Top Banner

of 29

Omsk Finallll

Jan 10, 2016

Download

Documents

anname_girl

stste
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENDAHULUAN

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah,tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah. Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus ataun hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk2. Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo.

Telinga dibagi menjadi telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam

Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada 1/3 bagian luar, sedangkan 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira 2 - 3 cm. Pada 1/3 luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi dari kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

Telinga tengahTelinga tengah berbentuk kubus dengan: batas luar : membran timpani batas depan : tuba eustachius batas bawah : vena jugularis ( bulbus jugularis ) batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fascialis pars vertikalis batas atas : tegmen timpani (meningen/otak) batas dalam : dari atas ke bawah: kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fascialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar ( round window) dan promontorium. Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaccida (membran sharpnell)Terdiri atas 2 lapis yaitu stratum cutaneum dan stratum mucosum, dan mempunyai banyak vaskularisasi sehingga perforasi di bagian ini akan lebih cepat menutup dari pars tensa. Pada pars falaccida terdapat daerah yang disebut attic, di tempat ini terdapat additus ad antrum yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga tengah.

Bagian bawah disebut juga pars tensaTerdiri dari 3 lapis yaitu stratum cutaneum, stratum muscularum (stratum radiatum dan stratum circulatum) dan stratum mucosumBayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut dengan umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membrantimpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani kanan.Reflek cahaya ialah cahaya dari luar yang dipantulkan ke membran timpani. Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran yaitu atero superior, atero inferior, postero inferior,dan postero superior untuk menyatakan letak perforasi membran timpani. Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.

Telinga dalam Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa 2 lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sbelah bawah dan skala media diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (membran Reissner) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut dengan membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar, dan canalis corti yang membentuk organ corti.

EPIDEMIOLOGI Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan penyakit infeksi telinga yang memiliki prevalensi tinggi dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Di negara berkembang dan negara maju prevalensi OMSK berkisar antara 1-46%, dengan prevalensi tertinggi terjadi pada populasi di Eskimo (12-46%), sedangkan prevalensi terendah terdapat pada populasi di Amerika dan Inggris kurang dari 1%. Di Indonesia menurut Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran, Depkes tahun 1993-1996 prevalensi OMSK adalah 3,1% populasi. Usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7-18 tahun, dan penyakit telinga tengah terbanyak adalah OMSK.

DEFENISI OMSK

Menurut buku ajar ilmu kesehatan THT FK UI Yang disebut otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul.

Menurut buku Disease of the ears, nose and throat OMSK merupakan suatu kelompok penyakit kronik di celah telinga tengah. Otitis media supurativa kronik mempunyai 2 bentuk aktif dan tak aktif.

Menurut buku otologi, Robert A.H. Hasibuan Radang muukoperiosteum telinga tengah yang ditandai denganradang kronik

Menurut handout dr. Nuzwar Noer Radang telinga kronik disertai adanya perforasi membran timpani dengan keluarnya sekret yang terus-menerus/ hilang timbul serta adanya proses patologis jaringan yang irreversibel (bila terjadi 6-8 minggu)

PATOFISIOLOGI

Faktor faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronik, antara lain:1. gangguan fungsi tuba eustachius yang kronik akibat:a. infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulangb. obstruksi anatomik tuba eustachius parsial atau total2. perforasi membran timpani yang menetap3. terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah4. obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi atau timpanosklerosis5. terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid6. faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh

PERJALANAN PENYAKIT

Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media supuratif kronik apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah atau higiene yang buruk.

JENIS OMSK

Menurut buku ajar ilmu kesehatan THT FK UKI

OMSK dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna)Terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi letaknya di sentral. Jarang menimbulkan komplikasi. Tidak terdapat kolesteatoma2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)OMSK yang disertai kolesteatoma. Perforasi letaknya di marginal atau attic. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.

Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal dengan:1. OMSK aktifSekret keluar secara aktif dari cavum timpani2. OMSK tenangCavum timpani terlihat basah atau kering

Jenis OMSK menurut buku disease of the ears, nose and throat (Kern, Cody, Pearson)

Otitis media supurativa kronik mempunyai 2 bentuk yaitu aktif dan tidak aktif:1. otitis media supurativa kronika aktifpasien menderita tuli konduktif atau tuli campur dan kadang-kadang tinitus di telinga yang terkena. Biasanya terdapat sekret purulen kronik atau intermitten dari telinga. Nyeri bukan suatu masalah. Pada pemeriksaan otoskop, menunjukkan perforasi membran timpani, cacat attic atau keduanya. Mungkin ada pus di liang telinga, kolesteatoma di telinga tengah atau attic atau keduanya.

2. otitis media supurativa kronik tidak aktifpasien menderita tuli konduktif atau campuran di telinga yang terkena. Terdapat satu atau lebih episode infeksi telinga akut yang parah selama masa kanak-kanak. Sering terdapat riwayat otore intermitten, yang dicetuskan oleh masuknya air ke dalam telinga atau oleh ISPA. Pada pemeriksaan telinga terdapat perforasi membran timpani.

LETAK PERFORASI

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe / jenis OMSK. Perforasi membran timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau attic. Pada perforasi sentral, terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. Perforasi di attic berada di pars flaccida.

KOLESTEATOM

Menurut buku penyakit telinga, hidung, tenggorokan kepala dan leher (John Jacob Ballenger)

Kolesteatoma dapat digambarkan secara umum dengan adanya kantung epitel skuamosa yang terdiri dari debris keratin dalam telinga tengah

Menurut buku ajar ilmu kesehatan THT FK UKI

Kolesteatom adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi eptel (keratin).

Menurut handout dr. Nuzwar Noer

Suatu massa dari lapisan deskuamasi epitel squamosa yang membentuk matrix diisi dengan akumulasi keratin, yang tersusun konsentris menyerupai lapisan bawang serta mengandung kristal kolesterol.

Patofisiologi

Terdapat 2 jenis kolesteatom

1. kongenital kolesteatomterperangkapnya lapisan ektoderm pada masa embrional di telinga tengah/ dalam. Lokasi kolesteatom biasanya di kavum timpani, petrosus mastoid atau di cerebellopontin angle.2. kolesteatoma akuisital yang terbentuk setelah anak lahir, jenis ini terbagi 2, yaitu:a. kolesteatoma akuisital primerterbentuk tanpa didahului oleh perforasi membran timpani. Akibat tekanan negatif berkepanjangan di telinga tengah oleh karena gangguan fungsi tuba terjadi retraksi membran timpani terutama pars flaccida (attic) membran timpani lama kelamaan terbentuk kantung yang berisi deskuamasi sel epitel (terutama di Pruscak space/ bagian lemah dari membran timpani pars flaccida) kantung makin besar mengisi attic /epitimpani infeksi sekunder ruptur perforasi membran timpani daerah attic

b. kolesteatoma akuisital sekunderkolesteatoma terbentuk setelah adanya perforasi membran timpani. Kolesteatom terbentuk sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama (teori metaplasia)

Etiologi

Teori-teori mengenai kolesteatom akuisital primer1. tekanan negatif di dalam attic menyebabkan invaginasi pars flaccida dan pembentukan kista (Haberman, Bezold, Tumarkin, Shambaugh, Jordan)

2. metaplasia mukosa telinga tengah dan attic akibat infeksi3. hiperplasia invasif diikuti terbentuknya kista di lapisan basal epidermis pars flaccidam akibat iritasi oleh infeksi (Haberman, Nager, Hauze, Ruedi)4. sisa-sisa epidermis kongenital yang terdapat di daerah attic ( Mc Kenzie, Diamant, Teed, Cawthorn)5. hiperkeratosis invasif dari kulit liang telinga bagian dalam (Mc Guckin)

Sebagaimana kita ketahui bahwa seluruh epitel kulit (keratinizing stratified squamous epithelium) pada tubuh kita berada pada lokasi terbuka / terpapar ke dunia luar. Epitel kulit di liang telinga merupakan suatu cul-de-sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga dalam waktu yang lama maka dari epitel kulit yang berada medial dari serumen tersebut seakan terperangkap sehingga membentuk kolesteatoma.

GEJALA KLINIK OMSK

1. Telinga Berair (Otorrhoe)Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpaiadannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis2.

2. Gangguan PendengaranBiasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.63. Otalgia (Nyeri Telinga)Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat,berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

4. VertigoKeluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.

OMSK Benigna terbatas pada mukosa,tidak mengenai tulang perforasi sentral tidak ada kolesteatom/jaringan patologi jarang timbul komplikasi

OMSK Maligna mengenai tulang perforasi attic / marginal pars flaccida ada kolesteatom/ jaringan patologis menimbulkan komplikasi bahaya

Tanda klinis OMSK maligna terdapat abses/fistel retroaurikuler terdapat polip/ jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari telinga tengah terdapat kolesteatom pada telinga tengah terutama di epitimpani

sekret seperti serpihan kulit seperti mutiara dengan bau khas (aroma kolesteatom) bayangan kolesteatom pada Rontgen mastoid (radiolusen dengan batas tegas)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut buku penyakit telinga, hidung, tenggorokm kepala dan leher (John Jacob Ballenger)

1. pemeriksaan otoskop

Pemeriksaan yang lengkap harus mencakup pengamatan yang teliti terhadap daerah-daerah berikut ini:1. liang telinga dan membran timpani harus dibersihkan dari serumen dan debris yang menghalangi pandangan ke membran timpani2. semua kuadran pars tensa diamati dan perhatikan lokasi dan ukuran perforasi3. cari apakah ada retraksi atau perforasi pars flaccida.4. perhatikan bila ada epitel skuamosa di telinga tengah. Keadaan patologis ini ditandai oleh adanya debris di belakang membran timpani.5. keadaan mukosa yang dilihat melalui perforasi harus dicatat. Bila ada sekret di telinga tengah diisap sampai bersih untuk mendapatkan lapangan pandang yang jelas.6. sifat sekret diperhatikan7. dinding liang telinga bagian tulang harus diobservasi untuk melihat adanya destruksi.8. perhatikan adanya granulasi atau polip serta lokasinya9. daerah muara tuba eustachius diperiksa, perhatikan apakah tuba paten, pasien diminta melakukan perasat valsava

2. evaluasi audiometri

Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu:1. perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dBkerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan

2. kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB apabila disertai perforasi.3. diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran di belakang membran yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB4. kelemahan diskriminasi tutur tak peduli bagaimana keadaan hantaran tulang menunjukkan kerusakan koklea yang parah

3. pemeriksaan radiologi

a. proyeksi Schullermemperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen. Pada keadaan mastoid yang sklerotik, gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari mengenai dura atau sinus lateral.b. proyeksi Mayer atau Owendiambil dari arah atas dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur ini.c. proyeksi Stenvermemperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukkan adanya pembesaran akibat kolesteatomd. proyeksi Chase IIImemberikan gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik.

DIAGNOSIS

Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakuakan pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur (speech audiometry) dan pemeriksaan BERA (brainstem evoked response audiometry) bagi pasien/ anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometri nada murni. Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga.

TERAPI

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu yang lama, serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalukambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh:1. adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar2. terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal3. sudah terbentuk jaringan jaringan patologik yang irreversibel dalam rongga mastoid4. gizi dan higiene yang kurang

Faktor- faktor yang harus diperhatikan pada pengobatan OMSK

1. Tuba Eustachius Fungsi terpenting yang harus diperhatikan adalah aerasi dan dranaige telinga tengah melalui tuba Eustachius. Penyebab terganggunya fungsi tuba harus dicari dan diatasi. Infeksi kronis atau alergi pada hidung dan faring harus didiagnosis dan diobati. Sisa adenoid yang menyebabkan obstruksi mekanik harus diangkat. Radiografi sinus perlu dilakukan untuk menemukan daerah-daerah infeksi derajat rendah yang tersembunyi. Kemampuan lumen tuba Eustachius dinilai apakah dapat untuk dilewati udara. Hal ini bisa diketahui dengan menyuruh pasien memompa telinganya dengan metode valsava, memakai Politzerisasi, atau dengan pemeriksaan manometri khusus untuk tuba. Obstruksi muara tuba Eustachius di kavum timpani seringkali bisa terlihat dengan inspeksi otoskopi yang cermat saat penderita berusaha menginflasi telinganya.

2. faktor anatomiperubahan anatomi yang menetap umumnya mempengaruhi respons pengobatan dan menyebabkan kronisnya infeksi. Meskipun hanya perforasi sentral membran timpani, dapat merupakan penyebab berulangnya sekresi telinga. Kelainan ini harus dikoreksi dengan operasi. Tipe tipe patologi lain yang memerlukan operasi adalah kolestetom, polip-polip besar, massa timpanosklerosis, dan daerah-daerah tulang yang nekrosis akibat osteitis atau osteomielitis. Gangguan fungsi pendengaran akibat kerusakan sistem konduksi suara harus dikoreksi dengan operasi, agar pendengaran dapat pulih dengan memuaskan.

3. faktor-faktor umum daya tahan tubuhbila menangani infeksi kronis dari bagian tubuh manapun perlu diusahakan untuk menyelidiki faktor-faktor sistemik dan lokal yang mempengaruhi daya tahan penjamu, antara lain kurang gizi, diabetes, debilitas, agamaglobulinemia, penyakit alergi, insufisiensi korteks adrenal, leukemia kronis, penyakit hepar, dan ginjal.

4. faktor bakteripada infeksi telinga kronis, selain organisme patogen mungkin terdapat organisme saprofit. Tidak hanya flora bakterinya yang berbeda dari waktu ke waktu, tetapi juga pengobatan antibiotik jangka panjang menyebabkan munculnya strain resisten dan juga tumbuhnya organisme-organisme lain secara berlebihan seperti Pseudomonas atau Pyocyaneous. Oleh karena itu kultur dan tes resistensi penting untuk perencanaan terapi.

Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus-menerus, maka diberi obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin), sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisillin dapat diberikan ampisillin asam klavulanat. Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi. Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiostal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.

Jenis pembedahan pada OMSK

1. mastoidektomi sederhana

Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

2. mastoidektomi radikal

Operasi ini dilakukan pada OMSK bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya tidak terjadi infeksi kembali. Pendengaran berkurang sekali, sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier pasien. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat meatoplasti yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.

3. mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy)

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatoma di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid diberishkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah untuk membuang jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

4. miringotomi

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.

5. timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat atau tipe OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medika mentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV dan V. Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dengan dua tahap dengan jarak waktu 6 s/d 12 bulan.

6. timpanoplasti dengan pendekatan ganda (combined approach Tympanoplasty)

Ooperasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikala (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga) membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani, dikerjakan melalui dua jalan (combined approach) yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior.

DIAGNOSIS BANDING Otitis externa (inflamed, eczematous canal without a perforation) Foreign body Impacted ear wax Cholesteatoma Wegener's granulomatosis Neoplasm

KESIMPULAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan keradangan atau infeksi kronis yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita OMSK. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan keluarnya cairan dari telinga kanan yang kumat-kumatan, dimana sekret awalnya berwarna putih, encer dan tidak berbau, kemudian menjadi agak kental, kekuningan, dan berbau. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada telinga kanan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kanan menurun. Penurunan pendengaran pada pasien OMSK tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran yang terjadi. Biasanya dijumpai tuli konduktif, namun dapat pula terjadi tuli persepsi yaitu bila telah terjadi invasi ke labirin, atau tuli campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke fenestra ovalis. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. Pada pasien ini dari hasil pemeriksaan didapatkan perforasi sentral pada membran timpani. Dalam proses penyembuhannya dapat terjadi penumbuhan epitel skuamosa ke dalam telinga tengah. Kadang-kadang perluasan lapisan tengah ini ke daerah atik mengakibatkan pembentukan kantong dan kolesteatom. Pembentukan kolesteatom ini akan menekan tulang-tulang di sekitarnya sehingga mengakibatkan terjadinya destruksi tulang, yang ditandai dengan sekret yang kental dan berbau. Prinsip pengobatan pasien OMSK benigna tenang adalah tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

PROGNOSIS OMSK tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi superimpose otitis media supuratif akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya tromboplebitis vaskuler. Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasibuan, R.A.H. Otologi : Samitra Media Utama.20042. Soepardi EA, Iskandar I, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 20083. Anonim. Telinga. Dalam : http://en.wikipedia.org/wiki/Telinga. 2008. Diakses pada : Juli 29 2009.4.Anonim.http://books.google.co.id/books?id=xa_ne2pMEUYC&pg=PA118&lpg=PA118&dq=omsk+dan+bunuh+diri&source=bl&ots=Dxk5UkZmi&sig=LkgsLBKZaJi_TQxprMFapjoO6Cs&hl=id&ei=mYdxSoGTCMGdkAXUxI2FDA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7 diakses pada : Juli 30 20095.HainTC.OMSK.http://www.dizziness-and balance.com/disorders/hearing/omsk.htm. Diakses pada Juli 30 20096. Hain TC. Microvascular compression syndrome, Vestibular Paroxysmia, and Quick Spins. http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/unilat/microvascular.htm. Diakses pada Juli 30 20097.OtitisMediaSupurativaKronik.http://www.wrongdiagnosis.com/w/wolframs_disease/book-diseases-4a.htm. Diakses pada: Juli 30 20098. Saunders WB. http://www.bixby.org/faq/omsk/diagnose.html. Diakses pada: Juli 31 20099.Syartika L. otitis media supurativa kronik. http://www.santosa-hospital.com/document/omsk_drlisa_5_page_8.pdf. Diakses pada: Agustus 3 200910.HainTC.OmskManagement.http://www.dizzinessandbalance.com/disorders/hearing/pdfs/omsk%20management.pdf. Diakses pada: 3 Agustus 2009