Syllabi Analisis Masalah Sosial
Syllabi Analisis Masalah Sosial
Mata Kuliah
: Analisis Masalah Sosial
Kelompok
: MKK
Jumlah SKS
: 3
Status
: Wajib
Semester
: III
1.Abstraksi
Masalah Sosial pada hakikatnya adalah suatu fenomena yang
menunjukkan suatu situasi dimana tidak adanya kesesuaian antara das
Sollen dengan das Sein. Fenomena mana juga merupakan suatu hasil
atau bersumber dari proses-proses sosial yang berlangsung dalam
kehidupan bersama. Sebagai suatu fenomena yang bersumber dari
adanya kehidupan bersama, masalah sosial tidak bisa dihapus tetapi
setidaknya dapat dicegah faktor-faktor yang menjadi penyebabnya
atau diantisipasi dampaknya untuk kemudian dicari jalan
keluarnya.
Profesi Pekerjaan Sosial yang bidang tugasnya berkaitan dengan
penanganan masalah sosial khususnya masalah kesejahteraan sosial,
memerlukan pengetahuan tentang bagaimana dan dengan cara apa
menganalisis masalah sosial yang nantinya akan menjadi pisau
analisis dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
menganalisis hakikat dan konteks masalah sosial dalam profesi
Pekerjaan Sosial dan memfasilitasi analisis masalah sosial.
3. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan batasan masalah sosial, analisis
masalah sosial, keberfungsian sosial serta keterkaitan antara
konsep-konsep tersebut.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tinjauan secara teoritik terhadap
masalah sosial .
c. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dan pendekatan dalam
pemahaman terhadap masalah sosial
d. Mahasiswa mampu melaksanakan praktek analisis masalah sosial
pada masyarakat.
4. Pokok Bahasan
a. Batasan masalah sosial dan analisis masalah sosial
b.Masalah sosial, Keberfungsian sosial dan keterkaitan antara
keduanya
c. Tinjauan teoritik masalah sosial
d. Klasifikasi masalah sosial dan pendekatan pendekatan terhadap
masalah sosial
e. Metode dan teknik analisis masalah sosial
f. Analisis masalah-masalah sosial terpilih
5. Metode Perkuliahan:
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Kuliah umum dari praktisi
d. Role Playing
e. Kajian Pustaka
f. Kajian empirik
6. Media pembelajaran
a. OHP
b. LCD
c. Lab in door dan out door
7. Daftar Pustaka
Alfian, Mely G Tan, Selo Soemardjan (1980), Kemiskinan
Struktural, Suatu Bunga Rampai, Jakarta: YIIS
Borgatta E.F. & Borgatta M.L (1992), Encyclopedia of
Sociology, New York: Macmilan
Dayal R Wijk, C.V Mukherjee,N Methodology for Participatory
Assessments With Communities, Institution and Policy Makers
Du Bois, B & Miley K.K (1992), Social Work an Empowering
Profesion, Boston: Allyn & Bacon
Frank, M.V & Shostack (1978), Modern Social Problems, N.Y:
Rinehart & Winson
Horton, Paul ,B & Gerald R Leslie (1970) The Sociology of
Social problems N.Y: Appleton Century Crofts, 4 th ed.
Johnson, L.C (1985), Praktek Pekerjaan Sosial, Suatu Pendekatan
Generalis, terjemahan Abas B et all, Bandung: STKS.
Justika S. Baharsjah et all (1977), Menuju Masyarakat Yang
Berketahanan Sosial, Pelajaran dari krisis, ed. 1, Jakarta: Dep.
Sos RI
Loekman Soetrisno (1997), Kemiskinan, Perempuan &
Pemberdayaan, Jakarta : Kanisius.
Meyes, R.R (1985), Policy and Planning: A Developmental
Perspective, Englewood Cliffs: Prentice Hall.
Netting, F.E. Kettner, P.M & McMurty, S.L (1993), Social
Work Macro Practice, N.Y: Longman
Nisbett, R & R.K Merton, Sociology: an Introduction to The
Sience and Society
.
Nursyid Sumaatmadja (1987), Perspektif Studi Sosial, Bandung:
Alumni
Parsudi Suparlan (1984), Kemiskinan di Perkotaan, Jkt : Yayasan
Obor Indonesia
Soerjono Soekanto (1986), Sosiologi, Suatu Pengantar, Jkt:
Grafiti Pers.
Soetomo (1995), Masalah Sosial Dengan Pembangunan, Jkt: Pustaka
Jaya
1. Pertemuan 1: Pengantar1.1 Masalah : Pengertian dan
Penyebab1.2. Beberapa definisi masalah social
1.3. Hakikat Masalah Social dan Analisi Masalah Sosial2. Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan
dan pemahaman tentang: pengertian dan penyebab masalah secara umum,
beberapa definisi masalah social dan hakikat dari masalah
social
3. Materi
3.1. Pengertian masalah dan factor penyebab munculnya
masalah
Secara umum yang dikatakan masalah menunjuk pada satu situasi
yang tidak menyenangkan/tidak nyaman. .mau makan, tidak ada uang
untuk membeli makanan, ada uang untuk beli makanan, tapi tidak ada
penjual makanan, Mau mengerjakan tugas kuliah, tidak punya buku,
komputer dsb. Mau bekerja, tak ada lapangan kerja yang sesuai dsb.
Kesemuanya menunjuk pada situasi yang tidak nyaman/tidak
menyenangkan.
Mengana hal tersebut dilihat sebagai masalah? Karena kehidupan
manusia dilatar belakangi oleh:
Motif
Harapan
Nilai-Nilai/Norma
Tidak Tersedianya Sumber Motif
Kekuatan yang ada dalam diri individu untuk
melakukan tindakan
Seluruh aktifitas mental yang dirasakan/dialami yang memberikan
kondisi
Sumber Motif : Motif alamiah
Motif yang dipelajariBeberapa jenis motif : Biologis Untuk
kelangsungan hidup manusia sebagai organisme ( makan,
minum, sex )
Psikologis Untuk mengekspresikan / aktualisasi diri ( tanggung
jawab,
berprestasi, kekuasaan, popularitas )
Sosial Untuk mengadakan hubungan dengan orang lain ( berelasi,
interaksi,
diterima dalam kelompok )
Teologis Untuk mengadakan hubungan dengan Tuhan
Motif mempunyai kekuatan sehingga dapat mengalahkan motif lain,
mis : motif sex, lapar dan kesehatan
Karena motif memiliki kekuatan sering pula menimbulkan konflik
terhadap individu Harapan ~ Tujuan yang ingin dicapaiSetiap
manusia, kelompok atau masyarakat memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Jika tujuan tersebut tidak bias tercapai, menimbulkan
kekecewaan, rasa tidak nyaman dsb. Nilai-Nilai dan Norma
Nilai menunjuk pada sesuatu yang dianggap baik untuk dilakukan
dan sesuatu yang buruk untuk tidak dilakukan.
Agar setiap orang bias melakukan apa-apa yang baik dan
menghindari/tidak melakukakn hal-hal yang buruk, maka diciptakanlah
norma sebagai pedoman untuk berperilaku. Norma dalam kehidupan ini
beraneka ragam yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia,
seperti norma social, moral, susila, budaya, ekonomi, politik,
agama dsb. Pada hakikatnya, norma menjadi pedoman untuk berperilaku
dan mengatur kehidupan manusia baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
Ketika terjadi penyimpangan atau pelanggaran terhadap norma dan
nilai di masyarakat akan terjadi situasi tidak nyaman. Sumber ~
segala sesuatu yang dapat membantu manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya atau untuk menyelesaikan masalahnya, bias berupa : benda
(fisik) seperti alat, sumberdaya alam dsb. Bisa juga berbentuk non
fisik seperti dukungan social, non materi, kemampuan, kesempatan
dsb.Motif manusia, nilai dan norma dan sumber bisa jadi
factor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah.dapatkah anda
menjelaskan?
3.2. Beberapa definisi masalah social
Rubington and Weinberg(1999)
Social Problem as an alleged situation that is in compatible
with values and a significant number of people who agree that
action is needed to after the situation
Suatu situasi yang diduga atau dianggap oleh banyak orang
bertentangan dengan nilai sehingga mereka setuju adanya tindakan
untuk mengatasi atau menghilangkan situasi tersebut. Jensen
(1992)
Perbedaan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara
situasi yang ada dengan dengan sistuasi yang seharusnya (das Sollen
dan das Sein).
Horton dan Leslie
Suatu kondisi yang dirasakan banyak orang tidak menyenangkan dan
menuntut pemecahan melalui aksi sosial secara kolektif.
Ruth J. Parsons
Suatu kondisi sosial yang bertentangan yang secara umum diakui
sebagai suatu hal yang serius, sehingga perlu dilakukan tindakan
kolektif untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat serta
mencegah dan/atau mengendalikan perkembangannya.
Parillo (1987) mengemukakan :~ Masalah itu bertahan untuk suatu
periode waktu
~ Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau
mental baik individu atau masyarakat
~ Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial
dari suatu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat
~ Menimbulkan kebutuhan akan pemecahanSimpulan:
Unsur-unsur masalah sosialSituasi/Kondisi
Bertentangan
Perbedaan/kesenjangan
Tidak menyenangkan
Orang banyak/Umum
Tiga pihak yang terlibat :
- Pelanggar = klien
- Korban = victim
- Orang terkait = signivicant athers Nilai dan Norma
Dilanggar yang seharusnya dijunjung tinggi
Menimbulkan reaksi
Tindakan
Pemecahan masalah dan strategi
(problem solving & coping)
.......cari lagi definisi lain dan ambil kesimpulan .....
3.3. Hakikat Masalah SosialHAKIKAT MASALAH SOSIAL
Adanya Penyimpangan terhadap Nilai & Norma yg berlaku,
karena :
- Bervariasinya latar belakang sosial dan budaya- Bervariasinya
kemampuan orang untuk beradaptasi terhadap Nilai dan Norma
tersebut.
Adanya Disorganisasi atau ketidakharmonisan antara institusi
sosial yang ada di masyarakat, sehingga institusi sosial tersebut
tidak dapat melaksanakan fungsinya.
Adanya Ketidakadilan, Struktur Masyarakat yang hanya
menguntungkan kelompok tertentu saja. Contoh : Kemiskinan
StrukturalKRITERIA SOSIOLOGIS MASALAH SOSIAL Soerjono Soekanto
:
Ketimpangan antara Nilai dengan Realitas
- Perbedaan yg signifikan antara nilai dg kondisi nyata, antara
apa yg seharusnya dg apa yg terjadi di dalam masyarakat.
Sumbernya bersifat sosial
- Hasil perbuatan manusia dan berdampak kepada kehidupan
manusia.
Menimpa sejumlah orang
- Dialami/berdampak pada sejumlah orang atau
Pihak yang menetapkan suatu kondisi sebagai masalah sosial
- Penilaian Pihak berkompeten karena kekuasaan atau kewenangan
menetapkan.
Masalah sosial Manifes dan Laten
- Masalah sosial Manifes secara nyata ada, terjadi dan diakui
masyarakat
- Masalah social Laten , satu situasi yang keberadaannya tidak
disadari/tidak diakui karena ketidaktahuan, budaya yang diyakini
sekelompok orang . Perhatian Masyarakat
- Mendpt perhatian masyarakat karena dianggap mengganggu,
membahayakan, dan memerlukan penanganan segera.
Horton dan Leslie:
Kondisi yang dirasakan banyak orang
Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan
Kondisi yang menuntut pemecahan
Pemecahan tersebut dilakukan melalui aksi sosialPRINSIP-PRINSIP
MASALAH SOSIAL Kompleksitas
- Disebabkan oleh berbagai faktor (multi faktor)
- Berkaitan dengan masaalah-masalah sosial lainnya
Komprehensif
- Dapat dilihat dari berbagai perspektif (fisik, ekonomi,
sosial, budaya, psikologis, keamanan)
Interdisipliner
- Penangannya melibatkan berbagai disiplin ilmu
Berkesinambungan
- Akan terus ada seiring dengan kehidupan manusia
- Setiap masy pasti mempunyai masalah sosial tanpa kecuali
- Dapat dikendalikan, direduksi dan dipecahkan, tapi dapat
tumbuh atau muncul kembali dengan wajah baru.ANALISIS MASALAH
SOSIALPADA HAKIKATNYA SEMENJAK ADANYA KEHIDUPAN BERSAMA, ORANG
MENGINGINKAN SUASANA HOMO HOMINI SOCIUS (manusia adalah kawan bagi
sesamanya).
MENCITA-CITAKAN SUATU KEHIDUPAN YANG AMAN, TENTRAM DAN
SEJAHTERA.
PERHATIAN TERHADAP MASALAH SOSIAL DIMULAI KETIKA ORANG MENYADARI
ADANYA SUATU SITUASI YANG TIDAK SESUAI DENGAN CITA-CITA TENTANG
KEHIDUPAN YANG AMAN TENTRAM DAN SEJAHTERA (Di Inggeris, setelah
pecahnya revolusi industri, banyak terjadi pengangguran, kemiskinan
yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia) DAN BERUPAYA UNTUK
MEMIKIRKAN JALAN KELUAR DARI SITUASI TERSEBUT.
ANALISIS MASALAH SOSIAL:
SUATU UPAYA UNTUK MENGIDENTIFIKASI, MEMAHAMI TYPE-TYPE DAN
CIRI-CIRI, FAKTOR PENYEBAB DAN AKIBAT SERTA STRATEGI UNTUK
MENGATASI MASALAH SOSIAL. Pertemuan 2: MASALAH SOSIAL &
KEBERFUNGSIAN SOSIAL1. Tujuan instruksional khusus:
Setelah selesai pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki
pemahaman dan pengetahuan tentang : keterkaitan keberfungsian
social dan masalah social
2. Materi:
2.1. Pengertian keberfungsian social
2.2. Klasifikasi keberfungsian social
2.3. Keberfungsian soaial dan masalah social
2.1. Pengertian keberfungsian social:
Skidmore, Thackeray dan Farley (1991:19): Social functioning to
be a central purpose of social work and intervention was seen as
the enhancement of social functioning.
Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan
individu-individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan
dan memenuhi kebutuhannya (Siporin, 1975:17). Edi Suharto
dkk,(2004)
Keberfungsian sosial merujuk pada kemampuan individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat dan sistem sosial serta jaringan sosial
dalam memenuhi/merespon kebutuhan dasar, menjalankan peranan sosial
serta menghadapi goncangan dan tekanan (baik sosial, ekonomi,
budaya dll). Baker, Dubois dan Miley (1992)Keberfungsian sosial
berkaitan dengan pemenuhan tanggungjawab seseorang terhadap
masyarakat secara umum, terhadap lingkungan terdekat dan terhadap
dirinya sendiri.
Skidmore et al (1994), tiga dimensi keberfungsian sosial: (yang
membentuk segi tiga yaitu: Satisfaction with roles in life, positiv
relationships with others, Feeling of self worth, dimana ketiganya
saling mempengaruhi dalam membentuk keberfungsian social orang.
Konsep keberfungsian sosial pada intinya menunjuk pada
kapabilitas (capabilities) individu, keluarga atau masyarakat dalam
menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya.Ciri-Ciri
Keberfungsian Sosial Memiliki kemampuan untuk beradaptasi (alam,
norma)
Mampu menjalankan peran-perannya sesuai dengan status
Mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupan untuk memenuhi
kebutuhan
Bila dihadapkan pada masalah akan mampu menghadapi atau
memecahkan masalah
Bisa berpartisipasi aktif dalam bekerja sama
2.2. Klasifikasi keberfungsian sosial
Dubois dan Milley (1992): 3 klasifikasi keberfungsian
sosial:
Keberfungsian sosial adaptif: adanya sistem yang mampu
memanfaatkan sumber-sumber yang ada di struktur sosialnya ketika
dihadapkan pada kebutuhan, isu maupun masalah.
Keberfungsian rentan: dalam masyarakat, ada populasi yang punya
resiko gagal berfungsi sosial, sistem ini rentan (vulnerable)
terhadap masalah keberfungsian sosial.
Keberfungsian sosial tidak adaptif: menunjuk pada sistem yang
mengalami ketidak mampuan beradaptasi. Pada sistem seperti ini,
masalah sosial menjadi begitu parah, sehingga sistem tidak
berfungsi secara sosial.2.3.Masalah sosial dan keberfungsian
sosial
Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang
bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat agar mampu menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan
peranannya (Social functioning)Para pekerja sosial seringkali
mendefinisikan masalah sosial sebagai terganggunya keberfungsian
sosial individu, kelompok ataupun komunitas, sehingga mempengaruhi
kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan, merealisasikan
nilai-nilai yang dianutnya, serta menjalankan peran-peran
sosialnya.Keberfungsian sosial berkaitan dengan masalah
sosial/masalah kesejahteraan sosial dalam arti terjadinya sistuasi,
kondisi dalam masyarakat yang menyebabkan orang atau sistem tidak
berfungsi secara sosial dan perlu upaya untuk mengatasinya.
Masalah sosial merupakan dampak dari ketidakberfungsian sosial
klien dalam kehidupannya, seperti : fisik, mental, pengangguran,
pendidikan, keuangan dan keluarga dlsb.
Situasi sosial itu ada yang fungsional, ada yang tidak
fungsionalSituasi sosial yang fungsional secara menyeluruh berjalan
dengan efisien dan terarah pada pencapaian tujuan. Beberapa
ciri-cirinya antara lain :
1. Relatif stabil
2. Dapat menyediakan kesempatan, sumber dan
pelayanan yang dibutuhkan
3. Mendorong kesadaran akan kenyataan hidup yang
menuntut keterampilan dan kreatifitas
4. Memberi kemungkinan kepada anggotanya untuk
berhubungan dengan orang lainHubungan situasi sosial dengan
masalah sosialSituasi sosial yang mencegah munculnya maslah
sosial :
Secara struktural memadai :
Menyediakan materi dan tenaga yang cukup
Kondisi ekologis yang memadai
Relasi yang baik dan wajar
Secara kultural memadai :
Mempunyai nilai, norma dan sanksi
Mempunyai tertib moral
Mempunyai identitas yang efektif
Pertemuan 3: KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL 1. Tujuan instruksional
khusus:
Setelah selesai pertemuan ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang: klasifikasi masalah sosial
berdasarkan berbagai pengelompokan.2. Materi:
2.1. Klasifikasi atas dasar dikotomi
2.2. Klasifikasi atas dasar warisan
2.1. Klasifikasi atas dasar dikotomi
1. Masalah Sosial Patologis dan non Patologis
2. Masalah Sosial Klasik-Konvensional dan Modern-Kontemporer
3. Masalah Sosial Manifes dan Laten
4. Masalah Sosial Strategis dan non Strategis/BiasaMasalah
sosial atas dasar dikotomi
Masalah Sosial Patologis dan Non Patologis
Masalah Sosial Patologis: Penyakit Sosial, sulit untuk
dipecahkan, berhubungan dengan kehidupan masyarakat itu
sendiri.
Misal: Pelacuran, kejahatan, perjudian, dsb. Masalah Sosial non
Patologis: mengacu pada masalah sosial yang bukan bersifat
penyakit, sehingga relatif lebih mudah mengatasinya. Contoh:
tawuran antar kelompok, kenakalan remaja dsb.
Masalah Sosial jenis ini bila tidak segera ditangani dapat
berubah menjadi masalah sosial patologis.
Masalah Sosial Klasik-Konvensional dan Kontemporer-Modern
( Masalah Sosial Klasik-Konvensional: menunjuk pada masalah
sosial yang terjadi pada masa dahulu atau pada masyarakat yang
dahulu atau masyarakat sederhana atau sering disebut masyarakat
pertanian.
Masalah-masalah tersebut hingga kini masih tetap ada. Contoh:
masalah kemiskinan, pengangguran, kejahatan, pelacurah, dsb.
( Masalah Sosial Kontemporer-Modern: menunjuk pada masalah
sosial yang baru muncul pada masa sekarang atau pada masyarakat
industri. Contohnya: yang berkaitan dengan NAPZA (korban pengguna,
pengedar dsb), HIV/AIDS, Trafficking, anak jalanan, buruh migran,
KDRT, dsb. Masalah Sosial Manifest dan Latent
Masalah Sosial Manifest: merupakan produk dan
ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Ketimpangan terjadi akibat dari ketidak- sesuaian antara nilai dan
norma yang ada, sehingga anggota masyarakat melakukan penyimpangan
perilaku (deviant behavior). Masyarakat umumnya tidak menyukai
perilaku tersebut dan berusaha untuk mengatasinya.
Masalah sosial latent: merupakan masalah sosial yang ada tapi
tidak disadari oleh masyarakat atau masyarakat tidak berdaya untuk
mengatasinya, atau juga berkaitan dengan nilai-nilai yang dimiliki
oleh suatu masyarakat. Contoh: masalah konflik latent yang berlatar
belakang SARA, keterbelakangan masyarakat dalam berbagai bidang
kehidupan.
Masalah Sosial Strategis dan Biasa
Masalah Sosial Strategis merupakan masalah sosial yang dianggap
sentral dan dapat mengakibatkan masalah-masalah sosial lainnya.
Contoh : masalah kemiskinan yang dapat menyebabkan timbulnya
masalah kejahatan, keterlantaran, pelacuran, penganiayaan,
penjualan anak dan perempuan, dsb.
Masalah Sosial biasa, mengacu pada masalah yang terjadi dalam
lingkup relatif kecil dan dianggap tidak akan menimbulkan dampak
besar. Contoh : pertengkaran antar tetangga, perkelahian antar
kelompok kecil, perceraian. Maasalah social atas dasar warisan
Masalah Sosial sebagai warisan Fisik
Terjadi karena adanya keterbatasan atau pengurangan sumber daya
alam yang menimbulkan masalah bagi masyarakat sekitarnya. Contoh:
kemiskinan di daerah tandus, penyakitpenyakit karena adanya polusi
tanah, air, udara. Masalah Sosial sebagai warisan Biologis
Berkaitan dengan masalah kependudukan. Misal : masalah migrasi,
berkurang atau bertambahnya penduduk, terbatasnya kelahiran,
kecacatan baik karena bawaan atau bukan. Masalah sosial sebagai
warisan Sosial
Meliputi berbagai masalah yang berkaitan dengan interaksi sosial
di masyarakat. Contoh : masalah depresi, hubungan kelompok
mayoritas dan minoritas, pendidikan, politik, pelaksanaan hukum,
agama, pengisian waktu luang, kesehatan, dsb.
Masalah Sosial akibat Kebijakan Sosial
Masalah-masalah sosial yang timbul akibat kurang tepatnya suatu
penerapan kebijakan di masyarakat. Contoh : ketimpangan sosial
ekonomi antar daerah, pencemaran industri, bencana alam (karena
kebijakan HPH), masalah TM, masalah anak yang disalah gunakan
(dijual atau dilacurkan), disintegrasi bangsa, dsb.
2. Perspektif multi face:
Patologi sosial
Disorganisasi sosial
Isu publik
Konflik nilai
Perilaku menyimpang
Labelling
Pertemuan 4. Factor penyebab Masalah Sosial
1. Tujuan instruksional khusus:
Setelah selesai pertemuan ini mahasiswa memiliki pengetahuan dan
pemahaman terhadap factor penyebab terjadinya masalah social
2. Materi:
2.1. Masalah social akibat Institutional Conflik/Konflik
Institusi
Setiap institusi terdiri dari tujuan, norma dan peranan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Ketika ada banyak terdapat institusi maka biasanya terdapat
konflik tujuan, kekuatan dan pengaruh.
Persainagn tersebut sangat mempengaruhi kepribadian orang yang
terlibat.Khususnya ketika konflik antara tradisi keramat dengan
nilai baru, antara pengikut lama dengan penguasa baru yang dapat
mengganggu masyarakat secara serius.Perubahan pada tujuan dan
strategi satu institusi mungkin secara dratis mempengaruhi lembaga
lain, menyebabkan konflik kesetiaan dan respon dalam kehidupan
orang.
2.2 masalah social akibat Teknologi dan mobilitas
Charles Reich melihat masyarakat teknologi sebagai anti
komunis.Organisasi besar dan kota tempat orang bekerja serta
apartemen tempat mereka hidup adalah tempat kesepian dan
terasing.Hubungan kekeluargaan dan persahabatan menjadi tertutupi
dengan kepalsuanBanyak orang mengalami kehilangan diri yang tragis
sejenis kematian dalam hidup
Efek samping teknologi pada perorangan.Masyarakat dan lingkungan
cukup mengacaukan masalah sosial.Salah satu efek sosial adalah
mobilitas geografisMobilitas geografis yang menyebar dari jutaan
penduduk merupakan gambaran dunia modern.Mobilitas vertikal dalam
tangga kehidupan ekonomis juga dramatis hal ini menyangkut
perubahan yang tidak terhitung pada status perorangan maupun
keluarga.
Teknologi dan urbanisasi sangat mengubah hubungan kelas sosial
dan pola pengaruh prestise dan kekuasaan mereka.Nilai yang sangat
mempengaruhi masyarakat kita adalah keberhasilan.Keberhasilan
hampir menghantui banyak orang untuk menjadi orang berstatus kelas
atasMedia massa secara dramatis memperlihatkan status simbol,
sehingga orang berfikir mengetahui apa yang mereka inginkan untuk
dimilikiAda ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan dan
sesungguhnya yang dapat di hasilkanSulit untuk mendapatkan
mobilitas sosial dan untuk mencapai perubahan kelas
sosial.Melahirkan tingkah laku yang menyimpang mengambil jalan
pintas untuk mendapatkan posisi puncak/mendapatkan sesuatuMenurut
Richard Cloward dan Lioyd Ohlin :Percaya usaha jalan pintas
merupakan dasar penting untuk kriminalitas dan kejahatan di
Amerika2.3 Perilaku yang Menyimpang.Perilaku yangmenyimpang juga
terlibat dengan banyak masalah sosial.Penyimpangan dapat
didefinisikan sebagai tingkah laku yang jelas jelas menyimpang dari
norma yang telah ditetapkan untuk orang yang memiliki status sosial
yang sama.Mis: Tukang ledeng bertindak sebagai pendeta atau penipu
bertindak seperti seorang dokter. Hal ini berkaitan dengan perilaku
menyimpangPerilaku menyimpang berkaitan dengan norma yang di
tetapkan masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan syah di
akui.Norma sewaktu waktu dapat berkembang meliputi variasi tingkah
laku .Mis: seseorang mabuk tapi disebut pemabuk, karena hanya
sekali itu dia mabuk.Norma sosial dapat juga melonggar khususnya
dalam keadaan daruratPenyimpangan menjadi masalah sosial ketika
keberadaannya yang terus menerus mengganggu hubungan sosial.Tingkah
laku menyimpang mengganggu pada hubungan sosial yang di harapkan
dan di prediksi dapat mengganggu.Kontrol sosial sangat penting
untuk merespon orang orang yang melakukan penyimpangan dengan
memberikan hukuman
Hukuman untuk orang yang menyimpang tidak seragam, hukuman
disesuaikan menurut kelas sosial, jenis kelamin, ras dan usia
pelanggar.Dengan demikian maka penyimpangan akan tergantung apa
yang dilakukan, siapa yang yang melakukan, dan bagaimana masyarakat
merasakannya
Terdapat 2 tipe penyimpangan yaitu :Aberrant Deviant
BehaviorNoncorforming Deviant Behavior ADB mengakui legitimasi
hukum yang dilanggarnya, mereka menemukan alasan pribadi untuk
melanggarnya.
NDB secara terbuka menolak legitimasi norma sosial.Pertemuan 5
dan 6 Pendekatan - Pendekatan terhadap Masalah social1. Tujuan
Instruksional khusus:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami:
1.1 Pendekatan sosiologis terhadap masalah sosial
1.2. Pendekatan lain terhadap masalah sosial
2. Materi:
2.1. Pendekatan Sosiologis: (Merton & Nisbett)
Pendekatan Agama Pendekatan Hukum Pendekatan Jurnalistik
Pendekatan Seni2.2.Pendekatan lain: (Sumaatmadja)
Pendekatan ekologis Pendekatan pertumbuhan eksponsial Pendekatan
Interdisiplin dan multidisiplin Pendekatan system
Beberapa Pendekatan Terhadap Masalah Sosial
(suatu kajian teoritik)
Emilia Hambali, dra, MP*Karena permasalahan sosial yang terjadi
sangat variatif baik jenis maupun keluasannya maka dalam
pemecahannya pun diperlukan berbagai macam metoda baik itu akan
digunakan secara sendiri maupun bersama atau gabungan dari berbagai
macam metoda. Uraian di bawah ini akan mecoba memaparkan beberapa
macam metoda pendekatan terhadap masalah sosial.
A Pendekatan Sosiologis Melalui pendekatan ini dicoba untuk
memahami masalah sosial secara sosiologis yang dibedakan atas 4
macam pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Agama
b. Pendekatan Hukum
c. Pendekatan Jurnalistik dan
d. Pendekatan Seni.
a. Pendekatan Agama
Pendekatan ini bersifat individual dalam arti sangat berhubungan
dengan keyakinan masing-masing orang terhadap ajaran agamanya .
Semakin orang yakin akan ajaran agamanya, semakin pendekatan ini
effektif kegunaannya. Melalui pendekatan agama diajarkan bahwa
masalah sosial timbul bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma
agamanya. Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat sanksi
yang kadang sifatnya sangat abstrak dan sangat tergantung kepada
keyakinan para penganutnya (keyakinan tentang adanya sorga bagi
yang berbuat baik dan neraka bagi orang jahat) Pendekatan ini lebih
terasa keeffektifannya dalam kerangka preventif dengan cara
penanaman nilai nilai agama sejak dini dari tiap keluarga dalam
masyarakat. Ini artinya dalam pendekatan ini yang dapat berperan
selain kaum rohaniwan yang memang punya kompetensi dalam bidang
agama juga para orang tua dalam tiap keluarga punya peran yang
cukup penting dalam kaitan penanaman nilai niliai agama secara dini
kepada para anggota keluarga sehingga dengan terinternalisasinya
nilai nilai agama pada tiap individu anggota masyarakat diharapkan
ia bisa menjadi benteng ataupun juga filter dalam menyaring
pengaruh negatif dari sekelilingnya atau dengan kata lain dapat
mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai
dan norma agama yang pada gilirannya mencegah terhadap terjadinya
masalah-masalah sosial.
b. Pendekatan Hukum
Antara pendekatan hukum an pendekatan agama ada kesamaan segi
historis, dalam arti pendekatan hukum dalam memandang fenomena
masalah sosial bisa bersumber pada pendekatan agama. Hanya pada
pendekatan hukum biasanya ia berlaku bagi semua anggota masyarakat
dimana ia bertempat tinggal dan hukum tersebut diberlakukan.
Pendekatan ini sanksinya lebih jelas karena mengacu pada peraturan
atau norma yang sudah dikodifikasikan dan disahkan , misalnya
hukuman bagi pelaku kejahatan membunuh dihikum penjara sekian
tahun, pelaku kejahatan korupsi dihukum sekian tahun dst. Dengan
demikian pendekatan hukum memandang bahwa masalah sosial
terjadi
---------
* disajikan sebagai bahan perkuliahan Analysis Masalah sosial,
Okt. 06.
bila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma hukum dan untuk
setiap pelaku pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi.
Pendekatan ini bisa besifat preventif dalam arti masalah sosial
dapat dicegah melalui upaya sosialisasi norma-norma hukum yang
berlaku dalam masyarakat maupun bersifat kuratif atau rehabilitatif
dalam arti terhadap pelaku pelanggar norma hukum akan diberikan
sanksi tertentu dan diadakan pembinaan agar dia tidak lagi
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma hukum. Mereka yang
berperan dalam pendekatan ini antara lain adalah para penegak hukum
maupun aparat pemerintah yang berwajib .
c. Pendekatan Jurnalistik
Dengan pendekatan jurnalistik dimaksudkan sebagai usaha
penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan masalah sosial
melalui tulisan-tulisan di media cetak. Melalui pendekatan ini
masalah sosial diusahakan untuk dikenalkan pada masyarakat baik
dalam arti masalah sosial itu sendiri maupun sebab-akibat serta
cara-cara menghadapinya. Sejak abad 18 surat-surat kabar dan
majalah-majalah telah menjadi bagian yang mencatat dan memaparkan
ungkapan dan protes terhadap eksploitasi,korupsi dan degradasi pada
masyarakat di Amerika Serikat. Pendekatan ini juga berusaha
menyadarkan akan bahaya dari masalah sosial yang sedang dan akan
terjadi.Sampai saat ini majalah, surat kabar masih menjadi sarana
yang berharga dalam membangkitkan kesadran masyarakat akan bahaya
narkoba, Prostitusi, HIV/AIDS dan masalah-masalah sosial lain.
Mereka yang bisa berperan dalam pendekatan ini selain para
jurnalist, bisa juga orang-orang yang punya kompetensi dalam
bidangnya dan punya kemampuan menulis (penjelasan secara medis dari
dokter tentang HIV/AIDS, penjelsan dari ahli ilmu sosial tentang
kemiskinan dst). Pendekatan ini dianggap cukup besar artinya dalam
arti ia bisa mempunyai jangkauan yang luas baik dari segi
penyebaran geografis maupun kelompok sasaran orang yang akan
dituju. Dalam hal sasarannya masyarakat, maka dengan pendekatan ini
bisa menekan situasi panik dari masyarakat yang semula tidak faham
akan situasi sosial yang bermasalah yang sedang terjadi (kepanikan
masyarakat ketika bahaya AIDS baru pertama kali diketahui, banyak
penderita AIDS yang diperlakukan tidak manusiawi karena ketidak
tahuan orang tentang bagaimana cara penularan penyakit tsb).
Walaupun pendekatan ini bisa mempunyai jangkauan yang luas,
sayangnya pendekatan ini hanya effektif bagi masyarakat yang
mempunyai budaya baca.
d. Pendekatan Seni
Pendekatan seni adalah suatu upaya yang dilakukan para seniman
(seni drama, musik, tari, lukis, sastra dsb) untuk membangun
simpati kemanusiaan sehubungan dengan sistuasi sosial yang
bermasalah.
Melalui pementasan dramanya para dramawan seringkali memberikan
kritik sosialnya terhada pemerintahan yang telah menyimpang dari
tujuannya (banyaknya terjadi koruspsi, kolusi, nepotisme dan
kebobrokan-kebobrokan lain yang dilakukan oleh para aparat
pemerintahan). Para musisi menciptakan lagu-lagu yang juga berisi
protes terhadap situasi dunia yang jauh dari perdamaian, begitu
juga yanng dilakukan para sastrawan melalui puisi atau novelnya
ataupun para pelukis dengan hasil coretan di atas kanvasnya yang
mencoba menuangkan ungkapan hatinya yang juga mencoba mewakili
suara rakyat dalam melakukan kritik sosial biasanya terhadap
pemerintah yang mulai dianggap korup, sehingga menimbulkan masalah
sosial.Dalam pendekatan ini juga harus memperhitungkan kelompok
yang jadi sasaran.(misal melalui musik, apabila yang jadi sasaran
pendekatan adalah anak muda, maka musik yang digunakan juga musik
yang sesuai dengan selera anak muda, begitu juga dengan ksenian
lainnya, misalnya wayang cocok untuk digunakan pada masyarakat desa
di Jawa dst).
B. Pendekatan Lain
Selain pendekatan sosiologis di atas ada beberapa pendekatan
lain yang dapat digunakan dalam penanganan masalah-masalah sosial
seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
1. Pendekatan Ekologi
Yaitu suatu metode pendekatan yang yang didasarkan atas konsep
dan prinsip ekologi ,dalam arti menelaah masalah sosial sebagai
hasil interrelasi antara masyarakat manusia dengan lingkungannya
pada suatu ekosistem . pada pendekatan ini kita tidak memisahkan
komponen masyarakat manusia dari komponen lingkungannya.
Melalui pendekatan ekologi, pertumbuhan masyarakat manusia di
tempat-tempat tertentu, baik di perkotaan maupun di pedesaan dengan
segala aspeknya dipelajari dan dikaji pengaruhnya tehadap
lingkungan setempat. Diteliti pengaruhnya tadi apakah tetap
seimbang ataukah menimbulkan ketimpangan, sampai sejauh mana
ketimpangan tadi menyebabkan terjadinya masalah sosial bagi
masyarakat setempat.
Melalui pendekatan ekologi dikaji kemampuan daya tampung
lingkungan alam tehadap kehidupan masyarakat manusia di tempat
tertentu. Sedangkan daya tampung lingkungan yaitu suatu ukuran
tertentu yang menunjukkan jumlah individu yang dapat ditunjang oleh
lingkungan tersebut.
Manusia merupakan bagian dari alam, bukan penguasa alam oleh
karena itu perbuatan manusia yang serampangan tidak terencana yang
menimbulkan ketimpangan lingkungan akhirnya merugikan dan mengancam
kehidupan ,manusia itu sendiri.
Aspek-aspek yang harus diungkapkan dari komponen manusia pada
pendekatan ekologi yaitu, aspek demografisnya, sosial ekonomi,
sosial budaya, sosial politik; sosial geografis, sosial historis
dan yang lainnya yang berpengaruh terhadap perkembangan dan
perubahan lingkungan alam. Data kuantitatif dan kualitatif
aspek-aspek tersebut dianalisa untuk meyakinkan terjadinya
ketimpangan yang menyebabkan masalah sosial .
Yang mendorong terjadinya masalah sosial pada ekosistem adalah
bahwa manusia berkecenderungan menyederhanakan keadaan unsur-unsur
ekosistem tersebut, sehingga menjadi labil dan mudah goncang .
Kegoncangan inilah yang menyebabkan terjadinya ketimpangan ekologis
yang pada gilirannya dapat menimbulkan masalah sosial yang dapat
mengancam kehidupan manusia. Paul R Erlich et.al mengemukakan bahwa
manusia telah menjadi musuh bagi kompleks sistem ekologis yang
menyebabkan tidak stabilnya suatu ekosistem.
2. Pendekatan Pertumbuhan Eksponensial
Yaitu suatu pendekatan yang menyebutkan bahwa pertumbuhan
kuantitas dan kualitas suatu benda, suatu unsur atau gejala dari
suatu tingkat ke tingkat berikutnya terjadi dengan kelipatan
dua.
Pendekatan ini berlandaskan metodologi dinamika sistem yang
merupakan suatu metodologi untuk menganalisa kelakuan dan relasi
komponen-komponen yang kompleks pada suatu sistem . Kerangka kerja
dinamika sistem ini berdasarkan suatu model untuk menyusun
pemikiran interrelasi komponen-komponen pokok tertentu, serta untuk
mengetahui bagaimana komponen-komponen tadi saling mempengaruhi
satu sama lain dalam suatu sistem. Variabel variabel disusun pada
suatu pola kerangka umpan balik positif dan negatif yang dapat
diungkapkan keterkaitan antara unsur-unsur atau faktor-faktor atau
komponen-komponen yang menggambarkan suatu sistem .
Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengadakan analisa sistem
yang kompleks dan berubah serta tumbuh secara dinamik terus menerus
yang menyebabkan masalah sosial.
Pada pendekatan pertumbuhan eksponensial harus ditentukan dulu
masalah yang akan dianalisa. Selanjutnya diteliti unsur unsur atau
faktor-faktor atau komponen-komponen apa yang jadi dasar penyebab
masalah sosial tadi, kemudian dianalisa kaitan pertumbuhan satu
faktor dengan yang lainnya dan dianalisa pengaruh pertumbuhan
faktor yang satu dengan yang lainnya. Dari pertumbuhan
faktor-faktor tadi, dapat dianalisa dan diketahui
keseimbangan/ketidakseimbangan pertumbuhan faktor faktor tersebut
dalam suatu sistem yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya
,masalah sosial.
Berdasarkan analisa pertumbuhan eksponensial, kita dapat
mengetahui komponen mana yang terlalu cepat atau lambat
pertumbuhannya dalam kerangka proses dinamikanya. Inilah yang
menimbulkan ketidakseimbangan yang kemudian menimbulkan masalah
.
3. Pendekatan Sistem
Yaitu suatu pendekatan yang yang menetapkan bahwa masalah sosial
tadi sebagai suatu sistem. Pendekatan sistem ini dijiwai oleh faham
ekspansionisme dan cara berfikir sintetik. Ekspansionisme yaitu
suatu doktrin yang mempertahankan bahwa semua benda, peristiwa,
dengan segala pengalamannya merupakan bagian dari suatu kebulatan
yang besar. Ekspansionisme merupakan cara lain meninjau suatu benda
atau peristiwa disamping faham reduksionisme yaitu suatu doktrin
yang mempertahankan bahwa semua benda dan peristiwa dengan segala
perbendaharaan dan pengalamannya terbentuk dari unsur-unsur yang
merupakan bagian bagian yang tidak nampak. Faham ini didasari oleh
cara berfikir analitik yang mengungkap segala sesuatu dapat
dijelaskan sampai dapat dimengerti.
Berfikir sintetik yang tidak dapat dipisahkan dipisahkan dari
faham ekspansionisme yaitu cara berfikir yang didasarkan pada
proses mental yang menjelaskan sesuatu dengan meninjaunya sebagai
bagian dari sistem yang luas serta menjelaskannys berdasarkan
peranan hal tersebut dalam sistem.
Penerapan cara berfikir sintetik yang diterapkan pada sistem
maalah inilah yang disebut pendekatan sistem.
Sistem yaitu suatu rangkaian gejala yang dihubungkan satu sma
lain oleh suatu proses umum. Dalam kehidupan sosial manusia, tiap
aspek kehidupan merupakan gejala yang berhubungan satu sama lain
membentuk satu sistem. Segala aspek kehidupan sosial manusia dengan
prosesnya yang terus berlangsung, merupakan suatu sistem kehidupan.
Kedudukan suatu sitem lebih tinggi daripada kedudukan bagian-bagian
yang membentuknya.
Pada konsep sistem, benda,gejala, atau peristiwa ditetapkan
sebagai satu keseluruhan dan satu kebulatan yang tidak terpisahkan
dari bagian-bagiannya. Pada suatu sistem, bagian bagian yang
terpisah tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan
kedudukannya sebagai komponen atau subsistem dalam keseluruhan yang
bulat. Suatu sistem lebih tinggi nilainya daripada
bagian-bagiannya.
Kehidupan sosial manusia atau masyarakat merupakan suatu sistem
sebagai hasil interrelasi dan interaksi manusia dengan segala aspek
kehidupannya. Pada konsep sistem ini, aspek kehidupan manusia di
masyarakat, kita tetapkan sebagai komponen atau subsistem yang
membentruk sistem tadi. Aspek kehidupan biologis, budaya, ekonomi,
politik,psikholgis dst, merupakan subsistem yang berinterrelasi
satu sama lain yang membentuk sistem kehidupan manusia yang
kompleks.
Peninjauan dan pendekatan aspek kehidupan sosial manusia dalam
mengkaji masalah sosial dengan pendekatan sistem, tidak dilepaskan
atau direduksikan satu sama lain, melainkan ditinjau sebagai satu
kebulatan yang tidak terpisah-pisah.
Pada pengkajian masalah sosial dengan menggunakan pendekatan
sistem, subsistem lingkungan tidak dapat diabaikan. Subsistem
lingkungan besar peranan dan perkaitannya dengan warna masalah
sosial tadi. Dalam hal ini, proses berfikir sistem tidak memisahkan
tiap langkah dan tiap aparat sebagai satu kebulatan pada pendekatan
sistem. Pendekatan sistem secara lugas, merupakan proses
keseluruhan mulai dari penentuan subsistem, perencanaan alat
pengumpul data, pengumpulan data, analisa data sampai kepada
penarikan kesimpulan.
4. Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Multidispliner.
Karena subsistem masalah sosial banyak jumlahnya, kita harus
menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari satu. Dengan
demikian, pada pendekatan ini kita gunakan disiplin ilmu sosial
yang sesuai dengan jumlah subsistem masalah yang kita analisa dan
kita kaji, disebut pendekatan interdisipliner.
Pada pendekatan ini, masalah sosial didekati, dianalisa dan
dikaji dari berbagai disiplin ilmu sosial secara serentak dalam
waktu yang sama. Masalah sosial yang kompleks sesuai dengan
subsistem masalahnya diunngkapkan dari berbagai disiplin akademis
seperti : Sosiologi, Ekonomi, Antropologi, Politik, Geografi,
Psikologi, Sejarah dst, bahkan mungkin dari disiplin akademis
diluar ilmu sosial.
Secara tuntas, lugas dan mendalam, antara pendekatan sistem
dengan pendekatan interdisipiner masalah sosial, tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pendekatan sistem yang menggunakan
disiplin akademis yang jamak, disebut pendekatan interdisipliner.
Sebaliknya pendekatan interdisipliner yang menetapkan suatu masalah
yang sedang didekati dan sedang dianalisa sebagai suatu sistem
disebut pendekatan sistem.
Mengingat pendekatan sistem yang sekaligus juga pendekatan
interdisipliner yang menggunakan disiplin akademis yang jamak.
Pendekatan ini dapat pula disebut sebagai pendekatan
multidisipliner. Jadi, pendekatannya pada hakikatnya sama. Ditinjau
dari hakikatnya,pendekatan tadi tidak asing bagi manusia, karena
berdasarkan cara berfikir manusia yang multidimensional dalam
mengevaluasi suatu gejala atau masalah.
Dalam mengkaji masalah sosial yang kompleks melalui pendekatan
interdisipliner atau pendekatan sistem, perlu memiliki kemampuan
interdisipliner dan sistem. Kemampuan tsb baik yang ada dalam diri
kita, maupun kerjasama dengan berbagai keahlian dari berbagai
bidang keilmuan.
Kepustakaan
Merton,Robert, K. and Nisbet, Robert.A (eds). Contemporary
Social Problem, Harcourt, Brace & world, N.Y. 1959.
Nursid Sumaatmadja, Dr. Perspektif Studi Sosial, Alumni,
Bandung,1989.Pertemuan 7, cara melakukan analisis masalah sosial
(assessment process)TIK:Setelah selesai pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam melakukan
assessmen masalah sosial.
Materi:Assessmen dan Intervensi Masalah
Assessmen :
Pengungkapan, penggalian dan pemahaman masalah yang akan kita
bantu pemecahannya sekaligus juga menggali potensi dan sistem
sumber yang ada dan berkaitan dengan perencanaan pemecahan
masalah.
Langkah langkah dalam pelaksanaan Assessmen:
1. Masalah:
Definisikan dengan jelas
Siapa yang mengalami?
Siapa yang menyatakan itu masalah?, mengapa?
Siapa yang tidak menyatakan itu masalah? Mengapa?
2. Sumber (etiology) masalah:
Berkaitan dengan struktur sosial
Berkaitan dengan kepribadian seseorang
Dalam kegiatan yang dirancang untuk mengatasi masalah
Dalam situasi yang transisi/berubah
3. Nilai-nilai dan Norma-norma :
Yang mendukung terjadinya masalah
Berlawanan dengan masalah
Tidak berhubungan dengan masalah
4. Kegiatan-kegiatan yang ada:
Yang berkaitan dengan masalah dan Pekerjaan Sosial
Yang berkaitan dengan masalah tetapi tidak berkaitan dengan
Pekerjaan Sosial
Konsekwensi dari program yang sedang berlangsung terhadap
masalah
5. Tujuan
Kedudukan dari nilai dalam tujuan,
Implikasinya
Pandangan berdasarkan dari program-program yang ada
Yang sejalan dengan bidang pekerjaan sosial
Yang sejalan dengan bidang non pekerjaan sosial
6. Hubungan antara kondisi ideal dan kondisi nyata:
Pisahkan antara kondisi ideal dan nyata
Sumber yang mendukung atau menolak untuk menutup/menghapus
kesenjangan kondisi nyata dan ideal
Kegiatan sejalan dengan profesi pekerjaan sosial
Kebutuhan untuk meneliti dan pembuktian teori
Selain hal-hal di atas, kita juga secara keseluruhan harus bisa
mengenali kondisi/karakteristik masyarakat dimana permasalahan itu
terjadi, karena tentu ada hubungan antara masalah dengan lingkungan
dimana masalah itu terjadi (ingat HBSE).
Hal ini untuk mengingatkan bahwa masyarakat itu punya
kekhasannya masing-masing, sehingga pemecahan masalah tidak bisa
bersifat general dan seragam tapi sesuai dengan kondisi
lokalnya.
Pertemuan 8, evaluasi, ujian tengah semesterPertemuan 9,
pembahasan hasil pengenalan masalah sosial di lapangan
Trafiking anak dan Perempuan
TIK:
Setelah selesai pertemuan ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengalaman menganalisis masalah Trafiking anak dan perempuan yang
meliputi:
Pengertian
Indikator
Faktor penyebab
Upaya penanggulangan
Dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah Trafiking
Materi Pendahuluan : Trafiking (perdagangan) orang, baik anak
maupun perempuan merupakan salah satu masalah sosial.
Trafiking merupakan fenomena kriminal yang terorganisir yang
mengancam keselamatan dan hak azasi manusia.
Kegiatan trafiking dilakukan oleh mafia yang
terorganisir.Landasan hukum:
UU No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perda-gangan Orang.
PP No. 9 Tahun 2008 Tentang Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan
Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan
Orang
Kep Pres No. 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional
Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak. dll
Faktor Penyebab:
Kemiskinan
Ketiadaan akta kelahiran
Rendahnya pendidikan
Konteks budaya
Faktor penegakan hukum
Faktor kurangnya informasi dan sosialisasi
Pengaruh globalisasiTrafiking Anak
Kriteria anak beresiko trafiking: Anak yang berasal dari
keluarga miskin
Anak putus sekolah
Anak korban kekerasan dan perkosaan
Anak jalanan
Anak pecandu narkoba
Anak yatim
Anak korban penculikan
Anak korban bencana/korban konflik sosial Bentuk trafiking
anak:
Trafiking anak untuk prostitusi
Trafiking organ tubuh dan tubuh anak
Trafiking tubuh anak-anak untuk dijadikan alat penyelundupan
narkoba
Trafiking anak untuk dijadikan buruh migran
Trafiking anak untuk dijadikan pengantin pesanan
Trafiking anak untuk dijadikan anak angkatPelaku trafiking
anak:
Perekrut Tenaga Kerja: dengan cara memalsukan identitas calon
tenaga kerja
Agen: dengan cara melakukan penipuan mencarikan pekerjaan
Majikan: dengan cara mengeksploitasi dan tidak membayar gaji
Pemilik dan Pengelola rumah bordil
Calo pernikahan
Orang tua dan sanak saudaraDampak trafiking anak:
Terganggunya tubuh kembang anak, baik aspek fisik, sosial,
mental, maupun kognitif.
Tidak terpenuhinya kebutuhan anak: pendidikan, kesehatan,
pengasuhan, dan tempat tinggal;
Tidak terpenuhinya hak-hak anak, seperti: hak atas suatu nama
dan identitas diri dan kewarganegaraan, hak mengetahui orang
tuanya, hak untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara wajar,
dll.
Penanggulangan Trafiking Anak: Pencegahan
Intervensi Krisis
ReintegrasiPencegahan:
Merupakan suatu upaya yang dilakukan meskipun tidak ada masalah
trafiking anak di sautu daerah. Upaya pencegahan ditujukan untuk
menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan
dan atau mendorong munculnya masalah trafiking
Intervensi Krisis:
Merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan
pelayanan-pelayanan krisis pada anak yang menjadi korban trafiking.
Pelayanan tersebut ditujukan untuk menghilangkan pengalaman
traumatik akibat peristiwa menyakitkan yang dialami anak korban
trafiking.
Reintegrasi :
Merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan korban
trafiking anak ke dalam keluarganya, sekolah, dan lingkungan
sosial, secara aman tanpa dihantui oleh penderitaan, malu,
pandangan negatif lingkungan, maupun pertistiwa traumatik lainnya.
Trafiking Perempuan
Faktor pendorong dan faktor peluang trafiking perempuan
Dampak trafiking perempuan
Penanganan trafiking perempuanFaktor pendorong dan peluang:
Faktor ekonomi
Faktor sosial
Faktor Budaya Faktor peluangFaktor Ekonomi:
Kemiskinan dan sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan;
Pendidikan yang rendah sebagai dampak dari ketidakmampuan
ekonomi;
Faktor Sosial:
Pengaruh keberhasilan perempuan lain
Sikap permisif keluarga, masyarakat, dan aparat
Korban tindak kekerasan dalam keluarga
Kurangnya akses informasi
Faktor Budaya:
Budaya patriakhi, yang menganggap anak laki-laki lebih penting
dari anak perempuan
Budaya malu tinggal di rumah, tidak berkerja dan belum
menikah
Pola hidup konsumtif
Perkawinan dini
Perkawinan kontrak, dllFaktor Peluang:
Maraknya dunia hiburan
Pelaung bisnis yang menjanjikan
Mitos yang berkembang di masyarakat
Pengantin perempuan pesananDampak dan Masalah:
Perekrutan
Pemalsuan dokumen
Penyekapan sebelum berangkat
Pengankutan dan perjalanan
Di tempat bekerja
Perjalanan menuju pulang
Kembali ke tempat asal
Masalah dalam perekrutan :
Pungutan liar
Penjeratan utang
Pemalsuan dokumen
Penipuan tentang jenis dan kondisi kerja
Penyesatan
Tidak ada kontrak kerja
Perbaikan ekonomi, dll
Masalah pemalsuan dokumen:
Manipulasi data pengenal sebagai persyaratan administrasi
Tidak memiliki pasport
Tidak adanya pemasukan buat kas negara
Tidak tercatat sebagai warga negara, dll
Masalah penyekapan sebelum berangkat:
Tindak kekerasan dan penyekapan ilegal
Pelecehan atau kekerasan seksual
Perbudakan
Penjeratan utang
Pembatasan gerak, dll Pengangkutan dan perjalanan ke tujuan:
Kelebihan muatan
Kecelakanan dalam perjalanan
Pemerkosaan dan kekerasan fisik
Berganti agen di perbatasan
Menjadi pekerja seks, dll
Di tempat bekerja:
Gaji tidak dibayar
Tidak mendapat hari libur
Mengalami kekerasan
Mengalami pelecehan seksual
Hamil di luar nikah
Penipuan
Pemerasan
Cacat akibat penganiayaan, dll
Perjalanan menuju pulang:
Pemulangan paksa/deportasi
Pemerasan oleh oknum agen
Pungutan liar
Penipuan
Intimidasi meminta uang
Penukaran mata uang yang tidak sesuai
dllkembali ke tempat asal:
Stigma negatif dari masyarakat
Aib keluarga/lingkungan
Perasaan malu
Perasaan bersalah
Terusir
dll
Penanganan trafiking perempuan:
Pencegahan, melalui kegiatan penyuluhan sosial, pementukan
kelompok kerja pengawasan tarfiking perempuan, perbaikan sistem
pendukung, seperti memperluas lapangan pekerjaan, dsb;
Penanganan perlindungan hukum;
Penanganan masalah psikososial;
Reunifikasi
Pemberdayan perempuan korban trafiking; Pertemuan 10,
KONFLIKTIK:
Setelah selesai pertemuan ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengalaman menganalisis masalah konflik sosial yang meliputi:
Pengertian
Indikator
Faktor penyebab
Upaya penanggulangan
Dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah konflik sosial
Materi : KONFLIK SOSIAL Konflik sosial merupakan fenomena sosial
yang senantiasa dialami oleh masyarakat di manapun
Konflik sosial termasuk kategori bencana sosial.PENGERTIAN:
Konsep konflik berasal dari bahasa Latin dari kata confligere
yang berarti saling memukul
Secara sosiologis, konflik dipahami sebagai proses sosial dimana
dua orang atau kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.Lewis A. Coser
mendefinisikan konflik sebagai perselisihan mengenai nilai-nilai
atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status, kuasa, dan
sumber-sumber kekayaan yang persediaanya tidak mencukupi, dimana
pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya bermaksud untuk
memperoleh barang yang diinginkan, melainkan juga memojokkan,
merugikan, atau menghancurkan pihak lawan. (KJ Veeger, 1986, hal.
211).
Menurut Fisher dkk (2001):
Konflik dapat didefinisikan sebagai hubungan antar dua pihak
(individu atau kelompok) atau lebih yang memiliki (atau merasa
memiliki) sasaran yang tidak sejalanJENIS ATAU TIPE KONFLIK Latent
Manifest Emerging LatentSuatu konflik yang sifatnya tersembunyi
(berakar namun tidak tampak di permukaan) , sehingga untuk dapat
menanganinya secara efektif tipe konflik ini perlu diangkat ke
permukaan ManifestSuatu konflik yang berakar dalam dan sangat nyata
di permukan. Konflik tipe ini dicirikan oleh aktifnya pihak-pihak
yang berkonflik dalam perselisihan yang terjadi, mungkin sudah
mulai bernegosiasi dan mungkin juga mencapai jalan buntu.
EmergingSuatu konflik yang berakar dangkal atau bahkan tidak
berakar dan muncul hanya karena kesalahpahaman mengenai sasaran.
Konflik ini dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi.MENGAPA
KONFLIK ? Ada nilai (sesuatu yang berharga) yang hendak dicapai Ada
pihak yang menghalangi untuk mencapai nilai tersebutFISHER: TEORI
PENYEBAB KONFLIK
TEORI HUBUNGAN MASYARAKAT
TEORI NEGOSIASI PRINSIP
TEORI KEBUTUHAN MANUSIA
TEORI IDENTITAS
TEORI KESALAH PAHAMAN ANTAR
BUDAYA
TEORI TRANSFORMASI KONFLIKTEORI HUBUNGAN MASYARAKAT
Penyebab Konflik
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang
terus
terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan diantara kelompok
yang
berbeda dalam suatu masyarakat Sasaran yang ingin dicapai:
meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antar
kelompok-kelompok yang mengalami konflik
mengusahakan toleransi agar masyarakat lebih bisa saling
menerima
keragamanTEORI NEGOSIASI PRINSIP
Penyebab Konflik:
Konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras, dan perbedaan
pandangan tentang konflik oleh pihak yang sedang berkonflik Sasaran
yang ingin dicapai:
membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi
dengan masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk melakukan
negosiasi berdasarkan kepentingan mereka dari pada posisi tertentu
yang sudah tetap.
melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan
kedua belah pihak atau semua pihakTEORI KEBUTUHAN MANUSIA
Penyebab Konflik :
Konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental,
dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi.Keamanan,
identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering menjadi inti
pembicaraan. Sasaran yang ingin dicapai :
Membantu pihak-pihak yang berkonflik untuk mengenali dan
mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan
menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan.
Agar pihak yang menalami konflik mencapai kesepakatan untuk meme
nuhi kebutuhan dasar semua pihak
TEORI IDENTITAS Penyebab konflik:
Konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering
berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang
tidak diselesaikan. Sasaran yang ingin dicapai :
melakukan lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami
konflik menemukan kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan
identitas pokok semua pihak
TEORI KESALAHPAHAMAN ANTAR BUDAYA Penyebab KonflikKonflik
disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara berkomunikasi
antara berbagai budaya yang berbeda
Sasaran yang ingin dicapai:
Menambah pengetahuan pihak-pihak yang menalami konflik mengenai
budaya pihak lain
Mengurangi stereotif negatif yang mereka miliki tentang pihak
lain Meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya TEORI
TRANSFORMASI KONFLIK Penyebab konflik:
Konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidakselarasan dan
ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya,
dan ekonomi.
Sasaran yang ingin dicapai:
Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan
ketidak setaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi,
Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang diantara
pihak-pihak yang mengalami konflik Mengembangkan berbagai proses
dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian,
pengampunan, rekonsiliasi, dan pengakuanPENYELESAIAN KONFLIK
Negosiasi:
Adalah suatu proses terstruktur yang digunakan oleh pihak-pihak
untuk melakukan dialog tentang isu-isu, di mana masing-masing pihak
memiliki pendapat yang berbeda;
Dalam banyak kasus, negosiasi berlangsung tanpa keterlibatan
pihak ketiga (fasilitator); Mediasi:
Adalah upaya yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk membantu
mengklarifikasi masalah dan mencari solusi damai, daripada
berkonflik;
Mediasi diperlukan jika penyelesaian secara langsung gagal
mencapai tujuan dan jalur komunikasi antara kedua belah pihak
terputusArbitrasi:
Adalah kegiatan mendengarkan kesaksian dari kedua belah pihak
yang terlibat konflik dan kemudian mengambil keputusan tentang
siapa yang benar dan siapa yang salah dan apa yang perlu dilakukan
oleh masing-masing pihak.TIPE PENYELESAIAN KONFLIK:
Pencegahan konflik Penyelesaian konflik Pengelolaan konflik
Resolusi konflik
Transformasi konflikPencegahan konflik
Pencegahan konflik lebih mengacu pada strategi untuk mengatasi
konflik laten (derajat kekerasan yang terjadi paling rendah),
dengan harapan dapat mencegah meningkatnya kekerasaanPenyelesaian
konflik Penyelesaian konflik lebih mengacu pada strategi untuk
mengatasi konflik di permukaan dan konflik terbuka Bertujuan untuk
mengakhiri prilaku kekerasan melalui suatu persetujuan
damaiPengelolaan konflik Bertujuan untuk membatasi dan menghindari
kekerasan dengan mendorong perubahan prilaku yang positif bagi
pihak-pihak yang terlibat Pengelolaan konflik lebih mengacu pada
strategi-strategi untuk mengatasi konflik laten dan konflik di
permukaan
Resolusi konflikLebih mengacu pada strategi menangani konflik
terbuka dengan cara menangani sebab-sebab konflik dan berusaha
membangun hubungan baru serta hubungan yang bisa tahan lama
diantara kelompok-kelompok yang bermusuhanTransformasi konflik
Adalah upaya penanganan seluruh tipe konflik mulai dari konflik
laten, konflik di permukaan, dan konflik terbuka. Strategi yang
paling menyeluruh dan luas meliputi penanganan sumber konflik
sosial dan politik yang lebih luas dan mengubah kekuatan negatif
menjadi kekuatan positif.PENTINGNYA PEMAHAMAN TEORI KONFIK
Memberikan pemahaman tentang faktor penyebab/sumber konflik
Memberikan pemahaman tentang pihak-pihak yang terlibat konflik
Memberikan landasan teoritis dalam penanganan konflik
PERTEMUAN 11: KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)TIK:
Setelah selesai pertemuan ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengalaman menganalisis masalah KDRT yang meliputi:
Pengertian
Indikator
Faktor penyebab
Upaya penanggulangan
Dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah KDRT
Materi : KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) KDRT merupakan
pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan
korban KDRT perlu mendapat perlindungan
kasus KDRT banyak, sistem hukum belum menjamin perlindungan thd
korban KDRT
Hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman dan bebas dari
kekerasanBeberapa Pengertian:
Kekerasan dalam rumah tangga
Penghapusan KDRT Korban KDRT Perlindungan
Perlindungan sementara
Perintah perlindungan
Lingkup rumah tanggaKekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT):
Adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran dalam rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah
tanggaPenghapusan KDRT:
Adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah
terjadinya KDRT menindak pelaku KDRT, dan melindungi korban
KDRT
Korban KDRT
Adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan
dalam lingkup rumah tangga Perlindungan
Adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman
kepada korban yang dilakukan oleh fihak keluarga, advokat, lembaga
sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau fihak lainnya, baik
sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilanPerlindungan
sementaraAdalah perlindungan yang langsung diberikan oleh
kepolisian dan/atau lembaga sosial atau fihak lain, sebelum
dikeluarkannya penetapan perintah perlindungan dari pengadilan
Perintah perlindunganAdalah penetapan yang dikeluarkan oleh
pengadilan untuk memberikan perlindungan kepada korban Lingkup
rumah tanggaMeliputi :
Suami, istri, dan anak
Orang yang mempunyai hubungan keluarga dan menetap dalam
keluarga
Orang yang bekerja dan menetap dalam rumah tangga tersebutASAS
PENGHAPUSAN KDRT
Penghormatan hak asasi manusia
Keadilan dan kesetaraan jender
Non-diskriminasi
Perlindungan korbanTUJUAN PENGHAPUSAN KDRT
Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga
Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga
Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga
Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan
sejahteraLARANGAN KDRT
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga
terhadap orang lain dalam lingkup rumah tangga dengan cara:
kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan
penelantaran rumah tangga KEKERASAN FISIK ; yaitu perbuatan
seseorang terhadap orang lain dalam rumah tangga yang mengakibatkan
: rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat
KEKERASAN PSIKIS:
Yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak
berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang
KEKERASAN SEKSUAL
Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam rumah tangga
Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup
rumah tangga dg orang lain untuk tujuan komersial/tujuan tertentu
PENELANTARAN RUMAH TANGGA Tidak melaksanakan kewajiban memberikan
kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang dalam lingkup
rumah tangga Membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak
di dalam/ di luar rumah, sehingga korban dibawah kendali orang
tersebutHAK-HAK KORBAN KDRT
Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan,
pengadilan advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya, baik
sementara maupun berdasarkan perintah perlindungan dari
pengadilan
Pendampingan oleh pekerja sosial, dan bantuan hukum pada setiap
tingkat proses pemeriksaan sesuai dg ketentuan perundangan
Pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis
Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban
Pelayanan bimbingan rohaniKEWAJIBAN PEMERINTAH
Bertangung jawab dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah
tangga, menyelenggarakan pelayanan (termasuk perlindungan) terhadap
korban kekerasan dalam rumah tanggaKEWAJIBAN MASYARAKAT Mencegah
berlangsungnya tindak pidana Memberikan perlindungan kepada korban
Memberikan pertolongan darurat Membantu proses pengajuan permohonan
penetapan perlindunganPERLINDUNGAN
1x24 jam setelah menerima laporan, polisi memberikan
perlindungan sementara Perlindungan sementara selama 7 hari
Perlindungan paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang Kepolisian
menahan tersangkaPEMULIHAN KORBAN
Korban dapat memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan, pekerja
sosial, relawan pendamping, dan/atau pembimbing rohani Tenaga
kesehatan memeriksa, merawat, memulihkan kesehatan korban Pekerja
sosial, relawan pendamping, pembimbing rohani memberikan konseling
untuk menguatkan dan memberikan rasa amanKETENTUAN PIDANA KEKERASAN
FISIK Penjara paling lama 5 th/ denda paling banyak Rp. 15 juta
Jika korban sakit atau luka berat, penjara paling lama 10 th/ denda
paling banyak Rp 30 juta Jika korban meninggal, penjara paling lama
15 th/ denda paling banyak Rp 45 juta Jika dilakukan suami-istri,
tidak sakit, penjara 4 bulan/ denda paling banyak Rp 5 juta
KETENTUAN PIDANA KEKERASAN PSIKIS Pidana penjara paling lama 3
th/ denda paling banyak rp. 9 juta Jika dilakukan suami-istri,
tidak menimbulkan sakit/ mengganggu aktivitas, penjara paling lama
4 bulan / denda paling banyak rp. 3 jutaKETENTUAN PIDANA KEKERASAN
SEKSUAL Jika dilakukan bukan suami-istri, penjara paling lama 12
th/denda paling banyak rp. 36 juta Jika dilakukan untuk tujuan
komersil atau lainnya, penjara paling lama 15 th/denda paling
sedikit rp. 12 juta, paling banyak
rp. 300 juta Jika menimbulkan akibat buruk, penjara paling
sedkit 7 th, paling lama 20 th/denda paling sedikit rp. 12 juta,
paling banyak rp. 500 juta. KETENTUAN PIDANA PENELANTARAN RUMAH
TANGGAPelaku penelantaran rumah tangga dipidana penjara paling lama
3 tahun atau denda paling banyak rp. 15 juta PIDANA TAMBAHAN
Pembatasan gerak pelaku, baik yang bertujuan untuk menjauhkan
pelaku dari korban dalam jarak dan waktu tertentu, maupun
pembatasan hak-hak tertentu dari pelaku Penetapan pelaku mengikuti
program konseling DASAR HUKUM
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan
Dalam Rumah Tangga PERTEMUAN 11: PENYALAHGUNAAN NAPZA
Setelah selesai pertemuan ini, mahasiswa diharapkan memiliki
pengalaman menganalisis masalah PENYALAHGUNAAN NAPZA yang
meliputi:
Pengertian
Indikator
Faktor penyebab
Upaya penanggulangan
Dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah PENYALAHGUNAAN
NAPZAPengertian :
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnyaNarkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat
berbahaya. Sebenarnya narkoba dipakai untuk membius pasien saat
operasi, namun kini persepsi itu disalahgunakan akibat pemakaian
diluar batas dosis
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan / zat / obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak / susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya
karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh
sektor pelayanan kesehatan, yang menitikberatkan pada upaya
penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial.
NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang
bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, dan fikiran
Narkotika: Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang
Narkotika, Narkotika : adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan atas 3
golongan.
Narkotika Golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta
mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh
: heroin / putauw, kokain, ganja). Narkotika golongan 2:Narkotika
yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : morfin, petidin)Narkotika golongan
3:Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh :
kodein).Narkotika yang sering disalahgunakan:
Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan
lain-lain.
Ganja atau kanabis, marihuana, hashis.
Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka
Psikotropika :
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
yang dimaksud dengan Psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Penggolongan Psikotropika:
Psikotropika Golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi
serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD).Psikotropika
golongan 2:Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi, dan / atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
(Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin).Psikotropika golongan
3:
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan
(Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam). Psikotropika golongan
4:Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan
(Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum,
MG, Dextro).
Psikotropika yang sering disalahgunakan: Psikostimulansia :
amfetamin, ekstasi, shabu.
Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK,
DUM, Pil koplo dan lain-lain.
Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
Zat adiktif lainnya:Yang dimaksud disini adalah bahan / zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan
psikotropika, meliputi : - Minuman berakohol Mengandung etanol etil
alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering
menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan
tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau
psikotropika, memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh
manusia
Ada 3 golongan minuman berakohol: Golongan A: kadar etanol 1-5%,
(misalnya: bir)
Golongan B : kadar etanol 5-20%, (misalnya: berbagai jenis
minuman anggur)
Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (misalnya: Whiskey, Vodca,
TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.)
- Inhalansia:(gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah
menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang
sering disalahgunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat
kuku, bensin.
- Tembakau:
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat,
pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih
berbahaya.
Bahan/obat/zat yang sering disalahgunakan dapat juga
diklasifikasikan sebagai berikut:
Sama sekali dilarang : Narkotika golongan I dan Psikotropika
Golongan I.
Penggunaan dengan resep dokter: amfetamin, sedatif
hipnotika.
Diperjualbelikan secara bebas : lem, thinner, bensin dan
lain-lain.
Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.
Penyalahgunaan Napza adalah : a. Pemakaian Napza yang bukan untuk
tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengkuti aturan atau
pengawasan dokter. b. Digunakan secara berkali-kali atau terus
menerus. c. Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan
baik secara fisik/jasmani maupun mental emosional. d. Menimbulkan
gangguan fisik mental emosional dan fungsi sosial.
Bentuk Penyalahgunaan Napza Beberapa bentuk penyalahgunaan Napza
yaitu: 1. Oral atau melalui mulut yaitu menelan Napza dalam
berbagai bentuknya seperti amphetamine,extacy dan obat-obat daftar
G. 2. Inhalansia atau dihisap, yaitu menghirup napza langsung dalam
bentuk tepung melalui hidung, berjalan melalui aliran darah menuju
paru-paru, hati dan otak. Contohnya menghirup cocain,lem dan
thiner. 3. Injeksi intervena atau menyuntik kedalam aliran darah,
yaitu memasukan Napza dalam bentuk cair atau dicairkan melalui
jarum suntik ke dalam darah, masuk ke paru-paru, hati dan kemudian
ke otak, contoh; putaw, sabu dan amphetamin. 4. Ditaruh diluka,
yaitu dengan cara menaburkan narkoba berbentuk tepung pada bagian
kulit tubuh yang luka atau dibuat luka terlebih dahulu dengan benda
tajam, memasuki aliran darah, kemudian ke paru-paru, hati dan ke
otak, contoh; LSD. 5. Inersi anal, yaitu memasukan narkoba yang
berbentuk padat melalui lubang dubur (secara edik dapat dilakukan).
Pola penggunaan narkoba di Indonesia bersifat multi drugs atau
seringkali beberapa jenis narkoba/ obat dipakai sekaligus atau
bergantian. Pemakaian dengan cara ini jauh lebih berbahaya
dibandingkan dengan penggunaan satu jenis saja.
Ciri-ciri penyalahggunaan Napza Secara medis dan hukum,
penyalahguna NAPZA harus melewati satu atau serangkaian tes darah
orang yang diduga menyalahgunakannya. Tetapi, sebagai orang tua dan
guru, penyalahguna NAPZA dapat dikenali dari beberapa ciri fisik,
psikologis maupun perilakunya. Beberapa ciri tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Fisik a. Berat badan turun drastis. b. Mata cekung dan merah,
muka pucat dan bibir kehitaman. c. Buang air besar dan air kecil
kurang lancar. d. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang
jelas. e. Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan
ada bekas luka sayatan. f. Terdapat perubahan warna kulit di tempat
bekas suntikan. g. Sering batuk-pilek berkepanjangan. h.
Mengeluarkan air mata yang berlebihan. i. Mengeluarkan keringat
yang berlebihan. j. Kepala sering nyeri, persendian ngilu.
2. Emosi a. Sangat sensitif dan cepat bosan. b. Jika ditegur
atau dimarahi malah membangkang. c. Mudah curiga dan cemas d.
Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul atau berbicara
kasar kepada orang disekitarnya, termasuk kepada anggota
keluarganya. Ada juga yang berusaha menyakiti diri sendiri.
3. Perilaku a. Malas dan sering melupakan tanggung jawab/tugas
rutinnya. b. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
c. Di rumah waktunya dihabiskan untuk menyendiri di kamar, toilet,
gudang, kamar mandi, ruang-ruang yang gelap. d. Nafsu makan tidak
menentu. e. Takut air, jarang mandi. f. Sering menguap. g. Sikapnya
cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba bersikap manis jika ada
maunya, misalnya untuk membeli obat. h. Sering bertemu dengan
orang-orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan
pulang lewat tengah malam. i. Selalu kehabisan uang, barang-barang
pribadinya pun hilang dijual. j. Suka berbohong dan gampang ingkar
janji. k. Sering mencuri baik di lingkungan keluarga, sekolah
maupun pekerjaan. Di samping itu, kondisi fisik penyalahguna NAPZA
akan sangat mudah dikenali dalam keadaan putus obat, terutama
narkotika (seperti ganja, putau dan sejenisnya), yaitu dengan
ciri-ciri: a. Air mata berlebihan b. Banyaknya lendir dari hidung
c. Pupil mata membesar d. Diare e. Bulu kuduk berdiri f. Sukar
tidur g. Menguap h. Jantung berdebar-debar i. Ngilu pada sendi
TANDA-TANDA PENYALAHGUNAAN
Perasaan senang dan bahagia
Sering mengantuk
Nafas berat dan melemah
Pupil mata mengecil
Rasa mual.
Santai.
Napsu makan meningkat.
Pengendalian diri kurang.
Sering menguap, ngantuk.
Mata merah.
Kurang konsentrasi.
Depresi.
Sukar tidur/insomnia.
Tidak mempunyai gambaran tentang ruang dan waktu.
Hiperaktif.
Berdasarkan effeknya terhadap perilaku pemakai, napza dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Golongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat
pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur
dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk opioida (morfin,
heroin/putauw, kodein), sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur),
dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain
2. Golongan Stimulant (upper)
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah
: Amfetamin (shabu, esktasi), kafein, kokain.
3.golongan halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
Golongan ini termasuk : kanabis (ganja), LSD, mescalin. GEJALA
PUTUS OBAT Mata basah.
Kepala berat.
Hidung keluar ingus.
Sering menguap.
Hilang napsu makan.
Lekas marah.
Gemetar/tremor.
Panik dan keringat dingin
Kejang-kejang.
Rasa mual.
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA
Dampak fisikNapza dapat mengakibatkan kerusakan fisik seperti:
gagal ginjal; perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati;
radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru; rentan terhadap
berbagai penyakit hepatitis B, hepatitis C, dan HIV/AIDS; cacat
janin; impotensi; gangguan menstruasi; pucat akibat kurang darah
(anemia); penyakit lupa ingatan/pikun; kerusakan otak; pendarahan
lambung; radang pankreas; radang syaraf; mudah memar; gangguan
fungsi jantung; bahkan menyebabkan kematian. Dampak
psikologisPenyalahgunaan Napza mengakibatkan gangguan psikologis
seperti: emosi tidak terkendali; curiga berlebihan sampai pada
tingkat waham (tidak sejalan antara pikiran dengan kenyataan);
selalu berbohong; tidak merasa aman; tidak mampu mengambil
keputusan yang wajar; tidak memiliki tanggung jawab; kecemasan yang
berlebihan dan depresi; ketakutan yang luar biasa; dan hilang
ingatan (gila). Dampak sosialPenyalahgunaan Napza menimbulkan
problema sosial seperti: hubungan dengan keluarga, guru, dan teman
serta lingkungannya terganggu; mengganggu ketertiban umum; selalu
menghindari kontak dengan orang lain; merasa dikucilkan atau
menarik diri dari lingkungan positif; tidak peduli dengan norma dan
nilai yang ada; melakukan hubungan seks secara bebas; tidak peduli
dengan norma dan nilai yang ada; melakukan tindakan kekerasan, baik
fisik, psikis maupun seksual; dan mencuriUpaya Penanganan
Penyalahgunaan Napza:
Penanganan penyalahgunaan Napza bisa dilakukan dengan cara:1.
Pencegahan (Preventif)
2. Penanganan (Kuratif)
3. Rehabilitasi (After Care)
Pencegahan:Berdasarkan sasarannya, pencegahan ada tiga
bentuk:
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Tersier
Penanganan:
Lebih menekankan kepada penanganan secara medis, ketika
penyalahgunaan sudah memberi dampak kepada kesehatan fisik maupun
fisiologis secara keseluruhan.
RehabilitasiProgram penangan setelah korban penyalahgunaan
mendapatkan penanganan secara medis maupun non medis.
Bentuknya:
Rehabilitasi Fisik/psikis
Rehabilitasi Sosial.....disini diperlukan peran Peksos
23