Top Banner

of 42

NURHABIBA EDRIANA-FKIK

Jan 07, 2016

Download

Documents

ulisaragih

vfvn fdc dlsm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK

    DAUN KUNYIT (Curcuma domestica val)

    DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH

    ( 1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL)

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA KEDOKTERAN

    OLEH :

    Nurhabiba Edriana

    NIM : 1111103000037

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H / 2014 M

  • LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

    memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya ataumerupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Ciputat, 29 Agustus 2014

    Nurhabiba Edriana

    ++

  • . LEMBAR PERSETUJUAII PEMBIMBING

    Uji Aktivitas Antioksidan pada Daun Kunyit (Curcumu domestica val)dengan mengunakan n:retode DPPII Q rl-diphenyl-2-picrylhyfuaryl )

    Laporan Penelitian

    Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran danIlmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

    S arj ana Kedokteran (S.Ked)

    Oleh

    Nurhabiba EdrianaNIM: 1111103000037

    Pernbimbing I Penrbimbing 2

    wZeti Harriyati, M. Biomed dr.Yanti Susianti, Sp.A

    PROGRAM STT]DI PENDIDIKAN DOKTERTAKULTAS KEDOKTERAN DAIY ILMU KESEHATAI\I

    IIIN SYARIF HIDAYATT]LLAIIJAKARTA

    1435 H I 20t4M

    ilt

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Laporan penelitian berjudul UJI AI(TIVITAS ANTIOKSIDAI\ PADA DAUNKIJNYIT (Curcuma domesiica uat) DENGAI\ MENGUNAKAI\ METODEDPPH (1, 1 -DIPHENYL-2 -P IC RYLHYD RAZYL) yang diajukan oleh NurhabibaEdriana (NIM: 111110300037), telah diujikan dalam sidang di FakultasKedokteran_ dan Ilmu Kesehatan pada Senin 15 Septe,nrber 2014. Laporanpenelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaKedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

    Ciputat, 15 September 2014

    DEWAN PENGUJI

    Zeti Biomed

    Pembimbing 1

    fivZeti Hariyati, M. Biomed

    Penguji 1

    dr.Yanti Susianti, Sp.A

    Ketua Sidan

    4-Harriyati, M.

    PIMPINAN FAKI]LTASKaprodi PSPD FKIK

    UIN Syarif Hi(ayatullah Jakarta

    Tadjudin, Sp.And Dr.

    \\t

    &Nt'Dr.Nurul Hiedri$ati, Ph.D

    Pembimbing

    \q-

    Nurlaely Mida, R, M.Biomed, DMS

    3Dekan FKIK

    UIN Syarif Hidayatullah JakartashIV

    Prof. ini, M.Gizi, SpGK

  • v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia

    yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada

    waktunya. Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan doa dari berbagai

    pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And, dr. M. Djauhari

    Widjajakusumah, DR. Arif Sumantri, M.Kes, Dra. Hj. Delina Hasan,

    M.Kes., Apt. selaku Dekan dan pembantu dekan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan

    kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program

    Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku Ketua Program Studi dan

    untuk seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan mengajarkan

    saya selama menjalani masa didik di Program Studi Pendidikan Dokter

    FKIK UIN Syarif Hidayatullah.

    3. Zeti Harriyati, M. Biomed dan dr.Yanti Susianti, Sp.A selaku dosen

    pembimbing, dimana selain mengarahkan juga memberikan motivasi

    kepada saya sehingga penelitian ini bisa selesai pada waktunya.

    4. Kedua orang tua tercinta, Bpk. Erefri Edrison dan Ibu Aflizmadonalia

    Enni serta adik saya tersayang Alhamda Efridon yang selalu

    mendukung saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

    5. Suryani, S.Si yang banyak mengarahkan dan mengajari saya dalam

    melakukan penelitian ini sehingga penelitian ini bisa selesai pada

    waktunya.

  • vi

    6. Ratu QurrohAin, Kharisma Indah, Nilam Fajarwati, Karmila Karim,

    Hilya Haniek selaku kakak tingkat di PSPD yang juga selalu memberi

    nasihat dan pengarahan dalam melaksanakan penelitian ini.

    7. Muflikha Mayazi, Rahman Mukti Aji, Nurohima Fuad, Hanindio Rizki,

    dan Faisal Rahman yang selalu mengingatkan, membantu dan

    menyemangati saya dalam melakukan penelitian ini.

    8. Niko Apvi yang telah mengingatkan dan menyemangati saya dalam

    melaksanakan penelitian ini.

    9. Seluruh mahasiswa PSPD 2010 dan juga sahabat serta teman-teman

    yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

    Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari

    itu, penulis menerima adanya kritik dan saran yang membangun untuk penelitian

    ini

    Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga bermanfaat bagi masyarakat

    dan para pembaca pada umumnya.

    Ciputat, 13 September 2013

    Penulis

  • vii

    ABSTRAK

    Nurhabiba Edriana. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji aktivitas

    antioksidan daun kunyit (Curcuma domestica val) dengan metode DPPH

    ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).2014.

    Banyak penyakit yang pada awalnya disebabkan oleh radikal bebas, sehingga

    radikal bebas dan antioksidan banyak diteliti di dunia kesehatan. Daun kunyit

    (Curcuma domestiva val) diduga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat seperti

    halnya rimpang kunyit yang mampu menangkal efek negatif dari radikal bebas.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun

    kunyit dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).

    Penelitian ini dilakukan secara observasional. Ekstrak daun kunyit didapatkan

    dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji aktivitas antioksidan

    ekstrak daun kunyit dilakukan pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan

    200 ppm. Ekstrak daun kunyit ditambah dengan DPPH (634M). Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Pengukuran absorbansi untuk mengetahui

    aktivitas antioksidan daun kunyit menggunakan spektrofotomerer UV-Vis pada

    panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm. Hasil penelitian ini didapatkan

    perubahan warna secara kualitatif baik pada esktrak daun kunyit dan vitamin C.

    Nilai IC50 ekstrak daun kunyit senilai 148.51 ppm dan termasuk aktivitas

    antioksidan sedang berdasarkan klasifikasi Blois.

    Kata Kunci : antioksidan, ekstrak daun kunyit (Curcuma domestica val), DPPH

    ABSTRACT

    Nurhabiba Edriana. Medical Education Study Program. Antioxidant

    Activity Assay of Turmeric Leaves (Curcuma domestica val) Extract by

    DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Method.2014.

    Many health problems caused by free radical production so recent studies focused

    on it. Turmeric (Curcuma domestica val) leaves has been predicted has a strong

    antioxidant activity as strong as its rhizome to counteract the negative effects from

    free radical activity. The aim of this study is to know antioxidant activity of

    turmeric leaves extract by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method.

    Turmeric leaves extracted by maceration with methanol as its solvent. Antioxidant

    activity tested in different concentration 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, and 200

    ppm. Turmeric leaves extract was added by DPPH (634M). This study used vitamin C as positive control. Absorbance measurement used spectrophotometer

    UV-Vis in maximum wave length 517 nm to show the antioxidant activity. Result

    of this study shows color differences both turmeric leaves and vitamin C on a

    qualitative scale. IC50 value of turmeric leaves is 148,51 ppm and classified as

    middle antioxidant according to Blois classification.

    Keywords: Antioxidant, Turmeric Leaves (Curcuma domestica val) Extract,

    DPPH

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL..........................................................................

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................

    LEMBAR PENGESAHAN............................................................

    KATA PENGANTAR.....................................................................

    ABSTRAK......................................................................................

    ABSTRACT....................................................................................

    DAFTAR ISI...................................................................................

    DAFTAR TABEL...........................................................................

    DAFTAR GAMBAR.......................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................

    BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................

    1.1 Latar Belakang...............................................................

    1.2 Rumusan Masalah..........................................................

    1.3 Tujuan Penelitian...........................................................

    1.3.1 Tujuan Umum.......................................................

    1.3.2 Tujuan Khusus......................................................

    1.4 Manfaat Penelitian.........................................................

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................

    2.1 Landasan Teori..............................................................

    2.1.1 Tanaman Kunyit...................................................

    2.1.2 Simplisia...............................................................

    2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi............................................

    2.1.3.1 Ekstrak......................................................

    2.1.3.2 Ekstraksi....................................................

    2.1.4 Radikal bebas........................................................

    2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan..

    2.1.5 Antioksidan...........................................................

    2.1.5.1 Vitamin C................................................... ktivitas Antioksidan.......................................

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vii

    vii

    viii

    x

    xi

    xii

    1

    1

    2

    2

    2

    2

    3

    4

    4

    4

    5

    5

    5

    5

    7

    8

    8

    10

  • ix

    2.1.6.1 Metode DPPH...........................................

    2.1.6.2 Metode ABTS...........................................

    2.1.6.3 Metode Deoksiribosa................................

    2.1.6.4 Metode Xantin Oksidase..........................

    2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi...........

    2.2 Kerangka Teori...............................................................

    2.3 Kerangka Konsep............................................................

    2.4 Definisi Operasional.......................................................

    BAB 3. METODE PENELITIAN..................................................

    . 3.1 Desain Penelitian............................................................

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................

    3.3 Sampel............................................................................

    3.4 Alat dan Bahan Penelitian..............................................

    3.4.1 Alat Penelitian.......................................................

    3.4.2 Bahan Penelitian....................................................

    3.5 Cara Kerja Penelitian......................................................

    3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia........

    3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daun Kunyit...........................

    3.5.3 Pembuatan Larutan................................................

    3.6 Pengukuran Absorbansi..................................................

    3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan..........................

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................

    4.1 Hasil Ekstraksi Daun Kunyit..........................................

    4.2 Absorbansi dan % Penghambatan..................................

    4.3 Penetapan Nilai IC50.......................................................

    BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN................................................

    5.1 Simpulan.........................................................................

    5.2 Saran...............................................................................

    DAFTAR PUSTAKA.......................................................................

    LAMPIRAN......................................................................................

    10

    10

    11

    11

    12

    12

    13

    14

    15

    15

    15

    15

    15

    15

    15

    16

    16

    16

    16

    18

    18

    20

    20

    20

    23

    25

    25

    25

    26

    28

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1

    Tabel 4.1

    Tabel 4.2

    Tabel 4.3

    Tabel 6.1

    Tabel 6.2

    Klasifikasi aktivitas antioksidan..................................

    Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daun

    kunyit...........................................................................

    Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C........

    Nilai IC50......................................................................

    Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50

    ekstrak daun kunyit .....................................................

    Perhitungan absorbansi, % penghambatan dan IC50

    vitamin C .....................................................................

    19

    22

    22

    23

    29

    30

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1

    Gambar 2.2

    Gambar 4.1

    Gambar 4.2

    Gambar 4.3

    Gambar 4.4

    Gambar 6.1

    Gambar 6.2

    Gambar 6.3

    Gambar 6.4

    Tanaman kunyit............................................................

    Rumus kimia DPPH dan DPPH-H...............................

    Larutan seri ekstrak konsentrasi

    50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm..........................

    Larutan seri vitamin C 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm...

    Persamaan regresi linier ekstrak daun kunyit...............

    Persamaan regresi linier vitamin C...............................

    Hasil determinasi..........................................................

    Pengeringan daun kunyit..............................................

    Proses evaporasi...........................................................

    Penimbangan ekstrak daun kunyit................................

    5

    10

    20

    21

    23

    23

    28

    31

    31

    31

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    Hasil determinasi........................................................

    Gambar alat dan bahan penelitian...............................

    Riwayat penulis...........................................................

    28

    29

    30

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Di Indonesia banyak sekali ditemukan penyakit degeneratif yang

    salah satunya diakibatkan oleh reaksi oksidasi yang berlebihan karena radikal

    bebas. Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat reaktif dengan

    elektron yang tidak memiliki pasangan pada orbita luarnya, sehingga akan

    mencari reaksi agar mendapatkan elektron pasangannya yang berujung pada

    kerusakan sel dan jaringan.1

    Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk samping

    proses metabolisme. Di samping itu juga radikal bebas dapat berasal dari luar

    tubuh yang diserap melalui pernafasan atau kulit seperti asap rokok, polusi,

    sinar ultraviolet (UV), obat, limbah industri, dan ozon.2 Peningkatan radikal

    bebas menyebabkan penurunan fungsi dari membran sel, retikulum

    endoplasma dan bisa mengganggu di tingkat molekul DNA sel.1

    Dari beberapa

    penelitian diketahui bahwa radikal bebas dapat menimbulkan beberapa

    penyakit degeneratif seperti jantung, reumatik, penyakit pada ginjal, otak, dan

    sistem imun yang pada akhirnya dapat berakibat pada menurunnya kualitas

    hidup dan mempercepat proses penuaan .1,2,3

    Berbagai senyawa yang dapat mencegah terjadinya radikal bebas

    salah satunya adalah antioksidan. Antioksidan adalah suatu senyawa yang

    dapat menangkal efek negatif radikal bebas dalam tubuh, sehingga proses

    oksidasi pada sel-sel tubuh tidak berlanjut. Antioksidan yang ada dalam tubuh

    atau biasa disebut dengan antioksidan endogen. Selain itu ada juga antioksidan

    yang berasal dari luar tubuh biasanya didapat dari diet sehari-hari atau disebut

    dengan antioksidan eksogen. Beberapa sumber antioksidan eksogen, yaitu

    sayur, buah-buahan, biji-bijian, dan umbi-umbian karena mengandung vitamin

    A, vitamin E, vitamin C, dan beta karoten.4

    Berdasarkan data di atas, umbi termasuk sumber bahan makanan

    yang mengandung antioksidan. Salah satu umbi yang mengandung

    antioksidan adalah kunyit (Curcuma domestica val). Karena mengandung

  • 2

    kurkumin yang telah terbukti dapat menangkap radikal hidroksi, yaitu salah

    satu bentuk dari radikal bebas.5

    Kunyit (Curcuma domestica val) termasuk salah satu tanaman

    rempah dan obat. Hampir setiap orang Indonesia mengkonsumsi tanaman

    rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu, atau untuk

    menjaga kesehatan, obat wasir, melancarkan haid, menurunkan kolesterol, dan

    juga untuk kecantikan.5

    Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui senyawa

    yang bisa menangkal radikal bebas, salah satu cara adalah dengan adanya

    penemuan terhadap aktivitas antioksidan. Beberapa penelitian yang telah

    dilakukan pada rimpang kunyit ternyata menyebabkan peningkatan aktivitas

    antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Sementara itu, sampai

    sekarang informasi tentang daun kunyit belum diketahui apakah mempunyai

    kandungan antioksidan atau tidak, sementara pemakaian di masyarakat selama

    ini digunakan sebagai bahan masakan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti

    ingin mengetahui apakah ekstrak daun kunyit mempunyai aktivitas

    antioksidan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl)

    menggunakan konsentrasi yang berbeda. Metode DPPH dipilih karena

    sederhana, akurat, cepat, dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel.6

    1.2 Rumusan Masalah

    Apakah ekstrak daun kunyit memiliki aktivitas antioksidan?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun kunyit menggunakan

    metode DPPH dengan berbagai konsentrasi larutan uji.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Mengetahui apakah ekstrak daun kunyit memiliki aktivitas antioksidan

    sangat kuat, kuat, sedang, lemah, atau tidak bisa digolongkan.

  • 3

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Bagi Institusi

    Mengetahui adanya aktivitas antioksidan pada daun kunyit sehingga

    bermanfaat untuk pengembangan obat alami untuk penyakit-penyakit

    yang disebabkan oleh radikal bebas.

    Memberi informasi tentang manfaat daun kunyit bagi penelitian

    selanjutnya sehingga manfaat daun kunyit bisa dikembangkan lebih jauh

    lagi.

    1.4.2 Bagi Peneliti

    Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

    Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Menambah wawasan peneliti tentang daun yang mengandung antioksidan.

    Sebagai pengalaman peneliti untuk melakukan penelitian di bidang

    kesehatan.

    1.4.3 Bagi Masyarakat

    Memberi informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas antioksidan

    ekstrak daun kunyit untuk mencegah penyakit yang disebabkan radikal

    bebas.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Tanaman Kunyit

    Curcuma domestica val atau biasa disebut kunyit merupakan

    tanaman yang berasal dari Asia. Kunyit merupakan tumbuhan daerah

    subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah lebih kurang

    90 meter sampai ketinggian 2000 meter di atas permukaaan laut.7

    Berdasarkan klasifikasi botani, tanaman kunyit termasuk ke dalam

    klasifikasi sebagai berikut8 :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyte

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledonae

    Ordo : Zingiberales

    Famili : Zingiberaceae

    Genus : Curcuma

    Spesies : Curcuma domestica VALET

    Susunan tubuh tanaman kunyit terdiri atas akar, rimpang, batang

    semu, pelepah-pelepah daun, daun, tangkai bunga, dan kuntum bunga.

    Daunnya mirip dengan tumbuhan yang sejenis dengan pisang. Pelepah-

    pelepah daun kunyit yang dominan berwarna hijau membentuk batang

    dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Rimpangnya berwarna jingga

    kecoklatan. Kedalaman rimpang dalam tanah sekitar 16 cm. Buah daging

    rimpang kunyit berwarna merah jingga kekuning-kuningan. Saat ini di

    Indonesia banyak digunakan sebagai bumbu masak. Tinggi tumbuhan

    kunyit mencapai 1 meter dan daunnya muncul dari batang semu dengan

    panjang 10-15 cm dan berwarna hijau.7,8

  • 5

  • 6

    larut. Beberapa pelarut yang sering digunakan adalah etanol, metanol, n-

    hexana, aseton, benzena, etil asetat, dan kloroform.9

    Metode ekstraksi menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan

    cara dingin dan panas, yaitu :

    Cara dingin

    a) Maserasi

    Maserasi adalah suatu proses perendaman simplisia

    menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada

    suhu kamar. Ada 2 macam maserasi yaitu maserasi kinetik dan

    remaserasi. Maserasi kinetik adalah maserasi yang dilakukan

    pengadukan secara terus-menerus sedangkan remaserasi adalah

    menambahkan pelarut setelah maserat pertama disaring dan

    seterusnya.9

    b) Perkolasi

    Perkolasi merupakan suatu proses penyaringan simplisia

    dengan memakai pelarut yang selalu baru pada suhu kamar.

    Proses perkolasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu: tahap

    pelembaman bahan, tahap perendaman antara, perkolasi

    sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak) yang

    berakhir bila perkolat sudah mencapai 1-5 kali bahan.9

    Cara Panas

    a). Refluks

    Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada

    temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu, dan jumlah

    pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.9

    b). Digesti

    Digesti merupakan maserasi kinetik (pengadukan terus-

    menerus ) pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar.9

    c). Infus

    Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada

    temperatur penangas air selama waktu tertentu (15-20 menit).9

  • 7

    d). Destilasi Uap

    Destilasi uap merupakan ekstraksi senyawa dengan

    kandungan yang mudah menguap dari bahan dengan uap air.9

    2.1.4 Radikal Bebas

    Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang

    mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital

    luarnya, sehingga menyebabkan elektron yang tidak berpasangan berusaha

    mendapatkan pasangannya dengan cara menyerang dan mengikat elektron

    yang berada disekitarnya. Radikal bebas tersebut dapat mengoksidasi asam

    nukleat, protein, lemak, bahkan DNA sel. Bila radikal bebas berikatan

    dengan elektron dari senyawa kovalen yang umumnya adalah molekul

    besar seperti lipid, protein, dan DNA, maka dapat mengakibatkan

    kerusakan yang lebih parah. Dampak yang terjadi akibat kerja radikal

    bebas untuk mencari pasangannya adalah terbentuknya radikal bebas

    baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil.

    Dapat juga berasal dari atom atau molekul yang telah diberikan elektron

    oleh radikal bebas. Radikal bebas bisa stabil bila berikatan dengan radikal

    bebas lainnya. Berbagai kerusakan dapat terjadi akibat aktivitas radikal

    bebas, seperti gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel yang

    memicu terjadi berbagai penyakit.2

    Secara umum sumber radikal bebas dapat dibedakan menjadi dua,

    yaitu endogen dan eksogen. Radikal bebas endogen dapat terbentuk

    melalui autooksidasi, oksidasi enzimatik, dan fagositosis dalam respirasi.

    Sedangkan radikal bebas eksogen berasal dari luar tubuh, misalnya sinar

    UV dan aktivitas lingkungan.

    Secara umum terdapat 3 tahapan pembentukan radikal bebas, yaitu:2

    1) Inisiasi (awal pembentukan).

    2) Propagasi (pemanjangan rantai radikal).

    3) Terminasi (radikal bebas bereaksi dengan radikal bebas lainnya atau

    dengan penangkapan radikal yang menyebabkan pemanjangan

    rantainya rendah).

  • 8

    Inisiasi : ZH Z* + H

    HO OH HO O*

    Propagasi : Z* + R-C = C- R ZH + R-C = C R

    HO O* O O

    Terminasi : Z* + R-C = C R ZH + R-C C - R

    KET : ZH = non radikal; Z* = radikal bebas

    2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan

    Pada kondisi fisiologis, radikal bebas mempunyai manfaat bagi

    tubuh dengan jumlah yang rendah yaitu untuk ekspresi gen, pertumbuhan

    sel dan sebagai pertahanan terhadap infeksi. Dampak negatif dari radikal

    bebas akan terjadi bila radikal bebas meningkat dan mekanisme

    pertahanan tubuh terhadap radikal bebas tersebut menurun.10

    Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dengan

    cara bereaksi dengan nitrat oksida menjadi peroksinitrit10

    . Pembuluh

    darah diseluruh tubuh dapat terkena efeknya sehingga bisa timbul keadaan

    seperti:

    Kerusakan pada pembuluh darah yang ada di retina mata

    menyebabkan penurunan daya penglihatan sampai bisa terjadi

    kebutaan.

    Kerusakan pada pembuluh darah ginjal di glomerulus.

    Menurunnya sistem pertahanan tubuh.

    Kerusakan pada pembuluh darah koroner dapat meningkatkan

    risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.2,3

    2.1.5 Antioksidan

    Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menangkal efek

    negatif radikal bebas yang terbentuk sebagai metabolisme oksidatif, yaitu

    hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam

    tubuh dengan memberikan satu elektronnya kepada senyawa radikal bebas.

    Radikal bebas dapat dihambat dengan cara mencegah dan menghambat

  • 9

    terbentuknya radikal bebas baru, menangkap radikal bebas, pemutusan

    rantaian dengan memotong propagasi, dan memperbaiki kerusakan yang

    disebabkan radikal bebas. Secara umum antioksidan digolongkan menjadi 2

    yaitu :

    Antioksidan enzimatis: enzim superoksida dismutase (SOD),

    katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx).

    Antioksidan non-enzimatis

    -Larut lemak: tokoferol, karatenoid, flavonoid, dan quinon.

    -Larut air: asam askorbat (Vitamin C), asam urat, protein pengikat

    logam, dan aprotein pengikat hem. 2

    Selain itu, antioksidan juga digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya

    menjadi 3 kelompok, yaitu :

    Antioksidan primer

    Antioksidan primer disebut juga antioksidan enzimatis. Suatu

    senyawa dapat dikatakan sebagai antioksidan primer adalah suatu

    senyawa yang mampu dengan cepat memberikan atom hidrogen

    kepada senyawa radikal bebas sehingga berubah menjadi molekul

    yang kurang reaktif dan mencegah pembentukan radikal bebas

    baru dengan memutus reaksi berantai (polimerasi), kemudian

    mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.17

    Antioksidan sekunder

    Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogen atau

    non-enzimatis. Mekanisme kerjanya dengan cara memotong

    reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan cara

    menangkapnya, sehingga radikal bebas tidak akan bereaksi dengan

    komponen seluler. Antioksidan non-enzimatis dapat berupa

    komponen nutrisi dari sayuran dan buah-buahan.17

    Antioksidan tersier

    Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA

    repair dan metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini

    berfungsi sebagai perbaikan biomolekuler sel yang rusak akibat

    efek radikal bebas.2

  • 10

  • 11

    Prinsipnya pada metode DPPH melihat perubahan warna DPPH

    dalam larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat karena aktivitas

    sampel yang mengandung antioksidan yang mampu menangkap dan

    meredam aktivitas radikal bebas. Semakin banyak DPPH yang diredam,

    warna larutan semakin berubah menjadi pucat. Perubahan warna selain

    dapat dilihat secara kualitatif juga bisa menggunakan spektrofotometer

    dan dinilai absorbansinya. Pada spektrofotometer akan dilihat perubahan

    serapan warna (nilai absorbansi). Absorbansi yang baik untuk larutan

    DPPH adalah kurang dari 1. Tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada

    sampel dilihat dari nilai efficient concentration (EC50) atau Inhibition

    Contentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat

    menyebabkan 50% DPPH kehilangan sifat radikal bebasnya. Semakin

    kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan pada sampel.12,14

    Pengerjaan menggunakan DPPH harus cepat dan hati-hati karena molekul

    DPPH mudah terdegradasi oleh cahaya dan oksigen. Namun, metode

    DPPH lebih sederhana, akurat, cepat, dan bisa dilakukan dengan sedikit

    sampel.6

    2.1.6.2 Metode ABTS

    Metode ABTS (2,2-Azinobis(3-ethylbenzothiazoline)-6-sulfonic

    acid) merupakan subtract peroksidase yang dapat dioksidasi oleh H2O2

    (hidrogen peroksida) membentuk radikal kation. Metode ini digunakan

    untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada makanan atau minuman.

    Secara kimia, reagen ABTS bersifat stabil, larut dalam air, dan lipid.

    Aktivitas penghambatan oleh antioksidan terlihat dari semakin hilangnya

    warna ABTS yang diukur absorbansinya dengan spektrofotometer.19

    2.1.6.3 Metode Deoksiribosa

    Deoksiribosa (2-deoksi-D-ribosa) merupakan gula yang

    mempunyai 5 atom karbon yang merupakan turunan dari suatu gula

    pentose, yaitu ribosa. Deoksiribosa bila terdegradasi akan menghasilkan

    produk karbonil dan dikarbonil seperti MDA atau malondialdehida.

  • 12

    Dalam suasana asam MDA dengan Thiobarbituric acid (TBA)

    menghasilkan kromagen berwarna merah muda. Semakin banyak

    deoksiribosa yang terdegradasi maka semakin tinggi kromogen MDA-

    TBA.19

    2.1.6.4 Xantin Oksidase

    Metode xantin oksidase merupakan uji aktivitas antioksidan yang

    menggunakan enzim superoksida dismutase (SOD). Enzim SOD adalah

    salah satu dari antioksidan endogen yang bekerja dengan mengkatalis

    radikal O2 (superoksida) menjadi H2O2.20

    2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi

    Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang biasa digunakan

    untuk analisa kuantitatif dan semikualitatif pada laboratorium biokimia.

    Prinsip kerjanya adalah interaksi cahaya dan materi yaitu adanya

    penyerapan ultraviolet atau sinar tampak oleh molekul sehingga terjadi

    eksitasi elektron pada orbital molekul. Spektrofotometer UV-Vis akan

    melewatkan sinar pada kuvet (wadah berisi larutan), kemudian akan

    terbaca panjang gelombang larutan dalam satuan nm. Spektrofotometer

    dibagi menjadi tiga daerah yaitu near UV, Visible, dan Verynear Infrared

    (185-400 nm, 400-700 nm, dan 700-1100 nm). Namun lebih sering

    spektrofotometer terbaca pada rentang 185-900 nm. Dasar pengukuran

    absorbansi adalah hukum Lambert-Beer yaitu absorbansi tergantung

    diameter kuvet (dalam cm), konsentrasi larutan, dan koefisien absorpsi

    molar (L mol-1cm-1).16

  • 13

    2.2 Kerangka Teori

    Radikal bebas

    Antioksidan

    Eksogen Endogen

    Terdapat senyawa

    bioaktif seperti

    kurkumin

    Ekstrak daun kunyit

    (Curcuma domestic val)

    Bersifat antioksidan

    dengan mendonorkan

    atom hidrogen

    Metode DPPH

    DPPH

    Memiliki elektron yang

    tidak berpasangan

    DPPH menjadi DPPH-H

    yang lebih stabil

    Perubahan warna larutan

    dari ungu pekat menjadi

    kuning pucat

    Semakin banyak

    aktivitas antioksidan

    terhadap DPPH

    Absorbansi diukur dengan

    Spektrofotometer UV-Vis pada

    panjang gelombang maksimum DPPH

    yaitu 517 nm. Absorbansi baik

  • 14

    2.3 Kerangka Konsep

    2.4 Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur

    1

    Konsentrasi

    ekstrak daun

    kunyit

    Konsentrasi

    larutan uji

    dalam ppm (1

    ppm = 1

    g/mL)

    V1M1=V2M2

    (perbandingan

    ekstrak dengan mL

    metanol)

    - Numerik

    50 ppm

    100 ppm

    150 ppm

    200 ppm

    2 Absorbansi

    sampel

    Nilai absorbansi

    pada masing-

    masing sampel

    Diukur panjang

    gelombang dengan

    alat

    spektofotometer

    Spektofot

    ometer Numerik Nm

    3 IC50

    Nilai

    konsentrasi

    ekstrak yang

    mampu

    menghambat

    aktivitas proses

    oksidasi sebesar

    50 %

    Persamaan regresi

    linier -

    Kategorik

    Ordinal

    Klasifikasi

    Blois:

    IC50 < 50

    g/ml = sangat kuat

    IC50 50-100

    g/ml = kuat IC50 101-150

    g/ml= sedang IC50

    151-200

    g/ml = lemah IC50>

    200 g/ml = tidak aktif

    Ekstrak Daun Kunyit

    Analisis

    Bersifat antioksidan

    Spektrofotometer UV-Vis

    Metode DPPH

  • 15

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui

    aktivitas antioksidan daun kunyit dengan menggunakan metode DPPH.

    3.2 Waktu dan Tempat penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah pada bulan Februari sampai Agustus 2014.

    3.3 Sampel

    Sebanyak 500 gram daun kunyit yang digunakan dalam penelitian ini

    didapatkan dari pasar Ciputat. Daun dipilih yang tidak terlalu muda dan tua,

    tidak kering, tidak berjamur, sudah dibersihkan. Kemudian dideterminasi

    oleh Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

    Bogor. Determinasi dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan

    identitas sampel. Hasil determinasi menunjukan bahwa sampel yang diuji

    benar spesies Curcuma Domestica Val. Kemudian dibuat larutan ekstraknya

    dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm

    yang masing-masing dibuat tiga kali pengulangan.

    3.4 Alat dan Bahan Penelitian

    3.4.1 Alat penelitian

    Timbangan analitik; tabung reaksi; tabung Erlenmeyer; cawan; gelas

    ukur; labu ukur 10 mL; kaca arloji; batang pengaduk; botol gelap; gelas

    beaker; mikropipet 10, 100, dan 1000 L; tip 10, 100, dan 1000 L;

    alumunium foil; shaker waterbath; kuvet dan spektrofotometer UV-Vis

    Hitachi 2,2 solution.

    3.4.2 Bahan Penelitian

    Simplisia, metanol, DPPH, air aquades, dan vitamin C.

  • 16

    3.5 Cara Kerja Penelitian

    3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia Nabati

    Daun kunyit ba sah diambil dari Pasar Ciputat (sudah dideterminasi)

    kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Daun

    yang telah kering diblender menjadi serbuk daun kunyit.21

    3.5.2 Pembuatan ekstrak daun kunyit

    Pembuatan ekstrak daun kunyit dilakukan oleh peneliti di

    laboratorium biologi dengan menggunakan metode maserasi dan remaserasi

    yaitu menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

    pengadukan pada temperatur ruangan.21

    Setelah dilakukan maserasi selama

    24 jam dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtrat

    kemudian dilakukan evaporasi menggunakan rotator evaporator pada suhu

    37C untuk memisahkan pelarut metanol dengan ekstrak daun kunyit

    sehingga didapatkan ekstrak kental daun kunyit. Kemudian residu direndam

    lagi dalam pelarut metanol untuk dilakukan remaserasi.22

    3.5.3 Pembuatan Larutan

    a) Pembuatan Larutan DPPH 634 M

    Timbang DPPH sebanyak 0,0014 gram.

    Larutkan dalam 14 mL metanol.

    Larutan dikocok hingga homogen kemudian dimasukan ke dalam

    botol gelap.

    Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis untuk

    memperoleh panjang gelombang maksimum.

    b) Pembuatan Larutan kontrol

    Dalam 1500 L metanol ditambahkan 500 L larutan DPPH.

    Larutan dikocok hingga homogen.

    c) Pembuatan Larutan uji

    1. Larutan Induk (1000 ppm)

    10 mg ekstrak daun kunyit dilarutkan kedalam 10 mL

    metanol = 10mg/10 mL = 1 mg/mL = 1000 g/mL = 1000 ppm.

  • 17

    2. Larutan Seri

    a) 200 ppm

    400 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian tambahkan 500 L larutan DPPH.

    b) 150 ppm

    300 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian tambahkan 500 L larutan DPPH.

    c) 100 ppm

    200 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian tambahkan 500 L larutan DPPH.

    d) 50 ppm

    100 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian tambahkan 500 L larutan DPPH.

    d) Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C)23

    Vitamin C berupa serbuk putih didapatkan dari Laboratorium

    Kimia Obat Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Vitamin C yang

    digunakan merupakan produk perusahaan VWR.

    1. Larutan Induk (100 ppm)

    1 mg vitamin C murni dilarutkan dalam 10 mL metanol = 0,1

    mg/mL = 100 g/mL (ppm).

    2. Larutan seri (2,4,6,8 ppm)

    a) 2 ppm

    40 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian ditambahkan 500 L larutan

    DPPH.

    b) 4 ppm

    80 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian ditambahkan 500 L larutan

    DPPH

  • 18

    c) 6 ppm

    120 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1600 L. Kemudian ditambahkan 500 L larutan

    DPPH.

    d) 8 ppm

    160 L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai

    volumenya 1500 L. Kemudian ditambahkan 500 L larutan

    DPPH.

    3.6 Pengukuran Absorbansi

    Semua larutan kontrol, larutan ekstrak daun kunyit dan larutan standar

    positif (vitamin C) dikocok menggunakan shaker waterbath dan diinkubasi

    pada suhu 37oC selama 30 menit dalam keadaan gelap (ditutup alumunium

    foil). Hal ini dilakukan karena radikal DPPH mudah didegradasi oleh cahaya.

    Kemudian absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

    panjang gelombang 517 nm. Setelah nilai absorbansinya didapat, dihitung

    persen hambatan masing-masing larutan dengan menggunakan rumus:12

    % Hambatan = (Abs0 Abssample) x 100% Abs0

    Setelah didapatkan % aktivitas hambatan dicari nilai IC50 melalui

    persamaan regresi linier y = a + bx.

    3.7 Analisis Data Antioksidan

    Data antioksidan pada radikal DPPH (% penghambatan) ekstrak daun

    kunyit dianalisis dan dihitung nilai IC50. Semakin kecil nilai IC50 berarti

    aktivitas antioksidan semakin kuat. Pada penelitian ini nilai IC50 dianalisis dan

    dihitung mengunakan persamaan regresi linear.12,24

    Data % hambatan dan konsentrasi larutan digunakan untuk mencari

    nilai IC50 dengan persamaan regresi linear y= a + bx, dimana y adalah %

    hambat 50 (senilai 50) dan x adalah nilai IC50. Nilai konstanta a menunjukkan

    besarnya nilai variabel y jika variabel x adalah 0. Sedangkan nilai b

  • 19

    menunjukkan besarnya perubahan variabel y jika variabel x berubah sebesar

    satu satuan. Berikut ini tabel mengenai klasifikasi aktivitas antioksidan

    menurut Blois15

    :

    Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan

    No.

    Nilai IC50

    Antioksidan

    1.

    < 50 ppm

    Sangat kuat

    2.

    50-100 ppm

    Kuat

    3.

    100-150 ppm

    Sedang

    4.

    151-200 ppm

    Lemah

  • 21

  • 22

    menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum

    DPPH yaitu 517 nm. Kemudian dicari % penghambatan masing-masing

    konsentrasi. Berikut ini nilai absorbansi dan % penghambatan dari setiap

    konsentrasi ekstrak daun kunyit dan vitamin C:

    Tabel 4.1 Nilai absorbansi dan % penghambatan ekstrak daun kunyit

    No Konsentrasi

    (ppm)

    Rata-rata nilai

    absorbansi % Penghambatan

    1 50 ppm 0.465 14.04 %

    2 100 ppm 0.344 36.41 %

    3 150 ppm 0.243 55.08 %

    4 200 ppm 0.199 63.22 %

    *Larutan kontrol = 0.541 nm

    Tabel 4.2 Nilai absorbansi dan % penghambatan vitamin C

    No Konsentrasi

    (ppm)

    Rata-rata nilai

    absorbansi % Penghambatan

    1 2 ppm 0.504 6.83 %

    2 4 ppm 0.433 19.96 %

    3 6 ppm 0.234 56.74 %

    4 8 ppm 0.102 81.14 %

    *Larutan kontrol = 0.541 nm

    Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 terlihat hasil bahwa semakin besar

    konsentrasinya semakin kecil nilai absorbansinya karena semakin besar

    konsentrasi larutan, aktivitas antioksidan semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan

    perubahan warna dari DPPH dan nilai % penghambatan yang semakin tinggi.

    Setelah dilakukan penghitungan utntuk mendapatkan data %

    penghambatannya maka akan dibuat grafik dengan menggunakan Microsoft Excel

    dimana konsentrasi larutan (x) dan % penghambatan (y) yang akhirnya didapatkan

    persamaan regresi liniernya. Berikut hasil persamaan regresi linier ekstrak daun

    kunyit dan vitamin C :

  • 23

    Gambar 4.3 Persamaan regresi linier ekstrak daun kunyit

    Gambar 4.4 Persamaan regresi linier vitamin C

    4.3 Penetapan Nilai IC50

    Nilai IC50 dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi

    linier. Untuk memudahkan input data maka digunakan microsoft excel untuk

    mencari persamaan regresi linier. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin

    besar aktivitas antioksidan.12

    Setelah melakukan perhitungan, IC50 daun kunyit

    dan vitamin C sebagai berikut:

    y = 0,3324x + 0,635 R = 0,9631

    0

    20

    40

    60

    80

    0 50 100 150 200 250

    % p

    engh

    amb

    atan

    konsentrasi ekstrak daun kunyit (ppm)

    y = 12,986x - 23,76 R = 0,9721

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    0 2 4 6 8 10

    % p

    engh

    amb

    atan

    konsentrasi vitamin C (ppm)

  • 24

    Tabel 4.3 Nilai IC50

    No Bahan Nilai IC50

    1. Ekstrak Daun Kunyit 148,51 ppm

    2. Vitamin C 5,67 ppm

    Tabel 4.3 menunjukan ekstrak daun kunyit memiliki nilai IC50 sebesar

    148,51 ppm dan vitamin C sebesar 5,67 ppm. Berdasarkan klasifikasi Blois,

    ekstrak daun kunyit termasuk dalam kategori antioksidan sedang dan vitamin C

    termasuk ke dalam antioksidan yang sangat kuat.15

    Sementara penelitian

    sebelumnya, menggunakan ekstrak dari rimpang kunyit memiliki aktivitas

    antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 56,17 ppm.5

    Lingkungan yang

    baik dapat memengaruhi senyawa bioaktif yang terkandung, daun kunyit pada

    penelitian ini didapatkan dari pasar Ciputat, berbeda dengan penelitian yang

    dilakukan pada rimpang kunyit yang didapatkan dari lingkungan untuk tumbuh

    yang dikondisikan dengan baik. Sehingga nilai dari IC50 lebih kecil dari pada

    penelitian ini. Aktivitas antioksidan disebabkan karena daun kunyit mengandung

    kurkumin. Kurkumin merupakan metabolit sekunder yang tersebar pada

    tumbuhan dan termasuk senyawa fenolik sehingga cenderung mudah larut dalam

    pelarut polar. Kurkumin bersifat antioksidan sehingga mampu meredam aktivitas

    radikal hidroksil.18

  • 25

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    1.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dengan berbagai

    konsentrasi larutan uji ekstrak daun kunyit, terdapat perubahan warna

    DPPH dari ungu pekat menjadi kuning terang. Hal ini menunjukkan

    adanya aktivitas antioksidan ekstrak daun kunyit.

    2.Nilai IC50 ekstrak daun kunyit sebesar 148.51 ppm dan digolongkan

    sebagai antioksidan sedang menurut kriteria Blois.

    5.2 Saran

    1.Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa

    bioaktif ekstrak daun kunyit yang bersifat antioksidan.

    2.Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai efek daun kunyit lainnya

    seperti efek toksisitas dan antimikrobakterial.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    1, Corwin J.E. Buku saku patofisiologi.Edisi 3.Jakarta : EGC. 2009. hal.32-4.

    2. Winarsih H. Antioksidan alami dan radikal bebas : potensi dan aplikasi dalam

    kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. 2007.hal.77-82.

    3. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi Robbins. Edisi 7.Volume

    1. Jakarta: EGC. 2007. hal.6-8.

    4. National Cancer Institute. Antioksidant and cancer prevention: fact sheet

    (serial online) 2004 July (cited 2014 April 15) available from: URL:

    www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/prevention/antioxidant.

    5. Nurfina, A. Turunan kurkumin sebagai penangkap radikal hidroksi, laporan

    penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta. 1996.

    6. Yuhernita dan Juniarti. Analisis senyawa metabolit sekunder dari ekstrak

    methanol daun durian yang berpotensi sebagai antioksidan.Makara Sains. April

    2011;15(1): 48-52.

    7. Rukmana,Rahmat.Kunyit.Jakarta : Kanisius. 1994.hal.13-4.

    8. Thomas A. Tanaman obat tradisional. Jakarta : Kanisius. 2006.hal.33-5.

    9. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan

    obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.Jakarta : Depkes RI.

    2000.hal.1-12.

    10.Gitawati R. Radikal bebas-sifat dan perannya dalam menimbulkan

    kerusakan/kematian sel. Cermin Dunia Kedokteran. 1995;102: 33-6.

    11.Ardiansyah. Antioksidan dan perannya bagi kesehatan. Artikel IPTEK. 2007.

    12.Molyneux P. The use of the stable free radical diphenylpicrylydrazyl (DPPH)

    for estimating antioxidant activity. Jurnal Science Technology. 2004;26(2):

    212-8.

    13.Reynertson KA. Phytochemical analysis of bioactive constituens from edible

    mytaceae fruit, dissertation. New York : The City Universityof New York.

    2007.

  • 27

    14.Kristiana HD, Ariviani S, Khasanah LU.Ekstraksi pigmen antosianin buah

    senggani ( Melastoma malabathricum auct. Non linn )dengan variasi jenis

    pelarut. Jurnal teknosains pakan.2012;1(1): 107.

    15.Blois, MS.Antioxidant determinations by the use of a stable free

    radical.Nature. 1958:1(1): 1199-200.

    16.Rouessac A. Chemical analysis modern instrumentatiom methods and

    techniques. England : Willey.2004.

    17.Youngson, Robert. Antioksidan: manfaat vitamin C dan E bagi kesehatan.

    Jakarta: EGC. 2005.hal.18-21.

    18.Tonnesen, H.H, and Greenhill, J.V. Studies on curcumin and curcuminod

    curcumin as a reducing agent and as a radical scavanger. International Journal

    of Pharmaceutic.1992;87: 283-9.

    19.Halliwell B, Gutteridge JMC. Free radical in biology and medicine. New York:

    Oxford Universsity Press.2000.

    20.Munim, Negishi O, Ozawa T. Antioxidative compounds from Crotalaria

    sessiflora. Biosci Biotechnol Biochem. 2003;67(2).

    21.Harborne JB. Metode fitokimia, penuntun cara modern menganalisa tumbuhan.

    Terjemahan K. Padmawinata Edisi II. Bandung: ITB Press. 2006.

    22.Muhlisah F. Tanaman obat keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya.1999.hal.38-40

    23. Nabavi SF, Nabavi SN, Ebrahimzadeh MA, Asgarirad H. The antioxidant

    activity of wild medlar (Mespilus germanical) fruits, stem bark and leaf.

    African Journal of Biotechnology.2011; 10(2): 283-9.

    24. Kekuda TRP, Vinayaka KS, Kumar SUP, Sudharshan SJ. Antioxidant and

    antibacterial activity of lichenextracts, honey and their combination. Journal

    of Pharmacy Research 2009;2(12):1875-8.

  • 28

  • 29

  • 30

    Lampiran 3

    Riwayat Penulis

    Identitas :

    Nama : Nurhabiba Edriana

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat, Tanggal Lahir : Batusangkar, 13 September 1993

    Agama : Islam

    Alamat : Jln. Korong Tabuah Jor.Koto Gadang, Kec.Padang

    Ganting, Prov.Sumatera Barat

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan :

    2000 2006 : Sekolah Dasar Negeri 06 Padang Ganting

    2006 2008 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Padang Ganting

    2008 2011 : Sekolah Menengah Atas 03 Batusangkar

    2011 sekarang : Program Studi Pend idikan Dokter FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta