Top Banner
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN OPERATING PERFORMANCE PERUSAHAAN GO PUBLIC SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT, REVERSE STOCK SPLIT DAN SHARE BUYBACK (CORPORATE ACTION) ( LISTED DI BEI TAHUN 2008-2016 ) Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Akuntansi Disusun Oleh: INDRA GUNAWAN 11 13 25834 PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2017
23

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

May 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

1

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBEDAAN OPERATING PERFORMANCE

PERUSAHAAN GO PUBLIC SEBELUM DAN SESUDAH

STOCK SPLIT, REVERSE STOCK SPLIT DAN SHARE

BUYBACK (CORPORATE ACTION) ( LISTED DI BEI TAHUN 2008-2016 )

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

INDRA GUNAWAN

11 13 25834

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2017

Page 2: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

2

Page 3: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

5

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja operasional

perusahaan antara sebelum dan sesudah adanya corporate action (stock split,

reverse stock split dan share buyback) pada perusahaan go public yang listed di

BEI pada tahun 2008-2016. Penelitian ini menggunakan net profit margin (NPM),

total assets turn over (TATO), growth sales (GS), return on assets (ROA) dan

return on equity (ROE) sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel

independennya terdiri dari stock split, reverse stock split dan share buyback.

Populasi penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan go public yang

melakukan stock split,reverse stock split dan share buyback pada tahun 2008-

2016. Sampel penelitian ini terdiri dari masing-masing stock split 59 perusahaan,

reverse stock split 12 perusahaan dan share buyback 56 perusahaan dengan

kriteria melakukan corporate action, memiliki data yang lengkap dan tidak

melakukan corporate action lain selama satu tahun. Penelitian ini menggunakan

metode event study dengan 2 tahun periode jendela, yaitu 1 tahun sebelum

pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis

menggunakan Paired Sample Test/Wilcoxon-Signed Rank Test.

Hasil penelitian menujukan bahwa stock split menimbulkan perbedaan

TATO dan ROE namun tidak menimbulkan perbedaan bagi NPM, GS dan ROA.

Sedangkan reverse stock split tidak menimbulkan perbedaan bagi NPM, TATO,

GS, ROA dan ROE. Hasil penelitian share buyback menimbulkan perbedaan pada

NPM, ROE dan ROA namun tidak menimbulkan perbedaan pada TATO dan GS.

Kata kunci : stock split,reverse stock split, share buyback, operating performance

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

6

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu tujuan perusahaan listed di Bursa adalah untuk memperoleh dana

dari Investor. Menurut data dari idx.co.id terdapat 537 perusahaan terbuka yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan April 2017. Perolehan dana

dengan menerbitkan saham banyak diminati perusahaan karena tidak adanya

tingkat bunga yang harus dikembalikan dan tidak ada tanggal jatuh tempo

penyerahan kembali modal. Perusahaan (pencari dana) akan menerbitkan

saham sebagai tanda penyertaan bagi investor (pemilik dana) yang akan

menyetorkan modalnya kepada perusahaan. Untuk menarik minat investor,

perusahaan harus menyediakan Laporan Keuangan yang telah diaudit agar

investor dapat membuat keputusan investasi. Selain laporan keuangan, investor

juga memerlukan informasi seperti makro ekonomi (PDB, suku bunga, inflasi,

dll) dan persaingan industri. Secara rasional investor cenderung untuk memilih

perusahaan yang prospektif.

Salah satu cara perusahaan menarik minat investor adalah dengan

melakukan aksi korporasi (corporate action). Aksi korporasi antara lain adalah

pemecahan saham (stock split) dan pembelian kembali saham beredar (share

buyback). Aksi-aksi korporasi tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi

perusahaan dan dilakukan atas persetujuan dari rapat umum pemegang saham

(RUPS) maupun rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Ketika

harga saham perusahaan yang beredar terlalu tinggi, calon investor ritail

cenderung tidak tertarik untuk membeli saham tersebut. Untuk mengatasinya

perusahaan dapat melakukan stock split agar harga saham menjadi lebih

rendah dan likuid untuk diperdagangkan. Stock split merupakan aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan yang go publik untuk menaikkan jumlah saham

yang beredar (Brigham dan Gapenski, 1994). Ketika perusahaan melakukan

stock split maka harga saham akan menjadi lebih murah dan jumlah saham

yang beredar menjadi lebih banyak. Keadaaan ini tidak mempengaruhi jumlah

ekuitas perusahaan dalam neraca dan tidak mengubah jumlah kapitalisasi

saham yang beredar di masyarakat akan tetapi, keadaan ini mempengaruhi

psikologis investor dan volume perdagangan saham seperti penelitian yang

dilakukan oleh Lin, Singh, dan Yu (2008). Hasil penelitian mereka menyatakan

bahwa pemecahan saham akan membuat saham lebih dapat dijangkau oleh

investor berdana kecil, dan pemecahan saham akan meningkatkan kecepatan

perdagangan saham tersebut walaupun biaya transaksi menjadi lebih mahal.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

7

Selain kondisi harga saham yang terlalu tinggi, keadaan pasar dapat

menimbulkan harga saham perusahaan menjadi sangat rendah. Hal ini

menyebabkan saham perusahaan tidak likuid sehingga investor tidak tertarik

dengan saham tersebut. Perusahaan dapat melakukan penggabungan saham

beredar (reverse stock split) untuk menanggulangi masalah tersebut. Selain itu

dalam beberapa kasus, reverse stock split dilakukan dalam upaya untuk tetap

tercatat di bursa efek karena harga saham dapat jatuh terlalu rendah hingga

akan dikeluarkan dari pencatatan. Reverse stock split dapat dilakukan untuk

memulihkan harga saham pada tingkat yang optimal, yaitu pada tingkat

optimal trading range atau kisaran harga yang dapat mempengaruhi preferensi

investor sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan.

Penggabungan saham ini tidak mempengaruhi proporsi ekuitas perusahaan di

neraca namun akan berdampak pada performa saham (stock performance) di

Bursa.

Pasar saham dan pasar finansial global dapat membuat harga saham

sejumlah perusahaan mengalami kenaikan maupun penurunan harga. Ketika

harga saham perusahaan naik, maka hal tersebut sangat menguntungkan bagi

perusahaan namun apabila sebaliknya maka akan merugikan bagi perusahaan.

Salah satu solusi masalah tersebut adalah melakukan share buyback untuk

melakukan stabilisasi harga. Dalam proses share buyback, perusahaan

menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli saham perusahaannya

sendiri dari publik. Dengan melakukan pembelian kembali saham yang beredar

di publik, secara otomatis jumlah keuntungan yang harus disetor perusahaan

melalui pembagian deviden akan berkurang karena jumlah saham yang beredar

berkurang. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan di masa

yang akan datang jika perusahaan memutuskan untuk menjual kembali saham

yang dibeli kembali ketika harganya sudah naik.

Berdasarkan pada beberapa pandangan mengenai stock split, reverse stock

split dan share buyback (treasury stock) tersebut, maka penelitian ini akan

menguji bahwa kejadian stock split dan share buyback tidak hanya

berpengaruh terhadap performa saham perusahaan (stock performance) seperti

penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurfitri, D. J., & Tjun, L. T. (2009)

yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan harga saham pada perusahaan go

public yang terdaftar dalam BEI sebelum dan setelah stock split serta penelitian

Sam’ani (2001) yang menunjukan bahwa harga saham perusahaan yang

melakukan share buyback mengalami kenaikan pada saat tanggal

pengumuman, namun juga membawa pengaruh terhadap perbedaan kinerja

operasional (operational performance) perusahaan sebelum dan sesudah

kegiatan aksi korporasi pada perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

8

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada operating

performance sebelum dan sesudah stock split.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada operating

performance sebelum dan sesudah reverse stock split.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada operating

performance sebelum dan sesudah share buyback.

LANDASAN TEORI

Pemecahan Saham (Stock Split)

Terdapat dua jenis Pemecahan Saham yaitu split up (pemecahan naik) dan split

down/reverse stock split(pemecahan menurun):

1.Split Up (Pemecahan Saham Naik)

Split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang

mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.

Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:3. Pada awalnya

nilai nominal per lembar saham sebelum melakukan stock split sebesar

seribu lima ratus rupiah (Rp1.500,00), maka setelah dilakukan split up

nilai nominal per lembar saham yang baru adalah lima ratus rupiah.

Sehingga mulanya satu lembar saham setelah adanya split up menjadi

tiga lembar saham.

2.Split Down/Reverse Stock Split(Pemecahan Saham Turun)

Split down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang

mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar.

Misalnya split down dengan faktor pemecahan 3:1 yang merupakan

kebalikan dari split up. Awalnya nilai nominal per lembar saham beredar

adalah seribu rupiah (Rp1.000,00) kemudian dilakukan split down, maka

nilai nominal per lembar saham beredar yang baru adalah tiga ribu rupiah

(Rp3.000,00) dan jumlah lembar saham yang pada awalnya tiga lembar

saham menjadi satu lembar saham.

Share Buyback (Pembelian Kembali Saham Beredar)

Share buyback adalah pembelian kembali saham-saham yang telah diterbitkan

oleh suatu perseroan dan dimiliki untuk jangka waktu tertentu, maksimum

selama 3 tahun {Pasal 37 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas (“UUPT“)}. Pada dasarnya share buyback saham

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

9

merupakan bentuk tanggung jawab dari perseroan yang dilakukan dengan

tujuan untuk memberikan perlindungan atas modal dan kekayaan perseroan.

Share buyback dapat dilakukan oleh perseroan apabila terjadi suatu

keadaan dimana terdapat sejumlah saham yang telah dikeluarkan oleh

perseroan, namun saham tersebut tidak dimiliki atau tidak dibeli oleh siapapun

untuk jangka waktu tertentu. Kemudian, untuk mengamankan modal dan

kekayaan perseroan, maka saham tersebut akhirnya dibeli kembali oleh

perseroan. Karena apabila tidak dibeli kembali oleh perseroan, maka harus

dilakukan koreksi atau penurunan dari total nonimal modal disetor dan modal

ditempatkan perseroan.

Kinerja Operasi Perusahaan (Operating Performance)

Menurut Moerdiyanti (2010), kinerja perusahaan adalah hasil dari serangkaian

proses bisnis perusahaan dengan mengorbankan berbagai macam sumber daya

(sumber daya manusia dan juga keuangan perusahaan). Apabila kinerja

perusahaan meningkat, dapat dilihat dari gencarnya kegiatan perusahaan dalam

rangka untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan

atau laba yang dihasilkan tentu akan berbeda-beda tergantung dengan ukuran

perusahaan yang beroperasi. Berdasarkan dari proses meningkatkan

penghasilan laba atau keuntungan ini, Nakamura (2011:102) menyatakan

bahwa perusahaan yang memiliki ukuran yang besar memiliki potensi yang

lebih besar pula untuk menginvestasikan sumber daya yang dimiliki. Di dalam

pengelolaan investasi ini, perusahaan sebisa mungkin harus mampu

menciptakan nilai bagi para pemegang saham.

Terdapat 5 cara untuk dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan

dilihat dari laporan keuangannya:

1. Net Profit Margin

2. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)

3. Tingkat Pertumbuhan Penjualan

4. Return On Asset (ROA)

5. Return On Equity (ROE)

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan beberapa telaah teoritis yang berkaitan dengan variabel aksi

korporasi dan kinerja keuangan perusahaan, maka dapat dikembangkan

kerangka pemikiran teoritis bahwa perusahaan harus mampu mendeteksi ketika

harga sahamnya turun bahkan ketika mengalami undervalue. Salah satu faktor

yang mempengaruhi penurunan harga saham dikarenakan adanya penurunan

kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan (Rasbrant, 2011). Pada

momen tersebut, manajer perusahaan akan sangat berperan dalam mengambil

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

10

keputusan. Hal yang mungkin dapat dilakukan manajer adalah memberi sinyal

kepada investor untuk memulihkan kembali minat dan kepercayaan para

investor. Pembelian kembali saham oleh perusahaan bersangkutan (share

buyback) dapat menjadi salah satu alternatif cara dalam meningkatkan kembali

harga saham yang turun. Share buyback dianggap sebagai suatu sinyal untuk

menaikkan kembali harga saham perusahaan, dengan begitu pelaksanaan share

buyback akan memberikan sinyal positif tentang nilai perusahaan (Rasbrant,

2011). Selain share buyback, perusahaan juga dapat melakukan stock split dan

reverse stock split untuk dapat menaikan harga saham perusahaaan dan

kepercayaan investor kepada perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang

melakukan corporate action akan mengalami perbedaan dalam menghasilkan

operating performance yang tertuang dalam laporan keuangannya antara

sebelum dan sesudah dilaksanakannya corporate action.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2011) adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang tercatat di

BEI untuk periode 2008-2016.

Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan pemilihan sampel

dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling atau

pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan penulis.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:

1. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan stock split/split up dan

tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2008 sampai dengan

Desember 2016.

2. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan reverse stock split/split

down dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2008 sampai

dengan Desember 2016.

3. Perusahaan-perusahaan go public yang melakukan share buyback dan

tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2008 sampai dengan

Desember 2015.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder tahunan,

yang meliputi:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

11

1. Data laporan keuangan tahunan perusahaan yang melakukan aksi

korporasi (stock split, reverse stock split dan share buyback) selama

periode 2008-2016 yang diperoleh dari IDX.

2. Variabel yang meliputi 3 aksi korporasi, yaitu:

a. Data perusahaan yang melakukan Stock Split periode 2008-2016

yang diperoleh dari IDX.

b. Data perusahaan yang melakukan Reverse Stock Split periode

2008-2016 yang diperoleh dari IDX.

c. Data perusahaan yang melakukan Share Buyback periode 2008-

2015 yang diperoleh dari IDX.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini mendokumentasikan data tahunan laporan keuangan perusahaan-

perusahaan yang melakukan corporate action yang tercantum pada IDX Annual

Report dari tahun 2008-2016 di web resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id). Data stock split dan reverse stock split diperoleh dari situs

resmi Saham OK (www.sahamok.com) yang diambil dari tahun 2008-2016.

Data share buyback diperoleh dari kantor cabang Bursa Efek Indonesia yang

berada di Yogyakarta.

Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemocengan distribusi)

(Ghozali, 2011: 19). Statistik deskriptif pada dasarnya di dalam penelitian

merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi

sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Indriantoro dkk., 2002;

170).

Dari definisi-definisi tersebut, penelitian ini menggunakan statistik

deskriptif dengan cara pengukuran kinerja operasional perusahaan (NPM,

TATO, GS, ROA dan ROE) dibuat tabel untuk mengetahui nilai rata-rata,

standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Kemudian hasil

tersebut dapat dilihat perbedaannya pada sebelum dan sesudah corporate

action (stock split, reverse stock split dan share buyback).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2011; 160). Uji normalitas digunakan didalam penelitian ini karena untuk

mengetahui bahwa data terdistribusi secara normal ataupun data

terdistribusi secara tidak normal. Pengujian statistik yang dapat digunakan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

12

untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji statistik non

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dinyatakan berdistribusi

normal apabila nilai signifikansi > 0,05.

3. Uji Hipotesis atau Uji Beda

Uji hipotesis atau uji beda digunakan didalam penelitian ini karena untuk

mengetahu apakah terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan

antara sebelum dan sesudah corporate action (stock split, reverse stock

split dan share buyback). Jika distribusi data normal pengujian hipotesis

dapat menggunakan Paired Sample t-Test (uji t sampel berpasangan). Jika

distribusi data tidak normal, maka dapat menggunakan uji beda dengan

menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. Kriteria yang digunakan pada

uji hipotesis atau uji beda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 (hipotesis nol) ditolak.

• Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 (hipotesis nol) diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah

dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji analisis kinerja operasional

perusahaan sebelum dan sesudah adanya corporate action (stock split, reverse

stock split dan share buyback) pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-

2016. Penelitian ini menggunakan bantuan program komputer Microsoft Office

Excel 2010 dan IBM SPSS Statistics 23 dalam menganalisis data penelitian.

Hasil Analisis Prosedur Penentuan Sampel

Tabel 4.1

Penentuan Sampel Penelitian Stock Split

No Karakteristik sampel Stock

Split

Reverse

Stock

Split

Share

Buyback

1 Perusahaan yang melakukan corporate action

dan terdaftar di BEI dari tahun 2008-2016

101 16 87

2 Perusahaan yang melakukan corporate action

dan terdaftar di BEI yang tidak memiliki data

lengkap dari tahun 2008-2016

(3) (2) (1)

3 Perusahaan yang melakukan corporate action

dan terdaftar di BEI namun melakukan

corporate action lainnya pada tahun yang sama

(39) (2) (30)

Jumlah Sampel 59 12 56 Sumber: Data Sekunder Diolah Sendiri, 2017

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

13

Tabel 4.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang melakukan stock split dan

terdaftar di BEI dari tahun 2008-2016, yaitu sebanyak 101 perusahaan. Dari

keseluruhan jumlah perusahaan tersebut, terdapat 42 perusahaan yang tidak

memenuhi kriteria sebagai sampel. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria

sebagai sampel disebabkan karena perusahaan tidak memiliki data lengkap untuk

diteliti dan melakukan corporate action lainnya bersamaan dengan stock split.

Sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel yaitu

sebanyak 59 perusahaan. Selain itu dapat diketahui bahwa dari tahun 2008-2016

terdapat sebanyak 16 perusahaan yang melakukan reverse stock split dan terdaftar

di BEI seperti yang dinyatakan dalam tabel 4.1. Dari keseluruhan jumlah

perusahaan tersebut hanya terdapat 4 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria

sebagai sampel. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sebagai sampel

disebabkan karena perusahaan tidak memiliki data lengkap untuk diteliti dan

melakukan corporate action lainnya bersamaan dengan reverse stock split.

Sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel yaitu

sebanyak 12 perusahaan. Tabel 4.1 juga berisikan sebanyak 87 perusahaan yang

melakukan share buyback dan terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan

2015. Dari keseluruhan jumlah perusahaan tersebut, terdapat 31 perusahaan yang

tidak memenuhi kriteria sebagai sampel. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria

sebagai sampel disebabkan karena perusahaan tidak memiliki data lengkap untuk

diteliti dan melakukan corporate action lainnya bersamaan dengan share buyback.

Sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel yaitu

sebanyak 56 perusahaan.

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Stock Split

NPM N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 59 -14,20 0,91 -0,0544 1,88502

SESUDAH 59 -7,48 42,46 0,7500 5,61866

TATO N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 59 0,01 8,80 1,1631 1,44395

SESUDAH 59 0,00 16,41 1,2410 2,38793

GS N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 59 -99,44 253,96 17,5473 51,03889

SESUDAH 59 -99,04 804,04 41,8108 150,01980

ROA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 59 -10,34 62,16 7,6415 11,09064

SESUDAH 59 -20,45 31,49 5,9366 8,66621

ROE N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

14

SEBELUM 59 -14,86 84,60 15,6798 18,40170

SESUDAH 59 -43,50 54,11 10,7124 17,85421 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.2 berisikan data pada periode sebelum stock split (tahun 2007-2015) nilai

terendah NPM sebesar -14,20 dimiliki oleh perusahaan Akbar Indo Makmur

Stimec Tbk dengan kode AIMS pada tahun 2015. Nilai tertinggi NPM sebesar

0,91 dimiliki oleh perusahaan Alumindo Light Metal Industry Tbk dengan kode

ALMI pada tahun 2013. Nilai rata-rata NPM sebelum stock split sebesar -0,0544

dan standar deviasi NPM 1,88502. Pada tabel 4.5 juga diketahui bahwa dalam

tahun 2015 perusahaan Hanson International Tbk dengan kode MYRX

mempunyai nilai terendah dalam TATO periode sebelum stock split (tahun 2007-

2015) sebesar 0,01. Sedangkan nilai tertinggi TATO sebesar 8,80 dimiliki oleh

perusahaan Bank Central Asia Tbk dengan kode BBCA pada tahun 2007. Nilai

rata-rata TATO sebelum stock split sebesar 1,1631 dan standar deviasi TATO

1,44395.

Dalam tabel 4.2 dijelaskan bahwa pada periode sebelum stock split (tahun

2007-2015) nilai terendah GS dimiliki oleh perusahaan Akbar Indo Makmur

Stimec Tbk dengan kode AIMS pada tahun 2015 dengan nilai sebesar -99,44.

Nilai tertinggi GS sebesar 253,96 dimiliki oleh perusahaan Rimau Multi Putra

Pratama Tbk dengan kode CMPP pada tahun 2013. Nilai rata-rata GS sebelum

stock split sebesar 17,5473 dan standar deviasi GS 51,03889. Tabel 4.2 pada

periode sebelum stock split (tahun 2007-2015) nilai terendah ROA sebesar -10,34

dan nilai tertinggi ROA sebesar 62,16 dimiliki oleh perusahaan Akbar Indo

Makmur Stimec Tbk dengan kode AIMS pada tahun 2015 dan dimiliki oleh

perusahaan International Nickel Indonesia Tbk dengan kode INCO pada tahun

2007. Nilai rata-rata ROA sebelum stock split sebesar 7,6415 dan standar deviasi

ROA 11,09064.

Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai terendah ROE perusahaan pada

periode sebelum stock split (tahun 2007-2015) adalah sebesar -14,86 dimiliki oleh

perusahaan Perdana Bangun Pusaka Tbk dengan kode KONI pada tahun 2015.

Sedangkan nilai tertinggi ROE sebesar 84,60 dimiliki oleh perusahaan

International Nickel Indonesia Tbk dengan kode INCO pada tahun 2007. Nilai

rata-rata ROE sebelum stock split sebesar 15,6798 dan standar deviasi ROE

11,09064.

Tabel 4.3

Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split

NPM N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 12 0,00 65,53 5,5033 18,90361

SESUDAH 12 -0,14 8,86 0,7642 2,55092

TATO N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

15

SEBELUM 12 0,00 3,40 0,6192 0,92841

SESUDAH 12 0,00 2,61 0,5683 0,72468

GS N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 12 -34,99 3437,81 516,7783 1181,00491

SESUDAH 12 -113,80 72,81 5,3217 47,05619

ROA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 12 -19,52 25,83 0,3500 12,27667

SESUDAH 12 -62,38 9,84 -14,4075 26,71874

ROE N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 12 -73,43 36,86 -0,6250 26,44837

SESUDAH 12 -211,88 76,64 -15,6742 68,40669 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Nilai terendah NPM pada periode sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015)

sebesar 0,00 dimiliki oleh perusahaan Asia Pacific Fiber Tbk, Samindo

Resources Tbk, Nusantara Infrastructure Tbk, Smartfren Telecom Tbk, Buana

Listya Tama Tbk dengan kode POLY, META, MYOH, FREN dan BULL pada

tahun 2007, 2009, 2010, 2011 dan 2014. Sedangkan nilai tertinggi NPM sebesar

65,53 dimiliki oleh perusahaan Lippo Securities Tbk dengan kode LPPS pada

tahun 2010. Nilai rata-rata NPM sebelum reverse stock split sebesar 5,5033 dan

standar deviasi NPM 18,90361 seperti yang tercantum dalam tabel 4.3. Tabel 4.3

juga berisikan data perusahaan yang mempunyai nilai terendah TATO pada

periode sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) sebesar 0,00 dimiliki oleh

perusahaan Lippo Securities Tbk dengan kode LPPS pada tahun 2010. Nilai

tertinggi TATO sebesar 3,40 dimiliki oleh perusahaan Sekar Bumi Tbk dengan

kode SKBM pada tahun 2011. Nilai rata-rata TATO sebelum reverse stock split

sebesar 0,6192 dan standar deviasi TATO 0,92841.

Dapat diketahui dari tabel 4.3 bahwa nilai tertinggi GS pada periode

sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) sebesar 3437,81 dimiliki oleh

perusahaan Samindo Resources Tbk dengan kode MYOH pada tahun 2010. Nilai

terendah GS sebesar -34,99 dimiliki oleh perusahaan Sierad Produce Tbk dengan

kode SIPD pada tahun 2014. Nilai rata-rata GS sebelum reverse stock split

sebesar 516,7783 dan standar deviasi GS 1181,00491. Di dalam tabel 4.3

diketahui bahwa nilai rata-rata ROA sebelum reverse stock split sebesar 0,3500

dan standar deviasi ROA 12,27667. Nilai terendah ROA perusahaan pada periode

sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) sebesar -19,52 dimiliki oleh

perusahaan Smartfren Telecom Tbk dengan kode FREN pada tahun 2011.

Sedangkan nilai tertinggi ROA sebesar 25,83 dimiliki oleh perusahaan Lippo

Securities Tbk dengan kode LPPS pada tahun 2010.

Pada tabel 4.3 diketahui bahwa pada periode sebelum reverse stock split

(tahun 2007-2015) nilai terendah ROE dimiliki oleh perusahaan Smartfren

Telecom Tbk dengan kode FREN sebesar -73,43 pada tahun 2011. Nilai tertinggi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

16

ROE dimiliki oleh perusahaan Lippo Securities Tbk dengan kode LPPS sebesar

36,86 pada tahun 2010. Nilai rata-rata ROE sebelum reverse stock split sebesar -

0,6250 dan standar deviasi ROE 26,44837.

Tabel 4.4

Hasil Statistik Deskriptif Sebelum dan Sesudah Share Buyback

NPM N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 56 0,01 32,02 1,3550 5,21966

SESUDAH 56 -0,68 10,99 0,7127 2,16411

TATO N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 56 0,02 21,06 1,2077 2,95652

SESUDAH 56 0,04 1,80 0,7234 0,49256

GS N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 56 -99,87 210,45 25,3354 47,25491

SESUDAH 56 -64,73 5339,48 108,6129 712,47501

ROA N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 56 0,16 42,64 8,9193 9,07497

SESUDAH 56 -19,72 27,96 5,3339 7,93596

ROE N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SEBELUM 56 -0,48 58,57 15,4154 12,33099

SESUDAH 56 -27,90 90,84 11,7821 17,24934 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.4 menyediakan informasi mengenai nilai terendah dan nilai tertinggi

NPM pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-2014) masing-masing

sebesar 0,01 dimiliki oleh perusahaan Asiaplast Industries Tbk dengan kode APLI

pada tahun 2013 dan sebesar 32,02 dimiliki oleh perusahaan Global Mediacom

Tbk dengan kode BMTR pada tahun 2007. Nilai rata-rata NPM sebelum share

buyback sebesar 1,3550 dan standar deviasi NPM 5,21966. Pada tabel 4.4 juga

diketahui bahwa pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-2014) nilai

rata-rata TATO sebelum share buyback sebesar 1,2077 dan standar deviasi TATO

2,95652. Nilai terendah TATO sebesar 0,02 dimiliki oleh perusahaan Barito

Pacific Tbk dengan kode BRPT pada tahun 2007 dan nilai tertinggi TATO sebesar

21,06 dimiliki oleh perusahaan Paninvest Tbk dengan kode PNIN pada tahun

2012.

Nilai terendah GS pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-2014)

sebesar -99,87 dimiliki oleh perusahaan Intiland Development Tbk dengan kode

DILD pada tahun 2012 dan nilai tertinggi GS sebesar 210,45 dimiliki oleh

perusahaan Jakarta International Hotel & Development Tbk dengan kode JIHD

pada tahun 2013 seperti yang tercantum dalam tabel 4.16. Nilai rata-rata GS

sebelum share buyback sebesar 25,3354 dan standar deviasi GS 47,25491. Tabel

4.4 juga menunjukan bahwa pada periode sebelum share buyback (tahun 2007-

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

17

2014) nilai rata-rata ROA sebelum share buyback sebesar 8,9193 dan standar

deviasi ROA 9,07497. Nilai terendah ROA sebesar 0,16 dimiliki oleh perusahaan

Budi Starch & Sweetener Tbk dengan kode BUDI pada tahun 2012. Nilai

tertinggi ROA sebesar 42,64 dimiliki oleh perusahaan Aneka Tambang (Persero)

Tbk dengan kode ANTM pada tahun 2007.

Pada tabel 4.4 diketahui bahwa pada periode sebelum share buyback

(tahun 2007-2014) nilai tertinggi ROE sebesar 58,57 dimiliki oleh perusahaan

Aneka Tambang (Persero) Tbk dengan kode ANTM pada tahun 2007 dan nilai

terendah ROE sebesar -0,48 dimiliki oleh perusahaan Barito Pacific Tbk dengan

kode BRPT pada tahun 2007. Nilai rata-rata ROE sebelum share buyback sebesar

15,4154 dan standar deviasi ROE 12,33099.

Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.5

Uji Normalitas (Stock Split)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPM

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

TATO

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

GS

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 0,000

ROA

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

ROE

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,002 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.5 memberikan informasi mengenai nilai signifikansi NPM, TATO, GS,

ROA dan ROE sebelum stock split (tahun 2007-2015) dan sesudah stock split

(tahun 2008-2016). Nilai signifikansi NPM, TATO, GS, ROA dan ROE sebelum

dan sesudah stock split tersebut ternyata lebih kecil dari 0,05 sehingga, dapat

disimpulkan bahwa NPM, TATO, GS, ROA dan ROE memiliki data yang tidak

berdistribusi normal.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

18

Tabel 4.6

Uji Normalitas (Reverse Stock Split)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPM

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

TATO

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 0,110

GS

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,200

ROA

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,060 0,014

ROE

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 0,010 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.6 memberikan informasi mengenai nilai signifikansi NPM, TATO, GS,

ROA dan ROE sebelum reverse stock split (tahun 2007-2015) dan sesudah

reverse stock split (tahun 2008-2016). Nilai signifikansi NPM, TATO, GS, ROA

dan ROE sebelum dan sesudah reverse stock split tersebut ternyata lebih kecil dari

0,05 sehingga, dapat disimpulkan bahwa NPM, TATO, GS, ROA dan ROE

memiliki data yang tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.7

Uji Normalitas (Share Buyback)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPM

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

TATO

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,003

GS

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

ROA

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

19

ROE

SEBELUM SESUDAH

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.7 memberikan informasi mengenai nilai signifikansi NPM, TATO, GS,

ROA dan ROE sebelum share buyback (tahun 2007-2015) dan sesudah share

buyback (tahun 2008-2016). Nilai signifikansi NPM, TATO, GS, ROA dan ROE

sebelum dan sesudah share buyback tersebut ternyata lebih kecil dari 0,05

sehingga, dapat disimpulkan bahwa NPM, TATO, GS, ROA dan ROE memiliki

data yang tidak berdistribusi normal.

Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda

Tabel 4.8

Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda (Stock Split)

Wilcoxon Signed Ranks Test

NPM Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,615 H01 Diterima

TATO Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 H02 Ditolak

GS Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,624 H03 Diterima

ROA Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,051 H04 Diterima

ROE Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,024 H05 Ditolak Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah stock split

pada NPM, GS dan ROA sebesar 0,615; 0,624 dan 0,051. Nilai signifikansi

tersebut > 0,05; sehingga H01, H03 dan H04 yang diajukan didalam penelitian

diterima. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan kinerja operasional

perusahaan yang dihitung dengan NPM , GS dan ROA antara sebelum dan

sesudah stock split pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-

2016. Hasil penelitian tersebut didukung dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Margasari et.al. tahun 2015 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan

setelah adanya split factor signal yang diukur menggunakan pertumbuhan laba

bersih sesudah pajak dan laba per lembar saham.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

20

Tabel 4.8 juga menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan

sesudah stock split pada TATO dan ROE sebesar 0,024 dan 0,024. Nilai

signifikansi tersebut < 0,05; sehingga H02 dan H05 ditolak. Sehingga

kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan yang

dihitung dengan TATO dan ROE antara sebelum dan sesudah stock split pada

perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2016. Hasil penelitian ini

tidak konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Margasari et.al.

tahun 2015 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan setelah adanya split

factor signal yang diukur menggunakan pertumbuhan laba bersih sesudah pajak

dan laba per lembar saham.

Tabel 4.9

Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda (Reverse Stock Split)

Wilcoxon Signed Ranks Test

NPM Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,327 H06 Diterima

TATO Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,878 H07 Diterima

GS Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,530 H08 Diterima

ROA Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,117 H09 Diterima

ROE Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,754 H010 Diterima Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah reverse

stock split pada NPM, TATO, GS, ROA dan ROE sebesar 0,327; 0,878; 0,530;

0,117 dan 0,754. Nilai signifikansi tersebut > 0,05, sehingga H06, H07, H08, H09 dan

H010 yang diajukan didalam penelitian diterima. Kesimpulannya bahwa tidak

terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan yang dihitung dengan NPM,

TATO, GS, ROA dan ROE antara sebelum dan sesudah reverse stock split pada

perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2016. Hasil penelitian

tersebut didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Margasari et.al.

tahun 2015 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan setelah adanya split

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

21

factor signal yang diukur menggunakan pertumbuhan laba bersih sesudah pajak

dan laba per lembar saham.

Tabel 4.10

Hasil Uji Hipotesis atau Uji Beda (Share Buyback)

Wilcoxon Signed Ranks Test

NPM Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002 H011 Ditolak

TATO Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,555 H012 Diterima

GS Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,392 H013 Diterima

ROA Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 H014 Ditolak

ROE Keterangan

SESUDAH – SEBELUM

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 H015 Ditolak Sumber: Data Sekunder yang Diolah SPSS, 2017

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah share

buyback pada NPM, ROA dan ROE sebesar 0,002; 0,001 dan 0,003. Nilai

signifikansi tersebut < 0,05, sehingga H011, H014 dan H015 ditolak. Sehingga

kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan yang

dihitung dengan NPM, ROA dan ROE antara sebelum dan sesudah share buyback

pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2015. Hasil

penelitian tersebut tidak konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Chandra tahun 2013 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan secara

signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya buyback pada perusahaan

yang melakukan buyback yang diukur dengan menggunakan EPS, ROE, PER dan

NOPAT.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebelum dan sesudah share

buyback pada TATO dan GS sebesar 0,555 dan 0,392. Nilai signifikansi tersebut

> 0,05, sehingga H012 dan H013 yang diajukan didalam penelitian diterima.

Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan kinerja operasional perusahaan

yang dihitung dengan TATO dan GS antara sebelum dan sesudah share buyback

pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2008-2015. Hasil

penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Chandra tahun 2013 yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan secara

signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya buyback pada perusahaan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

22

yang melakukan buyback yang diukur dengan menggunakan EPS, ROE, PER dan

NOPAT.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dan hasil pembahasan yang telah

dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stock split membawa perbedaan

pada operating performance perusahaan yang dihitung dengan TATO dan ROE.

Sedangkan tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah operating performance

perusahaan yang dihitung dengan NPM, GS dan ROA. Hal ini dapat disebabkan

karena tidak adanya peningkatan/penurunan dalam komponen-komponen

menghitung NPM, GS dan ROA setelah kegiatan stock split. Kesimpulan yang

kedua adalah tidak adanya perbedaan operating performance yang diukur dengan

NPM, TATO, GS, ROA dan ROE pada saat sebelum dan sesudah reverse stock

split. Kondisi tersebut dapat didukung dengan argumen bahwa perusahaan-

perusahaan yang melakukan reverse stock split merupakan perusahaan yang

berada dalam kondisi yang kurang baik. Kesimpulan yang terakhir dalam

penelitian ini adalah operating performance perusahaan yang dihitung dengan

NPM, ROA dan ROE mengalami perbedaan pada saat sebelum dan sesudah share

buyback. Share buyback tidak membawa perbedaan pada operating performance

perusahaan yang dihitung dengan TATO dan GS. Hal ini dapat disebabkan karena

perusahaan yang melakukan share buyback semata-mata melakukannya untuk

kepentingan investor dan bukan untuk kepentingan perusahaan.

Implikasi Kebijakan

Informasi atas kondisi aksi korporasi di mana perusahaan itu berdiri akan sangat

bermanfaat bagi pemodal dalam upaya melakukan pengambilan keputusan

investasi. Berikut ini adalah implikasi kebijakan penelitian yang berkaitan dengan

informasi stock split, reverse stock split dan share buyback:

1. Bagi pemodal. Sebelum melakukan keputusan investasi hendaknya para

pemodal melakukan analisis terhadap kondisi aksi korporasi yang dilakukan

oleh perusahaan. Pengamatan terhadap stock split, reverse stock split dan

share buyback akan membantu pemodal memperkecil risiko dalam investasi

di pasar modal dan memperbesar keuntungan (capital gain dan dividen)

pemodal. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, sebaiknya pemodal lebih

memperhatikan kejadian stock split dan share buyback karena dalam

penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap operating performance

perusahaan. Hal itu berarti ketika perusahaan melakukan stock split dan share

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

23

buyback maka sebaiknya pemodal membeli saham perusahaan tersebut atau

menyimpan saham

2. Bagi perusahaan. Melihat hasil dari penelitian ini maka perusahaan yang

melalukan stock split dan share buyback patut merasa puas dikarenakan

dengan melakukan kedua aksi korporasi tersebut, ternyata perusahaan tidak

hanya memikirkan kepentingan pemegang saham namun berdampak positif

juga terhadap hasil kinerja operasional perusahaan. Sedangkan perusahaan

patut cemas ternyata reverse stock split yang dilakukan oleh perusahaan tidak

berdampak apapun terhadaap hasil kinerja operasionalnya.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang

terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan keseluruhan perusahaan yang melakukan stock

split, reverse stock split dan share buyback dan terdaftar di BEI pada tahun

2008-2016. Penelitian ini tidak mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan

dalam kategori bidang usahanya.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada laporan keuangan perusahaan go public

yang diambil dari tahun 2008 hingga 2016, sehingga informasi/data yang

didapat kurang rinci atau kurang mewakili perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan laporan keungan tahunan sebagai data

dalam penelitian dan tidak menggunakan data triwulanan yang sesungguhnya

dapat lebih memberikan informasi secara akurat.

Saran

Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan analisis atas penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan data laporan keuangan

perusahaan secara triwulanan, sehingga akan lebih akurat dalam melihat

hasilnya.

2. Selain menggunakan data laporan keuangan triwulanan, sebaiknya juga

menambahkan aksi korporasi perusahaan lainnya sebagai variabel bebas.

Sehingga hasil dari penelitian akan menjelaskan lebih rinci hal-hal apa yang

mempengaruhi kinerja operasional perusahaan.

3. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan mengklasifikasikan

perusahaan-perusahaan sesuai dengan bidang usahanya.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

24

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R. (2015, mey 1). Catatan Akuntansi. Dipetik mey 6, 2017, dari

CatatanAkuntansi: http://catatanakuntasi.blogspot.co.id/2015/05/laporan-

keuangan.html

Analisis Reaksi Saham terhadap Peristiwa Stock Split yang Ditunjukan oleh

Abnormal Return dan Trading Volume Activity. (2007, Juni 11). Dipetik

Mei 22, 2017, dari Pekerja Data:

http://www.pekerjadata.com/2015/03/analisis-reaksi-saham-terhadap.html

Astri, M. (1996). U.S. Multinational's Stock Price Reaction to Host Country's

Govermental Change (The Case of Prime Minister Takeshitas's

Resignation. 126-137.

Asquith, Paul, Healy Paul and Palepu Krishna. (1989). "Earnings and Stock

Splits", The Accounting Review, July, 64, 3, p. 387.

Chandra S, R. (2014). Kinerja Perusahaan Setelah Melakukan Stock Repurchase

(Share Buyback).

Copeland, Thomas E, 1979, Liquidity Changes Following Stock Splits, The

Journal Of Finance, March 115-141.

Devita, I. (2008, Juni 28). Buyback Saham Berdasarkan UUPT No.40/2007.

Dipetik april 14, 2017, dari Irmadevita:

http://irmadevita.com/2008/buyback-saham-berdasakan-uupt-no-402007/

Herlambang, G. (2016, September 7). Pengertian ROE. Dipetik Juni 13, 2017,

dari Stock dan Saham:

http://www.stockdansaham.com/2016/09/pengertian-return-on-equity-

roe.html

Kadiyala, Padma and Vetsuypens, Michael. (2002). "Are Stock Splits Credible

Signal? Evidence from Shor-Interest Data". Financial Management,

Spring, 31, 1. p 31.

Kristanto, F. A. (2013, September 4). Landasan Teori Tingkat Pertumbuhan

Penjualan. Dipetik 5 3, 2017, dari Asisiverry:

http://asisiverry.blogspot.co.id/2013/09/landasan-teori-tingkat-

pertumbuhan.html

Kurnia, J. (2012, November 1). Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Para Ahli.

Dipetik april 29, 2017, dari Pengayaan: http://pengayaan.com/pengertian-

kinerja-perusahaan-menurut-para-ahli/

Marpaung, Fadillah. 2012. Pengaruh Stock Buyback Terhadap Kinerja Saham dan

Kinerja Keuangan, Studi Kasus pada PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.

Jurnal Ilmiah. Ranggagading Vol, 12 Nm, 2.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PERBEDAAN ...repository.stieykpn.ac.id/336/1/RINGKASAN SKRIPSI Indra...pengumuman dan 1 tahun setelah pengumuman corporate action. Data dianalisis menggunakan

25

Masse, Isidore, Hanrahan, J.R., and Kushner Joseph. (1997). "The Effect of

Canadian Stock Splits, Stock Dividends, and Reverse Splits on the Value

of the Firm", Quarterly Journal of Business and Economics, Autum, 36; 4

p. 51.

Mila W, I. A. (2010). Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)

Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham pada

Perusahaan yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007 – 2009.

Nasyiffa, N. (2011, Oktober 25). Rasio Pasar. Dipetik mei 27, 2017, dari

Nadiranasyiffa: http://nadiranasyiffa.blogspot.co.id/2011/10/rasio-

pasar.html

Nurfitri, D. J., & Tjun, L. T. (2009). Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham

dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Go Public yang Terdaftar

Dalam Bursa Efek Indonesia.

Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Jenis-Jenis Stok Split Menurut Ahli. (t.thn.).

Dipetik april 21, 2017, dari PengertianMenurut: http://pengertian-

menurut.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-tujuan-manfaat-dan-jenis.html

Prasetyo, B. (2013, Agustus 19). Buyback Saham di Tengah Anjloknya Harga

Saham. Dipetik Mei 22, 2017, dari Strategi Hukum:

http://strategihukum.net/buy-back-saham-di-tengah-ancaman-anjloknya-

harga-saham

Riadi, M. (2013, september 29). Rasio Keuangan. Dipetik june 16, 2017, dari

Kajianpustaka: http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-

keuangan.html

Sanjaya, A. (2015, October 23). Pengertian Rasio Profitabilitas Definisi Menurut

Para Ahli dan Jenis Terdiri dari. Dipetik June 9, 2017, dari Landasanteori:

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-rasio-profitabilitas.html

Sarjunipandang, A. (2014, Juli 2). Contoh Proposal Penelitian. Dipetik juni 6,

2017, dari Alisarjunip:

http://alisarjunip.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-return-on-asset.html

Suadnyana, I. N. (2016). Analisis Perbedaan Pengaruh Tingkat Inflasi, Kebijakan

Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Pertumbuhan PDB

terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti dan Sektor Keuangan (Studi

Empiris pada Bursa Efek Indonesia Pengamatan Tahun 2008-2015).

Sugeng. (2010, april 17). Belajar Yuk. Dipetik juni 11, 2017, dari

KumpulanArtikeSekolah: http://kumpulan-artikel-

sekolah.blogspot.co.id/2015/10/definisi-stock-split-menurut-ahli.html

Teori Akuntansi: Conseptual Framework (SFAC 1-7 dan IAI). (2010, November

14). Dipetik Juni 1, 2017, dari Bengkel Jiwa:

https://cintokowati.wordpress.com/2010/11/14/teori-akuntansi-conceptual-

framework-sfac-1-7-dan-iai/

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id