Top Banner
1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae 1.1. Definisi karsinoma mammae Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. 1.2. Epidemiologi karsinoma mammae Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita setelah kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari kanker paru-paru. Kematian di seluruh dunia adalah 25% lebih besar dari kanker paruparu pada wanita. Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, yang lebih rendah di negara- negara berkembang dan terbesar di negara-negara yang lebih maju. 1.3. Etiologi karsinoma mammae Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Etiologi Terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: 1. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko 2-3 kali lebih besar keganasan pada wanita yang ibu atau saudara kandungnya menderita kanker
35

Neoplasia 1

Dec 28, 2015

Download

Documents

Muhammad Yudha

ii
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Neoplasia 1

1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae1.1. Definisi karsinoma mammae

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim.Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.

1.2. Epidemiologi karsinoma mammaeDi seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita setelah kanker

kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari kanker paru-paru. Kematian di seluruh dunia adalah 25% lebih besar dari kanker paruparu pada wanita. Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, yang lebih rendah di negara-negara berkembang dan terbesar di negara-negara yang lebih maju.

1.3. Etiologi karsinoma mammaePenyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan

seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.

EtiologiTerdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker

payudara diantaranya:1. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang

penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko 2-3 kali lebih besar keganasan pada wanita yang ibu atau saudara kandungnya menderita kanker payudara, terutama bila keluarga tersebut menderita kanker bilateral atau kanker pada pramenopause.1 Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh, sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

2. Usia: Insidens meningkat sejalan dengaan bertambahnya usia.

3. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya

Page 2: Neoplasia 1

umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

4. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas

5. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

7. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

8. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

Faktor resikoEtiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki beberapa faktor risiko tersebut.

Beberapa faktor risiko tersebut: UmurKemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelummenopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita premenopause atausebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif,

Page 3: Neoplasia 1

derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival rates nya lebih rendah.

Riwayat kanker payudara :Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudaramempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yanglainnya.

Riwayat Keluarga :Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atausaudara perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebihtinggi jika anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40tahun. Risiko juga meningkat bila terdapat kerabat/saudara (baik dari keluargaayah atau ibu) yang menderita kanker payudara.

Perubahan payudara tertentu :Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yangterlihat abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akanmeningkat bila memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasiadan lobular carcinoma in situ [LCIS].

Perubahan Genetik : Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinyakanker payudara, antara lain: BRCA1, BRCA2 dan beberapa gen lainnya. BRCA1 dan BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1 beruhubungan dengan invasive ductal carcinoma, poorly differentiated,dan tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated dan mengekspresikan reseptor hormon. Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara pada usiayang lebih dini.

Riwayat reproduksi dan menstruasi :Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlahsiklus menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas,dan menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga dengan peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga semakin tuaumur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko kanker meningkat.Wanita yang mendapatkan menopausal hormone therapy memakai estrogen atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan risiko kanker.

Page 4: Neoplasia 1

Ras :Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih,dibandingkan wanita

Latin Amerika, Asia, or Afrika. Insidensi lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.

Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah dada :Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara)sebelum usia 30

tahun, risiko untuk berkembangnya kanker payudara akan meningkat di kemudian hari.

Kepadatan jaringan payudara :Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak. Wanita yang pemeriksaan

mammogramnya menunjukkan jaringan payudara yang lebih padat, risiko untuk menjadi kanker payudaranya meningkat.

Overweight atau Obese setelah menopause:Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopausemeningkat pada

wanita yangoverweight atau obese, karena sumber estrogenutama pada wanita postmenopause berasal dari konversi androstenedionemenjadi estrone yang berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen jangka panjang.

Kurangnya aktivitas fisik :Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnya kurang, risiko untuk menjadi kanker

payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantumengurangi peningkatan berat badan dan obesitas.

Diet : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alkohol mempunyai

risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum,sehingga akan meningkatkan risiko kanker.

1.4. Menjelaskan Klasifikasi dan stadiumKlasifikasi berdasarkan American Cancer Society , dibagi menjadi :1. Karsinoma Ductal In Situ (DCIS)Merupakan tipe paling sering dari noninvasive breast cancer,berkisar 15% dari semua kasus baru kanker payudara di USA.In situ berarti di tempat,sehingga duktal karsinoma in situ berarti pertumbuhan sel tak terkontrol yang masih dalam duktus. Oleh karena itu para pakar meyakini DCIS merupakan lesi pra cancer umumnya lesi tunggal,terjadi dalam satu payudara tapi pasien dengan resiko DCIS resiko juga lebih tinggi untuk menderita kanker kontralateral.

Page 5: Neoplasia 1

gambar 2. Histopatologi DCIS

2. Karsinoma Lobular In Situ (LCIS)Ditandai oleh adanya perubahan sel dalam lobulus atau lobus. Saat ini kebanyakan pakar meyakini LCIS bukan lesi pramaligna. Tapi merupakan marker untuk peningkatan resiko payudara. Yang khas pada LCIS adalah lesi multipla dan sering bilateral, sering ditemukan insidental dari biopsi payudara. Jarang ditemukan secara klinis ataupun mammografi (tidak ada tanda khas).

3. Karsinoma InvasifKarsinoma payudara invasif merupakan tumor yang secara histologik heterogen. Mayoritas tumor ini adalah adenokarsinoma yang tumbuh dari terminal duktus. Terdapat lima varian histologik yang sering dari adenokarsinoma payudara, yaitu :a) Karsinoma duktal invasive sel tumor tersebar dalam reaksi stroma padat,

maksroskopisnya nodul keras, batas tidak beraturan, kalsifikasi atau chalky streak Mikroskopis sel tumor tersusun dalam bentuk tali, sarang sel padat, tubulus

b) Karsinoma lobular invasive bilateral, kebanyakan pada wanita postmenopause dgn terapi sulih hormonMakro padat, batas tidak tegasMikro signet ring cell

c) Karsinoma tubulard) Karsinoma medullare) Karsinoma mucinous atau koloid

Berikut ini adalah klasifikasi histologi kanker payudara, bentuk histologi infiltrasi atau invasif adalah bentuk yang paling umum mencakup 70 – 80 % kasus.Karsinoma duktus

1. Intraduktus ( in situ )2. Invasif3. Komedo4. Inflamasi 5. Meduler dengan infiltrasi limfositik6. Colloid7. Papillary8. Scirrhous

Page 6: Neoplasia 1

9. Tubular

Karsinoma lobuler1. In situ2. Invasif

Karsinoma nipple1. Penyakit Paget2. Penyakit Paget dengan karsinoma intraduktus3. Penyakit Paget dengan karsinoma duktus invasive

Karsinoma lainnya 1. Karsinoma tidak berdiferensiasi2. Kistosarkoma filoides

Dewasa ini menggunakan cara penggolongan TNM menurut Perhimpunan Anti Kanker Internasional (edisi tahun 2002).

Page 7: Neoplasia 1

1.1 : Menjelaskan manifestasi klinis karsinoma mamaeMassa tumor

Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali ditemukan

secara tidak sengaja.Lokasi massa kebanyakan di kuadran lateral atas, dengan konsistensi agak

keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat

terfiksasi ke dinding toraks). Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan

membesar secara jelas..

Perubahan kulit

a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu memendek

hingga kulit setempat menjadi cekung disebut ‘tanda cekung’

b. Perubahan kulit jeruk (peau d’orange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel kanker,

hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit, folikel rambut tenggelam ke bawah

tampak sebagai tanda kulit jeruk.

c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing

membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar,secara

klinis disebut tanda satelit.

d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan atau

gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.

e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah

bengkak, mirip peradangan, dapat disebut juga “tanda peradangan”. Tipe ini sering pada

kanker mammae waktu hamil atau laktasi.

Perubahan papilla mammae

a. Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub papilar

b. Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus

besar.

c. Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik dari kanker eksematoid (Penyakit

paget). Klinis tampak aerola, papilla mammae tererosi, berkusta, secret, deskuamasi sangat

mirip eksim.

Page 8: Neoplasia 1

Perubahan kelenjar limfe regional

Pembesaran kelenjar limfe aksilar dapat soliter atau multiple, pada awalnya mobile,

kemudian dapat saling adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan perkembangan penyakit,

kelenjar limfe supraklafikular juga dapat menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah

ada sebagian kecil pasien anker mamae hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba

massa mamae, kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.

1.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.21.2

: Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding

DIAGNOSIS

I. Prosedur Diagnostik

A. Pemeriksaan klinis

1. Anamnesis

a. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya

Benjolan

Kecepatan tumbuh

Rasa sakit

Page 9: Neoplasia 1

Nipple discharge

Nipple retraction dan sejak kapan

Krusta pada areola

Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi

Perubahan warna kulit

Benjolan di ketiak

Edema lengan

b. Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasia, antara lain:

Nyeri tulang (vertebra, femur)

Rasa penuh di ulu hati

Batuk

Sesak

Sakit kepala hebat

Page 10: Neoplasia 1

2. Pemeriksan fisik

a. Status generalis, performance status

Tabel 3. Skala Karnofsky 2,5

Kategori Umum Indeks Kriteria Spesifik

Dapat melakukan aktivitas

normal, tanpa memerlukan

perawatan khusus

100 Normal, tanpa keluhan bukti

penyakit

90 Dapat melakukan aktivitas normal,

tanda atau keluhan minor penyakit

80 Melakukan aktivias normal dengan

usaha, beberapa tanda dan keluhan

penyakit

Tidak dapat bekerja, mampu

tinggal di rumah dan

membutuhkan perawatan

untuk sebagian besar

kebutuhan pribadi

memerlukan bantuan dalam

kadar yang bervariasi

70 Merawat diri sendiri, tidak dapat

melakukan aktivitas normal atau

melakukan pekerjaan

60 Kadang-kadang memerlukan

bantuan dari orang lain, tetapi

dapat merawat keperluan sehari-

hari

50 Memerlukan bantuan yang cukup

besar dari orang lain dan seringkali

memerlukan perawatan medis

Tidaka dap merawat diri

sendiri, membutuhkan

perawatan institusi rumah

sakit atau sejenisnya

penyakit mungkin

berkembang dengan pesat

40 Tidak mampu, memerlukan

perawatan dan bantuan khusus

30 Sangant tidak mapu, dianjurkan

dirawat di rumah sakit, kematian

tidak mengancam.

20 Sangat sakit perlu perawatan di

RS; memerlukan perawatan

suportif aktif

10 Sekarat

0 Meninggal

Page 11: Neoplasia 1

b. Status Lokalis:

Payudara kanan atau kiri harus diperiksa

Masa tumor:

- Lokasi

- Ukuran

- Konsistensi

- Permukaan

- Bentuk dan batas tumor

- Jumlah tumor

- Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.pektoralis dan dinding dada

Perubahan kulit

- Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit

- Peau d’orange, ulserasi

Nipple

Tertarik, erosi, krusta, discharge

Status Kelenjar Getah Bening

- KGB aksila : Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar.

- KGB infraklavikula: idem

- KGB supraklavikula: idem

Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis:

Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak)

B. Pemeriksaan Radiodiagnostik/ Imaging :

1. Diharuskan (recommended)

a. USG payudara dan mamografi untuk tumor diameter 3 cm

b. Foto thoraks

c. USG abdomen (hepar)

2. Optional (atas indikasi)

Page 12: Neoplasia 1

a. Bone scanning dan atau bone survey (bilamana sitologi dan atau klinis sangat mencurigai pada

lesi >5cm).

b. CT scan

C. Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy dan sitologi

Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologik curiga ganas. Catatan: belum

merupakan Gold Standard. Bila mampu, dianjurkan untuk diperiksa triple diagnostic.

D. Pemeriksaan Histopatologi (Gold Standard Diagnostic)

Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan potong beku dan atau parafin. Bahan

pemeriksaan hitopatologi diambil melalui:

1. Core biopsi

2. Biopsi eksisional untuk tumor ukuran <3 cm

3. Biopsi insisional untuk tumor:

a. operabel ukuran >3 sebelum operasi definif

b. inoperabel

4. Spesimen masektomi disertai dengan pemeriksaan KGB

5. Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, c-erb-2 (HER-2 neu / human epidermal growth

factor receptor-2 ), cathepsin-D, p53 (situasional)

6. Biopsi aspirasi.

7. True-cut (pengambilan jaringan dengan jarum ukuran besar).

8. Biopsi terbuka

Merupakan prosedur pengambilan jaringan dengan operasi kecil, eksisi maupun insisi yang

dilakukan sebagai diagnosis pre operatif ataupun durante operationam.

E. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan darah sesuai dengan perkiraan

metastasis.

II. Screening

Metode Deteksi Dini :

Page 13: Neoplasia 1

Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting

dalammenanggulangi kanker payudara. Oleh karena kanker payudara merupakan jenis kanker

yang mudah dideteksi.

Untuk menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan medis antara

lain :

A. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Dilaksanakan pada wanita mulai usia subur, setiap 1 minggu setelah hari pertama menstruasi

terakhir

B. Pemeriksaan payudara secara klinis (SARARI).

Page 14: Neoplasia 1

C. Pemeriksaan mammografi

Adalah foto payudara dengan alat khusus.

Wanita di atas 35-50 tahun dianjurkan melakukan pemeriksaan ini setiap 2 tahun

Pada wanita di atas 50 tahun setiap 1 tahun

Catatan: Pada daerah yang tidak ada mammografi/USG untuk deteksi dini dilakukan dengan

SADARI dan pemeriksaan fisik saja.

Diagnosisi pastia. Eksisional biopsi Untuk stadium dini Dilakukan pemeriksaan PA Keakuratan 97,65% (Muchlis, 2002)

Page 15: Neoplasia 1

Tidak ada false positive

b. Insisional biopsi untuk stadium ganas atau lanjutc. FNABd. Needle core biposy pada Jarum Silevermann

Bila pada pemeriksaan klinis maupun penunjang tidak ada kelainan di payudara dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. bila hanya termogram dan USG yang mencurigakan, lakukan pemeriksaan ulang 6 bulan lagi

DIAGNOSIS BANDING

(1)   Fibroadenoma mammae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri dan mobile.

(2)   Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar, biasanya bilateral/multipel.

(3)   Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong, berbatas tegas, mobile, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.

(4)   Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran/duktus laktiferus, terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.

(5)   Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat berkembang menjadi abses, biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.

(6)   Lipoma, merupakan tumor pada jaringan lemak dengan batas tegas, lunak, tidak nyeri tekan, dan dapat digerakkan.

(7)   Nekrosis lemak, berbatas tegas, keras, kadang disertai dengan penarikan kulit.

1.3 : Menjelaskan penatalaksanaan

TerapiPengobatan stadium dini akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang baik. Secara umum, pengobatan pada penderita kanker meliputi 2 tujuan, yaitu :

a. Terapi KuratifTerapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker untuk menghilangkan

kanker tersebut. Dalam pelaksanaannya, terapi pada pasien kanker tidak dapat

Page 16: Neoplasia 1

mempertahankan asas primum non nocere karena dalam pemberian terapi kuratif, akan diberikan sejumlah terrtentu zat kemoterapi atau radiasi yang bersifat toksik terhadap bagian tubuh lain yang tidak terkena kanker. Terapi kuratif dapat berupa bedah radikal, kemoterapi, radiasi, imunoterapi atau kombinasi dari keempat modalitas tersebut.

b. Terapi PaliatifTerapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak tercapai, Tujuan terapi

paliatif adalah untuk mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker pada pasien yang tidak mungkin sembuh. Ketika tujuan terapi adalah sebagai paliatif, maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus diminimalisir.

Terapi pada kanker payudara tergantung dari stadiumnya. Adapun jenis-jenis terapinya adalah:

1. PembedahanPada stadium I, II dan III terapi bersifat kuratif. Semakin dini terapi dimulai, semakin

tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium I, II, dan III adalah operasi primer, sedangkan terapi lain bersifat adjuvant.

Untuk stadium I dan II, pengobatan adalah radikal mastektomi atau radikal mastektomi modifikasi dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Terapi radiasi dan sitostatika adjuvant diberikan jika kelenjar getah bening aksila mengandung metastasis.

Mastektomi RadikalPengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2 cm di sekitarnya, glandula

mammae (seluruh payudara), fasia M. pectoralis mayor, M. pectoralis mayor, M. pectoralis minor disertai dengan diseksi aksila. Diseksi aksila adalah pengangkatan semua isi rongga aksila kecuali arteri, vena dan saraf yang bermakna. Teknik operasi ini dapat pula di modifikasi menjadi mastektomi radikal modifikasi Madden, dimana M. pektoralis mayor tidak diangkat.

Operasi ini bersifat kuratif dan dilakukan untuk tumor yang berada pada stadium operable yaitu stadium I, II dan III awal. Mastektomi radikal dapat diikuti dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant tergantung dari keadaan KGB aksila (berdasarkan protokol di RSCM atau FKUI)

Mastektomi Sederhana atau Simple MastectomyPengangkatan puting dan areola, serta kulit di atas tumor dan 2 cm di sekitarnya, dan

glandula mammae. Pada stadium IIIa, operasi berupa mastektomi sederhana. Teknik operasi ini hampir sama dengan teknik pada operasi mastektomi radikal, namun pada teknik ini tidak dilakukan diseksi aksila. Setiap mastektomi sederhana harus diikuti oleh radiasi (radioterapi) untuk mengatasi mikrometastasis atau metastasis ke kelenjar getah bening. Kombinasi mastektomi sederhana dengan radiasi mempunyai efektivitas yang sama dengan mastektomi radikal.

Page 17: Neoplasia 1

2. Breast Conservating TreatmentYaitu pengangkatan tumor dengan batas sayatan bebas (tumorektomi, segmentektomi, atau

kwadrantektomi) dan diseksi aksila diikuti dengan radiasi kuratif. Operasi ini dilakukan untuk tumor stadium dini yaitu stadium I dan II dengan ukuran tumor 3 cm; untuk yang lebih besar belum dikerjakan dan mempunyai prognosis lebih buruk dari terapi radikal.

3. KemoterapiTerapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada kanker

payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi, yang bersifat adjuvant.

Kanker payudara stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik. Terapi ini berupa kemoterapi dan terapi hormonal. Radiasi kadang diperlukan untuk paliatif pada daerah-daerah tulang yang mengandung metastasis.

Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula oleh terapi lokal yang dapat dilakukan, keadaan umum pasien, reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena terapi sistemik bersifat paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas yang potensial terjadi.

Kanker payudara dapat berespons terhadap agen kemoterapi, antara lain anthrasikin, agen alkilasi, taxane, dan antimetabolit. Kombinasi dari agen tersebut dapat memperbaiki respon namun hanya memilki efek yang sedikit untuk meningkatkan survival rate. Pemilihan kombinasi agen kemoterapi tergantung pada kemoterapi adjuvant yang telah diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah mendapat kemoterapi adjuvant dengan agen Cyclophosphamide, Methotrexat dan 5-Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak mendapat agen yang sama dengan yang didapat sebelumnya.

Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi intravena (IV). Cara pemberian kemoterapi IV bervariasi, tergantung pada jenis obat.

Adapun jenis-jenis kombinasi kemoterapi yang diberikan adalah : FEC (Fluorourasil, Eprubisin, Cyclophosphamide)o Indikasi

Terapi adjuvant, neoadjuvant maupun pada kanker payudara yang sudah metastasis.

o Hal-hal yang perlu diperhatikan :- Pasien dengan usia di atas 60 tahun atau ada riwayat penyakit jantung, sebelum kemoterapi

harus dilakukan pemeriksaan echocardiogram atau multiple gated acquisition test of cardiac output (MUGA) untuk menjamin bahwa fungsi ventrikel kiri masih baik.

- Periksa fungsi hati. Jika ada insufisiensi hati, maka dosis 5-FU di kurangi.- Periksa fungsi ginjal. Jika ada insufisiensi ginjal, dosis epirubisin dikurangi.- Periksa darah rutin lengkap. Jika netrofil < 1500/mm3, atau AT < 100.000/mm3, maka

kemoterapi ditunda.- Berikan antiemetik yang kuat sebelum kemoterapi.- Kontrol dosis epirubisin, untuk menghindari kardiotoksisitas bila dosis kumulatif epirubisin

>900 mg/m2

- Beritahu pasien tentang kemungkinan rambut dapat rontok akibat kemoterapi.

Page 18: Neoplasia 1

o Dosis- 5-FU 500 mg/m2 pada hari 1.- Epirubisin 60 mg/m2 pada hari 1- Siklofosfamid 500 mg/m2

o Cara Pemberian- 5-FU dan siklofosfamid disuntikan secara IV pelan-pelan atau dilarutkan dalam NaCl 0,9%

100 ml dan diinfuskan dalam 10-20 menit.- Epirubisin disuntikan lewat selang infus salin.o Siklus dan Jumlah siklus- Lama siklus 21 hari- Jumlah siklus 6o Efek Samping- Mielosupresi- Alopesia- Mual dan muntah- Mukositis- Kardiomiopati- Sistitis hemoragik, bila dosis siklofosfamid tinggi

4. RadiasiMerupakan terapi utama untuk kanker payudara stadium IIIb (locally advanced),dan dapat

diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi hormonal dan kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi di daerah tulang weight bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difus dan berbau yang mengganggu sekitarnya.

Prinsip dasar radiasi adalah memberikan stress fisik pada sel kanker yang berada pada keadaan membelah sehingga terjadi kerusakan DNA dan menyebabkan terbentuknya radikal bebas dari air yang dapat merusak membran, protein, dan organel sel. Tingkat keparahan radiasi tergantung pada oksigen. Sel yang hipoksia akan lebih resisten terhadap radiasi dibandingkan dengan sel yang tidak hipoksia. Hal ini terjadi karena radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel berasal dari oksigen. Oleh karena itu, pemberian oksigen dapat meningkatkan sensitivitas radiasi.

Radioterapi dapat diberikan dengan tiga cara, yaitu :a) Teleteraphy

Teknik ini berupa pemberian sinar radiasi yang memiliki jarak yang cukup jauh dari tumor. Teknik ini dapat digunakan sendirian atau kombinasi dengan kemoterapi untuk memberikan kesembuhan terhadap tumor atau kanker yang lokal dan mengkontrol tumor primer. Teleterapi paling sering digunakan dalam radioterapi.

b) BachytherapyTeknik ini berupa implantasi sumber radiasi ke dalam jaringan kanker atau jaringan disekitarnya.

c) Systemic therapyTeknik ini berupa pemberian radionuklida ke dalam masa tumor atau kanker.

Page 19: Neoplasia 1

5. Terapi hormonalTerapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi ini

berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker. Ketika berikatan dengan ligand, reseptor ini mengurangi transkripsi gen dan menginduksi apoptosis.

Jaringan payudara mengandung reseptor estrogen. Kanker payudara primer atau metastasis juga mengandung reseptor tersebut. Tumor dengan reseptor estrogen tanpa ada reseptor progesteron memiliki respon sebesar 30%, sedangkan jika memiliki reseptor estrogen dan progesteron, respon terapi dapat mencapai 70%.

Pemilihan terapi endokrin atau hormonal berdasarkan toksisitas dan ketersediaan. Pada banyak pasien, terapi endokrin inisial berupa inhibitor aromatase. Untuk wanita dengan reseptor estrogen yang positif, respon terhadap inhibitor aromatase lebih besar dibandingkan dengan tamoxifen.

Tamoxifen paling sering digunakan sebagai terapi adjuvant pada perempuan dengan kanker payudara yang telah di reseksi. Penggunaan tamoxifen harus diteruskan selama 5 tahun. Pada pasien dengan kanker payudara yang telah metastasis, lebih sering digunakan inhibitor aromatase. Namun, bagi pasien yang yang memburuk setelah mendapat inhibitor aromatase, tamoxifen dapat memberikan manfaat. Selain itu, tamoxifen juga bermanfaat sebagai kemopreventif kanker payudara.

Dosis standard tamoxifen adalah 20 mg, dengan pemberian 1 kali sehari karena waktu paruh yang panjang. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain hot flushes, kelainan sekresi cairan vagina dan toksisitas retina, walaupun tidak mengancam penglihatan. Efek samping yang harus diperhatikan adalah bahwa tamoxifen dapat menyebabkan penurunan densitas tulang pada wanita premenopause dan kanker endometrium.

Pemberian terapi hormonal dibedakan tiga golongan penderita menurut status menstruasi:o Premenopause

Terapi hormonal yang diberikan berupa ablasi yaitu bilateral oopharektomi.o Postmenopause

Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti estrogen.o 1-5 Tahun Menopause

Jenis terapi hormonal tergantung dari aktifitas efek estrogen. Efek estrogen positif dilakukan terapi ablasi, jika efek estrogen negatif maka dilakukan pemberian obat-obatan anti estrogen.

1.9 Menjelaskan Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

Page 20: Neoplasia 1

Pencegahan primerPencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan

karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[25]

Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena

kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%

Deteksi Dini Kanker Payudara Sendiri dengan SADARIPENGERTIAN SADARI

Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh wanita itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi dini. (Romauli, Suryati, 2009 : 166)

TUJUAN SADARI Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.

1.Ciri-ciri Tumor Payudara Adanya benjolan Keras Dan mastalgia (rasa sakit) pada payudara (Nugroho, 2010)

2.Ciri-ciri Kanker Payudara Adanya benjolan di payudara

Page 21: Neoplasia 1

Adanya borok atau luka yang tidak sembuh (Romauli, Suryati, 2009 : 165) Keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan berupa nanah, darah, cairan

encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui Perubahan bentuk dan besarnya payudara Kulit putting susu dan areola menekuk ke dalam atau berkerut Nyeri dipayudara (Setiati, Eni, 2009:51).

3. Penyebab kanker payudara Pola makan yang tidak baik atau mengkonsumsi lemak terlalu banyak Merokok Minum minuman alcohol Tidak menyusui (ibu menyusui yang ASInya tidak disusukan) Faktor keturunan

4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya sebagai produksi susu setelah melahirkan

WAKTU MELAKUKAN SADARI Dengan mengikuti cara yang sama setiap bulan, sekitar 1 minggu sesudah menstruasi

terhitung sejak hari pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak. Pada wanita yang umurnya lebih dari 20 tahun, melakukan SADARI tiap 3 bulan sekali. (Saryono, 2009)

Beberapa cara melakukan pijatan payudaraA.Ke atas kebawah (Up and Down)B.Pijatan menuju puting (Wedge)C.Pijatan melingkar (Circular)

gambar 15. SADARI (Indonesian Breast Self Examination, 2003)

Page 22: Neoplasia 1

Pencegahan tertierPencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker

payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.

Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan payudara.tamoxifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.

Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).

1.10 : Menjelaskan KomplikasiAdanya metastase ke jaringan sekitar secara limfogen dan hematogen merupakan

komplikasi pada carcinoma mamae. Metastase secara limfogen menyebar sampai ke paru, pelura, hati dan tulang. Sedangkan metastase secara hematogen menyebar sampai ke otak. (Arif Mansjoer dkk., 2007)

Metastasis Kanker Payudara Ke Otak Sindroma paraneoplastik merupakan perubahan fungsional dan struktural pada otak

sebagai respon terhadap keganasan dari bagian tubuh lainnya, seperti kanker payudara yang bermetastasis ke otak bisa menyebabkan sejumlah gejala neurologis, seperti pikun, perubahan suasana hati, kejang, kelemahan angota gerak atau seluruh tubuh, mati rasa, kesemutan, gangguan koordinasi, pusing, penglihatan ganda dan kelainan gerakan mata.

Penemuan klinis pasien dengan metastasis otak berupa sakit kepala (24%-53%), kelemahan yang bersifat fokal (16%-40%), perubahan kondisi mental (24%-31%), kejang (15%- 16%), and ataxia (9%-20%). Bila terjadi perdarahan akan timbul gejala dan tanda neurologis

Page 23: Neoplasia 1

akut. Berdasar data yang dikumpulkan sejak tahun 1973 hanya 10% pada pasien metastasis otak yang terdeteksi dengan CT atau MRI menampakkan gejala.

1.11 : Menjelaskan Prognosis Karsinoma mamae

Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :1. Stadium kanker   Semakin dini semakin baik prognosisnya.

Stadium Angka kelangsungan hidup5 tahun

0 100%I 98%

IIA 88%IIB 76%IIIA 56%IIIB 49%IV 16 %

2. Tipe histopatologiCIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.

3. Reseptor hormonKanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik

Memahami dan menjelaskan menghadapi penyakit berat dan terminal yang diderita dari sisi Islam2.1 TawakalMakna Dan Hakekat Tawakal

Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata ‘tawakala’ yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT.

Derajat Tawakal

1. Ma’rifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya

2. Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha

3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah SWT.

4. Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya

5. Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT

6. Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT

Page 24: Neoplasia 1

7. Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT.

ف�و�ض�� م ر�ي و�أ

� �ل�ى أ �ه� إ �ن� الل �ه� إ �ص�ير� الل �اد� ب ع�ب �ال بDan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya".

Tawakal Dalam Al-Qur’an

1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 8 : 61)

2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)Allah berfirman (QS. 17:2)

3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.Allah berfirman (QS. 3 : 122) :

4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)Allah berfirman (QS. 3 : 159)5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)Allah berfirman (QS. 3: 173)

6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.Allah berfirman (QS. 8 : 49)

7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)Allah berfirman (QS. 16: 41-42)

8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.Allah berfirman (QS. 65:3)

Tawakal Dalam Hadits

1. Orang yang bertawakal hanya kepada Allah, akan masuk ke dalam surga tanpa hisab.2. Tawakal merupakan sunnah Rasulullah SAW.3. Allah merupakan sebaik-baik tempat untuk bertawakal.4. Tawakal akan mendatangkan nasrullah.5. Tawakal yang benar tidak akan menjadikan seseorang kelaparan.6. Tawakal adalah setelah usaha.

2.2 Taubat

Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan.Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan ta'at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa - dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha tidak

Page 25: Neoplasia 1

mengulangi perbuatannya.Taubat merupakan fardbu 'ain yang harus dilakukan setiap muslim dan muslimah.Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal tiba. Allah berfirman (artinya): "8ertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. "(An Nur: 31).

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang benar (Ikhlas). "(AtTahrim: 8).

Syarat-syarat Taubat.

Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah, sbb:

1. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia lakukan.2. Dia harus menyesali perbuatan tersebut.3. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika perbuatan dosa itu ada

hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:4. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu hartanya maka harta

itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus minta maaf. Demikian seterusnya. Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang yang bertaubat dianjurkan melakukan shalat dua raka'at. Shalat ini dikenal dengan nama shalat taubat.

Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud dan Ibnu Majah )

Janji Allah kepada orang-orang yang bertaubat dan beristiqamah dalam taubatnya

1. Taubat menghapuskan dosa-dosa seolah-olah ia tidak berdosa."orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa" (HR. Ibnu Majah, Shahih Jami'us Shaghir 3005)

2. Allah berjanji menerima taubat mereka.Allah berfirman(artinya): " Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " (O.S. 9: 104).

3. Orang yang istiqamah dalam taubatnya adalah sebaik-baiknya manusia.

Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih Jami'us Shaghir 4391)