Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. SKENARIO SEMESTER 5 MODUL 18 (SARAF DAN RESEPTOR SENSORIK) SKENARIO 2 TELAPAK TANGAN YANG ATROFI Seorang perempuan berumur 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan punggung tangan dan telapak tangan atrofi. mula-mula tangan terasa sakit dan kebas-kebas yang dialaminya sejak 6 bulan yang lalu, dan beberapa hari ini pasien selalu mengeluhkan kepalanya sakit, frekuensi nya 2x per hari sifatnya berdenyut dan leher terasa tegang 1
53

Neuropati Headache

Dec 25, 2015

Download

Documents

mklh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Neuropati Headache

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. SKENARIO

SEMESTER 5 MODUL 18 (SARAF DAN RESEPTOR SENSORIK)

SKENARIO 2

TELAPAK TANGAN YANG ATROFI

Seorang perempuan berumur 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan

punggung tangan dan telapak tangan atrofi. mula-mula tangan terasa sakit dan

kebas-kebas yang dialaminya sejak 6 bulan yang lalu, dan beberapa hari ini pasien

selalu mengeluhkan kepalanya sakit, frekuensi nya 2x per hari sifatnya berdenyut

dan leher terasa tegang

1.2 LEARNING OBJECTIVE

Neuropati

Cephalgia/ Headache

1

Page 2: Neuropati Headache

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 NEUROPATI

          Pengertian nyeri neuropatik menurut International Association forThe Study

of Pain (IASP) adalah “nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau

disfungsi dari sistem saraf” dan dapat disebabkan oleh kompresi atau infiltrasi dari

nervus oleh suatu tumor, tergantung di mana lesi atau disfungsi terjadi.

Nyeri neuropatik pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asalnya

yaitu perifer dan sentral, juga berdasarkan waktunya,yakni nyeri neuropatik akut

dan kronik. Ada beberapa masalah dalam bidang kedokteran paliatif

yang menyulitkan dalam mendiagnosis dan menangani nyeri neuropatik, dan tak

ada satupun hasil yang memuaskan yang dapat menyebabkan hilangnya nyeri.

Dalam membuat suatu diagnosa adanya nyeri neuropatik diperlukan anamnesis

yang tepat tentang apa yang sedang dirasakan pasien, baik tipenya maupun derajat

dari nyeri tersebut.

ETIOLOGI

Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di susunan saraf pusat (nyeri sentral) atau

kerusakan saraf perifer (nyeri perifer). Nyeri neuropatik berasal dari saraf perifer di

2

Page 3: Neuropati Headache

sepanjang perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan

eksitasi reseptor nyeri spesifik (nosiseptor). Gangguan ini dapat disebabkan oleh

kompresi, transeksi, infiltrasi, iskemik, dan gangguan metabolik pada badan sel

neuron. 

Nyeri sentral neuropatik adalah suatu konsep yang berkembang akibat

bertambahnya bukti bahwa kerusakan ujung-ujung saraf nosiseptif perifer di

jaringan lunak, pleksus saraf, dan saraf itu sendiri juga dapat menyebabkan nyeri

sentral nosiseptif melalui proses sensitasi. Sindrom nyeri thalamus adalah salah satu

nyeri neuropatik sentral. Nyeri sentral neuropatik juga dapat ditemukan pada pasien

post-strok, multiple sklerosis, spinal cord injury, dan penyakit Parkinson.

Nyeri neuropatik perifer terjadi akibat kerusakan saraf perifer. Kerusakan yang

berasal dari perifer menyebabkan tidak saja pelepasan muatan spontan serat saraf

perifer yang terkena tetapi juga lepasnya muatan spontan sel-sel ganglion akar

dorsal saraf yang rusak. Contoh-contoh sindrom yang mungkin dijumpai adalah

neuralgia pascaherpes, neuropati diabetes, neuralgia trigeminus, kausalgi, phantom-

limb pain, kompresi akibat tumor, dan post operasi. 5, 7

Penyebab Tersering Nyeri Neuropatik

Nyeri Neuropatik Sentral Nyeri Neuropatik Perifer

•        Mielopati kompresif dengan

stenosis spinalis

•        Poliradikuloneuropati demielinasi

inflamasi akut dan kronik

3

Page 4: Neuropati Headache

•        Mielopati HIV

•        Multiple sclerosis

•        Penyakit Parkinson

•        Mielopati post iskemik

•        Mielopati post radiasi

•        Nyeri post stroke

•        Nyeri post trauma korda spinalis

•        Siringomielia

•        Polineuropati alkoholik

•        Polineuropati oleh karena

kemoterapi

•        Sindrom nyeri regional kompleks

(complex regional pain syndrome)

•        Neuropati jebakan (misalnya,

carpal tunnel syndrome)

•        Neuropati sensoris oleh karena

HIV

•        Neuralgia iatrogenik (misalnya,

nyeri post mastektomi atau nyeri post

thorakotomi)

•        Neuropati sensoris idiopatik

•        Kompresi atau infiltrasi saraf oleh

tumor

•        Neuropati oleh karena defisiensi

nutrisional

•        Neuropati diabetik

•        Phantom limb pain

4

Page 5: Neuropati Headache

•        Neuralgia post herpetic

•        Pleksopati post radiasi

•        Radikulopati (servikal, thorakal,

atau lumbosakral)

•        Neuropatik oleh karena paparan

toksik

•        Neuralgia trigeminus (Tic

Doulorex)

•        Neuralgia post trauma

(Tabel 1: Dikutip dari kepustakaan 8)

Nyeri neuropatik juga dapat dihubungkan dengan penyakit infeksi, yang paling

sering adalah HIV. Cytomegalovirus, yang sering ada pada penderita HIV, juga

dapat menyebabkan low back pain, radicular pain, dan mielopati. Nyeri

neuropatik adalah hal yang paling sering dan penting dalam morbiditas pasien

kanker. Nyeri pada pasien kanker dapat timbul dari kompresi tumor pada jaringan

saraf atau kerusakan sistem saraf karena radiasi atau kemoterapi. 8

PATOMEKANISME

Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor (reseptor nyeri) disalurkan melalui salah

satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis

5

Page 6: Neuropati Headache

dan termal disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin

dengan kecepatan sampai 30 meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor

polimodal (kimia) diangkut olehserat C yang kecil dan tidak bermielin dengan

kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik (jalur nyeri lambat). Secara

teori, nyeri neuropati terutama (jika tidak disertai penyakit lain) disebabkan oleh

gangguan fungsi dari akson yang tidak bermielin (serat C) dan akson yang

bermielin tipis (serat A-delta). 9, 10

Ketika terdapat kerusakan pada jalur saraf yang mengirimkan informasi nyeri,

sensasi nyeri yang dirasakan akan berkurang. Hal ini menunjukkan terjadi

peningkatan dari ambang batas nyeri dan penurunan intensitas rasa pada stimulus

noksius (stimulus yang merusak jaringan). Akan tetapi, pada beberapa kasus

kerusakan jalur sensori, terjadi hal yang berbeda. Pada pasien nyeri neuropati,

akibat kerusakan sensibilitas pada stimulus noksius, juga terdapat spontaneous

pain (nyeri spontan). Nyeri yang mungkin dirasakan oleh pasien, timbul pada area

yang anastesi. Nyeri ini sering kali dirasakan berat dan sulit untuk diobati.11

Penjelasan yang sederhana untuk nyeri pada cedera saraf yaitu : cedera

menyebabkan deafferentation (penghalangan serabut saraf sensori) pada transmisi

nyeri di saraf spinalis dan penghalangan ini menyebabkan peningkatan aktifitas

saraf tersebut. Meskipun berlawanan, konsep ini bukan tanpa dasar ilmiah.

Faktanya, aktifitas yang berlebihan dari SSP dari penghilangan saraf telah diuji

cobakan. Hal ini dengan sangat jelas terlihat pada pasien dengan cedera pleksus

brachialis. Nyeri berat yang menetap sering ditemukan, terutama pada robekan total

pleksus brakhialis (brachial plexus avulsion).11

6

Page 7: Neuropati Headache

Nyeri yang dirasakan pada robekan pleksus brakhialis sering digambarkan seperti

terbakar, dan disertai sensasi tertusuk “peniti dan jarum” atau “sengatan listrik”.

Beberapa sensasi abnormal, disebutparesthesiae atau jika rasa sangat tidak

enak, dysesthesiae biasanya dengan cedera jalur sensori terdapat pada salah satu

dari sistem saraf tepi atau SSP. 11

Untuk nyeri spontan, pasien dengn cedera saraf melaporkan variasi gangguan

sensori lain, yaitu terdapat hyperalgesia (respon yang berlebih pada stimulus

noksius) dan allodynia (rasa nyeri yang dihasilkan oleh stimulus yang non-noksius).

Ketika intensitas yang sama pada stimulus noksius dan berulang kali pada area kulit

yang dipersarafi oleh saraf yang rusak, intensitas dari nyeri meningkat dengan

stimulus yang beruturut-turut (summation) dan nyeri akan menetap setelah stimulus

dihentikan (after-reaction). Summation dan after-reaction didapatkan pada

beberapa cedera yang luas di kulit dengan persarafan normal, tetapi berlebihan pada

pasien dengan nyeri akibat cedera saraf. 11

Serat aferen bermielin yang primer, termasuk nosiseptor A-delta dan A-alfa

mekanoreseptor, menghambat penjalaran nyeri saraf kornu posterior spinalis yang

diaktivasi oleh nosiseptor yang tidak bermielin. Jadi ketika serat bermielin

mengalami kerusakan, aktivitas di serat tidak bermielin menghasilkan pelepasan

yang lebih besar pada sel kornu posterior. Agaknya, peningkatan pelepasan pada sel

kornu posterior akan dirasakan sebagai nyeri hebat.11

7

Page 8: Neuropati Headache

Berdasarkan teori ini, interaksi antara masukan serat bermielin dan tidak bermielin

ke korda spinalis terjadi pada dua tempat : penghambatan interneuron di substansia

gelatinosa (lamina II) dan penjalaran nyeri saraf kornu posterior. Kedua serat aferen

primer bermielin dan tidak bermielin dimaksudkan memberikan aksi rangsangan

pada penjalaran nyeri (sel T). Sel substansia gelatinosa dimaksudkan untuk

menghambat penjalaran dari kedua kelas aferen primer, jadi presinaps menghambat

semua masukan ke sel penjalaran nyeri. Aferen yang bermielin memberikan

rangsangan ke saraf inhibisi substansia gelatinosa, dengan cara demikian,

menurunkan masukan ke sel T dan sebagai akibatnya menghambat rasa nyeri. Hal

ini didukung oleh pengamatan klinik yang menyatakan beberapa stimulasi pada

serat myelin yang berdiameter besar dapat menghasilkan analgesik. Secara berbeda,

aktifitas pada nosiseptor yang tidak bermielin menghambat inhibisi dari sel

substansia gelatinosa, menyebabkan peninggian penjalaran dari aferen primer ke sel

T dan akibatnya meningkatkan intensitas rasa nyeri. Dengan begitu, aferen yang

tidak bermielin memiliki dua efek rangsangan yaitu penjalaran nyeri pada kornu

posterior (rangsangan secara langsung) dan hambatan pada inhibitory sel substansia

gelatinosa (rangsangan secara tidak langsung).11

Penelitian pada percobaan cedera saraf perifer telah mengindikasikan bagaimana

kerusakan aferen primer yang tidak bermielin dapat menyebabkan rasa nyeri.

Ketika akson saraf perifer mengalami kerusakan maka akson yang rusak ini akan

menumbuhkan tunas-tunas baru (serat) yang tumbuh di sekitar struktur saraf tepi

yang tadinya dipersarafi. Apabila tempat masuk saraf pada jaringan yang

menyambung tadi masih intak atau dekat pada bagian saraf distal, akson akan

8

Page 9: Neuropati Headache

masuk dan melanjutkan pertumbuhan tunasnya ke jaringan tersebut. Jika tempat

masuk tersebut rusak, maka pertumbuhan tunas akson akhirnya tidak terkendali dan

seperti bola kusut yang disebut neuroma. Secara histologi tampak tunas dari akson

yang memasuki neuroma yang berbeda dengan akson yang normal pada saraf

perifer. Kebanyakan memiliki diameter sangat kecil (<0,5 mikrometer) dan berasal

dari akson yang tidak bermielin, sekitar 80 persen dari akson aferen primer yang

tidak bermielin dan sisanya adalah eferen postganglion simpatis.11

Sifat fisiologi dari regenerasi aferen primer ini juga berbeda dari aferen yang

normal di beberapa segi. Pertama, area dari pertumbuhan tunas menjadi lebih

sensitif terhadap stimulasi mekanik langsung. Ini mungkin juga dirasakan

sebagai shooting pain yang biasanya timbul akibat pergerakan yang menekan saraf.

Kedua, yaitu spontaneous activity (aktifitas yang spontan). Pelepasan yang spontan

dan peningkatan sensitifitas terhadap mekanik.

Kerusakan aferen didapatkan paling sedikit pada dua tempat yang berbeda:

regenerasi tunas yang dekat dengan lokasi cedera, dan dekat dengan cell

body pada dorsal root ganglion (DRG). Sensitifitas mekanik pada bagian yang

dekat dengan DRG mungkin memperbesar penjalaran nyeri yang dihasilkan pada

dermatom ketika bagian saraf (nerve roots) tertekan oleh penonjolan diskus

intervertebralis (nyeri radikuler padasciatica).11 

Pada tempat pertumbuhan tunas dan daerah DRG, impuls ektopik dapat juga

dihasilkan dari bagian yang rusak (tidak bermielin) pada akson bermielin. Jika

9

Page 10: Neuropati Headache

akson yang tidak bermielin adalah nosiseptor, maka rangsangan hebat mungkin

menghasilkan nyeri tusukan yang pendek. Seperti mekanisme yang temukan

pada syndrome of tic douloureux. Yang memeliki karateristik nyeri pendek hebat

yang berulang-ulang. Pasien dengan multiple sclerosis,  penyakit ini terdapat akson

rusak yang tidak bermielin sampai SSP.11

DIAGNOSIS

a.       Kriteria diagnostik

         Penatalaksanaan yang sistematik bergantung kepada diagnosis yang

tepat. Diagnosis dari nyeri neuropatik mengutamakan anamnesis riwayat penyakit

yang tepat dan pemeriksaan fisis yang sesuai alat diagnostik seperti DN4 atau

LANSS scoring mungkin berguna, karakteristik dari nyeri neuropatik dapat

dimasukkan dalam beberapa kriteria yakni:

1. Spontan (stimulus yang tidak berrgantung faktor dari luar)

a.       Sensasi terbakar

b.      Intermiten

c.       Nyeri seperti disengat listrik

d.      Hipostesia atau anastesia (Kurang atau tidak dapat merasakan

terhadap rangsang   normal

e.       Disestesia (Abnormal dan sensasi tidak menyenangkan)

10

Page 11: Neuropati Headache

f.       Parastesia (Abnormal dan bukan sensasi yang tidak menyenangkan)

2. Nyeri yang dipicu oleh rangsang dari luar

a.       Hiperalgesia (Respon yang meningkat untuk rangsang nyeri yang normal)

b.      Allodinia (Nyeri terhadap rangsang yang pada orang normal tidak

menimbulkan nyeri)

c.       Dinamis yang dipicu oleh sentuhan

d.      Statis yang dipicu oleh tekanan

e.       Allodinia dingin (nyeri yang dipicu oleh rangsang yang dingin)12,13

          Neuropati, hal yang mendasar pada nyeri neuropatik perifer, dapat bersifat

fokal, multifokal atau distribusi yang difuse, yang bersifat fokal dapat berasal dari

saraf, akar saraf atau kadang-kadang dari plexus. Adakalanya, nyeri neuropatik

sentral (medula spinalis maupun otak) juga dapat menyebabkan nyeri yang bersifat

fokal. Di negara berkembang, kebanyakan kasus yang dijumpai adalah demyelisasi.

Neuralgia atau yang berasal dari radiks saraf cenderung untuk mengikuti distribusi

dari dermatom dan memiliki ciri tertentu dari distribusinya, distribusi nyeri

bagaimanapun juga, tidak selalu merupakan indikator dalam menunjukkan asal dari

nyeri tersebut. Distribusi dari parestesia dapat menjadi indikator yang efektif dalam

menunjukkan asal dari suatu lesi nyeri neuropatik13

11

Page 12: Neuropati Headache

DIAGNOSIS BANDING

1. Diabetic Peripheral Neuropathy (DPN) diklasifikasikan sebagai akut atau

kronik, DPN akut merupakan kondisi yang jarang dan dapat mempengaruhi tungkai

bagian bawah dan penyakit ini menyusahkan dan adakalanya menyebabkan

ketidakmampuan pada penderita. Kondisi akut ini terjadi oleh karena kontrol

glukosa darah yang kurang baik atau perbaikan kontrol  yang cepat. DPN kronik

didefinisikan sebagai gejala yang telah tejadi minimal 6 bulan.8

DPN telah digunakan untuk menggambarkan besarnya penyebaran dan sindrom

neuropatik fokal yang menyebabkan kerusakan dari serat saraf autonom dan

somatik perifer. Sindrom ini temasuk bagian distal, polineuropatik sensorimotorik

yang simetris, neuropatik autonom, neuropatik motorik tungkai bagian proksimal

yang simetris (amyotrophy), neuropatik kranial, radikulopatik, neuropatik

entrapment, dan neuropatik motorik tungkai yang asimetris. Gejala pada pasien

dengan polineuropatik sensorimotorik simetris mungkin digambarkan sebagai salah

satu yang negatif ( kehilangan rasa) atau positif (rasa nyeri terbakar atau kelemahan

otot). Kehilangan serat kecil yang tak bermielin pada pasien ini mungkin

mempengaruhi untuk terjadinya cedera atau ulkus pada kaki. Pasien dengan DPN

mungkin juga mengalami carpal tunnel syndrome atau meralgia paresthetica dan

atau rasa nyeri yang tersebar pada saraf lateral femoral cutaneus. Gejala dari DPN

mungkin akan memburuk pada malam hari, dan akan menggangu tidur pasien yang

menyebabkan rasa lelah, mudah marah, dan disfungsi otot wajah.8

Diagnosis klinik pada DPN, terutama sekali pada pasien dengan polineuropatik

sensorimotorik mungkin akan sulit, karena gejala yang ada sangat bervariasi, mulai

12

Page 13: Neuropati Headache

dari nyeri yang tidak ada dengan penyakit yang mungkin digambarkan hanya oleh

ulkus kaki yang tidak berasa sampai nyeri yang sangat berat. Tanda dan gejala

sensori dari DPN sering kali muncul daripada gejala motorik. Akan tetapi

belakangan terakhir mungkin terdapat penurunan refleks pergelangan kaki

(Achilles) dan atau sedikit kelemahan otot bagian distal.8

2. Post Herpetic Neuralgia merupakan nyeri yang menetap untuk jangka waktu

yang lama setelah muncul ruam pada penyakit herpes zoster. Meskipun definisi

yang ada bervariasi, American Academy of Neurologymemberikan definisi PHN

adalah rasa nyeri yang menetap lebih dari 3 bulan setelah penyembuhan ruam pada

penyakit herpes zoster. Etiologi dari PHN belum diketahui secara pasti, akan tetapi,

pada pasien dengan PHN telah mengalami kerusakan dari saraf sensori, dorsal root

ganglia (DRG), dan kornu posterior spinalis. Diperkirakan telah terjadi penyebaran

partikel-partikel dari virus di tempat-tempat ini setelah tereaktivasi dan ini disertai

oleh inflamasi, repon imun, perdarahan, dan kerusakan pada saraf sensori perifer

dan prosesnya. Diketahui juga bahwa infeksi VZV ini dapat menyerang korda

spinalis dan SSP disertai pembuluh darah menyebabkan gejala neurologik yang

meluas.8

Gejala akut herpes zoster secara khas timbul dengan gejala prodromal selama 3-4

hari dan mungkin terdapat hyperesthesia, paresthesias, dan atau burning

dysesthesias dan gatal sepanjang dermatom yang terinfeksi. Rasa nyeri merupakan

alasan tersering yang dirasakan pasien hingga mencari pengobatan. Rasa nyeri ini

seringkali digambarkan seperti rasa terbakar atau rasa tersengat dan umumnya

berat. Dermatom yang seringkali terkena adalah bagian toraks, tetapi dapat juga

13

Page 14: Neuropati Headache

terjadi pada dermatom lain. Nervus trigeminus bagian ophtalmicus adalah saraf

kranialis yang sering terkena pada pasien infeksi ini. Pada kebanyakan pasien,

gejala akut ini akan membaik sendiri setelah ruam yang timbul mengalami

penyembuhan. Tetapi sebagian kecil pasien (terutama pada usia lanjut),

berkembang menjadi gejala-gejala PHN. 8

            Pasien dengan PHN mungkin datang dengan gejala yang mirip nyeri

neuropatik. Gejala ini dirasakan sebagai nyeri yang terus menerus yang muncul

dengan adanya stimulus dari luar, dimana pasien mungkin merasakannya sering kali

pada malam hari atau ketika perhatian pasien tidak terfokus pada suatu aktivitas.

Pasien dengan PHN juga merasakan nyeri pada sentuhan yang ringan, walaupun

hanya dengan pakaian (allodynia). Beberapa pasien dengan PHN mungkin juga

mengeluhkan nyeri lancinating(nyeri hebat karena sentakan yang cepat). Gejala

motorik dan autonom jarang ditemukan PHN, tetapi ada kalanya pada pasien dapat

muncul nyeri tulang atau nyeri pleura atau neurogenic bladder or

rectum setelah infeksi herpes zoster. 8

PENATALAKSANAAN

Banyak jenis obat obat yang telah digunakan dalam mengobati nyeri neuropatik,

termasuk diantaranya antiepilepsi spektrum luas (AEDs), misalnya karbamazepin,

fenitoin, okskarbazepin, gabapentin, pregabalin, lamotrigin, penobarbital, fenitoin,

topiramate, dan valproic bekerja dengan mengurangi loncatan listrik pada neuron

melalui blokade dari voltage dependent sodium dan kalsium channel. Obat lainnya

14

Page 15: Neuropati Headache

(mis, penobarbital, tiagabine, topiramate, vigabatrine, valproat) bekerja dengan

meningkatkan inhibisi neurotransmitter atau secara langsung turut campur dalam

transmisi eksitatorik.14

Duloxetine

          Duloxetine diindikasikan untuk penanganan nyeri neuropatik yang

berhubungan dengan dpn, walaupun mekanisme kerjanya dalam mengurangi nyeri

belum sepenuhnya dipahami. Hal ini mungkin berhubungan dengan kemampuannya

untuk meningkatkan aktivitas norepinephrin dan 5-HT pada sistem saraf pusat,

duloxetine umumnya dapat ditoleransi dengan baik, dosis yang dianjurkan yaitu

duloxetine diberikan sekali sehari dengan dosis 60 mg, walaupun pada dosis 120

mg/hari menunjukkan keamanan dan keefektifannya, tapi tidak ada bukti yang

nyata bahwa dosis yang lebih dari 60 mg/hari memiliki keuntungan yang signifikan,

dan pada dosis yang lebih tinggi  kurang dapat ditoleransi dengan baik

Gabapentin

              Gabapentine diindikasikan untuk penanganan PHN pada orang dewasa,

molekulnya secara struktural berhubungan dengan neurotransmittergamma-amino

butyric acid, namun gabapentin tidak berinteraksi secara signifikan dengan

neurotransmitter yang lainnya, walaupun mekanisme kerja gabapentin dalam

mengurangi nyeri pada PHN belum dipahami dengan baik, namun salah satu

sumber menyebutkan bahwa gabapentin mengikat reseptor α2δ subunit dari voltage-

activated calsium channels, pengikatan ini menyebabkan pengurangan influks

15

Page 16: Neuropati Headache

ca2+ ke dalam ujung saraf dan mengurangi pelepasan neurotransmitter, termasuk

glutamat dan norepinephrin.14

          Pada orang dewasa yang menderita PHN, terapi gabapentin dimulai dengan

dosis tunggal 300 mg pada hari pertama, 600 mg pada hari kedua (dibagi dalam dua

dosis), dan 900 mg pada hari yang ketiga(dibagi dalam 3 dosis). Dosis ini dapat

dititrasi sesuai kebutuhan untuk mengurangi nyeri sampai dosis maksimum 1800

hingga 3600 mg(dibagi dalam 3 dosis). Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan

usia lanjut dosisnya dikurangi.14

Pregabalin

         Pregabalin diindikasikan pada penanganan nyeri neuropatik untuk DPN dan

juga PHN. Mekanisme kerja dari pregabalin sejauh ini belum dimengerti, namun

diyakini sama dengan gabapentin. Pregabalin mengikat reseptor α2δ subunits

dari voltage activated calsium channels, memblok ca2+ masuk pada ujung saraf dan

mengurangi pelepasan neurotransmitter. Pada penderita DPN yang nyeri, dosis

maksimum yang direkomendasikan dari pregabalin adalah 100 mg tiga kali sehari

(300mg/hari). Pada pasien dengan creatinin clearance ≥ 60 ml/min, dosis

seharusnya mulai pada 50 mg tiga kali sehari (150mg/hari) dan dapat ditingkatkan

hingga 300mg/hari dalam 1 minggu berdasarkan keampuhan dan daya toleransi dari

penderita. Dosis pregabalin sebaiknya diatur pada pasien dengan gangguan fungsi

ginjal. Pada penderita PHN, dosis yang direkomendasikan dari pregabalin adalah 75

hingga 150 mg 2 kali sehari atau 50 hingga 100 mg 3 kali sehari (150-300 mg/hari).

Pada pasien dengan creatinin clearance ≥ 60 ml/min, dosis mulai pada 75 mg 2 kali

sehari, atau 50 mg 3 kali sehari (150 mg/hari) dan dapat ditingkatkan hingga 300

16

Page 17: Neuropati Headache

mg/hari dalam 1 minggu  berdasarkan keampuhan dan daya toleransi penderita, jika

nyerinya tidak berkurang pada dosis 300 mg/hari, pregabalin dapat ditingkatkan

hingga 600 mg/hari.14

2.2 HEADACHE

Nyeri kepala (headache atau chepalgia) merupakan keluhan yang sangat umum

pada pasien. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling

utama pada manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit

dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon

stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau

kombinasi respon tersebut. Karena nyeri kepala sering menyertai pada penyakit-

penyakit lainnya, terkadang pasien mengobati sendiri nyeri kepalanya, padahal

banyak nyeri kepala yang disebabkan karena penyakit serius seperti infeksi dan

tumor intracranial, meningitis, infeksi akut, cedera kepala, hipoksia serebral, atau

penyakit kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. Nyeri kepala terjadi

ketika area sensitif pada kepala distimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan

dan dirasakan di daerah distribusi syaraf yang bersangkutan. Area-area tersebut

diantaranya kulit kepala, periosteum, syaraf kranial V, IX, X, daerah

meningen(Tarwono,2007)

17

Page 18: Neuropati Headache

Klasifikasi

1. Berdasarkan klasifikasi Internasional Nyeri Kepala Edisi 2 dari  International

Headache Society (IHS) yang terbaru tahun 2004, nyeri kepala Primer terdiri atas

Migraine, Tension type Headache, Cluster Headache dan other trigeminal-

autonomic cephalalgias dari Other Primary.

2.  Pembagian klinis nyeri kepala (Anthony, 1988)

A. Sakit kepala akut

• Intrakranial

– Meningitis / ensefaliti

– Perdarahan subaraknoid

– Hematoma subdural

– Tumor intrakranial

• Ekstrakranial

– Migren

– Sakit kepala tandan (cluster)

– Sakit kepala post trauma

– Glaucoma

– Neuritis optika

18

Page 19: Neuropati Headache

– Insufisiensiserebro-vaskuler

Dalam hal ini yang dibahas hanya sebatas migren, tension, dan cluster

a. Migren

Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala

berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyer biasanya sesisi

(unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperhebat

oleh aktivitas dan dapat disertai mual dan atau muntah dan perubahan  visual.

Fotopobia, dan fonofobia.

Secara umum migren dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

Migren tanpa aura (migren umum), pada migren yang jenis ini tidak ditemukan

aura, tetepi dapat ditemukan adanya gejala prodromal.

Migren dengan aura (migren klasik), pada migren jenis ini nyeri kepala didahului

oleh adanya gejala neurology fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga

aura. Aura dapat berupa gangguan visual, hemisensorik, hemiparesis atau disfasia,

ataupun kombinasi dari semua gangguan tadi

b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang,seperti di tekan atau di ikat)

Tension-type headache adalah suatu keadaan yang melibatkan sensasi leher atau

rasa tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher yang biasanya berhubungan

dengan ketegangan otot di daerah ini.

Tension type headache dapat diklasifikasikan menjadi:

19

Page 20: Neuropati Headache

1. Episodic Tension-type Headache

Sekurang-kurangnya terdapat 10 serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria di

bawah ini dan dengan jumlah hari nyeri kepala <15 hari/bulan. Nyeri kepala

berlangsung antara 30 menit hingga 7 hari. Sekurang-kurangnya terdapat 2

karakteristik nyeri di bawah ini:

Terasa seperti ditekan atau diikat namun tidak berdenyut.

Intensitasnya ringan ataupun sedang (dapat menganggu aktivitas tetapi tidak

menghalangi aktivitas).

Lokalisasinya bilateral.

Tidak bertambah berat saat naik tangga ataupun aktivitas fisik yang rutin dilakukan.

Tidak ada mual ataupun muntah.

Fotopobia dan fonofobia tidak ada atau hanya salah satu.

Tidak ada nyeri kepala akibat sebab lain.

2.Chronic Tension-type Headache          

     Frekuensi dan rata-rata nyeri kepala > 15 hari/bulan dan berlangsung > 6 bulan

serta memenuhi kriteria diatas.

3. Cluster

Nyeri kepala cluster merupakan nyeri kepala vaskuler, dikenal dengan istilah nyeri

kepala Harton,nyeri kepala histamine, migren merah. Nyeri kepala ini dirasakan

20

Page 21: Neuropati Headache

sesisi seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, pada area bola mata, pipi, hidung,

langit-langit, gusi, dan menjalar ke frontal, temporal, dan oksipital. Sisi yang

terkena konjungtivanya menjadi merah, timbulnya lakrimasi, ptosis, edema mata,

sebelah hidung tersumbat, dan hipersaliva.

            Nyeri kepala ini terjadi pada waktu-waktu tertentu, umumnya pada dini

harri dan biasanya pasien akan terbangun karena nyeri. Serangan ini berlangsung 15

menit sampai 5 jam dan terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Factor pencetus

nyeri kepala cluster adalah makanan dan minuman yang beralkohol.

ETIOLOGI

        a. Migren

Faktor-faktor pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya migren:

Perubahan hormone. Estrogen dan progesterone merupakan hormone utama yang

berkaitan dengan serangan migren, baik pada saat maupun di luar periode

menstruasi. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus

menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migren. Nyeri kepala migrain dipicu

oleh turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid. Serangan migrain

berkurang selama kehamilan karena kadar estrogen yang relatif tinggi dan konstan,

sebaliknya minngu pertama post partum, 40% pasien mengalami serangan yang

hebat, karena turunnya kadar estradiol. Pemakaian pil kontrasepsi juga

meningkatkan serangan migrain.

21

Page 22: Neuropati Headache

Makanan. Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang

antara lain: makanan yang bersifat vasodilator (histamin, contoh: anggur merah,

natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin, contoh: keju; feniletilamin, contoh: coklat;

kafein), dan zat tambahan pada makanan (natrium nitrit, monosodiaum

glutamat/MSG, dan aspartam).

Stres

Rangsangan sensorik.

Sinar yang terang dan sinar yang menyilaukan.

Bau menyengat, termasuk bau yang tidak menyenangkan seperti tinner dan asap

rokok.

Faktor fisik.

Kegiatan fisi yang berlebihan termasuk aktivitas seksual.

Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak tidur atau terlalu sedikit tidur, dan

gangguan saat tidur.

Perubahan lingkungan. Seperti: cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan

barometer, atau zona waktu.

Alkohol.

Merokok.

b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)

22

Page 23: Neuropati Headache

Peristiwa stres tertentu

Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar 87%,

exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time

depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya

defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.

depresi

kecemasan

kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin

Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur

terlambat. Sebisa mungkin tidur teratur.

tidak makan

Hindari makan atau minum sesuatu yang sensitif, khususnya sebelum

melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. Pasalnya,

pembuluh darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. Jadi, sebisa

mungkin makan secara teratur.

Posisi tubuh yang salah saat tidur

Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher,

bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala

belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.

Bekerja dalam posisi yang tidak enak

23

Page 24: Neuropati Headache

Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya mengetik

dengan komputer.

kurangnya aktifitas fisik

kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal yang

berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon,

penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan.

c. Cluster

Penyebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak normalan pada

hypothalamus sepertinya berperan. Serangan cluster terjadi seperti rutinitas harian,

dan siklus periode cluster sering mengikuti musim dalam setahun. Pola ini

menunjukkan pola jam biologis tubuh terlibat. Pada manusia, jam biologis tubuh

terdapat pada hypothalamus, yang berada di dalam pada tengah otak.

Ketidaknormalan hypothalamus menerangkan waktu dan siklus alami sakit kepala

cluster. Penelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada hypothalamus menajdi

sumber sakit kepala cluster. Faktor lain yang mungkin juga terlibat adalah:

Hormon

Orang dengan sakit kepala cluster memiliki ketidaknormalan tingkat hormon

tertentu, seperti melatonin dan cortisol, terjadi saat periode cluster.

Neurotransmitter

24

Page 25: Neuropati Headache

Berubahnya tingkat beberapa reaksi kimia yang membawa impuls syaraf pada otak

(neurotransmitter), seperti serotonin, mungkin memiliki peran dalam tumbuhnya

sakit kepala cluster.

Tidak seperti migrain atau sakit kepala karena ketegangan, sakit kepala cluster

umumnya tidak berkaitan dengan pemicu seperti makanan, perubahan hormon atau

stress. Tapi sekali periode cluster mulai, mengkonsumsi alkohol dapat dengan cepat

memicu pecahnya sakit kepala karena alkohol adalah pemicu tercepat terjadinya

sakit kepala selama periode klaster dan juga dapat memiliki efek bahkan sebelum

minuman pertama selesai. Untuk alasan ini, banyak orang dengan sakit kepala

cluster menghindari alkohol pada saat durasi periode cluster. Pemicu lain yang

mungkin juga termasuk adalah penggunaan obat medis, seperti nitroglycerin, obat

yang digunakan untuk penyakit jantung.

MANIFESTASI KLINIS

A. Migren

Tanda dan gejala migren bervariasi di antara penderita. Terdapat 4 fase yang umum

terjadi pada penderita migren, tetapi semuanya tidak harus selalu dialami oleh

penderita. (Wikipedia)

 Fase-fase tersebut antara lain:

Fase Prodromal. Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa

perubahan mood, iritabel, depresi atau euforia, perasaan lemah, letih, lesu, tidur

25

Page 26: Neuropati Headache

berlebihan, menginginkan jenis makanan tertentu (coklat) dan gejala lainnya.

Gejala ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase in

memberi pertanda kepada penderita atau keluarga bahwa akan terjadi serangan 

migren.

Fase Aura. Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau

menyertai serangan migren. Fase ini mucul bertahap selama 5-20 menit, dan

bertahan kurang dari 60 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik,

motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut.

Aura visual muncul pada 64% kasus dan merupakan gejala neurologis yang paling

umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma: tampak bintik-

bintik kecil yang banyak, gangguan visual homonim, gangguan salah satu sisi

lapangan pandang, persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan

(fenomena positif). Kelainan visual lainnya adalah adnya skotoma ( fenomena

negatif) yang bisa timbul pada salah satu mata atau kedua mata. Kedua fenomena

ini bisa timbul bersamaan dan berbentuk zig-zag. Aura pada migren biasanya hilang

dalam beberapa menit dan kemudian diikuti dengan periode laten sebelum timbul

nyeri kepala. Walaupun ada juga yang melaporkan tanpa periode laten.

Fase Nyeri Kepala. Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral dan awalnya

berlokasi di daerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam

menyebar secara difus ke arah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam

pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung pada 1-48 jam.

Intensitas nyeri nerkisar dari sedang sampai berat dan dapat mengganggu pasien

dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

26

Page 27: Neuropati Headache

Fase Postdromal. Pasien mungkin merasa lelah, iritabel, konsentrasi terganggu, dan

perubahan mood. Akan tetapi, beberapa orang merasa ‘segar’ atau euforia setelah

serangan, sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas.

B. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)

            Gejala klinis yang dapat ditemukan pada tension-typeheadache adalah:

Tidak ada gejala prodnormal atupun aura.

Nyeri dapat ringan hingga sedang maupun berat.

Tumpul, seperti ditekan atau diikat. Tidak berdenyut.

Menyeluruh atau difus (tidak hanya pada satu titik atau satu sisi), nyeri lebih hebat

di daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher.

Terjadi secara spontan.

Memburuk atau dicetuskan oleh stres dan kelelahan.

Adanya insomnia.

Iritabilitas.

Gangguan konsentrasi.

 Kadang-kadang disertai vertigo.

Beberapa orang mengeluh rasa tidak nyaman didaerah leher, rahang, dan

temporomandibular.

Cluster

27

Page 28: Neuropati Headache

Tanda dan gejala kususnya adalah :

Sakit yang mengerikan, biasanya terdapat pada atau sekitar mata, tapi dapat

merambat pada area lain di wajah, kepala, leher dan pundak.

Sakit pada satu sisi

Kegelisahan

Keluar air mata secara berlebihan

Mata merah sebagai efek samping

Lendir atau basah pada lubang hidung sebagai efek samping pada wajah

Berkeringat, kulit pucat pada wajah

Bengkak di sekitar mata sebagai efek samping pada wajah

Ukuran pupil yang mengecil

Kelopak mata yang layu

PATOFISILOGI

       a. Migren

Migren headache merupakan gangguan nyeri kepala ditandai  dengan adanya

serangan nyeri  yang berkepanjangan dan tiba-tiba dengan vasokonstriksi yang

diikuti dengan vasodilatasi. Migren headache dapat diawali dengan adanya aura

atau berbagai sensasi prodromal seperti silau, penglihatan ganda dsb dimana ini

28

Page 29: Neuropati Headache

merupakan indikasi adanya disfungsi serebral fokal. Berkenaan dengan migren ini

dikatakan bahwa kemungkinan disebabkan oleh ketegangan emosional yang 

berkepanjangan. Ini akan menyebabkan reflek vasospasmus dari beberapa arteri di

kepala termasuk arteri yang mensuplai otak. Vasospasmus akan menyebabkan

sebagian otak menjadi iskemik dan menyebabkan gejala prodromal. Iskemik yang

berkepanjangan menyebabkan dinding vaskular menjadi flasik dan tidak mampu

mempertahankan tonus vaskular. Desakan darah menyebabkan pembuluh darah

berdilatasi dan terjadi peregangan dinding arteri sehingga menyebabkan nyeri atau

migren.

        b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)

            Tension headache merupakan nyeri kepala yang pada umumnya disebabkan

oleh ketegangan dan kontraksi otot-otot leher dan kepala. Ini akan menyebabkan

tekanan pada serabut syarafdan konstriksi pembuluh darah pada dasar leher yang

pada gilirannya akan makin menambah tekanan dan menyebabkan buangan sisa

(asam laktat) menumpuk. Akumulasi ini menyebabkan timbulnya nyeri.

Ketegangan otot ini pada umumnya merupakan reaksi yang tidak disadari terhadap

stres. Akan tetapi, aktifitas-aktifitas yang membutuhkan kepala harus bertahan pada

satu posisis dapat menyebabkan nyeri kepala jenis ini, ataupun tidur dengan letak

leher yang tidak benar(tegang)dapat merpakan penyebab tension headache.

 c. Cluster

Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus

perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus

29

Page 30: Neuropati Headache

trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia

sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar

pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di

daerah periorbital, retroorbital dan dahi.

PENATALAKSANAAN

       a. Migren

Terdiri dari 2 macam, yaitu:

Pengobatan akut/segera (abortif). Jenis obat yang dipakai adalah:

Aspirin dan NSAID dosis tinggi (900 mg) untuk serangan ringan serta sedang.

Kombinasi analgesik dan antiemetik, contoh: aspirin dengan metoklopramid atau

parasetamol dengan domperidon untuk serangan ringan sampai sedang.

Analgesik yang mengandung opiat, contoh: almotriptan, eletriptan, frovatriptan,

naratriptan, sumatriptan, rizatriptan, zolmitriptan yang terdapat dalam bentuk

sediaan oral, semprotan hidung, subkutan, dan rektal supositoria. Sediaan oral

sesuai untuk intensitas nyeri kepala ringan sampai sedang untuk menjaga

absorbsinya. Obat ini harus diberikan dengan dosis optimal dan sebaiknya diulang

setiap 2 jam (untuk naratriptan setiap 4 jam), sampai nyeri kepala hilang

sepenuhnya atau telah mecapai dosis maksimal. Golongan triptan sebaiknya tidak

digunakan dalam 24 jam setelaj pemakaina triptan jenis lain.

30

Page 31: Neuropati Headache

Dihidroergotamin (DHE) untuk semua jenis serangan.

Pengobatan preventif (profilaksis). Macam-macam obat pilihan pertama yang

dianggap efektif dalam pengobatan preventif adalah:

Penyekat-ß misalnya atenolol, bisoprolol, metoprolol, nadolol, propanolol, dan

timolol.

   Pemakaian penyekat –β dikontraindikasikan pada sinus bradikardi, penyakit paru

obstruktif (asma), dan DM.

Antagonis serotonin (5-HT2), misalnya: metisergid dan siproheptadin.

Antidepresan trisiklik, misalnya amitriptilin.

Penyekat-Ca, misalnya: flunarisin dan verapramil

   Meningkatkan ambang rangsang nyeri .

Antikomvulsan, misalnya:Na valproat dan topiramat.

       b. Tension type headache (Nyeri kepala tegang)

Terapi Non-farmakologi

melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit

perubahan posisi tidur

pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain

Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :

31

Page 32: Neuropati Headache

Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau

saat menonton televisi

Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising

Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari   

Terapi farmakologi

Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri. Contoh :

Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium.

Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik

Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya,

misalnya karena anxietas atau depresi pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti

amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis

memicu rebound headache

c. Cluster

Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan

(profilaksis)

Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral

Obat-obat terapi abortif:

Oksigen

Ergotamin

32

Page 33: Neuropati Headache

Dosis sama dengan dosis untuk migrain

Sumatriptan

Obat-obat untuk terapi profilaksis:

Verapamil

Litium

Ergotamin

Metisergid

Kortikosteroid

Topiramat

Terapi Nonfarmakologi headache:

Terapi Akupuntur

Penggunaan akupuntur dilakukan di titik-titik yang direkomendasikan

menggunakan 10 sampai 12 jarum, 30 menit per minggu, selama 10 hingga 12

minggu.

Latihan fisik

Latihan fisik mengurangi intensitas dan bahkan membebaskan sakit kepala sebagian

pasien hingga enam bulan. Selain itu juga bisa dilakukan latihan olahraga yang

mengarah pada otot-otot bahu dan leher, masing-masing selama 100 kali, dan

ditambah pula dengan mengayuh sepeda ergonomik serta peregangan.

33

Page 34: Neuropati Headache

Latihan relaksasi

Latihan relaksasi mencakup latihan pernapasan, teknik mengendalikan stres, serta

bagaimana bersikap rileks selama beraktivitas dan dalam menjalani hidup sehari-

hari.

34

Page 35: Neuropati Headache

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Nyeri neuropatik yang didefinisikan sebagai nyeri akibat lesi jaringan saraf baik

perifer maupun sentral bisa diakibatkan oleh beberapa penyebab seperti amputasi,

toksis (akibat khemoterapi) metabolik (diabetik neuropati) atau juga infeksi

misalnya herpes zoster pada neuralgia pasca herpes dan lain-lain. Nyeri pada

neuropatik bisa muncul spontan (tanpa stimulus) maupun dengan stimulus atau juga

kombinasi.

Sakit Kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa

orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah

merasakan sakit kepala.

Sekarang ini banyak sekali obat-obat sakit kepala yang dijual bebas di toko-toko

obat atau apotik. Di televisi juga banyak iklan yang menawarkan obat sebagai

solusi sakit kepala. Namun hampir semua obat tersebut tidaklah mampu mengatasi

sakit kepala dengan sebenar-benarnya. Memang untuk reaksinya sangat cepat dalam

meredakan sakit kepala, namun di lain waktu ia akan kambuh kembali. Akibatnya

kita menjadi ketergantungan dan bila dikonsumsi terus penerus dapat menyebabkan

pembuluh darah kian tersumbat.

35

Page 36: Neuropati Headache

DAFTAR PUSTAKA

Andrea C. Adams, MD (2008). Mayo Clinic Essential Neurology. Mayo

Foundation

Nicholson B. Differential Diagnosis: Nociceptive and Neuropathic Pain. The

American Journal of Managed Care. Juni 2006. p256-61.

Romanoff ME. Neuropathic Pain. In: Ramamurthy S, Alanmanou E, Rogers

JN. Decision Making in Pain Management. 2nd ed. Philadelphia: Mosby,

2006: p86-89

36