Top Banner
Modul PENGAJARAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON Oleh: Fahmi Rizal Juniman Silalahi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010
71

Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Oct 26, 2015

Download

Documents

Deni Sondjaja
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

ModulPENGAJARAN TEKNIK KONSTRUKSI

BATU DAN BETON

Oleh:Fahmi Rizal

Juniman Silalahi

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2010

Page 2: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

KATA PENGANTAR

Modul dengan judul Pengajaran Teknik Konstruksi Batu dan Beton

merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan bagi mahasiswa

program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dilaksanakan di Jurusan Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Modul ini terdiri dari Kegiatan

Belajar yang semuanya terkait secara langsung dalam pembinaan kompetensi

calon guru profesional. Kegiatan belajar disusun sedemikian rupa sehingga

pembinaan kompetensi profesional calon pendidik terbina secara runtut. Antara

satu kegiatan belajar dengan kegiatan belajar lainnya saling terkait dan bukan

merupakan bagian yang terpisah-pisah.

Sesuai dengan program studi Pendidikan Teknik Bangunan, khususnya

pada pengajaran teknik konstruksi Batu dan Beton, maka modul ini dimulai

konstruksi batu dan dilengkapi dengan konstruksi beton. Kemudian disertai

dengan konstruksi atau pekerjaan pendukung lainnya. Dalam hal ini adalah

pembuatan batako dan paving blok.

Dengan memahami modul ini pembinaan kompetensi mahasiswa calon

pendidik dapat berlangsung secara lebih efektif.

Page 3: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

I. PENDAHULUAN

DESKRIPSI

Modul ini terdiri dari beberapa kegiatan belajar yang mencakup teknik

konstruksi batu dan beton. Kegiatan belajar dimulai dengan perencanaan dan

menggambar pondasi batu kali lengkap dengan denah pondasi dan gambar

detailnya. Kemudian kegiatan belajar berikutnya memuat materi tentang

pemasangan pondasi batu kali, pemasangan batu bata, plesteran dan acian,

pemasangan kozen, pengetahuan tentang batako dan paving blok, serta

konstruksi beton dan beton bertulang.

Pondasi dari suatu bangunan khususnya pada bangunan gedung adalah

suatu konstruksi dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung

dengan tanah atas bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah

berfungsi meneruskan beban atau gaya di atasnya dan termasuk berat pondasi ke

tanah di bawahnya.

Di atas pondasi di pasang dinding batu bata, baik dinding lurus, sudut

pertemuan, persilangan dinding, dan pilaster. Ikatan atau hubungan batu bata

yang banyak dilaksanakan di lapangan yaitu ikatan ½ batu bata untuk tembok

lurus, ikatan ½ batu bata pada sudut dan persilangan tembok, dan ikatan pilaster

tiang. Berikutnya menghitung bahan dasar untuk pekerjaan plesteran dan

pekerjaan plesteran bidang rata pada dinding tembok tegak. Menghitung volume

plesteran hias dan bahan-bahan plesteran hias yang digunakan. Mengetahui

tentang kegunaan dan cara-cara bagaimana menentukan ketebalan plesteran

hias. Mempraktekkan cara memplester dengan plesteran hias sistem tempel

tumpang-tindih maupun sistem tempel keruk.

Selanjutnya memasang kusen pada dinding, termasuk mempersiapkan dan

menggunakan alat-alat dan bahan-bahan praktek dengan benar. Memasang

kusen dengan benar (tegak dan pada posisi as) pada ketinggian yang telah

ditentukan. Kemudian pengetahuan tentang pembuatan produk (batako dan

paving blok), termasuk menentukan bahan yang cocok, menentukan

perbandingan bahan adukan, menghitung biaya produk, serta menguji dan

menentukan kualitas produk yang baik.

Page 4: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Selanjutnya disajikan teori dasar bahan campuran beton, jenis dan

klasifikasi beton, merencanakan selimut beton, jenis peralatan pengaduk dan

pengecoran beton, dan pemadatan serta finishing beton. Semua kegiatan disusun

secara runtut sesuai dengan urutan pekerjaan yang berlangsung di lapangan.

Page 5: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

PETA MODUL:

TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON

BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN

ORIENTASI: MANDIRI

TKBB 01: Perencanaan dan menggambar pondasi batu kaliTKBB 02: Pekerjaan pondasi staal dan piler batu kaliTKBB 03: Pasangan batu bataTKBB 04: Plesteran dan mengaci permukaan plesteranTKBB 05: Pemasangan kusen pada dindingTKBB 06: Pembuatan batako dan paving blokTKBB 07: Teori dasar bahan campuran betonTKBB 08: Jenis dan klasifikasi betonTKBB 09: Merencanakan selimut betonTKBB 10: Jenis peralatan pengaduk dan pengecoran betonTKBB 11: Pemadatan serta finishing beton

Page 6: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

PRASYARAT

Untuk mempelajari dan menguasai modul ini terlebih dahulu mahasiswa

harus mempunyai pengetahuan dasar tentang bangunan gedung, khususnya yang

terkait dengan Teknik Konstruksi Batu dan Beton dan Menggambar Teknik. Selain

itu mahasiswa harus menguasai pengetahuan tentang alat kerja batu dan beton

dan pemakaiannya. Kemampuan awal ini sangat bermanfaat dalam menunjang

penguasaan materi modul ini secara cepat dan tepat sehingga sesuai sasaran

yang diharapkan.

Page 7: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DESKRIPSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

PETA MODUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

PRASYARAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix

PERISTILAHAN (GLOSSARY) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

TUJUAN AKHIR MODUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

KEGIATAN BELAJAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

1. Kegiatan Belajar 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

2. Kegiatan Belajar 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

3. Kegiatan Belajar 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

4. Kegiatan Belajar 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

5. Kegiatan Belajar 5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

6. Kegiatan Belajar 6 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

7. Kegiatan Belajar 7 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

8. Kegiatan Belajar 8 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

9. Kegiatan Belajar 9 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

10. Kegiatan Belajar 10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10

Page 8: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

GLOSSARIUM

1. Pondasi adalah merupakan bagian konstruksi yang penting dari bangunan

dangunanya untuk menjaga kedudukan agar bagunan tetap mantap (stabil).

2. Balok sloof adalah balok beton bertulang yang dipasang pada keliling

bangunan dan juga pondasi di tengah bangunan di bawah lantai.

3. Lapisan batu kosong adalah pasangan batu tanpa spesi pada bagian dasar

pondasi dipasang setelah lapisan pasir dan pemadatannya dilakukan dengan

timbris.

4. Titik 0,00 adalah titik untuk menunjukkan muka atas lantai bangunan.

5. Kedalaman pondasi adalah kedalaman pondasi diukur dari muka atas lantai

(+0,00) sampai pada bagian terbawah pondasi/sampai tanah keras.

Biasanya diberi tanda minus. Misalnya minus (-) 1,20 m.

6. Batu bata adalah jenis bahan bangunan yang dibuat dari lempung atau tanah

liat dengan atau tanpa tambahan bahan lain yang diaduk hingga pulen,

dicetak, dikeringkan kemudian dibakar.

7. Tebal Dinding adalah ketebalan dinding pasangan batu bata yang selalu

dinyatakan dengan satuan bata (satu bata = panjang satu bata) misalnya

tebal dinding satu bata berarti ketebalan dinding tersebut= satu kali panjang

batu bata. Jika tebal dinding setengah bata berarti ketebalan dinding tersebut

= setengah kali panjang batu bata.

8. Spesi adalah campuran dari beberapa jenis bahan bangunan yang diaduk

menjadi satu adonan dengan diberi air secukupnya sehingga menjadi satu

kesatuan yang pulen. Spesi berfungsi sebagai perekat batu bata satu

dengan lainnya.

9. Strek adalah istilah lain yang biasa dipergunakan sebagai penganti dari

panjang batu bata, misalnya pasangan strek atau lapisan strek berarti

pasangan tersebut atau lapisan tersebut terdiri dari batu utuh.

10. Knop adalah istilah lain yang biasa dipergunakan sebagai pengganti dari

lebar batu bata, misalnya pasangan kop atau lapisan kop berarti pasangan

tersebut atau lapisan tersebut terdiri dari lebar batu bata.

11. Bareh adalah istilah yang umum dipakai di lapangan pekerjaan yaitu apabila

terdapat atau terjadi siar tegak pada dua lapis berurutan sama atau segaris.

Page 9: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

12. Plesteran hias adalah pekerjaan plesteran yang mengutamakan pada

plesteran seni.

13. Sistem tempel tumpang tindih adalah sistem pekerjaan memplester hias

dengan teknik memplester lapis demi lapis.

14. Sistem tempel keruk adalah sistem pekerjaan memplester hias dengan

teknik setelah plesteran rata pada bagian-bagian tertentu dikeruk sesuai

dengan desain yang diinginkan.

15. Skur : Biasanya terbuat dari kayu berfungsi untuk membuat kedudukan kuat

dan stabil.

16. Unting-unting: Alat yang terdiri dari bandul dan benang untuk membuat tegak

pasangan.

17. Angker : Terbuat dari baja yang berfungsi sebagai penghubung dan penguat

antara kusen dan tembok.

18. Kusen : Bagian dari konstruksi kayu yang dipergunakan untuk meletakkan

atau memasang daun pintu sehingga daun pintu bisa ditutup maupun dibuka.

19. Bouwplank : Pasangan dari kayu untuk menentukan ketinggian dari rencana

lantai dan biasanya dianggap kedudukannya.

Page 10: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah-langkah belajar yang ditempuh agar proses pembelajaran dalam

bidang teknik konstruksi batu dan beton dapat berlangsung secara optimal perlu

dicermati langkah-langkah belajar seperti mencermati dengan seksama dasar-

dasar konstruksi bangunan secara umum, gambar bangunan termasuk gambar

detail dan potongan, dan cara menetapkan ukuran komponen-komponen

bangunan.

Mahasiswa perlu memahami perlengkapan untuk menghasilkan gambar

yang baik, jelas, rapi dan mudah dimengerti. Begitu juga pemahaman tentang

perlengkapan dan bahan untuk melakukan pekerjaan batu dan beton termasuk

pembuatan batako dan paving blok.

Untuk menguasai materi yang terdapat pada modul, mahasiswa

disarankan membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan materi pada setiap

kegiatan belajar. Bacalah petunjuk atau informasi awal tentang modul termasuk

petunjuk penggunaan modul. Kemudian bacalah uraian materi pada setiap

kegiatan belajar. Kerjakan latihan yang diberikan dengan seksama sampai tunas.

Setelah itu, jawablah pertanyaan atau tugas yang tercantum dalam bagian

evaluasi. Setelah yakin dengan kebenaran jawaban yang dibuat, maka cek atau

bandingkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang ada pada bagian akhir

setiap kegiatan belajar. Jangan membuka kunci jawaban sebelum Saudara tuntas

menjawab semua pertanyaan pada bagian evaluasi.

Page 11: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

TUJUAN AKHIR MODUL

Tujuan dari modul ini diharapkan mahasiswa dapat mengikuti dan mempelajari

seluruh kegiatan belajar, dapat mencapai spesifikasi kinerja sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat merencanakan dan menggambar denah serta detail

potongan pondasi yang baik dan benar.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan pondasi staal dan piler batu

kali, fungsi dan cara pembuatannya.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis ikatan pasangan batu bata serta

fungsi masing-masingnya.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan cara melaksanakan pekerjaan

plesteran dan mengaci permukaan plesteran termasuk plesteran hias.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pemasangan kusen pada dinding

secara baik dan benar.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan bahan serta menghitung biaya

pembuatan batako dan paving blok serta cara pembuatan dari awal

sampai perawatannya.

Page 12: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

II. PEMBELAJARAN

I. RENCANA BELAJAR MAHASISWA

KEGIATAN BELAJAR 1:

MERENCANAKAN DAN MENGGAMBAR PONDASI

A. URAIAN MATERI

Pada setiap gambar rencana sebuah pondasi umumnya akan digambarkan:

1. Denah bangunan

2. Pandangan depan dan pandangan samping

3. Penampang memanjang dan melintang

Dari gambar denah bangunan dan gambar potongan melintang maupun

memanjang akan diketahui macam pondasi yang direncanakan akan tetapi

biasanya belum begitu jelas sehingga diperlukan suatu gambar penjelas

pondasi yang terdiri atas:

a. Gambar denah pondasi

b. Gambar penampang pondasi

Gambar-gambar ini dapat dibuat dengan mudah kalau gambar rencana

yang bersangkutan telah disetujui oleh ahli konstruksi sebab ada kalanya

ukuran bentuk dan macam pondasinya dirubah oleh ahli konstruksi, karena

keadaan tanah yang kurang sesuai dengan rencana pondasi atau karena

sebab lain.

Pondasi untuk bangunan dapat dibuat dari bermacam-macam konstruksi

tergantung dari berat beban di atasnya, macam tanah dan sebagainya.

Konstruksi pondasi selain berhubungan erat dengan beban yang diterima dan

sifat-sifat tanah juga tergantung pula dari macam bahan yang akan digunakan.

1. Pondasi pasangan batu kali

2. Pondasi menerima beban langsung dari tembok teras, emperan, tembok

sebelah luar, tembok sebelah dalam dan lain-lain.

3. Pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton bertulang

4. Pondasi beton bertulang

5. Pondasi beton tumbuk

Page 13: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

6. Pondasi tidak langsung atau pondasi atas tiang

7. Pondasi pasangan batu merah

8. Pondasi menerima beban langsun dari tembok teras, emperan, tembok

sebelah

luar, tembok sebelah dalam atau lain-lain.

9. Pondasi pasangan batu merah di atas jalur beton bertulang yang jenisnya

pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton.

Untuk selanjutnya pada penggambaran pondasi diperlukan gambar

penjelas pondasi yang terdiri dari :

1. Gambar denah pondasi, pada bagian ini yang perlu digambar adalah :

a. Tebal dinding (lebar sloof beton)

b. Lebar pondasi bagian atas

c. Lebar pondasi bagian bawah

d. Lebar pasangan batu kali kosongan

e. Kolom beton

Keterangan yang perlu dicantumkan antara lain:

a. Ukuran jarak antara dinding dalam meter

b. Ukuran kolom dalam cm

c. Ukuran lebar atas/bawah pondasi dalam cm

d. Ukuran balok sloof dalam cm

e. Tempat-tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan

gambar penjelas diberi tanda dengan nomor atau juga dengan tanda

huruf.

f. Skala yang dipakai umumnya 1 : 100.

2. Gambar penampang pondasi pada bagian ini yang perlu dicantumkan

adalah :

a. Ukuran dalamnya pondasi

b. Ukuran lebar dari bagian pondasi (dengan ukuran bagian atas,

tengah, bawah dalam cm).

c. Keterangan-keterangan lapisan pasir urug, tanah urug, muka tanah,

lantai tegel, pasangan batu, berikut tanda-tanda pengasirannya.

d. Nomor penjelas.

e. Skala yang dipakai umumnya 1 : 20.

Page 14: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

B. LEMBAR KERJA

Mahasiswa setelah mengikuti dan mempelajari kegiatan belajar ini

diharapkan dapat mencapai spesifikasi kinerja sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat menggambar pondasi batu kali dengan lengkap.

2. Mahasiswa dapat menggambar denah pondasi dengan kelengkapan

gambar:

a. Tebal dinding

b. Lebar pondasi bagian atas

c. Lebar pondasi bagian bawah

d. Lebar pasangan batu kosong

e. Kolom beton (bila ada)

3. Mahasiswa dapat menggambar potongan lintang gambar pondasi yang

lengkap dengan ukurannya.

Gambar 1. Denah Pondasi Batukali

Page 15: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Gambar 2. Penjelas Potongan I

Gambar 3. Penjelas Potongan II

Gambar 4. Penjelas Potongan IIIGambar 5. Penjelas Potongan IV

Page 16: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

• Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada kegiatan belajar meliputi :

1. Kertas gambar manila/padalarang A1.

2. Isolasi untuk menempel kertas pada meja gambar.

Alat yang digunakan dan disiapkan pada kegiatan belajar ini meliputi :

1. Meja gambar atau meja yang dapat berfungsi sebagai meja gambar.

2. Mesin gambar atau satu set penggaris segi tiga.

3. Pensil atau pensil mekanis ukuran 0,3 mm dan 0,5 mm.

4. Karet penghapus yang tidak mudah kotor.

5. Garisan jangka

6. Rapido.

7. Cutter.

8. Gambar denah pondasi dan gambar detailnya.

• Keselamatan Kerja

1. Pusatkan konsentrasi pada pekerjaan

2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya

3. Laporkan pada pengajar jika ada masalah

• Langkah Pengerjaan

1. Siapkan dan bersihkan meja gambar dari debu dan kotoran lain.

2. Siapkan kertas gambar kosong dan tempelkan pada meja gambar.

3. Siapkan alat tulis.

4. Menyalin gambar denah pondasi dan detailnya.

Page 17: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

III. EVALUASI

• Petunjuk Penilaian Hasil Kerja

No Aspek Indikator

1 Hasil Kerja a. Penampilan gambar/kerapian

b. Kebenaran teknis

c. Ketelitian/ketepatan

d. Kebersihan

Jumlah Skor Maksimal 100

Syarat Skor Minimal Lulus 70

Jumlah Skor Yang Dicapai

Kesimpulan LULUS /TIDAK LULUS

Page 18: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,Kurikulum Edisi 1999, Jakarta.

Hendardji Djoko Soeyoto, Bangunan Umum A, Jakarta, Penerbit Buku H. Stan.

Sherma SK Kaul 1976 A Text Book of Building Construction, New Delhi. S. ChardSC (PUT) LTD.

Sukarta, BSc, Sutarman, Drs. 1978 Menggambar Teknik Bangunan 2,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan MenengahKejuruan.

Soegihardjo R, PR Sudibyo, 1977, Ilmu Bangunan Gedung 1, DikmenjurDepdikbud, Jakarta.

Page 19: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

KEGIATAN BELAJAR 2:PEKERJAAN PONDASI STAAL DAN PILER BATU KALI

TUJUAN:

1. Tujuan akhir

Mahasiswa diharapkan dapat memahami, dan menguasai cara

pemasangan pondasi batu kali model stall dan pijler sesuai dengan prosedur

yang disyaratkan dengan baik dan benar.

2. Tujuan antara

a. Mahasiswa dapat memasang pondasi stall dari batu batu kali sesuai dengan

gambar kerja.

b. Mahasiswa dapat memasang pondasi pijler dari batu kali sesuai dengan

gambar kerja.

Pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi bangunan harus memenuhi

beberapa persyaratan, antara lain: Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan

timbulnya patah geser yang disebabkan muatan tegak ke bawah. Dapat

menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah antara

lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak stabil, kegiatan

pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi. Menahan gangguan dari

unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik maupun anorganik. Dapat

menahan tekanan air yang mungkin terjadi.

Suatu konstruksi pondasi yang tidak cukup kuat dan kurang memenuhi

persyaratan tersebut diatas, dapat menimbulkan kerusakan pada bangunannya.

Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari

bangunannya bahkan kemungkinan terjadi seluruh bangunan menjadi rusak dan

harus dibongkar. Tanah tempat konstruksi pondasi diletakkan harus cukup kuat.

yang di dasarkan atas kekuatan tanah atau daya dukung tanah. Letak tanah kuat

untuk konstruksi pondasi pada masing-masing tempat, tidak sama. Pada tanah

yang baik dapat dipasang konstruksi pondasi dangkal kedalaman tanah yang kuat

antara 70-100 cm dibawah permukaan tanah. Akan tetapi pada tanah lunak harus

dipasang konstruksi pondasi dalam, dengan kedalaman 20 m atau lebih dari

permukaan tanah keadaan ini tergantung pada jenis susunan tanah setempat.

Page 20: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

PONDASI STAAL BATU KALI

A. URAIAN MATERI

Pondasi staal dipergunakan di atas tanah kuat/baik yang letaknya tidak

dalam. Pada umumnya dari permukaan tanah sedalam 50 cm, terdapat tanah

yang disebut tahan humus, yaitu lapisan tanah yang mengandung campuran

bekas cabang-cabang kayu kecil-kecil, sampah, dan sebagainya. Di atas tanah

semacam ini tidak dapat diletakkan pondasi karena ada kemungkinan pondasi

akan turun akibat menjadi padatnya tanah humus yang diakibatkan muatan diatas

tanah tersebut. Penurunan pondasi yang merata tidak menimbulkan kesulitan,

karena apabila konstruksi bangunan gedung diatas pondasi dapat turun secara

merata pula. Tetapi apabila penurunan pondasi tidak dapat merata, maka

kerusakan-kerusakan akibat penurunan ini tidak dapat dihindarkan. Kerusakan-

kerusakan tersebut misalnya berupa:

a. pecah/retaknya tembok-tembok.

b. pintu/jendela tidak dapat dibuka.

c. atap berubah bentuk.

d. dan lain-lain kerusakan.

Oleh karena itu lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat

lain. Perletakan dasar pondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah

humus (30 a 50 cm atau, lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yang cukup

kuat dan memenuhi syarat. Sehingga kedalaman rata-rata dari pondasi staal

berkisar antara 80 a 100 cm dari permukaan tanah.

Dasar perhitungan pondasi staal adalah perlebaran/perluasan dasar

pondasi terhadap tebal tembok dengan maksud agar supaya ada pembagian yang

lebih merata dari gaya -gaya yang ditimbulkan muatan diatasnya pada tanah di

tempat pondasi diletakkan pada tiap satuan luas dalam kg/cm2. Oleh karena itu

pondasi staal merupakan pondasi ringan, artinya hanya mendukung muatan

konstruksi bangunan gedung yang kurang berat, maka perlebaran/perluasan

dasar pondasi dapat ditetapkan 2 ½ a 3 x tebal tembok.

Page 21: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Gambar . Pondasi Batu Kali dengan Sloof Tembok ½ Bata

Gambar . Pondasi Batu Kali dengan Sloof Tembok 1Bata

Walaupun demikian dalam menentukan ukuran luas dasar pondasi harus

diperhitungkan muatan dari bangunan diatasnya. Pondasi staal dapat dibuat dari

pasangan batu merah, pasangan batu kali/alam dan beton tidak

bertulang/bertulang atau gabungan.

Dalam penggambaran, untuk pasangan batu merah ½ bata diambil ukuran

15 cm, sedang untuk pasangan 1 batu diambil ukuran 30 cm. Lantai ditetapkan

sebagai titik nol dan dipakai sebagai dasar ukuran dari keseluruhan bangunan. Di

atas dan di bawah lantai setebal masing-masing 20 cm dari pasangan tembok

dibuat pasangan kedap air yang disebut trasraam dengan campuran 1 pc : 2 pc.

Maksud pasang trasraam adalah agar air dari bawah tanah dapat naik ke atas

pasangan tembok. Persyaratan ini dalam praktek supaya diperhatikan. Di bawah

lantai diberi lapisan pasir urug setebal 20 cm yang dipadatkan dengan maksud

agar diperoleh permukaan yang rata dan cukup kuat.

Page 22: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Pondasi tidak diletakkan langsung diatas tanah dalam lubang pondasi,

tetapi di atas tanah tersebut diberi lapisan pasir urug setebal 5 a 10 cm, dengan

maksud agar diperoleh permukaan yang merata. Ukuran lubang dasar galian

pondasi dibuat lebih lebar 20 cm kirikanan lebar dasar pondasi agar orang dapat

bekerja pada waktu mengerjakan pasangan pondasi. Galian lubang pondasi

dibuat miring (5 : 1) agar dinding tanah galian tidak mudah runtuh. Kemiringan

galian tanah ini makin besar untuk tanah-tanah yang gembur/lembek.

Trasraam dibawah lantai dapat pula diganti dengan beton bertulang yang

disebut balok sloof yang dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2

pc : 3 kr. Maksud penggunaan balok sloof selain sebagai pengganti trasraam

dibawah lantai juga untuk meratakan daya dukung dari pondasi terhadap muatan

bangunan diatasnya serta penurunan pondasi mempengaruhi konstruksi

bangunan diatasnya karena didukung oleh balok sloof. Pasangan batu merah atau

batu kali dapat pula seluruhnya diganti dengan beton tumbuk dengan campuran 1

ps : 3 ps : 5 kr. Prinsip konstruksinya sama dengan pasangan batu merah/batu

kali. Konstruksi pondasi dengan beton tumbuk ini terutama digunakan untuk tanah

basah/berair.

Selain dengan pasangan batu merah, batu kali dan beton tumbuk, pondasi

staal dapat pula dibuat dari beton bertulang. Pondasi staal beton bertulang

digunakan apabila diperlukan dasar pondasi yang lebar/luas akibat muatan

bangunan yang besar/berat diatas tanah yang kurang baik. Prinsip dari konstruksi

beton bertulang adalah terdiri dari campuran/gabungan beton dan besi baja

sedemikian rupa sehingga kedua macam bahan ini merupakan satu kesatuan

yang dapat menahan muatan/gaya dari suatu konstruksi bangunan.

Beton bertugas menahan gaya tekan, sedang besi baja bertugas menahan

gaya tarik. Untuk beton, umumnya digunakan campuran 1Pc:2Ps:3Kr, sedang

besi baja menggunakan berbagai macam ukuran/diameter yang ukuran dan

jumlahnya tergantung dari hasil perhitungan konstruksi. Pemasangan besi baja

atau yang lazim disebut penulangan dibagi menjadi 2 jenis tulangan yaitu tulangan

pokok dan tulangan pembagi. Tulangan pembagi pada umumnya diambil 20% dari

tulangan pokok. Bentuk sederhana dari pondasi staal beton bertulang adalah

bentuk strook, yang juga disebut: strip fundation atau strip footing. Konstruksi

bentuk strook akan membengkok/ melengkung akibat muatan dari tembok dan

Page 23: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

juga reaksi tekanan dari tanah tempat strook diletakkan. Mula-mula reaksi tekanan

tanah adalah merata, tetapi berhubung beban/muatan terberat ada ditengah-

tengah maka reaksi tanah akan berubah. Mengingat bentuk bidang momen seperti

tergambar, maka untuk bentuk strook perlu disesuaikan dengan pembagian

muatan.

Untuk letak tanah kuat yang agak dalam, misalnya 1,50 m 2.00 m dapat

pula pondasi staal diletakkan diatas timbunan pasir. Cara ini dilaksanakan apabila

diinginkan menghemat biaya dari pasangan pondasi staal. Timbunan pasir harus

dipadatkan selapis demi selapis (setebal tiap 20 cm) dengan menggunakan alat

penumbuk dan disiram air.

B. Lembar Kerja

Rancangan pembuatan propil dari gambar pondasi, khusus pondasi staal

termasuk pondasi dangkal memanjang dapat dilihat dari bentuk denah bangunan,

dengan berbagai jenis pertemuan yaitu pertemuan siku, pertemuan tegak dan

pertemuan silang.

1. Peralatan yang digunakan adalah:

Cetok, Water pass, Pukul besi (berat 1 kg), Benang, Ember, Kotak spesi,

Cangkul, Sekop, Bodem (berat 4 kg), Paku 1,5 .

2. Bahan yang digunakan adalah:

Batu kali, Kapur, Semen merah/PC, Pasir, Air, Papan 2/20, dan balok 4/6.

3. Petunjuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara

benar dan lengkap. Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem

atau pukul besi, sehingga mudah untuk diangkat. Lakukan pemecahan batu di

tempat yang tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar.

4. Langkah Kerja:

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bersihkan galian yang telah

dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya. Hamparkan

pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehingga mempunyai

permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Apabila pasirnya kering

pada saat pemadatan lakukan penyiraman dengan air secukupnya (jangan

Page 24: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

terlalu jenuh). Setelah padat siramlah dengan air hingga jenuh. Pasanglah profil

pondasi secara kuat pada ujung-ujung pondasi.

Pasanglah satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian + 15 cm 20

cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar, kemudian taburkan

pasir serta disiram air sampai celah-celah antara batu dapat terisi penuh.

Rentangkan benang sisi luar rencana pondasi antara profil dengan profil

setinggi + 30 cm. Hamparkan spesi pondasi dan pasanglah batu pondasi

dengan rapi dengan posisi batu mendatar. Ulangi langkah di atas sampai

dengan ketinggian sesuai dengan rencana. Isilah celah-celah antara batu

pondasi bagian samping sampai penuh.

Lembar Latihan

1. Keselamatan kerja dalam praktek ini sangat penting untuk diperhatikan,

sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan kelesalamatan kerja.

2. Agar pelaksanaan kerja pasangan pondasi lancar sebutkan bahan serta alat

yang dipergunakan.

3. Hasil kerja pasangan pondasi ini perlu dikontrol tentang beberapa hal,

sebutkan dan jelaskan.

PONDASI PIJLER BATU KALIA. URAIAN MATERI

Dalam pelaksanaan pembuatan pondasi staal, terlebih dahulu harus

dilakukan penggalian tanah sepanjang tembok sesuai gambar denah bangunan

berupa parit-parit. Apabila letak kedalaman tanah baik/kuat antara 0,80 2,00 m,

penggalian parit-parit tidak mengalami kesukaran. Tetapi kalau letak kedalaman

tanah baik sampai 2,50 3,00 m, maka penggalian parit tidak menguntungkan

lagi. Oleh karena itu digunakan pondasi dengan konstruksi lain, yaitu yang disebut

pondasi pijler. Bahan dari pondasi pijler dapat menggunakan:

a. pasangan batu merah

b. pasangan batu kali

c. beton batu kali, yaitu pasangan batu kali dengan perekat/spesi dari beton.

Bentuk dari pondasi pijler berupa pyramida terpancung. Pondasi pijler

dibuat pada sudut-sudut bangunan, pertemuan temboktembok. Jarak antara pijler

Page 25: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

yang satu dengan yang lain diambil rata-rata (2,50 3,50m). Diatas pondasi pijler

diletakkan balok sloof, seperti halnya pada perkembangan konstruksi pondasi

staal. Ukuran dari pondasi pijler tidak sama besar, artinya untuk tembok bagian

luar yang mempunyai beban/muatan besar ukuran pondasi pijler juga lebih besar

dibandingkan dengan ukuran pondasi pijler yang memikul tembok bagian dalam.

Juga ukuran pijler yang ini tergantung dari jarak antara pijler yang satu dengan

yang lain. Tetapi untuk memudahkan dalam pelaksanaan, ukuran pijler-pijler pada

tembok-tembok luar diambil sama besar dan sebagai dasar ditetapkan ukuran

hasil perhitungan yang terbesar.

Gambar . Tampak Atas dan Proyeksi Pondasi Piler

Balok sloof dipindahkan ke atas sebagai pengganti dari trasraam bagian

bawah (di bawah lantai), sedang pasangan pondasi pijler dinaikkan. Balok sloof

dipindahkan ke atas seperti perkembangan pertama, tetapi pasangan pondasi

pijler tidak dinaikkan. Untuk menahan tekanan tanah/pasir di bawah lantai,

konstruksi balok sloof yang tidak diatas pijler dapat dibuat lebih tipis. Pondasi pijler

dapat pula dihubungkan dengan lengkung-lengkung dari pasangan batu merah,

jadi tidak dihubungkan dengan balok sloof. Konstruksi jenis ini sebenarnya

merupakan konstruksi pondasi pijler yang mula-mula dikenal sebelum orang

mengetahui konstruksi dengan menggunakan beton bertulang. Bentuk lengkung

penghubung ini ada dua macam, yaitu lengkung segment (tembereng) dan

lengkung setengah lingkaran. Untuk lengkung penghubung tembereng, pada

sudut-sudut bangunan harus diberi perkuatan untuk menahan gaya-gaya keluar

Page 26: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Sedang pada lengkung penghubung setengah lingkaran tidak diperlukan

perkuatan, karena arah gaya ada yang hanya berupa tegak/vertikal (V).

Gbr . Pondasi Piler dengan Lengkung Tembereng

Gbr . Pondasi Piler dengan Lengkung ½ Lingkaran

B. Lembar Kerja

Rancangan pembuatan propil dari gambar pondasi, khusus pondasi pijler

untuk tanah yang baik terletak pada kedalam yang cukup besar dapat dilihat dari

bentuk denah bangunan dengan bentuk penampang bujr sangkar (tipe A) atau

empat persegi panjang (tipe B).

1. Alat yang digunakan adalah:

Cetok, Water pass, Pukul besi (berat 1 kg), Benang, Ember, Kotak spesi,

Cangkul, Sekop, Bodem (berat 4 kg), Paku 1,5 .

Page 27: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

2. Bahan yang digunakan:

Batu kali, Kapur, Semen merah/PC, Pasir, Air, Papan 2/20, dan balok 4/6

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara benar

dan lengkap. Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem atau pukul

besi, sehingga mudah untuk diangkat. Lakukan pemecahan batu di tempat yang

tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar.

4. Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bersihkan galian yang telah

dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya. Hamparkan

pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehingga mempunyai

permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Apabila pasirnya kering

pada saat pemadatan lakukan penyiraman dengan air secukupnya (jangan terlalu

jenuh). Setelah padat siramlah dengan air hingga jenuh Pasanglah profil pondasi

secara kuat pada lokasi yang telahditentukan.

Pasanglah satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian + 15 cm 20 cm

(tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar, kemudian taburkan pasir

serta disiram air sampai celah-celah antara batu dapat terisi penuh. Rentangkan

benang sisi sudut luar rencana pondasi antara profil dengan bentuk 4 persegi

panjang atau bujur sangkar penampang profil dari dasar sampai dengan

ketinggian pondasi. Hamparkan spesi pondasi dan pasanglah batu pondasi

dengan rapi dengan posisi batu mendatar.

Ulangi langkah di atas sampai dengan ketinggian sesuai dengan rencana,

dengan ketinggian maksimum 1 m perhari. Isilah celah-celah antara batu pondasi

bagian samping sampai penuh.

Page 28: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

EVALUASIMateri evaluasi sebelum mengerjakan pasangan pondasi.

1. Keselamatan kerja dalam praktek ini sangat penting untuk diperhatikan dan

dilaksanakan, sebutkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan

kelesalamatan kerja.

2. Agar pelaksanaan kerja pasangan pondasi lancar sebutkan bahan serta alat

yang dipergunakan.

3. Hasil kerja pasangan pondasi ini perlu dikontrol tentang beberapa hal,

sebutkan dan jelaskan.

Materi evaluasi sesudah mengerjakan pasangan pondasi.

1. Cek kenyamanan kerja ruang kerja yang mencukupi.

2. Cek posisi letak batu yang dipasang.

3. Cek kepadatan spesi.

4. Cek kelurusan pasangan.

5. Cek permukaan pasangan pondasi.

KUNCI JAWABAN1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sangat perlu diperhatikan. Bekerjalah

dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara benar dan lengkap.

Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem atau pukul besi,

sehingga mudah untuk diangkat Lakukan pemecahan batu di tempat yang

tidak membahayakan akibat pecahan batu yang terlempar.

2. Alat dan bahan yang dibutuhkan, antara lain :

Cetok, digunakan untuk mengambil spesi. Waterpass, digunakan untuk

mengatur kedataran dan ketegakan propil. Pukul besi berat 1 kg, untuk

membentuk batu yang posisi bentuknya tidak pas dengan posisi bentuk batu

yang lainnya. Benang, yaitu alat bantu untuk memperoleh kelurusan

pasangan. Ember, untuk tempat air atau dapat juga digunakan untuk takaran

bahan spesi (kapur, semen merah/PC dan pasir).

Kotak spesi, untuk tempat spesi persiapan pasangan pondasi. Cakul dan

sekop, untuk mengaduk dan mengambil spesi ketempat lain (ember). Bodem

(berat 4 kg), untuk memecah batu yang terlalu besar ukurannya. Papan

Page 29: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

ukuran 20/2, balok 4/6 serta paku (1,5 ) untuk membuat bowplank. Batu kali,

bahan utama sebagai isian pondasi. Spesi terdiri dari campuran 1kapur : 2

semen merah : 3 pasir atau 1 pc : 2 kapur : 3 pasir yang tambah air

secukupnya.

3. Hasil kerja pasangan pondasi perlu dikontrol tentang beberapa hal, adalah:

Kenyamanan kerja ruang kerja yang mencukupi. Letak posisi batu yang

dipasang. Kepadatan spesi. Kelurusan pasangan Permukaan pasangan

pondasi.

Page 30: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

DAFTAR PUSTAKA

Bowles J.E, 1984, Phisical and Geothecnical Properties of Soil, Mc Graw-Hill,Tokyo, Japan.

Bowles J.E, 1988, Foundation Analysis and Design, Mc Graw-Hill, Tokyo, Japan.

Bowles, JE, 1977 Foundation Analysis and Design, Second edition, McGraw-HillKogakusha, Ltd.

Braja M. Das, 1991 (Alih bahasa Mochtar dan Endah) Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Erlangga.

Das B.M, 1995, Principles of Foundation Engineering, Tokyo, Japan

Dunn IS, Anderson LR, 1980, Fundamentals of Geotechnical Analisys, John Wiley& Sons Inc, Canada.

Grigorian A.A, 1997, Pile Foundations for Buildings and Structures in CollapsibleSoils, Brookfield, U.S.A

Page 31: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

KEGIATAN BELAJAR 3:PASANGAN BATU BATA

TUJUAN:

Mahasiswa diharapkan mampu membedakan berbagai macam ikatan

pasangan batu bata sesuai dengan fungsinya, baik untuk pasangan dinding lurus,

sudut, persilangan, maupun pilaster untuk ketebalan setengah atau satu bata.

A. URAIAN MATERI

Batu merah adalah batu buatan yang terdiri dari tanah liat/lempung dengan

atau tanpa tambahan bahan lain yang dalam keadaan pulen dicetak, dikeringkan

dan dibakar. Ukuran batu merah untuk daerah satu dengan daerah lainnya tidak

seragam. Sebagai pedoman dalam pembuatan batu merah adalah sebagai

berikut: a) panjang bata = dua kali lebar bata + tebal siar. B) lebar bata = dua kali

tebal bata + siar. C) tebal siar antara 0,8 cm s/d 1,5 cm.

Dari berbagai ragam ukuran yang ada di pasaran, dikenal juga ukuran

standar yang ditetapkan oleh LPMB (Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan)

Bandung yaitu : a) pertama panjang = 240 mm, lebar = 115 mm, tebal = 52 mm. b)

kedua panjang = 230 mm, lebar 110 mm, tebal = 50 mm (lihat Gambar 1).

Gambar 1 Ukuran Batu Bata

Dalam pelaksanaan pembuatan tembok tidak mungkin menggunakan bata

utuh seluruhnya, pasti ada bata yang tidak utuh. Hal ini dikarenakan adanya

syarat-syarat ikatan bata yang harus dipenuhi yaitu siar tegak pada dua lapis yang

berurutan tidak boleh bareh. Bentuk bata utuh dan bata potongan seperti terlihat

pada gambar di bawah ini. Tebal dinding batu bata atau pasangan bata biasanya

dinyatakan dengan satuan batu, tidak dengan satuan centimeter atau meter,

misalnya : dinding ½ batu, berarti tebal dinding ½ kali panjang bata.

Page 32: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Gambar 3 Ikatan Tembok Lurus Tebal ½ Batu

Gambar 5 Ikatan Tembok ½ Batu pada Sudut Siku

Gambar 7 Ikatan Tembok ½ Batu pada Persilangan

Page 33: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

EVALUASI

Jelaskan macam-macam ikatan pasangan dinding batu bata, dan lengkapi

dengan gambar manualnya untuk komponen-komponen berikut :

a. Lapis-lapis ikatan ½ batu pada tembok lurus dan proyeksi miringnya.

b. Lapis-lapis ikatan tembok ½ batu pada sudut siku.

c. Lapis-lapis ikatan tembok ½ batu pada pertemuan tembok.

d. Lapis-lapis ikatan tembok ½ bata pada persilangan tembok.

Bahan dan Alat untuk kegiatan menggambar pasangan batu bata:

Bahan yang akan digunakan meliputi :

a. Kertas gambar manila/padalarang ukuran A1.

b. Isolasi untuk menempel kertas pada meja gambar.

Alat yang harus disiapkan dan akan digunakan meliputi :

a. Meja gambar atau meja yang dapat berfungsi sebagai meja gambar.

b. Mesin gambar atau satu set penggaris segi tiga.

c. Pensil atau pensil mekanis 0,3 mm dan 0,5 mm.

d. Karet penghapus yang tidak mudah kotor.

e. Garisan, jangka

f. Rapido

g. Cutter.

Page 34: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,Kurikulum Edisi 1999, Jakarta.

Hendardji, Djoko Soeyoto, Bangunan Umum A Jakarta : Penebit Buku H Stam.

PIJI A. 1993. Ringkasan Ilmu Bangunan Bagian A Terjemahan Hendarsin HJakarta, Erlangga.

Sharma SK Kaul 1976 A text Book of Building Contruction, New Delhi : SCharnd & Co (Put) LTD.

Subarkah Imam 1980 Konstruksi Bangunan Gedung Bandung : Idhea Dharma.

Soegihardjo R, PR Soedibyo, 1977. Ilmu Bangunan Gedung I DikmenjurDepdikbud Jakarta.

Soetarman Soekarto 1977. Menggambar Teknik Bangunan I DikmenjurDepdikbud Jakarta.

Page 35: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

KEGIATAN BELAJAR 4:PLESTERAN DAN MENGACI PERMUKAAN PLESTERAN

TUJUAN:

Mahasiswa diharapkan mampu menghitung volume plesteran dan

bahan-bahan plesteran yang digunakan, mengetahui cara menentukan ketebalan

plesteran, membuat lajur plesteran sebagai pedoman ketebalan plesteran, cara

memplester dinding tembok rata dan tepi tegak, dan mengetahui kegunaan

plesteran pada dinding tembok.

Menghitung volume plesteran hias dan bahan-bahan plesteran hias yang

digunakan. Mengetahui tentang cara-cara bagaimana menentukan ketebalan

plesteran hias. Mempraktekkan cara memplester dengan plesteran hias sistem

tempel tumpang-tindih maupun sistem tempel keruk. Mengetahui kegunaan

plesteran hias.

A. URAIAN MATERI

Pekerjaan memplester tembok merupakan pekerjaan menutup pasangan

bata dengan plester adukan/spesi. Plesteran ini dapat sebagai penutup bagian

luar atau dalam atau kedua-duanya. Fungsi plesteran adalah : (1) melindungi

pasangan tembok dari pengaruh cuaca, khususnya hujan dan terik panas

matahari, pengaruh-pengaruh mekanik, (2) memperhalus atau meratakan

permukaan pasangan tembok sehingga memudahkan pengecatan, (3)

memperindah penampilan.

Bahan adukan plesteran pada umumnya terdiri dari bahan dasar berupa

: semen atau kapur berfungsi sebagai bahan pengikat, dan pasir, semen merah,

tras berfungsi sebagai bahan pengisi. Adukan yang terdiri dari campuran bahan-

bahan seperti tersebut di atas sebelum dibuat dan digunakan perlu dilakukan

perhitungan atas penggunaan bahanbahannya.

Perhitungan penggunaan bahan dasar dihitung berdasarkan jumlah

volume plesteran yang yang ada. Misalnya perhitungan plesteran pada tembok

bagian dalam sebuah kamar dengan luas 3,00 x 3,00 m2, tinggi tembok 3 m dan

terdapat 1 pintu dengan luas 2,10 m2 Gambar detail seperti di bawah.

Page 36: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Gambar 1. Bidang Luasan Tembok yang akan di Plester.

Dasar perhitungannya adalah sebagai berikut :

Luas bidang yang diplester = luas bruto luas pintu.

= 4.(3,00 x 3,00) m2 - 2,10 m2

= 33,90 m2

Tebal plesteran = 1 cm (0,01 m).

Volume plesteran = 33,90 m2 x (0,01 m) = 0,34 m3.

Jika digunakan plesteran dengan campuran perbandingan volume 1 kp

: 2 sm : 3 ps, maka bahan dasar yang dibutuhkan adalah:

kp (kapur) = 1/6 x 0,34 m3 = 0,06 m3.

sm (semen merah) =: 2/6 x 0,34 m3= 0,11 m3.

ps (pasir) = 3/6 x 0,34 m3 = 0,17 m3 +

Jumlah = 0,34 m3.

Memplester Bidang Rata

Memplester bidang rata pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu : (1)

memplester bidang rata vertikal dan (2) memplester bidang rata horizontal (datar).

Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pekerjaan plesteran pada umumnya

terletak pada plesteran bidang vertikal. Plesteran bidang vertikal juga masih dibagi

menjadi dua yaitu (1) plesteran bidang rata dan (2) plesteran tepi tegak.

Sebelum pekerjaan plesteran dimulai permukaan tembok (bidang) yang

akan diplester harus bersih. Di awal pekerjaan plesteran pasangan tembok harus

dibasahi dahulu, terutama pada pasangan tembok yang bata-batanya mempunyai

pengisapan tinggi. Pembasahan sebaiknya dilakukan dengan memakai kuas/sikat.

Page 37: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Hal ini dimaksudkan agar debu/kotoran yang menempel dapat terlepas, sehingga

lapisan plesteran dapat melekat dengan baik pada tembok.

Retak-retak pada plesteran harus dihindarkan semaksimal mungkin, untuk

maksud ini campuran yang dipakai harus dipilih sebaik mungkin. Retak-retak pada

plesteran antara lain disebabkan oleh campuran adukan tidak merata, adukan

terlalu plastis, terlalu banyak bahan yang halus, perbedaan ketebalan lapisan

yang besar, perbedaan penyerapan bata, pengeringan terlalu cepat, plesteran

terlalu kuat dari pasangan tembok. Lapisan plesteran biasanya terdiri dari tiga

lapisan yaitu lapisan pertama kamprot, lapisan kedua bahan plesteran dan lapisan

ketiga acian.

Setelah tembok dibasahi kemudian diberi lapisan pertama (kamprotan)

dengan ketebalan lebih kurang 2-3 mm. Untuk memudahkan pekerjaan, maka

dibuat lapisan kepala dalam arah tegak dengan jarak lebih kurang 1,5-1,8 m.

Komposisi lapisan kepala sama dengan campuran badan plesteran dan ketebalan

lebih kurang 10 mm. Untuk mendapatkan permukaan yang halus terakhir dibuat

lapisan acian dengan ketebalan lebih kurang 1 mm.

Pengaruh Plesteran Pendahuluan terhadap Lekatan Plester

Dalam pekerjaan plesteran umumnya diperlukan lapisan plesteran

pendahuluan. Maksud utamanya untuk mengurangi pengisapan air oleh batanya.

Lapisan pendahuluan ini ada 3 macam : (1) Air semen dengan volume 5-20 %

terhadap airnya, (2) adukan encer, dengan campuran semen pasir 1 : 2-4, (3)

sama seperti 2 dengan tambahan kapur dan pasir (komposisi campuran

diperkirakan 1 semen : 2 kapur : 4-6 pasir). Pada nomor 1 cara pemakaiannya

dengan dikuaskan, sedangkan nomor 2 dan 3 cara pemakaiannya dapat langsung

dikuaskan maupun dikamprotkan.

Dalam mengkamprot harus hati-hati, supaya seluruh bagian permukaan

pasangan jangan ada yang terlewatkan. Sebelum pengerjaan lapisan

pendahuluan plesteran ini permukaan pasangan harus dibasahi/disiram air

terlebih dahulu. Umumnya kamprotan menambah ikatan antara plesteran dengan

bidang yang diplester, ini terutama bila dipakai kamprotan dengan adukan encer

nomor 2 di atas. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa lapisan plesteran

pendahuluan akan mengurangi retaknya plesteran.

Page 38: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Pemeliharaan Plesteran

Plesteran yang baru selesai harus dipelihara dan dilindungi dari pengaruh

terik matahari dan hujan. Hal ini dimaksudkan agar pengeringan dan pengerasan

tidak terlalu cepat yang dapat mengakibatkan retak. Untuk melindungi plesteran

dapat menyiram atau menutup plesteran dengan plastik.

Latihan

Jika diketahui denah rumah tinggal berukuran 6 x 9 meter dengan 3 kamar

berukuran 3 x 3 meter, seperti gambar berikut. Tentukan kebutuhan bahan dasar

untuk plesteran. Tinggi plesteran dari lantai sampai ke plafon = 3,00 m.

Gambar 2. Denah Rumah

Pekerjaan Memplester Bidang Rata

Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, adukan plesteran harus

dipersiapkan terlebih dahulu. Syarat-syarat adukan plesteran: (1) Adukan untuk

plesteran harus bersih dari kotoran-kotoran, sisa tumbuh-tumbuhan, (2) Kapur

yang digunakan untuk bahan campuran harus benar-benar berupa bubuk halus.

Tidak boleh terdapat butir-butir kapur yang dalam plesteran dapat mengakibatkan

rusaknya plesteran, (3) Lajur tembok paling bawah lebih kurang 20 cm diplester

dengan adukan 1 sp : 2 ps, agar kedap air dan diberi pasangan ubin plint tegak,

(4) Sebelum plester tembok dimulai, tembok harus disiram dengan air bersih

hingga basah dan jenuh.

Page 39: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Peralatan dan Bahan yang dipakai:

1. Alat

Alat-alat yang dipakai terdiri dari: Cetok, Alat lepa, Bilah perata, Benang,

Martil, Alat sipat datar, Unting-unting, Ember, Cangkul, Sekop, Kotak adukan,

Kotak angkut, dan Kotak aduk.

2. Bahan

Bahan yang diperlukan adalah: adukan dengan perbandingan campuran 1

kapur + 1 semen protland + 2 pasir atau ½ kapur + 1 semen portland + 2 pasir

dengan ayakan sedang; atau 1 semen portland + 2 sampai 3 pasir untuk bahan

perapihan 1 kp + 1 sm + air dengan ayakan halus, atau 1 sp + ½ kp + air.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Agar pekerjaan dapat terlaksana dengan aman, maka beberapa hal yang

perlu diperhatikan antara lain adalah mengenai: Penggunaan pakaian dan

perlengkapan kerja dengan lengkap dan betul (sarung tangan, topi, sepatu dan

lain-lain). Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang

mengganggu pekerjaan. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak

mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. Tempatkan alat-alat pada tempat

yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. Hindarkan pemakaian alat

yang tidak sesuai dengan kegunaannya. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh,

hati-hati serta jangan bersendau gurau. Perhatikan petunjuk dari pembimbing.

Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan urut-urutan kerja, bila

terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. Bekerjalah

bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan

perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan. Laporkan segera

kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu

bekerja.

4. Prosedur Kerja

Prosedur pelaksanaan pekerjaan mencakup tahapan mulai dari awal

sampai selesai. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pasang benang-benang

di bagian tepi dari bidang muka tembok. Usahakan benang-benang tersebut

menghasilkan bidang yang tegak dan rata untuk tebal plesteran lebih kurang 1 cm.

Page 40: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Buatlah di tempat-tempat tertentu di bawah benang-benang bulatan-bulatan

plesteran dengan sisi-sisi 5-10 cm. Jarak bulatan atau persegi lebih kurang sama

dengan panjang bilah perata. Buatlah kepala-kepala plesteran (tanggul-tanggul)

yang menghubungkan bulatan-bulatan atau persegi tersebut. Plester bidang-

bidang di antara kepala-kepala tersebut hingga penuh ratakan dengan bilah

perata hingga plesteran tersebut rata. Gosoklah dengan alat lepa hingga rata dan

halus. Kerjakan terus-menerus sehingga satu bidang penuh selesai diplester

C. Latihan 2

Dengan diberikan alat dan bahan yang dibutuhkan, lakukanlah pekerjaan

dengan urutan berikut. Pertama, memasang benang pada bidang tampak.

Kemudian membuat bulatan plesteran (5-10) cm. Buat kepala plesteran yang

menghubungkan bulatan-bulatan. Memplester bidang plesteran, dan akhirnya

menggosok atau meratakan bidang yang diplester dengan alat perata.

Memplester Dinding Tembok Tepi Tegak

Pekerjaan plesteran tepi tegak dapat dikerjakan, setelah plesteran tembok

dihaluskan atau sebelum plesteran tembok dihaluskan. Apabila pekerjaan

plesteran tepi tegak setelah plesteran tembok dihaluskan, maka penghalusan

plesteran tepi tegak dapat dilaksanakan. Tetapi apabila plesteran tepi tegak

dikerjakan sebelum plesteran tembok dihaluskan, maka sebelum penghalusan

semua plesteran harus sudah diselesaikan sehingga pekerjaan penghalusan

tembok dapat dilaksanakan sekaligus. Adukan untuk plesteran tepi tegak harus

lebih baik dari pada adukan untuk plesteran tembok. Misalnya (1) Adukan untuk

plesteran tembok : 1 kp : 1 sm : 1 ps, adukan plesteran tepi tegak : 1 kp : 1 sm : 2

ps + ½ sp diayak halus. (2) Adukan untuk plesteran tembok : 1 sp : 2 ps a 3 ps,

adukan untuk plesteran tepi tegak : 1 sp : 2 ps diayak lebih halus.

Alat dan bahan yang dibutuhkan hampir sama dengan pekerjaan plesteran

dinding bidang rata seperti dikemukakan di atas. Begitu juga keselamatan kerja

tidak berbeda dengan apa yang sudah disampaikan di atas. Sementara prosedur

pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan memplester

dinding tembok tepi tegak, sebagai berikut.

Page 41: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Pertama, tentu saja mempersiapkan semua peralatan dan bahan yang

diperlukan yang diletakkan di tempat yang dekat dengan pekerjaan. Kemudian

langkah berikutnya adalah memasang bilah perata pada sisi samping bidang

tembok yang diplester. Usahakan bilah perata tersebut rata dengan plesteran

tembok yang dimulai dari atas. Plester hingga terbentuk garis tepi (lingir) yang

lurus dan tegak. Geser bilah peratanya ke bawah dan plester lagi hingga terdapat

garis tepi yang lurus dan tegak. Geser bilah perata vertikal lebih kurang 1 cm ke

sebelahnya. Kerjakan plesteran dan geser bilah peratanya ke bawah dan kerjakan

sampai diperoleh permukaan yang rata dan lurus.

C. Latihan 3

Dengan disediakan alat dan bahan yang dibutuhkan, lakukanlah pekerjaan

plesteran pada Pilaster dan pada dinding tepi tegak tembok serta ujung tepi tegak

tembok.

Mengaci (Melapisi dan Menghaluskan Permukaan Plesteran):Persiapan Bahan Acian

Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup

pori-pori yang terdapat pada plesteran dengan pasta adukan. Pekerjaan acian ini

dapat sebagai penutup pori-pori plesteraan bagian luar/dalam atau kedua -

duanya. Fungsi acian adalah : (1) menghaluskan permukaan plesteran agar

kelihatan lebih rapi, (2) menutup lubang poripori plesteran sehingga permukaan

plesteran mudah diplamir dan dicat, (3) memperindah penampilan.

Pasta adukan acian pada umumnya terdiri dari bahan dasar berupa :

semen, kapur, pasir, semen merah dan puzolan. Pasta adukan acian yang terdiri

dari campuran bahan-bahan seperti tersebut di atas sebelum dibuat dan

digunakan perlu dilakukan penyaringan terlebih dahulu dengan saringan no. 30

(ASTM) atau 0,59 mm. Sebagai pedoman campuran untuk pasta adukan acian

dapat digunakan sebagai berikut:

Tabel: Tipe dan Komposisi Bahan Acian

Tipe Semen Kapur Pasir Puzolan Keterangan

1 1 1 Dinding dalam2 2 2 Dinding dalam3 1 1 1 Dinding dalam

Page 42: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

4 1 Dinding dalam5 1 2 4 Dinding luar6 0,5 2 4 Dinding luar7 1 1 Dinding luar8 1 2 Dinding luar

Catatan:Puzolan dapat diganti dengan semen merah

Mengaci plesteran bidang rata pada umumnya dibedakan menjadi dua

yaitu : (1) mengaci plesteran bidang rata vertikal dan (2) mengaci plesteran bidang

rata horizontal (datar). Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pekerjaan mengaci

plesteran terletak pada konsistensi hasil kehalusan bidang yang diaci. Hal ini

disebabkan butiran-bitiran plesteran kebanyakan tidak homogin bahkan kadang -

kadang terlalu besar. Sebelum pekerjaan mengaci permukaan plesteran dimulai,

permukaan plesteran yang akan diaci harus bersih dari segala kotoran. Di awal

pekerjaan acian plesteran pasangan tembok harus dibasahi dahulu, terutama

pada plesteran pasangan tembok yang bata-batanya mempunyai pengisapan

tinggi. Pembasahan sebaiknya dilakukan dengan memakai kuas/sikat. Hal ini

dimaksudkan agar debu/kotoran yang menempel dapat terlepas, sehingga pasta

adukan untuk acian dapat melekat dengan baik pada plesteran.

Retak-retak pada permukaan plesteran yang diaci harus dihindarkan

semaksimal mungkin, untuk maksud ini campuran untuk pasta yang dipakai harus

dipilih sebaik mungkin. Retak-retak pada permukaan acian pada plesteran antara

lain disebabkan oleh campuran pasta adukan tidak merata, adukan pasta terlalu

plastis, terlalu banyak bahan yang halus, perbedaan ketebalan lapisan acian yang

besar, perbedaan penyerapan air oleh plesteran, pengeringan terlalu cepat.

Setelah permukaan plesteran dibasahi kemudian diberi lapisan dengan

pasta adukan dengan ketebalan lebih kurang 2-3 mm. Kemudian digosok-gosok

dengan arah memutar memakai roskam disertai dengan tekanan yang kuat. Untuk

memudahkan pekerjaan, maka lapisan pasta adukan diulaskan pada permukaan

plesteran sedikit demi sedikit dengan tujuan agar tidak cepat kering sewaktu

dikerjakan (digosok). Untuk mendapatkan permukaan yang halus terakhir pada

lapisan acian disapu dengan kuas yang dibasahi air.

Acian yang baru selesai harus dipelihara dan dilindungi dari pengaruh terik

matahari dan hujan. Hal ini dimaksudkan agar pengeringan dan pengerasan tidak

Page 43: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

terlalu cepat yang dapat mengakibatkan retak. Untuk melindungi acian dapat

dilakukan dengan menutup acian memakai plastik, atau kertas semen.

Prosedur pelaksanaan pekerjaan secara umum mengacu pada prosedur

pekerjaan plesteran dinding, baik yang menyangkut dengan peralatan dan bahan

dengan kekhususan seperti tertera pada tabel di atas. Sementara langkah

pengerjaan acian, antara lain adalah mencakup persiapan bahan sesuai dengan

takaran yang ditentukan. Kemudian masing-masing bahan yang digunakan untuk

menbuat adukan pasta disaring dengan saringan 0,59 mm secukupnya. Takar

masing-masing bahan sesuai dengan campuran yang direncanakan. 1 pc : 2 kp :

4 sm sebagai bahan isian pori-pori dan 1 kp : 1 ps sebagai bahan untuk menutup

lubang yang kasar-kasar. Tempatkan bahan yang sudah ditakar secara berlapis-

lapis pada kotak pencampur yang telah disediakan. Campur dengan

menggunakan cetok sehingga menghasilkan campuran adukan pasta kering yang

mempunyai warna homogin. Simpan campuran yang telah jadi dan siap

digunakan.

Mengaci Permukaan Plesteran

Pekerjaan menghaluskan plesteran (acian) berupa pekerjaan

penyempurnaan plesteran tembok, yang sudah diplester tetapi belum halus,

warnanya belum rata, permukaannya masih kasar dan berpori dengan butir-butir

pasir masih kelihatan dengan jelas. Untuk memperoleh tembok yang rapat padat

serta halus , plesteran tembok harus dihaluskan. Untuk menghaluskan plesteran

tembok dilaksnakan pekerjaan mengaci.

Pertama, siapkan bahan acian untuk mengisi pori-pori permukaan plesteran

dinding yang belum rata atau masih kasar. Komposisi adukan yang dapat dipakai

misalnya adukan 1 kapur : 1 pasir sebagai bahan untuk menutup lubang yang

kasar tadi. Siramlah plester kasar ini dengan air bersih hingga basah. Siramkan

adukan encer tersebut pada tembok dengan menggunakan gayung atau sikat,

dimulai dari bagian atas plesteran tembok, dan gosok dengan alat lepa hingga

berbuih. Siram lagi dan gosok lagi hingga buih tersebut rata dan menutup pori-pori

plesteran serta butir pasir.

Kerjakan terus-menerus hingga muka tembok halus seluruhnya. Ulangi lagi

beberapa kali, bila tembok masih kurang halus, sehingga muka tembok benar-

Page 44: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

benar halus dan rata. Haluskan plesteran tepi tegak dengan campuran adukan 1

sp : ½ kp, agar lebih kuat dari pada plesteran sisa muka tembok, karena tepi tegak

tembok sering kena sentuhan/benturan hingga mudah rusak. Hindarkan

penggunaan sisa adukan (endapan adukan) untuk melapisi plesteran tembok,

sebab akan membuat tembok retak. Usahakan penggosokan tembok secara

sempurna, sebab bila kurang akan terjadi retak-retak pada tembok. Setelah

tembok kelihatan halus sikat dengan adukan encer agar tembok lebih rata dan

halus lagi sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan pengapuran atau pengecatan.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar cara mengaci.

Gambar. Cara Kerja Mengaci

Plesteran Hias:Menghitung Bahan Plesteran Hias

Pekerjaan memplester hias pada tembok merupakan pekerjaan seni

sebagai tambahan nilai keindahan pada bidang yang diplester, sehingga

penampilannya akan kelihatan lebih artistik. Plesteran hias ini dapat diaplikasikan

pada bagian luar/dalam atau kedua-duanya dari permukaan atau plesteran bagian

tepi dari tembok. Fungsi plesteran adalah : (1) Menambah nilai keindahan dari

bidang (bagian) yang diplester, (2) Melindungi bidang tepi dari plesteran dari

benturan benda keras sehingga tidah mudah rusak. Bahan adukan plesteran pada

umumnya terdiri dari bahan dasar berupa : semen atau kapur berfungsi sebagai

Page 45: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

bahan pengikat, dan pasir, semen merah, tras berfungsi sebagai bahan pengisi.

Adukan yang terdiri dari campuran bahan-bahan seperti tersebut di atas sebelum

dibuat dan digunakan perlu dilakukan perhitungan atas penggunaan

bahanbahannya. Perhitungan penggunaan bahan dasar dihitung berdasarkan

jumlah volume plesteran yang yang ada.

Misalnya perhitungan plesteran hias pada tepi keliling dari kusen sebuah

pintu kamar dengan ukuran lebar 90 cm dan tinggi 210 cm. Sementara lebar dan

tebal plester hias adalah 3 cm dan 1,5 cm. Dasar perhitungannya adalah sebagai

berikut :

Volume plesteran hias = Luas pot. plesteran hias x panjang plesteran hias.

= 2 (3x1,5) (1x0,5) (1x0,5) x (210+210+90)

= 3570 cm3.

Jika digunakan plesteran hias dengan campuran perbandingan volume 1 Pc : 4

Ps, maka bahan dasar yang dibutuhkan adalah :

Pc (portland cemen) : 1/5 x 3570 cm3 = 714 cm3.

Sm (semen merah) : 4/5 x 3570 cm3 = 2856 cm3.

Jumlah = 3570 cm3.

Memplester untuk plesteran hias dapat digunakan untuk memplester

bidang rata vertikal dan memplester bidang rata horizontal (datar). Kesulitan-

kesulitan yang terjadi dalam pekerjaan plesteran hias pada umumnya terletak

pada plesteran bidang vertikal. Plesteran hias pada bidang vertikal biasanya

digunakan pada plesteran hias untuk listplank, tepi tembok, tepi keliling kusen

pintu/jendela, atau pada lubanglubang yang terdapat pada tembok yang berfungsi

sebagai ornamen-ornamen untuk keindahan dari permukaan tembok yang

bersangkutan, seperti pada lubang ventilasi udara.

Sebelum pekerjaan plesteran hias dimulai, permukaan plesteran yang akan

diplester hias harus bersih dari segala kotoran. Di awal pekerjaan plesteran hias,

plesteran pada tembok harus dibasahi dahulu, terutama pada plesteran yang

mempunyai pengisapan tinggi. Pembasahan sebaiknya dilakukan dengan

memakai kuas/sikat. Hal ini dimaksudkan agar debu/kotoran yang menempel

dapat terlepas, sehingga lapisan plesteran hias dapat melekat dengan baik pada

plesteran tembok. Retak-retak pada plesteran hias harus dihindarkan semaksimal

Page 46: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

mungkin, untuk maksud ini campuran yang dipakai harus dipilih sebaik mungkin.

Retak-retak pada plesteran antara lain disebabkan oleh campuran adukan tidak

merata, adukan terlalu plastis, terlalu banyak bahan yang halus, perbedaan

ketebalan lapisan yang besar, perbedaan penyerapan plesteran dasar (tembok),

pengeringan terlalu cepat, plesteran hias terlalu kuat dari plesteran tembok.

Setelah tembok dibasahi kemudian diberi lapisan pertama (kamprotan)

dengan ketebalan lebih kurang 2-3 mm. Untuk memudahkan pekerjaan, maka

dibuat lapisan plesteran hias lapis demi lapis. Untuk mendapatkan permukaan

yang halus terakhir dibuat lapisan acian dengan ketebalan lebih kurang 1 mm.

Sebelum pekerjaan plesteran hias dilaksanakan, adukan plesteran hias

harus dipersiapkan terlebih dahulu. Syarat-syarat adukan plesteran : (1) Adukan

untuk plesteran hias harus bersih dari kotoran-kotoran, sisa tumbuh-tumbuhan, (2)

Bahan pengikat yang digunakan untuk bahan campuran harus benar-benar

berupa bubuk halus. Tidak boleh terdapat butir-butir bahan pengikat yang dalam

plesteran hias dapat mengakibatkan rusaknya plesteran hias, (3) Sebelum

plesteran hias dimulai, plesteran dasar harus disiram dengan air bersih hingga

basah dan jenuh.

Plesteran hias ini biasanya digunakan pada pekerjaan-pekerjaan finishing

yang banyak melibatkan unsur seni. Misalnya pada pekerjaan perapian pada

listplank, memberi bingkai pada kusen pintu/jendela, atau lubang ventilasi pada

suatu ruangan dan lain sebagainya. Macam-macam bentuk serta potongan

melintang pada pekerjaan plesteran antara lain sebagai berikut :

Latihan:

Hitung volume plesteran hias, jika adukan digunakan perbandingan 1 Pc : 4

Ps, untuk sebuah lisplank beton dengan ukuran panjang 9 m, tinggi 0,5 m.

Plesteran hias dibuat pada bidang luar, keliling dengan bentuk dan ukuran sesuai

dengan disain yang dibuat.

EVALUASITes Tertulis

1. Sebutkan tiga fungsi utama plesteran!

Page 47: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

2. Jelaskan mengapa plesteran yang baru saja selesai dikerjakan perlu

perawatan?

3. Sebutkan empat ketentuan adukan untuk plesteran?

4. Sebutkan fungsi utama acian!

5. Jelaskan mengapa bahan-bahan untuk membuat adukan acian perlu disaring?

6. Jelaskan mengapa pada permukaan acian terjadi retak-retak?

7. Sebutkan dua fungsi utama plesteran hias!

8. Jelaskan mengapa plesteran hias pengerjaan lapisan hiasnya bertahap?

Page 48: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Bobot Penilaian Proses dan Hasil Kerja

1. Cara menggunakan alat : 20 %.

2. Sistematika kerja : 20 %.

3. Perhatian terhadap keselamatan kerja : 10 %.

4. Sikap kerja : 10 %.

5. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan : 15 %.

6. Hasil pekerjaan meliputi 25 %, terdiri dari:

a. Ketegakan plesteran : 5 %.

b. Kelurusan plesteran : 5 %.

c. Homoginitas warna plesteran : 5 %.

d. Kepadatan plesteran : 5 %.

e. Kebersihan : 5 %.

Total : 100 %

LEMBAR KUNCI JAWABANTes Tertulis

1. Fungsi plesteran adalah:

a. Melindungi pasangan tembok dari pengaruh cuaca, khususnya hujan dan

terik panas matahari, pengaruh-pengaruh mekanik.

b. Memperhalus/meratakan permukaan pasangan tembok sehingga

memudahkan pengecatan.

c. Memperindah penampilan.

2. Plesteran yang baru selesai harus dipelihara dan dilindungi dari pengaruh terik

matahari dan hujan. Hal ini dimaksudkan agar pengeringan dan pengerasan

tidak terlalu cepat yang dapat mengakibatkan retak. Untuk melindungi plesteran

dapat menyiram atau menutup plesteran dengan plastik.

3. Syarat-syarat adukan plesteran:

a. Adukan untuk plesteran harus bersih dari kotoran-kotoran, sisa tumbuh-

tumbuhan.

b. Kapur yang digunakan untuk bahan campuran harus benar-benar berupa

bubuk halus. Tidak boleh terdapat butir-butir kapur yang dalam plesteran

dapat mengakibatkan rusaknya plesteran.

Page 49: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

c. Lajur tembok paling bawah lebih kurang 20 cm diplester dengan adukan 1 sp

: 2 ps, agar kedap air dan diberi pasangan ubin plint tegak.

d. Sebelum plester tembok dimulai, tembok harus disiram dengan air bersih

hingga basah dan jenuh.

4. Fungsi acian adalah : (1) menghaluskan permukaan plesteran agar kelihatan

lebih rapi, (2) menutup lubang pori-pori plesteran sehingga plesteran mudah

diplamir dan dicat, (3) memperindah penampilan.

5. Sebab : jika bahan yang digunakan tidak disaring dalam pengerjaan acian pada

plesteran akan mengalami kesulitan karena butir-butir adukan pasta acian tidak

lembut (kasar). Di samping itu apabila bahan pengikat tidak disaring misalnya

kapur, dikawatirkan setelah pekerjaan acian jadi, kapur akan mengembang

sehingga permukaan acian pecah-pecah.

6. Retak-retak pada permukaan acian pada plesteran disebabkan antara lain oleh

campuran pasta adukan tidak merata, adukan pasta terlalu plastis, terlalu

banyak bahan yang halus, perbedaan ketebalan lapisan acian yang besar,

perbedaan penyerapan air oleh plesteran, pengeringan terlalu cepat.

7. Fungsi plesteran adalah : (1) menambah keindahan pada bagian bangunan

terkait sehingga lebih artistik, (2) sebagai perkuatan sehingga sisi-sisi plesteran

tidak mudah rusak apabila terkena benturan benda yang lain.

8. Karena dengan cara pengerjaan yang bertahap akan menghasilkan suatu

pekerjaan plesteran hias yang baik, rapi dan metode serta langkah kerja relatif

mudah.

Page 50: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

DAFTAR PUSTAKA

Department Of Labour and Immigration. (1975). Basic Trade Manual, 13-1Bricklaying Fundamentals . Canberra: Australian Government Pub-lishing Service.

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. (1988). Kumpulan Job SheetPenataran Dosen FPTK IKIP Jakarta-Surabaya-Ujung Pandang diFPTK IKIP Yogyakarta . Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta.

Soegeng Djojowirono. (1988). Konstruksi Bangunan Gedung . Yogyakarta:Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakara.

Page 51: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

KEGIATAN BELAJAR 5:PEMASANGAN KUSEN PADA DINDING

TUJUAN:

Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar diharapkan peserta diklat dapat

mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan praktek dengan benar. Memperguna-

kan alat-alat untuk membuat pasangan kusen dengan benar. Menjaga

keselamatan kerja dengan benar. Memasang kusen dengan benar. Memasang

kusen pada ketinggian yang telah ditentukan. Memasang kusen dengan tegak.

Memasang kusen pada as. Memasang kusen pada tempat yang telah ditentukan.

Menyelesaikan pasangan kusen pada tembok sesuai dengan waktu yang tersedia.

URAIAN MATERI:

Pada umumnya kusen terbuat dari bahan kayu, walaupun sekarang banyak

dijumpai pula dari aluminium, baja maupun dari plastik. Kayu yang baik untuk

kusen umumnya dari kayu jati, karena mempunyai umur dan kekuatan yang baik.

Sifat kayu jati untuk melengkung maupun terpuntir sangat kecil dibandingkan jenis

kayu yang lain. Disamping itu jika kusen tadi dipelitur, sehingga permukaannya

transparan akan terlihat indah. Untuk kayu Kalimantan yang baik adalah kayu

Kamper karena seratnya halus, sedangkan kayu Bengkirai cukup kuat dan murah

tetapi pengerjaannya sulit karena keras, sehingga setelah jadi kusen harganya

tidak berbeda dengan kusen dari kayu Kamper.

Kusen bisa kita bedakan antara lain : Kusen pintu, Kusen jendela, serta

Kusen gabungan pintu dan jendela. Pada prinsipnya pemasangan kusen pintu

diusahakan mempunyai ketinggian yang seragam terhadap kusen pintu yang

lainnya. Demikian juga tinggi jendela diusahakan mempunyai ketinggian yang

sama dengan kusen pintu, kecuali untuk hal-hal yang sifatnya khusus misalnya

kusen jendela untuk kamar mandi. Perlu diperhatikan pula kearah mana nantinya

pintu akan dibuka. Variasi bentuk kusen pintu sebenarnya tidak banyak dan lebih

banyak variasi pada bentuk daun pintunya.

Dalam pekerjaan pemasangan kusen pada dinding dibutuhkan alat dan

bahan yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Peralatan yang biasa dipakai

antara lain adalah: water pass, unting-unting, meteran, sendok spesi, cangkul, bak

spesi, ember, sekop, benang, pensil, palu, catut, skur, dan patok atau pasak.

Page 52: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Kemudian bahan yang dibutuhkan adalah: Batu bata, Spesi, Kusen pintu, Paku,

Kawat bendrat, dan Angker.

Selain alat dan bahan, yang perlu diperhatikan dalam pemasangan kusen

pada dinding adalah keselamatan kerja, yakni: Memakai pakaian kerja dengan

lengkap dan benar. Bersihkan tempat kerja dari kotoran yang mengganggu.

Tempatkan alat-alat dan bahan-bahan di tempat yang mudah dijangkau dan

aman. Jagalah agar tempat kerja selalu bersih. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati

dan penuh konsentrasi.

Selanjutnya dalam pemasangan kusen ini, prosedur kerja diawali dengan

menyiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah

dijangkau untuk memasang rolag. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal

pasangan rolag terhadap as pada bouwplank untuk menentukan kedudukan

pasangan rolag. Pasang rolag setinggi 3 cm di bawah tinggi bouwplank. Posisi

benang sedikit lebih rendah dari rencana lantai Rolag pasangan batu kali.

Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank

untuk menentukan kedudukan kusen. Pasang angker pada kusen secukupnya.

Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi

bouwplank. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan

menggunakan unting-unting. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan

kokoh. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan

menjadi kokoh. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada

tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen. Bersihkan tempat sekelilingnya.

Latihan

1. Sebelum memasang kusen mengapa harus dipasang rolag dulu ?

2. Mengapa untuk memasang kusen dipergunakan unting-unting, bukan dengan

water pass ?

3. Mengapa tinggi pasangan rolag dibuat agak lebih rendah dari rencana lantai ?

4. Mengapa tinggi kusen jendela ditetapkan 2 meter ?

5. Mengapa kusen jendela harus dipasang angker ?

Page 53: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

EVALUASI

1. Adakah pengaruh pemasangan kusen yang kurang tegak ?

2. Mengapa pemasangan kusen dilaksanakan sebelum memasang dinding ?

KUNCI JAWABAN LATIHAN

1. Rolag berfungsi untuk meratakan beban di atasnya, sehingga tidak terjadi

retak pada dinding, sedangkan rolag sendiri bisa diganti dengan cara lain yaitu

memasang sloof beton.

2. Penggunaan unting-unting akan lebih tepat dan teliti dari pada menggunakan

Water Pass.

3. Pasangan rolag dibuat lebih rendah dari pasangan lantai agar dalam

pemasangan ubin nantinya tidak harus membongkar pasangan rolag. Hal ini

penting diperhatikan karena pada kenyataan di lapangan pasangan rolag

biasanya diganti dengan pasangan dari beton (slof beton).

4. Pada umumnya (standar) tinggi pintu adalah 2 meter, agar tinggi kusen pintu

dan kusen jendela seragam, ditetapkan 2 meter .

5. Agar kusen tertanam baik pada tembok maka kusen diberi angker, sehingga

kedudukannya menjadi kokoh dan kusen tidak berubah bentuk (terpuntir,

melengkung dan sebagainya).

KUNCI JAWABAN EVALUASI

1. Pemasangan kusen yang kurang tegak akan menyebabkan berbagai

persoalan antara lain :

a. Daun pintu dalam keadaan tertutup tidak bisa tertutup rapat.

b. Untuk membuka daun pintu kemungkinan akan sulit karena daun pintu

akan terkena lantai.

c. Engsel tidak akan dapat bergerak bebas.

2. Pemasangan dinding dulu baru kusen dipasang kemudian sebenarnya tidak

menjadi masalah asal ukuran-ukuran yang diperlukan harus diukur secara

teliti, sehingga tidak ada bagian yang harus dibongkar atau sebaliknya malah

ada bagian yang terlalu longgar?

Page 54: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

DAFTAR PUSTAKA

Diraatmadja E. 1997. Membangun Ilmu Bangunan . Jakarta. Erlangga.

Purbo R L. Konstruksi Bangunan Gedung . Bandung. Wira Karya.

Sugihardjo H.R. BAE. 1998. Gambar-Gambar Dasar Dalam Ilmu Bangunan .Yogyakarta.

Page 55: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

KEGIATAN BELAJAR 6:PEMBUATAN BATAKO DAN PAVING BLOK

TUJUAN:

1. Mengetahui ruang lingkup pekerjaan pembuatan produk beton;

2. Mampu menentukan bahan yang sesuai untuk pembuatan ubin, paving blok

dan batako;

3. Mampu menentukan, menjelaskan, dan menjaga peralatan kerja yang

dibutuhkan;

4. Mampu mengayak dan membersihkan bahan sebelum digunakan;

5. Mengetahui dan mampu menjelaskan perbandingan adukan semen dan

pasir dan mampu mengaduknya;

6. Mampu melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang berhubungan dengan

pembuatan ubin, paving blok dan batako dengan cara yang benar;

7. Mampu menghitung jumlah bahan yang diperlukan menurut biaya produk;

8. Mengetahui bagaimana menguji mutu dan mampu menentukan kualitas

beton yang baik.

URAIAN MATERI:

Di bagian lain di dunia ini, akhir-akhir ini beton sangat umum dan telah

dibuktikan oleh waktu sebagai bahan dinding yang tahan gempa. Beton dapat

diproduksi dengan tangan dan mesin. Penggunaan khusus beton ditentukan oleh

ukuran dan mutunya. Salah satu jenis beton adalah BATAKO. Batako mempunyai

sifat-sifat panas dan ketebalan total yang lebih baik dari pada beton padat. Batako

memiliki keuntungan tertentu dari pada batu bata, beratnya hanya 1/3 dari bata

untuk jumlah yang sama. Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan cukup kuat

untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Dinding yang

dibuat dari batako mempunyai keunggulan dalam hal meredam panas dan suara.

Semakin banyak produksi beton semakin ramah lingkungan dari pada produksi

bata tanah liat karena tidak harus dibakar.

Ditinjau dari sisi lain, sekarang ini fungsi rumah tidak lagi hanya sekedar

melindungi dari hujan dan panas, melainkan juga sebagai tempat yang bersih,

sehat dan indah. Salah satu cara membuat ruang yang bersih dan indah di dalam

Page 56: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

rumah, di halaman, di tempat parkir adalah dengan menggunakan paving blok dan

ubin. Paving blok dan ubin dapat digunakan di sekitar lingkungan rumah dan

kantor. Fungsi utama bahan ini adalah untuk menutup lantai dengan bersih dan

dalam jangka waktu yang lama. Paving blok dan ubin dapat dipasang tanpa

menggunakan semen. Hal ini membuatnya sebagai alternatif yang murah dan

mudah untuk penyerapan air dan tempat yang bebas lumpur. Dari segi keindahan,

bangunan yang sederhana akan lebih indah dengan lantai dan tempat parkir yang

bagus. Di pasaran dapat ditemukan berbagai bentuk, motif dan pola sesuai

dengan selera konsumen.

Batako terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Istilah batako berhubungan

dengan bentuk persegi panjang yang digunakan untuk dinding beton. Batako

digolongkan ke dalam dua kelompok utama: Batako Padat Batako berlubang

Batako berlubang memiliki sifat penghantar panas yang lebih baik dari batako

padat dengan menggunakan bahan dan ketebalan yang sama. Batako berlubang

memiliki beberapa keunggulan dari batu bata, beratnya hanya 1/3 dari batu bata

dengan jumlah yang sama dan dapat disusun empat kali lebih cepat lebih kuat

untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Di samping itu

keunggulan lain batako berlubang adalah kedap panas dan suara. Paving blok

memiliki berbagai bentuk, pola, dan warna.

Gambar . Batako dan Paving Blok

Bahan:

Pembuatan produk beton biasanya menggunakan bahan-bahan seperti

Semen, Pasir, Kerikil, dan Air. Jika menggunakan cetakan, dibutuhkan juga

Page 57: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

minyak/oli. Berikut ini terlebih dahulu akan diuraikan tentang masalah bahan

tersebut.

1. Semen

Semen adalah adukan 60 67% kapur, 25% silika, dan 3 8% alumina,

yang kemudian diaduk bersama-sama dengan air ke dalam bentuk slurry, yang

dipanaskan, dikeringkan, dikeraskan dan dibentuk menjadi tepung yang halus.

Sedikit gipsum ditambahkan sebelum digiling untuk mengatur tingkat kehalusan.

a. Pengaturan dan pengerasan

Istilah pengaturan dan pengerasan mempunyai beberapa pengertian.

Pengaturan adalah proses dimana perubahan beton cair menjadi bentuk padat,

tetapi dalam keadaan masih lembek. Hardening adalah proses beton dalam

keadaan lembek menjadi padat.

b. Pemberian air (hidrasi) pada semen

Saat air ditambahkan pada semen atau proses pengairan semen dan

selama reaksi kimia yang terjadi pada saat pengaturan semen terjadinya kenaikan

suhu dan menghasilkan panas.

c. Berbagai jenis semen

Ada 5 jenis semen. Semen digolongkan berdasarkan sifat-sifatnya dan

komposisi kimia. Nama-nama ke-5 macam semen adalah: Semen Portland biasa,

Semen pembekuan cepat, Semen pengaturan cepat, Semen Blast Furnace

Slag, dan Semen alumina tinggi.

d. Jenis dan mutu semen

Untuk produk semen seperti batako dan paving blok/ubin disarankan untuk

menggunakan semen portland biasa. Merknya di Aceh adalah Semen Andalas

dan Semen Padang. Secara umum untuk penggunaan batako, orang memilih

untuk menggunakan Semen Padang karena mutu merk ini dianggap jauh lebih

baik dan tentunya akan meningkatkan kekuatan batako. Untuk paving blok Semen

Andalas Kelas 1 juga digunakan (terdapat 3 kelas, 1 kelas yang terbaik, dan 2

Page 58: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

kelas lainnya bermutu rendah). Untuk mencapai produk beton yang bagus dalam

hal kekuatan dan daya tahan perlu diketahui syarat penyimpanan semen. Semen

dapat disimpan dalam kantong dengan aman untuk beberapa bulan jika disimpan

ditempat yang kering. Kantong kertas lebih baik sebagai tempat penyimpanan dari

pada kantong dari rami dalam hal menjaga kualitas akibat kelembaban. Selama

musim hujan, penyimpanan semen berperan penting karena kelembaban yang

tinggi mempercepat rusaknya semen.

Gambar . Cara Penyimpanan Semen yang Benar dan yang Salah

Kantong semen sebaiknya disimpan ditempat rata yang agak tinggi (seperti

palet kayu) sekitar 15 20 cm dari lantai dan sekitar 30-50 cm dari dinding.

Tumpukan semen tidak boleh lebih dari 10 tumpuk. Kantong semen sebaiknya

ditempatkan berdekatan untuk mengurangi sirkulasi udara. Kantong semen

sebaiknya jangan dibuka sebelum digunakan.

Semen portland biasa yang disimpan lebih dari enam bulan sebaiknya tidak

digunakan untuk pekerjaan pondasi. Pengurangan kekuatan rata-rata pada

adukan 1 : 2 : 4 sebagai akibat dari penyimpanan adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan semen baru: 100%

2) Semen setelah 3 bulan, kekuatan berkurang 20%

3) Semen setelah 6 bulan, kekuatan berkurang 30%

4) Semen setelah 12 bulan, kekuatan berkurang 40%

5) Semen setelah 24 bulan, kekuatan berkurang 50%

e. Pengujian mutu semen

Page 59: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Tanda-tanda semen yang rusak dilihat dari adanya gumpalan besar semen.

Gumpalan semen sebaiknya tidak digunakan, walaupun jika diayak. Barunya

semen dapat diuji sebagai berikut:

1) Uji gumpalan. Periksa semen dari gumpalan kecil dan besar. Pisahkan.

2) Uji gesek. Ketika semen digesek antara jari dan kuku seperti terasa butiran

halus seperti tepung.

3) Uji pengaturan. Jika tidak yakin dengan mutu semen dapat dilakukan

dengan uji pengaturan sederhana. Membuat pasta yang kental dari semen

murni dan air dan membentuk lapisan dengan diameter kira-kira 75 mm

dengan ketebalan 12 hingga 15 mm. Lapisan harus mulai diatur kira-kira 30

sampai 60 menit. Dalam 18 hingga 24 jam lapisan harus sudah keras

sehingga permukaannya tidak tergores dengan kuku jempol.

f. Resiko dan bahaya bekerja dengan semen - ukuran keamanan

Semen selalu digunakan dalam konstruksi. Setiap orang yang

menggunakan semen (atau apapun yang berhubungan dengan semen, seperti

mortar, plaster dan beton) atau yang bertanggung jawab untuk mengelola harus

sadar tentang hal itu, jika tidak ditangani dengan benar, akan membahayakan

kesehatan orang. Jika tidak ditangani dengan benar, semen dapat menyebabkan

berbagai penyakit melalui: sentuhan kulit, penghisap debu dan penanganan tanpa

alat.

Pertama, sentuhan kulit. Sentuhan dengan semen basah dapat

menyebabkan kulit terbakar dan peradangan kulit. Kedua, dermatitis. Kulit yang

terkena dermatitis terasa gatal, luka, dan kelihatan memerah, bersisik, dan pecah-

pecah. Dermatitis yang diakibatkan oleh semen terjadi dari 2 cara, iritasi dan

alergi. Dermatitis iritasi disebabkan oleh sifat-sifat fisik semen. Dengan

pengobatan iritasi dapat dihilangkan, tetapi bila terkena terus-menerus kondisi

akan semakin bertambah parah. Dermatitis alergi disebabkan oleh sensitif

terhadap hexavalen chromium (chromatic) yang ada pada semen. Riset

menunjukkan 5-10% pekerja konstruksi mungkin sensitif terhadap semen, plaster,

dan batu bata. Semakin lama terkena maka akan semakin besar resiko yang

muncul. Jika seseorang sensitive dengan hexavalent chromium, eksposur lebih

lanjut akan berakibat pada dermatitis. Beberapa penjual laki-laki dan perempuan

Page 60: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

yang memiliki cukup ketrampilan bahkan terpaksa harus mengganti penjualan

karena sebab ini.

Jika semen yang tertinggal di kulit tidak langsung dicuci resiko terkena

kedua dermatitis akan semakin besar. Untuk keamanan dan kesehatan,

minimalisasi terkena dengan semen baik secara langsung maupun tidak dari

lingkungan kerja. Cara langsung untuk mengatur dermatitis semen adalah dengan

mencuci kulit dengan air panas dan sabun dan mengeringkannya. Sarung tangan

dapat melindungi kulit dari semen.

Ketiga, terbakar semen. Semen basah dapat menyebabkan kulit terbakar,

penyebabnya karena sifat basa dari semen. Diperlukan waktu sebulan untuk

menyembuhkannya. Dalam kasus yang berat dapat menyebabkan diamputasi.

Percikan semen dimata dapat juga menyebabkan terbakar.

Keempat, terhirup debu. Debu dalam intensitas tinggi dihasilkan ketika

menangani semen, misalnya saat mengosongkan atau membuang kantong

semen. Terkena debu harus dihilangkan jika mungkin dengan memakai masker

yang menutupi mulut dan hidung.

g. Penanganan Secara Manual

Bekerja dengan melibatkan semen juga beresiko seperti keseleo dan

mengalami ketegangan pada punggung, tangan dan bahu pada saat mengangkat

dan memindahkan semen, pada saat mengaduk semen dan lain-lain. Kerusakan

pada punggung dapat disebabkan dalam jangka waktu yang lama jika pekerja

selalu mengangkat beban yang berat. Hindari penanganan beban berat secara

manual. Semen sebaiknya disupply dalam kantong 25 kg, jika tersedia. Jika

penanganan secara manual harus diperhatikan cara mengangkut yang benar.

2. Pasir dan Kerikil

Pasir dan kerikil bahan baku dasar yang paling penting dan memerlukan

perhatian khusus. Bahan sisa ayakan berukuran 4,75 mm disebut kerikil kasar,

dan dibawah ukuran itu disebut sebagai kerikil halus atau pasir. Hasil ayakan yang

berukuran 75 mikron biasanya disebut sebagai tanah liat, endapan halus atau

debu halus dalam kerikil. Pasir yang mengandung 90% partikel berukuran lebih

besar dari 0,006 mm dan kurang dari 0,2 mm adalah pasir halus. Pasir yang

Page 61: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

mengandung 90% partikel berukuran lebih besar dari 0,6 mm dan kurang dari 2

mm disebut sebagai pasir kasar. Terdapat 3 sumber utama asal kerikil kasar,

yaitu: Endapan alam, Batu yang dihancurkan (splite), kerikil batu bata. Kemudian

terdapat 4 jenis utama pasir, yaitu: Pasir galian, Pasir laut, Pasir sungai, dan Pasir

yang dihancurkan.

a. Mutu pasir dan kerikil

Mutu beton secara langsung berhubungan dengan karakteristik dan kondisi

pasir. Pasir dan kerikil harus bersih dari tanah liat tanaman dan bahan organik

lainnya. Tanah liat atau kotoran yang melapisi kerikil dapat menghalangi

lengketnya semen dengan kerikil, memperlambat proses pengaturan pembekuan

dan menurunkan kekuatan beton. Dengan demikin tanah liat dan kotoran tidak

boleh melebihi 10% jika tidak pasir harus dicuci.

b. Penyimpanan pasir

Pasir sebaiknya disimpan ditempat yang teduh. Pasir sebaiknya terlindungi,

seperti dari kotoran binatang, limbah pertanian, anak-anak, pohon dan lain-lain

jika memungkinkan.

c. Pengujian mutu pasir.

Ada tiga cara menguji mutu pasir. Pertama, uji visual/uji penglihatan.

Periksa pasir dari kotoran seperti bahan organik (lumpur, dedaunan, akar-akaran

dan lain-lain). Kedua, uji kandungan pasir dan kotoran. Uji kandungan pasir dan

kotoran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tangan dan tes botol.

Cara pengujian dengan tes tangan adalah sebagai berikut. Contoh pasir

digosokkan diantara dua telapak tangan pasir yang bersih hanya akan

meninggalkan sedikit bekas. Jika tangan tetap kotor itu menunjukkan adanya

terlalu banyak tanah. Kalau dengan tes botol, caranya sebagai berikut. Ambil

sebuah botol dan isi dengan pasir hingga setengah penuh. Isi dengan air bersih

hingga ¾ penuh. Kocok dan biarkan hingga satu jam. Pasir yang bersih akan akan

langsung mengendap, kotoran dan tanah liat secara perlahan-lahan akan turun di

Page 62: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

atas pasir. Ketebalan tanah liat dan kotoran tidak boleh melebihi 1/10 atau 10%

dari pasir di bawahnya. Pengujian ini juga disebut Decantation test, pengujian ini

tidak dapat diterapkan pada pasir dari batu yang dipecahkan.

Ketiga adalah dengan cara tes kain atau pakaian. Hamparkan pasir pada

permukaan yang bersih. Gosok dengan kain putih diatas pasir.Jika kain sangat

kotor, pasir sebaiknya tidak digunakan untuk membuat beton.

Pasir atau kerikil yang tidak bagus hendaknya tidak dipakai untuk

pembuatan batako dan paving blok. Misalnya Pasir yang kotor sebaiknya tidak

digunakan untuk pembuatan batako atau paving blok sebab dapat mengurang

daya rekat beton. Pasir laut juga tidak cocok digunakan untuk adukan semen-

pasir, karena mengandung garam, yang menarik dan menyerap kelembaban.

Sebagai tambahan garam yang terkandung dalam mortar akan menghasilkan

serbuk yang keputih-putihan dan berkilauan, yang akan menghilangkan warna

pekerjaan batu bata atau pondasi.

3. Air

Tidak hanya mutu tapi sama jumlah air sama pentingnya untuk

menghasilkan produk beton yang baik. Hampir semua air alami yang dapat

diminum tidak mempunyai rasa dan bau dapat digunakan sebagai air adukan

untuk membuat produk beton. Air yang cocok untuk membuat beton belum tentu

cocok untuk diminum. Air laut sebaiknya tidak digunakan sebagai air adukan

beton. Air hujan yang dikumpulkan dari atap dapat digunakan untuk adukan beton.

Berbagai jenis minyak biasanya ada dalam adukan air. Air yang teraduk dengan

segala jenis minyak tidak dapat digunakan untuk adukan beton.

Air sebaiknya disimpan di tempat yang tidak terkontaminasi jika

memungkinkan. Air yang disimpan dalam drum yang bersih dan tangki yang

tertutup adalah lebih baik. Umur air atau lamanya penyimpanan tidak berpengaruh

pada produk beton.

Peralatan dan Perkakas

Sebelum memulai bekerja peralatan dan perkakas tangan harus secara

hati-hati dipilih. Peralatan biasanya digunakan hanya untuk tujuan yang diinginkan

Peralatan secara teratur dirawat, dibersihkan dan ditempatkan di tempat yang

Page 63: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

kering dan tahan lebih lama dan juga lebih nyaman untuk digunakan.

Peralatan/perkakas untuk pembuatan produk beton adalah: cetakan batako,

cetakan paving block, ayakan pasir (besar dan kecil), kotak adukan, sendok

semen, sekop, cangkul, ember penyiram, plat kayu (triplek hanya untuk paving

blok), dan plastik (untuk melindungi produk dari kelembaban).

CARA PEMBUATAN

1. Persiapan

Siapkan perkakas, peralatan, dan bahan. Ayak pasir, Langkah pertama

dengan ayakan pasir 1 cm2 untuk memisahkan batu-batu ang besar. Langkah

kedua dengan ayakan yang lebih kecil (mis. 4,5 mm2) untuk mendapatkan pasir

halus. Pasir harus bersih dari kotoran, sampah dan lumpur.

2. Mengaduk Adonan

Mengaduk adonan biasanya dilakukan dengan tangan untuk jumlah yang

kecil atau dengan mesin untuk jumlah yang besar. Mengaduk dengan tangan

dilakukan jika adukan tidak terlalu banyak atau ketika mesin pengaduk tidak

tersedia. Pencampuan dapat dilakukan ditempat yang kedap air untuk mencegah

air semen merembes keluar.

Langkah-langkah mengaduk dengan tangan yang benar adalah

sebagaiberikut. Pertama, taburkan sejumlah pasir yang telah diukur setebal 10 cm

di kotak adukan, lalu tuang semen di atas pasir dan aduk keduanya secara

bersama-sama sampai warna keduanya tercampur. Bentuk adukan menjadi

gundukan, dan buat lubang seperti cekungan di tengah. Siram dengan sedikit air

secara perlahan dan aduk sampai terbentuk pasta yang merata. Jika

menggunakan kerikil, sekarang tambahkan dalam takaran yang sesuai kerikil dan

aduk hingga setiap kerikil terlapisi secara merata. Periksa adukan: ambil

segenggam penuh adukan dan bentuk seperti bola kecil. Jika bola tersebut tidak

retak, dan tangan sedikit basah, adukan siap untuk dicetak. Meratakan campuran

kering dengan sekop, jika sudah tercampur dengan sempurna, akan kelihatan

berwarna abu-abu. Tambahkan air sekali saja warna abu-abu akan kelihatan.

Page 64: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Gbr . Mengaduk Adonan Dengan Tangan (Manual)

Mengaduk dengan mesin akan menguntungkan karena dapat dilakukan

dengan cepat dan lebih efektif. Adukan mesin dibutuhkan untuk sejumlah besar

pekerjaan beton dan bagus untuk kemampuan kerja dengan menempatkan beton

sebentar dan tanpa buangan. Beton yang mempunyai kerikil kasar diaduk pada

pengaduk beton.

Langkah-langkah mengaduk dengan mesin adalah sebagai berikut.

Pertama, Ukur masing-masing jumlah bahan. Kemudian masukkan kerikil dan

sejumlah air, lalu semen, dan pasir. Aduk dan tambahkan air secukupnya.

Kosongkan pengaduk jika selesai. Bersihkan mesin pengaduk setelah selesai

digunakan.

3. Perbandingan Adukan

Berdasarkan kebutuhan pelanggan dan mutu produk yang berbeda,

perbandingan adukan untuk beton dapat bervariasi. Secara umum, semakin

banyak semen yang digunakan semakin tinggi mutu yang diperoleh (tetapi juga

lebih mahal biaya produk yang akan dijual kepada konsumen).

a) Paving Blok

Untuk membuat paving blok berkualitas tinggi, yang akan digunakan terus-

menerus khususnya di tempat dengan beban berat (mis. Tempat parkir),

perbandingan adukan sebaiknya sebagai berikut: 1 bagian semen bermutu baik +

2 bagian pasir sungai yang bersih + 3 bagian kerikil kasar + air secukupnya. Untuk

membuat paving blok bermutu rendah, dapat digunakan lebih sedikit semen dan

lebih banyak pasir sungai yang bersih pada adukan beton (misalnya 1 bagian

Page 65: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

semen + 2 bagian pasir sungai yang bersih + 4 bagian kerikil kasar dan air

secukupnya; 1 bagian semen + 4 bagian pasir sungai yang bersih). Paving blok

bermutu rendah ini dapat digunakan di dalam rumah, di halaman depan dan

belakang rumah, di mana tidak ada beban berat yang menekan lantai.

b) Batako Berlubang

Untuk membuat Batako berkualitas tinggi, yang akan digunakan untuk

dinding rumah, adukan sebaiknya sebagai berikut: 1 bagian semen bermutu baik +

2 bagian pasir sungai yang bersih + 3 bagian kerikil kualitas baik + air secukupnya

Perlu diingat bahwa untuk membangun rumah haruslah selalu menggunakan

batako bermutu terbaik untuk keamanan keluarga di dalam rumah. Jika menjual

batako bermutu rendah untuk bangunan rumah, resikonya sangat tinggi dimana

dinding baru yang dibangun akan runtuh dan mengubur penghuni rumah di

bawahnya. Jika anda menjual batako bermutu rendah tanpa menerangkan bahaya

dan resiko kepada pelanggan, anda harus bertanggung jawab terhadap musibah

mereka jika rumahnya runtuh.

4. Mencetak Batako dan Paving Blok

Beton setelah diaduk harus ditempatkan pada posisi yang ditentukan dan

dipadatkan sebelum memulai pengaturan semen. Sebelum pencetakan beton

dimulai, harus dipastikan cetakan dipancang dengan kokoh pada posisinya,

diminyaki, dibersihkan, dan dikeringkan dari air yang ada. Jika beton dicetak

ditanah (mis. Untuk beton batako), tanah haruslah rata, bersih dan mudah

menguap, tetapi tanpa adanya air ketika beton dicetak. Plastik dapat digunakan

untuk memastikan tanah bersih. Masukkan adukan ke sudut dan sepanjang

pinggir cetakan dengan menggunakan sekop atau sendok semen.

Ada beberapa tahapan kerja yang dilalui untuk mencetak paving blok,

Pertama, Isi adukan beton ke dalam peralatan ukur (mis. Ember dengan garis

untuk pengukuran). Kemudian Buka penutup cetakan. Atur cetakan pada posisi

pengisian. Tuang jumlah yang tepat adukan beton ke dalam cetakan (setiap kali

menggunakan jumlah adukan semen yang sama akan diperoleh paving blok yang

sama, baik ketebalan, kekuatan, maupun kualitasnya). Tutup cetakan, dan Atur

Page 66: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

pegangan pada posisi pemadatan. Jangan lupa menggunakan pengait. Angkat

pegangan ke posisi awal (kanan atas), kemudian buka pengunci kait.

Langkah berikutnya adalah membuka penutup cetakan, lalu tekan

pegangan ke bawah hingga paving blok secara penuh keluar dari cetakan. Buka

penutup cetakan, dan Lepaskan pegangan perlahan dan biarkan di lantai. Secara

perlahan, angkat paving blok bersama-sama dengan plat logam keluar dari

cetakan, tempatkan tripleks di atas paving blok yang telah dicetak, secara

perlahan putar 180 derajat (atas bawah). Secara perlahan tempatkan produk di

tempat penyimpanan yang teduh (tanpa sinar matahari langsung), dan biarkan

selama 1 hari (setelah 1 hari perlu dilakukan perawatan selama lebih kurang

seminggu). Bersihkan cetakan (termasuk plat logam) dari sisa cetakan dan debu.

Kadang-kadang cetakan perlu diberi minyak. Tempatkan plat logam ke dalam

tempat asalnya di dalam cetakan. Atur kembali cetakan pada posisi pengisian dan

ulangi langkah 3-12 untuk membuat paving blok berikutnya. Ketika selesai

bekerja, tutup cetakan dengan plastik kering atau sejenisnya, dan simpan

peralatan dan bahan di tempat yang aman dan kering.

Untuk mencetak batako langkah-langkah berikut dapat dipedomani.

Pertama, Masukkan adukan beton ke dalam peralatan ukur (mis. Ember dengan

garis untuk pengukuran). Tempatkan bagian bawah cetakan ke tempat yang benar

(di bawah atap atau tempat yang teduh). Beri minyak bagian bawah cetakan.

Tuang jumlah yang tepat adukan beton ke dalam cetakan (setiap kali

menggunakan jumlah adukan semen yang sama akan diperoleh batako yang

sama, baik ketebalan, kekuatan, maupun kualitasnya). Letakkan alat tekan

cetakan di atas bagian bawah cetakan. Tekan alat tekan lurus ke bawah hingga

bagian kakinya menyentuh lantai pada ke dua sisi. Injak dengan kaki ke atas

kaki alat tekan cetakan, tekan cetakan, ambil pegangan bagian bawah cetakan,

dan secara perlahan angkat bagian atas cetakan. Perlahan-lahan letakkan bagian

bawah cetakan ke tanah. Keluarkan peralatan tekan dari bagian bawah cetakan,

dan pisahkan ke samping. Perlahan-lahan angkat bagian bawah cetakan ke atas,

dan tempatkan di samping batako yang baru jadi. Biarkan batako yang baru jadi

selama 1 hari (jangan dipindahkan, tetapi pastikan tidak terkena sinar matahari

langsung). Setelah 1 hari, batako dapat disusun bertumpuk, dan perlu dilakukan

curing selama seminggu (langkah-langkah yang benar lihat penjelasan di bawah).

Page 67: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Bersihkan cetakan dari sisa adukan dan debu. Beri minyak cetakan. Ulangi

langkah 2 14 untuk membuat batako berikutnya.

5. Pembersihan

Pada setiap akhir kerja anda harus membersihkan semua peralatan dan

perkakas dengan mencuci dan menggosoknya dengan sikat kawat kotoran dari

adukan yang mengeras dapat digosok dengan batu bata. Jika anda telah

menggunakan adukan beton, jalankan adukan selama lebih kurang 15 menit

dengan mengisi sedikit kerikil dan air, dan bersihkan kotoran keras yang

bertumpuk dengan pengikis dan sikat kawat. Bersihkan juga bagian luar adukan.

Pastikan tidak ada yang masuk ke dalam saluran pembuangan. Setelah selesai

membersihkan peralatan dan perkakas, simpan cetakan batako dan juga

peralatan dan bahan di tempat yang aman dan kering.

6. Perawatan atau Pemeliharaan (Curing)

Curing adalah perlakuan atau perawatan terhadap beton selama masa

pembekuan. Pengukuran curing diperlukan untuk menjaga kondisi kelembaban

dan suhu yang diinginkan pada beton, karena suhu dan kelembaban di dalam

secara langsung berpengaruh terhadap sifat-sifat beton. Pengukuran curing

mencegah air hilang dari adukan dan membuat lebih banyak hidrasi semen. Untuk

memaksimalkan mutu beton perlu diterapkan pengukuran curing sesegera

mungkin setelah beton dicetak. Curing merupakan hal yang kritis untuk membuat

permukaan paving blok yang tahan.

Curing harus dibuat pada setiap bahan bangunan, bagian konstruksi atau

produk yang menggunakan semen sebagai bahan baku. Hal ini karena semen

memerlukan air untuk memulai proses hidrasi dan untuk menjaga suhu di dalam

yang dihasilkan oleh proses ini demi mengoptimalkan pembekuan dan kekuatan

semen. Pengaturan suhu di dalam dengan air disebut curing. Proses hidrasi yang

tidak terkontrol akan menyebabkan suhu semen kelebihan panas dan kehilangan

bahan-bahan dasar untuk pengerasan dan kekuatan akhir produk semen seperti

beton, mortar, dan lain-lain. Curing yang baik berarti penguapan dapat dicegah

atau dikurangi.

Page 68: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Secara umum ada 3 jenis utama curing yang digunakan pada sektor

konstruksi, yaitu: Curing air, Curing uap air, Curing uap panas. Curing air adalah

yang paling banyak digunakan. Ini merupakan sistem dimana sangat cocok untuk

konstruksi rumah dan tidak memerlukan infrastruktur atau keahlian khusus.

Bagaimanapun curing air memerlukan banyak air yang mungkin tidak selalu

mudah dan bahkan mungkin mahal. Untuk mengekonomiskan penggunaan air

perlu dilakukan pengukuran untuk mencegah penguapan air pada produk semen.

Misalnya beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan angin untuk

mencegah penguapan air yang cepat. Cara seperti menutup beton dengan pasir,

serbuk gergaji, rumput dan dedaunan tidaklah mahal, tetapi masih cukup efektif.

Selanjutnya plastik, goni bisa juga digunakan sebagai bahan untuk mencegah

penguapan air dengan cepat. Sangat penting seluruh produk semen (batako,

paving blok, batu pondasi, bata pondasi, pekerjaan plaster, pekerjaan lantai, dll)

dijaga tetap basah dan jangan pernah kering, jika tidak kekuatan akhir produk

semen tidak dapat dipenuhi. Jika proses hidrasi secara dini berakhir akibat

kelebihan panas (tanpa curing), air yang disiram pada produk semen yang telah

kering tidak akan mengaktifkan kembali proses hidrasi, kehilangan kekuatan akan

permanen. Pada curing air, produk semen harus dijaga tetap basah (mis. dengan

menutup produk dengan plastik) untuk lebih kurang 7 hari.

Curing uap air dilakukan dimana air sulit diperoleh dan semen berdasarkan

unsur-unsur bahan setengah jadi seperti slop toilet, ubin, tangga, jalusi dan lain-

lain diproduksi masal. Curing uap air menurunkan waktu curing dibandingkan

dengan curing air biasa lebih kurang sekitar 50 60%. Prinsip kerja curing air

adalah dengan menjaga produk semen pada lingkungan lembab dan panas yang

membolehkan semen mencapai kekuatan lebih cepat dari pada curing air biasa.

Untuk menghasilkan lingkungan lembab dan panas ini perlu dibuat suatu ruang

pemanasan sederhana dengan dinding dan lantai penahan air yang ditutup

dengan plastik untuk membuat matahari memanaskan ruang pemanasan dan

mencegah air menguap. Tinggi permukaan air dari lantai sekitar 5 sampai 7 cm

dijaga setiap waktu agar prinsip kerja sistem penguapan dapat bekerja.

Curing uap panas biasanya hanya digunakan pada pabrik yang sudah

canggih yang memproduksi produk semen secara massal. Sistem curing uap

panas mahal dan membutuhkan banyak energi untuk membangkitkan panas yang

Page 69: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

dibutuhkan untuk uap panas. Bagaimanapun, produk curing uap panas dapat

digunakan setelah kira-kira 24 36 jam setelah produksi, yang mempunyai

keunggulan dibandingkan curing sistem lainnya.

Pada dasarnya semua aturan dan regulasi untuk pembuatan beton secara

benar diikuti, kekuatan beton dapat diperoleh seiring dengan waktu.

Bagaimanapun, kenaikan kekuatan akan berkurang dengan bertambahnya waktu.

Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain adalah menghitung kebutuhan

bahan. Selalu menghitung dengan tepat berapa banyak beton yang telah selesai

dibuat untuk pekerjaan yang harus dilakukan dan berapa banyak semen, pasir,

kerikil kasar, dan air yang dibutuhkan. Perkiraan yang baik pun bisa saja salah.

Saat memperkirakan jumlah bahan yang dibutuhkan bisa saja terjadi anda

memesan terlalu banyak, yang menyebabkan pengeluaran yang tidak perlu. Ini

bisa juga terjadi anda memesan terlalu sedikit dan mengatur kembali segera

kebutuhan material menjadi sulit atau bahkan mustahil, yang menyebabkan

pengeluaran yang tidak perlu atau kehilangan mutu.

Selanjutnya selalulah menggunakan pasir dan kerikil yang bersih untuk

beton. Karena pasir dan kerikil yang terkontaminasi (mis. akar, dedaunan, plastik,

serbuk gergaji, kotoran binatang dan manusia, dll tidak akan mengikat dengan

semen, sehingga beton tidak kuat. Pasir dan kerikil dengan persentase tanah liat

dan endapan juga akan melemahkan beton, karena tanah liat dan endapan

mengandung terlalu banyak rongga-rongga kecil yang harus ditutup dengan

semen agar mengikat dengan baik, dengan demikian beton menjadi tidak kuat.

Sebaiknya selalu menggunakan semen baru dan tidak bergumpal untuk

beton. Karena semen yang telah lama kehilangan sifat-sifat kekuatannya.

Misalnya semen yang telah disimpan sekitar 6 bulan akan berkurang kekuatan

sekitar 30% dibandingkan dengan semen baru. Untuk pekerjaan beton yang baik,

kekuatan sangat penting karena berpengaruh terhadap mutu bangunan secara

keseluruhan. Upayakan selalu aduk bahan-bahan kering (pasir dan semen)

bersama-sama sebelum ditambahkan air. Partikel pasir yang basah cenderung

untuk lengket bersama-sama dan mencegah semen menutupinya. Hal ini

menghasilkan adukan yang tidak rata yang menurunkan mutu beton, karena

setiap partikel pasir dan kerikil idealnya ditutup secara penuh dengan semen.

Page 70: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

Selanjutnya, penambahan air bersama-sama dengan pasir, kerikil, dan semen

sekaligus membuat pengadukan beton menjadi sangat sulit untuk pekerja.

Perlu selalu melindungi tempat adukan beton dari angin, hujan, dan sinar

matahari. Karena angin dan sinar matahari menguapkan air dari beton dan

mempercepat proses pembekuan sebelum digunakan. Ini membuat beton tidak

berguna untuk apapun. Hujan akan menambah air dan menyebabkan beton

menjadi sangat basah, yang menghasilkan kekuatan akhir yang lemah. Anjing dan

kucing menyebabkan kontaminasi bahan baku beton, sehingga perlindungan

dengan benar diperlukan.

Gunakan adukan beton maksimum 1 jam setelah adukan basah dan jangan

mengaduk kembali dengan menambah adukan dengan air. Untuk beton yang

lebih dari 1 jam, proses hidrasi semen telah dimulai dan pengadukan kembali

akan menghilangkan daya lengket antara semen dan pasir/kerikil. Ikatan ini tidak

dapat mencapai kekuatannya kembali dengan menambahkan air ke dalam beton.

Di samping itu, perlu selalu menggunakan kotak pengukur takaran.

Menggunakan kantong semen kosong untuk maksud apapun tidak selalu

memastikan jumlah bahan baku yang ditambahkan. Ketidaktepatan dapat

menyebabkan adukan yang kaya dari pada yang direncanakan, atau mengurangi

mutu beton atau menambah biaya.

Seterusnya beberapa hal yang perlu dihindarkan antara lain adalah jangan

membuat adukan beton di suhu di luar mencapai 40 derajat Celcius. Suhu sinar

matahari langsung pada 40 derajat Celcius adalah mendekati 50 derajat Celcius.

Dengan demikian, penguapan air dari beton yang baru diaduk akan secara cepat

dan serius akan menyusut, retak dan mencegah pembekuan yang terkontrol dari

beton. Hal ini akhirnya menyebabkan beton tidak kuat dan menurunkan mutu

kerja. Bagaimanapun jika tidak dapat dihindari untuk menghentikan pekerjaan

beton, langkah-langkah pencegahan berikut dapat dilakukan adalah mendinginkan

kerikil dengan menyiramkan air. Buat tempat yang teduh di lokasi kerja. Segera

letakkan plastik di atas produk beton yang baru dicetak.

Page 71: Modul Teknik Konstruksi Batu Dan Beton

EVALUASI

1. Jelaskan fungsi batako dan paving blok dalam konstruksi bangunan?

2. Jelaskan prosedur pembuatan batako dan paving blok?

3. Jelaskan jenis-jenis perawatan (curing) batako dan paving blok, mana yang

paling sering digunakan, dan apa alasannya?

KUNCI JAWABAN EVALUASI

1. Dalam konstruksi bangunan batako berfungsi sebagai bahan dinding yang

dapat meredam panas dan suara. Batako mempunyai sifat-sifat panas dan

ketebalan total yang lebih baik dari pada beton padat. Batako memiliki

keuntungan tertentu dari pada batu bata, beratnya hanya 1/3 dari bata

untuk jumlah yang sama. Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan

cukup kuat untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu

bata. Kemudian fungsi paving blok adalah untuk menunjang citra bangunan

sebagai tempat yang bersih, sehat dan indah. Paving blok dipasang di

halaman atau di tempat parkir. Paving blok dan ubin dapat digunakan di

sekitar lingkungan rumah dan kantor. Fungsi utama bahan ini adalah untuk

menutup lantai dengan bersih dan dalam jangka waktu yang lama. Di

pasaran dapat ditemukan berbagai bentuk, motif dan pola paving blok

sesuai dengan selera konsumen.

2. Prosedur pembuatan batako dan paving blok dimulai dari persiapan,

mengaduk adonan, mencetak, membersihkan, dan merawat hasil cetakan

batako dan paving blok.

3. Terdapat tiga jenis utama curing yang digunakan pada sektor konstruksi,

yaitu: Curing air, Curing uap air, Curing uap panas. Dari ketiga jenis ini

yang paling banyak digunakan adalah curing air. Ini merupakan sistem

dimana sangat cocok untuk konstruksi rumah dan tidak memerlukan

infrastruktur atau keahlian khusus. Akan tetapi curing jenis ini memerlukan

banyak air, tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah, dan bahkan

biayanya mungkin menjadi mahal. Untuk itu, agar tidak boros maka

penggunaan air perlu ditakar dan dilakukan upaya untuk mencegah

penguapan air yang berlebihan.