Top Banner
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 SUGIJATI Dwi Estuning Rahayu Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7
86

Modul 1 MTBS

Jan 06, 2017

Download

Health & Medicine

pjj_kemenkes
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

1ManajeMen Terpadu BaliTa SakiT

MOdul

penilaian dan klaSiFikaSi anak SakiT uMur 2 Bulan SaMpai 5 TaHun

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga KesehatanBadan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Jakarta 2015

SUGIJATI Dwi Estuning Rahayu

Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening(AIPHSS)

SeMeSTer 7

Page 2: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

i

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan rahmat dan hidayah Nya sehingga penyusunan Modul MTBSI ini dapat terselesaikan dengan baik. Modul MTBS disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran Program Studi D III Kebidanan khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh dengan latar belakang DI Kebidanan. Bahan belajar berupa modul ini sengaja kami susun agar dapat digunakan sebagai media belajar mandiri, dikatakan mandiri karena sesungguhnya modul ini dapat dipelajari sendiri oleh mahasiswa tanpa bimbingan dosen. Selain digunakan sebagai bahan belajar mandiri, modul ini dapat digunakan sebagai bahan belajar di kelas dengan berbagai macam metode, misalnya diskusi kelompok. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadi media yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Kebidanan.

KataPengantar

Tim Penyusun

Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan

Page 3: Modul 1 MTBS

ii

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

KATA PEnGAnTAR I

Daftar Isi ii

Pendahuluan 1

Kegiatan Belajar 1:

Masalah yang dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun dan

tanda bahaya umum 4

Kegiatan Belajar 2:

Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun 17

Kegiatan Belajar 3

Memeriksa dan Mengklasifikasikan Status Gizi, Anemia dan Imunisasi 57

Tes Akhir 76

Daftar Gambar 82

Page 4: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

1

Pendahuluan

A. RASIonAl DAn DESKRIPSI SInGKAT Tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita merupakan salah satu faktor yang menentukan

indikator Indeks Pembangunan Manusia di suatu wilayah. Penyebab utama tingginya angka

kematian tersebut antara lain pneumonia, malaria, diare, demam berdarah dengue dan gizi

bu ruk. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah modul yang menjelaskan secara rinci

cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke

fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.

Materi MTBS dikemas dalam 4 modul dengan bobot 2 SKS dengan alokasi waktu belajar 16

minggu dalam satu semester , setiap minggu 1 kali pertemuan selama 2 jam. Modul 1 ini berjudul

Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun yang merupakan modul 1 dari

4 modul yang harus Anda pelajari. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar disusun dengan

urutan sebagai berikut:

• Kegiatan belajar 1: Masalah yang dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun dan tanda

bahaya umum

• Kegiatan belajar 2: Penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5

tahun Kegiatan belajar

• 3: Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasi.

Setelah Anda mempelajari modul 1 ini, diharapkan mampu menjelaskan pengertian MTBS,

mampu menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya dan memeriksa

tanda bahaya umum, mampu menilai dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan keluhan,

mampu memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia dan imunisasi pada anak usia 2

bulan sampai 5 tahun.

Page 5: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

2B. RElEvAnSI

MTBS salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dengan peningkatan

kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di sarana

kesehatan.Tujuan MTBS menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan

penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di

unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar. Modul 1 ini memberi penjelasan dan latihan yang

dapat membantu Anda memahami Bagan PENILAIAN & KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN

SAMPAI 5 TAHUN, sehingga tidak ada permasalahan anak yang terlewatkan

Membuat klasifikasi” berarti membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit

atau masalah serta tingkat keparahannya. Anda akan memilih suatu kategori atau klasifikasi untuk

setiap gejala utama yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan

suatu kategori untuk menentukan tindakan, bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit.

Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 1 ini, maka akan

lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1 sampai dengan 3

2. Baca dengan seksama materi yang disampaikan

3. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan

diskusikan dengan fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.

4. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan Anda mengingat.

5. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan

cocokkan jawaban Anda teori yang suda dipelajari

6. Jika Anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman dan konsultasikan

kepada fasilitator

7. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini

tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan

berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda

Petunjuk Belajar

Page 6: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

3

Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini

dengan baik. Selamat belajar semoga sukses memahami pengetahuan ini untuk bekal Anda

ditempat kerja nanti.

PETUnJUK BAGI DoSEn PEnGAJAR / FASIlITAToR

1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 1 ini.

2. Motivasi pembaca untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan

penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit

3. Motivasi pembaca untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi

yang dibahas.

4. Identifikasi kesulitan pembaca dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang

dianggap penting

5. Jika pembaca mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok

atau kelas dan berikan kesimpulan.

6. Motivasi pembaca untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi

yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.

7. Bersama pembaca lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai pembaca

Page 7: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

4KegiatanBelajar 1

Masalah Yang Dihadapi Anak Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun Dan Tanda Bahaya Umum

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 diharapkan Anda dapat memahami masalah yang

dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun dan tanda bahaya umum

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan pengertian MTBS

2. Menjelaskan latar belakang perlunya penerapan MTBS di Indonesia

3. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya

4. Memeriksa tanda bahaya umum dan menanyakan empat keluhan utama

1. Pengertian MTBS

2. Latar belakang perlunya penerapan MTBS di Indonesia

3. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya

4. Memeriksa tanda bahaya umum dan menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan

utama

Tujuan Pembelajaran Khusus

Pokok - Pokok Materi

Page 8: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

5

UraianMateri

Gambar : Memeriksa seorang balita

Pernahkah Anda mendengar MTBS ? untuk

mengetahuinya sebelum Anda mempelajari

uraian berikut, ada baiknya mengetahui terlebih

dahulu bahwa penyebab utama tingginya angka

kematian anak antara lain penyakit pneumonia,

malaria, diare, demam berdarah dengue dan gizi

buruk. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)

adalah modul yang menjelaskan secara rinci cara

menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam

menangani balita sakit yang datang ke

A. PEnGERTIAn MTBS

fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.

1. PEnGERTIAn MTBS

a. MTBS adalah suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana

balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi

penyakit, status gizi, status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan

konseling yang diberikan (Surjono et al, ; Wijaya, 2009; Depkes RI, 2008).

b. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam

tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan

dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,

infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,

pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan

angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut

(Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2008).

Page 9: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

62. lATAR BElAKAnG PERlUnYA PEnERAPAn

MTBS DI InDonESIA

Penyakit-penyakit penyebab kematian

pada anak umumnya dapat ditangani di tingkat

Rumah Sakit, namun masih sulit untuk tingkat

Puskesmas. Hal ini disebabkan antara lain

karena masih minimnya sarana/peralatan

diagnostik dan obat-obatan di tingkat

Puskesmas terutama Puskesmas di daerah

terpencil yang tanpa fasilitas perawatan, selain

itu seringkali Puskesmas tidak memiliki tenaga

dokter yang siap di tempat setiap saat. Padahal,

Puskesmas merupakan ujung tombak fasilitas

kesehatan yang paling diandalkan di tingkat

kecamatan. Kenyataan lain di banyak provinsi,

keberadaan Rumah Sakit pada umumnya

hanya ada sampai tingkat kabupaten/kota

sedangkan masyarakat Indonesia banyak

tinggal di pedesaan.

Berdasarkan kenyataan (permasalahan) di

atas, pendekatan MTBS dapat menjadi solusi

yang jitu apabila diterapkan dengan benar

.Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa

berobat ke Puskesmas, keluhan tunggal jarang

terjadi. Menurut data WHO, tiga dari empat

balita sakit seringkali memiliki beberapa

keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya

menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada

balita yang menjadi fokus MTBS. Hal ini dapat

diakomodir oleh MTBS karena dalam setiap

pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi

yang sering menyebabkan keluhan anak akan

ditanyakan dan diperiksa.

MTBS bukan merupakan suatu program

kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara

menatalaksana balita sakit. Konsep pendekatan

MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh

WHO merupakan suatu bentuk strategi upaya

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk

menurunkan angka kematian, kesakitan dan

kecacatan bayi dan anak balita di negara-

negara berkembang.

Gambar : Buah hatimerupakan harta paling berharga bagi ibu

Page 10: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

7

Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk

Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).Upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-

penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia.Dikatakan lengkap

karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa

konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering

terjadi pada balita.

3. MEnAnYAKAn KEPADA IBU MEnGEnAI MASAlAH YAnG DIHADAPI AnAKnYA

Ketika Anda bertemu dengan ibu yang membawa anaknya sakit :

a. Sambut ibu dengan baik dan persilakan duduk bersama anaknya.

Tanyakan umur anak :

• Jika umur anak 2 bulan - 5 tahun, gunakan bagan PENILAIAN & KLASIFIKASI ANAK SAKIT

UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN.

• Jika umur anak kurang dari 2 bulan, gunakan bagan TATALAKSANA BAYI MUDA UMUR

KURANG DARI 2 BULAN (akan dipelajari kemudian pada modul 4). Periksa apakah BB,

PB/TB dan suhu anak telah diukur dan dicatat.Jika belum, timbang dan ukur PB atauTB

serta suhu badan anak pada saat Anda menilai dan mengklasifikasikan gejala-gejala

utama anak.Catat juga jenis kelaminnya. Jangan membuka pakaian atau melakukan

tindakan apapun pada anak itu sekarang.

b. Tanyakan kepada ibu mengenai masalah anaknya.

Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya. Hal ini penting untuk membina

komunikasi yang baik dengan ibu. Komunikasi yang baik akan meyakinkan ibu bahwa

anaknya akan ditangani dengan baik.

c. Agar terjalin hubungan yang komunikatif:

• Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. Ini akan meyakinkan ibu bahwa

Anda sungguh-sungguh menanggapi permasalahannya. Gunakan kata-kata yang

mudah dimengerti ibu. Jika ibu tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, Anda tidak

akan mendapatkan jawaban yang dibutuhkan untuk menilai dan mengklasifikasikan

Page 11: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

8penyakit anak itu dengan tepat.

• Beri ibu waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan.

• Ajukan pertanyaan tambahan apabila ibu tidak pasti akan jawabannya.

d. Tentukan apakah kunjungan ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan

ulang.

Jika anak datang pertama kali untuk penyakit atau masalah ini, maka disebut kunjungan

pertama. Jika anak sudah diperiksa beberapa hari yang lalu untuk penyakit atau masalah

yang sama, disebut kunjungan ulang. Anda akan mempelajari secara khusus cara menangani

penyakit anak pada saat kunjungan ulang dalam modul tersendiri. Contoh dan latihan

dalam modul yang sedang Anda pelajari ini menggambarkan anak anak yang datang

untuk kunjungan pertama.

4. MEMERIKSA TAnDA BAHAYA UMUM.

Anda telah mempelajari uraian cara bertanya pada ibu tentang masalah yang dihadapi

anaknya , sekarang Anda akan melanjutkan memelajari tentang bagaimana memeriksa

tanda bahaya umum. Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan

akan menanyakan kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa

tanda-tanda bahaya umum seperti:

a. Apakah anak bisa minum/menyusu?

b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

c. Apakah anak menderita kejang?

d. Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak letargis/tidak sadar?

Cara memeriksa tanda-tanda bahaya umum:

a. TAnYA : Apakah anak bisa minum atau menyusu?

• Anak menunjukkan tanda “tidak bisa minum atau menyusu” jika anak terlalu lemah

untuk minum atau tidak bisa mengisap/ menelan apabila diberi minum atau disusui. Jika

Anda bertanya kepada ibu, apakah anaknya bisa minum, pastikan bahwa ibu mengerti

pertanyaan itu.Apakah anak dapat menerima cairan dalam mulutnya dan menelannya.

Jika Anda ragu akan jawaban ibu, mintalah agar ibu memberi anak tersebut minum air

Page 12: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

9

matang atau menyusuinya.

• Perhatikan apakah anak bisa menelan atau menyusu.Ketika menyusu, anak sulit

mengisap jika hidungnya tersumbat. Apabila anak dapat menyusu setelah hidungnya

dibersihkan, berarti anak tidak mempunyai tanda bahaya umum “tidak bisa minum

atau menyusu.”

b. TAnYA : Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

• Anak yang sama sekali tidak dapat menelan apapun, mempunyai tanda “memuntahkan

semuanya.” Apa saja yang masuk (makanan, cairan) akan keluar lagi. Anak yang muntah

beberapa kali namun masih dapat menelan sedikit cairan, tidak menunjukkan tanda

bahaya umum.

• Gunakan kalimat bertanya yang dimengerti ibu.Beri ibu waktu yang cukup untuk

menjawab. Jika ibu tidak yakin, bantu agar ibu dapat menjawab dengan jelas. Misalnya,

tanyakan kepada ibu berapa kali anaknya muntah.

• Tanyakan juga apakah anak muntah setiap kali menelan makanan atau minuman. Jika

masih ragu akan jawaban ibu, mintalah agar ibu memberi minum anak. Perhatikan

apakah anak muntah.

c. TAnYA : Apakah anak kejang?

Pada saat kejang, lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi.

Tanyakan kepada ibu apakah anaknya kejang selama sakit ini.Gunakan kata-kata yang

dimengerti oleh ibu. Mungkin ibu mengungkapkan istilah kejang sebagai “step” atau “kaku”

dan lain sebagainya.

d. lIHAT : Apakah anak letargis atau tidak sadar?.

• Anak yang letargis, sulit dibangunkan.Ia kelihatan mengantuk dan tidak punya perhatian

akan apa yang terjadi di sekelilingnya. Seringkali anak yang letargis tidak melihat

kepada ibu atau memperhatikan wajah Anda pada waktu Anda bicara. Anak mungkin

menatap hampa (pandangan yang kosong) dan terlihat bahwa ia tidak memperhatikan

keadaan di sekitarnya.

• Anak yang tidak sadar tidak dapat dibangunkan.Ia tidak bereaksi ketika disentuh,

digoyang atau diajak bicara.

Page 13: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

10• Tanyakan kepada ibu apakah anaknya mengantuk tidak seperti biasanya atau tidak

dapat dibangunkan.Perhatikan apakah anak itu terbangun jika diajak bicara atau

digoyang atau jika Anda bertepuk tangan.

Catatan: Jika anak sedang tidur dan menderita batuk atau sukar bernapas, hitunglah dulu

frekuensi napasnya sebelum Anda mencoba untuk membangunkannya. Berikut ini adalah

kotak pertama dalam kolom “PENILAIAN” pada bagan yang akan menerangkan kepada Anda

cara memeriksa tanda bahaya umum.

TAnYAKAn KEPADA IBU MEnGEnAI MASAlAH AnAKnYA

1. Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut:

2. Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak lanjut

3. Jika kunjungan pertama, lakukan pemeriksaan pada anak sebagai berikut:

MEMERIKSA TAnDA BAHAYA UMUM

TAnYAKAn : lIHAT

1. Apakah anak bisa minum atau menetek?

2. Apakah anak tampak Letargis atau tidak sadar ?

3. Apakah anak selalu memuntahkan Semuanya?

4. Apakah anak menderita kejang?

Page 14: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

11

Selamat Anda telah menyelesaikan satu kegiatan belajar mengenai latar belakang MTBS

dan masalah yang dihadapi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun. Dengan demikian Anda sebagai

petugas kesehan sudah memahami pentingnya MTBS di tingkat fasilitas kesehatan dasar. Hal-

hal penting yang telah Anda pelajari adalah sebagai berikut:

1. Dari beberapa definisi MTBS di atas, secara umum MTBS dapat didefinisikan sebagai

pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas

rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit

pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan

preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan

yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan

morbiditas karena penyakit tersebut

2. Penyakit-penyakit penyebab kematian pada anak umumnya dapat ditangani di tingkat

Rumah Sakit, namun masih sulit untuk tingkat Puskesmas. Hal ini disebabkan antara lain

karena masih minimnya sarana/peralatan diagnostik dan obat-obatan di tingkat Puskesmas

terutama Puskesmas di daerah terpencil yang tanpa fasilitas perawatan. Pendekatan MTBS

di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes,

Poskesdes, dll). Upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang

sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena

meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa

konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang

sering terjadi pada balita.

3. Ketika Anda bertemu dengan ibu dan anaknya yang datang berobat :Tanyakan kepada ibu

mengenai masalah anaknya. Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya.

Hal ini penting untuk membina komunikasi yang baik dengan ibu. Komunikasi yang baik

Rangkuman

Page 15: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

12akan meyakinkan ibu bahwa anaknya akan ditangani dengan baik.

4. Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan

kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya

umum seperti:

a. Apakah anak bisa minum/menyusu?

b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

c. Apakah anak menderita kejang?

d. Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak letargis/tidak sad

Page 16: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

13

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawabanyang Anda anggap

paling benar.

1. Pengertian MTBS adalah:

a. Manajemen balita sakit dan sehat

b. Manajemen balita sakit yang datag ke rumah sakit

c. Manajemen terpadu dalam tatalaksana balita sakit

d. Manajemen terpadu imunisasi balita

2. Latar belakang diterapkan MTBS di Indonesia:

a. Tenaga dan dana untuk puskesmas kurang

b. Solusi yang tepat untuk menurunkan AKB

c. Pelayanan yang praktis dan cepat

d. Tidak perlu tenaga banyak

3. Cara menanyakan pada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya:

a. Sambut ibu dengan baik dan silahkan duduk

b. Tanyakan pada ibu membawa uang berapa

c. Tanyakan pada ibu hal-hal yang penting saja

d. Kunjungan pertama ataupun ulang sama saja

4. Tanda bahaya umum antara lain:

a. Anak masih bisa menyusu

b. Kadang-kadang muntah

c. Anak pernah kejang

d. Anak letargis

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

EvaluasiFormatif

Page 17: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

145. Cara memeriksa anak apakah sadar atau tidak dengan cara;

a. Melihat anak tidur pulas

b. Anak tampak mengantuk dan pandangan kososng

c. Anak tidak bias memanggil ibunya

d. Bicara anak tidak jelas

Page 18: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

15

Bacalah studi kasus berikut ini dan jawablah tiap-tiap pertanyaan.

Ina, anak perempuan umur 15 bulan. Berat badan 8,5 kg. Panjang badan 67 cm, Suhu

38,5°C. Petugas kesehatan bertanya, “Anak ibu sakit apa?” Ibunya menjawab, “Sudah 4 hari

ini Ina batuk, dan ia tidak suka makan.”Ia bertanya, “Apakah Ina bisa minum atau menyusu?”

Ibunya menjawab, “Tidak.Ina tidak mau menyusu.”Petugas kesehatan memberi air kepada Ina.

Ia terlalu lemah untuk mengangkat kepalanya. Ia tidak bisa minum atau menyusu. Kemudian,

petugas bertanya kepada ibu Ina, “Apakah Ina muntah?”Ibunya berkata, “Tidak.”Lalu ditanyakan

apakah Ina kejang.Ibunya berkata, “Tidak.”

Diperiksa apakah Ina letargis atau tidak sadar.Ketika petugas berbicara dengan ibu, Ina

memperhatikan mereka dan melihat ke sekeliling ruangan.Ia sadar dan tidak letargis.

Sekarang jawab pertanyaan-pertanyaan berikut pada formulir dibawah:

1. Tulis nama Ina, jenis kelamin, umur, berat dan panjang badan serta suhu

badannya pada tempat kosong yang disediakan pada bagian atas formulir.

2. Tulis masalah Ina pada garis setelah pertanyaan “Anak ibu sakit apa?”

3. Tandai dengan (V ) untuk kunjungan pertama atau kunjungan ulang.

4. Apakah Ina menunjukkan tanda bahaya umum? Jika ya, lingkari tanda

bahaya umum yang ditemukan.Beri tanda √_ pada tulisan “ya” pada kolom

klasifikasi dalam kotak dengan pertanyaan, “Ada tanda bahaya umum?”

TugasMandiri

Page 19: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

16TATAlAKSAnA BAlITA SAKIT UMUR 2 BUlAn SAMPAI 5 TAHUn

Tanggal kunjungan : _______________________________________________

Nama anak : ____________________L / P Umur :______ BB :_____ kg PB / TB _____ cm Suhu : ______oC

Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?______________________ Kunjungan pertama?____ Kunjungan

ulang? ____

PEnIlAIAn (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KlASIFIKASI TInDAKAn

MEMERIKSA TAnDA BAHAYA UMUM

• Tidak bisa minum atau menyusu.

• Memuntahkan semuanya.• Kejang.• Letargis atau tidak sadar.

Ada tanda bahaya umum?Ya___Tidak___Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalamMenentukan klasifikasi

Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum

Page 20: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

17

KegiatanBelajar 2

Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda dapat melakukan penilaian dan

klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun berdasarkan gejala yang ditemukan

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :

1. Menanyakan kepada ibu mengenai 4 keluhan utama pada anak

2. Melakukan penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan

3. Melakukan penilaian dan klasifikasi diare

4. Melakukan penilaian dan klasifikasi demam

5. Melakukan penilaian dan klasifikasi masalah telinga

1. Keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

2. Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan

3. Penilaian dan klasifikasi diare

4. Penilaian dan klasifikasi demam

5. Penilaian dan klasifikasi masalah telinga

Tujuan Pembelajaran Khusus

Pokok - Pokok Materi

Page 21: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

18

Setelah Anda memahami tentang cara menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang

dihadapi anaknya dan memeriksa tanda bahaya umum selanjutnya Anda akan mempelajari

tentang cara melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan keluhan utama

dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan.

A. KElUHAn UTAMA PADA AnAK USIA 2 BUlAn SAMPAI 5 TAHUn

Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus.

Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda

mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai

empat keluhan utama yang sering terjadi pada anak :

1. Batuk atau sukar bernapas.

2. Diare.

3. Demam.

4. Masalah telinga.

Apabila ada keluhan utama: lakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan

keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan.

B. PEnIlAIAn DAn KlASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR PERnAFASAn

1. MEnIlAI BATUK ATAU SUKAR BERnAPAS.

Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai tentang:

a. Sudah berapa lama anak batuk atau sukar bernapas.

b. Napas cepat.

c. Tarikan dinding dada ke dalam.

d. Stridor.

UraianMateri

Page 22: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

19

Dibawah ini adalah kotak dalam kolom “Penilaian” yang berisi langkah-langkah untuk menilai

seorang anak dengan batuk atau sukar bernapas.

TAnYAKAn KElUHAn UTAMA :APAKAH AnAK MEnDERITA BATUK ATAU SUKAR BERnAPAS ?BIlA YA..

TANYAKAN:Berapa lama?

LIHAT, DENGAR :• Hitung napas dalam 1 menit• Perhatikan, adakah tarikan dinding dada ke

dalam• Dengar adanya stridor

ANAK HARUSTENANG

2. TAnYAKAn ADAnYA BATUK ATAU SUKAR BERnAPAS PADA SEMUA AnAK SAKIT

a. TAnYA: Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?

• “Sukar bernapas” adalah pola pernapasan yang tidak biasa. Para ibu menggambarkannya

dengan berbagai cara. Mereka mungkin mengatakanbahwa anaknya bernapas “cepat”

atau “berbunyi” atau “terputus-putus.”

• Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat Anda anak itu batuk atau

sukar bernapas.Jika anak tidak batuk atau sukar bernapas, tidak perlu memeriksa anak

lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan batuk atau sukar bernapas.

Selanjutnya tanyakan tentang keluhan utama berikutnya. • Jika jawabnya YA, ajukan

pertanyaan berikut ini :

b. TAnYA: Sudah berapa lama?

• Anak dengan batuk atau sukar bernapas selama lebih dari 3 minggu berarti menderita

batuk kronis.

• Kemungkinan ini adalah tanda TBC, asma, batuk rejan atau penyakit lain.

• HITUNG frekuensi napas dalam satu menit.

• Hitung frekuensi napas anak itu dalam satu menit

• untuk menentukan apakah anak bernapas dengan cepat. Beritahu ibu bahwa Anda

akan menghitung napas anaknya, untuk itu ibu diminta agar menjaga anaknya tetap

tenang. Jika anak sedang tidur, jangan dibangunkan.Jika anak takut, menangis atau

marah, Anda tidak dapat menghitung napas anak dengan tepat.

Page 23: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

203. MEnGHITUnG FREKUEnSI nAPAS

Untuk menghitung napas dalam satu menit:

a. Menghitung napas dalam satu menit

Terdapat tiga cara yang benar dalam menghitung frekuensi napas:

• Gunakan timer yang berbunyi setelah satu menit (60 detik). Hitunglah napas anak

selama satu menit.

• Memakai jam tangan yang mempunyai jarum detik. Bisa meminta bantuan orang lain

untuk memberi aba-aba setelah 60 detik, sehingga Anda bisa sepenuhnya mengamati

pernapasan anak. Kalau tidak ada orang lainyang bisa membantu,buatlah posisi

jam sedemikian sehingga Anda bisa melihat jarumnya dan sekaligus melihat gerak

pernapasan anak.

• Gunakan jam tangan dengan jarum detik atau jam digital. Hitung pernapasan sampai

ke batas napas cepat (sesuai umur), kemudian segera melihat jam. Bila pernapasan

anak normal, maka Anda akan memerlukan waktu menghitung lebih dari satu menit.

b. Amati gerakan napas pada dada atau perut anak itu.

Biasanya Anda dapat melihat gerakan napasnya meskipun pakaiannya tidak dibuka.

Jika Anda tidak dapat melihat gerakan napas dengan jelas, mintalah ibu membuka baju

anak. Jika Anda tidak yakin akan hitungan napas dalam 1 menit (misalnya jika anak terus

bergerak dan sulit untuk memperhatikan dadanya atau jika anak menangis), ulangi

penghitungan.

Batas napas cepat tergantung pada umur anak.

Jika umur anak: Anak itu dikatakan bernapas cepat jika :2 sampai 12 bulan Frekuensi napas : 50 kali per menit atau lebih.

12 bulan sampai 5 tahun Frekuensi napas : 40 kali per menit atau lebih.

c. lIHAT tarikan dinding dada ke dalam.

Jika Anda tidak membuka baju anak pada saat Anda menghitung napas, ibu diminta

membukanya sekarang.Lihat apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu

MENARIK napas.Perhatikan dada bagian bawah (rusuk terbawah).

Page 24: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

21

1). Anak dikatakan mempunyai tarikan dinding dada ke dalam jika dinding dada bagian

bawah MASUK ke dalam ketika anak MENARIK napas. Pada pernapasan normal,

seluruh dinding dada (atas dan bawah) dan perut bergerak KELUAR ketika anak

MENARIK napas. Jika ada tarikan dinding dada ke dalam, berarti dinding dada bagian

bawah akan MASUK ke dalam apabila anak MENARIK napas.

2). Jika Anda tidak yakin ada tarikan dinding dada ke dalam, periksa lagi.Jika tubuh

anak tertekuk di pinggangnya, ibu diminta mengganti posisi anaknya sehingga anak

berbaring lurus di pangkuannya.Jika Anda masih tetap tidak melihat dinding dada

bawah MASUK ke dalam pada saat anak MENARIK napas, maka dikatakan anak itu

tidak terdapat tarikan dinding dada ke dalam.

3). Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar-benar ada jika terlihat dengan jelas

dan berlangsung setiap waktu.Jika Anda melihat dinding dada anak itu tertarik ke

dalam hanya pada saat anak menangis atau diberi makan, berarti tidak terdapat

tarikan dinding dada ke dalam.

4). Jika yang tertarik ke dalam itu hanya jaringan lunak di antara rusuk pada saat anak

menarik napas (yang juga disebut tarikan interkostal atau retraksi interkostal), berarti

anak tidak mengalami tarikan dinding dada ke dalam.Pada pemeriksaan ini, tarikan

dinding dada ke dalam adalah tarikan dinding dada bawah. Disini tidak termasuk

tarikan interkostal.

4. DEnGAR ADAnYA STRIDoR.

Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak MEnARIK napas.

Dekatkan telinga Anda ke mulut anak karena adakalanya stridor sulit didengar. Kadang-

kadang Anda mendengar suara basah jika hidung anak tersumbat.Bersihkan hidung dan

Stridor adalah bunyi yang kasar yang

terdengar pada saat anak MENARIK napas.

Stridor terjadi apabila ada pembengkakan

pada laring, trakhea atau epiglottis, sehingga

menyebabkan sumbatan yang menghalangi

masuknya udara ke dalam paru dan dapat

mengancam jiwa anak.Anak yang menderita

stridor pada saat tenang, menunjukkan suatu

keadaan yang berbahaya.

Page 25: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

22dengarkan lagi. Anda mungkin akan mendengar suara nyaring “wheezing” pada saat anak

MENGELUARKAN napas. Ini bukan stridor.

5. KlASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERnAPAS.

Gejala dan Klasifikasi penyakit tercantum pada bagan dibawah ini Anda juga dapat

memilih dengan cepat pengobatan yang tepat.Tergantung kombinasi keluhan dan gejala,

maka anak diklasifikasikan dalam salah satu lajur. Jadi, seorang anak diklasifikasikan hanya

sekali dalam satu tabel klasifikasi.

Ada tiga kemungkinan klasifikasi bagi anak dengan batuk atau sukar bernapas:

GEJAlA KlASIFIKASI

• Ada tanda bahaya umum atau• Tarikan dinding dada ke dalam atau• Stridor

PNEUMONIA BERAT atauPENYAKIT SANGAT BERAT

Napas cepat PNEUMONIA

Tidak ada tanda-tanda pneumoniaatau penyakit sangat berat.

BATUK :BUKAN PNEUMONIA

6. CARA MEnGGUnAKAn TABEl KlASIFIKASI :

Setelah Anda menilai gejala-gejala utama dan gejala lain yang berkaitan, kemudian klasifi-

kasikan penyakit anak. Dalam tiap tabel klasifikasi, anak hanya termasuk dalam satu klasifikasi.

Jika anak menunjukkan tanda-tanda yang ada pada lebih dari satu lajur, pilih selalu klasifikasi

yang lebih berat .

Berikut ini adalah contoh klasifikasi batuk atau sukar bernapas:

a. Seorang anak dengan batuk, hanya mempunyai gejala napas cepat, maka klasifikasi anak

ini adalah PNEUMONIA.

GEJAlA KlASIFIKASI

• Ada tanda bahaya umum atau• Tarikan dinding dada ke dalam atau• Stridor

PNEUMONIA BERAT atauPENYAKIT SANGAT BERAT

Page 26: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

23

napas cepat PnEUMonIA

Tidak ada tanda-tanda pneumoniaatau penyakit sangat berat.

BATUK :BUKAN PNEUMONIA

b. Seorang anak dengan batuk, menunjukkan tanda bahaya umum dan bernapas cepat.

Klasifikasikan anak ini dalam klasifikasi yang paling berat - PNEUMONIA BERAT ATAU

PENYAKIT SANGAT BERAT

GEJALA KLASIFIKASI

• Ada tanda bahaya umum atau Tarikan dinding dada ke dalam atau Stridor

PNEUMONIA BERAT atauPENYAKIT SANGAT BERAT

Napas cepat PNEUMONIA

Tidak ada tanda-tanda pneumoniaatau penyakit sangat berat.

BATUK : BUKAN PNEUMONIA

Berikut ini adalah gambaran mengenai tiap klasifikasi batuk atau sukar bernapas.

7. PnEUMonIA BERAT ATAU PEnYAKIT SAnGAT BERAT

Anak dengan batuk atau sukar bernapas dan mempunyai salah satu tanda-tanda berikut

ini ” tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam atau stridor” diklasifikasikan

sebagai PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT (bronkhiolitis, batuk rejan

atau asma).

Tarikan dinding dada ke dalam mungkin merupakan satu-satunya tanda pneumonia

berat.Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam mempunyai risiko kematian akibat

pneumonia yang lebih besar daripada anak yang bernapas cepat dan tidak mempunyai

tarikan dinding dada ke dalam.

a. PnEUMonIA

Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang bernapas cepat dan tidak ada tanda-tanda

yang ada pada lajur merah muda, diklasifikasikan sebagai menderita PNEUMONIA.

Page 27: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

24b. BATUK : BUKAn PnEUMonIA

Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang tidak menunjukkan tanda bahaya umum,

tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada stridor dan tidak ada napas cepat,

diklasifikasikan sebagai: BATUK : BUKAn PnEUMonIA

C. PEnIlAIAn DAn KlASIFIKASI DIARE

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya diare, tetapi apakah Anda juga tahu

bagaimana menilai dan mengklasifikannya/ Untuk lebih jelasnya pelajari ulasan berikut.

Biasanya ibu tahu jika anaknya menderita diare.

Mereka dapat mengatakan bahwa berak anaknya encer atau cair.Ibu bisa saja menggunakan

istilah local untuk diare. Bayi yang mendapat ASI eksklusif biasanya beraknya lembek; ini bukan

diare. Ibu yang menyusui bayinya dapat mengenal diare karena konsistensi dan frekuensi berak

anaknya tidak normal.

1. APA SAJA JEnIS DIARE ?

2. MEnIlAI DIARE

Anak yang menderita diare dinilai dalam hal :

a. Berapa lama anak menderita diare.

b. Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disenteri.

c. Adakah tanda-tanda dehidrasi.

Sebagian besar diare yang menyebabkan

dehidrasi berat adalah diare karena kolera.Jika

diare berlangsung selama 14 hari atau lebih,

disebut DIARE PERSISTEN. Sekitar 20% dari

diare akan berlanjut menjadi diare persisten

yang seringkali menyebabkan kurang gizi dan

kematian. Diare dengan darah dalam tinja,

dengan atau tanpa lendir, disebut DISENTERI.

Pada umumnya disenteri disebabkan oleh

Shigela.Disenteri amuba biasanya tidak

terjadi pada anak kecil.Seorang anak bisa saja

sekaligus menderita diare cair dan disenteri.

Page 28: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

25

Apakah anak menderita diare ?

JIKA YA,TAnYAKAn :• Sudah berapa lama ?• Adakah darah dalam tinja ?

lIHAT dan RABA :

Lihat keadaan umum anak , Apakah :• Letargis atau tidak sadar ?• Gelisah dan rewel / mudah marah?

» Lihat apakah matanya cekung ? » Beri anak minum. Apakah anak :

• Tidak bisa minum atau malasminum ?• Haus, minum dengan lahap ?• Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor.

Apakah kembalinya : » Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ? » Lambat ?

3. TAnYAKAn TEnTAnG DIARE PADA SEMUA AnAK:

a. TAnYA : Apakah anak menderita diare?

Gunakan istilah untuk diare yang dimengerti oleh ibu. Jika ibu menjawab TIDAK, Anda

tidak perlu memeriksa anak itu untuk gejala diare.Tanyakan keluhan utama berikutnya,

demam.Jika ibu menjawab YA, catat jawabannya.Kemudian lakukan penilaian untuk

tanda-tanda dehidrasi, diare persisten dan disentri.

b. TAnYA : Sudah berapa lama?

Diare yang berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.Beri waktu yang cukup

kepada ibu untuk menjawab pertanyaan Anda.Ia mungkin perlu waktu untuk mengingat

kembali jumlah hari yang tepat.

c. TAnYA : Adakah darah dalam tinja?

Tanyakan apakah ibu pernah melihat darah dalam tinja anaknya selama episode diare

ini. Selanjutnya, periksa tanda-tanda dehidrasi.

d. lIHAT keadaan umum anak.

Apakah anak letargis atau tidak sadar? Gelisah atau rewel? Pada saat Anda memeriksa

tanda bahaya umum, Anda sudah melihat apakah anak letargis atau tidak sadar.Ingatlah

untuk menggunakan tanda bahaya umum ini apabila Anda mengklasifikasikan diare

anak itu.

Page 29: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

26e. lIHAT apakah matanya cekung.

Jika tubuh anak kehilangan cairan, mata akan kelihatan cekung. Tentukan apakah menurut

Anda mata anak cekung. Kemudian tanyakan kepada ibu apakah menurut ibu, mata anak

kelihatan lain dari biasanya. Pendapat ibu dapat membantu Anda memastikan bahwa mata

anak cekung.

Catatan :

Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus (yaitu, jika ia menderita marasmus), matanya mungkin selalu kelihatan cekung, meskipun anak tidak menderita dehidrasi. Meskipun mata cekung kurang dapat diandalkan pada anak yang sangat kurus, tetaplah gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak.

4. BERI AnAK MInUM.

a. Apakah anak tidak bisa minum atau malas minum?minum dengan lahap, haus? Mintalah

ibu untuk memberi air dari cangkir atau sendok.

b. Perhatikan anak ketika minum.

• Anak tidak bisa minum jika ia tidak dapat memasukkan cairan ke dalam mulutnya

dan menelannya,

• Anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu. Ia mungkin

dapat menelan apabila cairan dimasukkan ke dalam mulutnya.

• Anak minum dengan lahap, haus jika jelas bahwa anak itu berusaha meraih cangkir

atau sendok ketika Anda memberi air kepadanya dan minum dengan rakus. Apabila

air disingkirkan, amati apakah anak akan merajuk karena ingin minum lagi.’

5. CUBIT KUlIT PERUT AnAK.

Apakah kembalinya: sangat lambat

(lebih dari 2 detik)? Atau lambat?Ibu diminta

meletakkan anak di atas meja periksa pada

posisi telentang dengan lengan di samping

(tidak di atas kepalanya) dan kaki lurus.

Anda juga bisa meminta ibu untuk

menelentangkan anak pada pangkuannya. Cari

daerah pada perut anak di tengah antara pusar

dan sisi perutnya. Cubit kulit anak dengan ibu

jari dan jari telunjuk . Jangan menggunakan

ujung jari, karena akan menimbulkan rasa

sakit.

Lipatan kulit yang dicubit harus sejajar

dengan tubuh anak dari atas ke bawah dan

tidak melintang tubuh anak.Angkat semua

lapisan kulit dan jaringan di bawahnya dengan

mantap.

Page 30: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

27

Cubit kulit perut anak, kemudian lepaskan. Ketika Anda melepaskan kulit itu, amati dan lihat

apakah kulit yang dicubit itu kembali lagi dengan :

• Sangat lambat (lebih dari 2 detik).

• Lambat.

• Segera.

Jika kulit tetap terangkat tinggi dalam waktu lebih dari 2 detik setelah dilepaskan, berarti

cubitan kulit kembali sangat lambat. Jika kulit tetap terangkat tinggi, walaupun hanya sebentar

(kurang dari 2 detik) setelah dilepaskan, berarti cubitan kulit kembali dengan lambat.

Catatan:

Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus, cubitan kulit mungkin akan kembali dengan lambat meskipun anak tidak menderita dehidrasi. Sebaliknya, anak yang terlalu gemuk atau anak dengan edema, cubitan kulit mungkin akan kembali dengan segera meskipun anak menderita dehidrasi. Meskipun cubitan kulit perut kurang dapat diandalkan pada anakanak ini, tetap gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak.

6. KlASIFIKASI DIARE

Ada tiga klasifikasi untuk diare.

1). Semua anak dengan diare diklasifikasikan menurut derajat dehidrasinya.

2). Jika anak menderita diare selama 14 hari atau lebih, klasifikasikan juga anak untuk

diare persisten.

3). Jika ada darah dalam tinjanya, klasifikasikan juga untuk disenteri.

Mencubit kulit dapat membantu menunjukan bahwa

anak mengalami indikasi kekurangan gizi/dehidras

“ “

Page 31: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

28a. Klasifikasi Dehidrasi

Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk dehidrasi pada anak dengan diare:

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :• Letargis atau tidak sadar.• Mata cekung.• Tidak bisa minum atau malas minum.• Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.

DIAREDEHIDRASIBERAT

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :• Gelisah, rewel / mudah marah.• Mata cekung.• Haus, minum dengan lahap.• Cubitan kulit perut kembali lambat.

DIAREDEHIDRASIRInGAn/SEDAnG

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang.

DIARETAnPADEHIDRASI

1). Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, klasifikasikan anak sebagai DIARE

DEHIDRASI BERAT.

2). Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, lihat lajur kedua. Jika ada dua atau

lebih tanda pada lajur kedua ini, klasifikasikan anak sebagai DIARE DEHIDRASI RINGAN/

SEDANG.

3). Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kedua, klasifikasikan anak sebagai DIARE

TANPA DEHIDRASI.

4). Jika Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI

RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tidak

menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.

ConToH :

Riani anak perempuan, umur 4 bulan dibawa ke klinik karena diare selama 5 hari.Ia tidak

menunjukkan tanda bahaya umum dan tidak batuk. Petugas menilai diare anak.

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :• Letargis atau tidak sadar.• Mata cekung.• Tidak bisa minum atau malas minum.• Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.

DIAREDEHIDRASIBERAT

Page 32: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

29

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :• Gelisah, rewel / mudah marah.• Mata cekung.• Haus, minum dengan lahap.• Cubitan kulit perut kembali lambat.

DIARE DEHIDRASI RInGAn/SEDAnG

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan /sedang.

DIARETAnPADEHIDRASI

Riani tidak menunjukkan dua tanda dari lajur pertama, berarti ia tidak menderita DIARE

DEHIDRASI BERAT. Riani menunjukkan dua tanda dari lajur kedua, sehingga klasifikasi dehidrasi

anak ini adalah : DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG.

b. Klasifikasi Diare Persisten

Setelah Anda mengklasifikasikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten

jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih.

Ada dua klasifikasi untuk diare persisten

Ada dehidrasi DIARE PERSISTEn BERATTanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

• DIARE PERSISTEn BERAT

Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi

berat atau ringan/sedang, klasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN BERAT.

• DIARE PERSISTEn

Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-

tanda dehidrasi, klasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN.

c. Klasifikasi Disenteri

Darah dalam tinja DISEnTERI

Catatan :

Seorang anak dengan diare mungkin mempunyai satu atau lebih klasifikasi untuk diare..Catat semua klasifikasi diare anak itu pada kolom Klasifikasi dalam Formulir Pencatatan.

Page 33: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

30Misalnya, anak ini diklasifikasikan sebagai menderita DIARE TANPA DEHIDRASI dan DISENTERI. Cara petugas kesehatan mencatat klasifikasinya sebagai berikut :

APAKAH ANAK DIARE ? Ya √ Tidak ____• Sudah berapa lama? 5 hari• Lihat keadaan umum anak.Apakah anak:

Letargis atau tidak sadar Gelisah atau rewel?

DiareTanpa Dehidrasi

* Adakah darah dalam tinja?• Lihat apakah matanya cekung ? • Beri anak minum. Apakah anak:

Disentri

Anak bisa minum atau malas minum? * Haus, minum dengan lahap?* Cubit kulit perut. Apakah kembalinya:

Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ? Lambat?

D. PEnIlAIAn DAn KlASIFIKASI DEMAM

Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit

berat lainnya.Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi

virus lainnya.

1. MAlARIA

Malaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum.Demam

merupakan tanda utama malaria.Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul

dengan jarak waktu yang teratur. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan

tanda-tanda penyakit lainnya.

Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian

utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam

waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria berat adalah malaria dengan

komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Anak dapat meninggal jika tidak

segera diobati.

a. Menentukan daerah risiko malaria:

Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak dengan demam, Anda harus mengetahui

risiko malaria di daerah Anda bekerja.Anda dapat menanyakan kepada penanggung jawab

Page 34: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

31

program pengendalian malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat tentang

tingkat risiko malaria.Pemeriksaan darah malaria secara cepat (RDT- Rapid Diagnostic Test).

Pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnotik cepat, praktis dan tepat.

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan

metode imunokromatografi, dalam bentuk dipstik.Tes ini digunakan sebagai alternatif

pemeriksaan mikroskopik malaria, untuk tersangka penderita malaria di daerah endemis,

kejadian luar biasa dan daerah terpencil.Disamping itu pemeriksaan mikroskopis tetap

harus dilakukan untuk penilaian lebih lanjut pengobatan.RDT yang digunakan saat ini dapat

menentukan apakah penyebabnya Plasmodium falsiparum atau Vivax atau gabungan.

Catatan:Pengertian bebas malaria atau tanpa risiko malaria, bukan berarti bahwa di daerah tersebut tidak ada kasus malaria. Mungkin saja terdapat kasus malaria import (dari daerah lain), akan tetapi bukan merupakan kasus indigenous.

2. CAMPAK

Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak.

Campak sangat menular.Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kira-kira 6

bulan.Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit.Pada umumnya kasus terjadi

pada anak berumur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Kepadatan penduduk dan perumahan

yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini. Campak disebabkan

oleh virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit

campak.Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus, antara lain :

• Diare.

• Pneumonia.

• Luka di mulut.

• Infeksi telinga.

• Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan).

Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus.Seorang anak dengan ensefalitis

mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar.

Campak ikut menyebabkan kurang gizi karena menyebabkan diare, demam tinggi dan luka

Page 35: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

32pada mulut.Masalah-masalah ini mempengaruhi pemberian makan. Anak-anak yang kurang

gizi, khususnya yang kekurangan vitamin A, cenderung menderita komplikasi berat akibat

campak.Oleh karena itu, penting sekali menganjurkan ibu untuk terus memberi makan

kepada anaknya yang sakit campak.

3. DEMAM BERDARAH DEnGUE (DBD) atau DEnGUE HEMoRRHAGIC FEvER (DHF)

DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang

jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.DBD disebabkan

oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang

oleh nyamuk Aedes albopictus.Masa inkubasinya 4-6 hari.Demam tinggi dan perdarahan

merupakan gejala utama DBD. Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 s/d 7 hari, lemah, gelisah,

nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue

Shock Syndrome).

Perdarahan biasanya dapat berupa bintik perdarahan di kulit (petekie) akibat pecahnya

pembuluh darah halus pada kaki dan tangan, aksila, tubuh dan wajah yang timbul pada

permulaan demam.

Uji Torniket yang positif atau kecenderungan untuk memar akibat tekanan bisa ditemukan

pada penderita DBD. Perdarahan dari gusi, hidung dan saluran pencernaan agak jarang

ditemui, akan tetapi merupakan tanda yang serius.

4. MEnIlAI DEMAn

Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika anak tersebut :• Mempunyai riwayat demam, ATAU• Teraba panas, ATAU• Suhu aksilarnya 37.5 0C atau lebih.

Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko). Jika risiko malaria di daerah

itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan :

• Apakah anak berkunjung ke luar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana?

• Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut

Page 36: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

33

merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah.

Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut :

• Sudah berapa lama anak itu demam.

• Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari

• Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir.

• Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir

• Apakah ada kaku kuduk.

• Apakah ada Pilek.

• Lihat adanya tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah

satu dari: batuk, pilek atau mata merah. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau

dalam 3 bulan terakhir, periksa adanya gejala komplikasi campak, yaitu : luka di mulut,

nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari,

periksa adanya gejala kearah DBD yaitu perdarahan dari hidung, gusi, bintik perdarahan

di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu hati atau gelisah dan tanda-tanda

syok.

Kotak berikut ini berisi langkah-langkah untuk menilai anak dengan demam.

Kotak terdiri dari tiga bagian:

1. Bagian atas kotak (di atas garis putus-putus pertama) menjelaskan cara memeriksa anak

untuk tanda- tanda malaria, campak, meningitis dan sebab-sebab lain dari demam.

2. Bagian tengah kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk komplikasi campak jika

anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir.

3. Bagian akhir kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk gejala DBD.Penilaian untuk

DBD, hanya dilakukan jika demam 2 sampai 7 hari.

1. Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi, Rendah atau Tanpa Risiko2. Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan :• Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir?• Jika Ya, tentukan daerah Risiko Malaria tempat yang dikunjungi.

3. Ambil sediaan darah : (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko Malaria)• Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir, ATAU• Periksa mikroskopis darah, jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir.

Page 37: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

34KEMUDIAn TAnYAKAn : • Sudah berapa lama anak demam ?__ hari.

Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari?

• Apakah anak pernah mendapat Anti Malaria dalam 2 minggu terakhir?

• Apakah anak menderita Campak dalam 3 • bulan terakhir?

lIHAT DAn RABA• Lihat dan raba adanya kaku

kuduk • Lihat adanya pilek lihat

adanya tanda-tanda

CAMPAK • Ruam kemerahan

di kulit yang menyeluruh dan

• Terdapat salah satu gejala berikut Batuk, pilek atau mata merah

Jika anak sakit Campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir :

• Lihat adakah luka di mulut• Jika ya, apakah dalam atau

luas? Lihat adakah nanah keluar dari mata?

• Lihat adakah kekeruhan pada kornea.

Klasifikasi Demam untuk Demam Berdarah Dengue jika demam 2 s/d 7 hari

• Apakah demam mendadak tinggi dan Terus menerus ?

• Apakah ada bintik merah di kulit atau• Perdarahan dari hidung atau gusi ?• Apakah anak muntah? Jika Ya:

- Apakah sering?- Apakah muntah dengan darah atau seperti kopi?

• Apakah berak berwarna hitam?• Adakah nyeri ulu hati atau anak gelisah?

• Perhatikan tanda-tanda syok: Ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi sangat lemah / tidak teraba.

• Lihat adanya perdarahan dari hidung atau gusi.

• Lihat adanya bintik perdarahan di kulit (petekie)

• Jika sedikit dan tak ada gejala lain dari DBD, lakukan uji Torniket, jika mungkin.

Page 38: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

35

5. TAnYAKAn ATAU UKUR SUHU BADAn SEMUA AnAK SAKIT.

TAnYA : Apakah anak demam?

Periksa untuk mengetahui apakah anak mempunyai riwayat demam, teraba panas atau

suhu badannya 37.5 0C atau lebih. Anak mempunyai riwayat demam jika ia menderita

demam selama periode sakit ini, walaupun mungkin saat ini sudah tidak lagi demam.

Gunakan istilah untuk “demam” yang dimengerti oleh ibu.Raba perut atau bawah ketiak

anak dan tentukan apakah anak demam.

Jika suhu badan anak belum diukur dan Anda mempunyai termometer, ukur suhu badan

anak.Anak dikatakan demam, bila suhu badan ³ 37.5°C.

Apabila anak tidak demam, beri tanda (√) pada kata TIDAK pada Formulir Pencatatan.

Tidak perlu memeriksa anak untuk tanda yang berhubungan dengan demam. Tanyakan

tentang keluhan utama berikutnya, masalah telinga. Jika ibu mengatakan anak demam,

meskipun saat ini suhu badannya tidak 37.5 °C atau lebih atau tidak teraba panas, lakukan

penilaian selanjutnya yang berhubungan dengan demam.

Riwayat demam sudah cukup untuk menilai anak untuk demam.Tiap anak dengan

demam, perlu dinilai untuk malaria dan campak.Anak-anak dengan demam 2 hari sampai

dengan 7 hari, juga harus dinilai untuk Demam Berdarah Dengue (DBD).

6. TEnTUKAn Risiko Malaria : tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria

Tentukan apakah risiko malarianya tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria.

Jika Anda bekerja di daerah risiko rendah malaria atau tanpa risiko malaria, tanyakan :

Apakah anak itu pergi keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, kemana?

Tentukan kembali daerah risiko malaria sebagai rendah atau tinggi.

Lingkari risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria) pada Formulir Pencatatan.

Anda akan menggunakan informasi ini untuk mengklasifikasikan demam anak.

a. TAnYA : Sudah berapa lama? Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap

hari?

Tanyakan kepada ibu berapa lama anaknya demam.Jika demam sudah lebih dari

7 hari, tanyakan apakah demam terus menerus setiap hari. Sebagian besar demam

yang disebabkan oleh virus, akan menghilang dalam beberapa hari. Demam tiap

Page 39: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

36hari selama lebih dari 7 hari dapat berarti bahwa anak menderita penyakit yang

lebih berat, seperti demam tifoid.Rujuk anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

b. TAnYA : Apakah anak pernah mendapat obat anti-malaria dalam 2 minggu terakhir?

Perlu ditanyakan riwayat pemberian obat anti-malaria selama 2 minggu terakhir.Jika

sudah pernah, maka penanganan anak dengan demam untuk malaria, dilakukan seperti

kunjungan ulang.

c. TAnYA : Apakah anak sakit campak dalam 3 bulan terakhir?

Campak merusak sistim kekebalan anak sehingga anak mempunyai risiko terhadap

infeksi lain selama beberapa minggu. Anak dengan demam dan riwayat campak dalam 3

bulan terakhir mungkin menderita infeksi karena komplikasi campak seperti infeksi mata.

d. AMATI dan / atau RABA adanya kaku kuduk.

Anak dengan demam dan kaku kuduk mungkin menderita meningitis.Seorang anak

dengan meningitis membutuhkan pengobatan segera dengan suntikan antibiotik dan

rujukan ke Rumah Sakit. Ketika Anda sedang berbicara dengan ibu selama pemeriksaan,

amati apakah anak menggerakkan dan menundukkan lehernya dengan mudah pada saat

ia melihat sekelilingnya. Jika anak bisa menggerakkan dan menundukkan lehernya, berarti

tidak ada kaku kuduk.

e. AMATI apakah anak pilek

Pilek pada seorang anak dengan demam dapat berarti bahwa anak itu selesma.Jika anak

pilek, tanyakan kepada ibu apakah anak pilek karena penyakitnya sekarang ini.Bila ibu tidak

yakin, tanyakan untuk mengetahui apakah ini pilek yang akut atau kronis.Apabila risiko

malaria rendah, anak demam dan pilek tidak membutuhkan obat antimalaria.Demam anak

ini mungkin karena selesma biasa.

f. AMATI gejala yang mengarah ke CAMPAK.

Periksa anak dengan demam untuk melihat apakah ada gejala yang mengarah ke campak.

Cari apakah ada ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari gejala berikut ini:

batuk, pilek atau mata merah.

Page 40: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

37

7. RUAM KEMERAHAn YAnG MEnYElURUH (RASH).

Pada campak, ruam kemerahan mulai di belakang telinga dan di leher dan menyebar

ke wajah.Hari berikutnya, menyebar ke bagian lain dari tubuh, lengan dan kaki.Setelah 4

sampai 5 hari, ruam mulai menghilang dan kulit mungkin terkelupas.Pada anak dengan

infeksi berat mungkin lebih banyak ruam yang tersebar di seluruh tubuhnya.Ruam ini makin

gelap warnanya (coklat tua atau kehitam-hitaman) dan makin banyak kulit terkelupas.

Ruam campak tidak mempunyai vesikel atau pustul dan tidak gatal.Jangan kacaukan ruam

campak dengan ruam lainnya yang biasa terjadi pada anak-anak seperti cacar air, kudis atau

biang keringat.Ruam cacar air adalah ruam yang menyeluruh dengan vesikel.

Kudis terjadi pada tangan, kaki, pergelangan, siku, pantat dan ketiak dan terasa gatal.Biang

keringat bisa menyeluruh dengan bisul atau vesikel kecil yang gatal.Anak dengan ruam biang

keringat tidak tampak sakit.Anda dapat mengenali campak dengan mudah jika banyak kasus

campak sedang terjadi di masyarakat.

8. BATUK, PIlEK ATAU MATA MERAH.

Untuk mengklasifikasikan seorang anak menderita campak, anak yang demam harus

mempunyai ruam yang menyeluruh DAN salah satu dari tanda-tanda berikut ini: batuk,

pilek atau mata merah. Anak “merah matanya” jika ada warna merah pada bagian putih

matanya.

Pada mata yang sehat, bagian putih matanya putih bening dan tidak berwarna. Jika seorang

anak menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir.

Amati apakah anak mempunyai komplikasi pada mulut atau mata. Komplikasi lain dari

campak seperti pneumonia dan diare telah diperiksa lebih dulu, sedangkan komplikasi

untuk status gizi anak dan sakit telinga akan diperiksa kemudian.

Selanjutnya lakukan penilaian terhadap gejala-gejala DEMAM BERDARAH DEnGUE (DBD).

Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.

a. TAnYA : Apakah anak mengalami bintik merah di kulit atau perdarahan?

DBD sering menyebabkan perdarahan pada berbagai sistim tubuh akibat trombositopeni.

Perdarahan dapat berasal dari hidung, gusi, saluran pencernaan dan lain-lain.

Page 41: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

38Tanyakan apakah anak pernah mengeluarkan darah dari hidung atau gusinya selama sakit

ini.Perdarahan dari hidung atau gusi yang cukup berat, sangat mungkin disebabkan oleh

Demam Berdarah Dengue (DBD).

b. TAnYA : Apakah anak sering muntah, muntah bercampur darah atau berwarna

hitam seperti kopi.

Tanyakan apakah anak muntah. Jika Ya, apakah sering (muntah terus menerus). Apakah

muntah bercampur darah atau berwarna hitam seperti kopi.

c. TAnYA : Apakah berak berwarna hitam.

Tanyakan apakah berak anak berwarna hitam seperti ter.

d. TAnYA : Apakah ada nyeri ulu hati atau gelisah.

Nyeri pada ulu hati merupakan keluhan yang sering dijumpai pada penderita DBD yang

lebih besar, sedangkan anak yang lebih kecil biasanya terlihat gelisah.

9. PERIKSA : TAnDA-TAnDA SYoK.

Syok merupakan salah satu gejala yang sangat berbahaya pada DBD dan jika tidak segera

ditangani, sering menimbulkan kematian.

Tanda-tanda syok adalah:

• Ujung ekstremitas teraba dingin dan

• Nadi teraba lemah atau tidak teraba.

10. CARI: Bintik perdarahan di kulit (petekie)

Bintik ini biasanya kecil dan dapat dijumpai pada hampir seluruh tubuh.Carilah di wajah,

lengan dan buka bajunya untuk dapat melihat di daerah dada, perut dan sebagainya.

Jika ditemukan petekie, tetapi tidak banyak dan tidak ada tanda-tanda DBD yang lain, lakukan

uji Torniket, jika mungkin. Jika jumlah petekie cukup banyak, apalagi disertai gejala DBD

yang lain, tidak perlu melakukan uji Torniket.

Cara melakukan uji Torniket (Rumple leede)

1. Aliran darah pada lengan atas dibendung dengan manset anak, selama 5 menit pada

tekanan antara sistolik dan diastolik.

2. Lihat pada bagian depan lengan bawah, apakah timbul bintik-bintik merah tanda

perdarahan.

Page 42: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

39

3. Hasil uji Torniket dianggap positif (+) apabila ditemukan sebanyak 10 atau lebih petekie

pada daerah seluas diameter 2,8 cm (1 inchi). (Jika sebelum 5 menit sudah didapat

10 petekie, uji torniket dihentikan). Yang perlu diketahui adalah membedakan antara

petekie dan gigitan nyamuk. Caranya: renggangkan kulit yang ada bintik perdarahan

tersebut. Jika tanda kemerahan menghilang, berarti bukan petekie

E. KlASIFIKASI DEMAM

Semua anak dengan demam harus diklasifikasikan untuk malaria.

1. Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak.

2. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam

Berdarah Dengue (DBD).

1. KlASIFIKASI DEMAM UnTUK MAlARIA

Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI:

a. Bagian PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria.

b. Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria.

c. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke

daerah dengan risiko malaria.

Untuk mengklasifikasikan malaria, Anda harus tahu apakah daerah tersebut termasuk

risiko yang tinggi, rendah atau tanpa risiko.Dinas Kesehatan setempat biasanya mengetahui

nama-nama daerah yang merupakan daerah risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria.

Kemudian Anda memilih tabel klasifikasi yang sesuai.Semua anak yang dinyatakan tinggal di

daerah risiko tinggi dan rendah malaria yang demam pada kunjungan pertama, dilakukan

pemeriksaan darah secara cepat (RDT).

Page 43: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

40a. DAERAH RISIKo TInGGI MAlARIA :

Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi.

• Ada tanda bahaya umum ATAU• Kaku kuduk

PEnYAKIT BERATDEnGAn DEMAM

• Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C) DAN

• RDT positifMAlARIA

• Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C) DAN

• RDT negatif

DEMAM :MUnGKIn BUKAn

MAlARIA

b. PEnYAKIT BERAT DEnGAn DEMAM

Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku

kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.Anak ini mungkin

menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang

membutuhkan pengobatan segera dan rujukan.

1). MAlARIA

Jika tidak ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, lihat ke lajur kuning.Anak yang

demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena

besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria.

2). DEMAM : MUnGKIn BUKAn MAlARIA

Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN

DEMAM atau MALARIA, lihat lajur hijau. Jika risiko malarianya tinggi, anak demam pada

anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C dan RDT negatif, klasifikasikan anak

DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA.

C. DAERAH RISIKo REnDAH MAlARIA :

Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan

ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria.

Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk demam pada anak di daerah risiko rendah malaria.

Page 44: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

41

• Ada tanda bahaya umum ATAU• Kaku kuduk

PEnYAKIT BERATDEnGAn DEMAM

• TIDAK ada pilek DAN• TIDAK ada Campak DAN• TIDAK ada penyebab lain dari demam DAN• RDT Positif

MAlARIA

• ADA pilek ATAU• ADA campak ATAU• ADA penyebab lain dari demam ATAU• RDT Negatif

DEMAM :MUnGKIn BUKAn

MAlARIA

F. PEnYAKIT BERAT DEnGAn DEMAM

Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya

rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.

1. MAlARIA

Jika anak tidak menunjukkan gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat ke lajur

berikutnya. Apabila risiko malarianya rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA

campak dan tidak ada penyebab lain dari demam dan RDT positif, diklasifikasikan

sebagai MALARIA.

PEnTInG!

Jika risiko malaria rendah, kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan oleh malaria, apalagi jika anak menunjukkan gejala infeksi lain yang dapat menyebabkan demam, misalnya akibat selesma (ada pilek), campak atau penyebab lain seperti selulitis, tonsilitis, infeksi saluran kencing, demam tifoid, abses, pneumonia, disenteri, DBD atau infeksi telinga. Jika tidak ada tanda-tanda infeksi lain, klasifikasikan dan obati penyakitnya sebagai MALARIA meskipun risiko malarianya rendah. Jika Anda belum menemukan penyebab lain dari demam, tuliskan tanda (?) pada kolom klasifikasi untuk malaria. Setelah Anda menyelesaikan seluruh penilaian penyakit, tentukan apakah ada penyebab lain dari demam. Selanjutnya tuliskan klasifikasinya berdasarkan hasil penilaian Anda.

2. DEMAM : MUnGKIn BUKAn MAlARIA

Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM

atau MALARIA, lihat ketiga. Jika risiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada

campak atau ada penyebab demam lainnya atau RDT negatif, klasifikasikan DEMAM :

MUnGKIn BUKAn MAlARIA. Sangat kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan

oleh malaria.

Page 45: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

42Contoh:

• Ada tanda bahaya umum ATAU• Kaku kuduk

PEnYAKIT BERATDEnGAn DEMAM

• TIDAK ada pilek DAN• TIDAK ada Campak DAN• TIDAK ada penyebab lain dari demam DAN• RDT Positif

MAlARIA

• ADA pilek ATAU• ADA campak ATAU• ADA penyebab lain dari demam ATAU• RDT Negatif

D E M A M : MUnGKIn BUKAnMAlARIA

G. DAERAH TAnPA RISIKo MAlARIA DAn TIDAK ADA KUnJUnGAn KE DAERAH DEnGAn

RISIKo MAlARIA.

Ada 2 kemungkinan klasifikasi anak demam di daerah tanpa risiko malaria :

Ada tanda bahaya umum ATAUKaku kuduk

PENYAKIT BERATDENGAN DEMAM

Tidak ada tanda bahaya umum DANTidak ada kaku kuduk

DEMAM :BUKAN MALARIA

1. PEnYAKIT BERAT DEnGAn DEMAM

Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko

malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.

2. DEMAM : BUKAn MAlARIA

Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM,

lihat pada lajur hijau. Jadi untuk anak yang tinggal di daerah tanpa risiko malaria, seorang

anak dengan demam diklasifikasikan DEMAM : BUKAN MALARIA. Demamnya disebabkan

oleh penyakit lain

Page 46: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

43

H. KlASIFIKASI DEMAM UnTUK CAMPAK.

Anak yang menunjukkan gejala utama “demam” dan campak saat ini ( atau dalam 3 bulan

terakhir ) harus diklasifikasikan untuk malaria dan campak. Jika anak tidak mempunyai gejala

yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, tidak perlu

diklasifikasikan campak.

Lanjutkan dengan penilaian DBD jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.

Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk campak :

• Ada tanda bahaya umum ATAU• Kekeruhan pada kornea mata ATAU• Luka dimulut yang dalam atau luas

CAMPAK DEnGAnKoMPlIKASI BERAT

• Mata bernanah ATAU• Luka di mulut

CAMPAK DEnGAn KoMPlIKASIPADA MATA DAn/ ATAU MUlUT

• Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK

1. CAMPAK DEnGAn KoMPlIKASI BERAT

Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kekeruhan pada kornea atau luka di

mulut yang dalam atau luas, klasifikasikan anak sebagai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI

BERAT. Anak ini perlu di rujuk. Komplikasi Campak lain yang serius, misalnya pneumonia

berat, dehidrasi berat atau sangat kurus. Kekurangan vitamin A berpengaruh pada

beberapa komplikasi seperti ulkus kornea.Komplikasi campak dapat menyebabkan

penyakit yang berat dan kematian.

2. CAMPAK DEnGAn KoMPlIKASI PADA MATA DAn / ATAU MUlUT

Jika ada nanah pada mata atau luka di mulut yang tidak dalam atau tidak luas, diklasifikasikan

sebagai CAMPAK DEnGAn KoMPlIKASI PADA MATA ATAU MUlUT.

Anak dengan klasifikasi ini tidak memerlukan rujukan. Cara penulisan klasifikasi tergantung

pada komplikasi yang ada misalnya ”Campak dengan komplikasi pada mata”, apabila

hanya ada komplikasi pada mata saja. Demikian pula bila hanya ada komplikasi pada

mulut saja, cukup di tulis “Campak dengan komplikasi pada mulut“.

Page 47: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

44

CAMPAK

Anak yang menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir tanpa komplikasi seperti

yang tertulis pada lajur merah muda atau kuning,diklasifikasikan sebagai CAMPAK.

CONTOH :

Antono, anak laki-laki umur 10 bulan, berat badan 8,2 kg. Panjang badan 78 cm. Suhu

37.5°C.Ibu berkata bahwa Antono menderita ruam kemerahan (rash) dan batuk selama 5 hari.

Ini adalah kunjungan pertama ke Puskesmas.Petugas kesehatan memeriksa Antono untuk

tanda bahaya umum.Ia bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak

letargis.

Petugas menghitung napas : 43 kali per menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke

dalam, dan tidak mendengar stridor ketika Antono sedang tenang. Antono tidak menderita

diare.Risiko malaria di daerah itu tinggi.Ibu berkata bahwa Antono demam selama 2 hari.

Lehernya tidak kaku.Menurut ibu, saat ini Antono pilek.Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif.

Seluruh tubuh Antono tertutup ruam kemerahan, matanya merah.Petugas kesehatan tidak

menemukan luka di mulut, tidak ada nanah pada mata dan tak ada kekeruhan pada kornea.

Berikut ini catatan petugas kesehatan untuk informasi kasus Antono dan gejala-gejala

penyakitnya.

TATAlAKSAnA BAlITA SAKIT UMUR 2 BUlAn SAMPAI 5 TAHUn

Tanggal kunjungan : _______________

Nama anak : Antono L / P Umur : 10 bl BB 8,2 kg PB/TB : 78 cm Suhu 37,5 oC

Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?ruam merah dan batuk Kunjungan pertama? √ Kunjungan

ulang? ____

Page 48: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

45

PEnIlAIAn (lingkari semua gejala yang ditemukan) KlASIFIKASI TInDAKAn

MEMERIKSA TAnDA BAHAYA UMUM• Tidak bisa minum atau menyusu.

*letargis atau tidak sadar.• Memuntahkan semuanya.• Kejang.

Ada tandabahaya umum?Ya___Tidak_√_

Ingatlah adanyatanda bahayaumum dalammenentukanklasifikasi

Ingatlahuntuk merujuksetiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum

APAKAH AnAK BATUK ATAU SUKARBERNAPAS? Ya √ Tidak --

Batuk :bukanpneumonia

• Sudah berapa lama? 5 hari

*Hitung nafas dalam 1 menit43 kali/menit• Napas cepat ? Lihat tarikan dinding dada•Dengar adanya stridor

APAKAH ANAK DIARE ? Ya Tidak √

• Sudah berapa lama? hari •Adakah darah dalam tinja?

*Lihat keadaan umum anakApakah anak: Letargis atau tidak sadar Gelisah atau rewel?*lihat apakah matanya cekung ? Beri anak minum. Apakah anak: Tidak bisa minum atau malas minum ? * Haus, minum dengan lahap? Cubit kulit perut Apakah kembalinya: * Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ? * Lambat?

Page 49: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

46

APAKAH ANAK DEMAM? Ya √ Tidak ___

Malaria

Lakukanpemeriksaan RDTHasil: RDT (+) / (- )FalsiparumLakukanpemeriksaan SDM(mikroskopis)

(menurut anamnesis atau teraba panas

atau suhu 37,5oC atau lebih)

Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi, Rendah atau Tanpa RisikoJika daerah Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan :Apakah anak dibawa berkunjung keluar dari daerah ini dalam 2 minggu terakhir?

Jika Ya, tentukan daerah Risiko tempat yang dikunjungi.

Ambil sediaan darah (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko) Periksa RDT, jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir ATAU Periksa mikroskopis darah jika sudah pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir

• Sudah berapa lama anak demam? 2 hari Jika lebih dari 7 hari * apakah demam terjadi setiap hari? • Apakah anak pernah mendapat anti Malaria dalam 2 minggu terakhir? • Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir?

• Lihat dan raba adanya kaku kuduk•Lihat adakah pilek• Lihat tanda-tanda CAMPAK: -Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh dan

- Salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah

Page 50: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

47

Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir :

• Lihat adanya luka di mulut.Jika ya, apakah dalam atau luas?• Lihat adakah nanah keluar dari mata- Lihat adakah kekeruhan pada kornea

Campak

Untuk mengklasifikasikan demam Antono, petugas melihat pada tabel klasifikasi demam

untuk daerah risiko tinggi malaria.

1. Petugas kesehatan melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya

umum dan tidak ada kaku kuduk. Antono tidak menunjukkan gejala-gejala untuk PENYAKIT

BERAT DENGAN DEMAM.

2. Selanjutnya, petugas melihat pada lajur kedua. Antono demam. Suhu badan 37.5oC. Ia

juga mempunyai riwayat demam karena ibu berkata bahwa Antono demam selama 2

hari. Ia mengklasifikasikan Antono sebagai “MALARIA”. Karena hasil pemeriksaan RDT

positif maka jenis malarianya adalah falsiparum

DAERAH RISIKo TInGGI MAlARIA

Ada tanda bahaya umum ATAUKaku kuduk

PEnYAKIT BERATDEnGAn DEMAM

Demam (pada anamnesis atau pada perabaan, atau suhu 37,5 °C atau lebih) MALARIA

3. Karena Antono mempunyai ruam yang menyeluruh dan mata merah, ia menunjukkan

gejala yang mengarah pada campak. Untuk mengklasifikasikan campak Antono, petugas

melihat tabel klasifikasi untuk campak.

4. Petugas melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya umum, kornea

tidak keruh dan tidak ada luka yang dalam atau luas pada mulutnya.Antono tidak

menderita CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT.

Page 51: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

485. Selanjutnya petugas melihat lajur kedua. Matanya tidak bernanah.Tidak ada luka pada

mulut.Antono tidak diklasifikasikan CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI MATA ATAU MULUT

6. Akhirnya petugas melihat lajur ketiga. Antono menderita campak tetapi ia tidak menunjukkan

gejala-gejala dari lajur pertama dan kedua. Petugas mengklasifikasikan Antono sebagai

CAMPAK.

• Ada tanda bahaya umum ATAU• Kekeruhan pada kornea mata ATAU• Luka dimulut yang dalam atau luas

CAMPAK DEnGAnKoMPlIKASI BERAT

• Mata bernanah ATAU• Luka di mulut

CAMPAK DEnGAn KoMPlIKASIPADA MATA DAn/ ATAU MUlUT

Terdapat campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir

CAMPAK

I. KlASIFIKASI DEMAM UnTUK DEMAM BERDARAH DEnGUE (DBD)

Semua anak dengan demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan untuk

Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak).

Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD:

• Ada tanda-tanda syok atau gelisah ATAU

• Muntah bercampur darah/seperti kopi ATAU

• Berak berwarna hitam ATAU

• Perdarahan dari hidung atau gusi ATAU• Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji Torniket positif (*) ATAU• Sering muntah.

DEMAM BERDARAHDEnGUE (DBD)

• Demam mendadak tinggi dan terus menerus ATAU• Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU• Bintik perdarahan di kulit dan uji Torniket negatif

MUnGKIn DEMAMBERDARAH DEnGUE

• Tidak ada satupun gejala di atas DEMAM: MUnGKInBUKAn DEMAM BERDARAH

(*) Jika ada sedikit petekie, tanpa tanda lain dari DBD dan uji Torniket tidak dapat

dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD

Page 52: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

49

1. DEMAM BERDARAH DEnGUE

Bahaya utama dari DBD adalah perdarahan yang dapat mengakibatkan syok dan

selanjutnya dapat menyebabkan kematian.Oleh karena itu pada DBD, yang terpenting

adalah mencegah atau menangani syok. Jika seorang anak menunjukkan gejala syok seperti:

ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah atau tak teraba atau ada tanda lain seperti

muntah bercampur darah atau berwarna seperti kopi atau beraknya kehitaman, perdarahan

yang berat dari hidung atau gusi, bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji Torniket positif

atau sering muntah tanpa diare, klasifikasikan anak tersebut sebagai DEMAM BERDARAH

DENGUE atau pada lajur pertama

2. MUnGKIn DEMAM BERDARAH DEnGUE (DBD)

Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini : nyeri ulu hati

atau bintik perdarahan di kulit tapi uji Torniketnya negatif, Klasifikasikan anak itu sebagai

MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD).

Kadang-kadang gejala tersebut diatas juga dapat dijumpai pada penyakit lain seperti

campak, infeksi virus lainnya, sepsis, dll. Meskipun demikian, hingga suatu diagnosis yang

pasti dapat dibuat, anak yang menunjukkan salah satu dari gejala-gejala tersebut harus

diklasifikasikan sebagai : Mungkin DBD atau pada lajur kedua.

3. DEMAM : MUnGKIn BUKAn DBD

Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala DBD atau Mungkin DBD, maka kecil kemungkinan

bahwa demam anak itu disebabkan oleh DBD. Anak ini diklasifikasikan sebagai menderita

DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD atau pada lajur ketiga. Cari penyebab lain demam, misalnya:

faringitis, tonsilitis, abses, dll.

J. PEnIlAIAn DAn KlASIFIKASI MASAlAH TElInGA

Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telinga.Jika seorang anak menderita

infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan

seringkali demam.

Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan

Page 53: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

50berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya

berlubang.

Kadang-kadang infeksi menyebar dari telinga ke tulang di belakang telinga (mastoid)

menyebabkan mastoiditis.Infeksi dapat juga menyebar dari telinga ke otak dan menyebabkan

meningitis (radang selaput otak).Kedua penyakit berat ini memerlukan perhatian mendesak

dan rujukan.

1. MEnIlAI MASAlAH TElInGA

Seorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk:

• Nyeri telinga.

• Adanya nanah/cairan dari telinga.

• Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah.

• Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis.

Di bawah ini adalah kotak dari kolom “Penilaian” yang menunjukkan cara menilai anak untuk

masalah telinga

APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA?

JIKA YA, TAnYAKAn : • Apakah telinganya sakit?• Adakah nanah/cairan keluar dari telinga? Jika Ya, berapa lama?

lIHAT DAn RABA :• Lihat, adakah cairan/nanah keluar dari telinga?• Raba, adakah pembengkakan yang nyeri di belakang telinga?

Tanyakan tentang masalah telinga kepada SEMUA anak sakit.

TAnYA : Apakah anak mempunyai masalah telinga?

Jika ibu menjawab TIDAK, jangan menilai anak itu untuk masalah telinga.

Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya yaitu memeriksa status gizi dan anemia.

Jika ibu menjawab YA, ajukan pertanyaan berikut:

TAnYA: Apakah telinganya sakit?

Telinga sakit dapat berarti bahwa anak mempunyai infeksi telinga. Jika ibu

tidak pasti apakah ada sakit telinga, tanyakan apakah anak rewel dan sering

menggosok telinganya.

Page 54: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

51

TAnYA: Adakah nanah/cairan keluar dari telinga? Jika ya, sudah berapa lama?

Cairan/nanah juga merupakan tanda infeksi. Ketika bertanya tentang cairan/nanah dari

telinga, gunakan kata-kata yang dimengerti ibu. Jika anak mengeluarkan cairan/nanah dari

telinganya, tanyakan sudah berapa lama. Ibu mungkin perlu

lIHAT: Adanya cairan/nanah keluar dari telinga

Cairan/nanah yang keluar dari telinga merupakan suatu tanda infeksi,

meskipun anak sudah tidak merasa sakit lagi. Lihat ke dalam telinga anak

untuk memeriksa apakah ada cairan/nanah yang keluar dari telinga.mengingat kapan cairan/

nanah mulai keluar.

RABA: Adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga

Raba bagian belakang kedua telinga.Bandingkan keduanya dan tentukan apakah ada

pembengkakan yang nyeri pada tulang mastoid.Pada bayi, pembengkakan mungkin ada di

atas telinga.

Untuk mengklasifikasikan mastoiditis, rasa nyeri dan pembengkakan harus ada kedua-duanya.

Mastoiditis adalah suatu infeksi di dalam tulang mastoid. Jangan kacaukan pembengkakan

tulang ini dengan pembesaran kelenjar getah bening.

2. KlASIFIKASI MASAlAH TElInGA

Ada empat klasifikasi untuk masalah telinga:

a. MASToIDITIS

Jika anak mempunyai pembengkakan yang nyeri di belakang telinga, klasifikasikan sebagai

MASTOIDITIS.

b. InFEKSI TElInGA AKUT

Jika ada nyeri telinga atau,Anda melihat cairan/nanah keluar dari telinga dan dilaporkan

sudah berlangsung selama kurang dari 14 hari klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA AKUT.

c. InFEKSI TElInGA KRonIS

Jika Anda melihat cairan/nanah keIuar dari telinga dan sudah berlangsung selama 14

hari atau lebih, klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA KRONIS.

Page 55: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

52d. TIDAK ADA InFEKSI TElInGA

Jika tak ada nyeri telinga dan tidak ada cairan/nanah yang keluar dari telinga diklasifikasikan

sebagai TAK ADA INFEKSI TELINGA.

Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga MASToIDITIS

Tampak cairan / nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari ATAU Nyeri telinga

InFEKSI TElInGAAKUT

Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih InFEKSI TElInGA

KRonIS

Tidak ada sakit telinga DAN tidak ada cairan / nanah keluar dari telinga TIDAK ADA InFEKSI

TElInGA

Page 56: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

53

Rangkuman

1. Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus.

Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda

mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai

empat keluhan utama yang sering terjadi pada anak :

a. Batuk atau sukar bernapas.

b. Diare.

c. Demam.

d. Masalah telinga.

2. Apabila ada keluhan utama, Anda dapat melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang

berhubungan dengan keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan

gejala yang ditemukan

3. Klasifikasi anak dengan batuk terdiri dari: pneumonia berat, pneumonia, dan batuk bukan

puneumonia.

4. Klasifikasi diare terdiri dari : klasifikasi dehidrasi, klasifikasi diare persisten dan klasifikasi

disentri

a. Klasifikasi dehidrasi terdiri dari: diare dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan/sedang dan

diare tanpa dehidrasi.

b. Klasifikasi diare pesisten terdiri dari: diare persisten berat dan diare persisten

c. klasifikasi disentri yaitu bila ada darah dalam tinja.

5. Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, dan demam berdarah

a. Klasifikasi demam untuk malaria terdiri dari: penyakit berat dengan demam, malaria, dan

demam mungkin bukan malaria.

b. Klasifikasi demam untuk campak terdiri dari: campak dengan komplikasi berat, campak

dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut, dan campak.

Page 57: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

54c. Klasifikasi demam untu demam berdarah dengue (DBD) : demam berdarah dengue,

mungkin demam berdarah, dan demam mungkin bukan demam berdarah.

6. Klasifikasi masalah telinga ada 4 yaitu: mastoiditis, infeksi telingan akut, infeksi telinga

kronis dan tidak ada infeksi telinga.

Page 58: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

55

EvaluasiFormatif

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar

1. Salah satu keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah:

a. Batuk atau sukar bernafas

b. Kejang

c. Tidak sadar

d. Mimisan

2. Tanda stridor/bunyi nafas kasar pada anak dikatakan sudah bahaya apabila ditemukan disaat:

a. Tenang

b. Batuk

c. Bermain

d. Diperiksa

3. Di klasifikasikan sebagai Pneumonia bila:

a. Ada tanda bahaya umum

b. Ada tarikan dinding dada

c. Ada stridor

d. Nafas cepat

4. Pertanyaan yang penting bila anaknya diare antara lain:

a. Sudah berapa lama

b. Apakah perutnya mules

c. Apakah matanya cekung

d. Apakah beratnya turun

5. Klasifikasi diare dehidrasi berat bila ditandai:

a. Gelisah dan rewel

b. Mata cekung

c. Tidak bisa minum dan mata cekung

d. Cubitan kulit perut kembali lambat

Page 59: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

56TugasMandiri

Bacalah studi kasus berikut ini. Catat gejala dari masing-masing anak dan klasifikasikan

Kasus

Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86 cm. suhu

badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena anak demam selama 2 hari terakhir.

Ia menangis tadi malam dan berkata bahwa telinganya sakit.

Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit. Hampir sepanjang malam anak

menangis karena telinganya sakit.Petugas tidak menemukan cairan/nanah yang keluar dari

telinga anak.Ia meraba bagian belakang telinga dan merasakan pembengkakan yang nyeri

di belakang salah satu telinga.

Catat gejala-gejala masalah telinga Nabilla dan klasifikasikan pada formulir pencatatan berikut

ini:

PEnIlAIAn (lingkari semua gejala yang ditemukan) KlASIFIKASI

APAKAH AnAK MEMPUnYAIMASAlAH TElInGA?

• Apakah ada nyeri telinga?• Adakah cairan/nanah keluar dari telinga? Jika Ya, sudah berapa lama?_______hari

Ya Tidak ____

•Lihat adanya cairan/nanah keluar dari telinga.

• Raba adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga

Page 60: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

57

KegiatanBelajar 3

Memeriksa Dan Mengklasifikasikan Status Gizi, Anemia dan Imunisasi

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat memeriksa dan mengkla-

sifikasikan status gizi, anemia dan imunisasi serta memeriksa pemberian vitamin A pada anak

usia 2 bulan sampai 5 tahun.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat :

1. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

2. Memeriksa dan mengklasifikasikan anemia pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

3. Memeriksa dan mengklasifikasikan status imunisasi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

4. Memeriksa pemberian Vitamin A pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

5. Menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

1. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi

2. Memeriksa dan mengklasifikasikan anemia

3. Memeriksa dan mengklasifikasikan status imunisasi

4. Memeriksa pemberian Vitamin A

5. Menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak.

Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus

Pokok - Pokok Materi

Page 61: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

58

UraianMateri

Setelah Anda memahami tentang cara melakukan penilaian gejala yang berhubungan dengan

keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan,

selanjutnya Anda akan mempelajari tentang cara memeriksa dan mengklasifikasikan status

gizi, status anemia dan status imunisasi serta memeriksa keluhan lain yang dihadapi oleh anak.

A. MEMERIKSA DAn MEnGKlASIFIKASIKAn STATUS GIZI

Seorang ibu biasanya membawa anaknya ke klinik karena anak sakit akut.Anak yang sakit

mungkin saja kurang gizi, tapi petugas kesehatan atau keluarganya mungkin tidak melihat

masalah ini.Anak yang kurang gizi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis

penyakit dan kematian.

Mengenali dan menangani anak kurang gizi akan membantu mencegah berbagai penyakit

berat dan kematian. Beberapa kasus kurang gizi dapat ditangani di rumah, sedang anak sangat

kurus dan / atau edema memerlukan rujukan ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan

khusus, untuk penyakit penyerta/ penyulit misalnya: TBC, diare kronis, ISPA, Campak dan

penyakit infeksi lainnya.

Anak yang menderita kurang gizi juga cenderung menderita kekurangan vitamin A (KVA)

karena makanannya juga kurang mengandung vitamin A. Apabila KVA itu berlanjut, akan timbul

Gambar : Sayuran salah satu pangan yang memiliki berbagai kandungan gizi yang baik untuk tubuh

Page 62: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

59

kekeringan pada mata yang disebut Xerophthalmia dan mempunyai risiko untuk menjadi

buta. Gejala klinis Kurang Vitamin A (KVA) pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA

yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita

penyakit campak, diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan penyakit infeksi lainnya.

1. PEnYEBAB GAnGGUAn GIZI

Salah satu jenis kurang gizi makro adalah kurang energi protein (KEP) yang terjadi apabila

seorang anak tidak mendapat cukup energi atau protein dari makanan.Seorang anak yang

sering sakit dapat menderita kurang gizi.Napsu makan anak berkurang, dan makanan

yang dimakan tidak digunakan secara efisien.

2. APABIlA SEoRAnG AnAK KURAnG GIZI:

• Anak mungkin tampak sangat kurus, suatu tanda dari marasmus.

• Anak mungkin menunjukkan edema, suatu tanda dari kwashiorkor.

Seorang anak yang makanannya kurang mengandung vitamin dan mineral yang dianjurkan,

dapat menderita kurang zat gizi mikro, seperti :

• Kurang vitamin A mempunyai risiko lebih besar menderita kebutaan.

• Kurang asupan makanan yang mengandung yodium akan menyebabkan pertumbuhan

dan perkembangan anak terganggu (kretin).

Gambar : kwashiorkor salah satu tanda kekurangan gizi

Page 63: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

603. MEnIlAI STATUS GIZII

Kotak di bawah ini adalah bagian dari kolom PENILAIAN DAN KLASIFIKASI yang menggam-

barkan cara menilai STATUS GIZI seorang anak

LIHAT DAN RABA:• Lihat apakah anak tampak kurus atau sangat kurus?• Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki.• Tentukan Berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah :- BB / PB (TB) < - 3 SD- BB / PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD- BB / PB (TB) - 2 SD - + 2 SD

a. lIHAT: Apakah anak tampak kurus atau sangat kurus?

Untuk mengetahui apakah anak tampak sangat kurus, buka pakaian anak.Lihat di sekitar

otot-otot bahu, lengan, bokong dan kaki.Perhatikan apakah tulang rusuknya kelihatan.Pinggul

anak mungkin kelihatan kecil jika dibandingkan dengan dada dan perutnya.Lihat anak dari

samping, apakah lemak telah hilang dari bokongnya.Pada keadaan ekstrim, terdapat banyak

lipatan kulit pada bokong dan paha, sehingga anak kelihatan seperti memakai celana baggy

(celana yang longgar).Wajah anak sangat kurus mungkin masih tampak normal, atau seperti

orang tua.Perutnya buncit.Bila gejala-gejala diatas kurang jelas, anak disebut kurus.

b. lIHAT dan RABA pembengkakan pada kedua punggung kaki

Anak dengan pembengkakan pada kedua kakinya mungkin menderita kwashiorkor,

suatu bentuk lain dari sangat kurus, salah satu tipe dari gizi buruk. Bengkak terjadi apabila

sejumlah besar cairan berkumpul dalam jaringan tubuh anak.Jaringan terisi cairan dan

kelihatan bengkak.

Tanda-tanda lain yang biasa dijumpai pada kwashiorkor adalah kurus, rambut jarang dan

tipis serta mudah rontok; kulit kering dan bersisik terutama pada lengan dan tungkai; wajah

bengkak seperti bulan purnama (“moon face”). Lihat dan raba untuk menentukan apakah

ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kakinya. Gunakan ibu jari Anda untuk

menekan dengan lembut selama beberapa detik pada kedua punggung kaki Dikatakan ada

Page 64: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

61

edema jika terdapat lekukan pada kakinya ketika ibu jari diangkat.

4. TEnTUKAn BERAT BADAn MEnURUT PAnJAnG BADAn ATAU TInGGI BADAn.

Berdasarkan standar baru Antropometri WHO MGRS 2005 (Multicentre Growth Reference

Standard) ada 4 indikator yaitu :

1. PB atau TB/U. : Panjang Badan / Tinggi Badan menurut Umur.

2. BB/U : Berat Badan menurut Umur.

3. BB/PB atau TB : Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan.

4. BMI/U

Indikator BB/U dilakukan oleh kader di Posyandu dengan menimbang, hasilnya dicantumkan

pada KMS.Selanjutnya dilakukan validasi oleh petugas di Puskesmas atau sarana pelayanan

kesehatan lainnya dengan indikator PB/U atau TB/U dan BB/PB.Indikator pertumbuhan

kemudian dibandingkan dengan garis Z-score untuk menentukan apakah terjadi gangguan

pertumbuhan pada balita atau tidak.

Menggunakan indikator BB/PB atau TB, Z-score mempunyai 7 kategori, yaitu :

• > + 3 SD : Obesitas

• > + 2 SD : Gemuk

• > + 1 SD : Risiko gemuk

• 0 : Median (Normal) atau gizi baik

• < - 1 SD : Normal atau gizi baik.

• < - 2 SD : Kurus atau gizi kurang.

• < - 3 SD : Sangat kurus atau gizi buruk.

Dengan demikian, ISTIlAH BGM sudah tidak dipakai lagi, Menggunakan indikator PB atau TB/U,

• < - 2 SD : Disebut pendek, dan

• < - 3 SD : Disebut sangat pendek

dan menggunakan indikator BB/U,

• < - 2 SD : Disebut Berat Badan kurang, dan

• < - 3 SD : Disebut BB sangat kurang.

Page 65: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

625. KlASIFIKASI STATUS GIZI

Ada tiga klasifikasi untuk status gizi seorang anak, yaitu:

• Badan sangat kurus ATAU• BB / PB (TB) < - 3 SD ATAU• Bengkak pada kedua punggung kaki

SANGAT KURUSDAN / ATAU EDEMA

• Badan kurus ATAU• BB / PB (TB) ≥ - 3 SD ─ < - 2 SD KURUS

• BB / PB (TB) - 2 SD ─ +2 SD DAN•Tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi diatas

NORMAL

a. SAnGAT KURUS DAn / ATAU EDEMA

Jika anak tampak sangat kurus atau BB/PB (TB) < - 3 SD atau bengkak pada kedua

punggung kaki, diklasifikasikan anak sebagai SANGAT KURUS DAN /ATAU EDEMA Anak

tersebut mempunyai risiko kematian karena pneumonia, diare, campak dan penyakit berat

lainnya.

b. KURUS

Anak dengan BB/PB (TB) ≥ - 3 SD ─ < - 2 SD atau badan kurus diklasifikasikan sebagai

KURUS dan Mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk penyakit yang berat.

c. noRMAl

Jika BB/PB (TB) - 2 SD ─ + 2 SD DAN tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi lain,

diklasifikasikan NORMAL. Untuk menilai status gizi tidak memakai KMS, tetapi menggunakan

Grafik standar Pertumbuhan WHO 2005 pada halaman berikut, grafik yang berbeda untuk

anak laki-laki dan perempuan.

Page 66: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

63

Berat Badan menurut Panjang Badan

anak lAKI-lAKI usia 0-2 tahun

Berat Badan menurut Tinggi Badan

anak lAKI-lAKI usia 2-5 tahun

Page 67: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

64Berat Badan menurut Panjang Badan

anak PEREMPUAn usia 0-2 tahun

Berat Badan menurut Tinggi Badan

anak PEREMPUAn usia 2-5 tahun

Page 68: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

65

B. MEMERIKSA AnEMIA

Kekurangan zat besi pada makanan dapat mengakibatkan anemia. Anak dapat juga menderita

anemia sebagai akibat dari :

• Malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dengan cepat. Anak-anak dapat

menderita anemia jika mereka berulang kali menderita malaria atau jika malaria tidak

diobati dengan benar. Seringkali, anemia pada anak-anak ini disebabkan oleh kekurangan

gizi dan malaria.

• Parasit seperti cacing tambang atau cacing cambuk. Cacing ini dapat menyebabkan

kehilangan darah dari usus dan menyebabkan anemia.

1. MEnIlAI AnEMIA.

Kotak di bawah ini adalah bagan dari kolom PENILAIAN DAN KLASIFIKASI yang

menggambarkan cara menilai seorang anak untuk ANEMIA

lIHAT :• Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan.Apakah : - Sangat pucat - Agak pucat

a. lIHAT : Tanda kepucatan pada telapak tangan

Buka tangan anak pelan-pelan, sehingga kita dapat melihat telapak tangannya. Jangan

menarik jari-jari tangannya ke belakang, karena tangan akan terlihat lebih pucat akibat

terhalangnya aliran darah. Bandingkan warna telapak tangan anak dengan telapak tangan

Anda sendiri atau anak yang lain. Jika kulit telapak tangan anak itu pucat, dikatakan bahwa

anak itu agak pucat.Jika kulit telapak tangan anak itu pucat sekali sehingga kelihatan putih,

dikatakan anak itu sangat pucat.

Kepucatan bisa juga di deteksi melalui konjungtiva, akan tetapi kepucatan pada telapak

tangan merupakan indikator yang lebih baik.dan lebih mudah memeriksanya

Cara memeriksa kepucatan telapak tangan

Page 69: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

662. KlASIFIKASI AnEMIA

Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT• Telapak tangan agak pucat ANEMIA• Tidak ditemukan tanda-tanda

kepucatan pada telapak tangan TIDAK ANEMIA

a. AnEMIA BERAT

Jika telapak tangan anak terlihat sangat pucat, klasifikasikan ANEMIA BERAT.

b. AnEMIA

Jika telapak tangan anak terlihat agak pucat, klasifikasikan sebagai ANEMIA

c. TIDAK AnEMIA

Jika tidak ditemukan tanda-tanda kepucatan pada telapak tangan, klasifikasikan sebagai

TIDAK ANEMIA

3. MEMERIKSA STATUS IMUnISASI AnAK

Periksa status imunisasi pada semua anak sakit. Sesudah diterbitkannya SK Menkes

RI nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, jadwal

pemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah dan di sarana kesehatan, sedangkan

vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut Combo,

Jadwal terkini pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah dan di sarana pelayanan

kesehatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

JADWAl IMUnISASI BAYI lAHIR DI RUMAH

UMUR JEnIS vAKSIn TEMPAT0-7 hari1 bulan2 bulan3 bulan4 bulan9 bulan

HB 0BCG, Polio 1DPT/HB 1, Polio 2DPT/HB 2, Polio 3DPT/HB 3, Polio 4Campak

RumahPosyanduPosyanduPosyanduPosyanduPosyandu

Page 70: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

67

JADWAl IMUnISASI BAYI lAHIR DI TEMPAT PElAYAnAn KESEHATAn

( RS / RB / Bidan Praktek )

UMUR JEnIS vAKSIn TEMPAT0 bulan2 bulan3 bulan4 bulan9 bulan

Hep B 0, BCG, Polio 1DPT/HB 1, Polio 2DPT/HB 2, Polio 3DPT/HB 3, Polio 4Campak

RS/RB/BidanRS/RB/BidanRS/RB/BidanRS/RB/BidanRS/RB/Bidan

Beri imunisasi sesuai umur anak. Jika anak mendapat imunisasi pada saat ia terlalu muda

untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak tidak dapat melawan penyakit dengan

baik. Jika anak tidak mendapat imunisasi saat ia cukup umurnya, risikonya untuk mendapat

penyakit akan bertambah.

Semua anak harus mendapat semua imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang

pertama.Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB-0) diberikan dengan uniject sebelum bayi

berumur 7 hari oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal yang pertama.

Jika anak belum mendapat jenis imunisasi tertentu pada umur yang dianjurkan,

beri imunisasi jika tidak ada kontra indikasi.Anda tidak perlu mengulanginya dari awal.

Jika seorang anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum melengkapi imunisasinya,

beri dosis sisanya setiap kali ada kesempatan dan tidak ada kontra indikasi.Hal ini perlu

dicatat tetapi tidak perlu dilaporkan.

Tentukan apakah anak masih perlu mendapat imunisasi :

a. PERIKSA umur anak

Bandingkan umur anak dengan jenis imunisasi yang seharusnya diterima (periksa jadwal

imunisasi).

b. TAnYAKAn kepada ibu apakah anak mempunyai KMS atau Buku KIA

Jika YA, tanyakan apakah ibu membawa KMS / Buku KIA hari ini.

• Periksa catatan pemberian imunisasi pada KMS / Buku KIA.

• Bandingkan catatan imunisasi anak dengan jadwal imunisasi yang dianjurkan. Tentukan

apakah anak sudah mendapat semua imunisasi yang dianjurkan untuk umurnya. Bila

Page 71: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

68perlu tanyakan hal ini kepada ibu.

• Catat semua imunisasi yang sudah diterima anak dengan memberi tanda√_ pada imunisasi

yang sesuai pada formulir pencatatan. Bila mungkin, tulis tanggal imunisasi yang diterima

anak. Lingkari imunisasi apa saja yang seharusnya diperlukan anak pada hari ini.

• Jika anak tidak dirujuk, jelaskan kepada ibu bahwa anak perlu mendapat imunisasi pada

hari itu.

Jika ibu mengatakan TIDAK MEMPUnYAI KMS / kartu imunisasi / buku KIA atau tidak

membawanya hari ini :

• Tanyakan kepada ibu imunisasi apa saja yang sudah diterima anaknya.

• Gunakan penilaian Anda untuk memutuskan apakah jawaban ibu dapat dipercaya. Jika

jawaban ibu meragukan, anak dianggap belum mendapatkan imunisasi tersebut dan

anjurkan ibu untuk mendapat imunisasi yang diperlukan.

Pada masa lalu beberapa petugas kesehatan mengira bahwa sakit ringan adalah suatu

kontra indikasi untuk imunisasi (suatu alasan untuk tidak memberikan imunisasi pada

seorang anak).

Jika seorang anak datang untuk imunisasi sesuai jadwal pelayanan imunisasi, jangan

sampai anak tidak di imunisasi hanya karena anak sakit ringan dan atau kurang gizi.

Menunda imunisasi berdasarkan alasan di atas adalah suatu kebiasaan yang kurang baik.

Kontra Indikasi Imunisasi :• Ada riwayat kejang, syok atau reaksi-reaksi

lain setelah mendapatkan DPT-1. Pada anak ini pemberian DPT-2 atau DPT-3 diganti dengan DT

• Anak yang sering kejang atau mempunyai kelainan neurologis yang aktif, jangan diberi DPT.

• Anak dengan demam tinggi (38.50 C atau lebih)

Jika anak akan dirujuk, jangan memberi imunisasi sebelum dirujuk. Yang akan melaksanakan

imunisasi adalah petugas kesehatan di tempat rujukan dan hal ini akan menghindari

keterlambatan rujukan.

Page 72: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

69

C. MEMERIKSA PEMBERIAn vITAMIn A

Vitamin A dapat diberikan sebagai supplemen atau pengobatan. Untuk pemberian sebagai

supplemen, periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5

tahun.Bila sudah saatnya mendapatkan vitamin A, berikan di klinik. Anjurkan untuk mendapat-

kan dosis selanjutnya secara rutin setiap 6 bulan di Posyandu. Jangan lupa mencatatnya dalam

kolom vitamin A pada KMS anak. Tidak ada kontra indikasi untuk pemberian vitamin A.

Gunakan jadwal pemberian vitamin A Nasional seperti di bawah ini.

JADWAl PEMBERIAn vITAMIn A ( suplementasi) :Pemberian suplementasi rutin : setiap Pebruari dan Agustus.

• Umur 6 bulan sampai 11 bulan : 100.000 IU.• Umur 12 bulan sampai 59 bulan : 200.000 IU.

Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikanlah satu dosis.

Tersedia 2 macam kapsul vitamin A yaitu :• 100.000 IU (kapsul berwarna biru) dan• 200.000 IU (kapsul berwarna merah).

Pemberian vitamin A sebagai pengobatan diberikan pada hari ke 1, 2 dan 15 sesuai status gizi anak dan kelainan pada mata seperti tertera di bawah ini.

Gambar : Wortel, sayuran yang kaya vitamin A

Page 73: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

70Pemberian vitamin A untuk pengobatan ( dosis sesuai umur anak )

GEJAlA Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 15Sangat kurus V _ _Sangat kurus dan menderita Campak V V V

Menderita Campak V _ _Menderita Campak dan komplikasi pada mata V V V

Ada salah satu gejala

V V V

Xeroftalmia :- Buta senja- Bercak Bitot- Nanah / radang- Kornea keruh- Ulcus kornea

DoSIS vITAMIn A (untuk pengobatan)

UMUR DoSIS

< 6 bulan 50.000 IU(½ kapsul biru)

6 bulan -11 bulan 100.000 IU(kapsul biru)

12 bulan-59 bulan 200.000 IU(kapsul merah)

Page 74: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

71

D. MEnIlAI MASAlAH/ KElUHAn lAIn

Kotak terakhir pada bagan PENILAIAN mengingatkan Anda untuk menilai masalah/keluhan

lain yang mungkin ada pada anak tetapi tidak dapat diklasifikasikan memakai bagan dari 4

keluhan utama, misalnya kencing berdarah, hernia, gatal-gatal, sukar berak atau infeksi kulit.

Anda mungkin melihat masalah-masalah lain selama melakukan pemeriksaan.

Periksa dan tangani masalah lain sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta

kebijaksanaan tempat Anda bekerja. Rujuk anak itu untuk masalah lain yang tidak dapat

Anda tangani di klinik.

Mengingat masih banyaknya kasus tuberkulosis di Indonesia, Anda bisa mencurigai

seorang anak kemungkinan menderita tuberkulosis, jika terdapat salah satu gejala di bawah

ini:

• Terdapat kontak serumah dengan seorang penderita tuberkulosis aktif.

• Terdapat reaksi kemerahan dalam waktu 3 – 7 hari setelah penyuntikan imunisasi BCG.

• Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas.

• Nafsu makan tidak ada atau berat badan tidak naik.

• Batuk lebih dari 21 hari (3 minggu).

• Terdapat beberapa benjolan di daerah leher.

Jika Anda mencurigai terdapat tuberkulosis, rujuklah anak.

Page 75: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

72

Rangkuman

1. Periksa status gizi pada semua anak sakit. . Anak yang sakit mungkin saja kurang gizi, tapi

petugas kesehatan atau keluarganya mungkin tidak melihat masalah ini. Anak yang kurang

gizi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian.

2. Kekurangan zat besi pada makanan dapat mengakibatkan anemia.

Anak dapat juga menderita anemia sebagai akibat dari :

• Malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dengan cepat. Anak-anak dapat

menderita anemia jika mereka berulang kali menderita malaria atau jika malaria tidak

diobati dengan benar. Seringkali, anemia pada anak-anak ini disebabkan oleh kekurangan

gizi dan malaria.

• Parasit seperti cacing tambang atau cacing cambuk. Cacing ini dapat menyebabkan

kehilangan darah dari usus dan menyebabkan anemia.

Ada tiga klasifikasi untuk Anemia yaitu: anemia berat, anemia dan tidak anemia.

3. Periksa status imunisasi pada semua anak sakit. Apakah mereka sudah mendapat semua

imunisasi yang dianjurkan untuk umur mereka?

Beri imunisasi sesuai umur anak. Jika anak mendapat imunisasi pada saat ia terlalu muda

untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak tidak dapat melawan penyakit dengan

baik. Jika anak tidak mendapat imunisasi saat ia cukup umurnya, risikonya untuk mendapat

penyakit akan bertambah.

Semua anak harus mendapat semua imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang

pertama.Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB-0) diberikan dengan uniject sebelum

bayi berumur 7 hari oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal yang pertama.

Jika anak belum mendapat jenis imunisasi tertentu pada umur yang dianjurkan, beri

imunisasi jika tidak ada kontra indikasi. Anda tidak perlu mengulanginya dari awal.

Jika seorang anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum melengkapi imunisasinya,

beri dosis sisanya setiap kali ada kesempatan dan tidak ada kontra indikasi.Hal ini perlu

Page 76: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

73

dicatat tetapi tidak perlu dilaporkan.

4. Vitamin A dapat diberikan sebagai supplemen atau pengobatan. Untuk pemberian sebagai

supplemen, periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5

tahun. Bila sudah saatnya mendapatkan vitamin A, berikan di klinik. Anjurkan untuk

mendapatkan dosis selanjutnya secara rutin setiap 6 bulan di Posyandu.

5. Anda mungkin melihat masalah-masalah lain selama melakukan pemeriksaan. Periksa dan

tangani masalah lain sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta kebijaksanaan

tempat Anda bekerja. Rujuk anak itu untuk masalah lain yang tidak dapat Anda tangani di

klinik.

Page 77: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

74

EvaluasiFormatif

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar

1. Klasifikasi status gizi sangat kurus ditandai dengan;

a. BB anak kurus

b. BB/PB ≥ -3 SD -<-2 SD

c. BB/PB – 2SD - + 2 SD

d. Bengkak pada kedua punggung kaki

2. Klasifikasi anemia pada anak dibagi 3 ketegori:

a. Anemia berat, anemia, tidak anemia

b. Anemia berat, lemah, pucat

c. Sangat anemia, anemia berat, anemia ringan

d. Anemia berat, tidak anemia, normal

3. Klasifikasi anemia berta ditandai dengan:

a. Mata cekung

b. Nafsu makan tidak ada

c. Telapak tangan sangat pucat

d. Perut buncit

4. Jadual imunisasi bayi lahir dirumah usia 5 hari:

a. HB 0

b. BCG

c. DPT 1

d. Polio 1

5. Kontraindikasi imunisasi adalah:

a. Demam lebih dari 37°C

b. Riwayat kejang jangan diberi BCG

c. Riwayat kejang jangan diberi DT

d. Riwayat kejang jangan diberi DPT

Page 78: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

75

TugasMandiri

Kasus

Bacalah kasus berikut ini dengan cermat.Tentukan apakah anak memerlukan imunisasi

dan/atau vitamin A hari ini.

Lala umur 6 bulan.Tidak ada tanda bahaya umum. Diklasifikasikan sebagai BATUK : BUKAN

PNEUMONIA, status Gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Imunisasi yang sudah diberikan: BCG,

DPT-1, DPT-2, Polio-1, Polio-2 dan Hep.B-1. Imunisasi terakhir 6 minggu yang lalu adalah:

Polio-2, DPT-2. Belum pernah mendapat vitamin A.

a. Apakah Lala memerlukan imunisasi dan/ atau vitamin A hari ini?

Imunisasi : ya ___tidak ___. Jika ya, sebutkan:___________________

Vitamin A : ya ___ tidak ___ Jika ya, dosis___________________IU

b. Kapan ia harus datang lagi untuk imunisasi/vitamin A berikutnya?

Page 79: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

76

EvaluasiAkhir

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar

1. Cara menanyakan pada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya:

a. Sambut ibu dengan baik dan silahkan duduk

b. Tanyakan pada ibu membawa uang berapa

c. Tanyakan pada ibu hal-hal yang penting saja

d. Kunjungan pertama ataupun ulang sama saja

2. Tanda bahaya umum antara lain:

a. Anak masih bisa menyusu

b. Kadang-kadang muntah

c. Anak pernah kejang

d. Anak letargis

3. Cara memeriksa anak apakah sadar atau tidak dengan cara;

a. Melihat anak tidur pulas

b. Anak tampak mengantuk dan pandangan kososng

c. Anak tidak bias memanggil ibunya

d. Bicara anak tidak jelas

4. Klasifikasi malaria pada daerah resiko tinggi malaria ditandai dengan:

a. Ada tanda bahaya umum

b. Kaku kuduk

c. RDT positip

d. Demam

5. Salah satu keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah:

a. Batuk atau sukar bernafas

b. Kejang

c. Tidak sadar

Page 80: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

77

d. Mimisan

6. Tanda stridor/bunyi nafas kasar pada anak dikatakan sudah bahaya apabila ditemukan

disaat:

a. Tenang

b. Batuk

c. Bermain

d. Diperiksa

7. Di klasifikasikan sebagai Pneumonia bila:

a. Ada tanda bahaya umum

b. Ada tarikan dinding dada

c. Ada stridor

d. Nafas cepat

8. Klasifikasi anemia pada anak dibagi 3 ketegori:

a. Anemia berat, anemia, tidak anemia

b. Anemia berat, lemah, pucat

c. Sangat anemia, anemia berat, anemia ringan

d. Anemia berat, tidak anemia, normal

9. Klasifikasi anemia berta ditandai dengan:

a. Mata cekung

b. Nafsu makan tidak ada

c. Telapak tangan sangat pucat

d. Perut buncit

10. Jadwal imunisasi bayi lahir dirumah usia 5 hari:

a. HB 0

b. BCG

c. DPT 1

d. Polio 1

d. Riwayat kejang jangan diberi DPT

Page 81: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

78

Penutup

SELAMAT Anda telah menyelesaikan pembelajaran modul 1 dengan baik, semoga Anda

telah memiliki pemahaman tentang MTBS (manajemen terpadu balita sakit) khususnya

tentang Penilaian Dan Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun.

Harapan kami Anda termotivasi secara optimal untuk mengembangkan kemampuan

Anda dalam memberi pelayanan pada anak balita sakit dengan menggunakan pendekatan

MTBS di pelayanan kesehatan dasar. Ingatlah selalu bahwa kesalahan ataupun kelambatan

Anda dalam menentukan penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun

akan berdampak pada pemberian tindakan/pengobatan yang akan Anda berikan sehingga

beresiko terhadap penyembuhan anak yang pada akhirnya dapat meningkatkan angka

kematian anak.

Untuk mengetahui ketuntasan belajar Anda dapat menilai diri sendiri dengan cara:

1.Setiap akhir pertemuan kerjakan soal-soal yang tersedia dan yakinkan bahwa anda mampu

menjawabnya tanpa membaca materi lagi.

2.Setelah Anda menjawab, koreksi dengan bantuan kunci jawaban yang tersedia

3.Lakukan penilaian untuk diri sendiri dengan cara: Jumlah jawaban benar X 100

Jumlah soal

4. Ketuntasan belajar tercapai bila berhasil mendapat nilai 80, apabila belum bisa mencapai

nilai 80, maka ulangi mempelajari materi dan menanyakan dengan fasilitator, bila sudah

berhasil maka lanjutkan ke pertemuan berikutnya

5. Bila sudah selesai mempelajari semua modul 1 lanjutkan dengan mengerjakan tes akhir

modul dengan ketuntasan 80 .selanjutnya Anda dapat pindah ke modul berikutnya.

Sebagai seorang bidan tugas yang Anda lakukan merupakan tugas yang sangat mulia

terapkan teori yang sudah Anda pelajari dan berikan asuhan berdasarkan kewenangan Anda

sebagai bidan. Semoga Tuhan YME selalu menyertai setiap langkah Anda. Amin.

Page 82: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

79

KUnCI JAWABAnTES FoRMATIF KEGIATAn BElAJAR 1

noMoR SoAl JAWABAn1 C2 B3 A4 D5 B

KEGIATAn BElAJAR 2

noMoR SoAl JAWABAn1 A2 A3 D4 A5 C

KEGIATAn BElAJAR 3

noMoR SoAl JAWABAn1 D2 A3 C4 A5 D6 C

KUnCI JAWABAnTES AKHIR

noMoR SoAl JAWABAn1 A2 D3 B4 C5 A6 A7 D8 A9 C

10 A

Page 83: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

80

KUnCI JAWABAnTUGAS MAnDIRI KEGIATAn BElAJAR 1

TATAlAKSAnA BAlITA SAKIT UMUR 2 BUlAn SAMPAI 5 TAHUn

Tanggal kunjungan : _______________

Nama anak : InA L / P Umur : 15 Bl BB : 8,5 kg PB / TB 67 cm Suhu : 3,8” C

Tanyakan : Anak ibu sakit apa ? Batuk, Tidak Mau Makan Kunjungan pertama? √

Kunjungan ulang? ____

PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN

MEMERIKSA TAnDA BAHAYA UMUM• Tidak bisa minum atau menyusu.• Memuntahkan semuanya.• Kejang.• Letargis atau tidak sadar.

Ada tanda bahaya umum?Ya √ Tidak___Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalamMenentukan klasifikasi

Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum

KUnCI JAWABAnTUGAS MAnDIRI KEGIATAn BElAJAR 2

Yang dilingkari./diberi garis bawah :

nyeri telinga , bengkak dan nyeri belakang telinga

Klasifikasi : Mastoiditis

KUnCI JAWABAnTUGAS MAnDIRI KEGIATAn BElAJAR 3

a. Imunisasi : Ya diberikan Polio 3, DPT 3

Vitamin A: Ya, diberikan dosis 100.000 IU

b. Kembali : Imunisasi 3 bulan lagi

Vitamin A 6 bulan lagi

Page 84: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

81

Depkes RI, 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) modul 1

Depkes RI, 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) modul 2

Depkes RI, 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) modul 7

http://www.indonesian-publichealth.com/2012/11/prosedur-mtbs.html

http://faridkolaka.blokspot.om/2012/11/keperawatan-anak-i-konsepmanajemen.html

DaftarPustaka

Page 85: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

82

DaftarGambar

Coverhttp://www.multiplemayhemmamma.com/wp-content/uploads/2012/03/sickchild.jpg

memeriksa seorang balita h t t p : / / w w w . t z u c h i . o r . i d / g a l l e r y /picture/010709-1.jpg

Buah hati merupakan harta paling berharga bagi ibu

http://digital-meter-indonesia.com/wp-content/uploads/2014/08/kesehatan-ibu-dan-anak.jpg

Sayuran salah satu pangan yang memiliki berbagai kandungan gizi yang baik untuk tubuh

h t t p : / / w w w . s t o c k v a u l t . n e t /photo/142515/isolated-vegetables-

kwashiorkor salah satu tanda kekurangan gizi

http://www.realhopeforhaiti.org/wp-content/uploads/2011/09/Copy-of-sickkids11.jpg

Wortel, sayuran yang kaya vitamin A http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e6/Carrots.JPG

Page 86: Modul 1 MTBS

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

83

Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama DenganAustralia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)

2015