa saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu:
a. Membuat perbandingan antara BMT UMJ dengan BMT lain mengenai
produk yang sama, yaitu Al-Qardh.
b. Mengadakan penelitian lain mengenai Al-Qardh dengan tinjauan yang
berbeda, misalnya tentang cara-cara yang efektif dalam menghimpun dana
Al-Qardh, memberdayakan masyarakat sekitar dengan dana Al-Qardh,
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya, Depag RI.
Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Depok: Gramata Publishing, 2010.
. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKMdi Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009..
Anonim, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:Kencana, 2011.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: PT. GemaInsani, 2001.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Koleksi Hadis-hadis Hukum Vol.7.Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001.
Chapra, M. Umer. Al-Qur’an Menurut Sistem Ekonomi Moneter yang Adil.Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa, 1997.
Dib Al-Bugha, Musthafa. Buku Pintar Transaksi Syariah: Menjalin Kerja SamaBisnis dan Menyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam. FakhriGhafur. Jakarta: Hikmah, 2010.
Djazuli, A. dan Yadi Janwari. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (SebuahPengenalan). Jakarta: Rajawali Pers, 2002.
Furywardana, Firdaus. “Evaluasi Non Performance Loan (NPF) Pinjaman QardulHasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta),” Jurnal EkonomiIslam (Juli, 2008).
Hidayat,Taufik. Buku Pintar Investasi Syariah. Jakarta: Mediakita, 2011.
Hosen, M. Nadratuzzaman dan Am. Hasan Ali. Kamus Popular Keuangan danEkonomi Syariah. Jakarta: PKES, 2008.
Muhammad Ibn Yazid Abu Abdullah al-Qazwainiy. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Daral-Fikr, tt.
PINBUK, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistim Syari’ah: Perjalanan danGerakan BMT di Indonesia (Baitul Maal wat Tamwil). Jakarta: PINBUK,2000.
Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyah, 1976.
Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief. Metodologi PenelitianBisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.
Permataatmadja, Karnaen dan Muhammad Syafi’i Antonio. Apa dan BagaimanaBank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Vol.13: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Siringoringo, Hotniar. Pemrograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2005.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Widodo, Hertanto, dkk., PAS (Pedoman Akuntansi Syariat): Panduan PraktisOperasional Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Bandung: Mizan, 2000.
Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2005.
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja dan Ahim Abdurahim . Akuntansi PerbankanSyariah: Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Wibisono, Yusuf. “Ekonomi Sedekah,” Jurnal Ekonomi Islam (April, 2012).
Rujukan dari Website:
Akbar, Adi Ilham. “Aset.” http://adiilhamakbar.blogspot.com/2011/05/aset.html(akses pada 27 Januari 2013).
81
Nende, Ica. “Baitul Mal Wat Tamwil (BMT).”http://acankende.wordpress.com/2010/11/28/baitul-mal-wat-tamwil-bmt/(akses pada 22 Oktober 2012).
Selaputs. “Definisi – Arti – Pengertian Pembiayaan.”http://selaputs.blogspot.com/2011/07/definisi-arti-pengertian-pembiayaan.html(akses pada 26 Januari 2013).
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. “Perbankan Syariah.”http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah#Produk_perbankan_syariah(akses pada 26 Januari 2013).
www.ekonomisyariah.org
Rujukan dari Karya Ilmiah:
Maulana, Syahid. “Mekanisme Pembiayaan Dana Qardhul Hasan di Bank BNISyariah (Studi Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Pemuda, Jakarta Timur).”Skripsi Sarjana, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,Jakarta, 2009.
Suhendri. “Manajemen Qardhul Hasan dalam Pembiayaan Usaha Kecil Menengah diBAZ Kota Depok.” Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UINSyarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
Ulfha, Maria. “Efektifitas Pembiayaan Qardhul Hasan pada BMT Bina UmmatSejahtera Periode 2006-2010.” Skripsi Sarjana, Fakultas Syariah dan HukumUIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Manager Pemasaran
Tanya : Sumber dana untuk Al-Qardh ini dari mana saja?
Jawab : Sumber dana Al-Qardh ada beberapa macam. Pertama dari baitul maal, yaitu
kumpulan dari infaq. Ada penyisihan dari SHU tiap tahun, ada donatur.
Tanya : Untuk Pinjaman Kebajikan (Al-Qardh), mekanisme pelaksanaannya seperti
apa?
Jawab : Qardh ini adalah produk dari baitul maal. Pelaksanaannya standar seperti
pembiayaan lain, namum peruntukkan dan syaratnya yang beda dengan
pembiayaan komersil seperti Murabahah atau Mudharabah. Kalau Qardh ini
ada 2 sistem. Pertama, kita pantau dia itu layak dan pengajuan. Kalau yang
kita pantau dia itu layak, misalnya kita pantau di satu daerah yang kita sudah
terbiasa dengan mitra-mitra kita. Ternyata di situ memang ada mitra baru, lalu
kelihatan ini cukup potensial namun dia terlilit hutang misalnya, kita tawarin
langsung dengan Qardh. Terus dengan pengajuan, setelah kita sebar liftet, dia
mengajukan sendiri. Setelah mengajukan, prosedurnya ada survei, penilaian
82
83
objektifitas dari si mitra, lalu ditetapkan dia mendapat atau tidak untuk dana
Qardh. Skemanya sih sama dengan pembiayaan lain, cuma syaratnya hanya
isi formulir dan fotokopi KTP, persetujuan suami-istri, tanpa ada jaminan,
Jawab : Tetap dengan prinsip 5C, tapi yang terutama adalah character dan capacity.
Kita lihat usahanya bagus ataupun karakternya, amanah dan dapat dipercaya.
Tanya : Penentuan besaran plafon untuk setiap nasabah?
Jawab : Dengan survei. Maksimal Rp 500.000,00 karena kita asumsikan itu sebagai
nilai tengah antara usaha untuk bisa berputar.
Tanya : Kalau sudah memeberikan pinjaman, apa yang dilakukan BMT?
Jawab : Pastinya kalau untuk usaha, kami beri pendampingan terus sampai usahanya
berkembang.
Tanya : Bentuk pendampingannya seperti apa?
Jawab : Pertama, pendatangan usahanya, terus lihat progress dari usahanya, dan
sharing usaha kedepannya seperti apa. Misalnya minjem Rp 500.000,00 untuk
jualan pulsa. Kita lihat dulu, kita datengin tiap kali angsuran, lalu lihat
84
pencatatan dia seperti apa, jangkauan perputaran usahanya berapa dalam 1
hari. Dari situ kita beri masukan-masukan agar usahanya tetap berjalan dan
bisa berkembang terus.
Tanya : Tata cara pengembalian pinjaman seperti apa?
Jawab : Ada beberapa skema pengembalian. Ada angsuran mingguan yang maksimal
10 minggu dan angsuran bulanan dengan maksimal 5 bulan. Itu semua
ditambah dengan tabungan wajib sebesar Rp 10.000,00. Itu kita menjemput
angurannya ke nasabah.
Tanya : Kendala apa yang muncul dalam Al-Qardh?
Jawab : Secara pembiayaan sih, paling cari orang yang benar-benar membutuhkan
karena kita setting Qardh ini disarankan hanya untuk orang yang punya usaha,
untuk produktif bukan konsumtif. Karena kalau pinjem Rp 500.000,00 untuk
beli handphone, asas manfaatnya jadi tidak ada. Tapi kalau pimjem Rp
500.000,00 untuk perputaran modal nasi uduk bisa menghasilkan tanpa harus
membayar kelebihan margin. Untuk kredit macet, ada beberapa karena
keterbatasan ekonomi keluarga. Penyelesaiannya tidak seekstrem pembiayaan
komersil karena dana Qardh ini sifatnya dana hibah tapi yang kita usahakan
bergulir. Jadi cukup memperhatikan orang yang bersangkutan untuk
membayar tapi enggak segencar yang komersil, yang harus ditagih atau
85
diingatkan terus. Jadi, cuma didatengin dan diajak kerja sama secara
kooperatif. Ada juga yang kabur, tapi kita enggak menganggap itu sebagai
kerugian karena sifat Qardh itu kan baitul maal.
Tanya : Sudah optimal belum penyaluran Qardh ini?
Jawab : Dari sudut pandang mitra, Alhamdulillah, mereka sangat berterima kasih
kepada kami dan bahkan mempromosikan kami kepada teman-teman mereka.
Tadinya yang mitra kami di satu wilayah hanya 1, sekarang ada 20.
Tanya : Indikator dikatakan optimal jika apa?
Jawab : Usahanya makin banyak dan terlepas dari hutang reintenir, dan dia merasa
terbantu dari yang diangsurkan, yang tadinya kelebihan itu seharusnya
dibayarkan ke bank keliling, dia bisa tabungkan untuk dia sendiri karena tiap
angsuran wajib nabung Rp 10.000,00.
Tanya : Strategi untuk pengembangan Al-Qardh?
Jawab : Kita lihat wilayah yang potensial, tentunya daerah perkampungan yang
banyak warung-warung yang mereka bisa kita dorong usahanya, kita buat
perkelompok dan kita setting mereka saling terhubung dan kenal satu sama
lain. Kalau mereka saling kenal, kita akan lebih safety tentang orang yang
bersangkutan karakternya kayak gimana. Dan ketika sudah banyak, mereka
86
sudah cukup besar kita anggap, mereka akan sendirinya mengembangkan
informasi ke teman-teman mereka sendiri.
87
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Manager Keuangan
Tanya : Sumber dana Al-Qardh ini dari mana saja?
Jawab : Sumber dana Al-Qardh dari infaq yang terkumpul dari angsuran-angsuran
mitra BMT, jadi tiap mitra selain ada angsuran pokok dan angsuran margin,
kita juga menetapkan infaq setiap anggota. Kedua, kita mendapatkan dana
hibah dari kementrian yang juga kita pergunakan untuk membantu UMKM
yang membutuhkan dana tapi sifatnya kita bener-bener bantu yang sektor
mikro. Selain itu ada dari dana baitul maal, dari dana ZIS.
Tanya : Ada strategi khusus untuk penghimpunan dana Al-Qardh?
Jawab : Kita sih bikin spanduk bahwa kita menerima dan menyalurkan dana ZIS.
Kalau di moment Ramadhan, biasanya kita menjaring dana dan dananya itu
enggak diabisin buat kegiatan Ramadhan jadi masih ada sisa saldo memang
untuk baitul maal. Kita juga melakukan sembako murah dengan harga yang
sangat rendah. Jadi enggak kita kasih secara cuma-cuma. Misalnya 1 paket
harganya Rp 70.000,00, orang itu bisa beli dengan Rp 20.000,00. Nah itu bisa
menjadi modal awal lagi untuk pengembangan usaha. Selain itu, kita ngasih
proposal ke anggota dan pihak luar, buka stand di Fakultas Pasca UMJ.
88
Tanya : Sudah optimal belum penghimpunan dana Al-Qardh ini?
Jawab : Belum karena belum banyak nasabahnya, artinya belum sebanding dengan
nasabah ijarah dan mudharabah. Jadi sifatnya masih pemula banget. Ketika
kita lempar ke pasar, ternyata pasar membutuhkan tidak Rp 500.000,00, lebih
dari itu. Kita masih belum memiliki sistem yang pas untuk melempar lebih
dari Rp 500.000,00. Jadi pasar masih selektif dalam menerima dana Al-Qardh
ini.
Tanya : Rencana ke depannya seperti apa?
Jawab : Rencananya ada pengembangan untuk dana Al-Qardh menjadi Rp
1.000.000,00 perorang. Yang kedua dengan menyosialisasikannya lebih luas
lagi karena selama ini baru sekitar Pamulang-Ciputat.
89
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Staf Sektor Riil
Tanya : Apa itu Pinjaman Kebajikan?
Jawab : Pinjaman Kebajikan itu pinjaman yang kita berikan tanpa adanya margin dan
itu dana yang diperoleh dari baitul maal.
Tanya : Mekanisme pelaksanaannya seperti apa?
Jawab : Dimulai dari pengajuan pembiayaan, itu bisa kita berikan maksimal Rp
500.000,00. Kita juga melakukan survei, jadi tidak semua yang mengajukan
pembiayaan bisa kita berikan, dilihat dari kelayakan nasabah tersebut.
Tanya : Standar kelayakannya seperti apa?
Jawab : Biasanya dilihat dari amanah atau tidaknya nasabah, ketepatan dalam
pengembaliannya.
Tanya : Syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk pengajuan pinjaman?
Jawab : Syarat pengajuan dana Qardh sendiri cukup fotokopi KTP (pemohon dan
penjamin), fotokopi KK, dan foto.
Tanya : Apakah penyaluran dana Qardh sudah dikatakan optimal?
90
Jawab : Untuk saat ini, belum maksimal karena masyarakat masih belum banyak
yang tahu tentang dana Qardh.
91
Lampiran 4
Neraca BMT UMJ Periode 2010-2012
KETERANGAN31 Des 2010 31 Des 2011 31 Des 2012(saldo Rp) (saldo Rp) (saldo Rp)
AKTIVAAKTIVA LANCAR- Kas & Setara Kas 40.400.000,00 128.315.300,00 40.667.150,00- Penempatan Pada Bank lain 28.119.409,21 69.818.055,62 134.399.138,68- Deposito pada bank 0,00 0,00 0- Penempatan di Kantin 10.387.100,00 10.387.100,00 0,00- Penempatan pada BMT
JUMLAH INVESTASI TDKTERIKAT 334.900.367,31 432.741.154,81 590.943.102,48
JUMLAH KEWAJIBANLANCAR 356.475.439,66 472.322.508,91 643.854.834,30
EKUITAS- Simpanan Pokok Anggota 108.290.600,00 118.890.600,00 126.335.400,00- Simpanan Wajib Anggota 31.800.000,00 49.350.000,00 62.850.000,00- Modal Penyertaan Anggota 30.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00- Modal Lainnya 183.781,50 9.014.108,18 65.060.605,00
JUMLAH EKUITAS 170.274.381,50 202.254.708,18 279.246.005,39
- Laba Ditahan (22.683.411,33) (22.683.411,33) (21.018.589,51)- Total Awal Pasiva 594.066.409,83 1.158.177.656,46 1.332.400.151,48- Laba (Rugi) Tahun Berjalan 37.521.829,83 42.333.765,81 58.939.196,35
JUMLAH PASIVA 631.588.239,66 1.200.511.422,27 1.391.339.347,83
93
Lampiran 5
Tabel Total Pembiayaan
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Mudharabah Rp 322.500.000,00 Rp 562.495.000,00 Rp 220.500.000,00
Musyarakah Rp 105.500.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp -
Murabahah Rp 399.111.000,00 Rp 1.025.540.668,00 Rp 810.894.031,00
Ijarah Rp 343.500.000,00 Rp 836.396.665,00 Rp 744.250.000,00
Al-Qardh Rp 10.055.419,00 Rp 9.155.500,00 Rp 35.550.000,00
Total Rp 1.180.666.419,00 Rp 2.436.087.833,00 Rp 1.807.244.031,00
94
Lampiran 6
Daftar Nasabah Pinjaman Kebajikan
Program Penggunaan Dana Al-QardhKSU BMT - UMJper 31 Des 2010
No. Nama Pengguna Jk. Waktu Plafon Penggunaan1 Fulan 3 bulan 300.000,00 modal usaha2 Fulan 2 bulan 500.000,00 pembelian barang dagang3 Fulan 9 bulan 1.537.919,00 biaya pengobatan4 Fulan 3 bulan 1.000.000,00 biaya pengobatan5 Fulanah 12 bulan 3.517.500,00 perbaikan tempat tinggal6 Fulan 2 bulan 200.000,00 biaya pendidikan7 Fulan 6 bulan 3.000.000,00 biaya pendidikan
10.055.419,00
Program Penggunaan Dana Al-QardhKSU BMT - UMJper 31 Des 2011
No. Nama Pengguna Jk. Waktu Plafon Penggunaan1 Fulan 1,5 bulan 250.000,00 modal usaha2 Fulanah 1 bulan 2.860.000,00 modal usaha3 Fulan 9 bulan 600.000,00 modal usaha4 Fulan 4 bulan 3.000.000,00 pelunasan utang5 Fulanah 10 bulan 2.445.500,00 pengalihan utang
9.155.500,00
95
Program Penggunaan Dana Al-QardhKSU BMT - UMJper 31 Des 2012
No. Nama Pengguna Jk. Waktu Plafon Penggunaan1 Fulan 6 bulan 600.000,00 pinjaman2 Fulan 1 bulan 800.000,00 biaya pendidikan3 Fulanah 32 bulan 3.150.000,00 pinjaman alat usaha4 Fulanah 1 bulan 500.000,00 biaya pendidikan5 Fulanah (1) 24 bulan 3.500.000,00 pengalihan hutang6 Fulanah (2) 24 bulan 5.000.000,00 pengalihan hutang7 Fulanah (3) 24 bulan 5.000.000,00 pengalihan hutang8 Fulanah (4) 24 bulan 5.000.000,00 pengalihan hutang9 Fulanah (5) 24 bulan 5.000.000,00 pengalihan hutang
10 Fulan 12 bulan 2.000.000,00 pengalihan hutang11 Fulanah 10 mgg 500.000,00 modal usaha kue12 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha pulsa13 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha kue14 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha pulsa15 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha kue16 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha pulsa17 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha makanan18 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha pulsa19 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha pulsa20 Fulan 10 mgg 500.000,00 modal usaha makanan