MULTI MODAL ANALGESIA PEMBIMBING dr. Kenanga Marwan S. Sp. An Bagian/ SMF Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
MULTI MODAL ANALGESIA
PEMBIMBINGdr. Kenanga Marwan S. Sp. An
Bagian/ SMF AnestesiFakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
NYERI?
International Association for
the Study of Pain (IASP, 1979)
•pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan.
PERJALANAN NYERI
Klasifikasi Nyeri
NYERI
Penilaian Nyeri
Verbal Rating Scale(VRSs)
McGill Pain Questionnaire(MPQ)
Penatalaksanaan Nyeri
1) Modalitas fisik pada unit rehabilitasi medik
2) Modalitas kognitif-behavioral pada pendekatan psikososial
3) Modalitas invasive melalui pendekatan perioperatif dan radioterapi
4) Modalitas psikoterapi
5) Modalitas farmakoterapi
WHO Three Step Analgesic Ladder
MULTI MODAL ANALGESIA
Penggunaan lebih dari satu macam obat analgetik yangmemiliki
mekanisme yang berbeda guna
mendapatkan efek aditif dan sinergis
•menurunkan efek samping yang berhubungan dengan penggunaan opioid daripada digunakan sebagai monoterapi
Tujuan
1. Mengurangi efek samping opioid
2. Mencegah nyeri akut menjadi nyeri kronik melalui mekanisme sensitisasi sentral
3. Mempercepat pemulihan pasien
4. Memperpendek lama tinggal di rumah sakit
OPIOIDMerupakan gold standard
analgesik pada pembedahanPenekananan terhadap sistem
pernafasan dapat terjadi pada pemberian dosis tinggi dan sering terjadi saat dikombinasikan dengan benzodiazepine
Morfin
Morfin disekresi di ginjal.
ES: depresi pernafasan, nausea, vomitus, dizzines, mental berkabut, disforia, pruritus, konstipasi kenaikkan tekanan pada traktus bilier, retensi urin, dan hipotensi
fentanyl
Merupakan turunan
fenilpiperidin, dieliminasi
di hati.
Sebagai suatu analgesik, fentanyl 75-125 kali lebih
poten dibandingkan morfin. Onset dan durasi
aksi yang cepat mencerminkan kelarutan
lipid yang lebih besar dibandingkan dengan
morfin.
EFEK SAMPING
1. Kardiovaskular: hipotensi, bradikardia
2. Polmoner: depresi pernapasan, apneu
3. SSP: pusing, pernglihatan kabur, kejang
4. GI: mual, emesis, pengosongan lambung tertunda, spasme traktus biliaris
5. Mata: miosis
6. Musculoskeletal: kekakuan otot.
NON OPIOIDAsetaminofenNSAID
AsetaminofenAsetaminofen merupakan terapi
awal untuk nyeri ringan sampai sedang dan sebagai adjunct pada kasus nyeri yang lebih berat.
Obat ini memiliki khasiat analgesik dan antipiretik yang baik, namun tidak memiliki efek anti inflamasi
Mekanisme aksinya menghambat prostaglandin
NSAIDNSAID efektif dalam menangani
nyeri terutama yang melibatkan inflamasi.
NSAID menghambat enzim cyclooxygenase (COX) dan memberikan efek analgesik dan
antiinflamasi. Selain bekerja di perifer, NSAID juga bekerja di sentral pada otak atau medulla spinalis memberikan efek analgesik.
EFEK SAMPING
- Diare, perdarahan
gastrointestinal
- Dispepsia, peptic ulcer
- Disfungsi dan gagal
ginjal
-Penghambatan agregasi platelet dan peningkatan
waktu pendarahan
- Gangguan fungsi hati,
jaundice
- Menghambat perbaikan tulang
rawan pada osteoartirtis.
Anestesi LokalAnestetik lokal bekerja langsung pada
sel saraf dan menghambat kemampuan sel saraf mentransmisikan impuls melalui aksonnya
Target anestetik lokal adalah saluran Na+ yang
ada pada semua neuron, dimana anestetik lokal berikatan secara selektif pada saluran Na+, sehingga mencegah terbukanya saluran tersebut
Anestesi Lokal
Golongan Ester
• prokain, kloroprokain dan tetrakain
Golongan Amida
• lidokain, etidokain, bupivakain, prilokain, mevipakain, ropivakain dan levobupivakain
N-Methyl-D-Aspartate AntagonistsKetaminMagnesium
KetaminDerivate phencyclidine yang
memiliki efek analgesik & mengontrol nyeri tanpa menyebabkan penekanan terhadap sistem pernafasan, airway compromise, kerusakan hemodinamik
Pada dosis yang kecil (0,1-0,5 mg/kgBB) ketamin memiliki efek analgesia yang kuat.
MagnesiumAgen ion magnesium pertama
kali ditemukan untuk menjadi channel blocker NMDA. Pada dosis yang sangat tinggi, perioperatif magnesium sulfat intravena telah dilaporkan dapat mengurangi konsumsi morfin pasca operasi tetapi tidak skor nyeri pasca operasi.
Alpha-2 Adrenergic AgonistsEfek primer dari alpha-2
adrenergic agonist adalah mengaktivasi descending inhibitory pathway substantia gelatinosa dari dorsal horn.
Alpha-2 agonis juga menyebabkan penurunan konduktansi kalsium ke dalam sel sehingga menghambat pelepasan neurotransmitter.
ClonidineClonidine adalah derivate imidazoline
dengan aktivitas predominan Alfa-2 adrenergik agonist
Efeknya adalah mengurangi aktivitas simpatetik, meningkatkan parasimpatis, dan mengurangi sirkulasi katekolamin.
Clonidine dapat diberikan melalui enteral, neuraksial, dan intravena untuk manajemen nyeri pada kasus nyeri akut dan kroni
Keuntungan clonidine sebagaiadjuvant meliputi1) mengurangi jumlah kebutuhan
terhadap opioid sebagai analgesik sehingga mengurangi efek samping yang disebabkan oleh opioid,
2) mentitrasi sedasi dan anxiolysis tanpa menyebabkan penekanan pernafasan ketika dikombinasikan dengan opioid
3) vasodilatasi dan memperbaiki sirkulasi serebral, koronari, dan pembuluh visceral.
Efek samping clonidineEfek samping sistemik pemberian
clonidine adalah hipotensi, bradikardia, dan sedasi.
Dexmedetomidineselective alpha-2 agonist dengan
efek sedativeDexmedetomidine memiliki
waktu paruh eliminasi 2 sampai 3 jam
Efek samping dari Dexmedetomidine meliputi hipotensi, hipertensi, bradikardi, mual, atrial vibrilasi dan hipoksia
ANTIKONVULSANPregabalin dan gabapentin berikatan
dengan subunit α2d dari chanel kalsium di sumsum tulang belakang dan otak
gabapentin dapat mengurangi penggunaan analgesik untuk nyeri akut postoperasi
secara klinis bekerja mengikat reseptor α2δ subunit dari voltageactivated calsium channels, pengikatan ini menyebabkan pengurangan influks ca2+ ke dalam ujung saraf dan mengurangi pelepasan neurotransmitter
Efek samping dari gabapentin yaitu somnolen, cemas, dizziness, dan ataxia. Oleh karena itu, obat ini diberikan selama 8 minggu dengan dosis titrasi sampai 3600mg/hari untuk mengurangi munculnya efek samping yang berat.
GLUKOKORTIKOIDEfek antiinflamasi dan dapat
memberikan efek analgesik.
Analgesia Preemptif
Mengobati nyeri sebelum terjadi, terutama ditujukan pada pasien sebelum dilakukan tindakan operasi (pre-operasi)
Bisa diberikan obat tunggal, misalnya opioid, ketorolak, maupun dikombinasikan dengan opioid atau AINS lainnya, dilakukan 20 – 30 menit sebelum tindakan operasi
Patient controlled analgesia (PCA)
kontrol nyeri dengan memberikan obat analgesik dengan memakai alat (pump), dosis diberikan sesuai dengan tingkatan nyeri yang dirasakan.
• 1 Dosis Bolus • 2 Infuse continous • 3 infuse Continous dan bolus tertutup
Ada 3 program cara kerja PCA pump
TERIMA KASIH