Top Banner
HANDOUT PENGANTAR ILMU EKONOMI OLEH : ERNI WIDIASTUTI, SE, M.Si UNIVERSITAS SURAKARTA Jl. Raya Palur KM.5 Telp. (0271) 825117 SURAKARTA 2012 U N S A U N I V E R S I T A S S U R A K A R T A
35

Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Aug 02, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

HANDOUT

PENGANTAR ILMU EKONOMI

OLEH :

ERNI WIDIASTUTI, SE, M.Si

UNIVERSITAS SURAKARTA

Jl. Raya Palur KM.5 Telp. (0271) 825117

SURAKARTA

2012

U N S AU N I V E R S I T A S S U R A K A R T A

Page 2: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

- Pengertian Ilmu ekonomi

- Kerangka dasar suatu perekonomian

Pengertian Ilmu Ekonomi

1. Ilmu Pengetahuan Ekonomi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu-ilmu pengetahuan Ilmu-ilmu pengetahuan

Tidak didasarkan pengalaman

Ilmu-ilmu pengetahuan Alam tanpa kehidupan

Didasarkan pengalaman

Alam hidup – Ilmu pengetahuan kemanusiaan – Ilmu Ekonomi

Jadi Ilmu Ekonomi tergolong Ilmu-ilmu pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman yang

dipelajari alam hidup dan merupakan bagian dasar pengetahuan ilmu-ilmu pengetahuan

kemanusiaan

Ilmu Ekonomi merupakan sebuah Ilmu Pengetahuan Sosial yang erat berhubungan dengan

Ilmu Pengetahuan Sosial lainnya

Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Jiwa Ilmu Sosiologi

Ilmu Pengetahuan Ekonomi

Definisi Ilmu Ekonomi

Albert L. Mayer

Ilmu Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan

kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia.

Prof. Dr. Jl. Mey

Ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kearah kemakmuran

Hennipman

Teori ekonomi bertugas menganalisa manusia dan reaksinya dalam kehidupan ekonomi

Frank Knight

Studi ilmu ekonomi : studi mengenai cara bertindak ekonomis

Page 3: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Semua definisi punya elemen sama :

= kelangkaan (scarcity)

keterbatasan sumber daya

= Manusia sebagai obyek penyelidikan, dalam hal ini manusia diperhatikan kelakuan

manusia (perilaku manusia)

= Kebutuhan manusia yang tidak terbatas

Jadi Ilmu Ekonomi

Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan alokasi sumber daya yang

terbatas untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang tidak terbatas.

Mendefinisi

Sumber Daya (SD)

(Sumber ekonomi)

Penggolongan sumber daya : sumber daya manusia

sumber daya bukan manusia

Sifat Sumber Daya (SD)

terbatas jumlahnya

berubah-ubah jumlahnya

dapat dikombinasikan dalam berbagai proporsi

Kebutuhan manusia merupakan pendorong kegiatan ekonomi

arah dan tujuan akhir semua sistem ekonomi

Sifat kebutuhan manusia

beraneka ragam kebutuhan biologis&

kultural/budaya

tidak dapat dikenyangkan tuntutan peradaban

Dari 3 unsur (keterbatasn sumber daya, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan perilaku

manusia)

Tiga masalah pokok perekonomian

1) What : Apa saja jenis barang yang harus diproduksi

2) How : Bagaimana sumber-sumber ekonomi yang tersedia dipergunakan

3) For Whom : Untuk siapa barang tersebut diproduksi

Sifat ini timbul karena

Page 4: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Untuk menyelesaikan tiga masalah ekonomi memerlukan

1. Organisasi Sistem Ekonomi

sistem ekonomi pasar

sistem ekonomi komando

sistem ekonomi campuran

2. Fungsi Sistem Ekonomi

Merupakan persoalan dasar setiap perekonomian

2. Kerangka Dasar Suatu Perekonomian

Ekonomi dibagi menjadi :

a. mikro ekonomi

b. makro ekonomi

a. Mikro Ekonomi

Studi tentang perilaku variabel ekonomi perorangan (mempersoalkan segmen terkecil

dari perekonomian) seperti :

- harga

- biaya

- fungsi biaya

- teori permintaan

- teori penawaran

- elastisitas

b. Makro Ekonomi

Studi tentang perilaku variabel ekonomi secara keseluruhan (agregate), seperti :

- pendapatan nasional

- tingkat pengangguran

- neraca pembayaran

- inflasi

- kebijaksanaan fiskal

- fungsi investasi

Page 5: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II

CARA MEMPELAJARAI EKONOMI MIKRO

1. Pengertian Pasar

Pasar sebuah proses (mekanisme) dimana sekelompok penjual dan pembeli berinteraksi

untuk menentukan harga dan kuantitas suatu barang dan jasa, sedangkan uang

biasanya dipakai sebagai alat pertukaran.

Dalam setiap pasar terdapat dua sisi: sisi permintaan (pembeli) dan sisi penawaran (penjual).

Masing-masing sisi mempunyai pola perilaku yang berbeda.

2. Unsur-Unsur Dasar Permintaan dan Penawaran

Permintaan

Permintaan sebuah barang : jumlah barang yang konsumen mau dan mampu membelinya

pada harga tertentu dan periode tertentu.

- Permintaan berbeda dengan keinginan (desire) karena keinginan tidak mesti disertai

kemampuan beli (daya beli).

- Permintaan tergantung kepada faktor-faktor :

1. harga barang yang diminta;

2. pendapatan konsumen;

3. ukuran pasar (jumlah penduduk);

4. selera (preferensi) konsumen;

5. harga barang yang terkait : - barang substitusi

- barang komplementer

6. pengaruh khusus : musim

- Jika faktor-faktor 2, 3, 4, 5, dan 6 dianggap tetap (ceteris paribus), dan harga barang yang

diminta dibiarkan berubah-ubah, maka akan diperoleh daftar permintaan (demand

schedule) barang tersebut. Bentuk grafik daftar permintaan ini disebut kurva permintaan

(demand curve).

- Kurva permintaan : grafik yang menghubungkan berbagai titik kombinasi antara harga

dan jumlah barang yang diminta, dimana faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris

paribus).

- Hukum permintaan : lereng kurva permintaan adalah negatif, yaitu :

Page 6: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

“Jika terjadi kenaikan harga barang, faktor-faktor lain tetap, maka jumlah permintaan

barang tersebut oleh konsumen menurun. Permintaan akan naik jika sebaliknya yang

terjadi.

Harga (P)

d

P1

P2

d

q1 q2 Jumlah yang diminta (Q)

Pada grafik di atas garis dd merupakan kurva permintaan yang lerengnya negatif.

- Hubungan negatif antara harga dengan jumlah yang diminta disebabkan oleh bekerjanya:

- efek substitusi, dan

- efek pendapatan

- Kurva permintaan bisa bergeser ke kanan atau ke kiri jika satu atau lebih faktor-faktor

selain faktor harga barang yang diminta berubah. Sebagai contoh : naiknya pendapatan

penduduk akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sebaliknya turunnya pendapatan

akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Begitu juga selera konsumen berubah menjadi

lebih menyukai barang yang bersangkutan daripada barang lain, maka kurva

permintaannya bergeser ke kanan.

- Sehingga ada dua gerakan pada kurva permintaan :

1) gerakan sepanjang, kurva ketika terjadi perubahan harga, secetris paribus,

2) pergeseran kurva, ketika faktor selain harga berubah.

- Grafik pergeseran kurva permintaan :

Harga (P)

d d1

P1

d d1

q1 q2 Jumlah yang diminta (Q)

Page 7: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

P P

Penawaran

Penawaran suatu barang : jumlah barang tersebut yang produsen bersedia menawarkan pada

harga tertentu.

- Daftar penawaran (supply schedule) suatu barang : berbagai kombinasi antara harga-

harga dengan berbagai jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh produsen, faktor-

faktor selain harga dianggap tetap.

- Bentuk grafik daftar penawaran ini disebut kurva penawaran (supply curve).

- Hukum Penawaran : lereng kurva penawaran adalah positif (pada umumnya kenaikan

harga suatu barang akan diikuti kenaikan jumlah penawaran barang tersebut, faktor-

faktor selain harga dianggap konstan).

- Faktor-faktor selain harga yang menggeser kurva penawaran :

1. ukuran industri (jumlah produsen, skala produksi industri)

2. kemajuan teknologi

3. harga faktor produksi

4. harga barang terkait

5. kebijaksanaan pemerintah

- Kurva penawaran dan pergeserannya : S S S1

P1 P1

P2

S S

S1

q1 q2 q1 q2

Keseimbangan Pasar

Keseimbangan pasar terjadi ketika kurva permintaan berpotongan dengan kurva

penawaran. Titik potong antar kedua kurva menghasilkan titik keseimbangan pasar dimana :

1. Harga dan jumlah keseimbangan pasar tercipta,

Q Q

Page 8: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

e

2. Tidak ada kecenderungan kenaikan atau penurunan harga dan persediaan barang juga

juga tidak tambah atau kurang. (Penetapan harga di atas harga keseimbangan akan

menyebabkan terjadinya kelebihan (surplus) penawaran yang mendorong harga turun

dampai dicapainya harga keseimbangan.

Harga (P)

d s

p1

p* p* : harga keseimbangan

p2 q* : jumlah keseimbangan

qs1 - qd1 : surplus penawaran

d qd2 – qs2 : kekurangan supply

s qd1 q* qs1 Jumlah yang diminta (Q)

qs2 qd2

Pengaruh Pergeseran S atau D terhadap Keseimbangan Pasar

1. Jika D naik dan S tetap, harga keseimbangan (p kes) naik dan jumlah keseimbangan

(q kes) naik juga.

Harga (P)

d d1 s

p2* e2*

e1*

p1*

s

d d1 Jumlah barang (Q)

q1* q2*2. Jika D turun dan S tetap, p kes. turun dan q kes turun.

Harga (P)

d s

d1

e1*

p1* e2*

p2*

s d1 d

Page 9: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Jumlah barang (Q) q2* q1*

3. Jika S naik dan D tetap, p kes turun dan q kes naik.

Harga (P)

d s1

s2

e1*

p1* e2*

p2* s1

s2 d Jumlah barang (Q) q1* q2*

4. Jika S turun dan D tetap, p kes naik dan q kes turun.

Harga (P) s2

d s1

e2*

p2* e1*

p1* s2

s1

d Jumlah barang (Q) q2* q1*

5. Jika S naik dan D naik, baik p kes bisa naik bisa turun dan q kes naik.

Harga (P)

d d1 s1

p2* e2* s2

p3* e1* e3*

p1*

s1

s2 d d1 Jumlah barang (Q) q1* q2* q3*

Atau

Harga (P)

d d1 s1

p2* e2 *

p1* e1*

p3* e3*

Page 10: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

ds

Q Q

s1

d d1 Jumlah barang (Q) q1* q2* q3*

Harga Atap (ceiling price) dan Harga Dasar (floor price)

Ceiling price : harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau kekuatan lain diluar mekanisme

pasar pada tingkat dibawah harga keseimbangan pasar. Yang mendorong terjadinya

kekurangan penawaran (shortage). Contoh : - harga dasar gabah,

- harga semen,

- harga/ sewa rumah,

- tarif bus, kereta, dan transportasi lain.

Floor price : harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau kekuatan lain di luar mekanisme

pasar pada tingkat di atas harga keseimbangan pasar. Mendorong terjadinya kelebihan

penawaran (surplus).

Contoh : upah pekerja (UMR)

P P

d s pf

pe pe pc

s d d

Keterangan : - pf : floor price; qs-qd : surplus penawaran,

- pc : seiling price; qd-qs : supply shortage,

- pe : harga keseimbangan

Page 11: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB III

ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan (Ed) : derajad kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap

perubahan harga barang yang dimaksud. Atau ratio antara persentase perubahan permintaan

terhadap persentase perunahan harga. Secara matematis model umum elastisitas permintaan bisa

ditulis :

E d= PP

QQEd

aperubahanh

agyangumlahbaranperubahanj

/

/

arg%

intdim%

∆∆==

Bila disederhanakan menjadi :

Model 1

Elastisitas Titik : Digunakan untuk menghitung derajat elastisitas permintaan atas setiap

perubahan harga. Secara matematis :

Ed = 1

1

∆∆

n

n

Q

Px

P

Qd

Model 2

Elastisitas busur : Digunakan untuk menghitung derajad elastisitas permintaan rata-rata dari

keseluruhan perunahan harga antara 2 titik. Secara matematis :

nQd

nPx

P

QdEdbusur /

/

∑∑

∆∆=

Pada buku teks ekonomi lainnya kadang ditulis :

2/)21(

2/)21(

QdQd

PPx

P

QdEdbusur +

+∆

∆=

Model 3

Elastisitas Kumulatif : digunakan untuk menghitung elastisitas permintaan secara keseluruhan

permintaan secara keseluruhan (permintaan pasar)

nQd

nPx

NP

NQdEd k /

/

/

/

∑∑

∆∑∆∑= secara singkat

Qd

Px

P

QdEd k ∑

∑∆∑

∆∑=

5 Kategori Elastisitas permintaan (Ed) :

(3 berdasar hukum permintaan dan 2 yang bersifat sempurna)

1. Ed = 0 (tdk elastis sempurna) Δ Q = 0 < ΔP, untuk sembarang nilai P (+) dan Q

2. Ed < 1 (tidak elastis) ΔQ < ΔP

Page 12: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

3. Ed = 1 (elastisitas uniter) ΔQ = ΔP

4. Ed > 1 ΔQ > ΔP

5. Ed = tak terhingga (elasitis sempurna) ΔP = 0, untuk sembarang nilai Q (+) dan P

Secara grafis bisa digambar sebagai berikut :

P D P P P P

D

Ed = 0 Ed < 1 D D Ed > 1 Ed = ∼

D Ed = 1

D D D O Qd O Qd O Qd O Qd O Qd

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas permintaan :

1. Adanya barang substitusi

2. Persentase pendapatan yang digunakan / jenis barang.

3. Jangka waktu analisa / perkiraan atau pengetahuan konsumen.

4. Tersedianya fasilitas atau sarana kredit.

Manfaat dari mengetahui nilai Elastisitas Permintaan (Ed) :

1. Kebijakan Impor

Dalam hal ini pemerintah yang berkepentingan mengendalikan impor, dimana seandainya

suatu negara mengimpor suatu barang yang tingkat elastisnya diketahui maka akan dapat

diambil suatu kebijakan terus impor atau stop.

2. Perpajakan

Bagi kalangan pebisnis, mengetahui nilai elastisitas permintaan bila bersama-sama elastisitas

penawaran akan membantu strategi penggeseran beban pajak (sebab tidak semua atau

sebagian besar beban pajak (sebab tidak semua atau sebagian besar beban pajak yang

dikenakan oleh pemerintah akan dibebankan kepada konsumen).

3. Kebijakan / strategi penetapan harga atas barang

Produsen dalam rangka meningkatkan hasil penjualan / penerimaan akan berusaha menempuh

dengan cara seoptimal mungkin agar keuntungan tercapai, Salah satu strategi yang umumnya

digunakan adalah kebijakan harga.

Hubungan elastisitas permintaan terhadap strategi kebijakan penentuan harga sebagai berikut :

a. Bila permintaan bersifat elastis, maka menaikkan harga relatif akan menurunkan

penerimaan, jadi kebijakan yang baik adalah justru harus menurunkan harga.

b. Bila permintaan bersifat inelastis, maka harga justru akan menaikkan penerimaan, jadi

kebijakan yang salah bila menurunkan harga.

Page 13: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

c. Bila permintaan bersifat uniter elastis, menaikkan atau menurunkan harga adalah tindakan

yang mubazir sebab tidak akan berubah.

BAB IV

ELASTISITAS PENAWARAN

Elastisitas Penawaran (Es) :

Derajad kepekaan perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan atau

nilai bagi antara persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan persentase

perubahan harga.bentuk umum elastisitas penawaran secara matematis :

E s = nQs

nPx

P

QsEs

aperubahanh

arkangyangditawumlahbaranperubahanj

/

/

arg%

%

∑∑

∆∆==

Bila disederhanakan menjadi :

Model 1

Elastisitas Titik : Digunakan untuk menghitung derajat elastisitas penawaran atas setiap

perubahan harga. Secara matematis :

Es = 1

1

∆∆

n

n

Q

Px

P

Qs

Model 2

Elastisitas busur : Digunakan untuk menghitung derajad elastisitas penawaran rata-rata dari

keseluruhan perunahan harga antara 2 titik. Secara matematis :

nQs

nPx

P

QsEsbusur /

/

∑∑

∆∆=

Pada buku teks ekonomi lainnya kadang ditulis :

2/)21(

2/)21(

QsQs

PPx

P

QsEsbusur +

+∆∆=

Model 3

Elastisitas Kumulatif : digunakan untuk menghitung elastisitas penawaran secara keseluruhan

permintaan secara keseluruhan (permintaan pasar)

Page 14: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

nQs

nPx

NP

NQsEsk /

/

/

/

∑∑

∆∑∆∑= secara singkat

Qs

Px

P

QsEsk ∑

∑∆∑∆∑=

5 Kategori Elastisitas penawaran (Es) :

(3 berdasar hukum penawaran dan 2 yang bersifat sempurna)

1. Es = 0 (tdk elastis sempurna) Δ Q = 0 , untuk sembarang nilai P (+) dan Q

2. Es < 1 (tidak elastis) ΔQ < ΔP

3. Es = 1 (elastisitas uniter) ΔQ = ΔP

4. Es > 1 ΔQ > ΔP

5. Es = tak terhingga (elasitis sempurna) ΔP = 0, untuk sembarang nilai Q (+) dan P

Secara grafis bisa digambar sebagai berikut :

P S P P P P

S S S

Es = 0 Es < 1 Es > 1 Es = ∼

S Es = 1 S

S S O Qs O Qs O Qs O Qs O Qs

Manfaat dari mengetahui nilai Elastisitas Penawaran (Es) :

1. Maka dapat diketahui perilaku produsen dalam menawarkan produknya sehubungan dengan

tingkat harga.

2. Produsen juga akan mendapatkan informasi mengenai barang yang diperjual belikannya di

pasar, apakah untuk memungkinkan untuk menaikkan aatau menurunkan harga jual barang

yang dimaksud.

Page 15: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB V

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen

mendayagunakan sumber daya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan keinginan atau

kebutuhan dari suatu atau beberapa produk. Penilaian kepuasan umumnya bersifat subjektif baik

bagi pemakai langsung maupun bagi penilai.

Teori Nilai Guna Kardinal (TNGK)

Teori nilai guna kardinal memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari

suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan

penilaian, dengan kata lain bahwa suatu barang akan memberikan nilai guna yang tinggi bila

barang yang dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi si pemakai.

Teori nilai guna kardinal mengukur kepuasan atas konsumsi barang baik yang tidak ada

hubungan (misal : kepuasan mengkonsumsi film di bioskop tidak berhubungan dengan kepuasan

mengkonsumsi baji bermerk terkenal) maupun yang ada hubungannya (misal : mengkonsumsi

sepatu merk terkenal berkaitan dengan kepuasan mengkonsumsi baju merk terkenal).

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam teori ini adalah :

1. Daya guna diukur dalam satuan uang

Yaitu jumlah uang yang bersedia dibayar oleh konsumen dalam rangka menambah unit yang

akan dikonsumsi.

2. Daya guna marginal dari uang tetap

Bahwa nilai suatu uang dalam satuannya adalah sama untuk setiap orang tanpa memandang

statusnya.

3. Additivitas

Bahwa nilai guna total adalah keseluruhan konsumsi dari barang

X1 Xn atau U = U(X1) + U(X2)+...U(Xn+1) atau

TU = Tn(X) +Tu(Y)...

4. Daya guna bersifat independent

Artinya daya guna barang X1 tidak dipengaruhi oleh mengkonsumsi barang lain, misalnya X2

5. Periode konsumsi berdekatan.

Teori Nilai Guna Kardinal (TNGK) 1 macam barang

Dalam TNGK mengkonsumsi 1 macam barang dikenal istilah kepuasan total (TU=Total

Utility) yaitu kepuasan total sebagai akibat dari mengkonsumsi sejumlah barang dari kepuasan

Page 16: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

marginal (MU=Marginal Utility) yaitu tambahan kepuasan sebagai akibat dari menambah unit

input / barang sebagai faktor pemuas.

Dalam penilainnya bila tambahan kepuasan itu dinilai berdasarkan tambahan 1 unit input

maka disebut Marginal Utility/ per unit atau sering disebut Marginal Utility saja.

Untuk memuaskan kebutuhan terhadap satu barang, maka secara sederhana adalah bila

konsumen dapat membelanjakan uangnya untuk mendapatkan jumlah barang yang terbanyak,

yaitu konsumen hanya akan mengeluarkan / membelanjakan uangnya sesuai dengan kepuasan

maksimum yang diharapkannya, atau secara matematisnya

Bila Px adalah harga barang X, dan X adalah barangnya, U adalah utilitasnya, maka :

U(X) = Pxy atau U(X) – PxX = D(X), dimana D(X0 adalah fungsi permintaan barang X, maka

secara deferensial dapat dicari turunan pertama dari X dan memisalkan turunan pertama itu sama

dengan 0 (syarat optimum) sebagai berikut :

→∂

∂=∂

∂==∂

∂−∂

∂=∂

∂X

PxX

X

XU

X

PxX

X

XU

X

DX )()(0

)()()( Syarat optimum

Turunan pertama = 0

)()(

XMUX

XU =∂

MU(X) = Px

PxX

XPx

X

PxX =∂

∂=∂

∂ )(

MU(X) = Px artinya kepuasan tertinggi yang dicapai seseorang bila ia mengkonsumsi

barang X dengan harga Px.

Contoh :

Diketahui seorang konsumen mengkonsumsi 0 unit barang memperoleh kepuasan sebesar

0. Bila ia mengkonsumsi barang sebanyak 3 unit kepuasannya sebesar 7. Bila ia menambah

konsumsi lebih dari 3 unit maka kepuasannya akan kurang dari 7, tentukan fungsi

kepuasannya ?

Dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat secara matematis fungsi kepuasan

konsumen tersebut dapat ditentukan sebagai berikut :

U = aX2 + bX + c, berdasar informasi data di atas diketahui nilai ekstrem dari jumlah

konsumsi adalah sebanyak 3 unit, berarti :

X = 3 X = -b/2a 3 = -b/2a b = -6a

Koordinat pertama adalah X = 0 U = 0, sehingga penyelesainnya menjadi :

0 = a(0)2 + b(0) + c -7 = -9 – 3(-6a)

7 = a(3) 2 + b(3) +c -7 = -9a + 18a 9a = -7

-7 = -9a – 3b- 0 a = - 0,78

b = -6a

Page 17: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

b = -6 x (-0,78)

b = 4,68 dan c = 0

Dan fungsi kepuasannya adalah U = -0,78X2 + 4,68X

Berdasarkan fungsi kepuasan total di atas dapat ditentukan fungsi kepuasan marginalnya

dengan cara menentukan turunan pertama dari fungsi kepuasan total sebagai berikut :

356,1

68,468,456,1068,456,1)( ==→=→=+−==

∂∂

XXXXMUX

U

Untuk X = 4, maka U = -0,78(4)2 + 4,68(4) = -12,48 + 18,72 = 6,24

Untuk X = 5, maka U = -0,78(5)2 + 4,68(5) = -19,5 + 23,4 = 3,9

Sedangkan

MU(4) = -1,56X + 4,68 = -1,56(4) + 4,68 = -1,56

MU(5) = -1,56X + 4,68 = -1,56(5) + 4,68 = -3,12

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa bila konsumen menambah

konsumsi menjadi 4 unit maka kepuasannya turun dari 7 menjadi 6,24. Bila ia

mengkonsumsi X sebanyak 5 unit maka kepuasan totalnya hanya sebesar 3,9. Bila

misalkan ia menambah konsumsi menjadi sebanyak 6 unit maka kepuasan totalnya sebesar

0.

Kurvanya sebagai berikut :

MU = 0

7

6,24

3,9

U = -0,78X2 + 4,68X

1 2 3 4 5 6 X

Page 18: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Sedangkan kurva kepuasan marjinalnya adalah sebagai berikut ;

3,9

2,84 Kurva MU(X) = -1,56X + 4,68

0,76

X

Page 19: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB VI

PERILAKU PRODUSEN

Asumsi : perilaku produsen dimotivasi oleh tujuan memperoleh laba setinggi-tingginya.

Keuntungan (laba) perusahaan : penerimaan penjualan dikurangi biaya total

Biaya Perusahaan

- Biaya Total (TC) : semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai seluruh

kegiatan perusahaan. Disini dasar yang dipakai untuk penghitungan biaya bukan konsep

akuntansi seperti yang tertera dalam laporan keuangan, melainkan konsep opportunity cost

(biaya ekonomi penggunaan semua faktor produksi yang ada dalam suatu kegiatan produktif

tertentu adalah nilai tertinggi dari penggunaan alternatif faktor produksi tersebut).

- TC terdiri dari Biaya Tetap Total (TFC) dan Biaya Variabel Total (TVC).

- Biaya Variabel (seperti upah pekerja langsung, komisi untuk sales, bahan baku) meningkat

jika jumlah output yang diproduksi meningkat.

- Hubungan antara besarnya TVC dengan jumlah output yang diproduksi selama periode

tertentu, disingkat Q, disebut fungsi TVC, secara matematik disimbolkan TVC ( Q). Grafik

dari fungsi TVC disebut kurva TVC sebagaimana dalam gambar di bawah.

- Contoh Biaya Tetap : - biaya-biaya administratif,

- pajak properti,

- sewa gedung, dll.

- Perlu diperhatikan 3 hal berkaitan dengan biaya tetap :

1. Batas antara biaya tetap dengan biaya variabel sering tidak jelas, contoh : biaya angkutan

(tetap dalam interval tertentu, variabel antar interval)

2. Dikatakan biaya tetap karena besarnya tetap berapapun jumlah outpup yang diproduksi.

3. Penggolongan biaya ke dalam biaya tetap atau biaya variabel didasarkan pada perspektif

waktu yang digunakan :

Jangka pendek (short run) atau jangka panjang (long run)

Short run : periode yang sedemikian pendek dimana perusahaan tidak mampu merubah

jumlah faktor produksi tetap (berarti juga biaya tetap) ketika terjadi tuntutan kenaikan

produksi.

Long run : periode dimana perusahaan mampu merubah jumlah semua faktor produksi.

Sehingga tidak ada biaya tetap, semua biaya adalah variabel (dibicarakan kemudian).

Page 20: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Gambar grafik analisa jangka pendek terlihat sebagai berikut :

TC, TFC, TVC

TC (Q)

TVC (Q)

TFC

Q

- Kurva TVC berbentuk garis lurus mendatar karena berapapun jumlah output yang

dihasilkan besar biaya tetap adalah sama.

- Kurva TVC menunjukkan hubungan yang positif antara TVC dengan Q. Semakin besar

Q semakin besar pula TVC dengan tambahan kenaikan yang semakin kecil. Namun

ketika Q tertentu dilalui kenaikan Q akan diikuti kenaikan TVC dengan tambahan

kenaikan yang semakin besar. Ini mencerminkan bekerjanya the law of diminishing

returns (hukum semakin menurunnya perolehan).

- Sebagaimana TC = TFC + TVC maka kurva TC juga merupakan hasil gabungan antara

kurva TFC dengan kurva TVC.

- Secara matematis kurva TC disebut fungsi TC yang biasa ditulis TC(Q) dan

menggambarkan hubungan antara biaya total yang dikeluarkan (TC) dengan jumlah

output yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (Q).

Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal

- Biaya Variabel Rata-rata (AVC) : biaya variabel per-unit output yang diproduksi. Untk tiap

jumlah output (Q) yang berbeda akan terdapat AVC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi

AVC, atau AVC(Q), dimana secara matematis :

AVC (Q) = TVC (Q)/Q

- Biaya Tetap Rata-rata (AFC) : biaya tetap per unit output yang dihasilkan. Untuk tiap jumlah

output (Q) yang berbeda juga terdapat AFC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi AFC,

atau AFC (Q), dimana secara matematis ditulis :

AFC(Q) = TFC/Q

- Biaya Total Rata-rata (ATC) : biaya total per unit output yang dihasilkan. Terdapat juga

fungsi ATC, atau ATC(Q), yang menggambarkan hubungan antara ATC dengan Q. Secara

matematis bisa ditulis :

ATC(Q) = TC (Q)/Q

- Grafik biaya-biaya rata-rata :

Page 21: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

ATC

AVC

ATC, AVC, AFC

ATC

AVC

AFC

Q

ATC bisa naik, turun, atau konstan, ketika jumlah output (Q) naik.

Jika ATC turun ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami economies of

scale.

Jika ATC naik ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami disekonomies of

scale.

Jika ATC tetap ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami constant return

to scale.

Ketiga keadaan digambarkan oleh kurva di atas.

- Biaya Marginal (MC) : menunjukkan besarnya tambahan biaya yang harus dikeluarkan

untuk menambah satu unit output yang diproduksi. Untuk jumlah Q yang berbeda akan

terdapat MC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi MC, atau MC(Q). Jika jumlah output

semula Q kemudian ditambah sebesar ∆Q unit, maka MC bisa dihitung dengan :

Q

QTCQQTCQMC

∆−∆+= )()(

)(

- Jika kurva MC dan kurva ATC diletakkan bersama dalam satu gambar akan diperoleh :

ATC, AVC, MC

MC

AFC

Q

- Terdapat hubungan yang spesifika antara biaya total rata-rata dengan biaya marginal :

Page 22: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

1. Ketika ATC menunjukkan fungsi yang menurun dari output (daerah decreasing cost),

MC < ATC.

2. Ketika ATC konstan, MC = ATC

3. Ketika ATC menunjukkan fungsi yang menaik dari output (daerah increasing cost),

MC > ATC.

- Hubungan ini sesuai dengan prinsip matematika : jika nilai rata-rata sekelompok barang naik

jika ke dalamnya dimasukkan tambahan satu barang lagi, maka nilai barang yang

ditambahkan pasti lebih besar dari nilai rata-rata semula.

BAB VII

Page 23: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

MODEL, ANALISA, DAN STUDI EKONOMI MAKRO

Studi Ekonomi Makro

Studi tentang perilaku variabel-variabel ekonomi agregat (secara keseluruhan).

A. Pendapatan Nasional

1.1 Pengertian

Pendapatan nasional dapat dipandang sebagai :

a) Pendapatan nasional berupa uang

(dinyatakan dalam kesatuan uang pada kesatuan waktu).

nilai barang yang dikonsumsikan pada tahun yang bersangkutan

b) Pendapatan nasional nyata

jumlah kesatuan fisik produk yang dihasilkan untuk tujuan konsumsi & investasi

netto.

c) Pendapatan nasional psikis

Jumlah kepuasan netto yang telah dinikmati (selama tahun yang bersangkutan)

1.2 Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional :

kuantitas & kualitas faktor produksi

metode produksi yang digunakan

pengetahuan ilmiah yang dimiliki penduduk

tingkat pembagian kerja

besarnya perusahaan-perusahaan

Beberapa konsep tentang pendapatan nasional :

1. G.N.P. (Groos National Product)

Adalah produksi total suatu negara dalam jangka waktu satu tahun yang dinilai menurut

harga pasar.

2. N.N.P. (Net National Product)

GNP dikurangi dengan Depresiation, yaitu aktiva yang lenyap atau rusak dalam jangka

waktu satu tahun.

3. N.N.I. (Net National Income)

Note : Pengertian yang praktis dapat dipakai

Pendapatan nasional berupa uang dan pendapatan nasional nyata

Pendapatan nasional uang dan tingkat harga umum

Pendapatan nasional nyata

Page 24: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Pendapatan agregat dikurangi dengan inderect taxes.atau NNP dikurangi dengan

Indirect Taxes.

4. Personal Income

Pendapatan perorangan (gaji, sewa, dan deviden)

5. Disposable Personal Income

Adalah personal income setelah dikurangi Personal taxes, pendapatan yang dapat

digunakan untuk kepentingan konsumsi.

B. Konsumsi dan Investasi

1. Konsumsi

1.1 Hubungan Konsumsi dan Pendapatan Disposible

Faktor penentu pengeluaran konsumsi :

1. disposable income sekarang

- Jika C dan Yd sudah dibentuk secara statistik kita dapat menentukan

perilaku C dengan cara :

- persamaan, tabel, dan grafik

- C = ƒ Yd konsumsi tergantung fungsi pendapatan disposible

2. pendapatan permanen : tingkat pendapatan yang akan diterima rumah tangga jika

pengaruh-pengaruh temporer (musim, fluktuasi usaha, rejeki nomplok, atau bencana

alam) dihilangkan,

3. kekayaan : tabungan dalam berbagai bentuk (deposito, saham, obligasi, barang, dll).

Kenaikan konsumsi sebagai akibat kenaikan kekayaan disebut wealth effect.

- Akan tetapi kekayaan dan pendapatan permanen dianggap tidak cepat berubah dari

tahun ke tahun, sehingga perubahan konsumsi lebih terkait dengan disposable

income sekarang.

- Sehingga tingkat pengeluaran konsumsi nasional terutama ditentukan oleh tingkat

disposable income.

Fungsi konsumsi : C = a + bYd; karena Yd = Y - T, maka

C = a + b (Y - T); C = (a - bT) + bY

C : tingkat pengeluaran konsumsi nasional,

a : pengeluaran konsumsi ketika pendapatan nasional 0,

b : MPC dimana 0 < b < 1,

Y : pendapatan nasional,

T : pajak.

Page 25: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

- Secara grafis :

konsumsi (C) C = Q

C = (a-bT) + bY

E

(a-bT)

45 Q Qp GDP(Q)

- Ket : Qp = GDP potensial (tingkat GDP full-employment)

- Hubungan yang dapat diukur antara C dan Yd ditunjukkan persamaan

Misal : C = Rp 40 + 0,8 Yd

Maka hubungan terukur antara C dan Yd adalah :

Yd C

400 320 + 40 = 360

600 480 + 40 = 520

800 640 + 40 = 680

C

680

520

360

400 600 800 Yd

1.2 Variabel Dalam Model Ekonomi Makro

Page 26: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

- Variabel Eksogen nilainya ditentukan kekuatan di luar model,

Variabel eksogen diklasifikasikan sebagai Δ otonom

- Variabel Endogen nilainya ditentukan di dalam model

C = 40 + 0,8 Yd

- Konstanta var endogen

- Var eksogen

Dari keadaan C = 40 + 0,8 Yd, dengan adanya kekuatan – kekuatan luar (eksogen)

Merubah fungsi C menjadi :

C = 50 + 0,8 Yd

Maka : terjadi kenaikan pengeluaran C otonom sebesar 10

1.3 Konsumsi Total (C Aggregat)

Perilaku ekonomi total adalah merupakan jumlah dari perilaku individual

Fungsi C total = RT

endoekso

∑∑+∑

Perilaku C pada berbagai RT pada suatu perekonomian

RT Fungsi CA

B

C

D

E

CA = 1 Yd

CB = 10 + 0,9 Yd

CC = 10 + 0,8 Yd

CD = 5 + 0,85 Yd

CE = + 0,95 Yd

C Aggregat = 25 + Yd5

5,4

C Aggregat = 25 + 0,90 Yd

2. Investasi

Investasi tergantung pada ;

Page 27: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

- beberapa faktor yang baru

- faktor dinamis di luar sistem ekonomi

- produksi dan pendapatan yang tinggi.

Investasi dipengaruhi oleh :

- hasil yang diharapkan dari pertambahan I (MEC)

- suku bunga

BAB VIII

HARGA, INFLASI, DAN TINGKAT PENGANGGURAN

Page 28: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

A. Harga

1. Pengertian Harga

1) harga barang akhir relatif terhadap harga-harga input (upah tenaga kerja, harga bahan

baku, dan barang antara).

2) Purchasing power (daya beli aktual) dari uang relatif kepada purchasing power uang

yang dipersepsi.

Purchasing power adalah berapa unit barang dapat dibeli oleh satuan uang.

Jika harga adalah P maka purchasing power adalah 1/P. Misal : indeks harga meningkat

dari 100 menjadi 200 maka purcashing power dari uang menurun dari 1/1 menjadi ½.

Sedangkan daya beli uang adalah apa yang dipikirkan oleh orang dapat dibeli dengan

uang itu.

2. Harga dan Produksi Nasional

Perilaku harga ditentukan di pasar. Harga- harga umum merupakan interaksi dari

aggregat demand (permintaan keseluruhan ekonomi) dan aggregat supply (penawaran

seluruh ekonomi).

Kurva aggregat demand menunjukkan kombinasi antara harga dan output dimana

pasar barang dan pasar uang secara simultan seimbang( keseimbangan dalam model IS-

LM). Arah hubungan antara harga dan produksi nasional adalah negative yaitu jika harga

turun pendapatan (produksi) nasional meningkat.

Kurva aggregat supply adalah hubungan antara berbagai tingkat harga dengan

tingkat produksi secara keseluruhan. Hubungan bersifat positip karena pada waktu harga

meningkat, jumlah yang ditawarkan juga meningkat.

Produksi nasional merupakan agregasi fungsi produksi, dimana Q = f(K,L) Q

adalah produksi, K adalah jumlah stock capital dan L adalah jumlah tenaga kerja yang

tersedia.

Berapa besarnya Q yang akan diproduksi tergantung dari berapa kapital (mesin,

dan peralatan produksi yang tersedia.

3. Penetapan Harga Keseimbangan

Tingkat output nasional dan tingkat harga ditentukan oleh perpotongan antara

permintaan dan penawaran aggregat. Kurva aggregat demand menggambarkan tingkat

pengeluaran pada berbagai tingkat harga dan dengan menganggap hal lain konstan. Kurva

aggregat supply menunjukkan apa yang akan diproduksi oleh perusahaan dan menjualnya

pada tingkat harga yang berbeda-beda.

Page 29: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Titik ekuilibrium adalah tingkat keseluruhan harga dimana perusahaan bersedia

memproduksi dan menjual output serta pembeli juga bersedia membeli pada jumlah

tersebut.

Keseimbangan makro ekonomi adalah suatu kombinasi keseluruhan harga dan

kuantitas dimana pihak penjual dan pembeli sama-sama tidak bersedia mengubah tingkat

penjualan, pembelian maupun harganya. Harga ditentukan bersama oleh interaksi

demand dan supply.

B. Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum (bukan harga salah satu komoditi saja)

secara terus menerus.

Tingkat inflasi : diukur dengan persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari

waktu ke waktu (bulanan/ tahunan).

%100)(

)()( ×−lalutahunIHK

lalutahunIHKinitahunIHK

Indeks Harga Konsumen : perbandingan relatif harga suatu paket barang-barang

konsumsi pada suatu saat dengan harga paket yang sama pada tahun dasar.

Tingkat inflasi : ~ rendah (dibawah 4 - 6 %)

~ moderat (antara 5 - 10 %)

~ tinggi ( > 100 %)

Faktor penyebab inflasi :

a. tingkat permintaan agregat melebihi kapasitas produksi (demand-pull inflation)

b kenaikan harga faktor produksi (tenaga kerja, dll). (cost - push inflation)

Akibat buruk inflasi :

a. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)

b. Efek terhadap efisiensi

c. Efek terhadap output

Cara Mencegah Inflasi :

a. Kebijakan moneter

b. Kebijakan fiskal

c. Kebijakan berkenaan dengan output

d. Kebijakan penentuan harga dan indexing

Stagflasi

Page 30: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Suatu kondisi perekonomian dimana stagnasi / resesi (lesunya demand yang

seharusnya diikuti dengan penurunan harga-harga atau minimal harga tetap dan demann

diperkuat akan tetapi ternyata karena berbagai tarif meningkat (harga bahan baku, tarif

listrik, BBM dan juga komoditi yang semula dipatok oleh pemerintah) maka akan terjadi

kenaikan harga yang menyulitkan pengusaha.

Keluar permintaan lesu dan kedalam buruh meminta upah meningkat, bahan baku

juga meningkat. Pengusaha terpaksa melakukan pilihan yang tidak mengenakkan

C. Tingkat Pengangguran

Diukur dengan persentase angkatan kerja yang menganggur.

Angkatan kerja = semua penduduk yang bekerja + semua penduduk yang mencari pekerjaan

dan menganggur

Kesempatan kerja dianggap penuh (full emplyment) jika tingkat pengangguran dalam

perekonomian kurang dari 4 %.

Faktor penyebab pengangguran :

• kurangnya permintaan agregat

• ingin pekerjaan yang lebih baik

• substitusi tenaga kerja oleh peralatan modern,

D. Neraca Pembayaran

Adalah catatan sistematis aliran semua pembayaran dari dalam ke luar negeri dan dari luar ke

dalam negeri, yang meliputi : 1) ekspor-impor barang dan jasa, 2) penanaman modal asing

dan modal domestik ke luar, 3) modal jangka pendek (deposito).

Defisit Neraca Pembayaran

Pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Sebab : impor melebihi

ekspor, pelarian modal ke luar.

Akibat negatif defisit :

kegiatan perekonomian domestik terganggu karena barang impor menggantikan

produk domestik

nilai tukar mata uang dalam negeri merosot, karena melemahnya permintaan.

BAB IX

Page 31: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO

- Definisi : upaya pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian supaya kinerjanya sesuai

dengan yang diinginkan (GDP riil tinggi, tingkat pengangguran dan inflasi rendah, neraca

pembayaran seimbang).

- Instrumen Kebijakan Makro

Variabel ekonomi yang dikendalikan pemerintah untuk mempengaruhi kinerja perekonomian

Contoh : pengeluaran pemerintah dan pajak (fiskal), jumlah uang beredar (moneter).

- Kebijakan Fiskal

Penggunaan pengeluaran pemerintah dan pajak untuk mempengaruhi perekonomian

- Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran untuk barang dan jasa (pesawat tempur, tank, konstruksi jalan, gaji pegawai

negeri sipil dan ABRI, dll). Merupakan salah satu komponen permintaan agregat, sehingga

perubahannya mempengaruhi permintaan agregat.

- Pajak : mempengaruhi perekonomian lewat 2 cara :

(1) pajak pendapatan mengurangi pendapatan masyarakat yang pada gilirannya mengurangi

konsumsinya. Akibatnya permintaan agregat menurun.

(2) pajak keuntungan mempengaruhi kegiatan investasi dunia usaha.

- Kebijakan Moneter

Adalah pengendalian jumlah uang beredar (JUB) untuk mempengaruhi kinerja

perekonomian

- Jumlah uang beredar

Adalah jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat + demand deposit (rekening koran)

masyarakat diperbankan, Kesemuanya berfungsi sebagai alat tukar/ pembayaran.

- Perubahan JUB mempengaruhi :

• tingkat harga

• harga saham

• harga perumahan

• nilai tukar mata uang.

- Kebijakan uang ketat (pengurangan JUB) akan menaikkan tingkat bunga dan menurunkan

investasi yang selanjutnya menurunkan GDP dan inflasi.

- Kebijakan Ekonomi Internasional :

1. Kebijakan perdagangan : kuota, tarif, lisensi impor.

2. Pengaturan pasar valuta asing : - nilai tukar tetap

- nilai tukar mengambang

- nilai tukar mengambang terkendali

BAB X

PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 32: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

A. Latar Belakang

Teori penentuan pendapatan yang merupakan analisa jangka pendek menganggap

bahwa sumber daya yang dimiliki atau yang ada dalam perekonomian baik kuantitas maupun

kualitasnya adalah terbatas. Lalu masalahnya adalah bagaimana bisa dicapai output total

kesempatan kerja penuh dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki ?

Apapun skeonarionya dalam jangka pendek, dalam jangka panjang harus dilihat

ekonomika pertumbuhan yaitu bagaimana output total suatu perekonomian tumbuh dan

berkembang terus sepanjang waktu, sesudah tingkat pendapatan nasional neto kesempatan

kerja penuh tercapai secara aktual. Ekonomika pertumbuhan mempunyai perspektif jangka

panjang.

B. Definisi dan Hitungan Pertumbuhan Ekonomi

1. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto

riel suatu perekonomian atau pendapatan nasional riel. Jadi perekonomian dikatakan

tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riel.

2. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan dalam output per kapita.

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup yang diukur dengan output

riel per orang. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi terjadi bila tingkat kenaikan output

riel total lebih besar daripada tingkat pertambahan penduduk. Sebaliknya terjadi

penurunan taraf hidup aktual bila laju kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada laju

pertamabahan output riel total.

Pertumbuhan ekonomi digambarkan dengan menggunakan kurva batas kemungkinan

produksi dimana pertumbuhan ekonomi merupakan pergeseran keluar kurva

Bagaimana pengukuran pertumbuhan yang terjadi ? pertumbuhan dinyatakan dalam

angka prosentase, katakanlah misalnya perekonomian suatu negara tumbuh dengan 3 % per

tahun. Ini berarti bahwa PDB naik sebesar 3% setiap tahunnya.

Angka prosentase tersebut sering disebut sebagai laju pertumbuhan ekonomi. Keadaan

atau posisi kesejahteraan ekonomi dalam jangka panjang dipengaruhi oleh tingkat atau

besarnya laju pertumbuhan ekonominya.

C. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Ada beberapa sumber strategis dan dominan yang menentukan pertumbuhan ekonomi

tergantung pada bagaimana pengklasifikasikannya adalah membagi menjadi faktor-faktor

manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumber-sumber tersebut.

Page 33: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Meskipun mempunyai sumber dominan untuk pertumbuhan yang kuantitasnya cukup

banyak serta dengan kualitas yang cukup tinggi tetapi bila manajemen penggunaannya tidak

menunjang maka laju pertumbuhan ekonomi rendah.

D. Hukum Pertambahan Hasil Yang Berkurang

Hubungan antara kuantitas dan kualitas sumber-sumber daya, kapital dan pengetahuan

teknologi yang dimiliki dengan perubahan output total tidaklah proporsional.

Kenaikan yang proporsioanal disebut sebagai kasus atau keadaan skala ekonomis

konstan sedangkan kenaikan produksi yang kurang dari proporsional dari kenaikan sumber-

sumber yang tersedia dan digunakan disebut sebagai kasus atau keadaaan skala disekonomis

Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menunjukkan bahwa bila tambahan

tenaga kerja dilakukan terus menerus secara berurutan pada sejumlah tertentu sumber daya

berupa tanah, maka output total akan terus bertambah tetapi melampaui suatu titik tertentu

tingkat kenaikan output total akan menurun.

Pertambahan output atau kenaikan produk total akibat adanya pertambahan tenaga

kerja (faktor variabel) yang digunakan disebut sebagai produk marginal (MP). Hukum

pertambahan hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa produk marginal akan turun

setelah melampui titik tertentu.

E. Jumlah Penduduk dan Dilema Kemiskinan

Penambahan hasil yang semakin berkurang menunjukkan hubungan yang tidak

menyenangkan antara dengan jumlah penduduk suatu negara dengan sumber daya, kapital,

dan teknologi yang dimilikinya.

Pengamatan Malthus sampai pada suatu kesimpulan bahwa kemiskinan yang dialami

oleh golongan kelas rendah di semua negara di dunia bersumber pada Hukum penambahan

hasil yang semakin berkurang.

Dalam penelitian Malthus mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu negara cenderung

berkembang melebihi kapasitasnya untuk memprodusir bahan makanan yang dibutuhkan

untuk mempertahankan hidup mereka.

Secara singkat dinyatakan bahwa jumlah penduduk akan bertambah secara deret ukur

sementara kenaikan output produksi makanan akan bertambah secara deret hitung.

Pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan pertambahan produk makanan

akan menghasilkan taraf hidup yang rendah bahkan kemiskinan dan kelaparan.

Output tenaga kerja turun, dan karena ini merupakan pendapatan rata-rata mereka maka

berarti taraf hidupnya turun dan mencapai taraf batas hidup. Pada tingkat ini penduduk tidak

akan bertambah lagi karena kemiskinan dan kelaparan akan mencegahnya.

Page 34: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

Bila kemudian terjadi kenaikan taraf hidup (output per kapita) maka jumlah penduduk

cenderung akan naik dengan cepat dan berlakunya hukum penambahan hasil yang berkurang

menyebabkan penurunan output perkapita yang berarti penurunan taraf hidup.

Dengan demikian maka penduduk mengalami dilema kemiskinan dimana pendapatan

penduduk cenderung hanya pada taraf batas hidup saja.

F. Pertumbuhan Ekonomi dan Kenaikan Produktivitas

Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa dalam proses

produksi bila paling sedikit satu faktor produksi dipegang konstan sebagai faktor produksi

tetap sedangkan faktor produksi lainnya terus bertambah secara berurutan, maka produk

totalnya akan terus bertambah secara berurutan, maka produk totalnya akan terus bertambah

tetapi lewat titik tertentu tambahan produk (produk marginal /MP) semakin menurun.

Pertambahan penduduk dan berarti penambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum

penambahan hasil yang semakin berkurang mengakibatkan kenaikan output yang semakin

kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup. Sebaliknya kenaikan jumlah

barang-barang kapital, kemajuan teknologi serta kenaikan kualitas dan ketrampilan tenaga

kerja cenderung mengimbangi berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang.

Dapat dikatakan bahwa penyebab dari rendahnya pendapatan di Negara – Negara yang

sedang berkembang adalah berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang

akibat pertambahan penduduk yang sangat cepat sementara tidak ada kekuatan yang

mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber daya

alam, kapital, dan kemajuan teknologi.

Akibat ramalan Malthus berlaku karena pertambahan penduduk mengakibatkan tekanan

terhadap produksi dan persediaan bahan makanan sehingga taraf hidupnya tetap rendah.

Apabila hukum pertambahan hasil yang menurun diimbangi secara lebih kuat dengan

kenaikan jumlah barang kapital, kemajuan teknologi dan perbaikan kualitas tenaga kerja maka

pertambahan penduduk akan mengakibatkan kenaikan produk rata-rata dan tingkat

pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.

Page 35: Modul Pengantar Ilmu Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Boediono, Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No.5, BPFE, Yogyakarta,

1999.

Bronson, William H, Macroeconomic Theory and Policy, 2nd, Edition, Harper International,

Edition, Harper & Row, Publishers, New York, 1979.

Faried, Wijaya, M.MA.Dr, Ekonomika Mikro, BPFE Yogyakarta, 1991.

Iskandar Putong, Ekonomi Mikro, Mitra Wacana Media 2005.

Mc. Connell, Cambell R, Economics : Principles and Problems, Mc. Graw Hill, Seventh Edition,

1978.

Suparmoko, M.Drs.,MA. Ph.D., Pengantar Ekonomika Makro, BPFE Yogyakarta, 1999.

Winardi Dr.SE., Pengantar Ilmu Ekonomi, Tarsito, Bandung, 1998.