Top Banner
MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARM MODUL AJAR SPPK 1 A. KOMPETENSI Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa pemahaman tentang detektor dan alarm. Tujuan yang hendak dicapai dalam bab ini adalah mencegah terjadinya kebakaran sedini mungkin lewat perencanaan detektor dan alarm. B. GAMBARAN UMUM MATERI Materi yang diajarkan melalui modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami komponen dan detail perencanaan detektor dan alarm pada suatu bangunan. Selain itu, mahasiswa dapat memahami pentingnya usaha-usaha pencegahan kebakaran, memahami sistim pengendalian kebakaran aktif. C. WAKTU Mata kuliah ini berbobot 2 sks atau 4 jam tatap muka setiap minggunya. Sehingga untuk bisa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, mahasiswa harus mengikuti kegiatan tatap muka sebanyak 4 jam x 17 kali tatap muka. Atau sebesar 68 jam. D. PRASYARAT Untuk mempermudah pencapaian kompetensi yang diharapkan, mahasiswa harus mempunyai pemahaman dengan baik tentang Dasar-dasar K3, Gambar Teknik E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL AJAR Modul ajar Mekanika Teknik ini telah disusun secara sistematis dengan mengacu pada SAP yang berlaku. Untuk itu mahasiswa dalam menggunakan modul ajar ini harus memperhatikan beberapa hal berikut : 1. Membawa modul ajar ini setiap mengikuti perkuliahan. 2. Membaca dengan baik setiap isi yang ada di dalam modul ajar. 3. Membuat daftar catatan kecil untuk sesuatu hal yang belum dimengerti. Untuk kemudian ditanyakan kepada dosen. 4. Mengerjakan semua latihan soal yang terdapat di dalam modul.
26

MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

Dec 27, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 1

A. KOMPETENSI Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa pemahaman tentang detektor dan alarm. Tujuan yang hendak dicapai dalam bab ini adalah mencegah terjadinya kebakaran sedini mungkin lewat perencanaan detektor dan alarm.

B. GAMBARAN UMUM MATERI Materi yang diajarkan melalui modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami komponen dan detail perencanaan detektor dan alarm pada suatu bangunan. Selain itu, mahasiswa dapat memahami pentingnya usaha-usaha pencegahan kebakaran, memahami sistim pengendalian kebakaran aktif.

C. WAKTU Mata kuliah ini berbobot 2 sks atau 4 jam tatap muka setiap minggunya. Sehingga untuk bisa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, mahasiswa harus mengikuti kegiatan tatap muka sebanyak 4 jam x 17 kali tatap muka. Atau sebesar 68 jam. D. PRASYARAT Untuk mempermudah pencapaian kompetensi yang diharapkan, mahasiswa harus mempunyai pemahaman dengan baik tentang Dasar-dasar K3, Gambar Teknik E. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL AJAR Modul ajar Mekanika Teknik ini telah disusun secara sistematis dengan mengacu pada SAP yang berlaku. Untuk itu mahasiswa dalam menggunakan modul ajar ini harus memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Membawa modul ajar ini setiap mengikuti perkuliahan. 2. Membaca dengan baik setiap isi yang ada di dalam modul ajar. 3. Membuat daftar catatan kecil untuk sesuatu hal yang belum dimengerti.

Untuk kemudian ditanyakan kepada dosen. 4. Mengerjakan semua latihan soal yang terdapat di dalam modul.

Page 2: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 2

3.1. Sub Kompetensi Memberikan keahlian kepada mahasiswa pemahaman tentang :

• Memahami latar belakang, dasar hukum, pengertian detektor dan alarm. • Memahami jenis detektor dan alarm, tipe konstruksi dan aplikasinya. • Memahami standar uji penilaian kemampuan detektor dan alarm. • Memahami pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian detektor dan alarm.

3.2. Uraian Materi 3.2.1. Pendahuluan

Bahaya kebakaran akan semakin mudah dikendalikan apabila diketahui sesegera mungkin. Baik pengendalian yang bersifat keselamatan manusia dan aset maupun tatacara pemadamannya. Dalam situasi seperti ini maka peralatan deteksi dini kebakaran yang handal sangat menentukan kecepatan waktu penyebaran informasi. Tipikal instalasi sistem deteksi dini kebakaran adalah seperti Gambar 1.10.

BEL

IndikasiKebakaran

DeteksiKebakaran

JaringanElektronik

PusatPengendali

AlarmBahaya

Sistem PemadamLokalSistem Pemadam

Api Luar

Gambar 1.10.

Apabila detektor kebakaran mendeteksi adanya kebakaran maka informasi ini ditransfer melalui jaringan elektronik ke pusat pengendali. Pusat pengendali kemudian membunyikan alarm bahaya, mengaktifkan sistem pemadaman lokal misalnya sistem sprinklers dan pada kondisi tertentu langsung menginformasikan ke sistem pemadaman api di luar. (misalnya PMK kota atau kabupaten).

Sistem deteksi kebakaran bekerja berdasarkan perubahan kondisi lingkungan lokal karena kebakaran seperti adanya asap, peningkatan temperatur, adanya nyala, radiasi panas dan lain sebagainya. Berdasarkan perubahan lingkungan lokal ini maka detektor kebakaran akan bekerja untuk memberikan informasi kebakaran. Detektor kebakaran yang biasanya dipergunakan adalah (1) detektor asap, (2) detektor panas,

Page 3: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 3

(3) detektor nyala, dan (4) detektor gas. Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi maka telah berkembang berbagai detektor kebakaran yang semakin peka dan canggih.

3.2.2. Detektor Kebakaran

1. Detektor Asap

Detektor asap adalah peralatan suatu alarm kebakaran yang dilengkapi dengan suatu rangkaian dan secara otomatis mendeteksi kebakaran apabila menerima partikel partikel asap (Soehatman Ramli, 2010). Jenis detektor asap antara lain: a. Detektor ionisasi (ionization smoke detector), mengandung sejumlah kecil bahan

radio aktif yang akan mengionisasi udara di ruang pengindra (Sensing Chamber). Apabila partikel asap memasuki Chamber maka akan menyebabkan penurunan daya hantar listrik. Jika penurunan daya hantar tersebut jauh dibawah tingkat yang ditentukan detektor, maka alarm akan berbunyi. Detektor asap ion bekerja berdasarkan keseimbangan ion positif dan ion negatif. Sebuah sumber radioaktif menghasilkan ion positif dan ion negatif. Pada keadaan tidak ada asap maka ion positif dan ion negatif seimbang. Namun pada kondisi berasap maka keseimbangan ion positif-negatif terganggu. Gangguan ini memicu jaringan elektris untuk memberi tahukan ketidak normalan sistem ke pusat pengendali. Gambar 1.11

Ion Negatif

Elektroda

Penguat Elektris

Sumber Radio Aktif Indikator Tegangan

Ke Pusat Pengendali

Ion Positif

Elektroda

Gambar 1.11 Detektor Asap Tipe Ion

Page 4: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 4

b. Detektor foto listrik (photo electric), bekerja dengan berdasarkan sifat infra merah yang ditempatkan dalam suatu unit kecil. Jika asap masuk ke dalam alat ini maka akan mengacaukan jalannya infra merah dan dimanfaatkan untuk pendeteksian. Detektor ini bekerja apabila ada gangguan sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya pada sensor photo elektris. Sebuah sumber cahaya memancarkan sinar dan mengenai sensor photo elektrik. Bila ada asap maka cahaya dari sumber cahaya akan terganggu sehingga memicu sensor untuk memberikan sinyal kepada pusat pengendali kebakaran yang kemudian meneruskan ke berbagai unit pencegahan.

pusat pengendaliInformasi ke

pusat pengendaliInformasi ke

LensaSumber Cahaya

Sensor Photo Elektrik

Keadaan Berasap

Partikel asap

Cahaya

Keadaan Normal

Gambar 1.12 Detektor Asap Tipe Photo Electric

2. Detektor Panas Detektor panas adalah peralatan dari detektor kebakaran yang dilengkapi dengan suatu rangkaian listrik atau pneumatik yang secara otomatis akan mendeteksi kebakaran melalui panas yang diterimanya. Detektor panas terdiri dari beberapa jenis, seperti :

1. Detektor bertemperatur tetap (fixed temperature detector). Detektor ini berisikan sebuah elemen yang dapat meleleh dengan segera pada temperatur yang telah ditentukan dan akan menyebabkan terjadinya kontak listrik sehingga mengaktifkan alarm kebakaran.

2. Detektor berdasarkan naiknya temperatur (rate of rise heat detector). Detektor ini bekerja berdasarkan kecepatan tertentu naiknya temperatur sehingga mengaktifkan alarm kebakaran.

3. Detektor tipe kombinasi, yaitu detektor yang bekerja apabila temperatur di suatu ruang naik (rate of rise heat detector) dan pada temperatur yang telah ditentukan (fixed temperature detector).

Page 5: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 5

Salah satu prinsip detektor panas adalah seperti pada sistem sprinklers, dimana air akan memancar bila quartozoids bulb atau pengunci bila terkena panas. Contoh lain adalah detektor asap dengan menggunakan termistor sebagai sensornya.

Gambar 1.13 Detektor Asap Dengan Thermistor

Termistor ini akan berkurang tahanannya bila terkena panas. Pengurangan tahanan pada termistor akan memicu sinyal ke pusat pengendali kebakaran dan mengaktifkan semua unit yang diperlukan untuk penanggulangan kebakaran.

3. Detektor Nyala. Batasan nyala akan memberikan tanggapan terhadap energi radiasi di dalam atau di luar batas penghitungan manusia. Detektor ini peka terhadap nyala bara api, arang atau nyala api kebakaran. Penggunaan detektor nyala adalah pada daerah yang sangat mudah meledak atau terbakar (Soehatman Ramli, 2010). Detektor nyala ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

1. Detektor sinar ultra ungu (ultraviolet detector), yaitu detektor nyala api yang disiapkan untuk melindungi benda-benda yang bila terbakar banyak memancarkan cahaya putih kebiruan.

Page 6: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 6

2. Detektor infra merah (infrared detector), yaitu detektor nyala api yang disiapkan untuk melindungi bendabenda terbakar yang memancarkan cahaya kemerah-merahan.

3. Flame flicker detector. 4. Photo electric flame detector.

Detektor nyala akan diaktivasi apabila ada nyala api pada daerah jangkauannya. Salah satu contoh detektor nyala adalah detektor infrared dan ultraviolet. Nyala api pada dasarnya mengeluarkan tiga macam cahaya yaitu (1) cahaya yang terlihat mata (visible light), (2) radiasi infra-red dan (3) radiasi ultra-violet. Kombinasi dari infra-red dan ultra violet detector sangat peka dan cepat dalam mendeteksi terjadinya api, oleh karena itu cocok untuk bahaya ledakan yang menimbulkan kebakaran atau untuk bangunan yang luas dan mempunyai plafon tinggi.

Filter Infra-red

Deskriminator

Tabung katode

Time delayLight sensing element

Lensa

frekuensi

Gambar 1.14 Detektor Nyala Radiasi Infra-Red

Apabila terjadi nyala api yang tertangkap oleh detektor maka filter infra-red hanya akan meneruskan radiasi infra-red melalui lensa. Kemudian radiasi ini ditangkap oleh light sensing element yang meneruskannya ke time delay dan deskriminator frekuensi. Radiasi nyala infra-red mempunyai frekuensi yang unik yang membedakan dengan radiasi yang bukan dari nyala api, sehingga dapat menjamin kepastian bahwa yang tertangkap adalah radiasi karena nyala api. Keberadaan radiasi ini kemudian memicu rangkaian elektronik mengirim sinyal ke pusat pengendali kebakaran.

Page 7: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 7

Instalasi pemadam kebakaran otomatis secara garis besar dapat disajikan seperti Gambar. 1.15

Gambar 3.1. Tahapan terjadinya kebakaran dalam bangunan

Page 8: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 8

Page 9: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 9

Page 10: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 10

Sumber : SFPE Handbook of Fire Protection Engineering 3rd Edition 2002

Sumber : SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, 3rd Edition, 2002

Page 11: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 11

3.2.3. Alarm Kebakaran

Sistem alarm kebakaran (fire alarm system) pada suatu tempat atau bangunan digunakan untuk pemberitaan kepada pekerja/penghuni dimana suatu bahaya bermula. Sistem alarm ini dilengkapi dengan tanda atau alarm yang bisa dilihat atau didengar. Penempatan alarm kebakaran ini biasanya pada koridor/gang dan jalan dalam bangunan atau suatu instalasi. Sistem alarm kebakaran dapat dihubungkan secara manual ataupun otomatis pada alat-alat seperti sprinkler system, detektor panas, detektor asap, dan lain-lain. Sistem alarm kebakaran otomatis dirancang untuk memberikan peringatan kepada penghuni akan adanya bahaya kebakaran sehingga dapat melakukan tindakan proteksi dan penyelamatan dalam kondisi darurat (Kepmen PU No. 10/KPTS/2000). Fire Alarm System berfungsi untuk memberikan tanda bahaya (alert) bila terjadi potensi kebakaran atau kebocoran gas. Cara Kerja Fire Alarm System adalah alat ini mendeteksi potensi-potensi kebakaran seperti gumpalan asap (smoke detector), temperatur tinggi (heat detector), dan adanya gas yang berbahaya (gas detector), ketika alat ini mendeteksi potensi kebakaran tersebut maka alat ini akan secara otomatis memberikan tanda bahaya (alert) seperti membunyikan bell menyalakan alarm Komponen alarm kebakaran terdiri dari master control fire alarm, alarm bell, manual station (titik panggil manual) yang dilengkapi dengan break glass, detektor panas, detektor asap, detektor nyala, sistem sprinkler. Menurut SNI 03 – 3985 – 2000, instalasi alarm kebakaran harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai. Sistem alarm kebakaran harus dipasang pada semua bangunan kecuali bangunan kelas 1a dan 1b yaitu bangunan hunian tunggal. Tabel 12.2.2. : Penyediaan sistem deteksi dan alarm menurut fungsi, jumlah dan luas lantai bangunan.

Page 12: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 12

Sistem alarm otomatis harus dilengkapi dengan sistem peringatan keadaan darurat dan sistem komunikasi internal (Kepmen PU No. 10/KPTS/2000)

Fire Alarm Control Panel

Page 13: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 13

Sumber http://tutorcad1.blogspot.co.id/2015/05/fire-alarm-system.html

Bagian 9 – Gas Bertekanan / Silinder Penggunaan gas termampatkan meningkat dalam tahun-tahun terakhir dan penggunaannya untuk pengelasan, pemotongan, pemanasan dan sebagai sarana untuk mengatasi kebakaran sudah umum di pabrik-pabrik. Penggunaan gas semacam itu membawa resiko dan sumber bahaya apabila digunakan di dalam ruang yang dibatasi [confined space], dan sumber bahaya utama harus dapat dikenali dan tindak-

Page 14: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 14

pencegahan yang harusd ditempuh dalam pengangkutan, penyimpanan, penanganan dan penggunaan silinder harus diketahui dan dipahami oleh semua personil. Sumber bahaya yang terkait dengan penggunaan gas termampatkan mencakup kehilangan oksigen (dan kemungkinan asphyxiation [kekurangan oksigen dalam bernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya fisik terkait dengan sistem tekanan tinggi. 9.1 Panduan Mengenai Penggunaan Gas Termampatkan [yang ditempatkan dalam silinder]

9.2 Panduan Penyimpanan Silinder Kemungkinan resiko dari silinder gas termampatkan seringkali diremehkan. akibatnya, kecelakaan serius dapat terjadi yang menelan nyawa pekerja dan merusak bangunan. Silinder gas termampatkan memiliki tekanan yang sangat tinggi (hingga 200 bar) dan apabila tutup pelindung katup tidak digunakan, maka katup dapat putus atau pecah apabila silinder terjatuh. Hal ini dapat mengakibatkan ledakan serius dan kerusakan lain yang terkait dengan terbebasnya gas termampatkan secara tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, hal itu dapat mengakibatkan hancur atau rusaknya material bangunan seperti beton. Kemungkinan resiko lain dapat timbul akibat bocornya katup silinder. Penyimpanan silinder gas yang dapat menyala dalam bangunan dengan ventilasi yang buruk atau tempat di dalam ruangan dapat mengakibatkan terciptanya atmosfir yang cenderung meledak dan/atau atmosfir yang kekurangan oksigen. Jadi, silinder harus disimpan di luar bangunan pabrik utama seperti terlihat dalam Gambar 9.1 di bawah.

Page 15: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 15

Page 16: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 16

3.2.4. Perhitungan Detektor

Page 17: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 17

Page 18: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 18

Page 19: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 19

Page 20: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 20

Page 21: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 21

Page 22: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 22

Page 23: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 23

3.3. Referensi 1). SNI 03 – 3985 – 2000 Tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan

pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

2). SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, 3rd Edition, 2002. 3). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan

Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan. Jakarta, 2008.

4). Ramli, Soehatman. 2010. Petunjuk praktis manajemen kebakaran (fire management). Jakarta: Dian Rakyat

5). Panduan Kesehatan dan Keselamatan, Adidas Group, diakses tanggal 16 Februari 2016.

6). Fire Safety Risk Assesment Educational Premises, Department for Communities and Local Government, 2006. ISBN 978 1 85112 819 8.

7). NFPA 72, National Fire Alarm Code 8). NFPA 204M, Standard on Smoke and Heat Venting, Natinal Fire Protection

Association, Batterymarch Park, Quincy, MA 02269

Page 24: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 24

. 3.4. Latihan Soal 1). Uraikan bagaimana Fire Alarm Protection bekerja saat terjadi kebakaran! 2).

3.5. Lembar Kerja .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................................................................................................................................. ..................................................................................................................................................................................................................................................................................

Page 25: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 25

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Page 26: MODUL 4. DETEKTOR DAN ALARMlecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-content/uploads/sites/60/2018/03/modul-bab-IV.pdfbernapas]), kebakaran, ledakan, paparan gas beracun, dan sumber bahaya

MODUL4.DETEKTORDANALARM 

MODULAJARSPPK 26

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

3.6. Jawaban Selamat mengerjakan