Top Banner
Namaste Indonesia Edisi I Agustus 2010 0
34

Namaste Indonesia Edisi I

Jun 20, 2015

Download

Documents

ppiindia

Ini adalah majalah online PPI India Edisi I Agustus 2010
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

0

Page 2: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

1

Penanggung Jawab:

Nalikoy I. Sarwom

Pemimpin Umum:

Satia Pradana

Pemimpin Redaksi:

Fikri Zaki

Muhammadi

Staff Redaksi:

M. Yuliyanto

Ramadhani,

Indrayanto, Rozin

Muhammad, Winda

Candra, Mukti

Wibowo, Zulkhan

Indra

NAMASTE INDONESIA DAN DUNIA

Sapa kami tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga untuk Dunia sebagai awal kegembiraan kami PPI India mengawali program kerja. Anthony Robbins "Our Emotion is Created by Our Motion", setiap emosi kita akan tercipta oleh setiap gerakan yang kita ciptakan, senyum kami mengawali setiap kata yang tertuang pada halaman majalah ini. Dengan sangat bahagia dan penuh semangat '45 kami bangkit bergerak mengambil, mencipta, dan berbagi insiprasi kepada semua pembaca.

Kejutan sering kali menjadi moment yang tidak terlupakan, terkadang manis terkadang pahit pula, tergantung bagaimana kita memberi arti. Hampir dari semua mahasiswa Indonesia yang pertama kali datang ke India mendapatkan kejutan yang luar biasa. Seperti misalnya ternyata sepertinya jual beli aki motor akan menjadi sangat laris disini karena nyaris setiap pengendara hobi membunyikan klakson atau ternyata ketok magic tidaklah menjadi prospek bisnis yang bagus karena mobil penyok dan motor lecet adalah termasuk "seni" berkendara yang dijunjung tinggi dan yang mengagumkan adalah pendidikan disini sangatlah murah dan berkualitas seperti halnya kesehatan. Banyak pula universitas-universitas di India menduduki peringkat atas di dunia, terutama untuk yang berkaitan dengan informasi dan tekhnologi. Bagaimana tidak ini menjadi sebuah kejutan karena masih banyak orang mengira India termasuk negara miskin yang dengan segala macam kekurangannya dipandang sebelah mata ternyata memiliki fakta sebaliknya.

Terbukti mahasiswa dari Yaman dan Cina menjadikan India sebagai tujuan utama menimba ilmu karena bukan hanya murahnya pendidikan disini melainkan juga kualitasnya yang mulai diperhitungkan dunia. Seringkali kita saling menanyakan kondisi masing-masing negara dan sering kali pula kita terlalu jujur untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya negative dari negara kita sendiri. Disini nasionalisme kita benar-benar teruji, apakah betul kita bisa merefleksikannya? Artinya merah putih tidak hanya dihormati pada hari senin pada pukul tujuh saja dengan sikap hormat sempurna melainkan juga bisa kita junjung tinggi dihadapan komunitas manusia sedunia.

Pemicu dari ketertarikan mahasiswa-mahasiswa di dunia untuk memilih India sebagai pilihan utama melanjutkan pendidikan, selain tersebut diatas, beasiswa adalah termasuk faktor yang cukup mempengaruhi. Karena faktanya, salah satu contohnya, beasiswa ICCR menanggung semua kebutuhan mahasiswa dari fasilitas yang super lengkap dan nyaman hingga uang saku yang relative cukup bagi mahasiswa yang sudah berkeluarga, apalagi yang masih bujang. Bahkan kita bisa gunakan uang saku tersebut untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di India seperti Taj Mahal dengan reputasinya sebagai salah satu 7 keajaiban dunia atau Shimla dengan keindahan saljunya.

Dari segala kesibukan diatas para mahasiswa disini akan terhibur dengan keunikan budaya Indonesia yang kita rayakan di India seperti merayakan bulan suci Ramadhan dan HUT RI. Tentunya akan berbeda sekali rasanya dan secara otomatis menjadi pengalaman baru yang tak terlupakan. Kebetulan sekali dua hal tersebut diatas akan kita rayakan dalam waktu yang hamper bersamaan. Semoga ini menjadi pertanda baik bagi kita semua yang memiliki niat baik.

Tim Redaksi

Page 3: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

2 IMPOR KESEDERHANAAN DAN SEMANGAT BELAJAR DARI INDIA

(Catatan Studi Banding Pendidikan di India oleh Mahasiswa Indonesia)

Disusun oleh:

1. Fatimah Zahra Nasution

(IAINMedan)

2. Nirmala (IAIN Mataram)

3. Nifasri (Departemen

Agama RI, Pend. I)

4. Pan Mohamad Faiz

(University of Delhi, Pend. II)

Latar Belakang

Mahasiswa sering dielu-eluk- an sebagai “agent of change”, “agent of modernization” at- au bahkan sebagai “agent of development”. Dan sebagai- mana yang diungkapkan Yozan Anwar dalam “Pergolakan Mahasiswa Abad ke-20″ bahwa ada satu persamaan seluruh gerakan mahasiswa di dunia yaitu berjuang untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Namun, beberapa tahun belakangan ini terdapat satu kegerahan yang sangat mendalam terhadap pola pikir dan tingkah laku mahasiswa di Indonesia khususnya mahasiswa di Perguruan Tinggi Agama

Islam di tanah air. Bergesernya pola pendidikan yang terjadi di sejumlah perguruan tinggi di tanah air khususnya di PTAI menyebabkan perhatian mahasiswa mulai beralih pada persoalan yang sebenarnya jauh dari nuansa akademik. Mahasiswa menjadi asyik dengan “kesibukan-kesibukan” di organisasinya dan nyaris menelantarkan waktu perkuliahan dan jam-jam belajar.

Sarana Perpustakaan sebagai Motivator Utama Perpustakaan merupakan jantung perguruan tinggi. Denyut kehidupan akademis dimulai dari susunan buku-buku. Perguruan tinggi yang berkualitas baik sejatinya memiliki sarana perpustakaan yang baik pula. Tidak mengherankan jika banyak perguruan tinggi di luar negeri yang mencapai puncak keilmuannya dimulai dari perpustakaan yang memiliki koleksi lengkap dan banyak. Dalam pengamatan kami, baik University of Delhi, maupun Jamia Millia Islamia, keduanya mengagungkan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan.

Perpustakaan seolah menyedot para pengembara yang haus ilmu untuk berlama-lama menghabiskan waktu bercinta dengan koleksi perpustakaan.

Jika dibandingkan dengan kondisi di PTAI di tanah air, saat ini perpustakaan PTAI seolah berada di persimpangan jalan karena keterbatasan anggaran. Perpustakaan menjadi hening tanpa peminat. Sungguh mengundang decak kagum ketika kami melihat langsung aktifitas perpustakaan di dua kampus yang kami kunjungi. Bagaimana tidak, kondisi perpustakaan baik di University of Delhi maupun Jamia Millia Islamia menyirat perbedaan yang signifikan dengan kondisi perpustakaan PTAI di tanah air.

Central Library di University of Delhi yang didirikan pada tahun 1922 pada saat ini telah memiliki lebih dari 1,5 juta judul buku dari berbagai bidang ilmu. Anggaran tahunan yang dialokasikan untuk perpustakaan ini sebesar 2% dari anggaran universitas. Pihak perpustakaan juga bekerja sama dengan penerbit yang mensuplai buku-buku bagi

Page 4: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

3

perpustakaan. Tak kalah hebatnya, perpustakaan DR. Zakir Husein yang terdapat di Jamia Milia Islamia telah memiliki lebih dari 302.000 buah buku dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, 445 buah jurnal, 600 Tesis, 200 Microfilm, 30 Compact Disc, 3000 Manuscript, dan 17 Special Collection. Koleksi buku-buku maupun jurnal menggunakan lima bahasa yaitu : buku berbahasa Urdu 25000, Hindi 12000, Persia 2600, Arabic 3000, dan yang lainnya menggunakan bahasa Inggris. Selain bekerja sama dengan penerbit dalam pengadaan koleksi buku, perpustakaan Dr. Zakir Husein juga menerima bantuan khusus dari pemerintah India.

Kedua perpustakaan ini juga dilengkapi dengan fasilitas fotokopi dan internet gratis. Selain memiliki Central Library, baik di University of Delhi maupun di Jamia Millia Islamia, setiap fakultas dan departemen juga mempunyai perpustakaan masing-masing. Setiap bulan, kedua perpustakaan ini membeli sekitar 1000-2000 eksemplar buku baru tergantung dari kebutuhan dan anggaran dana yang ada. Biasanya pembelian buku ini berdasarkan jumlah permintaan mahasiswa, rekomendasi dari dosen maupun informasi buku baru

dari penerbit. Mendapati jumlah sirkulasi harian buku di kedua perpustakaan ini yang berkisar antara 700-1000 buku per hari menggambarkan ramainya aktivitas di tempat ini. Banyak fasilitas yang disediakan di perpustakaan seperti ruang baca, pelayanan peminjaman buku, internet searching, interlibrary loan dan juga fasilitas fotokopi namun dibatasi hanya 1-2 bab dari setiap buku. Dengan adanya fasilitas internet searching, perpustakaan dapat diakses melalui internet di luar kampus.

Mekanisme peminjaman buku di perpustakaan pusat University of Delhi masih menggunakan sistem manual yang disebut reader ticket. Mahasiswa diberikan 5 buah kartu sirkulasi dengan warna yang berbeda. Satu kartu berwarna hitam yang disebut reader card digunakan untuk peminjaman buku referensi, artikel maupun disertasi yang lama peminjaman hanya 3 hari namun dapat diperpanjang, sedangkan empat buah kartu berwarna biru yang disebut library card digunakan untuk peminjaman text book (buku biasa), lamanya peminjaman sampai satu tahun ajaran. Jadi, mahasiswa tidak perlu membeli buku, perpustakaan menyediakan berbagai buku

yang dibutuhkan mahasiswa. Sebelum ujian akhir semester, terdapat sistem clearance yang mewajibkan seluruh mahasiswa mendapatkan surat clearance dari perpustakaan. Surat ini hanya dapat diperoleh dengan mengembalikan seluruh buku yang masih berada di tangan mahasiswa. Jika buku yang dipinjam rusak atau hilang, mahasiswa harus mengganti kerugiannya.

Di perpustakaan ini diberlakukan denda atas keterlambatan pengembalian buku referensi sebesar Rs. 10 per hari (Rs. 1,- = Rp. 200,-). Selain mahasiswa dan dosen, pengguna perpustakaan hanya diperbolehkan membaca buku di ruangan dan tidak diperbolehkan meminjam buku. Jika buku yang dibutuhkan mahasiswa tidak tersedia di perpustakaan, maka pihak perpustakaan akan mencarikannya di perpustakaan lain, atau mengkopikan buku yang diperlukan atau menghubungi penerbit. Namun, hal ini jarang terjadi sebab jumlah eksemplar buku yang terdapat di perpustakaan ini dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa. Perpustakaan ini buka setiap hari kecuali hari kemerdekaan, hari republik, hari raya dan hari Gandhi Jayanthi. Jadwal resmi

Page 5: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

4

pelayanan perpustakaan yaitu hari senin-jumat mulai pukul 9.00- 17.00, hari Sabtu-Minggu mulai pukul 10.00-16.30. Akan tetapi pada nyatanya perpustakaan ini dapat buka hingga pukul 22.00 dan pada waktu ujian dapat melayani selama 24 jam non-stop.

Tak jauh berbeda dengan yang diterapkan di perpustakaan sentral University of Delhi, mekanisme peminjaman buku di perpustakaan DR. Zakir Husein juga masih menggunakan sistem manual yang disebut reader ticket. Bedanya, mahasiswa diberikan 6 buah kartu sirkulasi dengan warna yang berbeda. Satu kartu berwarna putih yang disebut kartu induk perpustakaan sebagai tanda bahwa mahasiswa sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan. Dan 5 kartu berwarna hitam digunakan untuk meminjam buku-buku panduan perkuliahan, artikel, maupun disertasi yang lama peminjaman selama satu minggu, akan tetapi dapat diperpanjang. Jadi, mahasiswa tidak perlu membeli buku, perpustakaan menyediakan berbagai buku yang dibutuhkan mahasiswa. Sebagaimana berlaku di University of Delhi, sebelum ujian akhir semester, terdapat

sistem clearance yang mewajibkan seluruh mahasiswa mendapatkan surat clearance dari perpustakaan.

Di central perpustakaan di Jamia Milia Islamia tidak diberlakukan denda atas keterlambatan pengembalian buku atau yang lainnya seperti artikel maupun disertasi. Selain mahasiswa dan dosen, pengguna perpustakaan hanya diperbolehkan membaca buku di ruangan dan tidak diperbolehkan meminjam buku. Jika buku yang dibutuhkan mahasiswa tidak tersedia diperpustakaan, maka pihak perpustakaan akan meminta mahasiswa atau dosen yang meminjam untuk menuliskan judul buku, pengarang, dan penerbit baru kemudian pihak perpustakaan akan mencarikan bukunya.

Bersahabat dengan Sumber Informasi Terdapat perbedaan yang signifikan tentang orientasi berfikir dan pola studi mahasiswa India dengan mahasiswa Indonesia. Bagaimana tidak, mahasiswa di India nyaris tak punya waktu untuk mengurusi hal-hal yang tidak berkaitan dengan persoalan akademik. Setiap hari, waktu mereka

terkuras untuk bercinta dengan huruf-huruf dalam susunan beratus-ratus kertas bahkan beribu-ribu halaman tebalnya. Membaca yang awalnya merupakan suatu kewajiban dengan sendirinya terkonversi menjadi satu kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi. Pada umumnya mahasiswa menghabiskan waktu 12 hingga 20 jam perhari untuk berkonsentrasi dengan materi-materi kuliah.

Sulit dicerna akal sehat seseorang bisa cerdas tanpa buku. Buku menempati posisi unggulan sebagai sarana penting bagi kehidupan dan pencerdasan suatu bangsa. Relatif permanen, berbagai informasi terdokumentasi dalam bentuk buku. Ibarat tabir pembuka keajaiban alam raya, buku mengandung berjuta pesona yang menuntun pembacanya untuk lebih arif berfikir dan bertindak. Bukan mahasiswa namanya kalau tak bersahabat dengan buku sebagai salah satu sumber informasi. Seorang mahasiswa di India tak akan bisa lulus ujian jika tak mau bersahabat karib dengan buku.

Jika kita mencoba untuk membandingkan pada saat sekarang, di Indonesia, tidak sedikit bahkan kebanyakan mahasiswa menunggu

Page 6: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

5

perintah dan tugas dari dosennya. Mereka tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk membaca berbagai informasi yang relevan dengan bidang studinya dan pada saat yang sama dosen dengan berbagai “kesibukannya” tidak lagi memperhatikan kewajibannya dalam proses belajar mengajar.

Rendahnya motivasi masyarakat Indonesia khususnya pelajar dan mahasiswa dalam membaca dan memburu informasi berujung pada buruknya pengembangan SDM di negeri ini, satu kenyataan yang harus diakui bahwa Indonesia menduduki urutan terendah di antara negara-negara ASEAN dalam pengembangan sumber daya manusia. Keadaan semacam ini perlu segera dikoreksi demi kemajuan dan peningkatan kualitas perguruan tinggi di Indonesia khususnya di Perguruan Tinggi Agama Islam.

Dahsyatnya Pola Perkuliahan dan Sistem Ujian Akhir

Baik University of Delhi

maupun Jamia Millia Islamia, keduanya mengadopsi sistem pendidikan campuran, yaitu European system dan American system. Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari beberapa responden yang terdiri dari beberapa mahasiswa di University of Delhi, sistem pembelajaran yang diterapkan merupakan gabungan dari keduanya, misalnya, dosen memberikan perkuliahan di ruang kelas dan memberikan sejumlah tugas-tugas bagi mahasiswa.

Tingginya tingkat konsentrasi dan keseriusan belajar mahasiswa yang berujung pada stres dan kejenuhan disiasati dengan cara belajar di luar ruangan seperti di taman sambil menikmati udara segar. Strategi yang diutamakan dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa di University of Delhi adalah independent learning. Mereka lebih banyak meluangkan waktu dengan belajar sendiri dan memperbanyak waktu membaca. Durasi waktu belajar mereka rata-rata 12-20 jam perhari. Biasanya sebelum melaksanakan perkuliahan di ruang kelas, dosen mewajibkan kepada mahasiswa untuk membaca sejumlah buku wajib yang berkenaan dengan mata kuliah dan saat perkuliahan

berlangsung, dosen menguji mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan atau kasus yang berkenaan dengan bahan bacaan yang telah ditugaskan. Hebatnya lagi, proses pembelajaran di kedua kampus ini menggunakan bahasa Inggris.

Pada umumnya kampus-kampus yang terdapat di India menggunakan sistem pembelajaran dan penilaian ujian yang berbeda dengan sistem yang diterapkan di Indonesia. Dosen sebagai tenaga pengajar hanya memberikan kuliah di kelas berdasarkan silabus yang telah ditetapkan departemen masing-masing. Jauh berbeda dengan apa yang selama ini diterapkan di PTAI di Indonesia, mekanisme pelaksanaan ujian di kedua kampus ini memiliki 3 komponen pelaksana yang berbeda antara pembuat soal, pemeriksa dan tim pembuat nilai. Di University of Delhi, sistem penilaian berdasarkan porsi sebagai berikut: Kehadiran di kelas: 5 %, Ujian Internal: 10 %, Assigments: 10 % dan Ujian Final: 75 %. Hal ini berbeda dengan apa yang berlaku di Jamia Millia Islamia dimana 100% nilai mata kuliah berdasarkan ujian akhir tanpa komponen kehadiran, kuis maupun tugas-tugas.

Page 7: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

6

Di seluruh Universitas di India, terdapat kesamaan sistem ujian yang diterapkan, dimana misalnya mahasiswa harus menjawab 5 dari 7 pertanyaan yang diujikan dalam durasi 3 jam. Dari satu pertanyaan, mahasiswa dituntut untuk menjawabnya dengan penalaran yang baik. Dalam menjawab satu soal, mahasiswa harus mengemukakan introduction, teori dan pendapat para ahli mengenai masalah yang diujikan, kritik terhadap teori, penalaran dan analisis mahasiswa serta penutup dan kesimpulan. Dengan diterapkannya sistem ujian seperti ini, mahasiswa sangat dituntut untuk banyak membaca dan meresume buku serta menghabiskan waktunya untuk belajar. Terbatasnya waktu yang diberikan serta tuntutan ujian yang “menggila” mengharuskan mahasiswa untuk menjawab dan menuliskannya dengan tepat dan cepat, sebab dengan model soal ujian seperti itu, mahasiswa disediakan kurang lebih 25 lembar kertas double folio untuk menuliskan jawaban. Dan pastinya seluruh kegiatan ini menggunakan bahasa Inggris. Tak heran jika kualitas lulusan perguruan tinggi di India setara dengan lulusan perguruan tinggi di barat.

Dengan pola pembelajaran yang begitu ketat ditambah pola ujian yang sangat berat yang diterapkan di kedua kampus ini, jika dibandingkan dengan model skripsi mahasiswa di kampus-kampus di Indonesia, dapat dikatakan bahwa mahasiswa S1 dan S2 di University of Delhi telah menulis paling sedikitnya 10-20 buah skripsi dalam masa kuliah 3 tahun. Sebagaimana yang berlaku di University of Delhi, di Jamia Milia Islamia penulisan skripsi pun bukan merupakan syarat utama kelulusan akhir bagi mahasiswa S1. Jadi dengan filosofis ini, tidak perlu mempersyaratkan penulisan skripsi di akhir tahun perkuliahan, kecuali untuk fakultas-fakultas tertentu seperti misalnya Faculty of Law. Namun bagi mahasiswa S3 diberlakukan penulisan disertasi, ada yang menggunakan metode penelitian dengan analisa statistik dan ada juga yang menggunakan model penelitian kualitatif, hal ini disesuaikan dengan jurusan masing-masing.

Motivasi Tinggi Dalam Kebersahajaan

Seorang bijak mengatakan bahwa dengan dorongan dan motivasi yang kuat, seseorang akan membuat perubahan, sebaliknya, seseorang tanpa

motivasi walaupun dengan fasilitas yang lengkap tidak akan melakukan apa-apa. Fasilitas mewah bukan segalanya dalam mencapai mutu pendidikan berkualitas. Berkenaan dengan hal ini, sebagaimana kita ketahui bahwa ada banyak anak bangsa Indonesia yang berhasil mencapai prestasi akademik pada tingkat internasional padahal mereka mengenyam pendidikan di Indonesia dengan fasilitas seadanya. Keberhasilan mereka tersebar di berbagai bidang keilmuan seperti pendidikan, teknologi, penelitian, hukum dan sebagainya. Sebut saja Prof. Yohanes Surya, Prof. Ken Soetanto (profesor di Waseda University, Jepang), Prof. B.J. Habibie, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Nurcholis Madjid dan banyak lagi. Mereka semua dulunya juga mengenyam pendidikan di Indonesia dengan segala keterbatasan fasilitas. Lalu apa yang dapat disimpulkan adalah bahwa walaupun dengan fasilitas sederhana dengan berbekal semangat dan motivasi belajar yang dahsyat mereka mampu mencapai puncak prestasi dalam bidang akademis. Namun seiring berjalannya waktu, semangat haus ilmu terasa semakin tak mendahaga. Di banyak tempat di Indonesia, pencari

Page 8: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

7

ilmu dimanjakan dengan berbagai fasilitas-fasilitas mewah yang katanya bertujuan untuk menunjang proses pembelajaran, tapi kenyataannya hal itu malah menurunkan semangat belajar generasi muda Indonesia yang berujung pada menurunnya kualitas akademis mahasiswa Indonesia di mata dunia.

Prinsip kesederhanaan yang bersahaja nampaknya masih dipegang teguh oleh kalangan civitas akademika baik di University of Delhi maupun di Jamia Millia Islamia. Para civitas akademika tidak terlalu mempermasalahkan soal fasilitas yang amat sederhana ini. Bagi mereka, menghasilkan lulusan berkualitas jauh lebih penting ketimbang meributkan soal fasilitas pendukung. Walaupun menurut Gunawan, sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor kesuksesan kegiatan belajar mengajar. Namun India, dengan kesederhaannya mampu mencetak lulusan-lulusan berkualitas. Di kedua kampus yang kami kunjungi, bangunan-bangunan tua digunakan untuk menuntut ilmu, ruang belajarnya hanya berukuran kira-kira 5×6 meter yang hanya dilengkapi dengan kursi-kursi kayu, meja belajar, papan tulis dengan

kapur tulis-jangan bayangkan white board berspidol- serta satu unit kipas angin yang kalau di-on-kan akan mengeluarkan suara bising.

Fasilitas belajar di kampus ini memang sangat sederhana, namun kualitas lulusan Jamia Milia Islamia University setara dengan lulusan kampus-kampus Eropa dan Amerika, terbukti dengan masuknya Jamia Milia Islamia University ke dalam 100 universitas terkemuka se-India. Hal ini disebabkan tingginya kualitas dan penekanan keilmuan dalam proses belajar mengajar terutama penguasaan bahasa asing. Pada dasarnya, fasilitas belajar mengajar yang disediakan di kedua kampus ini lengkap adanya namun dalam kondisi sederhana. Di kedua kampus ini terdapat, hostel atau asrama bagi mahasiswa, sarana olah raga, auditorium, panggung kesenian, laboratorium dan kantin.

Bicara soal gaji bagi pengajar, tak tampak gelimang glamour pada gaya hidup profesor-profesor. Kehidupan mereka jauh dari kesan mewah. Tidak seperti kebanyakan yang berlaku di Indonesia, keunggulan dan prestige seorang akademisi tidak diukur dengan indikator material, namun mengarah

pada kultur akademis yang mencipta, dengan seberapa sering keilmuan dan pemikirannya yang dicurahkan dalam bentuk karya tulis masuk dalam jurnal internasional dan seberapa tinggi frekuensi mengajar di universitas lain terutama di kampus-kampus di luar negeri dan masih banyak lagi hal yang menjadi indikator bagi seorang profesor yang berkualitas yang masih bernuansa akademik. Mutu jauh lebih penting bagi India.

Catatan:

Atas nama Dewan Pimpinan Perhimpunan Pelajar Indonesia (DP PPI) di India, saya sampaikan penghargaan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Fatimah Zahra dan Nirmala, serta Departemen Agama yang secara tidak langsung turut membantu program kerja kami dalam mempromosikan nilai lebih Sistem Pendidikan di India.

Page 9: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

8 MENGAPA SAYA

KULIAH DI INDIA?

Mengapa kamu kuliah di India? Bagaimana pendidikan disana? Mengapa kamu tidak kuliah di Australia, Amerika atau Eropah?. Pertanyaan tersebut sering dilontarkan teman kantor atau kerabat saat sebelum saya bengakat ke tanah Gandhi. Mengapa saya memilih untuk melanjutkan kuliah di India?. Mungkin teman, kerabat dan orang-orang disekitar saya berfikir bahwa India itu Negara Miskin, amburadul, banyak konflik, anulah, inilah, namun saya mencoba menjelaskan berdasarkan apa yang saya ketahui baik melalui teman-teman disini (india) atau melalui internet yang hampir saya search setiap hari. Saya mencoba menjelaskan bahwa untuk melanjutkan pendidikan di

India tidak seburuk seperti yang mereka fikirkan selama ini. Buktinya sekarang saya sehat dan aman-aman saja.

Sampai sekarang pun saya masih sering menerima email dari teman maupun mahasiswa saya di Indonesia tentang mengapa saya memilih melanjutkan kuliah di India, meskipun tidak sedikit juga yang mendukung habis-habisan pilihan saya tersebut setelah saya memaparkan dan menjelaskan kesebagian mereka, termasuk istri saya tercinta, yang sering dicerca pertanyaan oleh rekan dia sesama guru atau teman-teman saya dan para tetangga disekitar rumah cantik kami.

Melalui tulisan ini saya mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk dan sistem pendidikan di India berdasarkan pengalaman pribadi dan masukkan dari-teman-teman disini, khususnya dari PPI Hyderabad. Dengan harapan melalui tulisan ini saya dapat menjelaskan secara global tentang pendidikan dan kehidupan pelajar asing khususnya pelajar dari Indonesia di India. Setelah anda membaca tulisan ini saya berharap dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan calon

mahasiswa Indonesia yang ingin menempuh pendidikan di luar negeri.

Sejarah Pendidikan India

Sebelum tahun 1947 India bersama Pakistan merupakan bagian jajahan Inggris. Pemerintah Nasional India mulai berdiri pada tahun 1946, dan satu tahun kemudian menjadi republic yang merdeka Kemudian pada tanggal 3 Juni 1947 Partai-partai India (Kongres dan Liga Muslim) ssepakat untuk membentuk 2 dominion. Kemudian tanggal 15 Agustus 1947 mulai berlaku Undang-undang kemerdekaan India. Sejak tanggal tersebut kekuasaan jajahan Inggris diserahkan dengan dibagi menjadi dua pemerintahan. (1) India : mayoritas penduduk beragama Hindu dan, (2) Pakistan : Mayoritas penduduk beragama Islam.

Tulisan ini sebagian saya ambil dari tulisan yang pernah diposting di blog PPI India sebelumnya. Sebelum tahun 1973 pendidikan di India tangani oleh pemerintah Negara bagian masing-masing. Saat ini india memiliki 28 Negara Bagian

Page 10: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

9

dengan penduduk lebih dari 1,3 Miliar jiwa. Sebelum tahun 1976, pendidikan sama sekali merupakan tanggung jawab Negara-Negara Bagian (Pemerintah Daerah), sedangkan Pemerintah Pusat hanya mengurus bagian-bagian tertentu seperti koordinasi, penentuan standar pendidikan teknik dan menengah dan sebagainya. Pada tahun 1976, melalui suatu Amandemen UUD, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Negara-Negara Bagian. Akan tetapi tanggung jawab utama tetap berada di tangan pemerintah Negara Bagian.

Kebijakan Pendidikan Nasional tahun 1968 telah diterima sebagai suatu kerangka kebijakan nasional untuk pengembangan pendidikan pada semua tingkat dan didukung oleh garis-garis besar pendidikan yang termaktub dalam Repelita VI. Program-program yang tercantum dalam Kebijakan Pendidikan Nasional tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Negara-Negara Bagian dengan modifikasi dan penyesuaian disana-sini sesuai dengan perubahan zaman. Yang terpenting dari program-program itu ialah

usaha-usaha untuk menguniversalisasikan pendidikan dasar dan pemberantasan buta huruf pada orang dewasa.

Perencanaan pendidikan dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Negara Bagian. Dalam lima Repelita sebelumnya, pendidikan lebih banyak ditujukan sebagai suatu dinas sosial dan bukan untuk membantu menunjang gerak pembangunan. Perubahan dilakukan pada Repelita VI dimana pendidikan dianggap sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang pembangunan ekonomi dan sosial melalui pengembangan sumber daya manusia. Dalam Repelita VI tersebut, pendidikan untuk golongan masyarakat lemah dan penduduk suku-suku terasing dan kasta rendah juga diberikan prioritas. Prioritas juga diberikan untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan teknis dan menengah, vokasiolisasi pendidikan, pengembangan bahasa-bahasa daerah, evaluasi hasil-hasil yang dicapai dan menciptakan hubungan yang dinamis antara program pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan penciptaan lapangan kerja.

Pendidikan Dasar dan Menengah

Pada bagian ini saya hanya memaparkan secara singkat saja. Pemerintah India membuat Prioritas tertinggi diberikan untuk pemerataan pendidikan dasar. Di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Pemerintah dan sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan pendidikan setempat, pendidikan diberikan secara gratis mulai dari kelas I sampai kelas VIII (mulai dari kelas I SD sampai kelas II SMP di Indonesia). Pendidikan gratis juga diberikan Pemerintah sampai tingkat Menengah Pertama (kelas X). Di beberapa Negara Bagian, Pemerintah setempat juga memberikan pendidikan gratis untuk tingkat Menengah Atas (kelas XI dan kelas XII).

Pendidikan Tinggi

Di India saat ini terdapat dari 520 universitas dan ribuan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang berstatus disamakan dengan universitas. Semua universitas dan lembaga tersebut berada dibawah University Grants Commission yang didirikan tahun 1953 untuk memajukan dan mengkoordinir pendidikan di perguruan tinggi, menentukan standar

Page 11: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

10

pengajaran, ujian-ujian dan riset. Komisi ini juga mempunyai wewenang untuk menetapkan anggaran dan bantuan keuangan bagi semua universitas. India memiliki 28 Negara Bagian, kemudian menjadi Distrik, 6 wilayah persatuan dan wilayah ibu kota Delhi. Ratusan (Andhara Pradesh 38 perguruan tinggi). Untuk melihat daftar Universitas di India anda dapat mencarinya di search engine atau melihatnya di http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_universitas_di_India.

Untuk menjawab pertanyaan teman saya atau orang-orang diatas tentunya setiap orang Indonesia yang kuliah di India memiliki jawaban yang berbeda-beda tergantung dengan tujuan dan yang melatarbelakangi motivasi mereka masing-masing. Saat ini jumlah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di India menurut sumber Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India per Juli 2010 lebih dari 100 orang yang tersebar di berbagai Negara bagian di India.

Bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar-mengajar di Perguruan Tinggi India adalah bahasa Inggris. Karena itu, we are - foreigners - assumed to

have sufficient knowledge and skill in English, if not, it’ll be on our own risk. Pembukaan pendaftaran belajar di universitas-universitas di India biasanya dimulai pada pertengahan bulan Maret dan ditutup pada bulan Mei setiap tahunnya, dengan demikian anda harus mengikuti perkembangan informasi tentang pembukaan dan penutupan pendaftaran untuk masing-masing universitas yang dapat anda peroleh melalui situs-situs atau website universitas yang bersangkutan. Catat baik-baik tanggal batas akhir penutupan pendaftaran itu supaya anda tidak terlambat untuk mengajukan lamaran. Untuk mendapatkan alamat situs atau website universitas di India, anda saya sarankan untuk meng-google-nya melalui internet.

Aplikasi Kuliah di India

Bagi masyarakat Indonesia yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di India baik tingkat Sarjana (BA), Master maupun tingkat Doktor ada 2 cara yang lazim ditempuh para pelajar Indonesia di India.

1.Melalui Jalur beasiswa pemerintah India yaitu ICCR (Indian Council Cultural Reliationship), sebagian mahasiswa disini melalui jalur

ini. Setiap tahunnya Pemerintah India melalui kedutaannya di Jakarta dan konsulat mereka di Medan dan Bali menerima pendaftaran dan tes beasiswa ini. Pembukaan pendaftaran sekitar bulan Pebruari dan Maret. Jumlah beasiswa yang diterima berapa dan apa saja syarat yang diperlukan anda dapat langsung search di webnya ICCR atau dapat bertanya langsung di Kedutaan India Jakarta di daerah kuningan atau di konsulat mereka di Medan dan Bali.

2.Melalui Biaya sendiri (Self Finance). Di India banyak juga mahasiswa Indonesia saat ini kuliah dengan biaya sendiri, mereka ini memang lebih pas untuk menjelaskan mengapa mereka memilih kuliah di India. Berapa biaya hidup, Uang kuliah, Tempat tinggal dan sebagainya. Untuk info biaya kuliah dan biaya hidup anda bisa bertanya melalui pengurus dan anggota PPI yang berada di India, atau bisa melihat langsung di Website PPI India (www.ppiindia.org).

Indrayanto, M.Pd.I

Mahasiswa di The English and Foreign Languages University, Hyderabad – India

Page 12: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

11

NI, Mumbai - Perhimpunan Pelajar Indonesia di India (PPI India) pada tanggal 13 Juni 2010 punya hajat besar yaitu Musyawarah Tahunan Anggota (MTA) ke XIII. MTA adalah puncak kegiatan kepengurusan PPI India selama satu periode karena dalam pelaksanaan MTA inilah seluruh kinerja kepengurusan akan dievaluasi dan dipilih ketua baru yang akan memimpin PPI India satu tahun kedepan.

Berbeda dengan MTA tahun-tahun sebelumnya yang selalu bertempat di New Delhi, MTA kali ini dilaksanakan di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Mumbai. Tahun ini MTA dihadiri oleh 32 peserta dari perwakilan seluruh PPI komisariat yang ada di India.

Acara ini dibuka langsung oleh acting Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Mumbai Bapak Dicky Fabrian yang juga mendukung penuh pelaksanaan MTA tahun ini. Dalam sambutannya, beliau sangat berbahagia karena ini kali pertama dalam sejarah PPI India, Musyawarah Tahunan Anggotanya dilaksanakan di luar Delhi. Beliau juga berpesan agak seluruh peserta dapat melaksanakan MTA dengan semangat kekeluargaan dan dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi setiap anggota masing-masing dan

Kepengurusan PPI India periode 2010-2011:

Ketua Umum

Nalikoy I. Sarwom

(M.A. International Relations, Jawaharlal Nehru

University)

Wakil Ketua Umum

Satia Pradana

(B.Com. (Computers) Osmania University -

Hyderabad)

Sekretaris

Rozin Muhammad

(M.A. Linguistic, Delhi University - New Delhi)

Bendaraha

Munawar M. Yusuf

(B.A. Economics, Aligarh Muslim University - Aligarh)

Divisi Informasi dan Komunikasi (Infokom)

Fikri Zaki Muhammadi

(B.Com.(Computers) Osmania University - Hyderabad)

Divisi Hubungan Masyarakat (Humas)

Arif Riswanto

(B.C.A. Computer Applications, Bangalore University

- Bangalore)

Divisi Inovasi dan Kreativitas

Stevan Chondro Suryono

(B.Sc. Computer Science, Delhi University - New

Delhi)

Muhammad Yulianto Ramadhani

(M.A. English, English and Foreign Language

University - Hyderabad)

Page 13: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

12

PPI India kedepan.

Seluruh rangkaian acara MTA dimulai sesuai jadwal dan berlangsung secara hikmat dan kondusif. Laporan pertanggunjawaban pengurus PPI India periode 2009-2010 dilaksanakan setelah istirahat makan malam dan setelah melalui pembahasan yang panjang, secara umum LPJ pengurus PPI India tahun 2009-2010 diterima oleh peserta MTA.

Agenda berikutnya yang sangat penting tentunya adalah pemilihat ketua umum PPI India yang dilaksanakan jam 01.30 dini hari dan diikuti oleh 2 kandidat ketua umum yaitu Saudara Susanto dari Hyderabad dan Saudara Nellikoy I Sarwom dari New Delhi. Setelah melalui proses penyampaian visi misi oleh kedua calon ketua umum dan pemilihan yang berlangsung tertib, ahirnya terpilih Saudari Nallikoy I Sarwom sebagai ketua umum PPI India tahun 2010-2011. Acara ditutup dengan ucapan syukur dan doa bersama oleh seluruh peserta MTA.

Selain acara tersebut, di lain tempat, Hyderabad 31 Agustus 2010 juga diadakan Musyawarah Tahunan Anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di India Komisariat Hyderabad. Acara yang diadakan di kediaman

Saudara Faizal Makhrus ini dihadiri oleh lebih dari 90 persen anggota PPI India Komisariat Hyderabad. Setelah laporan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh Ketua periode 2009-2010 Sdr. Susanto,S.S.,S.Hum.,M.A. dilakukanlah pemiiihan ketua komisariat Hyderabad periode 2010-2011 yang dimenangkan oleh Sdr. Adi Atiasa, mahasiswa B.A. Osmania University.

Semoga kepengurusan PPI India yang baru ini dapat menjadikan organisasi ini menjadi lebih baik dan professional.

Oleh: Yanuar Dwi Prastyo

Ketua MTA XIII PPI India

Mereka

Mereka ada di sekelilingku Melingkar lingkar di sekitar hidupku Mencoba memberikan warnanya Tak selalu jelas, bahkan lebih sering abu-abu Ada yang tiba-tiba menghadirkan diri Seperti merpati yang membawa kisah Ada yang kehadirannya mesti di buru dengan susah payah Seperti kijang yang lincah Sekonyong konyong, mereka menjadi penting Tak jelas kenapa mereka menjadi penting Ingin sekali aku menganggap mereka tak penting Karena sejatinya memang tak penting Ah harusnya sejak dulu aku sadar Mereka tak lebih dari sekedar entitas pleonastik Mereka memang harus ada dalam struktur Tak lebih dari sekedar memberi warna Tapi tak bermakna Setidaknya untuk sementara New Delhi, March 7, 2010 12:01 a.m.

Oleh : Rozin Muhammad

Page 14: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

13

Oleh: Zulkhan Indra Putra

Hadirnya bulan Ramadhan tentunya selalu menyisakan kesan dan kenangan manis. Berpuasa ramadhan adalah suatu kenikmatan. Kenikmatan ketika menunggu saat berbuka, kenikmatan ketika shalat tarawih berjamaah, kenikmatan ketika tadarrus dan beri’tikaf, serta kenikmatan diberi kesempatan untuk merasakan beratnya kehidupan saudara-saudara kita fakir miskin. Suasana ramadhan selalu terdengar merdu saat kita berada di tanah air tercinta, hingga kita akan merasa rindu dengan hadirnya suasana yang begitu damainya saat berada di tengah keluarga tercinta.

Memang, India tidak menawarkan suasana Ramadhan tanah air. Ketidakhadiran suara kentongan anak tanggung penggugah sahur, tidak adanya takbir keras berkumandang, dan tak adanya siaran TV atau radio yang menandai waktu imsak. Namun jangan salah, walau dengan kondisi demikian bukan berarti kita tidak bisa menikmati suasana ramadhan

sama sekali. Di India, kawan-kawan yang tinggal di Zakir Nagar, sebuah perkampungan Muslim di Delhi, merasakan suasana ramadhan yang bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan suasana gegap gempita ramadhan di tanah air.

Suasana yang membuat mahasiswa Indonesia nekat malam-malam loncat pintu pagar tuan rumah. Suasana yang membuat teman-teman rajin mendatangi masjid saat tarawih tiba. Dan suasana silaturrahim antar warga Indonesia tiap minggunya. Suasana macam apa

gerangan? Ada baiknya kita cari tahu.

Pernahkah anda lihat toko-toko dan warung-warung buka dini hari? Ya, itulah yang kami dapatkan. Mempersiapkan datangnya sahur, semua warung makanan dan restaurant di perkampungan Muslim Zakir Nagar siap menjajakan hidangannya kepada para calon pengunjung. Sebagai tempat dengan total populasi yang tergolong sudah kelewat batas, menjadikan tidak satu pun warung dan restaurant di tempat tersebut sepi pengunjung. Kita pun bisa

Page 15: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

14

memilih menu sesuka hati, ada sebagian teman yang lebih memilih makan nasi biryani, karena tidak suka paratha kebab, ada pula yang memilih makan roti dan tandori chicken karena dipercaya bisa lebih menambah ketahanan tubuh saat berpuasa. Dengan kata lain, semua mempunyai style masing-masing dalam menentukan menu sahurnya. Dan santapan sahur serasa kurang nikmat tanpa terlebih dahulu mencicipi segelas lassi dingin atau susu segar panas untuk menghangatkan tenggorokan.

Tidak lupa, sehabis bersantap sahur, teman-teman melengkapinya dengan segelas dua gelas chai hangat seraya menunggu waktu imsak. Suasana yang mungkin akan selalu dirindukan oleh para penggemar makanan.

Dengan jumlah masjid yang cukup banyak dan kumandang adzan yang bertalu, dalam urusan tempat ibadah, sepertinya anda tidak akan mengalami kesulitan di sini. Lain dengan di Indonesia, dimana kita jumpai shaf berjamaah berlapis-lapis hanya saat awal dan akhir bulan Ramadhan. Di sini akan kita jumpai jumlah shaf jamaah yang konstan, bahkan cenderung bertambah dari hari ke hari. Hal inilah yang

menimbulkan semangat kawan-kawan berangkat tarawih berjamaah tiap harinya. Dan jika anda ingin memberikan shadaqah, maka anda tidak akan mangalami kesulitan karena disana banyak saudara-saudara kita yang menunggu saatnya anda berbagi kebahagiaan.

Kemeriahan bulan suci Ramadhan di New Delhi serasa bertambah lengkap dengan diadakannya kegiatan-kegiatan Ramadhan di KBRI New Delhi. KBRI akan menunjuk sebagian mahasiswa PPI untuk mengorganisir kegiatan Ramadhan. Mengadakan tarawih jamaah tiap hari, tadarrus bersama, kultum tiap beberapa hari, ceramah Nuzulul Quran, penyaluran zakat fitrah, shalat Idul Fitri berjamaah dan berbagai macam kegiatan lainnya. Tarawih berjamaah akan ditutup dengan tadarrus maupun kultum tiap selesai tarawih. Tiap minggu juga diadakan buka puasa bersama di lapangan tenis samping masjid Baiturrahman. Acara buka puasa bersama ini selalu menarik untuk dikunjungi. Selain karena kesempatan bersilaturrahim dengan sesama warga Indonesia, juga karena penganan yang dihidangkan sangat bercita rasa Indonesia. Ada kolak

pisang, bubur kacang ijo, pecel, dan lain-lain.

Menempuh bulan suci Ramadhan di negeri orang tentunya menorehkan kesan yang bermacam-macam, ada suka karena mendapatkan suasana Ramadhan yang berbeda adapula duka karena tidak dapat berkumpul dengan sanak keluarga. Momen hari raya Idul Fitri biasa dimanfaatkan sebagian besar warga Indonesia untuk menumpahkan rasa kangen terhadap tanah air.

Pintu Bulan Ramadhan akan segera di buka, mari persiapkan jasmani dan ruhani kita untuk meraih kemenangan. Selamat berpuasa Ramadhan.

Haleem – Makanan khas untuk

berbuka puasa di India. Seperti

bubur, tapi bahannya terbuat dari

ayam, kambing atau sapi

Page 16: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

15

Oleh : Mukti Wibowo

Lebaran identik dengan pulang kampung, menjenguk saudara-saudara di tanah kelahiran, dan melaksanakan kultur kunjungan (mengunjungi saudara, teman, atau kenalan yang kita anggap lebih tua). Namun bagaimana dengan lebaran bagi para mahasiswa perantauan yang ada di luar negeri yang belum berkesempatan untuk pulang kampung? Ternyata lebaran di negeri orang juga tidak kalah seru dengan lebaran di negeri sendiri. Paling tidak itulah yang dirasakan penulis ketika merayakan idul fitri 1430 H di negeri Hindustan, India, tepatnya di kota Bangalore.

India, negeri yang mempunyai total populasi terbanyak ke-2 di dunia (survey WHO 2006), adalah

suatu negeri yang mayoritas beragama Hindu ( 80.5%). Mempunyai komunitas muslim sekitar 174 juta penduduk, menjadikan Islam sebagai agama terbesar ke-2 di India, 16.4% dari jumlah total penduduk. Dengan posisinya sebagai negara terbanyak ke-2 penduduknya di dunia, menjadikan pula India sebagai negara negara dengan jumlah populasi muslim terbanyak nomor 3 setelah Indonesia dan Pakistan.

Penulis yang berdomisili di Bangalore, adalah seorang mahasiswa Bachelor jurusan Commerce di Bangalore University. Di Bangalore sendiri terdapat sekitar 20 orang WNI yang tersebar di seluruh penjuru kota. Dan beberapa dari mereka memilih untuk merayakan lebaran di tanah air. Sehingga hanya ada 2 orang mahasiswa

Indonesia di Bangalore yang

merayakan lebaran tahun ini tanpa pulang ke tanah air, penulis sendiri dan salah satu pengurus PPI India, Arif Riswanto yang

sedang menempuh

Bachelor of Computer application di Bangalore University.

Penetapan 1 syawal di india tahun lalu berbeda dengan negara-negara yang lain. Ketika Arab Saudi, Yaman, Malaysia, dan juga negara kita Indonesia menetapkan 1 Ramadhan 1430 H adalah tanggal 20 Agustus 2009, majelis ulama India menetapkan awal Ramadhan adalah tanggal 21 Agustus 2009. Hal ini berpengaruh terhadap pelaksanaan Hari Raya Idul fitri. Tanggal 1 syawal 1430 H bertepatan dengan tanggal 21 September 2009. Namun beberapa mahasiswa muslim dari Indonesia, Saudi arabia, Yaman, Chad, Nigeria, dan beberapa negara lainnya di Bangalore lebih memilih untuk mengikuti ketatapan dari negara masing-masing.

Perayaan 1 Syawal dimulai dengan adanya buka bersama di rumah salah satu mahasiswa Muslim dari Chad. Buka bersama diadakan sekaligus untuk memperingati masuknya tanggal satu syawal (karena pergantian tanggal hijriah adalah pada pukul 18.30 atau bertepatan dengan magrib). Acara dihadiri oleh sekitar 40 orang dari berbagai bangsa. Namun hampir keseluruhan yang hadir berdomisili di Saudi

Page 17: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

16

Arabia. Hidangan yang disajikan tak lain tak bukan adalah hidangan khas Arab, seperti Ish dan ful, soup arab, dan tak lupa pula minuman caricade atau lebih dikenal dengan nama teh yaman atau teh rosella di Indonesia. Kekeluargaan sangatlah terasa diantara para tamu undangan.

Persaudaraan Islam telah mampu mengikat berbagai macam bangsa yang berlainan menjadi sebuah tali persaudaraan yang erat. Berbagai tukar pendapat tentang keadaan dunia muslim pada abad ke-21 ini menjadi topik hangat antara beberapa mahasiswa. Dan dari tukar pendapat itu, bisa disimpulkan bahwa sebagai mahasiswa muslim, generasi muda untuk masa depan, kita haruslah mampu menampilkan image ummat Islam yang sebenarnya. Generasi muda Islam, tanpa memandang bangsa, warna kulit, bahasa, atau juga ras, sama-sama mempunyai kewajiban untuk membela Islam dalam hal menampilkan citra Islam yang sejati, yakni agama yang cinta damai serta menghargai perbedaan dan kemanusiaan. Seorang mahasiswa dari Yaman, Farez berpendapat bahwa keidentikan Islam dengan terorisme sebenarnya adalah sebuah kebohongan dan

kesesatan yang disebarkan untuk menjatuhkan kredibilitas Islam sebagai agama perdamaian. Perang yang mengatasnamakan agama sebenarnya merupakan kamuflase dari kerakusan dan ketamakan para politikus dan penguasa semata, karena tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan untuk saling membenci, saling membunuh dan saling berperang.

Tanggal 20 September 2009, komunitas Muslim Bangalore yang lebih memilih untuk merayakan Idul Fitri pada hari tersebut, melaksanakan shalat Ied di salah satu masjid terbesar di bangalore, Masjid Sir Bilal Haji Ismael di sebuah area bernama Frazer Town. Berbeda dengan suasana Shalat ied di tanah air yang diiringi dengan suara takbir yang bertalu-talu, suasana shalat ied di bangalore ini lebih terkesan tenang, syahdu, dan mungkin sedikit membuat rasa kantuk menyerang. Dengan hujan gerimis yang menjadikan cuaca sejuk dan sangat bersahabat, Shalat ied yang dimulakan pukul 08.00 ini dihadiri kurang lebih 150 jamaah yang sebagian besar adalah para muslim dari negara-negara timur tengah. Khatib membacakan khutbah

dengan bahasa Arab yang ber-lahjah (beraksen) Yaman.

Seusai shalat, beberapa jamaah langsung terlihat berpelukan, saling bersalaman, dan tak lupa adat istiadat timur tengah, saling cium pipi sambil mengeluarkan suara khas. Sekilas bagi yang belum terbiasa melihat kebudayaan tersebut mungkin sangatlah kaget. Namun hal itu adalah budaya dan adat istiadat muslim dari seluruh wilayah middle east.

Pada kesempatan ini kita pergunakan untuk lebih saling mengenal satu sama lain, berfoto bersama, dan bercengkrama satu sama lain. Kerinduan terhadap tanah air dan sanak saudara sedikit terkurangi dengan adanya saudara-saudara baru kita di sini. Kekeluargaan yang mendalam dan keramahan khas keluarga yang kita rindukan mampu tergantikan dengan rasa senasib sepenanggungan sebagai warga perantauan di negri orang.Istilah emas di negeri orang tak seindah hujan batu di negeri sendiri, mungkin adalah salah satu keyakinan yang ada benarnya, namun juga ada yang kurang tepat. Benar kalau itu diartikan sebagai perwujudan dari rasa cinta kita terhadap tanah air yang telah menghidupi dan

Page 18: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

17

membesarkan kita, namun hal itu menjadi kurang tepat ketika kita menjadi anak bangsa yang malas dan cengeng serta membuat kita takut untuk menuntut ilmu jauh di negeri asing. Memang benar, kita berada di negeri yang bukan negeri kita, tapi yakinlah selalu, saudara kita ada dimana-mana. Sangatlah konyol kalau kita merasa tidak afdhol merayakan lebaran tanpa pulang kampung dan memaksakan diri untuk pulang ke kampung halaman.

Kalau hal itu mungkin dan mudah bagi kita, maka tak ada salahnya kita melaksanakannya, tapi kalau hal itu sangat tidak mungkin dan akan menjadi beban berat manakala kita memaksakannya, maka lebih baik kita berpikir lebih dalam, makna Iedul Fitri bukan hanya sebagai waktu untuk pulang kampung menengok keluarga semata, namun perhatikanlah di sekeliling kita, banyak saudara yang ternyata belum kita kenal. Banyak keluarga baru yang mungkin kita dapatkan ketika kita memperhatikan komunitas di sekitar kita. Paling tidak itulah yang dirasakan penulis manakala mendalami makna Iedul Fitri bersama komunitas muslim di Bangalore, India.

Novel ini berkisah tentang Mumtaz Mahal, seorang permaisuri Sultan Shah Jahan yang

agung. Mumtaz adalah gambaran sosok wanita yang bisa mengalahkan dominasi lelaki di

India kala itu. Mumtaz mempunyai seorang putri bernama Jahanara. Tak kalah dengan

ibunya, Jahanara juga pandai dan cantik. Lalu Mumtaz meninggal dunia ketika

melahirkan anak yang ke 14 dengan sungsang dalam kamp saat perang di Buhanpur.

Seluruh keluarga kerajaan sangat terpukul, terlebih Sultan Shah Jahan karena dia sangat

mencintai istrinya. Untuk mengenang sang istri, Shah Jahan memerintahkan

membangun makan yang maha megah yaitu Taj Mahal. Bangunan ini diharapkan

mampu menggambarkan betapa cantinknya sang istri. Jahanara pun ikut bertanggung

jawab dalam pembangunan pusara ibunya.

Untuk sebuah Taj Mahal dibutuhkan waktu sebelas tahun. Dalam kurun waktu itu,

Jahanarapun menemukan cintanya dibalik tembok Taj Mahal. Dia tak perduli meskipun

untuk memadu kasih dengan sang pujaan hati dia harus menghianati suaminya yang

kejam – Khondamir – sampai lahirlah seorang bayi yang cantik jelita yang diberi nama

Arjumand (nama kecil almarhum ibunya) buah hatinya dengan lelaki dibalik berdirinya

Taj Mahal yaitu Isa.

Buku ini memang seindah Taj Mahal. Disetiap halamannya muncul prosa-prosa yang

seindah zamrud, mutiara dan berlian seperti permata dan perhiasan-perhiasan yang

dikenakan oleh putri serta permaisuri Shah Jahan. Tak salah jika buku ini menjadi salah

satu best seller Internasional. Alur ceritanya yang kuat, rapi dan berjalan maju mundur

secara teratur. Deskripsi penokohannya begitu nyata sekaligus imajinatif. Pembabak-

annya pun membuat pembaca tak ingin melepaskan buku ini.

Meskipun berlatar belakang sejarah, tak ada kata bosan untuk membacanya. Betapa

besarnya arti mencinta dan betapa berharganya waktu bersama cinta. Sungguh,

pengarangnya telah berhasil membawa pembaca abad 21 kembali ke abad 17. Tak salah

kiranya Indiana Post menjuluki novel ini sebagai kisah cinta terbaik dunia. Taj Mahal

layaknya baris-baris film India yang tanpa lagu dan tarian gembira serta penuh air mata.

(Indrayanto)

Page 19: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

18

Mencari tempat tinggal

adalah urusan terpenting ke-

dua setelah mencari tempat

kuliah. Karena sebagian besar

waktu anda akan anda

habiskan di tempat tinggal

anda dan lingkungan

sekitarnya. Atau paling tidak

saat beristirahat di malam

hari, bagi tipe yang suka

bepergian keluar rumah. Bagi

mahasiswa di India ada 2

pilihan alternatif utama

dalam mencari tempat tinggal

yaitu hostel, sewa kamar dan

sewa rumah. Pilih tempat

tinggal yang benar-benar

sesuai denga tipe anda.

Semuanya memiliki kelebihan

dan kekurangan tersendiri.

Berikut ini adalah

penjelasannya.

Student’s Hostel

Student’s hostel lebih dikenal

di Indonesia dengan nama

asrama mahasiswa. Hostel ini

adalah fasilitas tempat tinggal

yang disediakan oleh pihak

universitas. Biasanya hostel

terletak di dalam lingkungan

kampus, seandainyapun di

luar, lokasinya tidak akan

begitu jauh dari kampus. Di

universitas-universitas besar

biasanya terdapat hostel

khusus bagi mahasiswa asing.

Jika kita bisa tinggal di hostel

ini maka kesempatan kita

untuk mengenal budaya dan

berinteraksi dengan

mahasiswa dari berbagai

negara terbuka sangat lebar.

Akan tetapi sebelum

memutuskan untuk

mengambil kamar di hostel,

anda harus meninjau

langsung kondisi hostelnya.

Jangan sampai fasilitas yang

ada tidak sesuai dengan yang

anda bayangkan. Seperti yang

dialami Mukti (mahasiswa

B.Com Bangalore University),

biaya per tahun hostelnya

memang bisa dibilang murah

yaitu Rs. 24.500 (termasuk

makan, air dan listrik). Akan

tetapi satu kamar harus di

sharing untuk 4 orang dan

juga pukul 7 malam setiap

harinya ia sudah harus berada

di dalam hostel. Beda lagi

dengan kisah Vica (Mahasiswi

MA EFLU), karena dia

mahasiswi ICCR maka biaya

hostelnya langsung dipotong

dari uang beasiswa yang

dialokasikan untuk tempat

tinggal (Rs. 3.500/bulan). Dia

mendapatkan fasilitas yang

bisa dibilang cukup memadai,

kompor listrik, kulkas, kasur

dan lemari. Bahkan karena

Cara Mencari Tempat Tinggal di India

Oleh : Satia Pradana

Page 20: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

19

sempat harus menunggu

pembangunan hostel dia

sempat tinggal di guest house

kampus yang memiliki Air

Conditioner selama 1

semester. Waktu keluar

masuk hostel pun bebas

selama 24 jam.

Selain pergaulan intern-

asional, tinggal di hostel

membuat kita mudah

mengakses segala fasilitas

yang terdapat di dalam

kampus. Kita bisa lebih sering

mengunjungi perpustakaan,

laboratorium komputer,

sarana olahraga dan lain

sebagainya. Perasaan sebagai

mahasiswa juga lebih kental

terasa jika kita tinggal di

dalam kampus. Akan tetapi

kadang peraturan yang ketat

membuat mahasiswa merasa

bosan. Seperti kisah Yopina

(Mahasiswi MA DU),

kesibukannya sebagai

sekertaris PPI India tahun

2008 membuat dia harus

sering keluar hostel

internasionalnya (Rs.

3.500/bulan) untuk

menghadiri berbagai macam

jenis acara. Peraturan di

hostel mengharuskannya

untuk melapor jika ingin

keluar. Hal ini membuat

Yopina (sekarang ketua PPI

India) memutuskan untuk

menyewa kamar sendiri di

luar kampus. Selain

peraturan, makanan yang

kurang cocok menjadi

masalah tersendiri bagi

mahasiswa yang tinggal di

hostel Konsultasikan kepada

senior-senior yang pernah

merasakan tinggal di hostel

yang anda tuju untuk

mendapatkan padangan yang

lebih mendalam.

Sewa Kamar dan Sewa

Rumah

Secara umum ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan

saat mencari tempat tinggal

jenis kamar atau rumah yaitu:

Jarak rumah dengan

tempat kuliah atau dari

tempat pemberhentian bis

Keamanan dan

kenyamanan lingkungan

dan kondisi lalu lintas di

sekitar rumah

Tempat belanja kebutuhan

sehari-hari di sekitar

rumah

Ketersediaan air atau

penampungan air

Aliran listrik, di satu

tempat ada daerah yang

sering mengalami mati

listrik sedangkan di tempat

lain tidak.

Dekat dengan rumah

mahasiswa lainnya

Menyewa kamar atau rumah

sendiri membuat kita lebih

sering berinteraksi denga

masyarakat dan budaya India.

Dari urusan memasak,

mencuci, mencari gas,

menawar kendaraan umum

sampai membayar tagihan

listrik. Akan tetapi dengan

rencana dan manajemen

yang tepat semua masalah itu

dapat diselesaikan. Pertama

dalam mencari rumah kita

harus memperhatikan

lokasinya, usahakan jangan

terlalu jauh dengan tempat

perkuliahan karena tujuan

pertama kita ke sini adalah

untuk belajar.

Biasanya pemilik rumah akan

memasang tulisan “To-Let”

yang bisa diartikan untuk

disewakan. Kamar kos-kosan

di India biasanya adalah 1

buah kamar yang sudah

termasuk kamar mandi dan

dapur di dalamnya. Tanyakan

kepada teman-teman sekitar

anda, khususnya mahasiswa

Indonesia, untuk masalah

rumah. Mereka biasanya

mempunyai informasi rumah

atau kamar yang disewakan.

Atau mungkin ada mahasiswa

yang akan pindah sehingga

Page 21: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

20

kita bisa meneruskan. Hal ini

seperti yang dialami oleh

penulis dan temannya

(Stevan) saat pertama kali

datang ke India. Karena

kebetulan Disa Ayu (alumni

BA DU) sudah selesai kuliah

dan akan pulang. Maka kami

berdua bisa tinggal di bekas

kamarnya, ditambah lagi

mendapat warisan barang-

barangnya dari mulai kasur,

meja, kursi sampai kompor

dan peralatan dapurnya. Hal

ini memang sudah menjadi

budaya tidak resmi bagi

mahasiswa Indonesia di India.

Jika seseorang sudah

menyelesaikan kuliahnya

maka akan sulit baginya

untuk membawa pulang

seluruh barang-barangnya.

Jadi diwariskanlah barang-

barang tersebut kepada

generasi penerusnya. Begitu

terus menerus, jika ada

informasi tentang mahasiswa

yang akan pulang,

berkunjunglah ke rumahnya,

semoga anda menerima

cipratan barang-barang

peninggalannya, tapi ingat

hubungan baik harus dijaga

terlebih dahulu.

Beberapa kelebihan jika kita

menyewa kamar sendiri

adalah kita bisa mengatur

segala sesuatunya sendiri.

Bahkan sejak pertama kali

memilih rumah kita bisa

mencari rumah yang benar-

benar sesuai dengan

keinginan kita baik dari segi

harga, fasilitas dan

lingkungan. Harga kamar

antara satu kota dan lainnya

bisa benar-benar berbeda.

Contohnya untuk satu kamar

seharga Rs. 3.000 per bulan di

Delhi, jika kita tinggal di

Aligarh dengan fasilitas yang

sama bahkan mungkin lebih

kita bisa mendapatkannya

seharga Rs. 1.000. Itupun jika

pemilik rumah mengijinkan

orang.

Kelebihan lain adalah

pemilihan teman sekamar.

Jika kita ingin sharing kamar

maka kita dapat memilih

teman yang memang sehati.

Tinggal dengan mahasiswa

asing juga bisa menambah

wawasan baru tersendiri.

Seperti Aqsha (alumni BA

Pune University) yang saat di

Pune dia tinggal dengan

teman sekelasnya yang

berasal dari Kamboja. Hal ini

dapat memperlancar bahasa

Inggris kita, karena secara

otomatis Bahasa Inggris

menjadi satu-satunya bahasa

komunikasi di dalam rumah.

Kisah lain adalah Irfandi

(mahasiswa B.Com OU) yang

tinggal dengan mahasiswa

dari Yaman, selain Bahasa

Inggris, kursus Bahasa Arab

gratis pun bisa dia peroleh.

Pilihan untuk tinggal dengan

sesama mahasiswa Indonesia

juga bisa diambil, seperti

yang menjadi pilihan banyak

Page 22: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

21

orang. Contohnya Arfin

(Mahasiswa MCA OU), dia

menyewa satu rumah besar

untuk ditempati dengan

orang-orang Indonesia

lainnya. Walaupun tinggal

dengan orang Indonesia tapi

Arfin membuat peraturan

bahwa komunikasi di antara

mereka harus menggunakan

Bahasa Inggris. Selain itu

jadwal memasak yang

dibuatnya membuat semua

penghuni rumah dapat

menikmati masakan rasa

Indonesia setiap hari. Seperti

kata pepatah sambil

menyelam minum air.

Adapun kekurangan menyewa kamar atau rumah sendiri biasanya terdapat pada fasilitas yang ditawarkan dan hubungan dengan tuan rumah. Maka kita harus pintar dalam menyeleksi calon rumah yang ingin kita sewa. Tanyakan kepada orang-orang yang berada dalam satu bangunan dengan anda tentang masalah harga, stok air, biaya maintenance, keamanan dan lain sebagainya. Mantan penghuni dan tetangga biasanya mempunyai pendapat yang lebih bisa dipercaya dibandingkan dengan tuan rumah. Selain biaya sewa rumah, di beberapa kota penyewa

diharuskan membayar uang jaminan(deposit) selama 1-2 bulan dari uang sewa. Deposit itu akan dikembalikan saat kita keluar dari rumah

tersebut, setelah dikurangi dengan segala kerusakan yang muncul selama kita tinggal di sana.

Katakan yang Benar, Tapi Tidak Semua yang Benar Harus

Dikatakan

Oleh : Muhammad Yuliyanto Ramadhani

Suatu pagi dijalan saya bertemu dengan 1 teman Indonesia, sebut saja Bunga, dan 1 orang

India. Karena saya hanya mengenal Bunga, berkenalanlah saya dengan orang India

tersebut, Khan namanya. Setelah cukup berbasa basi mendadak ia bertanya

"Major apa yang kamu ambil?" , "Linguistics" jawabku.

"Kenapa kalian orang Indonesia selalu memilih jurusan Linguistics?" ia bertanya kembali.

"Sebenarnya da dua major yang membuat saya tertarik, Linguistics dan Teaching English

as Second Language." sekali lagi saya menjawab.

Ternyata Khan adalah mahasiswa jurusan Literature, begitu juga teman Indonesia saya.

Mendadak dengan santainya Bunga menimpali jawaban saya,

"Wah di negaramu banyak yang jago dalam sastra dan suka membaca sedanggkan di

Indonesia Literature tidak populer, dan orang Indonesia SEDIKIT YANG SUKA BACA,

pemerintahnya TIDAK MEMIKIRKAN PENDIDIKAN, HANYA MEMIKIRKAN DIRI

MEREKA SENDIRI.

Dari pengalaman ini saya menghimbau teman-teman Indonesia seperjuangan dan

sepenanggungan sekalian yang terhormat sebaiknya kita lebih bisa merangkai kata yang

lebih indah untuk didengar oleh orang-orang di dunia bahwa Indonesia memiliki tidak hanya memiliki Bali tapi juga wibawa di dunia. Kita taklukan dunia mulai dengan bahasa

yang indah dan sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai bangsa yang berbudaya

berbudi pekerti luhur untuk saling menghormati.

Terkadang kita lupa untuk menghormati bangsa kita sendiri dengan mencoba menjelaskan

kekurangan-kekurangan negara kita sendiri dan membandingkan lebih rendah dengan

negara lain.

Pada Bulan Agustus ini, moment yang tepat untuk saya berbagi menyampaikan paling tidak

kita bisa mulai menjujung tinggi harga diri bangsa melalui bahasa yang baik untuk

melanjutkan perjuangan pejuang bangsa. sekalipun apa yang sebenarnya dikatakan itu

benar tapi kita tidak perlu mengatakan semua apa yang benar.

Quotation

"CONQUER THE WORLD BY LANGUAGE"

"KATAKAN YANG BENAR TAPI TIDAK SEMUA YANG BENAR HARUS DIKATAKAN"

Page 23: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

22

Basa basi tentang kemerdekaan saya teringat akan sebuah puisi yang pernah diutarakan oleh Agung Hima seorang sastrawan Indonesia sahabat saya, puisi yang pernah menjadi buah bibir seniman Indonesia dan membuat banyak orang berapresiasi dengan puisi ini.

MERDEKA

Belum...

Jujur saja puisi ini jika dibahas mungkin 1001 malam tidak akan pernah selesai. Bisa kita lihat bahwa satu puisi yang melambangkan seribu makna. Mengapa hanya kata belum saja yang ada pada puisi tersebut? Belumkah Indonesia merdeka? Dari sudut masing masing orang tentu memunyai pendapat yang berlainan. Dari kacamata saya sendiri, Indonesia memang sudah merdeka secara teori, tetapi secara penerapan mungkin belum. Bagaimana dengan pendapat Anda? Apakah Indonesia sudah merdeka? Lalu apa yang kita persembahkan untuk bumi Indonesia? Sudahkah kita menghormati Indonesia?

Sepertinya hal itu adalah pertanyaan retoris yang tak perlu jawaban, tapi perlu perenungan yang matang.

Sebulan yang lalu, saat saya dan pelajar Indonesia yang mendapat beasiswa kuliah di Turki berada di sebuah tempat pelatihan Bahasa di kota seribu masjid Istanbul, Turki. Kami mengalami gejolak yang sangat hebatnya. Saat itu beberapa teman kami diberi hukuman karena terlambat masuk ke kelas. Dan mereka diperintah untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”. Awalnya hanya mereka yang dihukum saja dan menyanyikan lagu itu, tapi tiba tiba kami semua pelajar dari Indonesia ikut serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat dan dengan air mata yang bercucuran. Inikah rasanya? Saat kita meninggalkan bumi tanah air baru kita merasakan kasih sayang tanah air pada kita? Haruskah setelah kita meninggalkan atau ditinggalkan baru merasakan?

Sungguh saya malu dengan diri saya sendiri,

berada di sebuah negara dengan nasionalis yang tinggi. Ingin rasanya menjunjung Indonesia yang dipandang remeh oleh negara adidaya. Ingin rasanya menunjukkan ke dunia bahwa Indonesia sudah merdeka dari yang mereka kira. Tapi apakah hanya keinginan semata? Inilah kewajiban kami sebagai anak bangsa Indonesia yang menuntut ilmu di negara tetangga. Mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi tinggi, menjaga keramahan dan sopan santun adalah tujuan utamanya.

Belajar di negara orang memang tak semudah membalik telapa tangan, di India misalnya saya mendengar bahwa kehidupan di sana sungguh berbeda dengan Indonesia dari hal bahasa, orangnya yang cenderung agak keras, namun hebatnya orang india memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi, mereka bangga mengakui dirinya sebagai orang india dimanapun mereka berada. Sama hal nya di negara yang saya tempati saat ini. Negara Kemal Atta Turki, negara yang sekuler, dan sungguh berlawanan sekali dengan

SUDAH MERDEKA-KAH INDONESIA?

Oleh : Mutiara Hikma Mahendradatta Asyhari

Middle East Technical University, Turkey

Page 24: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

23

Indonesia. Negara dengan 4

musim ini memang maju dibidang akademiknya, tak heran 3 universitasnya menduduki 40 besar dunia, dan salah satu

fakultas kedokterannya berada di peringkat 3 se Eropa. Sungguh luar biasa. Hidup di negara yang sangat berbeda. Menurut saya bertahan untuk belajar di negara lain juga merupakan suatu

perjuangan kepahlawanan.

Mungkin dengan cara itu kami belum bisa melampaui jasa para pahlawan revolusi yang berperang demi

memerdekakan bangsa Indonesia. Setidaknya dari titik nol pula kami bisa menjadi pahlawan untuk diri sendiri walaupun dengan cara lain yang memang pantas untuk negara Indonesia saat ini, bukan lagi pahlawan yang memerangi musuh sekian ribu orang, bukan lagi pahlawan yang yang memunyai banyak strategi perang. Tapi kami hanya ingin menjadi pahlawan

yang memiliki mental juara, bukan pecundang dan siap ambil resiko di negara orang. Mungkin kami hanya bisa berkaca dari ilmu yang kami tekuni saat ini, pendidikan. Yang ada dalam bayangan saat ini ingin sekali menjadi seperti Ibnu Sina pahlawan di bidang kedokteran, Al Jabbar di bidang matematika, Muhammad Yunus pahlawan di bidang pemberdayaan ekonomi Islam. Atau contohnya yang ada dari negara India sendiri seperti Rabindranath Tagore (peraih nobel bidang sastra), amartya sen (peraih nobel bidang ekonomi), mother Teresha (peraih nobel bidang perdamaian), dan pahlawan lain dibidangnya keahlian mereka. Dan inilah memang yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Pahlawan di bidang pendidikan, agama, maupun ekonomi. Jikalau semua pelajar Indonesia memunyai motivasi yang sama menjadi pahlawan diri untuk memerdekakan Indonesia, inilah kemerdekaan yang sesungguhnya.Dan jika suatu hari nanti ditanya, Sudah merdeka-kah Indonesia? Mungkin sayalah yang akan pertama kali menulis puisi lawan dari puisi yang sempat menghebohkan sebelumnya.

Namaste Indonesia

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di India didirikan pada tahun 1997 sebagai wadah bagi mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di India. Organisasi ini semula dijadikan sebagai ajang silaturahmi untuk masyarakat Indonesia di India. Hingga pada akhirnya, organisasi ini mulai merambah kepada bidang lain, yaitu dari kegiatan pengembangan internal anggota organisasi hingga kepada masyarakat secara umum.

“Namaste”, diambil dari bahasa Hindi yang berarti “Salam”, merupakan suatu media PPI India untuk menyapa seluruh rakyat Indonesia, untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dan informasi mengenai berbagai macam hal, khususnya mengenai India. Kami menilai, perjuangan bukan hanya dapat dilakukan lewat pergerakan yang aktif, namu juga dapat dilakukan lewat kata-kata.

Akhirnya, “Namaste Indonesia” diharapkan menjadi media pembelajaran bagi semua, penghubung tali silaturahmi kepada semua kalangan, dan juga menjadi satu media yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Namaste Indonesia mengundang Anda semua untuk mengirimkan artikel, opini, dan lain-lain, untuk mengisi kolom-kolom dalam Majalah Namaste Indonesia seperti dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, teknologi, wisata dan sebagainya.

Kirimkan tulisan Anda melalui email:

[email protected]

Redaksi Majalah NAMASTE INDONESIA

Page 25: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

24

Prosedur Pembuatan Visa Oleh : Satia Pradana

Bagi penerima beasiswa pemerintah India seperti ICCR proses pembuatan visa sangatlah

mudah. Bahkan bisa dikatakan anda hanya perlu datang membawa paspor dan pas foto dan

semuanya akan selesai. Ditambah wawancara sedikit dengan pihak embassy atau consulate.

Hal ini dikarenakan sudah ada pihak yang menjamin keberadaan anda selama di India.

Biayanya pun juga gratis. Sedangkan bagi para calon mahasiswa yang akan berangkat dengan

biaya sendiri (self finance) maka ada syarat-syarat dokumen yang perlu dipenuhi yaitu:

c. Aplikasi formulir visa, formulir ini bisa anda dapatkan dengan cara

mendownload dari situs di atas, atau dengan mengambilnya langsung di

embassy ataupun consulate.

d. Paspor dan fotokopinya, paspor harus masih berlaku minimal 6 bulan.

e. Pas Foto 4 x 6 sebanyak 2 lembar.

f. Dokumen pendukung bagi masing-masing katagori visa.

a. Student Visa

i. Surat Penerimaan (Acceptence Letter) dari universitas yang

diakui di india. Jenis belajar harus regular bukan distance

learning.

ii. Rekening koran atau Bank Statement sebagai bukti memiliki

uang untuk biaya hidup selama di India. Bagi yang

menggunakan rekening orang tua/wali harap menyertakan

surat kuasa bahwa orangtua/wali tersebut siap membiayai

anda.

iii. Konfirmasi tiket pesawat menuju India.

iv. Tambahan bagi yang mengajukan visa untuk belajar kedokteran,

No Objection Certificate dari the Ministry of Health, Government

of India harus disertakan. Begitu juga bagi yang belajar

teknik(engineering) surat yang sama dari Ministry of Human

Resources Development (Department of Education) harus

disertakan.

b. Research Visa

Research Visa biasanya diberikan kepada para mahasiswa tingkat Ph.D., Post

Doctoral ataupun para peneliti ahli. Selain dokumen yang sama bagi student visa,

persetujuan dari Ministry of Human Resources Development

Page 26: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

25

(Department of Education), New Delhi harus disertakan. Durasi visa yang diberikan

akan disesuaikan dengan lamanya penelitian.

g. Tourist Visa

i. Tiket pulang-pergi menuju dan keluar dari India

ii. Rekening Koran atau Bank Statement

iii. Bukti booking hotel di tempat yang dituju di India

iv. Atau surat undangan/sponsor dari India

h. Journalist Visa

Diberikan kepada jurnalis dan fotografer profesional dengan menyertakan

dokumen berupa:

i. Tiket pulang-pergi menuju dan keluar dari India

ii. Surat rekomendasi dari kantor tempat bekerja

iii. Surat dari perusahaan India/kantor yang berasosiasi

iv. Rekening Koran atau Bank Statement

i. Conference Visa

Visa ini diberikan kepada delegasi konferensi internasional yang diadakan di India.

Dalam aplikasi visa harus dimasukkan dokumen tambahan sebagai berikut:

i. Undangan dari penyelenggara konferensi di India

ii. Surat rekomendasi dari institusi tempat pelamar visa terafiliasi.

iii. Bukti booking tiket pulang-pergi.

j. Transit Visa

Visa ini berlaku untuk satu/dua kali masuk dengan maksimum waktu tinggal 15

hari dan diberikan untuk tujuan bona fide transit saja.

k. Employment Visa

Visa ini diberikan kepada orang yang berniat untuk bekerja di India. Dokumen yang

dibutuhkan adalah:

i. Surat perjanjian kerja dari perusahaan di India

ii. Surat rekomendasi dari perusahaan tempat bekerja di Indonesia

iii. Biodata atau CV pelamar

iv. Surat registrasi dari pemberi pekerjaan di India

i. Tiket pulang-pergi menuju dan keluar dari India

Page 27: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

26

i. Business Visa

Visa bisnis diberikan kepada orang yang bertujuan untuk melakukan transaksi atau

negosiasi bisnis, termasuk rapat atau seminar perusahaan, pameran perdagangan

dan lain sebagainya. Dokumen yang diperlukan adalah sebagai berikut:

i. Surat permohonan atau jaminan dari perusahaan di Indonesia.

ii. Surat undangan dari perusahaan di India.

iii. Tiket pulang-pergi menuju dan keluar dari India

Biaya Pembuatan Visa

Biaya Pembuatan Visa India

No Keterangan Harga

1 Turis sampai 6 bulan Rp. 492.000

2 Turis sampai 1 tahun Rp. 787.000

3 Turis sampai 5 tahun Rp.1.554.000

4

Student Visa sesuai dengan durasi belajar

atau 5 tahun Rp. 905.000

Visa jenis lainnya, selain yang tersebut di atas

5 Transit Visa 15 hari (single/double) Rp. 256.000

6 Sampai 6 bulan Rp. 964.000

7 Sampai 1 tahun Rp.1.436.000

8 Sampai 5 tahun Rp.2.380.000

9 Transfer Visa ke paspor baru Rp. 79.000

Pengajuan visa dilakukan pada jam 09.00 – 11.30 (Senin sampai Jumat) kecuali hari libur. Jika

semua dokumen lengkap memenuhi syarat dan wawancara dirasa memuaskan maka visa

dapat diambil pada hari yang sama atau besoknya pada jam 16.00 – 16.30.

Page 28: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

27

1. Update Blog Anda Secara Rutin

Salah satu keunggulan Wikumagic adalah frekuensi posting yang sangat tinggi. Dalam satu minggu, saya memasang target minimal dua kali update blog. Dalam setiap update, saya berusaha memasukkan minimal dua artikel baru. Jadi, dalam satu minggu setidaknya ada 4 artikel baru di blog Wikumagic.

Frekuensi dalam mengupdate blog sangat penting, karena akan sangat mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang ke blog anda. Jika seseorang mengunjungi blog dan menemukan bahwa tidak ada artikel baru yang bermanfaat di dalamnya, orang tersebut akan berpikir bahwa blog tersebut sudah ditinggalkan pemiliknya, dan tidak pernah diupdate lagi. Akibatnya, mungkin orang tersebut tidak akan pernah berkunjung lagi ke blog anda. Lain halnya jika pengunjung tersebut menyadari bahwa blog anda rutin diupdate dan memiliki

banyak artikel menarik. Ia juga akan rutin berkunjung ke blog anda, bahkan mungkin memberi informasi ke teman-temannya untuk mengunjungi blog anda.

Hingga saat ini, frekuensi dan konsistensi dalam mengupdate blog menjadi senjata utama saya dalam mengelola dan mempromosikan blog Wikumagic. Saya sama sekali tidak pernah saling bertukar link, atau meninggalkan pesan di forum atau Facebook yang intinya meminta pengunjung untuk mendatangi blog saya. Jika anda rutin mengupdate blog anda dengan artikel-artikel yang berkualitas, saya yakin pengunjung dengan sendirinya akan berbondong-bondong mendatangi blog anda.

Saya mempunyai tips yang cukup berguna : Jika anda mempunyai 4 artikel untuk dipublikasikan ke dalam blog, jangan lakukan dalam satu hari sekaligus. Lebih baik jika anda menerbitkan 2 artikel di satu hari, dan 2 artikel di hari berikutnya. Memposting 1 artikel setiap hari lebih baik daripada memposting tujuh artikel sekaligus satu kali dalam satu minggu. Jadi, jika seorang pengunjung berkunjung ke blog anda, ia akan selalu menemukan

artikel baru, yang membuatnya akan terus dan terus berkunjung di kemudian hari.

2. Tulis Dengan Jelas

Apapun yang akan anda terbitkan dalam blog, usahakan untuk menuliskannya dengan jelas. Yang saya maksud “jelas” meliputi bahasa yang anda gunakan, cara mengeja kata, bentuk huruf, warna huruf, dan jelas secara makna. Mari kita bahas masalah ini satu per satu.

Yang pertama adalah “jelas” secara bahasa. Saat menulis sebuah artikel, gunakanlah bahasa yang mudah dipahami. Bahasa tidak harus bahasa formal, sepanjang masih bisa dipahami maknanya dengan mudah. Satu tips dari saya : JANGAN PERNAH MENYINGKAT KATA. Penyingkatan kata membuat sang pembaca harus berpikir untuk memahami makna kata tersebut. Setelah paham makna kata tersebut, ia harus menyambungkannya dengan makna kata lain yang mengikutinya. Jika kata lain tersebut juga disingkat, sang pembaca berarti harus dua kali berpikir lebih banyak. Menyingkat kata akan membuat pembaca lebih cepat lelah, dan akibatnya ia akan merasa muak dan berhenti membaca artikel

Tips Mengelola BlogOleh : Wiku Pulangasih

Page 29: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

28

anda. Coba bayangkan jika anda menemui trik sulap seperti ini :

“Lkkn dbl LifT pd dua krtu prtm, yaitu As Skp n As WaJIk. Mskkan krtu prtma (yg nilaiY As SeKoP) ke tengah2 tmpkn, trs sufle aja tp yg plg atas jgn ikut di kocok…trus BUka yg plg atas, psti nilaiY sm dgn krtu penonton…..Gmpng kn?”

Pasti anda sudah pusing duluan sebelum sempat memahami artinya.

Yang kedua adalah jelas secara fisik. Artinya, bentuk dan warna huruf harus jelas terbaca. Jangan menggunakan font yang terlalu artistik sehingga justru susah dibaca. Jangan pula menggunakan warna terlalu banyak sehingga pembaca akan pusing. Satu hal lagi, usahakan agar desain blog tidak terlalu ramai, sehingga pembaca bisa fokus ke tulisan dalam blog.

Yang terakhir adalah jelas secara makna. Intinya, pembaca harus paham apa yang ingin anda sampaikan. Apabila anda menulis blog yang berisi “instruksi” atau “tutorial” seperti blog Wikumagic, hal ini menjadi lebih sulit. Blog yang berisi “instruksi” atau “tutorial” tidak hanya harus membuat pembaca memahami tulisan anda, tapi juga harus

membuat mereka mampu mempraktekkan hal-hal yang tertulis dalam artikel tersebut. Biasanya, untuk memperjelas sebuah artikel saya menggunakan war na yang berbeda pada bagian-bagian yang penting.

Dalam menulis blog sulap yang penuh dengan instruksi, saya selalu mengusahakan untuk menulis dalam bahasa yang paling mudah dipahami. Biasanya, saya meminta adik saya yang masih duduk di kelas 4 SD untuk membaca trik sulap dari saya. Jika ia paham, artinya tulisan saya layak diterbitkan di blog. Jika ia tidak paham, berarti bahasa yang saya gunakan masih terlalu sulit untuk dipahami.

3. Kualitas

Perhatikan kualitas artikel yang anda tulis. Jika anda rutin mengupdate blog tapi hanya diisi oleh artikel yang tidak disukai oleh pengunjung, hal itu sama dengan membuang waktu. Blog anda tidak bertambah populer, anda pun akan merasa lelah, dan kelelahan yang anda alami akan sia-sia.

Untuk meningkatkan kualitas artikel di blog Wikumagic, saya melakukan banyak usaha. Yang pertama, saya harus memastikan bahwa trik atau artikel yang saya tulis bisa diterapkan di dunia nyata. Untuk memastikan hal tersebut, biasanya saya selalu menguji coba sebuah trik magic di hadapan penonton. Jika penonton terhibur, artinya trik tersebut layak untuk diposting ke dalam blog.

Saya juga selalu berusaha untuk melengkapi sebuah trik dengan gambar. Ketika saya mendapatkan sebuah trik, saya coba cari videonya. Setelah mendapatkan videonya, saya tonton dulu video tersebut hingga habis, untuk memastikan informasi yang terdapat di dalamnya memang valid. Setelah itu, saya menggunakan “Snipping Tool” untuk mengcapture

Page 30: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

29

gambar pada video dan mempostingnya ke dalam blog.

4. Be Original

Dalam membuat blog, pastikan bahwa artikel anda benar-benar original, dan pengunjung hanya bisa menemukannya di blog anda. Yang lebih parah lagi, anda bisa dicap sebagai “plagiat” dan orang akan beramai-ramai memboikot blog anda.

Jika anda memang terpaksa melakukan copy paste karena kehabisan ide, lakukanlah dengan bahasa anda sendiri. Jangan menekan tombol CTRL+C dan CTRL+V, tapi baca artikel yang ingin anda copy, pahami isinya, dan ketik ulang dengan bahasa anda sendiri. Jangan lupa untuk mencantumkan siapa penulis artikel asli tersebut, karena hal itu erat kaitannya dengan masalah etika.

Untuk masalah originalitas, saya berani menjamin bahwa trik-trik di blog Wikumagic benar-benar asli, bukan merupakan artikel yang dicopy dari situs lain. Saya selalu menggunakan E-Book sulap berbahasa Inggris sebagai sumber, untuk kemudian saya terjemahkan dan saya tulis dengan bahasa

saya sendiri, tanpa lupa mencantumkan sumber trik tersebut. Tiap huruf dalam setiap artikel Wikumagic berasal dari ketukan jari saya sendiri di keyboard.

Bagaimana jika ternyata anda sudah capek-capek menulis artikel, dan ternyata artikel anda dicopy paste oleh orang lain tanpa mencantumkan sumber? Jangan khawatir. Yang pertama, percayalah bahwa setiap perbuatan curang tidak akan membawa berkah. Kedua, jika anda tetap konsisten menulis artikel original, perbuatan dicopy-paste justru akan menguntungkan posisi anda. Begitu melihat artikel anda di blog lain, orang pasti akan langsung tahu “Oh, ini artikel dari blog si A”. Orang lain pun akan langsung berpendapat bahwa kualitas blog anda memang benar-benar terpercaya sampai-sampai dicopy paste oleh blog lain. Kejadian ini sudah sering saya alami selama menulis blog Wikumagic. Jadi, jika suatu saat anda melihat isi blog anda dicopy paste, tidak perlu marah-marah dan mengajak berdebat. Tetaplah konsisten menulis artikel-artikel original, dan blog and akan sukses dengan sendirinya.

5. Pengunjung adalah Raja

Sukses-tidaknya sebuah blog ditentukan oleh kepuasan pengunjung. Jadi, pastikan untuk memberikan servis yang memuaskan bagi pengunjung blog anda. Selain artikel yang berkualitas, anda bisa membuat pengunjung merasa nyaman dengan menggunakan desain blog yang warnanya tidak melelahkan mata. Jangan memasang terlalu banyak “widget”, “feature”, atau iklan di blog, karena akan membuat waktu loading menjadi lama, dan bisa membuat pengunjung kapok mendatangi blog anda.

Perhatikan pula komentar dari pengunjung. Usahakan untuk memenuhi apa yang mereka inginkan, sejauh anda masih bisa melaksanakannya. Bangun interaksi yang harmonis dengan pengunjung blog anda. Usahakan untuk menjawab pertanyaan, dan jangan lupa untuk berterimakasih atas kritik, saran, atau pertanyaan yang mereka berikan. Jangan pernah menghina pengunjung blog anda, sengaja ataupun tidak sengaja.

Bagaimana jika di antara pengunjung blog tersebut ada yang meninggalkan komentar yang membuat anda marah? Analisalah dulu komentar

Page 31: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

30

tersebut. Jika komentar tersebut disampaikan dengan logis dan menggunakan bahasa yang masih sopan, anda harus mengoreksi diri. Adakah yang salah dengan artikel anda? Ucapkan terimakasih atas kritikannya, dan jika anda ingin berargumen atau beralasan untuk menjawab komentarnya, lakukan dengan bahasa yang sopan.

Jika komentar yang membuat anda marah adalah komentar yang hanya berupa kata-kata makian, yang menyebut nama-nama binatang atau bagian tubuh tertentu, abaikan saja.

Jangan pernah melayani komentar jenis tersebut, karena hanya akan membuat orang yang membenci anda merasa senang. Jangan kaget

jika blog and semakin eksis, semakin banyak komentar-komentar miring yang mampir di guest book atau comment box. Semakin tinggi pohon, semakin kuat angin yang menerpanya. Jadikan setiap komentar dari pengunjung blog sebagai pemicu semangat. *Penulis adalah pemilik dan pengelola wikumagic.blogspot.com

Secunderabad: Ketika Hujan Turun Oleh: Winda Candra Hantari

Ada yang menarik saat saya melewati secunderabad, kota industri dan perdagangan super sibuk di utara

hyderabad. teringat tulisan suketu mehta (kalau tidak salah) dalam maximum city, tentang Mumbay tempat campur aduknya beraneka ragam manusia. ya, saya merasa jadi saksi mata di buku itu, cuman kali ini settingnya dipindah ke timur mumbay. Saya berdua saja dengan kawan, menjelajah sepenggal kecil jalanan india.

Saat itu pukul setengah tujuh malam. hujan turun deras. Saya dan seorang kawan perempuan berdiri di bawah payung hitam di pinggir jalan. Kami berdua menunggu auto(bajaj) lewat. sudah beberapa yang berlalu begitu saja, beberapa berhenti. Saya bertanya "kitna paisa, baya? to seethaphal mandi over the bridge? maklum ne?" (berapa duit, bang? ke seethaphal mandi setelah jembatan? tahu gak?") dia kemudian menjawab "150 rupees". Ah, apa apaan nih, harusnya berdua cuma sekitar 40 rupees ya, 50 lah kalau hujan. saya pun menggeleng "hare baya. nehi, baya. 50 rupees? tike?"(weleh, bang. nggak dong. 50 rupees. oke?). Dia tak mau, begitu juga beberapa auto setelahnya. "jaldi jaldi" kata saya sambil membuat gerakan tangan menyuruhnya pergi. fyuh.. Akhirnya kami menemukan seorang tukang auto yang bisa dirayu. meski sampai di atas auto masih eyel-eyelan dengan bahasa hindi saya yang sangat minimal. dia minta 60, saya ngotot 50. jadilah dia menggerundel tak jelas sambil menyetir auto di bawah guyuran hujan yang lebat. Hujan membuat secunderabad terasa sangat jorok. air menggenang di manamana. sampah berserakan. Ribuan orang dengan berbagai rupa berjalan tergesa, mengejar bis yang tak berhenti dengan sempurna. macet di perempatan karena bis besar menghalangi mobilmobil baru-tapi-tak-mulus yang ingin melintas. saat seperti ini rasanya saya ingin ber-apparate dan muncul di jalanan jogja, yang meski tak bisa dibilang tertib, tapi paling tidak lebih teratur.

Page 32: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

31

Saat hujan dan kacau seperti ini, saya jadi teringat jakarta! Seorang pejalan kaki berkulit gelap dan tinggi tegap yang dari pakaiannya saya duga baru pulang dari kerja menenteng sebuah tas hitam yang dibungkus plastik putih, tak ketinggalan kepalanya pun ikut dibungkus plastik. Dia tak membawa payung atau jas hujan. mungkin saja dia tak punya. mungkin juga lupa membawa. Yang jelas badannya basah. Di depan dia saya melihat 3 orang perempuan mengenakan saree warna ungu, hijau dan merah muda. Masing-masing membawa tas tangan yang tak dibungkus plastik. Yang mencuri perhatian saya adalah roncean melati yang ada di rambut mereka bergelayut basah. Jadi agak layu. saya duga mereka adalah pegawai juga. Auto berjalan tertahan, menyusuri tirai manusia-manusia yang jumlahnya bikin pusing. blooming of people! ingin saya teriakkan katakata itu. Lumayan pusing kepala ini menyadari bahwa saat ini mata saya seperti dijejali gambargambar kabur yang bertumpukan.manusiamanusia dengan wajah beraneka dengan pakaian warnawarni, basah karena hujan. air berwarna cokelat, tempat sampah yang kepenuhan dan sekarang isinya kemanamana karena ditarik oleh sapisapi yang sedang mengais makanan. "arrrrrrrgh!". Ya, saya sedang di secunderabad. tempat orangorang bekerja di dalam gedung-gedung tua peninggalan inggris yang bagian depannya telah disulap sangat modern. Saya sedang berada di Secunderabad ketika gedung-gedung tua itu memuntahkan semua muatan tubuhnya, dan mencecerkannya di jalanan, di halte-halte, di persimpangan, di tempat-tempat pemujaan yang ada di semua ruas jalan. Masih tempat yang sama di mana orang bermobil keluaran terbaru jumlahnya hampir sebanding dengan yang mengejar (dan kadang, ketika sedang tak beruntung: terseret) bis. Tempat yang sama dimana para pemuda tanggung mendengar dil le ke dari Ipod dan seorang nenek tua berjalan tergopoh, meminta uang dan belas kasihan pada setiap orang yang lewat . Tempat yang sama dimana preman berbadan kekar sedang mengencingi pagar yang ditulisi “do not pass urine, penalty 200 rupees” sementara melintas di sebelahnya (mungkin) segerombolan programmer sedang berdiskusi sengit dalam bahasa inggris tentang coding dan rencana menghadapi perusahaan saingan. Tempat yang sama dimana seorang perempuan bisa saja tampil dalam pakaian gemerlapan macam penari ular atau anggun dengan saree hitam yang menampakkan sebagian perut. semuanya tampak kontras dan ganjil di mata saya, seorang penumpang auto kuning yang kebetulan tak begitu punya banyak hal yang dipikirkan. Tampak kontras dan ganjil. seperti gedung tua dan jalanan becek dengan lampu terang benderang dan display mewah. Hanya saja semua gambar itu tampak basah. hujan tengah membalut mereka semua dalam kebasahan total. dingin dan lengket. Auto terus saja merambati jalanjalan yang telah saya kenal. beberapa kali sempat melewati jalan yang pertama kali saya lewati, menghindari kemacetan rupanya. namun sepertinya sama saja. perjalanan jadi lebih lama karena jalanjalan kecil lagilagi dipadati manusia. tapi saya yakin, auto berjalan di jalur yang benar. kompas alami saya mengatakan arah timur. sebentar lagi saya sampai dekat jembatan layang. kawan saya memberitahu toko tempat dia membeli aneka rasa kue dan pastry beberapa hari yang lalu. ternyata tempatnya bagus dan bersih. Saya rasa saya akan ke sana besok besok. Rombongan kecil dalam auto telah sampai hyderabad. tepatnya seethaphal mandi, lingkar luar kota yang lebih sunyi dan tampak lebih religius. Jauh dari pusat kota dimana ritual keagamaan berjalan pada saat yang sama dimana beberapa bar memasang pengumuman “ladies night: free welcome drink”. Tak lupa di seperempat akhir ruas jembatan layang saya menengok sebelah kiri, mencoba mencari dan mengingat di mana letak toko tawakal, yang seorang penjaga tokonya adalah seorang anak lugu, mempunyai mata mirip salman khan, kebetulan bernama salman khan, berusia 12 tahun, tak bersekolah, dan hanya bisa berbahasa telugu, bahasa ibunya. tentu saja, saya tak tahu apakah anak kecil itu ada di sana, bahkan atap toko itu pun tak bisa saya lihat. semuanya dikaburkan hujan yang masih saja deras. Cringcring, 2 buah logam 2 rupees dan sebuah logam1 rupees beradu. mereka saya jatuhkan di telapak tangan tukang auto, menyertai uang kertas 50 rupees, bergambar mbah gandhi berwarna ungu. Hari ini berdua, besok harus berani sendiri. catatan: hyderabad-secunderabad: kota kembar. secunderabad di utara, hyderabad di selatan

Page 33: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

32

Oleh : Indrayanto

Berwisata ke Shimla, ibukota Provinsi Himachal Pradesh di India bagian utara membuat anda tidak akan melupakan India, itu karena keindahan alam dan kesejukan udaranya yang segar dan terus tetap terjaga hingga kini. Apalagi sekarang penerbangan murah banyak dari Indonesia ke India, sebut saja Air Asia penerbangan murah dan berkualitas, hanya jika anda memesan tiket dari jauhari anda akan disuguhkan harga yang mencengangkan, bayangkan anda hanya akan dikenakan biaya dibawah 2 juta rupiah persekali terbang ke Delhi India, meskipun transit dulu di LCCT Malaysia.

Setiba anda di Delhi, banyak teman-teman dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India yang akan membantu anda memberikan petunjuk bahkan mengantar anda ke Shimla dengan gratis (asal ongkos mereka ke simla anda yang traktir, maklum pelajar hehehe). Dari Delhi ibu kota India anda akan diajak ke stasiun kereta Old Delhi untuk melakukan perjalanan dengan kereta api selama Sembilan jam nonstop dengan Sebuah perjalanan

yang memberikan pengalaman dan disuguhkan dengan pemandangan manakjubkan kemudian sepanjang jalan menuju Kalka, sekitar lima jam lamanya. Saat tiba di Kalka, hawa segar dan dingin terasa menusuk tulang, terutama jika anda sampai di pagi hari. Disini jangan lupa anda membawa jaket tebal dan sarung tangan serta sepatu yang tidak mudah lembab.

Selanjutnya anda menaiki kereta Shivalik Express yang selalu siap sedia mengantarkan anda melewati wilayah pegunungan menuju Shimla. Shivalik berarti rangkaian pegunungan Himalaya yang paling rendah. Shivalik Express tidak seperti kereta biasa karena bentuknya seperti kereta mainan namun kalau soal tenaga untuk menaiki rel yang menanjak anda tidak usah khawatir, kereta ini memiliki tenaga super hingga mampu mendaki pegunungan. Kereta antik Shivalik Express, dalam kereta ini sedikit menarik bukan saja karena bentuknya yang unik namun juga anda akan diberikan tempat duduk saling berhadapan dan setiap gerbong mempunyai seorang staf yang khusus menangani

gerbong tersebut. Namun perlu diingat bahwa kereta Shivalik Express hanya berangkat di pagi hari dari Kalka menuju Shimla. Sepanjang perjalanan, selain dimanjakan dengan cantiknya pemandangan pegunungan, secangkir teh atau kopi panas sudah tersaji di hadapan anda. Dilengkapi menu sarapan.

Shimla adalah sebuah kota kecil ibukota Provinsi Himachal Pradesh yang terletak di ketinggian sekitar 2000 meter dari permukaan laut. Namun perlu diingat sebelum anda berangkat kesini, dipastikan kondisi tubuh anda dalam keadaan sehat, soalnya bagi anda yang biasa hidup didaerah tropis, dinginnya akan terasa menusuk tulang, apalagi saat winter (musim dingin).

Biasanya sekitar pukul 12 siang kereta akan tiba di Shimla. Seperti daerah wisata lainnya dibelahan dunia manapun yang ada di daerah pariwisata umumnya, para pengunjung akan disambut oleh para pemandu wisata ilegal. Jadi, saya menyarankan sebaiknya anda melakukan reservasi hotel lebih dulu, agar bisa bersantai sejenak dan menaruh barang-barang anda. Shimla City adalah tempat yang sangat nyaman untuk berjalan kaki.

Page 34: Namaste Indonesia Edisi I

Namaste Indonesia – Edisi I Agustus 2010

33

Khususnya di daerah The Ridge, The Mall, dan Scandal Point. Tiga daerah ini adalah daerah non vehicle. Kebijakan pemerintah dan masyarakat ini membuat Shimla bebas polusi. Udara sangat bersih dan segar. Lagipula, dengan berjalan kaki anda akan lebih menikmati rangkaian pegunungan yang bertingkat-tingkat dengan puncaknya adalah Pegunungan Himalaya yang tertutup salju abadi, adalah pemandangan indah yang akan anda temui. Selain itu deretan etalase toko yang berjajar sepanjang The Mall, menambah asyiknya acara "cuci mata" anda. Meskipun meskipun tergolong kota tua, Shimla City tetap "menyegarkan" mata. Pemerintah dan warga sangat

menjaga keaslian bangunan yang sudah ada sejak India di jajah lnggris. Untuk menambah keunikan Shimla juga memiliki bangunan-bangunan tua tersebut bukan hanya dalam kondisi terawat, tapi juga tetap berfungsi hingga kini.

Ada beberapa tempat menarik lainnya yang tidak terlalu jauh dari Shimla City, yaitu Viceregal Lodge and Botanical Garden sekitar 5 km dari Scandal Poin, Himachal State Museum (3km arah barat Scandal Point) dan Jakhu Temple di utara kota Bila anda ingin mengunjungi Jakhu Temple, saat yang paling tepat adalah di pagi hari, karena udara masih

sangat segar dan matahari tidak terlalu terik.

Jakhu Temple adalah kuil yang

didedikasikan masyarakat setempat untuk memuja dewa kera, Hanuman. Sehingga jangan kaget kalau banyak kera berkeliaran di sekitar kuil ini. Hati-hati! Karena mereka bisa tiba-tiba menjadi garang dan menyerang para

pengunjung. Untungnya sebelum

memasuki kuil, anda bisa menyewa tongkat untuk menghalau kera-kera tersebut.

Setibanya di kuil, lama dan capek perjalanan anda tidak adakn terasa bila anda beristirahat sambil menikmati pemandangan. Ada beberapa bangku taman untuk anda duduk-duduk beristirahat sambil menghirup udara segar dari sekeliling hutan yang mengelilingi kuil. Kuil ini adalah puncak tertinggi di utara The Ridge. Dari kuil ini, kita bisa melihat pemandangan Shimla City di bagian bawah dan begitu juga dengan puncak bersalju Himalaya.