Top Banner
MODUL PELATIHAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI MTs MAHASISWA PROFESI NERS 1
47

Modul Pelatihan Uks

Sep 16, 2015

Download

Documents

unit kesehatan sekolah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MODUL PELATIHAN

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)DI MTs

MAHASISWA PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

KONSEP UKS

A. Pengertian

Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajad kesehatan yang optimal serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang ada disekolah dan perguruan agama.

B. Tujuan

Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab V bagian ke 13 Pasal 45 ayat 1, kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya yang lebih berkualitas.

C. Program UKS (TRIAS UKS)

1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan melalui kegiatan Intra-Kurikuler maupun Ekstra-Kurikuler. Kegiatan Ekstra-Kurikuler dilaksanakan antara lain:

a. Kegiatan olah peserta didik atau guru UKS seperti : kerja bakti sosial, lomba yang ada hubungannya dengan kesehatan, aktivitas kader sekolah (dokter kecil), Pramuka, Saka Bhakti Husada (SHB), piket sekolah dan sebagainya.

b. Bimbingan hidup sehat.

c. Kegiatan penyuluhan kesehatan dan latiha keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan.

2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan yang bersifat komprehensif (terpadu dan menyeluruh), meliputi :

a. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif), berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan.b. Kegiatan pencegahan ( preventif ) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan.

c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan ( kuratif dan rehabilitatif ) berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cidera atau cacat agar dapat berfungsi optimal.

3. Pembinaan lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran dan ketrampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat.

Pembinaan lingkungan hidup sekolah yang sehat mencakup:

a. Kegiatan bina lingkungan fisik

b. Kegiatan bina lingkungan mental sosial, sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

D. Organisasi dan Pembinaan

Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh serta berdaya guna dan berhasil guna, yang melibatkan 4 ( empat ) Departemen yaitu Departemen Pendidikan, Departemen Agama, Departemen Kesehatan dan Departemen Dalam Negeri. Kerjasama 4 Departemen ini dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama 4 menteri sejak tahun 1984. Realisasi dari SKB empat Menteri tersebut diatas dibentuklah tim Pembina UKS baik di tingkat pusat maupun daerah yang akan melaksanakan pembinaan dan pengembangan UKS di seluruh Indonesia.

1. Di Tingkat Pusat

Ketua I, II, III dan IV terdiri dari Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Dirjen Binkesmas Dep. Kesehatan, Dirjen Binbaga Islam Depag dari Dirjen PUOD. Depdagri.

2. Dati I

Ketua : Gubernur / Kepala Daerah Tingkat IKetua I, II, III, IV Ketua harian I, II, III, IV, sekretaris dan anggota terdiri dari unsure Depdikbud, Depkes, Depag, Pemda, PKK dan Institusi lain yang terkait.3. Dati II

Ketua: Bupati/ Wali Kota Administrasi/ Kepala Daerah Tingkat II

Ketua I, II, III, IV, sekertaris dan anggota terdiri dari unsur Depdikbud, Depkes, Depag, Pemda, PKK dan atau Institusi lain yang terkait.

4. Kecamatan

Ketua: Camat

Ketua I, II, III, IV, Sekertaris dan Anggota terdiri dari unsur Depdikbud, Dinas P dan K, Kesehatan,Depag, Pemda, dan PKK

5. Pelaksana di Sekolah

Pembina: Kepala Desa atau LurahTim Pelaksana:

Ketua : Kepala Sekolah

Ketua I, II, Sekertaris dan anggota terdiri dari unsure Pemerintah Desa, BP3/ POMG, guru, Puskesmas dan pengurus OSIS.

PROGRAM DOKTER KECIL

A. PengertianDokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.B. Tujuan

1. Tujuan umum Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS2. Tujuan Khususa. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan lingkungannya.b. 2. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat.C. Kriteria peserta1. Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan pelatihan dokter kecil.2. Berprestasi sekolah3. Berbadan sehat.4. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.5. Berpenampilan bersih dan berperilaku.6. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.7. Izin orang tuaD. Tugas dan kewajiban dokter kecil1. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.2. Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.3. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun di rumah.4. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah.5. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain : Pekan kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.E. Kegiatan dokter kecil1. Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan.a. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.b. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.c. Penyuluhan Kesehatan.2. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di sekolah , antara lain :a. Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).c. Pertolongan Pertama Pada Penyakit.3. Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.4. Pengamatan kebersihan Ruang UKS , warung sekolah dan lingkungan sekolah.5. Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman sekolah, ruang kelas , perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi, tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).6. Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.7. Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS / Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

A. PENGERTIAN

Pertolongan pertama adalah pertolongan yang diberikan pertama kali pada saat terjadi kecelakaan.

Pertolongan pertama ( PP) yaitu pemberian pertolongan segera kepada korban yang mengalami sakit atau cedera secara mendadak yang sebelum korban dibawa ketempat rujukan ( fasilitas kesehatan terdekat).

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K) adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.B. TUJUAN 1. Mencegah cidera bertambah parah

2. Menolong jiwa korban

3. Mencegah akibat lebih lanjut

4. Membuat penderita lebih nyaman

5. mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.

Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K adalah :

P:penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu

sebelum bertindak

A:amankan korban dari ganggguan di tempat kejadian

sehingga bebas dari bahaya

T:tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di

tempat itu ada kecelakaan

U :usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit/

yang berwajib (polisi/ keamanan setempat)

T : tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang

paling tepatC. ALAT P3K

Bahan minimal yang harus tersedia :

1. Bahan untuk membersihkan tangan missal ; sabun, alcohol

2. Obat untuk mencuci luka missal air bersih, boorwater, povidon iodine

3. Obat untuk mengurangi rasa nyeri missal parasetamol

4. Bahan untuk menyadarkan missal moniak, minyak kayu putihAlat dalam pertolongan pertama terdiri dari Alat perlindungan diri ( APD) yaitu alat yang digunakan agar penolong tidak tertular penyakit seperti sarung tangan lateks, masker penolong dan kacamata pelindung.

Alat minimal yang tersedia : kasa steril, pembalut cepat, pembalut gulung / perban, gunting, bidai, mitela/ pembalut segitiga, kapas, pinset, senter, selimut dan plester. D. SIKAP, KEWAJIBAN DAN WILAYAH SEORANG PENOLONG :1. Sikap penolong :

a. Tidak panik, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan menganggap enteng luka yang diderita korban.

b. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.

c. Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.

d. Perhatikan tanda-tanda shock.

e. Jangan terburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan keparahan luka yang dialami korban.

2. Kewajiban Penolong :

a. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan.

b. Perhatikan keadaan penderita.

c. Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan.

d. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit.

3. Wilayah Penolong:Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya sementara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan. E. PENILAIAN KORBAN

Penilaian korban terdiri dari:

1. Penilaian Keadaan

Pada saat sampai di lokasi kejadian hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menilai keadaan sekitar. Apakah aman atau tidak bagi dirinya. Jika ragu lebih baik minta bantuan kepada orang dewasa atau yang lebih berpengalaman

2. Penilaian Dini

Langkah ini digunakan untuk menentukan korban karena penyakit atau cedera. Setelah itu langkah berikutnya yaitu sebagai berikut

a. Memeriksa respon, ada empat tingkatan respon yaitu

Awas: korban sadar dan mengenali keberadaan sekitar Suara: korban hanya menjawab jika dipanggil/ mendengar suara Nyeri: korban hanya bereaksi thd rangsang nyeri

Tidak berespon: korban tdk berespon thd semua rangsang yg diberikan penolong.

Hilangkan penyebab gangguan kesadaran, istirahatkan dan tenangkan korban yang gelisah, bila korban tidak sadar selama 30 menit maka harus dibawa ke dokter atau puskesmas.

b. Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik. Bila korban tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi

c. Menilai pernafasan, setelah jalan nafas berjalan baik maka penolong harus menilai pernafasan korban dengan cara:

Lihat : melihat diafragma korban naik turun atau tidak

Dengar: dengarkan suara nafas melalui hidung

Rasakan: rasakan hembusan nafas korban

d. Menilai denyut nadi, sebelum melakukan kita lihat terlebih dahulu kondisi korban apakah sadar atau tidak. Jika sadar cara yang digunakan adalah dengan meraba nadi pergelangan tangan (radial). Sedangkan bagi korban yang tidak sadar, nadi yang diperiksa adalah bagan leher.

e. Hubungi bantuan, usahakan untuk segera minta bantuan rujukan. Kita meminta bantuan kepada orang lain atau melakukannya sendiri misalnya dengan telepon.

3. Periksa tanda perdarahan

Tindakan yang dilaksanakan dengan segera adalah menghentikan peradarahan.

4. Pemeriksaan fisik

Tindakan ini dilakukan untuk memeriksa anggota tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dalam pemeriksaan fisik ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu apakah ada perubahan bentuk pada anggota tubuh, apakah ada luka yang terbuka, apakah korban merasakan nyeri dan apakah ada bengkak.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKAA. Pengertian Luka

Luka yaitu rusaknya jaringan lunak baik di dalam maupun luar bagian tubuh.B. Klasifikasi luka

1. Luka Terbuka

Umumnya kerusakan jaringan lunak ini darah keluar dari pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan. Luka terbuka terjadi bila kulit rusak da terlihat darah. Misalnya luka lecet, luka sayat, luka robek, luka tusuk.

2. Luka Tertutup

Yaitu bila darah tidak terlihat seperti memar, benjol dan remuk.C. Macam-Macam Penutup LukaMacam macam penutup luka yaitu kasa steril, penutup kain kasa, penutup perekat dan penutup buatan sendiri. Fungsi pembalut luka yaitu penekan untuk menghentikan perdarahan, mempertahankan penutup luka pada tempatnya dan menjadi penopang bagian tubuh yang cedera.D. Pedoman menutup dan membalut luka yaitu

1. Penutup luka

a. Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka

b. Bersihkan luka sebelum ditutup

2. Pembalutan luka

a. Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar

b. Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai

c. Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah ke atas ( kearah jantung)

d. Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkanE. Penanganan pada luka

1. Luka terbuka

a. Pastikan luka terlihat

b. Bersihkan daerah sekitar luka

c. Cegah terjadinya infeksid. Lakukan penutupan luka dan pembalutan

e. Baringkan korban

f. Tenangkan korban

g. Rujuk ke fasilitas kesehatan2. Luka tertutup

a. Beri kompres pada memar

b. Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin

c. Bila terjadi pada alat gerak maka tingikan lebih tinggi dari jantungPERTOLONGAN PERTAMA PADA PATAH TULANGA. Gejala dan Tanda Patah Tulang

1. Adanya perubahan bentuk. Bagian yang patah terlihat aneh bila dibandingkan saat sehat

2. Daerah yang patah sukar digerakkan bahkan mungkin tidak dapat

3. Terdengar suara berderik pada daerah yang patah

4. Bengkak di daerah patah

5. Memar di daerah patah

6. Ujung tulang mengkin terlihat pada patah tulang terbukaB. Jenis Patah Tulang

1. Patah Tulang Terbuka

Bagian tulang yang patah terlihat dari luar

2. Patah Tulang Tertutup

Bagian tulang yang patah tidak terlihat dari luar

C. Fungsi Pembidain

1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah

2. Mengurangi rasa nyeri

3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah

4. Mengurangi cedera yang baru di sekitar bagian tulang yang patah

5. Mempercepat kesembuhan

D. Cara Pembidaian

1. Jika korban sadar sampaikan rencana tindakan kepada korban

2. Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat dan rawatlah perdarahan bila ada

3. Nilai pergerakan, sensasi, sirkulasi ( GSS) pada bagian yang menjauhi batang tubuh sebelum melakukan pembidaian.

4. Siapkan alat seperlunya ( misalnya mitela dan bidai)

5. Upayakan tidak mengubah posisi cedera

6. Jangan memasukkan bagian tulang yang patah

7. Bidai harus meliputi 2 sendi dari tulang yang patah

8. Ikatan jangan terlalu keras dan longgar

9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak

10. Selesai dilakukan pembidaian lakukan pemeriksaan GSS kembali bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA PINGSANA. Penyebab Pingsan

Pingsan, penyebabnya adalah peredaran darah ke otak berkurang, kelelahan dan kekurangan makanan.

B. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pingsan yaitu perasaan mau jatuh, pandangan berkunang kunang, telinga berdenging, lemas, keluar keringat dingin, menguap dan denyut nadi lambat.

C. Penanganan pingsan:

1. Baringkan korban dengan tungkai ditinggikan

2. Longgarkan pakaian

3. Usahakan korban menghirup udara segar

4. berikan bau-bauan seperti minyak kayu putih

5. Periksa cedera lainnya

6. Beri selimut agar badannya hangat

7. Biarkan korban istirahat dahulu bila kesadarannya pulih

8. Bila tidak cepat pulih maka:

Periksa napas dan nadi

Posisikan stabil

Rujuk ke fasilitas kesehatan

PERTOLONGAN PERTAMA PADA PERDARAHAN A. Pengertian

Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak.

B. Jenis Perdarahan

Perdarahan ada 2 yaitu :

1. Perdarahan keluar

2. Perdarahan kedalam

C. PenyebabPenyebab perdarahan adalah putusnya pembuluh darahatau perlukaan pada pembuluh darah.

D. Tindakan P3K 1. Bagian anggota badan yang berdarah ditinggikan

2. Tekan pembuluh darah yang terletak diantara tempat perdarahan

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GANGGUAN PEREDARAN DARAH (SYOK)

A. Pengertian

Keadaan yang dapat mengancam kehidupan dimana otak dan alat vital lain kekurangan darah oleh berbagai sebab.

B. Penyebab

Penyebab syok adalah :1. kekurangan darah/cairan

2. Luka bakar yang luas

3. Nyeri yang hebat

4. Tidak tahan terhadap obat/ bahan kimia

C. Penggolongan Penggolongan syok adalah :

1. Ringan : pucat, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, korban gelisah, rasa haus.

2. Berat ; sangat pucat, mata terlihat cekung, pernapasan cepat dan tidak teratur. Nadi susah teraba apabila teraba sangat cepat (150/menit)D. Tindakan P3K Usahakan korban secepatnya dibawa ke dokter, puskesmas atau rumah sakit sambil berusaha melakukan :

1. Bawa korban ketempat teduhdan aman, bila tidak terdapat perdarahan di kepala tidurkan telentang tanpa bantal, atas kepala lebih rendah dari

2. Kaki, bila tidak ada patah tulang dan perdarahan dianggota badan, kaki dan tangan diluruskan.

3. Pakaian korban dikendorkan

4. Tenangkan korban dan usahakan agar badan tetap hangat

5. Bila ada luka atau perdarahan rawat luka dan hentikan perdarahan

6. Bila ada patah tulang kerjakan pembidaian

7. Bila muntaber berikan oralit

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

A. PENGERTIAN

Batuk pilek (Commond Cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak

B. PENYEBAB

-Virus

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1.Kelelahan

2.Gizi buruk

3.Anemia

4.Kedinginan

5.Tertular penderita batuk

6.Tinggal di rumah dan lingkungan tidak sehat

Biasanya penyakit terjadi pada waktu pergantian musim

D. CARA PENULARAN

1.Percikan ludah dari bersin atau batuk

2.Ingus yang dikeluarkan penderita

E. GAMBARAN KLINIK

1.Pilek, keluar sekret yang cair dan jernih dari hidung

2.Batuk sedikit dan kadang-kadang bersin

3.Pada anak yang lebih besar didapatkan kelelahan otot, pusing dan anorexia

F. CARA PENCEGAHAN TIMBULNYA ISPA1. Menghindari anak dari kuman

a. Menghindari anak berdekatan dengan penderita ISPA. Hal ini pentingnya karena kuman penyebab ISPA sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain.

b. Jika dalam keluarga ada penderita ISPA, ia harus menghindarkan diri dari anak-anak

c. Jika seorang ibu menderita ISPA sedangkan ia perlu mengasuh anak atau menyusui anak atau bayi, ibu tersebut harus menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan

d. Jangan mengizinkan bayi dicium oleh tamu-tamu atau orang lain karena mungkin tamu atau orang lain tersebut menderita ISPA atau mengandung kuman ISPA

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

a. Menjaga gizi anak agar tetap baik dengan memberikan makanan yang cukup bergizi (Cukup protein, kalori, lemak, vitamin dan mineral). Bayi sedapat mungkin mendapat ASI sampai 2 tahun. Bayi dan balita ditimbang secara teratur tiap bulan untuk mengetahui apakah berat badannya naik. Bertambahnya umur anak harus bertambah pula beratnya. Jika tidak berarti ada kelainan atau penyakit.

b. Kebersihan anak harus dijaga agar tidak mudah terserang penyakit menular.

c. Memberikan kekebalan bayi dengan imunisasi.

3. Memperbaiki lingkungan

a. Rumah harus berjendela agar aliran dan pertukaran udara cukup baik

b. Asap dapur dan asap rokok tidak boleh berkumpul dalam rumah

c. Rumah harus kering tidak lembab

d. Sinar matahari pagi harus diusahakan dapat masuk ke dalam rumah

e. Rumah tidak boleh terlalu padat dengan penghuni

f. Kebersihan di dalam dan di luar rumah harus di jaga, rumah harus mempunyai jamban yang sehat dan sumber air bersih

g. Air jamban dan pembuangan sampah harus diatur dengan baik, agar nyamuk, lalat dan tikus tidak berkeliaran didalam dan sekitr rumah

G. CARA MERAWAT

1.Memberikan obat gosok agar anak lebih nyaman

3.Berikan obat batuk sebelum tidur malam. Bila waktu tidur sering batuk berikan minum hangat

4.Jika obat selalu dimuntahkan caranya dengan diencerkan dengan 1-2 sendok teh manis, sirup atau madu kemudian diberikan sedikit demi sedikit

5.Berikan makanan bergizi setiap hari

MEROKOKOrang Mulai Merokok

Kata rokok memang sudah tidak asing lagi didengar. Kita mengenal rokok bisa dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan adanya berbagai media mulai dari surat kabar, televisi, radio, baliho-baliho yang terpampang megah di jalan besar sampai pada internet pun yang secara besar-besaran telah mempromosikan barang yang sesungguhnya memberikan dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Pandangan ini tentunya sudah menjelaskan secara keseluruhan karakteristik dari sebuah rokok pada umumnya.

Setelah mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran dan ada juga yang masa bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih penasaran memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal ini sama apabila seseorang masih penasaran dengan rokok, tentunya mereka akan mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Menurut Jeanne (1996:153) biasanya orang mulai merokok karena orang lain merokok. Hal ini pada umumnya akan berdampak sangat cepat menyerang anak-anak. Tentunya mereka mulai merokok karena meniru dari orang terdekat, yaitu orang tuanya yang merokok atau saudara yang diam-diam merokok. Selain itu, karena faktor lingkungan dan teman-teman di sekelilingnya yang telah merokok dan terbiasa dengan merokok, maka seorang anak mulai bisa merokok. Umumnya, anak anak melakukan hal ini karena mereka beranggapan bahwa dengan merokok akan membuat mereka dipandang sudah dewasa dan pemberani. Jika seseorang telah mencoba menghisap rokok, biasanya lama lama hal ini akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.

Mungkin Anda berpikir jika memang bahaya merokok sudah diketahui, mengapa masih ada orang yang merokok? Kalau diperhatikan, hampir semua perokok dewasa telah memulai aktivitas merokoknya sebelum mereka cukup dewasa untuk mengetahui betul tentang apa itu rokok dan bagaimana bahayanya terhadap kesehatan. Kini mereka pun sudah terbiasa merokok dan mereka merasa sulit untuk menghentikannya.

Ada beberapa alasan mengapa orang itu merokok. Mari kita ikuti uraian Sue Armstrong (1991: 25) : Beberapa alasan mengapa orang dewasa itu merokok adalah karena mereka benar benar menikmatinya sewaktu merokok, mereka menjadi ketagihan terhadap rokok sehingga tanpa adanya rokok hidupnya terasa hampa, mereka menjadi terbiasa untuk menghisap rokok agar dapat merasa santai, merokok telah menjadi suatu kebiasaan dan merokok merupakan penopang bermasyarakat. Namun, penjabaran yang diberikan Sue Armstrong ini pada umumnya bukanlah alasan orang untuk mulai merokok. Beberapa orang merasa terangsang jika merokok, namun ada pula yang merokok karena ingin tenang dan merasa terbebas dari rasa takut dan gelisah. Ada pula merokok karena ingin lebih akrab dengan teman teman yang mengharuskan merokok dalam suatu kelompok.

Tiga Bahan Rokok yang Paling Berbahayaa. NIKOTIN

Menurut Jeanne Mandagi, (1996 :152) nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi kadang-kadang bisa meradang. Ditambahkan pula oleh Sue Armstrong (1991 : 7) bahwa nikotin merupakan bahan kimia yang tidak berwarna dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal. Kedua pendapat ini memberikan penjelasan tentang dampak nikotin pada tubuh dan karakterisiknya. Hal ini tentunya tergantung pada jumlah dan keadaan fisiologis serta psikologis orangnya. Dalam jumlah besar, nikotin sangat berbahaya, yaitu antara 20 mg sampai 50 mg nikotin dapat menyebabkan terhentinya pernapasan.

Meghisap satu batang rokok berarti telah menghisap 2-3 mg nikotin. Jika asapnya tidak dihisap, nikotin yang terhisap hanya 1-1,5 mg saja. Bagi orang-orang yang bukan perokok atau yang tidak biasa merokok, dengan menghisap 1-2 mg nikotin saja sudah menyebabkan mereka pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Mereka berkeringat dan terasa sakit di daerah lambung.

Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan ketagihan. (Jeanne Mandagi, 1996 :152). Seperti yang kita ketahui bahwa nikotin mempunyai pengaruh menenangkan.

Pendapat lain menambahkan, Hans Tjandra. Merokok dan Kesehatan. 2003. http//:www.compas.co.id (19 Desember 2009) nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Oleh karena itu, semakin banyak rokok dihisap, semakin hebat jantung dipacu. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

b. KARBON MONOKSIDA

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau sama sekali. Gas ini bisa kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil. Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat mengikat dirinya pada HB darah dengan akibat oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh (padahal yang diperlukan tubuh adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik otak maupun organ tubuh yang lain tidak dapat berfungsi. Seperti halnya mesin yang perlu udara untuk membakar bensin agar mesin tersebut bergerak, maka tubuh kita perlu oksigen untuk membakar makanan yang disimpan dalam jaringan tubuh untuk memberikan energi. Selanjutnya, efek dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit dan mengeras sehingga akhirnya dapat mengakibatkan peyumbatan.

Satu batang rokok yang dibakar mengandung 3-6 % karbon monoksida dan dalam darah kadarnya mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya adalah 1%. Perokok dengan kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3 kali lipat dibanding dengan bukan perokok. Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermudah para perokok menderita penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan akibat-akibatnya. (Jeanne Mandagi, 1996 :152). Seandainya saja para perokok mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan memberikan kesempatan pada sebuah penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.

c. TAR

Lebih dari 2000 zat kimia baik berupa gas, maupun partikel padat terkandung dalam asap rokok. Diantara zat-zat tersebut ada yang mempunyai efek karsinogen. Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan nikotin dan tetesan-tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan 10-30 mg tar. Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar yang lebih banyak. Tar merupakan kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau dalam proses pertanian dan industri sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya. Jeanne Mandagi, (1996 :152). Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker karena tar mempunyai efek karsinogen.

Bahaya Rokok terhadap Kesehatan

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat buruk di bidang ekonomi. Di negara industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk berhenti merokok, sedangkan di negara berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung timbul peningkatan kebiasaan merokok.

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Hans Tjandra. Merokok dan Kesehatan. 2003. http//:www.compas.co.id (19 Desember 2009 ))

Berdasarkan penjelasan di atas, rokok dan asapnya mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi perokok pasif yang hanya ikut menghirup asapnya saja. Dilihat dari bahan-bahan yang berbahaya dalam rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat, karbon monoksida dapat menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan tubuh dengan mengikat dirinya pada HB darah, dan tar memicu timbulnya kanker.

Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu. (Yudshistira. Penyuluhan Bahaya Rokok. 2008. http//: yudhistirapanjaitan.blogspot.com (19 Desember 2009 )). Dari pendapat ini kita tahu bahwa asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tersebut tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Nikotin, karbon monoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang-kurangnya 25 jenis penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara, kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik, strok, osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan kerusakan mata. Diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:a. Penyakit Kanker Paru

Terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan kanker paru sebab penyebab utama dari penyakit ini adalah rokok. Bahkan Chaerunnisa. Bahaya rokok bagi kesehatan paru. 2008. http//:lifestyle.okezone.com yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Oleh karena itu, kebiasaan merokok harus dihentikan. Mengingat tidak adanya obat yang manjur untuk menyembuhkan kanker paru, tetapi obat-obatan dan oksigen yang diperlukan hanya untuk meringankan gejalanya saja

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.

Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama rokok, dengan timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

b. Penyakit Jantung Koroner

Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya terbesar akibat merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah yang jauh lebih berbahaya. Menurut Hans Tjandra. Merokok dan Kesehatan. 2003. http//:www.compas.co.id (19 Desember 2009 )) banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Dengan demikian, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung koroner tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana akibat yang dihasilkan karbon monoksida.

Efek rokok terhadap jantung dapat dijelaskan melalui efek kimia. Ada dua zat yang dianggap mempunyai efek yang besar yaitu CO ( Karbon Monoksida ) dan nikotin. Efek berkepanjangan dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan terganggu, menyempit dan mengeras sehingga dapat mengakibatkan penyumbatan.

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap. Faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.

Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Pembuluh darah yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.c. Penyakit Stroke

Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

d. Penyakit Mulut

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan dhiisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit. (Gklinis. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut . 2004. http://info.gizi.net (20 Desember 2009)). Memang terdapat keterkaitan yang erat antara merokok dengan kesehatan mulut karena aktivitas merokok dimulai di mulut.

Merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.

PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH.Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Di sini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI. Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

PENEBALAN MUKOSA (SELAPUT LENDIR) AKIBAT MEROKOK. Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok.

Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktivitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktivitas seluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.

Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir) ini. Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi. Biasakan memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak mengalami keluhan dan yang paling penting adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu konsultasi dengan dokter.

NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU. Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa tar. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian dalam dan sukar untuk dihilangkan.e. Dampak Bagi Perokok PasifSekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap bahwa merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan urusan pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada perokok aktif, tetapi juga mengotori udara sekitar.

Orang-orang yang bukan perokok, tetapi ikut menghirup udara yang tercemar asap rokok dinamakan perokok pasif ('passive smoking'). Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan dan rokok yang mengepul ke udara luar ditambah dengn asap yang dihembuskan oleh perokok mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada yang dihisap oleh perokok sendiri yang labil. Mereka yang peka sebagai perokok pasif terutama adalah bayi dan anak-anak.

Risiko yang akan diterima perokok pasif antara lain dapat mengalami kanker paru dan penyakit jantung, masalah prnapasan termasuk radang paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin, batuk-batuk, dan sakit kepala.

Di samping itu, perokok pasif juga mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap berbagai penyakit, 30 % penyakit jantung dan 25% kanker. Bagi ibu hamil yang merokok akan mengalami pengaruh buruk antara lain akan mengalami keguguran, pendarahan, bayi lahir prematur, bayi meninggal / meninggal setelah lahir, bayi lahir dengan berat badan rendah ( lebih rendah dari normal ) dan bayi sering sakit.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi kesehatan, juga akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif. Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

Upaya Penanggulangan Bahaya RokokKebiasan merokok memang sulit untuk dihentikan. Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya. Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Profesi kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam penyuluhan dan menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter harus segera dihentikan. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, tempat kerja, pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok, memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok. Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.

Adanya upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.

Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:

a. Meskipun orangtua Anda merokok, Anda tidak perlu harus meniru, karena Anda mempunyai akal yang dapat dipakai untuk membuat keputusan sendiri.

b. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya Anda mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.

c. Anda tidak harus ikut merokok hanya karena teman-teman Anda merokok. Anda bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain. Bagi mereka yang susah untuk menghentikan kebiasaan merokok ini, kadang-kadang akan mengalami frustasi, mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi. Adanya jalan tengah untuk menyikapi hal ini memungkinkan mereka boleh merokok tiga sampai lima batang sehari, tetapi mereka harus sedapat mungkin mengendalikan faktor faktor risiko lainnya. Mereka bisa ditolong dengan mengunyah permen bila dorongan untuk merokok timbul.Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia. Maksud utama dari Hari Bebas Tembakau ini adalah untuk mendorong para perokok secara sukarela berhenti merokok sebagai langkah awal untuk mengurangi atau berhenti sama sekali, menghimbau para penjual rokok untuk secara sukarela tidak menjual rokok selama sehari sebagai suatu tindakan demi kepentingan dan kebaikan umum, menghimbau media massa terutama di Negara-negara yang sedang bekembang untuk tidak memuat atau menyebarluaskan iklan rokok selama sehari demi kepentingan dan kebaikan umum juga.PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS).

PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

A. Indikator PHBS di sekolah1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat4. Olahraga yang teratur dan terukur5. Memberantas jentik nyamuk6. Tidak merokok di sekolah.7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.8. Membuang sampah pada tempatnya

B. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah Siswa

Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa)

Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)

C. Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.

Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa

Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.

Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Langkah-langkah Pembinaan PHBS di sekolah1.Analisis Situasi

Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.

2.Pembentukan kelompok kerja

Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :

Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di sekolah.

Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi.

Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme pengawasannya.

Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah.

Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di sekolah.

3.Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolahKelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.

4.Penyiapan InfrastrukturMembuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah

5.Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah

a.Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain : Penggunaan jamban sehat dan air bersih Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN) Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah Membuang sampah ditempatnya

b.Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah

6.Penerapan PHBS di Sekolah Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai

dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler) Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler)

1. Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas

2. Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.

3. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana

4. Pemeliharaan jamban sekolah

5. Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah

6. Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar

7. Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur

8. Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.

Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.

Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan

melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.

Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan

7.Pemantauan dan evaluasi Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah dilaksanakan Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan. Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan

Dukungan dan Peran untuk membina PHBS di sekolahAdanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

29