LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENDIDIKAN SAINSKEGIATAN 4. MISTERI
KANCING BAJU
Disusun Oleh :Hafidha Asni Akmalia08304241003Liedya Kusuma
Ratih08304241023Ella Sofian Nova08304241025Riza Sativani
Hayati08304241029Errischa Megawati08304241035Fransiska Riana Veni
H.08304241037
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2011A. TOPIKMisteri
Kancing Baju
B. LATAR BELAKANGSains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep,
dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan
atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam
mempelajari gejala alam yang belum diterangkan. Secara garis besar
sains dapat didefenisikan atas tiga komponen, yaitu (1) sikap
ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3) produk ilmiah. Jadi keterampilan
proses atau metode ilmiah merupakan bagian studi sains, termasuk
materi bidang studi yang harus dipelajari siswa. Mengajarkan bidang
studi sains (IPA) berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja
belum lengkap, karena baru mengajarkan salah satu komponennya.
Sedangkan komponen sikap ilmiah yang perlu ditumbuhkan antara lain
adalah tanggung jawab, keinginan hendak tahu, jujur, terbuka,
obyektif, kreatif, toleransi, kecermatan bekerja, percaya diri
sendiri, konsep diri positif, mengenal hubungan antara masyarakat
dan sains, perhatian terhadap sesama mahluk hidup, menyadari bahwa
kemajuan ilmiah diperoleh dari sudut usaha bersama, dan
menginterpretasikan gejala alam dari sudut prinsip-prinsip ilmiah.
Dengan kata lain pendidikan sains juga bertujuan mengembangkan
kepribadian siswa.Proses dapat didefenisikan sebagai perangkat
keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan ilmiah. Proses atau metode ilmiah itu merupakan konsep
besar yang dapat dirinci menjadi sejumlah komponen yang harus
dikuasai apabila orang itu hendak melakukan penelitian dan
pengembangan dalam bidangnya. Sainstis mengembangkan teori antara
melalui keterampilan proses. Melalui kegiatan Misteri Kancing Baju
ini praktikan akan belajar mengenai beberapa keterampilan proses
sains, terutama bidang studi biologi.
C. RUMUSAN MASALAHApakah kancing baju dapat digunakan untuk
mempelajari keterampilan proses sains?
D. TUJUANMampu menerapkan ketrampilan proses melalui kegiatan
misteri kancing baju
E. TINJAUAN PUSTAKAIPA bukan hanya sekumpulan ilmu dan
pengetahuan. IPA pada hakikatnya juga mengandung cara-cara untuk
mengembangkan ilmu dan pengetahuan. Untuk mengembangkan ilmu dan
pengetahuan tentang alam, seseorang perlu menguasai sejumlah
keterampilan dasar yang dikenal dengan keterampilan proses.
Keterampilan proses bukanlah sekedar keterampilan motorik yang
tidak melibatkan proses mental. Pada saat siswa sedang melakukan
keterampilan proses, misalnya mengamati, siswa sesungguhnya bukan
hanya memperhatikan objek dengan inderanya tetapi juga
menghubungkan apa yang sedang diamati dengan apa yang telah
diketahuinya. Pada saat sedang mengamati kita mencoba mengaitkan
apa yang kita amati dengan pengetahuan yang telah kita miliki.
Misalnya, apabila siswa dihadapkan dengan suatu tumbuhan yang
asing, mereka akan mencoba membandingkan ciri-ciri yang dimiliki
tumbuhan tersebut dengan tumbuhan lain yang sudah dikenalnya. Oleh
karena itu mereka akan mencoba membandingkan bentuk daun, warna
daun, aroma daun, dan ciri-ciri lain dengan tumbuhan yang telah
dikenalinya. Oleh karena itu keterampilan proses sesungguhnya
bukanlah sekedar keterampilan motorik tetapi juga melibatkan
keterampilan berpikir.Rustaman, N (1997) mendefinisikan
keterampilan proses sains sebagaiketerampilan yang diperlukan untuk
memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori sains, baik berupa
keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun
keterampilan sosial. Keterampilan proses sains melibatkan
keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan
sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena
dengan melakukan keterampilan proses sains, siswa menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan dan perakitan alat. Interaksi dengan
sesamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, misalnya
mendiskusikan hasil pengamatan merupakan keterampilan
sosial.Berikut merupakan beberapa alasan diterapkannya keterampilan
proses dalam pembelajaran sains :1. Tuntutan dalam Standar Isi
(inkuiri dengan pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah)2. Hakikat sains (produk, proses, aplikasi teknologi,
sikap)3. Meningkatkan kebermaknaan dalam pembelajaran sains Harlen
(1992) membagi keterampilan proses menjadi a) mengamati, b)
berhipotesis, c) memprediksi, d) meneliti, e) menafsirkan data dan
menarik kesimpulan, dan f) berkomunikasi. Rustaman (2005) membagi
keterampilan proses menjadi 9, yaitu a) mengamati, b) menafsirkan
hasil pengamatan, c) mengelompokkan, d) memprediksi, e)
berkomunikasi, f) berhipotesis, g) merencanakan percobaaan, h)
menerapkan konsep, dan i) mengajukan pertanyaan. Meskipun demikian
apabila dikaji, pada hakikatnya tidak ada perbedaan. perbedaan yang
ada hanyalah karena seseorang menilai bahwa aspek tertentu sangat
penting sehingga perlu dimunculkan tersendiri.Pemberian pengalaman
belajar secara langsung dalam pembelajaran sains sangat ditekankan
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu
memecahkan masalah. Keterampilan proses sains yang digunakan di
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Standar Isi
antara lain :1. Mengamati2. Mengklasifikasi3. Mengukur4.
Menggunakan alat5. Mengkomunikasikan6. Menafsirkan7. Memprediksi8.
Melakukan eksperimenKeterampilan proses sains yang digunakan di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam
Standar Isi antara lain :1. Mengamati2. Menggolongkan atau
Mengkelaskan3. Mengukur4. Menggunakan alat5. Mengkomunikasikan
hasil6. Menafsirkan7. Memprediksi8. Menganalisis9. Mensintesis10.
Melakukan percobaanKeterampilan proses sains yang digunakan di
Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA) dalam Standar
Isi antara lain :1. Mengamati2. Mengukur3. Menggolongkan4.
Mengajuakn Pertanyaan5. Menyusun Hipotesis6. Merencanakan
percobaan7. Mengidentifikasi variabel8. Menentukan langkah kerja9.
Melakukan eksperimen10. Membuat dan Menafsirkan informasi/grafik11.
Menerapkan konsep12. Menyimpulkan13. Mengkomunikasikan baik secara
verbal maupun nonverbal.Berikut adalah jenis-jenis keterampilan
proses sains yang perlu dikuasai oleh siswa.1. Keterampilan
Mengamati (Observasi)Keterampilan proses ini mencakup keterampilan
untuk menggunakan segenap alat indera yang kita miliki. Mengamati
bukanlah sekedar melihat. Mengamati adalah menggunakan alat indera
(penglihat, pembau, pengecap, peraba, pendengar) untuk mendapatkan
informasi tentang suatu objek. Oleh karena itu mengamati tidaklah
sama dengan melihat dengan mata. Apabila mengamati hanya terbatas
melihat, maka seorang tunanetra tidak pernah melakukan pengamatan.
Seorang tunanetra ataupun seorang yang penglihatannya normal tetapi
dalam kondisi yang gelap gulita sesungguhnya juga melakukan
pengamatan, mungkin dengan indera pendengarnya, indera pembaunya,
ataupun indera perabanya. Dalam observasi tercakup beberapa
kegiatan seperti menghitung, mengukur, mengklasifikasi, maupun
mencari hubungan antara ruang dan waktu.a. PerhitunganKeterampilan
menghitung biasanya dilatih dan dibina melalui pelajaran
matematika, namun dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam dapat pula
dikembangkan. Hasil perhitungan dapat dikomunikasikan dengan cara
membuat tabel, grafik, atau histogram.b. PengukuranKeterampilan
mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Dasar dari pengukuran
adalah pembanding. Pertama-tama membanding-bandingkan satu benda
dengan benda lain. Kemudian memberikan satuan pada benda yang
diukur berdasarkan patokan internasional yang berlaku.c.
KlasifikasiDalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar
klasifikasi misalnya menurut suatu ciri khusus, tujuan, atau
kepentingan tertentu. Selain itu juga diperlukan kecermatan dalam
mengamati objek-objek yang akan diklasifikasikan sehingga dapat
menentukan dasar pengklasifikasian dengan tepat.d. Hubungan ruang
dan waktuRuang dan waktu biasanya berkaitan sangat erat misalnya
gerakan suatu benda. Benda bergerak dalam ruang dan gerakannya
selama waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui jarak maupun
kecepatannya.Indikator keterampilan mengobservasi antara lain
mencakupa. Menggunakan beberapa alat inderab. Memperhatikan ciri
khusus objek dan lingkungan yang diamatic. Mengidentifikasi
perbedaan dan persamaam objek yang diamatid. Menentukan urutan
kejadiane. Menggunakan alat bantu untuk mempertajam/membantu alat
indera2. Keterampilan merencanakan percobaana. Keterampilan
merumuskan pertanyaan penelitianKeterampilan merumuskan pertanyaan,
merupakan keterampilan dasar agar siswa bisa merancang dan
melakukan percobaan. Seringkali kita menyadari ada masalah namun
tidak terampil merumuskan pertanyaan yang akan dicari jawabannya.
Tanpa adanya kemampuan untuk merumuskan pertanyaan yang bisa
dijawab melalui percobaan atau pengamatan akan sulit untuk
merencanakan percobaan. Pertanyaan mempunyai peran penting dalam
belajar sebab kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik merupakan
kunci untuk mendapatkan jawaban terhadap apa yang ditanyakan.
Karena kurangnya keterampilan merumuskan pertanyaan, seringkali
siswa mengajukan pertanyaan yang terdengar aneh padahal
sesungguhnya yang mereka maksud bukanlah demikian. Pertanyaan yang
mengarahkan siswa untuk bisa melakukan percobaan sering disebut
dengan pertanyaan produktif. Beberapa indikator keterampilan
merumuskan pertanyaan antara lain adalah1) Pertanyaan hanya bisa
ditemukan jawabannya melalui pengamatan/percobaan2) Pertanyaan
mengarahkan pada kegiatan pengamatan/percobaan3) Jawaban pertanyaan
tidak harus ada di buku, namun bisa ditemukan sendiri
b. Keterampilan menentukan variabelBeberapa indikator
keterampilan menentukan variabel antara lain1) Menentukan variabel
bebas dan variabel terikat2) Mengidentifikasi variabel-variabel
yang bisa mempengaruhi variabel terikat3) Menentukan variabel yang
harus dikendalikanc. Keterampilan merumuskan hipotesisHipotesis
berkaitan erat dengan cara menemukan jawaban. Oleh karena itu
kemampuan merumuskan hipotesis sangat membantu untuk menentukan
langkah percobaan yang akan dilakukan. Beberapa indikator
keteramilan merumuskan hipotesis antara lain :1) Memberikan
alternatif penjelasan yang konsisten dengan bukti yang ada2)
Memberikan alternatif penjelasan yang konsisten dengan prinsip
ilmiah3) Menerapkan pengathuan yang telah dimiliki sebelumnya4)
Menyadari bahwa mungkin saja ada beberapa penjelasan yang sama-sama
masuk akald. Keterampilan menentukan cara dan langkah kerja
penyelidikan.Menentukan langkah-langkah kerja penyelidikan
merupakan keterampilan penting yang juga harus dikuasai siswa.
Termasuk dalam keterampilan proses ini adalah keterampilan memilih
alat dan keterampilan memilih metode. Dalam menyusun langkah kerja
siswa hendaknya memperhatikan variabel yang diteliti. Beberapa
indikator keterampilan menentukan cara dan langkah kerja
penyelidikan antara lain :1) Menentukan alat dan bahan yang sesuai
untuk melakukan penyelidikan2) Menentukan langkah-langkah yang
logis3) Menentukan cara yang tepat untuk melakukan percobaan4)
Merancang alat yang sesuai dengan tujuan penyelidikan
3. Keterampilan memprediksiSebuah prediksi adalah pernyataan
tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, atau
sesuatu yang belum diketahui dan akan diketahui di masa mendatang.
Keterampilan meramalkan atau memprediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan
suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.Prediksi berbeda
dengan ramalan yang tidak didasarkan pada bukti. Oleh karena itu,
prediksi hanya bisa dibuat berdasarkan informasi-informasi yang
telah tersedia. Beberapa indikator keterampilan memprediksi antara
lain1) Menggunakan informasi dari sebelumnya ataupun sekarang untuk
membuat prediksi2) Mendasarkan prediksi pada pola yang ada3)
Membedakan prediksi dari tebakan/ramalan4. Keterampilan menafsirkan
hasil pengamatan dan menarik kesimpulanDengan mengamati kita akan
mendapatkan hasil pengamatan. Namun hasil pengamatan tersebut tidak
berarti apa-apa apabila kita tidak bisa memaknai hasil tersebut.
Beberapa indikator terkait keterampilan menafsirkan hasil
pengamatan dan menarik kesimpulan antara lain :1) Menggabung
berbagai informasi yang terpisah menjadi sebuah pernyataan yang
bermakna2) Menemukan pola atau keteraturan dari informasi yang
berserakan3) Mengidentifikasi hubungan antar variabel yang ada5.
Keterampilan berkomunikasiKeterampilan berkomunikasi mencakup
keterampilan menyampaikan dan menerima informasi. Oleh karena itu
keterampilan berkomunikasi mencakup keterampilan menggunakan
bermacam bentuk komuniskasi baik lisan maupun tulisan. Dalam
komunikasi ilmiah sering dituntut kemampuan untuk menyajikan dan
membaca informasi secara mudah dan akurat, misalnya membaca dan
membuat grafik, tabel atau diagram. Pemilihan bentuk penyajian yang
tepat, misalnya grafik apa yang tepat atau bagaimana bentuk tabel
pengamatan yang efektif dan efisien untuk menuliskan hasil
pengamatan merupakan bagian dari keterampilan berkomunikasi yang
penting bagi siswa. Termasuk dalam keterampilan berkomunikasi juga
adalah menjelaskan hasil percobaan dan menyampaikan laporan secara
sistematis dan jelas. Beberapa indikator kemampuan berkomunikasi
antara lainbicara, mendengar, dan menulis untuk menyortir informasi
dan memperjelas makna :1) Membuat catatan hasil pengamatan secara
sistematis2) Menggunakan tabel, grafik, dan bentuk sajian lain
secara akurat3) Memilih bentuk penyajian yang tepat
F. METODE KEGIATAN1. Bentuk Kegiatana. Observasi b. Eksperimen2.
Alat dan BahanAlat :a. Penggarisb. Alat Tulisc. Toplesd.
StopwatchBahan : a. Kancing Bajub. Airc. Kertas3. Cara Kerjaa.
Mengocok isi toples dan menerka macam ukuran dan jumlah kancing
baju.b. Menuliskan jawaban masing-masing anggota kelompok tentang
macam ukuran dan jumlah kancing baju.c. Membuka isi toplesd.
Menghitung macam ukuran kancing serta jumlah kancing baju. Apakah
jawaban kalian menyimpang atau mendekati kenyataan? Mengapa
demikian?e. Membuat grafik balok jumlah masing-masing kancing baju
dan setiap ukuran.f. Melihat grafik dan mencatat jumlah
masing-masing ukuran.g. Menghitung total jumlah kancing baju.h.
Melakukan pengukuran untuk memperoleh informasi kancing dengan
ukuran mana yang paling banyak jumlahnya dan mana yang paling
sedikit.i. Membuat pengelompokan (dengan dasar tertentu) untuk
setiap langkah terus menerus hingga anda tidak mampu lagi membuat
kelompok yang lebih kecil lagi.j. Mencatat hasil pemisahan atau
pengelompokan anda dalam bentuk skema.k. Mengambil sebuah kancing
yang paling besar, kemudian menjatuhkannya di atas meja dari
ketinggian 30 cm. Bagaimana suara yang ditimbulkan?l. Meraba semua
kancing dan merasakan bagaimana rasanya.m. Meletakkan kancing baju
paling besar secara berjejer (berdampingan) dan bersinggungan di
atas garis di bawah ini. Berapa jumlah kancing baju yang diperlukan
supaya tepat menutup garis.n. Mengukur panjang garis di atas dengan
cara menghitung berapa jumlah kancinh baju yang diperlukan.o.
Mengukur panjang garis dengan penggaris. Menyamakan hasil
pengukuran dengan dengan kancing yang dikonversikan ke cm.
G. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Terkaan
NaracobaNo.NaracobaJumlahUkuran
1.Hafida Asni Akmalia202 macam
2.Lidya Kusuma Ratih203 macam
3.Ella Sofian Nova203 macam
4.Riza Sativani Hayati302 macam
5.Erischa Megawati253 macam
6.Fransisca Veni153 macam
2. Macam ukuran dan jumlah kancing baju sebenarnya.Ukuran : 3
macam (besar, sedang, dan kecil)Jumlah : 95 buah kancing baju dalam
toplesKeterangan : Terkaan jumlah kancing baju menyimpang, kepekaan
mendengarkan suara kancing itu tidak cukup untuk menentukan jumlah
kancing.3. Hasil hitungan jumlah kancing baju berdasarkan macam
ukuran serta warna kancing baju a. Kancing Berukuran Besar1) Biru :
192) Coklat tua : 93) Kuning: 8b. Kancing sedang1) Biru tua : 27c.
Kancing kecil1) Merah: 282) Coklat : 44. Jawaban praktikan tidak
ada yang semuanya tepat dengan kondisi isi toples. Untuk penerkaan
macam ukuran ada 4 dari 6 praktikan yang menjawab benar, yaitu 3
macam. Sedangkan 2 praktikan menjawab 2 macam. Untuk penerkaan
jumlah kancing sangat menyimpang jauh, jumlah sesungguhnya adalah
95 buah kancing baju, sedangkan terkaan hanya 15-30 kancing
baju.
5. Grafik balok jumlah masing-masing kancing baju dari setiap
ukuran:
6. Hasil pembacaan grafik adalah sebagai berikut :Jumlah kancing
berdasarkan ukuran :Ukuran besar : 36Ukuran sedang : 27Ukuran
kecil: 327. Total jumlah kancing baju adalah 95 buah8. Hasil
pengukuran :a. Kancing paling banyak jumlahnya : kancing berukuran
besarb. Kancing paling sedikit jumlahnya : Kancing berukuran
sedang
9. Hasil pengelompokan
merahbesarsedangkecilkecilbirucoklatmerahKancing bajuAda 2
lubanglebih dari 2 lubang
Berdasarkan lubang
Berdasarkan ukuranBerdasarkan ukuran
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Warna warna
warna warna
Eksperimen
10. Suara yang ditimbulkan dari penjatuhan kancing baju dengan
ketinggian 30 cm adalah berbunyi tak berbunyi 4x. Bunyi 4x ini
karena pantulan kancing baju 11. Hasil perabaan kancing :a. Kancing
besar :1) Warna kuning : bagian permukaan lebih halus dari pada
bagian belakang, bagian tengah tidak rata.2) Coklat : bagian
permukaan lebih halus, tepi tidak rata, bagian tengah tidak rata.3)
Biru : bagian permukaan lebih halus, bagian tengah tidak rata.b.
Kancing sedang1) Warna biru : permukaan lebih halus dari pada
bagian belakang, bagian tengah tidak rata.c. Kancing kecil1) Warna
merah : permukaan halus, tidak rata pada bagian tengah, pinggir
meninggi.2) Warna coklat : Permukaan halus, tidak rata pada bagian
tengah, permukaan belakang lebih rata.12. Dari hasl peletakan
kancing baju paling besar secara berjejer (berdampingan) dan
bersinggungan di atas garis yang ada di buku petunjuk praktikum,
maka jumlah kancing baju yang diperlukan supaya tepat menutup garis
adalah 4 buah kancing baju13. Panjang garis dengan penghitungan
jumlah 4 kancing baju yang diperlukan di atas adalah 8 cm. 14.
Diameter kancing 2 cm, hasil pengukuran garis sama dengan 4 kali
diameter kancing (dalam cm).15. Berikut hasil rancangan eksperimen
yang dilakukan oleh praktikan dengan bahan kancing baju dan toples
yang disediakan :a. Rumusan Masalah :1) Apakah ukuran kancing baju
berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya kancing baju ke dalam air
?2) Ukuran kancing baju yang mana yang memiliki kecepatan jatuh ke
air tertinggi ? b. Hipotesis :1) Ukuran kancing baju berpengaruh
terhadap kecepatan jatuhnya kancing baju ke dalam air 2) Ukuran
kancing baju yang paling besar yang memiliki kecepatan jatuh ke air
tertinggic. Variabel1) Variabel bebas : ukuran kancing (besar dan
kecil)2) Variabel kontrol : ketinggian jatuhnya kancing, praktikan
yang menjatuhkan kancing, waktu penjatuhan kancing
3) Variabel tergayut : Kecepatan jatuhnya kancingd. Rancangan
Eksperimen1) Alat dan bahana) Kancing (2 macam ukuran)b) Toplesc)
Aird) Penggaris2) Langkah kerjaa) Menyiapkan semua alat dan bahanb)
Mengisi toples dengan air setinggi 7,5 cmc) Menentukan jarak
dijatuhkan kancing dengan tinggi 15 cm di atas permukaan air.d)
Menjatuhkan 2 buah kancing secara bersamae) Mencatat waktu mulai
kancing jatuh sampai pada dasar toples.f) Melakukan ulangan
sebanyak 3xg) Memasukkan data dalam table pengamatanh) Melakukan
analisis datai) Menyimpulkan hasil e. Hasil
EksperimenUlanganKe-Waktu kancing mencapai dasar toples
(s)Kecepatan (cm/s)
Kancing KecilKancing BesarKancing kecilKancing Besar
I1,41,035,3571,281
II1,30,835,7699,036
III1,60,844,6878,928
Rata-rata Kecepatan 5,2716,415
Grafik Kecepatan Jatuhnya Kancing Baju Ke Dalam AirBerdasarkan
Ukuranf. PembahasanPercobaan ini kami pilih atas dasar hipotesis
kami yaitu Kancing yang berukuran lebih besar akan jatuh terlebih
dahulu dibandingkan kancing yang lebih kecil karena semakin besar
ukuran benda maka massanya semakin besar apabila dihubungkan dengan
rumus gaya (F= m.g ) maka benda yang memiliki massa lebih besar
akan memiliki gaya yang lebih besar pula. Hipotesis ini kemudian
kami uji dengan eksperimen berupa menjatuhkan dua kancing dengan
ukuran berbeda dari ketinggian yang sama yaitu 15 cm di atas
permukaan air. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat seberapa lama
kedua kancing mencapai dasar toples yang berisi air. Pengukuran
lamanya waktu kancing mencapai dasar dilakukan dengan menggunakan
stop watch, stop watch dinyalakan tepat pada saat kancing mulai
dijatuhkan dari ketinggin 15 cm di atas permukaan air. Kemudian
stop watch dimatikan tepat saat kancing menyentuh dasar toples yang
berisi air. Untuk mengamati hal tersebut kami membutuhkan dua
pengamat untuk mengamati masing- masing kancing hal ini dilakukan
agar didapatkan waktu perhitungan yang tepat. Kami melakukan 3
pengulangan untuk masing- masing kancing. Setelah kegiatan
dilakukan kemudian hasil pengamatan dicatat dalam table pengamatan.
Dari data yang diperoleh kami mencari kecepatan jatuhnya kancing
sampai mencapai dasar toples yang berisi air. Pada percobaan
pertama kancing yang berukuran besar memili kecepatan Kemudian dari
perhitungan tersbut kami menghitung rata- rata kecepatan masing-
masing kancing. Untuk kancing yang berukuran besar memerlukan waktu
1,03 detik untuk mencapai dasar toples. Ulangan yang kedua
memerlukan waktu 0,83 detik, ulangan ketiga 0,84 detik untuk
mencapai dasar toples. Jadi untuk menghitung kecepatan maka
digunakan rumus V= S/t. Dimana V adalah kecepatan (cm/s), S adalah
ketinggian (cm), dan t adalah waktu (sekon). Sehingga kecepatan
untuk masing-masing ulangan yaitu 1,281 cm/s, 9,036 cm/s, 8,928
cm/s. dan kecepatan rata-rata diperoleh dengan cara membagi
ketinggian dengan rata-rata waktu yaitu sebesar 6,415 cm/s.
Pengukuran kecepatan pada kancing yang berukuran kecil menggunakan
rumus yang sama seperti pada kancing yang berukuran besar yaitu V=
S/t. Dari data yang telah diperoleh maka diketahui kecepatan
masing-masing untuk kancing kecil dari ulangan pertama hingga
ketiga adalah 5,357 cm/s, 5,769 cm/s, 4,687. Dan untuk kecepatan
rata-rata diperoleh dengan membagi jarak (ketinggian) dengan waktu
rata-rata yaitu sebesar 5,271 cm/s. Perbedaan kecepatan dari kedua
pengamatan tersebut menunjukkan bahwa kancing baju yang berukuran
besar akan lebih cepat mencapai dasar toples dibandingakan denagn
kancing baju yang berukuran lebih kecil, artinya pada kancing yang
berukuran besar waktu yang dibutuhkan untuk mencapai dasar lebih
sedikit dibandingkan kancing yang berukuran kecil. Untuk mengukur
kecepatan diperoleh dengan membagi jarak dengan waktu. Dengan
demikian kecepatan berbanding terbalik dengan waktu. Semakin
sedikit waktu yang diperlukan berarti semakin cepat kancing baju
tersebut mencapai dasar toples. Dengan demikian kancing baju yang
berukuran besar memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan
kancing yang berukuran kecil.g. Kesimpulan1) Ukuran kancing baju
berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya kancing baju ke dalam air
2) Ukuran kancing baju yang paling besar yang memiliki kecepatan
jatuh ke air tertinggi
H. PEMBAHASANPraktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat
memahami keterampilan proses sains melalui sutu kegiatan yaitu
misteri kancing baju. Keterampilan proses sains merupakan
keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan
menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori
sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual)
maupun keterampilan sosial. Keterampilan proses sains melibatkan
keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan
sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena
dengan melakukan keterampilan proses sains, siswa menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan dan perakitan alat. Interaksi dengan
sesamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, misalnya
mendiskusikan hasil pengamatan merupakan keterampilan sosial.Untuk
mempelajari berbagai keterampilan proses sains tersebut, maka ada
beberapa kegiatan misteri kancing baju yang kita lakukan yakni
menebak macam ukuran dan jumlah dari kancing baju yang berada di
toples, melakukan pembuktian, pembutan grafik, pengukuran,
penaksiran, pengamatan dengan perabaan, dan melakukan eksperimen
dengan kancing baju tersebut. Kegiatan yang pertama kali dilakukan
adalah menebak isi toples yang terbungkus plastik hitam mengenai
jumlah dan macam kancing baju yang terdapat di dalamnya. Kegiatan
menebak kami lakukan dengan mengocok toples. Setelah menuliskan
jawaban masing-masing maka kamipun membuka toples untuk mengetahui
apakah tebakan kami berhasil atau tidak. Dari keenam praktikan
tidak dapat menebak dengan benar jumlah kancing yang ada dan hanya
ada 4 praktikan yang dapat menebak dengan benar untuk macam
kancing. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana
praktikan dapat melakukan perkiraan terhadap jumlah dan macam
kancing dari suara yang didengar. proses pengocokan menimbulkan
suara yang memberi tanda bahwa di dalam toples yang terbungkus
plastik hitam terdapat beberapa macam kancing baju. Penulisan
jawaban dilakukan secara rahasia tanpa diketahui anggota kelompok
yang lain. Hal ini dimaksudkan agar jawaban setiap praktikan
objective dan tidak terpengaruh jawaban dari teman lain.
ketidakberhasilan praktikan menebak dikarenakan setiap praktikan
memiliki interpretasi yang berbeda dari bunyi yang ditimbulkan dari
proses pengocokan. Hal ini melatih keterampilan proses sains
praktikan, yaitu melakukan perkiraan.Langkah selanjutnya adalah
parktikan melatih keterampilan proses sains berupa observasi
(pengamatan), yakni dengan melakukan pengamatan terhadap kancing
baju yang terdapat di dalam toples. Pengamatan meliputi pengamatan
warna, ukuran kancing, bentuk kancing, perabaan permukaan,
penghitungan jumlah lubang kancing baju, dan menghitung jumlah
kancing baju berdasarkan beberapa dasar. Pertama adalah melakukan
pengukuran untuk memperoleh informasi kancing dengan ukuran yang
paling banyak jumlahnya dan yang paling sedikit jumlahnya.
Praktikan telah melakukan pengukuran terhadap kancing baju sehingga
diperoleh tiga macam ukuran kancing meliputi: besar, sedang, dan
kecil. Setelah itu praktikan melakukan perhitungan jumlah masing-
masing ukuran kancing sehingga diperoleh data mengenai ukuran
kancing yang mempunyai jumlah paling banyak dan yang mempunyai
jumlah paling sedikit. Hasil yang kami peroleh yaitu. Kancing
paling banyak jumlahnya adalah kancing berukuran besar. Kancing
paling sedikit jumlahnya adalah kancing berukuran sedang.
Selanjutnya praktikan mengambil kancing yang berukuran paling besar
kemudian menjatuhkan di atas meja dari ketinggian 30 cm sehingga
menimbulkan suara tentu. Suara yang terdengar oleh praktilan adalah
bunyi tak sebanyak 4 kali. Dalam kegiatan ini praktikan dilatih
untuk peka terhadap suara atau bunyi yang di timbulkan oleh suatu
benda, yang mana diketahui mendengar termasuk ke dalam keterampilan
observasi. Kegiatan selanjutnya kami melakukan perabaan terhadap
kancing dan merasakan struktur permukaan yang ada pada kancing.
Dari kegiatan meraba tersebut praktikan dapat mengetahui bahwa
permukaan ke empat kancing berbeda. Sehingga dengan melatih indera
peraba merupakan salah satu hal untuk menunjang proses observasi
terhadap suatu objek. Keterampilan proses sains yang dapat
dipelajari praktikan dalam serangkaian kegiatan observasi ini
adalah keterampilan observasi dengan perhitungan, pengukuran, dan
klasifikasi.Langkah selanjutnya dalam praktikum ini adalah membuat
grafik balok jumlah masing- masing kancing baju dan setiap ukuran.
Pembuatan grafik balok ini menunjukan bahwa praktikan telah
melakukan pengorganisasian data yang ditampilkan dalam diagram
batang. Grafik ini akan memudahkan praktikan dan pembaca untuk
membandingkan jumlah kancing yang ada di dalam toples tanpa harus
menghitung ulang secara langsung. Kegiatan ini melatih keterampilan
proses sains praktikan yaitu mengkomunikasikan hasil pengamatan
dalam bentuk grafik.Berikutnya yakni meletakkan kancing baju paling
besar secara berdampingan dan bersinggungan di atas garis yang
ditentukan. Sebelumnya, panjang garis diukur terlebih dahulu dan
didapatkan hasil panjang garis adalah 8 cm. Praktikan juga
melakukan pengukuran terhadap diameter kancing baju. Diameter
terukur yaitu 2 cm. Praktikan menempatkan kancing baju ukuran
terbesar sampai tepat menutup garis dan diperolehlah 4 kancing
baju. Dari kegiatan ini dilihat bahwa praktikan dapat mengukur
dengan tepat panjang garis yang sesuai dengan diameter kancing
dikalikan dengan jumlah kancing baju yang diperlukan untuk menutup
garis. Jadi, praktikan berhasil membuktikan bahwa pengukuran dengan
kancing sama dengan hasil pengukuran yang dikonversikan dalam
satuan cm. Hal ini menunjukkan kegiatan pengukuran yang merupakan
salah satu dari keterampilan proses observasi dan juga keterampilan
proses penaksiran.Kegiatn terakhir yang kami lakukan adalah
merancang kegiatan eksperimen dengan kancing baju yang telah
disediakan serta melakukan eksperimen tersebut. Eksperimen yang
kami pilih adalah mengetahui hubungan antara ukuran kancing baju
dengan kecepatan jatuh kancing dalam air. Percobaan ini kami pilih
atas dasar hipotesis kami yaitu kancing yang berukuran lebih besar
akan jatuh terlebih dahulu dibandingkan kancing yang lebih kecil
karena semakin besar ukuran benda maka massanya semakin besar
apabila dihubungkan dengan rumus gaya (F= m.g ) maka benda yang
memiliki massa lebih besar akan memiliki gaya yang lebih besar
pula. Hipotesis ini kemudian kami uji dengan eksperimen berupa
menjatuhkan dua kancing dengan ukuran berbeda dari ketinggian yang
sama yaitu 15 cm di atas permukaan air. Kegiatan ini dilakukan
untuk melihat seberapa lama kedua kancing mencapai dasar toples
yang berisi air. Pengukuran lamanya waktu kancing mencapai dasar
dilakukan dengan menggunakan stop watch, stop watch dinyalakan
tepat pada saat kancing mulai dijatuhkan dari ketinggin 15 cm di
atas permukaan air. Kemudian stop watch dimatikan tepat saat
kancing menyentuh dasar toples yang berisi air. Untuk mengamati hal
tersebut kami membutuhkan dua pengamat untuk mengamati masing-
masing kancing hal ini dilakukan agar didapatkan waktu perhitungan
yang tepat. Kami melakukan 3 pengulangan untuk masing- masing
kancing. Setelah kegiatan dilakukan kemudian hasil pengamatan
dicatat dalam table pengamatan. Dari data yang diperoleh kami
mencari kecepatan jatuhnya kancing sampai mencapai dasar toples
yang berisi air. Pada percobaan pertama kancing yang berukuran
besar memili kecepatan Kemudian dari perhitungan tersbut kami
menghitung rata- rata kecepatan masing- masing kancing. Untuk
kancing yang berukuran besar memerlukan waktu 1,03 detik untuk
mencapai dasar toples. Ulangan yang kedua memerlukan waktu 0,83
detik, ulangan ketiga 0,84 detik untuk mencapai dasar toples. Jadi
untuk menghitung kecepatan maka digunakan rumus V= S/t. Dimana V
adalah kecepatan (cm/s), S adalah ketinggian (cm), dan t adalah
waktu (sekon). Untuk mengukur kecepatan diperoleh dengan membagi
jarak dengan waktu. Dengan demikian kecepatan berbanding terbalik
dengan waktu. Semakin sedikit waktu yang diperlukan berarti semakin
cepat kancing baju tersebut mencapai dasar toples. Dari hasil
eksperimen menunjukkan bahwa kancing baju yang berukuran besar
memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kancing yang
berukuran kecil.Berdasarkan kegiatan eksperimen tersebut, kami
belajar beberapa keterampilan proses sains diantaranya adalah
keterampilan merumuskan masalah, menentukan hipotesis, keterampilan
mengamati, dalam hal ini keterampilan mengamati jatuhnya kancing
baju sampai mencapai dasar toples, keterampilan mengukur yaitu
mengukur waktu yang diperlukan untuk tiap kancing sampi mencapai
dasar toples, keterampilan meramalkan/memprediksi yaitu memprediksi
kancing yang akan jatuh terlebih dahulu (kancing besar/kecil),
keterampilan mengorganisasikan data yaitu mencatat data dalam
sebuah table agar mudah dipahami baik bagi peneliti maupun orang
lain, keterampilan menghitung yaitu menghitung kecepatan dengan
menggunakan rumus berdasarkan data yang tercatat (data mengenai
waktu dan ketinggian), keterampilan mengkomunikasikan hasil yakni
melakukan pembuatan grafik, penyajian data dalam bentuk tabel,
serta yang terakhir adalah mengtemngkan keterampilan menyimpulkan
yaitu menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari kegiatan apakah
sesuai dengan hipotesis yang dikemukan atau tidak.Dari serangkaian
kegiatan misteri kancing baju ini banyak hal yang dapat diperoleh
oleh praktikan, yaitu bagaimana belajar keterampilan proses,
terutama keterampilan proses sains diantaranya meliputi
keterampilan proses observasi (pengamatan), mengkomunikasikan
hasil, melakukan penaksiran, dan melakukan eksperimen yang di
dalamnya juga mengembangkan keterampilan proses merumuskan masalah,
menentukan hipotesis, merancang kegiatan eksperimen,
mengkomunikasikan hasil, dan melakukan penyimpulan.
I. KESIMPULANBerdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa dari kegiatan misteri kancing baju, praktikan
dapat mengembangkan keterampilan proses sains sebagai berikut :a.
Keterampilan memprediksi (menaksir) yaitu dengan kegiatan menerka
jumlah kancing yang terdapat dalam toples beserta ukurannyab.
Keterampilan mengamati (observasi) yang meliputi keterampilan
pengukuran, klasifikasi, dan penghitungan dengan mengamati kancing
baju yang ada di toples. c. Keterampilan mengorganisasikan dan
mengkomunikasikan data yaitu dengan membuat grafik dan tabel
mengenai jumlah kancing baju dari tiap-tiap ukurand. Keterampilan
melakukan eksperimen yang di dalamnya meiputi keterampilan proses
merumuskan masalah, menentukan hipotesis, merancang kegiatan
eksperimen, mengkomunikasikan hasil, dan melakukan penyimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. BBM III : Keterampilan Proses Sains. Diambil dari
www.google.com pada tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIB
Penyelenggara Setifikasi Guru Rayon 24. 2010. Pembelajaran Sains
Menurut Kurikulum 2006 (Bahan PLPG UNM). Diambil dari
www.google.com pada tanggal 1 November 2011 pukul 21.30
WIBSemiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses.
Jakarta : Gramedia Widiasarana IndonesiaSidharta, Arief. 2011.
Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. Diambil dari www.google.com pada
tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIBWahono, Widodo. 2011. Peta
Konsep Keterampilan Proses Sains. Diambil dari www.google.com pada
tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIBWibowo, Yuni, dkk. 2011.
Petunjuk Praktikum Pendidikan Sains. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
LAMPIRANHasil EksperimenHubungan Ukuran Kancing Baju dengan
Kecepatan Jatuhnya ke Dalam Air
A. JudulHubungan ukuran kancing baju terhadap kecepatan jatuhnya
kancing baju dalam air.
B. Rumusan Masalah :1) Apakah ukuran kancing baju berpengaruh
terhadap kecepatan jatuhnya kancing baju ke dalam air ?2) Ukuran
kancing baju yang mana yang memiliki kecepatan jatuh ke air
tertinggi ?
C. Hipotesis :1) Ukuran kancing baju berpengaruh terhadap
kecepatan jatuhnya kancing baju ke dalam air 2) Ukuran kancing baju
yang paling besar yang memiliki kecepatan jatuh ke air
tertinggi
D. Variabel1) Variabel bebas : ukuran kancing (besar dan
kecil)2) Variabel kontrol : ketinggian jatuhnya kancing, praktikan
yang menjatuhkan kancing, waktu penjatuhan kancing3) Variabel
tergayut : Kecepatan jatuhnya kancing
E. Rancangan Eksperimen1) Alat dan bahana) Kancing (2 macam
ukuran)b) Toplesc) Aird) Penggaris2) Langkah kerjaa) Menyiapkan
semua alat dan bahanb) Mengisi toples dengan air setinggi 7,5 cmc)
Menentukan jarak dijatuhkan kancing dengan tinggi 15 cm di atas
permukaan air.d) Menjatuhkan 2 buah kancing secara bersamae)
Mencatat waktu mulai kancing jatuh sampai pada dasar toples.f)
Melakukan ulangan sebanyak 3xg) Memasukkan data dalam table
pengamatanh) Melakukan analisis datai) Menyimpulkan hasil
F. Data Hasil EksperimenUlanganKe-Waktu kancing mencapai dasar
toples (s)Kecepatan (cm/s)
Kancing KecilKancing BesarKancing kecilKancing Besar
I1,41,035,3571,281
II1,30,835,7699,036
III1,60,844,6878,928
Rata-rata Kecepatan 5,2716,415
Grafik Kecepatan Jatuhnya Kancing Baju Ke Dalam AirBerdasarkan
Ukuran
G. PembahasanPercobaan ini kami pilih atas dasar hipotesis kami
yaitu Kancing yang berukuran lebih besar akan jatuh terlebih dahulu
dibandingkan kancing yang lebih kecil karena semakin besar ukuran
benda maka massanya semakin besar apabila dihubungkan dengan rumus
gaya (F= m.g ) maka benda yang memiliki massa lebih besar akan
memiliki gaya yang lebih besar pula. Hipotesis ini kemudian kami
uji dengan eksperimen berupa menjatuhkan dua kancing dengan ukuran
berbeda dari ketinggian yang sama yaitu 15 cm di atas permukaan
air. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat seberapa lama kedua
kancing mencapai dasar toples yang berisi air. Pengukuran lamanya
waktu kancing mencapai dasar dilakukan dengan menggunakan stop
watch, stop watch dinyalakan tepat pada saat kancing mulai
dijatuhkan dari ketinggin 15 cm di atas permukaan air. Kemudian
stop watch dimatikan tepat saat kancing menyentuh dasar toples yang
berisi air. Untuk mengamati hal tersebut kami membutuhkan dua
pengamat untuk mengamati masing- masing kancing hal ini dilakukan
agar didapatkan waktu perhitungan yang tepat. Kami melakukan 3
pengulangan untuk masing- masing kancing. Setelah kegiatan
dilakukan kemudian hasil pengamatan dicatat dalam table pengamatan.
Dari data yang diperoleh kami mencari kecepatan jatuhnya kancing
sampai mencapai dasar toples yang berisi air. Pada percobaan
pertama kancing yang berukuran besar memili kecepatan Kemudian dari
perhitungan tersbut kami menghitung rata- rata kecepatan masing-
masing kancing. Untuk kancing yang berukuran besar memerlukan waktu
1,03 detik untuk mencapai dasar toples. Ulangan yang kedua
memerlukan waktu 0,83 detik, ulangan ketiga 0,84 detik untuk
mencapai dasar toples. Jadi untuk menghitung kecepatan maka
digunakan rumus V= S/t. Dimana V adalah kecepatan (cm/s), S adalah
ketinggian (cm), dan t adalah waktu (sekon). Sehingga kecepatan
untuk masing-masing ulangan yaitu 1,281 cm/s, 9,036 cm/s, 8,928
cm/s. dan kecepatan rata-rata diperoleh dengan cara membagi
ketinggian dengan rata-rata waktu yaitu sebesar 6,415 cm/s.
Pengukuran kecepatan pada kancing yang berukuran kecil menggunakan
rumus yang sama seperti pada kancing yang berukuran besar yaitu V=
S/t. Dari data yang telah diperoleh maka diketahui kecepatan
masing-masing untuk kancing kecil dari ulangan pertama hingga
ketiga adalah 5,357 cm/s, 5,769 cm/s, 4,687. Dan untuk kecepatan
rata-rata diperoleh dengan membagi jarak (ketinggian) dengan waktu
rata-rata yaitu sebesar 5,271 cm/s. Perbedaan kecepatan dari kedua
pengamatan tersebut menunjukkan bahwa kancing baju yang berukuran
besar akan lebih cepat mencapai dasar toples dibandingakan denagn
kancing baju yang berukuran lebih kecil, artinya pada kancing yang
berukuran besar waktu yang dibutuhkan untuk mencapai dasar lebih
sedikit dibandingkan kancing yang berukuran kecil. Untuk mengukur
kecepatan diperoleh dengan membagi jarak dengan waktu. Dengan
demikian kecepatan berbanding terbalik dengan waktu. Semakin
sedikit waktu yang diperlukan berarti semakin cepat kancing baju
tersebut mencapai dasar toples. Dengan demikian kancing baju yang
berukuran besar memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan
kancing yang berukuran kecil.Berdasarkan kegiatan tersebut, kami
belajar beberapa keterampilan proses sains diantaranya adalah
keterampilan mengamati, dalam hal ini keterampilan mengamati
jatuhnya kancing baju sampai mencapai dasar toples, keterampilan
mengukur yaitu mengukur waktu yang diperlukan untuk tiap kancing
sampi mencapai dasar toples, keterampilan meramalkan/memprediksi
yaitu memprediksi kancing yang akan jatuh terlebih dahulu (kancing
besar/kecil), keterampilan mengorganisasikan data yaitu mencatat
data dalam sebuah table agar mudah dipahami baik bagi peneliti
maupun orang lain, keterampilan menghitung yaitu menghitung
kecepatan dengan menggunakan rumus berdasarkan data yang tercatat
(data mengenai waktu dan ketinggian), keterampilan menyimpulka
yaitu menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari kegiatan apakah
sesuai dengan hipotesis yang dikemukan atau tidak.
H. Kesimpulan1. Ukuran kancing baju berpengaruh terhadap
kecepatan jatuhnya kancing baju ke dalam air 2. Ukuran kancing baju
yang paling besar yang memiliki kecepatan jatuh ke air
tertinggi27