SMOOTH BLASTING
PAGE 54
BAB IIIUNDERGROUND BLASTING
3.1 Pola PemboranUntuk membuat lubang maju dalam tambang bawah
tanah atau tunnel perlu diciptakan suatu bidang bebas (free face)
untuk kebutuhan peledakan. Untuk menambahkan free face dibutuhkan
Cut Hole. Cut Hole adalah suatu lubang buka yang diciptakan pada
suatu face yang tidak mempunyai free face berupa lubang bor sedalam
kemajuan yang diperoleh.Pola pemboran yang digunakan dalam
persiapan peledakan tambang bawah tanah terdiri atas :a. Wedge Cut
atau V Cut, yaitu pembuatan lubang tembak yang membentuk sudut 600
terhadap bidang bebas (free face).
Gambar 3.1
Penampang Atas Pemboran V - Cut
Gambar 3.2
Penampang Depan Pemboran V - Cutb. Pyramid Cut atau Diamond Cut,
yaitu pola pemboran yang merupakan variasi dari wedge cut dimana
ujung dari lubang ledak mengarah pada titik pusat dari face yang
berbentuk pyramid.
Gambar 3.3
Penampang atas Pemboran Pyramid Cut
Gambar 3.4
Penampang Depan Pemboran Pyramid Cutc. Fan Cut, yaitu pola
pemboran yang merupakan setengah dari wedge cut. Pola ini sangat
baik digunakan pada vein yang tipis.
Gambar 3.5
Penampang Atas Pemboran
Fan Cut
Gambar 3.6Penampang Depan Pemboran Fan Cutd. Burn Cut, yaitu
pola peledakan dimana lubang ledak tegak lurus terhadap bidang
vertikal atau pada free face.
Gambar 3.7
Penampang Pemboran Burn Cut
3.2 Metoda Peledakan Pada Underground BlastingMetoda peledakan
yang banyak dipakai dalam tambang bawah tanah (underground
blasting) adalah metoda smooth blasting, yaitu merupakan salah satu
metoda dari contour blasting yang bertujuan untuk memperhalus batas
terluar atau keliling dari hasil peledakan.
Smooth blasting telah dikembangkan dan diteliti di Swedia tahun
1950 dan tahun 60-an. Aplikasi dari metoda ini, yaitu dapat
dugunakan pada penggalian surface dan underground. Metoda ini
dimanfaatkan dalam countur blasting (dalam tambang bawah tanah
digunakan untuk meledakkan wall and roof holes) yang bertujuan
untuk memperhalus permukaan hasil peledakan. Dalam pelaksanaan
metoda smooth blasting ini, untuk mendapatkan hasil yang baik maka
ratio S/B sebaiknya 0.8. Artinya burden sebaiknya lebih besar dari
pada spasinya.Bahan peledak baru telah dikembangkan untuk keperluan
smooth blasting yang mempunyai diameter explosive kecil dengan VOD
rendah dan relative menghasilkan gas yang rendah, telah dicoba dan
hasilnya sangat baik. Bahan peledak tersebut adalah Gurit, yaitu
sebuah nitroglycerin sebagai isian dasar yang mengandung
kieselguhr. Gurit tersedia dalam ukuran 11, 17 dan 22 mm cartridges
yang disesuaikan dengan aplikasi dilapangan.Seperti yang telah
dikatakan sebelumya, smooth blasting dilaksanakan dengan special
bahan peledak dengan spasi yang lebih dekat. Berikut ini adalah
tabel yang memberikan geometri peledakan untuk tiap diameter
perimeter holes yang berbeda-beda.
Tabel 3.1Geometri Peledakan Smooth BlastingPerimeter Hole
Diameter
(m)Charge Concentration
( kg/m)Charge TypeBurdenSpasi
25 320.1111 mm Gurit0.3 0,50.25 0.35
25 480.2317 mm Gurit0.7 0.90.50 0.70
51 640.4222 mm Gurit1.0 1.10.80 0.90
51 640.4522 mm Gurit1.1 1,20.80 0.90
Gambar 3.8Efek Peledakan Dengan Metoda Smooth Blasting
3.3Geometri PeledakanSebelum operasi pemboran dimulai penentuan
letak lubang bor harus dievaluasi dengan hati-hati agar diperoleh
hasil yang optimum dari bahan peledak yang dipilih. Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain peledakan antara lain
:
Diameter lubang bor
Burden dan Spasi Type bahan peledak yang akan digunakan.
Perbedaan utama antara peledakan terowongan dan peledakan
jenjang adalah pada peledakan terowongan peledakan dilakukan dengan
mengarah pada satu bidang bebas (free face) yang dibuat (Empty
Hole) sedangkan pada peledakan jenjang peledakan dapat di desain
menuju ke lebih dari satu bidang bebas (free face).
3.3.1Desain guidelines
Dimensi yang digunakan dalam perencanaan peledakan terowongan
dapat diintruksikan secara geometris pada gambar 3.8. yang terdiri
atas Floor holes, Wall holes, Cut hole, Stoping hole dan Roof
holes.Dalam mendesain suatu peledakan (penentuan spasi dan burden),
maka bagian-bagian tersebut diatas harus diperhitungkan dengan baik
yang mengacu pada besarnya diameter Empty Hole yang berfungsi
sebagai free face.
Gambar 3.9Dimensi Bidang Lubang Ledak
3.3.2 Diameter Empty HolePemilihan diameter empty hole
tergantung pada tingkat kemajuan terowongan yang dinginkan. Semakin
besar kemajuan terowongan yang dinginkan maka semakin besar
diameter empty hole yang diperlukan. Besarnya ukuran diameter empty
hole dapat dilihat dari grafik atau jika mempergunakan beberapa
empty holer diameter khayalnya dapat dihitung dengan mempergunakan
rumus :
Dimana : D = Besarnya diameter khayal empty hole
d= Diameter lubang bor
n= Jumlah lubang
Dalam usaha menghitung burden dikotak pertama, jika menggunakan
satu empty hole maka diameter yang digunakan adalah diameter empty
hole itu sendiri, tetapi jika menggunakan lebih dari satu empty
hole maka yang digunakan adalah diameter khayal.3.3.3Desain Cut
HoleJika kita melihat grafik 7.10 kita menemukan jarak antara
lubang ledak dan empty hole sebaiknya tidak lebar dari 1.5 untuk
menghasilkan peledakan yang baik. Jika jaraknya lebih panjang,
hanya terdapat keruskan tetapi jika jaraknya lebih pendek resikonya
besar karena lubang ledak dan empty hole akan bertemu.
Gambar 3.10
Desain Cut Holes
Grafik 3.1Hubungan Antara Jarak Lubang Ledak Dengan Empty
HoleSerta Hasil Peledakannya
A. Desain Square I
Jadi posisi lubang ledak di kotak pertama dapat ditunjukkan
sebagai :
Dimana a = C C jarak antara lubang ledak dengan empty hole
= Diameter empty hole
Dalam kasus ini beberapa empty hole hubungannya dapat
ditunjukkan sebagai :
a1 = 1.5 D
W1=
Dimana a = C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang
ledak
D = Diameter Khayal
W = Jarak antar lubang ledak
Parameter yang perlu diketahui dalam menentukan jumlah pengisian
bahan peledak (Q) pada cut holes terdiri atas stemming dan
konsentrasi pengisian bahan peledak (lc). Konsentrasi pengisian
bahan peledak yang dipakai pada kotak pertama dapat dilihat dari
grafik 7.12.
Stemming Kotak Pertama (ho) = aJadi Q = lc (H - ho)
Dimana : Q= Jumlah pengisian bahan peledak, kg
lc= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m
H= Kedalaman lubang ledak, m
Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak
pertama adalah :
a = C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak
W= Jarak antar lubang ledak
Q= Jumlah bahan peledak
Grafik 3.2
Konsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum Jarak C
C (m)
Untuk Diameter Empty Hole Yang Berbeda-Beda
B. Desain Square II
B1= W1
a2= 1.5 W1
W2= 1.5 W1
Dimana a = C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang
ledak
W = Jarak antar lubang ledak
B = Burden
Konsentrasi pengisian bahan peledak yang dipakai pada kotak
kedua dan kotak berikutnya dapat dilihat dari grafik 7.13.
Stemming Kotak Kedua (ho) = 0.5 x BJadi Q = lc (H - ho)
Dimana : Q= Jumlah pengisian bahan peledak, kg
lc= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m
H= Kedalaman lubang ledak, m
Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak
kedua dan kotak berikutnya adalah :
B = BurdenW= Jarak antar lubang ledak
Q= Jumlah bahan peledak
Grafik 3.3
Konsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum Jarak C
C (m)
Untuk Jarak Antara Lubang Ledak Yang Berbeda-beda
C. Desai Square III
B2= W2
a3= 1.5 W2
W3= 1.5 W2
Jumlah pengisian bahan peledak pada kotak ketiga ini caranya
sama dengan penentuan jumlah pengisian bahan peledak pada kotak
kedua.
D. Desain Kotak IV
B3= W3
a4= 1.5 W3
W4= 1.5 W3
(i)
(ii)
(iii) (iv)
Gambar 3.11Geometri Perledakan Pada Cut Holes
Jika jarak antara lubang ledak (W) terlalu lebar dan burden (B)
berdasarkan rumus diatas sama dengan (W) sehingga besar pada cut
holes lebih besar dari burden pada stoping, maka burden pada cut
holes dan perhitungan jumlah bahan peledak yang dipakai harus
diatur sehingga sama dengan stoping holes.
Penentuan burden dan konsentrasi bahan peledak dapat dilihat
dari grafik 3.3. Berdasarkan tabel 3.2 dibawah, pengisian lubang
ledak dapat dihitung :hb = 1/3 H
Qb= lb x hb Pengisian kolom (lc) = 0.5 x lb
ho= 0.5 x Bhc= H hb - hoQc= lc x hcQtot = Qb + QcDimana :
lb= Charge concentration Bottomhb= Height bottom chargeQb=
Komsumsi bahan peledak bottom charge
lc= Column charge
hc= Heigth column
Qc= Komsumsi bahan peledak pada column chargePada umumnya bahan
peledak yang digunakan dalam tambang bawah tanah (peledakan
terowongan) adalah bahan peledak yang telah dikemas dalam bentuk
paper cartridge atau plastic tube yang telah memepunyai diameter
(mm) dan charge concentration (kg/m) tertentu. Bahan peledak yang
sering digunakan adalah Emulite, Dynamex, dan ANFO, yang dipakai
untuk meledakkan cut holes, stoping holes dan floor holes.
Sedangkan untuk meledakkan wall holes dan roof holes bahan peledak
yang iasa dipakai adalah Gurit. 3.3.4Desain StopingSetelah cut
holes telah dihitung, sisa dari geometri tunel yang terdiri atas
floor holes, wall holes, roof holes, stoping holes dapat dihitung.
Untuk menghitung burden (B) dan mengisi setiap bagian yang berbeda
pada tunnel dapat dilihat dari grafik 3.4 yang dapat digunakan
sebagai dasar.
Grafik 3.4
Burden Dalam Hubungannya Dengan Konsentrasi Pengisian Bahan
Peledak
Untuk Diameter Lubang Ledak Dan Bahan Peledak Yang Berbeda
Bila burden (B), kedalaman lubang ledak (H) dan konsentarasi
bottom charge (lb) telah diketahui, tabel dibawah ini akan
memberikan geometri pemboran dan pengisian handak disetiap bagian
dari tunnel.Tabel 3.2Geometri Peledakan Pada Stoping HolesPart of
The RoundBurden
(m)Spacing
(m)Heigth
Bottom Charge
(m)Charge ConcentrationStemming
(m)
Bottom
(kg/m)Column
(kg/m)
Floor1 x B1.1 x B1/3 x Hlb1.0 x lb0.2 x B
Wall0.9 x B1.1 x B1/6 x Hlb0.4 X lb0.5 x B
Roof0.9 x B1.1 x B1/6 x Hlb0.3 X lb0.5 x B
Stoping:
Upwards
Horizontal
Downwards1 x B
1 x B
1 x B1.1 x B
1.1 x B
1.2 x B1/3 X H
1/3 x H
1/3 x Hlb
lb
lb0.5 x lb0.5 x lb0.5 x lb0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B
A.Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Floor HolesBottom
Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.14hb = 1/3 H
Qb= lb x hb
Column Charge lc = 0.5 x lb
ho= 0.2 x B
hc= H hb - hoQc= lc x hcQtot = Qb + QcB.Perhitungan Jumlah Bahan
Peledak Pada Wall HolesBottom Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.14hb = 1/6 H
Qb= lb x hb
Column Charge lc = 0.4 x lb
ho= 0.5 x B
hc= H hb - hoQc= lc x hcQtot = Qb + QcC.Perhitungan Jumlah Bahan
Peledak Pada Roof Holes
Bottom Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.14hb = 1/6 H
Qb= lb x hb
Column Charge lc = 0.3 x lb
ho= 0.5 x B
hc= H hb - hoQc= lc x hcQtot = Qb + QcD.Perhitungan Jumlah Bahan
Peledak Pada Stoping Upwards and Horizontally HolesBottom
Charge
lb = Diperoleh dari grafik 7.14hb = 1/3 H
Qb= lb x hb
Column Charge lc = 0.5 x lb
ho= 0.5 x B
hc= H hb - hoQc= lc x hcQtot = Qb + QcDimana :
lb= Konsentrasi pengisian pada dasar lubang ledak (charge
concentration Bottom)hb= Tinggi isian dasar lubang ledak (height
bottom charge)Qb= Komsumsi bahan peledak bottom charge
lc= Konsentrasi pengisian di atas isian dsar (column charge)hc=
Tinggi colom (heigth column)Qc= Komsumsi bahan peledak pada
colomE.Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Stoping Downwards
Holes
Pengisian bahan peledak pada stoping downwards sama dengan
perhitungan pada stoping upwards.F.Perhitungan Specific
ChargeSpecific Charge adalah perbandingan antara berat handak yang
digunakan dengan volume batuan yang di diperoleh. Secara matematis
dituliska dalam formola berikut :
Specific Charge =
3.4 Primer dan Sistem RangkaianPembuatan primer maupun sistem
rangkaian yang dipakai pada peledakan terowongan sama halnya dengan
pembuatan primer dan sisite rangkaian yang dipakai pada surface
blasting.
3.5Fragmentasi
Fragmentasi (distribusi ukuran) batuan hasil peledakan merupakan
salah satu yang sangat penting dalam merencanakan suatu peledakan.
Ukuran fragmentasi yang direncanakan perlu disesuaikan dengan
kemudahan dalam pemuatan, pengangkutan serta ukuran yang diinginkan
oleh pabrik pengolahan.Untuk mendapatkan fragmentasi yang
diinginkan, beberapa hal yang berpengaruh adalah keserasian antara
specific charge yang digunakan dan urutan pengaturan delay. Berikut
ini merupakan tabel yang menunjukkan hubungan antara specific
charge dan fragmentasi yang dihasilkan.Tabel 3.3Hubungan Antara
Specific Charge dan Fragmentasi
specific charge
(kg/m3)0.240.300.400.500.600.700.851.0
Fragmentation
(m3)1(1/2)3(1/2.5)3(1/3)3(1/4)3(1/5)3(1/6)3
40Diktat Praktikum Peledakan 2005
Laboratorium Tambang
_1170951153.unknown
_1171029846.unknown
_1171168717.unknown
_1171429457.unknown
_1171029597.unknown
_1170950106.unknown