8/9/2019 Nl September 2008 http://slidepdf.com/reader/full/nl-september-2008 1/20 Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. 021 7221504, Fax. 021 7265241 C A RE C A RE newsletter Edisi 03/IV Syawal 1429 H Oktober 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Komplek Masjid Agung Al Azhar Jl. Sisingamangaraja
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. 021 7221504, 021 7204733
Fax. 021 7265241Iklan: Ningsih (0816 1471011)
Dewan Pertimbangan: H. Ir. Adiwarman A Karim, SE, AK, MAEPH. Drs. Rusydi Hamka; H. Mahfud Makmun; H. Nasroul Hamzah, SHKomisi Pengawas: H. Drs. Soebroto Tirtoatmodjo;H. Arlinus Sampono; Agus Heryanto, SH; Dra. Massaina Daud;Drs. H. Tulus Badan Pelaksana: H. Mursjid Mahmud;H. Chairul Anwar, SE; Hj. Aty NurchamidDirektur Eksekutif: M. Anwar Sani Corporate Secretary:Suryaningsih; Tia Indrawan (Public Relation) Fundraising:Dwi Kartikaningsih, SEI (Supervisor); Siti Sarifah; MardiyatiProgram/Pendayagunaan: Joko Windoro (Manajer); AgusBudiono; Iwan Rachmat, Endang YP, Deden S. Keuangan:M.Farid (Supervisor); Uci Komunikasi Media: M. Taufik, HerwibawaPercetakan: Az-Zahra (Isi di luar tanggungjawab percetakan)
M. Anwar SaniDirektur Eksekutif
Al Azhar Peduli Ummat
da cerita aneh yang saya dengarsambil lalu di busway jurusan Blok M
- Kota. Seorang suporter PSSI
kebetulan bertemu kawannya, merekaduduk di samping saya.
“Selamat ya, sudah lama PSSI tidak memenangi gelar dalam sebuah turnamen,” katakawan si suporter. Saya sedikit paham bahwayang dimaksud orang itu adalah keberhasilanPSSI menjuarai Piala Kemerdekaan beberapa
waktu lalu.“Kemenangan? Kemenangan apa?” sahut si
suporter dengan nada geram. “Bagiku, itu bukansebuah kemenangan, tetapi kekalahan paling memalukan!” Nah lo...
Penasaran, sesampai kantor saya membuka-buka situs berita sepakbola; mencari tahu kenapasuporter PSSI tadi begitu dongkol ketika timsepakbola kesayangannya memenangi sebuahturnamen.
Di partai final, rupanya PSSI berhadapandengan timnas Libya yang dihuni “anak-anak kemarin sore”. Kita menang 3-1. Sayangnya, skor itu bukankarena anak-anak Merah Putihberhasil menjebol gawang Libyatiga kali, tetapi skor hadiahkarena tim Libya tidak mau melanjutkanpertandingan babak ke
dua. Libya mogok main,padahal tengah unggul 1-0sampai akhir babak pertama.
Apa pasal?Rupanya saat jeda terjadi keributan antara
Sudarno, pelatih kiper PSSI dengan Gamal Adeen M., coach Libya. Gamal mengaku dipukulDarno saat berada di koridor menuju ruang ganti.Darno menyangkal, diperkuat kesaksian AndiDarussalam Tabusala, Manajer Timnas. Tapi apaboleh buat, tetamu negara itu kadung ngambek dan tidak mau melanjutkan pertandingan.Mereka dinyatakan kalah WO!
Gamal menyatakan akan mengadukan kasusini ke FIFA, organisasi induk olahraga sepakboladunia. Dan yang pasti, “Kami akan berpikir ulang jika diundang lagi untuk bertanding di negara
Anda,” kata Gamal pada wartawan.
Kemenangan? Kemenangan Apa?
A
Assalamu’alaikum
Jejaring Al Azhar Peduli Ummat:
Edisi Syawal 1429H
C A REC A REnewsletter
f o t o : j w
Nah, di situs internet itu, terpampang foto skuad Merah Putih sedang mengangkatpiala Kemerdekaan dengan senyum mengem-
bang, di bawah taburan serpihan kertas warna-warni. Meriah.
Donatur yang dimuliakan Allah. Marikita ibaratkan puasa Ramadhan yang baru lalusebagai sebuah pertandingan final sepakbola.Ketika kemenangan akhirnya diraih, apakahkemudian olahraga sepakbola tutup buku?
Apakah Ramadhan sekadar sebuah partai finalyang berlangsung sebulan dan puncaknyaadalah kemenangan di hari Iedul Fitri?
Bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?Nilai-nilai apakah yang bisa kita unduh sebagaihikmah puasa Ramadhan? Value sepertiapakah yang kita petik dan kita tanamkan lagidalam perjalanan hidup selanjutnya setelahkita memenangi sebuah turnamen akbar?
Sebelum jauh ke sana, mari kita periksalagi “cara” kita memenangi “partai final” yang
berlangsung pada turnamen kehidupanselama satu tahun itu. Sebab, proses
lah yang lebih menentukan nilaiibadah kita ketimbang hasil
akhir.Puasa adalah ibadah
spesial. Kualitas ibadahpuasa Ramadhan hanya Allah dan pelakunya yang
tahu. Bahkan, kitasebenarnya hanya bisa
berharap bahwa puasa kitabenar-benar telah memenuhi kriteria
yang ditetapkan Sang Khaliq, sebab hanya Diayang punya otoritas menilai ibadah kita.
Tetapi indikasi kemenangan puasaRamadhan dan cara meraihnya, masih bisakita tilik dari nilai-nilai yang kita jadikanpegangan dalam menjalani hari-hari pascaRamadhan. Secara general, hadits Rasulullahbisa kita jadikan acuan: “Kalau hari ini lebih buruk dari kemarin, maka kita kalah. Kalau hari ini sami mawon dengan hari-hari sebelumnya, kita merugi. Tetapi kalau hari ini amal ibadah kita,baik vertikal maupun horisontal lebih baik dari hari-hari kemarin, kita telah benar-benar meraih kemenangan!” InsyaAllah. [A]
Allah sepi kembali. Masjid dan mushola yang semula terasa kekecilan untuk menampung luberan jamaah, sekarang rasanya kebesaran.
Maklum, shaf-shaf sholat mengalami kemajuan dalamarti verbal, hingga tinggallah imam dan beberapamakmum. Sebaliknya, tempat-tempat hiburan kembaligegap gempita, setelah sebelumnya redup selamaRamadhan. And the show must goes on, business as usual .
Begitulah biasanya, umumnya manusia. Karenaitu Allah SWT sudah memperingatkan, “ Jika kau ikuti kebanyakan manusia di bumi ini niscaya akan melalaikanmu dari jalan Allah.’’ (QS Al An’am: 116).
Tapi, kejamakan itu tidak berlaku bagi pribadi Al ghuraba . “Islam ,’’ kata Rasulullah SAW , “bermula dalam keadaan asing (gharib), dan akan kembali dianggap asing sebagaimana mulanya. Maka beruntunglah orang-orang asing
(ghuraba) itu.” (HR Imam Muslim).Siapakah Al g huraba itu?
Jawab Rasul: “Yaitu orang-orang yang melakukan perbaikan ketika orang-orang lain rusak.” (HR Imam Thabrani dari Sahal ra).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan ImamBaihaqy dan Imam Tirmidzi, maksud ghuraba adalah“Orang-orang yang menghidupkan sunnahku dan mengajar- kannya kepada manusia.” Sedangkan dalam riwayat Imam
Ahmad dan Imam Thabrani, yang disebut ghuraba adalah “ Manusia shalih yang sedikit di antara manusia yang banyak.”
Ketika kebanyakan orang gembira ria merayakanIdul Fitri, Al ghuraba malah menangis. Ya, ia turutgembira, tapi sekaligus sedih. Sedih ditinggalkanRamadhan, bulan yang luar biasa istimewa. Sehinggakata Nabi SAW: “ Andai umatku paham akan keistime- wanaan Ramadhan, niscaya ia ingin Ramadhan berlangsung sepanjang tahun .’’
Sedekah di bulan Ramadhan misalnya,nilainya luar biasa. “Seutama-utama sedekah adalah
pada bulan Ramadhan ,” kata Rasulullah SAW (HR Tirmidzi dari Anas ra). Beliau sendiri membericontoh. Ibnu Abbas ra meriwayatkan, “Rasulull- ah SAW adalah manusia paling dermawan, lebih-lebih
pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya setiapmalam untuk mengajari Al Qur`an. Kedermawanan
Rasulullah SAW saat itu lebih baik daripada hembusan angin sepoi-sepoi.’’ (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, Ramadhan bukanlah bulan intermezo.Bukan pula semacam halte. Bukan bulan yang tidak ada
Fokus
3
relevansinya dengan sebelas bulan lainnya, baik sebelummaupun sesudahnya. Keistimewaan Ramadhan tidak berarti menghilangkan arti penting kebajikan di bulanlain.
Bahkan, kata Imam Bisyr, “Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengetahui hak Allah kecuali di bulan Ramadhan. Orang shalih akan selalu bersungguh-sungguh beribadah sepanjang tahun (tak hanya saat Ramadhan).”
lmam Asy Syalabi pernah ditanya, “ Mana lebih utama, Rajab atau Sya’ban ?”
Jawab beliau: “Kun Rabbaaniyyan walaa takun Sya’baaniyyan ! (Jadilahengkau muslimRabbani/yang selaluingat Allah kapansaja, jangan jadi
Sya’bani/yang hanyaberibadah di Sya’bansaja). Dulu, Nabi SAW
pun amalnya selalu berkesinambungan .”
Halte TerakhirHalte Terakhir Allah tidak membatasi amal seorang mukmin dengan suatu
Hal itu ditegaskan UmmulMukminin Aisyah ra ketika beliauditanya, apakah Rasulullah dulumengkhususkan suatu bulantertentu untuk beribadah. “Tidak,’’jawab Aisyah, “beliau selalu berke- sinambungan .”
Dari situlah Imam Hasan AlBashri menegaskan, “Sesungguhnya
Allah tidak membatasi amal seorang
mukmin dengan suatu waktu tertentu selain kematian .” Kemudianbeliau membaca firman
Allah SWT dalamSurah Al-Hijr ayat 99:“Dan sembahlah Rabbmu sampai kematian
untuk mensucikan diridari dosa-dosa sebelasbulan sebelumnya,
sekaligus mensucikankomitmen pada sebelasbulan berikutnya.
Jadi, kalau Andasudah bersedekah lebihbanyak dari biasanyapada Ramadhan lalu,
jangan terus berhenti bederma.Dengan do’a Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhan , bukan berartimenunda hak orang dhuafa hinggaRamadhan tahun depan.
Tak mengapa kuantitas
sedekah menurun dibanding Ramadhan. Yang penting is-tiqomah. Kata Nabi SAW: “ Amal
yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu walau sedikit.” (Muttafaq ‘Alaih).
Pada hari pertama Syawal,gembirakanlah diri dengan sedekahyang nothing to loose . Sebagaimanadulu kaum wanita spontan bersede-kah melalui Baitul Maal. Ibnu
Abbas ra menuturkan: “ Aku bersaksi bahwa Rasulullah SAW shalat ’Id sebelum khutbah, lalu beliau berkhut- bah. Merasa suaranya kurang terdengar oleh kaum wanita di barisan belakang,
beliau pun mendatangi tempat para wanita. Lalu berwasiat agar mereka bersedekah. Bilal lalu membentangkan
surbannya untuk mengumpulkan sedekah para wanita tersebut. Mulailah para wanita tersebut melemparkan cincin,anting-anting, dan perhiasan lainnya ke surban itu (sebagai sedekah).” (HR Bukhari dan Muslim).
Bahkan untuk almarhum ataualmarhumah orang-orang tercintapun, Anda dapat bersedekah atasnamanya. Dulu, seorang shahabatbertanya, “Ya Rasulallah, ibuku telah wafat dan belum sampai berwasiat tentang hartanya. Jika sempat berwasiat, kukira
pasti akan bersedekah juga. Maka jika
aku sedekah atas nama ibuku, apakah ia akan mendapatkan pahala ?” JawabRasul, “Ya !” [Pane Fahri]
Amal yang paling dicintai Allah adalah yang
kontinyu walau sedikit
Fokus
Bukan Halte Terakhir4
Bahagia seorang mustahik di konter DLM Al Azhar Peduli Ummat
f o t o o l e h : J W
Kalau kita memang benar-benar mempersiap-
kan puasa untuk memper-baiki diri kita, makakebiasaan berderma punakan terbawa terus. Kalaukita terbiasa bersedekah dibulan Ramadhan,insyaAllah akan menularpada 11 bulan berikutnya.
Malu dong kalaumenjadi dermawan hanyadi bulan Ramadhan.Rasulullah saja yang sudahmenjadi kekasih Allah
sangat dermawan. Apalagi kalau sudahmengena aqidah-nya, pastitambah malu kalau cuma
berderma di saat bulanpuasa. Sebab kalau
aqidah-nya mengena,maka dia akan merasakankebesaran Allah. Dia akanmenyadari betapa kecildirinya. Jadi, kalau Yang Maha Kaya saja selalumemberi, masak nggak malu sama Allah SWT.
Baiknya sih dalambulan-bulan selanjutnyasedekah kita justru terusbertambah. Sedekah harusdiberi kepada saudara-
saudara kita yang kekurangan, paling tidak pada 8 golongan itu. Bilakita melihat tetangga lapar
dan kedinginan tetapi kitacuek saja, kita nanti bakal
kena azabNya.Untuk mencapai
derajat muttaqien, kitaharus berani berubah.Setiap tahun harus adayang diperbaiki, harus adayang lebih bagus dari padaRamadhan kita tahun lalu.
Nah, untuk menyo-sialisasikan kedermawanansosial, kita harus bisamenyentuh hati saudara-saudara kita dengan
keimanan. Ini peran kitabersama. Nukan hanyaimam masjid, misalnya.
Jadi kita pun harus
Astri Ivo, Artis
bersyiar , beramar maruf nahi munkar. Saya sangat
setuju dan sangat perlubila fialntropi ini tidak hanya di bulan Ramadhansaja.
K ALAU DIPERHATIKAN,banyak masjid danmushala yang penuh dihari-hari pertama Ra-
madhan. Biasanya sampaisepuluh hari pertama. Tapisepuluh hari menjelang lebaran, masjid makinterasa luas, shaf -nya makinmaju. Orang-orang mulaisibuk membuat kuelebaran, sibuk beli bajulebaran, sibuk ini dan itu.
Hal seperti itumemang masih terjadidalam masyarakat kita.
Tapi masih banyak juga
contoh yang baik.Misalnya, penunaian zakat,infaq, dan sedekah yang booming di bulan Ra-madhan. Makin banyak yang sadar membayarzakat, makin banyak yang mendermakan hartanya dijalan Allah.
Semakin orang tahubahwa sebagian hartamiliknya, yaitu 2,5% itumilik orang lain. Rizki
umat yang membutuhkan(dhuafa -red). Harusdiperhatikan delapangolongan itu. Momentum
yang tepat adalah padasaat Ramadhan tiba,meskipun sebaiknya tidak hanya di bulan Ramadhansaja. Dalam bulan-bulanlainnya kita juga senantiasaberibadah, beramal, danbersedekah.
Saat ini banyak lembaga zakat yang siapmembantu kita menunai-kan salah satu rukunIslam ini. Mereka
membantu kita untuk menyalurkan harta kitapada jalan yang benar.Maka berzakatlah wahaisaudaraku. Seperti padapotongan ayat “wa akimu salatta wa atuz zakata” ,dirikanlah solat danbayarlah zakat.
Selain berzakat, kitajuga diwajibkan bersede-kah. Sedekah tidak hanyadengan uang, tapi bisa
dengan berbagai cara.Dengan senyum, kitasudah membahagiakanorang lain, sudah sedekah.
Senyum yang tersungging manis, sudah memberi-kan kebaikan untuk orang lain.
Maka, marilah kitabersama-sama saling berlomba dalam kebaikandan memperjuanganamar ma’ruf nahi munkar . Semogaamal ibadah kitaselamaRamadhan ini
mendapatkanRidhodariNya.Dansemoga kitadiberikanrizki yang melimpahdankeder-ma-
Siapa bilang orang miskin dinegeri ini tidak ada yang
membela? Kata para Birokrat,penarikan subsidi BBM adalah wujud nyata keberpihakan Pemerin-tah pada rakyat kecil. Selama ini yang menikmati BBM, kata mereka,ternyata justru kalangan menengahke atas alias orang-orang kaya.Makanya subsidi ditarik dan uang yang terkumpul dari penghematananggaran itu dipakai buat membeli-kan “gula-gula” bagi rakyat miskinmelalui skenario Bantuan Langsung
Tunai (BLT).Dan, oh ya.., harap Anda
semua paham, pemerintah hanyamenaikkan harga BBM yang konsumen terbesarnya para pemilik kendaraan bermotor dan kalangan
industri. Soal ikut melejitnya hargasembako, dan sejuta bahan kebutuh-
an yang penting tapi tidak pokok lainnya, yang membuat wargamiskin menjerit, itu di luar skenarioPemerintah.
Nah, mengantisipasi skenarioburuk itu rupanya jadi porsi wajib
Al Azhar Peduli Ummat dan LAZlain yang membuka layanan mustahik.
“Jumlah mustahik yang datang berganda. Selain dampak kenaikan BBM, memang pada bulanRamadhan seperti biasa banyak mustahik yang datang ke Masjid
Agung untuk ngalap berkah,” ujar
Iwan Rahmat, Koordinator DivisiLayanan Mustahik (DLM) Al AzharPeduli Ummat.
Seperti berjubelnya mustahik
dalam pembagian zakat fitrah diPasuruan yang berujung maut itu,sepertiga akhir Ramadhan, DLMjuga diserbu mustahik. Tapimembanjirnya mustahik tidak membuat awak DLM gopoh. Tatakelola penyaluran zakat fitrah sudahterpola dengan baik, handalmengantisipasi segala kemungkinan.
Dilahirkan SejarahDLM lekat dengan ke-beradaan Al Azhar Peduli Ummat.Divisi yang menjadi “wajah” LAZitu nampaknya dilahirkan sejarah.
“Dulu, ketika Al Azhar PeduliUmmat pertama dibuka di komplek Masjid Agung Al Azhar, kamimemasang billboard lembaga.Harapannya muzakki jadi tahubahwa Al Azhar sudah punyaLAZ,” tutur Anwar Sani, founding
father yang kini memimpin Al AzharPeduli Ummat. Tapi alih-alih
muzakki/donatur yang datang,lanjut Sani, “Kami malah diserbumustahik yang minta bantuan daridana zakat.”
Kilas Program
Divisi Layanan Mustahik
JPS di Luar Skenario21 orang tewas dalam tragedi “zakat maut” di Pasuruan,Jatim, September lalu. Sebenarnya, andai penyaluran zakat/ sedekah tertata dengan baik, bukan cuma risiko terkurangi,manfaat bagi mustahik pun berlipat.
Divisi Layanan Mustahik, melayani dengan hati. Foto oleh: Yie’
“Kami langsung tancap gas melakukan fundraising. Tapikarena masih belum populer, zakat yang terhimpun masihsedikit. Terpaksa banyak juga mustahik yang pulang dengantangan hampa,” kisah Sani.
Seiring waktu, kepercayaan muzakki bertumbuh. Layananyang diberikan kepada mustahik pun meningkat. Tahun keempat Al Azhar Peduli Ummat, penyaluran dana zakat langsung kepada mustahik melalui DLM rata-rata per bulan mendekati
angka 60 juta rupiah, terbagi dalam skala prioritas delapan asnaf mustahik yang datang.
Angka itu mencapai 40 persen rata-rata perolehan zakatbulanan. Sisanya disalurkan melalui Divisi Program/Pendaya-gunaan yang bermarkas di Jl. radio Dalam no 9B, Gandaria Utara,
Jaksel. “Penyaluran zakat melalui program lebih besar karenakontrol pendayagunaan dan manfaatnya lebih baik. Tapi kamitidak bisa menafikan mustahik yang datang langsung denganberbagai kesulitan,” ujar Joko Windoro, Manajer P/P.
Jaring PengamanNah, soal mustahik yang datang langsung ke DLM, Iwan
Rahmat punya segudang cerita. Awak DLM dituntut bukan
sekadar melayani secara formal, mereka wajib menguasai teknik memberi thausiyah dengan santun. Kesabaran awak DLMdituntut lebih.
“Mereka datang dengan berbagai problema. Kadang tuntutannya di luar kemampuan lembaga, kadang demi menda-pat bantuan, segala cara digunakan,” tutur Iwan. “Kami ini jadisemacam jaring pengaman sosial,” tambah dia.
Iwan lalu bermunajad, “Setiap hari, saya selalu berharapagar mustahik yang datang bisa berkurang jumlahnya. Bukannyatak sanggup lagi melayani, tetapi di negeri yang gemah ripah loh
jinawi ini, masak sih kemiskinan begitu menghantui?” Walau kadang merasa kehilangan sensitifitas karena tiap
hari mendengar keluh kesah kaum dhuafa, Iwan cs. mengakupunya obat hati tersendiri kalau mendapati mustahik yang sabardan pandai bersyukur.
”Alhamdulillah, prosedur di Layanan Mustahik tidak menyulitkan. InsyaAllah bantuan ini bisa menjadi modal usahasaya berjualan nasi uduk. Kalau belum cukup untuk jualan nasi
uduk, bisa saya siasati untuk dagang kue dulu. Pokoknya jualanapa saja yang saya bisa dan halal. Semoga Allah memberikan jalanusaha terbaik pada saya,” ujar Berlina (60). Senyum janda sebatang kara asal Bogor itu mekar. Hati Iwan terobati. [herwibawa/jw]
Iwan Rahmat, Koordinator DLM mengkonfirmasi data mustahik. Foto oleh: jw
Ya Allah, terimakasih atas segala nikmat karunia yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, dan jadikan kami orang-orang yang bersyukur kepada Mu.
Ya Allah… Engkau yang Maha Pengampun,
Ampuni segala dosa-dosa kami, maafkan segala kesalahan-kesalahan kami, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja.
Ya Allah… Engkau yang Maha Perkasa berikanklah kami kekuatan untuk menjalan- kan amanah dengan sebaik-baiknya. Berikan kami kemampuan untuk mengabdi kepada- Mu.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan, baik yang kami telah tahu atau
yang belum kami ketahui, karuniakan kami nikmat dan rahmat, tubuh badan yang sehat,akal fikiran yang tenteram, semangat yang membara bagi meningkatkan kualitas kerja.
Ya Allah, kami mohon perlindunganMu dari segala keburukan, hasad dengki dan iri hati
Ya Allah… kami mengharap kepada-Mu sinari kami dengan cahaya-Mu, limpahi kami
dengan hidayah serta taufik-Mu. Tunjukilah kami jalan-jalan Islam. Keluarkan kami dari kegelapan menuju cahaya dan kebaikan- Mu, karena hanya Engkaulah yang memilikinya.
Ya Allah… semoga para muzakki yang telah mempercayakan dana zakat, infak,
dan sedekahnya melalui Al-Azhar Peduli Ummat senantiasa dalam lindungan-Mu,Engkau berkahi rizkinnya, Engkau panjangkan umurnya dan Engkau berikan keberkahan serta keselamatan hidup dunia akhirat.
Dan para mustahik yang telah merasa manfaat atau yang belum dari lembaga ini semoga Engkau berikan kekuatan kepada mereka untuk dapat bangkit dari kemiski- nan. Semoga Engkau jaga imannya, Engkau berikan jalan untuk merubah status mustahik menjadi muzakki. Serta Engkau berikan keberkahan dan keselamatan hidupdunia akhirat.
Ya Allah semoga para Muzakki, Mustahikdan Amilin, Engkau jadikan insan-insan yang bermanfaat bagi orang lain. Karena sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Amin Ya Robbal ‘Alamiin. [A]
PENERIMAAN ZIS# Akad:1. Saldo Dana Per 31 Juli 20082. Zakat:
a. Zakat Maal
b. Zakat Fitrah3. Infak:a. Infak Umumb. Infak Khusus
4. Khusus:a. Bagi Hasil Bankb. Kemanusiaanc. Fidyahd. Wakaf Tunaie. Akikahf. Sponsorshipe. Penerimaan Lainnyag. Penerimaan Dana non Syar’i
Jumlah:
Donasi (Rp)641.110.777
142.169.359
-
116.464.52260.081.934
150.536650.000
1.100.0003.050.0003.400.0005.093.013
106.817.65032.549
1.080.120.340
PENYALURAN ZIS Jumlah (Rp)40.392.500
00
4.000.0006.000.000
000
8.862.000
11.554.250
21.002.500000
162.500.00015.431.000
2.830.0000
30.000.0003.050.0003.577.150
162.293.075
471.492.475
46.960.512655.621
047.616.133
519.108.608561.011.731
# Program:1 Layanan Mustahik2 Pemberdayaan:
a.Training Keterampilan b.Pemberdayaan Pengrajin/Pdg Kecil
3 Pendidikan dan Dakwah:a. Beastudi Yatim Dhuafa Berprestasi b. Pembinaan Rohani Pasien dan LP c. Program Hafidzul Quran d. Penunjang Dakwah e. Beastudi Pendidikan f. Bantuan Pendidikan & Dakwah
4 Layanan Jenazah Gratis:a. Akomodasi Layanan dan Sosialisasi
5 Al Azhar Peduli Kesehatan:a. Poliklinik Umum dan Gigi Gratis b. Mobil Ambulance Keliling c. Pembuatan Kaki Palsu d. Bantuan Umum Kesehatan
6 Rumah Gemilang Indonesia:a. Pembangunan RGI b. Operasional dan Sosialisasi RGI
7 Al Azhar Peduli Muslim Nias:a. Rehabilitasi Rumah Ibadah & Dakwah
479 Trsf WSID: Hamba Allah, Mandiri480 Trsf WSID: Hamba Allah, Mandiri481 Trsf WSID: Mustofa Kamal, B S M482 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M483 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M484 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M485 Trsf WSID: Zulkifli Zaini, B S M486 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M487 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M488 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M489 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M490 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M491 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M492 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M493 Trsf WSID:Hamba Allah, B S M
# Donatur557 Eni Tri L558 Priscka M559 Erlend R560 Moh. Sadikin561 Melati Patria I562 Ny. Soetartiningsih & Mita563 Kania A564 Ida Lestari565 Fauzi566 Guru & Karyawan TKIA 20567 Januar N568 Suparna569 Andi570 Darmawan Edi571 Bayu572 Nila Komalasari573 M. Adyrayhan574 Azman575 Raziaty Tamzil576 Abdullah
577 Ibu Syakurgani578 Kel. Taufik A579 Sari580 S. Susatyo581 Dony A582 Henny F583 Ratu N584 Yusi585 Rose E.F586 A. Hasyim587 Ibu Gani588 Imron J589 TKIA 20590 Nia Susnitasari591 Melati Patria I
592 Widya Marta593 SMPIAA 19 Cibubur594 Melati Patria I595 Usep R596 Pretty Zen597 M. Faisal R598 Fatmawati599 Hamba Allah600 Kel. Suryoseno601 Lia Winata
telah berkumandang di Botomuzoi.Pesan singkat itu dikirim
ustadz Qoimuddin Sarabiti, da’iSahabat Mustahik Al Azhar PeduliUmmat yang ditugaskan menebarsyiar Islam di Pulau Nias, SumateraUtara sejak Juni lalu.
Mei 2008, kami kedatangantamu, beliau memutar sebuah filmdokumenter kondisi Nias pascagempa besar 2005 yang membuatsisi timur pulau (yang 5 persenpenduduknya muslim) itu anjlog beberapa meter ke dalam laut.Puluhan masjid dan mushola lebur.
Muhammad Yusuf Sisus,tamu yang atas perkenan Allahkemudian menjadi “orangtua” kami
itu juga memperlihatkan susahpayah 12 keluarga muallaf dikecamatan Botomuzoi yang bercita-cita membangun sebuah mushola.
Gayung bersambut, Al AzharPeduli Ummat tengah merancang program Sahabat Mustahik, yaknipengiriman da’i-da’i yang sekaligusbertugas sebagai amilin ke pelosok-pelosok negeri. Pertengahan Juni,kami berangkat ke Nias.
Di sela bahagia dan takjubDkhusoghi Waruwu (salah seorang kepala keluarga muallaf di Botomu-zoi) mendapat silaturahim “saudara-saudara muslim dari Jakarta” yang berkomitmen menyelesaikanpembangunan mushola bagimereka, terdengar pinta nan tulus,“Kami ini muallaf semua, hanyasatu dua yang bisa baca Qur’an. Itujuga terbata-bata..., mungkinkah adaseorang ustadz yang mau menjadiguru kami di sini?”
Menjawab pinta itu, Allahmempertemukan kami denganustadz Qoim. Allah memanjangkan
silaturahim kami kepada Pak Pr.,donatur yang dengan ringan hatimenginfakkan puluhan jutarupiahnya. Wasiat Pak Pr., “Selesai-kan pembangunan mushola diBotomuzoi.”
Subhanallah, tersambungnyatali silaturrahim antara Al Azhar
Peduli Ummat dengan Pak. Pr, Pak Yusuf Sisus, Ustadz Qoim, Pak Dian Zega, dan Mujahid-mujahidNias yang tidak bisa kami sebutnamanya satu persatu, telahmenegaskan wasiat Rasulullah yang diulang sampai tiga kali, “Sedekah itu ajaib, sedekah itu ajaib, sedekah itu ajaib.”
Betapa tidak, keikhlasansedekah Pak Pr., dipadu dengansedekah waktu, ilmu, dan tenagapara punggawa program Al AzharPeduli Nias (APMN), kini di pulauitu terjalin sinergi dakwah antarlem-baga yang berkecimpung di sana.“Marak..., marak..., sekarang di Niassedang pesta dakwah,” ungkap DianZega.
Ikhlas sedekah memang membawa berkah. “Sungguh ajaib,saya tidak pernah membayangkandakwah Islamiyah di Nias akanberkembang seperti ini,” ujar Ismail“Zae” Jamil, pria sepuh keturunanNias sambil menunjukkan artikeltentang Nias di Dialog Jum’atRepublika yang sudah lusuh.
Ajaib, “Saya sedekahkansedikit uang ini untuk keluargamuallaf di Botomuzoi, saya tahudaerah itu, saya dulu pernahberkunjung ke Nias,” ujar pensi-unan Bank Indonesia dengan suarabergetar, “selanjutnya, datanglahsetiap bulan ke rumah, ambil zakatdan sedekah saya sekeluarga.”
***
“Subhanallah, kami ketibanberkah bertubi-tubi,” lapor KyaiNur Azis gopoh. Pimpinan ponpesMa’arijuth Tholibin nun di dusun
Wadas di pelosok pegununganKecamatan Sapuran, Wonosobo,
Jawa Tengah itu melaporkanperubahan sikap masyarakat padaupaya dakwah yang dilakukannya.
“Dulu saya dianggap mabuk.Usai khotbah Jum’at saya ditantang berkelahi karena isi khutbah sayadianggap dusta belaka. Kata mereka,‘Kyai ngaji Qur’an itu tidak bisa buat
Oleh: Joko Windoro, Pelaksana Redaksi C A RE
makan!’ Astaghfirllah..,” lanjut Kyai.Kini, wakaf tunai yang
diwujudkan sebagai sebuahmushola nan cantik dan modalusaha pembesaran kambing yang sanggup memberi pekerjaan anak anak dusun Wadas pencari rumputmengubah wajah pesantren danpandangan masyarakat sekitarnya.
“Pokoknya ketiban berkah..,sampeyan tahu kan maksud saya..,”ujar Kyai Azis bahagia.
** *
Donatur yang dirahmati Allah, keajaiban sedekah tidak hanyadirasakan mereka yang menerima-nya, yang menunaikan juga dapat:
“Pertama saya bayar zakat 10 juta,kedua 40 juta, sekarang sudah 70juta. Alhamdullillah, dengansedekah justru rizki makin bertam-bah,” ucap Mr. M, salah seorang donatur kami.
Dan ya, amil juga ketibanberkah. “Dulu sewaktu masihberkecimpung di LSM, penghasil-an saya dua sampai tiga kali lipatdaripada “gaji” amil sekarang ini.
Tapi dulu hidup keluarga kamiserba kurang saja... Ajaibnya,sekarang semuanyaterasa lapang. Rizkisih nominalnyasedikit, tapisemua bisatercukupi,bahkan lebih.Subhanallah,alhamdulillah,”ujar amil yang tulisannya sedang
FILOSOFI hidupnya sederhana,sesimpel penampilannya, tetapi prestasiyang telah diraihnya tidak biasa-biasa saja. Tutur katanya lembut santun, tapi ia bisamenggelegar seperti badai, gemuruhseperti ombak. Ia piawai menirukanratusan karakter suara.
“Semua bisa kalau kita mauberusaha”, kata dia kalem, lanjutnya, “sayaberusaha keras mempelajari berbagaikarakter suara, karena suara asliku cen-derung feminim.”
Kemampuannya menirukan timbretokoh-tokoh animasi populer mampumenyihir bocah-bocah belia yang menjadiaudience -nya. Gestur dan kepiawaiannyamembangun komunikasi menyeret imajikanak-kanak (juga orang dewasa) dalamalur dongeng yang dibawakannya;bersamanya menjerit, tertawa, menyanyi,menangis...
“Dalam membawakan dongeng
daya pukau adalah senjata rahasianya.Semua orang bisa mendongeng, tapi tidak banyak yang mampu memukau pende-ngarnya,” Juara Pertama Lomba Dongeng Nasional 2002 buka rahasia.
Lalu ia bercerita tentang cita-cita yang ingin digapainya, “Saya ingin anak-anakkumenjadi da’i, menjadi manusia pendak- wah, apapun profesi mereka kelak.”
Di tengah kegagapan kita, paraorangtua, membangun komunikasi yang indah dengan sang buah hati, kamimendekatkan sosok yang pantas sebagaisumber inspirasi.Foto-foto: Istimewa
Mengenakan kancut (pakaiantradisional petani di Jawa
Tengah) hitam, Kak Bimomenunggu kami di sebuah warung angkringan di bilangan kampung Cungkuk, Ngestiharjo, Kasihan,Bantul, Yogyakarta.
“Saya bahagia tinggal di sini.
Rumah dan sanggar dongeng kamiseperti oase di tengah pemukimanyang mayoritas penduduknyaberagama lain,” ujar suami ElliesPurwaningsih.
Kesederhanaan adalahidentitas baginya. Sepintas, tidak terbayang kalau sosok ceking itupengoleksi sederet prestasi: Best Performace Safari Cerita Islami I-VII
Jateng – DIY Th 1997-2001, Terbaik II Lomba Dongeng Hari LingkunganHidup Th 1999, Terbaik I LombaDongeng Nasional Di Jakarta Th
2002, Terbaik I Pemuda PeloporNasional Bidang Pendidikan 2004,dan Pemuda Teladan Yogyakarta2004 adalah sedikit di antaranya.
Ditemani teh hangat dan mieinstan rebus yang dimasak sang istri,kami asyik bercakap:
Menjadi pendongeng, bagi Anda tampaknya sebuah pilihan hidup yang sudah final...
Sejak kecil saya menyadaripunya bakat mengolah vokal. Sayasering menirukan suara orang-orang
di sekitar saya. Termasuk menirukansuara guru saya di depan kelas, lalukena pukul pakai penggaris, ha..ha..ha.. Sejak itu saya seperti menemu-kan jalan untuk berdakwah.
Ya, berdakwah. Mendongeng bukan profesi saya karena kami tidak menyandarkan ma’isyah darimendongeng.
(Selain mendongeng yang secara profesional memberinya penghasilan antara dua sampai tiga juta sekali tampil,Kak Bimo kerap diundang sebagai motivator, konsultan pendidikan, dan mengajar di beberapa perguruan tinggi di Yogya. Dari “pekerjaan sampingan” itulah ia menafkahi diri dan keluarga.)
Kami melakukan pendekatanberbeda setiap kali diundang mendongeng. Kalau event-nyadikemas untuk kepentingan sosial,ya pendekatannya sosial.
Kami sekeluarga inginmenerapkan salah satu akhlak Rasulyang disebut qana’ah , artinya “Hartaboleh di tangan tapi tidak di hati”.Pertanyaanya adalah, setelah rizkiberada di tangan akan diapakan?
Tentunya untuk mereka yang membutuhkan. Semoga AllahRidho dengan apa yang kami
lakukan.(Saking cintanya pada dunia
dongeng yang baginya adalah upaya nyata membangun karakter bangsa,kelahiran 14 Mei 1974 kerap tidak
pulang usai mendongeng secara profesio- nal. Ia berkelana dari satu tempat ke tempat lain, menghabiskan honor yang
diterima untuk berbagi cerita kepada dhuafa.)
Di mana sebenarnya kekuatan dongeng dalam membentuk karakter?
Hukum Karakter berbunyi:Siapa menanam akan mengetam;siapa menanam pikiran akanmengetam perbuatan, siapamenanam perbuatan akanmengetam kebiasaan, siapa mena-nam kebiasaan akan mengetam
watak/karakter, dan siapa yang hidup dengan mengembangkan
karakter, akan menemukan nasibnya.Dengan mendongeng kita
dapat menanamkan pikiran dansikap-sikap positif kepada anak-anak tanpa mereka merasa dikhotbahiapalagi dimarahi. Kita dapat meng-ajarkan cara pandang yang benartentang hidup, kemudian menjalan-inya secara lurus, benar, dan indah.
Tapi sekarang mendongeng makin langka, meninabobo anak tidak dengan dongeng. Perannya sudah diganti televisi...
Masalah sebenarnya adalahsaat ini banyak pasangan yang siapmenjadi suami istri namun tidak siap menjadi ibu dan bapak bagianak-anaknya. Padahal di antaraketrampilan dalam mendidik anak adalah mempengaruhi jiwa denganbercerita atau mendongeng. Inisangat efektif.
Sayangnya kekosongan upayaedukatif ini justru diisi oleh media
TV dengan segala dampak buruk-nyaf. Buah “keterlanjuran”ini adalahdekadensi yang mahal tebusannya.
Anda juga mendongeng di rumah? Saya selalu berusaha mengi-
sahkan perjalanan yang baru sayatempuh kepada anak-anak. Denganbahasa sehari-hari, jadi tidak mestidongengan. Justru istri saya yg lebihrajin mendongeng kepada anak-anak kami, karena ketersediaan waktunya.
Dongeng favorit Anda? Cerita atau dongeng yang
telah kami shibghah (celup) dengan
nilai-nilai islami, sarat dengantauhid, kecintaan pada syariat sertakeluhuran akhlak islami.
Apa yang Anda lakukan untukmenjaga/meningkatkan performa sebagai
pendongeng? Kami mewajibkan diri
untuk berlatih, mengasah diri sertaselalu mencari inspirasi demipengembangan ketrampilan.Namun yang lebih penting adalahmelatih kecerdasan ruhani dengancara semakin mendekatkan dirikepada Dzat yang Maha Kreatif,serta mengikhlaskan amal diri. Inilahsatu jenis energi yang sangat besar
dan tiada habis-habisnya.
Selain tampil mendongeng,adakah niat Anda mengemas dongeng dalam bentuk yang lebih mudah diakses setiap saat?
Sesuatu yang dianggapkonvensional bisanya justru dicariorang. (Kak Bimo tersenyumsimpul). Ia menjadi istimewa jikamemang unggul dalam penguasaan-nya. Saya rasa ini alamiah.
Namun dongeng jugaperlu beradaptasi dengan budaya
yang berkembang, sehinggatransmisi edukasinya selalu aktualdan dapat diterima oleh pengge-marnya. Hal inilah yang memacukami untuk memproduksi serialDongeng Islami dalam bentuk Kaset-kaset dan VCD.
Di ujung perbincangan, Kak Bimo seakan membungkus seluruhcakap-cakap kami sebagai sebuaholeh-oleh: “Membahagiakanmereka yang mengalami kesusahanakan menjadikan hidup ini lebih
bermakna, sayang belum banyak saudara kita yang merasakankebahagiaan seperti ini.” [ery/jw]
ujuan seorang mukmin dalam berpuasaadalah mendapatkan derajat taqwa, seperti
yang disebutkan dalam Q.S. al-Baqarah/2:183. Derajat taqwa adalah derajat yang tertinggi,
kualitas terbaik yang dapat diraih oleh setiapmuslim.
Derajat itu hanya dapat diraih ketikaseseorang dapat melaksanakan ibadah secaraberkelanjutan, terus menerus, dan konsisten.Dalam bahasa al-Quran mampu berlaku istiqâmah dalam setiap tindakan setelah keimanan ditanam-kan di dalam jiwa.
Istiqamah menumbuhkan ketegaran,keberanian, dan keteguhan. Kepada orang-orang yang selalu istiqamah Allah akan memberikanketegaran hidup, tiada rasa takut, dan balasansurga.
Disebutkan di dalam al-Quran: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidakada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” . Q.S. al-Ahqâf/46: 13.
Juga: “Sesungguhnya orang- orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqâmah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlan kamu merasa sedih; dan bergembi- ralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Q.S. Fushshilat/41:30.
Di bulan Ramadhan kitaberpuasa, mengendalikan mulutdan syahwat kita dari melakukanaktifitasnya berupa makan,minum, atau berhubungan seksdalam beberapa jam setiap hari.
Hal itu dimaksudkan agar nafsu mulut dan nafsusyahwat menjadi terlatih dalam melaksanakankegiatannya dan tidak menurutkan segala kemauanhawa nafsu.
Mulut yang mungil, lunak, dan tidak bertulang itu bila menurutkan hawa nafsunya akansanggup memakan dan meminum apa saja; yang lunak atau yang keras, yang kecil atau yang besar,yang baik atau yang jelek, yang halal atau haram.
Bila mampu berpuasa mengendalikankeinginan hawa nafsu mulut dan syahwat di bulanRamadhan, tentu pengendalian itu tidak dibatasidengan berakhirnya Ramadhan. Seharusnya
Sedekah Sepanjang Hayat
Tafsir
T pengendalian itu tetap dilakukan di luarRamadhan.
Yang harus dikendalikan pun bukansekadar nafsu mulut dan syahwat, tapi seluruh
nafsu yang ada dalam diri kita: nafsu tanganuntuk mengambil apa saja, nafsu kaki untuk melangkah ke mana saja dan menendang apasaja, nafsu mata untuk melihat apa saja, nafsutelinga, hidung, dan semua anggota tubuh.
Semua nafsu yang secara kodrati melekatpada diri manusia itu harus juga dipuasakanagar menjadi nafsu yang terkendali dan tenang.
Al-Quran menyebut nafsu tenang terkendali itusebagai al-nafs al-muthmainnah (nafsu yang tenang terkendali). Itulah nafsu pribadimuttaqin karena sukses dalam melaksanakanpuasa.
Nafsu itulah yang akan dimasukkan dalamkelompok hamba Allah yang dimuliakan denganpahala surga penuh kenikmatan. “Wahai nafsu yang tenang terkendali, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh rela dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam kelompok hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku ”. (Q.S. al-Fajr: 27-30). Kita harus mampu, walaupun Ramadhantelah berakhir, untuk selalu istiqamah mengen-dalikan hawa nafsu.
Demikian pula halnya dengan berbagaimacam amal shaleh yang selalu kita lakukansepanjang Ramadhan, mestinya tidak berhentidengan berakhirnya Ramadhan.
Sedekah yang kita keluarkan mestinyatidak berakhir ketika Ramadhan berlalu. SelesaiRamadhan tidak berarti selesai berbuat baik.Shalat tidak boleh berhenti, zikir tidak bolehberhenti, menolong orang, menyantuni anak yatim, memberi makan fakir miskin,menyekolahkan anak-anak miskin, mendirikansekolah yang rusak, membangun masjid,pesantren dan lain sebagainya, tidak bolehberhenti karena Ramadhan telah berakhir.
Pencapaian taqwa justru diwujudkandalam amalan nyata pasca Ramadhan dengankesediaan beramal saleh kapan saja dan dalamkondisi suka atau duka ( fi al-sarrâ’ wa al-dharrâ’ ,Q.S. Ali Imrâ/3:134).
Demikian juga kualitas amal justru dinilaisetelah Ramadhan. Bila lebih baik amalnya,berarti ia lulus trainning Ramadhan. Tapi bilasetelah Ramadhan tidak ada perubahan, apalagiamal salihnya berkurang, ia gagal.
Mari tetap bersedekah sampai akhir hanyatnanti. [A]