Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Ulkus pada mulut adalah pengelupasan epitel rongga mulut, dimana pengelupasan ini mengenai akhiran syaraf pada lamina propria, sehingga menyebabkan rasa nyeri. Ulkus pada mulut merupakan sebagai manifestasi akhir dari berbagai keadaan. Yaitu kerusakan epitel yang dikarenakan trauma, gangguan imunologi (HIV dan leukemia), infeksi (herpes, TBC, sifilis), kanker, dan defisiensi vitamin. Dari keadaan diatas, yang paling sering menyebabkan ulkus pada mulut adalah trauma. 4 Ulkus pada mulut yang dikarenakan trauma dapat terjadi pada cara menggosok gigi yang kurang tepat, pemasangan gigi palsu, bibir yang tergigit, subluksasi dari gigi, maupun trauma karena makanan. Ulkus pada mulut yang dikarenakan hal seperti ini dapat kembali sembuh segera setelah factor penyebabnya sudah tidak ada atau tidak terkena trauma lagi. Sedangkan ulkus pada mulut yang merupakan manifestasi dari penyakit sistemik, dapat sembuh jika kita sudah mengatasi penyakit sistemik tersebut. Pasien yang menderita ulkus pada mulut lebih dari 3 minggu disarankan untuk dilakukannya biopsy atau pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengeluarkan kemungkinan keganasan. 1 1
51

Mouth Ulcer

Aug 05, 2015

Download

Documents

himono_ona
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mouth Ulcer

BAB I

PENDAHULUAN

Ulkus pada mulut adalah pengelupasan epitel rongga mulut, dimana

pengelupasan ini mengenai akhiran syaraf pada lamina propria, sehingga

menyebabkan rasa nyeri. Ulkus pada mulut merupakan sebagai manifestasi akhir

dari berbagai keadaan. Yaitu kerusakan epitel yang dikarenakan trauma, gangguan

imunologi (HIV dan leukemia), infeksi (herpes, TBC, sifilis), kanker, dan

defisiensi vitamin. Dari keadaan diatas, yang paling sering menyebabkan ulkus

pada mulut adalah trauma. 4

Ulkus pada mulut yang dikarenakan trauma dapat terjadi pada cara

menggosok gigi yang kurang tepat, pemasangan gigi palsu, bibir yang tergigit,

subluksasi dari gigi, maupun trauma karena makanan. Ulkus pada mulut yang

dikarenakan hal seperti ini dapat kembali sembuh segera setelah factor

penyebabnya sudah tidak ada atau tidak terkena trauma lagi. Sedangkan ulkus

pada mulut yang merupakan manifestasi dari penyakit sistemik, dapat sembuh jika

kita sudah mengatasi penyakit sistemik tersebut. Pasien yang menderita ulkus

pada mulut lebih dari 3 minggu disarankan untuk dilakukannya biopsy atau

pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengeluarkan kemungkinan keganasan.1

Dalam mendiagnosa ulkus pada mulut anamnesa merupakan langkah awal

yang penting untuk menyingkirkan ulkus mulut yang dikarenakan penyakit

sistemik, juga riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.

Pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan adalah biopsy, XRay rongga

mulut, dan lain lain.5

Mendiagnosis penyebab umum ulkus pada mulut yang didapatkan pada

gejala klinis termasuk nyeri mulut, bau mulut, rahang bengkak, gigi fraktur,

perdarahan gusi, patch tidak biasa atau ruam di mulut atau di bibir atau lidah.

Pada ulkus mulut yang sudah kronis didapatkan gambaran lingkaran dengan garis

keratotik. 1

1

Page 2: Mouth Ulcer

Pada makalah ini, akan membahas mengenai mouth ulcer karena banyak

bentuk, penyebab dan penampilan klinis mauth ulcer sehingga menambah ilmu

pengetahuan kita dalam mendiagnosis dan memberikan terapi kelainan mouth

ulcer.

2

Page 3: Mouth Ulcer

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ulkus mulut karena trauma

1. Pengertian

Ulkus mulut karena trauma didefinisikan area luka pada kulit atau mukosa

dimana terjadi kerusakan permukaan epitel. Bentuk dan ukuran dari ulkus

mulut karena trauma bervariasi. Biasanya terjadi nyeri dan keluhan ini hilang

ketika pasien sudah tidak terkena paparan factor penyebab.3

2. Etiology

Penyebab yang tersering adalah : iritasi gigi tiruan, cedera gigitan, makanan

keras, bahan kimia, sikat gigi. 3

Gambar 1. Traumatic Ulceration

3. Penatalaksanaan

Penatalaksanaannya adalah untuk menghindari factor penyebabnya jika

telah diketahui. Untuk menghilangkan keluhan rasa sakit dapat diberikan

anestesi topical seperti Orabase dengan Benzokain3

4. Prognosis

3

Page 4: Mouth Ulcer

Ulkus dapat sembuh jika penyebabnya dihilangkan atau diatasi. Ulkus

yang tidak sembuh dalam 2 sampai 3 minggu harus dibiopsi untuk

menyingkirkan kemungkinan keganasan. 8,15

B. Recurrent aphthous stomatitis (RAS)

1. Definisi

Recurrent aphthous stomatitis (RAS) adalah ulkus bulat atau oval

pada mukosa mulut, yang terjadi berulang. RAS dapat mengenai segala

usia, dari anak-anak sampai orang dewasa. Juga paling banyak ditemukan

pada kalangan tingkat social ekonomi yang tinggi. RAS merupakan salah

satu inflamasi mukosa oral yang paling menyebabkan rasa sakit saat

makan , menelan, berbicara. 3, 7, 9

2. Etiologi

Status imunitas seseorang dengan predisposisi genetik mempunyai peran

penting dalam ulkus pada mulut. Pada seseorang dengan predisposisi

genetik didapatkan 1 dari 3 orang anggota keluarganya mengidap RAS

juga. Beberapa faktor memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit

tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain herediter, bakteri, gangguan endokrin,

psikis, trauma, alergi dan juga ditemukan ada hubungan dengan kekurangan

vitamin B12, Asam folat dan zat besi.7,9

1. Herediter

Data yang kami dapatkan 90% dari penderita SAR, kedua

orang tuanya juga menderita SAR 60% dari penderita SAR salah

satu orang tuanya menderita SAR dan hanya 20% dari penderita

SAR yang kedua orang tuanya tidak menderita SAR. 7

2. Bakteri

Dihubungkan dengan kenaikan titer antibodi terhadap

streptokokus sanguis 2A pada pasien SR dibandingkan dengan

kontrol. 7

3. Gangguan Imunologi

4

Page 5: Mouth Ulcer

Didapatkannya penurunan T helper terhadap T

supresor/citotoxic (CD4+/CD8+) pada pasien SAR. Penurunan

rasio tersbut disebabkan karena kenaikan CD8+ dan penurunan

CD4+. Pada pasien dengan infeksi virus terutama virus laten

seperti herpes simpleks CD4+/CD8+ mengalami kenaikan.

Meningkatnya perlekatan netrofil pada jaringan akan

memperpanjang lamanya ulserasi. 2,14

Kenaikan dari HLA-A2/ B12 dan HLA –B5 antigen

tersebut mungkin berfungsi sebagai reseptor untuk patogenitas.

Bila suatu penyakit mempunyai hubungan dengan antigen HLA

maka respon imun memegang peranan penting pada patogenitas

penyakit tersebut. 2,15

4. Gangguan Hormonal

Pada beberapa pasien SAR timbulnya lesi berhubungan

dengan periode Menstruasi. Umumnya timbul pada fase luteal

antara fase ovulasi dan menstruasi. SAR juga akan membaik atau

berkurang, pada waktu pasien menopause jarang dijumpai SAR,

pada waktu menstruasi terjadi penurunan kadar estrogen dalam

darah, hal ini menyebabkan keratinisasi mukosa mulut berkurang,

sehingga mudah terbentuk ulserasi. 2

5. Gangguan Psikis

Beberapa pasien mengatakan bahwa lesi bertambah buruk

selama adanya stres atau kecemasan. Peneliti lain melaporkan

insiden SAR pada mahasiswa kedokteran gigi yaitu lesi awal dari

SAR pada mahasiswa kedokteran gigi yaitu lesi awal dari SAR

dapat terjadi selama periode kuliah. Penderita SAR kebanyakan

mempunyai kepribadian yang kaku, tidak fleksibel, mudah cemas,

stres merupakan faktor yang memperberat keadaan SAR dari pada

sebagi faktor penyebab. 2

6. Trauma

5

Page 6: Mouth Ulcer

Berbagai trauma seperti tergigit, sikat gigi, jarum injeksi,

makanan, perawatan gigi, gigi tiruan atau tambalan yang tajam

dapat menyebabkan timbulnya SAR.

7. Alergi

Riwayat penyakit alergi seperti asma, hay fever atau alergi

terhadap makanan dan obat-obatan. Pada beberapa pasien SAR

ditemukan adanya kenaikan serum Ig E yang diikuti dengan

adanya riwayat SAR dalam keluarga. Pada pasien SAR yang

menderita alergi terhadap makanan atau obat-obatan maka jenis

makanan atau obat-obatan yang merupakan alergen dapat menjadi

pencetus timbulnya SAR. 2

3. Manifestasi Klinis

Gejala yang muncul biasanya terbatas pada mukosa mulut dan

dimulai dengan gejala prodromal rasa terbakar mulai dari 2 sampai 48 jam

sebelum munculnya ulcer. Selama periode ini akan terbentuk suatu daerah

yang hiperemi, yang dalam waktu beberapa jam kemudian sebuah papula

putih yang kecil akan terbentuk, mengalami ulserasi dan secara berangsur-

angsur membesar dalam waktu 48 sampai 72 jam berikutnya. Masing-

masing lesinya berbentuk bulat, simetris dan dangkal ( mirip dengan ulser

oleh virus) , tetapi tidak ada vesikel yang sudah pecah. Mukosa bukal dan

labial paling sering terkena. Lesi ini agak jarang ditemukan pada palatum

atau gingiva yang berkeratinisasi tebal. 7

Gambar 2. Mayor aphtae

6

Page 7: Mouth Ulcer

RAS memiliki 3 bentuk klinis : 2

Karakteristik Tipe gambaran

Apthae minor Apthae

mayor

Ulkus

herpetiform

Ukuran (mm) 5-10 >10 <5

Lamanya (hari) 10-14 >2minggu 10-14

Pembentukan skar tidak ya tidak

Presentase dari semua Apthae 75-85 10-15 5-10

Tabel 1. Karakteristik gambaran klinis RAS.

Gambar 3. Minor aphtae

7

Page 8: Mouth Ulcer

Gambar 4. Herpetiform aphthae

4. Diagnosa

Diagnosa dari SAR baik dalam bentuk minor maupun mayor pada

dasarnya adalah khas. Yang khas disini adalah pasien dengan rekuren ulser

yang simetris, bulat dan terbatas pada mukosa mulut serta sembuh spontan

dengan tidak disertai oleh tanda ataupun gejala-gejala lainnya. Riwayat

dan pemeriksaannya haruslah tidak meliputi lesi-lesi di kulit, konjungtiva,

genetalia, atau rektum. Test-test laboratorium harus dilakukan untuk

mengesampingkan kemungkinan adanya kelainan darah. SAR merupakan

pola yang sering terjadi dan mengganggu kenyamanan pada saat

bersamaan melemahkan si pasien. SAR dapat terjadi sebagai suatu ulser

tunggal yang sekali-sekali atau juga bermanifestasi sebagai suatu lesi ulser

berat yang terus meneris tanpa henti. 2

5. Diagnosis banding

Stomatitis aphthous harus dibedakan dari stomatitis herpes.

Kambuh adalah fitur yang membantu untuk membedakan stomatitis

aphthous dari infeksi herpes intraoral. Rekuren intraoral dari infeksi virus

herpes jarang terjadi. 2

6. Pengobatan

Pengobatan yang dianjurkan antara lain: 2

8

Page 9: Mouth Ulcer

1. Vitamin

Mengkombinasikan antara vitamin B1 (Tiamin) dan vitamin B6

( phyridoxine)

2. Obat Kumur

Klorheksidin glukonat, benzydamine hidrochloride dan

carbenoxolone disodium.

3. Kortikosteroid topikal

Diantara kortikosteroid Topikal yang dipakai adalah

hidrokortison hemisuksinat, triamcinolone acetonide, fluocinonide,

bethamethasone sodium phosphate, betamethasone valerate dan

sebagainya. Penelitian baru-bari ini menyataan topical cyclosporine

cukup efektif untuk pengobatan SAR.

4. Antimikroba

Yang biasa dipakai tetrasiklin secara topikal

5. Imunomodulator

Penggunaan levamisole, faktor transfer, colchicine,

gammaglobulin, dapsone dan thalidomide dianjurkan untuk ulserasi

yang sangat serius

7. Prognosis

Penyakit ini biasanya di terapi dalam 1 minggu sampai 10 hari.

Dan penyakit ini ada kecenderungan untuk terjadi kekambuhan. 2

C. Herpes Simpleks

1. Pengertian

Herpes Simpleks adalah infeksi akut pada kulit atau selaput lendir

yang disebabkan pleh Virus Herpes Simpleks tipe I atau tipe II yang

ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang

sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. 3

2. Patogenesis

1) Infeksi Primer

9

Page 10: Mouth Ulcer

Infeksi primer terjadi pada pasien yang belum pernah

kontak sebelumnya atau merupakan pengalaman pertama rentan

dengan Virus herpes Simpleks dan tidak mempunyai imunitas. 3

Selama infeksi ini, virus menuju ganglion dorsalis,

mengikuti serabut saraf tepi. Sekali masuk, virus akan menetap

seumur hidup di susunan saraf tepi kulit. Multiplikasi awal virus

terjadi pada tempat masuk virus . Kemudian virus menuju ke

kelenjar limfe regional dan megnadakan invasi kedalam darah,

untuk selanjutnya menempatkan diri dan mengadakan reproduksi

didalam kulit , selanjutnya menempatkan diri dan mengadakan

reproduksi di dalam kulit, selaput lendir atau visera. 3

Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-

kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam,

malaise, anoreksia dan dapat ditemukan pembengkakan kelenjar

getah bening regional. Kelainan klinis yang dijumpai berupa

vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan

eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi

seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami

ulserasi yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks. Pada

perabaan tidak terdapat indurasi. 3

Pada tingkat infeksi primer kadang-kadang dapat timbul

infeksi sekunder oleh kuman-kuman lain dan ini terjadi karena

penderita mengabaikan penyakitnya. Akibatnya gambaran klinis

tingkat tingkat infeksi primer berubah menjadi luka yang kotor,

berbau, dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional.

Infeksi sekunder dapat juga disertai oleh gejala sistemik seperti

demam , sakit kepala, badan lemas dan muntah-muntah dan ini

dapat memberi gambaran infeksi primer yang sebenarnya menjadi

tidak jelas. 3

2) Fase Laten

10

Page 11: Mouth Ulcer

Pada fase ini penderita tidak mempunyai gejala klinis,

tetapi Virus Herpes Simpleks dapat ditemukan dalam keadaan

tidak aktif pada ganglion dorsalis. 3

Virus yang berada di ganglion dorsalis tersebut tidak dapat

dideteksi karena virus bersifat inaktif sampai timbul reaktivasi

yang disebut infeksi rekuren. 3

3) Infeksi Rekuren

Infeksi ini terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah

berkontak, dan disebabkan oleh reaktivasi virus yang tidak

terbasmi saat infeksi primer maka virus tetap hidup di ganglion

dorsalis. Ini terjadi karena Virus Herpes Simpleks pada ganglion

dorsalis yang dalam keadaan tidak aktif turun melalui serabut saraf

perifer, mekanisme pacu menjadi aktif dan mencapai kulit

sehingga menimbulkan gejala klinis. 3

Mekanisme pacu (trigger factor ) yang dapat menimbulkan

reaktivasi antara lain trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur) ,

trauma psikis ( gangguan emosional, menstruasi) , makanan yang

merangsang (pedas, daging, kambing), sinar matahari (sinar ultra

violet), trauma mekanik, misalnya fraktur orofasial atau prosedur

operasi lain. 3

Gejala klinis yang timbul lebih ringan dari pada infeksi

primer dan berlangsung kira-kira 7 sampai 10 hari. Sering

ditemukan gejala prodromal lokal sebelum timbul vesikel berupa

rasa panas, gatal, dan nyeri. Infeksi rekuren dapat timbul pada

tempat yang sama ( loco) atau tempat yang lain / tempat sekitarnya

( non loco) 3

Menurut Roitt dan Lehner tahun 1983 , rekurensi infeksi

Virus Herpes Simpleks dapat terjadi melalui dua stadium : 3

1. Virus Herpes Simpleks didalam ganglion radiks dorsalis

dilepaskan dari kondisi laten, sehingga terjadi replikasi virus,

migrasi akson dan dilimpahkan dari ujung syaraf dekat epitel.

11

Page 12: Mouth Ulcer

2. Defisiensi selektif imunitas seluler sehingga terjadi proliverasi

virus yang menyebabkan lesi lokal.

3. Manifestasi Dan gejala Klinis Di rongga Mulut

Virus herpes Simpleks memiliki manifestasi klinis di rongga mulut

dari masing –masing tipe dan yang paling banyak menimbulkan

manifestasi di rongga mulut adalah Virus Herpes Simpleks tipe I. 3

Virus herpes Simpleks tipe I memiliki tempat predileksi di daerah

pinggang ke atas terutama didaerah wajah, bibir, rongga mulut , hidung

dan jari tangan. Virus herpes Simpleks tipe II memiliki tempat predileksi

pada tubuh didaerah pinggang ke bawah. 3

Manifestasi klinis dari Virus herpes Simpleks tipe 1 terdiri dari :

1. Gingivostomatitis herpetika Primer, merupakan bentuk

manifestasi klinis berat dalam beberapa keadaan walaupun

dapat juga bersifat sementara pada anak-anak di rongga

mulut dari infeksi primer.

2. Herpes Simpleks kambuhan (herpes Labialis rekuren)

3. Herpes intraoral rekuren

Bentuk dari nomor dua dan tiga merupakan manifestasi klinis dari

infeksi rekuren. 3

1. Gingivostomatitis herpetika Primer

Insiden terkenanya infeksi primer Virus Herpes

Simpleks tipe I rendah sampai anak berumur 12 bulan

tetapi mengalami peningkatan dari umur 2-4 tahun, hal ini

disebabkan karena ibunya mempunyai antibodi terhadap

virus ini yang di transfer melalui plasenta.

Gingivostomatitis Herpetika Primer dapat terjadi

pada anak-anak dibawah usia 10 tahun. Frekuensi yang

paling banyak terjadi pada usia 2-5 tahun, tetapi dapat juga

terjadi pada anak remaja, dan pada pasien

imunokompromise.

12

Page 13: Mouth Ulcer

Gejala prodromal (awal ) berupa demam 39-40 0,

sakit kepala, malaise, disphagia, limfadenopati, anorexia,

arthralgia, dan muntah-muntah yang disertai rasa tidak

nyaman di mulut sehingga pada anak-anak dapat

mengganggu makan dan minum, demam akan turn pada

waktu lesi di mulut muncul.

Keluhan utama dari penderita Gingivostomatitis

Herpetika primer adalah sakit yang disebabkan oleh ulkus .

Ulkus terdiri dari satu atau penggabungan dari lesi-lesi

yang berdampingan dan akan membentuk ulkus yang besar

dengan diameter beberapa milimeter sampai 1 cm. Ulkus

akan terbentuk pada mukosa pipi, mukosa bibir, gusi,

palatum, lidah, bibir , sekitar tonsil dan lipatan mukosa

bukal. Hal ini dapat mengakibatkan bau nafas yang busuk

dan penurunan nafsu makan. Akibat letak ulkus maka

pasien mengalami kesulitan ketika mengunyah dan tidak

memadai pada saat menelan, sehingga mengakibatkan

dehidrasi dan asidosis. Ulkus yang terdapat pada bibir

menjadi krusta dan bila saliva mengalir dari mulut , lesi

yang sama akan muncul pada sekitar wajah. Herpes

Simpleks yang timbul apda sekitar wajah ditandai dengan

berupa erupsi vesikel yang menggerombol, diatas dasar

kulit yang kemerahan. Lesi dapat soliter atau multiple dan

paling sering timbul pada atau dekat daerah perbatasan

mukokutan.

2. Herpes Labialis rekuren

Herpes labialis rekuren atau cold sore atau fever

blister merupakan tipe rekuren yang paling sering terjadi.

Herpes Labialis rekuren ditandaid dengan gejala prodromal

selama 1-2 hari yaitu demam ringan, rasa seperti terbakar ,

gatal, dan sangat nyeri pada saat tempat dimana vesikel

13

Page 14: Mouth Ulcer

akan timbul, hperestesia, eritema dan tidak disertai dengan

gejala sistemik.11

3. Herpes Intraoral Rekuren

Herpes intra oral rekuren adalah bentuk infeksi

rekuren dimana lesi-lesi yang timbul terdapat di intraoral

khususnya pada mukosa yang berkeratin seperti palatum

keras regio premolar dan molar merupakan tempat paling

sering terkena dan hal ini berkaitan dengan keluarnya virus

dari ganglia nervus palatinus, selain itu vesikel juga bisa

terjadi pada bagian bukal gingival. 11

Gambar 5. Herpes Simpleks

4. Penatalaksanaan Herpes Simpleks

1) Perawatan 311

Perawatan Herpes Simpleks terdiri dari perawatan sistemik

yang mencakup antivirus dan antibiotik, topikal dan suportif.

2) Perawatan Sistemik11

Obat Antivirus untuk Gingivostomatitis herpetika Primer

adalah acyclovir 200 mg, sedangkan untuk Herpes Simpleks

rekuren adalah famcyclovir dan valacyclovir 3

14

Page 15: Mouth Ulcer

3) Perawatan Topikal

Untuk pasien Herpes Simpleks Rekuren (herpes Labialis )

beberapa obat topikal yang digunakan adalah topikal acyclovir

kream 5 %. Panciclovir kream1 % mulai diberikan pada saat gejala

awal timbul. Docosanol kream 10 % 3

Untuk mengeringkan luka baik pada Gingivostomatitis

Herpetika Primer dan herpes Simpleks Rekuren dapat diberikan zat

pengering antiseptik seperti povidoniodine. 3

4) Perawatan Suportif

Perawatan herpes simpleks pada anak-anak maupun orang

dewasa dapat bersifat suportif seperti : 3

1. Pemberian aspirin atau asetaminofen dalam dosis yang

adekuat pada serangan primer untuk mengatasi demam dan

mengurangi rasa sakit

2. Pemberian cairan untuk mempertahankan keseimbangan

cairan dan elektrolit dalam tubuh agar tidak terjadi dehidrasi

dan asidosis yaitu dengan pemberian infus ringer laktat

3. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pemberian vitamin

4. Bayi dan anak-anak yang tidak mau makan dan minum karena

mengalami rasa sakit pada mulut harus mendapat perhatian

dan dirujuk ke dokter spesialis anak untuk memelihara

keseimbangan cairan, elektrolit dan meningkatkan daya tahan

tubuh

5. Istirahat

D. Kandidiasis

a. Pengertian

15

Page 16: Mouth Ulcer

Kandidiasis adalah suatu penyakit infeksi pada kulit dan

mukosa yang disebabkan oleh jamur kandida. 4,11

b. Etiologi dan pathogenesis

Terjadinya kandidiasis pada rongga mulut diawali dengan

adanya kemampuan candida untuk melekat pada mukosa mulut, hal ini

yang menyebabkan awal terjadinya infeksi. Sel ragi atau jamur tidak

melekat apabila mekanisme pembersihan oleh saliva, pengunyahan dan

penghancuran oleh asam lambung berjalan normal. Perlekatan jamur

pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi, kolonisasi tanpa atau

dengan gejala infeksi. 4

Bahan-bahan polimerik ekstra selular yang menutupi

permukaan candida albikans merupakan komponen penting untuk

perlekatan pada mukosa mulut. Kandida albikans menghasilkan

proteinase yang dapat mendegradasi protein saliva termasuk sekretoris

Imunoglobulin A, Laktoferin , musin dan keratin juga sitotoksis

terhadap sel host. Batas-batas hidrolisis dapat terjadi pada pH 3.0/ 3.5

– pH 6.0. Dan mungkin melibatkan beberapa enzim lain seperti

fosfolipase, akan di hasilkan pada pH 3.5- 6.0. Enzi mini

menghancurkan membrane sel selanjutnya akan terjadi invasi jamur

tersebut pada jaringan host. Hifa mampu meluas pada permukaan sel

host. 4

c. Gambaran klinis11

Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan lesi-lesi putih

atau area eritema difus. Penderita kandidiasis akan merasakan gejala

seperti rasa terbakar dan perubahan rasa kecap. Thrush mempunyai ciri

khas dimana gambarannya berupa plak putih kekuning –kuningan pada

permukaaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara di

kerok dan akan meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau

dapat terjadi perdarahan. Sedangkan angulus cheilitis disebut juga

perleche, mempunyai gambaran klinis berupa lesi agak kemerahan

16

Page 17: Mouth Ulcer

karena terjadi inflamasi pada sudut mulut ( commissure)atau kulit

sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau berfissure. 4

Gambar 6. Kandidiasis rongga mulut dan Thrush

d. Diagnosis

Untuk mendiagnosis kandidiasis rongga mulut , selain dari

anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan

mikroskopis. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara

yaitu usapan (swab) atau kerokan (scraping) lesi pada mukosa atau

kulit. Juga dapat digunakan darah, sputum. Pemeriksaan mikroskopis

dengan sediaan apusan pewarnaan gram untuk mencari pseudo hifa

dan sel-sel bertunas. 4

e. Pengobatan11

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

Lesi-lesi lokal paling baik diobati dengan menghilangkan

penyebabnya, yaitu menghindari basah, mempertahankan daerah-

daerah tersebut tetap sejuk, berbedak dan kering dan penghentian

pemakaian antibiotika. 4

2. Topikal4

1.Larutan ungu gentian ½-1 % untuk selaput lendir, 1-2 % untuk

kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari

2.Nistatin, berupa krim, salap, emulsi

3.Amfoterisin B17

Page 18: Mouth Ulcer

4.Grup azol antara lain :

-Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

- Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

- Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

- Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

- Antimikotik lain yang berspektrum luas

3. Sistemik : 4

1.Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran

cerna Pemberian nistatin melalui mulut tidak diabsorpsi, tetap

dalam usus dan tidak mempunyai efek pada infeksi Candida

sistemik.

2. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik

Amfoterisin B yang disuntikkan secara intravena, merupakan usaha

pengobatan efektif yang telah diterima untuk sebagian besar bentuk

kandidiasis yang mengenai organ dalam. Amfoterisin B diberikan

dalam kombinasi dengan flusitosin melalui mulut untuk menambah

efek pengobatan pada kandidiasis diseminata. 11

3. Ketokonazol bersifat fungistatik Ketokonazol menimbulkan

respons terapeutik yang jelas pada beberapa penderita infeksi

Candida sistemik, terutama pada kandidiasis mukokutan. Terapi

ketokonazol adalah obat pilihan untuk pengendalian jangka

panjang untuk kandidiasis mukokutan kronik. Anti jamur grup azol

menghambat pembentukan ergosterol dengan mem blok aksi 14-

alpha-demethylase.12

Dapat diberikan dengan dosis 200 mg per hari selama 10

hari – 2 minggu pada pagi hari setelah makan. Ketokonazol

merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan hepar. 12

4.Kandidosis vaginalis dapat diberikan klotrimazol 500 mg per

vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol

18

Page 19: Mouth Ulcer

2x200 mg selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2x200 mg dosis

tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal. 12

Pada vulvovaginitis Candida, terapi perawatan dengan

ketokenazol mungkin diperlukan.

5.Anti jamur spektrum luas adalah polyene, echinocandin

digunakan jika belum diketahui spesies jamurnya. Bila organisme

nya dipastikan Candida albicans, harus dimulai terapi dengan

fluconazol.

4. Profilaksis4

Tindakan pencegahan yang paling penting adalah

menghindari gangguan keseimbangan pada flora normal dan

gangguan daya tahan inang. Infeksi Candida tidak menular, karena

sebagian besar individu dalam keadaan normal sudah mengandung

organisme tersebut.

Profilaksis efektif pada pasien dengan risiko tinggi.

Meskipun flukonazol mengurangi insiden candidiasis invasif,

dampak positif pada angka kematian tidak terlihat kecuali pada

individu imunocompromised misal pasien netropenia, transplantasi

organ

E. Leukoplakia

a. Pengertian

Leukoplakia adalah lesi putih ketatosis sebagai bercak atau

plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari dasar mulut

dengan cara usapan atau kikisan dan secara klinis maupun

histopatologi berbeda dengan penyakit lain di dalam mulut.5, 12

Menurut beberapa klinikus, predisposisi leukoplakia terdiri dari

beberapa faktor yang multipel : faktor lokal, faktor sistemik dan

malnutrisi vitamin. 5

1. Faktor lokal

19

Page 20: Mouth Ulcer

Faktor lokal biasanya berhubungan dengan segala macam

bentuk iritasi kronis antara lain: 12

a. Trauma, trauma dapat berupa gigitan pada tepi atau akar gigi

yang tajam, iritasi dari gigi yang malposisi, pemakaian

protesa yang kurang baik, serta adanya kebiasaan jelek,

seperti menggigit –gigit jaringan mulut, pipi maupun lidah

sehingga menyebabkan iritasi kronis pada mukosa mulut.

b. Kemikal atau termal, iritan mekanis lokal dan berbagai iritan

kimia akan menimbulkan hiperkeratosis dengan atau tanpa

disertai perubahan displastik. Penggunaan bahan-bahan

kaustik kemungkinan akan menyebabkan terjadinya

leukoplakia dan perubahan keganasan. Bahan-bahan kaustik

tersebut , antara lain adalah tembakau dan alkohol.

c. Faktor fokal lain penyebab leukoplakia adalah infeksi bakteri,

penyakit periodontal serta higiene mulut yang jelek.

2. Faktor sistemik

a. Penyakit sistemik ( sifilis tertier, anemia sidrofenik dan

xerostomia)

b. Bahan-bahan yang diberikan secara sistemik ( alkohol, obat-

obat anti metabolit, serum anti limfosit spesifik ) 12

c. Defisiensi nutrisi (defisiensi vitamin A)

b. Gambaran klinis5

Lesi leukoplakia sering ditemukan pada daerah alveolar, bibir,

palatum lunak dan keras, daerah dasar mulut, gingiva, mukosa lipatan

bukal, serta mandibular alveolar ridge dan kadang-kadang lidah.

Perubahan patologis mukosa mulut menjadi leukoplakia terdiri dari

dua tahap yaitu tahap praleukoplakia dan tahap leukoplakia. Pada

tahap praleukoplakia mulai terbentuk warna plak berwarna abu abu

tipis, bening dan tranlusen, permukaannya halus dengan konsistensi

lunak dan datar. Tahap leukoplakia ditandai dengan pelebaran lesi

20

Page 21: Mouth Ulcer

kearah lateral dan membentuk keratin yang tebal sehingga warna

menjadi lebih putih, berfisura dan permukaan kasar sehingga mudah

membedakannya dengan mukosa di sekitarnya. 12

Gambar 7. Leukoplakia

c. Klasifikasi Leukoplakia5,13

Berdasarkan gambaran klinis nya leukoplakia terdiri dari :

1. Homogeneous Leukoplakias ( leukoplakia simpleks)

2. Non-homogenous atau heterogenous leukoplakias

a. Eritroleukoplakia

b. Leukoplakia nodular

c. Leukoplakia verukosa

d. Gambaran histopatologis5, 13

Perubahan epitel pada gambaran histopatologis leukoplakia,

dibedakan menjadi empat, yaitu :

1. Hiperkeratosis

Terjadi peningkatan yang abnormal dari lapisan

ortokeratin atau stratum korneum

2. Hiperparakeratosis atau hiperortokeratosis

Timbul para keratosis di daerah yang biasanya tidak

terdapat penebalan lapisan parakeratin , penebalan ini lah yang

disebut hiperparakeratosis13

3. Akantosis

21

Page 22: Mouth Ulcer

Suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari

lapisan spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian

berlanjut disertai pemanjangan, penebalan, penumpukan dan

panggabungan dari retepeg. 13

4. Diskeratosis atau dysplasia

Suatu perubahan sel dewasa kearah kemunduran.

Perubahan dysplasia sel merupakan tanda pra ganas. 13

e. Diferential Diagnosis5, 13

1. Hairy Leukoplakia

a. Dari riwayat penyakit

- Kebiasaan merokok sangat erat kaitannya dengan

leukoplakia, 80%penderita leukoplakia adalah perokok.

- Dari jenis kelamin, Leukoplakia hampir selalu ditemukan

pada pria, kecuali populasi yang wanitanya banyak

mengkonsumsi tembakau.

- Mempunyai penyakit yang berhubungan dengan terjadinya

leukoplakia seperti sifilis tertier dan lain-lain.

b. Pemeriksaan fisik

- Leukoplakia memiliki gambaran bervariasi dalam bentuk

homogeneus, berupa plak putih tipis yang dapat berubuah

menjadi tebal dan opak kemudian menjadi lesi putih dengan

bentuk nodular atau lesi putih dengan campuran warna

merah. Pada hairy leukoplakia gambaran klinis tampak

unik, tidak teratur, berwarna putih keabuan dengan

penebalan keratin seperti rambut pada tepi lateral lidah.

f. Penatalaksanaan5,14

Dalam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah

mengeliminir faktor predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau

(rokok), alkohol, memperbaiki higiene mulut, memperbaiki maloklusi,

dan memperbaiki gigi tiruan yang letaknya kurang baik.

Penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

22

Page 23: Mouth Ulcer

eksisi secara “chirurgis” atau pembedahan terhadap lesi yang

mempunyai ukuran kecil atau agak besar. Bila lesi telah mengenai

dasar mulut dan meluas, maka pada daerah yang terkena perlu

dilakukan “stripping”. 5,14,15

Pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C dapat dilakukan

sebagai tindakan penunjang umum, terutama bila pada pasien tersebut

ditemukan adanya faktor malnutrisi vitamin. Peranan vitamin C dalam

nutrisi erat kaitannya dengan pembentukan substansi semen

intersellular yang penting untuk membangun jaringan penyangga.

Karena, fungsi vitamin C menyangkut berbagai aspek metabolisme,

antara lain sebagai elektron transport. Pemberian vitamin C dalam

hubungannya dengan lesi yang sering ditemukan dalam rongga mulut

adalah untuk perawatan suportif melalui regenerasi jaringan, sehingga

mempercepat waktu penyembuhan. Perawatan yang lebih spesifik

sangat tergantung pada hasil pemeriksaan histopatologi.15

g. Prognosis

Apabila permukaan jaringan yang terkena lesi leukoplakia

secara klinis menunjukkan hiperkeratosis ringan maka prognosisnya

baik. Tetapi, bila telah menunjukkan proses diskeratosis atau

ditemukan adanya sel-sel atipia maka prognosisnya kurang

menggembirakan, karena diperkirakan akan berubah menjadi suatu

keganasan. 5,15

F. Oral lichen planus

a. Pengertian

Lichen planus adalah suatu kondisi dermatologi jinak yang

sering terjadi di dalam mulut, kadang-kadang tidak ada keterlibatan

kulit dengan jelas. Seringkali lesi mulut akan terjadi sebelum

keterlibatan kulit. 6

b. Etiologi

23

Page 24: Mouth Ulcer

Penyebabnya pastinya belum diketahui, tetapi diduga terjadi

akibat reaksi hipersensitivitas . Laporan terakhir ada keterlibatan dari

stres. Selain stress terdapat adanya keterlibatan obat-obatan yang

berperan terjadinya stomatitis, seperti golongan diuretic thiazid 6,15

c. Gambaran klinis

Lesi Mukosa penyakit ini muncul dalam tiga bentuk: retikuler,

erosi dan plak. Pada tipe retikuler .pola berenda, garis putih adalah

khas. Pada jenis erosi, pola retikuler terlihat tetapi terdapat area ulserasi

.Ini adalah bentuk paling umum lichen planus. Pada tipe plak, pola

berenda hilang dan lesi muncul sebagai lesi putih solid. Jarang

terbentuk adanya vesikel. Kulit lebih sering terkena daripada mukosa.

Awal lesi kulit muncul sebagai merah, area gatal makulopapular dengan

ukuran diameter dalam beberapa milimeter. Oral lesi dapat terjadi di

permukaan apapun tetapi mukosa bukal adalah tempat yang paling

sering. 6,14

Gambar 8. Oral Lichen Planus

d. Diagnosis

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis , untuk

menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dan pemeriksaan fisik yang

terlihat pada lesi di rongga mulut sesuai dengan tipe atau bentuk lichen

planus nya. 6,15

24

Page 25: Mouth Ulcer

e. Diagnose banding

Lupus eritematosus, pemphigoid selaput lendir jinak,

leukoplakia (keratosis), erythroplasia, kandidosis dan erupsi obat

lichenoid. 6

f. Terapi

tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala dan

mempercepat penyembuhan dari lesi kulit. Jika gejala yang ringan,

mungkin tidak perlu pengobatan. 6

Obat obatan yang dapat digunakan : 6

1) Antihistamin

2) obat imunosupresan, seperti siklosporin (pada kasus berat)

3) Lidokain pencuci mulut - untuk daerah mati rasa dan membuat

makan lebih nyaman (untuk lesi mulut)

4) topikal kortikosteroid (seperti clobetasol) atau kortikosteroid oral

(seperti prednisone) - untuk mengurangi pembengkakan dan

menekan respon kekebalan tubuh. Kortikosteroid bisa disuntikkan

langsung ke luka.

5) topikal krim asam retinoat (bentuk vitamin A) dan salep atau krim

lainnya - untuk mengurangi gatal dan pembengkakan dan

penyembuhan bantuan

6) topikal obat penekan kekebalan tubuh, seperti tacrolimus dan

pimecroliumus - tetapi lesi harus diamati dengan cermat untuk

tanda-tanda kanker

7) Dressing , dapat ditempatkan di atas obat topikal untuk melindungi

kulit dari menggaruk.

8) terapi sinar ultraviolet dapat membantu dalam beberapa kasus.

25

Page 26: Mouth Ulcer

9) Oral retinoid (acitretin)

G. Gingivostomatitis

a. Pengertian

Gingivostomatitis adalah infeksi virus atau bakteri pada mulut

dan gusi yang mengarah ke pembengkakan dan luka.7

b. Etiologi

Gingivostomatitis sering terjadi pada anak-anak. Ini dapat

terjadi setelah infeksi dengan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1),

yang juga menyebabkan cold sores. 7

c. Gambaran klinis

Gejala-gejala dapat ringan atau berat dan mungkin mencakup: 7

1) Napas buruk

2) Demam

3) Umum ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit

(malaise)

4) Luka di bagian dalam pipi atau gusi

5) mulut sakit sampai tidak ada keinginan untuk makan

d. Diagnosis

Pemeriksaan mulut menunjukkan bisul kecil. Bisul ini mirip

dengan bisul mulut yang disebabkan oleh kondisi lain. Dokter dapat

mempertimbangkan kondisi lain jika ada tanda-tanda batuk, demam,

atau nyeri otot.Biasanya, tidak ada tes khusus yang diperlukan untuk

mendiagnosis gingivostomatitis. Namun, dokter mungkin mengambil

sepotong kecil jaringan dari sakit untuk memeriksa infeksi virus atau

bakteri. Ini disebut budaya. Biopsi kadang-kadang dapat dilakukan

untuk menyingkirkan jenis bisul mulut. 7,15

26

Page 27: Mouth Ulcer

Gambar 9. Gingivostomatis

e. penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala. kebersihan mulut

harus dijaga baik. Bahkan jika terjadi perdarahan menyebabkan nyeri. 7,15

1) Antibiotik mungkin diperlukan. Dokter gigi mungkin perlu

membersihkan jaringan yang terinfeksi (proses yang disebut

debridement).

2) larutan kumur obat mungkin dianjurkan untuk mengurangi rasa

sakit. air garam (satu setengah sendok teh garam dalam satu

cangkir air) atau obat kumur over-the-counter seperti hidrogen

peroksida atau mungkin Xylocaine menenangkan.

3) Diet harus seimbang dan bergizi. Lunak, lembut (non-pedas)

makanan dapat mengurangi ketidaknyamanan selama makan

H. Kanker Rongga mulut

a. Pengertian

Kanker mulut adalah bagian dari kelompok yang disebut kanker

kepala dan kanker leher. Kanker mulut dapat berkembang pada setiap

bagian dari rongga mulut atau orofaring. Sebagian besar kanker mulut

dimulai di lidah dan di ldasar mulut. Hampir semua kanker mulut

dimulai dalam sel flat (sel skuamosa) yang menutupi permukaan lidah,

mulut, dan bibir. Kanker ini disebut karsinoma sel skuamosa. Ketika

27

Page 28: Mouth Ulcer

menyebar kanker mulut (metastasizes), biasanya perjalanan melalui

sistem limfatik. Sel-sel kanker yang masuk ke sistem limfatik yang

terbawa oleh getah bening, cairan, jelas berair. Sel-sel kanker sering

muncul pertama pada kelenjar getah bening di dekatnya di leher. Sel-sel

kanker juga dapat menyebar ke bagian lain dari leher, paru-paru, dan

bagian tubuh lainnya. Ketika ini terjadi, tumor baru mempunyai macam

yang sama sel-sel abnormal seperti tumor primer9

b. Etiologi

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan faktor risiko

tertentu lebih besar kemungkinannya untuk terkena kanker mulut.

Berikut ini adalah faktor risiko untuk kanker mulut: 9

1) Tembakau: kanker mulut kebanyakan diderita konsumen

tembakau. rokok, cerutu, atau pipa; menggunakan tembakau

kunyah dan tembakau mencelupkan semua terkait dengan kanker

mulut. Penggunaan produk tembakau lainnya (seperti bidi dan

rokok kretek) juga dapat meningkatkan risiko kanker mulut.

perokok berat yang menggunakan tembakau untuk waktu yang

lama adalah yang paling berisiko. Risikonya bahkan lebih tinggi

bagi pengguna tembakau yang minum alkohol berat. Bahkan, tiga

dari empat kanker mulut terjadi pada orang yang menggunakan

alkohol, tembakau, atau alkohol dan tembakau. 9

2) Alkohol: Orang yang minum alkohol lebih mungkin cenderung

beresiko kanker mulut daripada orang yang tidak minum. Risiko

meningkat dengan jumlah alkohol yang seseorang mengkonsumsi.

Risiko meningkat lebih baik jika orang minum alkohol dan

menggunakan tembakau. 9

3) Sun: Kanker bibir dapat disebabkan oleh paparan sinar matahari.

Menggunakan lotion atau lip balm yang memiliki tabir surya dapat

mengurangi risiko. Mengenakan topi dengan pinggiran juga dapat

28

Page 29: Mouth Ulcer

memblokir sinar berbahaya matahari. Risiko kanker meningkat

bibir jika orang tersebut juga merokok. 9

4) Riwayat menderita kanker kepala dan leher: Orang yang memiliki

kanker kepala dan leher berada pada peningkatan risiko lain kanker

kepala primer dan leher. Merokok meningkatkan risiko ini. 9

c. Gambaran klinis

Gejala umum kanker mulut meliputi: 9

1) Patch di dalam mulut atau di bibir yang putih, campuran merah

dan putih, atau merah

2) Putih patch (leukoplakia) adalah yang paling umum. White

patch kadang-kadang menjadi ganas.

3) bercak merah dan putih Campuran (erythroleukoplakia) lebih

mungkin dibandingkan bercak putih menjadi ganas.

4) Merah patch (eritroplakia) adalah berwarna cerah, daerah halus

yang sering menjadi ganas.

5) Nyeri pada bibir atau di mulut yang tidak akan sembuh

6) Pendarahan di mulut

7) Loose gigi

8) Kesulitan atau nyeri saat menelan

9) Kesulitan memakai gigi palsu

10) Sebuah benjolan di leher

11) Sebuah sakit telinga

Siapa pun dengan gejala ini sebaiknya menemui dokter atau

dokter gigi sehingga masalah dapat didiagnosis dan dirawat sedini

mungkin. Paling sering, gejala-gejala ini tidak berarti kanker. Infeksi

atau masalah lain dapat menyebabkan gejala yang sama9.

29

Page 30: Mouth Ulcer

Gambar 9 Oral cancer

d. Diagnosis

Jika terdapat gejala yang menunjukkan kanker mulut,

pemeriksaan dokter atau dokter gigi mulut dan tenggorokan untuk

bercak merah atau putih, benjolan, bengkak, atau masalah lain.

Pemeriksaan termasuk melihat hati-hati di langit-langit mulut,

belakang tenggorokan, dan bagian dalam pipi dan bibir. Dokter atau

dokter gigi juga memeriksa keluar lidah sehingga dapat diperiksa di

sisi dan di bawahnya. Dasar mulut dan kelenjar getah bening di leher

juga diperiksa. 9

Jika dalam pemeriksaan menunjukkan area yang abnormal,

sampel kecil jaringan bisa diperiksa. Biasanya, biopsi dilakukan

dengan anestesi lokal. Kadang-kadang, hal itu dilakukan dengan

anestesi umum. Seorang ahli patologi kemudian melihat jaringan di

bawah mikroskop untuk memeriksa sel-sel kanker. Biopsi adalah satu-

satunya cara yang pasti untuk mengetahui apakah daerah abnormal

kanker. 9

30

Page 31: Mouth Ulcer

Pemeriksaan lain juga dibutuhkan untuk mengetahui sampai

daerah mana penyebaran kanker: 9

1. x-ray gigi

2. x-ray chest

3. ct-scan

4. MRI

e. Diagnosis banding

1. Hemangioma

2. Cold sores

3. Fibroma, lipoma, neurofibroma

4. leukoplakia

f. Penatalakaksanaan

1. Pemeriksaan Gigi - untuk mencegah infeksi oral atau masalah;

sering dilakukan sebelum perawatan lainnya dimulai.

2. Bedah - pengobatan biasa adalah pengangkatan tumor mulut.

3. Bedah tumor radikal

4. Bedah kelenjar getah bening - sering kelenjar getah bening leher

juga mungkin diangkat.

5. Terapi radiasi

a. Eksternal radiasi

b. Internal radiasi

c. Implan terapi radiasi

31

Page 32: Mouth Ulcer

6. Kemoterapi

7. Rehabilitasi

8. Diet konseling

9. Gigi prostesis

10. terapi Biologi - cetuximab - Dapat digunakan dalam kombinasi

dengan radioterapi

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Mouth ulcer dapat terjadi karena banyak penyebab seperti

kekurangan vitamin, infeksi, peradangan, trauma, keganasan dan

penyakit lainnya dan proses abnormal.

32

Page 33: Mouth Ulcer

Untuk mendiagnosis mouth ulcer dibutuhkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui riwayat penyakit pasien dan keluarganya,

dan ciri khas tampilan klinis dari lesi yang dikeluhkan pasien sehingga

kita sebagai dokter umum mampu mendifferensial diagnosis dari

penyakit tersebut dan mampu menyingkirkan differensial diagnosis,

sehingga tegaklah diagnosis penyakit pasien.

Mouth ulcer mempunyai berbagai bentuk dan gambaran klinis

yang bervariasi sehingga penting bagi kita sebagai untuk mendiagnosis

penyebab dari mouth ulcers dengan benar untuk menentukan rencana

terapi yang dilakukan.

2. Saran

Pada makalah ini hanya dijelaskan sebagian masalah tentang

diagnosis mouth ulcer, yaitu kelainan mouth ulcer yang sering di

jumpai di masyarakat, karena masih banyaknya kelainan mouth ulcer

yang lain sehingga perlu adanya tinjauan pustaka tentang mouth ulcer

yang lain pada makalah selanjutnya untuk memperkaya pengetahuan

kita sebagai dokter umum dalam mendalami masalah mouth ulcer.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agustiar A, 2002. Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Dengan Frekuensi

Dan Distribusi Stomatitis Aftosa Rekuren Minor Pada Pasien Pengunjung

Klinik Gigi Dan Mulut FKG USU Medan Juni 2001-Mei 2002. Thesis.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7982

33

Page 34: Mouth Ulcer

2. C. Scully, 2005. Aphthous and other common ulcers. BRITISH DENTAL

JOURNAL VOLUME 199 NO. 5 SEPT 10 2005

3. Khasni UF, 2008. Herpes Simpleks Dan HubungannyaDengan Kedokteran

Gigi Anak. Thesis. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7951

4. Simatupang MM, 2009. Candida Albicans. Thesis.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1935

5. Anonim, 2011. Lichen planus . Medline Plus.

http://www.stevedds.com/toppage2.htm#Lichen%20Planus

6. Anonim, 2011. Gingivostomatitis . Medline Plus.

http://www.stevedds.com/toppage2.htm# Gingivostomatitis %20Planus

7. Roberts G, 2009. Traumatic ulcers. University of arkansas Fort Smith,

College of Health Sciences.

http://www.zhub.com/pathology/listings/34.html

8. Anonim, 2011. Oral cancer. MedicineNet.

http://www.medicinenet.com/oral_cancer/article.htm

9. Scully C, 2008. Mouth Ulceration. Ent News.

http://www.exodontia.info/files/ENT_News_-_Mouth_Ulceration.pdf.

10. Anonim, 2010. Mouth Sores. Part Of the Aegis patient Care Series.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003059.htm

11. Mayvira S, 2009. Prevalensi Dan Distribusi Lesi-Lesi Mukosa Mulut Pada

Manusia Lanjut Usia Di Panti Jompo Abdi Darma Asih Binjai, Sumatera

Utara (2008). Perpustakaan Unversitas Sumatra Utara. Program Spesalis.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7913

34

Page 35: Mouth Ulcer

12. Hasibuan S, 2008. Lesi-Iesi Mukosa Mulut Yang Dihubungkan Dengan

Kebiasaan Menyirih Di Kalangan Penduduk Tanah Karo, Sumatera Utara.

Perpustakaan Unversitas Sumatra Utara. Program Spesalis.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3957

13. Riefka MA, 2008. Penatalaksanaan Penderita Kandidiasis Oral.

Perpustakaan Unversitas Sumatra Utara. Program Spesalis.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7953

14. Yuen P, 2011. Mouth Ulcer : introcuction. Wrong Diagnosis.

http://www.wrongdiagnosis.com/sym/mouth_ulcers.htm

15. Yuki, 2009. Recurrent Apthous Stomatitis (RAS).

http://www.henriettesherbal.com/eclectic/thomas/stomatitis-aph.html

35