MUKJIZAT RESEP OBAT RASULULLAH SAW A. KONSEP & PRINSIP PENGOBATAN NABI Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. Rabb penguasa dan penggengam alam semseta. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada manusia agung, uswatun hasanah, pemberi contoh aplikasi wahyu Allah dalam segala aspek kehidupan, Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. adalah suri tauladan terbaik bagi kita umat islam (QS.33:21). Suri tauladan tersebut mencakup semua aspek kehidupan kita, termasuk dalam memelihara kesehatan atau berobat dan mengobati orang sakit. Allah Swt berfirman :“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.33:21). Jika Allah telah menjamin bahwa rasulullah adalah teladan sempurna hal itu berarti semua amalan beliau adalah membawa keselamatan, kebaikan dan ridlo Allah Swt.amalan beliau tersebut tidak terbatas pada maslah- masalah ibadah maghdhoh saja tetapi mencakup semua aspek kehidupan termasuk juga kesehatan. Hal itu dikarenakan semua perkataan beliau adalah wahyu Allah Swt yang menciptakan alam semsesta dan memegang rahasianya (QS.21:45 ; 53:4).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MUKJIZAT RESEP OBAT RASULULLAH SAW
A. KONSEP & PRINSIP PENGOBATAN NABI
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. Rabb penguasa dan
penggengam alam semseta. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada manusia agung, uswatun hasanah, pemberi contoh aplikasi wahyu Allah
dalam segala aspek kehidupan, Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. adalah suri tauladan terbaik bagi kita umat islam
(QS.33:21). Suri tauladan tersebut mencakup semua aspek kehidupan kita,
termasuk dalam memelihara kesehatan atau berobat dan mengobati orang sakit.
Allah Swt berfirman :“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS.33:21).
Jika Allah telah menjamin bahwa rasulullah adalah teladan sempurna hal
itu berarti semua amalan beliau adalah membawa keselamatan, kebaikan dan
ridlo Allah Swt.amalan beliau tersebut tidak terbatas pada maslah-masalah
ibadah maghdhoh saja tetapi mencakup semua aspek kehidupan termasuk juga
kesehatan. Hal itu dikarenakan semua perkataan beliau adalah wahyu Allah Swt
yang menciptakan alam semsesta dan memegang rahasianya (QS.21:45 ; 53:4).
Salah satu contoh di antara sekian banyak hikmah dari amalan beliau di
bidang kesehatan adalah perintah beliau dalam hal makanan. Beliau saw apabila
makan senantiasa mengunyah makanan selembut mungkin. Dalam salah satu
riwayat disebutkan bahwa beliau memerintahkan sahabatnya mengunyah
makanan 33x. Bagi orang awam dan pendek akalnya, hal ini pastilah
menjengkelkan. Tetapi tidak demikian bagi dokter. Mereka mendapati bahwa
makanan yang dimakan dengan lembut akan dapat menghindarkan seseorang
dari penyakit perut. Oleh karenanya para dokter menyarankan kita untuk
mengunyah makanan selama 30 – 45 kali. Apa rahasianya? Tidak lain adalah
bahwa makanan yang kita santap setelah melewati mulut dan kerongkongan
akan turun memasuki lambung.
Di dalam lambung inilah makanan akan dihancurkan supaya aman dicerna
oleh usus halus. Saat makanan memasuki lambung, lambung akan mengeluarkan
asam lambung yang fungsinya adalah menghancurkan makanan juga toksin atau
pathogen-patogen yang masuk bersama makanan. Bila makanan yang masuk ke
lambung terlalu kasar (kurang lembut mengunyahnya) maka lambung akan
mengeluarkan jumlah asalam lambung dan pepsin untuk mengancurkannya.
Akbitanya, asam lambung dan pepsin ini akan berbalik melukai mukosa
lambung yang menyebabkan terjadi peradangan lambung. Inilah penyebab
penyakit maag. Subhanallah, betapa sempurnanya petunjuk Allah yang
disampaikanNya melalui RasululNya.
B. KONSEP PENGOBATAN RASULULLLAH SAW
Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Said Bin Jubair, dari Ibnu
Abbas, dari Nabi Sholallahu alaihi wasalam
“Kesembuhan itu ada 3, dengan meminumkan madu (bisyurbata
‘asala), sayatan pisau hijamah (syurthota mihjam), dan dengan besi panas
(kayta naar) dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi
panas.”
“Gunakanlah dua penyembuh; Al Qur’an dan Madu” (HR. Ath
Thabrani dari Abu Hurairah)
Masih banyak dalail dalil shahih yang menjelaska pengobatan nabawi.
Tetapi dari cuplikan dua hadits tersebut dapat diketahui bahwa Pengobatan yang
dianjurkan oleh Rasulullah Saw adalah : Al Qur’an, madu, al hijamah (sayatan
pisau/bekam), dan kay tetapi rasululullah melarang yang terakhir ini.
1. Pengobatan Dengan Al Qur’an.
Menerut Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya At Thibun
Nabawy bahwa penyakit itu digolongkan 2 jenis yakni menyakit bathin dan
penyakit dhahir (fisik). Penyakit batin adalah penyakit yang bverkaitan dengan
jauhnya batin (hati) seseorang dari Allah Swt. Penyakit ini menyerah unsur ruh
manusia seperti keranjingan, kesurupan dsb. Pengobatan penyakit ini adalah
dengan Al Qur’an (Ibadah, do’a, ruqyah syar’iyah). Sedangkan yang kedua,
adalah penyakit Dhahir (fisik). Penyakit ini obatnya adalah dengan obat-obatan
dokter yang sesuai dengan al Qur’an (pembahasan sebab penyakit dan terapinya
akan dibahas di lain bab dibelakang)
2. Pengobatan Dengan Madu
“Allah Swt berfirman “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan
bagi manusia.” (An Nahl:69).
Madu, merupakan makanan juga obat yang dinyatakan oleh Allah Swt
dalam al Qur’an. Oleh karena itu Rasulullah Saw amat gemar menggunakan
madu sebaga makanan maupun sebagai obat-obatan. Bahkan Beliau saw paling
suka meminum madu di pagi hari dengan dicampur air dingin. Hal itu
dimakdsudkan untuk menjaga atau mengobati penyakit usus. (Pembahasan
tenatang pengobtan madu, insya Allah akan dibahas di lain bab). Keunggulam
madu sebagai makanan dan obat dikarenakan ia di hasilkan dari lebah yang
menghisap nectar bunga. Selain madu, rasulullah juga seringan menggunkan
makanan atau tumbuhan sebagai pengobtan seperti : habatus sauda, kurma,
mentimun mesir, susu kambing, dsb. Dari sinilah ada sebagian ulama yang
menafsirkan madu sebagai obat-obatan alamiah.
3. Pengobatan Dengan Al-Hijamah/Berbekam
a. Definisi Berbekam / Al-Hijamah
Dalam bahasa Melayu, hijamah biasa disebut bekam. Di masyarakat
Jawa dan lainnya disebut kop atau cantuk. Di Sumbawa dan sekitarnya
disebut tangkik atau batangkik. Dalam Bahasa Inggris disebut blood cupping
atau blood letting. Dengan bahasa yang lebih ilmiah, cakupan yang lebih luas
dan dengan pendekatan medis, kami menyebutnya Oxidant Drainage Therapy
yang disingkat ODT.
Secara terminologis dapat dipahami, bahwa hijamah adalah:
Pengeluaran “darah kotor” dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan
melakukan penyedotan dan penyayatan pada bagian yang dimaksud.
Karena penggunaan istilah “darah kotor” untuk darah hijamah ini dapat
dimaknai lain, misalnya darah haid wanita, maka kami lebih suka
menyebutnya toxin atau racun. Tapi karena cakupan toxin ini terbatas, maka
kami lebih suka menyebutnya oxidant.
Jadi definisi Bekam / hijamah yang lebih luas ialah metode pengobatan
dengan penyedotan kulit di bagian-bagian tertentu untuk mengeluarkan racun,
toxin dan oxidant dalam tubuh melalui torehan tipis pada pembuluh darah
perifer di kapiler pada lapisan epidermis.
Al Hijamah disebut juga kop, bekam, cantuk, besungu, cupping terapi
(terapi gelas), blood letting.
Hijamah ada dua macam :
1. Hijamah Jaffah (bekam kering), hijamah hanya berupa cupping
(penyedotan), yang prinsip kerjanya mengeluarkan angin dari tubuh.
Bekam Kering dibagi 2 macam : a. Bekam tarik b. Bekam luncur c.
Bekam magnit
2. Hijamah Damawiyyah (bekam basah), hijamah dengan cara
mengeluarkan darah dari kulit yang sudah dicupping (disedot)
sebelumnya. Rasulullah hanya mengenal cara yag kedua dan tidak
mengenal cara pertama, dan cara mengeluarkan darah ialah dengan
Syarthoh (sayatan).
b. Beberapa Hadits Tentang Berbekam / Al-Hijamah
1. Termuat di dalam Shahih Al-Bukhari, dari Ibnu Abbas, dari Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam; beliau bersabda: “Kesembuhan itu ada
dalam tiga hal: sayatan hijamah (bekam), minum madu, dan sundutan
dengan api. Tetapi aku melarang ummatku melakukan sundutan”
2. “Sesungguhnya cara pengobatan kalian ang paling ideal adalah
hijamah dan menggunakan al qusthul bahri”. (Muttafaq alaihi).
3. Termuat dalam Sunan Ibnu Majah, dari Katsir Ibnu Salim, dia
berkata: Aku mendengar Anas Ibnu Malik mengatakan: Telah
bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam: “Aku tidak melewati
malaikat pada malam Isro’ Mi’roj, kecuali mereka mengatakan:
“Wahai Muhammad, perintahkanlah kepada ummatmu untuk
berbekam” .
4. “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah hijamah”. (HR.
Ibnu Majah & At Tirmidzi).
c. Waktu Utama Untuk Melakukan Berbekam / Al-Hijamah
Waktu yang paling ideal untuk melakukan hijamah adalah :
Siklus jam-an : rentang ± 2 jam sesudah makan
Siklus harian : antara jam 8.00 – 10.00 atau jam 13.00 – 15.00
SIklus mingguan : Senin, Selasa dan Kamis.
Siklus Bulanan : setiap tanggal 17, 19, 21 dari bulan Qomariyah.
Tahunan : Bulan Sya’ban, untuk pengobatan preventif agar dibulan
Ramadhan tubuh bugar dan dapat menyelesaikan berbagai aktifitas
ibadah dengan sempurna di bulan yang penuh berkah.
Dari Abbdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu, beliau berkata, beliau
berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: “Waktu yang paling
baik bagi kalian untuk melakukan hijamah ialah pada tanggal 17, 19, dan 21
(dari bulan Qomariyah)”. (Shahih Sunan At Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: “Hijamah sebelum
makan pagi adalah paling ideal. Hijamah itu dapat menambah kecerdasan
akal, menambah kekuatan hafalan orang-orang yang menghafal, siapa yang
hendak melakukan pengobatan dengan hjamah, hendaklah dia melakukannya
pada hari Kamis, atas nama Allah, Hindarilah hijamah pada hari Jum’at, hari
Sabtu dan hari Ahad. Lakukanlah hijamah pada hari Senin dan Selasa.
Hindari hijamah pada hari Rabu, karena itu merupakan hari ketika Ayyub di
timpa bala’. Penyakit lepra dan kusta tidak muncul melainkan pada hari rabu
atau malam rabu”. (Shahih Sunan Ibnu Majah, Al AlBany, 2/261).
Al Khallal berkata, Aku diberitahu oleh Ismah bin Isham, dia berkata,
aku diberi tahu Hambal, dia berkata: “Abu Abdullah Ahmad bin Hambal
biasa melakukan hijamah kapanpun ketika darah bergejolak (tidak normal),
dan kapanpun waktunya”, (Ath Thibb An Nabawy, Ibnu Qayyim Al Jauziyah,
hal. 59).
Termuat di dalam Atsar bahwa berbekam yang dilaksanakan pada
waktu perut kosong (rentang ± 3 jam sesudah makan) merupakan pengobatan,
pada waktu perut kenyang merupakan penyakit.
Pengarang Al-Qanun, Ibnu Sina berkata: “Dianjurkan untuk tidak
berbekam pada awal bulan, karena darah belum bergerak dan bergejolak.
Juga tidak diakhir bulan karena darah telah berkurang. Melainkan pada
pertengahan bulan di mana darah benar-benar telah bergejolak dan banyak
karena banyaknya sinar rembulan”.
Secara ilmiah dan medis, jika waktu-waktu yang ditetapkan oleh para
ulama itu merupakan waktu yang paling baik dan paling tepat untuk
melakukan hijamah, karena saat itulah darah sedang tidak normal, maka
waktu datangnya sakit adalah merupakan waktu yang paling tepat dan efektif,
karena saat itulah darah sedang tidak normal.
d. Laki-laki Membekam Wanita Atau Sebaliknya
Ibnu Baththal berkata, “Pengobatan dengan hijamah terhadap wanita
hanya boleh dilakukan mahramnya, atau oleh para wanita yang memang
dapat melakukannya, sebab tempat yang akan diobati tidak boleh disentuh
oleh lain mahram”.
Jadi, Hijamah terhadap wanita harus dilakukan oleh ahli hijamah
wanita, hijamah terhadap laki-laki harus dilakukan oleh ahli hijamah laki-laki
pula. Kalaulah harus dilakukan secara bersilang (karena mendesak, darurat)
maka mahram harus menyertainya.
e. Penyakit Yang Dapat Disembuhkan Dengan Berbekam / Al-Hijamah
Insya Allah semua penyakit dapat disembuhkan dengan hijamah, sesuai
dengan pernyataan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, hijamah merupakan cara
pengobatan & penyembuhan yang paling ideal. Menurut kajian medis modern
hijamah dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, karena sel-sel darah putih
tidak ikut keluar dari tubuh dan hanya sel-sel darah merah yang keluar.
Adapun beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan hijamah
berdasarkan penelitian ilmiah dan praktik langsung, yaitu :
o Sakit kepala
o Masuk angin
o Migraine
o Lumpuh setengah badan (hemiplegia)
o Pendarahan pada otak
o Encok (sciatica)
o Sakit gigi, telinga, mata, hidung
o Varices
o Reumatik
o Sakit tulang punggung
o Wasir
o Elephantiasis (kaki gajah)
o Haid tidak teratur
o Tumor
o Sakit tenggorokkan
o Sesak napas
o Alergi; gatal-gatal, asma, bronchitis
o Benjol-benjol di lengan dan paha
o Dada berdebar-debar
o Buang air kecil tanpa terkontrol
o Sakit liver dan limpa
o Kanker
o Sembelit, lambung & pencernaan
o Bisul
o Asam Urat
o Kolesterol
o Impotensi
o Penyumbatan pembuluh darah
o Darah tinggi
o Pundak pegal-pegal & kaku
o Kaki & tangan kesemutan
f. Beberapa Tikik Berbekam / Al-Hijamah
Dari Ibnu Abbas dia berkata: “Nabi Shallallahu'alaihiwasallam
berbekam pada kepalanya yang sering pusing-pusing…. (HR. Bukhari)
Termuat di dalam Ash-Shahih, bahwa “beliau berbekam pada
kepalanya ketika dalam keadaan ihram, untuk menghilangkan pening yang
ada di kepalanya.”
Abu Na’im menyebutkan di dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawi,
sebuah hadits marfu’: “Lakukanlah olehmu berbekam pada rongga kuduk,
karena menyembuhkan lima penyakit”, salah satu diantaranya adalah lepra.
Di dalam hadits lain termuat: “Lakukanlah olehmu berbekam pada
rongga kuduk, karena menyembuhkan tujuh puluh dua penyakit”. Segolongan
dari mereka menganggapnya baik dan mengatakan bahwa hal itu bermanfaat
terhadap exophthalmos, yaitu penonjolan bola mata, kelebatan alis, dan
kelebatan bulu mata, disamping bermanfaat pula terhadap kotoran kelopak
mata.
Termuat di dalam Sunan Abu Daud, dari Hadits Jabir, bahwa Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam berbekam pada pinggul beliau untuk
menghilangkan kelesuan.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGOBATAN RASULULLAH SAW.
1. Keyakinan Bahwa Allah SWT., Sebagai Maha Penyembuh
Bila memperhatikan pengobatan modern sekarang sungguh banyak
yang bertolak belakang dengan prinsip pengobatan Rasulullah Saw. Manusia
sekarang banyak beranggapan bahwa obat bisa menyembuhkan penyakit.
Keyakinan ini adalah keyakinan yang batil bahkan bisa menjurus kepada
syirik. Seorang ulama dari Malaysia H Ismail bin Ahmad mengungkapkan
bahwa rata-rata pasien muslim yang berobat ke rumah sakit, setelah sembuh
sakitnya mereka semakin jauh dari Allah Swt dikarenakan mereka memiliki
keyakinan yang salah bahwa yang menyembuhkan mereka adalah obat
disamping obat-obatn tersebut tidak bisa dipastikan kehalalannya.
Sebaliknya, Reasulullah mengajarkan bahwa Allah Swt adalah Dzat
Yang Maha Penyembuh. Allah berfirman, “Dan apabila aku sakit, maka
Dialah yang menyembuhkan aku.” (Asy Syu’ara:80). Keyakinan ini akan
membantu pasien untuk tenang dan dekat kepada Allah yang pada akhirnya
akan mempercepat proses kesembuhannya. Itulah sebabnya Rasulullah saw
selalu mengajarkan orang yang sakit untuk berdoa kepada Allah Swt. Salah
satu doa’ yang matsur adalah do’anya Nabi Yunus : Laa illaha illa anta
subhanaka inni kuntu minal dhalimiin atau doa sebagai berikut :