Top Banner
1 PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. GLOBAL NUSANTARA PUBLIKASI ILMIAH OLEH: NOOR HIDAYATI NIDN: 0024057802 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2014
24

NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

May 13, 2019

Download

Documents

tranquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

1

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. GLOBAL NUSANTARA

PUBLIKASI ILMIAH

OLEH:

NOOR HIDAYATINIDN: 0024057802

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNISFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN

2014

Page 2: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

2

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. GLOBAL NUSANTARA

Noor Hidayati

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui variabel Kepemimpinan dan Motivasi yang berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja Karyawan PT. Global Nusantara. Disamping itu juga untuk merumuskan dan mengetahui mana variabel yang paling dominan mempengaruhi Kinerja.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT dengan sampel sebanyak 139 orang karyawan, dengan (teknik sampling jenuh) dan analisis data secara regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) berpengaruh dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Secara simultan bahwa kedua variabel yaitu Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) secara serempak atau bersama­sama berpengaruh dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) PT. Global Nusantara. Sedangkan antara kedua variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan adalah variabel Motivasi (X2).

Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi, Kinerja.

A. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan perubahan­perubahan yang terjadi secara

global membuat suatu organisasi mengalami permasalahan­permasalahan yang

cukup menggangu. Baik mengenai cara kepemimpinan yang dilakukan, bagaimana

upaya yang dilakukan untuk memotivasi karyawan agar bisa menghasilkan kinerja

yang baik.

Berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

merupakan masalah utama di setiap kegiatan yang ada di dalamnya. Organisasi

merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

batasan yang relatif diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai

Page 3: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

3

tujuan (Robbins, 2010:12). Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan di

prakarsai dan tentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan.

Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang berpotensial

baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang

merupakan penentu tercapainya tujuan organisasi.

Sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan harus dikelola dan

dikembangkan dengan suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang baik

sehingga menjadi produktif dan pada akhirnya mampu memberikan kontribusi berarti

kepada organisasi atau perusahaan dalam bentuk kinerja yang optimal. Untuk itu hal

utama yang harus diperhatikan oleh pimpinan suatu organisasi atau perusahaan

adalah bagaimana membangkitkan gairah kerja karyawannya sehingga termotivasi

dalam melakukan pekerjaannya dan hal ini akan memberikan kepuasan dalam

pekerjaan karena mereka menyenangi pekerjaannya.

Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang

pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong, dan mengatur seluruh unsur­

unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan

organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai atau karyawan

yang maksimal. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian

pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek­aspek kepribadian yang dapat

menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan

anggota organisasinya.

Pemimpin juga perlu mempertimbangkan upaya untuk memotivasi

karyawannya agar bekerja dengan baik, apabila motivasi bekerja karyawan rendah

maka kinerja karyawan akan menyusut seakan­akan kemampuan yang mereka

miliki rendah. Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi

manajemen yang penting untuk dilakukan. Motivasi juga menggambarkan hubungan

antara harapan dan tujuan dengan hal yang dilakukan untuk mendorong seseorang

melakukan sesuatu yang dapat digunakan seorang pemimpin agar karyawannya

mau giat dan optimal dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Motivasi kerja karyawan yang baik akan meningkatkan kinerja organisasi dan

akan sangat mempengaruhi tujuan organisasi yang ingin dicapai, dalam mencapai

Page 4: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

4

tujuannya setiap organisasi sangat memerlukan manajemen yang baik dan berkaitan

dengan usaha­usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Di antaranya adalah

kepemimpinan yang diterapkan pada masing­masing organisasi/perusahaan.

Untuk meningkatkan kinerja karyawannya PT. Global Nusantara melakukan

upaya­upaya yang maksimal agar apa yang menjadi keinginan dan harapan dari

perusahaan atau organisasi bisa tercapai. Upaya­upaya yang dilakukan dalam

memotivasi karyawan adalah dengan memperhatikan kebutuhan ekonomis mereka

(seperti adanya tambahan uang transport, uang lembur, uang makan, bonus,

pelatihan/trainning serta hal lainnya yang bisa meningkatkan kemampuan serta

keahlian karyawan).

Pimpinan juga sangat berperan penting dalam pembagian struktur kerja yang

adil. Pimpinan berusaha memberikan perhatian dan bimbingan kepada para

karyawan dalam melaksanakan tugas. Dari uraian latar belakang, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut yaitu: 1) Apakah Kepemimpinan dan

Motivasi berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Karyawan PT.Global

Nusantara?, 2) Apakah Kepemimpinan dan Motivasi berpengaruh secara parsial

terhadap Kinerja Karyawan PT.Global Nusantara?, 3) Manakah diantara variabel

Kepemimpinan dan Motivasi yang paling berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

PT.Global Nusantara?

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menguji dan mengetahui variabel Kepemimpinan dan Motivasi yang berpengaruh secara simultan

terhadap Kinerja Karyawan PT. Global Nusantara, 2) Untuk menguji dan mengetahui

variabel Kepemimpinan dan Motivasi yang berpengaruh secara parsial terhadap

Kinerja Karyawan PT. Global Nusantara, 3) Untuk menguji dan mengetahui variabel

mana yang paling berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan PT. Global Nusantara.

B. KAJIAN TEORITIS1. Pengertian Kepemimpinan

Hasibuan dalam Soegihartono (2012:128) menyatakan bahwa makna dan

hakekat kepemimpinan bertujuan untuk mendorong gairah kerja dan produktivitas

kerja karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi maksimal.

Page 5: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

5

Uha, (2013:153­157) menjelaskan bahwa dalam melakukan pembahasan

mengenai komponen kepemimpinan sebagai inti manajemen ada beberapa hal yang

akan dijelaskan bahwa upaya untuk membuktikan kebenaran pendapat yang

mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan inti manajemen, dua definisi perlu

dijadikan titik tolak berpikir, yaitu:

(1) Kepemimpinan adalah kemampuan dan seni memperoleh hasil melalui kegiatan

dengan mempengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebenarnya.

(2) Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain dalam hal ini

para bawahan sehingga mau dan mampu melakukan kegiatan tertentu

meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenanginya.

Menurut Kast dan James E. Rosenzweig mengatakan bahwa kepemimpinan

adalah bagian dari manajemen, tetapi tidak semuanya, misalnya para manajer perlu

membuat rencana dan mengorganisasi, tetapi yang diminta pemimpin hanyalah agar

mereka mempengaruhi orang lain untuk ikut. Kepemimpinan adalah kesanggupan

untuk membujuk (persuade) orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

dengan intuisitas. Faktor manusialah yang mengikat suatu kelompok dan

menggerakkannya ke arah sasaran. Tindakanlah yang membuat sukses semua

potensi yang terdapat dalam organisasi dan orang­orangnya.

Dari definisi dan konsep di atas kepemimpinan mencakup penggunaan

pengaruh dan bahwa semua hubungan antara­perseorangan dapat mencakup

kepemimpinan melalui komunikasi. Menurut Riduwan dalam Adiyanto (2011:33­34)

menyatakan bahwa indikator yang dapat mempengaruhi kepemimpinan adalah

sebagai berikut:

1. Teknik pematangan penyiapan pengikut, hal itu dapat ditunjukkan melalui

pemberian informasi yang jelas, keterangan yang faktual (fakta), pendidikan,

dan pengetahuan/pikiran.

2. Teknik hubungan antar manusia, ditunjukkan melalui memahami dan

mendalami bawahan, menyamakan persepsi, pencapaian tujuan organisasi

serta kepentingan organisasi.

Page 6: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

6

3. Teknik menjadi teladan, ditunjukkan melalui hakekat pemberian teladan,

pengaruh pada bawahan, wujud perbuatan, larangan, anjuran serta keharusan.

4. Teknik persuasi dan pemberi perintah, ditunjukkan melalui ajakan simpatik dari

pimpinan, kemauan tanpa paksaan, kesadaran, pemberian perintah,

pelaksanaan perintah serta ketaatan.

5. Teknik penggunaan komunikasi yang tepat, ditunjukkan melalui kejelasan

informasi, penerangan, kegiatan organisasi serta kesamaan persepsi.

6. Teknik penyediaan fasilitas, ditunjukkan melalui jenis fasilitas yang disediakan,

pencapaian tujuan, petunjuk teknik, kegiatan organisasi serta alat pencapaian

tujuan organisasi.

1.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja PegawaiGoleman, Boyatzis, dan McKee (2010:19­20) mengemukakan bahwa

terdapat bukti yang memperlihatkan pengaruh kepemimpinan terhadap iklim kerja

dan kinerja perusahaan, sehingga kita bisa mengukur perbedaan nyata untuk kinerja

perusahaan yang dihasilkan dari sesuatu yang “tidak nyata”, yaitu ”perasaan

perusahan”. Faktor yang menentukan kesehatan perusahaan atau bagian­bagiannya

bisa sangat kompleks.Tetapi, analisis kami mengatakan bahwa secara keseluruhan,

iklim perusahaan­bagaimana perasaan karyawan mengenai bekerja di perusahaan

tersebut­memiliki peran atas 20 sampai 30 persen kinerja bisnis. Memotivasi

karyawan untuk bekerja sebaik­baiknya akan berakibat positif pada hasil­hasil

faktual suatu bisnis. Jika iklim perusahaan menggerakkan hasil bisnis, lalu apa yang

mengerakkan iklim perusahaan? Sekitar 50­70 persen persepsi karyawan terhadap

iklim organisasinya dapat dilacak ke tindakan­tindakan satu orang, yaitu:

pemimpinnya. Lebih dari semua orang lain, pemimpin atau ”bos” menciptakan

kondisi­kondisi yang langsung menentukan kemampuan karyawan untuk bekerja

dengan baik. Singkatnya, keadaan emosi dan tindakan pemimpin berpengaruh pada

perasaan orang­orang yang dipimpinnya, dan akibatnya, berpengaruh terhadap

kinerja.

2. Pengertian Motivasi Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang

dalam mengejar suatu tujuan tertentu dan motivasi ini berkaitan erat dengan tingkat

Page 7: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

7

kepuasan seseorang. Sedangkan menurut Fillmore H. Stanford, ”Motivation as an

energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the

goal of certain class”. (Mangkunegara, 2011:93). Motivasi sebagai suatu kondisi

yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.

George and Jones dalam Tania dan Susanto (2013:2) menjelaskan bahwa

motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai suatu dorongan secara psikologis kepada

seseorang yang menentukan arah dari perilaku (direction of behavior) seseorang

dalam organisasi, tingkat usaha (level of effort), dan tingkat kegigihan atau

ketahanan di dalam menghadapi suatu halangan atau masalah (level of

persistence). Motivasi juga dikatan sebagai tujuan atau pendorong bagi seseorang

dalam upayanya untuk mencapai atau mengapai sesuatu. Jadi motivasi kerja dapat

diartikan sebagai semangat kerja yang ada pada karyawan yang membuat karyawan

tersebut dapat bekerja untuk mencapai tujuan tertentu).

2.1 Teori­teori MotivasiBeberapa teori motivasi menurut para ahli:

1. Teori Hirarki Kebutuhan (Hierachical of Needds Theory)

Teori motivasi yang sangat terkenal adalah teori kebutuhan yang dikemukakan

oleh Maslow dalam Robbins (2010:252­254). Menurut Maslow bahwa pada setiap

diri manusia itu terdiri atas lima kebutuhan yaitu: kebutuhan secara fisiologis, rasa

aman, kepemilikan sosial, penghargaan diri dan aktualisasi diri.

2. McClelland Theory of Needs

McClelland menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia sangat penting di

dalam organisasi atau perusahaan tentang motivasi mereka. McCleland theory of

needs memfokuskan pada tiga hal:

a. Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for Achievement),

kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang

telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan.

b. Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja (Need for Power), kebutuhan

untuk membuat orang berperilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana

di dalam tugasnya masing­masing.

Page 8: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

8

c. Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for Afiliation), hasrat untuk bersahabat dan

mengenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan di dalam organisasi.

3. Theory X and Theory Y

Mc Gregor mengajukan dua pandangan berbeda tentang manusia, negatif

dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. Setelah melakukan

penyelidikan tentang perjanjian seorang manajer dan karyawan, Mc Gregor

merumuskan asumsi­asumsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai

berikut:

Teori X (negatif) measumsikan:

a. Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan dia akan

menghindari atau bermalas­malasan dalam bekerja.

b. Semenjak karyawan tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya, mereka

harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi

hukum jika tidak bekerja dengan sungguh­sungguh.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan formal

sebisa mungkin.

d. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan keamanan di atas faktor

lainnya yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan akan

menggambarkannya dengan sedikit ambisi.

Teori Y (positif) measumsikan:

a. Karyawan dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah

dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam artian berdiskusi

atau sekedar teman bicara.

b. Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka

melakukan komitmen yang sangat objektif.

c. Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas dan inovatif adalah

tersebar secara meluas di berbagai kalangan tidak hanya melulu dari

kalangan top management atau dewan direksi.

4. Teori ERG

Page 9: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

9

Teori ERG menyebutkan ada tiga kategori kebutuhan individu, yaitu eksistensi

(existence), keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth), karena itu

disebut teori ERG, yang berupa:

a. Kebutuhan eksistensi untuk bertahan hidup, kebutuhan fisik.

b. Kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan

orang lain yang bermanfaat seperti keluarga, sahabat, atasan keanggotaan di

dalam masyarakat.

c. Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi produktif dan

kreatif, misalnya diberdayakan di dalam potensi tertentu dan berkembang

secara terus­menerus.

5. Pola Dasar Pemikiran Content Theory

Teori ini menekankan arti pentingnya pemahaman faktor­faktor yang ada di dalam

individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Teori ini sangat

sederhana, yang diperlukan manajer atau pimpinan adalah bagaimana menebak

kebutuhan para karyawan, dengan mengamati perilaku­perilaku mereka, dan

kemudian memilih cara apa yang bisa digunakan supaya mereka mau bertindak

sesuai dengan keinginan manajer. Pola Dasar Pemikiran Process Theory

menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa setiap individu di motivasi

agar menjalankan tugasnya dengan sebaik­baiknya. Dasar dari teori proses

tentang motivasi ini adalah adanya expectancy (harapan), yaitu apa yang

dipercayai oleh individu akan mereka peroleh dari tingkah laku mereka. Faktor

tambahan dari teori ini adalah kekuatan dari preferensi individu terhadap hasil

yang diharapkan.

6. Pola Dasar Pemikiran Reinforcement Theory

Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau proses motivasi. Sebaliknya

teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu

mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam suatu siklus proses

belajar. Dalam pandangan teori ini, individu bertingkah laku tertentu karena di

masa lalu mereka belajar perilaku tertentu seseorang akan berhubungan dengan

Page 10: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

10

hasil yang menyenangkan terhadap orang lain, dan perilaku tertentu akan juga

menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan.

7. Pola Dasar Pemikiran Expectancy Theory

Teori ini dikemukakan oleh Viktor Vroom, mengemukakan bahwa tindakan

seseorang cenderung untuk dilakukan karena harapan hasil yang akan dia

dapatkan. Dalam hal ini seperti harapan bonus, kenaikan gaji, promosi dan

penghargaan. Teori ini memfokuskan hubungan sebagai berikut:

a. Effort­performance relationship, probabilitas yang akan diterima oleh individu

dengan mengerahkan kemampuannya untuk suatu hasil kerja yang baik.

b. Performance­reward relationship, tingkatan kepercayaan individu atas hasil

kerja tertentu akan mengakibatkan harapan yang diinginkannya.

c. Reward­personal goal relationship, penghargaan organisasi atas seseorang

mengakibatkan kepuasan individu di dalam bekerja.

Expectancy Theory menjelaskan kenapa banyak karyawan tidak termotivasi

didalam pekerjaannya. Pola dasar expectancy theory adalah pemahaman antara

individu dan hubungannya dengan hasil kerja dan kemampuan kerja antara hasil

kerja dan penghargaan dan penghargaan dan kepuasan tujuan individu. Indikator

Motivasi :

a. Motif

Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan

bekerja. Setiap motif mempunyai tujuan tertentuyang ingin dicapai. Suatu

dorongan di dalam diri setiap orang, tingkatan alasan atau motif­motif yang

menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk menempuh sesuatu. a)

kebutuhan ekonomis, b) rasa aman dalam bekerja, c) kepuasan dalam

melaksanakan pekerjaan, d) mengembangkan diri untuk berkarir dan

memperoleh kemajuan, e) rasa ingin tahu akan pekerjaan, f) menggunakan

cara­cara baru, g) melaksanakan suatu pekerjaan dengan rekan­rekan kerja.

b. Harapan

Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu.

Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya tinggi bila

karyawan meyakini upaya tersebut akanmenghantar ke suatu penilaian kinerja

Page 11: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

11

yang baik; suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran­ganjaran

organisasional (memberikan harapan kepada karyawan) seperti bonus,

kenaikan gaji, atau promosi; dan ganjaran itu akanmemuaskan tujuan pribadi

karyawan. a) adanya kebijakan atasan, b) adil dalam segala bidang, c) rasa

aman dalam bekerja, d) adanya penghargaan prestasi kerja.

c. Insentif

Insentif yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh terhadap motivasi

dan produktivitas kerja. Insentif diukur dengan a) gaji yang sepadan, b) jaminan

kesehatan, c) pemberian bonus, d) jaminan hari tua.

2.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja PegawaiIvancevich, Konopaske, dan Matteson (2011:16) menjelaskan bahwa

motivasi dan kemampuan untuk bekerja saling berinteraksi dalam menentukan

kinerja. Sesungguhnya, motivasi sangatlah kompleks sehingga kita tidak mungkin

memiliki sebuah teori umum bagaimana motivasi dapat muncul.Namun, manajer

tetap harus berusaha memahaminya.Mereka harus memiliki pengetahuan mengenai

motivasi karena hal tersebut berkaitan dengan kinerja.

Pohan (2010:130) menjelaskan bahwa melihat pentingnya motivasi

karyawan, maka keahlian seorang pimpinan sebagai motivator telah menjadi isu

penting untuk dicermati. Sebab, kinerja karyawan yang rendah karena kurang

motivasi, tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

3. Kinerja KaryawanRue dan Byar mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian

hasil. Interplan kinerja adalah berkaitan dengan operasi, aktivitas program dan misi

organisasi. Murphy dan Cleveland mengatakan bahwa kinerja adalah kualitas

perilaku yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Suntoro bahwa kinerja (performance)

adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing­masing dalam

rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hokum dan sesuai dengan moral dan etika.

Page 12: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

12

Dari beberapa definisi di atas, dapat diketahui bahwa unsur­unsur yang

terdapat dalam kinerja terdiri dari:

(1) Hasil­hasil fungsi pekerjaan

(2) Faktor­faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karya pegawai seperti

kemampuan motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

(3) Pencapaian tujuan organisasi

(4) Periode waktu tertentu

(5) Tidak melanggar hokum

(6) Sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Motowidlo etal. dan Viswesvaran & Ones dalam Kristianto,

Suharnomo dan Ratnawati (2012:2) menyatakan bahwa kinerja karyawan

merupakan tindakan, perilaku dan hasil yang dapat diukur di mana karyawan terikat

atau yang dilakukan karyawan yang berhubungan dengan tujuan organisasi dan

berkontribusi pada tujuan organisasi.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang sesuai dengan

wewenang atau tanggung jawab masing­masing karyawan selama periode waktu

tertentu.

3.1 Unsur­unsur KinerjaTika dalam Reza (2010:22) mengemukakan bahwa ada 4 (empat) unsur­

unsur yang terdapat dalam kinerja yaitu:

1. Hasil­hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor­faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan

3. Pencapaian tujuan organisasi

4. Periode waktu tertentu

Lubis (2011:33) menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan untuk menyelesaikan tugas atau

pekerjaan dengan derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu dan dengan

pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar hasil kerja, target atau

Page 13: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

13

sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama. Indikator dari kinerja adalah :

a. Kuantitas Kerja, diukur dengan: a) proses kerja dan kondisi pekerjaan, b)

waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan.

b. Kualitas kerja, diukur dengan: a) ketepatan waktu dan kualitas pekerjaan, b)

tingkat kemampuan dalam bekerja, c) kemampuan menganalisis

data/informasi, d) kemampuan/kegagalan dalam menggunakan mesin atau

peralatan

c. Kerja sama, diukur dengan kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan

sikap yang konstruktif dalam tim

d. Pemahaman terhadap tugas, diukur dengan pengetahuan atas pekerjaan,

kejelasan pengetahuan atas tanggung jawab pekerjaan yang menjadi tugas

karyawan

e. Inisiatif, diukur dengan semangat untuk melaksanakan tugas­tugas baru

dalam memperbesar tanggung jawab

f. Disiplin, diukur dengan kemampuan membuat rencana pekerjaan meliputi

jadwal dan urutan pekerjaan, sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas

g. Kehandalan, diukur dengan: a) kemampuan berhubungan secara lisan

dengan orang lain, b) pengetahuan teknis, dasar teknis dan kepraktisan

sehingga pekerjaannya mendekati standar kinerja, c) kemampuan

memperbaiki diri sendiri, kemampuan memperbaiki diri dengan studi lanjutan

atau studi­studi.

Kepemimpinan(X1)

Kinerja Karyawan(Y)

Motivasi(X2)

Page 14: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

14

Gambar 3.1 Model Hipotesis

Keterangan :

= pengaruh secara simultan

= pengaruh secara parsial

HipotesisBerdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Kepemimpinan dan Motivasi Berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja

Karyawan PT. Global Nusantara

2. Kepemimpinan dan Motivasi Berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

Karyawan PT. Global Nusantara.

3. Variabel Motivasi yang paling mempengaruhi Kinerja Karyawan PT. Global

Nusantara

C. METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan

data. Penelitian survei menggunakan explanatory research, yaitu penelitian yang

memberikan penjelasan hubungan kausal antara variabel­variabel melalui pengujian

hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 2010:47). Pada penelitian ini populasi yang

diambil adalah Karyawan PT. Global Nusantara jumlah 139 orang dan semua

anggota populasi dijadikan sampel.

1.1 Uji Validitas dan ReliabilitasAnalisis uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

korelasi pearson. Teknik untuk menguji validitas instrumen tiap­tiap variabel

dilakukan dengan cara mengkorelasikan tiap skor item instrumen dengan total skor

dari jumlah item instrumen tersebut. Indikatornya adalah apabila nilai ρ (probabilitas)

Page 15: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

15

korelasi tersebut signifikan, maka instrumen tersebut valid, sebaliknya apabila tidak

signifikan maka item instrumen tersebut tidak valid dan harus di drop.

Valid atau tidak validnya suatu item instrumen dapat diketahui dengan

membandingkan antara indeks korelasi product moment pearson pada level

signifikan 5% dengan nilai kritisnya (Sugiono, 2012:153). Rumus Korelasi Product

Moment adalah sebagai berikut:

2222 )(.

r yynxn

yXyxn

x

Keterangan :R = koefisien korelasi yang dicariƩxy = jumlah perkalian variabel x dan yƩx = jumlah nilai variabel independen (x)Ʃy = jumlah nilai variabel dependen (y)Ʃx2 = jumlah pangkat dua nilai variabel xƩy2 = jumlah pangkat dua nilai variabel yn = banyaknya sampel

Sugiyono (2012:172) menjelaskan bahwa instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Sekaran (2010:177) menjelaskan bahwa Alfa

Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam

suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Alfa Cronbach dihitung

dalam hal rata­rata interkorelasi antar­item yang mengukur konsep. Suatu instrumen

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Semakin dekat alfa Cronbach

dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal.

Page 16: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

16

Tabel 5.17 Hasil Uji Validitas X1 (Tahap I)

No. VarNilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket. No. Var Nilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket.

1. X1.1.1 0.390 Valid 14. X1.4.2 0.226 Tidak Valid2. X1.1.2 0.502 Valid 15. X1.4.3 0.429 Valid3. X1.1.3 0.413 Valid 16. X1.4.4 0.514 Valid4. X1.1.4 0.356 Valid 17. X1.4.5 0.487 Valid5. X1.1.5 0.568 Valid 18. X1.5.1 0.594 Valid6. X1.2.1 0.544 Valid 19. X1.5.2 0.596 Valid7. X1.2.2 0.621 Valid 20. X1.5.3 0.620 Valid8. X1.2.3 0.374 Valid 21. X1.6.1 0.437 Valid9. X1.2.4 0.446 Valid 22. X1.6.2 0.534 Valid10. X1.3.1 0.394 Valid 23. X1.6.3 0.341 Valid11. X1.3.2 0.403 Valid 24. X1.6.4 0.504 Valid12. X1.3.3 0.607 Valid 25. X1.6.5 0.486 Valid13. X1.4.1 0.574 Valid

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Tabel 5.18 Hasil Uji Validitas X1 (Tahap II)

No. VarNilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket. No. Variabel

Nilai r(Koefisien Korelasi)

Ket.

1. X1.1.1 0.390 Valid 13. X1.4.1

0.569 Valid

2. X1.1.2 0.509 Valid 14. X1.4.3 0.433 Valid3. X1.1.3 0.421 Valid 15. X1.4.4 0.514 Valid4. X1.1.4 0.358 Valid 16. X1.4.5 0.489 Valid5. X1.1.5 0.573 Valid 17. X1.5.1 0.594 Valid6. X1.2.1 0.555 Valid 18. X1.5.2 0.597 Valid7. X1.2.2 0.623 Valid 19. X1.5.3 0.618 Valid8. X1.2.3 0.379 Valid 20. X1.6.1 0.440 Valid9. X1.2.4 0.447 Valid 21. X1.6.2 0.534 Valid10. X1.3.1 0.393 Valid 22. X1.6.3 0.323 Valid11. X1.3.2 0.400 Valid 23. X1.6.4 0.501 Valid12. X1.3.3 0.613 Valid 24. X1.6.5 0.482 Valid

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Page 17: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

17

Tabel 5.19 Hasil Uji Validitas X 2

No. ItemNilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket. No. ItemNilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket.

1. X2.1.1 0.640 Valid 8. X2.1.8 0.667 Valid2. X2.1.2 0.735 Valid 9. X2.2.1 0.447 Valid3. X2.1.3 0.704 Valid 10. X2.2.2 0.520 Valid4. X2.1.4 0.670 Valid 11. X2.2.3 0.333 Valid5. X2.1.5 0.745 Valid 12. X2.2.4 0.377 Valid6. X2.1.6 0.689 Valid 13. X2.2.5 0.461 Valid7. X2.1.7 0.381 Valid 14. X2.2.6 0.527 Valid

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Tabel 5.22 Hasil Uji Variabel Y

No. ItemNilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket. No. ItemNilai r

(Koefisien Korelasi)

Ket.

1. Y 1 0.360 Valid 9. Y 9 0.708 Valid2. Y 2 0.566 Valid 10. Y 10 0.635 Valid3. Y 3 0.423 Valid 11. Y 11 0.753 Valid4. Y 4 0.812 Valid 12. Y 12 0.714 Valid5. Y 5 0.675 Valid 13. Y 13 0.697 Valid6. Y 6 0.604 Valid 14. Y 14 0.414 Valid7. Y 7 0.697 Valid 15. Y 15 0.721 Valid8. Y 8 0.715 Valid

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Tabel 5.23 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen PenelitianItem Alpha Cronbach (a) ReliabilitasX 1 0.862 ReliabelX 2 0.826 ReliabelY 0.895 Reliabel

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Uji Asumsi KlasikUji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dihasilkan

dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak. Agar model dapat dianalisis dan memberikan

hasil yang representatif maka model tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik

yaitu tidak terdapat gejala multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Page 18: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

18

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen secara terpisah

keduanya secara bersamaan mempunyai distribusi normal atau tidak.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari

residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, metode grafik histogram yaitu

untuk melihat ploting variabel­variabel terkait terhadap nilai­nilai residualnya

yang telah distandardisasi.

Normal P­P Plot of Regression StandardizedResidual

Dependent Variable: Kinerja_karyawan

Gambar 5.1 Uji Normalitas P­PlotSumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Page 19: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

19

Histogram

Dependent Variable: Kinerja_karyawan

Gambar 5.2 Grafik HistogramSumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2013

Jika dari grafik histogram nilai­nilai residual menyebar di sekitar daerah

sentral dengan frekuensi yang tinggi maka disimpulkan bahwa asumsi normalitas.

2. Uji Autokorelasi

Menurut Umar (2011:143), autokorelasi ialah korelasi antara sesama urutan

pengamatan dari waktu ke waktu. Umar (2011:182) menambahkan uji autokorelasi

digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat

hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel­

variabel penelitian. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai Durbin­

Watson d statistic, korelasi serial dalam residual tidak terjadi jika nilai d berada di

antara batas dU dan 4­dU.

Page 20: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

20

Tabel 5.24 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics Durbin­WatsonR

Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F Chang

e

1 .885a .783 .779 4.069

.783 162.679

3 135

.000 1.858

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai DW 1,858. Sedangkan dari

tabeDW dengan signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 139, dan jumlah variabel

independen (k) = 3, menghasilkan nilai dL sebesar 1,693, dan dU sebesar 1.774.

DW terletak antara dU (1,693) dan (4­dU) yaitu sebesar 2,307, maka hipotesis nol

diterima, yang dapat diartikan tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Multikolinieritas

Menurut Umar (2011:177) uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui

apakah ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi,

maka terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Independennya atau

tidak terdapat multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dari besar VIF (variance inflation

factor) dan tolerance. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 5,

maka disimpulkan antar variable independen tidak terjadi masalah multikolinieritas.

Tabel 5.25 Hasil Uji MultikolinieritasCoefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ­4.396 3.137 ­1.401 .163

X1 .246 .043 .326 5.736 .000 .496 2.014X2 .595 .069 .515 8.580 .000 .446 2.241

Page 21: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

21

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Berdasarkan tabel diatas VIF X1 sebesar 2,014, VIF X2 sebesar 2,241, dan VIF X3 sebesar 1,926, karena nilai VIF < 5 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas.4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar (2011:179) uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dasar analisis :1. Jika ada pola tertentu, seperti titik­titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik­titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 5.3 Hasil Uji HeteroskedastisitasSumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Berdasarkan gambar Scatterplot di atas, tidak ada pola yang jelas (pola

teratur yang membentuk gelombang, melebar, kemudian menyempit), serta titik­titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan

bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 22: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

22

3. Hasil Analisis Regresi

Tabel 5.26 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Hipotesis

Variabel Koef. Regresi(B)

Koefisien

Betathitung

Probabilitas (sig)Terikat Bebas

Konstanta 3,137 ­1,401 0,163Kepemimpinan (X1) 0,043 0,326 5,736 0,000Motivasi (X2) 0,069 0,515 8,580 0,000

n = 139 R Square

R. Adjusted FHitung Sig.

0,783 0,779 162,679 0,000Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Berdasarkan hasil analisis regresi seperti yang terlihat pada tabel di atas

maka persamaan matematis model regresi adalah sebagai berikut:

Y = 3,137 + 0,043 X1 + 0,069 X2 + e

Uji Hipotesis

a. Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel­variabel bebas secara

simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung.

Tabel 5.27 Hasil Uji F (Simultan)Model Summaryb

Model R R Square

AdjustedR

Square

Std. Error ofthe

Estimate

Change StatisticsR

Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 .885a .783 .779 4.069 .783 162.679 3 135 .000

Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 17.0, 2014

Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig F Change adalah 0.000, karena Sig <0.05

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Variabel

Kepemimpian dan Variabel Motivasi secara bersama­sama atau serempak

mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

b. Uji t (Parsial)

Page 23: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

23

Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan dari koefisien regresi

secara parsial. Berdasarkan tabel 5.26 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dan

Uji Hipotesis di atas, nilai Sig sebesar 0.000, karena Sig <0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis regresi berganda

menunjukkan bahwa dari kedua variabel bebas tersebut, bahwa variabel motivasi

(X2) adalah yang paling mempengaruhi kinerja karyawan. Hal itu terlihat dari nilai

beta yang tertinggi yaitu 0,515 dibandingkan variabel kepemimpinan. Besarnya

pengaruh dari setiap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Kepemimpinan

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan (X1)

mempunyai nilai koefesien regresi (B) sebesar 0,043 dengan thitung sebesar 5,736

dan probabilitas 0,000 (P<0,05) sehingga Ho ditolak. Secara parsial

kepemimpinan yang meliputi teknik pematangan penyiapan pengikut, teknik

hubungan antar manusia, teknik menjadi teladan, teknik persuasi dan pemberi

perintah, teknik penggunaan komunikasi yang tepat, dan teknik penyediaan

fasilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

2. Variabel Motivasi

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel motivasi (X2)

mempunyai nilai koefesien regresi (B) sebesar 0,069 dengan thitung sebesar 8,580

dan probabilitas 0,000 (P<0,05) sehingga Ho ditolak. Secara parsial motivasi

yang meliputi motif dan harapan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis ketiga diterima karena berdasarkan

hasil pengujian dan pengolahan data menunjukkan bahwa nilai coefisien beta

variabel Motivasi (X2) adalah sebesar 0,515 lebih besar dari nilai coefisien beta

variabel Kepemimpinan (X1) sebesar 0,326.

KESIMPULAN DAN SARANa. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab­bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

Page 24: NIDN: 0024057802 NOOR HIDAYATI OLEH - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/532/1/POSISI MINUMAN ISOTONIK BERDASARKAN PERSEPSI... · ... dan analisis data secara regresi ... dapat dikatakan

24

1. Variabel Kepemimpinan (X1) dan variabel Motivasi (X2), secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) PT.

sehingga hipotesis pertama dapat diterima.

2. Variabel Kepemimpinan (X1) dan variabel Motivasi (X2 secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) PT

sehingga hipotesis ke dua dapat diterima.

3. Dari kedua variabel tersebut, variabel yang paling berpengaruh terhadap

Kinerja Karyawan PT. sehingga hipotesis ke tiga dapat diterima.

6.2 Saran1. Hendaknya pemimpin atau perusahaan selalu memberikan semangat dan

dorongan untuk meningkatkan kinerja karyawan PT. Baik melalui pendidikan

dan pelatihan maupun hiburan seperti outbond, refreshing, dan family

gathering secara berkala.

2. Hendaknya pemimpin karyawan selalu bersama­sama menciptakan suasana

kerja yang baik sehingga kinerja karyawan meningkat. Selalu menciptakan

suasana kerja yang kondusif, suasana kerja yang tidak terasa membosankan

dan kaku, sehingga tercipta jalinan dan komunikasi yang baik antara

pemimpin dan karyawan juga sesama rekan kerja.