Top Banner

of 35

Modul Akuntansi Manajemen

Jul 11, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MODUL AKUNTANSI MANAJEMEN Ttm. 4 s.d. 7Bahan Perkuliahan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Semester Ganjil Tahun Akademik 2008/2009

Oleh : AFIF SULFA, SE MSi. Ak. (DTT-32117)

PROGRAM KULIAH KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Bahan Kuliah Akuntansi Manajemen Bagian 4Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABAAnalisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit/CVP) adalah satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah. Alat ini membantu mereka memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba dalam organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antar lima elemen: 1. Harga produk 2. Volume atau tingkat aktivitas 3. Biaya variabel per unit 4. Total biaya tetap 5. Bauran produk yang dijual A. DASAR-DASAR ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA Sebagai ilustrasi :Budi, Inc. Laporan Laba Rugi Kontribusi Untuk Bulan Juni Total Penjualan (400 pengeras suara) $ 100,000 Dikurangi beban variabel 60,000 margin kontribusi 40,000 Dikurangi beban tetap 35,000 Laba bersih $ 5,000

Per Unit $ 250 150 $ 100

Perhatikan bahwa penjualan, beban variabel, dan margin kontribusi disajikan dalam unit dan dalam total dalam laporan laba rugi kontribusi ini. 1. Margin Kontribusi Margin kontribusi adalah jumlah tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap perusahaan dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Contoh: Asumsikan bahwa Budi, Inc. hanya mampu menjual satu pengeras suara. Jika tidak ada tambahan pengeras suara yang terjuan untuk bulan tersebut, laporan laba rugi perusahaan akan nampak seperti berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Total Penjualan (1 pengeras suara) Dikurangi beban variabel margin kontribusi Dikurangi beban tetap Laba bersih $ 250 150 100 35,000 (34,900)

Per Unit 250 150 $ 100 $

$

Jika pengeras suara kedua terjual, maka total margin akan meningkat sebesar $100 (total $200) dan kerugian perusahaan akan menurun sebesar $100, menjadi $34.800:Total Penjualan (2 pengeras suara) Dikurangi beban variabel margin kontribusi Dikurangi beban tetap Laba bersih $ 500 300 200 35,000 (34,800) Per Unit $ 250 150 $ 100

$

Untuk mencapai titik impas, perusahaan harus menjual 350 pengeras suara dalam satu bulan, karena setiap pengeras suara yang terjual menghasilkan $100 dalam margin kontribusi:Penjualan (350 pengeras suara) Dikurangi beban variabel margin kontribusi Dikurangi beban tetap Laba bersih $ Total 87,500 52,500 35,000 35,000 Per Unit $ 250 150 $ 100

$

Ketika titik impas tercapai, laba bersih bertambah sesuai dengan margin kontribusi perunit untuk setiap tambahan peroduk yang dijual:Penjualan (351 pengeras suara) Dikurangi beban variabel margin kontribusi Dikurangi beban tetap Laba bersih $ Total 87,750 52,650 35,100 35,000 100 Per Unit 250 150 $ 100 $

$

2. Rasio Margin Kontribusi Rasio margin kontribusi (contribution margin CM) dapat digunakan dalam perhitungan laba. Sebagai langkah pertama kita akan menambahkan kolom dalam laporan laba rugi Budi, Inc. Dimana penjualan, beban variabel dan margin kontribusi dinyatakan dalam persentase penjualan:Budi, Inc. Laporan Laba Rugi Kontribusi Untuk Bulan Juni Total Per Unit Penjualan (400 pengeras suara) $ 100,000 $ 250 Dikurangi beban variabel 60,000 150 margin kontribusi 40,000 $ 100 Dikurangi beban tetap 35,000 Laba bersih $ 5,000

% Penjualan 100% 60% 40%

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

B. BEBERAPA APLIKASI DARI KONSEP BIAYA-VOLUME-LABA 1. Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan Budi, Inc. Saat ini menjual 400 pengeras suara per bulan (penjualan per bulan $100.000). Manajer penjualan merasa bahwa peningkatan anggaran iklan per bulan sebesar $10.000 akan meningkatkan penjualan sebesar $30.000 menjadi total 520 unit. Haruskah anggaran iklan dinaikkan? Tabel berikut menunjukkan pengaruh peningkatan yang disarankan dalam anggaran iklan per bulan:Budi, Inc. Laporan Laba Rugi Kontribusi Untuk Bulan Juni Penjualan Penjualan + Peningkatan Saat ini Iklan Penjualan $ 100,000 $ 130,000 $ 30,000 Dikurangi beban variabel 60,000 78,000 18,000 margin kontribusi 40,000 $ 52,000 $ 12,000 Dikurangi beban tetap 35,000 45,000 10,000 Laba bersih $ 5,000 $ 7,000 $ 12,000 520 unit x $150 per unit = $78.000 $35.000 plus tambahan $10.000 anggaran iklan bulanan = $45.000

Persentase Penjualan 100% 60% 40%

Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan. Peningkatan anggaran iklan seharusnya disetujui karena hak itu akan meningkatkan laba bersih sebesar $2.000. Solusi Alternatif 1: Total margin kontribusi yang diharapkan: $130.000 x 40% rasio CM $ 52.000 40.000 $ $ $ 12.000 10.000 2.000 Total margin konribusi saat ini: $100.000 x 40% x rasio CM $ Peningkatan margin kontribusi Perubahan dalam biaya tetap: (-) kenaikan beban iklan Peningkatan laba bersih

Solusi Alternatif 2: Peningkatan margin kontribusi: $30.000 x 40% rasio CM Peningkatan laba bersih $ $ 12.000 10.000 2.000 Dikurangi peningkatan beban iklan$

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

2. Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan Budi, Inc. Saat ini menjual 400 pengeras suara per bulan (penjualan per bulan $100.000). Manajer sedang mempertimbangkan penggunaan komponen berkualitas lebih tinggi, yang akan meningkatkan biaya variabel (sehingga margin kontribusi menurun) sebesar $10 per pengeras suara. Diperkirakan peningkatan kualitas akan meningkatkan penjualan menjadi 480 pengeras suara. Haruskah hal ini disetujui? Solusi: Total margin kontribusi yang diharapkan: 480 x $90 Total margin konribusi saat ini: $400 x $100 $ 40.000 3.200 Peningkatan margin kontribusi $ $ 43.200

Menurut analisa di atas, komponen berkualitas tinggi sebaiknya digunakan karena akan meningkatkan laba bersih $3.200. 3. Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga jual dan Volume Penjualan Misalkan: untuk meningkatkan pejualan, manajer penjualan menurunkan harga jual sebesar $20 per pengeras suara dan meningkatkan anggaran iklan sebesar $15.000 per bulan. Diperkirakan penjualan mengingkat menjadi 600 pengeras suara per bulan. Solusi Alternatif 1: Total margin kontribusi yang diharapkan: 600 x $80 Total margin konribusi saat ini: 400 x $100 Perubahan dalam biaya tetap: (-) kenaikanan beban iklan $ Peningkatan laba bersih $ 15.000 (7.000) $ 40.000 8.000 Peningkatan margin kontribusi $ $ 48.000

Menurut analisa di atas, perubahan seharusnya tidak dilakukan karena akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan sebesar $7.000. 4. Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap, dan Volume Penjualan Misalkan: manajer penjualan berniat mengganti sistem kompensasi gaji dari gaji tetap dengantotal $6.000 per bulan menjadi basis komisi $15 per unit. Diperkirakan penjualan meningkat 15%, menjadi 460 pengeras suara per bulan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Solusi Total margin kontribusi yang diharapkan: 460 x $85 Total margin konribusi saat ini: 400 x $100 Peningkatan margin kontribusi Perubahan dalam biaya tetap: (+) Gaji yg tdk dibayarkan Peningkatan laba bersih $ $ 6.000 5.100 $ $ 40.000 ( 900 ) $ 39.100

5. Perubahan dalam Harga Jual Reguler Misalkan: Perusahaan memiliki peluang untuk menjual dalam jumlah besar yaitu 150 buah pengeras suara kepada penjual grosir. Penjualan tidak akan mengacaukan penjualan reguler dan tidak akan mempengaruhi beban total perusahaan. Berapa harga yang harus diberikan jika ingin menaikkan laba bulanan sebesar $3.000? Solusi Biaya variabel per pengeras suara $ Laba yang diharapkan:: $3.000 / 150 unit Harga yang diberikan per unit $ $ 20 170 150

C. ANALISIS TITIK IMPAS 1. Perhitungan Titik Impas Titik impas merupakan tingkat penjualan dimana laba perusahaan sama dengan nol. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) atau metode margin kontribusi (contribution margin method). Metode Persamaan Laba = (Penjualan Beban Variabel) Beban Tetap Penjualan = (Beban Variabel + Beban Tetap + Laba

$250Q = $150Q + $35,000 + $0 $100Q = $35,000 Q= 350 (unit yg perlu terjual untuk mencapai titik impas) Titik impas dalam dollar penjualan: 350 x $250 = $87,500

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Metode Kontribusi Margin : Titik impas dalam unit yang terjual = Metode Kontribusi Margin: Titik impas dalam dolar penjualan 2. Analisis Target Laba Rumus biaya-volume-laba dapat digunakan untuk menentukan volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai target laba. Misal dalam perusahaan A di atas, ingin mencapai target laba $40,000 per bulan. Maka banyaknya unit yang harus terjual: Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba 250Q = 150Q + $35,000 + $40,000 100Q = $75,000 Q = 750 unit Dollar penjualan = $250 x 750 = $187,500 Pendekatan yang lain adalah menggunakan rumus margin kontribusi dengan memasukkan target laba: Unit penjualan untuk mencapai target 3. Margin Keamanan Margin keamanan (safety of margin) adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (actual) di atas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin Keamanan = Total penjualan yang dianggarkan (aktual) Penjualan titik impas.Persentase margin keamanan = Margin keamanan dalam dolar Total penjualan yg dianggarkan (aktual)

=

=

D. PERTIMBANGAN STRUKTUR CVP DALAM MEMILIH STRUKTUR BIAYA Struktur biaya mengacu pada proporsi relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Seorang manajer memiliki kebebasan dalam melakukan trade-off biaya tetap dan biaya variabel, biaya variabel yang tinggi dan biaya tetap yang rendah atau sebaliknya. Contoh isu yang sering dipertimbangkan para manajer untuk melakukan trade-off adalah dengan beban tetap yang lebih rendah, suatu perusahaan bisa memiliki titik impas yang lebih rendah dan margin keamanan yang lebih tinggi. Perusahaan tidak akan cepat merugi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

dalam periode penurunan yang drastis, sehingga laba akan lebih stabil. Namun hal ini adalah sebuah kekurangan ketika penjualan meningkat walaupun memberikan perlindungan yang lebih baik ketika penjualan menurun. Jelas, bahwa tanpa mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan, tidak jelas struktur biaya mana yang lebih baik. Keduanya, biaya variabel atau biaya tetap yang lebih tnggi, mempunyai kekurangan dan kelebihan. 1. Operating Laverage Operating Laverage adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap perubahan dalam penjualan. Operating laverage bertindak sebagai pengganda (multiplier). Jika operating laverage tinggi, peningkatan persentasi yang kecil dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba bersih dalam persentase yang jauh lebih besar.Margin Kontribusi Laba Bersih

Tingkat operating laverage

=

Tingkat operating leverage adalah suatu ukuran, pada tingkat penjualan tertentu, tentang bagaimana persentase perubahan dalam volume penjualan akan mempengaruhi laba. Tingkat operating leverage erat hubungannya dengan struktur biaya. Jika dua perusahaan memiliki total pendapatan dan total beban yang sama, tetapi struktur biayanya berbeda yang terjadi adalah perusahaan dengan proporsi beban tetap lebih tinggi dalam struktur biayanya akan memiliki tingkat operating leverage yang lebih tinggi. Tingkat operating leverage tidaklah konstan. A akan mencapai tingkat tertinggi pada tingkat penjualan di dekat titik impas dan menurun ketika penjualan dan laba meningkat. Jika suatu perusahaan berada dekat titik impasnya, kenaikan kecil dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba dalam persentase yang besar. Ini menjelaskan kenapa manajemen sering bekerja keras hanya untuk sebuah kenaikan kecil dalam volume penjualan. 2. Struktur atas Komisi Penjualan Perusahaan yang menggunakan sistem komisi untuk setiap penjualannya akan menghadapi konflik di mana para tenaga penjual akan berusaha menaikkan komisi mereka dengan menjual produk-produk yang mempunyai komisi lebih tinggi yang artinya beban variabel yang lebih besar bagi perusahaan. Beban variabel yang lebih

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

besar bagi perusahaan artinya margin kontribusi yang lebih kecil, berarti juga laba perusahaan yang tdak maksimal. Untuk mengurangi konfilk tersebut. Komisi dapat didasarkan pada margin kontribusi dibanding hanya pada harga jual. Jika ni dilakukan, tidak perlu khawatir tentang bauran produk yang akan dijual tenaga penjual karena mereka akan ingin menjual bauran produk yang akan memaksimalkan margin kontribusi. 3. Bauran Penjualan Bauran penjualan (sales mix) mengacu pada proporsi relatif dimana produk perusahaan dijual. Idenya adalah untuk menciptakan kombinasi atau bauran yang dapat menghasilkan laba terbesar. Laba dari perusahaan multiproduk dipengaruhi oleh bauran penjualan. Perubahan dalam bauran penjualan dapat mempengaruhi titik impas, margin keamanan, dan faktor kunci yang lain. E. ASUMSI-ASUMSI DALAM ANALISIS CVP Sejumlah asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba: 1. Harga jual adalah konstan. Harga produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.

2. Biaya adalah linear dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel dantetap. Elemen variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam rentang yang relevan. 3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan. 4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Bahan Kuliah Akuntansi Manajemen Bagian 5Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

BIAYA VARIABEL : ALAT UNTUK MANAJEMENA. PENDAHULUAN Dalam bab sebelumnya telah dipelajari berbagai perilaku biaya, yaitu yang bersifat variable, tetap, mamupun campuran (semivariabel). Dalam bab ini, akan dipelajari bahwa perilaku biaya variable dapat digunakan sebagai alat yang penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Untuk melihat manfaat penggunaan biaya variable, akan diperlihatkan pula perbandingannya jika menggunakan biaya tetap dalam menyusun laporan keuangan pihak manajemen. Setelah mempelajari analisis biaya variable, diharapkan akan dipahami bagaimana : 1. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan biaya variabel (variabel costing) dan perhitungan biaya penyerapan (absorption costing) dan menghitung biaya produk per unit dengan menggunakan metode tersebut. 2. 3. 4. Menyiapkan laporan laba rugi dengan menggunakan perhitungan biaya variable Merekonsiliasi laba operasi bersih perhitungan biaya variable dan perhitungan Memahami kelebihan dan kekurangan perhitungan biaya variable dan dan perhitungan biaya penyerapan. biaya penyerapan dan menjelaskan mengapa kedua jumlah tersebut berbeda. perhitungan biaya penyerapan. B. GAMBARAN UMUM Pendekatan yang digunakan dalam penentuan harga produk untuk tujuan penilaian persediaan dan penentuan harga pokok penjualan:

Perhitungan Biaya Penyerapan Perhitungan Biaya Variabel

1. Pendekatan Biaya Penyerapan (Full Costing) Memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya tersebut variabel atau tetap. Sering disebut juga sebagai metode biaya penuh (full cost).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

2. Pendekatan Biaya Variabel Hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output yang diperlakukan sebagai biaya produk. Disebut juga sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marjinal (marginal costing).

Perhitungan Biaya Penyerapan Bahan Langsung Biaya Produk Biaya Periodi k Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Variabel Overhead Pabrik Tetap Beban Penjualan dan Administrasi Variabel Penjualan dan Administrasi Beban Tetap

Perhitunga n Biaya Variabel Biaya Produk

Biaya Periodi k

Pada dasarnya, perbedaan antara metode perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan biaya variabel terletak pada waktu (timing). Variable costing menyatakan bahwa biaya produksi tetap harus segera dibebankan secara total, sedangkan Absorp costing menyatakan bahwa biaya produksi tetap harus dibebankan pada pendapatan sesuai jumlah unit yang terjual. Setiap unit yang tidak terjual dalam perhitungan biaya penyerapan menyebabkan biaya tetap dimasukkan pada persediaan dan akan dimasukkan ke periode berikutnya sebagai aktiva atau aset. 3. Perhitungan Biaya Per Unit Misalkan, Budi, Inc. memiliki struktur biaya sebagai berikut: Jumlah yang diproduksi setiap tahun Biaya variable per unit: Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrik variable Beban penjualan & adm. variable Biaya tetap per tahun: Overhead pabrik tetap Beban penjualan & adm. tetap $ $ 30.000 10.000 $ $ $ $ 2 4 1 3 $ 6.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Diminta: a. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya penyerapan ! b. perhitungan biaya variabel ! Solusi: Perhitungan Biaya Penyerapan: Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrik variable Total biaya produksi variabel Biayaproduk per unit $ $ $ $ $ 2 4 1 7 5 12 Hitunglah biaya produk per unit dengan

Overhead pabrik tetap ($30.000 / 6.000) $

Perhitungan Biaya Variabel: Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead pabrik variable Total biaya produksi variabel $ $ $ $ 2 4 1 7

(overhead pabrik tetap $30.000 akan diperhitungkan secara total sebagai beban periodik bersama dengan beban penjualan dan adminstrasi akan mengurangi pendapatan) Dengan menggunakan metode perhitungan biaya penyerapan perhatikan bahwa semua biaya produksi, variabel dan tetap, dimasukkan dalam perhitungan biaya produk per unit. Jadi, jika perusahaan menjual satu unit produk dan menggunkan perhitungan biaya penyerapan, $12 ($7 biaya variabel dan $5 biaya tetap) akan dikurangi dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan. Sama seperti diatas, unit tidak terjual akan dimasukan dalam akun persediaan dalam neraca dengan biaya $12 per unit. Dengan menggunakan metode perhitungan biaya variabel, perhatikan bahwa hanya biaya produksi variabel yang dimasukkan dalam biaya produk. Jadi, jika perusahaan menjual satu unit produk dan menggunakan perhitungan biaya variabel, $7 akan dikurangi sebagai harga pokok penjualan dan unit tidak terjual

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca dengan biaya hanya $7 per unit. C. PENGARUH PERUBAHAN PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH OPERASIONAL 1. Biaya Penyerapan (Absorption Costing) Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya penyerapan. Pada dasarnya laba bersih operasional meningkat dan menurun walaupun jumlah unit yang terjual sama untuk masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusuri lewat biaya overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya dalam metode perhitungan biaya penyerapan, sebagai akibat dari perubahan dalam persediaan. 2. Pendekatan Biaya Variabel Laba bersih operasional tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan biaya variabel. Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika metode perhitungan biaya variable digunakan. Contoh Kasus: Tahun 1 Perhitungan Pembiayaan Penyerapan Penjualan (40.000 unit) Dikurangi harga pokok penjualan: Persediaan awal Ditambah biaya barang yang diproduksi Barang tersedia untuk dijual Dikurangi persediaan akhir Harga pokok penjualan Laba kotor Dikurangi beban penjualan dan administrasi (40.000 unit x 1 per unit variabel + 200.000 tetap) Laba operasional bersih 1.00 0 0 700 700 __0 700 300 0 800 800 160 640 360 Tahun 2 1.00 0 160 600 760 __0 760 240 Tahun 3 1.00 0

240 _60

240 120

240 __0

*Biaya barang yang diproduksi: Tahun 1 = 40.000 unit x 17,5 per unit = 700.000 Tahun 2 = 50.000 unit x 16 per unit = 800.000 Tahun 3 = 30.000 unit x 20 per unit = 160.000 *Persediaan akhir Tahun 2 = 10.000 unit x 16 per unit = 160.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Tahun 1 Perhitungan Pembiayaan Variabel Penjualan (40.000 unit) Dikurangi beban variabel: Harga pokok penjualan variabel: Persediaan awal Ditambah biaya produksi variabel pada 10 per unit yang diproduksi Barang tersedia untuk dijual Dikurangi persediaan akhir Harga pokok penjualan variable Beban penjualan dan administrasi variable Margin kontribusi Dikurangi biaya tetap: Overhead pabrik tetap Beban penjualan dan administrasi tetap Laba operasional bersih 1.00 0

Tahun 2 1.00 0

Tahun 3 1.00 0

0 400 400 __0 400 _40

0 500 500 100 400 _40

100 300 400 __0 400 _40

440 560

440 560

440 560

300 200 _60

300 200 _60

300 200 _60

*Persediaan akhir Tahun 2 = 10.000 unit x 10 per unit = 100.000 D. MEMILIH METODE PERHITUNGAN BIAYA 1. Dampak terhadap Manajer Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan perhitungan biaya penyerapan, pembaca laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persediaan. Dengan perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat, biaya overhead pabrik tetap ditangguhkan pada persediaan, dan laba bersih operasional meningkat. Jika persediaan menurun, laba bersih operasional akan dikeluarkan dari persediaan dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi, bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat disebabkan oleh perubahan persediaan bukan karena perubahan dalam penjualan. 2. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Perhitungan Biaya Penyerapan Perhitungan biaya penyerapan banyak digunakan dalam laporan internal dan eksternal. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan karena pendekatan tersebut fokus terhadap perhitungan biaya penuh (full costing) unit produksi. Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis biaya-volume-laba.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

3. Pembuatan Keputusan Masalah pokok perhitungan biaya penyerapan adalah bahwa biaya overhead pabrik tetap tampak seperti berubah terhadap unit yang terjual padahal sesungguhnya tidak. Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan dapat mengakibatkan munculnya masalah manajerial, termasuk keputusan penentuan harga dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya menguntungkan. 4. Laporan Eksternal dan Pajak Penghasilan Perhitungan biaya penyerapan sering dianggap digunakan untuk pelaporan eksternal di Amerika Serikat. Perusahaan yang menggunakan perhitungan biaya variabel untuk pelaporan eksternal menghadapi resiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP). Peraturan pajak bahkan menyatakan secara tegas bahwa berdasarkan Undang-undang Reformasi Pajak(Tax`Reform Act) tahun 1986, untuk memenuhi ketentuan perpajakan, perusahaan harus menyusun sesuai dengan format perhitungan biaya penyerapan. Meskipun perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi dengan perhitungan biaya penyerapan, manajer dapat menggunakan perhitungan biaya variabel untuk kepentingan internal. Tidak ada masalah akuntansi yang dihadapi dengan penggunaan kedua metode tersebut, dan penyesuaian dari perhitungan biaya variabel ke perhitungan biaya penyerapan dapat dengan mudah dilakukan pada akhir tahun. 5. Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel dan Pendekatan Kontribusi Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil langsung dari laporan laba-rugi yang disusun dengan format kontribusi. Data-data tersebut tidak tersedia apabila laporan laba-rugi yang disusun dengan pendekatan konvensional. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya, bauran penjualan dan sebagainya), laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan perhitungan biaya variabel. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya produksi per unit adalah biaya variabel. Hal ini akan menjadi masalah dalam pendekatan perhitungan biaya penyerapan, karena biaya produksi per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya

variabel dan pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan biaya variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan. Data perhitungan biaya variabel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis yang lain. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, profitabilitas tampak samar-samar karena alokasi biaya tetap yang acak. Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti Laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel lebih dekat dengan laba biaya standar dan anggaran fleksibel. bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas. Pada tingkat tertentu, perhitungan biaya penyerapan diterima sebagai metode yang digunakan untuk menyiapkan laporan eksternal yang diwajibkan dan laporan pajak penghasilan. Dengan alasan biaya dan kemungkinan kebingungan untuk membuat system perhitungan ganda, kebanyakan perusahaan menggunakan perhitungan biaya penyerapan untuk laporan eksternal dan internal. 6. Perhitungan Biaya Variabel dan Teori Kendala Teori kendala mengharuskan pengidentifikasian biaya variabel dalam setiap produk. Sebagai konsekuensinya, setiap perusahaan yang menggunakan teori kendala harus menggunakan perhitungan biaya variabel. Salah satu perbedaannya adalah dalam pendekatan teori kendala, tenaga kerja langsung ditetapkan sebagai biaya tetap, dengan alasan: Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala; Teori kendala menekankan pada perbaikan terus-menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. E. MANFAAT ANALISIS BIAYA VARIABEL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Keputusan Membuat atau Membeli Manager sering dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli komponen yang digunakan dalam produksi. Sesungguhnya, manajemen secara berkala harus mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

produksi. Kondisi-kondisi yang menjadi dasar pembuat keputusan sebelumnya mungkin tidak berubah dan, akibatnya pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan. Tentu saja, evaluasi periodik bukanlah satu-satunya sumber dari keputusan membuat atau membeli (make-or-buy decisions) ini. 2. Keputusan Meneruskan atau Menghentikan Seringkali seorang manager harus memutuskan apakah suatu segmen, seperti lini produk, harus dipertahankan atau dihapus. Laporan segmen yang disusun atas dasar perhitungan biaya variabel menyediakan informasi yang berharga bagi keputusan meneruskan atau menghentikan (keep-or-drop decisions) ini. Margin kontribusi segmen dan kontribusi segmen dan margin segmennya sendiri bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja segmen. Namun, sementara laporan segmen menyediakan informasi berharga untuk keputusan meneruskan atau menghentikan, perhitungan biaya relevan menggambarkan bagaimana informasi tersebut harus digunakan agar sampai pada suatu keputusan. 3. Keputusan Pesanan Khusus Keputusan pesanan khusus (special-order decisions) berfokus pada

pertanyaan: apakah pesanan seperti ini sering menarik, khususnya ketika perusahaan sedang beroperasi dibawah kapasitas produktif maksimumnya. Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan es krim sedang beroperasi pada 80 persen dari kapasitas produktifnya. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta unit ukuran setengah galon. Perusahaan hanya memproduksi es krim premium. Total biaya yang berkaitan dengan pembuatan dan penjualan 16 juta unit adalah sebagai berikut (dalam ribuan dolar) Total Biaya Variabel : Bahan-bahan susu Gula Penyedap Tenaga Kerja Langsung Pengemasan Komisi Distribusi Lain-lain Total biaya variabel $11.200 1.600 2.400 4.000 3.200 320 480 __800 $24.000 $0,70 0,10 0,15 0,25 0,20 0,02 0,03 __0,05 _$1,50 Biaya per unit

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Biaya tetap : Gaji Penyusutan Utilitas Pajak Lain-lain Total biaya tetap Total Biaya Harga jual grosir $ 960 320 80 32 ___160 $ 1.552 $25.552 $32.000 $ 0,060 0,020 0,005 0,002 __0,010 $ 0,097 $ 1,597 $ 2,00

4. Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Produk gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya produksi sampai pada titik pemisahan. 5. Keputusan bauran produk Setiap bauran produk mencerminkan suatu alternatif yang mengandung tingkat laba terkait. 6. Sumber Daya yang Banyak Kendala Sumber daya dengan satu kendala merupakan hal yang tidak relistis. Semua organisasi akan menghadapi banyak kendala: keterbatasan bahan baku, keterbatasan input tenaga kerja, keterbatasan permintaan akan setiap produk, dan seterusnya. Solusi dari masalah bauran produk dengan banyak kendala jauh lebih rumit dan mensyaratkan penggunaan teknik matematika khusus yang dikenal sebagai pemograman linier (metode untuk mencari solusi optimal dari berbagai solusi yang layak). 7. Penetapan Harga Salah satu keputusan tersulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah mengenai penetapan harga. a. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya Permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga, sementara penawaran adalah sisi lainnya. Mark up adalah presentase yang dibebankan kepada biaya dasar; termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan dan setiap biaya yang tidak termasuk dalam biaya dasar. Misalkan : Elvin company, yang dimiliki dan dikelola oleh Clare Elvin, merakit dan mengintalisasi komputer menurut spesifikasi pelanggan. Biaya kompen dan bahan baku langsung lainnya mudah ditelusuri. Biaya tenaga langsung juga mudah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

ditelusuri kesewtiap kerjaan. Perakit menerima rata-rata $15 per jam. Tahum lalu, total biaya tenaga kerja langsung Elvin Company adalah $ 140.000. overhead, yang terdiri dari utilitas, peralatan kecil, ruangan, dan seterusnya, berjumlah $ 84.000. laporan laba rugi Elvin Company untuk tahun lalu adalah sebagai berikut : Pendapatan Harga pokok penjualan : Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead Laba kotor Beban administrasi dan penjualan Laba operasi Mark up HPP = = = (Beban penjualan dan administrasi + Laba operasi) / Harga pokok penjualan ($25.000 + $117.750 / $713.750 0,20 $489.750 140.000 84.000 $713.750 $142.750 25.000 $117.750 $856.500

Mark up HPP = (Tenaga keraja langsung + Overhead + Beban penjualan dan adminitratif + Laba Operasi) / Bahan Baku Langsung = $140.000 + $84.000 + $25.000 + $117.750 $489.750 = 0,749

b. Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga Perhitungan biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yangbersedia dibayarkan oleh pelanggan. Perhitungan biaya target merupakan metode pengerjaan terbalik dari harga untuk menentukan biaya. c. Aspek Hukum dari Penetapan Harga Pelanggan dan biaya merupakan penentu ekonomi yang penting pada harga. Penetapan harga predator (predatory pricing) merupakan praktik pengaturan harga yang lebih rendah dari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Kunci aspek hukumnya adalah bahwa harga dibawah biaya ditujukan untuk menyingkirkan pesaing. Harga predator dalam pasar internasional disebut dumping, dan ini terjadi ketika perusahaan menjual produknya dinegara lain dengan harga dibawah biaya. Diskriminasi Harga ialah pengenaan harga yang berbeda kepada pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama. d. Keadilan dan Penetapan Harga Standar masyarakat mengenai keadilan memiliki dampak penting terhadap harga. Eksploitasi Harga (price gouging) dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar menghargai produknya Sangat Tinggi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Bahan Kuliah Akuntansi Manajemen Bagian 6Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING)A. PENDAHULUAN Latar belakang perhitungan ini adalah untuk membahas pentingnya pengukuran biaya overhead secara tepat dan sesuai dengan jumlah yang benar. Perhitungan biaya overhead berdasarkan factor unit dianggap tidak relevan dengan keadaan proses produksi sekarang ini sehingga tidak mencerminkan nominal biaya overhead yang dibebankan tidak sesuai dengan jumlah yang sesungguhnya terjadi dalam perusahaan. Perhitungan biaya overhead berdasarkan aktivitas dianggap lebih tepat menggambarkan jumlah biaya overhead yang benar dibanding factor unit produksi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena biaya overhead yang benar adalah dibanding faktor unit produksi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena biaya overhead tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat fluktuasi jumlah unit produksi perusahaan. Oleh karena itu perhitungan biaya overhead yang dibebankan akan lebih tepat memakai pengukuran non unit seperti pengukuran berdasarkan aktivitas. Munculnya akuntansi aktivitas adalah factor utama yang dibutuhkan untuk pengoperasional system akuntansi pertanggungjawaban perbaikan berkelanjutan. Manajemen berdasarkan aktivitas : Pendekatan yang luas & terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan perbaikan nilai pelanggan & laba yang dicapai dengan menyediakan nilai ini yang meliputi penghitngan biaya produk & analisis produk & analisis nilai proses. dikerjakannya B. ANALISIS NILAI PROSES Analisis nilai proses merupakan landasan akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktifitas. Hal ini lebih memfokuskan pada akuntabilitas aktivitas, bukan pada biaya & hal ini menekankan maksimalisasi kinerja system yang luas bukan pada kinerja individual. Analisis nilai proses mengacu pada : 1. Analisis Penggerak Setiap aktivitas memiliki input & output. Input aktivitas adalah sumber-sumber yang dipakai oleh aktivitas dalam memproduksi output. Output aktivitas adalah hasil / produk Dimensi proses memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan & seberapa baik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

suatu aktivitas. Contoh : aktivitas menulis program computer, inpitnya adalah programmer, computer, printer & outputnya adalah menjadi program computer. Analisis penggerak adalah usaha yang dikeluarkan untuk mengidentifikasikan factorfaktor yang merupakan akar penyebab biaya aktifitas. Contoh : penyebab dari biaya perpindahan bahan adalah tata letak pabrik. Setelah akar penyebab diketahui tindakan dapat diambil untuk memperbaiki aktivitas yaitu mengatur ulang tata letak pabrik. 2. Analisis Aktivitas Analisis aktifitas adalah proses pengidentifikasian, penjelasan & pengevaluasian aktifitas yang perusahaan lakukan. Aktifitas dapat diklasifikasikan sebai berikut : a. Aktifitas bernilai tambah Aktifitas-aktifitas yang perlu untuk dipertahankan dalam bisnis disebut aktivitas bernilai tambah. Suatu aktivitas yang dapat diubah diklafikasikan sebagai nilai tambah jika secara simultan memenuhi 3 kondisi : aktivitas yang menghasilkan perubahan, perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya, aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan. b. Aktivitas tak bernilai tambah Karena peningkatan persaingan banyak perusahaan cenderung untuk menghapus kegiatan yang tak bernilai tambah karena hanya menambah biaya yang tidak perlu & mengganggu kinerja, perusahaan juga mengoptimalkan aktivitas yang bernilai tambah. Contoh aktivitas tak bernilai tambah : Penjadwalan: Suatu aktivitas yang menggunakan waktu & sumber daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki akses untuk pemrosesan & berapa banyak yang akan diproduksi Pemindahan : Suatu aktivitas yang menggunakan waktu & sumber daya untuk memindahkan bahan, barang dalam proses & barang jadi dari suatu departemen ke departemen yang lain. Penantian : Suatu aktivitas dimana suatu bahan / barang dalam proses menggunakan waktu & sumber daya dengan menunggu proses selanjutnya. Pengawasan: Suatu aktivitas dimana waktu & sumber daya dikeluarkan untuk memastikan bahwa poroduk memenuhi spesifikasi. Penyimpanan : Suatu aktivitas yang menggunakan waktu & sumber daya ketika barang / bahan disimpan dalam persediaan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

3. Pengurangan Biaya Perbaikan kaizen. Analisis aktivitas dapat menurunkan biaya (cost reduction) dengan empat cara, yaitu : a. Penghapusan aktiva Berfokus pada aktigitas tidak bernilai tambah. Setelah aktifitas yang tidak menambah nilai teridentifikasi, ukuran harus diambil untuk menghindarkan organisasi dari aktifitas ini. berkelanjutan mencakup tujuan pengurangan biaya.Usaha untuk menurunkan biaya dari produk & proses yang ada disebut sebagai penghitungan biaya

b. Pemilihan aktivitasMelibatkan pemilihan diantara aktifitas yang berbeda karena strategi bersaing. Strategi berbeda menyebabkan aktifitas yang berbeda. Setiap strategi desain produk memiliki aktifitasnya sendiri dan biasa yang berhubungan. Jika semua hal lain setara maka desain strategi yang berbiaya paling rendahlah yang harus dipilih. c. Pengurangan aktifitas Mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktifitas. Pendakatan untuk menurunkan aktifitas seharusnya secara primer ditujukan pada perbaikan aktifitas yang diperlukan atau strategi jangka pendek untuk perbaikan aktifitas tak bernilai tambah sampai kegiatan ini dapat dihapuskan. d. Pembagian aktifitas Meningkatkan efisiensi aktifitas yang diperlukan dengan menggunakan skala ekonomi. Contoh : suatu produk baru dapat dirancang untuk menggunakan komponen yang telah digunakan oleh produk lain. Dengan menggunakan komponen yang telah ada, aktifitas yang berhubungan dengan komponen ini sudah ada dan perusahaan menghindar pembuatan aktifitas yang baru. 4. Pengukuran Kinerja Aktivitas Ukuran kinerja aktifitas muncul dalam bentuk keuangan dan non keuangan. Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktifitas dikerjakan dan hasil yang dicapai. Selain itu untuk menyatakan apakah terjadi perbaikan yang konstan ukuran kinerja aktifitas berpusat pada tiga dimensi utama. a. Efisiensi : Terfokus pada hubungan input aktivitas dengan output aktivitas; b. Kualitas : c. Waktu : Mengacu pada aktivitas yang dilakukan secara benar pada saat pertama kali dikerjakan; Dibutuhkan untuk melakukan aktivitas juga merupakan hal yang penting, lebih banyak waktu biasanya lebih banyak sumberdaya yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

dipakai dan sedikit kemampuan untuk merespon permintaan pelanggan. C. PELAPORAN BIAYA TAK BERNILAI TAMBAH DAN BIAYA BERNILAI TAMBAH Pengurangan biaya tak bernilai tambah adalah suatu cara untuk meningkatkan efisiensi aktifitas. Suatu sistem akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai tambah dan biaya tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktifitas membutuhkan penghapusan aktifitas tak bernilai tambah dan mengoptimalkan aktifitas yang bernilai tambah, oleh karena itu, suatu perusahaan seharusnya mengidentifikasi dan secara formal melaporkan biaya yang bernilai tambah dan yang tidak bernilai tambah dari setiap aktifitas. Penulusuran biaya secara tepat waktu memungkinkan para manager untuk menilai efektifitas program manajemen aktifitas mereka. Biaya bernilai tambah adalah satu-satunya biaya yang seharusnya ada disuatu organisasi. Standar bernilai tambah memerlukan penghapusan penuh aktivitas tak bernilai tambah. Standar bernilai tambah juga memerlukan penghapusan penuh aktivitas yang tidak efisien, meskipun aktivitas tersebut perlu namun ketidakefisienan terus berjalan. Oleh karena itu, standar bernilai tambah mengidentifikasi output aktivitas optimal. Mengidentifikasi output aktivitas optimal membutuhkan pengukuran output aktivitas. Biaya bernilai tambah dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah dengan standar harga (standar price-SP) dan biaya tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai perbedaan antara output aktual tingkat aktivitas (activity quantity-AQ) dan tingkat bernilai tambah (SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit. Rumus ini ditunjukkan di bawah ini : Biaya bernilai tambah = SQ x SP Biaya tak bernilai tambah = (AQ-SQ)SP SQ = tingkat output bernilai tambah suatu aktivitas. SP = harga standar per unit ukuran output aktivitas AQ = kuantitas aktual yang digunakan untuk sumber daya yang fleksibel. D. PELAPORAN TREND Saat para manajer melakukan tindakan untuk memperbaiki aktivitas, apakah pengurangan biaya berjalan sesuai yang diharapkan?. Satu cara untuk menjawab pertanyaan adalah membandingkan biaya setiap aktivitas sepanjang waktu. Tujuannya adalah perbaikan aktivitas sebagaimana diukur dengan pengurangan biaya dan sehingga kita dapat melihat pengurangan biaya tak bernilai tambah dari periode ke periode dengan syarat analisis aktivitasnya efektif.

Ket :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Laporan trend mengatakan bahwa pengurangan biaya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Teknologi baru, rancangan baru, dan inovasi lainnya dapat mengubah sifat aktivitas tak bernilai tambah dan tingkat bernilai tambah dapat diubah juga. Jadi, sebagaimana cara baru untuk pebaikan dapat muncul, standar bernilai tambah juga dapat diubah. E. PERANAN STANDAR KAIZEN Perhitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya produk dan proses yang ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan kedalam pengurangan biaya tak bernilai tambah. Pengontrolan proses pengurangan biaya ini dipenuhi melalui pengulangan penggunaan dua sub siklus utama : (1) siklus perbaikan berkelanjutan atau kaizen dan (2) siklus pemeliharaan. Standar kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan untuk periode berikut. Siklus pemeliharaan mengikuti urutan standar lakukan periksa bertindak (standard do check act). F. BENCHMARKING Pendekatan lain untuk pembuatan standar yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi peluang aktivitas disebut benchmarking. Benchmarking menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja aktivitas. Tujuan benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking seharusnya juga melibatkan perbandingan dengan para pesaing atau industri lain. G. MANAJEMEN KAPASITAS AKTIVITAS Kapasitas aktivitas adalah berapa kali suatu aktivitas dapat dilakukan. Penggerak aktivitas mengukur kapasitas aktivitas. Sebagai contoh, penginspeksian barang sebagai aktivitas. H. PENGHITUNGAN ANGGARAN BIAYA DAUR ULANG Dalam kenyataannya, paling sedikit 90% atau lebih biaya yang berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap pengembangan dari daur hidup produk. Daur hidup produk secara sederhana adalah waktu keberadaan produk, dari pengongsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup produk adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk keseluruhan daur hidupnya. Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan pada manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan melayani suatu produk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

(atau jasa). Jadi manajemen biaya daur hidup memfokoskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing jangka panjang. Biaya keseluruhan daur hidup memiliki empat elemen :

a. biaya yang tidak muncul lagi (non-recurring cost); b. biaya manufaktur (manufacture cost); c. biaya logistic (logistic cost); d. biaya pasca-pembelian dari pelanggan (after sales cost).1. Peranan Penghitungan Biaya Target Manajemen biaya daur hidup menekankan pada penurunan biaya, bukan pada pengendalian biaya. Biaya target adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan.singkatnya, biaya tatget adalah suatu alat khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Ada tiga metode penurunan harga yang secara khusus digunakan :

a. rekayasa berlawanan

:

memilah produk pesaing untuk mencari lebih banyak keistimewaan rancangan yang membuat penurunan harga;

b. analisis nilai c. Perbaikan proses

: :

menaksir nilai yang ditempatkan pada berbagai fungsi produk oleh pelanggan; proses perencanaan ulang untuk memperbaiki efisiensi dapat memberikan sesuatu untuk mencapai kebutuhan penurunan biaya.

2. Balanced Scorecard: Konsep Kerja Balanced Scorecard : system manajemen strategis yang mendefinisikan system akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif. a. Penerjemah Strategi Strategi, menurut pembuat kerangka kerja balanced scorecard, diartikan sebagai : pemilikan segmen pasar dan pelanggan yang unit bisnis akan layani, pengidentifikasian proses kritikal inernal dan bisnis yang memberikan proposisi nilai kepada pelanggan dalam segmen pasar sasaran, dan memilih kemampuan individual dan organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Dengan kata lain, strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan oleh manajemen di antara empat perspektif. b. Peranan Ukuran Kinerja Ukuran kinerja berasal dari visi, strategi, dan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran ini harus diseimbangkan antara ukuran output dan ukuran kepastian (penggerak kinerja), antara ukuran objektif dan subjektif, antara ukuran eksternal dan ukuran internal, dan antara ukuran keuangan dan nonkeuangan. Ukuran kinerja juga harus secara berhati-hati dihubungkan dengan strategi organisasi. Hal tersebut akan memberikan keuntungan signifikan bagi organisasi. 3. Menghubungkan Ukuran Kinerja dengan Strategi Penyeimbangan ukuran mengharuskan ukuran untuk dihubungkan dengan strategi organisasi. Sebagai contoh, penyeimbang ukuran output dengan penggerak kinerja penting untuk dapat menghubungkannya dengan strategi organisasi . pada prinsipnya yang paling penting dari hubungan adalah penggunaan hubungan sebabakibat. Strategi yang dapat diuji dicapai dengan menyusun ulang strategi ke dalam suatu hipotesis sebabakibat yang dinyatakan dalam suatu urutan pernyataan jikamaka. Contohnya :

a. jika para perekayasa desain menerima pelatihan kualitas, maka mereka dapatmerencanakan ulang produk untuk menurunkan jumlah unit yang dicatat;

b. jika jumlah unit yang cacat turun, maka kepuasan pelanggan akan meningkat; c. jika kepuasan pelanggan meningkat, maka pangsa pasar akan meningkat ; d. jika pangsa pasar meningkat, maka penjualan akan meningkat; e. jika penjualan meningkat, maka laba akan meningkat.Keempat perspektif mendefinisikan strategi organisasi. Lebih lanjut bahwa keempat perspektif memberikan struktur atau kerangka kerja untuk mengembangkan suatu ukuran kinerja yang terintegrasi dan kohersif. Ukuran ini, begitu dikembangkan, menjadi berarti bagi pengartikulasian dan pengkomunikasian strategi organisasi ke para pegawai dan manajer. Ukuran ini, juga bertujuan untuk mensejajarkan tujuan dan tindakan individual dengan tujuan dan inisiatif organisasi. 4. Gambaran ukuran kerja dalam empat perspektif

Keuangan

Peningkatan

Peningkatan Laba

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Penjualan

Penjualan

Pelanggan

Peningkatan Pangsa Pasar

Peningkatan Kepuasan Pelanggan

Proses

Perancangan Ulang Produk

Penurunan Unit yang cacat

Infrastruktur

Pelatihan Kualitas

5. Empat Prespektif dan Ukuran Kinerja a. Perspektif keuangan Tujuan Pertumbuhan pendapatan: a. kenaikan jumlah produk baru b. Membuat aplikasi baru c. Mengembangkan pelanggan dan pasar baru d. mengadopsi strategi harga baru baru b. Persentase pendapatan dari aplikasi baru c. persentase pendapatan dari sumber baru d. profatibilitas produk dan pelanggan Ukuran a.Persentase pendapatan dari produk

b.

Perspektif Pelanggan Tujuan Utama : a. Peningkatan pangsa pasar b. Peningkatan retensi pelanggan c. Peningkatan akuisisi a. Pangsa pasar (persentase pasar) b. Persentase pertumbuhan Ukuran

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

pelanggan d. Peningkatan profatibilitas pelanggan

bisnis dari pelanggan yang ada c. Persentase pelanggan yang kembali d. Jumlah pelanggan baru e. Tingkat dari survey pelanggan f. Profatibilitas pelanggan

Nilai kinerja : a. Penurunan harga b. Penurunan biaya pascapembelian c. Perbaikan fungsi produk d. Perbaikan kualitas produk e. Peningkatan keandalan pengiriman f. Perbaikan kesan dan reputasi f. a. Biaya pasca-pembelian b. Tingkat dari survey pelanggan c. Persentase pengembalian d. Persentase pengiriman tepat waktu e. Jadwal yang tidak terpenuhi Tingkat dan survey pelanggan

c. Perspektif Proses Tujuan Inovasi : a. Peningkatan jumlah produk baru b. Peningkatan produk yang dimiliki c. Penurunan waktu pengembangan produk baru a. Jumlah produk baru vs yang direncanakan b. Persentase pendapatan dari produk yang dimiliki c. Waktu pemasaran (dari awal hingga akhir ) Ukuran

a.Operasional a. peningkatan kualitas proses

biaya kualitas hasil output persentase unit cacat

b. Trend biaya unit Output/input b. peningkatan efisiensi proses c. Penurunan waktu proses a. Pertama langsung berhasil Pelayanan pasca penjualan b. Trend biaya c. Waktu siklus dan velositas MCE

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

a. peningkatan kualitas pelayanan b. peningkatan efisiensi pelayanan c. penurunan waktu pelayanan d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Tujuan Peningkatan kemampuan pegawai

Otput/input c. waktu siklus

Ukuran a. Tingkat kepuasan pegawai b. Persentase pergantian pegawai c. Produktifitas pegawai

Peningkatan motivasi dan pensejajaran

d. Rasio strategis cakupan pekerjaan a. Saran per pegawai

Peningkatan kemampuan system informasi

b. Saran perpagawai yang dilaksanakan a. Persentase proses dengan kemampuan merespons balik dalam waktu nyata b. Persentase pegawai menghadapi pelanggan dengan akses online ke informasi pelanggan dan produk

I.

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS 1. Biaya Per Unit Merupakan total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Cost per unit = Total Cost Production unit Cara ini merupakan pembebanan biaya kepada objek biaya, selain alternative lain seperti pembebanan biaya kepada pelanggan, pemasok, bahan baku dan jalur pemasaran. Terdapat tiga masalah dalam penerapan rumus biaya per unit diatas, yakni di antaranya :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

a. Apa yang dimaksud dengan total biaya ? b. Bagaimana mengukur biaya yang dibebankan ? c. Bagaimana kita menetapkan biaya atas produk ? Pertanyaan pertama dapat dijawab dengan mendefinisikan Biaya Produk yang tergantung pada tujuan manajerial yang dipenuhi, bias berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktivitas. Dalam hal ini biaya total yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi. Lalu pertanyaan kedua dapat dipecahkan dengan dua macam alternative, yakni pengukuran dengan biaya actual atau pengukuran dengan estimasi/perkiraan. Lalu pertanyaan yang ketiga dijawab dengan proses pembebanan biaya yang menghubungkan biaya, setelah diukur, dengan unit yang diproduksi. Pentingnya biaya produk per unit: a. Untuk menetapkan harga penawaran produk atau jasa yang dihasilkan b. Untuk menentukan keputusan membuat atau membeli suatu produk atau jasa c. Untuk menetapkan keputusan menerima atau menolak suatu pesanan khusus d. Untuk membuat keputusan untuk mempertahankan atau menghentikan suatu produk atau jasa e. Untuk menentukan keputusan rancangan produk dan pengenalan produk baru tersebut. Cara mendapatkan informasi biaya per unit: 1) Perhitungan biaya actual, yang pada prakteknya jarang digunakan karena tidak dapat menyediakan informasi biaya per unit yang akurat berdasarkan waktu 2) Perhitungan biaya normal, dengan membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk, sementara overhead dibebankan dengan tarif perkiraan overhead. 2. Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi Yaitu membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Biaya overhead dibebankan dengan dua cara: a. Penggerak aktivitas tingkat unit, dengan asumsi bahwa overhead yang dipakai produk berkorelasi tinggi denga jumlah unit yang diproduksi b. Proses alokasi, dengan asumsi overhead tidak berkorelasi dengan jumlah unit yang diproduksi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Contoh penggerak aktivitas tingkat unit : Unit yang diproduksi Jam tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung Jam mesin Biaya bahan baku langsung 3. Pemilihan penggerak tingkat unit Menentukan kapasitas aktivitas Setelah memilih factor yang menggerakan tingkat unit, selanjutnya adalah menentukan kapasitas aktivitas yang terdiri dari empat macam kapasitas : a. Kapasitas aktivitas yang diharapkan, output yang diharapkan dapat dicapai tahun depan. b. Kapasitas aktivitas normal, output rata-rata yang dialami dalam jangka panjang lebih dari satu periode. c. Kapasitas aktivitas teoritis, output maksimum dengan asumsi semua beroperasi dengan sempurna. d. Kapasitas aktivitas praktis, output maksimum jika semua berjalan efisien. Tarif keseluruhan pabrik dan tarif departemen adalah bagaimana tariff overhead diestimasi/diperkirakan dalam perhitungan biaya berdasarkan fungsi. Tarif keseluruhan pabrik (overhead yang dibebankan) = = Tarif perkiraan overhead x Aktivitas actual Overhead yang diperkirakan x aktivitas actual Aktivitas yang diperkirakan (penggerak tingkat unit) Variasi Overhead = Overhead actual Overhead yang dibebankan Jika overhead terlalu rendah dibebankan (underapplied overhead ) = + HPP Jika overhead terlalu tinggi dibebankan (overapplied overhead) = - HPP 4. Tarif Departemen Overhead Dibebankan = Overhead yang dianggarkan Dep.A x Aktivitas actual Aktivitas yang dianggarkan Dep.A Overhead yang dianggarkan Dep.B x Aktivitas actual Dep.B Aktivitas yang dianggarkan Dep.B +

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

J. KETERBATASAN SYSTEM AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI

1. Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap biaya overheadbesar. Penghitungan biaya produk berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost- ABC) menelusuri biaya aktivitas (biaya keseluruhan/departemen pada biaya fungsi) lalu dibebankan kepada produk. Dengan asumsi yang mendasari adalah pemakaian aktivitas. ABC melalu I 2 tahap yang menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak. Sehingga aktivitas haruslah menjadi tahap awal dalam perancangan system perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. 2. Tingkat keanekaragaman produk besar Secara umum organisasi yang mengalami gejala di bawah ini, tidak lagi relevan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan fungsi: a. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan b. Harga pesaing tampak tidak wajar rendahnya c. Produk yang sulit diproduksi menunjukan laba yang tinggi d. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatannya menguntungkan e. Margin laba sulit untuk dijelaskan f. Perusahaan memiliki cerukan yang menghasilkan keuntungan yang tinggi hanya bagi perusahaan sendiri g. Pelanggan tidak mengeluh atas naiknya harga h. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberikan data biaya bagi proyek khusus i. Beberapa departemen menggunakan system akuntansi biayanya sendiri j. Biaya produk berubah karena perubahan dalam peraturan pelaporan keuangan 3. Pengidentifikasian Aktivitas dan Atributnya

Identifikasi Peralatan/ Partner Kerja

Rancangan PertanyaanPertanyaan Utama

Kamus yang berisi Atribut Aktivitas

Kamus aktivitas, mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersamaan dengan atribut aktivitas yang penting. Kamus ini menggambarkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

tugas yang menyebabkan aktivitas, mengklasifikasi aktivitas sehingga aktivitas primer (aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau pelanggan ) dan aktivitas sekunder ( aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas primer). Atribut aktivitas, informasi keuangan dan non keuangan yang menggambarkan aktivitas individual. Pembebanan biaya pada Aktivitas Aktivitas Primer Activity 4. Pengelompokan Aktivitas yang Homogen Tujuan ~ Memudahkan system perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan proses mengurangi jumlah tarif aktivitas Aktivitas dapat dihomogenkan berdasarkan karakter yang sama: a. Mereka secara logis berhubungan b. Mereka memiliki rasio konsumsi yang sama terhadap semua produk Biaya dihubungkan dengan masing-masing kelompok sejenis dengan menjumlahkan biaya aktivitas individual yang dimiliki kelompok yang kumpulannya disebut kesatuan biaya sejenis dengan tarif kelompok. 5. Klasifikasi Secara Rinci Aktivitas Ada empat kategori umum aktivitas : pada Aktivitas lain Sekunder Activity Pembebanan biaya

a. Aktivitas tingkat unit, aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit diproduksi; b. Aktivitas tingkat batch, aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produkdiproduksi;

c. Aktivitas tingkat produk, aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untukmensupport produk yang diproduksi;

d. Aktivitas tingkat fasilitas, aktivitas yang menopang proses umum produksi suatupabrik. 6. Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas Tujuan: Memungkinkan manajer membuat penentuan harga yang proporsional Memungkinkan manajer membuat keputusan bauran pelanggan secara lebih baik Memperbaiki tingkat laba

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN

Memungkinkan manajer memilih pemasok yang berbiaya rendah dan palingefisien;

Menghasilkan keunggulan kompetitif yang lebih tinggi.K. KESIMPULAN Aktivitas diidentifikasikan dan didefinisikan melalui penggunaan wawancara dan survei. Informasi ini memungkinkan kamus aktivitas dibuat. Kamus aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas dan penggerak potensial aktivitas, mengklasifikasikan aktivitas sebagai primer dan sekunder, dan menyediakan atribut lain yang dianggap penting. Biaya sumber daya dibebankan keaktivitas dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak sumber daya. Biaya aktivitas sekunder dibebankan keaktivitas primer dengan menggunakan penggerak aktivitas. Terakhir, biaya aktivitas primer dibebankan keproduk, ke pelanggan, dan objek biaya lainnya. Oleh sebab itu, proses pembebanan biaya, dijelaskan dengan langkah umum sebagai berikut : mengidentifikasikan aktivitas utama dan membuat kamus aktivitas, menentukan biaya aktivitas tersebut, mengindentifikasi penggerak aktivitas untuk menentukan biaya, menghitung tariff aktivitas, mengukur permintaan aktivitas tiap produk, dan menghitung biaya produk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Afif Sulfa, SE MSi. Ak AKUNTANSI MANAJEMEN