Top Banner
PEMEGANG saham PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menyetujui rencana pe- ningkatan modal perseroan melalui penawaran umum terbatas (rights issue) III dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dengan pelepasan saham sekitar 3,37 miliar lembar di har- ga Rp3.100, BNI akan menda- pat tambahan modal lebih dari Rp10,4 triliun. Sehingga, modal inti BNI naik menjadi 16%-17% dari 10,2% per September 2010. Adapun rasio kecukupan modal ( capital adequacy ratio/CAR) menjadi 19%-20% dari 12,4% per September lalu. Demikian diungkapkan Direktur Utama BNI Gatot Suwondo setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin. Dalam RUPSLB itu, pemegang saham BNI setuju kepemilikan saham negara RI menjadi 60% dan saham publik 40%. Saat ini, kepemilikan saham pemerintah adalah 73%. Rencananya, BNI akan meng- gunakan 80% dana hasil rights issue untuk penyaluran kredit korporasi, usaha kecil dan me- nengah (UKM), serta konsumer. Sisanya akan dipakai untuk pengembangan infrastruktur dan anak usaha. Adapun untuk penyalur- an kredit pada tahun depan, BNI menargetkan pertumbuh- an 16%-17% atau di bawah perkiraan pertumbuhan kredit nasional. Pasalnya, BUMN ini masih melaksanakan program customer centric model yang baru selesai pertengahan 2011. Ke depan, bisnis BNI akan fokus pada business banking dan retail banking. “Untuk business banking kita sudah siapkan in- dustri-industri yang lima tahun ke depan jadi unggulan Indone- sia. Kalau konsumen, BNI ingin posisikan diri sebagai lifetime banking partner, mulai dari pela- jar sampai usia lanjut.” Dalam RUPSLB terpisah, kemarin, seluruh pemegang saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk merestui rencana rights is- sue perseroan. Dengan rencana pelepasan 188.787.238 saham di harga penawaran Rp7 ribu per lembarnya, dana yang akan diserap kurang lebih Rp1,32 triliun. Perusahaan akan mengeluar- kan saham dari portepel atau simpanan perseroan dengan sistem 5 banding 1. Dirut BTPN Jerry Ng mengatakan, dengan rights issue tersebut, CAR BTPN yang kini di posisi 15,2% akan naik menjadi 22%. Baik BTPN maupun BNI akan melakukan rights issue tersebut pada 10 Desember 2010 di Bursa Efek Indonesia. (*/Ant/E-4) COCA-Cola Amatil Indone- sia (CCAI) memasang target pangsa pasar untuk seluruh kategori produk minuman na- sional hingga di atas 40%. Saat ini, capaian di kisaran tersebut baru diperoleh dalam tiga ka- tegori produk yakni minuman bersoda, jus, dan teh dalam kemasan. Untuk mendukung ren- cana tersebut, CCAI akan me- ngucurkan investasi sebesar US$100 juta per tahun selama 3 tahun ke depan, atau total US300 juta. “Tambahan investasi total US$300 juta itu akan dipri- oritaskan untuk pengembang- an produk, penambahan in- frastruktur di sektor ritel dan penambahan kapasitas produk- si,” ujar Presiden Direktur CCAI, Peter N Kelly di Jakarta, kemarin. Menurut Peter, kategori produk yang masih berpotensi berkembang di antaranya mi- numan kesehatan jenis iso- tonik dan air minum dalam kemasan. Untuk itu pengembangan produk akan dilakukan dengan mengganti semua kemasan minuman botol beling menjadi botol plastik, menambah mesin pendingin di konsumen, dan menambah jenis produk dari 8 pabrik yang ada di Indonesia. “Diharapkan, akan ada pe- nambahan 20 ribu kulkas, pe- ningkatan kapasitas pembotol- an sekitar 10% per tahun dan dimulainya produksi botol kemasan secara mandiri. Ini semua bisa dimulai pada 2011,” tuturnya. Di tempat sama, Managing Director CCA Group, Terry Davis mengatakan Indonesia merupakan pasar sangat pen- ting karena masih sangat bisa berkembang. Kontribusi CCAI saat ini di kisaran US$600 juta per tahun atau sekitar 10% dari total omzet CCA Group. “Menurut kami, merek Coca- Cola sangat bagus di Indone- sia. Pertumbuhan produksi kami dalam 5 tahun terakhir mencapai 78% di sini. Saat ini kapasitas produksi kami sekitar 700 juta liter. Dengan investasi ini kami ingin memastikan bisa berproduksi 1 miliar liter per tahun,” tuturnya. (Jaz/E-3) R ENCANA PT Per- tamina (persero) mengakuisisi secara tidak langsung PT Medco Energi Internasional Tbk belum nal. Saat ini Per- tamina masih dalam tahap melakukan kajian menyeluruh (due diligence) sehingga mereka belum memutuskan kepastian rencana tersebut. Direktur Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko Pertamina Ferederick ST Sia- haan mengatakan hal itu da- lam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Ja- karta, kemarin. “Sampai hari ini direksi belum memutuskan. Kita masih punya waktu due diligence sampai akhir Novem- ber 2010,” katanya di hadapan anggota dewan. Pernyataan ini dibenarkan VP Corporate Communica- tions Pertamina Muhammad Harun. Ia menegaskan BUMN minyak dan gas itu belum mengambil keputusan apa pun tentang pembelian saham Encore International Limited sebesar 55% yang secara tidak langsung mencakup 27,9% saham Medco. Namun, kata Harun yang ditemui seusai rapat dengar pendapat, bukan berarti ren- cana akuisisi itu akan dibatal- kan. Menurutnya, sebelum memutuskan, perusahaan akan menimbang-nimbang aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan politis. “Kami tetapkan beberapa kriteria. Skor inilah yang nanti berbicara,” jelas Harun. Sementara itu, dalam catatan rapat dengar pendapat, Komisi VII DPR menolak rencana Per- tamina mengakuisisi Medco. Menurut mereka, Pertamina sebaiknya lebih fokus meng- investasikan dananya buat meningkatkan laju pengurasan cadangan ketimbang dipakai untuk mengakuisisi saham Medco. Meski begitu, salah satu frak- si, yakni Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan pihaknya belum menolak ren- cana Pertamina tersebut. Bernilai strategis Sebelumnya, sejumlah ka- langan merespons positif ke- inginan Pertamina mengakui- sisi Medco melalui pembelian saham Encore International. Direktur ReforMiner Insti- tute Pri Agung Rakhmanto mengatakan rencana akuisisi itu bernilai strategis dan akan menguntungkan kedua peru- sahaan. Bagi Pertamina, dengan akuisisi tersebut mereka akan mendapat kepemilikan seka- ligus kontrol atas Medco. “De- ngan begitu Pertamina bisa memanfaatkan jaringan bisnis hulu Medco untuk penetrasi dan ekspansi ke luar negeri,” katanya. Medco akan mendapat dana segar yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan perusa- haan selanjutnya. Pri Agung menilai langkah ini juga akan mendongkrak setoran dividen Pertamina kepada negara. “Kita dukung sepanjang proses akuisisi di- lakukan dengan fair dan tidak hanya menguntungkan pihak- pihak tertentu. Harga akuisisi juga harus fair, tidak under atau over,” ujarnya (Media Indone- sia, 18/11). Saat ini, Pertamina dan En- core International Limited (EIL) telah menandatangani principles of agreement sebagai tahapan pembelian saham EIL di Encore Energy Pte Ltd (EEPL). Kedua belah pihak sepakat melanjutkan proses jual beli saham EIL di EEPL ke tingkat periode eksklusif yang akan berakhir 30 November 2010. EEPL kini memiliki 50,7% saham di Medco Energi. Bila rencana pembelian saham itu terealisasi, secara tidak lang- sung Pertamina akan mengua- sai 27,9% saham Medco. (*/ Ant/E-6) [email protected] Pertamina belum Putuskan Rencana Akuisisi Medco Pertamina bisa memanfaatkan jaringan hulu Medco untuk penetrasi dan rencana ekspansi. Ahmad Punto PEMIMPIN Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jakarta Veteran, Rahman Arif (kanan) memberikan secara simbolis hadiah Untung Beliung Britama IV berupa All New Honda Jazz, kepada peme- nang di Jakarta, Senin (22/11). Pada periode ini BRI Kantor Cabang Jakarta Veteran memberikan tiga mobil kepada tiga nasabah yang beruntung. Program yang diadakan sejak 2007 itu merupakan bentuk apresiasi kepada nasabah Tabungan BRI Britama dan Britama Junio atas kepercayaan dan loyalitasnya. PETUGAS layanan pelanggan Bank Mutiara (kiri) memberikan penjelasan kepada nasabah di kantor Bank Mutiara yang baru di Kawasan Bisnis Sudirman, Jakarta, Selasa (23/11). Pemindahan kantor pusat dan kantor cabang utama Bank Mutiara ke lokasi bisnis strategis merupakan bagian dari rencana perseroan dalam memberikan pelayanan priority banking. Bank Mutiara masuk ja- jaran bank kelas menengah dengan aset mencapai Rp10 triliun. SEKILAS INFO BRI Bagikan Hadiah Untung Beliung Britama IV Bank Mutiara Relokasi Kantor Cabang Rights Issue BNI dan BTPN Melenggang Mulus Coca-Cola Targetkan Pangsa Pasar 40% Corporate News | 19 JUMAT, 26 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Baik BTPN maupun BNI akan melakukan rights issue tersebut pada 10 Desember 2010.” DESA BERDERING: Menkominfo Tifatul Sembiring (kanan) mendengarkan penjelasan Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno (kedua dari kanan) didampingi VP Special Area Development Telkomsel Bambang Utomo (kiri) saat berkunjung di stan Telkomsel pada pameran di Jakarta, Rabu (24/11). Telkomsel telah mengoperasikan desa berdering dengan menggelar layanan akses telekomunikasi dan informatika di 25.412 desa melalui program universal service obligation. MI/USMAN ISKANDAR DOK BRI ANTARA/AUDY ALWI
1

MI/USMAN ISKANDAR Pertamina belum Putuskan · tions Pertamina Muhammad Harun. Ia menegaskan BUMN minyak dan gas itu belum mengambil keputusan apa pun tentang pembelian saham Encore

Mar 14, 2019

Download

Documents

tranque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MI/USMAN ISKANDAR Pertamina belum Putuskan · tions Pertamina Muhammad Harun. Ia menegaskan BUMN minyak dan gas itu belum mengambil keputusan apa pun tentang pembelian saham Encore

PEMEGANG saham PT Bank Negara Indones ia (BNI) Tbk menyetujui rencana pe-ningkatan modal perseroan melalui penawaran umum terbatas (rights issue) III dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Dengan pelepasan saham sekitar 3,37 miliar lembar di har-ga Rp3.100, BNI akan menda-pat tambahan modal lebih dari Rp10,4 triliun. Sehingga, modal inti BNI naik menjadi 16%-17% dari 10,2% per September 2010. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 19%-20% dari 12,4% per September lalu.

Demikian diungkapkan Direktur Utama BNI Gatot Suwondo setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin. Dalam RUPSLB itu, pemegang saham BNI setuju kepemilikan saham negara RI menjadi 60% dan saham publik 40%. Saat ini, kepemilikan saham pemerintah adalah 73%.

Rencananya, BNI akan meng-gunakan 80% dana hasil rights issue untuk penyaluran kredit korporasi, usaha kecil dan me-nengah (UKM), serta kon sumer. Sisanya akan dipakai untuk pengembangan infrastruktur dan anak usaha.

Adapun untuk penyalur-an kredit pada tahun depan, BNI menargetkan pertumbuh-an 16%-17% atau di bawah perkiraan pertumbuhan kredit

nasional. Pasalnya, BUMN ini masih melaksanakan program customer centric model yang baru selesai pertengahan 2011.

Ke depan, bisnis BNI akan fokus pada business banking dan retail banking. “Untuk business banking kita sudah siapkan in-dustri-industri yang lima tahun ke depan jadi unggulan Indone-sia. Kalau konsumen, BNI ingin posisikan diri sebagai lifetime banking partner, mulai dari pela-jar sampai usia lanjut.”

Dalam RUPSLB terpisah, kemarin, seluruh pemegang saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk merestui rencana rights is-

sue perseroan. Dengan rencana pelepasan 188.787.238 saham di harga penawaran Rp7 ribu per lembarnya, dana yang akan diserap kurang lebih Rp1,32 triliun.

Perusahaan akan mengeluar-kan saham dari portepel atau simpanan perseroan dengan sistem 5 banding 1. Dirut BTPN Jerry Ng mengatakan, dengan rights issue tersebut, CAR BTPN yang kini di posisi 15,2% akan naik menjadi 22%.

Baik BTPN maupun BNI akan melakukan rights issue tersebut pada 10 Desember 2010 di Bursa Efek Indonesia. (*/Ant/E-4)

COCA-Cola Amatil Indone-sia (CCAI) memasang target pangsa pasar untuk seluruh kategori produk minuman na-sional hingga di atas 40%. Saat ini, capaian di kisaran tersebut baru diperoleh dalam tiga ka-tegori produk yakni minuman bersoda, jus, dan teh dalam kemasan.

Untuk mendukung ren-cana tersebut, CCAI akan me-ngucurkan investasi sebesar US$100 juta per tahun selama 3 tahun ke depan, atau total US300 juta.

“Tambahan investasi total US$300 juta itu akan dipri-oritaskan untuk pengembang-an produk, penambahan in-frastruktur di sektor ritel dan penambahan kapasitas produk-si,” ujar Presiden Direktur CCAI, Peter N Kelly di Jakarta, kemarin.

Menurut Peter, kategori produk yang masih berpotensi berkembang di antaranya mi-numan kesehatan jenis iso-tonik dan air minum dalam kemasan.

Untuk itu pengembangan produk akan dilakukan dengan

mengganti semua kemasan minuman botol beling menjadi botol plastik, menambah mesin pendingin di konsumen, dan menambah jenis produk dari 8 pabrik yang ada di Indonesia.

“Diharapkan, akan ada pe-nambahan 20 ribu kulkas, pe-ningkatan kapasitas pembotol-an sekitar 10% per tahun dan dimulainya produksi botol kemasan secara mandiri. Ini semua bisa dimulai pada 2011,” tuturnya.

Di tempat sama, Managing Director CCA Group, Terry Davis mengatakan Indonesia merupakan pasar sangat pen-ting karena masih sangat bisa berkembang. Kontribusi CCAI saat ini di kisaran US$600 juta per tahun atau sekitar 10% dari total omzet CCA Group.

“Menurut kami, merek Coca-Cola sangat bagus di Indone-sia. Pertumbuhan produksi kami dalam 5 tahun terakhir mencapai 78% di sini. Saat ini kapasitas produksi kami sekitar 700 juta liter. Dengan investasi ini kami ingin memastikan bisa berproduksi 1 miliar liter per tahun,” tuturnya. (Jaz/E-3)

RENCANA PT Per-tamina (persero) mengakuisisi secara tidak langsung PT

Medco Energi Internasional Tbk belum fi nal. Saat ini Per-tamina masih dalam tahap melakukan kajian menyeluruh (due diligence) sehingga mereka belum memutuskan kepastian rencana tersebut.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko Pertamina Ferederick ST Sia-haan mengatakan hal itu da-lam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Ja-karta, kemarin. “Sampai hari

ini direksi belum memutuskan. Kita masih punya waktu due diligence sampai akhir Novem-ber 2010,” katanya di hadapan anggota dewan.

Pernyataan ini dibenarkan VP Corporate Communica-tions Pertamina Muhammad Harun. Ia menegaskan BUMN minyak dan gas itu belum mengambil keputusan apa pun tentang pembelian saham Encore International Limited sebesar 55% yang secara tidak langsung mencakup 27,9% saham Medco.

Namun, kata Harun yang ditemui seusai rapat dengar pendapat, bukan berarti ren-cana akuisisi itu akan dibatal-kan. Menurutnya, sebelum

memutuskan, perusahaan akan menimbang-nimbang aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan politis. “Kami tetapkan beberapa kriteria. Skor inilah yang nanti berbicara,” jelas Harun.

Sementara itu, dalam catatan rapat dengar pendapat, Komisi VII DPR menolak rencana Per-tamina mengakuisisi Medco. Menurut mereka, Pertamina sebaiknya lebih fokus meng-investasikan dananya buat meningkatkan laju pengurasan cadangan ketimbang dipakai untuk mengakuisisi saham Medco.

Meski begitu, salah satu frak-si, yakni Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan pihaknya belum menolak ren-cana Pertamina tersebut.

Bernilai strategisSebelumnya, sejumlah ka-

langan merespons positif ke-

inginan Pertamina mengakui-sisi Medco melalui pembelian saham Encore International. Direktur ReforMiner Insti-tute Pri Agung Rakhmanto menga takan rencana akuisisi itu bernilai strategis dan akan menguntungkan kedua peru-sahaan.

Bagi Pertamina, dengan akuisisi tersebut mereka akan mendapat kepemilikan seka-ligus kontrol atas Medco. “De-ngan begitu Pertamina bisa memanfaatkan jaringan bisnis hulu Medco untuk penetrasi dan ekspansi ke luar negeri,” katanya.

Medco akan mendapat dana segar yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan perusa-haan selanjutnya.

Pri Agung menilai langkah ini juga akan mendongkrak setoran dividen Pertamina kepada negara. “Kita dukung sepanjang proses akuisisi di-

lakukan dengan fair dan tidak hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Harga akuisisi juga harus fair, tidak under atau over,” ujarnya (Media Indone-sia, 18/11).

Saat ini, Pertamina dan En-core International Limited (EIL) telah menandatangani principles of agreement sebagai tahapan pembelian saham EIL di Encore Energy Pte Ltd (EEPL). Kedua belah pihak sepakat melanjutkan proses jual beli saham EIL di EEPL ke tingkat periode eksklusif yang akan berakhir 30 November 2010.

EEPL kini memiliki 50,7% saham di Medco Energi. Bila rencana pembelian saham itu terealisasi, secara tidak lang-sung Pertamina akan mengua-sai 27,9% saham Medco. (*/Ant/E-6)

[email protected]

Pertamina belum Putuskan Rencana Akuisisi Medco

Pertamina bisa memanfaatkan jaringan hulu Medco untuk penetrasi dan rencana ekspansi.

Ahmad Punto

PEMIMPIN Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jakarta Veteran, Rahman Arif (kanan) memberikan secara simbolis hadiah Untung Beliung Britama IV berupa All New Honda Jazz, kepada peme-nang di Jakarta, Senin (22/11). Pada periode ini BRI Kantor Cabang Jakarta Veteran memberikan tiga mobil kepada tiga nasabah yang beruntung. Program yang diadakan sejak 2007 itu merupakan bentuk apresiasi kepada nasabah Tabungan BRI Britama dan Britama Junio atas kepercayaan dan loyalitasnya.

PETUGAS layanan pelanggan Bank Mutiara (kiri) memberikan penjelasan kepada nasabah di kantor Bank Mutiara yang baru di Kawasan Bisnis Sudirman, Jakarta, Selasa (23/11). Pemindahan kantor pusat dan kantor cabang utama Bank Mutiara ke lokasi bisnis strategis merupakan bagian dari rencana perseroan dalam memberikan pelayanan priority banking. Bank Mutiara masuk ja-jaran bank kelas menengah dengan aset mencapai Rp10 triliun.

SEKILAS INFO

BRI Bagikan Hadiah Untung Beliung Britama IV

Bank Mutiara Relokasi Kantor Cabang

Rights Issue BNI dan BTPN Melenggang Mulus

Coca-Cola Targetkan Pangsa Pasar 40%

Corporate News | 19JUMAT, 26 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Baik BTPN maupun BNI akan melakukan rights issue tersebut pada 10 Desember 2010.”

DESA BERDERING: Menkominfo Tifatul Sembiring (kanan) mendengarkan penjelasan Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno (kedua dari kanan) didampingi VP Special Area Development Telkomsel Bambang Utomo (kiri) saat berkunjung di stan Telkomsel pada pameran di Jakarta, Rabu (24/11). Telkomsel telah mengoperasikan desa berdering dengan menggelar layanan akses telekomunikasi dan informatika di 25.412 desa melalui program universal service obligation.

MI/USMAN ISKANDAR

DOK BRI

ANTARA/AUDY ALWI