Top Banner
Volume 13, Nomor 1, April 2013 MODEL PERILAKU STRATEGIS PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DALAM MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF (STUDI KASUS PENGUSAHA BATIK TASIKMALAYA) Widjajani* Dede Siti Rohmah** Abstract Small scale industries are characterized by “one-man-one-management”, therefore a success of a small industry depends on how the owner manage his/her enterprise. Their entrepreneurial behaviour that can build competitive advantage known as strategic behaviours of the entrepreneur. This research is aimed to model strategic behaviours of the most successful Batik Enterprise’s owner manager in Tasikmalaya’s Batik Cluster. The research uses soft system methodology (SSM) approach to build the model. The major findings of this research indicate four kinds strategic behaviour model that related each others as a system. Keywords:Small industries, Competitive advantage, Soft system methodology _________________________ *dan** Jurusan Teknik Industri, Universitas Langlangbuana, Jl. Karapitan No.116, Bandung 40261. (E-mail : [email protected] ; [email protected]) Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 13, No. 1, April 2013 pp. 62 - 75 62
14

model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

Jan 13, 2017

Download

Documents

donhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 62

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

MODEL PERILAKU STRATEGIS PENGUSAHA

INDUSTRI KECIL DALAM MEMBANGUN

KEUNGGULAN KOMPETITIF

(STUDI KASUS PENGUSAHA BATIK TASIKMALAYA)

Widjajani*

Dede Siti Rohmah**

Abstract

Small scale industries are characterized by “one-man-one-management”,

therefore a success of a small industry depends on how the owner manage

his/her enterprise. Their entrepreneurial behaviour that can build competitive

advantage known as strategic behaviours of the entrepreneur. This research

is aimed to model strategic behaviours of the most successful Batik

Enterprise’s owner manager in Tasikmalaya’s Batik Cluster. The research

uses soft system methodology (SSM) approach to build the model. The

major findings of this research indicate four kinds strategic behaviour model

that related each others as a system.

Keywords:Small industries, Competitive advantage, Soft system

methodology

_________________________ *dan** Jurusan Teknik Industri, Universitas Langlangbuana, Jl. Karapitan No.116,

Bandung 40261. (E-mail : [email protected] ; [email protected])

Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 13, No. 1, April 2013 pp. 62 - 75

62

Page 2: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

63 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Latar Belakang

Kota Tasikmalaya termasuk salah satu kota yang memiliki ciri

khusus sebagai Kota Industri Kecil (IK) Kerajinan Tangan. Potensi IK ini

berkembang pesat, dimana sampai akhir tahun terdapat 2.640 unit usaha

yang tersebar di 130 sentra dengan nilai investasi sebesar Rp.

175.673.426.000; nilai produksi sebesar Rp. 1.081.091.447.000 dan mampu

menyerap tenaga kerja kurang lebih 28.311 orang (www.tasikmalaya.go.id).

Komoditi yang dihasilkan mencapai 23 komoditi yang tersebar di berbagai

sentra IK baik di Kota Tasikmalaya maupun di Kabupaten Tasikmalaya.

Lima sentra IK yang yang terbesar diantaranya yaitu Sentra IK Anyaman

Mendong, Sentra IK Bordir, Sentra IK Alas Kaki, Sentra IK Anyaman

Bambu dan Sentra IK Batik, yang merupakan potensi industri kecil unggulan

kota Tasikmalaya.

Sentra IK Batik terletak di Wilayah Cigeureung, Ciroyom dan di

Sukapura Kecamatan Sukaraja.Motif Batik Tasikmalaya cenderung

sederhana, kuat pada pola geometris dan juga seringkali dihiasi dengan

gambar flora dan fauna seperti motif bunga anggrek dan burung.Batik

Tasikmalaya coraknya sederhana, namun tak kalah artistik dari motif-motif

batik lainnya.

Kecamatan Cipedes yang merupakan Sentra IK Batik terdapat

pengusaha batik yang memulai usahanya sejak tahun 1950 dan masih

berjalan dengan lestari hingga saat ini, yaitu Bapak Deden Supriyadi. Saat

ini usahanya memiliki 23 pembatik tulis, 17 ahli cap serta 13 ahli celup dan

warna sehingga ia mampu menghasilkan 200 batik tulis halus dan 7000 helai

batik cap setiap bulannya. Perusahaan batiknya merupakan IK batik yang

paling berhasil di sentra tersebut, oleh karena itu Bapak Deden dijadikan

sebagai informan yang akan dimodelkan perilaku strategisnya pada

penelitian ini.

Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam

membangun keunggulan kompetitif ?

Tinjauan Pustaka

Suatu perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif ialah

perusahaan yang mempunyai posisi superior pada suatu industri atau pasar.

Keunggulan kompetitif (competitive advantage – CA) adalah suatu faktor

atau kombinasi dari faktor-faktor yang membuat suatu organisasi menjadi

lebih berhasil dari organisasi lainnya dalam lingkungan yang kompetitif

(Hayden, 1986) dan tidak dapat dengan mudah ditiru oleh pesaingnya.

Page 3: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 64

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Teori mengenai bagaimana cara mendapatkan keunggulan kompetitif

merupakan bagian dari bidang telaah Manajemen Strategi. Hingga saat ini

Manajemen Strategi telah berkembang luas dan menciptakan berbagai

definisi, pendekatan dan framework konseptual dalam memformulasikan

dan mengimplementasikan strategi untuk mendapatkan keunggulan

kompetitif. Salah satu teori yang membahas masalah tersebut yaitu

pendekatan berbasis sumber daya atau atauresource-based view (RBV).

Menurut teori RBV, keungggulan kompetitif dapat diperoleh karena

kepemilikan sumber daya yang bersifat strategis.Sumber daya didefinisikan

oleh Barney (1991) sebagai semua aset, kapabilitas, proses-proses organisasi,

informasi, pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan dan

memungkinkan perusahaan untuk dapat menciptakan dan menjalankan

strategi yang efektif. Sumber daya dapat dikategorikan sebagai sumber daya

modal fisik (teknologi fisik, pabrik dan peralatan, lokasi geografis, akses ke

bahan baku), sumber daya manusia (pelatihan, pengalaman, kebijakan,

inteligensia, hubungan dan sebagainya), dan sumber daya modal organisasi

(sistem dan struktur formal juga hubungan informal antar kelompok).

Pendekatan RBV tidak mencakup semua sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan, tetapi memfokuskan hanya pada sumber daya yang kritis

atau strategis, yaitu sumber daya yang dapat memberikan manfaat terbesar

yang berkelanjutan dalam menghadapi persaingan.

Para peneliti kemudian menyatakan berbagai karakteristik yang digunakan

sebagai kriteria sumber daya strategis. Dari banyak kriteria, definisi dari

Fahy (2000) yang cukup lengkap yaitu: (a) Bernilai (valuable); (b)

mempunyai hambatan untuk duplikasi (barriers to duplication); (c)

mempunyai kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri (appropriability).

Ketiga karakteristik tersebut kemudian disini digunakan sebagai

kriteria dalam pengujian sumber daya untuk menentukan apakah suatu

sumber daya strategis atau tidak.

Jika IK dikarakterisasi dengan one man one management, yaitu seluruh

manajemen perusahaan ditentukan oleh manajer pemiliknya, maka sumber

daya yang dimiliki ialah sumber daya yang dimiliki oleh manajer pemilik

yaitu kompetensi yang dimilikinya (Widjajani, 2008). Oleh karena itu dalam

memodelkan perilaku strategis manajer pemilik IK tidak semua perilaku

yang akan dimodelkan, tetapi hanya perilaku yang menggunakan sumber

daya yang bersifat strategis yang akan dimodelkan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Widjajani (2008) tetapi

dengan konteks penelitian yang berbeda. Konteks penelitian disini adalah

daerah yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melakukan

Page 4: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

65 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

penelitian di klaster-klaster IK di Kotamadya Bandung, sedangkan penelitian

ini dilakukan dengan konteks klaster IK di Kota Tasikmalaya.

Metode penelitian yang digunakan untuk memodelkan perilaku

strategis ini ialah dengan menggunakan Soft Systems Methodolody

(SSM).Sebenarnya SSM merupakan metodologi action research yang

ditujukan untuk mengeksplorasi, menanyakan dan belajar mengenai situasi

permasalahan yang tidak terstruktur (sistem soft) agar dapat memperbaikinya

(Attefalk& Langervik, 2001). Tetapi di dalam penelitian ini SSM tidak

dimanfaatkan sebagai metodologi untuk memperbaiki sistem, tetapi proses

pemodelannya yang dimanfaatkan untuk membuat model perilaku strategis

pengusaha IK yang berhasil.

Metodologi pemodelan yang digunakan mengikuti arahan Checkland

& Scholes(1990) seperti yang digambarkan pada Gambar 1.

Karena pada awalnya SSM adalah metodologi untuk action research,

sedangkan pada penelitian ini adopsi model empat aktivitas SSM dari

Checkland & Scholes (1990) ini hanya digunakan sebagai metoda

pemodelan saja, maka proses hanya dilakukan sampai aktivitas ke tiga saja,

yaitu pada aktivitas melakukan validasi model yang sudah dibuat

dibandingkan dengan fakta yang ada.

Data dikumpulkan dengan wawancara dengan menggunakan

instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian sebelumnya.

Gambar 1

Model Empat Aktivitas Soft System Methodology

Checkland& Scholes (1990)

Page 5: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 66

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini merupakan model konseptual dari perilaku

pengusaha IK Batik dari klaster IK batik di Tasikmalaya yang paling unggul.

Model konseptual tersebut terdiri dari empat model yang merupakan empat

perilaku strategis dengan suatu tujuan atau disebut sebagai perilaku strategis

bertujuan. Keempat model tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 sampai 5,

yaitu: (1) Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi, (2) Model

Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi, (3) Model Perilaku Bertujuan

Melaksanakan Litbang dan Inovasi, dan (4) Model Perilaku Bertujuan

Melaksanakan Pemasaran.

Analisis Model Konseptual

Model konseptual yang didapatkan terdiri dari empat model yang saling

berkaitan dan root definition dari masing-masing perilaku strategis adalah

sebagai berikut: (1) Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi adalah suatu

sistemperilaku strategis yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik

dalam menentukan strategi perusahaan yang dimaksudkan untuk dapat

memperoleh acuan tujuan di masa depan dan mengelola perusahaan. (2)

Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi adalah suatu sistem perilaku

strategis yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik dalam

melaksanakan produksi yang dimaksudkan untuk dapat menghasilkan

produk yang unggul di pasaran. (3) Perilaku Bertujuan Melaksanakan

Penelitian Pengembangan dan Inovasi yaitu suatu sistem perilaku strategis

yang dimiliki dan dilakukan oleh manajer pemilik dalam melaksanakan

kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) dan inovasi yang

dimaksudkan untuk dapat selalu menerapkan pengembangandan

perbaikanberkesinambungan. (4) Perilaku Bertujuan Melaksanakan

Pemasaran yaitu suatu sistem perilaku strategis yang dimiliki dan dilakukan

oleh manajer pemilik dalam melaksanakan kegiatan pemasaran yang

dimaksudkan untuk dapat menjual produknya.

Page 6: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

67 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

MENENTUKAN STRATEGI FUNGSIONALGAMBAR 2. MODEL PERILAKU BERTUJUAN MENENTUKAN STRATEGI BAPAK DEDEN

STRATEGI FINANSIAL STRATEGI LITBANGSTRATEGI TEKNOLOGI INFORMASISTRATEGI S D MSTRATEGI PEMASARAN

Merek produknya terkenal

di Indonesia dan dunia

MENENTUKAN CITA-CITA

PERUSAHAAN

MENENTUKAN STRATEGI KAPABILITAS

BERSAING

Membuat produk khusus berkualitas tinggi untuk segmen pasar tertentu

Membuat atau merancang

sendiri komponen kritis

yang menentukan kualitas

produk

BELAJAR DARI

PENGALAMAN

MENENTUKAN PRODUK DAN

PASAR

Kualitas jasa

pelayanan

konsumen

Produk

berkualitas

Brand

name

Kelompok target

konsumen tertentu

(Market niches)

Produk

premium

Melakukan

pemasaran

sendiri

Memilih saluran

distribusi yang

sudah ahli dan

mempunyai

reputasi baik

Pengembangan

perusahaan dengan

modal kredit bank

Awalnya modal

sendiri

Modal kerja

dari pemasok

Kinerja dan upah karyawan tetap

berdasarkan tanggung jawabnya

Kinerja dan upah

karyawan tidak

tetap berdasarkan

sistem borongan

Sanksi bagi

karyawan yang

tidak disiplin

Hubungan industrial

kekeluargaan dan personal

TI untuk desain produk

dan proses

TI untuk pengolahan

data administratif

TI untuk memonitor teknologi

dan desain terbaru

TI untuk

komunikasi

dengan suplier

atau konsumen

Pengembangan teknologi proses

baru dengan menerapkan

dengan cara coba-coba

Pengembangan produk

baru dengan inspirasi dari

merek produk terkenal

Pengembangan

teknologi proses baru

dengan mempelajari

sendiri terlebih dahulu

Pengembangan

teknologi bahan atau

bahan baku dengan

cara coba-coba

Teknik

pemasaran

yang inovatiPenelitian pemasaran

baru dengan

menggunakan jasa

pencari pasar

Mengalami kejadian buruk yang

berhubungan dengan pemasaran

diatasi dengan memperluas jaringan

personal

Mengalami bahan

baku sulit,

mencari saluran

bahan baku lain

Mengalami kejadian sulit

pemasaran produk, diatasi

mencari produk baru dengan

mengubah visi dan

membangun kualitas

Mengalami kesulitan

dalam pembuatan produk

baru diatasi dengan

mempelajari proses

produksi produk baru

dengan lebih rinci

STRATEGI

PROSES

STRATEGI

INTEGRASI

VERTIKAL

STRATEGI

SDMSTRATEGI PERENCANAAN DAN

PENGENDALIAN PRODUKSI

STRATEGI

PRODUK

BARU

STRATEGI

ORGANISASISTRATEGI

KUALITAS

STRATEGI OPERASI

STRATEGI

FASILITAS

STRATEGI

SISTEM

KINERJA

Membangun

lingkungan

kerja dengan

atmosfir

pelayanan

Meningkatkan

pengendalian

proses dan

mengurangi

variabilitas

proses

Membina

hubungan jangka

panjang dan

meningkatkan

kualitas

Menggunakan

kapabilitas pemasok

besar sehingga

fleksibel

Meningkatkan

kualitas SDM

dengan melakukan

pelatihan agar

mampu

beradaptasi

dengan lebih baik

Membangun sistem

kualitas (Manajemen

Kualitas Terpadu)

Mengeliminasi

keterlambatan

karena kualitas

Meningkatkan

kesesuaian antara

kapasitas dan

permintaan

Melakukan

penjadwalan yang

lebih baik

Menentukan

produk atau jasa

baru berdasarkan

pada

hubungannya

dengan konsumen

Sistem kinerja

berdasarkan pada

pemeliharaan

karyawan lama

sehingga lebih

banyak tenaga kerja

yang berpengalaman

Struktur organisasi

yang dibangun

mekanisme agar

dapat melakukan

reaksi cepat

terhadap kebutuhan

khusus

MENENTUKAN STRATEGI FUNGSIONAL

Menentukan

harga sendiri

(bersaing)

Page 7: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 68

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

GAMBAR 3 MODEL PERILAKU BERTUJUAN MELAKSANAKAN PRODUKSI BAPAK DEDEN

Melakukan negosiasi dengan sumber

dana mengenai besarnya kredit dan

kesepakatan pembayaran kredit

Menentukan alokasi penggunaan dana,

menyerahkan kepada bagian finansial

dan menerima laporannya setiap bulan.

Menyiapkan

karyawan

Melatih karyawan baru sendiri untuk pekerjaan yang

diperuntukkannya

Melatih pengrajin dan masyarakat

sentra cara membuat produk

berkualitas, hasil pelatihan yang

baik dapat direkrut menjadi

karyawan

Melakukan negosiasi dengan karyawan masalah

upah dan kewajiban pekerja

Menentukan jabatan karyawan

dengan memilih yang ahli dan

mempunyai perilaku baik (disiplin)

Melatih pengrajin dan masyarakat

sentra cara membuat produk berkualitas, hasil

pelatihan yang mau berusaha sendiri dan

tetap komitmen dengan pembuatan produk

berkualitas kemudian direkrut menjadi

subkontraktor

Menyiapkan

danaMenyiapkan

subkontraktor

Melaksanakan operasional

produksi

Menyerahkan pekerjaan ke

subkontraktor

Menginformasikan

kebutuhan bahan baku ke

pemasok via telpon

Melakukan negosiasi

dengan pemasok masalah

harga bahan baku

Menyiapkan

Bahan Baku

Mengendalikan

kualitas pekerjaan

karyawan dengan

cara memonitor

secara berkala

Membuat sampel produk

yang akan diproduksi jika

akan membuat produk

desain baru.

Memberikan sanksi kepada

karyawan jika karyawan

tidak disiplin

Melakukan pertemuan berkala

untuk membahas masalah-

masalah di pabrik termasuk

keluhan karyawan

Memperlakukan

karyawan seperti

keluarga dengan

pendekatan personal

Mengendalikan kualitas hasil pekerjaan

subkontraktor dengan menggunakan perjanjian

kesepakatan kualitas dan harga

Mengendalikan kualitas hasil pekerjaan

subkontraktor dengan menggunakan

perjanjian tidak akan dijadikan

subkontraktor lagi jika kualitas tidak

sesuai.

MENCARI INFORMASI MENGENAI UMPAN

BALIK KONSUMENMENCARI INFORMASI DESAIN PRODUK

BARU

GAMBAR 4 MODEL PERILAKU BERTUJUAN MELAKSANAKAN LITBANG DAN INOVASI BAPAK DEDEN

MENDOKUMENTASIKAN DAN MENGINFORMASIKAN KE KARYAWAN

Mencari di

internet

Melihat di toko-toko

yang menjual

produk terkenal

Mendapatkan ide atau

desain baru dari

konsumen (trader)

Melihat dari media

massa (TV atau

majalah)

Melihat dari buku

referensi (mode blad)

MENCARI INFORMASI BAHAN

BAKU BARU

Meminta informasi mengenai

pendapat konsumen yang

telah menggunakan

produknya (konsumen

perusahaan)

MENCARI INFORMASI TEKNOLOGI

PROSES BARU

Mencari di

internet

Mencari dari

katalog produk

Mendapatkan

informasi dari

pemasok

Mencari

informasi di

internet

Menginformasikan teknologi baru

dengan melakukan pelatihan khusus

pada waktu order sedang sepi

Menginformasikan sistem

prosedur baru dengan melakukan

pelatihan khusus dengan waktu

yang khusus disediakan

Page 8: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

69 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Mendatangi calon

konsumen dengan

membawa sampel dan

memperkenalkan produk

Menginformasikan mengenai

produk atau harga baru ke

konsumen atau trader dengan

menggunakan telpon

GAMBAR 5. MODEL PERILAKU BERTUJUAN MELAKSANAKAN PEMASARAN BAPAK DEDEN

NEGOSIASI DENGAN

KONSUMEN

Mengikuti kegiatan kelompok organisasi

yang tidak berhubungan langsung

dengan perusahaan (misalnya

organisasi hobby dsb.),memperluas

pergaulan dan peluang untuk

pemasaran

MELAKUKAN

PENJAJAGAN SALURAN

PEMASARAN BARU

MEMPERKENALKAN &

MENGINFORMASIKAN

PRODUK

Melakukan negosiasi

dengan trader

tentang harga dan

metoda pembayaran

Melakukan negosiasi

dengan konsumen

tentang harga dan

metoda pembayaran

Memberikan tantangan

bahwa produknya laku di

pasar yang dituju

Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi Bapak Deden dapat dilihat

pada Gambar 2.Perilaku ini merupakan dasar dari perilaku-perilaku strategis

lainnya karena memberikan dasar, arah dan tujuan bagi keseluruhan aktivitas

dan keputusannya. Perilaku menentukan strategi dimulai dari sejak ia

memulai usahanya, yaitu strategi usaha ditentukan melalui proses belajar.

Proses belajar tersebut yaitu dengan mengalami berbagai kesulitan dan

masalah kemudian dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan baik.

Pengalaman mengalami berbagai masalah dan kesulitan meliputi antara lain

dalam proses pemasaran, dalam pembuatan produk baru, dan kesulitan bahan

baku.

Proses belajar tersebut kemudian menjadikan dasar penentuan

strategi usahanya. Strategi usaha yang paling mendasar yaitu cita-cita bapak

Deden, ingin usahanya seperti apa di masa depan atau dapat dikatakan

sebagai visi usahanya. Cita-cita bapak Deden yaitu merek produknya

terkenal di Indonesia dan jika bisa sampai di dunia, menjadi fondasi

penentuan strategi usaha yang dilakukan guna mencapai cita-cita

tersebut.Untuk dapat mencapai cita-cita usahanya tersebut, maka kendaraan

yang digunakan adalah produk dan pasar yang sesuai. Strategi mengenai

produk dan pasar yang akan dimasuki adalah difokuskan pada produk

berkualitas tinggi untuk segmen pasar tertentu. Segmen pasar di sini

Page 9: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 70

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

ditentukan segmen pasar menengah ke atas sehingga produk yang dihasilkan

difokuskan pada jenis batik berkualitas tinggi untuk segmen pasar tersebut.

Strategi bisnis tersebut, kemudian dilengkapi dengan strategi yang

merupakan hasil dari proses pembelajaran bertahun-tahun mengenai produk,

proses dan pasar, yaitu strategi untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif yang disebut sebagai strategi kapabilitas bersaing (Widjajani,

2008). Strategi kapabilitas bersaing yang dilaksanakan oleh bapak Deden

adalah membuat dan merancang sendiri komponen kritis yang menentukan

kualitas dan keunggulan produk, yaitu desain batiknya, yang kemudian

diimplementasikan pada cap (pada batik cap) atau pada desain batik tulis.

Strategi bisnis kemudian diimplementasikan dalam 6 Strategi Fungsional

yaitu (Gambar 2): (1) Strategi Fungsional Pemasaran; (2) Strategi Fungsional

Finansial; (3) Strategi Fungsional Sumber Daya Manusia; (4) Strategi Fungsional

Teknologi Informasi; (5) Strategi Fungsional Penelitian dan Pengembangan; dan

(6) Strategi Fungsional Operasi.

Strategi Fungsional Pemasaran

Strategi Fungsional Pemasaran ditekankan pada identifikasi produk dan

pasar yaitu dengan komitmen hanya menggunakan satu brand name yaitu Deden

Batik. Brand name Deden Batik kemudian harus dapat diasosiasikan pada Produk

Batik Tasikmalaya berkualitas tinggi dengan harga tinggi (premium) karena

ditujukan untuk pasar tertentu yaitu kalangan penyuka batik kalangan menengah

ke atas.Penentuan harga produk dilakukan sendiri dengan mempertimbangkan

harga produk pesaing

Dalam implementasi strategi pemasaran tersebut, maka dilakukan

aktivitas-aktivitas yang tergambar dalam Model Perilaku Bertujuan

Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5) yaitu antara lain pada aktivitas

memperkenalkan dan menginformasikan produk. Selain itu juga melaksanakan

aktivitas pemasaran yang berani yaitu memberikan tantangan pada trader bahwa

produknya akan laku dalam jangka waktu tertentu dengan sanksi tertentu.

Strategi pemasaran juga diimplementasikan dalam strategi menentukan

saluran pemasaran (Gambar 2) yaitu antara lain dengan mengembangkan teknik-

teknik pemasaran yang inovatif misalnya dengan memperkenalkan produk

melalui perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi dan perkumpulan-

perkumpulan yang karyawannya atau anggotanya dapat menjadi konsumen

potensial. Selain itu juga bapak Deden mengembangkan saluran pemasaran

sendiri dan menggunakan saluran distribusi yang sudah ahli, yaitu trader yang

telah dikenal mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

Dalam implementasi strategi pemasaran yang telah dijelaskan pada

Gambar 2 tersebut, kemudian dilakukan aktivitas-aktivitas yang digambarkan

dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5).

Page 10: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

71 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain yaitu melaksanakan penjajagan

saluran pemasaran baru misalnya dengan mengikuti kegiatan kelompok

organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan, memperluas

pergaulan dan mencari peluang untuk pemasaran.

Strategi pemasaran yang juga dilakukan ialah mengembangkan kualitas

jasa pelayanan konsumen (Gambar 2) yang kemudian diimplementasikan pada

Model Perilaku Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5) yaitu dengan melakukan

aktivitas memperkenalkan produk kepada konsumen dan bernegosiasi dengan

trader/konsumen.

Strategi Fungsional Finansial

Menentukan strategi fungsional finansial merupakan bagian dari Model

Perilaku Menentukan Strategi (Gambar 2), yaitu terdiri dari strategi finansial

mengenai pemodalan yang dilakukan dengan menggunakan modal sendiri pada

awal perusahaan berdiri dan kemudian mendapatkan sebagian modal dari kredit

bank; strategi finansial mengenai modal kerja dilaksanakan dengan mengandalkan

kepercayaan dari pemasok bahan baku dengan pembayaran yang dapat dilakukan

kemudian; serta strategi mengenai pengembangan perusahaan dengan modal

kredit dari bank.

Implementasi strategi fungsional finansial ini digambarkan pada Model

Perilaku Pelaksanaan Produksi (Gambar 3) yaitu antara lain dengan melakukan

negosiasi dengan sumber dana mengenai besarnya kredit dan kesepakatan

pembayaran kredit; menentukan alokasi penggunaan dana dengan menyerahkan

kepada bagian finansial, dan menerima laporannya setiap bulan; serta melakukan

negosiasi dengan pemasok masalah harga bahan baku.

Strategi Fungsional Sumber Daya Manusia

Strategi fungsional sumber daya manusia merupakn bagian dari Model

Perilaku Menentukan Strategi (Gambar 2) yaitu antara lain merupakan strategi

sumber daya manusia dalam hal penentuan upah, untuk karyawan operasional

(tidak tetap) ditentukan berdasarkan sistem borongan dan untuk karyawan tetap

baik upah maupun penghargaan terhadap kinerja ditentukan berdasarkan

tanggung jawabnya. Selain itu strategi sumber daya manusia yang dilakukan

untuk memotivasi karyawan ialah dengan melaksanakan hubungan industrial

kekeluargaan dan personal; sedangkan mengendalikan kedisiplinan dilakukan

dengan memberikan sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin.

Strategi Fungsional Sumber Daya Manusia tersebut kemudian

diimplementasikan ke dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi

(Gambar 3) yang antara lain terdiri dari Aktivitas Menyiapkan Karyawan dan

Aktivitas Menyiapkan Subkontraktor. Aktivitas menyiapkan karyawan dilakukan

Page 11: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 72

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

pemilihan karyawan yang berkualitas dengan hanya menerima dari kandidat

karyawan yang terbaik serta menentukan jabatan karyawan dengan memilih yang

ahli dan mempunyai perilaku baik (disiplin). Aktivitas Menyiapkan Subkontraktor

yaitu dengan memilih subkontraktor yang mampu memproduksi produk sesuai

dengan standar kualitas Batik Deden dan berkomitmen tinggi.

Strategi Fungsional Teknologi Informasi

Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi (Gambar 2) juga menentukan

strategi dalam penerapan teknologi informasi di perusahaan, yaitu dimaksudkan

untuk membantu dalam pengolahan data administratif, membantu dalam desain

produk dan proses, memonitor teknologi dan desain terbaru serta berkomunikasi

dengan pemasok atau konsumen.

Implementasi strategi tersebut dilaksanakan dengan aktivitas-aktivitas

yang terangkum dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan

Inovasi (Gambar 4), yaitu pada aktivitas mencari informasi desain produk baru,

bahan baku baru dan teknologi proses baru.

Selain itu juga, strategi teknologi informasi juga diimplementasikan dalam

Perilaku Bertujuan Melaksanakan Pemasaran (Gambar 5) yaitu memanfaatkan

teknologi informasi dalam melaksanakan negosiasi dengan konsumen dan trader

mengenai harga dan metoda pembayaran.

Strategi Fungsional Litbang

Strategi fungsional litbang yang dijalankan juga digambarkan dalam

Model Perilaku Bertujuan Menentukan Strategi (Gambar 2) yaitu antara lain

melakukan pengembangan produk baru dengan cara membuat desain sendiri

dengan mencari inspirasi dari produk merek terkenal; pengembangan teknologi

proses baru dan bahan baku baru dengan mempelajari sendiri dan cara coba-coba;

serta melakukan penelitian mengenai saluran pemasaran baru dengan

menggunakan jasa pencari pasar.

Strategi tersebut diimplementasikan dalam aktivitas-aktivitas yang

tergambar dalam Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan Inovasi

(Gambar 4) yaitu : (1) Melakukan pencarian informasi desain produk, teknologi

proses, dan bahan baku baru yang dilakukan dengan: (a) mendapatkan informasi

untuk melakukan desain produk baru dengan mencari di internet, dari toko-toko

yang menjual produk merek terkenal, dari buku referensi (modeblad) dan dari

media massa (TV atau majalah); (b) mendapatkan informasi mengenai teknologi

proses baru dengan mencari informasi di internet, dari katalog-katalog produk dan

dari toko-toko atau distributor yang menjual mesin atau peralatan; (c)

mendapatkan informasi mengenai teknologi bahan atau bahan baku yang baru

dengan mencari informasi di internet dan dari pemasok. (2) Melakukan pencarian

Page 12: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

73 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

informasi mengenai umpan balik dari konsumen yaitu dengan meminta informasi

mengenai pendapat konsumen yang telah menggunakan produknya (konsumen

perusahaan). (3) Melakukan aktivitas mendokumentasikan dan menginformasikan

ke karyawan yaitu: (a) menginformasikan teknologi baru ke karyawan dengan

melakukan pelatihan khusus pada waktu order sedang sepi atau pada waktu yang

disediakan khusus; (b) Menginformasikan sistem prosedur baru dengan

melakukan pelatihan khusus dengan waktu yang khusus disediakan

Strategi Fungsional Operasi

Strategi operasi menggambarkan prioritas kompetitif yang didapatkan

dari operasi yang dapat dilihat pada Model Perilaku Bertujuan Menentukan

Strategi (Gambar 2) ialah: (1) Strategi operasi mengenai fasilitas dilaksanakan

berdasarkan pada pembangunan lingkungan kerja dengan atmosfir pelayanan

yang baik, atau dengan kata lain melakukan pembangunan kualitas tempat kerja.

Strategi ini diimplementasikan dalam Perilaku Bertujuan Pelaksanaan Produksi

(gambar 3) yaitu dalam aktivitas melaksanakan operasional produksi. (2) Strategi

operasi mengenai teknologi proses yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan

pengendalian proses dan mengurangi variabilitas proses, dengan kata lain prioritas

kompetitif yang dipilih ialah kualitas, meningkatkan kualitas proses sehingga

dapat menghasilkan produk berkualitas. (3) Strategi operasi mengenai hubungan

integrasi vertikal/suplier dilakukan dengan membina hubungan jangka panjang

dan meningkatkan kualitas hubungan dengan suplier (prioritas kompetitif

kualitas). Strategi ini kemudian diimplementasikan dalam aktivitas menyiapkan

bahan baku pada Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Produksi (Gambar 3).

Strategi operasi mengenai hubungan integrasi vertikal/suplier juga dilakukan

dengan memilih suplier besar sehingga bahan baku yang didapatkan terjamin

kualitas dan kuantitasnya. (4) Strategi operasi mengenai sumber daya manusia

yang berdasarkan pada kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui

pelatihan dan peningkatan ketrampilan yang mengarah pada kemampuan untuk

beradaptasi dengan lebih baik. Implementasi strategi ini ke dalam perilaku litbang

dan inovasi tercermin dalam aktivitas diseminasi informasi ke karyawan yaitu

(Gambar 4). (5) Strategi operasi mengenai kualitas dilakukan dengan

melaksanakan pembangunan sistem kualitas untuk meningkatkan kualitas guna

memenuhi harapan konsumen. Strategi operasi mengenai kualitas juga dilakukan

dengan pengendalian kualitas yang ketat pada setiap stasiun kerja oleh masing-

masing operator sehingga dapat mengeliminasi keterlambatan yang disebabkan

karena kualitas. Strategi ini kemudian diimplementasikan dengan mengendalikan

kualitas pekerjaan karyawan dengan cara memonitor secara berkala (gambar 3).

(6) Strategi operasi mengenai perencanaan produksi dan pengendalian

persediaan dilakukan dengan meningkatkan kesesuaian antara kapasitas dan

permintaan sehingga dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik.

Page 13: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

_____________________________ Model Perilaku Strategis Pengusaha Industri Kecil 74

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Strategi operasi mengenai perencanaan produksi dan pengendalian persediaan

juga dilakukan dengan melakukan penjadwalan yang lebih baik karena

kemampuan delivery merupakan prioritas kompetitif yang dipilih. (7) Strategi

operasi mengenai produk atau jasa baru yang dilakukan berdasarkan pada

hubungannya dengan konsumen. Produk dan jasa baru hanya diadakan setelah

melalui suatu pembelajaran mengenai identifikasi kebutuhan konsumen. Strategi

ini kemudian diimplementasikan pada perilaku melaksanakan litbang dan inovasi

(Gambar 4). (8) Strategi operasi mengenai sistem kinerja atau penghargaan pada

sumber daya manusiayang didasarkan pada peningkatan pemeliharaan karyawan

yang lama sehingga lebih banyak tenaga kerja yang berpengalaman. Pelaksanaan

strategi ini dalam perilaku melaksanakan produksi (Gambar 3). (9) Strategi

operasi mengenai sistem organisasi yang didasarkan pada struktur organisasi

yang didasarkan pada prioritas kompetitif fleksibilitas. Implementasi strategi

dalam perilaku melaksanakan produksi (Gambar 3) dalam menentukan alokasi

penggunaan dana.

Simpulan, Implikasi Manajerial, Keterbatasan Penelitian dan Saran

untuk Penelitian Selanjutnya

Model Perilaku Strategis Pengusaha IK yang berhasil

menggambarkan bagaimana perilaku pengusaha IK dalam membangun

keunggulan kompetitifnya.Model ini menggambarkan secara rinci aktivitas-

aktivitas yang dilakukan oleh pengusaha yang berhasil dalam menjalankan

usaha sehingga dapat unggul diantara pesaing-pesaingnya.

Model Perilaku Strategis Pengusaha IK dalam membangun keunggulan

kompetitif ini terdiri dari empat model yaitu: (1) Model Perilaku Bertujuan

Menentukan Strategi yang merupakan perilaku yang mendasari aktivitas

menentukan strategi perusahaan; (2) Model Perilaku Bertujuan

Melaksanakan Produksi yaitu merupakan implementasi dari strategi yang

telah ditentukan kedalam aktivitas-aktivitas melaksanakan produksi; (3)

Model Perilaku Bertujuan Melaksanakan Litbang dan Inovasi yaitu

merupakan implementasi strategi yang telah ditentukan kedalam aktivitas

melaksanakan litbang dan inovasi; (4) Model Perilaku Bertujuan

Melaksanakan Pemasaran yaitu merupakan implementasi atrategi yang telah

ditentukan kedalam aktivitas melaksanakan pemasaran.

Keempat model tersebut menggambarkan perilaku penguasaha IK

yang berhasil dalam membangun keunggulan kompetitif secara

berkesinambungan dan dinamis. Jadi model tersebut bukan merupakan potret

sesaat (snapshot) dari aktivitas pengusaha IK tetapi menggambarkan proses

bagaimana suatu usaha dikelola sehingga dapat membangun keunggulan

kompetitifnya.

Page 14: model perilaku strategis pengusaha industri kecil dalam ...

75 Media Riset Bisnis & Manajemen ___________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 62-75

Daftar Pustaka

Attefalk, L., Langervik, G. (2001). Socio Technical Soft System Methodology: A

SociotechnicalApproach to Soft System Methodology. Master Thesis.

Department of Informatics Universityof Gothenburg.

Barney, J.B. (1991). Firm Resources and Sustained Competitive Advantage.

Journal of Management. 17 : 99-112.

Checkland, P., Scholes, J. (1990). Soft Systems Methodology in Action.John

Wiley & Sons Ltd.,Chichester.

Fahy, J. (2000). The Resource-Based View of The Firm: Some Stumbling-Blocks

on The Road to Understanding Sustainable Competitive

Advantage.Journal of European Industrial Training. 24 (2/3/4) :94-104.

Hayden, C.L. (1986). The Handbook of Strategic Enterprise. The Free Press,

New York, NY.

Widjajani. (2008). Perilaku Strategis Industri Kecil untuk Membangun

Keunggulan Kompetitif di Sentra Industri Kecil Kota Bandung

dengan Pendekatan Berbasis Sumber Daya. Disertasi. Intitut

Teknologi Bandung.