Top Banner
MOTIVASI GURU HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN MELAKUKAN STUDI DI FAKULTAS TEOLOGI UKSW Oleh Robby Sugara Sianipar 712011044 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
30

Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

Nov 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

MOTIVASI GURU HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN MELAKUKAN STUDI

DI FAKULTAS TEOLOGI UKSW

Oleh

Robby Sugara Sianipar

712011044

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian

dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol)

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...
Page 3: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...
Page 4: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...
Page 5: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...
Page 6: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

i

MOTIVASI GURU HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN MELAKUKAN STUDI

DI FAKULTAS TEOLOGI UKSW

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau apa motivasi Guru Huria Kristen Batak Prostestan

melanjutkan Studi di Fakultas Teologi UKSW Salatiga. Hal ini dikarenakan pada umumnya

Guru Huria merupakan pelayan yang sudah memiliki tugas panggilan dalam pelayanannya di

HKBP. Namun kenapa mereka saat ini memilih untuk melanjutkan studi ditengah usia dan

pelayanan mereka yang sudah berjalan selama ini. Kemudian apa yang memotivasi mereka

untuk melakukan studi teologi dan mengapa mereka ingin melakukan studi teologi tersebut di

Fakultas Teologi UKSW Salatiga. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara dengan informan yang sedang melakukan studi lanjut di Fakultas Teologi UKSW

Salatiga. Selanjutnya data tersebut diolah dengan teknik analisa deskriptif. Penelitian ini

mengambil lokasi di Kota Salatiga tempat para Guru Huria yang sedang melajutkan studi di

Fakultas Teologi UKSW. Motivasi yang merupakan dorongan seseorang untuk bertingkah

laku merupakan hal yang dapat dilihat sebagai dasar dari penyebab para Guru Huria memilih

dan melanjutkan Studi Teologi secara merupakan sebuah dorongan yang ditimbulkan oleh

kurang pengunaan jasa pelayanan Guru Huria membuat mereka memilih untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan mereka hal ini di dukung oleh faktor lingkungan dan

keluarga yang ada sehingga Fakultas Teologi UKSW Salatiga merupakan perguruan tinggi

swasta di pilih oleh para Guru Huria tersebut, untuk menjadi tempat melakukan studi lanjut di

bidang teologi.

Kata Kunci: Fakultas Teologi UKSW Salatiga, Guru Huria, HKBP, Motivasi, Studi Teologi.

Page 7: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

1

MOTIVASI GURU HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN MELAKUKAN STUDI

DI FAKULTAS TEOLOGI UKSW

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) merupakan gereja yang didirikan oleh

lembaga zending RMG (Rheinishe Missions Gesellschaft) di daerah Batak Toba. Masuknya

Injil di Batak dan sekaligus menjadi hari berdirinya HKBP yaitu pada tanggal 7 Oktober

1861. Pertama kalinya dua orang Batak, Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar dibaptiskan

menjadi penganut agama Kristen Protestan. Hal tersebut tidak terlepas dari peran Pdt. I.L

Nomensen HKBP yang sudah berjuang di dalam pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial,

komunikasi dan penerbitan di tengah-tengah HKBP.1 Dalam mengembangkan penginjilan di

tanah Batak Pdt. I.L Nomensen mendirikan SGH2 (Sekolah Guru Huria) pada tahun 1868,

yang dikenal sebagai sekolah tinggi yang menghasilkan guru-guru zending di Parausorat dan

kemudian menjadi Seminari Parausorat. Terdapat lima murid pertama yakni Thomas, Paulus,

Markus, Yohannes dan Ephraim, mereka lazim disebut sebagai guru zending. Syarat untuk

masuk ke SGH sesuai ketetapan pada tahun 1998 yakni lulusan SMU sedejarat dan mengikuti

pendidikan selama tiga tahun serta kegiatan ekstra-kurikulernya seperti pertanian, perikanan

dan pembibitan tanaman-tanaman produktif.3 Ini menjadi hal penting yang harus diterapkan

oleh Guru Huria ketika turun ke masyarakat yang umumnya masih primitif pada saat itu.

Selain untuk membantu pelayanan penginjilan di tanah Batak, alasan didirikannya sekolah

Guru Huria ialah untuk melengkapi kurangnya tenaga kerja dalam HKBP untuk misi

penginjilan di tanah Batak.

Pada zaman VOC Guru Huria juga merangkap sebagai guru sekolah. Namun Guru

Huria tidak diperkenankan menyusun khotbah dan doa sendiri. Guru Huria hanya membaca

khotbah lengkap yang ditulis oleh seorang pendeta Belanda. Dalam perkembangannya, Guru

Huria tamatan STOVIL merangkap sebagai guru sekolah. Tugasnya semakin kompleks

seperti berkhotbah, mengajar katekisasi, mengunjungi anggota jemaat, orang sakit, dan

menguburkan orang mati tetapi tidak diperkenankan melayani sakramen, pemberkatan nikah

dan peneguhan sidi kecuali dalam keadaan darurat. Sedangkan pada zaman penjajahan

Jepang, seorang Guru Huria dilarang merangkap sebagai guru sekolah. Sekolah harus netral

1 Saut Hamonangan Sirait, Politik Kristen Di Indonesia, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 199.

2 Selanjutnya Sekolah Guru Huria akan ditulis SGH

3 J.R.Hutauruk, Lahir, Berakar dan bertumbuh di dalam Kritus, (Tarutung kantor pusat HKBP), 205.

Page 8: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

2

terhadap agama. Oleh karena itu, Guru Huria harus menentukan pilihannya yaitu menjadi

Guru Huria atau guru sekolah.4

Dengan pelayanan yang cukup baik dari para Guru Huria, dapat membuat bertambah

banyak masyarakat batak yang primitif menjadi jemaat di HKBP. Seiring dengan itu, maka

semakin banyak juga gereja HKBP yang didirikan sehingga membutuhkan peningkatan

tenaga pelayan di gereja. Hal ini membuat I. L. Nomensen mulai berpikir untuk mendirikan

sekolah kependetaan dikarenakan pelayanan dari dua orang yang telah di baptis beserta para

Guru Huria yang ada, dirasakan masih kurang untuk membantu pelayanan dengan jumlah

jemaat yang semakin bertambah banyak. Pada tahun 1883, didirikanlah Sekolah Pendeta dan

murid pertama dalam sekolah pendeta tersebut ada empat orang yaitu: Johannes Siregar,

Markus Siregar, Petrus Nasution dan Johannes Sitompul. Mereka menerima pendidikan

selama dua tahun, kemudian ditahbiskan menjadi pendeta. Penahbisan pertama berlangsung

pada 19 Juli 1885 di Pearaja Tarutung.5

Oleh sebab itu, jabatan kependetaan di suku Batak menjadi suatu kebanggaan

tersendiri bagi orang Batak serta membuat minat para calon pelayan gereja lebih memilih

belajar di sekolah kependetaan dibandingkan di sekolah Guru Huria. Selanjutnya HKBP

mendirikan Universitas HKBP Nomensen (UHN) pada tahun 1954 yang terdiri dari beberapa

Fakultas di antaranya adalah Fakultas Teologi. Semenjak itu, maka banyak warga jemaat

HKBP memilih UHN sebagai tempat pendidikan bagi anak mereka untuk menjadi calon

pendeta. Melihat perkembangan jumlah perserta didik yang semakin banyak, maka Fakultas

Teologi di UHN memisahkan diri dari Universitas Nomensen dan memutuskan untuk

mendirikan sekolah sendiri yaitu STT (Sekolah Tinggi Teologi) HKBP Siantar namun tetap

dalam pengawasan lembaga pusat di Pearaja.

Tidak dapat dipungkiri efek dari perkembangan zaman dan pengaruh ilmu

pengetahuan dan teknologi pada saat ini membuat pengetahuan jemaat semakin lama semakin

bertambah luas terutama di wilayah perkotaan, sehingga menuntut suatu kualitas pendidikan

yang lebih luas dari para pelayan gereja. Untuk menjawab hal tersebut pengutusan para

pendeta di setiap gereja yang berada di kota Sumatera dan di luar pulau Sumatera menjadi

semakin bertambah banyak dan menimbulkan efek tersendiri bagi pelayanan Guru Huria. Hal

tersebut dapat di lihat dari penurunan penggunaan jasa pelayanan Guru Huria di HKBP di

berbagai pulau di luar Sumatera. Dapat di lihat dari data gereja HKBP yang berada di Distrik

4 F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), 79-80

5 J.R.Hutauruk, Lahir, Berakar dan bertumbuh di dalam Kritus, 209-211

Page 9: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

3

XVIII Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta hanya ada satu Guru Huria yang

ditugaskan untuk melayani di wilayah tersebut yaitu di HKBP Kertanegara Semarang.6

Hal ini meminimalkan peran Guru Huria dalam gereja dan karena itu banyak dari

Guru Huria yang sudah lanjut usia harus melanjutkan studi S1 Teologi, salah satunya yakni di

Fakultas Teologi UKSW Salatiga Jawa Tengah. Permasalahan yang muncul adalah apa

sebenarnya yang memotivasi Guru Huria tersebut melakukan studi lanjut di Fakultas Teologi

UKSW sementara dari pihak sinode telah merekomendasikan untuk melanjutkan pendidikan

di STT HKBP Siantar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis telah melakukan

penelitian dengan judul:

“Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan Studi Di Fakultas Teologi

UKSW”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini

ialah apa motivasi Guru Huria HKBP yang melakukan studi lanjut di Fakultas Teologi

UKSW?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah mendeskripsikan dan

menganalisis motivasi Guru Huria HKBP yang melakukan studi lanjut di Fakultas Teologi

UKSW.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu secara teoritis dan praksis. Manfaat teoritis

yaitu dapat menyumbangkan pokok pemikiran tentang fakta motivasi Guru Huria yang

melanjutkan studi teologi di Fakultas Teologi UKSW. Secara praksis, Sinode HKBP dapat

mengetahui dan memahami bagaimana motivasi Guru Huria yang memilih melanjutkan studi

di Fakultas Teologi UKSW dan dapat menjadi perhatian sinode kedepannya.

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Penelitian kualiatatif

adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia, termasuk tindakan dan

perkataan manusia secara alamiah.7 Metode penelitian kualitatif adalah metode yang

6 Ephorus HKBP, Almanak HKBP 2015, Kantor Pusat HKBP, Pearaja Tarutung, 2015

7 J.D. Engel, Metodologi Penelitian Sosial & Teologi Kristen, (Salatiga: Widya Sari, 2005), 21

Page 10: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

4

menggunakan cara berpikir dari gejala umum ke gejala khusus.8 Hal tersebut dapat dilakukan

melalui wawacara langsung dengan narasumber. Penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif karena metode ini sangat memungkinkan penulis untuk mengkaji suatu gejala

dalam masyarakat ataupun secara individu dan melakukan proses sosialisasi langsung kepada

masyarakat atau komunitas tertentu, sehingga penulis dapat mempermudah pengambilan data

dan perolehan informasi di lapangan.

Teknik pengumpulan data yang penulis ambil adalah teknik wawancara mendalam (in

depth-interview). Metode wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan informan atau

narasumber dengan atau tanpa pedoman wawancara.9 Dalam proses penelitian, penulis akan

mewawancarai tiga orang Guru Huria yang sedang melakukan studi di Fakultas Teologi

UKSW sebagai sample sesuai dengan kebutuhan penelitan dan mengamati kejadian-kejadian

atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam tugas akhir ini yaitu: pertama, penulis akan

menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan. Kedua, berisikan teori motivasi yang meliputi definisi

motivasi, faktor-faktor yang mendukung motivasi dan makna Panggilan dari pelayanan.

Ketiga, merupakan analisis pembahasan terhadap permasalahan yang menyebabkan alasan

dan tujuan Guru Huria melakukan studi di Fakultas Teologi UKSW, dilihat dari motivasi dan

panggilan pelayanan pendeta di HKBP. Keempat, meliputi kesimpulan berupa hasil temuan

yang diperoleh dari pembahasan analisis serta kontribusi dan rekomendasi untuk penelitian

kedepan.

2. Panggilan dan Motivasi Pendeta di HKBP

2.1. Panggilan

Panggilan pada umumnya adalah sebuah seruan atau ajakan di mana dalam hal ini

adanya tekat dari seseorang untuk mendengarkan seruan atau ajakan tersebut. Dalam

pandangan seorang tokoh reformasi dari Genewa Swiss yang bernama Johanes Calvin yang

berpengaruh dalam perjuangan pembaharuan Gereja pada abad XVI memahami panggilan

sebagai pembenaran dan karena kasih karunia Allah saja yang menyelamatkan umat manusia.

Dalam tugas panggilan-Nya melekat pada tugas panggilan gereja sebagai sesuatu yang telah

8 David Samiyono, Pengantar kedalam Matakuliah Metode Penelitian Sosial, 2004, 9

9 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 111

Page 11: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

5

terpanggil.10

Dalam kehidupan seorang pelayan Tuhan, panggilan adalah cara dalam

pemenuhan anugerah Tuhan bukan semata-mata karena hasil dan kemapuan dari dalam diri

seseorang saja melainkan juga perlu disadari bahwa sudah sejauh mana orang tersebut dapat

bersedia untuk merespon dan melaksanakannya dengan baik agar panggilan tersebut tidak

terbuang sia-sia. Tiap-tiap orang Kristen terpanggil menjadi saksi Kristus. Maka untuk

menunaikan pekerjaan-pekerjaan di tengah-tengah gereja, Allah memanggil di dalam gereja

pelayan-pelayan sesuai dengan tugas Kristus yaitu: Nabi, Imam dan Raja (1 Kor 12:28).

Dalam HKBP ada beberapa pokok pengertian jabatan-jabatan pelayan yakni:11

- Memberitakan Injil kepada kepada anggota-anggota gereja dan di luar gereja.

- Melayani sakramen, yakni baptisan kudus dan perjamuan kudus.

- Menggembalakan anggota-anggota jemaat.

- Menjaga kemurnian ajaran, melakukan tuntunan jiwa, melawan ajaran-ajaran yang

menyesatkan.

- Melakukan pekerjaan diakonia.

Dalam Aturan HKBP Bab XI Pasal 17 mengenai Pelayan: 12

1. Pelayan adalah untuk melaksanaan tugas kesaksian, persekutuan, dan pelayanan

karena Kristus, diangkatlah pelayan-pelayan, yaitu orang-orang yang dipanggil Allah

melalui gereja itu sendiri, dan yang bersedia mempersembahkan dirinya, dan taat pada

Konfessi, Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja, dan Aturan Peraturan HKBP.

2. Pelayan dibagi menjadi:

a. Pelayan tahbisan, yaitu pelayan-pelayan tahbisan yang diangkat oleh HKBP sesuai

dengan Agenda HKBP, dan yang diangkat oleh gereja yang diakui oleh HKBP.

b. Pelayan non tahbisan, yaitu warga jemaat yang mempersembahkan dirinya sesuai

dengan karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.

c. Pelayan terbagi juga berdasarkan waktu yang dapat diberikannya, yaitu pelayan

pernuh waktu, paruh waktu dan sukarela.

Dalam hal ini jika seseorang ingin menjadi seorang pelayan dan merasa terpanggil maka ia

harus ditahbiskan dahulu ketika telah mendapatkan gelar sarajana di bidang Teologi. Dalam

Aturan HKBP Bab XI Pasal 24 mengenai Jabatan Tahbisan di HKBP:

10

Jacob D. Engel, Mutasi Sebagai Sarana Pembinaan Panggilan,(Salatiga: Tesis Program Pasca

Sarjana Sosiologi Agama UKSW, 2001), 19 11 Andara. M. Lumbantobing, Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak, (Jakarta : Gunung Mulia,

1996), 262 12

https://hkbpdm.wordpress.com/2014/08/09/jabatan-tahbisan-hkbp/Diakses 10 November 2015.

16.00 WIB.

Page 12: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

6

1. Pengertian

Jabatan tahbisan adalah jabatan gerejawi yang diembankan kepada seseorang pelayan

melalui penahbisan sesuai dengan Agenda HKBP.

2. Jenis-jenis Tahbisan

Ada enam jenis tahbisan di HKBP sesuai dengan Konfessi dan Agenda HKBP:

Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw, Diakones, Evangelis dan Penatua.

Dalam Aturan HKBP Bab XI Pasal 25 mengenai Pelayan Tahbisan di HKBP:

1. Pengertian Pendeta

Pendeta adalah yang menerima jabatan kependetaan dari HKBP melalui Ephorus

sesuai dengan Agenda HKBP. Dalam jabatan kependetaan itu tercakup ketiga jabatan

Kristus, yaitu nabi, imam, dan raja.

2. Syarat Menjadi Pendeta

a. Lulusan Sekolah Tinggi Teologi HKBP atau STT yang lain yang diakui oleh

HKBP yang sama kurikulumnya dengan Sekolah Tinggi Teologi HKBP jurusan

kependetaan.

b. Warga HKBP yang menghayati kasih karunia Allah yang diterimanya melalui

baptisan dan pengkuan iman.

c. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP, dan dianggap sudah mampu

menerima jabatan kependetaan sesuai dengan rekomendasi praeses dan pendeta

resort.

d. Sehat rohani dan jasmani.

e. Menerima tahbisan jabatan kependetaan dari HKBP.

f. Pendeta yang diutus oleh gereja lain yang seiman dengan HKBP diperhitungkan

sama dengan pendeta HKBP.

2.2. Definisi Motivasi

Pada dasarnya setiap individu memiliki motivasi yang berbeda-beda antara satu

individu dengan individu yang lain. Motivasi dalam bahasa inggris disebut motivation yang

berasal dari bahasa Latin movere yang berarti “menggerakkan”.13

Istilah “Motif dan

Motivasi” sendiri sangat sulit untuk dibedakan di mana motif merupakan dorongan yang

timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau melakukan sesuatu

sedangkan motivasi merupakan ”pendorong”, suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi

13

Robert E. Slavin, Psiologi Pendidikan :Teori dan Praktika, Edisi kesembilan, Jilid 2 (Jakarta: PT.

Indeks, 2011), 89

Page 13: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

7

tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu.14

Dorongan merupakan suatu kekuatan mental dalam

melakukan suatu kegiatan di mana hal tersebut dapat terjadi dengan tujuan mewujudkan

harapan yang telah dimiliki. Hal ini juga berhubungan dengan minat seseorang yaitu ketika

seseorang telah terdorong maka tahap selanjutnya adalah minat yang dimiliki terhadap suatu

bidang studi tertentu dapat menarik perhatiannya dengan begitu akan mucul motivasi dalam

dirinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

Dalam pandangan para pakar psikologi, motivasi didefenisikan sebagai proses internal

yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.15

Dari

beberapa defenisi tersebut dapat dilihat bahwa motivasi dalam bahasa sederhananya dapat

diartikan sebagai suatu pemicu yang menyebabkan seseorang melangkah, tetap akan

melangkah, dan juga menentukan ke mana seseorang akan mencoba melangkah. Motivasi

merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, sehingga tinggal

bagaimana orang tersebut dapat memiliki kemampuan melaksanakan dan mau melaksanakan

serta faktor-faktor apa yang mendukung hal tersebut sehingga mencapai tujuannya.16

Sama

hal nya motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, di mana belajar

adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai

hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk memperoleh sesuatu yang

diinginkan.17

Dari urain di atas maka motivasi merupakan sesuatu hal yang mendorong

pribadi atau seseorang untuk beperilaku, serta mengarahkan perilaku tersebut untuk mencapai

tujuannya baik itu yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari luar dirinya.

2.2.1. Faktor-Faktor Pendukung Motivasi

Motivasi juga dapat muncul karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

mendukung diantaranya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik di mana dalam

pemahamanya, motivasi intrinsik adalah sebuah dorongan yang datang dari dalam diri

seseorang atas keinginannya sendiri dan juga dikarenakan orang tersebut merasa senang serta

ingin melakukannya tanpa adanya paksaan dari orang lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dikarenakan adanya paksaan atau dorongan

dari pihak lain yang mengharuskan ia melakukannya.18

Maka dari itu motivasi merupakan

sesuatu yang dapat membantu individu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu

14

M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1997), 71 15

Robert E. Slavin, Psiologi Pendidikan :Teori dan Praktika, Edisi kesembilan, Jilid 2, 99 16

H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013), 1 17

H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 23 18

Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), 204

Page 14: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

8

tersebut dalam masa belajar, oleh karena itu ada beberapa faktor-faktor pendukung motivasi

dalam belajar yakin: a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguatan; b) memperjelas

tujuan belajar yang hendak dicapai; c) menentukan ragam kendali terhadap ransangan belajar;

d) menentukan ketekunan belajar.19

Ada berbagai pendorong untuk mendukung seseorang dalam memotivasi dirinya

untuk melanjutkan studi. Dalam hal ini dapat dilihat dari hakikat motivasi belajar yang

menjelaskan bahwa dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar

dapat menjadikan perubahan tingkah laku dan beberapa indikator pendukung nya yakni:

pertama, adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. Kedua, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar. Ketiga, adanya harapan dan cita-cita masa depan. Keempat, adanya

penghargaan dalam belajar. Kelima, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Keenam,

adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat

belajar dengan baik.20

Disisi lain faktor-faktor lingkungan juga dapat mendukung motivasi tersebut di mana

faktor pribadi dan faktor lingkungan dapat saling bersangkutan dan saling berbaur. Oleh

karena itu, motif individu untuk melakukan sesuatu, misalnya motif untuk belajar dengan

baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, ataupun diubah melalui belajar dan latihan. Dengan

kata lain lingkungan memiliki pengaruh yang cukup menguatkan motivasi tersebut.

Pentingnya beberapa faktor pendukung bagi seseorang dalam memotivasi dirinya dalam

melanjutkan studi juga dilihat dari segi materi pelajaran perkuliahan yang disajikan dan

tingkat motivasi dari dosen juga memiliki pengaruh untuk memotivasi mahasiswa belajar di

perguruan tinggi tersebut.21

Dari segi lain belajar merupakan hal yang menarik ketika seseorang ingin tahu tentang

topik dan aktivitas yang dilakukan memiliki tantangan dan hal itu berdampak pada perasaan

seseorang secara positif sehingga dia merasa bangga, puas dikarenakan mereka belajar

sesuatu yang baru, keterampilan baru, sehingga mereka dapat berbagi pengetahuannya

dengan orang lain.22

Suatu pemikiran kritis yang tajam juga dapat menjadikan hal yang

penting dalam memicu seseorang dalam melanjutkan studi.23

Dari faktor-faktor pendukung

19

H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 27 20

H. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 31 21

Weinstein, Lawrence, What Motivativates College Students To Learn?, College Student Journal.

Jun2010 Part B, Vol. 44 22

Halawah, Ibtesam, Students Motivation To Learn From Students Perspective, Education, Winter

2011, Vol.132 23

Sng,Bee Bee, Cultur Perceptions Of Critical Thinjing Skills Of Asian Theological College Students,

Journal of Adult Theological Education, Des 2011, Vol.8

Page 15: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

9

motivasi tersebut dapat dilihat bagaimana seseorang termotivasi dari lingkungan dan diri

sendiri yang menjadi penguatannya dalam belajar dan target-target apa yang ingin dicapai

dalam belajar sehingga hal ini akan menantang seseorang untuk lebih mengerti akan

pencapainnya di masa yang akan datang.

2.3. Teori Motivasi Tentang Kebutuhan

Dalam hal ini ada dua teori motivasi yang penulis gunakan untuk melihat motivasi

Guru Huria dalam melanjutkan studi yakni teori Maslow dan Vroom. Maslow meringkas

motivasi dalam dua hal yakni: 1). Kebutuhan hubungan relasi (relatedness), merupakan

kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. 2). Kebutuhan pertumbuhan

(Growth), adalah bentuk kebutuhan yang mengacu kepada individu untuk menjadi orang

yang kreatif dan produktif serta berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya

maupun lingkungan di mana dia berada.24

Maslow juga mengungkapkan empat kebutuhan

manusia yaitu:25

a. Kebutuhan Filosofis adalah kebutuhan umum yang berkaitan dengan kebutuhan hidup

sehari-hari seperti makanan, tempat tinggal, udara yang sejuk, dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan akan keselamatan yang menjadi faktor

penting dalam kehidupan seseorang.

c. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan Sosial adalah kebutuhan akan hubungan

antara manusia yang dapat terjalin dengan baik sehingga dapat menjalin hubungan

keluarga dengan orang lain yang berada disekitarnya.

d. Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan akan pengakuan dari orang lain agar

dapat menunjang kepercayaan diri seseorang.

Teori Maslow diperkuat oleh teori dari Vroom yang mengatakan bahwa motivasi

mengacu kepada sesuatu yang:

a. Menggerakkan kebutuhan yang menimbulkan kekuatan yang ada dalam dirinya untuk

bertindak dengan cara tertentu.

b. Mengarahkan ataupun menyalurkan tingkah laku seseorang yang diarahkan kepada

sesuatu yang dia ingin lakukan dalam mencapai tujuannya.

24

Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi, (Jakarta: Kencana 2011) , 33 25

H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 41-42

Page 16: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

10

c. Menjaga dan menopang tingkah laku di mana lingkungan dapat menjaga dan menopang

seseorang dalam menguatkan tujuan yang ingin dicapai sehingga dorongan demikian

dapat menguatkan orang tersebut.26

3. Hasil Penelitian dan Analisa

Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian dan analisa terhadap

Motivasi Guru Huria yang melanjutkan studi lanjut di Fakultas Teologi UKSW Salatiga.

Dalam hal ini penulis akan meringkasnya dalam 3 tahapan 1) Latar belakang Fakultas

Teologi UKSW Salatiga, 2) Motivasi Guru Huria Melakukan Studi lanjut di Fakultas Teologi

UKSW, 3) Makna Teologis dan Motivasi Melayani Sebagai Panggilan Pendeta.

3.1. Latar Belakang Fakultas Teologi UKSW Salatiga

Kota Salatiga termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif,

Salatiga merupakan daerah tingkat II. Kota Salatiga yang terletak 42 KM di selatan kota

Semarang dan 51 km di utara kota Surakarta didukung dengan sarana dan prasarana

transportasi yang memadai sehingga menjadikan kota ini relatif mudah dijangkau.

Pemandangan alam yang indah dikarenakan berada diantara kaki Gunung Merbabu dan

Gunung Telomoyo dan memiliki temperatur yang rata-ratanya 20-30 derajat celcius

menjadikan kota ini terasa nyaman, tenang dan ideal sebagai tempat untuk belajar. Salatiga

adalah kota yang sangat strategis dalam dunia pendidikan di samping suasana alam dan

tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota yang saat ini penuh dengan kepenatan akan polusi

kendaraan dan bangunan-bangunan yang tinggi serta tindak kejahatan dan konflik antar

agama membuat Universitas Kristen Satya Salatiga terutama Fakultas Teologi UKSW

mampu menarik perhatian para mahasiswa dari Sabang sampai Marauke yang akan menimba

ilmu di perguruan tinggi swasta. Maka dari itu UKSW yang terletak di Salatiga yang sejuk

dan aman, memiliki masyarakat yang ramah menjadi tempat yang sangat kondusif untuk

kegiatan belajar dan mengajar. Fakultas Teologi sebagai salah satu Fakultas di antara 12

Fakultas lainnya, mempuyai kesempatan yang sangat luas untuk berinteraksi dengan

mahasiswa lain dan karenanya menjadi latihan kehidupan dan melayani dalam konteks

masyarakat yang plural. Kampus yang dipenuhi dengan penghijauan sehingga menciptakan

kesejukan dalam mendorong kehidupan bermahasiswa yang kreatif dan sehat.27

26

M. Ngalim Purwanto,MP, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1992), 72 27

Fakultas Teologi, Katalog Fakultas Teologi 2011, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW), 37

Page 17: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

11

Disisi lain Fakultas Teologi UKSW adalah lembaga pendidikan teologi yang bersifat

ekumenis dan interdenominasi, serta didukung oleh gereja-gereja pendukung UKSW yang

berjumlah 18 sinode yang menjadikan fakultas ini terbuka bagi seluruh mahasiswa dari

berbagai gereja yang ada untuk mengenyam pendidikan didalamnya. Sebagai institusi

pendidikan teologi yang berlatar belakang tradisi reformasi, fakultas teologi ini mengakui

Ketuhanan Yesus Kristus dan menerima Alkitab (Perjanjian lama dan Perjanjian Baru)

sebagai Firman Allah yang mendasari kehidupan iman dan perilaku Kristen. Dalam akreditasi

juga Fakultas Teologi UKSW memiliki dua badan akreditasi yaitu Badan Akreditasi Nasioal

Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang merupakan institusi resmi pemerintah dan di bawah

naungan Departemen Pendidikan Nasional telah menyatakan bahwa Fakultas Teologi

mendapatkan nilai akreditasi “A” sebagai peringkat tertinggi dari akreditasi pemerintah bagi

program studi teologi pada tingkat S-1.28

Dalam perjalanannya Fakultas Teologi merupakan

kelanjutan dari jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam lingkup FKIP UKSW. Pada

tahun 1969 secara resmi Fakultas Teologi mulai menyelenggarakan program pendidikannya

dengan gelar Sarjana Muda Teologi.

Pada tahun 1974, Fakultas Teologi mulai menyelenggarakan program sarjana

lengkap, dengan jurusan khusus gereja dan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan

kepemimpinan gereja yang mempunyai kemampuan dalam analisa sosial dan memahami

interaksi timbal balik antar agama (gereja) dan masyarakat. Dalam visi misi Fakultas Teologi

mengatakan bahwa gereja dan komunitas Kristen serta institusi pendidikannya bertanggung

jawab untuk mengusahakan pembangunan manusia seutuhnya antara lain melalui pendidikan

yang membebaskannya dari kebodohan dan keterbelakangan yang menghambat pemenuhan

kemanusiaannya. Namun usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

haruslah didasari oleh “Takut Akan Tuhan Adalah Permulaan Hikmat”. Hikmat di sini lebih

dari sekedar pengetahuan tetapi kebijaksanaan hidup yang berhubungan dengan dimensi

religius dan moral. Dimensi religius adalah pengakuan akan Tuhan sebagai pencipta,

penyelamat dan pembaharuan manusia dan seluruh ciptaan. Dimensi moral berarti bahwa

pengetahuan yang dicapai haruslah digunakan untuk kesejahteraan dan kebaikan manusia dan

keutuhan ciptaan. Di samping itu kita juga harus turut serta mengusahakan terciptanya

masyarakat yang lebih adil, manusiawi, damai, utuh tanpa diskriminasi atas dasar apapun

baik itu ras, seks, golongan dan agama.29

28

Fakultas Teologi, Katalog Fakultas Teologi 2011, 1 29

Fakultas Teologi, Katalog Fakultas Teologi 2011, 2

Page 18: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

12

3.2. Motivasi Guru Huria Melakukan Studi di Fakultas Teologi UKSW.

3.2.1. Awal Motivasi Guru Huria Melakukan Studi Teologi

Motivasi adalah “Dorongan Dasar” yang menggerakkan seseorang bertingkah laku,

dan tinggal bagaimana orang tersebut dapat memiliki kemampuan melaksanakan dan mau

melaksanakan serta faktor-faktor apa yang mendukung hal tersebut sehingga mencapai

tujuannya.30

Dalam pelayanan Guru Huria pada saat ini, sudah bukan menjadi hal yang

rahasia lagi jika pelayanan Guru Huria di tengah-tengah gereja sudah mulai berkurang.

Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong para Guru Huria

untuk mampu bersaing dan menjawab segala permasalahan dan tantangan yang harus

dihadapi dalam pelayanan di HKBP. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini

membuat semakin bertambah banyaknya pendeta di HKBP sesuai dengan data alamanak di

HKBP yang mencatat jumlah Pendeta saat ini 1.606 dan Guru Huria berjumlah 307 yang

berstatuskan melayani secara aktif, sungguh sangat berbeda jumlah antara pendeta dan Guru

Huria yang ada saat ini.31

Dari pendapat salah satu Guru Huria yang penulis wawancarai mengatakan bahwa

dengan bertambah banyaknya jumlah pendeta saat ini memang menjadi suatu kebanggan

tersendiri dalam pelayanan di HKBP akan tetapi disamping kebanggan itu hal ini juga

menjadi keprihatinan beliau akan nasib para Guru Huria yang masih aktif saat ini, dimana

dalam pelayanan yang mereka lakukan kebanyakan sudah di ambil alih oleh para pendeta.

Pada umumnya dalam satu gereja terdapat pelayan Pendeta, Guru Huria, Bibelvrow dan

Diakones. Tetapi kenyataan yang ada pada saat ini adalah gereja menempatkan dua pendeta

sekaligus dimana pendeta itu lah yang menggantikan peranan Guru Huria saat ini terutama di

wilayah-wilayah perkotaan.32

Sementara sesuai dengan aturan yang ada di HKBP bahwa para pelayan yang ada baik

itu Guru Huria maupun pendeta sudah memiliki tugasnya masing-masing maka pendeta tidak

dapat mengambil alih tugas Guru Huria karena hal tersebut sudah diatur dalam peraturan

HKBP. Maka dari itu melihat begitu banyaknya pendeta saat ini dan kebutuhan jemaat akan

pelayan gereja yang lebih maju baik itu dari segi pendidikan dan yang lainnya maka beliau

merasa terdorong untuk melanjutkan studi di Fakultas Teologi agar nantinya sebelum Guru

Huria semakin tidak digunakan lagi dalam pelayanan di HKBP beliau dan beberapa teman

yang lain yang melanjutkan studi teologi dapat menyuarakan aspirasi teman-teman Guru

30

H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 1 31

Almanak HKBP 2015, 516 32

Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015

Page 19: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

13

Huria lain yang memang sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan studi untuk tetap bisa

melayani dan memiliki fungsi yang sesaui dengan tugas dan panggilan para Guru Huria.33

Dalam pelaksaan studi ini Guru Huria Simanjuntak mengatakan bahwa sinode atau

kantor pusat mewajibkan setiap Guru Huria yang ingin melanjutkan Studi Teologi untuk

mengurus surat keputusan (SK) yang dikeluarkan Sinode bagi para Guru Huria yang

melanjutkan Studi Teologi dengan ketentuan sesuai SK.34

Surat Keputusan No: 01/Gr/SK/IV/2014 Ephorus (Ketua Sinode) Huria Kristen Protestan

(HKBP) yang bertempat di Pearaja Tarutung Tapanuli Utara, Sumatera Utara sebagai berikut:35

Menimbang: Perlunya para pelayan HKBP meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan

baik melalui pendidikan Formal maupun Informal sehingga dapat memapukan warga jemaat

menghadapi tantangan imannya.

Mengingat: Aturan Peraturan HKBP 1982-1992 dan 1994-2004 tentang tugas Ephorus

mengupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pelayan HKBP.

Memperhatikan: Surat permohonan yang bersangkutan.

Dengan ketentuan:

1. Segala biaya selama studi ditanggung oleh yang bersangkutan.

2. Melaporkan perkembangan studi kepada Ephorus HKBP, minimal satu kali satu tahun.

3. Setelah menyelesaikan studi, yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan surat permohonan

kepada Ephorus HKBP untuk menjadi Calon Pendeta HKBP.

Hal ini merupakan keputusan yang ditetapkan oleh sinode kepada Guru Huria yang

memilih untuk melanjutkan studi teologi dimanapun Guru Huria tersebut mengambil Fakultas

Teologi yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu juga, ketika seorang Guru Huria

melanjutkan studi maka mereka ditetapkan cuti dalam pelayanan selama dalam masa studi

tersebut mereka tidak diperbolehkan menjadi pelayan full timer atau pelayan tetap di gereja

HKBP. Sehingga gereja dan sinode tidak mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam

memberikan balonjo (gaji) kepada Guru Huria yang sedang melanjutkan studi teologi. Hal ini

merupakan resiko yang harus dihadapi oleh seorang Guru Huria yang melanjutkan studi tidak

mendapatkan upah/gaji dari gereja maupun sinode. Mereka harus membiayai segala

keperluan perkuliahnya dengan usaha sendiri dari awal sampai pada akhirnya mereka lulus

dan kembali ke sinode. Di sisi lain seorang Guru Huria juga harus memberikan laporan

pekembangan perkuliahan yang dimana hal ini menjadi suatu ketetuan yang harus dijalani

oleh seorang pelayan HKBP yang ingin mendapatkan izin melanjutkan studi.

Walaupun dalam ketentuan surat keputusan sinode yang mengatakan “segala biaya

selama studi ditanggung oleh yang bersangkutan” ternyata tidak membuat motivasi bapak

33

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 34

Hasil wawancara dengan Guru Huria Simanjuntak, November 2015 35

Format Surat Keputusan Ephorus HKBP kepada Guru Huria yang melanjutkan Studi Teologi.

Page 20: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

14

Guru Huria Sihombing menjadi batal untuk terus melanjutkan studi dikarenakan dukungan

yang beliau dapat kan dari keluarga maupun saudara-saudara terdekat beliau mampu

memberikan semangat serta dorongan baik itu secara materi maupun yang lainnya bagi beliau

untuk tetap melanjutkan studi teologi.36

Begitu juga dengan bapak Guru Huria Simanjutak

yang mengatakan bahwa dukungan keluarga dan teman-teman sepelayanan beliau sangat

dirasakan cukup membantu dalam memotivasi beliau untuk tetap melanjutkan studi teologi.37

Akan tetapi hal ini menjadi suatu yang berat bagi bapak Tambunan di tengah kesulitan

ekonomi yang dihadapi keluarga harus melanjutkan studi teologi namun apa pun itu bagi

beliau tidak ada yang mustahil bagi Tuhan selama apa yang dia lakukan demi kemulian nama

Tuhan maka motivasinya untuk melanjutkan studi teologi tidak akan terhambat baik itu

secara dana maupun yang lainnya.38

Ketika keputusan untuk melakukan studi teologi sudah di dukung oleh berbagi pihak

banyak pertimbangan yang dipertimbangkan oleh Guru Huria Sihombing dalam menentukan

Fakultas Teologi mana yang dapat mengembangkan pengetahuannya dalam pelayanan saat

ini dan bagaimana lingkungan pekuliahan tersebut dapat mendukung dalam studi teologi dan

berkat beberapa informasi serta diskusi yang didapatkan dari sesama pelayan maka beliau

memiliki ketertarikan dengan Fakultas Teologi UKSW.39

Begitu juga hal dengan Guru Huria

Simanjuntak mengatakan bahwa setelah beliau mendapatkan dorongan yang kuat dari

berbagai pihak yang mendukung dan mau menopang beliau dalam masa studi teologi yang

akan beliau lakukan maka beliau memutuskan untuk melanjutkan studi di Fakultas Teologi

UKSW yang berada di Salatiga melalui masukan dan pertimbangan yang beliau dapat kan

dari beberapa teman sepelayan beliau yang dulu nya pernah melakukan perkuliahan di

UKSW.40

3.2.2. Motivasi Dan Kebutuhan Guru Huria Memilih Fakultas Teologi UKSW

Pada dasarnya “Motif dan Motivasi” sendiri sangat sulit untuk dibedakan dimana

Motif merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang

tersebut mau melakukan sesuatu sedangkan Motivasi merupakan ”Pendorong”, suatu usaha

yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.41

Sebagaimana

36

Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015 37

Hasil wawancara dengan Guru Huria Simanjuntak, November 2015 38

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 39

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 40

Hasil wawancara dengan Guru Huria Simanjuntak, November 2015 41

M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, 71

Page 21: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

15

motivasi yang dimiliki oleh para Guru Huria HKBP ternyata sudah banyak Guru Huria yang

melanjutkan studi diberbagai perguruan tinggi teologi diantaranya di STT HKBP Siantar

terdapat 53 orang, di STT Jakarta 3 orang dan di UKSW sendiri ada 3 orang Guru Huria yang

masih melanjutkan studi teologi.42

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka dalam hal ini

penulis telah memfokuskan penelitian dan pembahasan terhadap 3 orang yang Guru Huria

yang termotivasi melanjutkan studi di Fakultas Teologi UKSW Salatiga.

Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan narasumber di lapangan dimana dalam

hal ini dapat dilihat dari teori motivasi Maslow yang mengatakan bahwa dalam memotivasi

seseorang ada beberapa hal yang harus di dukung menjadi pemenuhan kebutuhannya selama

melakukan studi diantaranya Kebutuhan Filosofis dimana ada beberapa kebutuhan umum

yang berkaitan dengan kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan, tempat tinggal, udara

yang sejuk, dan lain sebagainya. Dalam hal pemenuhan kebutuhan filosofis para Guru Huria

ini juga sangat mendukung mereka untuk melanjutkan studi Fakultas Teologi UKSW

dikarenakan Fakultas Teologi UKSW ini berada di Kota Salatiga, Jawa Tengah yang dimana

biaya hidup di Salatiga ini masih tergolong murah dan memang lingkungan di Salatiga sangat

strategis bagi orang yang ingin melakukan studi.

Seperti Guru Huria Simanjutak yang mengatakan ketika beliau berada di Salatiga

beliau begitu terkejut akan biaya hidup di Salatiga yang cukup terbilang murah baik itu dari

segi makan, tempat tinggal, udara yang ada di Salatiga juga sangat sejuk karena dekat dengan

pegunungan.43

Sama hal dengan Guru Huria Tambunan yang mengatakan sangat terbantu

dalam memenuhi kebutuhan hidup beliau selama masa studinya di Fakultas Teologi UKSW

Salatiga ini dikarena biaya hidup selama berada di sini sangat sesuai dengan perekonomian

beliau pada saat ini dimana jika beliau berada di daerah lain belum tentu dapat memenuhi

kebutuhannya sehari-hari seperti makan, tempat tinggal dan lain sebagainya.44

Kehidupan

Guru Huria Sihombing selama melakukan studi Fakultas Teologi UKSW Salatiga ini sangat

lah cukup menyenangkan dikarenakan biaya hidup dan lainnya selama berada disini sangat

lah membantu beliau dalam memenuhi kebutuhan perkuliahannya dan keluarga baik dalam

segi makan, tempat tinggal, maupun udara yang ada sehingga beliau dan keluarga dapat

hidup dengan keberadaan ekonomi yang ada saat ini di samping itu juga anak-anak beliau

dapat tetap bersekolah.45

42

Almanak HKBP 2015, 260-261 43

Hasil wawancara dengan Guru Huria Simanjuntak, November 2015 44

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 45

Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015

Page 22: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

16

Kebutuhan akan rasa aman dimana jika kebutuhan filosofis telah terpuaskan, maka

kebutuhan akan keselamatan juga menjadi faktor yang penting dalam kehidupan seseorang.

Dimana Guru Huria Simanjuntak juga merasakan Salatiga ini merupakan wilayah yang

sangat aman dari segala tindakan kejahatan walaupun di Salatiga ini sudah banyak suku dan

agama yang sudah bercampur aduk dalam satu lingkungan dan wilayah yang sama. Beliau

merasa tidak pernah mendapatkan tindak kekerasan dari siapapun warga yang ada

dilingkungan tempat tinggalnya seperti saat ini beliau tinggal di kost-kost orang yang

bersukukan Jawa dan beragama Islam, sampai pada saat ini beliau tidak pernah merasa

tergangung oleh perbedaan mereka dan begitu juga dengan mereka tidak merasa terganggu

dengan keadaan yang ada. Begitu juga dalam perkuliahan yang beliau lakukan dalam

perkuliahan di Fakutas Teologi UKSW dimana dengan berbagai latar belakang Suku dan

Usia antara beliau dan mahasiswa serta dosen di Fakultas Teologi ini membuat beliau merasa

sangat nyaman karena rasa saling menghargai antara satu dan yang lain nya walaupun mereka

secara bahasa, usia dan pola pikir berbeda sehingga beliau merasakan tidak ada ketakutan dan

keraguan bagi beliau ketika ingin bertanya di kelas walaupun pertanyaan beliau bersangkutan

dengan suku asalnya.46

Sama hal nya dengan Guru Huria Sihombing yang mengatakan bahwa ketika beliau

berbicara dengan suku lain yang ada di Fakultas Teologi baik itu mahasiswa maupun dosen

yang ada dengan latar belakang suku dan bahasa yang berbeda tidak membuat beliau merasa

takut untuk berkomunikasi mereka dikarenakan rasa toleransi antar sesama membuat mereka

yang datang dari suku lain saling mengerti akan nada bicara orang batak yang sedikit agak

kasar dan terkesan marah namun hal tersebut tidak menjadi hal yang membuat orang lain

merasa tersinggung atau sakit hati.47

Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan Sosial dimana setelah kebutuhan filosofis

dan kebutuhan akan rasa aman sudah tercapai maka hubungan antara manusia pun dapat

terjalin dengan baik sehingga dapat menjalin hubungan keluarga dengan orang lain yang

berada disekitar nya. Dalam hasil wawancara yang penulis lakukan Guru Huria Tambunan

mengatakan bahwa ketika beliau berada dalam lingkungan kampus UKSW Salatiga beliau

banyak mendengar sangat banyak yang menjuluki UKSW sebagai Kampus Indonesia Mini

dan beliau merasa bersyukur dikarenakan begitu banyak nya suku yang beliau temukan saling

mengasihi dan saling menjalin toleransi antara satu dan yang lainnya. Hal tersebut membuat

beliau merasa sangat nyaman dan semakin terdorong untuk berinteraksi dan bersosialisasi

46

Hasil wawancara dengan Guru Huria Simanjuntak, November 2015 47

Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015

Page 23: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

17

dengan banyak mahasiswa yang perbedaan umur yang sangat jauh dengan beliau namun tidak

membuat beliau merasa berbeda ketika bersosialisasi.48

Begitu juga yang Guru Huria

Sihombing rasakan ketika beliau sedang melakukan perkuliahan dengan dosen pengajar yang

ada di Fakultas Teologi UKSW, beliau sangat merasa senang dikarenakan dosen yang ada di

Fakultas Teologi ini dalam kehidupan sehari-harinya beliau melihat mereka sangat rendah

hati walaupun pendidikannya sudah sangat tinggi pada kenyataan nya beliau melihat dosen

yang ada sangat perduli dengan menjelaskan, menerangkan dengan sangat jelas dan apabila

beliau mendapatkan kesulitan dalam memahami pelajaran yang ada dosen tidak menutup diri

untuk menjelaskan kembali kepada beliau sampai beliau benar-benar memahami pelajaran

tersebut. Selain itu, Fakultas Teologi UKSW juga sangat membantu beliau dalam hal dana

dimana melalui program beasiswa yang diberikan sangat membuat beliau merasa terbantu

dalam melanjutkan studi ini.49

Selain itu juga, Guru Huria Sihombing merasakan kasih sayang yang nyata dari teman

mahasiswa yang menjadi teman beliau dalam kelas perkuliahan, dimana faktor umur yang

membedakan beliau dan mahasiswa yang lain membuat beliau awalnya sedikit canggung

pada mereka tetapi setelah beliau mengenal mereka dan melakukan interaksi dengan mereka,

beliau merasa termotivasi dikarenakan banyak nya perhatian dari teman mahasiswa yang ada

disini sehingga sering sekali beliau terbantu oleh mahasiswa ketika beliau lupa tugas-tugas

yang diberikan oleh dosen dan lain sebagainya sehingga beliau merasakan ada nya kasih

sayang dari lingkungan sekitarnya.50

Kebutuhan akan penghargaan dimana dalam usaha yang telah dilakukan adanya

pengakuan dari orang lain agar dapat menunjang kepercayaan diri seseorang. Dalam

pengajaran yang digunakan dapat membuat mahasiswa nya menentukan hal-hal yang dapat

dijadikan penguatan, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam

kendali terhadap ransangan belajar, menentukan ketekunan belajar.51

Guru Huria Tambunan

mengatakan penghargaan dari dosen terhadap mahasiswa yang ada di dalam kelas cukup

membuat beliau percaya diri dalam hal pencapaian belajar. Maka dengan sikap dan

pembawaan dosen yang ada di dalam perkuliahan membuat beliau semakin terdorong dalam

memahami apa yang menjadi penguatan beliau dalam memahami setiap pelajaran yang

diajarkan oleh para dosen-dosen.52

Selama Guru Huria Tambunan melakukan studi di

48

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 49

Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015 50

Hasil wawancara dengan Guru Huria Sihombing, November 2015 51

H. Hamzah B.Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 27 52

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015

Page 24: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

18

Fakultas Teologi UKSW beliau merasa cara pengajaran dan cara dosen dalam membimbing

para mahasiswa sangat lah baik dan membuat beliau mengerti akan hal apa yang akan dia

capai kedepannya dalam pelayanan di jemaat saat ini. Sehingga dengan cara dosen itu sendiri

yang menghargai setiap usaha beliau dalam memberikan pendapat dan jawaban atas pokok

pembahasan dalam perkuliahan membuat beliau merasa adanya penghargaan dari dosen

kepada beliau yang sudah cukup berumur ini menjadi suatu kesan tersendiri bagi diri beliau

dikarenakan dosen yang ada di fakultas teologi ini tidak membeda-bedakan beliau dengan

mahasiswa yang lain nya yang dari segi umur dan asal gereja berbeda selain itu juga dosen-

dosen atau pengajar yang ada di fakultas teologi ini merupakan dominasi dari berbagai gereja

yang ada di Indonesia. Sehingga pengajaran yang ada tidak terpaku kepada pengajaran gereja

HKBP seperti yang sudah beliau ketahui sebelumnya tetapi juga gereja-gereja dominasi yang

ada di indonesia serta dogma-dogma yang ada di setiap gereja membuat beliau semakin

termotivasi untuk belajar dikarenakan hal ini merupakan hal yang baru dan menantang bagi

beliau dalam memperdalam ilmu teologi yang berkembang pada saat ini.53

Hal ini juga menimbulkan rasa percaya diri Guru Huria Simanjuntak dalam

memahami pencapain pelajaran yang di rasa menghargai antara sesama juga dapat

menimbulkan rasa percaya diri beliau dalam memahami tujuan belajar yang hendak beliau

capai kedepannya dalam pelayanan di jemaat, hal ini juga di dukung dengan praktek lapangan

yang sudah diberikan oleh Fakultas terhadap setiap mahasiswa Teologi yang melakukan

praktek lapangan pada semester kedua tahun pertama ketika beliau masuk ke Fakultas

Teologi UKSW. Hal tersebut menjadi pendorong bagi beliau dalam memahami bagimana

pelajaran yang sudah beliau dapatkan dapat menjawab kebutuhan jemaat saat ini. Ketika

beliau kembali kesinode dan menjadi pendeta beliau sudah tidak canggung lagi melakukan

pelayanan di tengah-tengah jemaat yang saat ini dan beliau dapat menunjukkan bahwa hasil

dari pendidikan yang beliau dapat selama melakukan studi dapat menjadi suatu hal yang

memang jemaat butuhkan dari seorang pelayan gereja.54

Begitu juga dengan cara kita dalam

melakukan penafsiran sungguh sangat berbeda dengan apa yang dulu kita dapatkan ketika

kita bersekolah Guru Huria HKBP dalam menafsir ayat kita harus mengikuti struktur yang

ada bukan hanya dari segi pandangan kita saja tetapi juga dari segi keadaan masyarakat pada

saat ini sehingga kebutuhan jemaat saat kita berkhotbah dapat terpenuhi sesuai dengan

konteks jemaat yang ada.55

53

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 54

Hasil wawancara dengan Guru Huria Tambunan, November 2015 55

Hasil wawancara dengan ketiga Guru Huria, November 2015

Page 25: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

19

Dari hasil ini juga penulis melihat bahwa adanya faktor-faktor pendukung tersebut

dapat membangkitkan motivasi pada Guru Huria sehingga pada bagian ini mencakup apa

yang dikatakan pada bab 2 dimana hal ini dapat dilihat dari hakikat motivasi belajar yang

menjelaskan bahwa dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar

dapat menjadikan perubahan tingkah laku dan beberapa indikator pendukung pertama,

adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. Kedua, adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar. Ketiga, adanya harapan dan cita-cita masa depan. Keempat, adanya penghargaan

dalam belajar. Kelima, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Keenam, adanya

lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar

dengan baik.56

Sehingga dengan melihat hasil wawancara yang penulis lakukan dengan para

Guru Huria ini maka penulis melihat bahwa faktor lingkungan Fakultas Teologi UKSW

menjadikan para Guru Huria ini mampu untuk tetap termotivasi dalam melakukan studi

teologi sehingga dengan kondisi yang ada semakin memicu mereka dalam memahami

panggilan mereka dalam pelayanan dijemaat saat ini secara lebih luas dari pada sebelumnya

sesuai dengan ilmu teologi yang didapatkan oleh para Guru Huria.

3.3 Makna Teologis Dari Motivasi Melayani Sebagai Panggilan Pendeta

Memahami panggilan sebagai pembenaran dimana kasih karunia Allah lah yang

menyelamatkan umat manusia, maka dalam tugas panggilan gereja dipahami sebagai sesuatu

hal yang telah terpanggil.57

Dalam kehidupan seorang pelayan Tuhan, panggilan adalah cara

dalam pemenuhan anugerah Tuhan bukan semata-mata karena hasil dari kemapuan dari

dalam diri seseorang saja melainkan juga perlu disadari bahwa sudah sejauh mana orang

tersebut dapat bersedia untuk merespon dan melaksanakannya dengan baik agar panggilan

tersebut tidak terbuang sia-sia. Berdasarkan hal tersebut dapat di lihat bahwa motivasi Guru

Huria dalam studi teologi di Fakultas Teologi UKSW juga memperhatikan bahwa menjadi

seorang teolog atau seorang pendeta maupun pelayan pada saat ini harus lah memperhatikan

beberapa aspek yang dapat memenuhi panggilan dan penahbisan mereka dengan dasar sola

gratia yang berarti hanya oleh Anugerah, sola fide yang berarti hanya oleh Iman dan sola

Scriptura yang berarti hanya oleh Alkitab.58

Maka penulis melihat bahwa dari motivasi yang ada pada Guru Huria saat ini

merupakan suatu bentuk aktualisasi dalam pelayanannya kepada Tuhan, gereja dan

masyarakat atau jemaat. Agar dapat menjalankan panggilan Tuhan yang secara utuh yang

56

H. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, 31 57

Jacob D. Engel, Mutasi Sebagai Sarana Pembinaan Panggilan,19 58

B.F.Drewes&Julianus Mojau, Apa Itu Teologi?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 45

Page 26: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

20

sudah ada dalam diri mereka harus lah memiliki ilmu dan pengetahuan yang sesuai dengan

konteks kebutuhan jemaat saat ini. hal ini juga sesuai dengan misi Fakultas Teologi yang

dimana pendidikan dan pengajaran dalam ilmu teologi dan ilmu-ilmu lainnya harus relevan

dengan keadaaan yang ada serta perlunya penelitian atau perhatian di bidang teologi dalam

hubungan nya dengan konteks masyarakat saat ini serta adanya pengabdian kepada

masyarakat atau jemaat gereja secara khusus maupun masyarakat secara luas. Sehingga

dengan tujuan dari Fakultas Teologi UKSW yakni mempersiapkan calon-calon pelayan atau

pengerja gereja dalam arti yang luas yang mempunyai wawasan teologis dan memadai, serta

sikap dan komitmen dalam melayani serta adanya kompetensi dan keterampilan melayani

dalam berbagai bidang pelayanan gerejawi dan kemasyarakatan59

Dapat menjadi motivasi

tersendiri bagi para Guru Huria yang melanjutkan studi teologi ini ketika kembali menjadi

pelayan ditengah-tengah gereja HKBP.

4. Kesimpulan

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis dan

pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu, pada bab ini juga akan

memberikan konstribusi motivasi dan rekomendasi bagi penelitian yang akan datang.

4.1. Kesimpulan

Pertama, motivasi yang merupakan suatu dorangan yang mengubah tingkah laku

seseorang serta mengubah pola pikir para guru huria ini dalam pelayanan pada saat ini.

Menurut pandangan para Guru Huria bahwa menjadi seorang pelayan guru huria bukan lah

menjadi hal yang dapat dipertahankan lagi pada saat ini, melihat semakin sedikitnya

kebutuhan jemaat terhadap pelayan guru huria di dalam gereja. Sehingga membuat para guru

huria sadar bahwa mereka harus melanjutkan studi dibidang teologi agar dapat menjadi

seorang pendeta dan dapat melayani secara utuh dalam jemaat. Berkat dorongan yang kuat

dari diri sendiri dan pihak keluarga serta lingkungan maka guru huria memilih untuk

melanjutkan studi di fakultas teologi yang dapat membuat mereka lebih nyaman dan aman

serta adanya faktor-faktor pendukung lain yang memang dapat membuat mereka berkembang

lebih maju dari pada yang sebelumnya.

Kedua, para Guru Huria ini berpendapat bahwa Fakultas Teologi UKSW menjadi

tempat yang dapat mendorong mereka lebih maju dan menjawab segala kebutuhan mereka.

Dengan ada berbagai keragaman budaya, agama dan sebagainya serta adanya penghargaan

59

Katalog Fakultas Teologi 2011, 3

Page 27: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

21

yang Guru Huria terima dari lingkungan Dosen dan Mahasiswa Fakultas Teologi UKSW

serta masyarakat Salatiga yang beragam Suku dan Agama membuat mereka mengerti

bagaimana melayani masyarakat yang secara luas dalam pelayanan mereka di HKBP, dimana

hal ini belum tentu mereka dapatkan ketika mereka melanjutkan studi teologi di tempat

lainnya serta hal ini menjadi kelebihan tersendiri bagi mereka nantinya dibandingkan dengan

pelayan-pelayan lain dalam melakukan pelayanan di HKBP. Maka dari itu dapat dilihat

motivasi guru huria ini melanjutkan studi semata-mata demi perkembangan pelayanan

mereka di gereja dan walaupun mereka merasa berat harus studi di usia yang sudah cukup

lemah untuk mengingat suatu pelajaran namun motivasi mereka yang didapatkan dari

lingkungan sekitar dapat memicu mereka untuk terus berusaha dan berkembang dalam

panggilan pelayanan mereka ditengah-tengah gereja dan jemaat yang ada pada saat ini.

4.2. Saran

Kepada Pihak Sinode: Pertama, perlunya suatu perhatian yang penuh dari pihak

sinode terhadap para pelayan diantaranya Guru Huria yang semakin lama semakin kurang

dalam penugasan pelayanan disetiap gereja HKBP yang dimana pada saat ini tugas dari Guru

Huria lebih diserahkan kepada pendeta saja.

Kedua, apabila Sinode memberikan kesempatan bagi para Guru Huria melanjutkan

studi teologi hendaknya sinode memberikan perhatian secara khusus bukan hanya sebatas

Surat Keputusan dan mengharuskan laporan perkembangan Guru Huria selama studi saja

namun juga Sinode harus dapat memberikan sumbangsih penuh kepada Guru Huria salah

satunya dengan bantuan biaya studi. Dikarenakan status mereka cuti dalam pelayanan dan

tidak mendapatkan gaji dari Gereja maupun Sinode.

Ketiga, Sinode seharusnya dapat memahami bagaimana usaha yang dilakukan oleh

para pelayannya yang terdorong untuk melanjutkan studi diluar instanti HKBP demi

menambah wawasan dalam mengembangkan pola pikir bagi pelayanan ditengah-tengah

jemaat yang semakin berkembang pada saat ini.

Kepada Pihak Fakultas Teologi : Lebih meningkatkan pelayanan dan pengajaran

kepada Guru Huria yang ada di UKSW agar nantinya dapat membuat para Guru Huria yang

menimba ilmu teologi di UKSW dapat menerapkan cara pelayanan yang lebih baik kepada

jemaat di HKBP Sehingga, mereka memiliki kompetensi dan kreatifitas yang cukup tinggi

dan berkualitas ketika mereka menjadi pendeta di HKBP. Sehingga nantinya Fakultas

Teologi UKSW dapat menjadi salah satu fakultas yang dapat memotivasi para Guru Huria ini

menjadi pelayan yang lebih kreatif dan memiliki kompentisi yang tinggi dalam hal melayani

Page 28: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

22

masyarakat umum maupun warga jemaat di Gereja sesuai dengan visi misi Fakultas Teologi

UKSW.

Page 29: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

23

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

B.Uno, H. Hamzah, Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013.

Drewes, B.F. & Mojau, Julianus, Apa Itu Teologi?, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012

Engel, J.D, Metodologi Penelitian Sosial & Teologi Kristen, Salatiga: Widya Sari, 2005.

Feist, Jess & Feist, Gregory J, Teori Kepribadian, Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

HKBP, Ephorus, Almanak HKBP 2015, Kantor Pusat HKBP, Pearaja Tarutung, 2015

Hutauruk, J.R., Lahir, Berakar dan bertumbuh di dalam Kritus, Tarutung kantor pusat

HKBP.

Lumbantobing, Andara. M., Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak, Jakarta : Gunung

Mulia, 1996.

Purwanto, M. Ngalim MP, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1992.

Samiyono, David, Pengantar kedalam Matakuliah Metode Penelitian Sosial, 2004.

Santrock, Jhon W, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.

Sirait, Saut Hamonangan, Politik Kristen Di Indonesia, Jakarta: Gunung Mulia, 2001.

Slavin, Robert E , Psiologi Pendidikan :Teori dan Praktika, Edisi kesembilan, Jilid 2 Jakarta:

PT. Indeks, 2011.

Teologi, Fakultas, Katalog Fakultas Teologi 2011, Salatiga: Universitas Kristen Satya

Wacana (UKSW).

Wijono, Sutarto, Psikologi Industri & Organisasi, Jakarta: Kencana 2011.

JURNAL

Browman, Richard Rethinking What Motivates adn Inspires Students, Clearing House,

Nov2011, Vol 84.

Chak-pong Gordon Tsui & Hei-Hang Hayes Tang, Africa University Student ini China’s

Hongkong : Motivatons and Aspirations, Journal of Pan African Studiens,May2015, Vol. 7.

Page 30: Motivasi Guru Huria Kristen Batak Protestan Melakukan ...

24

Dorothea, Pushkar, Dolores, Conway, Michael, Motivation, Interterst, And Positive Affect In

Traditional And Nontraditional Undergraduate Students. Adult Education Quartely.

Feb2007, Vol 57.

Eppler, Marion A, Harju, Beverly L. Achievement Motivation Goals In Relation To Academic

Performance In Traditional And Nontraditional College Students, Research In Higher

Education, Oct97, Vol 38.

Halawah, Ibtesam, Students Motivation To Learn From Students Perspective, Education,

Winter2011, Vol.132.

Maslow, A.H (1970). Motivation and personality. New York : Haper & Row.

Sng,Bee Bee, Cultur Perceptions Of Critical Thinjing Skills Of Asian Theological College

Students, Journal of Adult Theological Education, Des2011, Vol.8.

Weinstein, Lawrence, What Motivativates College Students To Learn?, College Student

Journal. Jun2010 Part B, Vol. 44.

Website:

https://hkbpdm.wordpress.com/2014/08/09/jabatan-tahbisan-hkbp/ Diakses 10 November 2015.

16.00 WIB.