Top Banner
30 M O D U L 2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA Pendahuluan Modul ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan, manusia sebagai komponen utama kebudayaan serta problematika kebudayaan. Dalam modul ini terdiri dari 5 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 diawali dengan mengungkapkan apakah kebudayaan itu, membahas tentang pengertian kebudayaan dan apakah fungsi akal dan budi bagi manusia sebagai sumber lahirnya kebudayaan. Kegiatan belajar 2 menerangkan bahwa Indonesia terdiri dari 500 etnis suku bangsa yang tinggal di lebih dari 17.000 pulau, yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengan lainnya. Perbedaan ini menjadi tolok ukur unsur- unsur kebudayaan yang di dalamnya membahas ciri kebudayaan, wujud kebudayaan dan sifat kebudayaan. Kegiatan belajar 3 menjelaskan kebudayaan sebagai ekspresi eksistensi manusia di dunia. Kegiatan belajar ini menjelaskan beberapa konsep memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar. Kegiatan belajar 4 menjelaskan bahwa kebudayaan selalu mengalami perkembangan dan perubahan sejalan dengan perkembangan pola pikir manusia sebagai pencipta dan pengubah
56

Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

Jan 14, 2016

Download

Documents

Diaz Xboy

Manusia Sebagai Mahluk Budaya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

30

M O D U L 2

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Pendahuluan

Modul ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan, manusia

sebagai komponen utama kebudayaan serta problematika kebudayaan. Dalam modul

ini terdiri dari 5 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 diawali dengan mengungkapkan

apakah kebudayaan itu, membahas tentang pengertian kebudayaan dan apakah fungsi

akal dan budi bagi manusia sebagai sumber lahirnya kebudayaan. Kegiatan belajar 2

menerangkan bahwa Indonesia terdiri dari 500 etnis suku bangsa yang tinggal di lebih

dari 17.000 pulau, yang memiliki kebudayaan yang berbeda dengan lainnya.

Perbedaan ini menjadi tolok ukur unsur-unsur kebudayaan yang di dalamnya

membahas ciri kebudayaan, wujud kebudayaan dan sifat kebudayaan.

Kegiatan belajar 3 menjelaskan kebudayaan sebagai ekspresi eksistensi

manusia di dunia. Kegiatan belajar ini menjelaskan beberapa konsep memanusiakan

manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar. Kegiatan belajar 4

menjelaskan bahwa kebudayaan selalu mengalami perkembangan dan perubahan

sejalan dengan perkembangan pola pikir manusia sebagai pencipta dan pengubah

kebudayaan. Dalam kegiatan belajar ini dijelaskan juga faktor-faktor yang menjadi

penyebab adanya perubahan sosial dan kebudayaan. Kegiatan belajar 5 memberikan

penjelasan bahwa kebudayaan dalam perkembangannya selalu tidak terlepas dari

berbagai hal yang dapat bernilai kemajuan maupun kemunduran kebudayaan. Dalam

menghadapi problem kebudayaan, dijelaskan beberapa upaya seperti konsep manusia

dan budaya unggul, komodifikasi kebudayaan hingga konsep bagaimana menghadapi

tantangan kebudayaan.

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat memahami dan

mampu menjelaskan secara lebih terperinci tentang hal-hal berikut.

1. Pengertian dan fungsi kebudayaan

2. Jenis dan ragam kebudayaan di masyarakat

Page 2: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

31

3. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan

4. Proses dan perubahan kebudayaan

5. Problematika sosial kebudayaan

Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, modul ini dibagi menjadi

Lima kegiatan belajar seperti berikut ini.

1) Kegiatan Belajar 1 : Pengertian dan fungsi kebudayaan

2) Kegiatan Belajar 2 : Jenis dan ragam kebudayaan di masyarakat

3) Kegiatan Belajar 3 : Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan

4) Kegiatan Belajar 4 : Proses dan perubahan kebudayaan

5) Kegiatan Belajar 5 : Problematika sosial kebudayaan

Kegiatan tersebut sebelumnya ini merupakan landasan atau dasar bagi Anda

dalam mempelajari modul berikutnya. Tingkat penguasaan Anda dalam Modul 2 ini

akan sangat menentukan pencapaian Anda dalam modul-modul berikutnya. Oleh

karena itu, kesungguhan dan ketekunan Anda dalam mempelajari Modul 2 ini sangat

dituntut.

Sebelum mengerjakan Tes Formatif, Baca dengan cermat setiap uraian, catat

kata-kata kunci dari setiap bagian, kerjakan latihan secara disiplin dan cocokkan kata-

kata kunci yang telah anda catat dengan rangkuman. Jika petunjuk ini Anda ikuti

dengan cermat, mempelajari Modul ini akan menjadi kegiatan yang menyenangkan

bagi Anda dan Anda pasti berhasil.

Selamat Belajar, Semoga Anda Sukses!

Page 3: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

32

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

1. Pengertian dan Fungsi kebudayaan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah kebudayaan.

Tahukah anda apa sebenarnya kebudayaan itu? Seseorang mengatakan bahwa

kebudayaan berarti berhubungan dengan kesenian, yang lain mengatakan bahwa

kebudayaan segala aktifitas yang diturunkan dari generasi terdahulu ke generasi

berikutnya, ada juga yang mengatakan kebudayaan adalah hasil karya manusia yang

dituangkan dalam bentuk gerak, lagu, benda dan spirit. Sebagai Negara bangsa,

Indonesia memiliki kearifan-kearifan yang dihidupi oleh setiap komunitas masyarakat

pemiliknya, kearifan-kearifan ini bagi bangsa Indonesia adalah bagian pembentuk

sebuah budaya. Perlu anda ketahui bahwa kalau kita amati negara tetangga kita

Malaysia mengganggap budaya tidak hanya terbatas pada kearifan masyarakatnya

tetapi juga segala sesuatu yang diwariskan atau tepatnya diajarkan secara turun

temurun dikatakan sebagai warisan sosial atau budaya bangsa termasuk didalamnya

berbagai jenis makanan, bakso, nasi goreng, dan lain-lain menjadi salah satu bentuk

“klaim” disamping klaim lainnya seperti batik, reog ponorogo, sistem irigasi sebagai

bagian warisan sosial bangsa Malaysia.

Kalau diamati dengan cermat pernyataan tersebut sebelumnya maka terdapat

bermacam-macam pengertian tentang kebudayaan. Namun demikian belum dapat

dilihat dengan jelas apa yang merupakan kriteria bagi suatu aktifitas atau hasil karya

manusia sehingga dapat disebut sebagai budaya atau kebudayaan. Oleh karena itu

perlu diperjelas lebih dahulu pengertian dan konsep budaya dan kebudayaan serta

bagaimana kebudayaan itu lahir menjadi suatu fungsi yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia itu sendiri dan masyarakat penganutnya. Perlu dibatasi lebih

dahulu pengertian dan konsep kebudayaan secara umum agar tidak terjadi

kesimpangsiuran dalam mengupas kebudayaan.

Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara

umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial

Page 4: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

33

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan

pengertian kebudayaan sehari-hari yang hanya merujuk pada bagian tertentu warisan

sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian. Istilah kebudayaan ini berasal dari

bahasa latin Cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang atau tumbuh.i

Dalam ilmu-ilmu sosial, istilah kebudayaan sesungguhnya memiliki makna

bervariasi yang sebagian diantaranya bersumber dari keragaman model yang

mencoba menjelaskan hubungan antara masyarakat, kebudayaan dan individu. Perlu

anda ketahui bahwa Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi

kebutuhan kelangsungan hidupnya. Hal ini dikarenakan Manusia memiliki

kemampuan untuk menciptakan semua unsur dan memberi makna kepada

kehidupannya. Kemampuan menciptakan ini disebabkan oleh akal manusia yang

kompleks. Untuk memperluas wawasan anda, mari kita simak bagaimana fungsi akal

dan budi bagi manusia.

A. Fungsi Akal Dan Budi Bagi Manusia

Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki

manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat

demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa fungsi akal adalah untuk berfikir. Kemampuan berfikir manusia mempunyai

fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk

memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku. Budi adalah akal yang

merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin manusia,

panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala sesuatu. Jadi

jelas bahwa fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan martabat manusia dan

kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.

Masyarakat manusia yang terdiri dari individu-individu yang terlibat dalam

berbagai kegiatan yang mengharuskan mereka beradaptasi terhadap kondisi

lingkungan dan hal itu harus dilakukan secara terus menerus demi mempertahankan

keberadaan masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan individu yang menjadi

Page 5: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

34

anggotanya. Kegiatan-kegiatan ini dipelajari melalui peniruan dan pelajaran satu

manusia dengan manusia lainnya, sehingga semuanya menjadi bagian dari warisan

sosial atau kebudyaan dari suatu masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dipelajari dari

satu generasi ke generasi berikutnya itu tidak mengalami perubahan yang berarti

kecuali jika ada faktor eksternal yang memperngaruhi pola tindak yang harus

dilakukan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dan individual.

Kegiatan-kegiatan yang dipelajari itu merupakan salah satu bagian dari

kebudayaan masyarakat secara keseluruhan. Didalamnya juga termasuk artefak dan

berbagai kontruksi proporsi kompleks yang terekspresikan dalam sistem simbol yang

kemudian terhimpun dalam bahasa. Melalui symbol-simbol itulah tercipta keragaman

entitas yang sangat kaya yang kemudian disebut sebagai obyek konstruksi cultural

seperti uang, sistem kenegaran, pernikahan, permainan, hukum, dan sebagainya, yang

keberadaannya sangat ditentukan oleh kepatuhan terhadap sistem aturan yang

membentuknya.ii Sistem gagasan dan simbolik warisan sosial itu sangatlah penting

karena kegiatan-kegiatan adaptif manusia sedemikian kompleks dan beragam

sehingga mereka tidak bisa mempelajari semuanya sendiri sejak awal.

Dari konsep yang telah dikemukakan sebelumnya, dapt di simpulkan bahwa

Manusia Sebagai Animal Simbolicum.

- Simbol : segala sesuatu (benda, peritiwa, kelakuan, tindakan manusia, ucapan)

yang telah ditempati suatu arti tertentu menurut kebudayaannya

- Adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang dilihat

dan dialami, diolah menjadi simbol

- Kebudayaan : pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol

- Fungsi simbol :

o Faktor pengembangan kebudayaan

o Terbatas pada gugus masyarakat tertentu

Warisan sosial itu juga mengandung karakter normative. Artinya individu-individu

dari suatu komunitas terikat oleh kebersamaan dan rasa memiliki atas warisan sosial

mereka, yang terekspresikan sebagai kesamaan tata cara, atau persamaan persepsi

Page 6: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

35

mengenai dunia di sekelilingnya yang diwujudkan dalam symbol-simbol tertentu,

yang didukung oleh seperangkat aturan sanksi. Artinya, bagi mereka yang

mematuhinya akan ada pujian, sedangkan bagi mereka yang menentangnya telah

tersedia hukuman.

B. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

Dari penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa Komponen utama kebudayaan adalah

o Individu

o Masyarakat

o Alam

Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut keyakinannya sesuai dengan

warisan sosial atau kebudayaannya. Hal ini bukan semata-mata karena adanya sanksi

tersebut, atau karena mereka merasa menemukan unsur-unsur motivasional dan

emosional yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-kegiatan dan keyakinan

cultural tersebut.

Dalam rumusan ini, istilah warisan sosial disamakan dengan istilah

kebudayaan. Lebih jauh, model tersebut menyatakan bahwa kebudayaan atau warisan

sosial lebih adaptif baik secara sosial maupun individual, mudah dipelajari, mampu

bertahan dalam waktu lama, normative dan mampu menimbulkan motivasi. Namun

tinjauan empiris terhadapnya memunculkan definisi terbaru tentang kebudayaan

seperti yang diberikan EB Tayloriii, “Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang

mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adapt, serta kemampuan

dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”

Kebanyakan ilmuwan sosial membatasi definisi kebudayaan sehingga hanya

mencakup aspek tertentu dari warisan sosial. Biasanya pengertian kebudayaan

dibatasi pada warisan sosial yang bersifat mental atau non fisik. Sedangkan aspek

fisik dan artefak sengaja disisihkan. Hanya saja definisi yang terlanjur berkembang

adalah definisi sebelumnya dimana kebudayaan diartikan bukan sekedar istilah

Page 7: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

36

deskriptif bagi sekumpulan gagasan, tindakan dan obyek, melainkan juga merujuk

pada entitas-entitas mentalyang menjadi pijakan tindakan dan munculnya obyek

tertentu.

Konsensus yang kini dianut oleh para ilmuwan sosial masih menyisihkan

aspek emosional dan motivasional dari istilah kebudayaan dan mereka tetap terfokus

maknanya sebagai himpunan pengetahuan, pemahaman atau proposisi. Namun

mereka mengakui bahwa, sebagian proposisikultural membangkitkan emosi dan

motivasi yang kuat. Dalam kasus ini proposisi tersebut dikatakan telah

terinternalisasi.iv

Sebagian ilmuwan sosial bahkan berusaha membatasi lagi pengertian istilah

kebudayaan tersebut hingga hanya “mencakup bagian-bagian warisan sosial yang

melibatkan representasi atas hal-hal yang dianggap penting, tidak termasuk norma-

norma atau pengetahuan procedural mengenai bagaimana sesuatu harus dikerjakan”

(Schneider, 1968)v.

Sementara itu ada pula yang membatasi pegertian kebudayaan sebagai makna-

makna simbolik yang mengandung muatan representasi dan mengkomunikasikannya

dengan peristiwa nyata. Geertz menggunakan makna ini secara eksklusif sehingga ia

tidak saja mengesampingkan aspek-aspek afektif, motivasional, dan normative dari

warisan sosial namun juga mempermasalahkan penerapan makna kebudayaan dalam

individu. Menurutnya, “kebudayaan hanya berkaitan dengan makna-makna public

yang terus berlaku meskipun berada diluar jangkauan pengetahuan individu ;

contohnya mungkin adala lajabar yang dianggap selalu benar dan berlaku, meski

sedikit saja orang yang menguasainya”.vi

Perselisihan mengenai definisi kebudayaan itu mengandung argument-

argumen implicit tentang sebab-sebab atau asal mula warisan sosial. Misalnya saja

ada kontroversi mengenai koheren atau tidaknya kebudayaan itu sehingga lebih lanjut

kita dapat mempertanyakan sifat alamiahnya. Disisi lain para ilmuwan sosial

memandang keragaman dan kontradiksi di seputar pengertian atau definisi

kebudayaan itu sebagai sesuatu yang wajar. Meskipun hampir setiap elemen

Page 8: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

37

kebudayaan dapat ditemukan pada hubungan-hubungan natar elemen seperti yang

ditunjukkan oleh Malinowski dalam Argonauts of the Western Pacifis (1922)vii. Tidak

banyak bukti yang mendukung dugaan akan adanya pola tunggal hubungan tersebut

seperti yang dikemukakan oleh Ruth Benedict dalam bukunya Pattern of Culture

(1934)viii.

Berbagai persoalan yang melingkupi upaya intergrasi definisi-definisi

kebudayaan terkait dengan masalah lain, yakni apakan kebudayaan itu merupakan

suatu entitas padu atau tidak. Jika kebudayaan dipandang sebagai suatu kumpulan

elemen yang tidak memebentuk kesatuan koheren, maka yang harus diperhitungkan

adalah fakata bahwa warisan sosial senantiasa melebur dalam suatu masyarakat.

Sebaliknya jika kita menganggap kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan koheren,

maka kumpulan elemen-elemennya bisa dipisahkan dan dibedakan satu sama lain.ix

Kerancuan tersebut lebih jauh membangkitkan minat untuk menelaah

koherensi dan integrasi kebudayaan, mengingat dalam kenyataannya pengetahuan

anggota masyarakat tentang kebudayaan mereka tidaklah sama. Hanya saja tidak ada

metode yang telah terbukti handal untuk mengukur sejauh mana koherensi dan

integrasi sebuah kebudayaan. Bahkan muncul bukti-bukti yang menunjukkan bahwa

elemen-elemen budaya cenderung dapat digolongkan menjadi dua bagian besar.

Pertama adalah sejumlah kecil elemen yang hampir dipunyai oleh semua anggota

masyarakat sehingga diantara mereka dapat tercipta suatu consensus pengertian.

(misalnya lampu merah berarti tanda berhenti), sedangkan yang kedua adalah elemen-

elemenkultural yang hanya diketahui oleh sebagian anggota masyarakat yang

menyandang status sosial tertentu. (misalnya, pelanggaran ketentuan kontrak tidak

bisa diterima)x.

Dibalik kerancuan definisi ini terdapat masalah-masalah penting lainnya yang

juga harus dipecahkan. Keragaman definisi kebudayaan itu sendiri dapat dipahami

sebagai giatnya upaya mengungkap hubungan kausalitas antara berbagai elemen

warisan sosial. Sebagai contoh , dibalik pembatasan definisi kebudayaan pada aspek-

aspek presentasional dari warisan sosial itu terletak hipotesis yang menyatakan bahwa

Page 9: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

38

norma-norma, reaksi emosional, motivasi dan sebagainya sangat ditentukan oleh

kesepakatan awal tentang keberadaan, hakekat dan label atas sesuatu hal. Misalnya

saja norma kebersamaan dan perasaan terikat dalam kekerabatan hanya akan tercipta

jika ada sistem kategori yang membedakan kerabat dan non kerabat. Demikian pula

definisi cultural kerabat sebagai ‘orang-orang yang memiliki hubungan darah’

mengisyaratkan adanya kesamaan identitas yang memudahkan pembedaannya. Jika

representasi cultural memang memiliki hubungan kausalitas dengan norma-norma,

sentiment dan motif, maka pendefinisian kebudayaan sebagai representasi telah

memusatkan perhatioan pada apa yang paling penting. Hanya saja keuntungan dari

focus yang tajam itu dipunahkan oleh ketergantungan definisi itu terhadap asumsi-

asumsi yang melandasinya, yang acapkali kelewat sederhana.xi

Untuk memperluas wawasan Anda, mari kita simak pendapat beberapa pakar.

Dari catatan Supartono, 1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir

Rafael Raga Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya :

Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua

pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia

untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan

penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya

bersifat tertib dan damai.

Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat,

mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan,

keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan

warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal

Keesing

Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi

dan yang ditransmisikan secara sosial

Koentjaraningrat

Page 10: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

39

Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan

dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

Rafael Raga Manan

Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara

manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan

hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardixii

Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat

menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah.

E.B Taylor

Mengartikan Kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang mencakup 1.

Pengetahuan; 2. Kepercayaan; 3. Seni; 4. Moral; 5. Hukum; 6. Adat; dan 7.

kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

C. Fungsi Kebudayaan

Setelah kita mempelajari berbagai macam pendapat para pakar tentang konsep

dan definisi kebudayaan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Fungsi kebudayaan

adalah sebagai berikut :

1) bahwa Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat;

2) Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya

seperti kekuatan alam, maupun yang bersumber dari persaingan manusia itu

sendiri untuk mempertahankan kehidupannya;

3) Manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan baik dibidang materiil

maupun spiritual. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, untuk sebagian besar

dipenuhi oelh kebudayaan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri;

4) Hasil karya masyarakat menghasikan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang

mempunyai kegunaan utama melindungi masyarakat terhadap lingkungan. Pada

Page 11: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

40

masyarakat yang taraf kebudayaannya lebih tinggi, teknologi memungkinkan

untuk pemanfaatan hasil alam bahkan mungkin untuk menguasai alam;

5) Di sisi lain karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang

sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan masyarakatnya.

Jadi Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi diri terhadap alam,

mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari segenab perasaan

manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan

nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat

kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik, manusiawi, dan

berperikemanusiaan.

2. Jenis Dan Ragam Kebudayaan Di Masyarakat

Setelah Anda menyimak uraian mengenai hakekat dan fungsi kebudayaan,

bahwa Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan

kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan karena Manusia memiliki kemampuan

untuk menciptakan semua unsur dan memberi makna kepada kehidupannya.

Kemampuan menciptakan ini disebabkan oleh akal manusia yang kompleks. Semua

pengetahuan dan kemampuan yang diciptakan dan dikembangkan oleh manusia untuk

keberlangsungan hidupnya inilah yang dikatakan sebagai kebudayaan. Maka melalui

kegiatan belajar ini akan dijelaskan mengenai Jenis dan Ragam Kebudayaan di

Masyarakat.

Seperti yang Anda ketahui, bahwa dalam kehidupannya, manusia

mengembangkan sistem-sistem yang dapat membantu dan dapat menyambung

keterbatasan kemampuan fisik dengan kemampuan otaknya. Sistem-sistem ini

kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk dari kebudayaan. Oleh karena itu,

ketika kita bicara jenis dan ragam kebudayaan di masyarakat, maka akan nampak

jelas sekali perbedaan-perbedaan antara kebudayaan masyarakat satu dengan dengan

lainnya. Hal ini dapat terjadi karena unsur-unsur pembentuk lahirnya sebuah

kebudayaan yang berbeda-beda.

Page 12: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

41

Ketika kita berbicara Indonesia, Tahukah Anda bahwa menurut Mohammad

Yusuf Melatoa dalam Ensiklopedia Suku Bangsa Di Indonesia, menyatakan

Indonesia terdiri dari 500 etnis suku bangsa yang tinggal di lebih dari 17.000 pulau

besar dan kecil. Mereka masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda dengan

yang lainnya. Perbedaan itu dapat kita lihat dari unsur-unsur pembentuk kebudayaan.

Unsur-Unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn dalam bukunya Universal

Categories of Culture meliputi Cultural universals yaitu xiii:

(1) Peralatan dan perlengkapan hidup ( pakaian, perumahan, alat-alat produksi,

transportasi)

(2) Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem

produksi, distribusi )

(3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,

perkawinan)

(4) Bahasa (lisan maupun tertulis)

(5) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dll)

(6) Sistem pengetahuan

(7) Religi (sistem kepercayaan)

Cultural universals tersebut dapat dijabarkan lagi kedalam unsur-unsur yang

lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural

activity.xiv Sebagai contoh : cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi antara

lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, dll.

Kesenian misalnya meliputi kegiatan seni tari, seni rupa dll. Selanjutnya Ralph Linton

merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil

lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya kegiatan pertanian menetap meliputi

unsur-unsur irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak, sistem hak milik atas

tanah, dan sebagainya. Selanjutnya trait complex mengolah tanah dengan bajak akan

dapat dipecah ke dalam unsur yang lebih kecil umpamanya hewan-hewan yang

menarik bajak, teknik pengendalian bajak, dan sebagainya. Akhirnya sebagai unsur

kebudayaan yang terkecil membentuk trait adalah items. Bila diambil contoh alat

Page 13: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

42

bajak terdiri dari gabungan alat-alat yang lebih kecil yang dapat dilepaskan, tetapi

pada hakekatnya merupakan satu kesatuan. Apabila salah satu bagian bajak tersebut

dihilangkan, maka tak dapat menjalankan fungsinya sebagai bajak.

Unsur-unsur pembentuk kebudayaan itu sendiri tidak dapat lepas dari tiga hal

dari kebudayaan, yaitu ciri, wujud dan sifat kebudayaan.

A. Ciri Kebudayaan :

Bersifat menyeluruh

Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu

Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

B. Wujud kebudayaan

Ide : tingkah laku dalam tata hidup

Produk : sebagai ekspresi pribadi

Sarana hidup

Nilai dalam bentuk lahir

C. Sifat kebudayaan

Beraneka ragam

Diteruskan dan diajarkan

Dapat dijabarkan :

Biologi

Psikologi

Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan

Berstruktur terbagi atas item-item

Mempunyai nilai

Statis dan dinamis

Terbagi pada bidang dan aspek

Dari uraian tersebut sebelumnya, maka Anda dapat memahami bahwa

kebudayaan antara masyarakat satu dengan lainnya dipastikan berbeda. Perbedaan

yang ada dapat terjadi dan sangat bergantung pada unsur-unsur yang menjadi

pembentuk sebuah kebudayaan. Pernyataan ini memberikan pandangan yang sangat

Page 14: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

43

jelas pada kita, bahwa ketika kita berbicara dan berdiskusi mengenai kebudayaan,

maka perbedaan dalam berkebudayaan adalah sebuah kewajaran yang harus dapat

kita pahami, kita hargai dan kita hormati bersama-sama. Karena kita itu berbeda dan

Tuhan menciptakan kita berbeda. Artinya berbeda itu indah karena Perbedaan itu

sebuah anugerah dari Tuhan yang harus kita syukuri, kita jaga dan kita lestarikan

bersama-sama.

3. Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Lahirnya Kebudayaan tidak dapat lepas dari yang namanya MANUSIA.

Semua pengetahuan dan kemampuan yang diciptakan dan dikembangkan oleh

manusia untuk keberlangsungan hidupnya melahirkan sebuah kebudayaan. Oleh

karena itu, manusia dikatakan sebagai Makhluk Budaya, karena manusia berfungsi

sebagai :

1) Pembentuk kebudayaan

2) Pengembang Kebudayaan

3) Pengubah Kebudayaan

Manusia sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan. Kebudayaan

adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia. Sebagai pencipta kebudayaan, Manusia

memiliki kemampuan daya sebagai berikut :

Akal, intelegensia dan intuisi

Dengan kadar intelegensia yang dimiliki manusia mampu belajar sehingga

menjadi cerdas, memiliki pengetahuan dan mampu menciptakan teknologi. Intuisi

menurut Supartono sering setengah disadari, tanpa diikuti proses berfikir cermat,

namun bisa menuntun pada suatu keyakinan.

Perasaan dan emosi

Perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang, baik yang berasal

dari rangsangan di dalam atau diluar dirinya. Emosi adalah rasa hati, sering

berbentuk perasaan yang kuat, yang dapat menguasai seseorang, tetapi tidak

berlangsung lama

Page 15: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

44

Kemauan

Kemauan adalah keinginan, kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Kemauan dalam arti positif adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan

hidup yang dikendalikan oleh akal budi.

Fantasi

Fantasi adalah paduan unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia

untuk menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati.

Perilaku

Perilaku adalah tabiat atau kelakuan, merupakan jati diri seseorang yang berasal

dari lahir sebagai factor keturunan yang kemudian diwarnai oleh factor

lingkungannya.

Selain itu, ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan.

Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia sendiri adalah produk

kebudayaan. Peter L Berger menyebutnya sebagai dialektika fundamental yang

terdiri dari tiga tahap yaitu :

Tahap eksternalisasi, yaitu proses pencurahan diri manusia secara terus menerus

kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental

Tahap obyektifitas, yaitu tahap aktifitas manusia menghasilkan realita obyektif,

yang berada diluar diri manusia

Tahap internalisasi, yaitu tahap dimana realitas obyektif hasil ciptaan manusia

diserap oleh manusia kembali.

Manusia sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan yang tidak

lepas dari pemahaman terhadap konsep budaya dasar. Beberapa konsep

memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar adalah

sebagai berikut.

1. Keadilan

Page 16: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

45

Keadilan adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan

mengacu pada suatu tindakan baik yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.

2. Penderitaan

Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi ciri

paradoksal yang menandai eksistensi manusia didunia.

3. Cintakasih

Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas

kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi

sosial manusia menemukan bentuknya yang khas, manusiawi

4. Tanggungjawab

Tanggungjawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya

adalah hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik

dan memperoleh kebahagiaan.

5. Pengabdian

Pengabdian diartikan sebagai perihal memperhamba diri kepada tugas-tugas

yang dianggap mulia

6. Pandangan hidup

Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia dalam

hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita

berdiam.

7. Keindahan

Eksistensi manusia didunia diliputi dan digairahkan oleh keindahan. Manusia

tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.

8. Kegelisahan

Kegelisahan merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram

hati maupun perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah laku,

dan merupakan salah satu ekspresi kecemasan.

Jadi Anda dapat memahami bahwa Kebudayaan lahir dari proses kehidupan

yang dialami manusia, sehingga kebudayaan tidak dapat lepas dari konsep kehidupan

Page 17: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

46

manusia. Kebudayaan yang diciptakan manusia tidak akan lepas dari nilai-nilai yang

mendasari kehidupan manusia, seperti keadilan, penderitaan, cinta kasih,

tanggungjawab, pengabdian, pandangan hidup, keindahan dan kegelisahan. Nilai-nilai

hidup ini selalu dialami manusia dalam hidupnya. Manusia sebagai pencipta dan

pengguna kebudayaan artinya Kebudayaan sangat bergantung pada manusia. Namun

Manusia tidak hanya befungsi sebagai pencipta atau pembentuk kebudayaan tetapi

juga sekaligus berfungsi sebagai pengembang dan pengubah kebudayaan. Artinya

keberadaan dan kelestarian Budaya itu sangat ditentukan oleh manusia sebagai

makhluk budaya.

4. Proses Dan Perubahan Kebudayaan

Kebudayaan dibentuk, dikembangkan, dan digunakan oleh manusia serta

diwariskan ke generasi berikutnya. Budaya bersifat tidak statis, tetapi dinamis.

Maksudnya, budaya dapat berubah seiring perkembangan zaman yang ada, namun

tidak semua unsur-unsur yang ada di dalam budaya tersebut juga berubah. Tempo

dulu, Indonesia terkenal dengan budaya bercocok tanam, tetapi sekarang budaya

tersebut melemah. Sebagai gambaran, jumlah penduduk Indonesia yang semakin

meningkat dapat mempengaruhi perubahan budaya bercocok tanam. Contohnya,

sebagian sektor pertanian Indonesia mengalami pergeseran ke arah sektor

pemukiman. Semakin banyaknya jumlah penduduk berarti semakin meningkatnya

kebutuhan akan tempat tinggal (papan), sehingga sebagian lahan pertanian bergeser

menjadi pemukiman. Semakin berkurangnya lahan pertanian juga menggeser

sebagian mata pencaharian petani ke bidang lain, misalnya menjadi tukang bangunan.

Berdasarkan contoh fenomena perubahan budaya di atas, tentunya terlebih

dahulu kita harus mengetahui bagaimana proses pembudayaan pada diri manusia.

Kemudian bagaimana proses perubahan tersebut berlangsung serta faktor-faktor apa

saja yang melatarbelakangi perubahan sosial kebudayaan dan yang mempengaruhi

jalannya perubahan sosial. Setelah itu, diharapkan dapat memaknai proses

pembudayaan maupun perubahan kebudayaan.

Page 18: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

47

Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan

sesuatu lebih bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya :

a. Internalisasi

Merupakan proses penyerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia.

b. Sosialisasi

Proses interaksi terus-menerus yang memungkinkan manusia memperoleh

identitas diri serta ketrampilan-ketrampilan sosial. Dalam keseharian,

sosialisasi bisa dikatakan sebagai proses menjelaskan sesuatu kepada anggota

masyarakat agar mengetahui adanya suatu konsep, kebijakan, suatu peraturan

yang menyangkut hak dan kewajiban mereka.

c. Enkulturasi

Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang ke dalam suatu lingkungan

kebudayaan, dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu

yang alamiah belaka.

d. Difusi

Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga menjadi satu

kebudayaan.

e. Akulturasi

Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam

percampuran itu masing-masing unsurnya masih kelihatan.

f. Asimilasi

Asimilasi adalah proses peleburan dari kebudayaan satu ke kebudayaan lain.

Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan segala perubahan pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi

sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku

diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Setiap masyarakat, selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan

bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya,

dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok.

Page 19: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

48

Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada

pula, perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang cepat.

Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,

pola-pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-

lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan seterusnya.

Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat, maka banyak Sarjana

Sosiologi modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan

sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting

dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh banyak

masyarakat dari Negara yang kemerdekaan politiknya setelah perang dunia kedua.

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan :

a. faktor intern

Bertambah atau berkurangnya penduduk

Penemuan-penemuan baru (inovation – discoveri [gagasan] – invention

[diterapkan dalam masyarakat]

Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik)

Pemberontakan/ revolusi

b. faktor ekstern

Perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam)

Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Peperangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan sosial :

Faktor-faktor yang mendorong :

Kontak dengan kebudayaan lain

Sistem pendidikan yang maju

Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju

Toleransi terhadap perbuatan menyimpang

Sistem lapisan masyarakat yang terbuka

Penduduk yang heterogen

Page 20: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

49

Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Orientasi ke depan

Nilai meningkatkan taraf hidup

Faktor-faktor yang menghambat :

Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

Sikap masyarakat yang tradisional

Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat

(vested interest)

Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan

Prasangka terhadap hal baru

Hambatan ideologis

Kebiasaan

Sikap pasrah

5. Problematika Sosial Kebudayaan

Perkembangan zaman yang semakin maju mendorong terjadinya perubahan di

segala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Secara cepat atau lambat, pergeseran

atau perubahan kebudayaan akan menimbulkan problematika kebudayaan, yaitu

kesenjangan, pertentangan atau konflik diantara kelompok yang menghendaki

perubahan dengan kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Sebagai contoh,

fenomena perubahan terkait semakin memudarnya eksistensi kesenian tradisional.

Tentunya hal tersebut bukan sekedar wacana, tetapi secara riil tengah dihadapi oleh

bangsa Indonesia. Akibat perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kita

disuguhkan pada banyak penawaran terkait hiburan di televisi, mulai dari sinetron

hingga acara musik, dimana bentuk penayangannya saling bersaing pada orientasi

pasar (industrial). Kesenian tradisional yang seharusnya dilestarikan secara bijak oleh

generasi penerus bangsa, justru tidak berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan

Page 21: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

50

generasi tua. Tidak sedikit generasi muda lebih memilih bentuk hiburan lain,

dibanding mempelajari, menonton, bahkan terlibat dalam kesenian tradisional.

Problematika sosial kebudayaan yang tengah dihadapi, tentunya tidak hanya

kesenian saja, tetapi juga mencangkup ke-tujuh unsur kebudayaan. Untuk dapat

menganalisa dan memaknai problematika sosial kebudayaan, ada baiknya kita

mengetahui terlebih dahulu hakekat manusia dan budaya unggul, komodifikasi

kebudayaan, dan tantangan kebudayaan yang tengah kita hadapi. Setelah itu,

diharapkan dapat menelaah, menyikapi, dan menformulasikan solusi secara bijak

terkait problematika sosial kebudayaan.

A. Manusia dan Budaya Unggulxv

Buku Stephen R. Covey berjudul The 8th Habit: From Effectiveness to

Greatness setidaknya menjadi pemicu diskusi tentang budaya unggul akhir-akhir ini.

Para cerdik cendekia pun ribut mencari apa yang sebenarnya unggul dalam diri kita

dan apa memang ada keunggulan itu. Tidak main-main, bahkan Bapak Presiden

merasa perlu menyampaikan kepada rakyatnya untuk melahirkan budaya unggul

dalam bangsa ini.

Dalam maksud yang sederhana, budaya unggul akan bisa memulihkan harga

diri dan martabat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak mudah dilecehkan dan

diharapkan mampu mengatasi krisis berkepanjangan dan seterusnya. Jika budaya

unggul bisa didiskusikan bersama seiring dengan manusia unggul, setidaknya apa

yang dinyatakan oleh Covey sebagai manusia dengan predikat greatness membawa

ingatan kita pada apa yang oleh filosof Jerman, Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-

1900), dinyatakan sebagai uebermensch yang dalam bahasa Inggris sering

diterjemahkan sebagai superman. Kebudayaan merupakan identitas dari manusia.

Untuk melahirkan budaya unggul, terlebih dahulu manusia harus bisa

menjawab tantangan yang ada dalam dirinya sendiri. Manusia unggul tidak lahir dari

situasi statis, melainkan dari proses dinamis. Tidak saja dalam pengertian bagaimana

Page 22: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

51

upaya menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang, melainkan upaya untuk terus-

menerus menjadi manusia yang lebih (over).

Beberapa orang menafsirkan ajaran uebermensch Nietzsche sebagai anjuran

untuk memproduksi jenis manusia yang unggul dalam mengatasi kemampuan

manusia lain. Namun, dalam konteks ini saya kira lebih tepat membaca uebermensch

Nietzsche sebagai anjuran untuk melahirkan manusia unggul dengan cara melahirkan

dirinya untuk terus-menerus menjadi manusiawi. Kata ueber, dalam bahasa Jerman

mempunyai dua pengertian yang dalam bahasa Inggris bisa diasosiasikan menjadi

kata super atau over.

Dalam pengertian ini, Ignas Kleden (2004) menyatakan bahwa manusia

hanya akan berhasil menjadi manusia melalui proses ueberwindung atau overcoming

(dalam bahasa Inggris). Anjuran untuk berproses menjadi manusia unggul sudah

dinyatakan dengan amat jelas dalam Also Sprach Zarathustra. Jelas sekali ketika

Nietzsche menulis bahwa pertanyaan pertama dan satu-satunya yang dianjurkan oleh

Zarathustra adalah Wie Wird der Mensch ueberwubden (bagaimana caranya manusia

mengatasi manusia).

Pengertiannya, untuk lahir sebagai superman, manusia harus terus-menerus

mengatasi dirinya sebagai manusia. Untuk menjadi manusia unggul, manusia harus

bisa meningkatkan dirinya dari sekadar manusiawi (humanus) menjadi lebih

manusiawi (humanior). Manusia unggul keluar dari proses dinamis dan penuh

tantangan, manusia yang bisa menggunakan kehendak dan kuasanya untuk mengatasi

rasa lemahnya. Nietzsche adalah filsuf yang begitu yakin bahwa manusia harus

berdiri di atas sifat-sifat konkretnya.

Manusia bukanlah suatu konsep abstrak sebagaimana dipahami oleh kaum

idealis atau juga kaum materialis. Keduanya sering melahirkan pandangan-pandangan

dunia yang bersifat statis. Padahal, hidup dan kehidupan itu sendiri merupakan

sesuatu yang dinamis dan bergerak terus-menerus. Bukankah Nietzsche sendiri

menyatakan, man is something that is to be surpassed (Manusia adalah sesuatu yang

harus dilampaui). Atau dengan yakin ia menyatakan, what is great in man is that he is

Page 23: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

52

a bridge and not a goal; what is lovable in man is that he is an over- going and

down-going (Apa yang agung dalam diri manusia adalah bahwa dia adalah jembatan

dan bukan tujuan; apa yang patut dicinta dalam diri manusia adalah bahwa dia adalah

perjalanan naik dan turun).

Melahirkan manusia unggul jangan disalahpahami hanya dengan pengertian

meloloskan siswa-siswa berprestasi yang mampu merengkuh juara olimpiade fisika,

matematika, atau kimia. Menjadi manusia unggul biasa dialami oleh siapa saja yang

mampu mengatasi kediriannya menuju kedirian yang lebih. Sifat serakah dan senang

korupsi adalah manusiawi dan bahkan menjadi bagian tak terpisah dari manusia.

Untuk lahir menjadi manusia unggul, seseorang harus bergerak untuk memperbarui

kemanusiawiannya menjadi lebih manusiawi dengan menjelma menjadi manusia

yang tidak serakah dan senang korupsi.

Seorang pejabat akan bernilai lebih jika setiap saat dia berhasil mengawasi

dan menekan nafsu korupsinya. Dalam mengarungi bahtera kehidupan yang nyata

itulah manusia diberi kuasa untuk memikul tanggung jawab atas dirinya sendiri. Dia

harus menciptakan nilai-nilai untuk dirinya sendiri pada saat perjalanan kehidupan

tersebut.

Di sini dapat dipahami mengapa Nietzsche amat membenci pada mereka

yang mudah menyerahkan diri pada skema nilai-nilai yang diciptakan di luar dirinya

sendiri. Nietzsche menyebut mereka sebagai "manusia bermoral gerombolan" atau

"bermoral budak". Mereka adalah para pengecut yang hanya bisa berlindung di balik

nilai-nilai yang menjerat kedigdayaannya.

"The ignorant, to be sure, the people-they are like a river on which a boat

floateth along; and in the boat sit the estimates of value, solemn and disguised".

Mereka seperti sebuah sungai yang di atasnya mengambang sebuah perahu; dan di

dalam perahu itu duduk nilai yang dihargai, penuh kemeriahan dan samaran.

Manusia unggul, jika mau merujuk pada Nietzsche, bisa lahir dan dilahirkan

dari manusia yang tak lagi menggantungkan diri segala tekanan dari luar. Dengan

tidak memperpanjang segala kontroversi pendapat Nietzsche, budaya unggul dalam

Page 24: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

53

perspektif ini bisa dijadikan rujukan untuk mengembalikan jati diri dan martabat

kebangsaan yang hancur di tengah keserakahan modal, penguasa, utang luar negeri,

bahkan terorisme.

B. Komodifikasi kebudayaan

Ada kesan bahwa kebudayaan semakin menjadi komoditas. Kebudayaan

seakan-akan diapropriasi oleh elite politik, elite intelektual, elite birokrat, elite sistem

pendidikan atau elite budaya sendiri. Apropriasi itu berlangsung atas dua jalur.

Pertama, terungkap dalam pembicaraan tentang kebudayaan masyarakat yang

dikatakan tidak cocok untuk pembangunan. Menurut jalur ini, budaya masyarakat

perlu direkayasa supaya sesuai dengan pembangunan. Yang merekayasa adalah elite

yang berbeda dari masyarakat yang menganggap dirinya sudah mempunyai budaya

yang sesuai dengan pembangunan. Jalur itu juga melegitimasi penundaan proses

demokratisasi : selama masyarakat masih memiliki mentalitas yang tidak cocok

dengan pembangunan, ia belum dapat ikut dalam proses penentuan arah perjalanan

bangsa Indonesia.

Kedua, berkebalikan dengan yang pertama, yaitu jalur keprihatinan terhadap

budaya bangsa. Dia mendapat ekspresi dalam dua sub lagu yang bersama

menghasilkan paduan suara atau duet harmoniselite yang prihatin. Sub lagu yang

pertama disebut lagu museum ; unsur-unsur positif warisan budaya bangsa perlu

dilestarikan. Disini termasuk pakaian nasional, tari-tarian, sopan santun ketimuran,

kekeluargaan, gotong royong dan lain-lain. Dengan menetapkan apa yang termasuk

budaya bangsa, elite menetapkan kelakuan masyarakat yang mana sesuai dan yang

mana tidak sesuai.

Sub-lagu yang kedua mau melindungi budaya nasional terhadap pengeruh

buruk dari luar. Elite yang menganggap diri berwenang untuk menetapkan sikap-

sikap mana yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Disini kita mendengarkan

bahwa bangsa Indonesia tidak mengenal oposisi, bahwa masyarakat kita

bermusyawarah daripada memperjuangkan hak-haknya, tidak bersikap konfrontatif,

Page 25: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

54

bahwa bertindak berdasarkan keyakinan sendiri adalah individualisme, dan oleh

karena itu asing.xvi

Jadi, hal-hal diatas secara tegas menyatakan bahwa demi budaya bangsa

elitelah yang sebaiknya menentukan arah pembangunan.

C. Tantangan Kebudayaan

Masyarakat kita yang berbudaya akan beruntung apabila mengenal dan

akrab dengan beberapa kebudayaan barat. Sama dengan orang barat yang mengenal

dan mencintai kebudayaan-kebudayaan Timur. Pertemuan dengan kebudayaan lain

selalu memperkaya kita sendiri. Mengagumi karya karya seni Italia, atau menelusuri

filsafat Perancis bagi orang timur pasti sangat rewarding. Yang pasti menarik,

pelancongan ke dalam kebudayaan lain tidak cenderung memiskinkan persepsi

tentang kebudayaan sendiri, melainkan memperkaya.

Kebudayaan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah kebudayaan

modern tiruan. Dia mengancam karena tidak sejati, tidak substansial, semu, dan

ersatz. Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastic, manusia tanpa

kepribadian, manusia terasing, manusia kosong, manusia latah.xvii

Kebudayaan tiruan itu mempunyai daya tarik luar biasa sehingga mampu

menyedot pandangan kita tentang nilai, dasar harga diri, dan status. Ia menawarkan

kemewahan, kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berpikir sendiri, dan

berhenti membuat penilaian sendiri. Kebudayaan yang dikatakan modern itu

membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri, dan sekaligus tidak

menyentuh kebudayaan teknologis modern yang sesungguhnya. Akhirnya kita hanya

seolah-olah menjadi manusia modern.

LATIHAN

Page 26: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

55

1. Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri, Fungsi akal dan budi bagi manusia!

2. Sebut dan Jelaskan Unsur-Unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn!

3. Manusia sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan yang tidak lepas

dari pemahaman terhadap konsep budaya dasar. Jelaskan Beberapa konsep

memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar!

4. Jelaskan apa yang dimaksud perubahan sosial kebudayaan!

5. Sebutkan dan jelaskan satu tantangan kebudayaan yang tengah dihadapi bangsa

Indonesia!

PETUNJUK JAWABAN LATIHAN

Page 27: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

56

1. Bila Anda belum dapat menjawab pertanyaan ini, pelajari kembali fungsi akal

dan budi bagi manusia.

2. Bila Anda belum dapat menjawab pertanyaan ini, pelajari kembali Unsur-Unsur

kebudayaan menurut C Kluckhohn!

3. Jika anda belum paham dengan konsep budaya dasar, pelajari kembali Beberapa

konsep memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya

dasar!

4. Diskusikan dengan teman Anda tentang perubahan sosial dan kebudayaan.

5. Diskusikan dengan teman Anda tentang tantangan kebudayaan.

RANGKUMAN

Page 28: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

57

Manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan semua unsur dan memberi

makna kepada kehidupannya. Kemampuan menciptakan ini disebabkan oleh akal

manusia yang kompleks. Semua pengetahuan dan kemampuan yang diciptakan dan

dikembangkan oleh manusia untuk keberlangsungan hidupnya inilah yang dikatakan

sebagai kebudayaan.

Fungsi kebudayaan bagi manusia adalah untuk melindungi diri terhadap alam,

mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari segenab perasaan

manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan

nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat

kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik, manusiawi, dan

berperikemanusiaan.

Unsur-Unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn dalam bukunya Universal

Categories of Culture meliputi Cultural universals yaitu :

1) Peralatan dan perlengkapan hidup ( pakaian, perumahan, alat-alat produksi,

transportasi)

2) Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem

produksi, distribusi )

3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,

perkawinan)

4) Bahasa (lisan maupun tertulis)

5) Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dll)

6) Sistem pengetahuan

7) Religi (sistem kepercayaan)

Manusia sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan yang tidak

lepas dari pemahaman terhadap konsep budaya dasar. Beberapa konsep

memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar adalah

sebagai berikut.

1. Keadilan

Page 29: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

58

2. Penderitaan

3. Cintakasih

4. Tanggungjawab

5. Pengabdian

6. Pandangan hidup

7. Keindahan

8. Kegelisahan

Manusia pasti mengalami proses pembudayaan yang diwariskan secara turun-

temurun. Selama proses pembudayaan tersebut, manusia melalui tahapan

internalisasi, sosialisasi, enkulturasi, difusi, akulturasi, dan asimiliasi. Dengan begitu,

proses pembudayaan tadi juga dapat berkembang maupun berubah.

Perubahan kebudayaan dapat bersifat lambat atau cepat, baik maupun buruk,

sederhana hingga kompleks. Perubahan tersebut dapat berupa nilai-nilai sosial, pola-

pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan

sosial, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dsb. Hal ini tergantung dari

pengaruh lingkungan sekitar, pemerintah, dan masing-masing individu sebagai

penentu perubahan.

Indonesia, tidak terlepas dari adanya perubahan sosial dan kebudayaan yang

besifat kompleks. Perubahan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya faktor-faktor

secara internal maupun eksternal. Disamping itu, terdapat pula faktor-faktor yang

mempengaruhi jalannya proses perubahan sosial, baik yang bersifat mendorong

maupun menghambat perubahan.

Problematika sosial kebudayaan yang tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia

sangat kompleks dan sejatinya perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai

kalangan. Kebudayaan merupakan identitas bangsa, cerminan jati diri kita. Bila

kebudayaan hilang, maka hancur pulalah bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai

bangsa yang baik adalah yang mampu mempertahankan identitas dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

59

Benedict. R, 1934, Pattern of Culture, Boston, MA.

D’Andrade, R, Culture dalam Jessica Kuper, & Adam Kuper, 2000, Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial

D’Andrade, R., 1984, Culture Meaning System, dalam R.A. Shweder dan R.A LeVine (eds) Culture Theory : Essays of Mind, Self, and Emotion, Cambridge, UK

Franz Magnis Suseno, 1992, Filsafat Kebudayaan Politik, butir-butir Pemikiran Kritis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Geertz, C., 1973, The Interpretation of Culture, New York.

Kluckhohn C, dalam Soerjono Soekanto, 1990, Sosiologi suatu pengantar, edisi ke-4, Rajawali Pers, Jakarta.

Kroeber A.L. dan Kluckhon, C, 1963, Culture : A Critical Review of Concepts and Definitions, New York.

Linton, R, 1936, A Study of Man, an Introduction, Appleton Century-Croft. Inc., New York.

Malinowski, B, 1922, Argonouts of The western Pasific, London.

Schneider, D., 1968, American Kinship : A Cultural Account, Englewood Cliffs, NJ.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, 1964, Setangkai Bunga Sosiologi, edisi pertama, yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Spiro, M.E, 1987, Culture and Human Nature, Chicago

Swartz, M., 1991, The Way The World is : Cultural Processes and Social Relations among the Mombassa Swahili, Berkeley, CA.

Taylor, E.B, 1958, Primitive Culture : Researches in the Development of Mythologi, Religion, Art and Custom, Gloucester, MA.

TES FORMATIF 2

Page 31: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

60

Setelah Anda mempelajari Modul 2 tersebut di atas, kerjakan soal-soal berikut ini dengan cara memberi tanda silang pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia yang Anda anggap paling benar.

1. Komponen kebudayaan adalah meliputi….a) Individub) Masyarakatc) Alamd) Individu, masyarakat dan alam

2. Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat, merupakan definisi kebudayaan menurut….a) Ki Hajar Dewantarab) E.B Taylor c) Rafael Raga Manand) Keesing

3. Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai …..a) Hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan

teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniahb) Totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang

ditransmisikan secara socialc) Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan

belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinyad) Segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup

kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal

4. Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut keyakinannya sesuai dengan warisan sosial atau kebudayaannya. Hal ini bukan semata-mata karena adanya sanksi tersebut tetapi juga karena faktor lain, yaitu…..a) Paksaanb) Hinaanc) Emotional dan Motivasionald) Kesombongan

5. Fungsi kebudayaan bagi manusia antara lain adalah …..

Page 32: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

61

a) Untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari segenab perasaan manusia

b) Sebagai wahana untuk menjajah bangsa lain c) Untuk menghasikan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai

kegunaan utama menguasai dan mengeksploitasi manusia lain, alam dan lingkungan

d) Untuk mencari kepuasan dibidang materiil dengan menghalalkan segala cara

6. Berikut ini merupakan Unsur-Unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn dalam bukunya Universal Categories of Culture kecuali….a) Peralatan dan perlengkapan hidupb) bahasac) sistem pengetahuand) Individu, masyarakat dan alam

7. Yang termasuk sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi dalam Unsur-Unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn adalah …….a) pertanian, peternakan, sistem produksi, distribusib) sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, perkawinanc) seni rupa, seni suara, seni gerakd) pakaian, perumahan, alat-alat produksi, transportasi

8. Ciri-ciri kebudayaan adalah ….a) Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentub) Beraneka ragamc) Tidak mempunyai Nilaid) Statis dan Dinamis

9. Sifat Kebudayaan antara lain …..a) Bersifat menyeluruh b) Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentuc) Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentud) Terbagi pada bidang dan aspek

10. Wujud kebudayaan adalah… a) Paksaanb) Hinaanc) Ide : tingkah laku dalam tata hidupd) Kesombongan

11. Berikut ini fungsi manusia sebagai makhluk budaya, kecuali ……a) Pencipta kebudayaanb) Pengembang kebudayaanc) Pengubah kebudayaan

Page 33: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

62

d) Pencampur kebudayaan

12. Beberapa komponen kemampuan daya yang dimiliki manusia sebagai pencipta kebudayaan adalah……a) Akal, emosi dan perilakub) Keadilan, kegelisahan dan penderitaanc) Cinta kasih, tanggungjawab dan keindahand) Pengabdian dan pandangan hidup

13. Menurut Peter L. Berger, dialektika fundamental terdiri dari tiga tahap, kecuali ….a) Eksternalisasib) Obyektifitasc) Internalisasid) Subjektifitas

14. Apa yang dimaksud dengan konsep Keadilan dalam konsep budaya dasar…a) Berat sebelahb) gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram hati maupun

perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah laku, dan merupakan salah satu ekspresi kecemasan.

c) memperhamba diri kepada tugas-tugas yang dianggap muliad) Tindakan yang tidak berat sebelah, sesuai dengan porsinya

15. Apa yang dimaksud dengan konsep tanggung jawab dalam konsep budaya dasar….a) perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas kasihanb) gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatannyac) kewajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya adalah hakikat

keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh kebahagiaan.

d) memperhamba diri kepada tugas-tugas yang dianggap mulia

16. Proses penyerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia, disebut ...a) Sosialisasib) Enkulturasic) Internalisasid) Asimilasi

17. Proses pembudayaan terdiri dari, kecuali ...a) Asimilasib) Doktrinasic) Akulturasid) Difusi

Page 34: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

63

18. Perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat dapat berupa, kecuali ...a) Wewenangb) Nilai-nilai sosialc) Orang tua kandungd) Lembaga sosial

19. Yang merupakan faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan, kecuali ...a) Mortalitas dan Natalitasb) Konflikc) Bencana Alamd) Berita

20. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan sosial adalah, kecuali ...a) Kebiasaanb) Tulisanc) Orientasi ke depand) Kontak dengan kebudayaan lain

21. Manusia unggul adalah, kecuali ...a) Lebih individualisb) Lebih manusiawic) Menuju pada kedirian yang lebihd) Lebih humanis

22. Manusia unggul tidak lahir dari situasi yang ...a) Dinamisb) Berubah-ubahc) Statisd) Penuh dinamika

23. Manusia unggul melahirkan ...a) Koruptorb) Materialisc) Individualisd) Budaya unggul

24. Komodifikasi kebudayaan adalah ...a) Mempertahankan kebudayaan lokalb) Merekayasa kebudayaan lokalc) Melestarikan kebudayaan lokald) Menjunjung tinggi kebudayaan lokal

Page 35: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

64

25. Tantangan Kebudayaan di Indonesia, salah satunya adalah ...a) Manusia unggulb) Budaya unggulc) Budaya tiruand) Manusia bijaksana

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,

gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi

Kegiatan Belajar Modul 1.

Arti tingkat penguasaan:

90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar Modul 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar Modul 2, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Jumlah Jawaban BenarTingkat penguasaan = --------------------------------------- x 100 %

Jumlah Soal

Page 36: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

65

KUNCI JAWABAN

1. D - Individu, Masyarakat Dan Alam

2. B - E.B. Taylor

3. C - Keseluruhan Gagasan Dan Karya Manusia Yang Harus Dibiasakan Dengan Belajar Beserta Keseluruhan Dari Hasil Budi Pekertinya

4. C - Emotional Dan Motivasional

5. A - Untuk Melindungi Diri Terhadap Alam, Mengatur Hubungan Antar Manusia Dan Sebagai Wadah Dari Segenab Perasaan Manusia

6. D - Individu, Masyarakat Dan Alam

7. A - Pertanian, Peternakan, Sistim Produksi, Distribusi

8. A - Berpusat Pada Perwujudan Nilai-Nilai Tertentu

9. D - Terbagi Pada Bidang Dan Aspek

10. C - Ide : Tingkah Laku Dalam Tata Hidup

11. D - Pencampur Kebudayaan

12. A - Akal, Emosi Dan Perilaku

13. D - Subjektifitas

14. D - Tindakan Yang Tidak Berat Sebelah, Sesuai Dengan Porsinya

15. C - Kewajiban Melakukan Tugas Tertentu Yang Dasarnya Adalah Hakikat Keberadaan Manusia Sebagai Makhluk Yang Mau Menjadi Baik Dan Memperoleh Kebahagiaan

16. C - Internalisasi

17. B - Doktrinasi

18. C - Orang Tua Kandung

19. D - Berita

20. B - Tulisan

21. A - Lebih Individualis

22. C - Statis

23. D - Budaya Unggul

24. B - Merekayasa Kebudayaan Lokal

25. C - Budaya Tiruan

Page 37: Modul 2_Manusia Sebagai Mahluk Budaya

i Kroeber A.L. dan Kluckhon, C (1963), Culture : A Critical Review of Concepts and Definitions, New York.ii D’Andrade, R. (1984) ‘Culture Meaning System’, dalam R.A. Shweder dan R.A LeVine (eds) Culture Theory : Essays of Mind, Self, and Emotion, Cambridge, UK iii Taylor, E.B (1958/1871) Primitive Culture : Researches in the Development of Mythologi, Religion, art and Custom, Gloucester, MA.iv Spiro, M.E (1987) Culture and Human Nature, Chocagov Schneider, D. (1968) American Kinship : A Cultural Account, Englewood Cliffs, NJ.vi Geertz, C. (1973) The Interpretation of Culture, New York.vii Malinowski, B (1922) Argonouts of The western Pasific, London.viii Benedict. R (1934) Pattern of Culture, Boston, MA.ix D’Andrade, R, Culture dalam Jessica Kuper, & Adam Kuper,, Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, 2000x Swartz, M. (1991) The Way The World is : Cultural Processes and Social Relations among the Mombassa Swahili, Berkeley, CA.xi D’Andrade, R, Ibidxii Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setagkai Bunga Sosiologi, edisi pertama, yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1964, hal 155xiii Kluckhohn C, dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, edisi ke-4, Rajawali Pers, 1990xiv Linton, R, A Study of Man, an introduction, Appleton Century-Croft. Inc., New York, 1936, hal 397xv Saiful Arif, Kompas, Jum’at 17 Februari 2006, HTMLxvi Franz Magnis Suseno, Filsafat Kebudayaan Politik, butir-butir Pemikiran Kritis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1992, hal 29-30xvii Ibid, Hal 51