Top Banner
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 1 MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM Penyusun: Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SEMESTER GASAL 2016/2017 MATA KULIAH : BLOK KOMUNITAS KODE MK : NS 353
68

MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Feb 13, 2017

Download

Documents

phamanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 1

MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Penyusun: Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SEMESTER GASAL 2016/2017

MATA KULIAH : BLOK KOMUNITAS

KODE MK : NS 353

Page 2: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 2

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mata Kuliah : Blok Komunitas Nomor Kode/ SKS : NS 353 / 4,5 SKS (2,5 SKS PBC, 1 SKS PBT,

1 SKS PBS) Bidang Ilmu : Ilmu Keperawatan Komunitas Status Mata Kuliah : Wajib

Nama Penanggungjawab (Koordinator)

: Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K

NIP : 173.045 Pangkat/ Golongan : Lektor / IIIC Jabatan : Lektor Fakultas/Program Studi : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Ilmu

Keperawatan Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jumlah Tim Pengajar : 6 Orang

- Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K

- Shanti Wardaningsih, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J.,Ph.D - Dr. dr. Titiek Hidayati, M.Kes - Dianita Sugiyo, S.Kep.,Ns.,MHID - Ema Waliyanti, S.Kep.,Ns.,MPH - Rahmah, S.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An

Yogyakarta, Oktober 2016

Menyetujui Mengetahui Ka Prodi Ilmu Keperawatan, PJ Mata Kuliah, Sri Sumaryani, M.Kep.,Sp.Mat.,HNC Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K

Page 3: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 3

PENDAHULUAN

A. Visi, Misi Dan Tujuan Pendidikan Prodi

1. Visi : Menjadi Program Studi Pendidikan Ners yang unggul dalam pengembangan

keperawatan klinik berdasarkan nilai-nilai keIslaman untuk kemaslahatan umat di Asia

Tenggara pada 2022

2. Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan ners yang unggul dan Islami

b. Mengembangkan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan praktik

keperawatan

c. Menerapkan ilmu keperawatan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat

untuk kemaslahatan umat

3. Tujuan :

a. Menghasilkan ners yang memiliki kemampuan klinik dan mampu menerapkan nilai-

nilai Islami dalam memberikan asuhan keperawatan

b. Menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu

pelayanan dan meningkatkan ilmu keperawatan

C. Menghasilkan kegiatan pelayanan berbasis hasil penelitian untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat

B. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)

Capaian Pembelajaran Prodi Ilmu Keperawatan berdasarkan Profil Lulusan sebagai

berikut :

Page 4: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 4

NO UNSUR SN PT

& KKNI

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

1 SIKAP S1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap

religius.

S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas

berdasarkan agama, moral, dan etika.

S3 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

S4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,

memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan

bangsa.

S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan

kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

S6 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan

pancasila.

S7 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan

S8 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

S9 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan

kewirausahaan.

S10 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang

keahliannya secara mandiri.

S11 Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi

kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan

tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah

tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan.

S12 Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis

dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia.

S13 Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan

martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan

sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta

bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis,

verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan

lingkup tanggungjawabnya.

S14 Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar)

S15 Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan

S16 Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati manusia sebagai individu yang bermartabat sejak hasil konsepsi sampai meninggal

Page 5: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 5

NO UNSUR SN PT

& KKNI

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

2

Penguasaan

Pengetahuan

PP1 Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories

PP2 Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik

PP3 Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)

PP4 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas

PP5 Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan

PP6 Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik

PP7 Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier

PP8 Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support) dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/BTCLS) pada kondisi kegawatdaruratan dan bencana

PP9 Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan

PP10 Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan keperawatan dan kesehatan

PP11 Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners

PP12 Menguasai metode penelitian ilmiah.

PP13 Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing)

PP14 Menguasi Bahasa Inggris

PP15 Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan

PP16 Menguasai pengetahuan tentang konsep Al-Maun

PP17 Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah

PP18 Menguasai keragaman budaya baik nasional maupun internasional

Page 6: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 6

NO UNSUR SN PT

& KKNI

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

3

Keterampilan

Umum

KU1 Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;

KU2 Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;

KU3 Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;

KU4 Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya;

KU5 Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja;

KU6 Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya;

KU7 Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat;

KU8 Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;

KU9 Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;

KU10 Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya;

KU11 Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;

KU12 Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

Page 7: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 7

NO UNSUR SN PT

& KKNI

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

4 Keterampilan

khusus

KK1 Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia;

KK2 Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau keperawatan komunitas) sesuai dengan delegasi dari ners spesialis;

KK3 Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana sesuai standar dan kewenangannya;

KK4 Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan;

KK5 Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan;

KK6 Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat;

KK7 Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan;

KK8 Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;

KK9 Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya;

KK10 Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya;

KK11 Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;

KK12 Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan;

KK13 Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang rawat dalam lingkup tanggungjawabnya;

KK14 Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi;

KK15 Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.

Page 8: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 8

KK16 Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif

KK17 Mampu mempersiapkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan penunjang

KK18 Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi dan golongan

KK19 Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai ke-Islaman

Page 9: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 9

INFORMASI MATA KULIAH

A. Nama dan bobot SKS, Kode Matakuliah dan Semester Penawaran

Nama Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas (NS 353)

Bobot SKS : 4,5 SKS (2,5 SKS PBC/PBD, 1 SKS PBT, 1 SKS

PBS)

Kode Mata kuliah : NS 353

Semester : V (gasal)

B. Ketercapaian Pembelajaran berdasarkan Sikap, Penguasaan Pengetahuan, Ketrampilan Umum & Ketrampilan Khusus melalui Mata Kuliah yang bersangkutan

Capaian Pembelajaran yang dimiliki oleh Mahasiswa setelah mengikuti Mata kuliah

blok keperawatan komunitas adalah :

Hard skill Soft skill

Pengetahuan 1. Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories

2. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)

3. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan komunitas

4. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan

5. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik

6. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier

7. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.

2. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

4. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.

6. Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta

Page 10: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 10

tatanan pelayanan kesehatan komunitas

8. Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing)

9. Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan

10. Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah

11. Menguasai keragaman budaya baik nasional maupun internasional

mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar).

7. Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan.

8. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati manusia sebagai individu yang bermartabat sejak hasil konsepsi sampai meninggal.

9. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)

Keterampilan Umum

1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;

2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;

3. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya;

4. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat;

5. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;

6. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya

1. Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya

2. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya

3. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat

4. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya

5. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya

6. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

Keterampilan khusus

1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia

1. Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi dan golongan

Page 11: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 11

2. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi keperawatan komunitas sesuai dengan delegasi dari ners spesialis

3. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan

4. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat;

5. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan

6. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain

7. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

8. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya

9. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan;

10. Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu wilayah dalam lingkup tanggungjawabnya

11. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.

3. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

4. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila.

5. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan

6. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

7. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan.

8. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia.

Page 12: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 12

menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi

12. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.

13. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif

14. Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai ke-Islaman

Page 13: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 13

PETUNJUK SKILLS LAB

BLOK 15

Supported by :

Departement of Community Nursing

Coordinator :

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

School of Nursing

Medical Faculty and Health Sciences

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2016/2017

SAP dan MEDIA

PENKES PHBS

KMS BALITA DAN LANSIA

KMS IBU HAMIL

POSYANDU

MTBS

Page 14: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 14

PENDAHULUAN DAN TUJUAN

Bab I

A. Deskripsi Mata Ajar

Praktikum Blok 15 (keperawatan komunitas) diberikan pada tahap akademik. Praktikum Blok

15 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mahasiswa

mengaplikasikan implementasi dan terapi-terapi modalitas dalam rangka memberikan asuhan

keperawatan komunitas dengan menggunakan sarana laboratorium keperawatan komunitas

maupun wilayah-wilayah/institusi yang dibina oleh PSIK FK UMY. Pembelajaran di laboratorium dan

lapangan dalam bentuk team-work dan praktek individu akan sangat ditekankan dalam proses

pembelajaran ini.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir praktikum ini diharapkan mahasiswa mempunyai serangkaian pengetahuan dan

keterampilan dalam memberikan pelayanan di komunitas dengan menggunakan pendekatan

keperawatan komunitas yang menunjang pendidikan profesi komunitas.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiswa mampu menyyusun SAP dan membuat media yang sesuai

b. Mahasiswa mampu melakukan pendidikan kesehatan

c. Mahasiswa mampu mengisi KMS balita dan lansia serta mampu menginterpretasikan hasil

pengukuran di KMS

d. Mahasiswa mampu mengisi KMS ibu hamil serta mampu menginterpretasikan hasil

pengukuran di KMS

e. Mahasiswa menerapkan konsep 5 meja dalam pelayanan posyandu, baik posyandu balita

maupun posyandu lansia

f. Mahasiswa mampu melakukan MTBS

C. Pelaksanaan Praktikum

Sesuai jadwal (terlampir)

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 15: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 15

D. Metode Evaluasi

Pretest

Post test

Sikap dan penampilan saat mengikuti skills lab

Laporan

Ujian akhir skills lab

Page 16: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 16

TATA TERTIB Bab II

A. Tata tertib akademik

1. Mahasiswa tahap akademik yang telah menyelesaikan dan lulus blok-blok sebelumnya

2. Mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah keperawatan komunitas blok 15,

diperbolehkan untuk tidak mengikuti praktikum dan tutorial blok 15 dengan syarat nilai

praktikum telah lulus

B. Tata Tertib Umum

1. Mahasiwa harus hadir 10 menit sebelum waktu praktikum dimulai, terlambat 5 menit, tidak

boleh memasuki ruang praktikum

2. Mahasiswa harus menggunakan baju praktikum, rapi dan sopan pada saat kegiatan praktikum

3. Didalam laboratorium mahasiswa harus selalu bersikap sopan

4. Pada waktu praktikum tidak boleh meninggalkan tempat praktek tanpa seijin pembimbing

5. Tidak diperkenankan mengambil alat laboratorium tanpa seijin petugas

6. Setiap kegiatan praktikum, akan diadakan pre test (10 menit) sebelum pelaksanaan

praktikum, mahasiswa yang nilai pre test kurang dari 50, tidak diperbolehkan mengikuti

praktikum pada hari itu

7. Kehadiran kurang dari 90%, maka nilai praktikum Blok 15 tidak keluar.

8. Mengganti apabila menghilangkan atau merusak alat laboratorium

9. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai baju ketat memakai perhiasan

berlebihan selama skill-lab

10. Mahasiswa membuat pengaturan sendiri transportasi ke dan dari kampus-lapangan

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 17: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 17

SAP dan Media Unit I

Skenario :

Ners Fulanah akan memberikan pendidikan kesehatan tentang senam lansia, sebelumnya Ners

Fulanah menyusun SAP sesuai dengan topik yang akan diajarkan.

Minimal questions :

1. Apa itu SAP ?

2. Komponen-komponen dalam SAP ?

3. Siapa yang seharusnya membuat SAP ?

A. SAP

Satuan Acara Pengajaran (SAP) mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari

GBPP. Selain mengandung komponen-komponen yang sama seperti yang ada dalam RPS (Rencana

Pembelajaran Semester), SAP juga mengandung komponen-komponen kegiatan belajar mengajar,

media dan alat pengajaran, serta evaluasi.

B. Format Standar SAP

Tahap-tahap penyusunan SAP terdiri atas tahap pendahuluan (introduction), tahap penyajian

(presentation) dan tahap penutup (test and follow up).

1. Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal dalam penyajian materi yang

akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar menjelaskan secara singkat materi yang akan

diajarkan pada pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut, hubungan materi tersebut

dengan pengetahuan yang telah diketahui peserta didik, serta tujuan yang harus dicapai

peserta didik pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental

peserta didik agar memperhatikan dan belajar secara sungguh-sungguh selama tahap

penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau

sekitar 5% dari waktu pengajaran.

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 18: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 18

2. Tahap Penyajian

Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran.

Didalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut :

a. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti penggunaan

grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan/atau demonstrasi gerak

b. Contoh dan non contoh yang praktis serta konkrit dari uraian konsep

c. Latihan merupakan praktik bagi peserta didik untuk menerapkan konsep abstrak yang

sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik.

3. Tahap Penutup

Tahap penutup merupakan tahapakhir suatu pengajaran. Tahap ini meliputi tiga kegiatan

yaitu :

a. Pelaksanaan tes hasil belajar untuk dijawab atau dikerjakan peserta didik

b. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes

c. Penutup

Page 19: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 19

Contoh SAP :

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajaran : Praktikum

Pokok Bahasan : Senam Nifas

Instansi : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Semester : VI

Waktu : 120 menit

Hari/ Tanggal : Selasa, 19 Agustus 2015

Tempat : Mini Hospital PSIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti pembelajaran selama 15 menit, mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat memahami teori pelaksanaan senam

nifas dengan baik.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran selama 15 menit, mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat :

1. Menyebutkan pengertian senam nifas dengan benar.

2. Menyebutkan tujuan senam nifas.

3. Menyebutkan waktu pelaksanaan senam nifas.

4. Menyebutkan kembali tata cara pelaksanaan senam nifas dengan benar.

III. Materi Pembelajaran

1. Pengertian senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan dengan gerakan

yang sederhana sampai sulit dimulai dengan mengulang tiap 5 gerakan setiap hari

ditingkatkan 10 kali.

2. Tujuan senam nifas

Memperbaiki sirkulasi darah

Memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan

Page 20: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 20

Memperbaiki tonus otot pelvis

Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil

Memperkuat regangan otot tungkai bawah

Memperkuat otot dasar panggul

Memperkuat otot sekitar vagina dan perineum.

.

3. Waktu pelaksanaan senam nifas

Senam nifas dapat dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan sampai hari ke 10

secara teratur setiap hari jika keadaan ibu baik.

Pada masa nifas ibu setelah melahirkan normal dan keadaannya baik dianjurkan

bergerak karena dengan ambulasi dini dapat membantu rahim untuk kembali ke bentuk

semula.

Pada masa nifas ibu postpartum dengan SC pada hari pertama dianjurkan untuk

melakukan pernafasan, latihan senam nifas yang normal dapat dilakukan 2-3 hari

setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur.

4. Tahap-tahap pelaksanaan senam nifas

Pelaksanaan senam nifas dilakukan secara bertahap dari hari 1-10 secara teratur.

Hari 1 : pernafasan perut

1. tidur telentang dengan lutut ditekuk, kedua tangan diperut

2. tarik nafas dalam dari hidung, usahakan rongga dada tetap dan rongga perut

mengembang tahan 3-5 detik.

3. keluarkan udara perlahan-lahan dengan menggunakan otot-otot perut, kemudian

istirahat.

4. lakukan latihan ini 5-10 kali.

Hari 2 : kombinasi pernafasan perut dan pengerutan panggul

1. tidur telentang dengan lutut ditekuk

2. sambil menarik nafas dalam, kerutkan sekitar anus dengan pinggang mendatar

pada tempat tidur tahan 3-5 detik.

3. keluarkan udara perlahan-lahan, dorong dengan kekuatan perut dan bokong,

kemudian istirahat.

4. lakukan latihan ini 5-10 kali.

Page 21: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 21

Hari 3 : mengangkat pantat

1. berbaring dengan posisi tangan disamping badan tekuk lutut dan angkat pantat

2. berbaring dengan posisi tangan disamping badan tekuk lutut,kepala diangkat

sambil mengangkat pantat

Hari 4 : menggapai lutut

1. tidur telentang dengan lutut ditekuk

2. sambil menarik nafas dalam, tarik dagu kearah dada

3. sambil mengeluarkan udara, angkat kepala dan bahu perlahan-lahan

4. regangkan tangan sampai menyentuh lutut, tubuh boleh diangkat setinggi 15-20

cm

5. perlahan-lahan bahu diturunkan seperti posisi semula

6. lakukan latihan ini 5-10 kali.

Hari 5 : memutar kedua lutut

1. tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk

2. pertahankan bahu tetap lurus, telapak kaki tetap dan secara perlahan putar kedua

lutut hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan sisi kiri secara bergantian

3. kembali ke posisi semula dan istirahat

4. lakukan latihan ini 5-10 kali.

Hari 6 : memutar satu lutut

1. tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk

2. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan putar lutut kiri hingga menyentuh

sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula

3. ganti posisi kaki secara perlahan putar lutut kanan hingga menyentuh sisi kiri

tempat tidur dan kembali ke posisi semula

4. lakukan latihan ini 5-10 kali.

Hari 7 : memutar tungkai

1. tidur telentang dengan posisi lurus

2. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kiri diangkat dalam

keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali

ke posisi semula

Page 22: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 22

3. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kiri diangkat dalam

keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali

ke posisi semula

4. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kanan diangkat dalam

keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kiri tempat tidur dan kembali ke

posisi semula

5. lakukan latihan ini 5-10 kali.

Hari 8,9,10 : sit up

Kedua lutut ditekuk dan kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk kemudian

bangun untuk duduk.

Istirahat dengan posisi telungkup

Caranya : tidur dengan posisi telungkup dengan kaki lurus, posisi ini dapat

membantu mengembalikan rahim dalam posisi normal dan dapat mencegah

kekakuan pada punggung dan bokong

IV. Metode

a. Ceramah

b. demontrasi

c. Tanya jawab/diskusi

V. Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Pengajar Waktu Kegiatan Mahasiswa

1. Mengucapkan salam, mempersilakan berdoa

dan memperkenalkan diri

5’ Menjawab salam, berdoa dan

memperhatikan

2. Apersepsi tentang senam nifas 10’ Menanggapi dan menjawab

pertanyaan

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran secara

verbal

10’ Memperhatikan penjelasan

pengajar

4. Berdiskusi dengan mahasiswa dan

menjelaskan tentang pengertian senam nifas

10’ Menyampaikan pertanyaan dan

diskusi

5. Berdiskusi dengan mahasiswa dan

menjelaskan tentang rasional, indikasi dan

waktu pelaksanaan senam nifas

10’ Menyampaikan pertanyaan dan

diskusi

Page 23: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 23

6. Berdiskusi dengan mahasiswa dan

menjelaskan tentang alat dan bahan untuk

senam nifas

10’ Menyampaikan pertanyaan dan

diskusi

7. Mendemonstrasikan kepada mahasiswa

prosedur pelaksanaan senam nifas

30’ Memperhatikan penjelasan

pengajar, bertanya dan diskusi

8. Mendorong dan memberi kesempatan pada

mahasiswa untuk bertanya, redemonstrasi

menjawab pertanyaan mahasiswa dan atau

pengajar bertanya

20’ Redemonstrasi, Bertanya,

menanggapi dan atau menjawab

pertanyaan

9. Evaluasi secara lisan 10’ Menjawab pertanyaan

10. Menutup pertemuan dan mengucapkan salam 5’ Memperhatikan dan menjawab

salam

Jumlah waktu 120’

VI. Media

a. Komputer

b. Proyektor

c. CD senam nifas

VII. Sumber Bahan

a. Ellis, J., R & Bentz, P., M. (2007). Modules For Basic Nursing Skills, 7th edition. Philadelphia :

William & Wilkins.

b. Potter, P., A & Perry, A., G. (2006). Clinical Nursing Skills & Techniques, 6th edition.

Philadelphia; Elseiver Mosby.

VIII. Evaluasi

a. Prosedur : Lisan b. Jenis : Formatif c. Bentuk : Redemonstrasi

Soal :

1. Sebutkan pengertian senam nifas dengan benar!

2. Jelaskan rasional pelaksanaan senam nifas dengan benar!

3. Sebutkan indikasi senam nifas!

4. Sebutkan waktu pelaksanaan senam nifas!

Page 24: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 24

MEDIA EDUKASI

Skenario:

Ns. Fulan akan memberikan pendiidkan kesehatan terkait TBC, Ns. Fulan sedang merencanakan alat

peraga yang sesuai. Pendidikan kesehatan ini akan diberikan kepada para orang tua yang sebagian

besar bisa membaca dan menulis.

Tujuan Praktikum:

1. Mahasiswa memahami peran alat peraga dalam pendidikan

2. Mahasiswa memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat alat peraga

3. Mahasiswa dapat membuat alat peraga

Tugas Kelompok

Kelompok membuat alat peraga dengan kasus :

Kelompok 1A : Cara mencuci tangan Kelompok IB : Makanan 4 sehat 5 sempurna

Keompok 2A : Diare pd balita Kelompok 2B : ISPA pada balita

Kelompok 3A : NAPZA Kelompok 3B : Merokok

Kelompok 4A : Anemia pada remaja Kelompok 4B : SADARI

Kelompok 5A : Tumbuh kembang anak Kelompok 5B : ASI Eksklusif

Kelompok 6A : Stroke pd lansia Kelompok 6B : Reumatik pada lansia

Kelompok 7A : ANC Kelompok 7B : Perawatan payudara post partum

Kelompok 8A : Diet hipertensi Kelompok 8B : Diet DM

A. Pendahuluan

Ada banyak media yang dapat dibuat untuk meningkatkan kesuksesan dari suatu program. Media

tersebut dapat berupa poster, leaflet, spanduk, slide projector, dan film. Media pengantar ini

diperlukan untuk meningkatkan perhatian dari audien. Seperti dikemukakan oleh Jack Dove bahwa

pengetahuan itu diserap melalui 5 indra yaitu: penglihatan 75%, pendengaran 13%, sentuhan 6%,

penciuman 3%, dan perasa 3%.

B. Alat peraga

Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengiriman pesan ke penerima pesan sehingga dapat menerangkan fikiran, perasaan, perhatian,

Page 25: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 25

dan minat sasaran sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian, dan penghayatan

dari apa yang diterangkan.

C. Tujuan Alat Peraga

1. Sebagai alat bantu dalam penyuluhan

2. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah yang dijelaskan

3. Untuk mengingatkan tentang suatu pesan/informasi

4. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, dan tindakan

5. Membuat penyajian materi ceramah lebih sistematis

D. Kegunaan Alat Peraga

1. Dapat menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran

2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik

3. Membantu kelompok sasaran untuk mengingat lebih baik

4. Membantu kelompok sasaran untuk meneruskan apa yang diperoleh kepada orang lain

5. Membantu kelompok sasaran untuk menambah atau membina sikap baru

6. Membantu kelompok sasaran untuk melaksanakan apa yang telah dipelajari

7. Dapat membantu hambatan bahasa

8. Dapat mencapai sasaran yang lebih baik

9. Membantu kelompok sasaran untuk belajar lebih banyak dan lebih cepat

E. Ciri-ciri alat peraga

1. Merupakan suatu alat yang dapat diraba, lihat, didengar, dan dapat diamati melalui

pancaindra

2. Tekanan utamanya terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar

3. Digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam penceramah

4. Merupakan media pendidikan yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan

masyarakat

5. Sebagai alat tehnis yang erat kaitannya dengan metode penyuluhan yang diberikan

F. Ciri-ciri Alat Peraga Sederhana

1. Pembuatannya mudah

2. Dibuat dari bahan setempat

3. Mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebiasaan setempat

Page 26: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 26

4. Masyarakat melihatnya sebagai penggambaran keadaan lingkungannya sendiri

5. Ditulis dan digambar secara sederhana dan menggunakan bahasa dan gambar yang mudah

dimengerti oleh masyarakat setempat

6. Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat setempat

7. Masyarakat melihatnya sebagai milik mereka, tumbuh dari mereka dan dimanfaatkan oleh

mereka sendiri

G. Macam-macam Alat Peraga

Macam-macam alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah:

1. Papan pengumuman

2. Over Head Projector (OHP)

3. Kertas Plip Chart dan penyangganya

4. Poster

5. Flash card

6. Mode

7. Leaflet

8. Film

9. Slide Projector

10. Video film

11. Bahan-bahan asli: bahan makanan, sayuran, oralit dan sebagainya

Berikut ini akan dijelaskan beberapa alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan

masyarakat.

1. Papan Pengumuman

Definisi : Papan pengumuman yang berukuran besar yang dapat dipasang di Puskesmas, rumah

sakt, balai desa atau kantor kecamatan untuk menempelkan informasi kesehatan, biasanya

berukuran 90 X 129 CM. Papan pengumuman tersebut dapat menempelkan gambar-gambar yang

mengandung informasi kesehatan, tulisan-tulisan tentang prosedur pelayanan kesehatan dan

sebagainya. Cara penggunaan :

1. Papan pengumuman ditempelkan didinding yang mudah dilihat oleh pengunjung, cukup

penerangan, dan sinar sehingga mudah dibaca

2. Gambar-gambar dan tulisan-tulisan mengandung informasi kesehatan, perawatan, prosedur

pelayanan, pengobatan, dan dipasang dalam jangka waktu periode tertentu

3. Dapat juga memuat foto-foto peristiwa yang dianggap perlu diketahui pengunjung

Page 27: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 27

4. Poster, chart yang memuat selebaran kesehatan dapat ditempelkan dipapan pengumuman

Keuntungan :

1. Dapat dibuat sendiri sesuai dengan keinginan

2. Dapat merangsang pengunjung untuk membacanya bila pemasangan tepat

3. Menghemat waktu dan mengarahkan pembaca untuk membaca informasi yang disajikan

sesuai dengan urutan

4. Dapat mengajak pembaca untuk mengetahui sesuatu program kesehatan atau informasi yang

dianggap perlu seperti prosedur pembuatan larutan gula garam, akses dan sebagainya

5. Sebagai salah satu cara untuk mengingat kembali tentang sesuatu yang telah diinformasikan

2. Poster

Fungsi poster

Herbers M. Baus menyajikan ilustrasi sebagai berikut”

Upaya untuk membangkitkan perhatian (attention arousing) dapat diibaratkan upaya

memancarkan cahaya untuk dapat dilihat oleh orang banyak”. Poster diantaranya harus menarik

perhatian, sehingga massa akan tertarik kepadanya. Dalam ilmu komunikasi poster merupakan

media nirmassa (non-massa media) karena komunikan, dalam menerima pesan dari poster, tidak

secara serempak (simultaneous) seperti halnya surat kabar (yang berjumlah jutaan), radio,

televisi, dan film.

Tujuan pemasangan poster adalah untuk memikat khalayak sebanyak-banyaknya. Untuk

pencapaian tujuan tersebut, sudah tentu poster harus dipasang ditempat strategis.

Teknik membuat poster yang komunikatif

Yang dimaksud dengan poster komunikatif disini yaitu poster yang memikat perhatian, menarik

minat, dan menimbulkan kesan, sehingga menimbulkan efek pada public. Seperti dijelaskan

sebelumnya, efek komunikasi mempunyai kadar yang berbeda. Ada efek kognitif yang

bersangkutan dengan pemikiran dan penalaran; public akan mempunyai pesan yang

merangsangnya melalui poster tersebut. Ada efek afektif, public merasa tersentuh hatinya oleh

pesan tersebut: bangga, kagum, penasaran, atau bahkan merasa takut bisa pesan tersebut

bersifat fear arousing, misalnya peringatan bagi mereka yang suka mengebut dijalan atau suka

merokok. Ada pula efek konatif yakni dampak yang timbul pada publik dalam bentuk perilaku,

kegiatan, tindakan atau lainnya yang bersifat jasmaniah, misalnya memeriksakan kehamilan

sesuai anjuran, menghentikan kebiasaan minum alcohol, membawa anaknya untuk imunisasi, dan

lainnya.

Page 28: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 28

Komunikatif tidaknya sebuah poster ditentukan oleh berbagai faktor, yakni:

- bentuk

- Warna

- Ilustrasi

- Bahasa

- Huruf

Faktor bentuk

Faktor bentuk mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya berkisar pada bentuk persegi,

bundar, lonjong, dan sebagainya, tetapi juga termasuk ukuran dan bahan.

Ada banyak bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan poster ini, dari bahan yang sangat

mahal sampai bahan yang bersifat murah tetapi tetap saja berguna untuk menarik perhatian

khalayak. Contoh bahan yaitu dari aluminium, seng, atau juga kayu, karton, dan kertas.

Umumnya poster berbentuk persegi panjang; hanya kadang-kadang saja berbentuk

trapezium, bundar, atau lonjong. Dari bentuk-bentuk itu dapat dibuat berbagai variasi. Poster ada

dua bentuk: bentuk hidup dan diam. Bentuk diam adalah poster yang tidak bergerak dan mungkin

hanya berupa tulisan atau gambar yang tidak bisa dianimasi. Sedangkan poster hidup atau

bergerak yaitu adanya gerakan berubah-ubah pada poster baik huruf maupun ilustrsinya dan

umumnya poster hidup diatur secara elektris.

Faktor warna

Bagi media poster warna merupakan factor penting, karena menjadi pemikat perhatian

khalayak. Tanpa warna sebuah poster akan tampak polos, dalam arti kata tidak mengandung

sesuatu yang merangsang.

Warna apakah yang dapat menarik perhatian khalayak? Warna poster harus kontras dengan

pemandangan yang melatarbelakanginya, misalya jika suatu poster akan dipasang didinding

puskesmas dan warna catnya putih, maka poster dengan warna senada akan tampak kurang

menarik perhatian dibandingkan dengan poster dengan warna kontras.

Faktor Ilustrasi

Sesuatu yang indah, lucu, atau aneh, adalah hal-hal yang dapat memikat perhatian khalayak. Jadi

untuk membina daya tarik pada poster, maka unsure-unsur tadi dapat dikombinasikan secara

tepat sesuai dengan tujuan pembuatan poster dan dimunculkan dalam poster yang akan

diproduksinya.

Contoh dari poster yaitu adanya gambar manusia yang berupa organ mana saja yang rusak akibat

kebiasaan merokok. Poster tadi ditambah tulisan, “Inilah diri anda….”

Page 29: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 29

Faktor bahasa

“Asi membuat anak anda cerdas dan kuat”, demikian kalimat singkat pada poster tentang

promosi agar ibu menyusui para anaknya dengan air susu ibu.

Kalimat yang singkat dan komunikatif itu merupakan pesan yang menimbulkan kesan pada publik.

Pada media komunikasi seperti poster, gambar ilustrasi dapat berganti-ganti, tetapi kalimat yang

sama tetap sehingga publik menjadi terbiasa. Dalam tehnik propragan terdapat apa yang

dinamakan frapper, frapper toujours, yang berarti canangkan, dan canangkan selalu. Contohnya

“3M” yaitu mengguras, menimbun, dan membersihkan. Meskipun demikian, dalam penerangan

tehnik tersebut harus dijaga agar tidak sampai pada titik kulminasi, dalam arti kata public menjadi

jenuh dan bosan. Karena itu, seperti dikatakan diatas, pada waktu-waktu tertentu harus diadakan

perubahan. Dalam contoh poster ASI eklusif, bisa saja kalimatnya sama akan tetapi gambarnya

diubah-ubah. Kalau dulu biasanya digambarkan ibu dengan kebaya, untuk masa sekarang ini

mungkin ibu dengan memakai baju yang banyak dikenakan orang sekarang akan lebih terekam,

atau ibu dengan baju kantoran, sehingga ibu-ibu yang bekerja diluar rumah pun mempunyai

motivasi untuk menyusui anaknya. Untuk poster kalimatnya harus singkat, tepat dan ampuh,

sehingga orang yang lari pun dapat membacanya, seperti diucapkan oleh John W. Crawford.

Faktor huruf

Telah dijelaskan bahwa poster harus mampu memikat perhatian khalayak dan dapat dibaca

dalam sekilas pandang. Kalau mereka yang lalu lalang hanya tertarik oleh ilustrsinya saja, tetapi

tidak dapat mencerna makna dari kata-kata yang sebenarnya merupakan factor sentral dari poster

maka media tersebut tidak komunikatif. Jelaslah bahwa huruf-huruf yang secara berderet

mengungkapkan makna kata-kata yang sebenarnya merupakan suatu pesan, amat penting, lebih

penting dari pada ilustrasi betapa pun meriahnya.

Seperti dikatakan John W. Crawford, orang yang lari pun harus dapat membaca. Karena itu

huruf-huruf yang ditulis harus sederhana tak perlu indah berbunga- berukuran relative besar

dengan warna mencolok. Poster harus bagus, sedang pesan hendaknya singkat dan jelas.

Cara Penggunaan :

1. Poster sebaiknya ditempel diruang tunggu puskesmas atau ruang pemeriksaan secara menarik

2. Dapat digunakan untuk alat Bantu dalam memberikan penyuluhan kesehatan

3. Dapat digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu kesempatan tertentu

Keuntungan

1. Dapat diproduksi dalam jumlah besar

Page 30: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 30

2. Dapat disebarluaskan ke pelosok-pelosok wilayah yang terpencil

3. Dengan gambar yang menarik dapat menarik orang untuk melihat dan membacanya

4. Dapat ditempelkan ditempat umum dimana orang sering berkumpul

3. Leaflet

Definisi

selembar kertas yang berisi tulisan cetak ulang tentang sesuatu masalah khusunya untuk suatu

sasaran dengan tujuan tertentu.

Penggunaan :

1. Dapat ditempel dipapan pengumuman puskesmas, rumah sakit, atau tempat-tempat lain yang

mudah untuk dilihat oleh masyarakat umum

2. Dapat diberikan kepada sasaran setelah selesai penyuluhan kesehatan

Bentuk Leaflet :

1. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak yang seringkali diselingi dengan gambar

2. Harus dapat dibaca sekali pandang

3. Ukuran biasanya 20-30 cm

4. Dapat berupa leaflet tentang DHF, penanggulangan diare, imunisasi, dan sebagainya.

Keuntungan :

1. Dapat disimpan lama, bila lupa dibaca lagi

2. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan

3. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain

4. Jika perlu dapat dicetak ulang

5. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan berbeda

Kerugian :

1. Bila cetakannya kurang menarik orang segan menyimpannya

2. Kebanyakan ornag enggan membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya

kurang menarik

3. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat membaca

4. Flash Card

Definisi :

Adalah beberapa kertas/kartu dengan kira-kira 25 x 30 cm yang berisi suatu masalah atau program

tertentu. Biasanya tulisan terletak dibalik gambar yang ada pada gambar depan.

Cara penggunaan :

Page 31: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 31

1. Sejumlah kartu yang telah disimpan secara berurutan dipegang dengan halaman gambar

dihadapkan kepada sekelompok sasaran

2. Pada saat gambar diperlihatkan, teks atau kalimat yang ada dibelakangnya dibacakan dan

diterangkan atau mempermudah pengertian sasaran

3. Dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan di Puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin dan

sebagainya

Keuntungan :

1. Dapat dibawa kemana-mana

2. Dapat digunakan untuk bahan penyuluhan

3. Dapat membantu penyuluh yang kurang mampu bicara karena ada materi/tulisan yang ada di

halaman belakang.

4. Jika gambarnya menarik dapat menarik perhatian sasaran untuk memperhatikan dan

mendengarkannya secara tekun.

5. Plip Chart

Definisi

Adalah beberapa chart yang telah disusun secara berurutan dan berisi tulisan dengan gambar-

gambar yang telah disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada bagian pinggir sisi atas. Biasanya

jumlah chart lebih dari 12 gambar, berukuran poster lebih besar atau lebih kecil, dan biasanya

memakai kertas tebal.

Page 32: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 32

CHECK LIST MEDIA PERAGA

No Detail Nilai

0 1 2

1

2

3

4

5

Bentuk

- Bentuk cukup besar sehingga dapat memuat pesan yang akan disampaikannya.

- Kreatifitas bentuk poster

Warna

- Warna cukup mencolok sehingga menarik perhatian orang

Ilustrasi

- Terdapat ilustrasi yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan

- Ilustrasi disampaikan sehingga menarik perhatian

Bahasa

- Bahasa sesuai dengan pesan yang akan disampaikan

- Bahasa singkat, tepat, mudah diingat dan menarik

Huruf

- Pemilihan bentuk tulisan menarik

- Warna tulisan mencolok sehingga dapat dilihat dengan jelas diantara ilustrasi

disekitarnya

Kelompok :...........................................

Nilai :..........................................

Instruktur :..........................................

Page 33: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 33

PENDIDIKAN KESEHATAN Unit II

Minimal questions

1. Apa peran pendidikan massa dalam promosi dan proteksi kesehatan

2. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

3. Bagaimanakah tahap-tahap pendidikan kesehatan

4. Bagaimanakah melakukan pendidikan kesehatan massa dengan baik

A. Pendahuluan

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga keperawatan,

karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan

keperawatan dimana saja ia bertugas, apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Pendidikan kesehatan kepada klien dapat dilakukan di berbagai setting, diantaranya

dirumah klien, ditempat dimana masyarakat berkumpul, puskesmas, klinik, dan rumah sakit.

B. Definisi

Azwar memberikan definisi bahwa pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak

saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan Pender (2001) menilai bahwa pendidikan kesehatan

adalah suatu usaha mendidik klien agar mampu merawat dirinya sendiri. Untuk itu perawat harus

Scenario:

Ns. Nurul dan tim menemukan masalah bahwa 70%

ibu-ibu di Perumahan Mutiara belum paham tentang

tumbuh kembang anak dan apa yang bisa mereka

lakukan agar tumbuh kembang anak bisa optimal

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 34: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 34

membuat suatu program pengajaran yang mempunyai level pencegahan yang dibutuhkan oleh

klien.

Tiga level pencegahan tersebut yaitu: primer, sekunder, dan tertier. Idealnya, perawat berfokus

pada pengajaran tingkat primer. Jika perawat dapat mencapai banyak orang pada level ini,

diharapkan hal tersebut akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta menurunkan

angka kecacatan. Banyak orang mengalami kecacatan yang sebenarnya dapat dicegah jika tingkah

laku pencegahan primer mereka lakukan dan dilaksanakan dalam kehidupannya sehari-hari.

Pencegahan tingkat primer tidak dapat dilaksanakan untuk semua kasus, akan tetapi tentu saja

pencegahan sekunder dan tertier masih dapat dilaksanakan.

C. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga

diharapkan kelompok tersebut dapat memahami, menghayati, dan mengaplikasikan cara-cara

hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa faktor harus mempengaruhi penyuluhan kesehatan :

1. Tingkat pendidikan

2. Tingkat sosial ekonomi

3. Adat istiadat

4. Kepercayaan masyarakat

5. Ketersediaan waktu dari masyarakat

D. Prinsip Pengajaran

Belajar dan mengajar adalah suatu proses. Tanpa belajar, mengajar akan tidak ada artinya. Disini

pengajar dan siswa mempunyai kewajiban dalam proses tersebut. Mengajar kesehatan komunitas

berarti mempengaruhi dan memotivasi klien. Untuk melakukan ini perawat harus memahami

prinsip dasar dan seni mengajar dan menggunakan material ataupun alat peraga yang tepat agar

proses belajar dapat berjalan maksimal.

Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan

kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat,

sehingga materi dapat dirasakan langsung manfaatnya.

Materi sebaiknya disampaikan dengan:

1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat, dalam bahasa keseharian dan

tidak menggunakan term yang terlalu sulit untuk dipahami.

Page 35: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 35

2. Materi disampaikan dengan cara atau strategi agar sasaran mudah paham.

3. Penggunaan alat peraga perlu diperhatikan untuk mempermudah pemahaman dan menarik

perhatiaan sasaran.

4. Materi atau pesan disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan dan

keperawatan yang mereka hadapi.

D. Kesiapan klien

Kesiapan klien mempengaruhi keefektifan pengajaran. Dua hal yang harus diperhatikan dalam

kesiapan klien; yaitu kesiapan emosional dan background pendidikan klien. Kesiapan emosional

yaitu suatu keadaan dari penerima untuk belajar dan kesiapan pengalaman, pengetahuan pelajar

dan pemahamannya. Seperti telah disebutkan diatas bahwa latar belakang pendidikan

mempengaruhi kesiapan belajar, maka jika mengajarkan sesuatu kepada audien dengan latar

belakang pendidikan SD atau SMP, maka material harus dipresentasikan dengan sederhana, lebih

aplikatif dan dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka.

E. Persepsi klien

Persepsi klien mempengaruhi proses belajar. Persepsi individu membantu dalam mengintepretasi

dan memahami arti tentang sesuatu. Variabel ini termasuk nilai, pengalaman masa lalu, budaya,

agama, dan kepribadian, tingkat perkembangan, pendidikan dan tingkat ekonomi.

F. Partisipasi klien

Tingkat partisipasi dalam proses pendidikan secara langsung dipengaruhi oleh jumlah yang

dipelajari. Sebagai contoh, seorang perawat yang bekerja dengan sebuah grup klien yang hampir

pensiun. Sesudah berbicara dengan klien tentang perubahan setelah pensiun yang akan dihadapi,

akan tetapi perawat mendapatkan sedikit respon dari mereka dan wajah audien mulai berubah,

perawat kemudian mengubah cara pembelajaran yang digunakan agar partisipasi dalam belajar

dapat ditingkatkan.

G. Relevansi topik

Pemberian pendidikan kesehatan dengan topik yang relevan dan berhubungan dengan apa yang

dibutuhkan klien akan sangat mempengaruhi penyerapan belajar klien. Klien akan lebih menyerap

ilmu yang didapat dan mengaplikasikannya karena sesuai dengan tujuan klien.

Page 36: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 36

H. Kepuasan klien

Klien harus mempunyai kepuasan dalam proses belajar sehingga dapat mempertahankan

motivasi. Hambatan, frustasi, dan kegagalan yang menyertai seseorang dalam belajar. Contohnya

banyak orang stroke menyerah untuk melakukan latihan karena tidak ada kemajuan dalam

kesehatannya.

I. Aplikasi klien

Belajar akan diperkuat dengan aplikasi. Klien membutuhkan banyak kesempatan untuk dapat

mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu kesempatan

tersebut muncul ketika proses-belajar, klien akan mencoba pengetahuan barunya dan

keterampilannya dibawah pengawasan.

H. Proses Pengajaran

Proses pengajaran pada keperawatan komunitas mengikuti proses yang serupa dengan proses

keperawatan:

1. Interaksi awal

Komunikasi resiprokal harus terjadi antar klien dan perawat. Hal ini penting dalam proses

hubungan. Perawat harus menggunakan tehnik bertanya dan mendengarkan yang baik

sehingga dapat menentukan kebutuhan pembelajaran klien dan tingkat kesiapan klien.

2. Pengkajian

Pengidentifikasian kebutuhan pembelajaran klein adalah suatu perjuangan bagi klien.

Knowles mendiskripsikan bahwa kebutuhan pendidikan adalah gab antara apa yang orang

ketahui dan apa yang mereka butuhkan untuk diketahui agar dapat berfungsi dengan efektif.

Untuk mengetahui apa yang ingin diketahui orang dapat dicari dengan beberapa cara,

diantaranya yaitu dengan survey, interview, forum terbuka, dan atau menyertakan beberapa

perwakilan dalam menentukan kebutuhan belajar.

3. Penentuan tujuan dan objektive

Dalam hal ini tujuan pembelajaran ditentukan dengan memperhatikan hasil pengkajian yang

didapat dari kegiatan sebelumnya.

4. Perencanaan

Dari tujuan yang telah ditegakkan kemudian dibuat rencana kegiatan yang dilakukan agar

tujuan dapat tercapai. Perencanaan ini termasuk juga menentukan metode pengajaran yang

akan dilakukan, tempat, waktu, serta media pendukung serta alat peraga yang dibutuhkan

agar proses belajar dapat memberikan hasil maksimal kepada klien.

Page 37: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 37

5. Pengajaran

Pengajaran ini merupakan implementasi dari rencana yang telah dibuat.

6. Evaluasi

Evaluasi dibuat untuk melihat efektifitas pengajaran yang dilakukan. Evaluasi ini dapat berupa

evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yaitu evaluasi selama kegiatan belajar

berlangsung. Sedang evaluasi hasil adalah akhir dari kegiatan.

I. Material pembelajaran

Ada banyak macam material pembelajaran yang dapat digunakan oleh perawat. Dan semuanya

digunakan secara kombinasi dan sangat berguna selama proses pembelajaran. Material dalam

bentuk visual: gambar, slide, poster, chalkboard, flanner board, videotape, bulletin, flash card,

pamphlets, flyer, chart, dan gesture. Beberapa alat seperti tape, compact disk dapat memberikan

stimulus pendengaran.

J. Metoda Pengajaran

Metoda yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya yang dapat mengembangkan

komunikasi dua arah antara penyuluh dan klien.

1. Metode didaktik

Pada metoda didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan

sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam mengemukakan

pendapatnya atau mengajukan pertanyaan apa pun. Metode ceramah yang bersifat satu arah

adalah:

1. Secara langsung

a. ceramah

2. Secara tidak langsung

a. Poster; b. Media cetak (majalah, buletin, surat kabar); media elektronik (radio, televisi).

2. Metode sokratik

Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut

aktif dalam proses belajar-mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara

yang menyampaikan pesan disatu pihak dengan yang menerima pesan dilain pihak (two way

method). Yang termasuk dalam metode ini adalah:

1. Langsung

Page 38: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 38

a. diskusi; b. Curah pendapat; c. Demonstrasi; d. Simulasi; e. bermain peran; f. Sosiodrama; g.

Seminar; h. Simposium; i. Studi kasus; j. Dsb.

2. Tidak langsung

Penyuluhan kesehatan melalui telepon; satelit komunikasi

3. Ceramah

Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian, atau

pesan secara lisan kepada sekelompok sasarn sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

Ciri :

1. Ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan

2. Ada ide,pengertian dan pesan tentang kesehatan yang disampaikan

3. Tidak ada kesempatan bertanya bagi sasaran, bila jumlahnya snagat terbatas

4. Mempergunakan alat peraga untuk mempermudah pengertian

Keuntungan :

1. Banyak orang yang dapat mendengarkan atau memperoleh pengetahuan dibidang kesehatan

2. Dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca

3. Mudah dilaksanakan

4. Mudah mempersiapkannya

5. Mudah mengorganisasi

Kerugian :

1. Tidak memberikan kesempatan kepada sasaran untuk berpartisipasi secara aktif

2. Cepat membosankan bila ceramah kurang menarik

3. Pesan yang disampaikan mudah dilupakan

4. Diberikan hanya satu kali saja

5. Sering timbul pengertian lain bila sasaran kurang memperhatikan

4. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu

topik pembicaraan diantara 5-20 peserta dengan pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

Ciri-ciri :

1. Saling mengemukakan pendapat diantara sasaran

2. Dapat membuat topik yang dibicarakan menjadi menarik

3. Membantu peserta untuk mengemukakan pendapat

4. Dapat mengenal dan mengolah masalah yang terkandung dalam topik

Page 39: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 39

5. Menciptakan situasi informal

6. Adanya pendapat dari orang-orang yang tidak suka berbicara

Keuntungan :

1. Memberikan kemungkinan untuk mengemukakan pendapat antar peserta

2. Dapat memperluas pandangan antar peserta

3. Dapat menghayati kepemimpinan bersama dan membantu mengembangkan kepemimpinan

kelompok

Kerugian :

1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar

2. Peserta dapat informasi yang terbatas

3. Membutuhkan pimpinan diskusi yang terampil

4. Diskusi dapat menyimpang dari topik yang dibicarakan

5. Mungkin dapat dikuasai oleh orang-orang yang pintar berbicara

5. Curah pendapat

Curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan

semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh maisng-masing peserta, dan

evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

Ciri-ciri :

1. Dapat membangkitkan fikiran yang kreatif

2. Merangsang partisipasi peserta

3. Dapat membangkitkan pendapat-pendapat baru

4. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok

Keuntungan :

1. Dapat memperoleh pendapat baru

2. Merangsang setiap anggota untuk berperan serta secara aktif

3. Dapat menghasilkan reaksi berantai dalam pendapat

4. Tidak menyita banyak waktu

5. Dapat dipakai dalam kelompok besar atau kecil

6. Tidak memerlukan pimpinan yang terlalu formal

Kerugian :

1. Mudah dilepas dari kontrol

2. Harus dilanjutkan dengan evaluasi jika diharapkan efektif

3. Mungkin sulit membuat peserta tahu bahwa segala pendapat dapat diterima

Page 40: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 40

4. Peseta cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah suatu pendapat diajukan

6. Panel

Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan didepan pengunjung atau peserta tentang

sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

Ciri-ciri :

1. Adanya pendapat dari peserta yang berbeda-beda

2. Adanya panelis dan pimpinan diskusi

3. Adanya topik pembicaraan yang telah ditetapkan sebelumnya

4. Moderator mengatur jalannya diskusi

Keuntungan :

1. Dapat membangkitkan pikiran peserta

2. Panelis dapat mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap topik pembicaraan

3. Dapat memanfaatkan ornag-orang yang memenuhi syarat dan menguasai permasalahan

dengan baik

4. Mendorong analisa peserta tentang topik pembicaraan

5. Peserta memperoleh hasil dari berbagai pemikiran dari para panelis tentang topik

pembicaraan

Kerugian :

1. Mudah diseret diluar topik pembicaraan

2. Kemungkinan panelis berbicara terlalu banyak

3. Tidak mungkin semua peserta dapat mengambil bagian

4. Cenderung untuk menjadi serial pidato pendek

5. Dapat memecahkan peserta ketika mereka cenderung terhadap panelis tertentu

6. Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup lama

7. Demonstrasi

Demontrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu

hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu

tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metoda ini digunakan terhadap kelompok

yang tidak terlalu besar jumlahnya.

Ciri-ciri :

1. Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana prosedur untuk membuat sesuatu

2. Dapat meyakinkan peserta bahwa mereka dapat melakukannya

Page 41: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 41

3. Dapat meningkatkan minat sasaran untuk belajar

Keuntungan :

1. Dapat memberikan keterampilan tertentu kepada kelompok sasaran

2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa yang lebih terbatas

3. Membantu sasaran untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses prosedur yang

dilakukan

Kerugian :

1. Jika alat peraga terlalu kecil dan sedikit akan mempengaruhi proses belajar

2. Jika waktu yang disediakan terbatas akan menyulitkan klien untuk mempraktekan

demonstrasi.

8. Seminar

Suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah

bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

Ciri-ciri :

1. Memberikan kesempatan diskusi kepada para pesertanya

2. Menstimulasi partisipasi anggota kelompok secara aktif

Keuntungan :

1. Hasilnya dapat dimanfaatkan, karena hasilnya dilaporkan tertulis

2. Dapat mempelajari topik-topik secara mendalam

3. Menyajikan bahan-bahan dan keterangan baru

4. Memungkinkan terjadinya observasi bebas

Kerugian :

1. Jika peserta dan pertanyaan banyak, akan sulit bagi pembicara menjawab semua pertanyaan

Page 42: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 42

CHECK LIST PENDIDIKAN KESEHATAN

No Detail Penilaian

0 1 2

1

2

3

4

5

6

Interaksi awal

Pengkajian

Penentuan tujuan

Perencanaan

Pengajaran

- Pendidik mengucapkan salam pembuka

- Pendidik menginformasikan topik yang akan dibahas

- Penguasaan audien

- Pendidik menggunakan alat pengajaran yang sesuai

- Bahasa mudah dimengerti oleh klien

- Perhatian pendidik tersebar kepada semua klien

- Suara pendidik cukup keras sehingga bisa didengar oleh semua klien

- Bahasa tidak monoton

- Terdapat contoh-contoh nyata yang mudah dipahami oleh klien

Evaluasi

- Pendidik mengklarifikasi pengetahuan klien

- Pendidik memberikan kesempatan kepada klien untuk menanyakan

hal-hal yang belum diketahuinya

- Pendidik menyimpulkan hasil proses belajar-mengajar

- Pendidik mengucapkan salam penutup

Nama Mahasiswa NPM Nilai

1. ..................................... ...................... .........................

Instruktur : ..........................................

Page 43: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 43

TEKNIK CUCI TANGAN

Page 44: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 44

KARTU MENUJU SEHAT BALITA Unit III

Skenario :

Ners Fulanah melakukan kunjungan ke Posyandu Desa Sejahtera. Para kader disana meminta Ners Fulanah untuk

mengajarkan tentang cara menggunakan kartu menuju sehat dan juga pentingnya KMS kepada kader kesehatan

di Desa Sejahtera.

Minimal questions :

1. Apa manfaat KMS

2. Apa arti dari tiap kolom, grafik didalam KMS

3. Bagaimana cara menggunakan KMS

Tujuan :

Mahasiswa mampu menggunakan kartu menuju sehat dan intepretasinya

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :

Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan

Semua kolom isian diiisi dengan benar

Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat

Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita

Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan

Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai.

Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS

KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 45: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 45

BAGAIMANA CARA MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA?

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di

KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil

penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik

pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita

pertumbuhan sesuai dengan umurnya.

BAGAIMANA CARA MENGISI KMS-BALITA ?

Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita terdapat juga

kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A,

kondisi infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-

ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.

Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi secara

tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa masalah yang

sering timbul, yaitu :

Balita Naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna, atau

Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya.

Balita Tidak naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhan-nya turun, atau

Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau

Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.

Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami

gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke

Puskesmas/ Rumah Sakit.

Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita

mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke

Puskesmas/Rumah Sakit.

Balita tumbuh baik bila : Garis berat badan anak naik setiap bulannya

Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau

pindah ke pita warna di atasnya.

Page 46: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 46

1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak 2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir 3. Kesalahan menimbang 4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik 5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan 6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak 7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat

mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.

PENGISIAN KMS-BALITA

A. Pada Penimbangan Pertama Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga. Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS-Balita Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita

Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor

registrasi yang ada di posyandu.

1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar 2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali. 3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS

4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan. 5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang

meninggal). 6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *) 7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam

satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0". 8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu

anak tersebut. 9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.

CATATAN *)

Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut

Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu

Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan catat.

Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.

Page 47: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 47

Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya. Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif;; ;;;

Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan

bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan).

Contoh :

Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2015 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali ditimbang,

maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat garis.

Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mempengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan.

Misal :

Anak tidak mau makan

Anak sakit panas

Anak diare

Anak diberi nasi tim

Ibu meninggal

Ayah di-PHK

Anak dikirim ke Puskesmas

Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan secara

berurutan. Misalnya :

Bulan lahir anak Agustus 2014, maka cantumkan bulan Agustus 2014 di kolom tersebut. Kemudian

isi semua kolom bulan September 2014, Oktober 2014, dan seterusnya.

Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan

Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang diberikan

kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap bulan Februari

dan Agustus.

Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4,5, 6

Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 6 diisi dengan tanda kurang (-), karena anak sudah mulai diberi makan bubur tim lumat.

Page 48: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 48

B. Pada Penimbangan Kedua Dan Seterusnya

Lakukan langkah keempat

Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.

Lakukan langkah kelima Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan ybs

Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.

Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh.

Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah ke delapan.

BAGAIMANA MELAKUKAN TINDAKAN BERDASARKAN CATATAN DALAM KMS-BALITA?

Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-Balita. Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah : Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti

ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang. Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit,

atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu. Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.

Page 49: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 49

ALUR TINDAKAN BERDASARKAN HASIL PENIMBANGAN

ANAK BALITA

HASIL PENIMBANGAN

GARIS PERTUMBUHAN

NAIK

GARIS PERTUMBUHAN

TIDAK NAIK

GARIS PERTUMBUHAN

DI BAWAH GARIS

MERAH

- TIMBANGAN /KMS

- ANTROPOMETRI

Beri pujian kepada

anak & ibunya. Dan

dianjurkan agar

meneruskan cara

pemberian makanan

kepada anaknya tapi

lebih banyak, agar

bulan berikutnya berat

badan naik lagi.

1 T 2 T 3 T

Tanyakan riwayat makanan dan penyakit (jika ada)

Nasehat Makanan

Manajemen Terpadu Balita Sakit

Tindakan sesuai temuan

Rujuk ke Puskesmas/

Rumah Sakit

+

PMT

Penuh

10 Langkah Tata laksana Gizi Buruk

Obati penyakit penyerta

Nasehat Makanan dan

penyembuhan penyakit

1 T

Kembali ke keluarga :

- Konseling gizi/kunjungan rumah - Tata laksana pemberian makanan

lokal/RT pasca rawat inap

Tanda

Klinis

Tanda

Klinis

Page 50: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 50

Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di bawah garis merah (BGM). Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut: 1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara pemberian

makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi.

2. Jika garis pertumbuhan tidak naik : a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian

berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya. b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian

berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.

c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain.

3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan). b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit

penyerta.

APA NASEHAT MAKANAN BAYI DAN ANAK SESUAI HASIL PENIMBANGAN

Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0- 6 bulan, 6 - 8 bulan, 8 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke atas. A. BAYI UMUR 0 – 6 BULAN

A. Berat Badan Bayi Naik

B. Berat Badan Bayi Satu Bulan Tidak Naik (1t)

Beri pujian kepada Ibu.

Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam.

Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu.

Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya.

Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya sehari-hari.

Apabila ada jamu yang manjur untuk melancarkan ASI, anjurkan ibu meminumnya.

Page 51: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 51

C. Berat Badan Bayi Dua Bulan Berturut-Turut Tidak Naik (2t)

D. Berat Badan Bayi Tiga Bulan Berturut-Turut Tidak Naik (3t)

E. Bayi Di Bawah Garis Merah (Bgm)

BAGAIMANA NASEHAT MENGENAI PERKEMBANGAN ANAK ?

1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian kemampuan

perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya "pada umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi telungkup).

2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai berikut:

a. Umum: Ibu yang baik adalah ibu yang:

Merasa percaya diri sebagai ibu

Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan perasaan

Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri bermain dengan anaknya

Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada anaknya.

b. Khusus

Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS, ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut.

Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari biasanya.

Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.

Page 52: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 52

1. Departemen Kesehatan RI. (1999). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS) Indonesia. Jakarta

2. Departemen Kesehatan RI. (1996).Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas kesehatan. Jakarta

3. Departemen Kesehatan RI. (1999). Kartu Menuju Sehat (KMS). Jakarta.

4. Tim Pengelola Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) Pusat. (1999). Buku Kader Usaha

Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta

5. World Health Organization. (1983). Measuring Change in Nutritional Status. Geneva.

6. World Health Organization.(1986).The Growth Chart, A tool for use in infant and

child health care. Geneva.

REFERENSI

Page 53: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 53

KMS IBU HAMIL Unit IV

Skenario :

Ibu Fulanah, lahir tgl 22 Februari 1985, pekerja IRT, pendidikan terakhir SMP, datang ke

puskesmas tgl 20 Oktober 2015 untuk periksa hamil. Ketika ditanya perawat, Ibu tersebut

menjawab nama suaminya Bp. Fulan, pekerjaan sopir, pendidikan terakhir SMP, agama Islam,

alamat Dusun Sejahtera.

Menurut Ibu Fulanah,anak pertama umur 3 tahun, perempuan, lahir spontan, ditolong dukun

bayi. Pada waktu anak pertama umur 3 bulan, Ibu Fulanah menggunakan kontrasepsi pil.

Sekarang hamil anak kedua. Ibu Fulanah tercatat pada register kohort ibu dengan nomor urut

42.

Hasil pemeriksaan perawat, TB Ibu Fulanah adalah 151 cm, LILA 25 cm. Keluhan Ibu Fulanah,

mual, TD 110/80 mmHg, BB 50Kg, Hb 11gr%, tidak ditemukan edema. Menurut catatan yang

ada, Ibu Fulanah sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali.

Minimal questions :

a. Isi dengan lengkap Buku KIA hal 12-13 hasil pemeriksaan Ibu Fulanah ?

b. Isi secara lengkap hal 12-13 dengan pelayanan keshatan yang diberikan perawat!

c. Beri tanda ceklist pada buku KIA, nasihat-nasihat yang diberikan oleh perawat sesuai

dengan keadaan Ibu Fulanah dan catatan pada halaman 12-13

Tujuan :

Mahasiswa dapat :

a. Menjelaskan manfaat buku KIA

b. Menjelaskan sasaran buku KIA

c. Menjelaskan cara menggunakan buku KIA

d. Mengisi buku KIA dengan benar

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 54: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 54

Catt :

Gunakan buku KIA untuk mahasiswa dan buku petunjuk teknis penggunaan buku KIA untuk

instruktur skills lab.

A. Manfaat buku KIA

1. Manfaat umum

Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai

anaknya berumur 5 tahun.

2. Manfaat khusus

a. Mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak

b. Alatu masalah komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi

yang penting bagi ibu dan anak

c. Alat utuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu

dan anak

d. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya

B. Sasaran buku KIA

1. Sasaran langsung adalah ibu dan anak, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Setiap ibu hamil dapat buku KIA, ibu menggunakan buku ini hingga mas nifas. Bayi

menggunakan buku buku ini sejak lahir sampai berumur 5 tahun.

b. Jika bayi lahir kembar, ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai dengan

jumlah bayi

c. Ibu yang hamil lagi akan mendapatkan buku baru

d. Jika buku KIA hilang, sebaiknya ibu menggunakan buku yang baru

2. Sasaran tidak langsung yaitu :

a. Suami dan anggota keluarga yang lain

b. Kader posyandu

c. Petugas kesehatan terutama ketika memberikan pelayanan kepada ibu dan anak

d. Supervisor dan pengelola program KIA

C. Cara menggunakan buku KIA

1. Penggunaan Buku KIA oleh ibu dan keluarga

Page 55: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 55

a. Buku KIA untuk dibaca oleh ibu dan keluarga. Anjurkan membaca buku secara

bertahap, sesuai dengan kondisi Ibu. Anjurkan untukmemberi tanda ceklist pada

bagian yang telah dibaca.

b. Buku KIA digunakan ibu untuk bertanya

c. Ibu dan keluarga dianjurkan untuk melaksanakan pesan-pesan yang ada di buku

KIA

d. Ibu dan anak menggunakan buku KIA selama 5 tahun 9 bulan

e. Buku KIA merupakan catatan kesehatan ibu dan anak

2. Penggunaan buku KIA oleh kader

a. Buku KIA digunakan oleh kader sebagai alat penyuluhan

b. Kader harus memahami isi buku KIA

c. Kader selalu diingatkan untuk melihat dan megisi buku KMS pada saat posyandu

maupun kunjungan rumah.

3. Penggunaan buku KIA oleh petugas kesehatan

a. Mencatat pelayanan yang telah diberikan

b. Memahami buku KIA

c. Menjawab dan memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga dengan menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti

Page 56: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 56

POSYANDU Unit V

Skenario :

Ners Qanita sedang melakukan penilaian kegiatan posyandu di beberapa desa dengan tujuan menentukan

peringkat posyandu. Ners Qanita melihat banyak sekali posyandu yang dalam aktivitasnya “asal jalan”. Menurut

kader yang penting ada penimbangan dan pencatatan.

Minimal questions :

a. Apa itu Posyandu ?

b. Apakah Posyandu hanya untuk balita ?

c. Apa kegunaan Posyandu ?

d. Siapa penanggung jawab Posyandu ?

e. Siapa yang dimaksud dengan kader kesehatan posyandu?

Tujuan :

Mahasiswa dapat :

a. Menjelaskan definisi Posyandu

b. Menjelaskan manfaat Posyandu

c. Menjelaskan Mekanisme pelaksanaan Posyandu

d. Mampu melaksanakan kegiatan Posyandu

Tujuan penyelenggaraan Posyandu

Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk :

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.

2. Mempercepat penerimaan NKKBS.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan

lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.

Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos

kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100)

balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis,

jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya.

Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan

ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang

sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT/RW atau ditempat khusus dibangun

masyarakat.

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 57: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 57

Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain :

Meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka Posyandu dan

kunjungan rumah.

1. Pelayanan pada hari buka.

Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan menggunakan 5 tahapan

layanan yang biasa disebut system 5 meja. Tanpa mengurangi arti kelompok sasaran yang selama

ini dilayani, yakni 3 (tiga) kelompok rawan yaitu Baduta, Balita, Ibu hamil dan Ibu menyusui, namun

dengan mempertimbangkan terhadap urgensi adanya gangguan gizi yang cukup bermakna yang

pada umumnya melanda anak-anak Bawah Dua Tahun (Baduta) yang bila tidak diatasi dapat

menimbulkan gangguan yang tetap, maka diberikan perhatian khusus bagi Baduta agar dapat

tercakup dalam pemantauan pertumbuhan dan pelayanan Posyandu.

a) Jenis pelayanan yang minimal perlu diberikan kepada anak (balita dan baduta), adalah :

1) Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan secara

khusus terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhannya tidak cukup naik

sesuai umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan anak yang pertumbuhannya berada

di bawah garis merah KMS.

2) Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Vit.A dua kali setahun.

3) Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200

gram/bulan) dan anak yang berat badanya berada dibawah garis merah KMS.

4) Memantau atau melakukan pelayanan Imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layuh.

5) Memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila diperlukan.

b) Paket Pelayanan Pengembangan atau pilihan, adalah paket layanan yang dapat

ditambahkan atau dikembangkan bagi Posyandu yang telah mapan. Paket kegiatan

pilihan ini merupakan perluasan kegiatan Posyandu yang disesuaikan dengan

Meja 1: Pendaftaran

Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita

Meja 3: Pengisian KMS (kartu menuju sehat)

Meja 4: Peyuluhan perorangan

- Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak

naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A

dosis tinggi.

- Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.

- Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian

kondom, pil ulangan atau tablet busa.

Meja 5: Pelayanan tenaga profesional

meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan

disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Page 58: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 58

kebutuhan masyarakat/kelompok sasaran di daerah, yang meliputi tambahan berbagai

program, antara lain :

1) Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegrasikan Dengan

Program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.

2) Program Dana Sehat/atau JPKM dan sejenisnya, seperti TABULIN, TABUMAS dan

sebagainya.

3) Program Penyuluhan Penanggulangan penyakit endemis setempat seperti malaria,

demam berdarah dengue (DBD), gondok endemic dan lain-lain.

4) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLB).

5) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

6) Program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan.

7) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan

lingkungan pemukiman.

8) Pemanfaatan pekarangan.

9) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.

10) Dan kegiatan lainnya seperti : TPA, Pengajian, Taman Bermain, Arisan, Peragaan

Teknologi Tepat Guna dan sejenisnya.

c) Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu menyusui

Bagi ibu hamil dan menyusui, pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan baik oleh

Bidan Desa maupun tenaga Kesehatan dari Puskesmas di Meja V saat Posyandu buka,

berupa :

1) Ibu hamil

(a) Pemeriksaan kehamilan.

(b) Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami KEK.

(c) Pemberian tablet tambah darah .

(d) Penyuluhan gizi dan kesehatan reproduksi.

2) Ibu menyusui

(a) Pemberian Vit. A.

(b) Pemberian Makanan Tambahan.

(c) Pelayanan nifas dan pemberian tablet tambah darah.

(d) Penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama menyusui, pemberian ASI eksklusif,

perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir.

(e) Pelayanan KB

Pelayanan dengan Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah dilakukan oleh kader dan bila perlu didampingi oleh pendamping dari tenaga

kesehatan atau tokoh masyarakat maupun unsur LSM sebelum dan sesudah hari buka

Posyandu.Kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan rumah meliputi :

a) Menyampaikan undangan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka.

b) Mengadakan pemutahiran data bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pemetaan keluarga

miskin.

c) Intensifikasi penyuluhan gizi dan kesehatan dasar.

Page 59: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 59

d) Melakukan tindak lanjut temuan pada hari buka Posyandu dengan pemberian PMT.

e) Pemantauan status imunisasi dan lumpuh layuh.

f) Dengan dukungan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat melakukan kampanye pemeriksaan

kehamilan dan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan dari Puskesmas dan

dapat membentuk kegiatan Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak.

KADER KESEHATAN

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana anggotanya berasal dari

masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah

kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu.

Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara lain:

L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: “kader kesehatan dinamakan

juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan

bertugas mengembangkan masyarakat”. Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI

memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh

masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”.

Tujuan pembentukan kader

Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk

pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi

merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut

sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam

meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional

pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal

mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi,

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.

Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa

teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat

sekelompoknya meliputi :

a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatan terhadap diare dan

pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain.

b. Penimbangan dan penyuluhan gizi.

c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi

obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS.

d. Penyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS.

e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban

keluarga da sarana air sederhana.

f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.

Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh

petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya

merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya

dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat

adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang

kesehatan.

Page 60: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 60

Tugas kegiatan kader

Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah

tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu

adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun

kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan

kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain:

Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah :

- Melaksanan pendaftaran.

- Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.

- Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan.

- Memberikan penyuluhan.

- Memberi dan membantu pelayanan.

- Merujuk

Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah :

- Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare.

- Mengajak ibu-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.

- Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada:

Pemberantasan penyakit menular.

Penyehatan rumah.

Pembersihan sarang nyamuk.

Pembuangan sampah.

Penyediaan sarana air bersih.

Menyediakan sarana jamban keluarga.

Pembuatan sarana pembuangan air limbah.

Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.

P3K

Dana sehat.

- Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan :

- Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas

hasil survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat

desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas

pembagian tugas menurut jadwal kerja.

- Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan

percontohan.

- Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotong royong, memberikan informasi

dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.

- Memberikan pelayanan yaitu :

Membagi obat

Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan

Page 61: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 61

Mengawasi pendatang didesanya dan melapor

Memberikan pertolongan pemantauan penyakit

Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya

- Melakukan pencatatan, yaitu:

KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb

KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya

Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan

Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan

Diare: jumlah oralit yang dibagikan,penderita yang ditemukan dan dirujuk

- Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan

lainnya.

- Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan

kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upaya kesehatan

dilaksanakan.

- Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.

- Melakukan pertemuan kelompok.

Persyaratan menjadi kader

Bahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan

pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan dilatih perlu mendapat

perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan mendapat

dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak mudah. Namun bagaimanapun proses

pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para

pamong desa harus juga mendukung. Dibawah ini salah satu persyaratan umum yang dapat

dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader.

- Dapat membaca, tulis dengan bahasa Indonesia

- Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader

- Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan.

- Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya

- Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan

berwibawa

- Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan

- Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunyai keterampilan

Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persyaratan bagi seorang kader antara lain :

- Berasal dari masyarakat setempat.

- Tinggal di desa tersebut.

- Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama.

- Diterima oleh masyarakat setempat.

- Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain.

- Sebaiknya yang bisa baca tulis.

Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas dapatlah

disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela,

mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai krebilitas yang baik dimana perilakunya

Page 62: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 62

menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap,

pandai baca tulis, sanggup membina masyarakat sekitarnya.

Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan

masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader

ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan baik di

Posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Pendekatan Kemasyarakatan, Depkes (Tahun 1997).

2. Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifas (Tahun 1999).

3. Buku Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat (Manajemen ARREF), Depkes (Tahun 1999).

4. Buku Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Kesehatan Ibu dan Anak (Tahun 2000).

5. Buku Paket KIE Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak (Tahun 2000).

6. Buku Pedoman Umum Mobilisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Masyarakat Untuk Ibu dan Anak

(Tahun 2000).

7. Buku Panduan Penggunaan KMS Balita (Tahun 2000).

8. Buku Panduan MP-ASI (Tahun 2000).

CHECK LIST KEGIATAN POSYANDU

No Aktivitas Penilaian

0 1 2

1. Evaluasi Proses :

- Mempersiapkan kegiatan posyandu dengan

baik (persiapan tempat, orang, pembagian

tugas,dll)

- Berkontribusi dalam melaksanakan tugas dan

peran kelompok

- Berkomunikasi secara efektif dengan semua

anggota kelompok

- Berkomunikasi secara efektif dengan target

komunitas

2. Evaluasi Hasil :

- Turut berperan serta secara menyeluruh

- Melakukan tugas yang sudah disepakati dalam

kelompok

- Menunjukkan kerja yang berkualitas

- Menunjukkan proses belajar dalam kelompok

- Mencapai tujuan kegiatan

Jumlah

Page 63: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 63

Nilai = 10018

Nilai

Nama Mahasiswa :................................

Nim :................................

Nilai :................................

Instruktur :...............................

Page 64: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 64

MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Unit VI

LATIHAN KASUS

1. Ana umur 3 tahun. Berat badannya 14 kg. Suhu badannya 38°C.

Petugas kesehatan menanyakan masalah Ana. Orang tuanya mengatakan, "Ana batuk dan sakit

telinga" Ini merupakan kunjungan pertama.

Petugas bertanya, "Apakah Ana bisa minum atau menyusu?" Orang tuanya menjawab "Ya" "Apakah

Ana memuntahkan semuanya?" Orang tuanya mengatakan, "Tidak" Petugas bertanya, "Apakah

Ana kejang?" Jawabannya, "Tidak" Petugas memperhatikan Ana. Anak duduk dengan tenang di

pangkuan ibunya dan memandang ke petugas.

Apakah Ana mempunyai tanda bahaya umum?

A. Ya

B. Tidak

2. Narno umur 8 bulan. Berat badannya 6 kg. Suhu badannya 38.5°C.

Petugas kesehatan bertanya, "Narno sakit apa?" Ibu berkata, "Narno batuk sudah 3 hari dan dia

sangat lemah" Ini merupakan kunjungan pertama.

Petugas kesehatan memeriksa apakah Narno mempunyai tanda bahaya umum. Dia bertanya,

"Apakah Narno bisa minum atau menyusu?" Ibu berkata, "Tidak. Narno tidak mau menyusu dan

tidak mau minum apapun lainnya." Petugas mencoba memberi Narno minum air, tapi Narno terlalu

lemah untuk bisa minum.

Selanjutnya petugas bertanya kepada ibu, "Apakah dia muntah?" Ibu menjawab, "Tidak" Petugas

tidak melihat bahwa anak kejang saat ini, kemudian dia bertanya apakah anak itu pernah kejang

selama sakit ini. Ibu menjawab, "Tidak"

Petugas mengamati apakah anak itu letargis atau tidak sadar.

Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K

Page 65: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 65

Mata Narno terbuka, tetapi ketika petugas dan ibu berbicara, anak itu tidak memperhatikan mereka.

Ketika petugas memegangnya, anak itu tidak bereaksi.

Apakah Narno mempunyai tanda bahaya umum?

A. Ya

B. Tidak

3. Adi, anak laki-laki umur 9 bulan. Berat badannya 5 kg. Panjang badannya 61 cm. Suhu badannya

36.8°C. Dia berada di klinik hari ini karena ibu dan bapaknya khawatir tentang diare yang

dideritanya.

Adi :

tidak mempunyai tanda bahaya umum

tidak batuk atau sukar bernapas

diare selama 5 hari

tidak ada darah dalam tinjanya.

dia tidak gelisah atau rewel

dia sadar dan tidak letargis

matanya tidak cekung

cubitan kulit perut kembalinya lambat

tidak ada demam dan masalah telinga

Adi haus dan tampak lahap minum air yang diberikan kepadanya. Selanjutnya, petugas kesehatan

memeriksa tanda kurang gizi :

Anak itu tidak tampak sangat kurus.

Telapak tangannya tidak pucat.

Tidak ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kaki.

Sekarang periksa Adi untuk tanda yang mengarah malnutrisi.

Bagaimana anda mengklasifikasikan status gizinya?

Pilih jawaban yang benar di bawah ini :

A. Sangat kurus – Gizi Buruk

B. Kurus

C. Normal

D. Edema

E. Sangat kurus dan edema

4. Anton anak laki-laki umur 37 bulan. Berat badannya 9.5 kg. Tinggi badannya 85 cm. Suhu badannya

37.5°C. Ibunya berkata bahwa Anton teraba panas. Dia menangis dan mengusap telinganya.

Petugas kesehatan memeriksa Anton untuk tanda bahaya umum :

Anak ini :

Bisa minum.

Tidak muntah.

Page 66: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 66

Tidak kejang.

Sadar dan tidak letargis.

Tidak batuk atau diare.

Berhubung ibunya mengatakan adanya demam dan suhu badannya 37.5°C, petugas kesehatan

menilai Anton untuk demam. Risiko malarianya tinggi. RDTnya positif falsiparum.

Anton demam 3 hari.

Dia tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.

Lehernya bergerak dengan mudah.

Dia pilek.

Tidak ada tanda yang mengarah campak dan demam berdarah dengue.atau penyakit lain.

Petugas kesehatan bertanya apakah Anton mempunyai masalah telinga. Ibu berkata bahwa Anton

mengeluh nyeri telinga. Ibu juga melihat ada cairan keluar dari telinga selama 5 hari. Petugas

kesehatan melihat nanah keluar dari telinga. Dia tidak merasakan ada pembengkakan yang nyeri di

belakang telinga.

Petugas kemudian memeriksa anak untuk kurang gizi dan anemia:

Anton terlihat kurus, tetapi tidak tampak sangat kurus.

Telapak tangannya tidak pucat.

Tidak ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kakinya.

Petugas kesehatan menentukan BB/TBnya.

Sekarang periksa Anton untuk tanda yang mengarah kurang gizi.

Bagaimana anda mengklasifikasikan status gizi Anton?

Pilih jawaban yang benar di bawah ini :

A. Sangat kurus – Gizi Buruk

B. Kurus

C. Normal

D. Edema

E. Sangat kurus dan edema

Page 67: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 67

Minimal questions :

a. Apa itu MTBS ?

b. Kapan perawat melakukan MTBS ?

c. Dimana perawat dapat melakukan MTBS ?

d. Dapatkah MTBS dilakukan pada balita sehat ?

e. Apakah kader posyandu balita dapat melakukan MTBS?

Tujuan :

Mahasiswa dapat :

a. Menjelaskan definisi MTBS

b. Menjelaskan manfaat MTBS

c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan MTBS

d. Mampu melaksanakan kegiatan MTBS sesuai kasus

Materi :

Lihat video MTBS dan buku panduan MTBS

Page 68: MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY Page 68