Top Banner
195 Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.) 1 Peneliti pada Puslitsosek, Bogor NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS BRANTAS HULU UNTUK PEMANFAATAN NON KOMERSIAL Oleh : dan Manfaat hidrologis hutan dalam keseimbangan ekosistem khususnya pada tata air masih dinilai rendah, khususnya untuk pemanfaatan air yang berasal dari mata-mata air di hutan yang langsung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan pertanian dan rumah tangga. Air masih dinilai sebagai barang bebas dimana pemanfaatannya tanpa batas dan tidak dihargai dalam struktur ekonomi. Untuk itu diperlukan penilaian ekonomi atas manfaat hidrologis yang dihasilkan hutan lindung ini, khususnya untuk pemanfaatan non komersial agar diperoleh gambaran kuantitatif manfaat hidrologis hutan sebagai pengatur tata air. Tujuan penelitian ini mengestimasi nilai ekonomi total dari manfaat hidrologis hutan lindung untuk kebutuhan pertanian dan rumah tangga. Metode analisis yang digunakan adalah biaya pengadaan dengan . Dari penelitian diperoleh besar nilai manfaat air non komersial di Sub DAS Brantas Hulu menghasilkan nilai kesediaan membayar atas manfaat air pertanian sebesar Rp 20,8 juta/petani/tahun sehingga diperoleh nilai ekonomi total sebesar Rp 5,9 trilyun/tahun, dan nilai kesediaan membayar atas manfaat air rumah tangga sebesar Rp 641.783/orang/tahun sehingga diperoleh nilai ekonomi total manfaat air untuk kebutuhan rumah tangga sebesar Rp 14,4 milyar/tahun. Kata kunci: Nilai ekonomi air, hutan, non komersial, ekonomi lingkungan Hutan menghasilkan fungsi ekologis sebagai pengatur tata air yaitu dapat berfungsi sebagai pengikat air, dan meningkatkan kapasitas infiltrasi. Di Indonesia sebagian besar dari air yang mengalir di sungai-sungai berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhutan. Dengan demikian ketersediaan air baik kuantitas dan kualitasnya secara langsung berkaitan dengan kualitas hutan (Lee, 1981). Konversi hutan untuk penggunaan lahan lain hingga saat ini telah menyebabkan gangguan terhadap kinerja DAS seperti mengeringnya sumber-sumber mata air, peningkatan debit, aliran permukaan dan sedimentasi yang tinggi, serta penurunan permukaan air tanah. Berbagai gangguan tersebut menyebabkan kerugian, khususnya bagi pihak pengguna di kawasan hilir. Banyak pihak yang belum menyadari tentang besarnya peranan hutan dalam mengatur fungsi tata air ini sehingga terjadi berbagai gangguan terhadap kinerja DAS tersebut. Fitri Nurfatriani Handoyo I. PENDAHULUAN 1) 1) ABSTRAK stepwise regretion
20

NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Feb 02, 2018

Download

Documents

dokhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

195Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

1Peneliti pada Puslitsosek, Bogor

NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTANDI DAS BRANTAS HULU UNTUK PEMANFAATAN

NON KOMERSIAL

Oleh :dan

Manfaat hidrologis hutan dalam keseimbangan ekosistem khususnya pada tataair masih dinilai rendah, khususnya untuk pemanfaatan air yang berasal dari mata-mataair di hutan yang langsung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan pertaniandan rumah tangga. Air masih dinilai sebagai barang bebas dimana pemanfaatannyatanpa batas dan tidak dihargai dalam struktur ekonomi. Untuk itu diperlukanpenilaian ekonomi atas manfaat hidrologis yang dihasilkan hutan lindung ini,khususnya untuk pemanfaatan non komersial agar diperoleh gambaran kuantitatifmanfaat hidrologis hutan sebagai pengatur tata air. Tujuan penelitian ini mengestimasinilai ekonomi total dari manfaat hidrologis hutan lindung untuk kebutuhan pertaniandan rumah tangga. Metode analisis yang digunakan adalah biaya pengadaan dengan

. Dari penelitian diperoleh besar nilai manfaat air non komersial di SubDAS Brantas Hulu menghasilkan nilai kesediaan membayar atas manfaat air pertaniansebesar Rp 20,8 juta/petani/tahun sehingga diperoleh nilai ekonomi total sebesar Rp5,9 trilyun/tahun, dan nilai kesediaan membayar atas manfaat air rumah tanggasebesar Rp 641.783/orang/tahun sehingga diperoleh nilai ekonomi total manfaat airuntuk kebutuhan rumah tangga sebesar Rp 14,4 milyar/tahun.

Kata kunci: Nilai ekonomi air, hutan, non komersial, ekonomi lingkungan

Hutan menghasilkan fungsi ekologis sebagai pengatur tata air yaitu dapatberfungsi sebagai pengikat air, dan meningkatkan kapasitas infiltrasi. Di Indonesiasebagian besar dari air yang mengalir di sungai-sungai berasal dari Daerah AliranSungai (DAS) yang berhutan. Dengan demikian ketersediaan air baik kuantitas dankualitasnya secara langsung berkaitan dengan kualitas hutan (Lee, 1981). Konversihutan untuk penggunaan lahan lain hingga saat ini telah menyebabkan gangguanterhadap kinerja DAS seperti mengeringnya sumber-sumber mata air, peningkatandebit, aliran permukaan dan sedimentasi yang tinggi, serta penurunan permukaan airtanah. Berbagai gangguan tersebut menyebabkan kerugian, khususnya bagi pihakpengguna di kawasan hilir. Banyak pihak yang belum menyadari tentang besarnyaperanan hutan dalam mengatur fungsi tata air ini sehingga terjadi berbagai gangguanterhadap kinerja DAS tersebut.

Fitri Nurfatriani Handoyo

I. PENDAHULUAN

1) 1)

ABSTRAK

stepwise regretion

Page 2: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

196Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Saat ini, hutan masih dinilai dari manfaat langsungnya ( ). Peran ekologishutan tidak terlalu banyak dipahami dan dinilai secara konkret sampai denganterjadinya gangguan ekosistem seperti bencana banjir dan kekeringan yangmenyadarkan banyak pihak atas manfaat hutan ini. Terlebih di kawasan hulusuatu DAS, banyaknya sumber air di kawasan tersebut dapat menunjukkan kondisihutan yang masih baik, dimana sumber air tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupanmasyarakat sekitar hutan baik untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian maupunkepentingan industri. Masyarakat sekitar masih memanfaatkan air dari sumber air inisecara langsung dengan mengalirkannya melalui pipa-pipa ke tempat pengguna. Saatini pemanfaatan air dari sumber air tersebut belum masuk dalam struktur ekonomidimana masih belum dilakukan secara komersial.

Untuk dapat mengetahui berapa besar nilai manfaat hutan dalam mengatur tataair sehingga masyarakat dapat memanfaatkan air dari sumber-sumber air tersebut,perlu dilakukan penilaian ekonomi atas manfaat hidrologis hutan tersebut. Penilaianekonomi atas manfaat hidrologis yang dihasilkan hutan lindung ini (khususnya padapemanfaatan non komersial) untuk memberi gambaran secara kuantitatif manfaathidrologis hutan sebagai pengatur tata air untuk berbagai pemanfaatan, sehinggadiharapkan dapat meningkatkan pemahaman banyak pihak tentang besarnya nilaimanfaat hutan khususnya dalam mengatur ketersediaan dan kualitas air. Untuk itupenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pemanfaatan air non komersialyang telah dilakukan oleh pengguna dan mengestimasi nilai ekonomi total darimanfaat hidrologis hutan non komersial pada berbagai jenis pemanfaatan.

Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna suatu objek (sumberdayahutan) bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Oleh karena itu akanterjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsi dan lokasimasyarakat yang berbeda-beda. Untuk menentukan nilai dari sumberdaya hutanadalah dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai jenis manfaat yang dihasilkandari sumberdaya hutan. Keberadaan setiap jenis manfaat ini merupakan indikatoradanya nilai yang menjadi sasaran penilaian. Setiap indikator nilai (komponensumberdaya hutan) ini dapat berupa barang hasil hutan, jasa dari fungsi ekosistemhutan maupun atribut yang melekat pada hutan tersebut dalam hubungannya dengansosial budaya masyarakat. Langkah kedua dalam penilaian sumberdaya hutan iniadalah melakukan identifikasi kondisi biofisik hutan dan sosial budaya masyarakatkarena proses pembentukan nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsiindividu/masyarakat dan kualitas serta kuantitas komponen sumberdaya hutantersebut. Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian sumberdaya hutan melaluiproses penilaian biofisik dan sosial budaya yaitu kuantifikasi setiap indikator nilaiberupa barang hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan serta atribut hutan dalamkaitannya dengan budaya setempat. Atas dasar kuantifikasi indikator nilai tersebutdilakukan penilaian ekonomi manfaat hutan, berdasarkan metode penilaian tertentupada setiap klasifikasi nilai (Bahruni, 1999). Selengkapnya, kerangka pemikiran dalam

tangible

intangible

II. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Analisis

Page 3: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

197

penelitian ini dijelaskan pada gambar 1.

Biaya PenuhPengadaan Air

(Biaya O&Pdan

Eksternalitas)

Manfaat HidrologisHutan Lindung

Manfaat bernilai non komersial

(tidak memiliki harga pasar)

Manfaat bernilai komersial

(memiliki harga pasar)

Pemanfaatan air untuk:Industri

Sumber pembangkit tenaga listrik

Air baku untuk PDAM

Pemanfaatan air untuk:

Pertanian

KUANTIFIKASI

Berdasarkan tarif yang berlaku

dan tarif normal

Berdasarkan biayapengadaan sebagai

pendekatan terhadapharga air

KESEDIAAN MEMBAYAR

NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN

LINDUNG

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah Sub DAS Brantas Hulu-Jawa Timur. Lokasipengambilan contoh petani di wilayah Sub DAS Brantas Hulu dilakukan di DesaSumber Brantas Kecamatan Bumi Aji dan Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2006.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primermerupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden di setiapdesa dan pengukuran/pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekundermerupakan data-data penunjang penelitian yang diperoleh melalui penelusuranpustaka maupun penelusuran situs-situs internet terhadap berbagai sumber, yaitu dariberbagai instansi terkait.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

C. Jenis Data

Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 4: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

D. Metode Pengambilan Contoh

Obyek penelitian atau unit contoh pada penelitian ini adalah rumah tanggapetani yang memanfaatkan air dari sumber air untuk mengairi lahannya (kebutuhanpertanian) dan untuk kebutuhan rumah tangga. dilakukan dengan metode

untuk Desa Sumber Brantas dan untuk Desa Ngadas.Desa-desa yang terpilih adalah desa dari sub das yang berbeda yang masing-masingmempunyai lahan pertanian yang luas dan mendapat pengairan dari anak-anak SungaiBrantas. Rumah tangga petani di Desa Sumber Brantas di kelompokkan menurut luaslahan untuk mewakili keragaman kebutuhan air pertaniannya (lihat Tabel.1.). Setelah dikelompokkan, dipilih secara acak masing-masing kurang lebih 10 rumah tangga untuktiap kelompok dan terpilih 34 rumah tangga petani. Untuk Desa Sumber Brantas,dalam mengestimasi kebutuhan air untuk kebutuhan rumah tangga, dipilih 30 rumahtangga petani dengan . Jumlah total responden yang terpilih adalahsebanyak 64 rumah tangga petani.

Tabel 1. Sampling di Desa Sumber Brantas dan Desa Ngadas Berdasarkan KebutuhanAnalisa

Samplingstratified/cluster simple random

simple random

Desa Sampling J umlah RespondenSumberBrantas

Stratified :Cluster Responden Berdasarkan luaslahan :

34

1. 0,25 – 0,75 ha (14 RT petani)

2. 0,76 – 1,50 ha (11 RT petani)

3. 1,51 – 5,00 ha (10 RT petani)

Ngadas Simple Random 30 RT petani 30

E. Jenis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primermerupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada responden danpengukuran/pengamatan langsung di lapangan yang terdiri atas: (1) biaya-biaya yangdikeluarkan untuk kegiatan pertanian (2) luas areal yang diairi; (3) tarif air yang berlakuuntuk berbagai pemanfaatan; dan (4) volume air yang dibutuhkan untuk kegiatanpertanian. Sedangkan data sekunder merupakan data-data penunjang penelitian yangdiperoleh melalui penelusuran pustaka maupun penelusuran situs-situs internetterhadap berbagai sumber, yaitu dari berbagai instansi terkait.

Tabel 2. Data yang Diperlukan

Nilai air Data yang diperlukan Sumber data

Pertanian Luas areal pertanian yang diairi (Ha)Luas total areal pertanian yang diairi (Ha)Biaya pengadaan air untuk pertanian (Rp/m3)Jarak ke sumber air (m)Pendapatan perkapita (Rp/bulan)Jumlah anggota keluargaUmur kepala keluarga

Petani

BPS

198Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 5: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

F. Pengolahan dan Analisis Data

Penentuan nilai ekonomi manfaat hidrologis hutan lindung untuk pemanfaatannon komersial, dilakukan dengan menggunakan dua metode penilaian ekonomi yaituMetode Biaya Pengadaan. Nilai ekonomi dari manfaat hidrologis hutan lindungdidekati berdasarkan kesediaan membayar dari pengguna sumberdaya tersebut.Kesediaan membayar konsumen tercermin dalam besarnya biaya pengadaan untukdapat mengkonsumsi air, khususnya untuk pemanfaatan air pertanian dan perikanan.Biaya pengadaan masyarakat ini digunakan untuk menduga kurva permintaanmasyarakat terhadap manfaat air untuk pertanian dan perikanan dan dijadikanpendekatan untuk menduga harga air untuk kebutuhan tersebut. Penentuan nilaiekonomi air untuk pertanian dan perikanan dilakukan dengan pendekatan metodebiaya pengadaan yang merupakan modifikasi dari metode biaya perjalanan dan metodekontingensi dengan menggunakan kurva permintaan Marshal, yang tahapannyaadalah sebagai berikut:

Y = + X + X +…....+ X .................................................................................. (2)

dimana, Y = permintaan atau konsumsi (Ha)X = harga atau biaya pengadaan (Rp/Ha)

= intersep

X = peubah bebas/faktor sosial ekonomi

Y = + X + X +…....+ X

Y = ( + X +…....+ X ) + X

Y = ' + X .................................................................................................................... (3)

Y = ' + X X = ........................................................................... (4)

Menentukan model (kurva) permintaan, yaitu meregresikan permintaan (Y) dengan harga (biayapengadaan) dan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya dengan model sebagai berikut:

Menentukan intersep baru fungsi permintaan dengan peubah bebas X dalam keadaan faktor

lain (X X X ) tetap. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut:

Menginversi persamaan fungsi asal sehingga X menjadi peubah tak bebas dengan Y sebagai peubah

bebas:

Menduga rata-rata kesediaan membayar (utility) dengan menggunakan persamaan berikut :

b b b b

b

b

b b b b

b b b b

b b

b b

b

o 1 1 2 2 n n

1

0,1,2,…n

2,3,…..,n

o 1 1 2 2 n n

o 2 2 n n 1 1

o 1 1

o 1 1 1

b

= koefisien regresi1,2,3,…n

1

0 1

2, 3,…. n

1

'

g Y - 'ob

dyYfUa

ò=0

)( ............................................................................................................. (5)

199Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 6: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

dimana:U = rata-rata kesediaan membayar nilai ekonomis

(Y) = fungsi permintaana = rata-rata jumlah produk yang dikonsumsi (Y)

Dalam siklus hidrologis, air merupakan komponen sumberdaya alam yangdibutuhkan banyak orang dan dianggap anugerah dari Tuhan sehingga penghargaanterhadap nilai air sangat rendah karena air dianggap sebagai barang bebas ( )dimana setiap orang dapat mengakses sumberdaya tersebut dan tidak adanya hargapasar dalam proses transaksi ekonomi. Situasi ini akan segera menjadi paradoks ketikaterjadi kelangkaan dan tertutupnya akses masyarakat terhadap air. Sementara itu,hutan yang berfungsi sebagai penjerap air mampu menjamin siklus hidrologis di mukabumi ini berlangsung dengan aman masih kurang dihargai melalui adanya tindakanpenebangan hutan, pembakaran, perambahan dan perubahan fungsi hutan menjadibentuk lain. Oleh sebab itu, sumberdaya air sebagai perlu dinilai dalambentuk satuan mata uang agar diperoleh hubungan yang cukup memadai secaraekonomis antara nilai guna hutan secara langsung dan tidak langsung bagi kehidupanmanusia. Di hulu DAS Brantas air yang berasal dari mata-mata air di hutan banyakdigunakan untuk kebutuhan pertanian dan rumah tangga. Pemanfaatan sumberdayaair ini masih bersifat pemanfaatan non komersial.

Desa Sumber Brantas terletak di hulu DAS Brantas di kaki Gunung Arjunodimana di sekitar desa tersebut terdapat Tahuro R. Soerjo dan hutan lindung milikmasyarakat yang sudah ada sejak turun temurun. Air yang mengalir ke lahan pertanianmilik warga desa berasal dari mata air yang terdapat di kawasan hutan tersebut.Kelerengan lahan pertanian berkisar antara 15% - 30% dimana para petanimembangun lahan pertaniannya dengan sistem teras bangku. Pada beberapa kawasanlahan pertanian, petani membangun tandon-tandon air yang berguna untukmenampung air dari mata air pada saat musim kemarau. Sedangkan pada saat musimhujan tiba, tandon-tandon tersebut kurang berfungsi secara maksimal karena air akandibiarkan mengalir keluar tendon untuk mengaliri lahan pertanian. Jenis tanamanpertanian yang diusahakan oleh petani di Desa Sumber Brantas terdiri atas: kentang,kacang kapri, wortel, bawang putih, daun bawang, kubis, sawi putih dan paprika.

f

Menentukan nilai X (harga barang/biaya pengadaan) pada saat Y dengan cara mensubstitusikan

nilai Y pada persamaan (4).

Menentukan rata-rata nilai yang dikorbankan oleh konsumen dengan cara mengalikan X

(persamaan 4) dengan Y.

Penghitungan nilai total kesediaan membayar, surplus konsumen, dan harga yang dibayarkandengan cara mengalikan nilai U dengan pengganda.

public goods

stock capital

1

1

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk Pertanian di Sekitar Hutan Lindungdi Sub DAS Brantas Hulu

200Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 7: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Sedangkan jenis tanaman pertanian yang umum diusahakan adalah kentang, danwortel sekitar 85%. Dalam satu tahun, petani dapat memanen tanamannya sebanyak3 kali atau tiga musim panen dengan hasil yang cukup baik.

Penggunaan air untuk jenis tanaman tersebut sangat intensif pada saat musimkemarau sehingga penggunaan tandon-tandon air, mesin-mesin, paralon, selang dan

dapat dijumpai di lapangan. digunakan untuk mengurangi jumlahtenaga kerja. Bahkan para petani pun bersedia mengeluarkan biaya lebih denganmembuat atau memodifikasi kendaraan jenis jip menjadi alat untuk mengangkut airdengan memberikan tangki dibak belakangnya. Ukuran tangki air sekitar 1 m permobil. Mobil-mobil tersebut akan mengambil air sisa rumah tangga yang kemudianakan diangkut ke lahan pertanian milik petani. Untuk lahan pertanian yang jauh darisumber air amat bermanfaat bahkan digunakan juga untuk menjual air dengan hargasekitar Rp50.000 - 75.000 per m - nya. Untuk lahan seluas 1 Ha membutuhkan airsekitar 20 - 25 kali pengangkutan per musim.

Di Desa Sumber Brantas terdapat Taman Hutan Raya R. Soerjo dan HutanLindung yang memiliki peranan strategis bagi Desa sumber Brantas dan kawasan kotaBatu sebagai penyedia jasa air. Kondisi hutan yang terawat baik ternyata mampumemberikan kontribusi nyata bagi petani untuk lahan pertanian dimana air dapatdinikmati sepanjang tahun. Dengan berkembangnya jumlah penduduk di DesaSumber Brantas, air yang berasal dari mata air saat ini lebih banyak digunakan untukkeperluan rumah tangga. Sedangkan untuk pertanian, menggunakan air sisa yangditampung dalam tandon-tandon air.

Air yang berasal dari mata air diambil oleh petani dengan menggunakan pipa-pipa besi untuk keperluan rumah tangga, sedangkan untuk pertanian menggunakanpipa-pipa . Pipa-pipa paralon tersebut kemudian dialirkan ke dalam tandon, laludari tandon ditarik menggunakan mesin dengan kekuatan antara 4 - 6 PK, masuk kedalam selang-selang yang akan keluar dari beberapa titik . Sedangkan bagipetani yang mendapatkan air dari sungai, membangun sistem pengairan bagitanamannya dengan cara yang lebih sederhana. Ada dua jenis bentuk tandon air, yaituyang permanen dan yang dari terpal plastik.

sprinkle Sprinkle

paralon

sprinkle

3

3

Gambar 2. Tandon air dari terpal dan selang untuk siram tanaman

201Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 8: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Melihat sistem pertanian yang dibangun oleh petani di Desa Sumber Brantas,maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kawasan pertanian dan Tahura R.Soerjo serta hutan lindung sangat erat. Petani sangat tergantung pada pasokan air dariTahura R. Soerjo dan hutan lindung sehingga untuk mengetahui besarnyaketergantungan air tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap jasa air secara ekonomis.

Berdasarkan data yang dihimpun, diperoleh informasi mengenai jumlahpermintaan air petani untuk sayuran. Permintaan air tersebut merupakan hubunganantara jumlah air yang diminta dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani untukmengadakan air dan variabel-variabel sosial ekonomi lainnya. Permintaan air petani inimenggambarkan bagaimana hutan, dalam hal ini Tahura Soerjo yang merupakan salahsatu hulu DAS Brantas mampu menyediakan air yang berkelanjutan bagi petani dimananilai air di kawasan tersebut belum terhitung dengan baik. Oleh sebab itu perlu dilakukanpenilaian terhadap sumberdaya air dalam satuan mata uang tertentu.

Dari hasil olahan terhadap data permintaan air pertanian diperoleh modelpermintaan sebagai berikut:

Y = 141 0.0973 X + 417 X 387 X + 41.6 X + 342 Xdimana,Y = Permintaan petani terhadap air untuk pertanian selama setahun(m )X = Biaya pengadaan air petani selama setahun (Rp/m )X = Jarak untuk mendapatkan air (meter)X = Luas lahan pertanian (Ha)X = Jumlah tanggungan keluarga (orang)X = Umur petani (tahun)X = Tingkat pendidikan petani (skor)X = Jumlah panenan selama setahun (Ton)Dengan nilai rata-rata untuk masing-masing variabel Y, X , X , X , X , X , X dan Xdisajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Rata-Rata Masing-Masing Variabel Responden di Desa Sumber Brantas

B. Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis untuk Pertanian di Sub DAS BrantasHulu

1 3 4 5 6

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6 7

3

3

Uraian Satuan Nilai

Permintaan petani terhadap air untukpertanian selama setahun

(m3) 1.989 ,50

Biaya pengadaan air petani selamasetahun

(Rp/m3) 5.272,4 0

Jarak untuk mendapatkan air (meter) 632,5 0

Luas lahan pertanian (Ha) 1,98

Jumlah tanggungan keluarga (orang) 3,30

Umur petani (tahun) 41,90

Tingkat pendidikan petani (skor) 1,74

Jumlah panenan selama setahun (Ton) 31,48

202Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 9: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Menurut Tabel 3, permintaan air rata-rata seorang petani di desa SumberBrantas adalah sebesar 1.989,5 m per tahunnya dengan biaya yang dikeluarkan untukmengadakan air sebesar Rp5.272,4 untuk setiap m air yang dikonsumsi selamasetahun. Air tersebut dialirkan oleh petani ke lahan pertaniannya dengan jarak rata-rata sejauh 632,5 meter untuk mengairi lahan pertanian seluas 1,98 Ha setiap tahunnya.Hasil pertanian yang diperoleh seorang petani rata-rata sebesar 31,48 ton ataupendapatan sebesar Rp38.133.929 selama setahun yang digunakan oleh petani untukmenanggung jumlah anggota keluarga rata-rata sebesar 3,3 orang. Umur seorangpetani di desa Sumber Brantas rata-rata sebesar 42 tahun dengan tingkat pendidikanrata-rata lulus SD tetapi tidak lulus SMP.

Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa permintaan petani terhadap airberpengaruh nyata terhadap biaya pengadaan air, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkanoleh petani untuk mengadakan air dari suatu tempat tertentu ke lahan pertaniannyaselama setahun dan dengan variabel sosial ekonomi lainnya (X , X , X dan X

)sebesar 75.7%. Artinya keterandalan model untuk menjelaskan hubungan antara biayapengadaan air (X ), luas lahan pertanian (X ), jumlah tanggungan keluarga (X ), umurpetani (X ), dan tingkat pendidikan petani (X ) terhadap permintaan air petani (Y)adalah sebesar 75.6%.

Hubungan antara permintaan air (Y) dengan biaya pengadaan air (X ) bersifatnegatif, artinya hubungan tersebut sudah sesuai dengan hukum permintaan dimanasemakin tinggi harga air yang didekati dari besar biaya pengadaan air maka tingkatkonsumsi air semakin sedikit, demikian sebaliknya. Hubungan antara permintaan air(Y) terhadap luas lahan untuk kegiatan pertanian (X ) bersifat positif , artinya semakinbesar luas lahan yang diolah oleh petani untuk menanam sayur mayur makapermintaan petani terhadap air akan semakin besar. Hal ini terjadi karena airmerupakan kebutuhan vital bagi pertanian sehingga tidak dapat diabaikankeberadaannya.

Hubungan negatif terjadi antara permintaan air (Y) dengan jumlah tanggungankeluarga (X ). Hal ini menggambarkan bahwa semakin besar jumlah tanggungankeluarga maka permintaan petani terhadap air untuk pertanian akan semakin kecilkarena petani harus mengeluarkan biaya yang semakin besar untuk mencukupikebutuhan keluarga sehingga peluang untuk mengembangkan skala pertanian yanglebih besar terhambat oleh kebutuhan keluarga. Kebutuhan anggota keluarga akanpendidikan yang lebih tinggi juga menjadi salah satu faktor pertimbangan petanisehingga mengurangi permintaannya akan air.

Hubungan antara permintaan petani terhadap air (Y) dengan umur petani (X )bernilai positif, hal ini menggambarkan bahwa semakin senior seorang petani dalammenggeluti usaha pertaniannya maka permintaannnya terhadap air akan meningkat.Variabel umur menunjukan bahwa pengalaman seorang petani dalammengembangkan usaha pertanian dan menguasai teknik-teknik budidaya menjadisalah satu tolok ukur keberhasilan dalam budidaya sayur mayur sehinggapermintaannya terhadap air dengan variabel umur akan bernilai positif.

Permintaan petani terhadap air (Y) memiliki hubungan yang positif dengantingkat pendidikan petani (X ). Hal ini menggambarkan bahwa ketika seorang petanimendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sehingga

3

3

23 4 5 6

1 3 4

5 6

1

3

4

5

6

) dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0.05 dan dengan koefisien determinasi (R

203Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 10: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

peluangnya untuk memperoleh pengetahuan akan semakin besar maka petani akansemakin meningkatkan skala usahanya. Dengan demikian akan terjadi peningkatanterhadap kebutuhan air bagi sayur mayur yang diusahakannya.

Sedangkan hubungan antara permintaan air petani (Y) terhadap jarak untukmendapatkan air (X ) dan jumlah panenan selama setahun (X ) tidak mempengaruhipermintaan air. Untuk jarak (variabel X ), petani biasanya membangun tandon-tandon air di lahan pertaniannya yang berfungsi untuk menampung air di musimkemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau, tandon-tandon tersebut memilikifungsi yang nyata sebagai penampung air sedangkan pada musim hujan air akandibiarkan mengalir melewati tandon. Kelebihan airnya akan digunakan oleh petaniuntuk menyiram air saat musim hujan tiba. Sedangkan untuk jumlah panenan (X )tidak mempengaruhi permintaan air karena petani sangat tergantung pada harga pasarsayuran yang berlaku pada saat itu. Ketika sayuran yang membutuhkan banyak airmemiliki harga jual yang rendah, petani tidak akan menanam komoditas tersebut.

Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa kebutuhan petani akan air di DASBrantas hulu rata-rata sebesar 1.989,459 m per tahunnya dengan kesediaan membayarakan air sebesar Rp20.829.025,00 selama setahun. Pada tingkat harga air sebesarRp247 per m maka akan diperoleh nilai air yang dibayarkan oleh petani sebesarRp491.396,00 per tahunnya, sehingga surplus konsumen yang dinikmati oleh petanidari air yang dimintanya untuk kegiatan pertanian selama setahun adalah sebesarRp20.337.629,00.

Besarnya surplus konsumen yang dinikmati oleh petani dibandingkan denganharga air yang dibayarkan oleh petani selama setahun menunjukan bahwa air yangberada di DAS Brantas hulu masih sangat banyak atau melimpah. Melimpahnya airyang dinikmati oleh petani di DAS Brantas hulu akan merangsang petani untuk terusmelakukan okupasi terhadap lahan untuk dijadikan lahan pertanian karena tidakadanya alternatif pekerjaan dan keterampilan lain selain bertani. Keadaan ini akanterus berlangsung hingga petani merasakan beban yang semakin berat karena airsemakin langka sehingga petani semakin sulit untuk mengandalkan lahan pertaniansebagai mata pencahariannya.

Nilai ekonomi air pertanian di DAS Brantas hulu merupakan nilai-nilai yangdiperoleh dari kesediaan petani untuk membayar air yang digunakan (WTP), harga airyang dibayarkan dan surplus konsumennya dikalikan dengan jumlah petani yangmenggunakan air yang terdapat di DAS Brantas hulu. Nilai ekonomi air pertanian diDAS Brantas Hulu disajikan pada Tabel 3. sedangkan kurva permintaan air pertaniandisajikan pada Gambar 4.

Tabel 4. Nilai Ekonomi Air Pertanian di DAS Brantas Hulu

2 7

2

7

3

3

Nilai Ekonomi Contoh Populasi petani Total Nilai

(Rp / KK / tahun) (KK) (Rp / tahun)

Kesediaan membayar (WTP) 20,829,025.00 285,187 5,940,167,152,675

Harga yang dibayarkan 491,396.00 285,187 140,139,751,052

Surplus konsumen 20,337,629.00 285,187 5,800,027,401,623

204Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 11: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Y X1

- 20,692.53

2,013.48 -

100.00 19,664.76

200.00 18,637.13

1,989.50 246.44

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

- 500 1,000 1,500 2,000 2,500

Jumlah Air Yang Diminta (m3)

Bia

yaPen

gad

aan

Air

(Rp/m

3)

Gambar 3. Kurva Permintaan Air Pertanian di DAS Hulu Brantas

Sistem pertanian di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo sangatmengandalkan air hujan atau pertanian tadah hujan karena kondisi lahan pertaniannyayang kering dan berbukit-bukit. Dalam menanam sayuran, petani tidak menggunakansistem terasering karena lahannya merupakan campuran abu vulkanik yang mudahpecah dengan kelerengan yang cukup terjal. Air tidak digunakan untuk menyiramtanaman melainkan hanya untuk memberi obat bagi tanaman agar tidak diseranghama. Petani juga membangun tandon-tandon air tetapi hanya akan terisi pada saatmusim hujan tiba. Tanaman sayuran dapat tumbuh di Desa Ngadas karena dibawahpermukaan tanah masih terdapat sisa-sisa air yang berasal dari embun yang selalu adadi desa tersebut sehingga selalu basah. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat diketahuibahwa air yang berasal dari TNBTS tidak digunakan secara langsung oleh petani untukmenyiram lahan pertaniannya. Air yang berasal dari mata air di TNBTS justrudigunakan untuk kebutuhan rumah tangga sehingga untuk mengetahui nilai ekonomiair TNBTS menggunakan pendekatan rumah tangga petani. Air yang berasal dariTNBTS di tampung ke dalam tandon utama kemudian dialirkan memggunakanparalon ke rumah tangga-rumah tangga. Masing-masing rumah tangga kemudianmemasang sendiri saluran sekunder ke rumahnya. Ada dua jenis saluran sekunderyang masuk ke rumah tangga, yaitu saluran dengan meteran dan saluran tanpameteran. Untuk saluran dengan meteran, masing-masing rumah tangga diharuskanmembayar beban sebesar Rp. 1.500 per bulan sedangkan saluran tanpa meteran tidakdiwajibkan membayar. Iuran air untuk masing-masing warga diserahkan kepada BadanPengelola Air di desa tersebut dimana uang yang terkumpul direncanakan untukmembangun tandon air bagi kegiatan pertanian. Bagi rumah tangga dengan meteran,jumlah konsumsi air per bulannya dapat terpantau dengan baik dengan biaya per m3airnya sebesar Rp. 150 per bulan. Sedangkan bagi rumah tangga tanpa meteran, biayaair ditetapkan bersama-sama sebesar Rp. 2.000 per bulan karena jumlah konsumsi airsulit untuk dipantau. Jumlah konsumsi air masing-masing rumah tangga sangattergantung pada jumlah air yang mereka gunakan untuk keperluan pertanian atautidak. Jika jumlah konsumsi air per bulannya jauh melebihi jumlah konsumsi air bulan

C. Pemanfaatan Air untuk Kebutuhan Rumah Tangga di Sub DAS BrantasHulu

205Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 12: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

sebelumnya, maka dapat dipastikan bahwa rumah tangga tersebut menggunakan airyang ada untuk pertanian. Desa Ngadas merupakan desa terakhir di kawasan TNBTSdimana dulunya merupakan sebuah enclave.

Saat ini desa tersebut telah memperoleh status sebagai desa definitif. Desa iniamat penting karena dapat menjadi pos persinggahan terakhir para turis untuk menujukawasan wisata Gunung Bromo Tengger sehingga air yang berasal dari kawasanTNBTS untuk keperluan turis dan rumah tangga sangat dibutuhkan. Air yangmengaliri desa Ngadas berasal dari mata air dimana biaya pengadaan air yangdikeluarkan oleh masing-masing rumah tangga untuk kebutuhan air cukup besar.Ditambah lagi adanya bantuan dari luar negeri untuk mengadakan tandon utama untukmenampung air. Hal ini cukup memberikan gambaran mengenai pentingnya TNBTSsebagai tandon air raksasa penyedia jasa air bagi kebutuhan rumah tangga petanimengingat air sangat sulit didapatkan di kawasan desa Ngadas. Untuk mengetahuinilai ekonomis manfaat hidrologis hutan dalam memenuhi kebutuhan rumah tanggadigunakan variabel yang terdiri atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh rumah tanggauntuk mengadakan air selama periode waktu tertentu, seperti penyediaan tendon,paralon sekunder, meteran, biaya beban, harga air per m , WTP dan WTA.

3

Gambar 4 & 5. Tandon air dan Tandon Utama dari Mata Air

Gambar 6 & 7. Meteran dan Bak Penampungan Air Rumah Tangga

206Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 13: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

D. Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis untuk Kebutuhan Rumah Tangga diSub DAS Brantas Hulu

Rumah tangga petani merupakan salah satu pengguna air terpenting di wilayahDAS Brantas hulu. Hal ini terjadi karena air yang berasal dari mata air ditampungterlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kemudian sisanyadigunakan untuk memenuhi kebutuhan pertanian.

Penelitan mengenai nilai ekonomi air rumah tangga ini dilakukan di desaNgadas Kecamatan Poncokusumo yang termasuk dalam wilayah Taman NasionalBromo Tengger Semeru (TNBTS). Rumah tangga-rumah tangga petani yangmemanfaatkan air dari TNBTS dapat dikatakan sudah cukup maju karena sudah mulaimembangun alat ukur untuk mengetahui jumlah air yang dikonsumsi selama satubulan. Tarif air juga sudah diberlakukan tetapi berdasarkan kesepakatan bersamaberupa iuran air yang digunakan untuk membangun saluran-saluran air baru untukpertanian atau untuk memperbaiki saluran-saluran yang rusak, yaitu sebesar Rp150untuk setiap m air yang digunakan.

Berdasarkan analisis permintaan air rumah tangga petani yangmenghubungkan antara kebutuhan air (Y) terhadap biaya untuk mengadakan air (X )bagi rumah tangga dan variabel sosial ekonomi lainnya (X , X , X , X , X dan X )diperoleh persamaan permintaan air rumah tangga sebagai berikut:

Y = 144 0.0589 X + 0.00377 Xdimana,Y = Jumlah air yang dikonsumsi oleh rumah tangga selama setahun (m )X = Biaya untuk mengadakan air selama setahun (Rp/m )X = Jarak untuk mendapatkan air selama setahun (m)X = Pendapatan minimal rumah tangga petani selama setahun (Rp)X = Iuran air untuk rumah tangga selama setahun (Rp)X = Jumlah tanggungan keluarga (orang)X = Umur petani (tahun)X = Tingkat pendidikan petani (skor)

Dengan nilai rata-rata masing-masing variabelnya Y, X , X , X , X , X , X danX disajikan pada Tabel 37.

Tabel 5. Nilai Rata-Rata Masing-Masing Variabel Responden di Desa Ngadas

3

3

3

1

2 3 4 5 6 7

1 4

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6

7

Uraian Satuan Nilai

Jumlah air yang dikonsumsi olehrumah tangga selama setahun

(m3) 180

Biaya untuk mengadakan air selamasetahun

(Rp/m3) 834

Jarak untuk mendapatkan air (meter) 15

Pendapatan minimal rumah tanggapetani selama setahun

(Rp) 9.107.339

Iuran air untuk rumah tangga selamasetahun

(Rp) 41.381

Jumlah tanggungan keluarga (orang) 3

Umur petani (tahun) 39

Tingkat pendidikan petani (skor) 1

207Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 14: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Informasi yang diperoleh dari tabel diatas menunjukan bahwa rata-ratapermintaan air sebuah rumah tangga di desa Ngadas sebesar 180 m per tahun denganbiaya untuk mengadakan airnya sebesar Rp 834 untuk setiap m air yang dikonsumsiselama setahun dan digunakan oleh rata-rata per rumah tangga sebanyak 3 orang.Sedangkan pendapatan minimal sebuah rumah tangga petani di desa Ngadas kuranglebih sebesar Rp 9.107.339 per tahunnya sedangkan iuran air yang dibebankan padamasing-masing rumah rumah tangga sebesar Rp 41.381 selama setahun. Umurseorang responden di desa Ngadas rata-rata 39 tahun yang berarti termasuk usiaproduktif dengan tingkat pendidikan rata-rata adalah SD.

Melalui analisis regresi diketahui hubungan antara permintaan air bagikebutuhan rumah tangga (Y) terhadap biaya pengadaan air (X ) dan iuran air rumahtangga untuk mengkonsumsi air (X ) berkorelasi positif pada tingkat kepercayaan 95%

atau = 0.05 dan dengan koefisien determinasi (R ) sebesar 83,6%. Artinyaketerandalan model dalam menjelaskan hubungan antara biaya pengadaan air yangdikeluarkan oleh petani selama setahun (X ) dan iuran air yang dikeluarkannya (X )terhadap jumlah air yang diminta (Y) adalah sebesar 83,6%.

Nilai negatif yang terjadi antara permintaan air (Y) dengan biaya pengadaan air(X ) menunjukan bahwa hubungan tersebut telah sesuai dengan hukum ekonomidimana semakin tinggi harga air yang didekati dari biaya pengadaan air, maka semakinsedikit tingkat konsumsi air untuk kebutuhan rumah tangga. Begitu juga sebaliknya.

Hubungan positif yang terjadi antara permintaan air (Y) dengan iuran air (X )yang harus dibayarkan oleh rumah tangga dalam mengkonsumsi air menunjukankorelasi yang logis, dimana semakin besar air yang dikonsumsi oleh rumah tanggamaka iuran air yang harus dibayarkannya juga akan semakin besar. Besarnya iuran airrumah tangga petani di desa Ngadas juga disebabkan oleh adanya penggunaan lain,yaitu untuk menyirami tanaman pertanian pada musim kemarau. Hal ini dilakukanoleh petani karena sistem pertaniannya adalah pertanian tadah hujan. Jenis tanahnyayang berpasir dan berdebu membuat tanah sukar untuk mengikat air sehingga padalokasi penelitian tidak terdapat sistem irigasi untuk mengalirkan air. Air untukpertanian biasanya diambil oleh petani dengan cara dipikul.

Permintaan air untuk rumah tangga (Y) tidak memiliki korelasi dengan jarakrumah tangga dengan sumber air (X ), pendapatan minimal rumah tangga (X ), jumlahtanggungan keluarga (X ), umur petani (X ) dan tingkat pendidikan petani (X ). Untukjarak rumah tangga dengan sumber air (X ), sebagian besar rumah petani yang ada didesa Ngadas sangat mengandalkan sumber air yang berasal dari mata air yangditampung dalam tandon yang merupakan bantuan dari pihak luar. Air yang berasaldari tandon tersebut kemudian dibuatkan saluran primer ke seluruh rumah tangga,kemudian masing-masing rumah tangga tinggal membuat saluran sekunder atautersier agar air dapat dimanfaatkan oleh rumah tangga petani. Biaya yang dikeluarkanoleh petani untuk mengadakan air adalah dari saluran sekunder ke dalam rumahtangganya sehingga jarak rumah tangga petani dengan sumber air tidakmempengaruhi permintaan petani terhadap air.

Pendapatan minimal petani (X ) juga tidak mempengaruhi permintaan petaniterhadap air rumah tangga. Hal ini disebabkan karena air relatif mudah didapatkansejak adanya bantuan untuk mengadakan air dan rendahnya iuran air untuk setiap mair yang dikonsumsi sebesar Rp 150 sehingga masih cukup terjangkau oleh petani.

3

3

2

3

1

4

1 4

1

4

2 3

5 6 7

2

3

α

208Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 15: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Rendahnya harga air di lokasi penelitian juga menggambarkan bahwa air cukupmelimpah sehingga rumah tangga tidak perlu mengeluarkan biaya ektra untukmendapatkan air.

Jumlah tanggungan keluarga (X ) tidak mempengaruhi konsumsi air untukrumah tangga, selain karena air cukup melimpah, rumah tangga petani biasamengkonsumsi air secara bersama-sama. Bantuan yang diberikan pihak luar denganmembangun sistem pasokan air untuk rumah tangga sangat meringankan bebanpetani. Kelebihan pengeluaran untuk air dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain.

Umur petani dan tingkat pendidikan petani juga tidak mempengaruhipermintaan petani terhadap air rumah tangga. Hal ini terjadi karena air berhasildidistribusikan secara merata di seluruh lokasi penelitian. Adanya sumber-sumber airumum yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di desa Ngadas sangatmemudahkan setiap warganya untuk mendapatkan air.

Melalui analisis regresi diperoleh nilai kesediaan membayar air untuk setiaprumah tangga petani di desa Ngadas adalah sebesar Rp641.783,00 selama setahundengan konsumsi air rumah tangga rata-rata sebesar 180 m per tahunnya. Padatingkat harga air sebesar Rp2.037 untuk setiap m air yang dikonsumsi, maka harga airrumah tangga yang harus dibayarkan oleh petani adalah sebesar Rp366.739,00sehingga surplus konsumen yang diterima oleh petani untuk air rumah tangga sebesarRp275.044,00 selama satu tahun. Adanya surplus konsumen menunjukan bahwa nilaiair masih lebih rendah dibandingkan harga yang seharusnya dibayarkan oleh petanidalam mengkonsumsi air (WTP). Oleh sebab itu, nilai air di TNBTS masih dapatditingkatkan kembali. Nilai ekonomi air rumah tangga di TNBTS disajikan pada Tabel6 sedangkan kurva permintaan air rumah tangga disajikan pada Gambar 9.

Tabel 6. Nilai Ekonomi Air Rumah Tangga di TNBTS

5

3

3

Nilai Ekonomi Contoh Jumlah Rumah Tangga Nilai Total

(Rp/RT/tahun) (RT) (Rp/tahun)

Kesediaan membayar (WTP) 641,783 22,491 14,434,336,955

Harga yang dibayarkan 366,739 22,491 8,248,331,347

Surplus konsumen 275,044 22,491 6,186,005,608

0

1000

2000

3000

4000

5000

50 100 150 200 250 300 350

Jumlah Permintaan Air Rumah Tangga (m3)

Bia

yaPen

gada

nA

ir(R

p/m

3)

Gambar 8. Kurva Permintaan Air Rumah Tangga di TNBTS

209Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 16: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Kawasan hutan di bagian hulu DAS Brantas berperan penting dalam kelangsunganpenyediaan sumber daya air dan pemeliharaan lingkungan.

2. Dalam konteks manfaat air non komersial di Sub DAS Brantas Hulu, kesediaanmembayar atas manfaat air pertanian sebesar Rp20,8 juta/petani/tahun sehinggadiperoleh nilai ekonomi total sebesar Rp5,9 trilyun/tahun, dan nilai kesediaanmembayar atas manfaat air rumah tangga sebesar Rp641.783/orang/tahunsehingga diperoleh nilai ekonomi total manfaat air untuk kebutuhan rumah tanggasebesar Rp14,4 milyar/tahun.

3. Nilai surplus konsumen dalam pemanfaatan air non komersial di Sub DAS BrantasHulu menunjukkan manfaat yang diterima masyarakat dari fungsi ekologis hutansebagai penyedia air.

B. Saran

1. Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut terhadap para pihak yang terlibat dalampengelolaan hutan di bagian hulu DAS Brantas, khususnya pihak danyang menerima dan menyediakan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial yangdihasilkan sumberdaya hutan dan lahan di kawsan tersebut agar mekanisme

dapat dirumuskan dengan jelas dan transparan.2. Dari hasil penelitian maka disarankan untuk mengalokasikan kembali nilai jasa

lingkungan yang diperoleh dari manfaat hidrologis hutan di bagian hulu DASBrantas untuk pengelola kawasan hutan sebagai bentuk cost benefit sharing diantara penyedia dan penerima manfaat hidrologis hutan lindung.

3. Upaya konkret cost benefit sharing dapat berupa diberlakukannya pungutan airbagi para penerima manfaat sumberdaya air dimana penerimaan dari peningkatantarif tersebut dikembalikan ke pengelolaan hutan dalam bentuk realokasi anggaranpemerintah untuk merehabilitasi dan memelihara lingkungan.

4. Diperlukan langkah konkret dari para stakeholder yang terlibat dalam PengelolaanDAS berupa langkah aksi yang integratif dan koordinatif karena melibatkan multisektor dan multi disiplin ilmu.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2006. Pengelolaan Taman NasionalBromo Tengger Semeru Wilayah Kabupaten Malang. Balai Taman NasionalBromo Tengger Semeru. Tidak Diterbitkan.

Bahruni. 1999. Diktat Penilaian Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. FakultasKehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

user provider

benefitsharing

210Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 17: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Balai Taman Hutan Raya R. Soerjo. 2006. Pembangunan dan Pengelolaan KawasanTaman Hutan Raya R. Soerjo. Balai Taman Hutan Raya R. Soerjo. TidakDiterbitkan.

Balai Pengelolaan DAS Brantas. 2002. Laporan Monitoring dan Evaluasi PenggunaanLahan, RLKT dan Sosek Masyarakat SWP DAS Brantas. Surabaya.

Balai Pengelolaan DAS Brantas. 2004. Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahandan Konservasi Tanah Sub DAS Ambang, Lesti dan Melamon. BalaiPengelolaan DAS Brantas. Tidak Diterbitkan.

Bishop JT. 1999. Valuing Forests: A Review of Methods and Applications inDeveloping Countries. London: International Institute for Environment andDevelopment.

BPS Kabupaten Malang. 2004. Kabupaten Malang Dalam Angka. Malang

Darusman D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia-Dokumentasi KronologisTulisan 1986-2002. Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan FakultasKehutanan IPB. Bogor.

Davis, L.S dan Johnson K.N. 1987. Forest Management 3 Edition. Mc Graw-HillBook Company. New York.

Hufschmidt MM . 1987. Lingkungan, Sistem Alami, dan Pembangunan :Pedoman Penilaian Ekonomis. Reksohadiprodjo S, penerjemah. Yogyakarta:Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Environmental, NaturalSystems, and Development, An Economic Valuation Guide.

James, R.F. 1991. Wetland Valuation : Guidelines and Techniques. Asian WetlandBureau-Indonesia. Bogor.

Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Selatan. 2006. Pengelolaan Sumber DayaHutan. Bandung.

Kramer, R.A, Sharma, N, Munasinghe, M. 1995. Valuing Tropical Forests :Methodology and Case Study of Madagascar. World Bank EnvironmentPaper Number 13. The World Bank. Washington D C.

Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development.The World Bank. Washington DC.

Niskanen, A. 1997. Value of External Environmental Impacts of Reforestation inThailand. Ecological Economics Journal No.26 (1998) pp 287 -297.

Pearce, DW and Turner RK. 1990. Economics of Natural Resources and TheEnvironment. London: Harvester Wheatsheaf.

Pearce, D. 1992. Economic Valuation and The Natural world. World Bank WorkingPapers. The World Bank. New York.

Pearce, D, Warford, J.J. 1993. World Without End : Economics, Environment, andSustainable Development. Oxford University Press. New York.

rd

et al

211Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

Page 18: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

Perum Perhutani KPH Malang. 2006. Selayang Pandang KPH Malang. PerumPerhutani KPH Malang. Tidak Diterbitkan.

Ramdan H, Yusran, dan Darusman D. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Alam danOtonomi Daerah-Perspektif Kebijakan dan Valuasi Ekonomi. Alqaprint.Bandung.

Richard Lee. 1981.Forest Hydrology. Columbia University Press,NewYork,

Rogers P, Bhatia R dan Huber A. 1996. Water as a Sosial and Economic Good: Howto put the Principle into Practice. Global Water Partnership-TechnicalAdvisory Committee. Unpublished.

Suparmoko. 2002. Buku Pedoman Penilaian Ekonomi: Sumberdaya Alam danLingkungan (Konsep dan Metode Penghitungan). BPFE. Yogyakarta.

Walikota Batu. 2005. Evaluasi Ulang (Rescoring) Fungsi Hutan di Kota Batu. Batu.

Wangsaatmaja, Setiawan. (N.d.). Dampak Konservasi Lahan Terhadap Rezim AliranAir Permukaan Serta Kesehatan Lingkungan Suatu Analisa Kasus DASCitarum Hulu.

Yakin A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan KebijaksanaanPembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Akademika Pressindo.

Zaini, L. A. 2005. Program Pengelolaan Perlindungan Sumber Air Baku PDAMMenang Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. A paper presented atNational workshop on “Payments and Rewards of Environmental Services”,Jakarta, 14 15 February 2005.

212Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Page 19: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

213Nilai Ekonomi Manfaat Hidrologis Hutan (Fitri Nurfatriani, etd.)

<18

18-3

031

-49

>50

TS

SDSM

PSM

AP

TL

P0-

56-

10>

10

1K

abup

aten

Mal

ang

Des

aD

esa

Ngi

joD

esa

Wo

no

rejo

Des

a N

gad

as

Sid

ora

hay

u

Des

a Su

mb

er B

ran

tas

Kot

a B

atu

0 0 0 0 0

0 0 1 5 3

18 3 4 22 24

14 9 2 4 8

0 0 1 0 0

17 8 4 21 21

6 1 1 9 4

8 3 1 1 8

1 0 0 0 2

32 12 7 27 33

0 0 0 4 2

32 12 7 30 32

0 0 0 1 2

0 0 0 0 1

Jen

is K

elam

inJu

mla

h T

anggu

nga

n K

eluar

ga

No

Kab

up

aten

Co

nto

h/

Des

a

Co

nto

h

Um

ur

(tah

un

)P

end

idik

anJu

mla

hR

esp

on

den

2

TO

TA

L

32 12 7 31 35 117

Page 20: NILAI EKONOMI MANFAAT HIDROLOGIS HUTAN DI DAS …puspijak.org/uploads/info/Fitri I Handoyo.pdf · air di hutan yang langsung dimanfaatkan ... pengikat air, dan meningkatkan kapasitas

214Vol. 7 No. 3 September Th. 2007, 193 - 214

Sumber: BP DAS Brantas (2006)