Page 1
1
NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS PERBEDAAN OPERATING PERFORMANCE
PERUSAHAAN GO PUBLIC SEBELUM DAN SESUDAH
STOCK SPLIT, REVERSE STOCK SPLIT DAN SHARE
BUYBACK (CORPORATE ACTION) ( LISTED DI BEI TAHUN 2008-2016 )
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S1
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
INDRA GUNAWAN
11 13 25834
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2017
Page 3
5
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja operasional
perusahaan antara sebelum dan sesudah adanya corporate action (stock split,
reverse stock split dan share buyback) pada perusahaan go public yang listed di
BEI pada tahun 2008-2016. Penelitian ini menggunakan net profit margin (NPM),
total assets turn over (TATO), growth sales (GS), return on assets (ROA) dan
return on equity (ROE) sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel
independennya terdiri dari stock split, reverse stock split dan share buyback.
Populasi penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan go public yang
melakukan stock split,reverse stock split dan share buyback pada tahun 2008-
2016. Sampel penelitian ini terdiri dari masing-masing stock split 59 perusahaan,
reverse stock split 12 perusahaan dan share buyback 56 perusahaan dengan
kriteria melakukan corporate action, memiliki data yang lengkap dan tidak
melakukan corporate action lain selama satu tahun. Penelitian ini menggunakan
metode event study dengan 2 tahun periode jendela, yaitu 1 tahun sebelum
pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis
menggunakan Paired Sample Test/Wilcoxon-Signed Rank Test.
Hasil penelitian menujukan bahwa stock split menimbulkan perbedaan
TATO dan ROE namun tidak menimbulkan perbedaan bagi NPM, GS dan ROA.
Sedangkan reverse stock split tidak menimbulkan perbedaan bagi NPM, TATO,
GS, ROA dan ROE. Hasil penelitian share buyback menimbulkan perbedaan pada
NPM, ROE dan ROA namun tidak menimbulkan perbedaan pada TATO dan GS.
Kata kunci : stock split,reverse stock split, share buyback, operating performance
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 4
6
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu tujuan perusahaan listed di Bursa adalah untuk memperoleh dana
dari Investor. Menurut data dari idx.co.id terdapat 537 perusahaan terbuka yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan April 2017. Perolehan dana
dengan menerbitkan saham banyak diminati perusahaan karena tidak adanya
tingkat bunga yang harus dikembalikan dan tidak ada tanggal jatuh tempo
penyerahan kembali modal. Perusahaan (pencari dana) akan menerbitkan
saham sebagai tanda penyertaan bagi investor (pemilik dana) yang akan
menyetorkan modalnya kepada perusahaan. Untuk menarik minat investor,
perusahaan harus menyediakan Laporan Keuangan yang telah diaudit agar
investor dapat membuat keputusan investasi. Selain laporan keuangan, investor
juga memerlukan informasi seperti makro ekonomi (PDB, suku bunga, inflasi,
dll) dan persaingan industri. Secara rasional investor cenderung untuk memilih
perusahaan yang prospektif.
Salah satu cara perusahaan menarik minat investor adalah dengan
melakukan aksi korporasi (corporate action). Aksi korporasi antara lain adalah
pemecahan saham (stock split) dan pembelian kembali saham beredar (share
buyback). Aksi-aksi korporasi tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi
perusahaan dan dilakukan atas persetujuan dari rapat umum pemegang saham
(RUPS) maupun rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Ketika
harga saham perusahaan yang beredar terlalu tinggi, calon investor ritail
cenderung tidak tertarik untuk membeli saham tersebut. Untuk mengatasinya
perusahaan dapat melakukan stock split agar harga saham menjadi lebih
rendah dan likuid untuk diperdagangkan. Stock split merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan yang go publik untuk menaikkan jumlah saham
yang beredar (Brigham dan Gapenski, 1994). Ketika perusahaan melakukan
stock split maka harga saham akan menjadi lebih murah dan jumlah saham
yang beredar menjadi lebih banyak. Keadaaan ini tidak mempengaruhi jumlah
ekuitas perusahaan dalam neraca dan tidak mengubah jumlah kapitalisasi
saham yang beredar di masyarakat akan tetapi, keadaan ini mempengaruhi
psikologis investor dan volume perdagangan saham seperti penelitian yang
dilakukan oleh Lin, Singh, dan Yu (2008). Hasil penelitian mereka menyatakan
bahwa pemecahan saham akan membuat saham lebih dapat dijangkau oleh
investor berdana kecil, dan pemecahan saham akan meningkatkan kecepatan
perdagangan saham tersebut walaupun biaya transaksi menjadi lebih mahal.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 5
7
Selain kondisi harga saham yang terlalu tinggi, keadaan pasar dapat
menimbulkan harga saham perusahaan menjadi sangat rendah. Hal ini
menyebabkan saham perusahaan tidak likuid sehingga investor tidak tertarik
dengan saham tersebut. Perusahaan dapat melakukan penggabungan saham
beredar (reverse stock split) untuk menanggulangi masalah tersebut. Selain itu
dalam beberapa kasus, reverse stock split dilakukan dalam upaya untuk tetap
tercatat di bursa efek karena harga saham dapat jatuh terlalu rendah hingga
akan dikeluarkan dari pencatatan. Reverse stock split dapat dilakukan untuk
memulihkan harga saham pada tingkat yang optimal, yaitu pada tingkat
optimal trading range atau kisaran harga yang dapat mempengaruhi preferensi
investor sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan.
Penggabungan saham ini tidak mempengaruhi proporsi ekuitas perusahaan di
neraca namun akan berdampak pada performa saham (stock performance) di
Bursa.
Pasar saham dan pasar finansial global dapat membuat harga saham
sejumlah perusahaan mengalami kenaikan maupun penurunan harga. Ketika
harga saham perusahaan naik, maka hal tersebut sangat menguntungkan bagi
perusahaan namun apabila sebaliknya maka akan merugikan bagi perusahaan.
Salah satu solusi masalah tersebut adalah melakukan share buyback untuk
melakukan stabilisasi harga. Dalam proses share buyback, perusahaan
menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli saham perusahaannya
sendiri dari publik. Dengan melakukan pembelian kembali saham yang beredar
di publik, secara otomatis jumlah keuntungan yang harus disetor perusahaan
melalui pembagian deviden akan berkurang karena jumlah saham yang beredar
berkurang. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan di masa
yang akan datang jika perusahaan memutuskan untuk menjual kembali saham
yang dibeli kembali ketika harganya sudah naik.
Berdasarkan pada beberapa pandangan mengenai stock split, reverse stock
split dan share buyback (treasury stock) tersebut, maka penelitian ini akan
menguji bahwa kejadian stock split dan share buyback tidak hanya
berpengaruh terhadap performa saham perusahaan (stock performance) seperti
penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurfitri, D. J., & Tjun, L. T. (2009)
yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan harga saham pada perusahaan go
public yang terdaftar dalam BEI sebelum dan setelah stock split serta penelitian
Sam’ani (2001) yang menunjukan bahwa harga saham perusahaan yang
melakukan share buyback mengalami kenaikan pada saat tanggal
pengumuman, namun juga membawa pengaruh terhadap perbedaan kinerja
operasional (operational performance) perusahaan sebelum dan sesudah
kegiatan aksi korporasi pada perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 6
8
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada operating
performance sebelum dan sesudah stock split.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada operating
performance sebelum dan sesudah reverse stock split.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada operating
performance sebelum dan sesudah share buyback.
LANDASAN TEORI
Pemecahan Saham (Stock Split)
Terdapat dua jenis Pemecahan Saham yaitu split up (pemecahan naik) dan split
down/reverse stock split(pemecahan menurun):
1.Split Up (Pemecahan Saham Naik)
Split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:3. Pada awalnya
nilai nominal per lembar saham sebelum melakukan stock split sebesar
seribu lima ratus rupiah (Rp1.500,00), maka setelah dilakukan split up
nilai nominal per lembar saham yang baru adalah lima ratus rupiah.
Sehingga mulanya satu lembar saham setelah adanya split up menjadi
tiga lembar saham.
2.Split Down/Reverse Stock Split(Pemecahan Saham Turun)
Split down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang
mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar.
Misalnya split down dengan faktor pemecahan 3:1 yang merupakan
kebalikan dari split up. Awalnya nilai nominal per lembar saham beredar
adalah seribu rupiah (Rp1.000,00) kemudian dilakukan split down, maka
nilai nominal per lembar saham beredar yang baru adalah tiga ribu rupiah
(Rp3.000,00) dan jumlah lembar saham yang pada awalnya tiga lembar
saham menjadi satu lembar saham.
Share Buyback (Pembelian Kembali Saham Beredar)
Share buyback adalah pembelian kembali saham-saham yang telah diterbitkan
oleh suatu perseroan dan dimiliki untuk jangka waktu tertentu, maksimum
selama 3 tahun {Pasal 37 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (“UUPT“)}. Pada dasarnya share buyback saham
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 7
9
merupakan bentuk tanggung jawab dari perseroan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memberikan perlindungan atas modal dan kekayaan perseroan.
Share buyback dapat dilakukan oleh perseroan apabila terjadi suatu
keadaan dimana terdapat sejumlah saham yang telah dikeluarkan oleh
perseroan, namun saham tersebut tidak dimiliki atau tidak dibeli oleh siapapun
untuk jangka waktu tertentu. Kemudian, untuk mengamankan modal dan
kekayaan perseroan, maka saham tersebut akhirnya dibeli kembali oleh
perseroan. Karena apabila tidak dibeli kembali oleh perseroan, maka harus
dilakukan koreksi atau penurunan dari total nonimal modal disetor dan modal
ditempatkan perseroan.
Kinerja Operasi Perusahaan (Operating Performance)
Menurut Moerdiyanti (2010), kinerja perusahaan adalah hasil dari serangkaian
proses bisnis perusahaan dengan mengorbankan berbagai macam sumber daya
(sumber daya manusia dan juga keuangan perusahaan). Apabila kinerja
perusahaan meningkat, dapat dilihat dari gencarnya kegiatan perusahaan dalam
rangka untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan
atau laba yang dihasilkan tentu akan berbeda-beda tergantung dengan ukuran
perusahaan yang beroperasi. Berdasarkan dari proses meningkatkan
penghasilan laba atau keuntungan ini, Nakamura (2011:102) menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki ukuran yang besar memiliki potensi yang
lebih besar pula untuk menginvestasikan sumber daya yang dimiliki. Di dalam
pengelolaan investasi ini, perusahaan sebisa mungkin harus mampu
menciptakan nilai bagi para pemegang saham.
Terdapat 5 cara untuk dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan
dilihat dari laporan keuangannya:
1. Net Profit Margin
2. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)
3. Tingkat Pertumbuhan Penjualan
4. Return On Asset (ROA)
5. Return On Equity (ROE)
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan beberapa telaah teoritis yang berkaitan dengan variabel aksi
korporasi dan kinerja keuangan perusahaan, maka dapat dikembangkan
kerangka pemikiran teoritis bahwa perusahaan harus mampu mendeteksi ketika
harga sahamnya turun bahkan ketika mengalami undervalue. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penurunan harga saham dikarenakan adanya penurunan
kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan (Rasbrant, 2011). Pada
momen tersebut, manajer perusahaan akan sangat berperan dalam mengambil
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 8
10
keputusan. Hal yang mungkin dapat dilakukan manajer adalah memberi sinyal
kepada investor untuk memulihkan kembali minat dan kepercayaan para
investor. Pembelian kembali saham oleh perusahaan bersangkutan (share
buyback) dapat menjadi salah satu alternatif cara dalam meningkatkan kembali
harga saham yang turun. Share buyback dianggap sebagai suatu sinyal untuk
menaikkan kembali harga saham perusahaan, dengan begitu pelaksanaan share
buyback akan memberikan sinyal positif tentang nilai perusahaan (Rasbrant,
2011). Selain share buyback, perusahaan juga dapat melakukan stock split dan
reverse stock split untuk dapat menaikan harga saham perusahaaan dan
kepercayaan investor kepada perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang
melakukan corporate action akan mengalami perbedaan dalam menghasilkan
operating performance yang tertuang dalam laporan keuangannya antara
sebelum dan sesudah dilaksanakannya corporate action.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2011) adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang tercatat di
BEI untuk periode 2008-2016.
Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan pemilihan sampel
dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling atau
pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan penulis.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:
1. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan stock split/split up dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2008 sampai dengan
Desember 2016.
2. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan reverse stock split/split
down dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2008 sampai
dengan Desember 2016.
3. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan share buyback dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2008 sampai dengan
Desember 2015.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder tahunan,
yang meliputi:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 9
11
1. Data laporan keuangan tahunan perusahaan yang melakukan aksi
korporasi (stock split, reverse stock split dan share buyback) selama
periode 2008-2016 yang diperoleh dari IDX.
2. Variabel yang meliputi 3 aksi korporasi, yaitu:
a. Data perusahaan yang melakukan Stock Split periode 2008-2016
yang diperoleh dari IDX.
b. Data perusahaan yang melakukan Reverse Stock Split periode
2008-2016 yang diperoleh dari IDX.
c. Data perusahaan yang melakukan Share Buyback periode 2008-
2015 yang diperoleh dari IDX.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mendokumentasikan data tahunan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang melakukan corporate action yang tercantum pada IDX Annual
Report dari tahun 2008-2016 di web resmi Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id). Data stock split dan reverse stock split diperoleh dari situs
resmi Saham OK (www.sahamok.com) yang diambil dari tahun 2008-2016.
Data share buyback diperoleh dari kantor cabang Bursa Efek Indonesia yang
berada di Yogyakarta.
Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemocengan distribusi)
(Ghozali, 2011: 19). Statistik deskriptif pada dasarnya di dalam penelitian
merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Indriantoro dkk., 2002;
170).
Dari definisi-definisi tersebut, penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif dengan cara pengukuran kinerja operasional perusahaan (NPM,
TATO, GS, ROA dan ROE) dibuat tabel untuk mengetahui nilai rata-rata,
standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Kemudian hasil
tersebut dapat dilihat perbedaannya pada sebelum dan sesudah corporate
action (stock split, reverse stock split dan share buyback).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2011; 160). Uji normalitas digunakan didalam penelitian ini karena untuk
mengetahui bahwa data terdistribusi secara normal ataupun data
terdistribusi secara tidak normal. Pengujian statistik yang dapat digunakan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 10
12
untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dinyatakan berdistribusi
normal apabila nilai signifikansi > 0,05.
3. Uji Hipotesis atau Uji Beda
Uji hipotesis atau uji beda digunakan didalam penelitian ini karena untuk
mengetahu apakah terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan
antara sebelum dan sesudah corporate action (stock split, reverse stock
split dan share buyback). Jika distribusi data normal pengujian hipotesis
dapat menggunakan Paired Sample t-Test (uji t sampel berpasangan). Jika
distribusi data tidak normal, maka dapat menggunakan uji beda dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. Kriteria yang digunakan pada
uji hipotesis atau uji beda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 (hipotesis nol) ditolak.
• Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 (hipotesis nol) diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah
dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji analisis kinerja operasional
perusahaan sebelum dan sesudah adanya corporate action (stock split, reverse
stock split dan share buyback) pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-
2016. Penelitian ini menggunakan bantuan program komputer Microsoft Office
Excel 2010 dan IBM SPSS Statistics 23 dalam menganalisis data penelitian.
Hasil Analisis Prosedur Penentuan Sampel
Tabel 4.1
Penentuan Sampel Penelitian Stock Split
No Karakteristik sampel Stock
Split
Reverse
Stock
Split
Share
Buyback
1 Perusahaan yang melakukan corporate action
dan terdaftar di BEI dari tahun 2008-2016
101 16 87
2 Perusahaan yang melakukan corporate action
dan terdaftar di BEI yang tidak memiliki data
lengkap dari tahun 2008-2016
(3) (2) (1)
3 Perusahaan yang melakukan corporate action
dan terdaftar di BEI namun melakukan
corporate action lainnya pada tahun yang sama
(39) (2) (30)
Jumlah Sampel 59 12 56 Sumber: Data Sekunder Diolah Sendiri, 2017
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 11
13
Tabel 4.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang melakukan stock split dan
terdaftar di BEI dari tahun 2008-2016, yaitu sebanyak 101 perusahaan. Dari
keseluruhan jumlah perusahaan tersebut, terdapat 42 perusahaan yang tidak
memenuhi kriteria sebagai sampel. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
sebagai sampel disebabkan karena perusahaan tidak memiliki data lengkap untuk
diteliti dan melakukan corporate action lainnya bersamaan dengan stock split.
Sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel yaitu
sebanyak 59 perusahaan. Selain itu dapat diketahui bahwa dari tahun 2008-2016
terdapat sebanyak 16 perusahaan yang melakukan reverse stock split dan terdaftar
di BEI seperti yang dinyatakan dalam tabel 4.1. Dari keseluruhan jumlah
perusahaan tersebut hanya terdapat 4 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
sebagai sampel. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sebagai sampel
disebabkan karena perusahaan tidak memiliki data lengkap untuk diteliti dan
melakukan corporate action lainnya bersamaan dengan reverse stock split.
Sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel yaitu
sebanyak 12 perusahaan. Tabel 4.1 juga berisikan sebanyak 87 perusahaan yang
melakukan share buyback dan terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan
2015. Dari keseluruhan jumlah perusahaan tersebut, terdapat 31 perusahaan yang
tidak memenuhi kriteria sebagai sampel. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
sebagai sampel disebabkan karena perusahaan tidak memiliki data lengkap untuk
diteliti dan melakukan corporate action lainnya bersamaan dengan share buyback.
Sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel yaitu
sebanyak 56 perusahaan.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Stock Split
NPM N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 59 -14,20 0,91 -0,0544 1,88502
SESUDAH 59 -7,48 42,46 0,7500 5,61866
TATO N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 59 0,01 8,80 1,1631 1,44395
SESUDAH 59 0,00 16,41 1,2410 2,38793
GS N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 59 -99,44 253,96 17,5473 51,03889
SESUDAH 59 -99,04 804,04 41,8108 150,01980
ROA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 59 -10,34 62,16 7,6415 11,09064
SESUDAH 59 -20,45 31,49 5,9366 8,66621
ROE N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 12
14
SEBELUM 59 -14,86 84,60 15,6798 18,40170
SESUDAH 59 -43,50 54,11 10,7124 17,85421 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.2 berisikan data pada periode sebelum stock split (tahun 2007-2015) nilai
terendah NPM sebesar -14,20 dimiliki oleh perusahaan Akbar Indo Makmur
Stimec Tbk dengan kode AIMS pada tahun 2015. Nilai tertinggi NPM sebesar
0,91 dimiliki oleh perusahaan Alumindo Light Metal Industry Tbk dengan kode
ALMI pada tahun 2013. Nilai rata-rata NPM sebelum stock split sebesar -0,0544
dan standar deviasi NPM 1,88502. Pada tabel 4.5 juga diketahui bahwa dalam
tahun 2015 perusahaan Hanson International Tbk dengan kode MYRX
mempunyai nilai terendah dalam TATO periode sebelum stock split (tahun 2007-
2015) sebesar 0,01. Sedangkan nilai tertinggi TATO sebesar 8,80 dimiliki oleh
perusahaan Bank Central Asia Tbk dengan kode BBCA pada tahun 2007. Nilai
rata-rata TATO sebelum stock split sebesar 1,1631 dan standar deviasi TATO
1,44395.
Dalam tabel 4.2 dijelaskan bahwa pada periode sebelum stock split (tahun
2007-2015) nilai terendah GS dimiliki oleh perusahaan Akbar Indo Makmur
Stimec Tbk dengan kode AIMS pada tahun 2015 dengan nilai sebesar -99,44.
Nilai tertinggi GS sebesar 253,96 dimiliki oleh perusahaan Rimau Multi Putra
Pratama Tbk dengan kode CMPP pada tahun 2013. Nilai rata-rata GS sebelum
stock split sebesar 17,5473 dan standar deviasi GS 51,03889. Tabel 4.2 pada
periode sebelum stock split (tahun 2007-2015) nilai terendah ROA sebesar -10,34
dan nilai tertinggi ROA sebesar 62,16 dimiliki oleh perusahaan Akbar Indo
Makmur Stimec Tbk dengan kode AIMS pada tahun 2015 dan dimiliki oleh
perusahaan International Nickel Indonesia Tbk dengan kode INCO pada tahun
2007. Nilai rata-rata ROA sebelum stock split sebesar 7,6415 dan standar deviasi
ROA 11,09064.
Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai terendah ROE perusahaan pada
periode sebelum stock split (tahun 2007-2015) adalah sebesar -14,86 dimiliki oleh
perusahaan Perdana Bangun Pusaka Tbk dengan kode KONI pada tahun 2015.
Sedangkan nilai tertinggi ROE sebesar 84,60 dimiliki oleh perusahaan
International Nickel Indonesia Tbk dengan kode INCO pada tahun 2007. Nilai
rata-rata ROE sebelum stock split sebesar 15,6798 dan standar deviasi ROE
11,09064.
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split
NPM N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 12 0,00 65,53 5,5033 18,90361
SESUDAH 12 -0,14 8,86 0,7642 2,55092
TATO N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 13
15
SEBELUM 12 0,00 3,40 0,6192 0,92841
SESUDAH 12 0,00 2,61 0,5683 0,72468
GS N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 12 -34,99 3437,81 516,7783 1181,00491
SESUDAH 12 -113,80 72,81 5,3217 47,05619
ROA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 12 -19,52 25,83 0,3500 12,27667
SESUDAH 12 -62,38 9,84 -14,4075 26,71874
ROE N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 12 -73,43 36,86 -0,6250 26,44837
SESUDAH 12 -211,88 76,64 -15,6742 68,40669 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Nilai terendah NPM pada periode sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015)
sebesar 0,00 dimiliki oleh perusahaan Asia Pacific Fiber Tbk, Samindo
Resources Tbk, Nusantara Infrastructure Tbk, Smartfren Telecom Tbk, Buana
Listya Tama Tbk dengan kode POLY, META, MYOH, FREN dan BULL pada
tahun 2007, 2009, 2010, 2011 dan 2014. Sedangkan nilai tertinggi NPM sebesar
65,53 dimiliki oleh perusahaan Lippo Securities Tbk dengan kode LPPS pada
tahun 2010. Nilai rata-rata NPM sebelum reverse stock split sebesar 5,5033 dan
standar deviasi NPM 18,90361 seperti yang tercantum dalam tabel 4.3. Tabel 4.3
juga berisikan data perusahaan yang mempunyai nilai terendah TATO pada
periode sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) sebesar 0,00 dimiliki oleh
perusahaan Lippo Securities Tbk dengan kode LPPS pada tahun 2010. Nilai
tertinggi TATO sebesar 3,40 dimiliki oleh perusahaan Sekar Bumi Tbk dengan
kode SKBM pada tahun 2011. Nilai rata-rata TATO sebelum reverse stock split
sebesar 0,6192 dan standar deviasi TATO 0,92841.
Dapat diketahui dari tabel 4.3 bahwa nilai tertinggi GS pada periode
sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) sebesar 3437,81 dimiliki oleh
perusahaan Samindo Resources Tbk dengan kode MYOH pada tahun 2010. Nilai
terendah GS sebesar -34,99 dimiliki oleh perusahaan Sierad Produce Tbk dengan
kode SIPD pada tahun 2014. Nilai rata-rata GS sebelum reverse stock split
sebesar 516,7783 dan standar deviasi GS 1181,00491. Di dalam tabel 4.3
diketahui bahwa nilai rata-rata ROA sebelum reverse stock split sebesar 0,3500
dan standar deviasi ROA 12,27667. Nilai terendah ROA perusahaan pada periode
sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) sebesar -19,52 dimiliki oleh
perusahaan Smartfren Telecom Tbk dengan kode FREN pada tahun 2011.
Sedangkan nilai tertinggi ROA sebesar 25,83 dimiliki oleh perusahaan Lippo
Securities Tbk dengan kode LPPS pada tahun 2010.
Pada tabel 4.3 diketahui bahwa pada periode sebelum reverse stock split
(tahun 2007-2015) nilai terendah ROE dimiliki oleh perusahaan Smartfren
Telecom Tbk dengan kode FREN sebesar -73,43 pada tahun 2011. Nilai tertinggi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 14
16
ROE dimiliki oleh perusahaan Lippo Securities Tbk dengan kode LPPS sebesar
36,86 pada tahun 2010. Nilai rata-rata ROE sebelum reverse stock split sebesar -
0,6250 dan standar deviasi ROE 26,44837.
Tabel 4.4
Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Share Buyback
NPM N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 56 0,01 32,02 1,3550 5,21966
SESUDAH 56 -0,68 10,99 0,7127 2,16411
TATO N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 56 0,02 21,06 1,2077 2,95652
SESUDAH 56 0,04 1,80 0,7234 0,49256
GS N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 56 -99,87 210,45 25,3354 47,25491
SESUDAH 56 -64,73 5339,48 108,6129 712,47501
ROA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 56 0,16 42,64 8,9193 9,07497
SESUDAH 56 -19,72 27,96 5,3339 7,93596
ROE N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SEBELUM 56 -0,48 58,57 15,4154 12,33099
SESUDAH 56 -27,90 90,84 11,7821 17,24934 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.4 menyediakan informasi mengenai nilai terendah dan nilai tertinggi
NPM pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-2014) masing-masing
sebesar 0,01 dimiliki oleh perusahaan Asiaplast Industries Tbk dengan kode APLI
pada tahun 2013 dan sebesar 32,02 dimiliki oleh perusahaan Global Mediacom
Tbk dengan kode BMTR pada tahun 2007. Nilai rata-rata NPM sebelum share
buyback sebesar 1,3550 dan standar deviasi NPM 5,21966. Pada tabel 4.4 juga
diketahui bahwa pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-2014) nilai
rata-rata TATO sebelum share buyback sebesar 1,2077 dan standar deviasi TATO
2,95652. Nilai terendah TATO sebesar 0,02 dimiliki oleh perusahaan Barito
Pacific Tbk dengan kode BRPT pada tahun 2007 dan nilai tertinggi TATO sebesar
21,06 dimiliki oleh perusahaan Paninvest Tbk dengan kode PNIN pada tahun
2012.
Nilai terendah GS pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-2014)
sebesar -99,87 dimiliki oleh perusahaan Intiland Development Tbk dengan kode
DILD pada tahun 2012 dan nilai tertinggi GS sebesar 210,45 dimiliki oleh
perusahaan Jakarta International Hotel & Development Tbk dengan kode JIHD
pada tahun 2013 seperti yang tercantum dalam tabel 4.16. Nilai rata-rata GS
sebelum share buyback sebesar 25,3354 dan standar deviasi GS 47,25491. Tabel
4.4 juga menunjukan bahwa pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 15
17
2014) nilai rata-rata ROA sebelum share buyback sebesar 8,9193 dan standar
deviasi ROA 9,07497. Nilai terendah ROA sebesar 0,16 dimiliki oleh perusahaan
Budi Starch & Sweetener Tbk dengan kode BUDI pada tahun 2012. Nilai
tertinggi ROA sebesar 42,64 dimiliki oleh perusahaan Aneka Tambang (Persero)
Tbk dengan kode ANTM pada tahun 2007.
Pada tabel 4.4 diketahui bahwa pada periode sebelum share buyback
(tahun 2007-2014) nilai tertinggi ROE sebesar 58,57 dimiliki oleh perusahaan
Aneka Tambang (Persero) Tbk dengan kode ANTM pada tahun 2007 dan nilai
terendah ROE sebesar -0,48 dimiliki oleh perusahaan Barito Pacific Tbk dengan
kode BRPT pada tahun 2007. Nilai rata-rata ROE sebelum share buyback sebesar
15,4154 dan standar deviasi ROE 12,33099.
Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5
Uji Normalitas (Stock Split)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPM
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
TATO
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
GS
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 0,000
ROA
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
ROE
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,002 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.5 memberikan informasi mengenai nilai signifikansi NPM, TATO, GS,
ROA dan ROE sebelum stock split (tahun 2007-2015) dan sesudah stock split
(tahun 2008-2016). Nilai signifikansi NPM, TATO, GS, ROA dan ROE sebelum
dan sesudah stock split tersebut ternyata lebih kecil dari 0,05 sehingga, dapat
disimpulkan bahwa NPM, TATO, GS, ROA dan ROE memiliki data yang tidak
berdistribusi normal.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 16
18
Tabel 4.6
Uji Normalitas (Reverse Stock Split)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPM
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
TATO
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 0,110
GS
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,200
ROA
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,060 0,014
ROE
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 0,010 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.6 memberikan informasi mengenai nilai signifikansi NPM, TATO, GS,
ROA dan ROE sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) dan sesudah
reverse stock split (tahun 2008-2016). Nilai signifikansi NPM, TATO, GS, ROA
dan ROE sebelum dan sesudah reverse stock split tersebut ternyata lebih kecil dari
0,05 sehingga, dapat disimpulkan bahwa NPM, TATO, GS, ROA dan ROE
memiliki data yang tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.7
Uji Normalitas (Share Buyback)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPM
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
TATO
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,003
GS
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
ROA
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 17
19
ROE
SEBELUM SESUDAH
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.7 memberikan informasi mengenai nilai signifikansi NPM, TATO, GS,
ROA dan ROE sebelum share buyback (tahun 2007-2015) dan sesudah share
buyback (tahun 2008-2016). Nilai signifikansi NPM, TATO, GS, ROA dan ROE
sebelum dan sesudah share buyback tersebut ternyata lebih kecil dari 0,05
sehingga, dapat disimpulkan bahwa NPM, TATO, GS, ROA dan ROE memiliki
data yang tidak berdistribusi normal.
Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda (Stock Split)
Wilcoxon Signed Ranks Test
NPM Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,615 H01 Diterima
TATO Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 H02 Ditolak
GS Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,624 H03 Diterima
ROA Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,051 H04 Diterima
ROE Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 H05 Ditolak Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah stock split
pada NPM, GS dan ROA sebesar 0,615; 0,624 dan 0,051. Nilai signifikansi
tersebut > 0,05; sehingga H01, H03 dan H04 yang diajukan didalam penelitian
diterima. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan kinerja operasional
perusahaan yang dihitung dengan NPM , GS dan ROA antara sebelum dan
sesudah stock split pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-
2016. Hasil penelitian tersebut didukung dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Margasari et.al. tahun 2015 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
setelah adanya split factor signal yang diukur menggunakan pertumbuhan laba
bersih sesudah pajak dan laba per lembar saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 18
20
Tabel 4.8 juga menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan
sesudah stock split pada TATO dan ROE sebesar 0,024 dan 0,024. Nilai
signifikansi tersebut < 0,05; sehingga H02 dan H05 ditolak. Sehingga
kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan yang
dihitung dengan TATO dan ROE antara sebelum dan sesudah stock split pada
perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2016. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Margasari et.al.
tahun 2015 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan setelah adanya split
factor signal yang diukur menggunakan pertumbuhan laba bersih sesudah pajak
dan laba per lembar saham.
Tabel 4.9
Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda (Reverse Stock Split)
Wilcoxon Signed Ranks Test
NPM Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,327 H06 Diterima
TATO Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,878 H07 Diterima
GS Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,530 H08 Diterima
ROA Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,117 H09 Diterima
ROE Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,754 H010 Diterima Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah reverse
stock split pada NPM, TATO, GS, ROA dan ROE sebesar 0,327; 0,878; 0,530;
0,117 dan 0,754. Nilai signifikansi tersebut > 0,05, sehingga H06, H07, H08, H09 dan
H010 yang diajukan didalam penelitian diterima. Kesimpulannya bahwa tidak
terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan yang dihitung dengan NPM,
TATO, GS, ROA dan ROE antara sebelum dan sesudah reverse stock split pada
perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2016. Hasil penelitian
tersebut didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Margasari et.al.
tahun 2015 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan setelah adanya split
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 19
21
factor signal yang diukur menggunakan pertumbuhan laba bersih sesudah pajak
dan laba per lembar saham.
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda (Share Buyback)
Wilcoxon Signed Ranks Test
NPM Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002 H011 Ditolak
TATO Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,555 H012 Diterima
GS Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,392 H013 Diterima
ROA Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 H014 Ditolak
ROE Keterangan
SESUDAH – SEBELUM
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 H015 Ditolak Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah share
buyback pada NPM, ROA dan ROE sebesar 0,002; 0,001 dan 0,003. Nilai
signifikansi tersebut < 0,05, sehingga H011, H014 dan H015 ditolak. Sehingga
kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan yang
dihitung dengan NPM, ROA dan ROE antara sebelum dan sesudah share buyback
pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2015. Hasil
penelitian tersebut tidak konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Chandra tahun 2013 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan secara
signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya buyback pada perusahaan
yang melakukan buyback yang diukur dengan menggunakan EPS, ROE, PER dan
NOPAT.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah share
buyback pada TATO dan GS sebesar 0,555 dan 0,392. Nilai signifikansi tersebut
> 0,05, sehingga H012 dan H013 yang diajukan didalam penelitian diterima.
Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan
yang dihitung dengan TATO dan GS antara sebelum dan sesudah share buyback
pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2015. Hasil
penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Chandra tahun 2013 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan secara
signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya buyback pada perusahaan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 20
22
yang melakukan buyback yang diukur dengan menggunakan EPS, ROE, PER dan
NOPAT.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dan hasil pembahasan yang telah
dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stock split membawa perbedaan
pada operating performance perusahaan yang dihitung dengan TATO dan ROE.
Sedangkan tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah operating performance
perusahaan yang dihitung dengan NPM, GS dan ROA. Hal ini dapat disebabkan
karena tidak adanya peningkatan/penurunan dalam komponen-komponen
menghitung NPM, GS dan ROA setelah kegiatan stock split. Kesimpulan yang
kedua adalah tidak adanya perbedaan operating performance yang diukur dengan
NPM, TATO, GS, ROA dan ROE pada saat sebelum dan sesudah reverse stock
split. Kondisi tersebut dapat didukung dengan argumen bahwa perusahaan-
perusahaan yang melakukan reverse stock split merupakan perusahaan yang
berada dalam kondisi yang kurang baik. Kesimpulan yang terakhir dalam
penelitian ini adalah operating performance perusahaan yang dihitung dengan
NPM, ROA dan ROE mengalami perbedaan pada saat sebelum dan sesudah share
buyback. Share buyback tidak membawa perbedaan pada operating performance
perusahaan yang dihitung dengan TATO dan GS. Hal ini dapat disebabkan karena
perusahaan yang melakukan share buyback semata-mata melakukannya untuk
kepentingan investor dan bukan untuk kepentingan perusahaan.
Implikasi Kebijakan
Informasi atas kondisi aksi korporasi di mana perusahaan itu berdiri akan sangat
bermanfaat bagi pemodal dalam upaya melakukan pengambilan keputusan
investasi. Berikut ini adalah implikasi kebijakan penelitian yang berkaitan dengan
informasi stock split, reverse stock split dan share buyback:
1. Bagi pemodal. Sebelum melakukan keputusan investasi hendaknya para
pemodal melakukan analisis terhadap kondisi aksi korporasi yang dilakukan
oleh perusahaan. Pengamatan terhadap stock split, reverse stock split dan
share buyback akan membantu pemodal memperkecil risiko dalam investasi
di pasar modal dan memperbesar keuntungan (capital gain dan dividen)
pemodal. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, sebaiknya pemodal lebih
memperhatikan kejadian stock split dan share buyback karena dalam
penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap operating performance
perusahaan. Hal itu berarti ketika perusahaan melakukan stock split dan share
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 21
23
buyback maka sebaiknya pemodal membeli saham perusahaan tersebut atau
menyimpan saham
2. Bagi perusahaan. Melihat hasil dari penelitian ini maka perusahaan yang
melalukan stock split dan share buyback patut merasa puas dikarenakan
dengan melakukan kedua aksi korporasi tersebut, ternyata perusahaan tidak
hanya memikirkan kepentingan pemegang saham namun berdampak positif
juga terhadap hasil kinerja operasional perusahaan. Sedangkan perusahaan
patut cemas ternyata reverse stock split yang dilakukan oleh perusahaan tidak
berdampak apapun terhadaap hasil kinerja operasionalnya.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang
terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan keseluruhan perusahaan yang melakukan stock
split, reverse stock split dan share buyback dan terdaftar di BEI pada tahun
2008-2016. Penelitian ini tidak mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan
dalam kategori bidang usahanya.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada laporan keuangan perusahaan go public
yang diambil dari tahun 2008 hingga 2016, sehingga informasi/data yang
didapat kurang rinci atau kurang mewakili perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan.
3. Penelitian ini hanya menggunakan laporan keungan tahunan sebagai data
dalam penelitian dan tidak menggunakan data triwulanan yang sesungguhnya
dapat lebih memberikan informasi secara akurat.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan analisis atas penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan data laporan keuangan
perusahaan secara triwulanan, sehingga akan lebih akurat dalam melihat
hasilnya.
2. Selain menggunakan data laporan keuangan triwulanan, sebaiknya juga
menambahkan aksi korporasi perusahaan lainnya sebagai variabel bebas.
Sehingga hasil dari penelitian akan menjelaskan lebih rinci hal-hal apa yang
mempengaruhi kinerja operasional perusahaan.
3. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan mengklasifikasikan
perusahaan-perusahaan sesuai dengan bidang usahanya.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 22
24
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R. (2015, mey 1). Catatan Akuntansi. Dipetik mey 6, 2017, dari
CatatanAkuntansi: http://catatanakuntasi.blogspot.co.id/2015/05/laporan-
keuangan.html
Analisis Reaksi Saham terhadap Peristiwa Stock Split yang Ditunjukan oleh
Abnormal Return dan Trading Volume Activity. (2007, Juni 11). Dipetik
Mei 22, 2017, dari Pekerja Data:
http://www.pekerjadata.com/2015/03/analisis-reaksi-saham-terhadap.html
Astri, M. (1996). U.S. Multinational's Stock Price Reaction to Host Country's
Govermental Change (The Case of Prime Minister Takeshitas's
Resignation. 126-137.
Asquith, Paul, Healy Paul and Palepu Krishna. (1989). "Earnings and Stock
Splits", The Accounting Review, July, 64, 3, p. 387.
Chandra S, R. (2014). Kinerja Perusahaan Setelah Melakukan Stock Repurchase
(Share Buyback).
Copeland, Thomas E, 1979, Liquidity Changes Following Stock Splits, The
Journal Of Finance, March 115-141.
Devita, I. (2008, Juni 28). Buyback Saham Berdasarkan UUPT No.40/2007.
Dipetik april 14, 2017, dari Irmadevita:
http://irmadevita.com/2008/buyback-saham-berdasakan-uupt-no-402007/
Herlambang, G. (2016, September 7). Pengertian ROE. Dipetik Juni 13, 2017,
dari Stock dan Saham:
http://www.stockdansaham.com/2016/09/pengertian-return-on-equity-
roe.html
Kadiyala, Padma and Vetsuypens, Michael. (2002). "Are Stock Splits Credible
Signal? Evidence from Shor-Interest Data". Financial Management,
Spring, 31, 1. p 31.
Kristanto, F. A. (2013, September 4). Landasan Teori Tingkat Pertumbuhan
Penjualan. Dipetik 5 3, 2017, dari Asisiverry:
http://asisiverry.blogspot.co.id/2013/09/landasan-teori-tingkat-
pertumbuhan.html
Kurnia, J. (2012, November 1). Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Para Ahli.
Dipetik april 29, 2017, dari Pengayaan: http://pengayaan.com/pengertian-
kinerja-perusahaan-menurut-para-ahli/
Marpaung, Fadillah. 2012. Pengaruh Stock Buyback Terhadap Kinerja Saham dan
Kinerja Keuangan, Studi Kasus pada PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.
Jurnal Ilmiah. Ranggagading Vol, 12 Nm, 2.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Page 23
25
Masse, Isidore, Hanrahan, J.R., and Kushner Joseph. (1997). "The Effect of
Canadian Stock Splits, Stock Dividends, and Reverse Splits on the Value
of the Firm", Quarterly Journal of Business and Economics, Autum, 36; 4
p. 51.
Mila W, I. A. (2010). Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)
Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007 – 2009.
Nasyiffa, N. (2011, Oktober 25). Rasio Pasar. Dipetik mei 27, 2017, dari
Nadiranasyiffa: http://nadiranasyiffa.blogspot.co.id/2011/10/rasio-
pasar.html
Nurfitri, D. J., & Tjun, L. T. (2009). Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham
dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Go Public yang Terdaftar
Dalam Bursa Efek Indonesia.
Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Jenis-Jenis Stok Split Menurut Ahli. (t.thn.).
Dipetik april 21, 2017, dari PengertianMenurut: http://pengertian-
menurut.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-tujuan-manfaat-dan-jenis.html
Prasetyo, B. (2013, Agustus 19). Buyback Saham di Tengah Anjloknya Harga
Saham. Dipetik Mei 22, 2017, dari Strategi Hukum:
http://strategihukum.net/buy-back-saham-di-tengah-ancaman-anjloknya-
harga-saham
Riadi, M. (2013, september 29). Rasio Keuangan. Dipetik june 16, 2017, dari
Kajianpustaka: http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-
keuangan.html
Sanjaya, A. (2015, October 23). Pengertian Rasio Profitabilitas Definisi Menurut
Para Ahli dan Jenis Terdiri dari. Dipetik June 9, 2017, dari Landasanteori:
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-rasio-profitabilitas.html
Sarjunipandang, A. (2014, Juli 2). Contoh Proposal Penelitian. Dipetik juni 6,
2017, dari Alisarjunip:
http://alisarjunip.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-return-on-asset.html
Suadnyana, I. N. (2016). Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan
Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Pertumbuhan PDB
terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti dan Sektor Keuangan (Studi
Empiris pada Bursa Efek Indonesia Pengamatan Tahun 2008-2015).
Sugeng. (2010, april 17). Belajar Yuk. Dipetik juni 11, 2017, dari
KumpulanArtikeSekolah: http://kumpulan-artikel-
sekolah.blogspot.co.id/2015/10/definisi-stock-split-menurut-ahli.html
Teori Akuntansi: Conseptual Framework (SFAC 1-7 dan IAI). (2010, November
14). Dipetik Juni 1, 2017, dari Bengkel Jiwa:
https://cintokowati.wordpress.com/2010/11/14/teori-akuntansi-conceptual-
framework-sfac-1-7-dan-iai/
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id