Top Banner

of 95

Modul Materi Mentoring

Jan 08, 2016

Download

Documents

Entri Aprilia

modul materi mentoring
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Pertemuan 1 : Keutamaan Menebar SalamTujuan Intruksional Umum :

Peserta membiasakan diri untuk menebar salam di lingkungan sekitar sesuai dengan adab yang telah dicontohkan Rasulullah saw.

Tujuan Intruksional Khusus :

1. Menumbuhkan rasa saling mencintai antar sesama muslim

2. Memahami makna salam adalah doa

3. Tidak mempermainkan salam.

4. Menggunakan salam yang baik dan benar

Sudah menjadi hal yang lumrah bagi seorang muslim ketika saudaranya sesama muslim mengucapkan salam kepadanya saat berpapasan, masuk rumah atau ketika akan berpisah satu sama lain, dan dalam keadaan lainnya.Namun bagi sebagian kaum muslimin, perkara salam ini masih merupakan suatu perkara yang asing, bukanlah asing yang dimaksud disini berarti mereka tidak mengenal ajaran Islam ini, namun asing yang dimaksud disini ialah tidak terbiasanya mereka dalam mengamalkannya, tidak mengenal keutamaannya, bahkan sampai pada tingkat bingung ketika disalami dan menjawab salam saudaranya dengan cara yang tidak dituntunkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam .Bahkan sebagian mereka sampai pada tingkat menyukai atau lebih menyenangi kepada kebudayaan-kebudayaan kaum kafir atau kebudayaan lain yang bukan datang dari Islam, semisal ucapanHallo, See you again, Haii, Sampai jumpa, Selamat datang dan lainnya. Padahal Islam telah datang dan mengajarkan yang lebih baik daripada yang demikian,Allahu Yahdihim..MAKNA SALAM DAN HUKUMNYAKaum musliminRahimahullah, Salam yang kita maksudkan dalam kajian ini ialah ucapan . Adapun kalimat itu sendiri mempunyai makna tersendiri yang disebutkan oleh para ulama:

Sebagian mereka (para ulama) mengatakan adalah nama Allah Subhanahu wataala, jika seseorang mengucapkan berarti dia mengucapkan Nama Allah atas kamu yang bermakna Semoga kamu berada dalam lindungan Allah Subhanahu wataala

Sebagian mereka (para ulama) juga mengatakan bermakna (keselamatan), jadi makna ucapan adalah Keselamatan untukmu (Al Minhaj Syarhu Shohihi Muslim, Jilid 7 hal 262, Kitab As Salam)

Imam NawawiRahimahullahmenyebutkan Ketahuilah bahwa memulai salam hukumnya adalah sunnah dan menjawab salam hukumnya adalah wajib. Jika orang yang mengucapkan salam terdiri dari sekelompok orang (jamaah) maka berlaku bagi mereka hukum sunnah kifayah yang berarti jika salah satu dari mereka mengucapkan salam, maka sunnah salam tersebut menjadi hak mereka seluruhnya. Jika orang yang disalami adalah satu orang maka wajib (Fardhu ain) dia untuk menjawab. Jika orang yang disalami adalah sekelompok orang (Jamaah) maka hukum menjawab salam bagi mereka menjadi Fardhu Kifayah, yang berarti jika salah seorang dari mereka sudah menjawab salam, maka terputuslah dosa / kesalahan bagi yang belum menjawab salam. (Al Minhaj, Jilid 7 hal 261)TATA CARA SALAMBerkata Imam NawawiRahimahullah, Dicintai /Mustahab bagi seorang yang memulai salam dengan mengucapkan dengan menggunakan kata ganti jamak () walaupun yang disalami cuma satu orang, dan orang yang menjawab mengatakan (Syarh Riyahdush Sholihin Ibnu Utsaimin Jilid 3, hal 10)KEUTAMAAN SALAMUmat Islam adalah umat yang mendapatkan keutamaan dari AllahSubhanahu wataaladibanding umat lainnya, dengan keutamaan itu derajat mereka diangkat oleh AllahSubhanahu wataala didunia dan akhirat. Setiap ajaran Islam mengandung keutamaan / Fadhilah, begitu juga salam.

Bahkan Yahudi mengetahui keutamaan tersebut sehingga menimbulkan Hasad dalam diri mereka, dari Aisyah Radhiyallahu anha,

, , : ,

Dari Aisyah Radhiyallahu anha, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah Yahudi hasad terhadapkalian tentang sesuatu, seperti hasadnya terhadap kalian dalam permasalahan salam dan ucapan Aamiin. (HR. Ibnu Majah 856 dan Ibnu Khuzaimah)Yahudi musuh terbesar umat Islam, mengetahui keutamaan salam dan hasad kepada kaum muslimin terhadap anugerah yang mereka dapatkan dari AllahSubhanahu wataala, bagaimana bisa sebagian kaum muslimin melupakan keutamaan ini?Diantara keutamaan salam tersebut ialah :

1. Pahala yang sangat banyak bagi setiap yang mengucapkan salam. Dalilnya adalah dari Abu HurairahRadhiyallahu anhu:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa seorang pemuda melewati Nabi Shallallahu alaihi wasallam, sedang dalam keadaan duduk disebuah Majelis. Maka Pemuda ini mengucapkan Assalamualaikum, maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengatakan : bagi dia 10 kebaikan. Lalu lewat Pemuda yang lain dan mengatakan : Assalamualaikum wa rahmatullah, Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengatakan : Bagi dia 20 kebaikan kemudian lewat lagi Pemuda yang lainnya mengatakan : Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengatakan :Bagi dia 30 kebaikkan(HR. IbnuHibban 493, Abu Daud 5195, Tirmidzi 2689 dan ini adalah lafadz Ibnu Hibban)

2. Meyebarkan salam merupakan sebab yang bisa membuat seseorang mulim saling mencintai dan sebab yang mengantarkan kepada Al Jannah (Surga), Dalilnya adalah:

, : : , , ,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda : Kalian tidak akan masuk Jannah sampai kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan apa yang bisa membuat kalian saling mencintai? Para Shahabat berkata : Tentu ya Rasulullah.. Sebarkanlah salam diantara kalian.(HR. Muslim no.54)ADAB-ADAB SALAMSiapakah yang lebih dahulu memberikan salam? Dijelaskan dalam Hadits berikut: : , : : , ,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Hendaklah orang yang berkendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan dan orang yang berjalan memberikan salam pada yang duduk dan orang yang berjumlah sedikit memberikan salam pada yang banyak.(HR. Bukhari 6232, Muslim 2160)

Akan tetapi kaum muslimin Rahimakumullah, hadits ini bukanlah dipahami,bahwasanya haram bagi orang yang berjalan untuk memberikan salam terlebih dahulu kepada yang berkendaraan atau yang tua kepada yang muda, yang berjumlah banyak kepada kelompok yang kecil akan tetapi ini adalah bentuk adab yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Syaikh Utsaimin Rahimahullah menyebutkan : Sebaik-baik manusia adalah yang memulai memberikan salam (Syarh Riyadhus Sholihin Ibnu Utsaimin Jilid 3 hal 14)

Disebutkan dalam Riwayat Tirmidzi dari Abu Umamah :

, : , :

Dari Abu Umamah, ditanyakan pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam : Wahai Rasulullah, 2 pemuda saling bertemu, siapa yang harus memulai untuk memberikan salam? Berkata Rasulullah : Yang paling utama diantara keduanya disisi Allah Subhanahu wataala.(HR. Tirmidzi 2694)

Menjawab salam dengan yang lebih baik atau yang semisal. Allah berfirman dalam Surat An Nisa : 86

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.(QS. An Nisa: 86)Jika seseorang memberikan salam dengan maka jawab yang lebih adalah dan yang lebih baik lagi dari ini adalah

Salam ketika mendatangi Majlis dan meninggalkan majlis.

Dalilnya : : : , ,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam : Jika salah seorang dari kalian mendatangi majelis maka ucapkanlah salam, jika pergi meninggalkan majlis ucapkanlah salam, karena salam yang kedua tidaklah lebih utama dari pada salam yang pertama.(HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, Hadits ini shahih Lighairih)

BEBERAPA HUKUM TERKAIT DENGAN SALAMTanya: Apakah boleh memberikan salam dengan lafadz selain ?Jawab : Yang sesuai sunnah adalah seorang muslim menyalami saudaranya dengan lafadz Adapun jika dia mengucapkan lafadz lain yang bisa menyenangkan hati saudaranya semisal ucapan : Kaifa haluk (Apakabar), Ahlan wa Sahlan (Selamat datang), Hayakallah (Semoga Allah panjangkan umurmu) dan semisalnya maka tidaklah ada larangan dalam hal ini dengan syarat di dahului dengan ucapan salam yang telah disyariatkan, namun jika hanya mencukupkan lafadz ini sebagai salam tanpa mengucapkan lafadz salam atau dengan klakson kendaraan dengan tidak mengucapkan lafadz salam maka tidak boleh. ( Lihat Fatwa Lajnah Daimah no. 20845)Tanya:Bolehkah memberikan salam kepada orang Kafir?Jawab :Jumhur Ulama mengatakan haram untuk memulai salam kepada orang kafir dan wajib untuk menjawab salam orang kafir dengan mengucapkan : atau (Lihat Penjelasan Imam Nawawi, Al Minhaj Jilid 7 hal 266) Dalilnya:

, : ..

Janganlah kalian memulai salam terhadap Yahudi dan Nashroni. (HR. Muslim 2167)

:

Jika Ahlul kitab menyalami kalian,katakanlah .(HR. Muslim : 2163)Tanya:Bolehkah salam pada suatu kelompok yang disitu ada muslimin dan orang-orang kafir?Jawab :Boleh dengan meniatkan salam khusus untuk muslmin saja. (Lihat Al Minhaj Jilid 7 hal 267)

Maraji / Referensi :1. Al Minhaj Syarhu Shohihi Muslim, Imam Nawawi2. Syarh Riyadhus Sholihin Muhammad bin Sholih At Utsaimin3. Rasyul Barad Syarh Adabul Mufrad. Muhammad Luqman AsSalafy

Pertemuan 2 : Berbakti pada Orang TuaSaran : sebaiknya sebelum ini, mentor menceritakan kisah Uwais Al-Qarni. Metode ceramah,diskusi,menonton video tentang beliau.

Tujuan Intruksional Umum :

Peserta berperilaku yang baik pada orang tua sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw dan firman Allah swt

Tujuan Intruksional Khusus :

1. Memahami betapa pentingnya beradab yang baik dan benar pada orang tua

2. Menumbuhkan rasa cinta yang begitu dalam pada orang tua

3. Mengetahui dan memahami hak-hak orang tua yang masih hidup

4. Mengetahui hak-hak orang tua setelah meninggal

Kedua orang tua adalah manusia yang paling berjasa dan utama bagi diri seseorang. Allah taala telah memerintahkan dalam berbagai tempat di dalam al Quran agar berbakti kepada kedua orang tua. Allah menyebutkan berbarengan dengan pentauhidan-Nya dan memerintahkan para hamba-Nya untuk melaksanakan sebagaimana akan disebutkan sebagai berikut. Hak kedua orang tua merupakan hak terbesar yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Disini akan dicantumkan beberapa adab yang berkaitan dengan masalah ini. Antara lain hak yang wajib dilakukan semasa kedua orang tua hidup dan setelah meninggal. Dengan pertolongan Allah saya sebutkan beberapa adab tersebut antara lain :

Bagian IHak-Hak Yang Wajib Dilaksanakan Semasa Orang Tua Masih HidupDiantara hak orang tua ketika masih hidup adalah:

1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai AllahMentaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya.

Allah subhanahu wa taala berfirman (yang artinya):

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya [QS.Lukman: 15]

Tidak boleh mentaati makhluk untuk mendurhakai Allah, Penciptanya, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam:

Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan. [1]

Adapun jika bukan dalam perkara yang mendurhakai Allah, wajib mentaati kedua orang tua selamanya dan ini termasuk perkara yang paling diwajibkan. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendurhakai apa saja yang diperintahkan oleh kedua orang tua.

2. Berbakti dan Merendahkan Diri Dihadapan Kedua Orang TuaAllah subhanahu wa taala berfirman (yang artinya):

Kami perintahkan kepada manusia suapaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya.. [QS.Al Ahqaf: 15]

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak.. [QS.An Nisaa:36]

Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga kondisi mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari anaknya.

Allah subhanahu wa taala berfirman (yang artinya):

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat bik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih saying dan ucapkanlah: Wahai, Rabbku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. [QS.Al Israa: 23-24]

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga. [2]

Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti kedua orang tua, walaupun dengan isyarat atau dengan ucapan ah. Termasuk berbakti kepada keduanya ialah senantiasa membuat mereka ridha dengan melakukan apa yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah taala, sebagaimana yang telah disebutkan.

3. Merendahkan Diri Dihadapan MerekaTidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua atau di hadapan mereka berdua. Tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka, membentangkan dipan untuk mereka, mempersilahkan mereka duduk ditempat yang empuk, menyodorkan bantal, jangan mendahului makan dan minum, dan lain sebagainya.

4. Berbicara Dengan Lembut Dihadapan MerekaBerbicara dengan lembut merupakan kesempurnaan bakti kepada kedua orang tua dan merendahkan diri di hadapan mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wa taala (yang artinya):

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [QS.Al Israa: 23]

Oleh karena itu, berbicaralah kepada mereka berdua dengan ucapan yang lemah lembut dan baik serta dengan lafazh yang bagus.

5. Menyediakan Makanan Untuk MerekaMenyediakan makanan juga termasuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika ia memberi mereka makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada dirinya, anaknya, dan istrinya.

6. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan LainnyaIzin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan bertanya: Ya Rasulullah, apakah aku boleh ikut berjihad? Beliau balik bertanya: Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua? Laki-laki itu menjawab: Masih. Beliau bersabda: Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya. [3]

Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan berkata: Aku datang membaiatmu untuk hijrah dan aku tinggalkan kedua orang tuaku menangisi (kepergianku).

Maka Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:

Pulanglah dan buatlah mereka tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka menangis. [4]

Seorang laki-laki hijrah dari negeri Yaman lalu Nabi shalallahu alaihi wasallam bertanya kepadanya: Apakah kamu masih mempunyai kerabat di Yaman? Laki-laki itu menjawab: Masih, yaitu kedua orang tuaku. Beliau kembali bertanya: Apakah mereka berdua mengizinkanmu? laki-laki itu menjawab: Tidak. Lantas Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: Kembalilah kamu kepada mereka dan mintalah izin dari mereka. Jika mereka mengizinkan, maka kamu boleh ikut berjihad, namun jika tidak, maka berbaktilah kepada keduanya. [5]

Seorang laki-laki berkata kepada beliau: Aku membaiat Anda untuk berhijrah dan berjihad semata-mata hanya mengharapkan pahala dari Allah taala. Beliau bersabda kepada laki-laki tersebut: Apakah salah satu kedua orangtuamu masih hidup? laki-laki itu menjawab: Masih, bahkan keduanya masih hidup. Beliau kembali bersabda: Apakah kamu ingin mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wa taala? Lelaki itu menjawab: Ya. Kemudian Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: Kembalilah kamu kepada kedua orang tuamu dan berbaktilah kepada keduanya. [6]

7. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah yang Mereka InginkanRasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketik ia berkata: Ayahku ingin mengambil hartaku.

Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: Kamu dan hartamu milik ayahmu. [7]

Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik kepadanya.

8. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai MerekaHendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para saudara, karib sahabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah ini.

9. Memenuhi Sumpah Kedua Orang TuaApabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang didalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.

10. Tidak Mencela Orang Tua Atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang LainMencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya. Para Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya? Beliau menjawab: Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya. [8]

Perbuatan ini merupakan perbuatan dosa yang paling buruk.

Orang-orang sering bergurau dan bercanda dengan melakukan yang sangat tercela ini. Biasanya perbuatan ini muncul dari orang-orang rendahan dan hina. Perbuatan seperti ini termasuk dosa besar sebagaimana yang telah disebutkan.

11. Mendahulukan Berbakti Kepada Ibu Daripada AyahSeorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab: Ibumu. Laki-laki itu bertanya lagi: Kemudian siapa lagi? Beliau kembali menjawab: Ibumu. Laki-laki itu kembali bertanya: Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? tanyanya. Ayahmu. Jawab beliau. [9]

Hadits diatas tidak bermaksud lebih mentaati ibu daripada ayah. Sebab, mentaati ayah lebih di dahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dibolehkan dalam syariat. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan untuk taat kepada suaminya, yaitu ayah anaknya. Hanya saja, jika salah seorang mereka menyuruh berbuat taat dan yang lain menyuruh berbuat maksiat, maka wajib untuk mentaati yang pertama.

Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu yaitu lebih bersikap lemah lembut, lebih berprilaku baik dan memberikan sikap yang lebih halus daripada ayah. Hal ini apabila keduanya berada di atas kebenaran.

Sebagian Salaf berkata: Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.

Demikianlah penjelasan umum hak-hak orang tua semasa mereka masih hidup.

Bagian IIHak-Hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal DuniaDiantara hak orang tua setelah mereka meninggal adalah:

1. Menshalati KeduanyaMaksud menshalati disini adalah mendoakan keduanya. Yakni, setelah mereka meninggal dunia, karena ini termasuk bakti kepada mereka. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya lebih sering mendoakan kedua orang tuanya setelah mereka meninggal daripada ketika masih hidup. Apabila anak itu mendoakan keduanya, niscaya mereka berdua akan semakin bertambah, berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan dirinya. [10]

2. Beristighfar Untuk Mereka BerduaOrang tua adalah yang paling utama bagi seorang Muslim untuk didoakan agar Allah mengampuni mereka karena kebaikan mereka yang besar.

Allah subhanahu wa taala menceritakan kisah Nabi Ibrahim alaihissalam dalam al Quran (yang artinya): Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku [QS.Ibrahim: 41]

3. Menunaikan Janji Kedua Orang TuaHendaknya seseorang menunaikan wasiat orang tua dan melanjutkan secara berkesinambungan amalan-amalan kebaikan yang dahulu pernah dilakukan keduanya. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amalan kebaikan yang dulu pernah dilakukan dilanjutkan oleh anak mereka.

4. Memuliakan Teman Kedua Orang TuaMemuliakan teman kedua orang tua juga termasuk berbuat baik kepada orang tua, sebagaimana yang telah disebutkan. Ibnu Umar radhiyallahu anhu pernah berpapasan dengan seorang Arab badui di jalan menuju Mekkah. Kemudian Ibnu Umar mengucapkan salam kepadanya dan mempersilahkan naik ke atas keledai yang ia tunggangi. Selanjutnya, ia juga memberikan sorbannya yang ia pakai. Ibnu Dinar berkata: Semoga Allah memuliakanmu. Mereka itu orang Arab badui dan mereka sudah terbiasa berjalan. Ibnu Umar berkata: Sungguh, dulu ayahnya teman Umar bin al Khaththab dan aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya tersebut meninggal. [11]

5. Menyambung Tali Silaturrahim Dengan Kerabat Ibu dan AyahHendaknya seseorang menyambung tali silaturrahim dengan semua kerabat yang silsilah keturunannya bersambung dengan ayah dan ibu, seperti paman dari pihak ayah dan ibu, bibi dari pihak ayah dan ibu, kakek, nenek, dan anak mereka semua. Bagi yang melakukannya, berarti ia telah menyambung tali silturrahim kedua orang tuanya dan telah berbakti kepada mereka. Hal ini berdasarkan hadits yang telah disebutkan dan sabda beliau shalallahu alaihi wasallam: Barangsiapa ingin menyambung tali silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal. [12]

Demikianlah akhir dari adab berbakti kepada orang tua yang telah dimudahkan Allah kepadaku untuk menuliskannya, yang seluruhnya berjumlah enam belas adab. Walhamdulillahi Rabbil aalamiin [13]

Note :[1] HR.Bukhari (4340, 7145, 7257) dan Muslim (1840) dari Ali radhiyallahu anhu

[2] HR.Muslim (2551) dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu

[3] HR.Al Bukhari (3004,5972) dan Muslim (2549) dari Ibnu Amr radhiyallahu anhu

[4] HR.Abu Dawud (2528), an NasaI (VII/1430, Ibnu Majah (2782), dari Ibnu Amr. Lihat kitabShahiih Abi Dawud(2205)

[5] HR.Ahmad (III/76), Abu Dawud (2530), al Hakim (II/103, 103) dan ia menshahihkannya serta disetujui oleh adz Dzahabi dari Abu Said radhiyallahu anhu. Lihat kitabShahiih Abi Dawud(2207).

[6] HR.Muslim (2549) dari Ibnu Amr radhiyallahu anhu

[7] HR.Ahmad (II/204), Abu Dawud (3530), dan Ibnu Majah (2292) dari Ibnu Amr radhiyallahu anhu. Hadits ini tertera dalam kitabShahiihul Jaami(1486)

[8] HR.Al Bukhari (5973) dan Muslim (90) dari Ibnu Amr radhiyallahu anhu.

[9] HR.Al Bukhari (5971) dan Muslim (2548) dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu

[10] HR. Muslim (1631) dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu

[11] HR. Muslim (2552) dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu

[12] HR.Ibnu Hibban (433) dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu. Hadits ini tertera dalam kitabShahiihul Jaami(5990)

[13] Referensi tambahan :Shahiih Muslim(IV/1974) dan halaman setelahnya,Fa-thul Baari(X/414) dan halaman setelahnya.Al Ihsaan bi Tartiibi Ibni Hibban(I/315) dan halaman setelahnya,al Aadaabkarya al Baihaqi (hal.5) dan halaman setelahnya,al Aadaab asy Syariyyahkarya Ibnu Muflih (I/433) dan halaman setelahnya,Ihya Uluumuddinkarya al Ghazali (II/216) dan halaman setelahnya,Birrul Waalidainkarya ath Thurthusi, dan lain-lain.

Sumber:Diketik ulang dari buku Ensiklopedi Adab Islam Menurut al Quran dan as Sunnah Syaikh Abdul Aziz bin Fathi as Sayyid Nada, Pustaka Imam asy SyafiI Hal.171-179.Pertemuan 3 : Berdoa pada Waktu Utama

Sungguh berbeda AllahSubhanahu Wa Taaladengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan AllahTaalamencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:

Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi bonus berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. AllahTaalaberfirman dalam sebuah haditsqudsi:

Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu (HR. At Tirmidzi, ia berkata: Hadits hasan shahih)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah Taala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh AllahAzza Wa Jalladisebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. AllahTaalaberfirman:

Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh AllahTaalaadalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

AllahTaalamencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. AllahTaalaberfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan (QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kitaSubhanahu Wa Taalaturun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. RasulullahShallallahualaihi Wasallam:

:

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat turun dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan AllahTaalaturun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa AllahTaalaturun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah RasulullahShallallahualaihi Wasallamdiberi julukanAsh shadiqul Mashduq(orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulanRamadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makansahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.

2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:

:

Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda RasulullahShallallahualaihi Wasallam:

Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi(HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani diShahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitudoa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

Biasanya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/(Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah) (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani diHidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

adalahhadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits NabiShallallahualaihi Wasallam.Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbukapuasadengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:

:

Biasanya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa:Allahumma laka shumtu wa alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samiiul aliim

DalamAl Futuhat Ar Rabbaniyyah(4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: Hadits inigharib, dan sanadnya lemah sekali. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani diDhaif Al Jami(4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara haditsdhaifataumunkar.

3. Ketika malamlailatul qadarMalamlailatul qadaradalah malam diturunkannya Al Quran. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllahTaala:

Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan olehUmmul MumininAisyahRadhiallahuanha:

Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda:Berdoalah:

Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fafu anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku''](HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: Hasan Shahih)

Pada hadits ini Ummul Muminin AisyahRadhiallahuanhameminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata RasulullahShallallahualaihi Wasallammengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

4. Ketika adzan berkumandang

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yangmustajabuntuk berdoa. RasulullahShallallahualaihi Wasallambersabda:

Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalamNata-ijul Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih)

5. Di antara adzan dan iqamah

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda RasulullahShallallahualaihi Wasallam:

Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: Hasan Shahih)

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukanshalawatan, atau membacamurattaldengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh RasulullahShallallahualaihi Wasallam,amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalatsunnah. Padahal RasulullahShallallahualaihi Wasallambersabda,

Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Quran, atau beliau berkata, Dalam shalat, (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani diNata-ijul Afkar, 2/16).

Selain itu, orang yangshalawatanatau membaca Al Quran dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh RasulullahShallallahualaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

RasulullahShallallahualaihi Wasallambersabda:

.

Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

RasulullahShallallahualaihi Wasallambersabda:

Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: Diakhir malam dan diakhir shalat wajib (HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalamZaadul Maad(1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud akhir shalat wajib adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa NabiShallallahualaihi Wasallamdan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam padashalat wajib. Ahlifiqihmasa kini, Syaikh Ibnu UtsaiminRahimahullahberkata: Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya:tidak disyariatkan. Karena AllahTaalaberfirman:

Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman berdzikirlah, bukan berdoalah. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajabyang disyariatkanyaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jumat

RasulullahShallallahualaihi Wasallambersabda,

: .

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu HurairahRadhiallahuanhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalamFathul Baariketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.

Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jumat, berdasarkan hadits:

Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jumat selesai (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al AsyariRadhiallahuanhu).

Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkanhadits:

Dalam 12 jam hari Jumat ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin AbdillahRadhiallahuanhu. Dishahihkan Al Albani diShahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jumat. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu Abdil Barr berkata: Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jumat tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Abdil Barr.

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat AllahTaala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Taala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada AllahTaala:

:

Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani diShahih Al Jami, 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin AbdillahRadhiallahuanhu:

:

Nabishalallahu alaihi wasalamberdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya

Dalam riwayat lain:

Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antarashalatZhuhur dan Ashar (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalamMajma Az Zawaid, 4/15, berkata: Semua perawinyatsiqah, juga dishahihkan Al Albani diShahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jamaah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jamaah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadahhaji. Sebab Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalamShahih At Tirmidzi)

12. Ketika Perang Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Taala. Dalilnya adalahhaditsyang sudah disebutkan di atas:

Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalamNata-ijul Afkar,1/369, berkata: Hasan Shahih)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

RasulullahShallallahualaihi Wasallambersabda:

Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalamShahih Ibni Majah, 2502)

Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Taala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amalibadahkita.

Dari artikel 'Waktu-Waktu Terkabulnya Doa Muslim.Or.Id'Pertemuan 4 : Bahaya Lidah

Banyak orang merasa bangga dengan kemampuan lisannya (lidah) yang begitu fasih berbicara. Bahkan tak sedikit orang yang belajar khusus agar memiliki kemampuan bicara yang bagus. Lisan memang karunia Allah yang demikian besar. Dan ia harus selalu disyukuri dengan sebenar-benarnya. Caranya adalah dengan menggunakan lisan untuk bicara yang baik atau diam. Bukan dengan mengumbar pembicaraan semau sendiri.

Orang yang banyak bicara bila tidak diimbangi dengan ilmu agama yang baik, akan banyak terjerumus ke dalam kesalahan. Karena itu Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita lebih banyak diam. Atau kalaupun harus berbicara maka dengan pembicaraan yang baik. Allah Subhanahu wa taalaberfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Al-Ahzab: 70)

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda:

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.(HR. Al-Imam Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah)

Lisan (lidah) memang tak bertulang, sekali engkau gerakkan sulit untuk kembali pada posisi semula. Demikian berbahayanya lisan, hingga Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam menggunakannya.

Dua orang yang berteman penuh keakraban bisa dipisahkan dengan lisan. Seorang bapak dan anak yang saling menyayangi dan menghormati pun bisa dipisahkan karena lisan. Suami istri yang saling mencintai dan saling menyayangi bisa dipisahkan dengan cepat karena lisan. Bahkan darah seorang muslim dan mukmin yang suci serta bertauhid dapat tertumpah karena lisan. Sungguh betapa besar bahaya lisan.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda:

Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6092)

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda:

Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6091 dan Muslim no. 6988 dari Abu Hurairah Rad. )

Al-Imam An-Nawawimengatakan: Hadits ini (yakni hadits Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) teramat jelas menerangkan bahwa sepantasnya bagi seseorang untuk tidak berbicara kecuali dengan pembicaraaan yang baik, yaitu pembicaraan yang sudah jelas maslahatnya dan kapan saja dia ragu terhadap maslahatnya, janganlah dia berbicara. (Al-Adzkar hal. 280, Riyadhus Shalihin no. 1011)

Al-Imam Asy-Syafii (mengatakan: Apabila dia ingin berbicara hendaklah berpikir dulu. Bila jelas maslahatnya maka berbicaralah, dan jika dia ragu maka janganlah dia berbicara hingga nampak maslahatnya. (Al-Adzkar hal. 284)

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi mengatakan: Ketahuilah, setiap orang yang telah mendapatkan beban syariat, seharusnya menjaga lisannya dari semua pembicaraan, kecuali pembicaraan yang sudah jelas maslahatnya. Bila keadaan berbicara dan diam sama maslahatnya, maka sunnahnya adalah menahan lisan untuk tidak berbicara. Karena pembicaraan yang mubah bisa menarik kepada pembicaraan yang haram atau dibenci, dan hal seperti ini banyak terjadi. Keselamatan itu tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

Keutamaan Menjaga LisanMemang lisan tidak bertulang. Apabila keliru menggerakkannya akan mencampakkan kita dalam murka Allah yang berakhir dengan neraka-Nya. Lisan akan memberikan tabir (mengungkapkan) tentang baik-buruk pemiliknya. Inilah ucapan beberapa ulama tentang bahaya lisan:

1. Anas bin Malik : Segala sesuatu akan bermanfaat dengan kadar lebihnya, kecuali perkataan. Sesungguhnya berlebihnya perkataan akan membahayakan.

2. Abu Ad-Darda : Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang yaitu orang yang diam namun berpikir atau orang yang berbicara dengan ilmu.

3. Al-Fudhail : Dua perkara yang akan bisa mengeraskan hati seseorang adalah banyak berbicara dan banyak makan.

4. Sufyan Ats-Tsauri : Awal ibadah adalah diam, kemudian menuntut ilmu, kemudian mengamalkannya, kemudian menghafalnya lantas menyebarkannya.

5. Al-Ahnaf bin Qais : Diam akan menjaga seseorang dari kesalahan lafadz (ucapan), memelihara dari penyelewangan dalam pembicaraan, dan menyelamatkan dari pembicaraan yang tidak berguna, serta memberikan kewibawaan terhadap dirinya.

6. Abu Hatim : Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya. Bila dia ingin berbicara, dia mengembalikan ke hatinya terlebih dulu, jika terdapat (maslahat) baginya maka dia akan berbicara. Dan bila tidak ada (maslahat) dia tidak (berbicara). Adapun orang yang jahil (bodoh), hatinya berada di ujung lisannya sehingga apa saja yang menyentuh lisannya dia akan (cepat) berbicara. Seseorang tidak (dianggap) mengetahui agamanya hingga dia mengetahui lisannya.

7. Yahya bin Uqbah: Aku mendengar Ibnu Masud berkata: Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain-Nya, tidak ada sesuatu yang lebih pantas untuk lama dipenjarakan dari pada lisan.

8. Muarrifh Al-Ijli : Adasatu hal yang aku terus mencarinya semenjak 10 tahun dan aku tidak berhenti untuk mencarinya. Seseorang bertanya kepadanya: Apakah itu wahai Abu Al-Mutamir? Muaarrif menjawab: Diam dari segala hal yang tidak berfaidah bagiku.

(Lihat Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala karya Abu Hatim Muhamad bin Hibban Al-Busti, hal. 37-42)

Buah Menjaga LisanMenjaga lisan jelas akan memberikan banyak manfaat. Di antaranya:

1. Akan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Abu Hurairah Rad.meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda:

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)

2. Akan menjadi orang yang memiliki kedudukan dalam agamanya.

Dalam hadits Abu Musa Al-Asyari, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalamketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang Islam, beliau menjawab:

(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42)

Asy-Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali mengatakan: Hadits ini menjelaskan larangan mengganggu orang Islam baik dengan perkataan ataupun perbuatan. (Bahjatun Nazhirin, 3/8)

3. Mendapat jaminan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalamuntuk masuk ke surga.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda dalam hadits dari Sahl bin Sad :

Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga). (HR. Al-Bukhari no. 6088)

Dalam riwayat Al-Imam At-Tirmidzi no. 2411 dan Ibnu Hibban no. 2546, dari shahabat Abu Hurairah Rad. , Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda:

Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari kejahatan apa yang ada di antara dua rahangnya dan kejahatan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka dia akan masuk surga.4. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan memberikan ridha-Nya kepadanya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda dalam hadits dari Abu Hurairah Rad. :

Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang diridhai Allah yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah mengangkat derajatnya karenanya. (HR. Al-Bukhari no. 6092)

Dalam riwayat Al-Imam Malik, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin (3/11), dari shahabat Bilal bin Al-Harits Al-Muzanibahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalambersabda:

Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.

Demikianlah beberapa keutamaan menjaga lisan. Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dan diberi kemampuan untuk mengejar keutamaan tersebut. Wallahu alam.Pertemuan 5 : Adab makan dan minum, sehat ala Rasulullah saw

Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar. Salah satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman.

Diantara adab-adab makan yang Rasulullah SAW ajarkan adalah :

1. Tidak mencela makanan yang tidak disukai.

Abu Hurairah ra. berkata :Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.(HR. Bukhari Muslim)

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka menjawab :Kami hanya punya cuka. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.(HR. Muslim)

Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya The True Power of Water menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan. Ketika diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit. Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.

3. Membaca Basmalah dan Hamdalah.

Rasulullah SAW bersabda :Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, Bismillahi awwalahu wa akhirahu (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).(HR. Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.

Rasulullah SAW juga bersabda :Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.(HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)4. Makan menggunakan tangan kanan.Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah minum dengan tangan kanannya. Sebab syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.(HR. Muslim)

Kedua tangan manusia mengeluarkan tiga macam enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri. Enzim tersebut sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.5. Tidak bersandar ketika makan.

Rasulullah SAW bersabda :Aku tidak makan dengan posisi bersandar (muttaki-an).(HR. Bukhari)Muttaki-anada yang menafsirkan duduk bersilang kaki dan ada pula yang menafsirkan bersandar kepada sesuatu, baik itu bersandar di atas salah satu tangan atau bersandar pada bantal. Ada pula yang menafsirkan bersandar pada sisi badan.Rasulullah SAW jika makan, tidak makan dengan menggunakan alas duduk seperti bantal duduk sebagaimana orang-orang yang ingin makan banyak dengan menu makanan yang variatif. Rasulullah SAW menjadikan makannya sebagai ibadah kepada Allah SWT. Karenanya beliau duduk tanpa alas dan mengambil makanan secukupnya.6. Memakan makanan yang terdekat dahulu.Umar bin Abi Salamah ra. bercerita :Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan baik yang terdekat.(HR. Bukhari)7. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.Dari Mikdam bin Madikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.(HR. Tirmidzi dan Hakim)

8. Menjilat tangan ketika makan tanpa sendok atau garpu

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda :Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia menjilati jari-jemarinya, sebab ia tidak mengetahui dari jemari mana munculnya keberkahan.(HR. Muslim)Dalam hadits riwayat Imam Muslim pula, Kaab bin Malik ra. memberikan kesaksian bahwa ia pernah melihat Rasulullah SAW makan dengan menggunakan tiga jarinya dan beliau menjilatinya selesai makan.Penemuan kesehatan modern menunjukkan bahwa ketika kita makan dengan jari dan menjilati jari untuk membersihkannya, maka jari tersebut mengeluarkan enzim yang sangat membantu bagi kelancaran pencernaan.9. Membuang kotoran dari makanan yang terjatuh lalu memakannya.Dari Anas bin Malik ra. berkata bahwa Rasulullah SAW sering makan dengan menjilati ketiga jarinya (Ibu jari, telunjuk dan jari tengah), seraya bersabda :Apabila ada makananmu yang terjatuh, maka buanglah kotorannya dan hendaklah ia memakannya serta tidak membiarkannya untuk syaitan. Dan beliau juga memerintahkan kami untuk menjilati piring seraya bersabda : Sesungguhnya kamu tidak mengetahui pada makanan yang mana adanya berkah itu.(HR. Muslim)

Islam melarang hal-hal yang mubazir, termasuk dalam hal makanan. Seringkali kita menyaksikan orang yang mengambil makanan berlebihan sehingga tidak habis dimakan. Makanan yang mubazir itu akhirnya dibiarkan untuk syaitan, padahal bisa jadi sebenarnya pada makanan tersebut terdapat keberkahan. Oleh karena itu, ketika mengambil makanan harus berdasarkan perhitungan bahwa makanan tersebut akan habis dimakan.10. Makan dan minum sambil duduk.Rasulullah SAW suatu ketika melarang seorang lelaki minum sambil berdiri. Berkata Qatadah :Bagaimana dengan makan? Rasul menjawab : Itu lebih buruk lagi.(HR. Muslim)

11. Tidak bernafas ketika minum dan menjauhkan mulut dari tempat minum ketika bernafas.Dari Abu Al-Mutsni Al-Jahni ra berkata, aku pernah berada di rumah Marwan bin Hakam, tiba-tiba datang kepadanya Abu Said ra. Marwan berkata kepadanya :Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah SAW melarang bernafas di tempat minum?. Abu Said menjawab : Ya. Ada seseorang pernah berkata kepada Rasulullah SAW, Aku tidak kenyang dengan air hanya satu kali nafas. Lalu Rasulullah SAW bersabda,Jauhkanlah tempat air (gelas) dari mulutmu, lalu bernafaslah! Orang itu berkata lagi, Sesungguhnya aku melihat ada kotoran pada tempat minum itu. Lalu Rasulullah SAW bersabda, Kalau begitu, tumpahkanlah!(HR. Abu Dawud)Dan juga dari Ibnu Abbas ra. berkata :Rasulullah SAW telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.(HR. Tirmidzi)Rasulullah SAW melarang bernafas ketika minum. Apabila minum sambil bernafas, tubuh kita mengeluarkan CO2 (Karbondioksida), apabila bercampur dengan H2O (Air) dapat menjadi H2CO3 (Cuka) sehingga menyebabkan minuman menjadi acidic (Asam). Hal ini dapat terjadi juga ketika meniup air panas. Makanan dan minuman panas sebaiknya tidak didinginkan dengan ditiup, tapi cukup dikipas.

12. Tidak berprasangka buruk jika makan ditemani orang yang berpenyakit.Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah memegang tangan orang yang majdzum (kusta), beliau meletakkan tangannya pada piring makan seraya bersabda :Makanlah, yakinlah kepada Allah SWT dan bertawakkallah.(HR. Abu Dawud)13. Tidak duduk pada meja yang dihidangkan makanan haram.Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia tidak duduk pada meja makan yang padanya diedarkan minuman khamr.(HR. Imam Tirmidzi)14. Mendoakan yang mengundang makan.Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah SAW pernah datang ke Saad bin Ubadah ra. yang menghidangkan roti dan mentega. Rasulullah SAW memakannya, lalu beliau bersabda :Telah berbuka di sisimu orang-orang yang berpuasa. Hidanganmu telah dimakan oleh orang-orang shalih (baik) dan malaikat pun mendoakan kebaikan untukmu.(HR. Ahmad dan Abu Dawud)15. Menutup tempat makan dan minum.Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :Tutuplah tempat makanan dan tempat minuman!(HR. Bukhari Muslim)Menutup tempat makan dan minum sangat bermanfaat untuk menghindarkan makanan dari polusi udara, kotoran atau zat-zat berbahaya yang dapat masuk ke dalam makanan atau minuman yang tidak titutupiPertemuan 6 : SabarUrgensi KesabaranKesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan ciri dan keutamaan orang beriman sebagaimana hadits di atas.

Makna SabarSabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalahshabara, yang membentuk infinitif (masdar) menjadishabran. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Quran: Danbersabarlahkamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Al-Kahfi: 28)

Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan keluar dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah swt.

Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Quran dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang).

Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-QuranDalam Al-Quran banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Quran, baik berbentukisimmaupunfiilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.

1. Sabar merupakan perintah Allah.Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Laranganistijal(tergesa-gesa).Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka(Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar:dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.(Al-Baqarah: 177)

4.Allah akan mencintai orang-orang yang sabar.Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.(Ali Imran: 146)

5.Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar.Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.(Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Rad: 23 24)

Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam HaditsSebagaimana dalam Al-Quran, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menggambarkan kesabaran. Dalam kitabRiyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

1. Kesabaran merupakan dhiya (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan,dan kesabaran merupakan cahaya yang terang(HR. Muslim)

2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan:barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar(HR. Bukhari)

3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan,dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.(Muttafaqun Alaih)

4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah;Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.(HR. Muslim)

5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan;Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya.(HR. Bukhari)

6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Masud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan:Dari Abdullan bin Masud berkataSeakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.(HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits;Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.(HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya;Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda,Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.(HR. Bukhari & Muslim)

9.Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan;Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.(HR. Bukhari Muslim)

Bentuk-Bentuk KesabaranPara ulama membagi kesabaran menjadi tiga:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.

2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, sepertighibah(baca; ngerumpi), dusta, dan memandang sesuatu yang haram.

3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta dan kehilangan orang yang dicintai.

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan KesabaranKetidaksabaran (baca;istijal) merupakan salah satu penyakit hati, yang harus diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif pada amal. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan melaksanakan ibadah. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat guna meningkatkan kesabaran. Di antaranya:

1. Mengikhlaskan niat kepada Allah swt.

2. Memperbanyaktilawah(membaca) Al-Quran, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan.

3. Memperbanyak puasa sunnah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.

4.Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat untuk mengalahkan nafsu yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.

5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.

6. Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi, misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaqfi sabilillah.

7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabiin maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.

Sumber:http://www.dakwatuna.com/2007/06/02/186/sabar-keajaiban-seorang-mukmin/#ixzz2isJh3URU

Pertemuan 7 : Menundukkan Pandangan

Allah swt. membekali manusia dengan dorongan seksual bukan tanpa tujuan. Allah swt. berfirman:

Artinya: Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah? (An-Nahl: 72) Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An-Nisa: 1)Sedangkan pandangan adalah salah satu jalan untuk membangkitkan hasrat seksual baik pada laki-laki maupun perempuan. Dalam waktu 10/3 detik apa yang ditangkap oleh mata akan terkirim ke otak untuk membuat perubahan-perubahan anatomi dan fungsi, yang akan menyebabkan perubahan pada sikap.

Ghaddul Bashar dalam Al-Quran Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (An-Nur: 27) Artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (An-Nur: 30) Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nur: 58) Artinya: Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya. (Ash-Shaffat: 48) Artinya: Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (Ghafir: 19)Ghaddul bashar adalah menundukkan atau menjaga pandangan, sehingga pandangan tertuju ke tanah, tidak diangkat ke atas. Maksudnya adalah menghindarkan pandangan dari menikmati wanita yang bukan mahram beserta perhiasan-perhiasannya. Sehingga terhindarkan dari pandangan yang menjadi sumber godaan bagi seorang laki-laki. Sebagaimana diperintahkan kepada laki-laki, ghaddul bashar juga diperintahkan kepada perempuan.

Pandangan adalah Titik Lemah untuk Jatuh pada GodaanAda saluran yang sangat kuat antara hati dan mata. Apa yang tersembunyi di dalam hati seringkali dapat dibaca pada kedua mata. Allah swt. berfirman:

Artinya: Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (Ghafir: 19)Dalam surat An-Nur: 30 di atas, perintah menjaga pandangan diteruskan dengan perintah menjaga kemaluan. Hal itu karena pandangan adalah jalan bagi seseorang untuk jatuh pada perbuatan zina, baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: Setiap manusia sudah ditentukan bagiannya dari berzina. Hal itu pasti akan dirasakannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berucap. Zina tangan adalah dengan memukul. Zina kedua kaki adalah dengan melangkah. Hati itu bisa suka dan berkeinginan, sedangkan kemaluan bisa melaksanakan hal itu atau pun tidak melaksanakannya. (HR. Bukhari dan Muslim)Maksudnya, semua hal yang disebutkan dalam hadits di atas bisa menjadi jalan menuju perbuatan zina. Dan yang paling kuat pengaruhnya adalah mata, sehingga disebutkan paling awal. Namun tentunya memandang wanita yang bukan mahram tidak diharamkan secara mutlak dalam semua kondisi. Dalam kondisi-kondisi tertentu, memandang wanita yang bukan mahram diperbolehkan, misalnya seorang dokter yang akan mengobati pasien wanitanya; seorang hakim yang akan harus mengenali wanita yang sedang menjalani persidangan; dan lain sebagainya. Namun dalam kondisi-kondisi itu pun niatan dalam hati harus tetap dijaga, sehingga memandang mereka saat itu tidak membangkitkan syahwat.

Dalam surat An-Nur ayat 27 seperti yang disebutkan di atas, seorang yang akan bertamu diharuskan meminta ijin sebelum masuk rumah. Ketika sedang menunggu, dia tidak diperkenankan berdiri menghadap pintu, melainkan di pinggirnya saja. Dan jika penghuni rumah menanyakan siapa yang mengetuk pintu, maka sang tamu diharuskan menjawabnya, dengan menyebutkan namanya secara jelas. Muhammad bin Al-Munkadir ra. meriwayatkan, Aku pernah mendatangi Rasulullah saw. untuk membayar hutang ayahku. Setelah aku mengetuknya, Rasulullah saw. bertanya dari dalam, Siapa itu? Aku menjawab, Saya. Kemudian beliau kembali berkata, Saya, saya? Seakan-akan beliau tidak senang dengan jawaban seperti ini. Karena jawaban ini tidak bisa mengidentifikasikan siapa sebenarnya orang yang datang tersebut. Oleh karena itu, sebenarnya beliau harus menyebutkan nama, atau kun-yah beliau yang terkenal sehingga bisa diketahui siapa beliau. Karena untuk maksud inilah disyariatkan kewajiban meminta ijin.

Dalam sebuah hadits disebutkan, Ada seseorang (menurut perawi, dia adalah Saad) datang kepada Rasulullah saw., kemudian berdiri menghadap pintu untuk meminta ijin masuk. Melihat hal tersebut, Rasulullah saw. berkata:

Artinya: Meminta ijin itu adalah meminta ijin untuk melihat. (HR. Abu Daud)Imam Muslim meriwayatkan dari Jarir bin Abdillah Al-Bajilli ra., beliau berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang pandangan yang mengagetkanku. Beliau memerintahkanku untuk mengalihkannya kea rah yang lain.

Imam Abu Daud meriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah ra., dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abi Thalib ra.:

Artinya: Wahai Ali, janganlah engkau lanjutkan pandangan pertamamu (pandangan yang mengagetkan) dengan pandangan berikutnya. Sesungguhnya pandangan yang pertama itu untuk kamu, sedangkan yang kedua tidak demikian.Dalam shahih Bukhari diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. juga bersabda:

Artinya: Kalian hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan. Para sahabat berkata, Tapi kami memang harus duduk-duduk di sana untuk membicarakan banyak hal. Rasulullah saw. kembali berkata, Kalau memang harus begitu, maka berikanlah jalan itu haknya. Mereka kembali berkata, Apa itu hak-hak jalan? Beliau menjawab, Menjaga pandangan, tidak menyakiti orang lain, menjawab salam, memerintakan yang makruf dan melarang yang munkar.Imam Muslim meriwayatkan dari Sahl bin Sad As-Saidy ra. bahwa ada seseorang mengintip salah satu kamar Rasulullah saw., dan saat itu Rasulullah saw. sedang memegang semacam sisir dari besi. Ketika mengetahuinya, beliau berkata, Kalau aku tahu bahwa kamu mengintipku, pasti matamu sudah kutusuk dengan ini.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Masud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Janganlah seorang wanita berdekatan-dekatan dengan wanita lain, kemudian dia menceritakan kepada suaminya tentang wanita tersebut. Karena hal itu membuat suami seakan melihatnya sendiri.

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jabir ra. bahwa Rasulullah saw. melihat seorang wanita, maka beliau kemudian menemui Zainab ra. yang sedang menyamak kulit binatang. Beliau menggauli Zainab ra. Kemudian beliau menemui para sahabat, dan berkata:

Artinya: Sesungguhnya wanita itu, dari depan bisa digunakan setan untuk menggoda, dari belakang juga bisa digunakan setan untuk menggoda. Maka jika seseorang melihat wanita, sebaiknya segera mendatangi isterinya. Karena hal itu akan menghapus pikiran-pikiran tadi. Pertemuan 8 : AuratPerempuan mana yang tidak ingin menjadi pribadi yang hebat? Perempuan mana yang tidak ingin menjadi pribadi yang dipandang mulia? Perempuan mana yang tidak ingin dihargai? Perempuan mana yang tidak ingin dihormati? Tidak ada! dengan yakin saya ingin menjawab bahwa secara fitrah tidak ada satu pun perempuan yang ingin dipandang rendah, dilecehkan, tidak dihargai dan tidak dihormati. Karena memang sejatinya setiap jiwa tidak dicipta oleh Allah untuk sia-sia, tapi penuh makna dan berharga.

Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Ali-Imran: 191)

Di ayat lain Allah berfirman

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(Al-Isra: 70)

Ya, Allah swt telah memuliakan kita dan telah menundukkan segala yang ada di bumi dan di langit untuk kita. Hanya saja, kita sering menjatuhkan diri pada kehinaan. Mengundang manusia untuk memandang rendah dan hina terhadap diri kita sendiri. Sebab apa? Sebab kita sendiri yang melupakan seperangkat hukum Allah. Sebab kita sering melepaskan diri dari tingkah laku islami yang telah Allah garis dengan rapi dalam kitab suci. Atau bahkan kita tidak begitu mengenali sosok pribadi mulia yang harus kita teladani sepenuhnya. Ya, Rasulullah Saw, sosok pemuda yang menjadi teladan utama dalam segala bidang tersebut tidak kita jadikan idola dalam kehidupan kita. Kita masih berkiblat pada sikap para artis yang sering tayang di layar lebar dalam tanyangan yang tidak bermoral.

Perlu kita ketahui bahwa pada dasarnya seluruh perangkat aturan dari Allah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan ataumaqashid al-syariahyaitu untuk memelihara agama (hizh din), memelihara jiwa (hifz nafs), memelihara keturunan (hifz nashl), memelihara harta (hifz mal) dan memelihara akal (hifz aql). Sebagaimana firman Allah:

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(Al-Baqarah: 185)

Pun, begitu juga dengan seperangkat peraturan tentang perempuan. Fakta di sekeliling kita membuktikan bahwa kesadaran perempuan untuk melaksanakan peraturan Allah Swt masih sangat minim. Tanpa menafikan bahwa juga banyak perempuan yang sangat patuh dengan peraturan Islam. Contohnya peraturan tentang menutup aurat. Sederetan alasan pun sering terdengar untuk membenarkan sikap kengganannya dalam menutup aurat. Ah, aku belum siap pakai jilbab, sikapku masih hancor buuaanget, jilbabi hati aja dulu deh, ntar baru jilbabi tubuh.Atau ada lagi yang berdalihaku kan bukan anak pesantren, buka anak dayah, bukan kuliah di universitas Islam, ya gak pa-pa dong kalau nggak berjilbab. Bahkan, terkadang lingkungan sekitar pun ikut mendukung seseorang untuk tidak menutup aurat dengan memberikan dukungan-dukungan sesat. Seperti yang sering saya dengarpakai jilbab itu ribet, kek mamak-mamak, nggak usah pakai aja..

Saudaraku, kemarilah. Kita simak dengan baik penjelasan saya berikut ini. Semoga dapat menambah keyakinan kita tentang pentingnya menutup aurat.

Mengapa Harus Menutup Aurat?Mungkin, kita pernah bertanya mengapa perempuan dikekang oleh berbagai macam aturan? Harus pakai jilbab lah, kaus kaki, manset dst. Terus, bajunya nggak boleh tipis, nggak boleh menerawang, nggak boleh membentuk tubuh, nggak boleh menyerupai laki-laki dan seperangkat aturan lainnya. Kenapa? Ada yang tahu?

Saudaraku, ternyata Allah telah menjawab kebingungan kita ini di dalam Al-Quran.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran: 14)

Menguraikan tafsir ayat di atas tentu sangat menarik. Akan tetapi, kapasitas ilmu saya belum cukup untuk menjelaskan tafsir ayat tersebut dengan mendetail. Namun, yang saya pahami dari terjemahan ayat di atas adalah bahwa Allah swt menciptakan perempuan dengan keindahan. Dan Allah telah menanamkan ke dalam jiwa manusia cinta akan keindahan. Perempuan adalah salah satu bagian dari keindahan tersebut. Bahkan, di ayat tersebut Allah menyebutkan kata wanita (perempuan) sebagai keindahan pertama yang dicenderungi oleh manusia sebelum menyebutkan anak-anak, harta dsb. Dan keindahan itu sering sekali menyilaukan mata yang memandang, melemahkan iman, memudarkan pesona cinta kita kepada Allah Swt. Sebab itulah Allah memerintahkan perempuan untuk menjaga keindahannya, untuk membantu kaum adam agar tidak tersilaukan oleh pandangan keindahan perempuan.

Di ayat lain, Allah mengatakan bahwa menutup aurat itu bertujuan untuk menjaga kaum perempuan agar tidak diganggu.

Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab: 59)

Ada kisah menarik yang terjadi di masa Rasulullah Saw berkaitan dengan poin di atas. Kisah ini tentang seorang muslimah yang diganggu oleh Yahudi Bani Qainuqa. Peristiwa ini terjadi setelah perang Badar di mana kaum muslimin meraih kemenangan dan kaum musyrikin mengalami kekalahan besar. Kekalahan ini ternyata membuat kaum Yahudi Bani Qainuna semakin membenci Rasulullah Saw dan kaum muslimin. Mereka pun berkeinginan untuk kembali menyerang umat Islam. Sikap mereka pun semakin lancang, semakin berani mengolok-olok, mengganggu kaum muslim yang datang ke pasar, bahkan juga menganggu wanita-wanita muslimah.

Namun, Rasulullah Saw mampu menahan kemarahannya dan orang-orang muslim pun mampu bersabar atas sikap Yahudi Bani Qainuqa. Hingga tibalah suatu hari di mana kemarahan Rasulullah mulai memuncak. Betapa tidak? Seorang Yahudi Bani Qainuqa menganggu seorang wanita Arab yang datang ke pasar dengan mengenakan jilbabnya. Dengan diam-diam Yahudi tersebut mengikat ujung baju sang muslimah, sehingga tersingkaplah auratnya tatkala ia bangkit. Dan wanita ini berteriak. Para Yahudi yang berada di sekitar pasar itupun ikut tertawa ria melihat keberhasilan Yahudi ini dalam menganggu wanita muslimah tersebut. Seorang laki-laki muslim yang melihat kejadian ini langsung melompat ke arah Yahudi tersebut dan membunuhnya. Dan orang-orang Yahudi lainnya mengikat laki-laki muslim itu lalu membuhnya.

Tibalah berita kejadian itu kepada Rasulullah Saw. Maka, Rasulullah pun mengerahkan tentara Allah menuju Bani Qainuqa untuk berperang melawan kaum musyrikin. Dalam sejarah Islam, perang ini dinamakan dengan perang Bani Qainuqa.

Cerita di atas menjadi salah bukti cintanya Rasulullah Saw kepada kaum perempuan. Menjadi bukti dari sekian banyak bukti lainnya bahwa betapa Islam sangat menghargai dan menghormati kaum perempuan. Hanya karena perempuan muslimah yang diganggu oleh Yahudi, Rasulullah Saw mengumandangkan perang untuk membela kaum perempuan. Bukankah itu pembelaan yang sangat luar biasa?

Menjadi Pribadi Hebat dengan Menutup AuratTentu setiap kita ingin menjadi pribadi hebat dan bermanfaat. Terutama Hebat di mata Allah Swt. Dan juga kita ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk Allah dan untuk manusia. Untuk menjadi pribadi hebat di mata manusia terkadang harus memenuhi sederetan syarat yang bermacam-macam. Karena penilaian hebat dari kacamata manusia itu sangatlah relatif, sesuai dengan keinginan manusia yang berbeda-beda. Namun, untuk menjadi perempuan hebat di mata Allah itu hanya punya satu syarat yaitu menjadi wanita shalihah. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw,

Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (Hadits Riwayat. Muslim no. 1467).

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda kepada Umar ibnul Khathab RA:

Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang apabila dipandang akan menyenangkannya, apabila diperintah akan mentaatinya, dan apabila ia bepergian si istri ini akan menjaga dirinya.(Hadits Riwayat Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil t berkata dalam Al-Jamiush Shahih 3/57: Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.)

Ya, menjadi pribadi shalihah adalah syarat utama untuk menjadi perempuan hebat. Karena perempuan shalihah adalah perhiasan dunia yang paling baik, paling hebat di antara perhiasan-perhiasan lainnya. Yang kemilauan cahayanya tiada tandingan. Sampai, bidadari-bidadari surga pun cemburu dengan kemilauan cahayanya.

Ummu Salamah radhiyallahu anha pernah bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?

Beliau menjawab,Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.Kemudian, Ummu Salamah kembali bertanya Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?. Beliau menjawab, Karena shalat mereka,puasadan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.

Adapun syarat utama menjadi perempuan shalihah adalah dengan mengikuti perintah Allah, melaksanakan segala peraturan Allah dan Rasulullah Saw. Bukan sekadar mengetahui teori, tapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tentunya, menutup aurat adalah bagian dari kepatuhan kita kepada peraturanperaturan Allah. Dan ini juga merupakan bagian dari kecintaan kita kepada Allah dan kepada diri kita sendiri. Maka, seorang perempuan itu belum bisa dikatakan hebat kalau belum menutup aurat, sekalipun telah bergelar doktor ataupun profesor. Karena tetap saja, menutup aurat adalah syarat untuk menjadi perempuan hebat di mata Allah.

Sebab, di pundak perempuan Allah titipkan amanah besar. Dan perempuan memainkan peranan penting dalam kehidupan. Sebagai anak, istri, ibu dan juga bagian dari masyarakat. Kehebatan perempuan sangat mempengaruhi kehidupan ini. Tegak atau runtuhnya negeri ini tergantung pada hebat atau rapuhnya perempuan dalam menjalankan amanah ini. Jikalau menutup aurat yang merupakan salah satu bagian dari peraturan Allah berani dilanggar, maka bagaimanakah seorang perempuan mampu tunduk dengan baik kepada orang tua? Bagaimana seorang perempuan mampu patuh kepada suami? Dan bagaimanakah seorang perempuan mampu mengabdi kepada masyarakat dan negeri ini? Sedangkan ia telah mengotori agama dan negeri ini dengan tidak menutup aurat. Karena menutup aurat bukan hanya sekadar peraturan agama, tetapi juga bagian dari membangun peradaban dunia.

Karena itu, tutup aurat sekarang juga, jangan tunda-tunda. Jangan pernah ragu dan takut. Sekalipun kita masih banyak kekurangan dari segi akhlak dan ilmu agama. Biarlah kita perbaiki secara berbarengan. Menutup tubuh dengan pakaian syari dan memperbaiki akhlak kita ke arah lebih islami. Semoga, hati, jiwa, dan pikiran kita ikut terjilbabi dengan balutan iman seiring bersama menutup diri dengan pakaian islami. Wallahu AlamPertemuan 9 : Wanita-wanita Pengukir Sejarah / Pria2 Pengukir Sejarah

Ikhwan : Menceritakan kisah Muhammad Al-Fatih

Akhawat : Menceritakan kisah Fatimah Az Zahra

Pertemuan 10 : Menjaga Rahasia dan menutupi aib sesama muslim

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda RasulillahShallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

AllahSubhanahu wa Ta'alamengikat kaum mukminin dengan ikatan kuat dan suci, yakni iman. Dengannya, sesama mukmin menjadi bersaudara. Jika ia temukan di belahan barat atau timur bumi seseorang yang beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir; maka ia adalah saudaranya seiman. Persaudaraan yang menuntut dirinya untuk mencintainya dan menyukai kebaikan untuknya sebagaimana ia menyukai kebaikan itu untuk dirinya; serta membenci sesuatu padanya yang ia benci jika sesuatu itu ada pada dirinya.

Dari Anas bin MalikRadhiyallahu 'Anhu, dari RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallambersabda,

"Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Setiap kita tidak suka jika kejelekannya disebar dan diketahui orang banyak. Ia lebih suka jika aib dan kesalahannya tertutupi. Maka ini menjadi tuntutan iman setiap muslim untuk menutupi aib saudaranya seiman dan tidak menyebarkannya.

RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallammenjelaskan beberapa hak seorang muslim atas muslim lainnya yang salah satunya menutupi aib saudara muslim lainnya,

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hair kiamat. (Muttafaq alaih)

Makna adalah jika meli