Bercerita yuk! Tapi bagaimana ya? Rudi Cahyono @rudicahyo
Nov 10, 2014
Bercerita yuk! Tapi bagaimana ya? Rudi Cahyono
@rudicahyo
GUIDELINE untuk Story
Telling yg Efektif
1. Yakinlah Anda adalah story teller
2. Perhatikan dan gunakan antusiasme Anda daripada menekankan pada teknik
3. Gunakan kecerdasan, integritas dan etika Anda
4. Cerita yang Anda bawakan harus pas
5. Buat cerita yang real
6. Buat outline/garis besar ceritanya
7. Berlatihlah dengan bercerita kepada diri sendiri lebih dahulu
8. Ceritakan kepada orang lain
9. Amati pendengar Anda
10. Fleksibelah
Tanyakan pada diri Anda
Adakah sebuah hari dimana Anda sama sekali tidak bercerita?
Pernahkah terjadi sebuah waktu yang Anda sama sekali tidak mendengarkan cerita?
Bagaimana peran cerita dalam kehidupan Anda?
1. Sesungguhnya Anda adalah seorang Pencerita
Anda adalah penyampai dan pendengar cerita
Bercerita merupakan kegiatan sehari‐hari
Pencerita membuat mosaic bersama dengan pendengar cerita
2. Gunakan antusiasme, realitas dan pengalaman pribadi, jangan terfokus pada teknik dalam bercerita
Teknik hanya alat untuk mendayagunakan kreativitas
Keseimbangan kreativitas dan teknik akan menciptakan gaya bercerita
3. Gunakan kecerdasan, integritas & etika Anda dalam bercerita Sebuah cerita harus mengandung kebenaran tertentu, dan tidak harus mengandung kebenaran sejati. Artinya, Cerita harus jitu memecahkan masalah, melejitkan pengalaman hidup, meningkatkan kualitas hidup. Pengalaman memang sumber yang baik untuk bercerita. Tapi tetap perhatikan kerahasiaan dan efektivitas cerita. Ciptakan versi fiksinya
Cerita harus bersifat menolong, konstruktif dan praktis
4. Cerita yang Anda bawakan harus pas
Cerita yang Anda bawakan harus pas dengan persoalan pendengar
Bawakan cerita yang Anda bisa terlibat di dalamnya. Pengalaman Anda adalah sumber terbaik
5. Buat cerita Anda menjadi nyata Pada tahap awal jangan terlalu memfokuskan pada kata‐kata
Bahasa tidak sepenting nada suara, suasana hati dan perasaan
Gunakan indera Anda untuk membayangkan dan mengomunikasikan kepada pendengar untuk membantu mendefinisikan dan menambah kesadaran Anda
6. Susun kerangka cerita (outline) dalam bercerita Mulailah dari bagian akhir. Gunakan akhir ini sebagai awal kerangka cerita Anda
Kedua adalah tantangan yang dihadapi tokoh utama
Ketiga, tulis langkah atau proses yang harus dijalani tokoh utama agar sampai ke tujuan dan sumber daya serta keterampilan yang harus dimiliki sepanjang perjalanan menuju impian
7. Latih bercerita dalam pikiran Anda Ceritakan pada diri sendiri
Buat cerita Anda bervariasi
Lakukan penyesuaian
Praktek: bercermin, bercerita, rekam (audio dan atau audio‐visual), dengarkan/tonton. Banyak berlatih dalam waktu luang
8. Ceritakan kepada orang lain
Berceritalah kepada orang lain, meski cuma 1 orang
Fungsi pendengar adalah untuk menyadarkan pencerita bahwa ada orang lain yang mendengarkan ceritanya
Umpan balik bukan hal yang terlalu penting. Jika ada memang akan lebih bagus
9. Perhatikan pendengar Anda Perhatikan reaksi verbalnya: “Ya, saya tahu maksud Anda” adalah contoh komentar yang menunjukkan kesesuaian pengalaman pendengar dengan cerita. “Tidak, menurut saya bukan begitu”, adalah contoh komentar bahwa cerita Anda tdk berkaitan dg pendengar
10. Bersikaplah fleksibel
Jika pendengar, waktu, situasi dan kondisi berbeda, ubahlah gaya bercerita Anda
Lakukan banyak eksperimen
GUIDELINE untuk suara dalam bercerita
1. Jadikan gaya bercerita Anda bervariasi
2. Pilih kecepatan Anda dalam mengucapkan kata‐kata
3. Atur intonasi Anda
4. Sesuaikan volume suara Anda
5. Libatkan perasaan atau emosi
6. Sesuaikan emosi Anda dengan emosi cerita
1. Variasikan gaya bercerita
Gaya bicara kita dipengaruhi oleh…
a) Jenis kegiatan dalam cerita atau tema komunikasi kita. Misalnya, jika kita membicarakan sesuatu yang serius dan berat, gaya bicara kita biasanya berlangsung lambat, penuh pertimbangan dan hati‐hati
b) Emosi yang kita rasakan. Gaya bicara kita pasti beda ketika mengungkapkan kasih sayang dengan mengungkapkan rasa marah
c) Pendengar. Profesi, umur, posisi pendengar membutuhkan cara bicara yang berbeda
2. Pilih kecepatan bercerita
Beda tujuan, beda kecepatan pengucapan. Cerita untuk tujuan relaksasi dengan tujuan motivasi pasti berbeda
Setiap situasi atau kondisi punya irama kecepatannya masing‐masing. Beda antara antusiasme, sedih dan gembira
Bayangkan sebuah ilustrasi musik pengiring cerita atau gambar adegan yang cepat pada film, kadang cepat dan kadang lambat, maka seperti itulah Anda bercerita
3. Atur intonasi
Intonasi mengacu kepada nada suara yang digunakan dan penekanan yang ditempatkan pada kata atau huruf
Intonasi membadakan antara sebuah pertanyaan dengan pernyataan
Kita mengatur bahasa dengan mengubah amplitudo cara berbicara, frekuensi, atau nada untuk lebih memberi tekanan atau makna pada ungkapan tertentu
4. Sesuaikan volume suara
Volume suara mengacu pada kekerasan atau kelembutan suara. Misalnya:
Berbisik dianggap menyampaikan sesuatu yang sifatnya pribadi dan rahasia
Berbicara dengan nada lembut pada sang kekasih menunjukkan keintiman
Berbicara dengan perlahan cenderung memicu ketajaman pendengaran
Berbicara dengan keras, seperti ketika menaikkan suara, cenderung menunjukkan kemarahan atau otoritas
5. Libatkan emosi
Memasukkan emosi ke dalam isi cerita itu penting, tapi penting juga memasukka emosi ke dalam tokoh atau penutur cerita
Pendengar akan mendengar dan mengalaminya jika Anda juga merasakan dan mengekspresikan penalaman tersebut
Contoh: Cerita yang terjadi pada musim panas, “Matahari bersinar terang dengan cahayanya yang teramat sangaaaaat puanaaaasss… Menyengat tiap kulit yang tak terlindung”
6. Selaraskan emosi
Menyesuaikan emosi berarti emosi yang diungkapkan adalah emosi yang paling konsisten dengan cerita
Seseorang bisa saja terlibat secara emosional dalam membawakan cerita, tetapi emosinya bisa jadi tidak selaras dg cerita tersebut
Contoh: coba satukan rahan Anda, katupkan gigi Anda rapat‐rapat, tegangkan otot‐otot di sekitar mulut Anda, lalu cobalah mengucapkan, “Aku mencintaimu”. Apa yang Anda rasakan?
SELAMAT BERCERITA