Top Banner
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG KAYU Shorea accuminatissima SYM. TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Wistar SKRIPSI Oleh: HARI WIRIA LIKI K.100 030 238 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2007
69

Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

Mar 03, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG KAYU Shorea accuminatissima SYM. TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR Wistar

SKRIPSI

Oleh:

HARI WIRIA LIKI

K.100 030 238

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA 2007

Page 2: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

ii

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG KAYU Shorea accuminatissim SYM. TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Wistar

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Di Surakarta

Oleh:

HARI WIRIA LIKI

K.100030238

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA 2007

Page 3: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Berjudul:

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ASETON KULIT BATANG KAYU Shorea accuminatissima SYM. TERHADAP TIKUS

PUTIH JANTAN GALUR Wistar

Oleh: HARI WIRIA LIKI

K.100030238

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Tanggal:

Penguji : 1. dr. EM. Sutrisna, M.Kes 1. ____________

2. Purwantiningsih, M.Si., Apt 2. __________

3. Drs. Haryoto Saroyobudiyono, M.Sc 3. ____________

4. Broto Santoso, SF., Apt 4. __________

Mengetahui Fakulltras Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,

Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt. Pembimbing Utama

Drs. Haryoto Saroyobudiyono., M.Sc.

Pembimbing Pendamping

Broto Santoso, S.F., Apt.

Page 4: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S 94:6)

”VIRTUE IS NOT KNOWING BUT DOING”

“PROOF BETTER THAN DISCUSSION”

Karya kecil ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku Harmawis S.Pd & Wildawati yang telah mencurahkan segenap cinta kasihnya, kepada kedua adik-adikku Andika & Ilham, sahabat-sahabatku Ambar, Susanto, Ferri, Marta, Imam, Topan, Fuad, Hafidh, Sugi, Adi, Agus, Isur, Dawud & special untuk Annoura yang bersedia mendengar dan menerima segala keluh kesahku, serta almamaterku tercinta

Page 5: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

v

DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Desember 2007

Peneliti

(HARI WIRIA LIKI)

Page 6: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pemiliki segala

ketentuan, pemilik semesta alam. Shollawat dan salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, rasul junjungan alam. Shollawat dan salam

semoga dilimpahkan kepada para keluarga, sahabat-sahabat serta para pngikut

beliau yang senantiasa selalu menjunjung tinggi sunnahnya hingga akhir zaman

nanti. ’amma ba,du.

Alhamdulillah dengan segala rahmat, petunjuk dan ketentuan dari allah,

penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antiinflamasi

Ekstrak Aseton Kulit Batang Kayu Shorea accuminatissima SYM. Terhadap

Tikus Putih Jantan Galur Wistar”

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat dalam memperoleh Sarjana

Farmasi (S. Farm) pada Program Studi Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah berperan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Dengan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Drs. Haryoto Saroyobudiyono,M.Sc, selaku pembimbing utama

yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama

dilakukannya penelitian ini, serta waktu yang telah diluangkan sehingga

selesainya skripsi ini.

Page 7: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

vii

3. Broto Santoso, SF.,Apt selaku pembimbing pendamping yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta saran

selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak dr. EM Sutrisna, M.KES sebagai penguji yang telah bersedia untuk

meluangkan waktunya dan memberikan kritik serta saran dalam penulisan

skripsi ini..

5. Ibu Purwantiningsih, M.Si.,Apt, selaku penguji yang telah bersedia untuk

meluangkan waktunya dan memberikan kritik serta saran dalam penulisan

skripsi ini.

6. Dosen-dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7. Laboran dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

8. Teman-teman seperjuangan penulis di Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta dan diluar Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta serta Semua pihak yang telah membantu, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini.

Besar harapan penulis semoga sumbangsih yang kecil ini dapat bermanfaat

untuk kemajuan Ilmu Pengetahuan pada umumnya dan Ilmu Farmasi pada

khususnya.

Surakarta, Desember 2007

Penulis

Page 8: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. iv

HALAMAN DEKLARASI ................................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii

DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 3

1. Tumbuhan Meranti Kuning (Shorea accuminatissma.SYM) 3

a. Sistematika Tumbuhan ................................................... 4

b. Kandungan Kimia ........................................................... 4

2. Inflamasi ................................................................................ 8

3. Simplisia ............................................................................... 12

Page 9: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

ix

4. Penyarian .................................. ............................................ 13

5. Ekstrak ................................................................................. 15

6. Diklofenak ............................................................................ 16

E. Landasan Teori ............................................................................ 17

F. Hipotesis ...................................................................................... 17

BAB II. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .................................................................. 18

1. Jenis Penelitian ..................................................................... 18

2. Variabel Penelitian ............................................................... 18

B. Bahan dan Alat ............................................................................ 19

1. Bahan Penelitian.................................................................... 19

2. Alat Peneletian ...................................................................... 19

C. Jalannya Penelitian ..................................................................... 19

1. Determinasi Tanaman ........................................................... 19

2. Pengumpulan Bahan Baku.............................. ...................... 20

3. Pengeringan dan Pembuatan Serbuk ..................................... 20

4. Pembuatan Ekstrak ............................................................... 20

5. Uji Antiinflamasi .................................................................. 22

a. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Aseton dan Karagenin 22

b. Penetapan Dosis Natrium Diklofenak .............................. 22

c. Penetapan Dosis Ekstrak aseton ...................................... 23

d. Perlakuan Hewan Uji ........................................................ 23

Page 10: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

x

D. Tempat Penelitian …………………………………………... 24

E. Cara Analisis ………………………………………………… 25

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman ................................................................. 27

B. Pengumpulan Bahan Baku dan Pembuatan serbuk ..................... 27

C. Hasil Penyarian dan Pembuatan Ekstrak aseton........................... 28

D. Penentuan Konsentrasi dan Volume Pemberian Karagenin ........ 30

E. Uji Daya Antiinflamasi ............................................................... 30

1. Kontrol Negatif ............................................................... 30

2. Kontrol Positif ................................................................ 32

3. Uji Antiinflamasi Ekstrak Aseton .................................. 34

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 41

A. Kesimpulan ................................................................................. 41

B. Saran ............................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42

LAMPIRAN ........................................................................................................ 46

Page 11: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Uji Kelarutan Ekstrak dengan Beberapa

pelarut Tabel 2. Volume udem rata-rata pada kontrol positif Tabel 3. Volume udem rata-rata pada tikus yang diinduksi

karagenin 1% dengan berbagai perlakuan Tabel 4. Nilai AUC dan % penghambatan inflamasi Tabel 5. Nilai probabilitas dari hasil uji LSD

31

32

35

36

40

Page 12: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Biosintesis prostaglandin Gambar 2. Skema pembuatan ekstrak aseton kulit batang meranti

kuning (shorea accuminatissima SYM.) Gambar 3. Skema Kerja Uji Antiinflamasi Ekstrak Aseton terhadap

Tikus putih Jantan Yang Diinduksi Karagenin 1%. Gambar 4. Profil kromatogram elusi ekstrak aseton dengan

perbandingan etil asetat dan n-heksana berturut turut 5:5(a); 6:4(b); 8:2(c); 9:1(d)

. Gambar 5. Grafik hasil pengukuran volume udem kontrol negatif Gambar 6. Grafik volume udem rata-rata (mL) terhadap waktu (Menit)

Gambar 7. Grafik volume udem rata-rata (mL) Vs Waktu (Menit) Gambar 8. Histogram daya antiinflamasi

11

21

24

29

31

33

36

37

Page 13: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

xiii

DAFTAR SINGKATAN

DAI = Daya AntiInflamasi

AUC = Area Under the Curve

AINS = Antiinflamasi Non Steroid

SEM = Standard Error of Mean

Page 14: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

xiv

DAFTAR PERSAMAAN

Halaman

Persamaan 1.

VaVtVu −= .

26

Persamaan 2.

)(2 12

2121 ttVtVtAUC −

+=

26

Persamaan3.

Persen Daya Antiinflamasi = %100xAUCk

AUCpAUCk −

26

Page 15: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6 . Lampiran 7

Hasil uji daya antiinflamasi ekstrak aseton kulit batang meranti kuning Proses ekstraksi Keterangan Hasil Determinasi Hasil analisis statistik dengan one way ANOVA dan Kolmogorov -Smirnov Hasil analisis SEM Perhitungan dosis Gambar Pletismometer

46

47

49

50

52

53

54

Page 16: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Radang atau bisa juga disebut dengan nyeri sering kali menimbulkan suatu

keadaan yang tidak nyaman dan menyiksa bagi penderitanya. Terbentuknya radang

dapat digunakan sebagai tanda terjadinya kerusakan jaringan. Radang dapat terbentuk

karena terjadinya pelepasan mediator oleh jaringan yang rusak dan adanya

migrasi sel (Mycek et al., 2001).

Terjadinya peradangan dapat ditandai dengan timbulnya warna kemerahan,

bengkak, nyeri, dan disertai panas (Anonim, 1998). Rasa sakit atau nyeri yang sering

menjadi penghambat dalam beraktivitas, mengundang penderita untuk segera

mengobatinya baik secara farmakoterapi, fisioterapi ataupun pembedahan. Pada

kebanyakan penderita dengan analgetik sederhana belum mampu mengontrol rasa

sakit akibat artritis. Obat anti-inflamasi non-steroid (AINS) ternyata efektif

mengontrol rasa sakit akibat inflamasi rematik. Akan tetapi sediaan analgetik ini

dikhawatirkan dapat memberikan efek samping yang kadangkala dapat berakibat

fatal. AINS merupakan iritan mukosa lambung. Selain itu juga dapat memberikan

efek toksik terhadap ginjal (Anonim, 2002). Salah satu contoh obat antiinflamasi non

steroid (AINS) yang banyak digunakan selama ini adalah aspirin.

namun pada kenyataannya 15% penderita yang menggunakan aspirin menunjukkan

tidak toleran bila menggunakan aspirin (Mycek et al., 2001)

Page 17: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

2

Telah diketahui bahwa radang bukan merupakan suatu penyakit, melainkan

suatu manifestasi dari adanya kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan dapat terjadi

karena tubuh menerima rangsangan, yang dapat berupa rangsangan mekanik seperti

trauma, terpukul, teriris, cubitan. Panas yang dapat disebabkan karena terkena api

atau listrik. Ataupun oleh rangsangan kimia seperti makanan atau minuman yang

terlalu asam (Puspitasari, 2006).

Dengan demikian, radang dapat terjadi dengan mudah sekali. Namun

walaupun radang bukan merupakan suatu penyakit, keberadaannya dapat menjadi

sangat mengganggu karena dapat mengurangi aktivitas penderitanya. Karena radang

dipandang sangat merugikan maka diperlukan obat untuk mengendalikannya.

Salah satu contoh tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia adalah meranti

kuning. Tumbuhan ini merupakan salah satu jenis tanaman dari genus

dipterocarpaceae. Meranti kuning diyakini memiliki kandungan senyawa fenolik

kelompok oligomer resveratrol selain juga mengandung senyawa fenolik lainnya

seperti senyawa kelompok flavonoid dan senyawa turunan fenolat, dan juga senyawa

non fenolik yaitu senyawa terpenoid (Takaya et al., 2002 ; Ito et al., 2005; Commun

et al., 2003). Aktivitas biologi dari senyawa-senyawa oligomer resveratrol yang telah

dilaporkan salah satunya adalah sebagai antiinflamasi (Kitanaka, et al., 1990).

Aseton merupakan pelarut yang bersifat semi polar, sehingga dapat menarik

senyawa senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Shorea yaitu senyawa

oligomer resveratrol yang termasuk dalam golongan polifenol (Noviany, 2003;

Kim & Lee, 2002).

Page 18: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

3

Dengan melihat latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

pemanfaatan tumbuhan S. accuminatissima SYM. sebagai antiinflamasi. Penulis

berharap hasil penelitian tentang antiinflamasi dari tumbuhan

S. Accuminatissima SYM. dapat menjadi masukan yang berguna bagi perkembangan

obat alam Indonesia.

B. PERUMUSAN MASALAH

Apakah ekstrak aseton kulit batang meranti kuning memiliki efek sebagai

antiinflamasi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui efektivitas S. accuminatissima SYM. sebagai antiinflamasi.

D. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tumbuhan Meranti

Dalam famili Dipterocarpaceae, Shorea merupakan genus terbesar

(Symington, 1974). Genus yang tersebar di Sri Langka, India, Myanmar

hingga Indocina ini terdiri atas 194 spesies sedangkan di Malesia yang

meliputi daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Maluku dan Filipina terdapat 163

spesies (Ashton, 1983).

Genus ini dibagi ke dalam 10 seksi yaitu seksi Shorea, Pentacme,

Neohopea, Richetioides, Anthoshorea, Rubella, Brachypterae, Pachycarpae,

Page 19: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

4

Mutica dan Ovalis pembagian ini berdasarkan pada morfologi tumbuhan

(Ashton, 1983).

Berdasarkan pada warna kayu, genus ini dibagi ke dalam empat sub

genus yaitu Eushorea (selangan batu), Anthspherea (Meranti kuning),

Richetia (Meranti putih) dan Brachyptera (Meranti merah) (Newman, 1999).

Perbedaan warna dan berat kayu dari tumbuhan genus ini memiliki implikasi

penggunaan yang berbeda, sebagai contoh Brachyptera (Meranti merah) dapat

digunakan untuk semua kegunaan kayu di masyarakat sedangkan

Merantiputih hanya digunakan sebagai kayu lapis (Newman, 1999).

a. Sistematika Tumbuhan

Kedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan

yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta

dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk pada kelas Magnoliopsida

dengan sub kelas Dillenidae. Meranti kuning masuk pada suku

Dipterocarpaceae dengan marga Shorea. Meranti kuning merupakan

tumbuhan dengan jenis Shorea accuminatissima SYM. (Ashton, 1983).

b. Kandungan Kimia

Penggunaan Shorea secara tradisional berkaitan dengan kandungan

metabolit sekunder didalamnya. Hasil penelusuran pustaka mengenai ilmu

kimia tumbuhan Shorea, menunjukkan bahwa metabolit sekunder yang

dikandung tumbuhan ini kaya akan senyawa fenolik kelompok oligomer

resveratrol selain juga mengandung senyawa fenolik lainnya seperti

Page 20: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

5

senyawa kelompok flavonoid dan senyawa turunan fenolat,

dan juga senyawa non fenolik yaitu senyawa terpenoid (Takaya et al.,

2002 ; Ito et al., 2005 ; Commun et al., 2003).

1) Senyawa Flavonoid

Senyawa flavonoid yang ditemukan pada genus Shorea

sebagian besar merupakan jenis flavonol, juga ditemukan

jenis flavan-3-ol dan calkon. Senyawa dari jenis flavonol yang telah

berhasil diisolasi diantaranya adalah kaemferol, kuersetin, mirisetin,

dan 3-hidroksi-8-metoksiflavon-7-O-α-L-ramnopiranosil-(1,4)-α-L-

ramnopiranosil-(1,6)-β-D-glukopiranosida dari jenis flavan

diantaranya adalah leukosinidin dan leukodelfinidin.

Sedangkan dari jenis calkon adalah 4’-hidroksicalkon-4-O-β-D-

glukosida (Sotheeswaran dan Pasuphaty, 1993).

2) Senyawa Oligomer Resveratrol

Oligomer resveratrol adalah senyawa fenolik yang tersusun

atas unit-unit resveratrol (3,5,4’-trihidroksistilben) (Ito et al, 2004)

yang terbentuk melalui reaksi kopling oksidatif. Senyawa kelompok

ini banyak ditemukan pada berbagai genus dalam famili

Dipterocarpaceae seperti Shorea, Hopea, Vatica dan Dipterocarpus

selain juga ditemukan pada beberapa famili lain seperti Vitaceae,

Page 21: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

6

Cyperaceae, Gnetaceae, dan Leguminosae (Sotheeswaran dan

Pasuphaty, 1993).

Senyawa oligomer resveratrol yang telah berhasil diisolasi,

dilaporkan memiliki keragaman tingkat oligomerisasi, keragaman

kerangka, termasuk sistem heterosiklik, dan kompleksitas

dari konfigurasi (Ito et al., 2004).

Berdasarkan tingkat oligomerisasi, senyawa oligomer

resveratrol dari genus Shorea ditemukan dalam bentuk monomer,

dimer, trimer dan tetramer. Berdasarkan penelusuran pustaka

didapatkan informasi bahwa dari sekitar 45 senyawa oligomer

resveratrol yang telah dilaporkan berhasil diisolasi dari genus Shorea,

hanya satu jenis senyawa yang merupakan monomer resveratrol,

12 jenis senyawa merupakan dimer resveratrol, 17 jenis senyawa

merupakan trimer resveratrol, dan hanya 6 jenis senyawa

yang merupakan tetramer resveratrol. Berdasarkan keragaman

kerangka yang dibentuk, senyawa oligomer resveratrol dari genus

Shorea dapat dibedakan berdasarkan keberadaan unit-unit trans-2,3-

diaril-2,3-dihidrobenzofuran (Sotheeswaran dan Pasuphaty, 1993),

termasuk keragaman sistem heterosiklik yang dibentuk

dan berdasarkan perbedaan pembentukan ikatan karbon-karbon

melalui reaksi kopling oksidatif radikal. Sementara itu adanya atom

karbon asimetris pada senyawa oligomer resveratrol, mengakibatkan

Page 22: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

7

adanya keragaman stereokimia dari senyawa kelompok ini.

Sehingga dapat ditemukan senyawa-senyawa yang merupakan

stereoisomer antara senyawa satu dengan senyawa

yang lainnya (Sotheeswaran dan Pasuphaty, 1993).

3) Senyawa Terpenoid

Pada genus Shorea ditemukan Senyawa non fenolik yang

merupakan senyawa turunan terpenoid terutama dari kelompok

senyawa triterpen. Secara umum, senyawa triterpen merupakan

komponen utama dari resin yang dihasilkan tumbuhan genus Shorea.

Senyawa triterpen memiliki kerangka yang beragam meliputi jenis

sikloartan, damaran, hopan, lupan, ursan, oleanan, friedelan dan

taraksastan (Sotheeswaran dan Pasuphaty, 1993).

4) Senyawa Turunan Fenolat

Senyawa fenolik turunan fenolat juga dilaporkan diisolasi dari

genus Shorea. Senyawa turunan fenolat yang ditemukan pada genus

ini memiliki kerangka yang cukup beragam diantaranya kerangka

C6-C1, C6-C3 dan C6-C2-C6 (Ito et al.,2004).

Aktifitas biologis dari senyawa-senyawa oligomer resveratrol yang

telah dilaporkan diantaranya adalah sebagai antijamur (Pryce and Langcake,

1977), antibakteri (Sultanbawa et al., 1987), antikanker dan antioksidan

(Tukiran et al., 2001), antiinflamasi (Kitanaka et al., 1990), dan menghambat

kerja enzim asetilkolinesterase (Sung et al., 2002).

Page 23: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

8

2. Inflamasi

Menurut Stephenson radang merupakan respon fisiologi lokal terhadap

cedera jaringan. Radang bukan suatu penyakit, melainkan suatu manifestasi

suatu penyakit. Sedangkan Rukmono menerangkan bahwa bila jaringan

cedera misalnya karena terbakar, teriris atau terkena infeksi oleh kuman, maka

pada jaringan ini akan terjadi serangkaian reaksi yang menyebabkan

musnahnya mediator yang membahayakan jaringan atau yang mencegah

mediator ini menyebar lebih luas. Reaksi–reaksi ini kemudian juga

menyebabkan jaringan cedera diperbaiki atau diganti dengan jaringan baru.

Reaksi yang terjadi pada tempat jaringan cedera ini disebut

radang (Anonim, 1998).

Mediator yang dapat menyebabkan cedera pada jaringan dan

kemudian diikuti oleh radang, ialah kuman, benda (pisau, peluru, dan

sebagainya), suhu (panas atau dingin), berbagai jenis sinar (sinar X, sinar

ultra–violet), listrik, zat-zat kimia (Anonim, 1998). Mediator antiinflamasi

mempunyai khasiat tambahan, seperti meredakan nyeri (analgesik) dan

menghambat agregasi platelet (Kee & Hayes, 1996).

Pengaruh menguntungkan yang dimiliki oleh radang, seperti

penghancuran mikroorganisme yang masuk dan pembuatan dinding pada

rongga abses, sehingga akan mencegah penyebaran infeksi. Secara seimbang

radang juga memproduksi penyakit, misalnya, abses otak akan bertindak

sebagai lesi ruangan yang menekan bangunan vital di sekitarnya, atau fibrosis

Page 24: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

9

akibat radang kronis dapat mengakibatkan terjadinya distorsi jaringan yang

permanen dan menyebabkan gangguan fungsinya (Underwood, 1999).

Radang biasanya diklasifikasikan berdasarkan waktu kejadiannya,

yaitu:

a. Radang akut, merupakan reaksi jaringan yang segera dan hanya dalam

waktu tidak lama terhadap cedera jaringan.

b. Radang kronis, merupakan reaksi jaringan selanjutnya yang diperlama

mengikuti respon awal (Underwood, 1999).

Dua tahap inflamasi adalah tahap vaskular, yang terjadi 10–15 menit

setelah terjadinya cedera dan tahap lambat. Tahap vaskular berkaitan

dengan vasodilatasi dan bertambahnya permeabilitas kapiler dimana substansi

darah dan cairan meninggalkan plasma dan pergi menuju ke tempat cedera.

Tahap lambat terjadi ketika leukosit menginfiltrasi jaringan

inflamasi (Kee & Hayes, 1996).

Sebagai contoh dari jaringan yang meradang adalah jari yang tertusuk

jarum yang kotor, kemudian akan membengkak (tumor), berwarna

kemerahan (rubor), nyeri (dolor), menjadi panas (kalor) dan daya gerak

menjadi berkurang (functio laesa). Tanda–tanda radang ini oleh Celcus, sudah

lama dikenal dan disebut tanda–tanda radang utama (Anonim, 1998).

a. Warna kemerahan (rubor)

Jaringan yang mengalami radang akut tampak merah, sebagai contoh kulit

terkena sengatan matahari, selulitas karena infeksi bakteri,

Page 25: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

10

atau konjungtivitas akut. Warna kemerahan ini akibat adanya dilatasi

pembuluh darah kecil dalam daerah yang mengalami

kerusakan (Underwood, 1999).

b. Panas (kalor)

Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian perifer (tepi) tubuh, seperti

pada kulit. Peningkatan suhu ini diakibatkan oleh meningkatnya aliran darah

melalui daerah tersebut, mengakibatkan sistem vaskuler dilatasi

dan mengalirkan darah yang hangat pada daerah tersebut. Demam sistemik

sebagai hasil dari beberapa mediator kimiawi proses radang juga ikut

meningkatkan temperatur lokal (Underwood, 1999).

c. Bengkak (tumor)

Pembengkakan sebagai hasil adanya udem merupakan suatu akumulasi

cairan dalam rongga ekstaravaskuler yang merupakan bagian dari cairan

eksudat dan dalam jumlah sedikit, kelompok sel radang yang masuk dalam

daerah tersebut (Underwood, 1999).

d. Rasa sakit (dolor)

Pada radang akut, rasa sakit merupakan salah satu gambaran yang

dikenal dengan baik oleh penderita. Rasa sakit sebagian disebabkan oleh

regangan dan distorsi jaringan akibat udem dan terutama karena tekanan

didalam rongga abses. Beberapa mediator kimiawi pada radang akut termasuk

bradikinin, prostaglandin dan serotonin, diketahui juga dapat mengakibatkan

rasa sakit (Underwood, 1999).

Page 26: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

11

Trauma / luka pada sel

Gangguan pada membran sel

Fosfolipid

Dihambat kortikosteroid

Asam arakidonat

Hidroperoksida Endoperoksida Leukotrien prostaglandin prostasiklin PgE2 / PgE2 PgI2 Tromboksan A2

Gambar 1. Biosintesis Prostaglandin (Anonim, 2002).

Enzim fosfolipase

Enzim siklooksigenase Enzim lipoksigenase

e. Hilangnya fungsi

Kehilangan fungsi yang diketahui merupakan konsekuensi dari suatu

proses radang dikemukakan oleh Virchow (1821-1902),

merupakan tambahan gejala pada daftar gejala yang dikemukakan Celcus.

Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar

Page 27: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

12

ataupun reflek akan mengalami hambatan rasa sakit. pembengkakan yang

hebat secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak

jaringan (Underwood, 1999). Skema pembentukan prostaglandin dapat dilihat

pada Gambar 1.

3. Simplisia

a) Pengertian simplisia

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal

dari kata simple, berarti satu atau sederhana. Simplisia ialah bahan

alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan

yang telah dikeringkan (Anonim, 1983).

b) Pencucian

Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran

yang melekat terutama bahan–bahan yang berasal dari dalam tanah

dan juga bahan–bahan yang tercemar pestisida. Pencucian bisa

dilakukan dengan menggunakan air (Gunawan & Mulyani, 2004).

c) Pengeringan

Pengeringan simplisia bertujuan sebagai berikut:

1. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah

ditumbuhi kapang dan bakteri.

2. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih

lanjut kandungan zat aktif.

Page 28: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

13

3. Memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya ringkas,

mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya) (Gunawan &

Mulyani, 2004 ).

Cara pengeringan yang paling sederhana adalah pengeringan

dengan udara. Untuk tujuan farmasetik tentu saja bahan yang akan

dikeringkan jarang ditempatkan secara langsung dibawah sinar

matahari. Sebaliknya cara pengeringan di tempat teduh, dimana bahan

disebarkan rata diatas nampan, lemari atau kontak memegang peranan

penting, misalnya pada pengeringan tumbuhan (Voight, 1995).

4. Penyarian

Penyarian merupakan peristiwa perpindahan masa zat aktif yang

semula berada didalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut

dalam cairan penyari. Pada umumnya akan lebih baik apabila permukaan

serbuk yang bersentuhan dengan cairan penyari semakin luas (Ansel, 2005).

Zat-zat yang tersari terdapat dalam sel-sel bagian tumbuhan yang

umumnya dalam bentuk kering. Cairan penyari masuk dalam sel-sel dari

bahan-bahan dan zat yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu

larutan yang mengandung zar tersari dipisahkan dari simplisia yang disari.

Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam

keadaan halus (Anief, 2000).

Metode dasar penyarian adalah maserasi, perkolasi, soxhletasi

(Harbourne, 1987). Istilah maserasi berasal dari bahasa latin macerare,

Page 29: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

14

yang artinya merendam (Ansel, 2005). Maserasi adalah cara ekstraksi yang

paling sederhana. Simplisia yang digunakan dihaluskan dan disatukan dengan

bahan pengekstraksi (Voight, 1995). Maserasi dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif. Zat aktif akan larut di dalam dan karena adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan zat aktif didalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang

terpekat terdesak keluar (Anonim, 1986).

Kecuali dinyatakan lain, maserasi dilakukan sebagai berikut :

sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang

cocok dimasukkan dalam sebuah bejana, lalu dituangi 75 bagian cairan

penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil

sering-sering diaduk. Setelah 5 hari campuran tersebut diserkai, diperas,

dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh

100 bagian. Lalu maserat dipindahkan dalam bejana tertutup dan dibiarkan

ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, maserat diendapkan atau

disaring. Kemudian maserat disuling atau diuapkan pada tekanan rendah pada

suhu tidak lebih dari 500C hingga konsentrasi yang dikehendaki (Anief, 2000).

Rendaman disimpan terlindung cahaya langsung (mencegah reaksi

katalisis atau perubahan warna). Rendaman harus dikocok berulang-ulang

karena dalam keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya

perpindahan bahan aktif pada simplisia (Voight, 1995).

Page 30: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

15

5. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh

cahaya matahari langsung (Anonim, 1979).

Jika ekstrak tumbuhan (umumnya konsentrasi etanolnya

berbeda–beda) bahan ekstraksi sebagian atau seluruhnya diuapkan,

maka akan diperoleh ekstrak, yang kemudian dapat dikelompokkan atas dasar

sifatnya menjadi:

a) Ekstrak encer (extractum tenue). Sediaan ini memiliki konsistensi

semacam madu dan dapat dituang. Akan tetapi pada saat ini sudah

tidak tampak lagi (Voight, 1995).

b) Ekstrak kental (extractum spissium). Sediaan ini liat dalam keadaan

dingin atau tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai

30%. sediaan ini pada umumnya juga tidak sesuai lagi dengan

persyaratan masa kini. Tingginya kandungan air menyebabkan

ketidakstabilan sediaan obat (cemaran bakteri) dan bahan aktifnya

(penguraian secara kimia). Ekstrak kental sulit di takar (Voight, 1995).

c) Ekstrak kering (extractum siccum). Sediaan ini memiliki konsistensi

kering dan mudah digosokkan. Melalui penguapan cairan

pengekstraksi dan pengeringan sisanya akan terbentuk suatu produk,

yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak

lebih dari 5% (Voight, 1995).

Page 31: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

16

d) Ekstrak cair (extractum fluidum). Dalam hal ini diartikan sebagai

ekstrak cair, yang dibuat sedemikian rupa sehingga satu bagian

simplisia sesuai dengan dua bagian (kadang–kadang juga satu bagian)

ekstrak cair (Voight, 1995).

Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara tumbuhan segar yang telah

dihaluskan atau material tumbuhan yang dikeringkan diproses dengan cairan

pengekstraksi. Jenis ekstraksi dan bahan ekstraksi (cairan ekstraksi,

menstruum) yang sebaiknya digunakan sangat tergantung dari kelarutan bahan

kandungan serta stabilitasnya (Voight, 1995).

6. Diklofenak

Diklofenak adalah derivat sederhana dari asam fenilasetat yang

menyerupai flurbiprofen dan meklofenamat. Obat ini adalah penghambat

siklooksigenase yang relatif non selektif dan kuat, serta mengurangi

bioavailabilitas asam arakhidonat. Obat ini mempunyai waktu paruh 1-3 jam

(Katzung, 2002). Walaupun waktu paruhnya singkat, diklofenak

diakumulasikan di cairan sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh

lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut (Wilmana, 1985).

Natrium diklofenak diabsorbsi di usus dengan lengkap dan cepat,

efeknya mulai terlihat setelah 1 jam (Tjay dan Raharja, 2002).

Obat ini digunakan untuk mengurangi peradangan pada berbagai keadaan

rematik disebabkan karena penghambatan pembentukan prostaglandin dari

Page 32: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

17

asam arakidonat melalui aksinya pada enzim siklooksigenase (Siswandono

dan Sukardjo, 1995).

F. Landasan Teori

Hasil penelusuran pustaka mengenai ilmu kimia tumbuhan Shorea,

menunjukkan bahwa metabolit sekunder yang dikandung tumbuhan ini kaya akan

senyawa fenolik kelompok oligomer resveratrol selain juga mengandung

senyawa fenolik lainnya seperti senyawa kelompok flavonoid dan senyawa

turunan fenolat, dan juga senyawa non fenolik yaitu senyawa terpenoid (Takaya

et al., 2002 ; Ito et al., 2005 ; Commun et al., 2003).

Pemilihan pelarut aseton karena dengan pelarut aseton senyawa metabolit

sekunder yang terlarut pada pelarut semi polar akan tersari dan aseton merupakan

pelarut yang dapat menarik senyawa senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan

oleh Shorea yaitu senyawa polifenol (Noviany, 2003; Kim & Lee, 2002).

Genus Shorea memiliki senyawa polifenol, khususnya golongan senyawa

oligomer resveratrol. Aktivitas biologi dari senyawa-senyawa oligomer

resveratrol yang telah dilaporkan salah satunya adalah sebagai antiinflamasi

(Kitanaka, et al., 1990).

G. HIPOTESIS

Ekstrak aseton dari kulit batang meranti kuning (S. accuminatissima SYM.)

diduga mempunyai efek sebagai antiinflamasi.

Page 33: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

18

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental semu dengan rancangan

acak lengkap pola searah.

2. Variabel Penelitian

Variabel yang masuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas

Perlakuan ekstrak aseton dari S. accuminatissima SYM. dalam berbagai

peringkat dosis pada tikus putih yang diinduksi karagenin 1% secara

subplantar.

2) Variabel tergantung

Daya penghambatan udema yang dihasilkan oleh ekstrak aseton dari kulit

batang meranti kuning (S. accuminatissima SYM.).

3) Variabel terkendali

Kondisi fisik hewan uji yang meliputi berat badan, umur, jenis kelamin, galur

dan lingkungan hidup hewan uji, waktu panen tumbuhan, bagian tumbuhan,

tempat panen tumbuhan.

Page 34: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

19

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Penelitian

Serbuk dari kulit batang tumbuhan meranti kuning

(S. accuminatissima SYM.) yang dikumpulkan dari wilayah HPH PT Aya Yayang

Indonesia Camp 63, Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada bulan juli 2004.

Bahan kimia yang digunakan untuk ekstraksi yaitu Aseton teknis yang telah

didesestilasi (Merck). Bahan uji antiinflamasi: karagenin 1 %, CMC Na, Natrium

diklofenak (Phapros). Dan hewan uji yang di gunakan adalah tikus putih jantan

galur wistar berumur 2-3 bulan.

2. Alat-alat yang digunakan

Alat untuk pembuatan ekstrak terdiri dari kain flanel, kertas saring, hair dryer,

kipas angin, seperangkat rotary evaporator, pompa vakum, corong buchner.

Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk uji antiinflamasi diantaranya spuit

injeksi 1mL, spuit injeksi oral 3mL, alat timbang, pletismometer.

C. Jalannya Penelitian

1. Determinasi Tanaman

Determinasi dan identifikasi tanaman dilakukan di herbarium Bogoriense,

balai penelitian dan pengembangan biologi, LIPI, Bogor, Indonesia, dan spesimen

disimpan di herbarium tersebut.

Page 35: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

20

2. Pengumpulan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah Shorea

accuminatissima SYM. yang dikumpulkan dari wilayah HPH PT Aya Yayang

Indonesia Camp 63, Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada bulan Juli

2004.

3. Pengeringan Bahan Dan Pembuatan Serbuk

Kulit batang meranti kuning dibersihkan dari pengotor dan dicuci dengan air

mengalir, serta dirajang. Kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari secara

tidak langsung. Kulit batang yang telah dikeringkan kemudian diserbuk.

4. Pembuatan Ekstrak

Sebanyak 3 kg serbuk kulit batang meranti kuning ditempatkan dalam ember,

kemudian dituang pelarut aseton teknis yang telah didesestilasi

sebanyak ± 8 L sampai seluruh permukaan terendam, dan didiamkan selama

24 jam dan ditutup rapat. Kemudian disaring dengan menggunakan corong

Buchner hingga diperoleh maserat/ filtrat. Ampas simplisia kemudian

di remaserasi. Maserasi dilakukan selama 3 X 24 jam dalam wadah tertutup rapat.

Maserat yang didapat dikentalkan dengan menggunakan alat rotary

evaporator. Kemudian maserat kental dikeringkan dengan metode konvensional,

yaitu dengan cara diangin–anginkan hingga didapat ekstrak kering. Skema kerja

dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 36: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

21

3 kg serbuk kulit batang meranti kuning (S. accuminatissima SYM.) direndam dalam 8 liter aseton selama 24 jam

Campuran disaring menggunakan corong buchner

Ampas Filtrat Aseton (I)

diaduk

diaduk

diaduk

Di maserasi kembali, direndam dalam aseton selama 24 jam

Campuran disaring menggunakan corong buchner

Ampas Filtrat Aseton (II)

Di maserasi kembali, direndam dalam aseton selama 24 jam Campuran disaring menggunakan corong buchner

Ampas Filtrat Aseton (III) Filtrat aseton I, II, III, dikumpulkan Dilakukan evaporasi Ekstrak aseton

Gambar 2. Skema Pembuatan Ekstrak Aseton Kulit Batang Meranti kuning

(S. accuminatissima SYM.).

Page 37: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

22

5. Uji Antiinflamasi

a. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Aseton dan karagenin 1%

Ekstrak aseton ditimbang seksama, kemudian ditambah CMC Na

sebagai pelarut dan digojok hingga larut dalam labu takar 100 mL.

Larutan karagenin yang digunakan adalah larutan karagenin 1%

dalam NaCl fisiologis 0,9%. NaCl fisiologis dibuat dengan cara

menimbang seksama sejumlah NaCl dan dilarutkan ke dalam aquadest

sampai volume tertentu, hingga diperoleh konsentrasi NaCl 0,9%.

Larutan karagenin 1% dibuat dengan cara menimbang seksama

sejumlah karagenin yang dilarutkan ke dalam larutan NaCl fisiologis

sampai volume tertentu, hingga diperoleh konsentrasi

karagenin 1% (Sawitri, 2003).

b. Penetapan dosis Natrium Diklofenak

Dosis natrium diklofenak yang diberikan pada hewan uji diperoleh

dari dosis natrium diklofenak dalam sehari untuk manusia (50 kg) sebesar

100-150 mg. dalam penelitian ini dosis yang digunakan adalah sebesar

150 mg, kemudian dikonversikan ke tikus (200 g) dengan mengalikan

faktor konversi tikus 0,018. Hasil dari konversi tersebut adalah sebesar

13,5 mg/kgBB.

Page 38: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

23

c. Penetapan dosis ekstrak aseton kulit batang Meranti kuning

Dosis ekstrak diperoleh dengan melakukan oreintasi terlebih

dahulu pada dosis 150 mg/KgBB. Kemudian dibuat peringkat dosis

100 dan 200 mg/KgBB.

d. Perlakuan hewan uji

Dua puluh lima ekor tikus putih jantan dipelihara dalam kondisi

yang sama. Sebelum digunakan tikus percobaan terlebih dahulu

diaklimatisasi dengan lingkungan penelitian dan dipuasakan

selama 18 jam dengan air minum tetap diberikan. Dua puluh lima ekor

tikus di kelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan. Perlakuan yang

diberikan pada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut: 1) Satu

kelompok kontrol negatif diberi CMC Na secara peroral. 2) Satu

kelompok kontrol positif diberi larutan natrium diklofenak secara peroral

dengan dosis 13,5 mg/KgBB. 3) Tiga kelompok dosis uji diberi ekstrak

aseton secara peroral dengan masing-masing dosis sebesar 100, 150 dan

200 mg/KgBB.

Pemberian larutan karagenin 1% secara subplantar pada telapak

kaki tikus, sedangkan CMC Na, Natrium diklofenak dan bahan uji

diberikan peroral. Kaki belakang tikus ditandai sebatas mata kaki

dan diukur volumenya dengan alat pletismometer. Volume udem adalah

Page 39: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

24

selisih volume kaki tikus setelah diinjeksi karagenin 1% dengan volume

kaki tikus sebelum diradangkan dengan karagenin 1%.

25 ekor hewan uji

Dipuasakan ± 18 jam

Kaki tikus ditandai sebatas siku

Setelah satu jam kaki tikus diinduksi dengan karagenin 1% secara subplantar

Volume udem diukur dengan alat pletismometer

Gambar 3. Skema Kerja Uji Antiinflamasi Ekstrak Aseton terhadap Tikus putih Jantan Yang Diinduksi Karagenin 1%.

Kontrol negatif

CMC Na

Ekstrak aseton 200 mg/KgBB

Ekstrak aseton

150 mg/KgBB

Ekstrak aseton 100 mg/KgBB

Kontrol positif

Na diklofenak (13,5 mg/KgBB)

D. Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis dan

untuk uji antiinflamasi dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Page 40: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

25

E. Cara Analisis

Data hasil penelitian yang diperoleh berupa volume udem kaki tikus.

Volume udem (Vu) dinyatakan dengan persamaan 1.

VaVtVu −= .........................................................................(1)

Dalam persamaan (1), volume udem disimbolkan dengan Vu, volume

kaki tikus setelah diinjeksi dengan karagenin 1% pada jam tertentu

disimbolkan dengan Vt, volume kaki tikus sebelum diradangkan dengan

karagenin 1% disimbolkan dengan Va.

Efek antiinflamasi dari bahan uji dengan menghitung AUC (Area

Under the Curve) kurva antara volume udem dengan waktu, kemudian

dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan leven statistik dilanjutkan one

way ANOVA dan uji LSD (Least Significant Difference). AUC dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan 2.

)(2 12

2121 ttVtVtAUC −

+= …………................................. .(2)

Dimana Vt1 merupakan rata-rata volume udem pada t1, dan Vt2

rata-rata volume udem pada t2. Daya antiinflamasi dari bahan uji dinilai

dengan menghitung prosentase penghambatan volume udem berdasarkan

persamaan 3.

Persen Daya Antiinflamasi = %100xAUCk

AUCpAUCk − …..(3)

Page 41: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

26

dalam persamaan (3) AUCK adalah AUC kontrol negatif yaitu yang diinduksi

dengan karagenin yang merupakan rata-rata AUC kontrol, sedang AUCP

adalah AUC dari perlakuan ekstrak aseton kulit batang meranti kuning dan

kontrol positif. AUCP tersebut merupakan AUC per individu.

Page 42: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

27

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tumbuhan

Serbuk dari kulit batang tumbuhan meranti kuning

yang dikumpulkan dari wilayah HPH Aya Yayang Indonesia Camp 63, Tanjung,

Tabalong, Kalimantan Selatan pada bulan Juli 2004, sebelum digunakan terlebih

dahulu dilakukan determinasi. Determinasi dilakukan dengan tujuan agar

diperoleh kepastian akan genus dan spesies dari tumbuhan yang akan digunakan.

Determinasi dan identifikasi tumbuhan dilakukan di herbarium

Bogoriense, balai penelitian dan pengembangan biologi, LIPI, Bogor, Indonesia,

dan specimen disimpan di herbarium tersebut.

Hasil dari determinasi tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan yang

digunakan merupakan famili dipterocarpaceae dan merupakan spesies

Shorea accuminatissima SYM.

B. Pengumpulan Bahan dan Pembuatan serbuk

Simplisia yang dikumpulkan dari wilayah Aya Yayang Indonesia

Camp 63, tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan pada bulan juli 2004 berupa

kulit batang dari tumbuhan meranti kuning. Kulit batang yang diperoleh

dibersihkan dari pengotor yang kemudian dicuci dengan air bersih yang mengalir.

Maksud dari digunakannya air yang mengalir adalah untuk membersihkan

sisa-sisa pengotor yang mungkin masih menempel. Kulit batang yang telah dicuci

Page 43: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

28

kemudian dikeringkan, pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari secara

tidak langsung dengan ditutup dengan kain hitam agar tidak merusak kandungan

senyawa yang terdapat dalam simplisia. Untuk mempermudah pengeringan, dapat

dilakukan dengan merajang simplisia

Tujuan dari dilakukannya pengeringan adalah untuk mencegah tumbuhnya

jamur pada simplisia, terutama untuk waktu penyimpanan yang lama. Simplisia

yang telah kering kemudian diserbuk untuk memperluas permukaan area yang

dapat bersentuhan dengan cairan penyari sehingga penyarian dapat berlangsung

dengan optimal. Karena dengan luas permukaan simplisia yang dapat bersentuhan

dengan cairan penyari besar, maka diharapkan terjadinya perpindahan massa dari

serbuk ke dalam cairan penyari dapat berlangsung dengan cepat dan optimal.

C. Hasil Penyarian dan Pembuatan Ekstrak Aseton Kulit Batang

Meranti kuning (S.accuminatissim SYM.)

Penyarian kandungan senyawa dari tumbuhan meranti kuning dilakukan

dengan metode maserasi, metode maserasi adalah metode yang sederhana dan

cocok untuk penyarian dengan jumlah simplisia yang banyak. Selain itu, maserasi

sangat cocok digunakan untuk menyari kandungan senyawa yang tidak tahan

pemanasan, karena dalam proses pengerjaanya tidak memerlukan pemanasan.

Namun kekurangan menggunakan metode ini adalah dalam proses penyarian

membutuhkan pelarut yang banyak. Penyarian dengan metode maserasi digunakan

dengan alasan karena bahan baku/ simplisia yang digunakan dalam jumlah

banyak, yaitu sebanyak ± 3 kg selain itu alat serta cara pengerjaan sangat

Page 44: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

29

sederhana. Sedangkan pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah pelarut

aseton teknis yang telah didestilasi sebanyak 8 liter.

Maserasi dilakukan selama 24 jam dalam wadah tertutup rapat, dengan

tujuan mengurangi terjadinya penguapan yang dapat menyebabkan terjadinya

pengurangan jumlah pelarut. Untuk mengoptimalkan penyarian, sesekali dapat

dilakuan pengadukan.

Maserat yang didapat kemudian dikentalkan dengan menggunakan alat

vacum rotary evaporator. Ampas dari penyarian sebelumnya di remaserasi.

Remaserasi dilakukan sebanyak dua kali. Kemudian maserat kental dikeringkan

dengan metode konvensional, yaitu dengan cara diangin–anginkan hingga didapat

ekstrak kering dengan bobot 0,125 Kg dan rendemen sebesar 4,17 %.

1 2

3

4

5

6

7

8

a b c d Gambar 4. Profil kromatogram elusi ekstrak aseton dengan perbandingan

etil asetat dan n-heksana berturut turut 5:5(a); 6:4(b); 8:2(c); 9:1(d).

Pemilihan pelarut aseton karena dengan pelarut aseton senyawa metabolit

sekunder yang terlarut pada pelarut semi polar akan tersari dan aseton merupakan

pelarut yang dapat menarik senyawa senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan

oleh Shorea yaitu senyawa polifenol (Noviany, 2003; Kim & Lee, 2002).

Page 45: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

30

D. Penentuan Konsentrasi dan Volume Pemberian Karagenin

Subplantar

Konsentrasi karagenin yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar

1% yang diberikan secara subplantar yang diberikan sebanyak 0,1 ml. Hal ini

berdasarkan pada jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Salasia, dkk (2002).

Karagenin dipilih sebagai senyawa iritan karena memiliki keuntungan seperti

tidak menyebabkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan bekas serta

memberikan respon yang lebih peka terhadap obat antiinflamasi dibanding

senyawa iritan lainnya (Maryanto, 1997).

E. Uji Daya Antiinflamasi

1. Kontrol negatif

Ekstrak aseton mempunyai sifat yang sukar larut dalam air. Maka

untuk melarutkannya diperlukan pelarut hingga dapat membentuk suatu

suspensi yang baik. Oleh karena itu dipilih CMC Na sebagai pelarut pemilihan

CMC Na didasarkan pada kemampuan CMC Na untuk melarutkan ekstrak

aseton. Sebagaimana orientasi yang dilakukan oleh Zainuddin (2007), bahwa

CMC Na mampu melarutkan ekstrak dengan baik. Hasil uji kelarutan ekstrak

aseton dengan beberapa pelarut DMSO 5%, PEG 400, Tween 80 dan CMC Na

1% dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 46: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

31

Tabel 1. Hasil Uji Kelarutan Ekstrak dengan Beberapa pelarut

Jumlah ml Pelarut Dibutuhkan Melarutkan

100 mg Ekstrak No Pelarut

Aseton Metanol

Pengamatan

1. 2. 3. 4.

DMSO 5% PEG 400 Tween 80 Span 30 CMC 1%

5 ml >100 ml >100 ml >100 ml 2,5 ml

4,5 ml >100 ml >100 ml >100 ml

2 ml

Agak sukar larut Sukar larut Sukar larut Sukar larut

Larut 5.

CMC Na diinjeksikan secara peroral kepada sekelompok tikus yang

telah dipuasakan selama 18 jam dan sebelumnya telah diaklimatisasi dengan

lingkungan percobaan. Setelah satu jam, karagenin 1% diinjeksikan secara

subplantar pada kaki tikus. Kaki tikus ditandai sebatas siku sebagai batas

pengukuran. Pengukuran udem dilakukan dengan menggunakan alat

pletismometer. Hasil pengukuran volume udem pada kontrol negatif dapat

dilihat pada Gambar 5.

Vol

ume

udem

(ml)

Gambar 5. Grafik hasil pengukuran volume udem kontrol negatif.

Page 47: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

32

2. Kontrol positif

Kontrol positif digunakan pada penelitian ini adalah natrium

diklofenak, pemilihan natrium diklofenak adalah dengan alasan bahwa

natrium diklofenak mampu menghambat pembentukan prostaglandin dari

asam arakhidonat melalui aksinya pada enzim

siklooksigenase (Siswandono dan sukardjo, 1995).

Metode yang digunakan sama dengan metode yang dilakukan pada

kontrol negatif, yakni natrium diklofenak yang dilarutkan dengan CMC Na

kemudian diinjeksikan secara peroral dengan menggunakan spuit injeksi oral.

Volume udem rata-rata hasil pengukuran dengan menggunakan pletismometer

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Volume udem rata-rata pada kontrol positif. Kontrol Waktu

(menit) kontrol(-) kontrol (+)

0 0,908 0,836

30 1,072 0,856

60 1,12 0,878

90 1,176 0,904

120 1,208 0,966

150 1,28 1,028

180 1,264 1,008

210 1,236 0,968

240 1,192 0,948

270 1,172 0,9

300 1,156 0,9

Page 48: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

33

Data tersebut kemudian di aplikasikan dalam bentuk kurva Dosis Vs Waktu,

maka diperoleh kurva yang dapat dilihat pada Gambar 6.

kontrol (-)

kontrol (+)

Gambar 6. Kurva volume udem rata-rata (ml) terhadap waktu (menit)

Dapat dilihat pada grafik bahwa natrium diklofenak mampu

memberikan penghambatan terhadap pembentukan udem pada tikus yang

telah diinduksi dengan menggunakan karagenin 1%. Hal ini terjadi karena

peran natrium diklofenak yang mampu menghambat pembentukan

prostaglandin. Prostaglandin merupakan produk dari asam arakidonat yang

terbentuk karena adanya pembentukan asam arakidonat yang dilepaskan ke

dalam darah. Pembetukan prostaglandin terjadi karena adanya pengaruh enzim

siklooksigenase dalam tubuh.

Pengukuran volume udem dilakukan pada menit ke-0 hingga menit

ke-300 (5 jam). Pengukuran volume udem dihentikan pada jam ke-5 karena

pada waktu tersebut natrium telah melewati waktu paruh (2,5 jam). Natrium

diklofenak memiliki waktu paruh 1-3 jam.

Page 49: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

34

3. Uji antiinflamasi ekstrak aseton

Uji antiinflamasi menggunakan 3 kelompok uji yang menggunakan

tikus putih galur wistar. Sebagaimana pada yang dilakukan pada kontrol

positif maupun kontrol negatif, sebelum tikus digunakan terlebih dahulu

dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi minum. Pengujian dilakukan

pada dosis 100; 150; 200 mg/ KgBB. Dosis ekstrak diperoleh dengan

melakukan orientasi terlebih dahulu pada dosis 150 mg/ KgBB. Kemudian

dibuat peringkat dosis: 100 dan 200 mg/ KgBB.

Dalam preparasi, ekstrak ditimbang sesuai dosis yang digunakan,

kemudian dilarutkan dengan menggunakan CMC Na 0,1%. Pembuatan stok

adalah sebanyak 25 ml, oleh karena itu penambahan CMC Na adalah hingga

25 ml. Penambahan CMC Na dilakukan sedikit demi sedikit untuk

memperoleh kelarutan yang sempurna. Alasan pemilihan CMC Na telah

dijabarkan pada sub bahasan sebelumnya.

Masing- masing dosis diinjeksikan kepada masing-masing kelompok

tikus uji dengan menggunakan spuit injeksi oral. Posisi tikus saat dilakukan

injeksi oral akan lebih mudah bila dalam keadaan tegak.

Sebelum dilakukan injeksi karagenin, maka volume kaki tikus diukur

terlebih dahulu. Setelah satu jam, maka karagenin 1% diinjeksikan secara

subplantar pada telapak kaki tikus. Volume udem langsung diukur atau

disebut sebagai waktu ke-0. Pengukuran volume udem dilakukan tiap

30 menit selama 5 jam. Pada kontrol positif dan negatif diketahui bahwa

waktu maksimal (t Max) pada waktu 2,5 jam. Artinya pada waktu tersebut

Page 50: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

35

volume udem mencapai ukuran terbesar yang kemudian akan mengalami

penurunan.

Hasil dari pengukuran volume udem kaki tikus yang diinduksi

karagenin 1% secara subplantar dengan atau tanpa perlakuan dengan

pemberian ekstrak aseton meranti kuning dengan berbagai peringkat dosis

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Volume udem rata-rata pada tikus yang diinduksi karagenin 1% dengan berbagai perlakuan pada tikus dengan berat badan 200 g.

VOLUME UDEM RATA-RATA Waktu (menit) positif negatif ekstrak 100

mg / KgBB ekstrak 150 mg/ KgBB

ekstrak 200 mg/ KgBB

0 0,836 0,908 0,84 0,848 0,892

30 0,856 1,072 0,86 0,86 0,936

60 0,878 1,12 0,9 0,916 0,976

90 0,904 1,176 0,94 0,956 1,004

120 0,966 1,208 1,028 0,984 1,068

150 1,028 1,28 1,06 0,988 1,068

180 1,008 1,264 1,096 0,972 1,032

210 0,968 1,236 1,064 0,932 1,072

240 0,948 1,192 1,008 0,968 1,076

270 0,9 1,172 1,076 0,964 1,08

300 0,9 1,156 1,004 0,94 1,024

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik hubungan antara waktu (menit)

terhadap volume udem rata-rata yang dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 51: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

36

0,7

0,8

0,9

1

1,1

1,2

1,3

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300

Waktu (menit)

Kontrol Negatif

Ekstrak aseton 100mg/ KgBBEkstrak aseton 150mg/ KgBBEkstrak aseton 200mg/ KgBBKontrol positif

Vol

ume

udem

(ml)

Gambar 7. Grafik volume udem rata-rata (ml) terhadap waktu (menit)

Untuk menentukan prosentase daya antiinflamasi terlebih dahulu perlu

dicari nilai AUC (Area Under the Curve). AUC dapat dicari dengan

menggunakan persamaan 2. Kemudian AUC tersebut dapat digunakan untuk

menentukan persen daya antiinflamasi, yang diaplikasikan dalam persamaan

3. Hasil perhitungan AUC dan persen daya penghambatan inflamasi dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai AUC dan Persen Daya Antiinflamasi (DAI) perlakuan AUC (ml.menit) % penghambatan kontrol (-) 352,56 0 kontrol (+) 279,72 20,66 ekst.100 mg/ KgBB 298,62 15,3 ekst.150 mg/ KgBB 283,02 19,72 ekst.200 mg/ KgBB 308,10 12,61

Dengan demikian diketahui bahwa semakin besar nilai AUC maka

semakin kecil persen daya antiinflamasi yang diperoleh jika dibandingkan

dengan kontrol negatif.

Page 52: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

37

0

20,66 15,3

19,72

12,61

0

5

10

15

20

25

Daya antiinflamasi

Perlakuan

A B C D E

KET: A = Kontrol negative B = Kontrol positif C = Eks.100 mg/ KgBB D = Eks.150 mg/ KgBB E = Eks. 200mg/ KgBB

Day

a A

ntiin

flam

asi (

%)

Gambar 8. Histogram daya antiinflamasi

Dengan melihat histogram tersebut diatas, dapat dilihat bahwa ekstrak

aseton meranti kuning dengan konsentrasi 150 mg/ KgBB memiliki daya

penghambatan antiinflamasi hampir setara dengan nilai daya penghambatan

pada kontrol positif Natrium diklofenak. Dengan demikian ekstrak aseton

Meranti kuning 150 mg/ KgBB memiliki potensi penghambatan yang hampir

setara dengan daya penghambatn natrium diklofenak. Namum dalam suatu

penelitian, khususnya pada penelitian antiinflamasi yang menggunakan

sampel dengan pemberian secara oral, masih dipengaruhi oleh adanya

absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (ADME) dalam tubuh. Dari

tabel tesebut diketahui bahwa dengan dosis pemberian kecil (100 mg/ KgBB)

dan dengan dosis besar (200 mg/ KgBB), memberikan penghambatan

inflamasi yang kurang optimal bila dibandingkan dengan dosis

150 mg/ KgBB. Hal tersebut dapat disebakan oleh faktor absorbsi, distribusi,

metabolisme dan ekskresi (ADME). Karena tikus putih yang digunakan

sebagai hewan uji mudah sekali mengalami stress. maka hewan uji akan

Page 53: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

38

mengeluarkan feses dan urin. Sehingga akan mempercepat terjadinya

eliminasi ekstrak dari sirkulasi sistemik tikus. Selain itu, ekstrak yang

digunakan berupa ekstrak murni (crude extract) yang mengandung banyak

senyawa. Sehingga dimungkinkan senyawa-senyawa yang tidak memiliki efek

sebagai antiinflamasi dapat mempengaruhi senyawa-senyawa yang memiliki

efek sebagai antiinflamasi.

Untuk melihat adanya perbedaan secara nyata pada efek antiinflamasi

antar kelompok perlakuan, dapat dilakukan uji statistik. Dengan dilakukannya

uji statistik tersebut maka dapat digambarkan keadaan yang sebenarnya.

Uji statistik tahap awal yang perlu dilakukan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi

secara normal (parametrik) atau tidak terdistribusi normal (non parametrik).

Hasil yang diperoleh adalah 0,584. dimana signifikansi (p) > 0,05 yang artinya

terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Sehingga secara statistik data

tersebut dapat dikatakan terdistribusi normal. Dari hasil uji homogenitas

diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,179. sehingga Ho diterima ( p > 0,05),

artinya varian dalam kelompok homogen. Sehingga analisis dapat dilanjutkan

menggunakan uji ANOVA. Hasil uji statistik dengan kolmogorov-smirnov

dapat dilihat pada lampiran 4.

Untuk uji one way ANOVA. Yang digunakan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak antar kelompok perlakuan,

yaitu perbedaan antar masing-masing kelompok ekstrak maupun dengan

kelompok natrium diklofenak yang memang sudah terbukti memiliki efek

Page 54: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

39

antiinflamasi. Adanya perbedaan yang signifikan dapat ditunjukkan dengan

melihat perbedaan antara nilai F hitung dan F tabel. Bila F hitung > F tabel

maka terdapat pebedaan yang signifikan. Nilai F hitung yang diperoleh adalah

sebesar 21.624, lebih besar dari pada F tabel. Nilai F tabel adalah sebesar 2,

7587. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pebedaan yang signifikan

antar kelompok perlakuan. Hasil uji dengan menggunakan one way ANOVA

dapat dilihat pada lampiran 4.

Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan, uji statistik dapat

dilanjutkan dengan uji LSD. Uji ini berdasarkan pada probabilitas, jika

probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika probabilitasnya < 0,05

maka H0 ditolak. Untuk menganalisanya dilakukan uji LSD. Hasil uji dapat

dilihat pada Tabel 5.

Dari data tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaaan efek

antiinflamasi yang bermakna antar kelompok perlakuan. Namun ada beberapa

perlakuan yang tidak memiliki perbedaan yang bermakna antar kelompok

perlakuan. Ekstrak aseton meranti kuning 150 mg/ KgBB tidak memiliki

perbedaaan efek antiinflamasi yang bermakana dengan kontrol positif Natrium

diklofenak (p=0,713>0,05) dan juga dengan ekstrak aseton meranti kuning

100 mg/ KgBB (p=0,087>0,05). Dapat dilihat pada gambar 8 bahwa daya

antiinflamasi dari Ekstrak aseton meranti kuning 150 mg/ KgBB tidak jauh

berbeda dengan kontrol positif maupun dengan ekstrak aseton meranti kuning

100 mg/ KgBB, namun sangat jauh berbeda dengan daya antiinflamasi ekstrak

aseton meranti kuning 200 mg/ KgBB (p=0,007<0,05). Sedangkan ekstrak

Page 55: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

40

aseton meranti kuning 200 mg/ KgBB juga tidak memiliki perbedaaan

yang bermakna terhadap ekstrak aseton meranti kuning 100 mg/ KgBB

(p=0,293>0,05).

Tabel 5. Nilai probabilitas dari hasil uji LSD Pasangan kelomok perlakuan Nilai signifikasi (p) Ket

Kontrol negatif: kontrol positif 0,000<0,05 BB kontrol negatif: ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB

0,000<0,05 BB kontrol negatif: ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB

0,000<0,05 BB kontrol negatif: ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB

0,000<0,05 BB kontrol positif : Kontrol negatif 0,000<0,05 BB kontrol positif : ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB

0,039<0,05 BB kontrol positif : ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB

0,713>0,05 TBB kontrol positif : ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB

0,003<0,05 BB ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB : kontrol negatif

0,000<0,05 BB ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB : kontrol positif

0,039<0,05 BB ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB : ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB

0,087>0,05 TBB ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB : ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB

0,293>0,05 TBB ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB : kontrol negatif

0,000<0,05 BB ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB : kontrol positif

0,713>0,05 TBB ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB : ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB

0,087>0,05 TBB ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB : ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB

0,007<0,05 BB ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB : kontrol negatif

0,000<0,05 BB ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB : kontrol positif

0,003<0,05 BB ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB : ekstrak aseton 100 Mg/ KgBB

0,293>0,05 TBB ekstrak aseton 200 Mg/ KgBB : ekstrak aseton 150 Mg/ KgBB

0,007<0,05 BB

Keterangan: BB = berbeda bermakna TBB = tidak berbeda bermakna

Page 56: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak aseton kulit

batang meranti kuning memiliki efek sebagai antiinflamasi, pada dosis

150 Mg/ KgBB efek antiinflamasi yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan efek

Natrium diklofenak.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang

terkandung dalam ekstrak aseton meranti kuning (Shorea accuminatissima SYM.)

yang memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi.

41

Page 57: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

DAFTAR PUSTAKA

Anief, 2000. Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktek, cetakan ke- 9,174, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anonim,1979. Farmakope Indonesia,Edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim,1983. Pemanfaatan Tanaman Obat, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986. Sediaan Galenik , 4 – 6, 25 – 27, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim,1998. Patologi. Bagian patologi anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Anonim, 2002. Farmakologi dan Terapan, Edisi 4, departemen

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Gaya Baru, Jakarta.

Anonim, 2004, Penelitian Antiinflamasi dan Antipiretik Ekstrak Etanol

Rimpang Dringgo (Acorus calamus.L) pada tikus putih, http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdi-grey-2003-sa 2382173 broni-1662, (Online). Diakses tanggal 17 mei 2007.

Ansel, H.C, 2005. Pengantar Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia

Press, Jakarta, 605-612. Ashton, P.S., 1983, Flora Malesiana, Series 1. Spermatophyta. 9, Martinus

Nijhoff, London, 436-552. Commun, K,. Claude M, M., Chupeau, Y., Boulay, M., Burrus, Monique.,

Jeandet, P., 2003, “Phytoalexin Production in Grapevine Protoplast during Isolation and Culture”, Plant Physiology and Biochemistry, 41 : 317-323.

Dalimartha. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3, Cetakan I, v,

Puspa Swara. Jakarta. Gunawan, D dan Mulyani, S, 2004. Farmakognosi, cetakan I, 51-53, Tugu

publisher, Yogyakarta. Harbourne, J.B., 1987. Metode Fitokimia : Penentuan Cara Modern

Tumbuhan, Edisi II , ITB, Bandung.

42

Page 58: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

Ito, Tetsuro., Furusawa, Miyuki., Iliya, Ibrahim., Tanaka, Toshiyuki., Ichi

Nakaya, Ken., Sawa Ryuichi., Kubota, Yumiko., Takahashi, Yoshikazu., Riswan, Soedarsono., Iinuma, Munekazu., 2005, “Rotational Isomerism of a Resveratrol Tetramer, Shoreaketone, in Shorea uliginosa”, Tetrahedron Letters, 46 : 3111-3114.

Ito,T., Tanaka,T., limuna, M., Nakaya, K.I., Takahashi, Y., dan Sawa, R.,

Murata, J., Dedi D., 2004, Two new resveratrol tetramers with a tetrahydrofuran ring from Dipterocarpus grandiflorus, Helvetica Chimica Acta, 87, 479-494.

Katzung, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, 112-116, Edisi VIII,

Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Kee,J.K., dan Hayes, E.R., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses

Keperawatan, Diterjemahkan Oleh Anugrah,P., EGC. Jakarta. Kim, Dae ok dan Lee, Chang Y, 2002, Extraction and Isolation of

Polyphenolics, Current Protocol in Analytical Chemistry, I1.2.1-I1.2.12

Kitanaka S., Ikezawa T., Yamanauchi S., Takido M., Sung H.K., Kim I.H.,

1990, (+)-α-viniferin, an Anti-inflamatory Compound from Caragana chamlague Root, Chem. Pharm. Bull., 38 : 432-435.

Klopenberg-Versteegh, J.,1983, Petunjuk lengkap mengenai tanaman-

tanaman di Indonesia dan khasiatnya sebagai obat-obatan tradisional,jilid II, Bagian medis,CD R.S.Bethesda dan Andi offset, Yogyakarta,188,191-224.

Mycek, Mary J.,Richard A. Harvey., Pamela C.Champe.2001.

Farmakologi : ulasan bergambar. Alih bahasa Azwar Agoes. Widya Medika. Jakarta.

Maryanto, 1997, Daya Atiinflamasi Infus Sosor Bebek (Kalanchoe

pinnata) Pada Tikus Putih Jantan, Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Newman, M.F, Burges, P.F dan Whitmore.T.C.,1999, Pedoman

Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpacea Kalimantan, PROSEA, Bogor, 216-217.

Noviany, Hakim,E.H., Ahmad,S.A., Syah,Y.M., Juliawaty,L.D., Aimi ,N,

Glisalberty,E.L., Choudary,I.M., 2003. Beberapa oligomer

43

Page 59: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

stilbenoid dari tumbuhan Shorea multiflora (Bruck), Bulletin Society Natural Product Chemical (Indonesia), ITB. Bandung.

Pryce R.J. and Langcake P., 1977, α-viniferin : an Antifungal Resveratrol

Trimer from Grapevines, Phytochemistry, 16 : 1452-1454. Puspitasari,Ika, 2006, Cerdas Mengenali Penyakit dan Obat,B-first,

Yogyakarta. Salasia, Siti Isriani Oktavia., Rohmadiyanto., Fatimah, Oktarina.,

Setyawati, Wiwit, 2002. Daya Anti Radang Cinnamyl Tiglate Yang Terkandung Dalam Minyak Atsiri Kunyit (Curcuma domestica.Val), Majalah Farmasi Indonesia,13, 162-168.

Sawitri,2003,D.E., 2003, Efek Antiinflamasi Jamu Encok Rematik Pada

Tikus Putih Jantan, skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Siswandono dan Sukardjo,B., 1995, Kimia Medisinal,251, Airlangga

University Press, Surabaya. Smith, J dan Mangkoewidjojo, S, 1998. Pemeliharan, Pembiakan dan

Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, 10 – 11, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sotheeswaran, S. dan Pasuphaty. V.,1993. Distribution of Resveratrol

Oligomer in Plants, Phytochemistry,32, 1083-1092.

Sultanbawa, M.U.S., Surendrakumar, S., dan Bladon, P., 1987, Distichol, An Antibacterial Polyphenol From Shorea disticha, Phytochemistry, 26, 799-801.

Sung S. H., Kang S. Y., Lee K. Y., Park M.J., Kim J.H., Park J.H.,

Kim Y. C., Kim J.W., Kim Y. C., 2002, (+)-α-viniferin, a Stilbene Trimer from Caragina chamlague, Inhibits Acetylcholin Esterase, Biol. Pharm. Bull., 25(1) : 125-127.

Symington, C.F., 1974, Foresters manual of Dipterocarpus , malayan

forest record.16. Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Takaya, Yoshiaki., Xu Yuan, Ke., Terashima, Kenji., Ito, Junko., Niwa,

Masatake., 2002, “Chemical Determination of the Absolute Structures of Resveratrol Dimers, Ampelopsins A, B, D and F”, Tetrahedron, 58 : 7259-7265.

44

Page 60: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

Tjay T,H.,dan Raharja, K., 2002, Obat-Obat Penting, edisi V, Elex Media Komputindo,Jakarta.

Tukiran, Achmad S. A., Hakim E. H., Syah Y. M., Makmur L., Mujahidin

D., Takeya K., 2001, Hopeaphenol, a Dehydroresveratrol tetramer from Indonesian Shorea selanica Blume (Dipterocarpaceae), International Seminar on Natural Products Chemistry and Utilization of Natural Resources, Jakarta, Indonesia, 221-224.

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum Dan Sistemik.Vol I. EGC.

Jakarta. Wilmana, P,F.,1985, Obat Antiinflamasi Non Steroid Pemilihan dan

Keterbatasan, Cermin Dunia Kedokteran,38, Jakarta. Voight, R, 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh

Soendani Noerono, Edisi kelima,33, 392, 559, 570 – 571, 577 – 578, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

45

Page 61: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

46

Lampiran 1.Hasil uji daya antiinflamasi ekstrak aseton kulit batang meranti kuning DOSIS KARAGENIN 1% (KONTROL NEGATIF)             TIKUS     0  30  60 90 120 150 180 210  240  270 300I  0.76  0.84  0.98  1.1 1.14 1.18 1.26 1.24 1.18  1.12  1.12 1.1II  0.74  0.86  0.98  1.16 1.2 1.18 1.3 1.28 1.3  1.24  1.2 1.2III  0.88  0.98  1.24  1.2 1.26 1.3 1.34 1.32 1.26  1.24  1.24 1.24IV  0.82  0.96  1.04  1 1.1 1.14 1.2 1.18 1.18  1.1  1.08 1.04V  0.82  0.9  1.12  1.14 1.18 1.24 1.3 1.3 1.26  1.26  1.22 1.2   0.804  0.908  1.072  1.12 1.176 1.208 1.28 1.264 1.236  1.192  1.172 1.156    27.3  31.2  33.6 34.8 36.6  37.5 36.3 34.5  33.6  33.3 338.7    27.6  32.1  35.4 35.7 37.2  38.7 38.7 38.1  36.6  36 356.1    33.3  36.6  36.9 38.4 39.6  39.9 38.7 37.5  37.2  37.2 375.3    30  30.6  31.5 33.6 35.1  35.7 35.4 34.2  32.7  31.8 330.6    30.3  33.9  34.8 36.3 38.1  39 38.4 37.8  37.2  36.3 362.1                      AUC  352.56

Ekstrak aseton 100 mg/ KgBB TIKUS 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300I 0.68 0.82 0.82 0.84 0.84 0.9 0.96 0.98 0.96 0.92 0.92 0.86II 0.74 0.84 0.84 0.9 0.96 1.1 1.16 1.2 1.14 0.92 1.18 1.1III 0.82 0.86 0.86 0.98 0.98 1.08 1.1 1.14 1.14 1.12 1.16 1.08IV 0.74 0.82 0.9 0.9 1 1.02 1.02 1.04 0.96 1 1.02 0.94V 0.84 0.86 0.88 0.88 0.92 1.04 1.06 1.12 1.12 1.08 1.1 1.04rerata 0.764 0.84 0.86 0.9 0.94 1.028 1.06 1.096 1.064 1.008 1.076 1.004 24.6 24.9 25.2 26.1 27.9 29.1 29.1 28.2 27.6 26.7 269.4 25.2 26.1 27.9 30.9 33.9 35.4 35.1 30.9 31.5 34.2 311.1 25.8 27.6 29.4 30.9 32.7 33.6 34.2 33.9 34.2 33.6 315.9 25.8 27 28.5 30.3 30.6 30.9 30 29.4 30.3 29.4 292.2 26.1 26.4 27 29.4 31.5 32.7 33.6 33 32.7 32.1 304.5 AUC 298.62 %DAI 15.3 Ekstrak aseton 150 mg/ KgBB TIKUS 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300I 0.8 0.88 0.9 0.96 0.98 1 1.02 0.98 0.98 0.98 0.94 0.9II 0.76 0.8 0.74 0.86 0.9 0.92 0.94 0.86 0.84 0.92 0.92 0.9III 0.76 0.84 0.9 0.88 0.94 1 0.98 0.98 0.92 0.9 0.9 0.88IV 0.74 0.84 0.88 0.92 0.96 1 1.02 1.04 0.96 1.06 1.06 1.04V 0.78 0.88 0.88 0.96 1 1 0.98 1 0.96 0.98 1 0.98 0.848 0.86 0.916 0.956 0.984 0.988 0.972 0.932 0.968 0.964 0.94 26.7 27.9 29.1 29.7 30.3 30 29.4 29.4 28.8 27.6 288.9 23.1 24 26.4 27.3 27.9 27 25.5 26.4 27.6 27.3 262.5 26.1 26.7 27.3 29.1 29.7 29.4 28.5 27.3 27 26.7 277.8 25.8 27 28.2 29.4 30.3 30.9 30 30.3 31.8 31.5 295.2 26.4 27.6 29.4 30 29.7 29.7 29.4 29.1 29.7 29.7 290.7 AUC 283.02

Page 62: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

47 %DAI 19.724 Ekstrak aseton 200 mg/ KgBB TIKUS 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300I 0.9 1 1.02 1.06 1.08 1.1 1.12 1.1 1.16 1.18 1.16 1.12II 0.78 0.86 0.88 0.96 0.9 0.96 0.96 0.92 0.98 0.98 1.02 0.92III 0.8 0.9 0.98 1 1.02 1.16 1.14 1.06 1.16 1.14 1.1 1.06IV 0.8 0.86 0.92 0.98 1.06 1.06 1.1 1.08 1.06 1.1 1.06 1.04V 0.74 0.84 0.88 0.88 0.96 1.06 1.02 1 1 0.98 1.06 0.98 0.892 0.936 0.976 1.004 1.068 1.068 1.032 1.072 1.076 1.08 1.024 30.3 31.2 32.1 32.7 33.3 33.3 33.9 35.1 35.1 34.2 331.2 26.1 27.6 27.9 27.9 28.8 28.2 28.5 29.4 30 29.1 283.5 28.2 29.7 30.3 32.7 34.5 33 33.3 34.5 33.6 32.4 322.2 26.7 28.5 30.6 31.8 32.4 32.7 32.1 32.4 32.4 31.5 311.1 25.8 26.4 27.6 30.3 31.2 30.3 30 29.7 30.6 30.6 292.5 AUC 308.1 %DAI 12.611

Lampiran 2. Proses ekstraksi

1. Destilasi pelarut aseton 2. Pelarut aseton yang telah di destilasi

Page 63: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

48

3. Maserasi dengan pelarut aseton 4. Destilasi maserat

5. Ekstrak aseton

Page 64: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

49

Lampiran 3. Keterangan Hasil Determinasi

Page 65: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

50

Lampiran 4. Hasil analisis statistik dengan one way ANOVA dan kolmogorov-smirnov

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PERLAKUAN AUC N 50 50

Normal Parameters(a,b) Mean 3.0000 30.4404Std. Deviation 1.42857 3.26347

Most Extreme Differences Absolute .158 .110Positive .158 .110Negative -.158 -.060

Kolmogorov-Smirnov Z 1.117 .776Asymp. Sig. (2-tailed) .164 .584

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Oneway Descriptives AUC

N Mean Std.

Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound KONTROL NEGATIF 10 35.2560 2.50937 .79353 33.4609 37.0511 29.70 38.16KONTROL POSITIF 10 27.9720 1.72715 .54617 26.7365 29.2075 25.38 30.54EKSTRAK ASETON 100 mg/ KgBB 10 29.8620 2.49849 .79009 28.0747 31.6493 25.50 32.40

EKSTRAK ASETON 150 mg/ KgBB 10 28.3020 1.25221 .39598 27.4062 29.1978 25.62 29.58

EKSTRTAK ASETON 200 mg/ KgBB 10 30.8100 1.65922 .52469 29.6231 31.9969 27.42 32.34

Total 50 30.4404 3.26347 .46152 29.5129 31.3679 25.38 38.16 Test of Homogeneity of Variances AUC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.647 4 45 .179 ANOVA AUC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 343.269 4 85.817 21.624 .000Within Groups 178.591 45 3.969 Total 521.860 49

Page 66: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

51 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: AUC LSD

(I) PERLAKUAN (J) PERLAKUAN Mean Difference

(I-J) Std.

Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound KONTROL NEGATIF KONTROL POSITIF 7.28400(*) .89092 .000 5.4896 9.0784 EKSTRAK ASETON 100

mg/ KgBB 5.39400(*) .89092 .000 3.5996 7.1884

EKSTRAK ASETON 150 mg/ KgBB 6.95400(*) .89092 .000 5.1596 8.7484

EKSTRTAK ASETON 200 mg/ KgBB 4.44600(*) .89092 .000 2.6516 6.2404

KONTROL POSITIF KONTROL NEGATIF -7.28400(*) .89092 .000 -9.0784 -5.4896

EKSTRAK ASETON 100 mg/ KgBB -1.89000(*) .89092 .039 -3.6844 -.0956

EKSTRAK ASETON 150 mg/ KgBB -.33000 .89092 .713 -2.1244 1.4644

EKSTRTAK ASETON 200 mg/ KgBB -2.83800(*) .89092 .003 -4.6324 -1.0436

EKSTRAK ASETON 100 mg/ KgBB

KONTROL NEGATIF -5.39400(*) .89092 .000 -7.1884 -3.5996

KONTROL POSITIF 1.89000(*) .89092 .039 .0956 3.6844

EKSTRAK ASETON 150 mg/ KgBB 1.56000 .89092 .087 -.2344 3.3544

EKSTRTAK ASETON 200 mg/ KgBB -.94800 .89092 .293 -2.7424 .8464

EKSTRAK ASETON 150 mg/ KgBB

KONTROL NEGATIF -6.95400(*) .89092 .000 -8.7484 -5.1596

KONTROL POSITIF .33000 .89092 .713 -1.4644 2.1244 EKSTRAK ASETON 100

mg/ KgBB -1.56000 .89092 .087 -3.3544 .2344

EKSTRTAK ASETON 200 mg/ KgBB -2.50800(*) .89092 .007 -4.3024 -.7136

EKSTRTAK ASETON 200 mg/ KgBB

KONTROL NEGATIF -4.44600(*) .89092 .000 -6.2404 -2.6516

KONTROL POSITIF 2.83800(*) .89092 .003 1.0436 4.6324 EKSTRAK ASETON 100

mg/ KgBB .94800 .89092 .293 -.8464 2.7424

EKSTRAK ASETON 150 mg/ KgBB 2.50800(*) .89092 .007 .7136 4.3024

* The mean difference is significant at the .05 level.

Page 67: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

52

Lampiran 5. Hasil analisis SEM Means

Case Processing Summary

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%AUC * PerlakuanN Percent N Percent N Percent

Included Excluded TotalCases

Means

Case Processing Summary

50 96.2% 2 3.8% 52 100.0%DAI * PerlakuanN Percent N Percent N Percent

Included Excluded TotalCases

Report AUC

35.2560 2.50937 .7935327.9720 1.72715 .5461729.8620 2.49849 .7900928.3020 1.25221 .3959830.8100 1.65922 .5246930.4404 3.26347 .46152

Perlakuan Kontrol (-) Kontrol (+) AUC 100 AUC 150AUC 200Total

Mean Std. DeviationStd. Errorof Mean

Report

DAI

.0000 .00000 .0000020.5766 2.30960 .7303615.3248 3.04827 .9639519.5576 2.90215 .9177412.4694 3.10181 .9808813.5857 7.86078 1.11168

Perlakuan Kontrol (-)%DAI kontrol (+) %DAI 100 %DAI 150 %DAI 200 Total

Mean Std. DeviationStd. Errorof Mean

Page 68: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

53

Lampiran 6. Perhitungan dosis

1. Dosis kontrol positif Na diklofenak : Dosis Natrium diklofenak = 150 mg X 0,018 = 2, 7 mg / 200 gBB = 13, 5 mg/ kgBB

= 2, 7 mg/ 2, 5 ml = 54 mg / 50 ml

2. Perhitungan nilai AUC

AUC eks.aseton 100mg/KgBB = )030(2

)82,082,0(−

+ X

= 24,6 ml.menit

stok

Page 69: Oleh - core.ac.ukKedudukan tumbuhan meranti kuning dalam sistematika tumbuhan yaitu tumbuhan meranti kuning barada dalam divisi Magnoliophyta dengan sub divisi Angiospermae. Termasuk

54

Lampiran 7. Gambar Pletismometer