BAB I EMBRIOLOGI Lapisan germinal pada embrio ada tiga, yaitu ektoderm, endoderm dan mesoderm. Peristiwa yang paling khas dalam minggu ketiga adalah gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio. Gastrulasi mulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitif) pada permukaan epiblas. Mula-mula batas garis ini Samar-Samar, tetapi pada mudigah 15 sampai 16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur sempit dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya. Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node (nodus primitif), berupa daerah yang sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang primitif). ada potongan melintang melalui daerah sulkus primitif (primitive groove), tampak bahwa sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru di antara epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive. untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis tersebut, sel-sel ini menjadi berbentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblas, dan menyisip di bawahnya. Pergerakan masuk ke dalam ini dikenal sebagai invaginasi. Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian menempatkan diri di antara epiblas dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
EMBRIOLOGI
Lapisan germinal pada embrio ada tiga, yaitu ektoderm, endoderm dan mesoderm.
Peristiwa yang paling khas dalam minggu ketiga adalah gastrulasi, yaitu proses yang
membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio. Gastrulasi mulai dengan
pembentukan primitive streak (garis primitif) pada permukaan epiblas. Mula-mula
batas garis ini Samar-Samar, tetapi pada mudigah 15 sampai 16 hari, garis ini jelas
terlihat sebagai alur sempit dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya.
Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node (nodus primitif), berupa
daerah yang sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang primitif). ada
potongan melintang melalui daerah sulkus primitif (primitive groove), tampak bahwa
sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru di antara
epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive .
untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis
tersebut, sel-sel ini menjadi berbentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblas, dan
menyisip di bawahnya. Pergerakan masuk ke dalam ini dikenal sebagai invaginasi.
Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian menempatkan diri di antara epiblas dan
endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap
berada di epiblas kemudian membentuk ektoderm. Dengan demikian epiblas,
walaupun terjadi proses gastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan germinal
pada embrio (yaitu, ektoderm, mesoderm, dan endoderm)
1
2
lapisan germinal
Lapisan ektoderem nantinya akan berkembang menjadi organ dan struktur yang
memelihara kontak/hubungan dengan dunia luar : a. system saraf pusat, b. system saraf
tepi, c. sensoris dari telinga, hidung dan mata, d. kulit, termasuk rambut dan kuku, dan e.
kelenjar pituitary, kelenjar mamaria, kelenjar keringat dan enamel gigi. Pada awal minggu
3
ketiga perkembangan, lapisan ektodermal berbentuk dari sebuah lempeng yang lebih pada
bagian cephalic di banding kaudal. Penampilan notokord dan mesoderma prakorda sangat
mempengaruhi ektoderma untuk menebalkan dan membentuk neuron plate. Sel dari neural
plate menyusun neuroectoderm dan menginduksi pembentukkan awal terjadinya proses
neurulation.
Komponen penting dari lapisan mesoderm adalah paraxial dan intermediate, dan
lateral plate. Pada awalnya, sel-sel dari lapisan mesodermal membentuk suatu lembar tipis
yang bebas dari jaringan pada masing-masing sisi midline. Kira-kira hari ke 17 sel-sel
dekat dengan midline mengalami proliferasi dan membentuk lempeng tebal yang dikenal
sebagai paraaxial mesoderma. Lebih kearah samping, sisa lapisan mesoderm yang tipis
membentuk lapisan lateral mesoderm. Dengan persatuan dan penampilan dari rongga-
rongga antarsel di lateral mesoderm, jaringan ini dibagi menjadi dua lapisan: a) satu
lapisan berlanjut menutupi amnion, yang dikenal sebagai somatik atau lapisan mesoderma
parietal; dan (b) satu lapisan berlanjut dengan mesoderm menutupi yolk sac, yang dikenal
sebagai lapisan splanchni / visceral mesoderm. Secara bersama-sama, membentuk rongga
yaitu rongga intraembrionik, yang berlanjut dengan rongga ekstraembrio di masing-
masing sisi embrio. Intermediate Mesoderm menghubungkan paraaxial mesoderma dan
lateral mesoderm. Paraaxial membentuk somit yang akan membentuk mesenkim dari
kepala, dan mengatur somit kedalam segmen kepala dan kaudal. Kadang membentuk
myotom, sclerotom, dan dermatom, yang mendukung semua jaringan tubuh.
Lapisan endoderm memberikan lapisan epithelial dari gastrointestinal tract,
urynari tract, respiratori tract. Ia juga membentuk parenkim dari tyroid, parathyroid
jantung, dan pancreas. Dan akhirnya garis epithelial dari kavum tympani dan tuba
auditorius terbentuk di lapisan endidermal.
Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan mudigah ektoderm
berbentuk cakram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. Dengan
terbentuknya notokord dan karena pengaruh induktifnya, ektoderm yang terletak di atas
notokord menebal membentuk lempeng saraf. Sel-sel lempeng saraf membentuk
neuroektoderm, dan induksi pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal
dalam proses neurulasi.
Proses induksi ini bersifat kompleks, yang memerlukan perangsangan suatu
jaringan atau sekelompok sel yang responsif oleh suatu jaringan penginduksi, dalam hal ini
epiblas oleh notokord. Ini merupakan suatu proses yang terjadi berulang-ulang sepanjang
4
masa organogenesis. Molekul-molekul pemberi sinyal tampaknya termasuk anggota
keluarga faktor pertumbuhan pengubah bentuk β (TGF-β), yang mencakup aktivin, dan
faktor-faktor pertumbuhan fibroblas (FGF). Tetapi, molekul-molekul pemberi sinyal
lainnya sedang diupayakan untuk segera diketahui dan bekerja sebagai morfogen, yaitu
molekul-molekul yang mempunyai beda konsentrasi dengan konsentrasi di dalam sel yang
responsnya tergantung pada dosis.
Begitu induksi terjadi, lempeng saraf yang memanjang dan berbentuk mirip
“sandal” berangsur-angsur meluas menuju ke garis primitif. Pada akhir minggu ketiga,
tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi lebih terangkat naik membentuk lipat-lipat saraf,
sementara di daerah tengah yang cekung terbentuk alur, yaitu alur saraf. Perlahan-lahan,
kedua lipat saraf saling mendekat di garis tengah, tempat mereka menyatu. Penyatuan ini
dimulai di daerah bakal leher (somit keempat) dan berjalan menuju ke arah kepala dan
kaudal. Akibatnya, terbentuklah tuba neuralis. Sampai penyatuan ini selesai, ujung kaudal
dan kepala tuba neuralis masih berhubungan dengan rongga amnion masing-masing
melalui neuroporus kranial dan kaudal. Penutupan neuroporus kranial terjadi kira-kira pada
hari ke-25 (tingkat 18 sampai 20 somit), sedangkan neuroporus posterior menutup pada
hari ke-27 (tingkat 25 somit). Neurilasi kemudian selesai, dan sistem saraf pusat diwakili
oleh sebuah struktur tabung tertutup yang bagian kaudalnya sempit, sumsum tulang
belakang, dan bagian kepala jauh lebih lebar yang ditandai oleh banyak dilatasi, yaitu
vesikel-vesikel otak.
5
6
Pada saat lipatan-lipatan saraf tersebut naik dan menyatu, sel- sel pada tepi
lateral atau krista pada neuroektoderm mulai mendesak jaringan-jaringan
tetangganya. Populasi sel ini dikenal sebagai krista neuralis, dan sel-sel ini akan
mengalami transisi dari epitel menjadi sel mesenkim ketika meninggalkan
neuroektoderm dengan migrasi aktif dan bergeser memasuki mesoderm yang ada
dibawahnya. (Mesoderm merujuk pada sel yang berasal dari epiblas dan
jaringan ekstraembrional. Mesenkim adalah jaringan penyambung embrional
yang tersusun longgar, tanpa memperhatikan asalnya.) Sel-sel krista kemudian
menghasilkan sederetan aneka macam jaringan, termasuk ganglia spinalis
(sensorik) dan ganglia otonom; bagian dari ganglia saraf kranial V, VII, IX, dan X;
sel Schwann dan selaput otak (pia dan arakhnoid); melanosit; medulla kelenjar
suprerenal (adrenal); tulang dan jaringan penyambung untuk struktur-struktur
kraniofasial; dan sel-sel bantalan konotrunkal untuk jantung.
Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke-3 sebagai lempeng
penebalan ektoderm yang berbentuk seperti sandal, lempeng saraf. Lempeng ini
terletak di daerah dorsal tengah dan di depan lubang primitif Pinggir lateral lempeng ini
segera meninggi membentuk lipatan-lipatan saraf.
7
Pada perkembangan selanjutnya, lipatan saraf Makin meninggi, saling mendekat di
garis tengah, dan akhirnya bersatu, dengan demikian terbentuklah tabung Saraf .
Penyatuan ini dimulai pada daerah leher dan berlanjut ke arah sefalik dan kaudal . Tetapi
pada ujung kranial dan kaudal mudigah penyatuan tersebut agak tertunda, dan
neuroporus anterior dan posterior untuk sementara membentuk hubungan langsung
antara rongga tabung tabung saraf dengan rongga amnion. Penutupan neuroporus
anterior terjadi pada tingkat 18-20 somit (hari ke-25); penutupan neuroporus posterior
kira-kira 2 hari kemudian.
Ujung sefalik tabung saraf memperlihatkan tiga buah pelebaran, yakni gelembung
gelembung otak primer: (a) prosensefalon atau otak depan, (b) mesensefalon atau
otak tengah, dan (c) rhombensefalon atau otak belakang . Bersamaan dengan itu,
tabung saraf membentuk dua fleksura: (a) fleksura servikalis pada perbatasan otak
belakang dan medulla spinalis, dan (b) fleksura sefalika yang terletak di daerah otak
tengah.
Ketika mudigah berumur 5 minggu, prosensefalon terdiri atas dua bagian:
telensefalon, yang dibentuk oleh bagian tengah dan dua tonjolan lateral, hemisferi
serebri primitif, dan diensefalon, yang ditandai oleh pembentukan gelembung-
gelembung mata.
8
Mesensefalon dipisahkan dari Rhombensefalon oleh sebuah alur yang dalam,
isthmus rhombencephali.
Rhombensefalon juga terdiri atas dua bagian: metensefalon yang kelak mem-
bentuk pons dan serebelum; dan myelensefalon. Batas antara kedua bagian ini ditandai
oleh sebuah lekukan yang dikenal sebagai fleksura pontin.
Lumen medulla spinalis, kanalis sentralis, bersambung dengan gelembung-
gelembung otak. Rongga rhombensefalon dikenal sebagai ventrikel ke-4,
rongga diensefalon sebagai ventrikel ke-3, dan rongga-rongga hemisferium serebri,
sebagai ventrikel lateral. Ventrikel ke-3 dan ke-4 saling berhubungan melalui
lumen mesensefalon. Rongga ini menjadi sangat sempit dan selanjutnya
dikenal sebagai aqueductus sylvii. Ventrikel lateral berhubungan dengan
ventrikel ketiga melalui foramina interventrikularia Monro.
Lamina basalis dan lamina alaris yang jelas terpisah, masing masing mewakili area
motorik dan sensorik, ditemukan di sisi kanan dan kiri garis tengah di rhombensefalon
dan mesensefalon.
9
Metensefalon, seperti halnnya myelensefalon, ditandai oleh lamina basalis dan
lamina alaris. Akan tetapi terbentuk dua unsur baru (a) serebelum, yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi untuk s ikap badan (postur)dan gerakan dan (b)
pons, yang berperan sebagai jaras serabut-serabut saraf antara medulla spinalis,
korteks serebri dan korteks cerebella.
Masing-masing lamina basalis metensefalon mengandung tiga
kelompok neuron motorik: (a) kelompok eferen somatik medial, yang
membentuk nukleus nervus abducens; (b) kelompok eferen viseral khusus
yang mengandung Inti inti nervus trigeminus dan nervus facialis; yang
mempersarafi otot-otot lengkung far ing pertama dan kedua; dan (c)
kelompok eferen viseral umum, yang akson-aksonnya mempersarafi kelenjar
submandibular dan kelenjar sublingual.
Lapisan marginal lamina basalis metensefalon meluas dan berperan
sebagai suatu jembatan bagi serabut-serabut saraf yang menghubungkan
korteks serebri dan korteks cerebella dengan medulla spinalis. Oleh karena
itu, bagian metensefalon ini dikenal sebagai pons. Selain serabut-serabut
saraf, pons mengandung nuklei pontin, yang, berasal dari lamina alaris
metensefalon dan myelensefalon.
10
Lamina alaris metensefalon mengandung tiga kelompok inti-inti
sensorik: (a) ke lompok a f e r en soma t ik l a t e r a l yang mengandung
neu ron -neu ron ne rvus t r i g eminus, dan sebagian kecil kelompok
vestibulokoklearis; (b) kelompok aferen viseral khusus, dan (c) kelompok aferen
viseral umum.
Minggu ke IV gestasi, hindbrain terbagi atas 8 kompartemen anatomi yaitu r1
sampai r8 yang memainkan peranan penting dalam pembentukan dan organisasi dari hind
brain, membatasi migrasi sel-sel dalam sumbu longitudinal antar kompartemen. Sel-sel
dari r1 membentuk rhombic lip, yang berkembang menjadi lapisan germinal luar dan
lapisan sel granular serebelum. Nuklei dalam serebelar diorganisasikan oleh r2. R2 juga
berkembang menjadi nervus kranialis V sampai X. Midbrain dan hindbrain kedua-duanya
mempengaruhi perkembangan serebelum. Dari midbrain, lobus medial serebelum atau
vermis berkembang bersamaan dengan hemisfer serebelli yang berkembang dari hindbrain.
Pada minggu ke-4 perkembangan, nuklei untuk 12 saraf kranial sudah ada.
Semua saraf kecuali nervus olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak,
11
dan hanya nervus oculomotorius (III) yang muncul di luar daerah otak belakang. Di otak
belakang, proliferasi pusat-pusat di neuroepitelium membentuk delapan segmen
terpisah yang dikenal sebagai rhombomere. Pasangan-pasangan rhombomere
membentuk nuklei motorik saraf kranial IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII
Pembentukan poly segmental ini tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang
terkumpul di dalam somitomer di bawah neuroepitelium yang ada di atasnya.
Saraf-saraf motorik untuk nuklei kranial terletak di dalam batang otak, sedangkan
ganglia sensoriknya terletak di luar otak. Dengan demikian, organisasi saraf-
saraf kranial homolog dengan saraf-saraf spinal, meskipun tidak semua saraf
kranial mengandung serat motorik dan sensorik sekaligus. Asal mula ganglia sensorik
saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel-sel crista neuralis. Plakoda
ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga, dan empat plakoda epibrankial yang
diwakili oleh penebalan-penebalan di sebelah dorsal lengkung-lengkung faring
(brankial).
12
Plakoda epibrankial ikut membentuk ganglia untuk saraf-saraf dari lengkung
faring (V, VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel-sel crista
neuralis, dan serabut-serabutnya dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X.
Metensefalon berkembang menjadi serebelum dan pons. Selama pembentukan
serebelum, lapisan “mantle” dari rhombic lip akan berkembang menjadi nuklear dalam
dari serebelum, dan juga akan membentuk korteks serebelar. Sel-sel kolumnar dari pons
membentuk termasuk nukleus sensorik nervus vestibulokoklear, nervus trigeminal dan
nervus fasial serta nukleus motorik nervus trigeminal, nervus fasial dan nervus abducens.
Sekitar minggu ke V kehamilan, fleksura pontin berkembang dan bertumbuh sebagai dasar
dari ventrikel IV, yang mengakibatkan hindbrain terbagi menjadi 2 bagian yaitu
mielensefalon yang akan berkembang menjadi medula oblongata dan metensefalon yang
akan berkembang menjadi pons dan serebellum.
13
BAB III
NEUROANATOMI & TOPOGRAFI
Pada umumnya, batang otak digunakan sebagai istilah kolektif untuk medula
oblongata (mielensefalon), pons (metensefalon), dan otak tengah (mesensefalon).
Pons dan medula oblongata bersama-sama juga disebut sebagai otak belakang
(rombensefalon).
Seperti yang dapat terlihat pada Gambar 3.1a, batang otak memanjang
dari persilangan traktus piramidalis ,yaitu dari tingkat asal radiks Cl, ke atas ke
tingkat traktus optikus, dan pada perjalanannya dari kiasma ke korpus
genikulatum lateral, melingkupi krura serebri otak tengah. Dalam pandangan ventral
dan lateral, tiga komponen batang otak dapat dibedakan dengan agak jelas
(Gambar 3.1 a dan c). Sebuah sulkus horizontal menandai sambungan
pontoserebelar. Sulkus yang serupa terdapat pada tempat di mana pedunkulus otak
tengah bertemu dengan tepi rostral dari pons. Sisi dorsal batang otak hanya dapat
dilihat setelah mengangkat serebelum (derivat dari mesensefalon). Gambar 3.1 b
memperlihatkan dua tunggul yang agak besar dari massa serat yang
menghubungkan batang otak dengan serebelum. Massa ini dibagi menjadi tiga
kelompok. Pedunkel serebelar superior (brakium konjungtivum) menghubungkan
serebelum dan otak tengah. Kebanyakan serat-seratnya meninggalkan nukleus
dentatum dan nucleus serebelar lainnya, menyeberang garis tengah pada sambungan
pons dan otak tengah, dan terutama berhubungan dengan nukleus ruber kontralateral.
Pedunkel serebelar medial (brakium pontis) membawa serat pontoserebelar dari
neuron bagian kontralateral basis pons. Neuron-neuron ini adalah penerima impuls
dari berkas serat kortikopontin, yang berjalan ke bawah melalui kapsula interna. Jadi,
neuron ini adalah neuron kedua dari sambungan antara korteks serebral dan
serebelar. Pedunkel serebelar inferior (korpus restiforme) membawa serat asenden ke
korteks serebelar.
14
15
Medula Oblongata
Medula oblongata terlihat paling jelas dengan melihat sisi ventral batang otak (lihat
Gambar 3.1a). Struktur ini panjangnya sekitar 2,5 sampai 3 cm, jarak dari
sambungan pontomedular ke radiks Cl. Struktur longitudinal, meninggi, seperti
tongkat pada setiap sisi sulkus medianus adalah piramid. Struktur ini dibangun dari
traktus kortikospinalis desenden; sehingga, jaras motorik ini juga disebut sebagai
traktus piramidalis. Pada otak tengah, traktus ini berjalan melalui bagian tengah
pedunkel bersama sama dengan berkas serat kortikopontin. Pada pons, traktus ini
berjalan melalui basis dan tersembunyi bila dipandang dari luar oleh nuklei pontis
dan serat-serat yang menyeberang, yang mengelilingi traktus itu. Tetapi pada medula
oblongata, seperti juga piramid, traktus ini letaknya superfisial,
membuatnya menjadi rentan di bawah kondisi tertentu. Sebagai contoh, arteri
vertebralis yang secara patologis melebar, dapat menekan piramid secara dalam
pada waktu menyilang dalam perjalanannya ke garis tengah. Juga, piramid bawah
menghadap tepi foramen magnum dan dapat tertekan ke foramen magnum
akibat perubahan (lesi) yang mengisi ruang di dalam atau di sekitar serebelum.
Nukleus olivarius inferior merupakan tetangga alami dari piramid. Nukleus ini
terpisah dari piramid oleh sulki anterior lateral atau ventrolateral. Saraf hipoglosus
keluar dari sulki ini dengan beberapa rootlets di sepanjnag permukaan Oliva
inferior.
Beberapa saraf kranialis dapat terlihat pada pandangan lateral medula
oblongata (Gambar 3.1c). Yang paling kaudal adalah saraf asesorius (XI),
yang terbentuk dari sejumlah.rootlets kecil. Beberapa dari rootlets ini berasal
dari medula spinalis bagian servikalis, sehingga bagian servikal saraf tersebut
harus berjalan naik melalui foramen magnum untuk mengambil rootlets
medular. Kemudian berjalan saraf vagus (X) dan glosofaringeus (IX). Pada sudut
sambungan pontomedular, yang juga disebut sebagai sudut serebelopontin, saraf
vestibulokoklearis (VIII) memasuki batang otak.
Sisi dorsal dari medula oblongata memperlihatkan tiga protuberansia yang
terletak secara simetris pada setiap sisi garis tengah (lihat Gambar 3.1b) Yang
paling lateral disebut tuberkulum sinereum. Tuberkulum ini berasal dari nukleus
16
spinalis dan traktus saraf trigeminus di bawahnya. Penonjolan ini disebabkan oleh
nukleus kuneatus yang segera diikuti oleh nukleus grasilis. Struktur-struktur ini
membentuk batas kaudal dari lantai ventrikel keempat, yang karena bentuknya, juga
disebut sebagai fosa romboideus (dari sini timbul Istilah rombensefalon untuk pons
dan medula oblongata). Di sini, batas antara medula oblongata dan Pons, secara kasar
ditandai oleh stria medular yang berjalan menyeberang lantai ventrikel keempat.
Serat-serat bermielin ini adalah akson nukleus arkuata. Perluasan ke kaudal dari nuk-
leus basis pons ini, membentuk separuh kerangka yang mengelilingi traktus
piramidalis, Serat-serat ini berjalan ke dorsal dekat dengan garis tengah, dan setelah
mencapai ventrikel keempat, memasuki pedunkel serebelar inferior. Di bawah
stria ini dan ke masing-Masing sisi garis tengah, terdapat trigonum saraf vagus dan
hipoglosus. Lebih ke lateral, penggelembungan ringan dihasilkan oleh nukleus
vestibularis (area vestibularis). Dekat ujung kaudal ventrikel keempat, area
postrema membentuk peninggian kecil bilateral. Ini pada tingkat foramen