MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 09 84041 Edi Tamtomo Abstraksi Kompetensi Modul ini membahas konsep transformasi struktural, proses yang menyertai transformasi struktural, bagaimana transformasi struktural di Indonesia.serta dampak positif dan negatif dari transformasi struktural perekonomian. Mampu menjelaskan tentang: 1. Konsep Transformasi Struktural Perekonomian (Pengertian dan Teori yang mendasarinya) 2. Proses yang mengiringi Transformasi Struktural 3. Transformasi Struktural di Indonesia 4. Dampak positif dan negatif transformasi struktural
16
Embed
MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · ... seiring dengan proses pembangunan dalam jangka panjang, ... Itu artinya dalam ... secara total dan menurunnya porsi output
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODUL PERKULIAHAN
Perekonomian Indonesia
Transformasi Struktural
Perekonomian Indonesia
Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
09 84041 Edi Tamtomo
Abstraksi Kompetensi
Modul ini membahas konsep transformasi struktural, proses yang menyertai transformasi struktural, bagaimana transformasi struktural di Indonesia.serta dampak positif dan negatif dari transformasi struktural perekonomian.
Mampu menjelaskan tentang:
1. Konsep Transformasi Struktural Perekonomian (Pengertian dan Teori yang mendasarinya)
2. Proses yang mengiringi Transformasi Struktural
3. Transformasi Struktural di Indonesia
4. Dampak positif dan negatif transformasi struktural
‘14 2
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
Modul ini membahas tentang apa yang disebut sebagai “Transformasi Struktural
Perekonomian”. Jika terdapat istilah transformasi struktural perekonomian, paling tidak ada
dua hal penting yang kita bahas. Yang pertama, perekonomian itu ada strukturnya, dan yang
kedua struktur itu ternyata mengalami perubahan. Hal yang kedua ini dirinci, perubahannya
dari apa ke apa, mengapa berubah dan bagaimana prosesnya.
Apa itu Transormasi Struktural?
Mengapa terjadi Transformasi Struktural?
Apa teori-teori dan bukti empirisnya?
Bagaimana prosesnya?
Bagaimana yang terjadi di Indonesia?
Dampak positif dan negatifnya di Indonesia
Sektor-Sektor dalam Perekonomian
Sebelum membahas bagaimana perubahan struktur perekonomian, kita perlu membahas
struktur perekonomian terlebih dahulu. Dumairy (1999) menjelaskan bahwa struktur ekonomi
negara salah satunya bisa diilhat dari tinjauan makro-sektoral dan tinjauan keruangan.
Berdasarkan tinjauan makro sektoral, struktur perekonomian dapat terdiri dari sektor agraris
(pertanian), sektor industri dan sektor perdagangan. Berdasarkan tinjauan keruangan, suatu
perekonomian ditinjau dari sektor tradisional (wilayah pedesaan) dan sektor perkotaan
(sektor modern) dan dilihat bagaimana peran masing-masing sektor tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan. Pada umumnya sektor pertanian berkaitan erat dengan
sektor tradisional dan sektor industri dan perdagangan berkaitan erat dengan sektor
modern. Ada juga yang menyebut bahwa sektor pertanian adalah sektor primer, sektor
industri adalah sektor skunder dan sektor perdangangan adalah sektor tersier.
Di Indonesia sendiri, BPS membagi sektor perekonomian menjadi 17 sektor di mana sektor-
sektor tersebut bisa dikelompokkan ke dalam 3 golongan besar tersebut di atas yaitu primer,
skunder dan tersier. Tujuh belas sektor tersebut adalah sebagai berikut.
‘14 3
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
No. Sektor
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Primer
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan
Skunder 4 Pengadaan Listrik dan Gas
5 Pengadaan Air
6 Konstruksi
7 Perdaganan Besar, Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan sepeda motor
Tersier
8 Transportasi dan Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi
11 Jasa Keuangan
12 Real Estate
13 Jasa Perusahaan
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya
Secara umum, seiring dengan proses pembangunan dalam jangka panjang, akan terjadi
teransformasi struktural dam perekonomian. Transformasi atau perubahan tersebut pada
umumnya adalah berupa pergeseran peran sektor dalam perekonomian yang semula
adalah sektor pertanian/primer menuju ke sektor industri/skunder atau tersier. Untuk lebih
detailnya, berikut pembahasan tentang transformasi struktural perekonomian.
Konsep Transformasi Struktural
Definisi Transformasi Struktural
Transformasi struktural perekonomian dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian
perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan
agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan
‘14 4
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penggunaan faktor-faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan
dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.1
Perubahan struktur perekonomian sendiri akan terjadi dalam jangka panjang dan
pneyebabnya bisa dari faktor permintaan agregat maupun penawaran agregat. Permintaan
agregat bisa ditimbulkan karena pendapatan yang makin meningkat sehingga mengubah
selera dan komposisi barang-barang yang dikonsumsi. Hal ini akan menimbulkan inovasi-
inovasi dan industri baru. Sementara itu dari sisi penawaran agregat, kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan akan melahirkan inovasi-inovasi dan tentu saja akan mnegundang
investasi dalam hal tersebut.
Transformasi struktural sendiri dianggap menjadi prasyarat dari peningkatan dan
kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi
keberlanjutan pembangunan itu sendiri (Todaro, 2006). Itu artinya dalam transformasi
struktural terjadi peningkatan taraf hidup, kemajuan teknologi dan tentu saja peningkatan
sumber daya manusia. Semua perubahan tersebut secara umum akan terlihat dengan
bergesernya peran sektor tradisional menuju sektor industri.
Mengapa Terjadi Transformasi Struktural
Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa Transformasi Struktural Perekonomian terjadi
dalam proses pembangunan jangka panjang. Dalam proses tersebut pasti ada kenaikan
pendapatan, ada peningkatan taraf hidup, ada kemajuan teknologi dan sebagainya. Secara
logika, manusai dengan pendapatan yang meningkat tentu akan lebih menginginkan barang
yang lebih baik dari kualitas dan kuantitas. Contoh sederhana, seorang petani pada zaman
dahulu mungkin dengan mencukupi kebutuhan makan, pakain dan rumah itu sudah cukup.
Tetapi dengan peningkatan pendapatan, peningkatan kualitas hidup dan perkembangan
teknologi, maka manusia akan butuh hal lain dari pada sekadar sandang pangan papan.
Kendaraan bermotor, gadget, rekreasi dan hal lain yang mungkin dahulu bukan sebagai
suatu kebutuhan.
Hukum Engel mengatakan bahwa peningkatan pendapatan dan peningkatan pemerataan
pendapatan dapat mengubah pola permintaan domestik dalam mengonsumsi barang-
barang pertanian.Peningkatan pendapatan masyarakat dan populasinya akan menggeser
permintaan dari barang-barang hasil sektor pertanian ke barang-barang sektor industri dan
jasa. Perubahan pola permintaan ini yang mendorong terjadinya transformasi struktural.
1 Tambunan (2012) dalam Perekonomian Indonesia
‘14 5
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teori tentang Transformasi Struktural
Terdapat beberapa teori tentang transformasi struktural pereknomian namun pada modul ini
dibatasi pada teori yaitu yang diusung oleh Arthur Lewis dan Hollis Chenery.
Arthur Lewis (Teori Migrasi)
Arthur Lewis membahas perekonomian dari tinjauan keruangan dimana proses
pembangunan ekonomi terjadi di pedesaan dan perkotaan. Lewis mengasumsikam bahwa
perekonomian suatu negara terdiri dari dua unsur, perekonomian tradisional di pedesaan
dengan sektor pertanian yang mendominasi dan perekonomian modern di perkotaan yang
didominasi oleh sektor industri. Di pedesaan jumlah penduduk tinggi, sehingga tenaga kerja
melimpah dan mengalami surplus tenaga kerja sehingga Marginal Productivity (MP)=0.
Artinya perekonomian mencapai suatu titik dimana setiap tambahan satu pekerja tidak akan
menambah output dengan kata lain tidak menambah produktivitas. Dengan demikian tingkat
produktivitas tenaga kerja menurun. Produktivitas menurun membuat tingkat upah menjadi
rendah.
Sementara itu di perkotaan terjadi sebaliknya. Perkotaan yang dominan dengan sektor
industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Dalam kondisi pasar tenaga kerja tersebut dan
produktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa fungsi produksi belumm mencapai tingkat
optimal. Tingginya produktivitas dan kekurangan tenaga kerja membuat tingkat upah di
perkotaan menjadi lebih tinggi.
Perbedaan kondisi tenaga kerja, tingkat upah dan tingkat produktivitas ini, menyebabkan
adanya perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian di pedesaan ke sektor industri di
perkotaan di mana tingkat upah bisa mencapai lebih tinggi sekitar 30 persen. Perpindahan
tersebut tidak akan mengurangi produktivitas di sektor pertanian karena tenaga kerja di
sektor pertanian surplus. Perpindahan tersebut justru membuat tenaga kerja mendapatkan
upah yang lebih tinggi di sektor industri. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan
pendapatan negara. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan peningkatan permintaan
bahan makanan, hal ini mnejadi pendorong utama pertumbuhan output di sektor bahan
makanan dan dalam jangka panjang pertumbuhan di sektor pertanian akan meningkat. Di
lain sisi, masyarakat perkotaan mulai mengalami perubahan pola konsumsi dimana mereka
mulai menyisihkan sebagian pendapatan untuk membeli produk industrial dan produk jasa.
Permintaan ini juga menjadi pendorong naiknya prtumbuhan output.
Dengan demikian perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian di pedesaan ke sektor
industri di perkotaan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kapabilitas
untuk melakukan investasi (peningkatan akumulasi modal). Sebagaimana telah dibahas di
modul sebelumnya bahwa akumulasi modal adalah aspek yang sangat penting dalam suatu
‘14 6
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembangunan ekonomi. Indikator yang tampak dari teori ini adalah meningkatnya porsi
output sektor industri terhadap output perekonomian secara total dan menurunnya porsi
output sektor pertanian terhadap output perekonomian secara total. Selain dari sisi output,
juga terlihat dari sisi tenaga keja dimana terjadi peningkatan porsi tenaga kerja sektor
industri terhadap total tenaga kerja dan terjadi penurunan porsi tenaga kerja sektor
pertanian terhadap total tenaga kerja.
Teori Arthur Lewis dapat terlihat pada gambar 8.1 berikut ini
Gambar 8.1
SEKTOR PERTANIAN/TRADISIONAL DI
PEDESAAN
• Jumlah penduduk tinggi
• Surplus tenaga kerja
• MP=0
• Produktivitas rendah
• Upah rendah
SEKTOR INDUSTRI/MANUFAKTUR/MODERN
DI PERKOTAAN
• Membutuhkan tenaga kerja lebih banyak
• Produktivitas tinggi
• Upah tinggi
Perbedaan kondisi timbul perpindahan tenaga
kerja dari pedesaan ke perkotaan
Tenaga kerja perkotaan meningkat, produktivitas
meningkat, pendapatan meningkat
• Permintaan pangan meningkat sektor
pertanian meningkat
• Permintaan secara umum meningkat
produktivitas barang/jasa (PDB) meningkat
pertumbuhan ekonomi meningkat.
‘14 7
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chenery-Syrquin
Kerangka pemikiran Chenery mirip dengan Lewis dan berusaha membuktikan secara
empiris teori yang diajukan Lewis. Chenery bersama Syrquin (1975) melakukan pengujian
secara empiris ke banyak negara (kurang lebih 101 negara selama tahun 1950 s.d 1970)
terkait dengan perubahan struktural yang terjadi di negara tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat maka
akan terjadi pergeseran atau perubahan struktur perekonomian. Perubahan tersebut
meliputi:
1. Terjadi pergeseran dari barang produksi pertanian ke produksi barang industri, peranan
industri meningkat dan peranan sektor pertanian menurun. Hal ini ditunjukkan dengan
persentase output sektor-sektor tersebut terhadap output perekonomian secara total
2. Tingkat tabungan dan akumulasi modal, baik modal fisik maupun modal manusia
(pendidikan) semakin meningkat.
3. Terjadi perubahan dalam komposisi permintaan dalam negeri di mana pengeluaran
masyarakat untuk pangan relatif menurun, pengeluaran untuk bukan pangan meningkat,
pengeluaran untuk investasi dan untuk sektor pemerintah meningkat. Pada umumnya
ekspor dan impor meningkat dan komposisi ekspor bergeser dari bahan mentah menjadi
barang industri
4. Terjadi pergeseran penggunaan faktor produksi tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor industri dan jasa, sementara produktivitas sektor pertanian juga meningkat.
5. Perubahan sosial: terjadinya urbanisasi, tingkat kelahiran dan tingkat kematian menurun,
sekaligus distribusi pendapatan makin timpang.
Jadi pada dasarnya, Chenery menjelaskan sekaligus mendukung teori Lewis dengan
membuktikannya melalui penelitian empiris dan memang terbukti terdapat perubahan
struktur ekonomi seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita.
Proses dalam Transformasi Struktural
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa seiring dengan peningkatan pendapatan
akan terjadi perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural terjadi melalui suatu
proses. Proses tersebut meliputi akumulasi, alokasi dan distribusi (Djojohadikusumo:1994).
1. Proses Akumulasi
‘14 8
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses akumulasi adalah proses pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan
kapasitas produksi seiring dengan kenaikan pendapatan perkapita suatu negara.
Variabel yang dapat merefleksikan akumulasi sumber daya yang meningkatkan
kapasitas perekonomian adalah investasi (akumulasi modal fisik), pendidikan (akumulasi
modal manusia), serta penerimaan pemerintah (akumulasi kemampuan pemerintah
untuk membiayai pembagunan).
Investasi dapat diukur dari persentase tabungan dan investasi domestik terhadap PDB
yang makin meningkat dan menurunnya persentase modal asing terhadap PDB.
Variabel pendidikan dapat dihitung dari persentase pengeluaran pemerintah untuk
pendidikan terhadap PDB dan besarnya angka kelulusan untuk pendidikan dasar.
Sementara itu variabel penerimaan pemerintah dapat diukur dari besarnya persentase
penerimaan pajak dan penerimaan total pemerintah terhadap PDB.
2. Proses Alokasi
Proses alokasi adalah proses interaksi antara proses akumulasi dan pergeseran pola
konsumsi masyarakat seiring dengan meningkatkan pendapatan perkapita. Variabel
yang mencerminkan proses alokasi terdiri dari struktur permintaan domestik, struktur
perdagangan internasional, dan struktur produksi.
Struktur permintaan domestik dapat diukur dari persentase dari hal-hal sebagai berikut
terhadap PDB, yaitu investasi domestik, konsumsi swasta, konsumsi pemerintah,
konsumsi makanan dan non-makanan. Secara teori, hanya konsumsi makanan yang
mengalami penurunan sementara konsumsi yang lain mengalami peningkatan.
Struktur perdagangan internasional dapat diukur dari persentase terhadap PDB dari
ekspor, ekspor barang primer, Ekspor barang manufaktur, ekspor jasa dan impor.
Secara teori yang mengalami penurunan persentase adalah ekspor barang primer
sedangkan yang lain mengalami peningkatan.
Struktur produksi dapat dilihat dari persentase produksi sektor primer, manufaktur, dan
sektor jasa terhadap PDB. Secara teori, semua indikator mengalami peningkatan keculai
sektor primer.
3. Proses Distribusi Pendapatan dan Demografi
Proses Distribusi demografi dan pendapatan adalah proses sosial/non ekonomi yang
terjadi seiring dengan meningkatnya pendapatan perkapita. Variabel yang merefleksikan
proses ini adalah: alokasi tenaga kerja, urbanisasi, dan distribusi pendapatan.
‘14 9
Perekonomian Indonesia (Modul 08)
Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alokasi tenaga kerja dapat dilihat pada persentase tenaga kerja pada sektor primer,
sektor manufaktur dan sektor jasa terhadap total tenaga kerja. Secara teori, persentase
tenaga kerja sektor primer akan mengalami penurunan. Indikator selanjutnya adalah
urbanisasi dimana urbanisasi biasanya akan meningkat. Indikator yang terakhir adalah
ketimpangan semakin besar hal ini terlihat pada koefisien Gini.