Date post: | 01-Oct-2015 |
Category: | Documents |
View: | 111 times |
Download: | 13 times |
PENUNTUN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
Disusun oleh :
Dra. Hj. Dewi Rusmiati
Dra. Hj. Sulistianingsih, M. Kes
Dr. Tiana Milanda, M.Si.
Sri Agung Fitri Kusuma, M.Si.
Tina Rostinawati, M.Si.
Dr. Med. Melisa Intan Barliana
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Penuntun Praktikum Mikrobologi Dasar ini disusun sebagai penuntun
bagi para mahasiswa dalam melakukan praktikum Mikrobiologi Dasar di
FakuItas Farmasi Universitas Padjadjaran. Tujuan utamanya adalah membantu
para mahasiswa Farmasi dalam mempelajari teknik dan prosedur dasar
laboratorium mikrobiologi.
Materi praktikum Mikrobiologi Dasar meliputi pengenalan mikroskop,
tcknikpewarnaan, penyiapan alat dan media, pengenalan berbagai sifat fisiologis
bakteri sertacara identifikasi bakteri. Materi-materi tersebut disusun dari
berbagai buku Mikrobiologi Dasar, baik teori maupun penuntun praktikum.
Penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian diharapkan tetap dapat membantu mahasiswa atan siapa saja yang
berminat pada bidang mikrohiologi. Akhir kata, tegur sapa dan koreksi untuk
perbaikan buku kami sangat harapkan.
Jatinangor, 2015
Penyusun
TATA TERTIB DAN BENTUK LAPORAN
TATA TERTIB LABORATORIUM
Untuk mencegah kontaminasi alat dan bahan serta melindungi diri dari
kecelakaan di laboratorium, para mahasiswa diwajibkan mematuhi tata tertib
laboratorium sebagai berikut :
1. Baca dan pelajari praktikum yang akan dikerjakan, sebelum memasuki
laboratorium.
2. Letakkan tas dan benda-benda lain yang tidak diperlukan di tempat yang
tersedia. Gunakan jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
3. Bersihkan meja laboratorium dengan desinfektan sebelum dan sesudah
praktikum.
4. Cuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah praktikum.
5. Jangan makan, minum atau merokok di laboratorium. Jauhkan tangan dan
mulut, hidung dan telinga selama praktikum.
6. Perlakukan semua mikroorganisme sebagai patogen (mampu menimbulkan
penyakit) Tidak diperkenankan membawa keluar biakan mikroorganisrne dari
laboratorium.
7. Usahakan biakan mikroorganisme tidak tercecer dan tidak tercampur dengan
mikroorganisme lain. Jika tercecer, tuangkan desinfektan di atasnya, biarkan
beberapa menit, lalu bersihkan dengan kertas isap. Jika tabung berisi
mikroorganisme pecah, tuangkan desinfektan ke atasnya, biarkan beberapa
menit, buang ke tempat sampah.
8. Jika mahasiswa terkontaminasi atau terluka, hubungi segera asisten
laboratorium.
9. Ose harus disterilkan dengan memijarkan seluruh kawatnya sebelum dan
sesudah digunakan.
10. Jika pipet yang sama digunakan lebih dan satu kali, letakkan pada penyangga
rak tabung reaksi.
11. Api pada pembakar spirtus harus dimatikan, jika tidak digunakan.
12. Biakan yang sudah tidak diperlukan harus diserahkan kepada asisten.
13. Kaca obyek, kaca penutup dan pipet direndam dalam larutan yang berisi
desinfektan, lalu dicuci dengan air dan sabun. Labu ukur, erlenmeyer dan beker
glass dbasuh dengan desinfektan, lalu dicuci dengan air dan sabun. Tabung
reaksi dan cawan petri diletakkan dalam panci berisi air, rebus sampai mendidih.
lalu cuci dengan air dan sabun.
1 4. Bersihkan lensa-lensa mikroskop menggunakan kapas dan xylene.
15. Rapihkan kembali laboratorium tempat anda bekerja.
BENTUK LAPORAN
A. PENGAMATAN MIKROSKOPIS
Semua pengamatan mikroskopis harus digambarkan dan diwarnai sesuai
dengan pengamatan di bawah mikroskop, pada buku gambar khusus. Setiap halaman
diberi garis pinggir lalu dibagi menjadi 2 bagian. Setiap bagian diperuntukkan untuk 1
pengamatan. Pada bagian atas, dituliskan :
- Nomer dan nama kegiatan
- Tanggal pengamatan
- Zat kimia (yang dipakai)
- Sampel (mikroorganisme)
Hasil pengamatan digambarkan dalam sutui zona lingkaran dan diberi
keterangan yang diperlukan. Buku gambar dikumpulkan dan diperiksa pada tengah
semester.
B. LAPORAN
Kegiatan selain pengamatan mikroskopis, diwajibkan untuk diserahkan dalam
bentuk laporan praktikum. Laporan dibuat oleh masing-masing kelompok praktikan
dengan format sebagai berikut:
1. Cover laporan, terdiri dari nomor dan nama kegiatan, fnama dan nomor induk
mahasiswa serta nama laboratorium tempat prakikum berlangsung.
2. Format dalam, terdiri dari :
- tujuan
- teori singkat
- alat dan bahan
- prosedur kerja
- data pengamatan dan hasil perhitunan
- pembahasan
- kesimpulan dan saran
- daftar pustaka
- Laporan dapat ditik maupun ditulis tangan (rapih).
- Laporan harus diserahkan 1 minggu setelah praktikum tersebut berlangsung.
- Perpindahan jam/hari praktikum hanya boleh dilakukan atas seizin Kepala
Laboratorium Mikrobiologi Dasar.
- Mahasiswa yang mengikuti praktikum kurang dari 80% atau tidak menyerahkan
hasil pengamatan mikroskopis dan laporan, tidak diperkenankan mengikuti
ujian praktikum.
Berbagai prosedur umum kerja dalam mikrobiologi yang membutuhkan teknik
Gambar 1
Saran saran Kerja Aseptis :
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/Erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
2. Pinset, batang pengaduk dll dapat disemprot dengan alcohol 70% terlebih
dahulu lalu dibakar.
3. Ujung jarum inoculum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau
dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transper
panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapka dalam kondisi steril didekatkan ke
bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar Bunsen tetapi jika
kerja di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin
terjamin kondisi aseptisnya.
KEGIATAN I
MIKROSKOP MEDAN TERANG
TUJUAN
Memperkenalkan prinsip-prinsip penting Mikroskopi cahaya, bagian-bagian
mikroskop majemuk, penanganan dan pemeliharaan serta penggunaan mikroskop yang
baik.
TEORI SINGKAT
Mikroskop Medan Terang
Mikroskop Medan Terang (bright field microscope) adalah mikroskop dengan medan
rnikroskopis atau medan yang mengelilingi spesimen terlihat terang, sedangkan obyek
yang diamati tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Hal ini disebabkan cahaya dari
suatu sumber masuk melalui sistem-sistem lensa tanpa mengalami perubahan, sehingga
terbentuk medan yang terang. Mikroskop yang dipakai saat ini umumnya menggunakan
dua sistem lensa terpish, yaitu lensa obyektif dan lensa okular, maka mikroskop ini
disebut pula sebagai mikroskop majemuk.
Pada umumnya, mikroskop ini menghasilkan perbesaran maksimum sekitar 1000X.
Ketajaman bayangan pada perbesaran maksimum tergantung pada pengaturan
diafragma, kondensor, minyak emersi dan faktor-faktor lain
Gambar l. Mikroskop Majemuk
1
Lensa dan Perbesaran
Lensa mikroskop terdapat pada kondensor, obyektif dan okular. Kondensor
merupakan lensa pengumpul cahaya di bawah pentas yang memusatkan cahaya pada
spesimen. Lensa obyektif merupakan lensa yang terletak dekat dengan spesirnen dan
lensa okular merupakan lensa pada ujung atas mikroskop, dekat dengan mata.
Lensa pada kondensor memusatkan kerucut cahaya pada medan specimen.
Sebagian berkas cahaya daam kerucut cahaya akan langsung menembus lensa obyektif,
untuk mcmbentuk cahaya latar belakang atau medan terang. Berkas cahaya yang
mengenai obyek akan difokuskan lensa obyektif sehingga membentuk bayangan nyata.
Bayangan tersebut diperbesar oleh lensa okular untuk menghasilkan bayangan maya.
Kebanyakan mikroskop laboratorium dilengkapi tiga lensa obyektif, yaitu lensa
16 mm (berkekuatan rendah 10 X), lensa 4 mm (berkekuatan tinggi 40-45 X) dan lensa
celup minyak 1,8 mm (97-100 X). Lensa-lensa tersebut terletak pada suatu bidang yang
dapat diputar. Angka 16, 4 dan 1,8 menyatakan jarak fokus (focal length), sedang angka
10 X, 45 X dan 100 X nenyatakan daya perbesaran. Perbesaran total diperoleh dengan
mengalikan perbesaran obyeklif dengan perbesaran okular.
Ujung lensa obyektif celup minyak sangat kecil sehingga hanya sedikit cahaya
yang masuk, maka diafragma iris kondensor harus dibuka penuh dan penghematan
cahaya dilakukan dengan bantuan minyak emersi.
Resolusi dan Daya Pisah
Bila lensa difokuskan pada suatu obyek, maka dua titik terpisah pada benda
tersebut akan membentuk dua bayangan. Tetapi kedua bayangan tersebut dapat terlihat
sebagai satu titik akibat adanya difraksi. Resolusi adalah kemampuan lensa untuk
memisahkan kedua bayangan sebagai bagian-bagian yang terpisah. Difraksi
menyebabkan resolusi tidak mungkin sempurna.
Jarak terpendek yang masih mungkin untuk melihat dua bayangan sebagai
bagian-bagian terpisah disebut daya pisah lensa. Daya pisah ditentukan oleh panjang
gelombang cahaya dan tingkap numeris (numerical aperlure atau NA) sistem lensa
obyektif dan kondensor. Hubungan tersebut dinyatakan daam persamaan berikut :
Dari pers