Top Banner
OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI SISTEM KARDIOVASKULAR 1. Pengobatan Gagal Jantung Kongestif a. Vasodilator Vasodilatasi berguna untuk preload dan afterload yang berlebihan. Dilatasi pembuluh darah vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan kapasitas vena; dilator arterial menurunkan resistensi arteriol sistemik dan menurunkan afterload. Inhibitor enzim pengkonversi angiotensin (ACE) Obat-obat ini menghambat enzim yang berasal dari angiotensin I membentuk vasokonstriktor kuat angiotensin II. Obat- obat ini juga menghilangkan kecepatan inaktivasi bradikinin (vasodilatasi terjadi sebagai akibat efek bersama vasokonstriktor yang lebih rendah yang disebabkan berkurangnya angiotensin II dan efek vasodilator yang kat dari peningkatan bradikinin) dengan mengurangi kadar angiotensin II dalam sirkulasi, inhibitor ACE juga mengurangi sekresi aldosteron, 1
35

Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

Dec 22, 2015

Download

Documents

Sistem Kardiovaskular
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI

SISTEM KARDIOVASKULAR

1. Pengobatan Gagal Jantung Kongestif

a. Vasodilator

Vasodilatasi berguna untuk preload dan afterload yang berlebihan.

Dilatasi pembuluh darah vena menyebabkan berkurangnya preload

jantung dengan meningkatkan kapasitas vena; dilator arterial

menurunkan resistensi arteriol sistemik dan menurunkan afterload.

Inhibitor enzim pengkonversi angiotensin (ACE)

Obat-obat ini menghambat enzim yang berasal dari

angiotensin I membentuk vasokonstriktor kuat angiotensin II.

Obat-obat ini juga menghilangkan kecepatan inaktivasi

bradikinin (vasodilatasi terjadi sebagai akibat efek bersama

vasokonstriktor yang lebih rendah yang disebabkan

berkurangnya angiotensin II dan efek vasodilator yang kat dari

peningkatan bradikinin) dengan mengurangi kadar angiotensin

II dalam sirkulasi, inhibitor ACE juga mengurangi sekresi

aldosteron, menyebabkan penurunan retensi natrium dan air.

Inhibitor ACE menurunkan resistensi vascular, vena dan

tekanan darah, menyebabkan peningkatan curah jantung. Obat

ini juga menghambat penigkatan epinefrin akibat

hiperteninogen II dan aldosteron dalam gagal jantung

kongestif. Efek samping ini termasuk hipotensi postural,

insufisiensi ginjal, hiperkalemia dan batuk kering menetap.

Potensi hipotensi simtomatik dengan terapi inhibitor ACE

memerlukan monitoring yang teliti. Inhibitor ACE jangan

digunakan pada wanita hamil.

Relaksan otot polos langsung

1

Page 2: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

2

Nitrat biasanya diberikan pada dilator vena untuk pasien

dengan gagal jantung kongestif. Jika pesian intoleransi

terhadap inhibitor ACE, biasa digunakan kombinasi hidralazin

dan isosorbid nitrat. Amilodipin dan felodipin mempunyai

efek inotropik negative debanding dengan penyekat kanal

kalsium dan tampaknya menurunkan aktivitas saraf simpatik.

b. Diuretik

Diuretik akan mengurangi kongesti pulmonal dan edema perifer.

Obat-obat ini berguna mengurangi gejala volume berlebihan termasuk

ortopnea dan dispnea nocturnal paroksismal. Diuretic menurunkan

volume plasma dan selanjutnya menurunkan venous return ke

jantung. Ini mengurangi beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen.

Diuretic juga menurunkan afterload dengan mengurangi volume

plasma sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik tiazid relatif

merupakan diuretic dominan dan kehilangan efektivitas jika bersihan

kreatinin pasien kurang dari 50 ml/menit. Loop diuretic digunakan

pada pasien dengan dfisiensi ginjal (overdosis dapat menyebabkan

hipovolemia yang hebat).

c. Obat-obat Inotropik

Digitalis

Glikosida sering disebut digitalis. Obat-obat tersebut

secarakimia merupakan senyawa yang sama da dapat

meningkatkan kontraksi otot jantung. Glikosida jantung

mempengaruhi aliran ion natrium dan kalsium dalam otot

jantung, sehingga meningkatkan kontraksi miokard atrial dan

ventrikel. Pengaturan konsentrasi kalsium di sitosol:

glikosida jantung secara reversible bersatu dengan matrikulasi

dari membran sel jantung, mengakibatkan satu penghambatan

aktivasi pompa. Ini menimbulkan peningkatan konsentrasi

natrium intrasel, yang menyebabkan terjadinya transporkasium

ke dalam sel melalui mekanisme pertukaran kalsium-natrium.

Page 3: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

3

Kadar kalsium intrasel yang meningkat itu menyebabkan

peningkatan kekuatan kontraksi sistolik. Peningkatan

kontraktilitas otot jantung: peningkatan kontraksi otot

jantung menyebabkan penurunan volume distribusi aksi, jadi

meningkatkan efisiensi kontraksi. Akibat sirkulasi yang sudah

baik it uterus menimbulkan aktivitas simpatik berkurang yang

selanjutnya menurunkan resistensi perifer. Bersamaan, efek-

efek iini menyebabkan reduksi kecepatan jantung. Tonus

vagus juga ditingkatkan sehingga otot jantung dan kebutuhan

oksigen jantung berhenti. Terapi digoksin merupakan indikasi

pada psien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri yang hebat

setelah terapi diuretic dan vasodilator. Obat-obat ini diabsorbsi

setelah pemberian oral. Digoksin juga lebih cepat bekerja,

sehingga dapat digunakan untuk situasi darurat. Digoksin

dikeluarkan sebagian besar dalam urin. Digitoksin secara luas

dimetabolisme di hati sebelum ekskresi melalui feses dan pada

pasien penyakit hepar perlu penurunan dosis. Toksisitas

digitalis dapat diatasi dengan penghentian terapi glikosida

jantung, menetapkan kadar kalium serum dan juga perlu

memberikan suplemen kalium. Efek samping utama digitalis

merupakan disritmia hebat yang makin berat, mulai dari

berkurangnya atau terhambatnya nodus AV, takikardi

supraventrikular paroksismal, depolarisasi ventricular yang

premature, fibrilasi ventricular dan akhirnya penghambatan

jantung lengkap. Penurunan kalium intrasel adalah faktor

predisposisi utama dalam efek tersebut.

Agonis β-adrenergik

Stimuli β-adrenergik memperbaiki kemampuan jantung

dengan efek inotropik spesifik dalam fase dilatasi. Dobutamin

adalah obat yang paling banyak digunakan selain digitalis.

Dobutamin menyebabkan peningkatan siklik-AMP intrasel,

Page 4: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

4

yang menyebabkan aktivasi protein kinase. Saluran kalsium

lambat merupakan tempat penting fosforilasi protein kinase.

Jika difosforilasi, masuknya ion kalsium ke dalam sel miokard

meningkat, sehingga meningkatkan pula kontraksi. Dobutamin

harus diberikan dengan infuse IV dan terutama digunakan

dalam pengobatan gagal jantung akut di rumah sakit.

Inhibitor fosfodiesterase

Amrinon dan milrinon adalah inhibitor fosfodiesterase yang

memacu konsentrasi intrasel siklik-AMP. Ini myebabkan

peningkatan kalsium intrasel dan kontraktilitas jantung.

Milrinon menyebabkan peningkatan mortalitas dan tidak ada

efek yang menguntungkan.

2. Obat-obat Antiaritmia

a. Obat-obat Antiaritmia Kelas I

Obat-obat antiaritmia kelas I bekerja dengan menghambat kanal

natrium yang sensitive voltase oleh mekanisme yang sama dengan

kerja anestesi lokal. Obat-obat antiaritmia kelas I umumnya

menyebabkan penurunan eksitabilitas dan kecepatan konduksi. Obat-

obat kelas I dapat dibagi lagi menjadi 3 kleompok sesuai dengan

efeknya pada lamanya potensial aksi. Obat-obat kelas IA

memperlambat tingkat kanikan potensial aksi, sehingga

memperlambat tingkat konduksi dan memperpanjang potensial aksi

dan meningkatkan periode refrakter efektif ventrikel. Obat-obat kelas

IB mempunyai sedikit efek terhadap kecepatan depolarisasi, tetapi

obat-obat ini mengurangi lama potensial aksi dengan memperpendek

repolarisasi. Obat-obat kelas IC menekan dengan jelas kecepatan

peningkatan potensial aksi membrane dan menimbulkan

penghambatan konduksi yang mencolok tetapi mempunyai efek yang

kurang selama potensial aksi membrane atau periode rfrakter efektif

ventricular. Obat-obat terikat lambat pada kanal natrium.

Page 5: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

5

Kunidin

Prototipe golongan obat kelas IA. Dosid tinggi menimbulkan

aritmia. Kuinidin mengikat pada kanal natrium yang terbuka

dan tidak aktif dan mencegah aliran natrium masuk, sehingga

memperlambat upstroke yang cepat selama fase 0. Obat iini

juga mengurangi slope depolarisasi. Kunidin menghambat

aritmia ektopik dan aritmia ventricular yang disebabkan

karena peningkatan otomatik yang normal. Kunidin juga

mencegah aritmia reentry dengan menimbulakn penghambatan

2 arah melalui penurunan respons membrane dan

memperpanjang periode refrakter efektif. Kuinidin dapat

menyebabkan takikardia pada orang normal karena kerjanya

mirip atropin (kolinergik). Kuinidin digunakan dalam

pengobatan berbagai macam aritmia, termasuk sambungan

atrial, AV dan takiaritmia ventricular. Kuinidin de=igunakan

juga untuk mempertahankan ritme sinus setelah kardioversi

arus langsung dari flutter atau fibrilasi atrium dan mencegah

takikardia ventrikula yang sering terjadi. Kunidin-sulfat

mudah diabsorbsi, sempurna setelah pemberian oral. Satu efek

yang tidak diharapkan dari kuinidin adalah terjadinya aritmia.

Kuinidin dapat meningkatkan konsentrasi dioksin yang mantap

dengan penggusuran digoksin dari ikatannya pada jaringan.

Mual, muntah dan diare merupakan efek samping obat yang

sering terjadi. Dosis besar dapat menginduksi gejala

kinkonism, sebagai contoh penglihatan kabur, tinnitus, sakit

kepala, disorientasidan psikosis.

Prokainamid

Termasuk daalam obat kelas IA merupakan derivate anestesi

prokain mempunyai mekanisme keraja seperti kuinidin.

Prokainamid diabsorbsi sesudah pemberian oral (pemberian IV

jarang digunakan karena terjadi hipotensi jika obat tersebut

Page 6: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

6

secara cepat diinfuskan). Prokainamid mempunyai waktu

paruh yang relative singkat, 2-3 jam. Sebagian dari obat

diasetilisasi dalam hati menjadi N-asetilprokainamid (NAPA)

yang mempunyai efek rendah terhadapserabut purkinje

maksimum tetapi memperpanjang lama kerja potensial aksi.

Karena itu, NAPA mempunyai sifat-sifat obat kelas III. NAPA

dikeluarkan melalui ginjal dan dosis prokainamid perlu diatur

peda psien gagal ginjal. Pada penggunaan kronis, prokainamid

menyebabkan terjadinya efek samping obat yang tinggi.

Kosentrasi toksik prokainamid dapat menimbulkan asistole

atau induksi aritmia ventrikel. Efek samping obat pada SSP

antaralain depresi, halusinasi dan psikosis.

Disopiramid

Obat kalas IA ini mempunya mekanisme kerja serupa dengan

kuinidin. Disopiramid menghasilkan efek inotropik negative

yang lebih besar dari efek lemah yang dikeluarkan kuinidin

dan prokainamid. Disopiramid menyebabkan vasokonstriksi

perifer. Obat ini dapat menimbulkan penurunan kontraktilitas

miokardial yang penting secara klinik pada pasien dengan

gangguan fungsi ventrikel kiri yang timbul bersama.

Disopiramid digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikel

sebagai pilihan lain dari prokainamid atau kuinidin. Sekitar

separuh dari obat per oral dikeluarkan tanpa perubahan melalui

ginjal. Kurang lebih 30% obat diubah oleh hati menjadi

metabolit mono-N-alkilasi yang kurang aktif. Disopiramid

memperlihatkan efek antikolinergik misalnya mulut kering,

retensi urin, penglihatan kabur dan konstipasi.

Lidokain

Lidokain adalah obat kelas IB. obat kelas IB terasosiasi cepat

dan berdiosiasi dari kanal natrium. Obat kelas IB berguna

terutama pada aritmia ventricular. Lidokain adalah obat pilihan

Page 7: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

7

untuk pengobatan darurat aritmia jantung. Lidokain

merupakan suatu anestesi lokal, memperpendek repolarisasi

fase 3 dan mengurangi lama potensial aksi. Lidokain menekan

aritmia yang disebabkan oleh otomatisasi abnormal. Lidokain

sama seperti kuinidin, yaitu menghilangkan reentry

ventricular. Lidokain berguna untuk aritmia ventrikel yang

timbul karena iskemia miokard seperti yang terjadi selama

infark miokard. Obat ini tidak memperlambat konduksi dan

karena itu mempunyai efek yang yang kecil pada aritmia atrial

atau sambungan AV. Lidokain diberikan IV karena

transformasi fase pertama ekstensif dalam hati, sehingga

mengurangi efek pemberian oral. Obat akan mengalami

dealkilasi dan dikeluarkan hamper seluruhnya oleh hati,

sehingga perlu dosis penyesuaian pada pasien dengan

gangguan fungsi hati. Obat inii sedikit memperlihatkan

gangguan pada fungsi ventrikel kiri dan tidak ada efek

inotropik negative. Efek SSP antaralain mengantuk, bicara

terganggu, parestesi, agitasi, kebingungan dan konvulsi;

aritmia jantung dapat juga terjadi.

Meksiletin dan Tokainid

Obat ini merupakan obat kelas IB dengan mekanisme kerja

serupa dengan lidokain. Obat-obat tersebut diberikan oral.

Meksiletin digunakan untuk pengobatan jangka panjang

aritmia ventricular yang ada hubungan dengan infark miokard

sebelumnya. Tokainid digunakan untuk pengobatan takiaritmia

ventricular. Tokainid mempunyai toksisitas paru yang dapat

menyebabkan fibrosis.

Flekainid

Flekainid adalah obat golongan IC. Efek obat ini adalah

menekan upstroke fase 0 dari serabut purkinje dan miokard.

Ini menyebabkan konduksi yang sangat lambat pada semua

Page 8: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

8

jaringan jantung dengan efek minor lama potensial aksi dan

refrakter. Flekainid berguan untuk pengobatan aritmia

ventricular refrakter. Obat ini terutama berguna menekan

kontraksi ventricular premature. Flekainid mempunyai efek

inotropik negative dan dapat memperberat gagal jantung

kongestif. Flekainid diabsorbsi oral, mengalami bio

transformasi minimal dan mempunyai waktu paruh 16-20 jam.

Flekainid dapat menyebabkan pusing, penglihatan kabur, sakit

kepala dan mual.

Propafenon

Cara kerja obat ini kelas IC ini sama dengan flekainid.

Propafenon seperti flekainid memperlambat konduksi dalam

seluruh jaringan otot jantung dan dianggap sebagai obat

antiaritmia spectrum luas.

b. Obat-obat Antiaritmia Kelas II

Propanolol

Propsnolol adalah prototype antagonis adrenergic-β dan

menyekat baik reseptor β1 maupun β2. Sedian lepas lambat

yang ada saat ini memungkinkan pemberian dosis sekali

perhari saja. Obat penyekat β efektif untuk memperlemah

aritmia jantung supraventrikular (kecuali aritmia akibat latihan

fisik). Propanolol juga mengurangi kematian aritmia

mendadak setelah infark miokardial. Efeksamping propanolol

diantaranya adalah bronkokonstriksi, aritmia, gangguan

seksual, gangguan metabolism, interaksi obat misalnya,

simetidin dan klorpromazin.

Metoprolol dan Pindolol

Obat-obat khusus β1 seperti metoprolol mengurangi risiko

bronkospasme dan obat-obat dengan aktivitas agonis parsial

seperti pindolol dapat mengurangi frekuensi gagal jantung.

Esmolol

Page 9: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

9

Esmolol adlah obat penyekat β kerja singkat, digunakan untuk

pemberian IV pada aritmia akut yang terjadi selama

pembedahan atau situasi gawat darurat.

c. Obat-obat Antiaritmia Kelas III

Sotalol

Sotalol meghambat arus kalium keluar yang cepat, yang

dikenal sebagai pengoreksi lambat. Blockade ini

memperpanjang repolarisasi dan lama potensial aksi, sehingga

memperpanjang periode refrakter efektif. Obat ini dgunakan

untuk terapi jangka panjang, menurunkan angka kematian

mendadak akibat infark miokard akut. Obat penyekat β ini

mempunyai kemampuan yang baik untuk menekan denyut

ektopik dan menurunkan kebutuhan oksigen miokard.

Mempunyai efek antifibrilasi yang kuat. Sotalol lebih efektif

untuk mencegah aritmia ulangan dan dalam penurunan

mortalitas lebih baik daripada imipramin, meksiletin

prokainamid propafenon dan kuinidin pada pasien dengan

takikardia ventricular tetap. Obat-obat ini mempunyai efek

samping akut atau jangka panjang terendah. Sindrom torsade

de pointes, adlah efek samping berbahaya, terlihta pada 3-4%

pasien.

Bretilium

Bretilium mempunyai efek elektrofisiologi tidak alngsung atau

langsung yang jelas adalah perpanjangana periode refraksi dan

meningkatkan intensitas arus listrik yang diperluakan untuk

menimbulkan fibrilasi ventricular dalam sistem His-Purkinje.

Bretilium dicadangkan untuk aritmia ventricular yang sangat

berbahaya terutama fibrilasi ventrikel ualangan atau

takikardia. Bretilium sukar diabsorbsi dari saluran pencernaan

dank arena itu diberikan secara pareneteral. Obat dikeluarkan

tanpa perubahan melalui urin dan dosis dapat diatur pada

Page 10: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

10

pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Bretilium dapat

menyebabkan hipotensi postural hebat.

Amiodaron

Amiodaron mengandung yodium dan ada hubungannya

langsung dengan tiroksin. Efek dominannya asalah

memperpanjang lama potensial aksi dan periode refrakter.

Amiodaron mempunyai aktivita antiangina dan antiaritmia,

amiodaron efektif dalam pengobatan supraventrikular refrakter

yang hebat dan takiaritmia ventricular. Penggunaan klinik

terbatas karena toksisitas. Amiodaron diabsorbsi tidak

sempurna setelah pemberian oral. Obat mempunyai waktu

paruh lama sampai beberapa minggu. Efek penuh dapat

diperoleh lama setelah 6 minggu sejak mulai pengobatan.

Amiodaron menunjukkan efek toksik. Beberapa diantara efek

itu adalah fibroma pulmonary interstisial, intoleransi sluran

cerna, tremor, ataksia, pusing, hipo- atau hipertiroid, erupsi

kulit yang disebabkan akumulasi yodium di kulit.

d. Obat-obat Antiaritmia Kelas IV

Obat-obat kelas IV adalah penyekat kanal kalsium. Obat ini

mengurangi arus masuk yang di bawa kalsium, menyebabkan

penurunan kecepatan depolarisasi spontan fase 4 dan memperlambat

konduksi yang terdapat dalam jaringan yang bergantung pada arus

kalsium seperti nodus AV.

Verapamil dan Diltiazem

Kalsium masuk sel melalui saluran sensitive voltase dan sluran

yang diatur reseptor yang dikendalikan oleh pengikatan

agonis, seperti katekolamin terhadap reseptor membrane.

Penyekat kanal kalsium seperti verapamil dan diltiazem lebih

efektif terhadap kanal yang sensitive voltase, yang

menyebabkan penurunan arus masuk lambat yang

menimbulkan kontraksi jantung. Obat-obat ini menghambat

Page 11: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

11

denyut jantung yang cepat, karena pada jantung normal, kanal

kalsium harus mempunyai waktu untuk repolarisasi, dan obat

yang terdekat berdisosiasi dengan kanal sebelum pulsus

konduksi berikut. Dengan penurunan arus masuk yang

disebabkan kalsium, verapamil dan diltiazem mmemperlambat

konduksi dan memperpanjang periode refrakter efektif untuk

mengobati aritmia dan harus disebarkan ke jaringan jantung

yang tergantung kalsium. Obat ini lebih efektif terhadap

disritmia atrial daripada disritmia ventrikular. Obat-obat ini

berguna untuk pengobatan takikardia supraventrikular reentry

dan mengurangi detak ventricular pada flutter atrium dan

fibrilasi. Verapamil dan diltiazem diabsorbsi setelah

pemberian oral. Verapamil secara luas dimetabolisme oleh

hati. Obat-obat ini mempunyai sifat inotropik negative dan

karena itu, kontraindikasi pada pasien dengan fungsi jantung

dengan depresi. Kedua obat ini juga menurunkan tekanan

darah yang disebabkan oleh vasodilatasi perifer.

e. Obat-obat Antiaritmia Lain

Digoksin

Digoksin memperpendek periode refrakter pada sel-sel

miokard atrium dan ventrikel dan memperpanjang periode

refrakter efektif dan mengurangi kecepatan konduksi dalam

serat purkinje. Digoksin digunakan untuk mengatur kecepatan

respon ventrikel pada fibrilasi atrial dan flutter atrium. Pada

konsentrasi toksik, digoksin menyebabkan detak ventricular

dan fibrilasi yang mungkin menyebabkan takikardia

ventricular dan fibrilasi.

Adenosin

Adenosine adlah nukleosid alamiah, tetapi dengan dosis

tinggia obat menurunkan kecepatan konduksi, memperpanjang

periode refrakter, menurunkan otomatisme nodus AV.

Page 12: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

12

Adenosin IV adalah obat pilihan untuk menghilangkan

takikardia supraventrikular akut. Obat ini mempunyai

toksisitas rendah, tetapi menyebabkan muka merah, nyeri dada

dan hipotensi. Adenosine bekerja sangat cepat sekitar 15 detik.

3. Obat-obat Antiangina

Keadaan kekurangan darah (ischemia) pada angina pectoris dapat diobati

dengan vasodilator-vasodilator arteri jantung dan zat yang mengurangi

kebutuhan jantung akan oksigen.

a. Vasodilator koroner

Memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah beserta

oksigen, sehingga meringankan beban jantung.

Nitrogliceril

Indikasi untuk mengontrol hipertensi sebelum, selama dan

sesudah operasi; gagal jantung kongestif yang berhubungan

dengan infark miokard; mengontrol hipotensi. Efek pada

penggunaan secara sub lingual sangat cepat ( lebih kurang

setelah 1 – 3 menit). Obat ini kontra indikasi jika terdapat

hipotensi, idiosinkrosi, anemia, hipoksemia arteri. Efek

samping obat ini antara lain perasaan nyeri di kepala dan

tachycardia ringan, pada dosis yang besar jantung berdebar,

pusing, penglihatan buram lalu menjadi pucat. Jika efek ini

terjadi, maka pasien harus mengeluarkan sisa tablet dari mulut

dan segera berbaring. Efek hipotensi ditingkatkan oleh alkohol,

β-blocker, anti hipertensi. Meningkatkan efek anti histamin,

anti kolinergik. Sediaan obat ini dalam bentuk kapsul 5 mg,

injeksi 50 mg/10 ml

Dipridamol

Merupakan derivat dipiperidino ini berdaya vasodilatasi

terhadap arteri jantung. Berkhasiat inotrop positif lemah tanpa

menaikkan penggunaan oksigen. Digunakan untuk insufisiensi

jantung, miokardial, angina pectoris. Efek samping yang dapat

Page 13: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

13

terjadi misalnya nyeri kepala, palpitasi dan gangguan lambung.

Golongan xantine dapat menghilangkan efek vasodilatasi.

Sediaan berupa tablet salut selaput 25 mg.

b. Antagonis-antagonis Kalsium

Kalsium merupakan elemen essensial bagi fungsi myocard dan otot

polos dinding arteriole. Pada kadar kalsium intrasel tertentu, sel mulai

berkontraksi; otot jantung dan arteriole-arteriole menciut

(vasokonstriksi). Antagonis kalsium menghambat pemasukan kalsium

ke dalam sel-sel miokard dan otot polos dinding arteriole, sehingga

dapat mencegak kontraksi dan vasokonstriksi.

Verapamil

Indikasi untuk angina pektoris, hipertensi. Kontra indikasi jika

Hipotensi, bradikardia, gagal jantung akut, wanita hamil dan

menyusui. Efek sampingnya berupa konstipasi, hipotensi,

pusing, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit,

gangguan lambung. Sediaan dalm bentuk tablet 80 mg, kapsul

sustained release 240 mg,

Nifedipin

Digunakan untuk profilaksis dan terapi angina pectoris. Zat ini

mencegah transpor ion kalsium ke dalam otot jantung dan otot

dinding pembuluh dengan efek vasodilatasi, sehingga

pemasukan oksigen ke myocard bertambah. Nifedipin

mengalami perombakan di hati menjadi metabolit in aktif. Dan

75 % pengeluarannya melalui kemih. Kontra indikasi jika

terdapat hipotensi, glaukoma, anemia. Efek samping antara

lain, udema pada mata kaki. Pada dosis awal yang terlalu

tinggi dapat menyebabkan hipotensi, menyebabkan serangan

angina dan kadang-kadang infark. Efek hipotensi diperkuat

oleh adanya alkohol, anti hipertensi, antidepresan dan

narkotika. Sediaannya dalam bentuk tablet 10 mg, 20 mg, 40

Page 14: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

14

mg; tablet sub lingual 5 mg; injeksi 10 mg/10 ml; aerosol 17

g.

Diltiazem

Indikasi untuk angina pektoris, hipertensi. Kontra indikasi jika

hipotensi, wanita hamil/menyusui, gagal jantung kongestif.

Efek samping berupa konstipasi, hipotensi, pusing, sakit

kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit, gangguan

lambung. Sediaan dalam bentuk kaplet/tablet salut selaput 30

mg; tablet 60 mg; injeksi 10 mg, 50 mg.

c. β-Blockers

Pada reseptor β1 di jantung, berefek inotrop negatif dan efek kronotrop

positif, yaitu mengurangi daya dan frekwensi kontraksi jantung, serta

memperlambat penyaluran impuls pada nosus AV. Sedangkan pada

reseptor β2 di bronchia (juga dinding pembuluh dan usus),

memberikan efek vasokonstriktor. Semua β – blockers dapat digunaan

untuk mengobati angina pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark

jantung. Efek samping dari obat golongan ini adalah dekompensasi

jantung, akibat bradycardia, dengan gejala sesak napas,

bronchokonstriksi dengan gejala sesak napas dan serangan serupa

asma, persaaan dingin (pada jari kaki – tangan) dan terasa lemah

(akibat berkurangnya sirkulasi perifer dan oksigen di otot),

hipoglikemia. Efek sentral seperti gangguan tidur dengan mimpi –

mimpi ganjil (nightmare), lesu, bahkan depresi dan halusinasi.

Gangguan lambung dan usus seperti mual, muntah, diare dan

menimbulkan penurunan HDL-kolesterol.

Propanolol

Indikasi untuk angina pektoris, takiaritmia, hipertensi, infark

jantung. Kontra indikasi dalam keadaan asma, hipotensi. Efek

samping dapat berupa gangguan saluran cerna, kelemahan otot

dan lelah. Sediaan dalam bentuk tablet.

Acetabutolol

Page 15: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

15

Indikasi untuk angina pectoris, hipertensi, mengontrol aritmia.

Kontra indikasi jika terdapat shock kardiogenik, asma

bronchial, obstruksi paru, bradikardia. Efek samping obat ini

diantaranya bradikardia, ekstremitas dingin, mata kering,

ruam, bronkospasme dan mialgia.

4. Obat-obat Antihipertensi

Tekanan darah ditentukan oleh volume menit jantung dan daya tahan dinding

arteriol. Penurunan volume dilakukan dengan blokade reseptor beta jantung

dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika. Penurunan daya tahan

perifer diatur oleh faktor yang bekerja melalui susunan saraf sentral maupun

perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer di

luar sistem adrenergik.

a. Zat-zat Penekan SSP

Reserpin

Reserpin adalah salah satu alkaloida dari Rauwolfia

serpentina. Indikasi untuk hipertensi ringan dan sedang. Efek

supresi yang tidak begitu kuat terhadap SSP. Plasma t ½

pendek, yaitu ¼ sampai 3 jam, tetapi efek hipotensi bertahan

sampai 36 jam, sebab dapat terakumulasi. Efek samping obat

ini diantaranya, depresi psikis dan hipotensi ortostatik, pada

permulaan pengobatan timbul gangguan lambung, lelah,

mengantuk dan hidung tersumbat.

b. Zat-zat Penekan Sistem Adrenergik Perifer

Propanolol

Indikasi untuk angina pektoris, takiaritmia, hipertensi, infark

jantung. Kontra indikasi dalam keadaan asma, hipotensi. Efek

samping dapat berupa gangguan saluran cerna, kelemahan otot

dan lelah. Sediaan dalam bentuk tablet.

Page 16: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

16

c. Zat-zat Diuresis

Diuretika dengan kerja umum

Berdasarkan daya diuretiknya, diuretik kerja umum dapat

dibagi 3 golongan yaitu berdaya kerja kuat (diuretika

lengkungan), misalnya Furosemida, Bumetanida dan Asam

Etakrinat. Diuretika ini bekerja cepat tetapi singkat, hanya 4 -

6 jam. Lebih kurang 20% dari jumlah ion Na+ dalam filtrat

diekskresi. Digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada

udema otak atau paru – paru. Berdaya kerja sedang

(saluretika), misalnya Hidroklorthiazida, Klortalidon,

Klopamida, Indapamida. Mengekskresi 5% - 10% ion Na+

dalam tubuli distal bagian depan. Digunakan pada terapi

pemeliharaan hipertensi atau bermacam – macam udema.

Berdaya kerja lemah (diuretika hemat kalium), misalnya

Spironolakton, Amilorida dan Traimteren. Hanya sedikit

mengekskresi ion Na+ (kurang dari 5%) pada tubuli distal

bagian atas.

Diuretika dengan kerja khusus

Di bagi 2 kelompok, yaitu diuretika osmotika, misalnya

Manitol, Sorbitol, Gliserol dan Ureum. Reabsorpsinya bersifat

non elektrolit dan tidak lengkap, dengan demikian tekanan

osmotik ultra filtrat dipertinggi dan kadar Na menurun dalam

cairan tubuh. Kejelekan diuretika ini adalah ureum daya kerja

lemah, rasa tidak enak, menyebabkan gangguan usus. Manitol

dan Sorbitol, hanya dapat digunakan secara parenteral (i.v) dan

dapat menyebabkan udema paru-paru. Penggunaan kelompok

diuretika ini sudah terdesak oleh Furosemida. Perintang karbo-

anhidrase, misalnya Asetazolamida dan Diklofenamida,

bekerja dengan merintangi enzim karbo-anhidrase di sel-sel

tubuli, sehingga ion-ion HCO3-, Na+ dan K+ diesksresi bersama

Page 17: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

17

air. Penggunaan sekarang hanay pada glaukoma, untuk

mengurangi produksi cairan dalam mata.

Obat-obat Lain

Obat-obat lain yang mempunyai efek samping diuresis karena

mempertinggi filtrasi glomeruli dengan beberapa cara, yaitu

mempertinggi volume menit jantung, misalnya digitalis,

memperbesar volume darah, seperti plasma, vasodilatasi di

dalam ginjal, misalnya Teofilin.

d. Zat -zat Vasodilator

Hidralazin

Indikasi untuk Semua tingkatan hipertensi. Obat ini

mempunyai efek vasodilatasi langsung terhadap dinding arteri.

Kontraindikasi jika terdapat hipotensi. Efek samping yang

dapat terjadi Gangguan lambung-usus, nyeri kepala dan

tachycardia. Pada penggunaan dosis tinggi yang lama

berakibat borok kulit dan habituasi.

e. Zat-zat Antagonis Kalsium

Nifedipin

Digunakan untuk profilaksis dan terapi angina pectoris. Zat ini

mencegah transpor ion kalsium ke dalam otot jantung dan otot

dinding pembuluh dengan efek vasodilatasi, sehingga

pemasukan oksigen ke miokard bertambah. Nifedipin

mengalami perombakan di hati menjadi metabolit in aktif. Dan

75 % pengeluarannya melalui kemih. Kontraindikasi jika

terdapat hipotensi, glaukoma, anemia. Efek samping antara

lain, udema pada mata kaki. Pada dosis awal yang terlalu

tinggi dapat menyebabkan hipotensi, menyebabkan serangan

angina dan kadang-kadang infark. Efek hipotensi diperkuat

oleh adanya alkohol, anti hipertensi, antidepresan dan

narkotika. Sediaannya dalam bentuk tablet 10 mg, 20 mg, 40

Page 18: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

18

mg; tablet sub lingual 5 mg; injeksi 10 mg/10 ml; aerosol 17

g.

f. Zat-zat ACE Bloker dan Angiotensin II Antagonis

Kaptopril

Indikasi untuk Hipertensi, gagal jantung. Tidak dianjurkan

penggunaannya pada wanita hamil karena dapat berakibat

kelainan pada fetus. Efek samping yang bisa terjadi berupa

Ruam kulit, pruritus, fotosensitif, sakit kepal, pusing, mual,

insomnia.

5. Obat-obat yang Mempengaruhi Darah

a. Antikoagulan

Antikoagulan mengurangi kecenderungan terbentuknya bekuan darah

dengan cara mencegah aksi dari faktor pembekuan. Antikoagulan

seringkali disebut sebagai pengencer darah, meskipun sesungguhnya

tidak benar-benar mengencerkan darah. Antikoagulan yang sering

digunakan adalah warfarin (per oral) dan heparin (injeksi). Seseorang

yang memiliki katup jantung buatan atau harus menjalani tirah baring

selama berbulan-bulan, seringkali mendapatkan antikoagulan sebagai

tindakan pencegahan terhadap pembentukan bekuan. Orang yang

mengkonsumsi antikoagulan harus diawasi secara ketat. Pemantauan

terhadap efek obat ini dilakukan melalui pemeriksaan darah untuk

mengukur waktu pembekuan dan hasil pemeriksaan ini dipakai untuk

menentukan dosis selanjutnya. Dosis yang terlalu rendah tidak dapat

mencegah pembekuan, sedangkan dosis yang terlalu tinggi bisa

menyebabkan perdarahan hebat

b. Fibrinolitik

Fibrinolitik adalah obat-obat yang membantu melarutkan bekuan yang

telah terbentuk. Segera melarutkan bekuan bisa mencegah kematian

jaringan jantung karena kekurangan darah akbiat penyumbatan

pembuluh darah. Fibrinolitik yang biasa digunakan untuk melarutkan

Page 19: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

19

bekuan pada penderita serangan jantung adalah streptokinase,

urokinase dan aktivator plasminogen jaringan.

6. Obat-obat Antihiperlipidemik

a. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7)

Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi

penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak

menyanangkan. Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida

menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan

sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini

diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk

sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar

trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL).

berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol

dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb

dan IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga

merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan

kadar HDL plasma. Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai

perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada kulit), pada sebagian

pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar

asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam

urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik.

b. Derivat Asam Fibrat

Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan

Gemfibrozil yang menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini

sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk

menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V.

Mekanisme kerja: memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga

menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL.Efek samping :

gangguan pencernaan ringan, pembentukan batu empedu, keganasan

terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan keganasan terkait dengan

kematian, miositis (peradangan otot polos). Golongan ini berinteraksi

Page 20: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

20

dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti

koagulan. Kontra indikasi pada pasien dengan kelainan fungsi hati,

ginjal atau pasien dengan penyakit kandung empedu.

c. Resin Pengikat Asam Empedu

Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol. Obat ini

merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa, yang

mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan

diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang tidak larut dan tak

dapat direabsorbsi untuk selanjutnya diekskresi melalui feses. Dengan

demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat

peredaran darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya.

Kekurangan asam empedu didapat dari sintesis baru dari kolesterol

(yang terdapat dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma

menurun. Obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin)

adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan

IIb. Efek samping yang bisa terjadi yaitu konstipasi, mual dan

kembung (flatulen), mengganggu absorbsi vitamin larut lemak

(A,D,E,K) pada resin dosis tinggi. Obat ini berinteraksi dengan

Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin, Fluvastatin,

Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam

usus. Karena itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum

atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat empedu diminum.

d. Probukol

Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak

disukai. Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat

aterosklerosis. Mekanismenya menghambat oksidasi kolesterol,

sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh

makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa

yang menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan

plak pada aterosklerosis. Dengan demikian, pencegahan oksidasi

kolesterol akan menghambat perkembangan aterosklerosis. Obat ini

Page 21: Obat-obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskular

21

berguna pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan

jika antihiperlipidemia lain tidak efektif. Efek sampingnya berupa

gangguan pencernaan ringan.

e. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A)

Reduktase

Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin

dan Fluvastatin. Mekanisme kerjanya menghambat enzim HMG CoA

reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan

meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi

simpanan kolesterol intrasel. Obat ini efektif untuk menurunkan kadar

kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia. Efek sampingnya

antara lain, kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan oto

(miopati). Obat ini meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan)

sehingga meningkatkan risiko pendarahan. Kontra indikasi pada ibu

hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja.

f. Minyak Ikan

Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3,

bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun

demikian, kadang-kadang minyak ikan dapat memperburuk

hiperkolesteromia.