Page 1
i
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROSES
UNDERWRITING PRODUK ASURANSI JIWA INDIVIDU DAN
ASURANSI JIWA CORPORATE
(Studi Pada Prudential Life Insurance Divisi Syariah)
MUHAMMAD RAFI
1113053000031
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018
Page 5
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1. Nama : Muhammad Rafi
2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 13 April 1994
3. Alamat : JL. Duta Darma 3 Blok D3 No. 15 Pondok
Hijau Ciputat
4. Telepon : 08128138290 (mobile phone)
5. Email : [email protected]
II. Pendidikan
1. TK Ketilang Tahun 1998-2000
2. Madrasah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2000-2006
3. MTS Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2006-2009
4. MA Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2009-2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2018
Page 6
vi
ABSTRACT
Life insurance is a very influential thing for humans today, therefore every
insurance is obliged to have the name risk management which is very
influential on the continuation of the company. So, in this case the Prudential
Life Insurance company as the number 1 best insurance in the world is
highly emphasized in terms of risk management analysis because in risk
management many analysts need to analyze which companies do not want to
lose in taking the participants who want to enter the Prudential insurance. the
task of this analysis is very vital because it must look at the age, occupation,
location, geographical location and hereditary level. If it is good then it will
be immediately accepted by prudential but if there are a few obstacles or
problems in terms of age and work, it will be analyzed in advance whether it
is very risky or not.
The purpose of this research is to find out risk management in prudential life
insurance. This research is a field research, that is research conducted at the
research location by observing a phenomenon in a natural state. Whereas in
data collection in this study using data collection methods by observation,
interviews and documentation.
This study uses descriptive analysis method with a qualitative approach.
Research location at PT. Prudential Life Insurance KC BSD. This risk
management analysis begins with the process of identification, risk
assessment, risk elimination and sharing of risk. Risk identification starts
when the participant has filled out the life insurance form, then directly on
the risk assessment by this analysis team, whether it is very risky to enter
insurance or not, if it is very risky then participants will be eliminated who
have entered the prudential insurance and finally sharing of risk which is the
risk sharing to fellow insurance participants.
Kata Kunci : Analisis, Manajemen Resiko, Prudential Life Insurance
Page 7
vii
ABSTRAK
Muhammad Rafi, 1113053000031, ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
PADA PRODUK ASURANSI JIWA INDIVIDU DAN ASURANSI
JIWA CORPORATE (Studi Pada Prudential Life Insurance Divisi
Syariah)
Asuransi jiwa merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap manusia
pada zaman sekarang ini, oleh karena itu setiap asuransi wajib memiliki yang
namanya manajemen resiko yang mana hal tersebut sangat berpengaruh akan
kelanjutan perusahaan. Maka, dalam hal ini perusahaan Prudential Life
Insurance sebagai no 1 asuransi terbaik di dunia sangat ditekankan dalam hal
analisis manajemen resiko karena dalam manajemen resiko harus banyak
menganalisis yang mana perusahaan tidak mau rugi dalam mengambil para
peserta yang ingin masuk ke asuransi Prudential tersebut. tugas dari analisis
ini sangat vital karena harus melihat tingkat usia, pekerjaan, lokasi, letak
geografis dan faktor keturunan. Apabila baik maka akan langsung di terima
oleh prudential tetapi apabila ada sedikit kendala atau permasalahan dalam
hal usia dan pekerjaan maka akan di analisis terlebih dahulu apakah sangat
beresiko atau tidak.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen resiko
dalam prudential life insurance. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian dengan
melakukan pengamatan tentang suatu fenomena dalam keadaan suatu
alamiah. Sedangkan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif dengan pendekatan
kualitatif. Lokasi penelitian di PT. Prudential Life Insurance KC BSD.
Analisis manajemen resiko ini dimulai dengan proses identifikasi, penilaian
resiko, eleminasi resiko dan sharing of risk. Identifikasi resiko dimulai saat
peserta sudah mengisi form asuransi jiwa maka langsung di penilaian resiko
oleh tim analisis ini apakah sangat beresiko apabila masuk asuransi atau
tidak, apa bila sangat berisko maka akan di eleminasi peserta peserta yang
sudah masuk ke asuransi prudential tersebut dan terakhir sharing of risk yang
mana ini adalah berbagi resiko kepada sesama peserta asuransi.
Kata Kunci : Analisis, Manajemen Resiko, Prudential Life Insurance
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
nikmat dan kemudahannya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Semoga Allah SWT, meridhoi langkah dan jalan untuk
mendapatkan cita – cita dan harapan untuk hidup lebih bermakna. Shalawat
beserta salam selalu senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabatnya dan orang – orang yang selalu istiqomah
berada di jalan-nya.
Alhamdulillah dengan rahmat dan ridho Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Manajemen Resiko pada
Proses Underwriting Produk Asuransi Jiwa Individu dan Asuransi Jiwa
Corporate PT. Prudential Life Insurance.” Skripsi ini syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial ( S. Sos ) pada Program Studi Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada orang tua yang
selalu memberikan dukungan dan menjadi penyemangat. Yaitu Alm. Zulfa
Efrita dan juga keluargaku yang terus memberikan dukungan dan do’a.
Semoga Allah memberikan balasan kebaikan dan selalu menjaga dan
menyayangi mereka.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya berkeyakinan bahwa semua tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu saya ingin ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1) Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2) Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Ibu Dr.Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Suhaimi, MA selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3) Drs. Cecep Castra wijaya, MA selaku ketua program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Page 9
ix
4) Drs. M. Sungaidi, MA Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi
mahasiswa.
5) Muammar Aditya, M. Ak selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk
mendengarkan keluhan penulis dan selalu memberikan semangat,
saran, bimbingan, dan konsultasi terhadap skripsi ini sehingga
akhirnya bisa sampai ke meja Munaqasyah.
6) Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Manajemen Lembaga Keuangan
Syariah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman
berharga kepada penulis. Semua amal kebaikan bapak dan ibu dibalas
dengan pahala yang tidak terhingga.
7) Seluruh jajaran dan pimpinan PT. Prudential Life Insurance KC BSD
yang telah memberikan saya izin untuk melakukan penelitian di PT.
Prudential Life Insurance yang tak pernah mengeluh. Semoga Allah
SWT selalu memudahkan semua urusan mereka.
8) Tak kan pernah lupa Penulis juga mengucapkan beribu – ribu
terimakasih kepada Lusriadi, Asyroh, Mas Ruli, Dodit, Bang Rendi,
Uni Risca, Mas Wendi, Ka Intan, dan semua temen – temen yang
turut membantu penulisan ini. Dan teruntuk wanita yang selalu ada
dan memberikan dukungan, Imas Masitoh S.E. semoga Allah SWT
selalu memudahkan semua urusan mereka.
9) Seluruh rekan – rekan seperjuangan konsentrasi Manajemen
Lembaga Keuangan Syariah angkatan 2013 dan semua pihak yang
turut membantu penulisan skripsi ini.
Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai
kesempurnaan, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin
dengan baik. Dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 19 Juli 2018
Muhammad Rafi
Page 10
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................12
D. Review Kajian Terdahulu......................................13
E. Metode Penelitian.....................................................13
F. Sistematika Penulisan.....................................17
BAB II TINJAUAN UMUM MANAJEMEN RISIKO DAN
UNDERWRITING ASURANSI SYARIAH
A. Manajemen Risiko..........................................20
B. Risiko Dalam Perspektif Islam........................29
C. Underwriting Asuransi Syariah ....................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM PRUDENTIAL LIFE
INSURANCE DIVISI SYARIAH
A. Sejarah Berdirinya Prudential Life Insurance
Divisi Syariah...................................................................39
B. Visi dan Misi .......................................................... 43
.
C. Produk Asuransi Jiwa ............................................ 44
D. Dewan Pengawas Syariah..............................48
E. Struktur Organisasi ......................................... 49
Page 11
xi
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Asuransi jiwa Syariah
1) Pengertian Asuransi jiwa Syariah................53
2) Tujuan dan sasaran.....................................53
3) Kebijakan...................................................53
B. Underwriting
1. Underwriting adalah...................................54
2. Tujuan dan Sasaran....................................54
3. Keputusan underwrting............................54
BAB V ANALISIS MANAJEMEN RESIKO PADA
PROSES UNDERWRITING PRODUK
ASURANSI JIWA INDIVIDU DAN ASURANSI
JIWA CORPORATE PT PRUDENTIAL LIFE
INSURANCE
A. Manajemen Resiko ........................................56
B. Proses Underwriting.......................................67
C. Keputusan Underwriting................................79
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 80
B. Saran ............................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 83
LAMPIRAN ...............................................................................
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Asuransi Syariah di Indonesia
Tabel 1.2 Perkembangan Prudential Life Insurance Divisi Asuransi Jiwa
Syariah
Tabel 1.3 Proses Masuk Peserta Asuransi jiwa
Individu dan Corporate Prudential
Life Insurance
Tabel 1.4 Underwriting Limit dan Syarat Pemeriksaan Kesehatan
Asuransi Jiwa Individu prudential life Insurance Divisi
Syariah
Tabel 1.5 Proses Seleksi Resiko Asuransi jiwa Corporate
Tabel 1.6 Underwriting Limit dan Syarat Pemeriksaan Kesehatan
Asuransi Jiwa Corporate Prudential Life
Insurance Divisi Syariah
Tabel 1.7 Karakteristik Produk
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi PT Prudential Life Insurance
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan usaha jasa pada bidang asuransi pada era
globalisasi saat ini sudah sangat ketat, disamping banyaknya
kompetitor yang ada di indonesia saat ini maka perusahaan asuransi
sudah harus terbuka dan transparansi dalam era globalisasi saat ini.
Untuk masuk pasar global tidak asal masuk namun juga harus
adanya cara yang inovatif di perusahaan tersebut agar dapat menjadi
suatu ciri khas dalam suatu perusahan tersebut.1
Berdasarkan data Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI),terdapat 49 pemain asuransi syariah di
indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka
terdiri dari 40 operator Asuransi Syariah, 3 Reasuransi Syariah
dan 6 Broker asuransi dan Reasuransi Syariah. Perkembangan
Industri Syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi
syariah pertama Indonesia pada tahun 1994. Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini sangat mudah sekali yang
namanya resiko dan bagaimana cara kita untuk mengalihkan
resiko tersebut.
Dalam pengelolaan dan pertanggungan resiko asuransi
syariah tidak memperbolehkan adanyaunsur gharar, maysir dan
1 Darmawi, Herman Drs., 2010. Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Jakarta. Disadur dari
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2, oktober 2018 (109-118) ISSN: 2087-9334
Page 16
2
riba. Ketiga unsur ini adalah area yang harus dihindari dalam
praktek asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama
dengan asuransi konvensional.
Menurut Muhammad Syakir Sula, asuransi syariah adalah
upaya menghindari tiga unsur maka suatu tindakan yang
didalamnya tidak ada unsur kerelaan, Gharar dari segi Fiqih
berarti penipuan berarti tidak mengetahui barang yang
diperjualbelikan.
1. Gharar terjadi apabila kedua belah pihak misalnya
pemegang polis dengan perusahaan saling tidak
mengetahui apa yang akan terjadi, kapan musibah akan
menimpa, apakah minggu depan, tahun depan, dan
sebagainya. Ini adalah suatu kontrak yang dibuat
berasaskan pengandaian semata.
2. Maysir yaitu memperoleh sesuatu dengan sangat
mudah tanpa kerja keras atau mendapatkan keuntungan
tanpa bekerja. Yang biasa disebut juga berjudi.
3. Berikutnya upaya menghindari riba secara bahasa
bermakna ziyadah “ tambahan” Riba berarti tumbuh
dan membesar.
Konsep untuk mengelola resiko pada asuransi syariah
menggunakan konsep sharing of risk ( saling menanggung resiko )
Page 17
3
,memurut Muhammad Syakir Sula, sharing of risk peserta atau
pemegang polis diikat dengan akad untuk saling membantu melalui
dana tabarru. Masing – masing mengeluarkan kontribusi, yang
besarnya meminjam tabel kematian untuk asuransi jiwa dan untuk
asuransi kerugian menghitung dengan mendasarkan pada statistik
kerugian.
Resiko adalah suatu yang mengarahkan kepada
ketidakpastian yang terjadi pada suatu peristiwa selama selang
waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut yang mana peristiwa
tersebut sangat berdampak buruk kepada perusahaan baik materil
maupun inmateril terhadap berlangsungnya suatu perusahaan.
Sehingga semua itu menuntut untuk mengantisipasi sejak awal agar
dapat memperkecil kerugian yang ada terhadap perusahaan tersebut.
Resiko yang ada merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.2
Asuransi merupakan serangkaian proses yang menyangkut
persediaan jasa yang dibutuhkan masyarakat secara kualitas.
Besarnya pengaruh asuransi kepada keberlangsungan suatu
perusahaan turut membuat proses asuransi pengendalian resiko yang
baik. Tanpa adanya penanganan resiko yang terstruktur, dampak
terhadap kinerja perusahaan akan sangat terasa besarnya.3
Untuk memenuhi kebutuhan yang belum pasti di masa yang
akan datang tersebut maka sebagian manusia memerlukan
asuransi. Karena asuransi merupakan salah satu buah peradaban
manusia dan merupakan suatu hasil evaluasi kebutuhan manusia
2 Hanafi, M. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPM disadur dari Jurnal
Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 3 Bailey, P. (2015). Procurement, Principles & Management (11 ed.). Pearson Education
Limited disadur dari Deshtyan Erlangga Adi, Novie Susanto (2017). Analisis Manajemen
Risiko Aktivitas Pengadaan pada Percetakan Surat Kabar. Jurnal Metris.
Page 18
4
yang sangat hakiki ialah kebutuhan akan rasa aman dana
terlindung, terhadap kemungkinan menderita kerugian. Asuransi
merupakan buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai
suatu keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya, terutama
sekali untuk kebutuhan-kebutuhannya yang hakiki sifatnya antara
lain rasa aman dan terlindung.4
Disadari bahwa asuransi mempunyai beberapa manfaat
antara lain pertama, membantu masyarakat dalam rangka
mengatasi segala masalah risiko yang dihadapinya. Hal itu akan
memberikan ketenangan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi
kepada yang bersangkutan. Kedua, asuransi merupakan sarana
pengumpulan dana yang cukup besar sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dana pembangunan.
Ketiga, sebagai sarana untuk mengatasi risiko-risiko yang
dihadapi dalam melaksanakan pembangunan. Selain itu meskipun
banyak metode untuk menangani risiko, asuransi merupakan
metode yang paling banyak dipakai. Karena asuransi menjanjikan
perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang
dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi oleh
perusahaan.5
4 Dr. Sri Rejeki Hartono,SH, Hukum Asuransi Dan Perusahaan Asuransi (Jakarta: Sinar
Grafika,1992), H.30. 5 M. Suparman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi (Bandung : Alumni,1993),Hal.
Page 19
5
Perusahaan asuransi merupakan suatu bentuk badan usaha
yang bergerak dibidang jasa yang mempunyai fungsi sosial dan
fungsi ekonomi. Asuransi bertujuan memberikan perlindungan
(protection) atas kerugian (financial loss) yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak terduga sebelumnya. Asuransi juga
merupakan sarana untuk mengurangi dampak finansial dari
peristiwa tertentu, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar
seperti risiko kematian atau risiko yang mengancam jiwa
seseorang.6
Untuk kemajuan sebuah perusahaan asuransi syariah juga
tidak boleh melupakan penyeleksian risiko, karena perusahaan
asuransi mengelola pertanggungan sebuah risiko. Sehingga untuk
mencapai kesukseskan, perusahaan asuransi syariah harus dapat
mengelola risiko agar perusahaan terlindungi dari risiko yang
merugikan.
Ruang lingkup manajemen risiko dalam asuransi syariah
meliputi, divisi underwriting, divisi administrasi polis, divisi
administrasi klaim, dan divisi investasi. Semua divisi ini harus
saling bekeja sama untuk mengelola risiko-risiko yang mungkin
terjadi agar perusahaan asuransi syariah terhindar dari kerugian.
116. 6 Sonni Dwi Harsono, Risiko dan Asuransi (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2000), Cet. Ke-2, Jilid 1 h. 2.
Page 20
6
Jika pengelolaan dan penanggulangan risiko ini dijalankan
dengan baik, maka perusahaan asuransi syariah pun akan
mendapatkan profit yang diinginkan, begitu juga sebaliknya. Jika
perusahaan asuransi syariah tidak dapat mengelolah risiko dengan
baik, maka perusahaan asuransi syariah akan menderita kerugian
sehingga profit yang didapatkan pun tidak sesuai dengan harapan.
Industri asuransi jiwa mulai bangkit dari dampak krisis
global. Peluang asuransi jiwa untuk tumbuh memang masih
terbuka lebar. Apalagi beberapa produknya diminati pasar. Salah
satunya adalah produk asuransi jiwa. Perusahaan asuransi jiwa
adalah suatu perusahaan yang menyediakan pertanggungan dan
menerbitkan polis asuransi jiwa. Inti dari perusahaan asuransi
jiwa adalah konsep risk (risiko) yang merupakan kemungkinan
kerugian perusahaan. Perusahaan asuransi jiwa mengembangkan
produk dan jasa yang dapat membantu orang dan organisasi
mengelola kerugian keuangan yang mungkin akan mereka
hadapi.7
Asuransi Jiwa sangat berbeda dengan jenis asuransi lainnya.
Bila asuransi lain melindungi dari sesuatu yang mungkin terjadi,
misalnya: kendaraan hilang atau tertanggung sakit. Maka
7 M. Agung Ali Fikri, “ Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting terhadap
Laba asuransi Jiwa.” (Jurnal Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor,2009), h.12.
Page 21
7
Program asuransi jiwa secara ekonomis memberikan jaminan
berupa perlindungan bagi tertanggung terhadap kerugian finansial
yang disebabkan oleh risiko yang mungkin menimpa berupa
kematian, cacat karena kecelakaan, kehilangan pekerjaan karena
PHK atau pensiun.8 Seseorang tidak akan pernah berpikir
mengenai kematian, tetapi cepat atau lambat semua itu akan
terjadi. Asuransi jiwa adalah asuransi yg bertujuan menanggung
orang tehadap financial tak terduga yang disebabkan karena
meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Disini
terlukis bahwa asuransi jiwa risiko yang dihadapi adalah:9 a)
risiko kematian b) hidup seseorang terlalu lama hal ini sudah
barang tentu akan banyak membawa aspek apabila risiko yang
terdapat pada diri seseorang tidak diasuransikan kepada
perusahaan asuransi jiwa.
Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama
terletak pada unsur waktu (time), oleh karena itu sulit untuk
mengetahui kapan seseorang meninggal dunia serta untuk
memperkecil risiko tersebut sebaliknya diadakan pertanggungan
jiwa. Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi
masyarakat, yaitu mengambil alih semua beban risiko dari tiap-
tiap individu. Bilamana ditanggung sendiri akan terlalu berat, 8 Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2006.
9 Djojosoedarsono, Soeisno. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Jakarta:
Salemba Empat, 2003.
Page 22
8
maka lebih baik dipindahkan kepada perusahaan asuransi jiwa.
Untuk mengambil alih risiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan
asuransi dipungut suatu pembayaran yang relatif lebih rendah
(pembayaran premi).10
Pembayaran premi pada asuransi jiwa kumpulan lebih
murah dibandingkan dengan asuransi jiwa individu karena pada
asuransi jiwa kumpulan tidak diadakan medical examination
(pemeriksaan kesehatan), seperti dalam asuransi jiwa individu11
Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama
terletak pada unsur waktu (time), oleh karena itu sulit untuk
mengetahui kapan seseorang meninggal dunia serta untuk
memperkecil risiko tersebut sebaliknya diadakan pertanggungan
jiwa. Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi
masyarakat, yaitu mengambil alih semua beban risiko dari tiap-
tiap individu. Bilamana ditanggung sendiri akan terlalu berat,
maka lebih baik dipindahkan kepada perusahaan asuransi jiwa.
Untuk mengambil alih risiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan
10
Sula, Syakir. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004. 11
Hendro Prasetyo, “Mengenal Asuransi Jiwa”, Artikel diakses pada 24 Februari 2011 dari http://solusiasuransi.com/mengenal-asuransi-jiwa/. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajawali Pers, 1998), h.25. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko. 1998
Page 23
9
asuransi dipungut suatu pembayaran yang relatif lebih rendah
(pembayaran premi).7
Pembayaran premi pada asuransi jiwa kumpulan lebih
murah dibandingkan dengan asuransi jiwa individu karena pada
asuransi jiwa kumpulan tidak diadakan medical examination
(pemeriksaan kesehatan), seperti dalam asuransi jiwa individu
(ordinary life insurance). Maka akan mengurangi biaya-biaya
asuransi terutama yang menyangkut dengan biaya pemeriksaan.
Keadaan ini akan memberi pengaruh pada penetapan tarif
asuransi, oleh karena itu cost of insurance (biaya pemeriksaan)
kecil, akibatnya tarif yang ditetapkan rendah. Agar tujuan
asuransi bisa tercapai, maka suatu program asuransi harus
dirancang sedemikian rupa agar tidak ada potensi peril yang tidak
dijamin. Bila perlu yang dijamin program asuransi adalah yang
tidak relevan dengan yang dihadapi perusahaan, maka biaya yang
dikeluarkan untuk perusahaan asuransi tersebut akan sia-sia
karena perlindungan asuransi tersebut tidak ada manfaat dan
kondisi ini dapat merugikan bagi perusahaan. Maka penerapan
manajemen risiko sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
aktivitas perusahaan, dengan manajemen risiko yang sangat baik
Page 24
10
dan handal maka kemungkinan yang tidak diharapkan dapat
dihindari dan risiko-risiko yang dapat dikendalikan.
Risiko muncul karena ada ketidakpastian mengenai kejadian
masa depan. Untuk itu diperlukan manajemen risiko untuk
pengendalian risiko yang dihadapi tersebut. Manajemen risiko
mencangkup pengidentifikasian dan penilaian risiko yang
dihadapi. Untuk mengeleminasi atau menguranginya dengan cara
: a) mengindari risiko, b) mengendalikan risiko, c) menerima
risiko, d) mengalihkan atau memindahkan risiko.
Asuransi Jiwa Prudential Life Insurance merupakan asuransi
berbasis syariah, sedikitnya ada tiga manfaat diperoleh oleh
peserta asuransi. Pertama, adanya bagi hasil. Kedua, aman secara
syariah. Dan ketiga, konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan, serta perlindungan sehingga menjadikan semua
peserta sebagai keluarga besar untuk saling melindungi dan
menanggung resiko yang terjadi diantara mereka. Manajemen
resiko dalam asuransi perusahaan, berguna untuk mengatasi
permasalahan resiko yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian
tujuan yang hendak dicapai Prudential Life Insurance. Divisi
Syariah adalah agar resiko-resiko tersebut dapat diminimalkan,
dan bila memungkinkan dihilangkan sehingga tercipta efesiensi
Page 25
11
dan efektifitas yang akhirnya akan membantu dan memudahkan
dalam tercapainya tujuan perusahaan.
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai manajemen risiko
khususnya pada produk asuransi jiwa individu ndan asuransi jiwa
kumpulan. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis memilih
judul : “BAGAIMANA PROSES MANAJEMEN RISIKO
DALAM PROSES UNDERWRITING PADA PRODUK
ASURANSI JIWA INDIVIDU DAN ASURANSI JIWA
CORPORATE (STUDI PADA PRUDENTIAL LIFE
INSURANCE DIVISI SYARIAH)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Untuk memfocuskan dalam penelitian ini, maka batasan
penelitian sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan terhadap Proses Manajemen
Risiko dalam proses underwriting.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan s masalahnya, adalah:
a. Bagaimana proses manajemen resiko dalam proses
underwriting?
Page 26
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menjelaskan proses Underwriting dalam
seleksi risiko calon peserta Asuransi Jiwa
Individu dan Asuransi jiwa Corporate
2. Manfaat penelitian
1) Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan luas dan mendalam mengenai
manajemen risiko Prudential Life Insurance Divisi
Syariah, khususnya risiko underwriting.
2) Bagi perusahaan, membantu memudahkan pihak-
pihak terkait secara langsung maupun tidak
langsung dalam upaya mengelola risiko perusahaan
asuransi syariah.
3) Bagi akademisi, adalah memberikan acuan
referensi dan saran pemikiran bagi kalangan
akademisi untuk menunjang perkembangan
penulisan selanjutnya.
4) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
yang lebih mendalam tentang dunia asuransi
syariah.
Page 27
13
D. Review Kajian Terdahulu
Berdasarkan telaah yang dilakukan penulis terhadap beberapa
penelitian terdahulu ditemukan masalah yang hampir sama,
akan tetapi dalam pembahasan dan objek yang berbeda. Maka
untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan maka
penulis akan mempertegas perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan masalah yang sedang di bahas.
E. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Prudential Life
Insurance yang beralamat di Jl. Ruko Golden Boulevard Blok R no.
22, BSD Serpong, Tangerang 15323.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan dimana peneliti melakukan observasi
langsung pada objek penelitian ini. Di samping itu juga
peneliti juga menggunakan buku – buku referensi yang
berkaitan dengan masalah penelitian ini.
3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua
jenis sumber data, yaitu:
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari Prudential Life Insurance Divisi
Syariah mengenai Manajemen Risiko Pada
Page 28
14
Produk Asuransi Jiwa Individu dan Asuransi
Jiwa Corporate.
b) Data Sekunder
Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi
kepustakaan (Library Reseach) yaitu dengan
mempelajari buku kepustakaan, literatur,
buletin, majalah, jurnal serta materi kuliah yang
berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Yaitu dengan meninjau langsung ke PT. Prudential
Life Insurance yang berlokasi di BSD Bouleverd Garden
dengan tujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil
Prudential Life Insurace Divisi Syariah.
b. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan
tentang kondisi sebenarnya di lapangan. Adapun
observasi yang penulis lakukan adalah untuk
mengetahui kondisi di Prudential Life Insurace
Page 29
15
Divisi Syariah, khususnya mengenai
Manajemen risiko Pada Produk Asuransi Jiwa
Individu dan Asuransi Jiwa Corporate.
c. Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan
informasi dengan bertanya langsung kepada
narasumber. Dalam wawancara ini penulis
mengajukan beberapa pertanyaan kepada
beberapa
Underwriting yang berkaitan dengan Manajemen
risiko Pada
Produk Asuransi Jiwa Individu dan Asuransi Jiwa
Corporate.
5. Teknik Pengolahan Data
Dalam rangka mengolah data yang telah di dapat serta
menghasilkan sebuah kesimpulan yang diharapkan.
Setidaknya ada 3 tehnik pengolahan data yang digunakan
dalam penelitian ini.( Penelitian kualitatif ) yaitu:
A. Reduksi data
Reduksi data atau yang lebih di kenal dengan tehnik
pengolahan data mulai dari editing, koding dan tabulasi
data. Mencakup kegiatan pengiktisaran selengkap
Page 30
16
mungkin dan memilah – milahkannya dalam satuan
konsep tertentu.12
B. Penyajian data
Setelah data direduksi, saatnya dibuat dalam bentuk
tertentu agar terlihat lebih utuh dan menyatu, semacam
pembuatan tabel atau diagram. Dalam penelitian
kuantitatif bisa berbentuk sketsa, synopsis dan matriks.
Dalam penelitian ini penyajian data dalam bentuk teks
naratif, dimana peneliti mengembangkan sebuah
deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan
dan pengambilan tindakan.
C. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini penulis mencoba mencari arti dari semua
gejala yang ditunjukkan saat dilakukan display data.
Kemudian penulis akan melakukan verifikasi dari setiap
hal yang ditunjukan untuk kemudian dilakukan
penarikan kesimpulan.
6. Teknik Penulisan
Adapun tehnik penulisan pada penelitian dalam skripsi ini
mengacu kepada Keputusan Rektor UIN Syarif
12
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif. ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.) Hal. 70.
Page 31
17
Hidayatullah Jakarta nomor : 507 tahun 2017 tentang
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan
Disertasi)” UIN syarif hidayatullah jakarta.2017
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan skripsi ini lebih tersusun dan terarah, maka
disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori
dan kerangka konsep, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang definisi manajemen risiko,
proses manajemen risiko, risiko dalam perspektif
islam, risiko underwriting serta proses
underwriting pada asuransi jiwa.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dan gambaran perusahaan Prudential Life
Insurance Divisi Syariah yang terdiri dari profil
Page 32
18
Prudential Life Insurance Divisi Syariah, visi misi,
struktur organisasi, produk-produk asuransi,dan
sebagainya.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini memaparkanhasil data dan temuan
penelitian yang meliputi profil PT. Prudential life
insurance, tujuan dan sasaran, prosedur dan
kebijakan. Memuat tentang analisis perbedaan
manajemen risiko pada produk asuransi jiwa
individu dan asuransi jiwa Corporate dan proses
underwriting dalam seleksi risiko calon peserta
asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa Corporate
serta keputusan underwriting dalam proses
tersebut.
BAB V ANALISIS MANAJEMEN RESIKO PADA
PROSES UNDERWRITING PRODUK
ASURANSI JIWA INDIVIDU DAN ASURANSI
JIWA CORPORATE PT PRUDENTIAL LIFE
INSURANCE
Bab ini membahas tentang analisis peneliti akan
mengungkapkan dari hasil penelitian Manajemen
Resiko, Proses Underwriting dan keputusan
Underwriting.
Page 33
19
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa
dan pembahasan yang telah dilakukan dan
berdasarkan kesimpulan tersebut akan diberikan
saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi
perusahaan yang diteliti.
Page 34
20
BAB II
TINJAUAN UMUM MANAJEMEN RISIKO
A. Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris dari kata
kerja manage, ialah mengurus, mengatur, dan mengelola.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan tehnik untuk mengurus atau
mengelola tidak dapat lepas dari fungsi – fungsi dan kewajiban
manusia yang telah ditetapkan.
Seperti yang telah diungkapkan George Terry dikutip
oleh Muchtar Effendy, menyatakan bahwa definisi manajemen itu
adalah suatu tindakan perbuatan seseorang yang berhak
menyuruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu , sedangkan
tanggung jawab tetep ditangan yang pemerintah. Manajemen
didefinisikan sebagai proses kerjasama dengan dan melalui orang
– orang dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan resiko menurut kamus inggris berasal dari
kata risk, dalam asuransi risk adalah orang yang besar resikonya
bagi perasuransian. Dalam kehidupan sehari – hari setiap orang
memiliki berbagai resiko yang akam timbul, dalam hal ini tidak
lepas dengan memperoleh rezeki yang halal untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Rezeki yang diberikan Allah kepada kita bukan
hanya berupa harta atau benda yang dihasilkan oleh bumi saja.
Rezeki dapat pula berupa kesehatan, kekuatan tubuh dan gerak
langkah dalam kehidupan.
Page 35
21
Jadi, Manajemen risiko adalah pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk : penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaannya sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum).
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain terfokus pada
risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instumen-
instrumen keuangan.Manajemen risiko adalah proses pengelolaan
risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian
risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas
perusahaan.
Adapun pengertian manajemen risiko berdasarkan
peraturan BI No.5/8/PBI/2003 adalah serangkaian prosedur dan
metodelogi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa manajemen risiko adalah serangkaian
metode yang diterapkan oleh perusahaan asuransi atau
pembiayaan lainnya untuk memitigasi risiko yang timbul dari
kegiatan usaha asuransi syariah guna menghindari kerugian.
Adapun manajemen risiko bertujuan untuk menjaga agar
Page 36
22
operasional yang dilakukan perusahaan asuransi syariah tidak
menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan perusahaan
asuransi untuk menyerap kerugian tersebut.
2. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen resiko memiliki berbagai proses untuk
mengelola reiko yang akan ditimbulkan dari berbagai aspek
– aspek pada umumnya. Penanggulangan risiko dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Pengelolaan berbagai cara
penanggulangan risiko inilah yang disebut
Manajemen Risiko.13
Manajemen risiko mencakup beberapa tahapan :
1. Identifikasi Risiko
Pada proses ini merupakan kerangka kerja untuk
implementasi strategi resiko secara keseluruhan
menentukan definisi kerugian, menyusun dan
melakukan kedalam kategori resiko yang dapat
diterima dan tidak dapat di terima. Konsep ini
menjelaskan bahwa resiko diidentifikasi sejak dini,
walaupun resiko yang akan ditimbulkan kecil namun
perlu diantisipasi untuk pengelolaan resiko.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan
menganalisa sejumlah faktor yang dapat
meningkatkan atau menurunkan kecenderungan
13
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba Empat,2003),h.1
Page 37
23
seseorang akan terjadinya kehilangan atau kerugian,
seperti:
a) Physical Hazards
Karakter fisik yang dapat meningkatkan
kecenderungan terjadinya kehilangan atau
kerugian, misalnya: riwayat serangan
jantung, overweight, kendaraan, gedung
dan lain-lain.
b) Moral Hazard
Kecenderungan seseorang untuk
berperilaku tidak jujur dalam transaksi
asuransi, misalnya: memberikan
keterangan palsu saat mengisi Surat
Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ)
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko untuk asuransi jiwa, calon
tertanggung dimasukkan ke dalam kelas-kelas (risk
class). Risk class adalah sekelompok tertanggung
yang menunjukkan tingkat risiko yang sama dalam
suatu perusahaan asuransi. Sebagian perusahaan
asuransi mengidentifikasi kelas-kelas risiko tersebut
sebagai berikut:14
a) Standard, yang termasuk kedalam tingkat
resiko standard adalah orang-orang yang
14
Kenneth Huggins dan D. Robert Land, Operasi Perusahan Asuransi Jiwa dan Asuransi
Kesehatan, ( Jakarta: Yayasan Dharma Bumiputera, 1996),h.285.
Page 38
24
mempunyai suatu risiko kematian tingkat
rata-rata, dan membayar premi asuransi
dengan tarif standar. Kebanyakan
tertanggung termasuk kedalam kelas ini.
Pada beberapa perusahaan yang
mempunyai tingkat risiko nonsmoker (para
perokok), dan risiko “standar” yang tidak
merokok diterapkan kepada tingkat
nonsmoker.
b) Preferred, yang termasuk dalam tingkat
risiko preferred adalah orang-orang yang
mempunyai suatu risiko kematian dibawah
tingkat rata-rata. Ada berbagai faktor yang
digunakan untuk mengidentifikasi orang-
orang dalam tingkat risiko ini. Ciri-ciri
khas orang-orang dalam tingkat risiko ini
adalah kondisi fisik sangat baik,
mempunyai riwayat kesehatan pribadi dan
keluarga yang baik, dan tidak merokok,
tingkat risiko preferred membayar premi
dengan tarif dibawah tingkat standar.
c) Nonsmoker, orang-orang yang termasuk
kedalam tingkat risiko nonsmoker adalah
individu-individu yang tidak menghisap
rokok, pada beberapa perusahaan
dimaksudkan tembakau dalam bentuk
apapun untuk suatu jangka waktu tertentu
sebelum mengajukan permohonan asuransi,
biasanya 12 bulan. Orang-orang dalam
Page 39
25
tingkat risiko ini bisa digolongkan kepada
risiko preferred, standar,atau substandar.
d) Substandard, yang termasuk kedalam
tingkat risiko substandar adalah orang-
orang yang mengalami pertumbuhan
medikal atau nonmedikal yang
menyebabkan tingkat risiko kematiannya
lebih tinggi daripada rata-rata. Perusahaan-
perusahaan asuransi mengelompokkan
risiko-risiko ini kepada beberapa tingkat
substandar. Tingkat risiko ini dikenakan
tarif premi lebih tinggi dari rata-rata
dengan jumlah yang bervariasi, tergantung
kepada tingkat risiko ekstra yang ada.
e) Uninsurable, yang termasuk kedalam
tingkat risiko ini adalah orang-orang yang
mempunyai risiko kematian yang besar
yang menyebabkan perusahaan tidak
bersedia mennaggung mereka. Dan
kebanyakkan perusahaan menolak tingkat
risiko ini untuk diasuransikan
3. Mengeliminasi Risiko
Untuk mengeliminasi atau mengurangi keterpaparan
kita terhadap risiko finansial tertentu, kita dapat meraih
setidak-tidaknya empat pilihan:15
15
M.Agung Ali Fikri " Pengaruh Premi, Klaim, hasil Investasi, Underwriting terhadap Laba
Asuransi Jiwa," ( jurnal Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut pertanian
Bogor, 2009),h.13
Page 40
26
1.) Menghindari Risiko
Metode pengelolaan risiko yang pertama
dan mungkin yang paling mudah dilakukan
adalah menghindari risiko sama sekali. Kita
dapat menghindari risiko cidera diri yang
disebabkan oleh pesawat terbang yang
jatuh dengan cara tidak naik pesawat
terbang, dan kita dapat menghindari
kerugian finansial pada pasar saham
dengan tidak melakukan investasi saham.
Namun kadang-kadang menghindari risiko
bukanlah hal yang efektif atau praktis.
2.) Mengendalikan Risiko
Kita dapat mengendalikan risiko dengan
mengambil langkah-langkah untuk
mencegah atau mengurangi risiko. Kita
dapat mengurangi kemungkinan kebakaran
pada toko dengan melarang orang untuk
merokok di dalam toko dan tidak
menyimpan barang yang mudah terbakar di
sekitar toko. Dengan cara demikian akan
dapat mengurangi kemungkinan kerugian
dan menekan kerugian untuk tidak menjadi
parah.
3.) Menerima Risiko
Metode pengelolan risiko yang ketiga
adalah menerima risiko. Menerima risiko
sama dengan menanggung seluruh
tanggung jawab finansial atas risiko
Page 41
27
tersebut. Orang-orang dan perusahaan-
perusahaan kadang-kadang lebih memilih
untuk menanggung risiko keuangan tertentu
sepenuhnya daripada membeli asuransi
untuk menanggung risiko tersebut. Dalam
situasi demikian, orang atau perusahaan
tersebut dikatakan mengasuransikan diri
sendiri terhadap risiko tersebut. Self
insurance (asuransi sendiri) adalah teknik
manajemen risiko dimana seseorang atau
perusahaan menerima tanggung jawab
finansial atas kerugian-kerugian yang
terkait dengan risiko-risiko tertentu.
4) Mengalihkan Risiko
Mengalihkan risiko merupakan metode
manajemen risiko yang keempat. Apabila
seseorang mengalihkan risiko ke pihak lain,
berarti seseorang itu mengalihkan tanggung
jawab finansial atas risiko tersebut kepada
pihak lain, yang umumnya atas dasar
pembelian imbalan. Cara yang paling
umum bagi peroarangan, keluarga dan
perusahaan untuk mengalihkan risiko
adalah dengan membeli pertanggungan
asuransi.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, tujuan manajemen resiko itu adalah
ingin memperkecil resiko dan mencapai
tujuan untuk menjalankan proses
Page 42
28
underwriting dalam hal mengelola resiko
yang akan ditimbulkan dari individu atau
corporate. Maka hasil dari manajemen
resiko itu meliputi identifikasi, menilai,
mengeliminasi dan mengalihkan resiko agar
dapat meminimalisir resiko yang terjadi
pada proses underwriting, sehingga resiko
dapat terdeteksi sejak dini oleh perusahaan
asuransi syariah.
Menurut Ferry N Idroes manajemen resiko
yang efektif adalah membantu organisasi
untuk dapat melakukan hal – hal sebagai
berikut:
1. Peningkatan identifikasi portofolio atau
rencana aksi
2. Disiplin manajemen resiko pada seluruh
organisasi
3. Integrasi manajemen resiko di dalam
kerangka kerja tata kelola perusahaan
4. Peningkatan keamanan informasi
5. Strategi penyesuaian resiko pada saat
pengambilan keputusan.
4. Risk Sharing
Pada hakikatnya manusia harus saling tolong
menolang dan saling menanggung antara yang satu
dengan yang lainnya. Semangat berasuransi dalam
menghadapi risiko musibah menekankan pada
kepentingan bersama atas dasar rasa persaudaraan
diantara para peserta. Ada berbagai cara manusia
Page 43
29
menangani risiko terjadinya musibah. Cara pertama
adalah dengan menanggungnya sendiri (risk retention).
Kedua, mengalihkan risiko ke pihak lain (risk transfer)
dan ketiga mengelolannya bersama-sama (risk sharing).
Cara ketiga inilah filosofi dan dasar asuransi syariah. Jadi,
risk sharing inilah sesungguhnya esensi asuransi dalam
Islam, dimana didalamnya diterapkan prinsip-prinsip
kerja sama, proteksi dan saling bertanggung jawab.
Secara umum, para pihak dalam asuransi syariah
terdiri dari peserta, asuransi syariah dan masing-masing
partisipan memberikan kontribusi modal dengan tujuan
saling menaggung risiko atas dasar tolong menolong.
Hubungan ketiganya adalah hubunga kerjasama dengan
menggunakan prisip risk sharing. Dimana perserta
asuransi memberikan delegasinya kepada perusahaan
asuransi dalam hal pengelolaan risiko dan perusahaan
asuransi sebagai wakil peserta mengadakan kerjasama
dengan perusahaan reasuransi dengan memberikan
delegasi pengelolaan sebagai portofolio.
B. Risiko Dalam Perspektif Islam
Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan,
kemalangan (kerugian), dan kematian merupakan takdir Allah.
Hal ini tidak dapat ditolak, hanya saja kita sebagai manusia juga
diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi
ketidakpastian di masa depan. Allah berfirman dalam QS. Al-
Hasyr ayat 18 yang artinya:
Page 44
30
Artinya:“hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap
manusia hendaknya memperhatikan yang telah diperbuat apa
yang telah lalu untuk merencanakan hari esok. Perencanaan yang
akan dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan
kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa datang.
Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang
akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun
demikian mereka diwajibkan berusaha. Allah berfirman dalam
QS. Al-Luqman ayat 34:
Artinya:”sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada
Page 45
31
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok, dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Asuransi pada awalnya adalah suatu kelompok yang
bertujuan membentuk kelompok untuk meringankan beban
keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan.
Secara umum konsep asuransi merupakan persiapan yang dibuat
oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi
kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila
kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi
anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung
bersama oleh mereka.16
mengaplikasikan fungsi manajemen didalam mengelola amanah
financial yang diembannya sehingga tidak menimbulkan kerugian
financial yang tidak perlu terjadi bagi pihak mudharib maupun
shahibul maal.
Jadi, manajemen risiko dalam Islam adalah suatu usaha
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan melakukan fungsi-
fungsi manajemen dengan prinsip syariat Islam.
C. Risiko Underwriting Dalam Asuransi Syariah
1. Pengertian Underwriting
Underwriting menurut asuransi jiwa adalah proses
penaksiran mortalitas (tingkat kematian) atau mordibitas (tingkat
kesehatan) calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan
16
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia, 2003 ),h.
Page 46
32
menerima atau menolak calon peserta dan menetapkan klasifikasi
peserta.17
Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses
penaksiran dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada
seorang calon tertanggung.18
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
underwriting adalah proses penilaian dan pengklasifikasian risiko
seseorang atau sekelompok calon tertanggung, yang bertujuan
untuk melindungi perusahaan asuransi dari kerugian. Pihak yang
mengerjakan underwriting adalah underwriter. Selama proses
underwriting, hal yang pertama kali yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi resiko terhadap tertanggung oleh underwriter.
Terdapat 3 jenis underwriter yaitu underwriter pertama,
financial underwriter dan medical underwriter
Underwriter pertama yaitu sang agent asuransi jiwa.
Tugas sang agent bukan hanya menjual polis asuransi namun juga
sebagai underwriter pertama. Bisa saja seorang agent asuransi
merupakan penentu resiko pertama dan terakhir dari seorang
calon tertanggung asuransi.
Financial underwriter yaitu orang yang memberikan
rekomendasi program yang cocok untuk kebutuhan dan
kemampuan keuangan calon nasabah.
Dan yang terakhir Medical underwriter yaitu orang yang
memberikan rekomendasi apakah layak atau tidaknya seorang
calon nasabah mengikuti program asuransi tersebut.
17
Abdullah Amrin, Asuransi syariah : keberadaan dan kelebihannya di tengah asuransi
konvensional, ( Jakarta: PT. Elek Media Komputindo,2006),h.103 18
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persepektif hukum islam ( Jakarta: kencan, 2004 ), Ed. 1
cet. Ke-,h.89
Page 47
33
Pada dasarnya tugas para underwriter adalah melakukan
evaluasi dan identifikasi resiko dari calon tertanggung dan calon
nasabah dari faktor kesehatan, gaya hidup, pekerjaan, hobi dan
tempat tinggal.19
2. Tujuan Underwriting
. Tujuan underwriting adalah menyeleksi dan
mengklarifikasi calon tertanggung sesuai tingkat resikonya masing –
masing untuk menjadi bagian dari portofolio perusahaan dan
menentukan kondisi khusus seperti ekstra premi karena kesehatan
atau pengecualian sesuai dengan tingkat resiko yang akan menjadi
bagian portofolio. Underwriter asuransi syariah mempunyai tujuan
yang sangat berbeda. Konsep dasarnya adalah memberikan skema
pembagian resiko yang proporsional dan adil diantara para peserta.
Menurut Sonny Dwi Harsono Manajemen Badan Usaha
Asuransi Jakarta : yayasan pengembangan ilmu asuransi jakarta
insurance institut dengan dasar pemikiran ini, melalui asuransi
syariah diharapkan para peserta tolong menolong satu sama lain
disertai dengan adanya perlindungan yang sifatnya mutual, maka
semua peserta yang akan ikut merasa aman dan menikmatin
perlindungan yang mereka butuhkan.20
tujuan utama underwriting
adalah melindungi perusahaan terhadap seleksi kerugian. Namun,
proses underwriting perusahaan asuransi tetap berfokus pada
pemberian persetujuan dan penerbitan pertanggungan yang:
a. Bertanggung jawab dalam risk assessment
(penilaian risiko yaitu proses penentuan tingkat
19
https://proteksikeluargasyariah.com/2017/07/31/mengenal-proses-underwriting-dalam-dunia-asuransi/ 20
https://text-id.123dok.com/document/wq2n242eq-tujuan-underwriting-pengertian-dan-tujuan-underwriting.html
Page 48
34
risiko setiap orang atau group calon tertanggung
dimana setiap tertanggung membayar premi yang
mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki dan
sesuai dengan produk asuransi yang diterima.
b. Wajar dan adil bagi para tertanggung dan perusahaan.
c. Delivery by the agent (dapat disampaikan oleh agen)
Seseorang pemohon asuransi perorangan membuat
keputusan akhir yaitu akan menerima polis
asuransi pada saat diserahkan. Jika si pembeli
memilih untuk tidak menerima polis asuransi pada
saat agen asuransi berusaha untuk menyerahkan
polisnya, maka polis tersebut dikatakan
underveriable (tidak dapat disampaikan).
d. Memberikan profit bagi perusahaan.
3. Tugas dan Fungsi Underwriter
Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan
asuransi. Untuk itu tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan
dengan prinsip keadilan, baik untuk peserta atau perusahaan
asuransi. Adapun tugas dan fungsi underwriter adalah sebagai
berikut:
a. Tugas underwriter antara lain mengatur penggunaan
dana efektif mungkin dan seefisien mungkin untuk
menghasilkan laba yang maksimal. Peranan lain
underwriter,yaitu:21
21
Abdullah Amrin, Asuransi syariah : keberadaan dan kelebihannya di tengah asuransi
konvensional, ( Jakarta: PT. Elek Media Komputindo,2006),h.104
Page 49
35
1. Mempertibangkan risiko yang diajukan.
2. Memutuskan untuk menerima atau menolak yang
diajukan.
3. Menentukan syarat dan beberapa
ketentuan serta lingkup ganti rugi.
4. Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi
peserta.
5. Mempertahankan, meningkatkan, dan
mengamankan margin profit.
b. Fungsi Underwriter
Underwriter merupakan salah satu fungsi utama dalam
proses:
1) Menilai dan menggolongkan tingkat risiko
yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung
atau sekelompok orang dalam pertanggungan
sehubungan dengan produk asuransi tertentu.
2) Mengambil keputusan untuk menerima atau
menolak risiko.
4. Proses Underwriting
Dalam proses underwriting ini memiliki 4 tahapan
yang sederhana yaitu:
1. Pengajuan Data dari Calon Nasabah
Pertama – tama calon nasabah akan mengisi data –
data yang disyaratkan oleh pihak asuransi. Data –
data ini biasanya mengenai riwayat kesehatan
Page 50
36
calon nasabah. Setelah itu, data – data yang telah
di isi tersebut akan diberikan kepada underwriter
untuk dianalisi.
2. Mengidentifikasi Resiko
Underwriter akan mengidentifikasi resiko yang
dimiliki oleh calon nasabah dari data – data yang
telah dikumpulkan. Terdapat beberapa faktor
untuk menganalisis apakah calon nasabah ini di
terima atau ditolak. Faktor yang paling umum
adalah faktor resiko medis dan faktor resiko
pribadi. Contoh dari faktor resiko medis adalah
faktor riwayat medis dan postur tubuh. Sedangkan
contoh dari faktor resiko tubuh adalah faktor
pekerjaan, hobi, gaya hidup dan tempat tinggal.
Faktor – faktor tersebut akan diseleksi oleh
underwriter.
3. Mengelompokkan Resiko
Setelah mengidentifikasi resiko, selanjutnya tugas
underwriter akan mengklasifikasikan resiko –
resiko yang terdapat pada calon nasabah tersebut
ke beberapa kategori. Terdapat 4 kategori resiko
yang utama. Yaitu decline risk, substandar risk,
standart risk dan prefered risk.
Semakin tinggi resiko yang terdapat pada calon
nasabah maka semakin tinggi premi yang harus
dibayarkan kepada perusahaan asuransi dan jika
benar – benar resikonya tinggi maka perusahaan
asuransi akan langsung menolak calon nasabah
tersebut.
Page 51
37
4. Mengirimkan Pengajuan Calon Nasabah Kembali
Setelah resiko calon nasabah di klasifikasikan,
underwriter dapat menentukan pengajuan calon
nasabah di terima atau di tolak. Jika di terima
maka polis langsung segera diantarkan kepada
nasabah tersebut.
Berikut beberapa kriteria underwriting yang baik
diantaranya:
1. Hasil underwriting yang akurat
2. Membantu perusahaan bersaing.22
Untuk memastikan bahwa calon tertanggung layak untuk
dijamin dalam plan asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa
kumpulan, maka calon tertanggung tersebut harus melalui
serangkaian tahap kegiatan seleksi risiko. Adapun tahapan-
tahappan seleksi risiko tersebut adalah:
a. Field underwriting
Field underwriting merupakan proses awal dari
aktifitas underwriting yang dilakukan oleh petugas
lapangan. Dengan melakukan observasi dan
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
calon tertanggung atau pemegang polis. Pengamatan
ini dilakukan oleh seorang agen sebagai seleksi awal
dan terbatas pada aspek non medis. Dari hasil
pengamatan tersebut diharapkan perusahaan akan
mampu memprediksi kelas risiko yang akan diterima
dan terhindar dari moral hazard.
b. Verifikasi berkas dan data aplikasi
22
https://www.finansialku.com/definisi-underwriting-adalah/
Page 52
38
Setelah dikirim ke kantor pusat, aplikasi surat
permohonan asuransi akan diperiksa, diferifikasi dan
diseleksi sebelum ditaksir oleh underwriter oleh
kantor pusat.
c. Mengumpulkan informasi tambahan
Informasi tambahan diperlukan untuk
memastikan tidak adanya hal-hal yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip underwriting dan terhindar
dari moral hazard. Informasi tersebut diperoleh dari
surat permohonan asuransi berupa laporan keterangan
agen dan dari laporan penyelidikan.
d. Menilai risiko
Penilaian risiko dilakukan terhadap seluruh
aspek yang dapat menimbulkan terjadinya musibah.
Dalam melakukan proses seleksi risiko pada produk
asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa kumpulan
underwriter harus mengetahui terlebih dahulu jenis-
jenis risiko yang ditanggung dalam kedua produk
tersebut. Risiko-risiko tersebut adalah :
1. Risiko sakit karena suatu penyakit
2. Risiko cedera/cacat karena kecelakaan
3. Kematian
Risiko tersebut diatas menjadi tolak ukur
penilaian atas seorang calon tertanggung berdasarkan
kondisi dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi
tingkat risiko.
Page 53
39
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PRUDENTIAL LIFE DIVISI SYARIAH
A. Sejarah Perusahaan
Berdasarkan data Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI),terdapat 49 pemain asuransi syariah di
indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka
terdiri dari 40 operator Asuransi Syariah, 3 Reasuransi Syariah
dan 6 Broker asuransi dan Reasuransi Syariah. Perkembangan
Industri Syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi
syariah pertama Indonesia pada tahun 1994.
Menurut data Bapepam-LK, industri asuransi syariah
mencatat pertumbuhan premi bruto sebesar 3,90% selama kuartal
ketiga tahun 2017. Dengan pertumbuhan tersebut berarti asuransi
syariah termasuk didalamnya asuransi jiwa, kerugian, dan
reasuransi membukukan nilai premi sebesra Rp. 2,23 triliun.23
Angka ini jauh dibawah market share asuransi syariah di
Malaysia.
23
Bapepam, " Pertumbuhan asuransi", artikel diakses pada 23 Januari 2017 dari
http://www.bapepam.go.id/perasuransian/index.htm
Page 54
40
Tabel 1.1
Pertumbuhan Asuransi Syariah di Indonesia
No. Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
4
juni
2017
1 Perusahaan Asuransi 10 12 12 12 12 15
Jiwa Syariah
2 Perusahaan Asuransi 1 1 1 1 1 1
Kerugian Syariah
3 Perusahaan Asuransi 10 13 13 13 17 17
Jiwa yang memiliki
Unit Syariah
4 Perusahaan Asuransi 15 15 19 19 19 20
Kerugian yang
memiliki Unit Syariah
5 Perusahaan Reasuransi 5 5 5 5 5 5
yang memiliki Unit
Syariah
TOTAL 41 46 50 50 50 58
Sumber : AASI, kinerja usaha asuransi syariah, 04 Juni 2017
Pertumbuhan Asuransi syariah di Indonesia sangat pesat,
berbagai kalangan optimis bahwa potensi asuransi syariah di
Indonesia sangat tinggi yang terdapat pada tabel tersebut, data
perusahaan asuransi dari tahun 2012 sampai 2017 tercatat
berjumlah 58 perusahaan asuransi syariah.
Hal tersebut kemudian mendorong berbagai perusahaan
untuk beramai-ramai masuk kedalam bisnis asuransi syariah,
diantaranya dilakukan dengan langsung mendirikan perusahaan
asuransi syariah penuh maupun membuka divisi atau cabang
asuransi syariah.
Page 55
41
Strategi pengembangan bisnis asuransi asuransi syariah
melalui pendirian perusahaan dilakukan oleh Asuransi Syariah
Mubarakah yang bergerak pada bisnis asuransi jiwa syariah.
Sedangkan strategi pengembangan bisnis melalui pembukaan
divisi atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian
perusahaan asuransi, antara lain :
1. PT. MAA Life Assurance.
2. PT. MAA General Assurance.
3. PT. Great Eastern Life Indonesia.
4. PT. Asuransi Tri Pakarta.
5. AJB Bumiputera 1912
6. PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Sejahtera.
7. PT. Asuransi Allianz Life Indonesia.
PT. Prudential Life Assurance
Melihat perkembangan Asuransi Syariah yang cukup
pesat serta dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas
operasional pemasaran asuransi jiwa syariah berdasarkan potensi
pasar, maka melalui Surat Keputusan Direksi
No.13/DIR/PMS/2006 tanggal 1 November 2006, Prudential Life
Insurance telah mengembangkan Kantor Wilayah Syariah Jakarta
menjadi 2 Kantor Wilayah Syariah serta membentuk 5 Kantor
Wilayah Syariah baru yang membawahi 46 Kantor Cabang
asuransi jiwa syariah yang tersebar di seluruh Wilayah Indonesia.
Dengan demikian kini Divisi Asuransi Jiwa Syariah telah
berkembang menjadi 7 Kantor Wilayah yaitu (Jakarta I, Jakarta
II, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Makasar) serta
telah membawahi 70 Kantor Cabang Syariah dengan tabel
sebagai berikut :
Page 56
42
Tabel 1.2
Perkembangan Prudential Life Insurance Divisi Asuransi
Jiwa Syariah
NO KANTOR WILAYAH
SYARIAH
KANTOR CABANG
SYARIAH
1 JAKARTA I 15
2 JAKARTA II 12
3 BANDUNG 10
4 SEMARANG 9
5 SURABAYA 8
6 MEDAN 9
7 MAKASAR 7
JUMLAH 70
Dengan terbentuknya 70 kantor Cabang Syariah yang
telah tersebar di 7 Kantor Wilayah Indonesia, maka peran Divisi
Asuransi Syariah cukup memberikan kontribusi bagi penerimaaan
premi perusahaan, meskipun tiak dapat dipungkiri bahwa
kontribusinya belum sebanding dengan kontribusi yang diberikan
oleh Divisi Pemasaran lainnya.
Sebagai Strategic Business Unit (SBU), Divisi asuransi
Jiwa Syariah berfungsi melaksanakan Pemasaran pada segmen
pasar kelas menengah keatas dan menengah kebawah dengan
sistem penjualan dan pelayanan yang berbeda dengan Divisi
Pemasaran lainnya (Divisi Asper dan Divisi Askum), dimana dari
sisi produk yang dipasarkan mengikat aturan-aturan/prinsip
syariah seperti produk asuransinya harus bersifat transparan,
adanya undur tolong menolong dan saling menanggung (tabarru)
serta produknya harus terbebas dari unsur “MAGRIB” yaitu
Maisir (samar-samar), Gharar (Ketidakjelasan), dan Riba
(bunga).
Page 57
43
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadikan perusahaan ritel terbaik di
indonesia, melampaui pengharapan kepada
nasabah, tenaga pemasar, staf, para pemegang
saham dengan memberikan pelayanan
sempurna, produk berkualitas, tenaga pemasaran
yang profesional dan berkomitmen tinggi serta
mendapatkan hasil investasi yang
menguntungkan.
2. Misi
a) Prudential senantiasa memberikan
pelayanan terbaik kepada nasabah. Nasabah
adalah kunci utama yang sangat penting
dalam bisnis. Maka prudential selalu
maksimal dalam memberikan pelayanan
terbaik nya kepada nasabah. Selain itu
Prudential Syariah juga senantiasa
menyediakan produk Syariah dan layanan
yang inovatif, berkualitas tinggi dan
memberikan nilai tambah yang optimal
kepada para pesertanya sebagai ibadah kepada
Allah SWT.
b) Prudential memiliki komitmen yang tinggi
kepada pemegang saham sehingga mereka
akan terus memberikan dukungan yang lebih
baik lagi ke depan demi kepentingan
perusahaan. Selain itu Prudential Syariah
Page 58
44
senantiasa meningkatkan Idealisme,
mutualisme dan profesionalisme melalui SDM
yang memiliki sifat shiddiq, tabliqh, amanah
dan fathonah, bagi karyawan/karyawatinya.
c) Prudential senantiasa mengembangkan
kemampuan sumber daya manusia baik tenaga
pemasar maupun karyawannya. Oleh karena
itu prudential sangat mengutamakan
pendidikan, pelatihan dan pengembangan bagi
para tenaga pemasaran dan karyawannya
sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Prudential Life Insurance senantiasa
melakukan pengembangan dana sesuai dengan
nilai-nilai syariah yang menguntungkan bagi
staker holder.
C. Produk Asuransi Jiwa
a. Definisi
Program asuransi yang menggabungkan unsur
tabungan dan perlindungan asuransi dalam
menanggulangi musibah kematian.24
Serta
ditujukan untuk melaksanakan niat suci dalam
menunaikan ibadah haji. Produk ini dipasarkan
pada mata uang Rupiah. Premi produk asuransi ini
terdiri dari Premi Tabungan, Premi Tabarru, dan
Premi Biaya.
24
Surat Keputusan Direksi No.SK.1/DIR/TEK/2004/Tanggal 26 Januari 2017.,h.2
Page 59
45
1. Berikut beberapa manfaat produk asuransi
jiwa tersebut:
a) Dana tabungan yang telah disetor.
b) Bagian keuntungan (mudharabah) atas
hasil investasi dana tabungan.
c) Bagian keuntungan atas dana
khusus (Tabarru) yang
ditentukan oleh Asuransi Jiwa
Prudential.
2. Apabila tertanggung meninggal dunia
dalam masa perjanjian asuransi, maka ahli
waris akan memperoleh:
a) Dana tabungan yang telah disetor.
b) Bagian keuntungan (mudharabah) atau
hasil investasi dana tabungan.
c) Santunan kebajikan.
3. Produk Pendidikan (dana pendidikan)
a. Definisi
Program asuransi pendidikan yang
menjamin biaya sekolah anak mulai dari
Tanam Kanak Kanak sampai Perguruan
Tinggi. Merupakan gabungan antara
tabungan dan tolong menolong dalam
menanggulangi musibah kematian.
b. Manfaat Asuransi :
1) Jika pemegang polis/peserta hidup
atau ditakdirkan meninggal dunia dalam
masa asuransi, maka kepada pemegang
Page 60
46
polis atau ahli waris yang ditunjuk
dibayarkan tahapan dana pendidikan pada
saat anak berusia empat tahun, deua belas
tahun, delapan belas tahun.
2) Jika polis habis kontrak, dan peserta
masih hidup maka kepada yang ditunjuk
dibayarkan dana pendidikan sekaligus atau
berkala.
3) Jika pemegang polis / peserta
ditakdirkan meninggal dunia dalam masa
asuransi, maka selain menerima
pembayaran tahapan dana pendidikan
kepada yang ditunjuk dibayarkan:
a) Santunan kebajikan
b) Dana tabungan
c) Bagi hasil atau investasi
d) Polis jadi bebas premi
1. Produk investasi ( dana investasi)
a. Definisi
Asuransi yang merupakan gabungan antara
unsur tabungan dan tolong menolong
dalam menanggulangi musibah kematian,
dengan masa pembayaran premi 5 (lima)
tahun lebih pendek dari masa asuransinya.
b. Manfaat Investasi :
1. Manfaat investasi ini akan
berguna oleh ahli waris apabila
tertanggung meninggal dunia dan
apabila tertanggung tidak meninggal
Page 61
47
dunia hingga berakhirnya perjanjian
asuransi maka hasil dana tersebut bisa
digunakan untuk kehidupan ahli waris
maupun tertanggung utama.
2. Jika peserta ditaksirkan meninggal
dunia dalam masa perjanjian asuransi
setelah masa pembayaran premi berkahir
maka yang ditunjuk akan memperoleh :
a) Sisa uang tunai
b) Santunan kebajikan sebesar manfaat
awal
2. Produk Asuransi Jiwa Corporate Syariah:
1. Produk asuransi jiwa Corporate
a. Ada dua jenis pertanggungan produk
asuransi jiwa Corporate diantaranya :
1) Pertanggungan dengan manfaat tetap, yaitu
pertanggungan yang diberikan dengan besar
manfaat yang tetap selama asuransi
Pertanggungan dengan manfaat menurun
proporsional, yaitu pertanggungan yang
diberikan dengan manfaat sisi pokok
pembiayaan yang menurun secara proporsional.
2) Pertanggungan dengan manfaat menurun
mejemuk, yaitu pertanggungan yang diberikan
dengan manfaat sebesar sisa produk
pembiayaan yang menurun secara majemuk.
Page 62
48
3. Mitra Perlindungan kecelakaan Diri
4. a. Manfaat Asuransi:
1) Bila peserta meninggal dunia karena
kecelakaan dalam masa asuransi, maka
dibayarkan santunan kebajikan sebesar
manfaat awal dari kepesertaan berakhir.
2) Bila peserta ditakdirkan mengalami
kecelakaan sehingga berakibat cacat tetap
total dalam masa asuransi, maka dibayarkan
santunan kebajikan sebesar manfaat awal.
3) Bila peserta ditakdirkan mengalami
kecelakaan sehingga berakibat cacat tetap
sebagian dalam masa asuransi, maka
dibayarkan santunan kebajikan sebesar
persentase dari manfaat awal sesuai yang
tercantum dalam syarat-syarat khusus polis.
D. Dewan Pengawas Syariah Prudential Syaria
Ketua : Dr. H. Anwar Ibrahim
Anggota : H. Ahmad Nuryadi Samawi, LL.B, MA
Ir. H. Adiwarman A. Karim, MBA, MA
Page 63
49
E. Struktur Organisasi
Sehubungan dengan peran dan fungsi Divisi Asuransi JiwaSyariah
adalah mengelolah kegiatan pemasaran asuransi jiwa dan investasi
sesuai prinsip syariah, maka berdasarkan SK. Direksi Prudential
Life Insurance No.11/DIR/PMS/2013, Struktur Organisasi Divisi
Asuransi Jiwa Syariah adalah sebagai berikut:
Page 64
50
Dalam menjalankan perusahaan asuransi PrudentialLife Insurance
didukung oleh manajemen dan organisasi dengan pembagian
tugasnya sebagai berikut:
1. Rapat umum pemegang saham ( RUPS )
Rapat umum pemegang saham adalah sebagaipemegang
kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dengan wewenang dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengesahkan laporan keuangan
b. Memilih dan mengangkat dewan komisaris
c. Memilih dan mengangkat anggota direksi
2. Dewan Komisaris
Kedudukan dewan komisaris adalah dibawah rapat umum pemegang
saham dengan kewenangan dan batasan sebagai berikut:
a. Mengesahkan anggaran perusahaan
b. Menetapkan kebijaksanaan perusahaan
c. Menentukan arah dan tujuan perusahaan
d. Mengawasi jalan nya perusahaan.
3. Dewan Pengawas Syariah
Dewan pengawas syariah adalah terdiri dari beberapa ulama dan ahli
ekonomi islam, keberadaan dewan ini memiliki kewenangan dan
tanggung jawab yaitu:
a. Memberikan pedoman dan garis besar syariah
Page 65
51
b. Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak
disesuaikan dengan syariah
c. Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas
permasalahan yang dihadapi pihak eksekutif dan operasi.
4. Dewan direksi
Dewan Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dengan memiliki
kewenangan dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyusun anggarang/rencana kegiatan
b. Membuat kebijakan umum
c. Melaksanakan koordinasi dan pembinaan para bawahan
serta mengevaluasi kegiatan operasi perusahaan.
Dewan Direksi dalam melaksanakan manajemennya membawahi
beberapa divisi, yaitu:
1) Divisi Aktuaria
Divisi Aktuaria dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa
bagian yaitu Pengembangan Produk, Litbang, Statistik / Pealaporan,
Valuasi, dan Reasuransi
2) Divisi Keuangan dan Akuntansi
Divisi Keuangan dan Aktuntasi dalam melaksanakan tugasnya
membawahi beberapa bagian, yaitu meliputi Keuangan, Akuntansi,
dan Invesatasi.
3) Divisi Pelayanan dan Administrasi, yang meliputi underwriting
Page 66
52
4) Divisi Pemasaran
Divisi Pemasaran dalam melaksanakan tugasnya membawahi
beberapa bagian yaitu Promosi dan Humas, Riset dan Pemasaran
serta Pengembangan Jaringan.
5) Divisi Teknologi Informasi (TI)
Divisi Teknologi Informasi dalam melaksanakan tugasnya
membawahi beberapa yaitu Perencanaan, Pembangunan, dan
Operasional.
Page 67
53
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Asuransi Jiwa
1. Pengertian
Asuransi jiwa adalah suatu bentuk kegiatan saling memikul resiko
di antara sesama manusia sehingga antara satu dengan yang lain
menjadi penanggung atas resiko yang lainnya dan saling tolong –
menolong.
2. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan:
a) Untuk meningkatkan kesadaran manusia bahwa asuransi
sangat penting dalam kehidupan ini.
b) Meningkatkan daya beli manusia terhadap asuransi jiwa
c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke
bawah.
d) Meningkatkan pendapatan Prudential
b. Sasaran:
Sasaran Prudential adalah segmen pasar yang cukup
menguntungkan dengan cara menekankan bahwa masyarakat menengah
ke bawah mudah untuk mendapatkan jaminan dalam kehidupan nya ini
dan bukan hanya orang menengah ke atas saja yang membelinya.
Maka, harus disadarkan masyarakat dengan edukasi terkait asuransi
jiwa untuk kehidupannya di masa depan.
3. Kebijakan
Kebijakan privasi nasabah pada perusahaan prudential memiliki
komitmen yang sangat kuat, tidak menjualkan dan menyewakan
informasi anda kepada siapapun. Namun PT Prudential Life Insurance
dapat menggunakan, mengolah, menstransfer maupun mengungkapkan
Page 68
54
informasi pribadi anda atau nasabahnya kepada pihak ketiga atau
afiliasi.25
B. Underwriting
1. Pengertian
Underwriting menurut asuransi jiwa adalah proses penaksiran
mortalitas (tingkat kematian) atau mordibitas (tingkat kesehatan) calon
tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak
calon peserta dan menetapkan klasifikasi peserta. Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa underwriting adalah proses penilaian
dan pengklasifikasian risiko seseorang atau sekelompok calon
tertanggung, yang bertujuan untuk melindungi perusahaan asuransi dari
kerugian. Pihak yang mengerjakan underwriting adalah underwriter.
Selama proses underwriting, hal yang pertama kali yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi resiko terhadap tertanggung oleh
underwriter.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan:
a. Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kecurangan
yang bisa saja terjadi dalam perusahaan.
b. Meningkatkan kualitas dalam perusahaan tersebut.
c. Bertanggung jawab dalam risk assessment (penilaian
risiko yaitu proses penentuan tingkat risiko setiap orang atau group
calon tertanggung dimana setiap tertanggung membayar premi yang
mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki dan sesuai dengan produk
asuransi yang diterima.
d. Memberikan profit bagi perusahaan.
Sasaran:
25
https://www.prudential.co.id/id/footer/privacy-policy/ tgl 16 oktober jam 17.21
Page 69
55
a. Nasabah yang masuk clear tampa masalah
b. Mengklasifikasikan nasabah dari segi umur, pekerjaan
dan pendapatan.
c. Mengidentifikasi resiko apakah layak atau tidak menjadi
nasabah.
3. Keputusan Underwrting
Keputusan underwriting bahwa underwriting dapat memutuskan
apakah nasabah layak untuk diterima atau tidak nya dalam asuransi ini.
Ada 4 keputusan mengenai hal ini berikut keputusan tersebut:
1. Menerima aplikasi secara penuh yang artinya seorang nasabah
akan terlindungi secara menyeluruh sesuai dengan manfaat yang
diambil.
2. Diterima dengan pengecualian artinya ada penyakit tertentu
yang tidak akan dilindungi oleh perusahaan asuransi. pengecualian ini
bisa berlaku untuk beberapa tahun saja dan bisa juga pengecualian ini
bersifat permanen atau seumur hidup.
3. Diterima dengan extra premi artinya perusahaan asuransi akan
menerima dan melindungi nasabah secara penuh dengan syarat ada
premi tambahan yang harus dibayarkan.
4. Ditolak pengajuan permohonan asuransi tidak bisa diterima
oleh perusahaan asuransi.
Page 70
56
BAB V
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROSES UNDERWRITING
PRODUK ASURANSI JIWA INDIVIDU DAN ASURANSI JIWA
CORPORATE
(Studi Pada Prudential Life Insurance Divisi Syariah
A. Proses Manajemen Risiko dalam Proses
Underwriting Jiwa Prudential Life Insurance
Divisi Syariah.
Salah satu hasil wawancara penulis dengan Kabag
Teknik (Underwriting) Divisi Syariah, Muhammad
Irvansha Rangkuti, mengatakan bahwa manajemen risiko
pada produk asuransi jiwa individu dan corporate
sebenarnya hampir sama risikonya, Salah satu aspek
yang membedakan asuransi perorangan dari asuransi
kumpulan adalah aspek underwriting. Underwriting
asuransi jiwa individu mengharuskan seorang calon
tertanggung untuk memenuhi persyaratan underwriting
yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Sebaliknya,
underwriting asuransi jiwa corporate umumnya berfokus
pada karekteristik kelompok dan biasanya tidak
mengharuskan setiap calon tertanggung corporate untuk
memberikan evidence of insurability ( bukti resiko yang
diasuransikan). Namun demikian tujuan underwriting
Page 71
57
corporate sama dengan tujuan underwriting asuransi
perorangan, yaitu menentukan apakah sekelompok orang
mempunyai risiko rata-rata dan apakah pengalaman
kerugian kumpulan dapat diramalkan dan diterima oleh
perusahaan asuransi.
Manajemen risiko yang diterapkan di perusahaan
asuransi Prudential Life Insurance Divisi Syariah
meliputi beberapa tahapan berikut :
1. Identifikasi Risiko, dilakukan ketika ada
pengajuan aplikasi berupa SPAJ (Surat
Permohonan Asuransi Jiwa), seluruh data
isian di SPAJ tersebut mulai dari nama, usia,
jumlah manfaat dan lainnya diidentifikasi dan
dinilai oleh underwriter. Apakah layak atau
tidak untuk menjadi nasabah dari prudential,
karena dalam menentukan boleh atau
tidaknya seseorang untuk menjadi nasabah
prudential itu melalui proses yang sangat
besar dilihat apakah pekerjaan nya, berapa
gaji nya dan riwayat penyakitnya apa saja?
Hal - hal tersebut yang sangat dilihat oleh tim
Page 72
58
identifikasi risiko dari prudential. Prudential
sudah sangat berpengalaman dalam hal
memilih nasabahnya karena tidak ingin
terjadi lagi kecolongan seperti pada tahun
2015 ketika itu prudential mengalami
peristiwa dan banyak sekali keluar di koran
terutama kompas. Untuk itu prudential
semakin intens dalam memilah dan memilih
calon nasabahnya.
2. Penilaian Risiko, merupakan proses lanjutan
dari pengidentifikasian risiko, yang kemudian
menggolongkan risiko dari masing-masing
calon peserta. Penggolongan risiko yang
dimaksud adalah kemungkinan tingkat risiko
yang menyebabkan kematian. Adapun
penggolongan risiko di Prudential Life
Insurance Divisi Syariah terbagi menjadi tiga,
yaitu risiko standar, substandard dan
declined (ditolak).
Resiko standar yaitu orang yang ingin
masuk menjadi nasabah prudential itu harus
sehat dan tidak mengalami kecelakaan
Page 73
59
apapun atau riwayat sakit apapun.
Resiko substandar itu dibagi menjadi 2 yaitu
substandar extra premi dan exclusion :
Substandar extra premi adalah orang yang
sudah memiliki riwayat sakit lalu orang
tersebut medical cek up semua tercover tetapi
premi nya bertambah misalkan premi awal
1.000.000 naik 20% menjadi 1.200.000.
Exclusion adalah pengecualian ketika
seseorang sudah terkena penyakit magh terus
medical cek up lalu prudential tidak
mengcover khusus penyakit magh saja tetapi
semua penyakit dicover kecuali magh.
Declined adalah sudah memiliki riwayat yang
sangat berat dan saat di ajukan dan medical
cek up di tolak sama prudential.
3. Eleminasi risiko atau disebut juga sebagai
kontrol risiko adalah bagaimana cara
perusahaan mengurangi risiko financial
perusahaan atas risiko kematian yang tinggi
dari peserta asuransi. Adapun mengeleminasi
risiko ini biasanya terjadi pada risiko yang
Page 74
60
tergolong pada substandard, dimana jika hal
ini terjadi yang dilakukan perusahaan adalah
dengan menambah jumlah premi atau extra
premi, atau juga dengan cara mengurangi
jumlah manfaat asuransi, serta ada juga
dengan cara mengecualikan risiko yang
dengan nyata sudah teridentifikasi dari awal.
Sebagai contoh seperti ketika seseorang
sudah terkena penyakit magh maka penyakit
magh tersebut tidak dicover oleh prudential
karena sudah memiliki riwayat namun
penyakit yang lain di cover sama prudential
karena tidak memiliki riwayat penyakit.
Maka tim dari underwriting sangat teliti
dalam mengambil keputusan apakah layak
atau tidak nasabah tersebut diterima atau di
tolak?
Underwriting tersebut akan menerima bila
calon nasabah tersebut tidak memiliki
riwayat penyakit yang sudah sangat berat
seperti jantung dan kanker tim dari
underwriting tersebut sudah pasti akan
Page 75
61
menolak.
4. Risk sharing, yaitu dari penggolongan risiko
pada saat penilaian risiko sekaligus
perusahaan melakukan risk sharing atau
membagi risiko dari calon peserta, dengan
kategori seperti :
a. Jumlah manfaat >100 juta
b. Risiko tergolong substandar atau decline
Risk sharing di Prudential Life Insurance
Divisi Syariah hanya dilakukan diseluruh
divisi perusahaan reasuransi Syariah di
Indonesia, seperti ReINDO.
Jadi hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan
bahwa risiko-risiko calon peserta asuransi yang ada
dikelola dan diterapkan dengan baik di Prudential
Life Insurance Divisi Syariah. Proses identifikasi
risiko,penilaian risiko, eliminasi risiko, dan risk
sharing di Prudential Life Insurance Divisi Syariah
benar-benar dilakukan dengan ketat pada saat
proses underwriting untuk menyeleksi risiko calon
peserta.
Page 76
62
Tabel 1.3
Proses Masuk Peserta Asuransi jiwa
Individu dan Corporate Prudential Life
Insurance
Asuransi Jiwa Individu Asuransi Jiwa Corporate
Underwriting Pada asuransi individu, Pada asuransi kumpulan, setiap
penerimaan aplikasi asuransi anggota dijamin mendapatkan
tergantung hasil seleksi risiko perlindungan. Dan tidak
(underwriting) atas diri calon mungkin ditolak bila dapat
pemegang polis, yang membuktikan keanggotaan
dilakukan dengan dalam kumpulan tersebut. Calon
mengevaluasi informasi dalam peserta tidak perlu menjawab
formulir yang calon peserta isi pertanyaan mengenai
dan mungkin juga hasil tes kesehatan, keuangan, dll, untuk
kesehatan. Cakupan asuransi mendapatkan kepesertaan
tergantung pada kebiasaan, asuransi. Penolakan dan
berat badan, riwayat kesehatan, penerimaan asuransi kumpulan
usia, pendapatan atau faktor- dilakukan secara kelompok
faktor lain yang menerima atau menolak seluruh
dipertimbangkan dalam anggota.
penerimaan risiko. Perusahaan
asuransi dapat menyetujui
pertanggungan dengan premi
standar atau premi ekstra,
menolak, menunda, atau
menerbitkan polis dengan
pembatasan cakupan.
Page 77
63
Premi premi untuk masing-masing
peserta pada asuransi jiwa
individu cenderung lebih
mahal dari pada polis asuransi
jiwa kumpulan. Karena
seorang underwriting harus
melakukan proses underwriting
dimana para peserta diharuskan
melakukan berbagai tahapan
kebiasaan sehari-hari,serta
harus melakukan medical
check up. Agar seorang
underwriter dapat memprediksi
tingkatan klaim berdasarkan
penyakit yang diderita peserta.
Semakin banyak penyakit yang
diderita maka semakin mahal
premi yang ditetapkan seorang
underwriter.
Premi untuk masing-masing
orang pada polis asuransi
kumpulan biasanya lebih murah
daripada polis individu.
Underwriter asuransi kumpulan
menggunakan pendekatan
pengalaman klaim (claim
experience) ketika menilai risiko
asuransi suatu kelompok. Mereka
tidak menghitung tarif
berdasarkan kebiasaan, gaya
hidup, dan faktor kesehatan
individu-individu dalam
kelompok tetapi berdasarkan
risiko kelompok secara
keseluruhan. Kelompok besar
dapat diberikan tarif premi yang
lebih murah daripada kelompok
kecil karena tingkat klaimnya
relatif lebih dapat diprediksi dan
terdapat subsidi silang di antara
Peserta
Masa
Pertanggungan
Masa pertanggungan polis
asuransi individu bisa setahun,
Polis asuransi kumpulan
umumnya hanya berlaku selama
Page 78
64
beberapa tahun, bahkan seumur
hidup.
setahun dan selanjutnya
dapat diperpanjang. Karena
asuransi kumpulan
menganut “hukum bilangan
besar”, bila jumlah peserta
kumpulan tidak memenuhi
minimal tertentu, asuransi
kumpulan tidak dapat
diperpanjang. Bila
pengalaman klaim
dalam
setahun
menunjukkan rasio klaim
yang sangat tinggi, premi
asuransi
kumpulan bisa melonjak
drastis.
Page 79
65
Manfaat
Pertanggungan
Manfaat pertanggungan polis
individu biasanya ditentukan
menurut hasil premi yang
ditentukan oleh para underwriter.
Manfaat pertanggungan
Pada asuransi jiwa
kumpulan, dikenal istilah
“free cover limit” (FCL)
yaitu uang pertanggungan
maksimum yang otomatis
bisa diberikan ke peserta
asuransi kumpulan. Tinggi-
rendahnya jumlah FCL
tergantung faktor- faktor
seperti usia rata-rata, ukuran
kelompok, dll. Bila calon
peserta menginginkan uang
pertanggungan di atas FCL,
Maka akan diwajibkan
mengikuti proses
underwriting tambahan.
Administrai
dan Penagihan
Administrasi dan penagian
asuransi jiwa individu
dilakukan secara perorangan,
Administrasidan penagian
asuransi kumpulandilakukan
secarakelompok.Tidak ada
Page 80
66
biasanya para peserta menjadi
kontak langsung dengan
perusahaan asuransi.
pembayaran premi oleh peserta
secara sendiri-sendiri. Biasanya,
bagian personalia perusahaan
atau keanggotaan asosiasi yang
menjadi kontak dengan
perusahaan asuransi untuk segala
sesuatu yang berkenaan dengan
asuransi kumpulan. Mereka
dapat membayar premi atas
beban perusahaan/asosiasi atau
atas beban karyawan/anggota
melalui pemotongan gaji/iuran.
Setiap peserta asuransi kumpulan
akan menerima sertifikat
asuransi, yang menyebutkan hak-
hak mereka menurut polis.
Page 81
67
1. Proses Underwriting Asuransi jiwa Individu
Asuransi jiwa Individu adalah asuransi jiwa yang
memberikan jaminan/jasa dalam penanggulangan risiko
kepada seseorang atau keluarga yang disebabkan oleh
kematian, kecelakaan serta sakit.
Dalam proses seleksi risiko,seorang underwriter
berkepentingan untuk mengetahui bahwa asuransi jiwa
individu yang diajukan untuk dijamin mempunyai suatu
penyebaran risiko yang baik, artinya terdapat kesehatan
yang baik dari sejumlah besar individu untuk
mengimbangi pengalaman klaim anggota-anggota group
yang tidak sehat.
Dalam melakukan proses underwriting asuransi
jiwa individu, seorang underwriter secara hati-hati
mempertimbangkan beberapa faktor pribadi yang dapat
memberikan dampak pada klasifikasi risiko seorang
calon tertanggung. Faktor-faktor pribadi tersebut terdapat
dalam Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ).
Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ) Prudential Life
Insurance Divisi Syariah terdiri dari empat bagian, yaitu
sebagai berikut::
1. Bagian I merupakan data calon pemegang polis.
2. Bagian II merupakan data asurasi, yang berisi
tentang kelas risiko peserta serta rincian premi
tahun pertama apakah peserta termaksud ke
dalam kriteria standart, substandar atau decline
Page 82
68
jika peserta tersebut masuk ke dalam kriteria
standar maka akan langsung diajukan dan
proses nya langsung tidak banyak kendala
namun ketika terjadi substandar dan decline
maka underwriter akan melakukan investigasi
lebih lanjut karena prudential tidak ingin
menjadi korban dari praktek yang tidak di
inginkan.
3. Bagian III berisi tentang penerima santunan
(termaslahat) yang akan ditunjuk calon peserta
jika peserta ditakdirkan meninggal dunia, serta
data keterangan kesehatan dan hasil penilaian
kesehatan. Ini dimaksudkan kepada ahli waris
dari peserta yang sudah meninggal agar data
dan polis tersebut bisa digunakan untuk
kelangsungan hidup bagi para keluarga yang
ditinggalkan baik itu untuk kelangsungan
hidup anak - anak yang masih harus
ditanggung maupun untuk membuka usaha
agar terus berlangsung kehidupannya. Sebagai
contoh ketika suami yang meninggal maka
istri dan anak yang akan menerima polis
tersebut untuk kelangsungan hidup anak dan
istri ke depan nya.
4. Bagian IV merupakan Peryataan calon peserta.1
Dari keempat bagian Surat Permintaan
Asuransi Jiwa (SPAJ) diatas dan berdasarkan
hasil wawancara penulis dengan salah satu
underwriter Prudential Life Insurance Divisi
Page 83
69
Syariah, ada beberapa bagian yang menjadi
pertimbangan penting underwriter dalam
menyeleksi risiko calon peserta asuransi
asuransi jiwa individu, diantaranya adalah:26
Tabel Underwriting Limit dan Syarat
Pemeriksaan Kesehatan Asuransi Jiwa
Individu
Prudential Life Insurance Divisi Syariah
26
Arsip PT. Prudential Life Insurance
Jumlah Uang Pertanggungan /
Resiko
Awal
Jenis Pemeriksaan
Diatas Rp. 200.000.000 s/d Rp.
250.000.000 / US$ 40.000
LPK + ADA
Diatas Rp.250.000.000 s/d Rp.
450.000.000
US$ 40.001- US$ 75.000
LPK + ADAL + EKG
Diatas Rp. 450.000.000-Rp.
650.000.000
US$ 75.001-US$ 110.00
LPK + ADAL+ EKG + TPH
Diatas Rp. 650.000.000-Rp.
850.000.000
US$ 110.001-US$ 145.000
LPK + ADAL + TPH + TREADMILL
TEST + HIV TEST
>Rp. 850.000.000 / US$ 145.000 2LPK + ADAL+ TPH + TREADMILL
TEST + HIV TEST + FS +SPT
Page 84
70
Tabel 1.4
Keterangan :
LPK : Laporan Pemerikasaan Kesehatan
ADA : Analisa Darah dan Air Seni
ADAL : Analisa Darah dan Air Seni Lengkap EKG : Elektrokardiogram
TPH : Ro Thorax Photo
HIV : Human Immunodeficiency Virus FS : Financial Statemen
SPT : Surat Pemberitahuan Pph Pasal 21
Secara umum jenis-jenis risiko terdiri dari :
1) Increasing risk (risiko menaik)
2) Reducing risk/decreasing risk (risiko menurun)
3) Constant risk (risiko tetap)
Kemudian dilanjutkan proses penggolongan
risiko, penggolongan risiko dilakukan untuk memproses
klasifikasi calon peserta yang memiliki tingkat risiko
yang sama, digolongkan dalam kelas yang sama.
2. Proses Underwriting Asuransi Jiwa Corporate
Asuransi jiwa kumpulan adalah asuransi yang
memproteksi sekumpulan orang. Masing-masing orang
dalam kumpulan tersebut disebut peserta yang
mendapatkan perlindungan dalam konteks kelompok.
Asuransi kumpulan biasanya ditawarkan sebagai
tunjangan pekerjaan atau manfaat keanggotaan asosiasi,
koperasi, kelompok alumni, ormas, dll.
Dalam asuransi jiwa kumpulan Underwriting
tidak dilakukan secara medis pada tiap individu dalam
Page 85
71
kelompok, proses underwriting dilakukan secara
sederhana, proses underwriting hanya dilakukan secara
administratif. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
calon tertanggung adalah para karyawan yang notabene
adalah orang- orang yang sehat, kecuali kelompok
tersebut kecil. Dalam kelompok kecil setiap anggota
harus menyiapkan evidence of insurability dan diproses
secara perorangan. Sedangkan untuk group besar,
underwriter mengidentifikasi risiko group sebagai suatu
keseluruhan. Adapun faktor-faktor risiko asuransi jiwa
kumpulan adalah :
1) Letak geografis.
2) Usia. Jenis kelamin.
3) Bidang usaha dan jenis pekerjaan.
Bidang usaha dan jenis pekerjaan dalam
asuransi jiwa Corporate diklasifikasi
sebagaimana yang dijelaskan berikut ini:
a. Golongan 1: bidang usaha jasa
keuangan seperti staf admin, staf
keuangan, staf keuangan, account
officer dan lain-lain.
b. Golongan 2 : bidang usaha agen
penjualan grosir, super market, ritail,
manufaktur seperti salesmen, buruh
pabrik dan lain-lain.
c. Golongan 3 :bidang usaha teknisi
dengan risiko tinggi seperti teknisi
listrik.
d. Golongan 4 :bidang usaha
Page 86
72
pertambangan, pergudangan, properti
seperti operator crane.
4) Pembagian biaya.
Dalam asuransi kumpulan premi yang
dibayar ada yang berupa contributor plan
yaitu pembayaran premi yang melibatkan
peserta untuk memperoleh manfaat yang
lebih tinggi. Yang kedua adalah non
contributory plan yaitu pembayaran premi
tidak melibatkan peserta. Bagi perusahaan,
premi non contributory plan lebih disukai
karena tingkat risiko yang relatif lebih
homogen dengan asumsi bahwa individu-
individu dalam kelompok tersebut adalah
orang-orang yang sehat sehingga bisa
dikatakan tidak ada tingkat risiko tertentu
yang lebih tinggi.
Proses seleksi risiko yang diberlakukan pada
produk asuransi jiwa corporate adalah2 :
1. Berdasarkan kaidah yang berlaku secara umum.
Seperti, prinsip utmost good faith (penutupan
asuransi harus didasarkan pada itikad baik
peserta dan perusahaan asuransi sebagai
syarat sahnya asuransi atau dengan arti lain
tidak ada kecurangan), insurable interest
(adanya kepentingan peserta untuk ikut
asuransi), dan lain sebagainya.
2. Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
perusahaan. Berikut penulis gambarkan
Page 87
73
keputusan Prudential Life Insurance Divisi
Syariah mengenai proses seleksi risiko pada
asuransi jiwa corporate, yaitu :
2 Muhammad Irvansha Rangkuti, Praktisi Underwriting Asuransi jiwa prudential
life insurance Divisi Syariah,
Wawancara Pribadi Mengenai Asuransi Jiwa, Kota Kasablanca, 12 Agustus 2017.
Page 88
74
Tabel 1.5
Proses Seleksi Resiko Asuransi jiwa Corporate
Jenis
Penutupan
Data dan Dokumen yang disyaratkan
Free Cover 1. Daftar pengajuan asuransi dari pemegang polis yang
memuat data sekurang-kurangnya:
a. Nama lengkap calon peserta sesuai dengan ID
yang masih berlaku.
b. Tanggal lahir calon peserta.
c. Mulai perjanjian asuransi yang dikehendaki.
d. Jangka waktu perjanjian asuransi.
e. Jumlah pembiayaan/pinjaman yang diasuransikan
Non Medical
Formulir pengajuan asuransi jiwa kumpulan, yang sudah
diisi dengan lengkap dan benar, terdiri dari:
1. Data perserta telah diisi sekurang-kurangnya:
nama calon peserta, tanggal lahir dan pekerjaan
calon peserta.
2. Data asuransi telah diisi sekurang-kurangnya:
jumlah manfaat asuransi, jenis asuransi, asa
perjanjian dan tanggal mulai perjanjian asuransi.
3. Peryataan kesehatan yang meliputi tinggi berat
dan badan serta 5 point pertanyaan kondisi
kesehatan telah diisi dengan lengkap.
4. Tempat dan tanggal penandatanganan formulir
telah diisi dengan lengkap.
5. Ditandatangani oleh calon peserta (tidak boleh
diwakilkan/atas nama).
Page 89
75
Tabel 1.6
Tabel Underwriting Asuransi Jiwa Corporate
Keterangan :
NM : Non Medis
A :Laporan Pemeriksaan Kesehatan (LPK) +
Urine + Elctrocardiogram (ECG))
B : LPK + Analisa Darah & Air Seni (ADA) _
ECG + Thorax Photo (TP)
C : LPK + Analisa Darah & Air Seni Lengkap
(ADAL) + ECG + TP Treadmill Test (TT)
D : LPK + ADAL + ECG + TP + TT + Surat
Peryataan Dokter (SPD) E : 2LPK + ADAL + ECG
+ TP + SPD + HIV TEST
Secara transparan penulis mengatakan bahwa
perbedaan
Manfaat Awal-
Usia (Nearest
Birthday)
20-45 Th 46-50 Th 51-55 Th 56-60 Th
s.d. Rp. 350.000.000,- NM NM NM NM
Rp.350.000.001-Rp. 500.000.000
NM NM NM A
Rp. 500.000.001-Rp. 750.000.000
NM NM A B
Rp. 750.000.001-Rp. 1.000.000.000
A B C D
Rp. 1.000.000.001-Rp. 1.500.000.000
B C D E
Rp. 1.500.000.001- Rp. 2.500.000.000
D E E E
Di atas Rp. 2.500.000.00 E E E E
Page 90
76
Tabel 1.7
Karakteristik Produk
Proses Field
Underwriting
Informasi
Dasar/Sumber
Informasi
Kebijakan
Perusahaan
mengenai
Underwriting
Fokus
Underwriter
Atas Risiko
Calon Peserta
Asuransi Pada produk Agen sebagai Proses Pada produk
Jiwa ini ada proses Pihak yang penutupan asuransi
Individu Field Pertama kali produk asuransi individu,
underwriting Bertemu Jiwa individu faktor riwayat
yang dilakukan Dengan calon dapat dilakukan kesehatan
Agen kepada Peserta Melalui cara merupakan
calon peserta Asuransi dan medis dan non Factor utama
Mencatat Medis dengan Selain faktor-
Berbagai berbagai faktor lainnya.
informasi yang Ketentuan yang
Dibutuhkan telah ditetapkan
Mengenai perusahaan
calon peserta
Asuransi Tidak ada Pihak Proses Pada produk
Jiwa Proses field Perusahaan penutupan pada Asuransi jiwa
Kumpulan underwriting Pihak yang produk asuransi kumpulan,
berkepentingan Jiwa Corporate Selain faktor
Untuk dapat dilakukan riwayat hidup,
Mendaftarkan melalui cara free kesehatan juga
Karyawannya cover, medis menilai
untuk menjadi dengan berbagai keuangan
Peserta ketentuan yang peserta
asuransi. ditetapkan asuransi.
perusahaan.
Page 91
77
Khusus untuk produk asuransi jiwa kumpulan dilihat
dari sisi seleksi risiko bisa dikatakan tidak ada (tidak ada
proses underwritig di Prudential Life Insurance
Divisi Syariah), kecuali berusia 60 (enam puluh) tahun-
Untuk individu dan Maksimal berusia 65 (enam puluh lima)
tahun – untuk Group. Tidak ada proses medical check up,
sehingga manfaatnya tidak melebihi dari ketentuannya,
berbeda dengan asuransi jiwa individu yang manfaatnya tidak
dibataasi tetapi disesuaikan dengan faktor-faktor risiko calon
peserta.
Letak persamaan dari masing-masing produk lebih
dikarenakan alasan-alasan normatif dan prosedural, berikut
penulis jelaskan:
1. Secara universal prinsip-prinsip dalam asuransi
melekat dalam proses underwriting pada semua
produk asuransi, prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Utmost good faith, penutupan asuransi harus
didasarkan oleh itikad sangat baik dari
tertanggung dan penanggung sebagai sarat
sahnya suatu kepesertaan asuransi.
b. Insurable interest, kepentingan peserta untuk
mengikuti kepersertaan asuransi.
c. Memproses permintaan asuransi dengan prinsip kehati-hatian.
d. Membuat dokumentasi yang akurat mengenai
setiap langkah yang diambil dalam melakukan
underwriting suatu kasus.
2. Pada saat penerimaan, maka ada beberapa hal yang
mesti diperhatikan underwriting, seperti:
a. Sedapat mungkin menerima permintaan
Page 92
78
asuransi dari calon peserta asuransi.
b. Informasi yang diperlukan underwriting harus
dibatasi kepada hal-hal yang benar-benar
diperlukan.
c. Kesulitan dalam memperoleh informasi
mengenai calon peserta hendaknya
dipertimbangkan sebaik dan secermat
mungkin.
d. Dari beberapa kasus memang harus ditolak,
akan tetapi lebih baik mengenakan kondisi
yang sangat berat daripada menolaknya. Hal-
hal tersebut berlaku bagi semua produk
asuransi jiwa termasuk produkasuransi.
Page 93
79
C. Keputusan Underwriting bagi Asuransi Jiwa Individu dan Asuransi
Jiwa Corporate
Keputusan underwriting bagi asuransi jiwa individu dan
asuransi jiwa Corporate adalah sama, yaitu:
1. Diterima dengan kondisi standard, artinya calon
peserta memiliki tingkat risiko rata-rata sehingga
membayar premi dalam kondisi standar.
2. Diterima dengan kondisi substandard, artinya
calon peserta asuransi akan dikenai ekstra tabarru
dikarenakan tingkat risiko yang dimiliki peserta
asuransi diatas rata-rata.
3. Ditunda, calon peserta yang diputuskan dalam
kondisi ditunda dapat mengajukan kembali
kepesertaan asuransi sampai risikonya menurun
atau dapat diterima dalam kondisi tertentu.
4. Ditolak, artinya bahwa calon peserta tidak dapat
diterima sebagai peserta asuransi.
Page 94
80
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Asuransi Jiwa individu
proses seleksi risiko dimulai dari field underwriting, verifikasi berkas dan
data yang dilakukan di kantor pusat dan cabang, selanjutnya penilaian dan
penggolongan tingkat risiko untuk kemudian dilakukan keputusan
underwriting oleh underwriter. Pada Asuransi Jiwa Corporate, proses
seleksi risiko dimulai ketika perusahaan menyerahkan surat pengajuan
asuransi yang memuat informasi mengenai karyawannya (calon peserta
asuransi), selanjutnya underwriter pusat atau cabang menverifikasi berkas
dan menilai risiko. Terdapat 3 jenis underwriter yaitu underwriter pertama,
financial underwriter dan medical underwriter
Underwriter pertama yaitu sang agent asuransi jiwa. Tugas
sang agent bukan hanya menjual polis asuransi namun juga sebagai
underwriter pertama. Bisa saja seorang agent asuransi merupakan
penentu resiko pertama dan terakhir dari seorang calon tertanggung
asuransi.
Financial underwriter yaitu orang yang memberikan
rekomendasi program yang cocok untuk kebutuhan dan kemampuan
keuangan calon nasabah.
Dan yang terakhir Medical underwriter yaitu orang yang
memberikan rekomendasi apakah layak atau tidaknya seorang calon
nasabah mengikuti program asuransi tersebut.
Sedangkan untuk asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa
corporate, perbedaan tersebut diketahui dalam 3 hal:
a) Rangkaian kegiatan seleksi risiko, yaitu mengenai proses field
Page 95
81
underwriting.
b) Informasi awal mengenai calon peserta yang
dibutuhkan underwriter
c) Fokus seleksi risiko.
Page 96
82
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan yang telah diuraikan
penulis sebelumnya, maka agar Prudential Life Insurance Divisi Syariah
memperoleh keuntungan yang lebih maksimal lagi, perlu adanya
koordinasi atau kerja sama antara staf underwriter dengan underwriter
dalam menyeleksi risiko, sehingga tidak akan terjadi kesalahan di masa
yang akan datang. Penulis melihat seleksi risiko calon peserta hanya
dilakukan oleh staf underwriter, sedangkan underwriter hanya
memberikan keputusan untuk menerima atau menolaknya. Jika hal ini
tidak diperbaiki maka akan merugikan Prudential Life Insurance Divisi
Syariah, dengan tingginya tingkat klaim asuransi jiwa individu dan
asuransi jiwa kumpulan yang akan dibayar perusahaan tersebut.
Page 97
83
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al Karim.
Ali, A. Hasyim,dkk. Kamus Asuransi. Jakarta : PT.Bumi Aksara,
2002.
Huggins, Kenneth dan D. Land, Robert. Operasi Perusahaan
Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan. Jakartan :
Yayasan Dharma Bumiputera, 1996.
Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: Rajawali
Pers, 1998. Darmawi, Herman. Manajemen Risk. Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2006.
Djojosoedarsono, Soeisno. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko
Asuransi. Jakarta: Salemba Empat, 2003.
Hartoho, Sri Rejeki. Hukum Asuransi Dan Perusahaan
Asuransi.Jakarta: Sinar Grafika,1992.
Sastrawidjaja, Suparman, dan Endang. Hukum Asuransi. Bandung :
Alumni,1993. Harsono, Sonni Dewi. Risiko dan Asuransi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2000.
Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo, 2006. Rochaety, Ety, dkk. Metode Penelitian Bisnis:
Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:
Mitra Wacana Media,2007.
Sula, Syakir. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan
Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah : keberadaan dan
kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional. Jakarta:
PT. Elek Media Komputindo. 2006.
Page 98
84
Ali, Hasan. Asuransi dalam Perspektif hukum Islam. Jakarta:
kencana. 2004. Surat Keputusan Direksi
No.Sk.1/DIR/TEK/2004 Tanggal 26 Januari 2004.
Ali Fikri, Agung, “ Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan
Underwriting terhadap Laba asuransi Jiwa.” Jurnal
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor,2009.
Prasetyo,Hendro. “Perbedaan Asuransi Individu dan Asuransi
Kumpulan”, Artikel diakses pada 02 September 2011 dari
http://solusiasuransi.com/perbedaan- asuransi-individu-
dengan-asuransi-kumpulan/
https://www.prudential.co.id/id/footer/privacy-policy/ tgl 16 oktober
jam 17.21
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif. ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.) Hal. 70.
Darmawi, Herman Drs., 2010. Manajemen Risiko. Bumi Aksara.
Jakarta. Disadur dari Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.2,
oktober2018(109-118)ISSN:2087-9334
Bailey, P. (2015). Procurement, Principles & Management (11 ed.).
Pearson Education Limited disadur dari Deshtyan Erlangga Adi, Novie
Susanto (2017). Analisis Manajemen Risiko Aktivitas Pengadaan pada PercetakanSuratKabar.JurnalMetris.
Page 99
DAFTAR PERTANYAAN
“MANAJEMEN RISIKO PADA PROSES UNDERWRITING
PRODUK ASURANSI JIWA INDIVDU DAN ASURANSI
JIWA CORPORATE
(Studi Pada Prudential Life Insurance Divisi Syariah)”
1. Bagaimana manajemen risiko yang diterapkan diperusahaan Prudential
Life Insurace Divisi Syariah?
2. Bagaimana proses underwriting yang dilakukan pada produk asuransi
jiwa individu dan asuransi jiwa Corporate?
3. Apa saja faktor-faktor underwriter dalam menyeleksi risiko pada calon
peserta asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa Corporate?
4. Kendala saja yang sering ditemui pada proses underwriting?
5. Apa ada perbedaan manajemen risiko pada asuransi individu dan
asuransi jiwa Corporate?
Nama : Muhammad Irvansha Rangkuti
Jabatan : Praktisi underwriting
Perusahaan : Prudential Life Insurance Divisi Syariah
Page 100
86
1. Bagaimana manajemen risiko yang diterapkan diperusahaan Prudential
Life Insurance Divisi Syariah?
Manajemen yang diterapkan diperusahaan asuransi Prudential Life
Insurance Divisi Syariah meliputi :
a) Identifikasi risiko, dilakukan ketika ada pengajuan aplikasi
berupa SPAJ (surat permohonan asuransi), seluruh data diisi
kemudian dinilai oleh underwriter.
b) Penilaian risiko, yaitu menggolongkan risiko dari masing-masing
peserta, pada Prudential Life Insurance Divisi Syariah terbagi
menjadi tiga, yaitu risiko standard, substandard, dan decline
(ditolak).
c) Eleminasi risiko, risiko ini terjadi pada risiko substandard, jika
risiko ini terjadi maka perusahaan akan menambah jumlah premi
atau extra premi, atau dengan mengurangi manfaat asuransi, serta
cara pengecualian risiko yang dengan nyata sudah teridentifikasi
dari awal.
d) Risk sharing, perusahaan melakukan risk sharing atau membagi
risiko dari calon peserta, dengan katagori seperti:
1) Jumlah manfaat > 100 juta
2) Risiko tergolong substandar atau decline
Risk sharing di Prudential Life Insurance Divisi Syariah
hanya dilakukan diseluruh divisi perusahaan reasuransi
syariah di Indonesia, seperti ReINDO.
Page 101
87
2. Bagaimana proses underwriting yang dilakukan pada produk asuransi
jiwa individu dan asuransi jiwa corporate?
a) Pada Produk asuransi jiwa individu yaitu dimulai dari sejak
calon akan menandatangani SP (Surat Permintaan) sampai
penerbitan polis sampai menyerahkan kepda pemegang polis.
Fungsi seleksi sangat dominan, artinya bahwa proses tersebut
lebih didominasi oleh seleksi lapangan.
b) Pada produk asuransi jiwa kumpulan yaitu Marketing
mengajukan permintaan dari calon peserta (SPPA) yang disertai
dengan rincian data peserta, informasi pertanggungan yang lalu
dan luas jaminan yang diminta. Bagian Underwriting memeriksa
kelengkapan minimal dokumen dan data pengajuan. Dilakukan
analisa underwriting berdasarkan dokumen dan data. Penyesuaian
dengan ketentuan dan kondisi yang diberlakukan di perusahaan
asuransi.
3. Apa saja faktor-faktor underwriter dalam menyeleksi risiko pada calon
peserta asuransi jiwa individu dan asuransi jiwa corporate?
Faktor-faktor asuransi jiwa individu dalam menyeleksi risiko yaitu :
a) Usia/Umur
b) Bentuk dan ukuran tubuh
c) Riwayat kesehatan calon peserta
d) Riwayat kesehatan keluarga
e) Kondisi fisik
f) Pekerjaan
g) Keadaan ekonomi
h) Tempat tinggal/lokasi
i) Kebiasaan
j) Jenis kelamin
Page 102
88
k) Aktivitas penerbangan
l) Perokok
m) Faktor lain, seperti moral hazard dan suku bangsa
Page 103
Faktor-faktor asuransi jiwa corporate dalam menyeleksi risiko yaitu :
a) letak geografis
b) ukuran group
c) usia
d) jenis kelamin
e) bidang usaha dan jenis pekerjaan
f) pembagian biaya, dalam asuransi kumpulan premi yang dibayar
berupa contributory plan yaitu pembayaran premi yang
melibatkan peserta untuk memperoleh manfaat yang lebih tinggi.
4. Kendala saja yang sering ditemui pada proses underwriting?
1) Kelengkapan persyaratan medical
2) Pengisian No.KD- No.KD tersebut tidak boleh double
3) Perhitungan umur tertanggung akan menyebabkan selisih
perhitungan premi
4) Insurable interest antara pemegang polis dengan tertanggung
atau dengan ahli waris.
5) Pengisian polis harus diikuti untuk perhitungan risiko.
6) Pemegang polis perusahaan tidak berbadan hukum.
7) Identitas diri yang tidak terlampir.
8) Bukti setoran premi pertama.
9) Masa observasi sebagai pengganti Ekstra Mortalita (EM).
10) Pekerjaan calon tidak tertulis lengkap.
11) Pengisian Raport Dokter (RD) tidak lengkap.
5. Apa ada perbedaan manajemen risiko pada asuransi individu dan
asuransi jiwa Corporate?
Page 104
90
Manajemen risiko pada produk asuransi jiwa individu dan Corporate
sebenarnya hampir sama risikonya,salah satu yang menyebabkan aspek
yang membedakan asuransi perorangan dari asuransi corporate adalah aspek
underwriting. Underwriting asuransi jiwa individu mengharuskan seorang
calon tertanggung untuk memenuhi persyaratan underwriting yang
ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Sebaliknya, underwriting asuransi jiwa
corporate umumnya berfokus pada karekteristik kelompok dan biasanya
tidak mengharuskan setiap calon tertanggung corporate untuk memberikan
evidence of insurabili
Page 105
91
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PT. Prudential Life Insurance yang berkedudukan di jalanRuko Golden
Boulevard Blok R No. 22, BSD Serpong, Tangerang 15323 :
Nama : Muhammad Rafi
NIM : 1113053000031
Jurusan : Manajemen Dakwah
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan ini menerangkan bahwa :
Telah melaksanakan Penelitian/riset pada PT. Prudential Life Insurance Kantor
Cabang BSD dengan judul “ Analisis Manajemen Resiko pada Proses
Underwriting Produk Asuransi Jiwa Individu dan asuransi Jiwa Corporate”
( Studi Pada PT. Prudential Life insurance Divisi Syariah )
Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mestinya.
Tangerang Selatan 05 Maret 2017
PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE
KC BSD SERPONG
Muhammad Irvansyah Rangkuti
Group Head Divisi SDI
Page 109
95
LAMPIRAN
Saat Family Gathering Di BSD SERPONG bersama
Praktisi Kemala Arum Dityasih
Saat Menemani Calon Agent Ujian AAJI di Kota
Kasablanca.