Top Banner
BAB I EMBRIOLOGI Lapisan germinal pada embrio ada tiga, yaitu ektoderm, endoderm dan mesoderm. Peristiwa yang paling khas dalam minggu ketiga adalah gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio. Gastrulasi mulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitif) pada permukaan epiblas. Mula-mula batas garis ini Samar-Samar, tetapi pada mudigah 15 sampai 16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur sempit dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya. Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node (nodus primitif), berupa daerah yang sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang primitif). ada potongan melintang melalui daerah sulkus primitif (primitive groove), tampak bahwa sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru di antara epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive. untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis tersebut, sel-sel ini menjadi berbentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblas, dan menyisip di bawahnya. Pergerakan masuk ke dalam ini dikenal sebagai invaginasi. Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian menempatkan diri di antara epiblas dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang 1
69

Nervus Trigeminus

Dec 23, 2015

Download

Documents

Nervus Trigeminus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Nervus Trigeminus

BAB I

EMBRIOLOGI

Lapisan germinal pada embrio ada tiga, yaitu ektoderm, endoderm dan mesoderm.

Peristiwa yang paling khas dalam minggu ketiga adalah gastrulasi, yaitu proses yang

membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio. Gastrulasi mulai dengan

pembentukan primitive streak (garis primitif) pada permukaan epiblas. Mula-mula

batas garis ini Samar-Samar, tetapi pada mudigah 15 sampai 16 hari, garis ini jelas

terlihat sebagai alur sempit dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya.

Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node (nodus primitif), berupa

daerah yang sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang primitif). ada

potongan melintang melalui daerah sulkus primitif (primitive groove), tampak bahwa

sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru di antara

epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive .

untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis

tersebut, sel-sel ini menjadi berbentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblas, dan

menyisip di bawahnya. Pergerakan masuk ke dalam ini dikenal sebagai invaginasi.

Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian menempatkan diri di antara epiblas dan

endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap

berada di epiblas kemudian membentuk ektoderm. Dengan demikian epiblas,

walaupun terjadi proses gastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan germinal

pada embrio (yaitu, ektoderm, mesoderm, dan endoderm)

1

Page 2: Nervus Trigeminus

2

Page 3: Nervus Trigeminus

lapisan germinal

Lapisan ektoderem nantinya akan berkembang menjadi organ dan struktur yang

memelihara kontak/hubungan dengan dunia luar : a. system saraf pusat, b. system saraf

tepi, c. sensoris dari telinga, hidung dan mata, d. kulit, termasuk rambut dan kuku, dan e.

kelenjar pituitary, kelenjar mamaria, kelenjar keringat dan enamel gigi. Pada awal minggu

3

Page 4: Nervus Trigeminus

ketiga perkembangan, lapisan ektodermal berbentuk dari sebuah lempeng yang lebih pada

bagian cephalic di banding kaudal. Penampilan notokord dan mesoderma prakorda sangat

mempengaruhi ektoderma untuk menebalkan dan membentuk neuron plate. Sel dari neural

plate menyusun neuroectoderm dan menginduksi pembentukkan awal terjadinya proses

neurulation.

Komponen penting dari lapisan mesoderm adalah paraxial dan intermediate, dan

lateral plate. Pada awalnya, sel-sel dari lapisan mesodermal membentuk suatu lembar tipis

yang bebas dari jaringan pada masing-masing sisi midline. Kira-kira hari ke 17 sel-sel

dekat dengan midline mengalami proliferasi dan membentuk lempeng tebal yang dikenal

sebagai paraaxial mesoderma. Lebih kearah samping, sisa lapisan mesoderm yang tipis

membentuk lapisan lateral mesoderm. Dengan persatuan dan penampilan dari rongga-

rongga antarsel di lateral mesoderm, jaringan ini dibagi menjadi dua lapisan: a) satu

lapisan berlanjut menutupi amnion, yang dikenal sebagai somatik atau lapisan mesoderma

parietal; dan (b) satu lapisan berlanjut dengan mesoderm menutupi yolk sac, yang dikenal

sebagai lapisan splanchni / visceral mesoderm. Secara bersama-sama, membentuk rongga

yaitu rongga intraembrionik, yang berlanjut dengan rongga ekstraembrio di masing-

masing sisi embrio. Intermediate Mesoderm menghubungkan paraaxial mesoderma dan

lateral mesoderm. Paraaxial membentuk somit yang akan membentuk mesenkim dari

kepala, dan mengatur somit kedalam segmen kepala dan kaudal. Kadang membentuk

myotom, sclerotom, dan dermatom, yang mendukung semua jaringan tubuh.

Lapisan endoderm memberikan lapisan epithelial dari gastrointestinal tract,

urynari tract, respiratori tract. Ia juga membentuk parenkim dari tyroid, parathyroid

jantung, dan pancreas. Dan akhirnya garis epithelial dari kavum tympani dan tuba

auditorius terbentuk di lapisan endidermal.

Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan mudigah ektoderm

berbentuk cakram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. Dengan

terbentuknya notokord dan karena pengaruh induktifnya, ektoderm yang terletak di atas

notokord menebal membentuk lempeng saraf. Sel-sel lempeng saraf membentuk

neuroektoderm, dan induksi pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal

dalam proses neurulasi.

Proses induksi ini bersifat kompleks, yang memerlukan perangsangan suatu

jaringan atau sekelompok sel yang responsif oleh suatu jaringan penginduksi, dalam hal ini

epiblas oleh notokord. Ini merupakan suatu proses yang terjadi berulang-ulang sepanjang

4

Page 5: Nervus Trigeminus

masa organogenesis. Molekul-molekul pemberi sinyal tampaknya termasuk anggota

keluarga faktor pertumbuhan pengubah bentuk β (TGF-β), yang mencakup aktivin, dan

faktor-faktor pertumbuhan fibroblas (FGF). Tetapi, molekul-molekul pemberi sinyal

lainnya sedang diupayakan untuk segera diketahui dan bekerja sebagai morfogen, yaitu

molekul-molekul yang mempunyai beda konsentrasi dengan konsentrasi di dalam sel yang

responsnya tergantung pada dosis.

Begitu induksi terjadi, lempeng saraf yang memanjang dan berbentuk mirip

“sandal” berangsur-angsur meluas menuju ke garis primitif. Pada akhir minggu ketiga,

tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi lebih terangkat naik membentuk lipat-lipat saraf,

sementara di daerah tengah yang cekung terbentuk alur, yaitu alur saraf. Perlahan-lahan,

kedua lipat saraf saling mendekat di garis tengah, tempat mereka menyatu. Penyatuan ini

dimulai di daerah bakal leher (somit keempat) dan berjalan menuju ke arah kepala dan

kaudal. Akibatnya, terbentuklah tuba neuralis. Sampai penyatuan ini selesai, ujung kaudal

dan kepala tuba neuralis masih berhubungan dengan rongga amnion masing-masing

melalui neuroporus kranial dan kaudal. Penutupan neuroporus kranial terjadi kira-kira pada

hari ke-25 (tingkat 18 sampai 20 somit), sedangkan neuroporus posterior menutup pada

hari ke-27 (tingkat 25 somit). Neurilasi kemudian selesai, dan sistem saraf pusat diwakili

oleh sebuah struktur tabung tertutup yang bagian kaudalnya sempit, sumsum tulang

belakang, dan bagian kepala jauh lebih lebar yang ditandai oleh banyak dilatasi, yaitu

vesikel-vesikel otak.

5

Page 6: Nervus Trigeminus

6

Page 7: Nervus Trigeminus

Pada saat lipatan-lipatan saraf tersebut naik dan menyatu, sel- sel pada tepi

lateral atau krista pada neuroektoderm mulai mendesak jaringan-jaringan

tetangganya. Populasi sel ini dikenal sebagai krista neuralis, dan sel-sel ini akan

mengalami transisi dari epitel menjadi sel mesenkim ketika meninggalkan

neuroektoderm dengan migrasi aktif dan bergeser memasuki mesoderm yang ada

dibawahnya. (Mesoderm merujuk pada sel yang berasal dari epiblas dan

jaringan ekstraembrional. Mesenkim adalah jaringan penyambung embrional

yang tersusun longgar, tanpa memperhatikan asalnya.) Sel-sel krista kemudian

menghasilkan sederetan aneka macam jaringan, termasuk ganglia spinalis

(sensorik) dan ganglia otonom; bagian dari ganglia saraf kranial V, VII, IX, dan X;

sel Schwann dan selaput otak (pia dan arakhnoid); melanosit; medulla kelenjar

suprerenal (adrenal); tulang dan jaringan penyambung untuk struktur-struktur

kraniofasial; dan sel-sel bantalan konotrunkal untuk jantung.

Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke-3 sebagai lempeng

penebalan ektoderm yang berbentuk seperti sandal, lempeng saraf. Lempeng ini

terletak di daerah dorsal tengah dan di depan lubang primitif Pinggir lateral lempeng ini

segera meninggi membentuk lipatan-lipatan saraf.

7

Page 8: Nervus Trigeminus

Pada perkembangan selanjutnya, lipatan saraf Makin meninggi, saling mendekat di

garis tengah, dan akhirnya bersatu, dengan demikian terbentuklah tabung Saraf .

Penyatuan ini dimulai pada daerah leher dan berlanjut ke arah sefalik dan kaudal . Tetapi

pada ujung kranial dan kaudal mudigah penyatuan tersebut agak tertunda, dan

neuroporus anterior dan posterior untuk sementara membentuk hubungan langsung

antara rongga tabung tabung saraf dengan rongga amnion. Penutupan neuroporus

anterior terjadi pada tingkat 18-20 somit (hari ke-25); penutupan neuroporus posterior

kira-kira 2 hari kemudian.

Ujung sefalik tabung saraf memperlihatkan tiga buah pelebaran, yakni gelembung

gelembung otak primer: (a) prosensefalon atau otak depan, (b) mesensefalon atau

otak tengah, dan (c) rhombensefalon atau otak belakang . Bersamaan dengan itu,

tabung saraf membentuk dua fleksura: (a) fleksura servikalis pada perbatasan otak

belakang dan medulla spinalis, dan (b) fleksura sefalika yang terletak di daerah otak

tengah.

Ketika mudigah berumur 5 minggu, prosensefalon terdiri atas dua bagian:

telensefalon, yang dibentuk oleh bagian tengah dan dua tonjolan lateral, hemisferi

serebri primitif, dan diensefalon, yang ditandai oleh pembentukan gelembung-

gelembung mata.

8

Page 9: Nervus Trigeminus

Mesensefalon dipisahkan dari Rhombensefalon oleh sebuah alur yang dalam,

isthmus rhombencephali.

Rhombensefalon juga terdiri atas dua bagian: metensefalon yang kelak mem-

bentuk pons dan serebelum; dan myelensefalon. Batas antara kedua bagian ini ditandai

oleh sebuah lekukan yang dikenal sebagai fleksura pontin.

Lumen medulla spinalis, kanalis sentralis, bersambung dengan gelembung-

gelembung otak. Rongga rhombensefalon dikenal sebagai ventrikel ke-4,

rongga diensefalon sebagai ventrikel ke-3, dan rongga-rongga hemisferium serebri,

sebagai ventrikel lateral. Ventrikel ke-3 dan ke-4 saling berhubungan melalui

lumen mesensefalon. Rongga ini menjadi sangat sempit dan selanjutnya

dikenal sebagai aqueductus sylvii. Ventrikel lateral berhubungan dengan

ventrikel ketiga melalui foramina interventrikularia Monro.

Lamina basalis dan lamina alaris yang jelas terpisah, masing masing mewakili area

motorik dan sensorik, ditemukan di sisi kanan dan kiri garis tengah di rhombensefalon

dan mesensefalon.

9

Page 10: Nervus Trigeminus

Metensefalon, seperti halnnya myelensefalon, ditandai oleh lamina basalis dan

lamina alaris. Akan tetapi terbentuk dua unsur baru (a) serebelum, yang berfungsi

sebagai pusat koordinasi untuk s ikap badan (postur)dan gerakan dan (b)

pons, yang berperan sebagai jaras serabut-serabut saraf antara medulla spinalis,

korteks serebri dan korteks cerebella.

Masing-masing lamina basalis metensefalon mengandung tiga

kelompok neuron motorik: (a) kelompok eferen somatik medial, yang

membentuk nukleus nervus abducens; (b) kelompok eferen viseral khusus

yang mengandung Inti inti nervus trigeminus dan nervus facialis; yang

mempersarafi otot-otot lengkung far ing pertama dan kedua; dan (c)

kelompok eferen viseral umum, yang akson-aksonnya mempersarafi kelenjar

submandibular dan kelenjar sublingual.

Lapisan marginal lamina basalis metensefalon meluas dan berperan

sebagai suatu jembatan bagi serabut-serabut saraf yang menghubungkan

korteks serebri dan korteks cerebella dengan medulla spinalis. Oleh karena

itu, bagian metensefalon ini dikenal sebagai pons. Selain serabut-serabut

saraf, pons mengandung nuklei pontin, yang, berasal dari lamina alaris

metensefalon dan myelensefalon.

10

Page 11: Nervus Trigeminus

Lamina alaris metensefalon mengandung tiga kelompok inti-inti

sensorik: (a) ke lompok a f e r en soma t ik l a t e r a l yang mengandung

neu ron -neu ron ne rvus t r i g eminus, dan sebagian kecil kelompok

vestibulokoklearis; (b) kelompok aferen viseral khusus, dan (c) kelompok aferen

viseral umum.

Minggu ke IV gestasi, hindbrain terbagi atas 8 kompartemen anatomi yaitu r1

sampai r8 yang memainkan peranan penting dalam pembentukan dan organisasi dari hind

brain, membatasi migrasi sel-sel dalam sumbu longitudinal antar kompartemen. Sel-sel

dari r1 membentuk rhombic lip, yang berkembang menjadi lapisan germinal luar dan

lapisan sel granular serebelum. Nuklei dalam serebelar diorganisasikan oleh r2. R2 juga

berkembang menjadi nervus kranialis V sampai X. Midbrain dan hindbrain kedua-duanya

mempengaruhi perkembangan serebelum. Dari midbrain, lobus medial serebelum atau

vermis berkembang bersamaan dengan hemisfer serebelli yang berkembang dari hindbrain.

Pada minggu ke-4 perkembangan, nuklei untuk 12 saraf kranial sudah ada.

Semua saraf kecuali nervus olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak,

11

Page 12: Nervus Trigeminus

dan hanya nervus oculomotorius (III) yang muncul di luar daerah otak belakang. Di otak

belakang, proliferasi pusat-pusat di neuroepitelium membentuk delapan segmen

terpisah yang dikenal sebagai rhombomere. Pasangan-pasangan rhombomere

membentuk nuklei motorik saraf kranial IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII

Pembentukan poly segmental ini tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang

terkumpul di dalam somitomer di bawah neuroepitelium yang ada di atasnya.

Saraf-saraf motorik untuk nuklei kranial terletak di dalam batang otak, sedangkan

ganglia sensoriknya terletak di luar otak. Dengan demikian, organisasi saraf-

saraf kranial homolog dengan saraf-saraf spinal, meskipun tidak semua saraf

kranial mengandung serat motorik dan sensorik sekaligus. Asal mula ganglia sensorik

saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel-sel crista neuralis. Plakoda

ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga, dan empat plakoda epibrankial yang

diwakili oleh penebalan-penebalan di sebelah dorsal lengkung-lengkung faring

(brankial).

12

Page 13: Nervus Trigeminus

Plakoda epibrankial ikut membentuk ganglia untuk saraf-saraf dari lengkung

faring (V, VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel-sel crista

neuralis, dan serabut-serabutnya dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X.

Metensefalon berkembang menjadi serebelum dan pons. Selama pembentukan

serebelum, lapisan “mantle” dari rhombic lip akan berkembang menjadi nuklear dalam

dari serebelum, dan juga akan membentuk korteks serebelar. Sel-sel kolumnar dari pons

membentuk termasuk nukleus sensorik nervus vestibulokoklear, nervus trigeminal dan

nervus fasial serta nukleus motorik nervus trigeminal, nervus fasial dan nervus abducens.

Sekitar minggu ke V kehamilan, fleksura pontin berkembang dan bertumbuh sebagai dasar

dari ventrikel IV, yang mengakibatkan hindbrain terbagi menjadi 2 bagian yaitu

mielensefalon yang akan berkembang menjadi medula oblongata dan metensefalon yang

akan berkembang menjadi pons dan serebellum.

13

Page 14: Nervus Trigeminus

BAB III

NEUROANATOMI & TOPOGRAFI

Pada umumnya, batang otak digunakan sebagai istilah kolektif untuk medula

oblongata (mielensefalon), pons (metensefalon), dan otak tengah (mesensefalon).

Pons dan medula oblongata bersama-sama juga disebut sebagai otak belakang

(rombensefalon).

Seperti yang dapat terlihat pada Gambar 3.1a, batang otak memanjang

dari persilangan traktus piramidalis ,yaitu dari tingkat asal radiks Cl, ke atas ke

tingkat traktus optikus, dan pada perjalanannya dari kiasma ke korpus

genikulatum lateral, melingkupi krura serebri otak tengah. Dalam pandangan ventral

dan lateral, tiga komponen batang otak dapat dibedakan dengan agak jelas

(Gambar 3.1 a dan c). Sebuah sulkus horizontal menandai sambungan

pontoserebelar. Sulkus yang serupa terdapat pada tempat di mana pedunkulus otak

tengah bertemu dengan tepi rostral dari pons. Sisi dorsal batang otak hanya dapat

dilihat setelah mengangkat serebelum (derivat dari mesensefalon). Gambar 3.1 b

memperlihatkan dua tunggul yang agak besar dari massa serat yang

menghubungkan batang otak dengan serebelum. Massa ini dibagi menjadi tiga

kelompok. Pedunkel serebelar superior (brakium konjungtivum) menghubungkan

serebelum dan otak tengah. Kebanyakan serat-seratnya meninggalkan nukleus

dentatum dan nucleus serebelar lainnya, menyeberang garis tengah pada sambungan

pons dan otak tengah, dan terutama berhubungan dengan nukleus ruber kontralateral.

Pedunkel serebelar medial (brakium pontis) membawa serat pontoserebelar dari

neuron bagian kontralateral basis pons. Neuron-neuron ini adalah penerima impuls

dari berkas serat kortikopontin, yang berjalan ke bawah melalui kapsula interna. Jadi,

neuron ini adalah neuron kedua dari sambungan antara korteks serebral dan

serebelar. Pedunkel serebelar inferior (korpus restiforme) membawa serat asenden ke

korteks serebelar.

14

Page 15: Nervus Trigeminus

15

Page 16: Nervus Trigeminus

Medula Oblongata

Medula oblongata terlihat paling jelas dengan melihat sisi ventral batang otak (lihat

Gambar 3.1a). Struktur ini panjangnya sekitar 2,5 sampai 3 cm, jarak dari

sambungan pontomedular ke radiks Cl. Struktur longitudinal, meninggi, seperti

tongkat pada setiap sisi sulkus medianus adalah piramid. Struktur ini dibangun dari

traktus kortikospinalis desenden; sehingga, jaras motorik ini juga disebut sebagai

traktus piramidalis. Pada otak tengah, traktus ini berjalan melalui bagian tengah

pedunkel bersama sama dengan berkas serat kortikopontin. Pada pons, traktus ini

berjalan melalui basis dan tersembunyi bila dipandang dari luar oleh nuklei pontis

dan serat-serat yang menyeberang, yang mengelilingi traktus itu. Tetapi pada medula

oblongata, seperti juga piramid, traktus ini letaknya superfisial,

membuatnya menjadi rentan di bawah kondisi tertentu. Sebagai contoh, arteri

vertebralis yang secara patologis melebar, dapat menekan piramid secara dalam

pada waktu menyilang dalam perjalanannya ke garis tengah. Juga, piramid bawah

menghadap tepi foramen magnum dan dapat tertekan ke foramen magnum

akibat perubahan (lesi) yang mengisi ruang di dalam atau di sekitar serebelum.

Nukleus olivarius inferior merupakan tetangga alami dari piramid. Nukleus ini

terpisah dari piramid oleh sulki anterior lateral atau ventrolateral. Saraf hipoglosus

keluar dari sulki ini dengan beberapa rootlets di sepanjnag permukaan Oliva

inferior.

Beberapa saraf kranialis dapat terlihat pada pandangan lateral medula

oblongata (Gambar 3.1c). Yang paling kaudal adalah saraf asesorius (XI),

yang terbentuk dari sejumlah.rootlets kecil. Beberapa dari rootlets ini berasal

dari medula spinalis bagian servikalis, sehingga bagian servikal saraf tersebut

harus berjalan naik melalui foramen magnum untuk mengambil rootlets

medular. Kemudian berjalan saraf vagus (X) dan glosofaringeus (IX). Pada sudut

sambungan pontomedular, yang juga disebut sebagai sudut serebelopontin, saraf

vestibulokoklearis (VIII) memasuki batang otak.

Sisi dorsal dari medula oblongata memperlihatkan tiga protuberansia yang

terletak secara simetris pada setiap sisi garis tengah (lihat Gambar 3.1b) Yang

paling lateral disebut tuberkulum sinereum. Tuberkulum ini berasal dari nukleus

16

Page 17: Nervus Trigeminus

spinalis dan traktus saraf trigeminus di bawahnya. Penonjolan ini disebabkan oleh

nukleus kuneatus yang segera diikuti oleh nukleus grasilis. Struktur-struktur ini

membentuk batas kaudal dari lantai ventrikel keempat, yang karena bentuknya, juga

disebut sebagai fosa romboideus (dari sini timbul Istilah rombensefalon untuk pons

dan medula oblongata). Di sini, batas antara medula oblongata dan Pons, secara kasar

ditandai oleh stria medular yang berjalan menyeberang lantai ventrikel keempat.

Serat-serat bermielin ini adalah akson nukleus arkuata. Perluasan ke kaudal dari nuk-

leus basis pons ini, membentuk separuh kerangka yang mengelilingi traktus

piramidalis, Serat-serat ini berjalan ke dorsal dekat dengan garis tengah, dan setelah

mencapai ventrikel keempat, memasuki pedunkel serebelar inferior. Di bawah

stria ini dan ke masing-Masing sisi garis tengah, terdapat trigonum saraf vagus dan

hipoglosus. Lebih ke lateral, penggelembungan ringan dihasilkan oleh nukleus

vestibularis (area vestibularis). Dekat ujung kaudal ventrikel keempat, area

postrema membentuk peninggian kecil bilateral. Ini pada tingkat foramen

Magendie (apertura mediana ventrikuli kuarti). Foramen Luschka (apertura lateralis

ventrikuli kuarti) terletak pada sudut pontomedular, tepat di bawah saraf vestibu-

lokoklearis.

Pons

Istilah pons (jembatan) diciptakan oleh Varolio (1543-1575), karena di ventral

struktur ini menghubungkan dua hemisfer serebelar dan menjembatani ventrikel

keempat. Protrusi seperti perut dihasilkan oleh basis pons. Di sini, serat

kortikopontin berakhir secara ipsilateral pada neuron nukleus pontis (neuron

kedua), akson yang menyeberangi garis tengah dan berlanjut ke korteks serebelar

kontralateral. Basis juga mengandung traktus piramidalis pada setiap sisi garis

tengah. Sulkus longitudinal yang dangkal, membagi basis pons menjadi dua

secara simetris (lihat Gambar 3.1a). Sulkus ini tidak disebabkan oleh arteri basilaris,

tetapi agaknya, peninggian masing-masing sisi garis tengah disebabkan oleh

traktus piramidalis Jika bagian serebral traktus piramidalis terputus akibat lesi,

akan terjadi infark yang menghancurkan kapsula interna, bagian distal dan traktus

menjadi atrofi dan peninggian ipsilateral dari pons menghilang. Pada medula oblo-

ngata, piramid ipsilateral menjadi kecil dan atrofi.

17

Page 18: Nervus Trigeminus

Di lateral, serat-serat transversal dari basis Pons membentuk pedunkel

pontin. Tunggal dari saraf trigeminus (V) terletak pada bagian rostral pedunkel, di

mana serat muncul dari basis pons. Kebanyakan serat saraf adalah sensorik dan

datang dari neuron Gasseri ganglion trigeminalis (ganglion semilunare Gasseri).

Berkas serat motorik kecil yang melekat ke bagian dorsal tunggul saraf dan

mensuplai otot-otot pengunyah, berasal dari tegmentum pons, seperti juga saraf

.abdusens (VI) dan saraf fasialis (VII). Saraf-saraf ini muncul dari sambungan

pontomedular: saraf abdusens dekat garis tengah dan antara pons dan piramid,

sedangkan saraf fasialis lebih lateral di depan saraf vestibulo-auditorius (lihat

Gambar 3.1a). Jika dilihat dari belakang (lihat Gambar 3.1 b), daerah pons berlanjut

dari tingkat stria medular ke saraf troklearis (IV). Di atas stria medular dan pada

setiap sisi garis tengah, terdapat peninggian sirkumskripta dari lantai ventrikel ke-

empat, yang disebabkan oleh internal knee dari serat-serat saraf fasialis. Gambar 3.1b

memperlihatkan, kolikulus fasialis ini dan juga bagian dari atap, rostral atau tektum dari

ventrikel keempat, yaitu velum medulare superius, yang terikat pada vermis atas dari

serebelum.

Saraf Kranialls

Asal, Komponen dan Fungsi

Gambar 3.2 memperlihatkan batang otak dari bagian belakang. Di sebelah

kanan,nukleus motorik saraf III sampai XII dan saraf-sarafnya diperlihatkan dengan

warna merah. Di sebelah kiri, saraf sensorik dan nukleus di mana semua berakhir,

terlihat berwarna hitam. Gambar 3.3 dan 3.4 menunjukkan distribusi

topografi saraf motorik, sensorik dan nukleus-nukleusnya, dilihat dari sisi batang

otak. Gambar 3.3 memperlihatkan saraf motorik dan nukleusnya dalam warna

merah, dan Gambar 3.4 memperlihatkan saraf sensorik Berta nukleusnya dalam

warna hitam.

18

Page 19: Nervus Trigeminus

Komponen dari saraf kranialis, sejalan dengan asal dan fungsinya, Gambar 3.5

memperlihatkan semua saraf kranialis, mencakup traktus olfaktorius dan saraf

optikus, dalam susunan topografis pada dasar otak, dan dalam semi

lingkaran, organ yang disarafinya (garis merah) atau darimana impuls-impulsnya

berasal (garis hitam).

19

Page 20: Nervus Trigeminus

gambar 3.3. nucleus

motorik saraf kranialis (pandangan lateral)

20

Page 21: Nervus Trigeminus

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa saraf spinalis diklasifikasikan sebagai

aferen somatik, eferen somatik, aferen otonom, atau eferen otonom. Klasifikasi

fungsional dari saraf kranialis lebih rumit, karena beberapa dari saraf tersebut

berhubungan dengan organ sensorik khusus yang sangat tinggi dan melayani fungsi

seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan. Saraf-saraf

kranialis lainnya adalah brankiomerik (V, VI, IX, X, dan XI), dan serat

eferennya mempersarafi otot yang berasal dari arkus brankialis.

21

Page 22: Nervus Trigeminus

Tipe serat-serat di bawah ini, ditemukan pada saraf kranialis:

1. serat aferen somatik (mengirim rasa nyeri, suhu, raba, tekanan, dan

propioseptif melalui reseptor pada kulit, sendi, tendon, d1l.)

2. serat otonom (viseral) aferen, mengirim impuls (nyeri) dari visera.

3. a) serat somatik aferen spesial, mengirim impuls dari reseptor spesial (mata, teli-

nga)

b) serat viseral aferen spesial, mengirim impuls pengecapan dan penciuman

4. serat somatik eferen umum, mempersarafi otot-otot skelet (III, IV, VI, XII)

5. serat eferen viseral, mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar

parasimpatik seperti jugs simpatik.

6. serat eferen brankiomerik spesial, mempersarafi otot-otot yang berasal

dari arkus brankialis (V untuk otot-otot dari arkus pertama, VII untuk otot-

otot dari arkus kedua, IX untuk otot-otot dari arkus ketiga, X dan XI untuk

otot-otot dari arkus keempat dan selanjutnya).

Gambar 3.6 memperlihatkan, di sebelah kanan, distribusi saraf kranialis pada basis

tengkorak, yang masih ditutupi oleh dura. Di sebelah kiri, dura telah diangkat, dan

terlihat berbagai foramen, tempat saraf masuk atau meninggalkan tengkorak.

22

Page 23: Nervus Trigeminus

Saraf Trigeminus (V)

Saraf t r igeminus bersi fa t campuran: bagian mayornya membawa serat

sensorik dari wajah, dan bagian yang lebih keci l membawa serat

motorik untuk otot-otot pengunyah. Bagian sensorik berasal dari

ganglion trigeminalis (ganglion semilunaris Gasseri), yang berkaitan dengan

ganglion spinalis dan mengandung sel sel ganglion pseudounipolar. Akson-akson

perifer dari sel-sel ini berhubungan dengan reseptor untuk raba, diskriminasi,

tekanan, nyeri, dan suhu. Prosesus central memasuki pons dan berakhir dalam

nukleus sensorik utama (raba, diskriminasi) dan nukleus spinalis (nyeri, suhu)

dari saraf. Satu aspek dari nukleus traktus mesensefalik trigeminus menunjukkan

gambaran khusus dari saraf. Neuron dari nukleus ini berhubungan dengan neuron

ganglion spinalis. Jadi, nukleus dapat dianggap sebagai ganglion yang dikatakan

berpindah tempat ke dalam batang otak. Akson-akson dari sel-selnya berhubungan

dengan reseptor perifer dalam gelendong otot dari otot pengunyah dan dengan

23

Page 24: Nervus Trigeminus

reseptor yang berespons terhadap, tekanan.

gambar3 .29

Seperti terlihat pada Gambar 3.29, tiga nukleus meliputi daerah

yang luas, yang berjalan dari medula spinalis bagian servikalis ke atas ke otak

tengah. Ganglion Gasseri berhenti pada sulkus yang dangkal (impressio trigemini)

dari apeks rostral tulang petrosa, di luar bagian lateral dari sinus kavernosus.

Akson perifer dari neuron ganglionik membentuk tiga bagian mayor:

24

Page 25: Nervus Trigeminus

1. saraf oftalmikus, yang berjalan melewati fisura orbita superior

2. saraf maksilaris, yang menuju ke foramen rotundum

3. saraf mandibularis, yang berlanjut melalui foramen ovale

Gambar. 3.28

Cabang perifer dari saraf-saraf ini dilukiskan pada Gb 3.28. Daerah

sensoriknya mencakup daerah kulit dahi dan wajah (Gambar 3.29), mukosa mulut,

hidung, dan sinus; gigi maksilar dan mandibular; dan daerah luas dari dura dalam

fosa kranii anterior dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari

bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius, serta dari bagian membran

timpani. Daun telinga dan bagian sisanya dari kanalis auditorius menerima

persarafan sensorik dari saraf intermediat (pars intermedia saraf fasialis),

25

Page 26: Nervus Trigeminus

glosofaringeus dan vagus. Saraf mandibularis, di antara impuls-impuls lain,

membawa impuls propioseptif dari otot-otot pengunyah dan dari atap mulut

untuk mengendalikan kekuatan menggigit.

Daerah kulit yang disarafi oleh saraf trigeminus, mempunyai batas

pada dermatom C2 dan C3 saraf spinalis. Radiks C1 adalah murni motorik dan

mempersarafi otot leher individual di antara tengkorak dan servikalis

vertebra atas.

Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut

ke arah kaudal sebagai traktus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada

nukleus spinalis dari saraf, yang berlanjut ke bawah sejauh medula spinalis

atas. Di sini traktus menggambarkan perpanjangan kranial dari zona

Lissauer dan substansia gelatinosa kornu posterior, yang menerima rasa nyeri

dari segmen servikal paling atas.

Bagian kaudal dari nukleus spinalis memperlihatkan beberapa pola

somatotopik. Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf

oftalmikus. Lebih kranial, tiba serat dari saraf maksilaris. Saraf ini diikuti

oleh serat dari saraf mandibularis. Serat saraf VII (saraf intermediat) dan IX

serta X mengirimkan impuls nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah,

faring, dan laring, bergabung dengan traktus spinalis dari saraf

trigeminus. Segmen tengah (pars interpolaris) dan segmen kranial (pars rostralis)

dari nukleus spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan

impuls tekanan dan raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa

nyeri yang berasal dari pulpa gigi. Fungsi dari daerah nukleus ini memerlu-

kan penjelasan lebih lanjut. Serat neuron kedua dari nukleus spinalis menyebar

sewaktu. menyeberang ke sisi yang berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui

tegmentum pons ke talamus, bersama-sama dengan traktus spinotalamikus lateral.

Serat berakhir dalam nukleus posteromedial ventralis dari thalamus.

Nukleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta

tegmentum dorsolateral dari pons. Nukleus ini menerima impuls aferen dari rasa

raba, diskriminasi, dan tekanan, yang pada medula spinalis, dikirim oleh

funikuli posterior. Serat neuron kedua dalam nukleus ini juga menyeberang ke sisi

lain dari nukleus posteromedial ventral dari talamus.

26

Page 27: Nervus Trigeminus

Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada talamus, mengirimkan akson-

aksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interns ke sepertiga bawah

girus postsentralis (lihat Gambar 3.29a).

Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai

nukleus di dalam tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nukleus

sensorik utama. Saraf motorik meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf

mandibularis. Saraf motorik ini mempersarafi otot masseter, pterigoideus

temporalis, lateralis, dan medialis, milohioideus, digastrikus anterior dan otot

tensor veli palatini (Gambar 3.29b).

Nukleus motorik menerima rangsangan sentralnya melalui traktus kortikonuklearis.

Jaras supranuklear ini berasal dari sel-sel piramidal besar dari sepertiga bawah girus

presentralis (lihat Gambar 3.29a). Impuls terutama datang dari sisi yang berlawanan.

Karena beberapa asalnya dari ipsilateral, gangguan unilateral dari saraf trigeminus

supranuklear menyebabkan kelemahan otot pengunyah yang tidak berarti.

Sebaliknya, lesi yang merusak nukleus atau bagian perifer saraf motorik

menyebabkan paralisis flaksid otot pengunyah yang sesuai, dan diikuti atrofi.

Paralisis unilateral ini dapat di diagnosis mudah dengan merasakan tidak adanya

kontraksi otot pengunyah saat pasien menggigit. Jika pasien disuruh

membuka mulut dan menekan dagunya ke depan, dagu akan miring ke sisi paralisis

karena kuatnya otot pterigoideus sisi lain. Juga, refleks otot masseter tidak ada

27

Page 28: Nervus Trigeminus

pada daerah yang mengalami paralisis. Secara normal, otot masseter

berkontraksi bila diketuk palu refleks saat mulut dibuka.

Asal rangsangan sensorik pada membran mukosa mata dibawa melalui

saraf oftalmikus ke nukleus sensorik utama. Di sini, rangsangan ini

ditransmisikan ke neuron lain yang mewakili bagian aferen refleks kornea dan

berhubungan dengan nukleus saraf fasialis pada sisi yang sama. Bagian eferen

dari refleks dinyatakan oleh neuron perifer dari saraf fasialis. Pada kasus lain

hasilnya akan berupa hilangnya refleks.

Serat sensorik yang membawa impuls dari mukosa hidung ke daerah

nukleus saraf trigeminus menggambarkan bagian aferen reflek bersin. Beberapa

saraf berperanan pada bagian eferen refleks ini: saraf V, VII, IX, dan X, dan saraf ini

bertanggung jawab untuk ekspirasi.

Robekan trauma pada satu cabang dari saraf trigeminus menyebabkan

hilangnya sensitivitas di daerah yang sesuai dengan pernapasan, tetapi

biasanya tidak diikuti nyeri.

Percabangan nervus trigeminus

Nervus trigeminus adalah saraf otak motorik dan sensorik. Serabut mo-

toriknya menyarafi muskulus maseter, temporalis, pterigoideus internus

dan eksternus, tensor timpani, omohioideus dan bagian anterior dari

muskulus digastrikus. Inti motoriknya terletak di pons, pada tempat

pons dan brakhium pontis bertemu. Serabut-serabut motoriknya keluar bersama-

sama dengan serabut-serabut sensorik nervus trigeminus yang berasal dari

ganglion Gasseri dan memasuki pons.

Serabut-serabut sensoriknya menghantarkan impuls nyeri, suhu, raba

dan perasa proprioseptif. Kawasannya ialah wajah, dan selaput lendir lidah

dan rongga mulut serta gusi, dan rongga hidung.

Impuls proprioseptif, terutama yang berasal dari otot-otot yang disarafi

28

Page 29: Nervus Trigeminus

oleh cabang mandibularis,dihantarkan oleh serabut cabang mandibularis

sampai ke ganglion Gasseri.

Jika N.V. ditinjau dari cabang-cabang perifernya, maka perjalanan

masing-masing cabang adalah sebagai berikut :

Nervus Oftalmikus

Cabang pertama ialah cabang oftalmikus. la menghantarkan impuls

protopatik dari bola mata serta ruang orbita, kulit dahi sampai verteks dan

impuls sekretomotorik ke glandula lakrimalis. Serabut-serabut dari dahi

menyusun nervus frontalis. la masuk ruang orbita melalui foramen

29

Page 30: Nervus Trigeminus

supraorbitalis.

Serabut-serabut dari bola mata dan rongga hidung menggabungkan diri

dan menjadi seberkas saraf yang dikenal sebagai nervus nasosiliare. Berkas

saraf yang menuju ke glandula lakrimalis dikenal sebagai nervus

lakrimalis. Ketiga berkas saraf, yaitu nervus frontalis, nervus nasosiliare

dan nervus lakrimalis mendekati satu dengan yang lain pada fisura orbitalis

superior.

Dan di belakang fisura tersebut mereka menjadi seberkas saraf yang di -

namakan cabang oftalmikus nervi trigemini. Cabang tersebut menembus

dura untuk melanjutkan perjalanannya di dalam dinding sinus kavernosus.

Pada samping prosesus klinoideus posterior ia keluar dari dinding ter -

sebut dan berakhir di ganglion Gasseri.

N. lakrimalis

Cabang terkecil memasuki orbita melalui tepi lateral fissura orbitalis

superior, membentang pada tepi atas m.rectus lateralis bersama-sama a.lakrimalis.

Menerima r.zygomatikus n.maksilaris mengandung serabut secretor untuk glandula

lakrimalis.

N. frontalis

Masuk rongga orbita melalui bagian FOS terletak diatas otot dan

membentang diantara m.levator palpebra superior dan periosteum. Pada

pertengahan orbita bercabang dua menjadi n.supratroclearis dan n.supraorbitalis.

N. nasosiliaris

Masuk orbita melalui bagian medial FOS, menyilang n.optikus menuju

dinding medial orbita dan selanjutnya sebagai n.ethmoidalis anterior, masuk

kedalam cavum cranii melalui foremen ethmoidalis anterior, berjalan diatas lamina

kribosa dan turun ke cavum nasi melalui celah disisi crista gali. N. nasosiliaris

menerima r. komunikan ganglion siliaris dan mempercabangkan N.siliaris longus,

N.infratrochlearis dan N.ethmoidalis posterior.

30

Page 31: Nervus Trigeminus

Nervus Maksilaris

Cabang kedua ialah cabang maksilaris. la tersusun oleh serabut-serabut

somatosensorik, yang menghantarkan impuls protopatik dari wajah bagian

pipi, kelopak mata bawah, bibir atas, hidung dan sebagian rongga

hidung, gigi geligi rahang atas, ruang nasofarings, sinus maksi laris,

palatum mole dan atap rongga mulut. Serabut-serabut yang berasal dari

kulit wajah masuk ke dalam os maksilaris melalui foramen infra -

orbitalis. Berkas saraf ini dinamakan nervus infra-orbitalis. Di situ

serabut-serabut yang berasal dari mukosa rongga hidung meleburkan

diri pada nervus infra-orbitalis. Lebih jauh ke belakang serabut-serabut

Yang menghantarkan impuls dari selaput lendir dan gigi-geligi rahang

atas tergabung dalam nervus infra orbitalis. Setelah itu ia dikenal

sebagai cabang maksilaris nervi trigemini. la masuk ke dalam ruang

tengkorak melalui foramen rotundum. Kemudian ia menembus dura untuk

berjalan di dalam dinding sinus kavernosus. Setelah keluar dari dinding

tersebut ia berakhir di dalam ganglion Gasseri. Selain serabut-serabut

tersebut di atas, cabang maksilaris N.V. menerima juga serabut-serabut

sensorik yang berasal dari dura fosa kranii media dan fosa

pterigopalatinum.

Cabang-cabang dari nervus maksilaris :

31

Page 32: Nervus Trigeminus

Percabangan – percabangan ini dapat dibagi empat bagian, berdasarkan pembagian

pada kranium, fossa pterigopalatin, canalis infra orbita atau pada wajah.

Nervus meningeal medius

Dipercabangkan langsung dari nervus maksilaris setelah ia dari gangglion

Gasserii menyertai arteri meningea media dan mensuplai duramater.

Nervus Zigomatikum

Keluar dari fosa pterigopalatina, memasuki orbita melalui fisura orbita

inferior, dan dibagi menjadi dua cabang, zigomatikatemporal dan zigomatikafasial.

Cabang Zigomatika temporal, berjalan sepanjang dinding lateral dari orbita pada

alur yang terdapat di tulang zigomatikum, menerima cabang dari lakrimalis dan

dilanjutkan sampai foramen pada tulang zigomatikum, masuk pada fosa temporal.

Ia naik antara tulang, dan supstansi dari muskulus temporalis, menembus fasia

temporalis kira-kira 2,5 cm dari lengkung zigomatikum, dan disalurkan ke kulit

sebelah dahi, dan berhubungan dengan nervus fasial dan dengan cabang

aurićulotemporal dari nervus madibular. Dengan menembus fasia

temporal, itu memberikan lapisan tipis yang berjalan antara dua lembar fasia ke

sudut lateral dari orbita.

Cabang Sphenopalatina, ada dua, menurun menuju ganglionsphenopalatina.

Cabang zigomatikumfasial

Melewati sepanjang sudut inferior-lateral dari orbita, timbul pada wajah

melalui foramen yang ada pada tulang zigomatikum, dan melubangi orbikularis

okuli ke kulit pada tonjolan pipi. Ia bergabung dengan nervus fasial dan cabang

inferior palpebra dari maxilla.

Cabang alveolar superior posterior

Keluar dari trunkus nervus sebelum masuk dalam alur infraorbital, ada dua

tapi sering keluar pada satu trunkus. Cabang-cabang ini menurun pada tuberosity

dari maxilla dan memberikan beberapa lapisan pada gusi dan bagian yang

disekitarnya dari membrane mukosa pada pipi. Kemudian masuk ke kanalis

32

Page 33: Nervus Trigeminus

alveolar posterior pada permukaan infratemporal dari maxilla dan dilanjutkan dari

belakang ke depan pada supstansi dari tulang, bergabung dengan nervus alveoral

superior media, dan membrikan percabangan pada lapisan membrane dari sinus

maxilaris dan tiga cabang pada setiap gigi molar, cabang ini masuk kedalam

foramina pada apex dari akar gigi.

Ramus alveolar superior media

Keluar dari nervus bagian posterior dari canalis infraorbital, dan bergerak

kebawah dan maju ke kanalis pada dinding lateral dari sinus maxilaris untuk

mengurus dua gigi premolar. Itu membentuk plexus dental superior dengan cabang

alveolar superior posterior dan anterior.

Cabang alveolar superior anterior

Bagian yang penting, nervus ini ada sebelum keluar dari foramen

infraorbital, menurun pada kanalis di dinding anterior dari sinus maxilaris dan

dibagi cabang yang mengurus gigi incivus dan kaninum. Ia juga akan berhubungan

dengan cabang alveolar superior media dan akan membentuk nasal branch, yang

berjalan melalui canalis minute pada dinding lateral dari meatus inferior dan

mengurus membran mukosa dari bagian anterior pada meatus inferior dan dasar

dari rongga nasal, berhubungan dengan cabang nasal dari ganglion sphenopalatina.

Cabang palpebra inferior

Berjalan naik di belakang orbikularis okuli. Mengurus kulit dan

konjungtiva dari kelopak mata bawah, bergabung dengan sudut lateral dari orbita

dengan wajah dan nervus zigomatikum.

Cabang nasal eksternal

Mengurus kulit pada hidung dan septum nasi, dan bergabung dengan

cabang akhir dari nervus nasosiliaris.

Cabang labial superior

33

Page 34: Nervus Trigeminus

Cabang terbesar dan penting, menurun dibelakang quadratus labial superior,

dan mengurus kulit pada bibir atas, menbran mukosa pada mulut dan kelenjar

labial. Mereka bersama-sama, dengan segera dibawah orbita, dengan bagian-

bagian dari nervus facial, menbentuk plexus infraorbital.

Ganglion sphenopalatina(ganglion merkel)

Bergabung dengan cabang dari nervus trigeminus membentuk ganglion

simpatikus yang besar, ada di tempat yang dalam pada fosa pterigopalatina, dekat

dengan foramen sphenopalatina. Ini triangular atau bentuk hati dari warna merah-

abu-abu, dan situasi ini hanya jika nervus maxilari menyeberangi fossa. Ini

menerima sensorik, motorik dan serabut simpatik.

Serabut sensorik berasal dari dua cabang sphenopalatum dari nervus maxilaris,

serabut-serabutnya, pada banyak bagian, melewati secara langsung kedalam nervus

palatine, hanya sedikit, meskipun demikian masuk kedalam ganglion, menyusun

serabut sensoriknya. Serabut motorik mungkin berasal dari nervus intermedius

yang merupakan nervus petrosal superficial yang besar dan sudah seharusnya

menjadi bagian dari serabut efferent sipatis (preganglion) dari medulla. Pada

ganglion sphenopalatina mereka membentuk sinaps dengan neuron yang berasal

dari axon postganglionic, vasodilator dan serabut sekretory, yang disalurkan

dengan cabang yang dalam dari trigeminus menuju membrane mukosa hidung,

palatum yang lembut, tonsil, uvula, bagian mulut, bibir atas dan gusi, dan juga

bagian atas dari faring. Serabut simpatik, dibentuk dari plexus karotis melalui

nervus petrosal yang dalam. Kedua nervus ini bergaung membentuk nervus dari

canalis pterigoid sebelum mereka masuk ke dalam ganglion.

Nervus petrosal superfisialis besar

Berasal dari ganglion genicular nervus fasial, ini berjalan melewati hiatus

kanalis fasialis, masuk kedalam rongga cranial dan dan berjalan kedepan dibawah

durameter pada alur dari permukaan anterior dari sebagian petrous dari tulang

temporal. Kemudian masuk ke substansi kartilago yang mengisi foramen laserum,

dan bergabung dengan cabang petrosal yang dalam membentuk nervus dari kanalis

pterigoid.

34

Page 35: Nervus Trigeminus

Nervus petrosal yang dalam

Berasal dari pleksus karotis, melewati kanalis karotis lateral menuju arteri

karotis interna. Kemudian masuk ke substansi kartilago yang mengisi foramen

laserum, dan bergabung dengan nervus petrosal superfisialis yang besar

membentuk nervus dari kanalis pterigoud.

Nervus kanalis pyterigoid

Dibentuk dari penggabungan dua nervus yang ada pada substansi kartilago

yang mengisi foramen laserum, berjalan kedepan, melalui kanalis pterigoid, dengan

arteri yang bergabung dan bergabung dengan cabang sphenoidal asending yang

kecil dari ganglion otik. Akhirnya, ini masuk kedalam fossa pterigopalatin dan

bergabung dengan sudut posterior dari ganglion sphenopalatinum.

Cabang orbital

Terdiri dari dua atau tiga cabang yang halus, yang masuk ke orbita melalui

fisura orbital inferior, dan mengurus perisosteum. Menurut Luschka, beberapa

cabang berjalan melalui foramen pada sutura frontoethmoidal untuk mengurusi

membrane mukosa dari ethmoidalis posterior dan sinis sphenoidal.

Nervus palatina

Disebarkan pada permukaan mulut, palatum halus, tonsil dan lapisan

membran dari ronnga nasal. Kebanyakan dari serabutnya berasal dari cabang

sphenopalatin dari nervus maxilaris. Ada tiga, anterior, medial dan posterior.

Nervus palatum anterior

Menurun melalui kanalis pterigopalatun, masuk melalui palatum keras

melalui foramen palatum yang besar, lewat kedepan melalui alur pada palatum

keras, tidak jauh dari gigi incisi. Ini mengurus gusi, membrane mukosa dan

glandula dari palatum keras, dan bergabung di depan dengan cabang terminal dari

nervus nasopalatin. Sementara dalam kanalis pterigopalatin, menjadi cabang nasal

inferior posterior, yang masuk ke rongga nasal yang terbuka pada tulang palatum,

35

Page 36: Nervus Trigeminus

dan bercabang pada konka nasal inferior dan medial dan meatus inferior, pada saat

ini keluar dari kanalis, cabang palatinn akan mengurus kedua permukaan dari

palatum lembut.

Nervus palatina media

Muncul melalui satu dari canalis palatum minor dan memberi percabangan

ke uvula, tonsil, dan palatum halus. Ini kadang-kadang menunggu.

Nervus palatina posterior

Menurun melalui canalis pterigopalatina dan muncul dengan pembukaan

yang terpisah dibelakang foramen palatum yang besar, ini mengurus palatum yang

halus, tonsil dan uvula. Palatum media dan posterior bergabung dengan cabang

tonsilar dari glosofaringeal membentuk pleksus disekitar tonsil (sirkulus tonsilaris)

Cabang nasal superior posterior

Disebarkan ke septum dan dinding lateral dari fossa nasalis. Mereka masuk

ke bagian posterior dari rongga nasalis melalui foramen sphenopalatum dan

mengurus membrane mukosa yang menutupi konka nasal media dan superior,

lapisan dari sel ethmoidal posterior dan bagian posterior dari septum.

Nervus Faringeal

Adalah cabang yang kecil yang berasal dari bagian posterior ganglion.

Berjalan melalui canalis faringel dengan cabang faringeal dari arteri maxilaris

interna, dan di salurkan ke membrane mukosa pada bagian nasal dari faring,

dibelakang tuba auditory. Satu cabang, yang panjang dan besar dari yang lain,

bernama nervus nasopalatin. Ini masuk ke rongga nasal melalui foramen

sphenopalatin, lewat menyebrangi permukaan rongga nasal di bawah orifisium dari

sinus sphenoidal untuk sampai ke septum, dan lalu berjalan memutar kebawah dan

maju kedepan diantara periosteum dan membran mukosa dari bagian bawah

septum. Ini menurun ke bagian dalam mulut melalui kanalis incisive dan

bergabung dengan nervus yang berlawanan di sebelah dan dengan nervus palatin

anterior. Ini dilengkapi dengan beberapa serabut untuk membran mukosa dari

septum nasal.

36

Page 37: Nervus Trigeminus

Nervus Mandibularis

Cabang mandibularis, ialah cabang ketiga nervus trigeminus. la

tersusun oleh serabut somatomotorik dan sensorik lagi Pula serabut

sekretomotorik (parasimpatikus). Serabut-serabut somatomotorik setelah

muncul pada permukaan lateral pons menggabungkan diri pada berkas

serabut sensorik yang dinamakan cabang mandibularis ganglion Gasseri.

Jika cabang mandibularis dilukis menuruti komponen eferennya, maka ia

keluar dari ruang intrakranium melalui foramen ovate, dan tiba di fosa

infratemporalis. Di situ nervus meningia media (saraf sensorik)

menggabungkan diri pada pangkal cabang mandibularis. Nervus meningia

media menyarafi meninges. la tergabung dalam cabang mandibularis di

luar tengkorak, yaitu di fosainfratemporalis, setelah ia keluar dari

ruang intrakranium melalui foramen spinosus. Di bagian depan fosa

infratemporalis cabang mandibularis bercabang dua. Yang satu terletak

lebih belakang dari yang lain. Cabang belakang merupakan pangkal dari

serabut-serabut aferen yang berasal dari kuli t daun tel inga (nervus

aurikulotemporalis) kuli t yang menutupi rahang bawah, mukosa bibir

bawah, dua pertiga bagian depan lidah (nervus lingualis), glandula parotis

37

Page 38: Nervus Trigeminus

dan gusi rahang bawah (nervus dentalis inferior) dan serabut eferen

yang menyarafi otot-otot omohioideus dan bagian anterior muskulus

digastrikus. Cabang anterior dari cabang mandibularis terdiri dari

serabut aferen yang menghantarkan impuls dari kulit dan mukosa pipi

bagian bawah dan serabut eferen yang menyarafi otot-otot temporalis,

maseter, pterigoideus dan tensor timpani. Mela lui juluran aferen sel-

sel ganglion Gasseri impuls perasa raba dan tekan disampaikan kepada

nukleus sensibilis prinsipalis dan impuls perasa nyeri dan suhu kepada

nukleus desendens nervus trigemini. Serabut serabut tersebut terakhir

bersinaps sepanjang wilayah inti tersebut dan dikenal sebagai ramus

desendens nervi trigemini. Cara serabut-serabut tersebut bersinaps ialah

menuruti penataan segmentasi. Yang menghantarkan impuls dari kawasan

cabang mandibularis terkumpul di bagian dorsal, dari kawasan

maksilaris terletak di tengah-tengah dan dari kawasan oftalmikus

berkonvergensi di bagian ventral nukleus desendens nervi trige mini.

Nukleus sensibilis prinsipalis dan nukleus desendens N.V. sebenarnya

bukannya dua inti yang tersendiri-sendiri, melainkan satu kontinuitas dari

sel-sel yang menerima impuls dari Ganglion Gasseri.

Lain halnya dengan inti mesensefalik N.V. yang khusus menerima im -

puls proprioseptif. la berdiri sendiri, lagi Pula tidak pada tingkat pons te -

tapi di mesensefalon.

Lintasan trigeminai selanjutnya adalah sebagai berikut. Nukleus sensibilis

dan nukleus desendens N.V. menjulurkan serabut-serabut ke nuk leus

ventro-postero-medialis talami sisi kontralateral. Juga serabut-serabut dari

nukleus mesensefalik N.V. mengakhiri perjalanannya di inti ventro-

postero-medialis, namun tidak hanya secara kontralateralis, tetapi sebagian

kontralateralis dan sebagian ipsilateralis. Di dekat inti ventro-postero -

medialis terletak nucleus vento- posterolateralis, tempat serabut-serabut

spinotalamikus berakhir.

Lintasan yang menghubungkan inti sensibilis prinsipalis serta nukleus

desendens N.V. dengan nukleus ventro-postero-medialis talami dinamakan

jaras trigemino-talamikus ventralis. Tempat penyilangan lintasan tersebut

ialah sepanjang bagian rostra) pons dan bagian kaudal mesensefalon.

38

Page 39: Nervus Trigeminus

Jaras yang menghubungkan nukleus mesensefalik N.V. dengan nukleus ventro-

postero-medialis talami kedua sisi dinamakan jaras trigemino-talamikus

dorsalis.

Menurut hipotesa yang berlaku, impuls vibrasi dan raba menelurkan

kesadaran akan vibrasi dan raba pada saat impuls tersebut tiba di tingkat

talamus. Tetapi penyadaran akan perasa diskriminasi, suhu, nyeri dan tekan

masih memerlukan peran Bel-Bel kortikalis. Pemancaran serabut talamokor-

tikalis yang menghantarkan impuls protopatik dan impuls taktil kepada

korteks sensorik primer ialah melalui bagian posterior kapsula interns.

Di samping serabut somatosensorik dan somatomotorik, juga serabut

sekretomotorik yang bersifat parasimpatikus, ikut menyusun nervus trige -

minus. Melalui ganglion sfenopalatinum, otikum dan mandibularis, impuls

sekretomotorik dihantarkan kepada berbagai kelenjar parasimpatikus di

kepala. Sekresi lendir rongga hidung, uvula, palciturn mole dan sekre si

glandula lakrimalis diurus melalui ganglion sfenopalatinum. Dengan

perantara ganglion otikum glandula parotis digalakkan dan melalui gang-

lion submandibularis glandula submandibularis dan lingualis dapat digiatkan.

GANGGLION GASSERI

39

Page 40: Nervus Trigeminus

Menempati sebuah ruang, yaitu cavum Meckelii di duramater menutupi inti

lekukan dekat apex dari bagian petrosus tulang temporal. Sedikit banyaknya dalam

bentuk crecentik dengan cembung ke depan : ditengah berhubungan dengan arteri

karotis internal dan bagian posterior dari sinus cavernosus. Radiks motorik berjalan

di depan dan tengah dari radiks sensorik, dan melewati bawah gangglion, ia

meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale, dan seketika di bawah foramen ini

bergabung dengan nervus mandibula. Dari bentuk gangglion Gasseri yang konveks

di bagi kedepan, dan samping dan kangsung berjalan ketiga nervus besar yaitu

oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Gangglion Gasseri di hubungkan dengan

ketiga cabang nervus trigeminus melalui ciliary gangglion, splenopalatina

gangglion, otic dan submaxillary ganglion. Keempatnya menerima serabut sensorik

dari trigeminus, dan motorik dan simpatetik dari berbagai asal serabut, serabut-

serabut ini disebut radiks ganglia.

BAB IV

NEUROFISIOLOGI

40

Page 41: Nervus Trigeminus

Tiap alat indera memiliki kemampuan mengubah salah satu bentuk energi yang

khas menjadi potensial aksi di saraf sensorik. Setiap modalitas mempunyai jaras khusus

menuju otak, dan baik sensasi yang di rasakan maupun tempat asal sensasi tersebut di

bagian tubuh ditentukan oleh bagian otak yang teraktifasi.

Dasar anatomik dan fisiologik perasa protopatik

Perasa protopatik ialah perasa yang berasal dari alat perasa pada kulit dan

mukosa yang bereaksi terhadap rangsang dari luar atau perubahan-perubahan di

sekitarnya. Jenis pokok dari perasa protopatik ialah nyeri, suhu dan raba.

Alat perasa ialah ujung-ujung susunan saraf aferen. Ujung-ujung serabut saraf aferen

sebagian memperlihatkan suatu bentuk dan sebagian merupakan serabut bebas

yang tidak memperlihatkan bentuk khusus. Yang tersebut terakhir i tu

dinamakan nosiseptor atau alat perasa nyeri . Lain -lain alat perasa

mempunyai bentuk tertentu. Ujung-ujung serabut saraf bebas yang tersusun

seperti sisir dinamakan alat dari Ruffini dan me rupakan alat perasa panas.

Ujung serabut saraf yang berbentuk seperti bunga mawar yang masih kuncup

dinamakan alat dari Krause dan merupakan alat perasa dingin. Lain alat perasa

berbentuk seperti piring (alat dari Merkel) dan yang lain lagi merupakan

sekelompok piring yang terbungkus dalam suatu kapsul (alat dari Meissner). Kedua-

duanya merupakan alat perasa raba.

Apabila alat-alat tersebut di atas dirangsang, suatu ootensial aksi terjadi dan ia

dikenal sebagai impuls perasa.

Penyaluran impuls perasa nyeri

Setelah impuls nyeri dicetuskan oleh nosiseptor, ia disalurkan ke ganglion

radiks posterior medula spinalis yang jugs terkenal sebagai gang lion spinalis.

Melalui serabut-serabut radiks dorsalis yang menyu sun bagian lateralnya,

impuls tersebut sebagian tiba di nukleus proprius pada kornu dorsalis pada

tingkat sesuai dengan radiks dorsalis dan sebagian pada tingkat satu atau dua

segmen lebih tinggi atau bawah. Nukleus proprius merupakan sekelompok neuron

yang menohubungkan medula spinalis dengan nukleus ventro-postero-latera lis

dan ventro postern medialis talami sisi kontralateral. Serabut-serabut nukleus proprius

tersebut dinamakan traktus spino-talamikus. Dari kornu dorsalis mereka menyilang

41

Page 42: Nervus Trigeminus

garis tengah melalui daerah di bawah substansia grisea sentralis. serabut-serabut dari

nukleus proprius kedua sisi yang melintasi daerah itu dikenal sebagai komisura alba.

Selanjutnya serabut-serabut tersebut berjalan di funikulus anterolateralis sisi kontralateral

dan secara berangsur-angsur menuju ke rostral. Sehingga pada tingkat 3 atau 4 segmen di

atas tingkat mereka menyilang garis tengah, mereka terkumpul di dekat bagian tepi

funikulus antero-lateralis. Daerah inilah yang terkenal sebagai jaras spinotalamikus. Pada

tingkat servikalis serabut-serabut spinotalamikus yang berasal dari tungkai memduduki

bagian lateralis. Yang berasal dari tingkat torakalis terkumpul dalam daerah tengah dan

yang terkumpul dalam bagian medial merupakan serabut spinotalamikus yang berasal dari

bagian brakhio servikalis.

Pada tingkat medula oblongata jaras spinotalamikus terletak di sebelah dorso-

lateral dari Oliva inferior. Di pons ia berada di daerah antara lemniskus medialis

dan brakhium konyungtivum dan di mesensefalon di atas ujung dorsal lemniskus

medialis, dekat bagian bawah dari kolikulus superior (gambar 33).

Selanjutnya ke rostral serabut-serabut spinotalamikus tidak terkumpul lagi

sebagai suatu berkas, karena secara bertahap-tahap mereka mengakhiri

perjalanannya di sepanjang nukleus ventro-postero-lateralis dan ventroposteromedialis di

42

Page 43: Nervus Trigeminus

diensefalon.

Impuls perasa nyeri yang berasal dari kulit wajah dan mukosa mulut dan hidung

disalurkan oleh nervus trigeminus. Neuron kedua yang membawakan impuls

tersebut menyusun jaras trigemino-talamikus yang menggabung pada traktus

spinotalamikus pada tingkat mesensefalon.

Dari inti- inti thalamus tersebut di atas impuls nyeri dipancarkan ke girus

post-sentralis (daerah somatosensorik primer) dan juga ke daerah yang ter le tak di

bawah girus pre dan Post-Sentral is (daerah somatosen sorik sekunder)

untuk penyadaran dan pengenalan sepenuhnya akan perasa nyeri.

Proyeksi pada daerah somatosensorik primer diatur secara somatotopik.

I m p u l s n y e r i y a n g b e r a s a l d a r i s u a t u t i t i k t e r t e n t u p a d a k u l i t

d i s a m paikan kepada sebuah sel ter tentu pada daerah somatosensorik.

Dan penataannya sedernikian rupa sehingga impuls dari kulit tungkai

disampaikan kepada sel-sel pada bagian superior daerah somatosensorik

primer dan impuls nyeri yang datang dari lengan di ter ima oleh sel-sel di

bagian tengah, sedangkan yang berasal dari kulit kepala tiba di bagian terbawah

pada daerah somatosensorik primer.

Penyaluran impuls perasa suhu

Impuls suhu disalurkan ke daerah somatosensorik primer dan sekunder melalui

serabut-serabut yang tergabung pada traktus spinotalamikus dan talamokortikalis.

Tergantung pada sifat perangsangan dan alat perasa suhu yang digalakkan maka perasa

suhu yang disadarkan dapat berjenis panas atau dingin. Jika intensitas rangsang dingin

atau panas besar sekali, maka Ujung-Ujung serabut aferen bebas atau yang

berbentuk sisir (alat Ruffini) ikut terangsang dan perasa yang disadarkan berjenis

nyeri. Bukti-bukti telah didapat bahwa memang ada serabut-serabut yang khusus

menyalurkan impuls suhu melulu dan serabut-serabut yang khusus menyalurkan

impuls nyeri melulu. Kedua jenis serabut itu merupakan komponen yang

menyusun traktus spino-talamikus, dan talamo-kortikalis. Demikian juga sel-sel

pada daerah somatosensorik primer, ada yang khusus menerima impuls suhu

dan ada pula yang khusus menerima impuls nyeri melulu.

43

Page 44: Nervus Trigeminus

Penyaluran impuls perasa raba

Penyaluran impuls perasa raba sedikit berbeda dengan apa yang dilukiskan di

atas. Serabut-serabut yang menyalurkan impuls tersebut sebagian tergabung

dalam traktus spino-talamikus/talamo-kortikalis, sebagaimana terlukis di atas,

tetapi sebagian mengikuti perjalanan serabut-serabut aferen Yang menyusun jaras

kuneatus dan grasilis. Impuls raba yang disalurkan melalui serabut-serabut yang

merupakan komponen jaras spino-talamikus/ talamo-kortikalis menelurkan perasa

raba yang bersifat umum, yaitu merasa diraba tanpa mengenal tempat yang diraba.

Sebaliknya, impuls raba yang dihantarkan oleh serabut-serabut yang ikut

menyusun jaras kuneatus dan grasilis mewujudkan perasa raba yang mempunyai

sifat lokalisasi dan diskriminasi, yaitu merasa diraba pada suatu daerah pada

tubuh dan juga dapat membedakan intensitasnya. Maka dari itu, sering dikatakan

bahwa impuls raba tersebut mencakup unsur perasa tekan juga.

Dasar anatomik dan fisiologik perasa proprioseptif

Rangsang yang bersifat penekanan, penarikan dan peregangan terhadap alat

perasa proprioseptif yang berada pada otot, tendon dan persendian

mengakibatkan dicetuskannya impuls proprioseptif. Alat perasa proprio septif

tersebut tidak lain dari Ujung serabut saraf aferen yang berben tuk susis kecil

dan dikenal sebagai alat Pacini.

Impuls proprioseptif disalurkan ke ganglion spinal dan oleh juluran

sentralnya tanpa bersinaps diteruskan ke inti Goll dan Burdach dan se bagian

ke nukleus kuneatus lateralis. Juluran sentral ini menyusun funikulus dorsalis.

Yang berasal dari tingkat lumbo-sakral membentuk funikulus grasilis (Goll) dan yang

berasal dari tingkat di atasnya menyusun funikulus kuneatus (Burdach).

Inti Goll dan Burdach merupakan kelompok neuron kedua yang menyusun

lintasan impuls proprioseptif. Setelah impuls proprioseptif pe rifer diterima oleh

kedua inti tersebut, maka selanjutnya impuls proprioseptif disalurkan oleh juluran-

juluran kedua inti itu ke nukleus ventro-postero medialis di diensefalon.

Juluran-juluran tersebut tampak sebagai serabut-serabut yang meninggalkan inti

mereka, menuju ke ventral dan membelok ke medial untuk menyilang garis

tengah dan kemudian membujur untuk menuju ke rostral. Pada potongan

44

Page 45: Nervus Trigeminus

melintang batang otak, serabutserabut yang menuju ke talamus itu menyusun

suatu berkas yang clikenal sebagai lemniskus medialis. Di medula oblongata

bagian tengah dan depannya ia menduduki daerah di samping garis tengah dan

diapit oleh Oliva inferior. Di pons ia tampak sebagai berkas yang berbaring di

lantai tegmentum pontis dan di mesensefalon lemniskus medialis terlihat di sebelah

bawah dan lateral nukleus ruber, seperti bentuk koma dengan ekornya ke atas

mengarah ke kolikulus (gambar 33).

Penataan topik yang didapati pada funikulus dorsalis, di mans bagian

medial (grasilis) dan lateral (kuneatus) secara berturut-turut menyalur kan

impuls proprioseptif dari kaki, tungkai bawah, tungkai atas dan selanjutnya

dari toraks, tangan, lengan bawah, lengan atas dan leher, dilanjutkan jugs

pada lemniskus medialis. Di tingkat medula oblongata daerah lemniskus

bawah dan lateral mengandung juluran yang berasal dari nukleus grasilis dan

bagian tengah dan atas lemniskus medialis mengandung ju luran nukleus

kuneatus . Se lanju tnya d i pons dan mesensefalon, penataan topik tersebut

tetap terpelihara, dengan pengertian bahwa di pons lemniskus medialis

berbaring sehingga lapisan bawah mengandung serabut-serabut yang berasal

dari nukleus kuneatus dan lapisan atasnya terdiri dari serabut-serabut yang

berasal dari nukleus grasilis.

Impuls yang disalurkan oleh lemniskus medialis diterima oleh nukleus ventro-

postern-medialis talami, yang akan memancarkan impuls tersebut ke daerah

somatosensorik primer.

Impuls proprioseptif yang berasal dari tingkat leher dan kepala disa lurkan

oleh sarafotak-sarafotak kranial ke nukleus mesensefali nervi trigemini. Dari

situ serabut trigemino-talamikus yang menggabung pada lemniskus medialis di

tingkat mesensefalon membawa impuls proprioseptif ke inti ventro-postero-

medialis talami yang selanjutnya akan dite ruskan kepada sel-sel di korteks

somatosensorik. Juga penghantaran impuls propioseptif bersifat proyeksi dari titik

ke titik. Sebagian dari impuls proprioseptif diterima oleh nukleus kuneatus lateralis.

Intl ini meneruskan impuls ke serebelum yang mengolahnya, sehingga kelola

koordinasi antar gerakan, dan sikap masing-masing bagian tubuh dapat dilaksanakan.

45

Page 46: Nervus Trigeminus

Referat

NEUROANATOMI, TOPOGRAFI &

NEUROFISIOLOGI NERVUS TRIGEMINUS

Oleh :

Yohanes R.S.Simatupang

0361050113

46

Page 47: Nervus Trigeminus

Pembimbing :

Dr. S. M. Tunggul Marpaung, SpBS, MKes.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

PERIODE 4 MEI – 11 JULI 2009

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadler TW.Masa Embriogenik. Dalam: Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-7.

Jakarta: EGC. 1997; 67-74.

2. Sadler TW. Sistem Saraf Pusat. Dalam: Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-7.

Jakarta: EGC. 1997; 374-405.

3. Duss Peter. Otak dan saraf kranialis. Dalam: Diagnosis Topik Neurologi Anatomi,

Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996; 74-127.

4. Mardjono.Mahar, Sidharta.priguna. Susunan Somestesia. Dalam: Neurologi Klinis

Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 1981; 80-89.

5. Mardjono.Mahar, Sidharta.priguna. Saraf otak-Saraf otak dan patologinnya. Dalam:

Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 1981; 150-60.

6. Guyton &Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Penerbit buku kedokteran

EGC. Jakarta 1997.

7. Netter.Frank H. et al. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. Icon Custom

Communications. Usa 2002.

8. http://images.google.com/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/

commons/4/45/Mandibularis.gif&imgrefurl=http://commons.wikimedia.org/wiki/

Category:Nervus_trigeminus&usg=__o3cysKtlC9pxZ3OqNNvcLg-

47

Page 48: Nervus Trigeminus

6L2o=&h=516&w=700&sz=112&hl=id&start=2&um=1&tbnid=iQ4eznlwxykomM:

&tbnh=103&tbnw=140&prev=/images%3Fq%3Dnervus%2Btrigeminus%26hl%3Did

%26rls%3Dcom.microsoft:id:IE-SearchBox%26rlz

%3D1I7ACAW_enID316ID316%26sa%3DN%26um%3D1

9. http://www.kabarindonesia.com/gbrberita/20080414210025.png

10. http://img.tfd.com/MosbyMD/thumb/trigeminal_nerve.jpg

DAFTAR ISI

EMBRIOLOGI…………………………………………………………………. 1NEUROANATOMI & TOPOGRAFI…………………………………………. 14

Medula oblongata………………………………………………………. 16Pons…………………………………………………………………….. 17Saraf kranialis………………………………………………………….. 18Saraf trigeminus………………………………………………………... 23Nervus oftalmikus…………………………………………………….... 29Nervus maksilaris………………………………………………………. 31Nervus mandibularis…………………………………………………… 37

NEUROFISIOLOGI……………………………………………………………. 41

48